SlideShare una empresa de Scribd logo
1 de 6
Descargar para leer sin conexión
JAKSAAGUNG 

REPUBLIK INDONESIA 

PEDOMAN 

NOMOR 7 TAHUN 2020 

TENTANG 

PEMBERIAN IZIN JAKSA AGUNG ATAS PEMANGGILAN, PEMERIKSAAN, 

PENGGELEDAHAN, PENANGKAPAN, DAN PENAHANAN TERHADAP JAKSA 

YANG DIDUGA MELAKUKAN TINDAK PIDANA 

BAB I 

PENDAHULUAN 

1. 	 Latar Belakang
a. 	 Bahwa profesi Jaksa sebagai penyelenggara dan pengendali perkara
pidana atau selaku dominus litis memiliki peran penting dan strategis
untuk mewujudkan supremasi hukum. Dalam menjalankan tugas
penegakan hukum, Jaksa seringkali berada dalam situasi yang tidak
menguntungkan dari segi keamanan baik harta benda, keluarga
bahkan jiwanya sendiri sehingga memerlukan pelindungan hukum.
b. 	 Bahwa salah satu bentuk pelindungan terhadap profesi Jaksa
diwujudkan dalam bentuk pemberian izin oleh Jaksa Agung atas
pemanggilan, pemeriksaan, penggeledahan, penangkapan, dan
penahanan terhadap Jaksa yang diduga melakukan tindak pidana
pada saat melaksanakan tugas dan wewenangnya berdasarkan
undang-undang.
c. 	 Bahwa Jaksa Agung sebagai pimpinan tertinggi Kejaksaan
bertanggung jawab mengendalikan dan menjamin pelaksanaan tugas
dan wewenang Jaksa dalam proses penegakan hukum berjalan
dengan baik dan benar menurut saluran hierarki serta dalam rangka
menjaga harkat dan martabat Jaksa sebagai profesi terhormat.
- 2 ­
2. 	 Maksud dan Tujuan
a. 	 Maksud
Pedoman ini dimaksudkan sebagai acuan terhadap pemberian izin
Jaksa Agung atas pemanggilan, pemeriksaan, penggeledahan,
penangkapan, dan penahanan terhadap Jaksa yang diduga
melakukan tindak pidana sebagaimana ketentuan dalam Pasal 8 ayat
(5) Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2004 tentang Kejaksaan
Republik Indonesia.
b. 	 Tujuan
Pedoman In! bertujuan untuk memberikan pelindungan kepada
Jaksa untuk dapat menjalankan profesinya tanpa mendapatkan
intimidasi, gangguan, godaaan, campur tangan yang tidak tepat atau
pembeberan yang belum diuji kebenarannya baik terhadap
pertanggungjawaban perdata, pidana, maupun pertanggungjawaban
lainnya.
3. 	 Ruang Lingkup
Ruang lingkup Pedoman ini meliputi pemberian izin Jaksa Agung atas
pemanggilan, pemeriksaan, penggeledahan, penangkapan, dan penahanan
terhadap J aksa yang diduga melakukan tindak pidana.
4. 	 Dasar Hukum
a. 	 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1981 Nomor 76,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3209);
b. 	 Undang··Undang Nomor 16 Tahun 2004 tentang Kejaksaan Republik
Indonesia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor
67, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4401);
c. 	 Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2006 tentang Perlindungan Saksi
dan Korban (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006
Nomor 64, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4635) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 31
Tahun 2014 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 13
Tahun 2006 tentang Perlindungan Saksi dan Korban (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 293, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5602);
- 3 ­
d. 	 Peraturan Presiden Nomor 38 Tahun 2010 tentang Organisasi dan
Tata Kerja Kejaksaan Republik Indonesia sebagaimana telah diubah
dengan Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2016 tentang
Perubahan atas Peraturan Presiden Nomor 38 Tahun 2010 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Kejaksaan Republik Indonesia (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 65);
e. 	 Peraturan Jaksa Agung Nomor: PER-006/A/JA/07/2017 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Kejaksaan Republik Indonesia (Berita
Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 1069) sebagaimana
telah diubah dengan Peraturan Kejaksaan Nomor 6 Tahun 2019
tentang Perubahan atas Peraturan Jaksa Agung Nomor: PER­
006/A/JA/07/2017 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kejaksaan
Republik Indonesia (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2019
Nomor 1094).
BAB II
TATA CARA PEROLEHAN IZIN JAKSA AGUNG
Jaksa yang diduga melakukan tindak pidana, maka pemanggilan,
pemeriksaan, penggeledahan, penangkapan, dan penahanan terhadap Jaksa
yang bersangkutan hanya dapat dilakukan atas izin Jaksa Agung, yang dalam
pelaksanaannya ditentukan sebagai berikut:
1) Untuk memperoleh lzm Jaksa Agung, instansi pemohon harus
mengajukan permohonan izin pemanggilan, pemeriksaan, penggeledahan,
penangkapan, dan penahanan terhadap Jaksa yang disangka melakukan
tindak pidana.
2) Permohonan sebagaimana dimaksud pada angka 1) harus dilengkapi
dengan dokumen persyaratan, paling sedikit:
a. surat pemberitahuan dimulainya penyidikan;
b. laporan atau pengaduan;
c. resume penyidikan/laporan perkembangan penyidikan; dan
d. berita acara pemeriksaan saksi.
3) Permohonan izin Jaksa Agung sebagaimana dimaksud pada angka 1)
dilakukan pemeriksaan terhadap:
a. seluruh kelengkapan dokumen persyaratan sebagaimana dimaksud
pada angka 2);
- 4 ­
b. kesesuaian dokumen dengan substansi yang termuat dalam dokumen;
dan
c. urgensi pemanggilan, pemeriksaan, penggeledahan, penangkapan, dan
penahanan terhadap Jaksa yang bersangkutan.
4) Asisten Umum Jaksa Agung, Asisten Khusus Jaksa Agung, atau pejabat
lainnya ditunjuk oleh Jaksa Agung untuk melakukan pemeriksaan
permohonan izin sebagaimana dimaksud pada angka 3).
5) Dalam keadaan tertentu, Asisten Umum Jaksa Agung, Asisten Khusus
Jaksa Agung, atau pejabat lainnya yang ditunjuk Jaksa Agung
berkoordinasi dengan Jaksa Agung Muda terkait untuk memperoleh
informasi dan pendapat mengenai Jaksa yang hendak dilakukan
pemanggilan, pemeriksaan, penggeledahan, penangkapan, dan
penahanan.
6) Untuk memberikan informasi yang lebih lengkap dan pendapat mengenai
Jaksa yang hendak dilakukan pemanggilan, pemeriksaan, penggeledahan,
penangkapan, dan penahanan, Jaksa Agung Muda terkait dapat
melakukan ekspose.
7) Ekspose sebagaimana dimaksud pada angka 6) dapat melibatkan satuan
kerja terkait.
8) Dalam hal berdasarkan hasil pemeriksaan sebagaimana dimaksud pada
angka 4) dinyatakan tidak lengkap, tidak bersesuaian atau tidak memiliki
urgensi untuk dilakukan pemanggilan, pemeriksaan, penggeledahan,
penangkapan, dan penahanan terhadap Jaksa yang bersangkutan maka
Asisten Umum Jaksa Agung, Asisten Khusus Jaksa Agung, atau pejabat
lainnya yang ditunjuk Jaksa Agung memberikan pertimbangan kepada
Jaksa Agung untuk menolak permohonan izin dari instansi pemohon.
9) Persetujuan atau penolakan permohonan izin Jaksa Agung disampaikan
oleh Asisten Umum Jaksa Agung, Asisten Khusus Jaksa Agung, atau
pejabat lainnya yang ditunjuk kepada pimpinan instansi penyidik paling
lama 2 (dua) hari kerja sejak persetujuan izin Jaksa Agung diterbitkan.
10) 	 Penyampaian persetujuan atau penolakan permohonan izin Jaksa Agung
sebagaimana dimaksud pada angka 9) disampaikan tembusannya kepada
satuan kerja terkait.
11) 	 Permohonan izin sebagaimana dimaksud pada angka 1) tidak diberikan
dalam hal pemanggilan, pemeriksaan, penggeledahan, penangkapan, dan
penahanan terhadap Jaksa yang terlebih dahulu menyampaikan laporan
- 5 

hingga kasus yang dilaporkan oleh Jaksa telah diputus oleh pengadilan
dan telah memperoleh kekuatan hukum tetap.
12) 	 Dalam hal terdapat surat permohonan izin dari instansi lain yang hendak
melakukan pemanggilan, pemeriksaan, penggeledahan, penangkapan, dan
penahanan terhadap Jaksa yang langsung ditujukan kepada kepala
satuan kerja maka kepala satuan kerja:
a. 	meneliti terlebih dahulu apakah dugaan tindak pidana yang
dituduhkan kepada Jaksa tersebut memang benar suatu perbuatan
pidana atau sebagai bentuk intimidasi Jaksa dalam menjalankan
profesinya.
b. 	memberikan petunjuk kepada instansi tersebut untuk mengirimkan
surat permohonan izinnya ditujukan kepada Jaksa Agung dengan
memperhatikan asas kesetaraan institusi, apabila dugaan tindak
pidana yang dituduhkan kepada Jaksa tersebut benar.
c. 	 melindungi Jaksa tersebut dengan berkoordinasi dengan instansi
terkait, apabila dugaan tindak pidana yang dituduhkan kepada Jaksa
tersebut tidak benar.
13) 	 Untuk Jaksa yang tertangkap tangan melakukan tindak pidana maka:
a. 	 Izin Jaksa Agung tidak diperlukan; dan
b. 	 Kepala satuan kerja segera berkoordinasi dengan instansi lain terkait,
mengambil langkah-Iangkah yang dianggap perlu dan memberikan
bantuan pendampingan hukum kepada Jaksa yang tertangkap tangan
melakukan tindak pidana.
14) 	 Ketentuan pemanggilan, pemeriksaan, penggeledahan, penangkapan, dan
penahanan terhadap Jaksa berdasarkan Pedoman ini berlaku secara
mutatis mutandis terhadap Jaksa sebagai saksi.
BAB III 

PELAPORAN 

Pelaksanaan izin Jaksa Agung dilaporkan oleh kepala satuan kerja tempat
Jaksa yang bersangkutan bertugas danjatau satuan kerja Kejaksaan yang
daerah hukumnya sarna dengan pemohon secara berjenjang kepada Jaksa
- 6 -

Agung yang tembusannya disampaikan kepada Jaksa Agung Muda terkait dan
Jaksa Agung Muda Pengawasan.
BABIV 

PENUTUP 

Pedoman ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 6 Agustus 2020
JAKSA AGUNG REPUBLIK INDONESIA,

Más contenido relacionado

La actualidad más candente

PPT MATERI KULIAH HUKUM ACARA PIDANA
PPT MATERI KULIAH HUKUM ACARA PIDANAPPT MATERI KULIAH HUKUM ACARA PIDANA
PPT MATERI KULIAH HUKUM ACARA PIDANADian Oktavia
 
7 upaya paksa ( penangkapan, penahanan, pengeledahan dan penyitaan);
7 upaya paksa ( penangkapan, penahanan, pengeledahan dan penyitaan);7 upaya paksa ( penangkapan, penahanan, pengeledahan dan penyitaan);
7 upaya paksa ( penangkapan, penahanan, pengeledahan dan penyitaan);GradeAlfonso
 
PPT HUKUM PIDANA - Pra peradilan Di Indonesia
PPT HUKUM PIDANA - Pra peradilan Di IndonesiaPPT HUKUM PIDANA - Pra peradilan Di Indonesia
PPT HUKUM PIDANA - Pra peradilan Di IndonesiaBagus Edi Prayogo
 
6 ruang lingkup, sumber hukum dan penyidikan
6 ruang lingkup, sumber hukum dan penyidikan6 ruang lingkup, sumber hukum dan penyidikan
6 ruang lingkup, sumber hukum dan penyidikanGradeAlfonso
 
Hukum pidana khusus - Hukum formil tindak pidana korupsi (Idik Saeful Bahri)
Hukum pidana khusus - Hukum formil tindak pidana korupsi (Idik Saeful Bahri)Hukum pidana khusus - Hukum formil tindak pidana korupsi (Idik Saeful Bahri)
Hukum pidana khusus - Hukum formil tindak pidana korupsi (Idik Saeful Bahri)Idik Saeful Bahri
 
Hukum acara pidana
Hukum acara pidanaHukum acara pidana
Hukum acara pidanayudikrismen1
 
9 penuntut umum, pra penuntutan dan penuntutan
9 penuntut umum, pra penuntutan dan penuntutan9 penuntut umum, pra penuntutan dan penuntutan
9 penuntut umum, pra penuntutan dan penuntutanGradeAlfonso
 
Panduan Praktis untuk Orang Awam bila Diperiksa di Kepolisian
Panduan Praktis untuk Orang Awam bila Diperiksa di KepolisianPanduan Praktis untuk Orang Awam bila Diperiksa di Kepolisian
Panduan Praktis untuk Orang Awam bila Diperiksa di KepolisianBusiness Opportunity
 
Hukum pidana khusus - Hukum formil tindak pidana terorisme dan mengenal BNPT ...
Hukum pidana khusus - Hukum formil tindak pidana terorisme dan mengenal BNPT ...Hukum pidana khusus - Hukum formil tindak pidana terorisme dan mengenal BNPT ...
Hukum pidana khusus - Hukum formil tindak pidana terorisme dan mengenal BNPT ...Idik Saeful Bahri
 
Microsoft powerpoint-hukum-acara-pidana
Microsoft powerpoint-hukum-acara-pidanaMicrosoft powerpoint-hukum-acara-pidana
Microsoft powerpoint-hukum-acara-pidanaFarah Ramafitri
 
2. kitab undang undang hukum pidana
2. kitab undang undang hukum pidana2. kitab undang undang hukum pidana
2. kitab undang undang hukum pidanaAdi Kuntarto
 
Kb 1b bentuk-korupsi-1
Kb 1b bentuk-korupsi-1Kb 1b bentuk-korupsi-1
Kb 1b bentuk-korupsi-1Imam Sarwo Edi
 

La actualidad más candente (17)

PPT MATERI KULIAH HUKUM ACARA PIDANA
PPT MATERI KULIAH HUKUM ACARA PIDANAPPT MATERI KULIAH HUKUM ACARA PIDANA
PPT MATERI KULIAH HUKUM ACARA PIDANA
 
7 upaya paksa ( penangkapan, penahanan, pengeledahan dan penyitaan);
7 upaya paksa ( penangkapan, penahanan, pengeledahan dan penyitaan);7 upaya paksa ( penangkapan, penahanan, pengeledahan dan penyitaan);
7 upaya paksa ( penangkapan, penahanan, pengeledahan dan penyitaan);
 
PPT HUKUM PIDANA - Pra peradilan Di Indonesia
PPT HUKUM PIDANA - Pra peradilan Di IndonesiaPPT HUKUM PIDANA - Pra peradilan Di Indonesia
PPT HUKUM PIDANA - Pra peradilan Di Indonesia
 
5 surat-dakwaan
5 surat-dakwaan5 surat-dakwaan
5 surat-dakwaan
 
10 surat dakwaan
10 surat dakwaan10 surat dakwaan
10 surat dakwaan
 
6 ruang lingkup, sumber hukum dan penyidikan
6 ruang lingkup, sumber hukum dan penyidikan6 ruang lingkup, sumber hukum dan penyidikan
6 ruang lingkup, sumber hukum dan penyidikan
 
Hukum pidana khusus - Hukum formil tindak pidana korupsi (Idik Saeful Bahri)
Hukum pidana khusus - Hukum formil tindak pidana korupsi (Idik Saeful Bahri)Hukum pidana khusus - Hukum formil tindak pidana korupsi (Idik Saeful Bahri)
Hukum pidana khusus - Hukum formil tindak pidana korupsi (Idik Saeful Bahri)
 
Hukum acara pidana
Hukum acara pidanaHukum acara pidana
Hukum acara pidana
 
9 penuntut umum, pra penuntutan dan penuntutan
9 penuntut umum, pra penuntutan dan penuntutan9 penuntut umum, pra penuntutan dan penuntutan
9 penuntut umum, pra penuntutan dan penuntutan
 
Kuh+pidana
Kuh+pidanaKuh+pidana
Kuh+pidana
 
PROSES BERACARA DALAM PERADILAN PIDANA
PROSES BERACARA DALAM PERADILAN PIDANAPROSES BERACARA DALAM PERADILAN PIDANA
PROSES BERACARA DALAM PERADILAN PIDANA
 
Panduan Praktis untuk Orang Awam bila Diperiksa di Kepolisian
Panduan Praktis untuk Orang Awam bila Diperiksa di KepolisianPanduan Praktis untuk Orang Awam bila Diperiksa di Kepolisian
Panduan Praktis untuk Orang Awam bila Diperiksa di Kepolisian
 
Hukum pidana khusus - Hukum formil tindak pidana terorisme dan mengenal BNPT ...
Hukum pidana khusus - Hukum formil tindak pidana terorisme dan mengenal BNPT ...Hukum pidana khusus - Hukum formil tindak pidana terorisme dan mengenal BNPT ...
Hukum pidana khusus - Hukum formil tindak pidana terorisme dan mengenal BNPT ...
 
Proses penjatuhan hukuman disiplin pns
Proses penjatuhan hukuman disiplin pnsProses penjatuhan hukuman disiplin pns
Proses penjatuhan hukuman disiplin pns
 
Microsoft powerpoint-hukum-acara-pidana
Microsoft powerpoint-hukum-acara-pidanaMicrosoft powerpoint-hukum-acara-pidana
Microsoft powerpoint-hukum-acara-pidana
 
2. kitab undang undang hukum pidana
2. kitab undang undang hukum pidana2. kitab undang undang hukum pidana
2. kitab undang undang hukum pidana
 
Kb 1b bentuk-korupsi-1
Kb 1b bentuk-korupsi-1Kb 1b bentuk-korupsi-1
Kb 1b bentuk-korupsi-1
 

Similar a Izin Jaksa Agung untuk Jaksa yang Diduga Bermasalah

Similar a Izin Jaksa Agung untuk Jaksa yang Diduga Bermasalah (20)

HUKUM ACARA PIDANA.ppt
HUKUM ACARA PIDANA.pptHUKUM ACARA PIDANA.ppt
HUKUM ACARA PIDANA.ppt
 
ALAT PENEGAK HUKUM - LEMBAGA NEGARA (ADVOKAT , KEPOLISIAN , KEJAKSAAN , HAKIM...
ALAT PENEGAK HUKUM - LEMBAGA NEGARA (ADVOKAT , KEPOLISIAN , KEJAKSAAN , HAKIM...ALAT PENEGAK HUKUM - LEMBAGA NEGARA (ADVOKAT , KEPOLISIAN , KEJAKSAAN , HAKIM...
ALAT PENEGAK HUKUM - LEMBAGA NEGARA (ADVOKAT , KEPOLISIAN , KEJAKSAAN , HAKIM...
 
11 pengertian, alasan dan tujuan praperadilan
11 pengertian, alasan  dan tujuan praperadilan11 pengertian, alasan  dan tujuan praperadilan
11 pengertian, alasan dan tujuan praperadilan
 
praperadilann.pptx
praperadilann.pptxpraperadilann.pptx
praperadilann.pptx
 
Perma 7 2015 -v2
Perma 7 2015 -v2Perma 7 2015 -v2
Perma 7 2015 -v2
 
Alasan penghentian penyidikan
Alasan penghentian penyidikanAlasan penghentian penyidikan
Alasan penghentian penyidikan
 
Materi 5.ppt
Materi 5.pptMateri 5.ppt
Materi 5.ppt
 
Tugas hukum pidana
Tugas  hukum pidanaTugas  hukum pidana
Tugas hukum pidana
 
sanuan
sanuansanuan
sanuan
 
11988944.ppt
11988944.ppt11988944.ppt
11988944.ppt
 
UAS HUKUM PERADILAN HAM (Fenti Anita Sari)
UAS HUKUM PERADILAN HAM (Fenti Anita Sari)UAS HUKUM PERADILAN HAM (Fenti Anita Sari)
UAS HUKUM PERADILAN HAM (Fenti Anita Sari)
 
sedikit tentang praperadilan
sedikit tentang praperadilansedikit tentang praperadilan
sedikit tentang praperadilan
 
Materi 5.ppt
Materi 5.pptMateri 5.ppt
Materi 5.ppt
 
Tugas hukum pidana
Tugas  hukum pidanaTugas  hukum pidana
Tugas hukum pidana
 
Tugas hukum pidana
Tugas  hukum pidanaTugas  hukum pidana
Tugas hukum pidana
 
Tugas hukum pidana
Tugas  hukum pidanaTugas  hukum pidana
Tugas hukum pidana
 
Kitab undang undang hukum acara pidana kuhap
Kitab undang undang hukum acara pidana kuhapKitab undang undang hukum acara pidana kuhap
Kitab undang undang hukum acara pidana kuhap
 
Kitab undang undang hukum acara pidana
Kitab undang undang hukum acara pidanaKitab undang undang hukum acara pidana
Kitab undang undang hukum acara pidana
 
Kuhap
KuhapKuhap
Kuhap
 
Undang Undang nomor 16 tahun 2004
Undang Undang nomor 16 tahun 2004Undang Undang nomor 16 tahun 2004
Undang Undang nomor 16 tahun 2004
 

Más de merdekacom

Pilpres-2024-dan-Cawe-Cawe-P-JKW-_SC (1).pdf
Pilpres-2024-dan-Cawe-Cawe-P-JKW-_SC (1).pdfPilpres-2024-dan-Cawe-Cawe-P-JKW-_SC (1).pdf
Pilpres-2024-dan-Cawe-Cawe-P-JKW-_SC (1).pdfmerdekacom
 
RILIS 3 SURNAS POLTRACKING [FEBRUARI, MARET, & APRIL 2023].pdf
RILIS 3 SURNAS POLTRACKING [FEBRUARI, MARET, & APRIL 2023].pdfRILIS 3 SURNAS POLTRACKING [FEBRUARI, MARET, & APRIL 2023].pdf
RILIS 3 SURNAS POLTRACKING [FEBRUARI, MARET, & APRIL 2023].pdfmerdekacom
 
RILIS SURNAS PETA ELEKTORAL 2024 [POLTRACKING - NOVEMBER 2022].pdf
RILIS SURNAS PETA ELEKTORAL 2024 [POLTRACKING - NOVEMBER 2022].pdfRILIS SURNAS PETA ELEKTORAL 2024 [POLTRACKING - NOVEMBER 2022].pdf
RILIS SURNAS PETA ELEKTORAL 2024 [POLTRACKING - NOVEMBER 2022].pdfmerdekacom
 
RKUHP-30-November-2022-.pdf
RKUHP-30-November-2022-.pdfRKUHP-30-November-2022-.pdf
RKUHP-30-November-2022-.pdfmerdekacom
 
(p) PARTAI POLITIK DAN PERTUMBUHAN PRO-SYARIAT ISLAM.pdf
(p) PARTAI POLITIK DAN PERTUMBUHAN PRO-SYARIAT ISLAM.pdf(p) PARTAI POLITIK DAN PERTUMBUHAN PRO-SYARIAT ISLAM.pdf
(p) PARTAI POLITIK DAN PERTUMBUHAN PRO-SYARIAT ISLAM.pdfmerdekacom
 
Kesimpulan dan Rekomendasi TGIPF.pdf
Kesimpulan dan Rekomendasi TGIPF.pdfKesimpulan dan Rekomendasi TGIPF.pdf
Kesimpulan dan Rekomendasi TGIPF.pdfmerdekacom
 
PP Nomor 43 Tahun 2018.pdf
PP Nomor 43 Tahun 2018.pdfPP Nomor 43 Tahun 2018.pdf
PP Nomor 43 Tahun 2018.pdfmerdekacom
 
PERS RILIS SURVEI NETIZEN MEDIAN JULI 2022.pdf
PERS RILIS SURVEI NETIZEN MEDIAN JULI 2022.pdfPERS RILIS SURVEI NETIZEN MEDIAN JULI 2022.pdf
PERS RILIS SURVEI NETIZEN MEDIAN JULI 2022.pdfmerdekacom
 
RUU KUHP FINAL, 4 Juli 2022.pdf
RUU KUHP FINAL, 4 Juli 2022.pdfRUU KUHP FINAL, 4 Juli 2022.pdf
RUU KUHP FINAL, 4 Juli 2022.pdfmerdekacom
 
IDI_PAPARAN DR ERLINA_VARIANT_2022.pdf
IDI_PAPARAN DR ERLINA_VARIANT_2022.pdfIDI_PAPARAN DR ERLINA_VARIANT_2022.pdf
IDI_PAPARAN DR ERLINA_VARIANT_2022.pdfmerdekacom
 
LSI Denny JA_Tiga Poros Utama Pilpres 2024.pdf
LSI Denny JA_Tiga Poros Utama Pilpres 2024.pdfLSI Denny JA_Tiga Poros Utama Pilpres 2024.pdf
LSI Denny JA_Tiga Poros Utama Pilpres 2024.pdfmerdekacom
 
20220613_Rilis Surnas_Charta_Juni.pdf
20220613_Rilis Surnas_Charta_Juni.pdf20220613_Rilis Surnas_Charta_Juni.pdf
20220613_Rilis Surnas_Charta_Juni.pdfmerdekacom
 
RILIS-SURNAS-INDIKATOR_EVALUASI-PEMERINTAH-DAN-PETA-ELEKTORAL_APRIL-2022.pdf
RILIS-SURNAS-INDIKATOR_EVALUASI-PEMERINTAH-DAN-PETA-ELEKTORAL_APRIL-2022.pdfRILIS-SURNAS-INDIKATOR_EVALUASI-PEMERINTAH-DAN-PETA-ELEKTORAL_APRIL-2022.pdf
RILIS-SURNAS-INDIKATOR_EVALUASI-PEMERINTAH-DAN-PETA-ELEKTORAL_APRIL-2022.pdfmerdekacom
 
LAPORAN SATGAS IAHF.pdf
LAPORAN SATGAS IAHF.pdfLAPORAN SATGAS IAHF.pdf
LAPORAN SATGAS IAHF.pdfmerdekacom
 
KEPGUB_NO._275_TAHUN_2022.pdf
KEPGUB_NO._275_TAHUN_2022.pdfKEPGUB_NO._275_TAHUN_2022.pdf
KEPGUB_NO._275_TAHUN_2022.pdfmerdekacom
 
1. 220112 Bahan PAK Drafting RUU Sisdiknas - Penjelasan.pdf
1. 220112 Bahan PAK Drafting RUU Sisdiknas - Penjelasan.pdf1. 220112 Bahan PAK Drafting RUU Sisdiknas - Penjelasan.pdf
1. 220112 Bahan PAK Drafting RUU Sisdiknas - Penjelasan.pdfmerdekacom
 
16466214689845
1646621468984516466214689845
16466214689845merdekacom
 
Baleg rj-20200904-085805-1532
Baleg rj-20200904-085805-1532Baleg rj-20200904-085805-1532
Baleg rj-20200904-085805-1532merdekacom
 
Peraturan menteri-pertahanan-nomor-85-tahun-2014-tentang-tenaga-profesi-praju...
Peraturan menteri-pertahanan-nomor-85-tahun-2014-tentang-tenaga-profesi-praju...Peraturan menteri-pertahanan-nomor-85-tahun-2014-tentang-tenaga-profesi-praju...
Peraturan menteri-pertahanan-nomor-85-tahun-2014-tentang-tenaga-profesi-praju...merdekacom
 

Más de merdekacom (20)

Pilpres-2024-dan-Cawe-Cawe-P-JKW-_SC (1).pdf
Pilpres-2024-dan-Cawe-Cawe-P-JKW-_SC (1).pdfPilpres-2024-dan-Cawe-Cawe-P-JKW-_SC (1).pdf
Pilpres-2024-dan-Cawe-Cawe-P-JKW-_SC (1).pdf
 
RILIS 3 SURNAS POLTRACKING [FEBRUARI, MARET, & APRIL 2023].pdf
RILIS 3 SURNAS POLTRACKING [FEBRUARI, MARET, & APRIL 2023].pdfRILIS 3 SURNAS POLTRACKING [FEBRUARI, MARET, & APRIL 2023].pdf
RILIS 3 SURNAS POLTRACKING [FEBRUARI, MARET, & APRIL 2023].pdf
 
RILIS SURNAS PETA ELEKTORAL 2024 [POLTRACKING - NOVEMBER 2022].pdf
RILIS SURNAS PETA ELEKTORAL 2024 [POLTRACKING - NOVEMBER 2022].pdfRILIS SURNAS PETA ELEKTORAL 2024 [POLTRACKING - NOVEMBER 2022].pdf
RILIS SURNAS PETA ELEKTORAL 2024 [POLTRACKING - NOVEMBER 2022].pdf
 
RKUHP-30-November-2022-.pdf
RKUHP-30-November-2022-.pdfRKUHP-30-November-2022-.pdf
RKUHP-30-November-2022-.pdf
 
(p) PARTAI POLITIK DAN PERTUMBUHAN PRO-SYARIAT ISLAM.pdf
(p) PARTAI POLITIK DAN PERTUMBUHAN PRO-SYARIAT ISLAM.pdf(p) PARTAI POLITIK DAN PERTUMBUHAN PRO-SYARIAT ISLAM.pdf
(p) PARTAI POLITIK DAN PERTUMBUHAN PRO-SYARIAT ISLAM.pdf
 
Kesimpulan dan Rekomendasi TGIPF.pdf
Kesimpulan dan Rekomendasi TGIPF.pdfKesimpulan dan Rekomendasi TGIPF.pdf
Kesimpulan dan Rekomendasi TGIPF.pdf
 
PP Nomor 43 Tahun 2018.pdf
PP Nomor 43 Tahun 2018.pdfPP Nomor 43 Tahun 2018.pdf
PP Nomor 43 Tahun 2018.pdf
 
PERS RILIS SURVEI NETIZEN MEDIAN JULI 2022.pdf
PERS RILIS SURVEI NETIZEN MEDIAN JULI 2022.pdfPERS RILIS SURVEI NETIZEN MEDIAN JULI 2022.pdf
PERS RILIS SURVEI NETIZEN MEDIAN JULI 2022.pdf
 
UU_1961_9.pdf
UU_1961_9.pdfUU_1961_9.pdf
UU_1961_9.pdf
 
RUU KUHP FINAL, 4 Juli 2022.pdf
RUU KUHP FINAL, 4 Juli 2022.pdfRUU KUHP FINAL, 4 Juli 2022.pdf
RUU KUHP FINAL, 4 Juli 2022.pdf
 
IDI_PAPARAN DR ERLINA_VARIANT_2022.pdf
IDI_PAPARAN DR ERLINA_VARIANT_2022.pdfIDI_PAPARAN DR ERLINA_VARIANT_2022.pdf
IDI_PAPARAN DR ERLINA_VARIANT_2022.pdf
 
LSI Denny JA_Tiga Poros Utama Pilpres 2024.pdf
LSI Denny JA_Tiga Poros Utama Pilpres 2024.pdfLSI Denny JA_Tiga Poros Utama Pilpres 2024.pdf
LSI Denny JA_Tiga Poros Utama Pilpres 2024.pdf
 
20220613_Rilis Surnas_Charta_Juni.pdf
20220613_Rilis Surnas_Charta_Juni.pdf20220613_Rilis Surnas_Charta_Juni.pdf
20220613_Rilis Surnas_Charta_Juni.pdf
 
RILIS-SURNAS-INDIKATOR_EVALUASI-PEMERINTAH-DAN-PETA-ELEKTORAL_APRIL-2022.pdf
RILIS-SURNAS-INDIKATOR_EVALUASI-PEMERINTAH-DAN-PETA-ELEKTORAL_APRIL-2022.pdfRILIS-SURNAS-INDIKATOR_EVALUASI-PEMERINTAH-DAN-PETA-ELEKTORAL_APRIL-2022.pdf
RILIS-SURNAS-INDIKATOR_EVALUASI-PEMERINTAH-DAN-PETA-ELEKTORAL_APRIL-2022.pdf
 
LAPORAN SATGAS IAHF.pdf
LAPORAN SATGAS IAHF.pdfLAPORAN SATGAS IAHF.pdf
LAPORAN SATGAS IAHF.pdf
 
KEPGUB_NO._275_TAHUN_2022.pdf
KEPGUB_NO._275_TAHUN_2022.pdfKEPGUB_NO._275_TAHUN_2022.pdf
KEPGUB_NO._275_TAHUN_2022.pdf
 
1. 220112 Bahan PAK Drafting RUU Sisdiknas - Penjelasan.pdf
1. 220112 Bahan PAK Drafting RUU Sisdiknas - Penjelasan.pdf1. 220112 Bahan PAK Drafting RUU Sisdiknas - Penjelasan.pdf
1. 220112 Bahan PAK Drafting RUU Sisdiknas - Penjelasan.pdf
 
16466214689845
1646621468984516466214689845
16466214689845
 
Baleg rj-20200904-085805-1532
Baleg rj-20200904-085805-1532Baleg rj-20200904-085805-1532
Baleg rj-20200904-085805-1532
 
Peraturan menteri-pertahanan-nomor-85-tahun-2014-tentang-tenaga-profesi-praju...
Peraturan menteri-pertahanan-nomor-85-tahun-2014-tentang-tenaga-profesi-praju...Peraturan menteri-pertahanan-nomor-85-tahun-2014-tentang-tenaga-profesi-praju...
Peraturan menteri-pertahanan-nomor-85-tahun-2014-tentang-tenaga-profesi-praju...
 

Último

Administrasi_pengelolaan_hibah Pemerintah
Administrasi_pengelolaan_hibah PemerintahAdministrasi_pengelolaan_hibah Pemerintah
Administrasi_pengelolaan_hibah PemerintahAnthonyThony5
 
mata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.ppt
mata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.pptmata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.ppt
mata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.pptMuhammadNorman9
 
MAKALAH KELOMPOK II (1).pdf Prinsip Negara Hukum
MAKALAH KELOMPOK II (1).pdf Prinsip Negara HukumMAKALAH KELOMPOK II (1).pdf Prinsip Negara Hukum
MAKALAH KELOMPOK II (1).pdf Prinsip Negara Hukumbrunojahur
 
UUD NRI TAHUN 1945 TENTANG HAK DAN KEWAJIBAN PASAL 28D AYAT 1
UUD NRI TAHUN 1945 TENTANG HAK DAN KEWAJIBAN PASAL 28D AYAT 1UUD NRI TAHUN 1945 TENTANG HAK DAN KEWAJIBAN PASAL 28D AYAT 1
UUD NRI TAHUN 1945 TENTANG HAK DAN KEWAJIBAN PASAL 28D AYAT 1RomaDoni5
 
INDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdf
INDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdfINDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdf
INDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdfNetraHartana
 
emka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptx
emka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptxemka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptx
emka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptxAmandaJesica
 
Materi Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptx
Materi Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptxMateri Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptx
Materi Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptxBudyHermawan3
 
Permen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka Kredit
Permen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka KreditPermen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka Kredit
Permen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka KreditYOSUAGETMIRAJAGUKGUK1
 

Último (8)

Administrasi_pengelolaan_hibah Pemerintah
Administrasi_pengelolaan_hibah PemerintahAdministrasi_pengelolaan_hibah Pemerintah
Administrasi_pengelolaan_hibah Pemerintah
 
mata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.ppt
mata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.pptmata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.ppt
mata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.ppt
 
MAKALAH KELOMPOK II (1).pdf Prinsip Negara Hukum
MAKALAH KELOMPOK II (1).pdf Prinsip Negara HukumMAKALAH KELOMPOK II (1).pdf Prinsip Negara Hukum
MAKALAH KELOMPOK II (1).pdf Prinsip Negara Hukum
 
UUD NRI TAHUN 1945 TENTANG HAK DAN KEWAJIBAN PASAL 28D AYAT 1
UUD NRI TAHUN 1945 TENTANG HAK DAN KEWAJIBAN PASAL 28D AYAT 1UUD NRI TAHUN 1945 TENTANG HAK DAN KEWAJIBAN PASAL 28D AYAT 1
UUD NRI TAHUN 1945 TENTANG HAK DAN KEWAJIBAN PASAL 28D AYAT 1
 
INDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdf
INDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdfINDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdf
INDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdf
 
emka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptx
emka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptxemka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptx
emka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptx
 
Materi Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptx
Materi Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptxMateri Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptx
Materi Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptx
 
Permen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka Kredit
Permen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka KreditPermen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka Kredit
Permen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka Kredit
 

Izin Jaksa Agung untuk Jaksa yang Diduga Bermasalah

  • 1. JAKSAAGUNG REPUBLIK INDONESIA PEDOMAN NOMOR 7 TAHUN 2020 TENTANG PEMBERIAN IZIN JAKSA AGUNG ATAS PEMANGGILAN, PEMERIKSAAN, PENGGELEDAHAN, PENANGKAPAN, DAN PENAHANAN TERHADAP JAKSA YANG DIDUGA MELAKUKAN TINDAK PIDANA BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang a. Bahwa profesi Jaksa sebagai penyelenggara dan pengendali perkara pidana atau selaku dominus litis memiliki peran penting dan strategis untuk mewujudkan supremasi hukum. Dalam menjalankan tugas penegakan hukum, Jaksa seringkali berada dalam situasi yang tidak menguntungkan dari segi keamanan baik harta benda, keluarga bahkan jiwanya sendiri sehingga memerlukan pelindungan hukum. b. Bahwa salah satu bentuk pelindungan terhadap profesi Jaksa diwujudkan dalam bentuk pemberian izin oleh Jaksa Agung atas pemanggilan, pemeriksaan, penggeledahan, penangkapan, dan penahanan terhadap Jaksa yang diduga melakukan tindak pidana pada saat melaksanakan tugas dan wewenangnya berdasarkan undang-undang. c. Bahwa Jaksa Agung sebagai pimpinan tertinggi Kejaksaan bertanggung jawab mengendalikan dan menjamin pelaksanaan tugas dan wewenang Jaksa dalam proses penegakan hukum berjalan dengan baik dan benar menurut saluran hierarki serta dalam rangka menjaga harkat dan martabat Jaksa sebagai profesi terhormat.
  • 2. - 2 ­ 2. Maksud dan Tujuan a. Maksud Pedoman ini dimaksudkan sebagai acuan terhadap pemberian izin Jaksa Agung atas pemanggilan, pemeriksaan, penggeledahan, penangkapan, dan penahanan terhadap Jaksa yang diduga melakukan tindak pidana sebagaimana ketentuan dalam Pasal 8 ayat (5) Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2004 tentang Kejaksaan Republik Indonesia. b. Tujuan Pedoman In! bertujuan untuk memberikan pelindungan kepada Jaksa untuk dapat menjalankan profesinya tanpa mendapatkan intimidasi, gangguan, godaaan, campur tangan yang tidak tepat atau pembeberan yang belum diuji kebenarannya baik terhadap pertanggungjawaban perdata, pidana, maupun pertanggungjawaban lainnya. 3. Ruang Lingkup Ruang lingkup Pedoman ini meliputi pemberian izin Jaksa Agung atas pemanggilan, pemeriksaan, penggeledahan, penangkapan, dan penahanan terhadap J aksa yang diduga melakukan tindak pidana. 4. Dasar Hukum a. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1981 Nomor 76, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3209); b. Undang··Undang Nomor 16 Tahun 2004 tentang Kejaksaan Republik Indonesia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 67, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4401); c. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2006 tentang Perlindungan Saksi dan Korban (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 64, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4635) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2014 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2006 tentang Perlindungan Saksi dan Korban (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 293, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5602);
  • 3. - 3 ­ d. Peraturan Presiden Nomor 38 Tahun 2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kejaksaan Republik Indonesia sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2016 tentang Perubahan atas Peraturan Presiden Nomor 38 Tahun 2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kejaksaan Republik Indonesia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 65); e. Peraturan Jaksa Agung Nomor: PER-006/A/JA/07/2017 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kejaksaan Republik Indonesia (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 1069) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Kejaksaan Nomor 6 Tahun 2019 tentang Perubahan atas Peraturan Jaksa Agung Nomor: PER­ 006/A/JA/07/2017 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kejaksaan Republik Indonesia (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2019 Nomor 1094). BAB II TATA CARA PEROLEHAN IZIN JAKSA AGUNG Jaksa yang diduga melakukan tindak pidana, maka pemanggilan, pemeriksaan, penggeledahan, penangkapan, dan penahanan terhadap Jaksa yang bersangkutan hanya dapat dilakukan atas izin Jaksa Agung, yang dalam pelaksanaannya ditentukan sebagai berikut: 1) Untuk memperoleh lzm Jaksa Agung, instansi pemohon harus mengajukan permohonan izin pemanggilan, pemeriksaan, penggeledahan, penangkapan, dan penahanan terhadap Jaksa yang disangka melakukan tindak pidana. 2) Permohonan sebagaimana dimaksud pada angka 1) harus dilengkapi dengan dokumen persyaratan, paling sedikit: a. surat pemberitahuan dimulainya penyidikan; b. laporan atau pengaduan; c. resume penyidikan/laporan perkembangan penyidikan; dan d. berita acara pemeriksaan saksi. 3) Permohonan izin Jaksa Agung sebagaimana dimaksud pada angka 1) dilakukan pemeriksaan terhadap: a. seluruh kelengkapan dokumen persyaratan sebagaimana dimaksud pada angka 2);
  • 4. - 4 ­ b. kesesuaian dokumen dengan substansi yang termuat dalam dokumen; dan c. urgensi pemanggilan, pemeriksaan, penggeledahan, penangkapan, dan penahanan terhadap Jaksa yang bersangkutan. 4) Asisten Umum Jaksa Agung, Asisten Khusus Jaksa Agung, atau pejabat lainnya ditunjuk oleh Jaksa Agung untuk melakukan pemeriksaan permohonan izin sebagaimana dimaksud pada angka 3). 5) Dalam keadaan tertentu, Asisten Umum Jaksa Agung, Asisten Khusus Jaksa Agung, atau pejabat lainnya yang ditunjuk Jaksa Agung berkoordinasi dengan Jaksa Agung Muda terkait untuk memperoleh informasi dan pendapat mengenai Jaksa yang hendak dilakukan pemanggilan, pemeriksaan, penggeledahan, penangkapan, dan penahanan. 6) Untuk memberikan informasi yang lebih lengkap dan pendapat mengenai Jaksa yang hendak dilakukan pemanggilan, pemeriksaan, penggeledahan, penangkapan, dan penahanan, Jaksa Agung Muda terkait dapat melakukan ekspose. 7) Ekspose sebagaimana dimaksud pada angka 6) dapat melibatkan satuan kerja terkait. 8) Dalam hal berdasarkan hasil pemeriksaan sebagaimana dimaksud pada angka 4) dinyatakan tidak lengkap, tidak bersesuaian atau tidak memiliki urgensi untuk dilakukan pemanggilan, pemeriksaan, penggeledahan, penangkapan, dan penahanan terhadap Jaksa yang bersangkutan maka Asisten Umum Jaksa Agung, Asisten Khusus Jaksa Agung, atau pejabat lainnya yang ditunjuk Jaksa Agung memberikan pertimbangan kepada Jaksa Agung untuk menolak permohonan izin dari instansi pemohon. 9) Persetujuan atau penolakan permohonan izin Jaksa Agung disampaikan oleh Asisten Umum Jaksa Agung, Asisten Khusus Jaksa Agung, atau pejabat lainnya yang ditunjuk kepada pimpinan instansi penyidik paling lama 2 (dua) hari kerja sejak persetujuan izin Jaksa Agung diterbitkan. 10) Penyampaian persetujuan atau penolakan permohonan izin Jaksa Agung sebagaimana dimaksud pada angka 9) disampaikan tembusannya kepada satuan kerja terkait. 11) Permohonan izin sebagaimana dimaksud pada angka 1) tidak diberikan dalam hal pemanggilan, pemeriksaan, penggeledahan, penangkapan, dan penahanan terhadap Jaksa yang terlebih dahulu menyampaikan laporan
  • 5. - 5 hingga kasus yang dilaporkan oleh Jaksa telah diputus oleh pengadilan dan telah memperoleh kekuatan hukum tetap. 12) Dalam hal terdapat surat permohonan izin dari instansi lain yang hendak melakukan pemanggilan, pemeriksaan, penggeledahan, penangkapan, dan penahanan terhadap Jaksa yang langsung ditujukan kepada kepala satuan kerja maka kepala satuan kerja: a. meneliti terlebih dahulu apakah dugaan tindak pidana yang dituduhkan kepada Jaksa tersebut memang benar suatu perbuatan pidana atau sebagai bentuk intimidasi Jaksa dalam menjalankan profesinya. b. memberikan petunjuk kepada instansi tersebut untuk mengirimkan surat permohonan izinnya ditujukan kepada Jaksa Agung dengan memperhatikan asas kesetaraan institusi, apabila dugaan tindak pidana yang dituduhkan kepada Jaksa tersebut benar. c. melindungi Jaksa tersebut dengan berkoordinasi dengan instansi terkait, apabila dugaan tindak pidana yang dituduhkan kepada Jaksa tersebut tidak benar. 13) Untuk Jaksa yang tertangkap tangan melakukan tindak pidana maka: a. Izin Jaksa Agung tidak diperlukan; dan b. Kepala satuan kerja segera berkoordinasi dengan instansi lain terkait, mengambil langkah-Iangkah yang dianggap perlu dan memberikan bantuan pendampingan hukum kepada Jaksa yang tertangkap tangan melakukan tindak pidana. 14) Ketentuan pemanggilan, pemeriksaan, penggeledahan, penangkapan, dan penahanan terhadap Jaksa berdasarkan Pedoman ini berlaku secara mutatis mutandis terhadap Jaksa sebagai saksi. BAB III PELAPORAN Pelaksanaan izin Jaksa Agung dilaporkan oleh kepala satuan kerja tempat Jaksa yang bersangkutan bertugas danjatau satuan kerja Kejaksaan yang daerah hukumnya sarna dengan pemohon secara berjenjang kepada Jaksa
  • 6. - 6 - Agung yang tembusannya disampaikan kepada Jaksa Agung Muda terkait dan Jaksa Agung Muda Pengawasan. BABIV PENUTUP Pedoman ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan. Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 6 Agustus 2020 JAKSA AGUNG REPUBLIK INDONESIA,