SlideShare una empresa de Scribd logo
1 de 12
Descargar para leer sin conexión
KEMENTERIAN PERTAHANAN
REPUBLIK INDONESIA
PERATURAN MENTERI PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 85 TAHUN 2014
TENTANG
TENAGA PROFESI PRAJURIT TENTARA NASIONAL
YANG BERTUGAS DI LUAR INSTITUSI
KEMENTERIAN PERTAHANAN
DAN TENTARA NASIONAL INDONESIA
DIUNDANGKAN DI JAKARTA
PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2014
KEMENTERIAN PERTAHANAN
REPUBLIK INDONESIA
PERATURAN MENTERI PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 85 TAHUN 2014
TENTANG
TENAGA PROFESI PRAJURIT TENTARA NASIONAL INDONESIA YANG
BERTUGAS DI LUAR INSTITUSI KEMENTERIAN PERTAHANAN
DAN TENTARA NASIONAL INDONESIA
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
MENTERI PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA,
Menimbang : bahwa dalam rangka memelihara profesionalisme Prajurit
Tentara Nasional Indonesia sebagai sumber daya manusia
komponen utama pertahanan negara sesuai dengan
profesinya, perlu menetapkan peraturan. Menteri Pertahanan
tentang Tenaga profesi Prajurit Tentara Nasional Indonesia
yang bertugas di luar Institusi Kernenterian Pertahanar. dar.
Tentara Nasional Indonesia;
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2002 tentang
Pertahanan Negara (Lembaran Negara :Republik
Indonesia Tahun 2002 Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia N oraor 41_69);
2 Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2004 tentang Tentara
Nasional Indonesia (Lembaran. 11-ga-la Rept; bli k
Indonesia Tahun 2004 Nomor 127, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4439):
3. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 i..ental:P,
Kementerian Negara (Lembo ran Negara Republik
Indonesia Tahun 2608 Nomor 1(36, T,L-tm.baho
Lembaran Negara Republik Indonesia Nemor 4916);
4. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2010 tenkar._g
Administrasi Prajurit Tentara Nasional Indonesia
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010
Nornor 50, Tambahan Lernbafan Negara
Indonesia Noin:.)r 51201;
2
5. Peraturan Menteri Pertahanan Nomor 16 Tahun 2010
tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian
Pertahanan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun
2010 Nomor 469);
MEMUTUSKAN:
Menetapkan : PERATURAN MENTERI PERTAHANAN
TENAGA PROFESI PRAJURIT TENTARA
INDONESIA YANG BERTUGAS DI LUAR
KEMENTERIAN PERTAHANAN DAN TENTARA
INDONESIA.
TENTANG
NASIONAL
INSTITUSI
NASIONAL
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan:
1. Tenaga profesi Prajurit Tentara Nasional Indonesia adalah tenaga yang
dimiliki Prajurit TNI karena kemampuan di bidang keahlian atau
kompetensi khusus melalui izin praktik profesi maupun penugasan.
Penugasan adalah rangkaian kegiatan tenaga profesi Prajurit Tentara
Nasional Indonesia yang mendapat izin dari atasannya berdasarkan
kebutuhan dan permintaan dari instansi Pemerintah, instansi non
Pemerintah dan mandiri tanpa dilengkapi surat izin praktik dari
organisasi profesinya.
3. Praktik profesi adalah rangkaian kegiatan tenaga profesi Prajurit
Tentara Nasional Indonesia yang mendapat izin dari atasannya
berdasarkan kebutuhan dan permintaan dari instansi Pemerintah,
instansi non Pemerintah dan mandiri harus dilengkapi surat izin
praktik dari organisasi profesinya.
4. Surat Izin Praktik Profesi adalah bukti tertulis yang diberikan oleh
organisasi profesi kepada tenaga profesi yang akan menjalankan
praktik sesuai dengan profesinya dan memenuhi persyaratan.
5. Kompetensi khusus adalah kemampuan yang dimiliki seseorang terkait
dengan pengetahuan, ketrampilan dan perilaku.
6. TNI adalah Tentara Nasional Indonesia.
7 Prajurit adalah Anggota Tentara Nasional Indonesia.
8. Menteri Pertahanan yang selanjutnya disebut menteri adalah menteri
yang bertanggung jawab di bidang pertahanan negara.
9. Panglima TNI yang selanjutnya disebut Panglima adalah Perwira Tinggi
Militer yang memimpin TNI.
3
10. Instansi Pemerintah adalah satuan kerja atau satuan organisasi
kementerian, kesekretariatan lembaga tinggi negara, dan instansi
pemerintah lainnya baik pusat maupun daerah, termasuk Badan Usaha
Milik Negara, Badan Hukum Milik Negara dan Badan usaha Milik
Daerah.
11. Instansi non Pemerintah adalah organisasi atau perusahaan swasta
yang berbadan hukum.
12 . Pembina profesi adalah badan atau lembaga yang membina dan
bertindak profesional kepada suatu pekerjaan yang dilaksanakan
berdasarkan suatu keilmuan, kompetensi yang diperoleh melalui
pendidikan yang berjenjang, dan kode etik.
13. Pejabat yang berwenang adalah pejabat struktural di lingkungan
Kemhan dan TNI yang terdiri atas:
a. Panglima Komando Utama TNI.
b. Kepala Badan Pelaksana Pusat.
c. Kepala Biro Kepegawaian Setjen Kemhan dan
d. Komandan Detasemen Markas Markas Besar TNI.
14. Komando Utama yang selanjutnya disebut Kotama adalah kekuatan TNI
yang memiliki fungsi pembinaan kekuatan matra yang berada di bawah
komando Kepala Staf Angkatan.
15. Badan Pelaksana Pusat yang selanjutnya disebut Balakpus adalah
satuan-satuan kerja tingkat Markas Besar TNI dan Markas Besar
Angkatan yang bertugas sebagai staf dan pelaksana kegiatan di tingkat
pusat dalam lingkup Markas TNI atau Markas Besar Angkatan.
16. Biro Kepegawaian Sekretariat Jenderal Kementerian Pertahanan yang
selanjutnya disebut Ropeg Setjen Kemhan adalah unsur pelaksana
sebagian tugas Setjen yang mempunyai tugas melaksanakan
pengelolaan sistem pembinaan kepegawaian Kemhan serta pembinaan
PNS Kemhan, Mabes TNI dan Angkatan.
17. Detasemen Markas Mabes TNI yang selanjutnya disebut Denma Mabes
TNI adalah unsur pelayanan yang bertugas melayani kegiatan
administrasi personel, logistik, instalasi, urusan dalam dan
administrasi umum di lingkungan Markas Besar TNI.
4
BAB II
TENAGA PROFESI PRAJURIT TENTARA NASIONAL INDONESIA
Pasal 2
Prajurit TNI yang mempunyai kemampuan di bidang keahlian atau kompetensi
khusus yang akan melaksanakan penugasan atau praktik di luar institusi
Kemhan dan TNI berdasarkan kebutuhan dan permmtaan dari:
a. Instansi Pemerintah;
b. Instansi non Pemerintah; dan/atau
c. Mandiri.
Pasal 3
(1) Prajurit TNI yang mempunyai kemampuan di bidang keahlian atau
kompetensi khusus yang akan melaksanakan penugasan atau
praktik sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 terdiri atas:
a. tenaga profesi penerbangan;
b. tenaga profesi pelayaran;
c. tenaga profesi pendidik;
d. tenaga profesi medis;
e. tenaga profesi para medis;
f. tenaga profesi kefarmasian; dan
g. tenaga profesi psikolog.
(2) Tenaga profesi penerbangan sebagaimana dimaksud ayat (1) huruf a
terdiri atas:
a. pilot;
b. mekanik pesawat udara;
c. pramugari/ pramugara;
d. pengatur lalulintas udara; dan
e. parkir pesawat.
(3) Tenaga profesi pelayaran sebagaimana dimaksud ayat huruf b
terdiri atas:
a. nakhoda;
b. mekanik mesin;
5
c. navigator;
d. telekomunikasi pelayaran; dan
e. nautika.
(4) Tenaga profesi lainnya yang memiliki sumpah profesi dan kode etik
atas izin pembina profesi dan atau atas ijin pejabat yang berwenang.
Pasal 4
( 1
)
Setiap tenaga profesi prajurit TNI sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 3 ayat (1) huruf a, huruf b dan huruf c yang melaksanakan
penugasan profesi di luar Institusi Kemhan dan TNI wajib memiliki
izin tertulis penugasan profesi.
(2) Izin tertulis penugasan profesi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dikeluarkan oleh pejabat yang berwenang di lingkungan Kemhan
atau TNI.
Pasal 5
(1) Setiap tenaga profesi prajurit TNI sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 3 ayat (1) huruf d, huruf e, huruf f dan huruf g yang
melaksanakan praktik di luar Institusi Kemhan dan TNI wajib
memiliki Surat Izin Praktik Profesi.
2) Surat Izin Praktik Profesi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dikeluarkan oleh pejabat yang berwenang sesuai ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(3) Untuk mendapatkan Surat Izin Praktik Profesi sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) tenaga profesi Prajurit TNI wajib
a. Surat Tanda Registrasi sesuai profesi yang masih berlaku;
b. tempat praktik; dan
c. rekomendasi dari organisasi profesi.
Pasal 6
(1) Tenaga profesi prajurit TNI yang melaksanakan penugasan atau
praktik di luar institusi Kemhan dan TNI mempunyai hak:
a. memperoleh perlindungan dan/ atau bantuan hukum
sepanjang melaksanakan tugas sesuai dengan standar profesi
dan standar operasional prosedur;
b. bekerja sesuai standar;
c. menolak melakukan tindakan yang bertentangan dengan etika,
hukum, agama dan norma yang berlaku di masyarakat;
d. memperoleh informasi yang lengkap tentang profesi yang
dij alaninya;
6
e. menjadi anggota perhimpunan profesi; dan
f. hak-hak lain sesuai profesi yang dijalani.
(2) Tenaga profesi prajurit TNT yang melaksanakan penugasan atau
praktik di luar Kemhan dan TNT mempunyai kewajiban:
a. menjunjung tinggi hukum, kode etik tenaga profesi, norma
agama dan norma sosial;
b. memelihara dan memupuk persatuan dan kesatuan bangsa;
c. bertindak objektif dan tidak diskriminatif atas pertimbangan
suku, agama, ras dan golongan; dan
d. menjalankan tugas profesi sebaik-baiknya sesuai aturan profesi
yang dijalani.
BAB III
PROSEDUR PENUGASAN ATAU PRAKTIK
Bagian Kesatu
Persyaratan umum dan Persyaratan khusus
Pasal 7
Prajurit TNI yang melaksanakan penugasan atau praktik sebagai tenaga
profesi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 harus memenuhi persyaratan
umum dan persyaratan khusus.
Pasal 8
(1) Persyaratan umum sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 terdiri
atas:
a. diizinkan atau disetujui oleh Komandan Satuan atau Kepala
Satuan Kerja;
b. memiliki keahlian atau kompetensi khusus;
c. memiliki pengalaman sebagai tenaga profesi yang
dipersyaratkan;
d. berkelakuan baik selama berdinas di Kemhan atau TNI; dan
e. sehat jasmani dan rohani.
(2) Persyaratan khusus sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 terdiri
atas:
a. telah berdinas sebagai prajurit TNT minimal 5 (lima) tahun;
b. selama melaksanakan penugasan atau praktik tidak
mengganggu dinas di institusi Kemhan atau TNI;
7
c. memiliki jenjang pendidikan umum minimal SLTA di
bidangnya;
d. dalam menjalankan profesinya tidak bertentangan dengan
peraturan perundang-undangan dan kebijakan Kemhan atau
TNI;
e. surat izin berlaku paling lama satu tahun dan dapat
diperpanjang; dan
f. memenuhi persyaratan lain sesuai ketentuan profesinya yang
dibutuhkan oleh pengguna.
Bagian Kedua
Permohonan Izin Penugasan atau Praktik Profesi
Pasal 9
(1) Tenaga profeSi prajurit TNI yang akan melaksanakan penugasan atau
praktik profesi membuat permohonan izin penugasan atau
permohonan izin praktik profesi kepada Komandan Satuan atau
Kepala Satuan Kerja dengan memenuhi persyaratan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 7.
(2) Komandan Satuan atau Kepala Satuan Kerja meneruskan
permohonan izin penugasan atau permohonan izin praktik profesi
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) kepada Pangkotama TNI atau
Kabalakpus atau Karopeg Setjen Kemhan atau Dandenma Mabes TNI.
Pangkotama TNI, Kabalakpus, Karopeg Setjen Kemhan dan
Dandenma Mabes TNI mengeluarkan surat izin penugasan atau surat
izin praktik profesi.
(4) Surat izin penugasan atau Surat Izin Praktik Profesi sebagaimana
dimaksud pada ayat (3) ditembuskan kepada Direktur Jenderal
Kekuatan Pertahanan Kementerian Pertahanan, Asisten Personel
Panglima TNI dan Asisten Personel Angkatan.
Bagian Ketiga
Tempat dan Waktu
Pasal 10
Tempat pelaksanaan penugasan atau praktik tenaga profesi prajurit TNI
meliputi:
a. Instansi Pemerintah;
b. Instansi non Pemerintah; dan/atau
c. praktik secara mandiri.
(3)
8
Pasal 11
Waktu pemberian penugasan atau praktik profesi bagi Prajurit TNI
dilaksanakan di luar jam dinas atau sesuai waktu penugasan yang
diberikan atau dikeluarkan oleh Pangkotama TNI atau Kabalakpus atau
Karopeg Setjen Kemhan atau Dandenma Mabes TNI.
Bagian Keempat
Kode Etik Tenaga Profesi
Pasal 12
Kode etik tenaga profesi:
a. setia kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia, Pancasila dan
UUD 1945;
b. mengutamakan kepentingan negara, bangsa, masyarakat dan
kemanusiaan daripada kepentingan pribadi;
c. mengamalkan dan menghormati agama, kepercayaan, adat istiadat,
budaya, norma hukum dan nilai-nilai kemanusiaan dalam
melaksanakan tugas;
menjalankan tugas-tugas profesi sebagai wujud nyata amal ibadah;
e. setiap tenaga profesi memegang teguh rahasia, yang menurut
sifatnya atau perintah kedinasan harus dirahasiakan;
f. memberikan pelayanan terbaik;
g. tidak membeda-bedakan cara pelayanan atau transfer ilmu
pengetahuan dan keterampilan kepada semua orang;
h. mengutamakan kemudahan dan tidak mempersulit;
i. bersikap hormat kepada siapapun dan tidak menunjukkan sikap
arogan karena kewenangan; dan
j kode etik lainnya diatur oleh organisasi profesi.
Pasal 13
Pelanggaran atas kode etik profesi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12
dikenakan sanksi sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.
BAB IV
PEMBINAAN DAN PENGAWASAN
Pasal 14
Pembinaan dan pengawasan bagi tenaga profesi prajurit TNI yang
berdinas di lingkungan Mabes Angkatan yang melaksanakan
penugasan atau praktik di luar institusi Kemhan atau TNI
dilaksanakan oleh Pangkotama TNI atau Kabalakpus.
( 1
)
9
(2) Pembinaan dan pengawasan bagi tenaga profesi yang berdinas di
lingkungan Mabes TNI yang melaksanakan penugasan atau praktik
profesi di luar institusi Kemhan atau TNI dilaksanakan oleh
Dandenma Mabes TNI.
(3)
Pembinaan dan pengawasan bagi tenaga profesi yang berdinas di
Kemhan yang melaksanakan penugasan atau praktik di luar institusi
Kemhan dan TNI dilaksanakan oleh Karopeg Setjen Kemhan.
Pasal 15
Dalam pembinaan dan pengawasan, sebagaimana dimaksud dalam Pasal
14, Pangkotama TNI, Kabalakpus, Karopeg Setjen Kemhan dan Dandenma
Mabes TNI membuat laporan kekuatan personel setiap semester bagi
tenaga profesi prajurit TNI yang melaksanakan penugasan atau izin praktik
profesi kepada Sekjen Kemhan atau Kas Angkatan atau Panglima TNI
dengan tembusan Dirjen Kuathan Kemhan.
BAB V
TATARAN KEWENANGAN
Pasal 16
(1) Menteri sebagai pengarah mempunyai kewenangan memberikan
arahan, mengadakan pemantauan, pengawasan, pengendalian dan
evaluasi terhadap pelaksanaan penugasan atau ijin praktik profesi
Prajurit TNI.
(2) Kewenangan Menteri sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan oleh Dirjen Kuathan Kemhan.
Pasal 17
(1) Panglima sebagai penanggung jawab mempunyai kewenangan:
a. mengadakan koordinasi dengan instansi lain yang berkaitan
dengan penyelenggaraan penugasan dan praktik tenaga profesi
Prajurit TNI;
b. menyelenggarakan pemantauan, pengawasan, pengendalian
dan evaluasi pelaksanaan penugasan atau praktik tenaga
profesi Prajurit TNI; dan
c. menerima laporan kekuatan Prajurit
penugasan atau praktik.
(2) Pelaksanaan tugas Panglima sebagaimana
dilaksanakan oleh Aspers Panglima TNI.
Pasal 18
( 1
)
Kepala Staf Angkatan sebagai pelaksana
melaksanakan kewenangan:
TNI yang melaksanakan
dimaksud pada ayat (1)
tingkat pusat angkatan
1
0
a. mengadakan koordinasi dengan instansi lain yang berkaitan
dengan penyelenggara.an penugasan atau praktik tenaga
profesi prajurit TNI di tingkat Angkatan;
menyelenggarakan pemantauan, pengawasan, pengendalian
dan evaluasi pelaksanaan penugasan atau praktik tenaga
profesi prajurit TNI di tingkat Angkatan;
c. menerima laporan kekuatan personel yang melaksanakan
penugasan atau praktik; dan
d. membuat dan mengirimkan laporan kekuatan personel yang
melaksanakan penugasan atau praktik tenaga profesi Prajurit
TNI secara periodik setiap semester kepada Panglima TNI
dengan tembusan Dirjen Kuathan Kemhan.
(2) Kepala Staf Angkatan dalam melaksanakan kewenangan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan oleh Aspers
Angkatan.
Pasal 19
(1) Pangkotama TNI, Kabalakpus, Karopeg Setjen Kemhan dan
Dandenma Mabes TNI melaksanakan kewenangan:
a. menerima usulan izin penugasan atau praktik dari Satuan
bawah;
b. menerima usulan perpanjangan izin penugasan atau praktik;
c. meneliti persyaratan dan memproses usulan;
d. menerbitkan surat izin penugasan atau praktik; dan
e. membuat laporan kekuatan personel yang melaksanakan
penugasan atau praktik secara periodik setiap semester.
(2) Pangkotama TNI, Kabalakpus, Karopeg Setjen Kemhan dan
Dandenma Mabes TNI dalam melaksanakan kewenangan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan oleh Aspers
Kotama atau Kabagpers Balakpus.
Pasal 20
Komandan Satuan atau Kepala Satuan Kerja melaksanakan kewenangan:
a. menerima usul permohonan izin penugasan atau praktik;
b. menerima usul perpanjangan izin penugasan atau praktik;
c. meneliti persyaratan; dan
d. mengajukan usul izin penugasan atau praktik dan perpanjangan izin
penugasan atau praktik kepada Pangkotama TNI atau Kabalakpus,
atau. Karopeg Setjen Kemhan atau Dandenma Mabes TNI.
Autentikasi
...:KeRala Biro Tata Usaha
han,
urwalaksana
Jenderal TNI
11
BAB VI
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 21
Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan
Peraturan Menteri ini dengan penempatannya dalam Berita Negara
Republik Indonesia.
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 31 Desember 2014
MENTERI PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA,
Cap/ tertanda
RYAMIZARD RYACUDU
Diundangkan di Jakarta
pada tanggal 31 Desember 2014
MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA
REPUBLIK INDONESIA,
Cap/ tertanda
YASONNA H. LAOLY
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2014 NOMOR 2109

Más contenido relacionado

Similar a Peraturan menteri-pertahanan-nomor-85-tahun-2014-tentang-tenaga-profesi-prajurit-tni-yang-bertugas-di-luar-institusi-kemhan-dan-tni

Perpres nomor 37_tahun_2019
Perpres nomor 37_tahun_2019Perpres nomor 37_tahun_2019
Perpres nomor 37_tahun_2019KantorHukum1
 
Perkap no 19 th 2010 ttg pelatihan polri
Perkap no 19 th 2010 ttg pelatihan polriPerkap no 19 th 2010 ttg pelatihan polri
Perkap no 19 th 2010 ttg pelatihan polripolreskotabaru
 
Keppres 1999 87_rumpun jabatan fungsional pegawai negeri sipil
Keppres 1999 87_rumpun jabatan fungsional pegawai negeri sipilKeppres 1999 87_rumpun jabatan fungsional pegawai negeri sipil
Keppres 1999 87_rumpun jabatan fungsional pegawai negeri sipilM. ALI AMIRUDDIN
 
permenpanrb no 38 tahun 2017 kamus standar kompetensi jabatan majnajerial sos...
permenpanrb no 38 tahun 2017 kamus standar kompetensi jabatan majnajerial sos...permenpanrb no 38 tahun 2017 kamus standar kompetensi jabatan majnajerial sos...
permenpanrb no 38 tahun 2017 kamus standar kompetensi jabatan majnajerial sos...analize2
 
9. permenpanrb no 38 tahun 2017
9. permenpanrb no 38 tahun 20179. permenpanrb no 38 tahun 2017
9. permenpanrb no 38 tahun 2017KutsiyatinMSi
 
PERMENPAN NOMOR 38 TAHUN 2023 ....17.pdf
PERMENPAN NOMOR 38 TAHUN 2023 ....17.pdfPERMENPAN NOMOR 38 TAHUN 2023 ....17.pdf
PERMENPAN NOMOR 38 TAHUN 2023 ....17.pdfpunyasiapa
 
SE Menpan No 27 Peran Serta Pegawai ASN sebagai Komponen Cadangan
SE Menpan No 27 Peran Serta Pegawai ASN sebagai Komponen CadanganSE Menpan No 27 Peran Serta Pegawai ASN sebagai Komponen Cadangan
SE Menpan No 27 Peran Serta Pegawai ASN sebagai Komponen CadanganCIkumparan
 
Pp no.42 2010 hak polisi
Pp no.42 2010 hak polisiPp no.42 2010 hak polisi
Pp no.42 2010 hak polisiAgus Sukyanto
 
Perpres nomor 52 tahun 2010
Perpres nomor 52 tahun 2010Perpres nomor 52 tahun 2010
Perpres nomor 52 tahun 2010Sei Enim
 
Perkap nomor 14 th 2011 ttg kode etik profesi
Perkap nomor 14 th 2011 ttg kode etik profesiPerkap nomor 14 th 2011 ttg kode etik profesi
Perkap nomor 14 th 2011 ttg kode etik profesiFitria Anggraeni
 
Per pres no52 th2010 ttg strukturpolri
Per pres no52 th2010 ttg strukturpolriPer pres no52 th2010 ttg strukturpolri
Per pres no52 th2010 ttg strukturpolriBobby D'Arch
 
PERPOL-NO-7-TH-2022.pdf
PERPOL-NO-7-TH-2022.pdfPERPOL-NO-7-TH-2022.pdf
PERPOL-NO-7-TH-2022.pdfflooderpequez
 
PERMEN JABATAN FUNGSIONAL UMUM DAN TERTENTU 21 JANUARI 2011.doc.pdf
PERMEN JABATAN FUNGSIONAL UMUM DAN TERTENTU 21 JANUARI 2011.doc.pdfPERMEN JABATAN FUNGSIONAL UMUM DAN TERTENTU 21 JANUARI 2011.doc.pdf
PERMEN JABATAN FUNGSIONAL UMUM DAN TERTENTU 21 JANUARI 2011.doc.pdfMelvinSawedu2
 

Similar a Peraturan menteri-pertahanan-nomor-85-tahun-2014-tentang-tenaga-profesi-prajurit-tni-yang-bertugas-di-luar-institusi-kemhan-dan-tni (20)

Perpres nomor 37_tahun_2019
Perpres nomor 37_tahun_2019Perpres nomor 37_tahun_2019
Perpres nomor 37_tahun_2019
 
Perkap 11-tahun-2011
Perkap 11-tahun-2011Perkap 11-tahun-2011
Perkap 11-tahun-2011
 
Perkap no 19 th 2010 ttg pelatihan polri
Perkap no 19 th 2010 ttg pelatihan polriPerkap no 19 th 2010 ttg pelatihan polri
Perkap no 19 th 2010 ttg pelatihan polri
 
dsy
dsydsy
dsy
 
Keppres 1999 87_rumpun jabatan fungsional pegawai negeri sipil
Keppres 1999 87_rumpun jabatan fungsional pegawai negeri sipilKeppres 1999 87_rumpun jabatan fungsional pegawai negeri sipil
Keppres 1999 87_rumpun jabatan fungsional pegawai negeri sipil
 
Halaman 1 s.d. 48
Halaman 1 s.d. 48Halaman 1 s.d. 48
Halaman 1 s.d. 48
 
19. keppres nomor_87_tahun_1999_-1
19. keppres nomor_87_tahun_1999_-119. keppres nomor_87_tahun_1999_-1
19. keppres nomor_87_tahun_1999_-1
 
permenpanrb no 38 tahun 2017 kamus standar kompetensi jabatan majnajerial sos...
permenpanrb no 38 tahun 2017 kamus standar kompetensi jabatan majnajerial sos...permenpanrb no 38 tahun 2017 kamus standar kompetensi jabatan majnajerial sos...
permenpanrb no 38 tahun 2017 kamus standar kompetensi jabatan majnajerial sos...
 
9. permenpanrb no 38 tahun 2017
9. permenpanrb no 38 tahun 20179. permenpanrb no 38 tahun 2017
9. permenpanrb no 38 tahun 2017
 
PERMENPAN NOMOR 38 TAHUN 2023 ....17.pdf
PERMENPAN NOMOR 38 TAHUN 2023 ....17.pdfPERMENPAN NOMOR 38 TAHUN 2023 ....17.pdf
PERMENPAN NOMOR 38 TAHUN 2023 ....17.pdf
 
D
DD
D
 
SE Menpan No 27 Peran Serta Pegawai ASN sebagai Komponen Cadangan
SE Menpan No 27 Peran Serta Pegawai ASN sebagai Komponen CadanganSE Menpan No 27 Peran Serta Pegawai ASN sebagai Komponen Cadangan
SE Menpan No 27 Peran Serta Pegawai ASN sebagai Komponen Cadangan
 
Pp no.42 2010 hak polisi
Pp no.42 2010 hak polisiPp no.42 2010 hak polisi
Pp no.42 2010 hak polisi
 
Perpres nomor 52 tahun 2010
Perpres nomor 52 tahun 2010Perpres nomor 52 tahun 2010
Perpres nomor 52 tahun 2010
 
Perkap nomor 14 th 2011 ttg kode etik profesi
Perkap nomor 14 th 2011 ttg kode etik profesiPerkap nomor 14 th 2011 ttg kode etik profesi
Perkap nomor 14 th 2011 ttg kode etik profesi
 
Per pres no52 th2010 ttg strukturpolri
Per pres no52 th2010 ttg strukturpolriPer pres no52 th2010 ttg strukturpolri
Per pres no52 th2010 ttg strukturpolri
 
1997 31 peradilan militer
1997 31 peradilan militer1997 31 peradilan militer
1997 31 peradilan militer
 
Pp no 11 2017 ttg managemen ASN pns
Pp no 11 2017 ttg  managemen ASN pnsPp no 11 2017 ttg  managemen ASN pns
Pp no 11 2017 ttg managemen ASN pns
 
PERPOL-NO-7-TH-2022.pdf
PERPOL-NO-7-TH-2022.pdfPERPOL-NO-7-TH-2022.pdf
PERPOL-NO-7-TH-2022.pdf
 
PERMEN JABATAN FUNGSIONAL UMUM DAN TERTENTU 21 JANUARI 2011.doc.pdf
PERMEN JABATAN FUNGSIONAL UMUM DAN TERTENTU 21 JANUARI 2011.doc.pdfPERMEN JABATAN FUNGSIONAL UMUM DAN TERTENTU 21 JANUARI 2011.doc.pdf
PERMEN JABATAN FUNGSIONAL UMUM DAN TERTENTU 21 JANUARI 2011.doc.pdf
 

Más de merdekacom

Pilpres-2024-dan-Cawe-Cawe-P-JKW-_SC (1).pdf
Pilpres-2024-dan-Cawe-Cawe-P-JKW-_SC (1).pdfPilpres-2024-dan-Cawe-Cawe-P-JKW-_SC (1).pdf
Pilpres-2024-dan-Cawe-Cawe-P-JKW-_SC (1).pdfmerdekacom
 
RILIS 3 SURNAS POLTRACKING [FEBRUARI, MARET, & APRIL 2023].pdf
RILIS 3 SURNAS POLTRACKING [FEBRUARI, MARET, & APRIL 2023].pdfRILIS 3 SURNAS POLTRACKING [FEBRUARI, MARET, & APRIL 2023].pdf
RILIS 3 SURNAS POLTRACKING [FEBRUARI, MARET, & APRIL 2023].pdfmerdekacom
 
RILIS SURNAS PETA ELEKTORAL 2024 [POLTRACKING - NOVEMBER 2022].pdf
RILIS SURNAS PETA ELEKTORAL 2024 [POLTRACKING - NOVEMBER 2022].pdfRILIS SURNAS PETA ELEKTORAL 2024 [POLTRACKING - NOVEMBER 2022].pdf
RILIS SURNAS PETA ELEKTORAL 2024 [POLTRACKING - NOVEMBER 2022].pdfmerdekacom
 
RKUHP-30-November-2022-.pdf
RKUHP-30-November-2022-.pdfRKUHP-30-November-2022-.pdf
RKUHP-30-November-2022-.pdfmerdekacom
 
(p) PARTAI POLITIK DAN PERTUMBUHAN PRO-SYARIAT ISLAM.pdf
(p) PARTAI POLITIK DAN PERTUMBUHAN PRO-SYARIAT ISLAM.pdf(p) PARTAI POLITIK DAN PERTUMBUHAN PRO-SYARIAT ISLAM.pdf
(p) PARTAI POLITIK DAN PERTUMBUHAN PRO-SYARIAT ISLAM.pdfmerdekacom
 
Kesimpulan dan Rekomendasi TGIPF.pdf
Kesimpulan dan Rekomendasi TGIPF.pdfKesimpulan dan Rekomendasi TGIPF.pdf
Kesimpulan dan Rekomendasi TGIPF.pdfmerdekacom
 
PP Nomor 43 Tahun 2018.pdf
PP Nomor 43 Tahun 2018.pdfPP Nomor 43 Tahun 2018.pdf
PP Nomor 43 Tahun 2018.pdfmerdekacom
 
PERS RILIS SURVEI NETIZEN MEDIAN JULI 2022.pdf
PERS RILIS SURVEI NETIZEN MEDIAN JULI 2022.pdfPERS RILIS SURVEI NETIZEN MEDIAN JULI 2022.pdf
PERS RILIS SURVEI NETIZEN MEDIAN JULI 2022.pdfmerdekacom
 
RUU KUHP FINAL, 4 Juli 2022.pdf
RUU KUHP FINAL, 4 Juli 2022.pdfRUU KUHP FINAL, 4 Juli 2022.pdf
RUU KUHP FINAL, 4 Juli 2022.pdfmerdekacom
 
IDI_PAPARAN DR ERLINA_VARIANT_2022.pdf
IDI_PAPARAN DR ERLINA_VARIANT_2022.pdfIDI_PAPARAN DR ERLINA_VARIANT_2022.pdf
IDI_PAPARAN DR ERLINA_VARIANT_2022.pdfmerdekacom
 
LSI Denny JA_Tiga Poros Utama Pilpres 2024.pdf
LSI Denny JA_Tiga Poros Utama Pilpres 2024.pdfLSI Denny JA_Tiga Poros Utama Pilpres 2024.pdf
LSI Denny JA_Tiga Poros Utama Pilpres 2024.pdfmerdekacom
 
20220613_Rilis Surnas_Charta_Juni.pdf
20220613_Rilis Surnas_Charta_Juni.pdf20220613_Rilis Surnas_Charta_Juni.pdf
20220613_Rilis Surnas_Charta_Juni.pdfmerdekacom
 
RILIS-SURNAS-INDIKATOR_EVALUASI-PEMERINTAH-DAN-PETA-ELEKTORAL_APRIL-2022.pdf
RILIS-SURNAS-INDIKATOR_EVALUASI-PEMERINTAH-DAN-PETA-ELEKTORAL_APRIL-2022.pdfRILIS-SURNAS-INDIKATOR_EVALUASI-PEMERINTAH-DAN-PETA-ELEKTORAL_APRIL-2022.pdf
RILIS-SURNAS-INDIKATOR_EVALUASI-PEMERINTAH-DAN-PETA-ELEKTORAL_APRIL-2022.pdfmerdekacom
 
LAPORAN SATGAS IAHF.pdf
LAPORAN SATGAS IAHF.pdfLAPORAN SATGAS IAHF.pdf
LAPORAN SATGAS IAHF.pdfmerdekacom
 
KEPGUB_NO._275_TAHUN_2022.pdf
KEPGUB_NO._275_TAHUN_2022.pdfKEPGUB_NO._275_TAHUN_2022.pdf
KEPGUB_NO._275_TAHUN_2022.pdfmerdekacom
 
1. 220112 Bahan PAK Drafting RUU Sisdiknas - Penjelasan.pdf
1. 220112 Bahan PAK Drafting RUU Sisdiknas - Penjelasan.pdf1. 220112 Bahan PAK Drafting RUU Sisdiknas - Penjelasan.pdf
1. 220112 Bahan PAK Drafting RUU Sisdiknas - Penjelasan.pdfmerdekacom
 
16466214689845
1646621468984516466214689845
16466214689845merdekacom
 
Baleg rj-20200904-085805-1532
Baleg rj-20200904-085805-1532Baleg rj-20200904-085805-1532
Baleg rj-20200904-085805-1532merdekacom
 

Más de merdekacom (20)

Pilpres-2024-dan-Cawe-Cawe-P-JKW-_SC (1).pdf
Pilpres-2024-dan-Cawe-Cawe-P-JKW-_SC (1).pdfPilpres-2024-dan-Cawe-Cawe-P-JKW-_SC (1).pdf
Pilpres-2024-dan-Cawe-Cawe-P-JKW-_SC (1).pdf
 
RILIS 3 SURNAS POLTRACKING [FEBRUARI, MARET, & APRIL 2023].pdf
RILIS 3 SURNAS POLTRACKING [FEBRUARI, MARET, & APRIL 2023].pdfRILIS 3 SURNAS POLTRACKING [FEBRUARI, MARET, & APRIL 2023].pdf
RILIS 3 SURNAS POLTRACKING [FEBRUARI, MARET, & APRIL 2023].pdf
 
RILIS SURNAS PETA ELEKTORAL 2024 [POLTRACKING - NOVEMBER 2022].pdf
RILIS SURNAS PETA ELEKTORAL 2024 [POLTRACKING - NOVEMBER 2022].pdfRILIS SURNAS PETA ELEKTORAL 2024 [POLTRACKING - NOVEMBER 2022].pdf
RILIS SURNAS PETA ELEKTORAL 2024 [POLTRACKING - NOVEMBER 2022].pdf
 
RKUHP-30-November-2022-.pdf
RKUHP-30-November-2022-.pdfRKUHP-30-November-2022-.pdf
RKUHP-30-November-2022-.pdf
 
(p) PARTAI POLITIK DAN PERTUMBUHAN PRO-SYARIAT ISLAM.pdf
(p) PARTAI POLITIK DAN PERTUMBUHAN PRO-SYARIAT ISLAM.pdf(p) PARTAI POLITIK DAN PERTUMBUHAN PRO-SYARIAT ISLAM.pdf
(p) PARTAI POLITIK DAN PERTUMBUHAN PRO-SYARIAT ISLAM.pdf
 
Kesimpulan dan Rekomendasi TGIPF.pdf
Kesimpulan dan Rekomendasi TGIPF.pdfKesimpulan dan Rekomendasi TGIPF.pdf
Kesimpulan dan Rekomendasi TGIPF.pdf
 
PP Nomor 43 Tahun 2018.pdf
PP Nomor 43 Tahun 2018.pdfPP Nomor 43 Tahun 2018.pdf
PP Nomor 43 Tahun 2018.pdf
 
PERS RILIS SURVEI NETIZEN MEDIAN JULI 2022.pdf
PERS RILIS SURVEI NETIZEN MEDIAN JULI 2022.pdfPERS RILIS SURVEI NETIZEN MEDIAN JULI 2022.pdf
PERS RILIS SURVEI NETIZEN MEDIAN JULI 2022.pdf
 
UU_1961_9.pdf
UU_1961_9.pdfUU_1961_9.pdf
UU_1961_9.pdf
 
RUU KUHP FINAL, 4 Juli 2022.pdf
RUU KUHP FINAL, 4 Juli 2022.pdfRUU KUHP FINAL, 4 Juli 2022.pdf
RUU KUHP FINAL, 4 Juli 2022.pdf
 
IDI_PAPARAN DR ERLINA_VARIANT_2022.pdf
IDI_PAPARAN DR ERLINA_VARIANT_2022.pdfIDI_PAPARAN DR ERLINA_VARIANT_2022.pdf
IDI_PAPARAN DR ERLINA_VARIANT_2022.pdf
 
LSI Denny JA_Tiga Poros Utama Pilpres 2024.pdf
LSI Denny JA_Tiga Poros Utama Pilpres 2024.pdfLSI Denny JA_Tiga Poros Utama Pilpres 2024.pdf
LSI Denny JA_Tiga Poros Utama Pilpres 2024.pdf
 
20220613_Rilis Surnas_Charta_Juni.pdf
20220613_Rilis Surnas_Charta_Juni.pdf20220613_Rilis Surnas_Charta_Juni.pdf
20220613_Rilis Surnas_Charta_Juni.pdf
 
RILIS-SURNAS-INDIKATOR_EVALUASI-PEMERINTAH-DAN-PETA-ELEKTORAL_APRIL-2022.pdf
RILIS-SURNAS-INDIKATOR_EVALUASI-PEMERINTAH-DAN-PETA-ELEKTORAL_APRIL-2022.pdfRILIS-SURNAS-INDIKATOR_EVALUASI-PEMERINTAH-DAN-PETA-ELEKTORAL_APRIL-2022.pdf
RILIS-SURNAS-INDIKATOR_EVALUASI-PEMERINTAH-DAN-PETA-ELEKTORAL_APRIL-2022.pdf
 
LAPORAN SATGAS IAHF.pdf
LAPORAN SATGAS IAHF.pdfLAPORAN SATGAS IAHF.pdf
LAPORAN SATGAS IAHF.pdf
 
KEPGUB_NO._275_TAHUN_2022.pdf
KEPGUB_NO._275_TAHUN_2022.pdfKEPGUB_NO._275_TAHUN_2022.pdf
KEPGUB_NO._275_TAHUN_2022.pdf
 
1. 220112 Bahan PAK Drafting RUU Sisdiknas - Penjelasan.pdf
1. 220112 Bahan PAK Drafting RUU Sisdiknas - Penjelasan.pdf1. 220112 Bahan PAK Drafting RUU Sisdiknas - Penjelasan.pdf
1. 220112 Bahan PAK Drafting RUU Sisdiknas - Penjelasan.pdf
 
16466214689845
1646621468984516466214689845
16466214689845
 
Baleg rj-20200904-085805-1532
Baleg rj-20200904-085805-1532Baleg rj-20200904-085805-1532
Baleg rj-20200904-085805-1532
 
Pp362021
Pp362021Pp362021
Pp362021
 

Último

Pengantar dan Teknik Public Speaking.pptx
Pengantar dan Teknik Public Speaking.pptxPengantar dan Teknik Public Speaking.pptx
Pengantar dan Teknik Public Speaking.pptxBudyHermawan3
 
Pemekaran Kabupaten Banyuwangi menujumKota dan kabupaten .pdf
Pemekaran Kabupaten Banyuwangi menujumKota dan kabupaten  .pdfPemekaran Kabupaten Banyuwangi menujumKota dan kabupaten  .pdf
Pemekaran Kabupaten Banyuwangi menujumKota dan kabupaten .pdfHarisKunaifi2
 
NILAI TUKAR NELAYAN BANGGAI KEPULAUAN TAHUN 2024
NILAI TUKAR NELAYAN BANGGAI KEPULAUAN TAHUN 2024NILAI TUKAR NELAYAN BANGGAI KEPULAUAN TAHUN 2024
NILAI TUKAR NELAYAN BANGGAI KEPULAUAN TAHUN 2024ssuser8905b3
 
Aparatur Sipil Negara sebagai Perekat Bangsa.pptx
Aparatur Sipil Negara sebagai Perekat Bangsa.pptxAparatur Sipil Negara sebagai Perekat Bangsa.pptx
Aparatur Sipil Negara sebagai Perekat Bangsa.pptxBudyHermawan3
 
PB.2 KEBIJAKAN PENYELENGGARAAN PEMDES.pptx
PB.2 KEBIJAKAN PENYELENGGARAAN PEMDES.pptxPB.2 KEBIJAKAN PENYELENGGARAAN PEMDES.pptx
PB.2 KEBIJAKAN PENYELENGGARAAN PEMDES.pptxBudyHermawan3
 
Salinan Materi Sosialisasi PEKPPP 2022 - bukti dukung lebih rinci.pdf
Salinan Materi Sosialisasi PEKPPP 2022 - bukti dukung lebih rinci.pdfSalinan Materi Sosialisasi PEKPPP 2022 - bukti dukung lebih rinci.pdf
Salinan Materi Sosialisasi PEKPPP 2022 - bukti dukung lebih rinci.pdfdrmdbriarren
 
mars pkk yang selalu dinyanyikan saat kegiatan PKK.pptx
mars pkk yang selalu dinyanyikan saat kegiatan PKK.pptxmars pkk yang selalu dinyanyikan saat kegiatan PKK.pptx
mars pkk yang selalu dinyanyikan saat kegiatan PKK.pptxSusatyoTriwilopo
 
PB.1 BINA SUASANA DAN ORIENTASI BELAJAR.pptx
PB.1 BINA SUASANA DAN ORIENTASI BELAJAR.pptxPB.1 BINA SUASANA DAN ORIENTASI BELAJAR.pptx
PB.1 BINA SUASANA DAN ORIENTASI BELAJAR.pptxBudyHermawan3
 
Inovasi Pelayanan Publik Pemerintah .pptx
Inovasi Pelayanan Publik Pemerintah .pptxInovasi Pelayanan Publik Pemerintah .pptx
Inovasi Pelayanan Publik Pemerintah .pptxBudyHermawan3
 
Penyesuaian AK Jabatan Fungsional Konvensional Ke Integrasi
Penyesuaian AK Jabatan Fungsional Konvensional Ke IntegrasiPenyesuaian AK Jabatan Fungsional Konvensional Ke Integrasi
Penyesuaian AK Jabatan Fungsional Konvensional Ke Integrasiasaliaraudhatii
 
Konsep Management RisikoRev Pak Budi.pptx
Konsep Management RisikoRev Pak Budi.pptxKonsep Management RisikoRev Pak Budi.pptx
Konsep Management RisikoRev Pak Budi.pptxBudyHermawan3
 
LAPORAN KEPALA DESA. sebagai kewajiban pptx
LAPORAN KEPALA DESA. sebagai kewajiban pptxLAPORAN KEPALA DESA. sebagai kewajiban pptx
LAPORAN KEPALA DESA. sebagai kewajiban pptxBudyHermawan3
 
PB.2.3 KERJA SAMA DESA. Perspektif Kerja sama Desapptx
PB.2.3 KERJA SAMA DESA. Perspektif Kerja sama DesapptxPB.2.3 KERJA SAMA DESA. Perspektif Kerja sama Desapptx
PB.2.3 KERJA SAMA DESA. Perspektif Kerja sama DesapptxBudyHermawan3
 
Membangun Budaya Ber-Integritas ASN.pptx
Membangun Budaya Ber-Integritas ASN.pptxMembangun Budaya Ber-Integritas ASN.pptx
Membangun Budaya Ber-Integritas ASN.pptxBudyHermawan3
 
Tata Kelola Pengadaan barang dan Jasa di Desa pptx
Tata Kelola Pengadaan barang dan Jasa di Desa pptxTata Kelola Pengadaan barang dan Jasa di Desa pptx
Tata Kelola Pengadaan barang dan Jasa di Desa pptxBudyHermawan3
 

Último (15)

Pengantar dan Teknik Public Speaking.pptx
Pengantar dan Teknik Public Speaking.pptxPengantar dan Teknik Public Speaking.pptx
Pengantar dan Teknik Public Speaking.pptx
 
Pemekaran Kabupaten Banyuwangi menujumKota dan kabupaten .pdf
Pemekaran Kabupaten Banyuwangi menujumKota dan kabupaten  .pdfPemekaran Kabupaten Banyuwangi menujumKota dan kabupaten  .pdf
Pemekaran Kabupaten Banyuwangi menujumKota dan kabupaten .pdf
 
NILAI TUKAR NELAYAN BANGGAI KEPULAUAN TAHUN 2024
NILAI TUKAR NELAYAN BANGGAI KEPULAUAN TAHUN 2024NILAI TUKAR NELAYAN BANGGAI KEPULAUAN TAHUN 2024
NILAI TUKAR NELAYAN BANGGAI KEPULAUAN TAHUN 2024
 
Aparatur Sipil Negara sebagai Perekat Bangsa.pptx
Aparatur Sipil Negara sebagai Perekat Bangsa.pptxAparatur Sipil Negara sebagai Perekat Bangsa.pptx
Aparatur Sipil Negara sebagai Perekat Bangsa.pptx
 
PB.2 KEBIJAKAN PENYELENGGARAAN PEMDES.pptx
PB.2 KEBIJAKAN PENYELENGGARAAN PEMDES.pptxPB.2 KEBIJAKAN PENYELENGGARAAN PEMDES.pptx
PB.2 KEBIJAKAN PENYELENGGARAAN PEMDES.pptx
 
Salinan Materi Sosialisasi PEKPPP 2022 - bukti dukung lebih rinci.pdf
Salinan Materi Sosialisasi PEKPPP 2022 - bukti dukung lebih rinci.pdfSalinan Materi Sosialisasi PEKPPP 2022 - bukti dukung lebih rinci.pdf
Salinan Materi Sosialisasi PEKPPP 2022 - bukti dukung lebih rinci.pdf
 
mars pkk yang selalu dinyanyikan saat kegiatan PKK.pptx
mars pkk yang selalu dinyanyikan saat kegiatan PKK.pptxmars pkk yang selalu dinyanyikan saat kegiatan PKK.pptx
mars pkk yang selalu dinyanyikan saat kegiatan PKK.pptx
 
PB.1 BINA SUASANA DAN ORIENTASI BELAJAR.pptx
PB.1 BINA SUASANA DAN ORIENTASI BELAJAR.pptxPB.1 BINA SUASANA DAN ORIENTASI BELAJAR.pptx
PB.1 BINA SUASANA DAN ORIENTASI BELAJAR.pptx
 
Inovasi Pelayanan Publik Pemerintah .pptx
Inovasi Pelayanan Publik Pemerintah .pptxInovasi Pelayanan Publik Pemerintah .pptx
Inovasi Pelayanan Publik Pemerintah .pptx
 
Penyesuaian AK Jabatan Fungsional Konvensional Ke Integrasi
Penyesuaian AK Jabatan Fungsional Konvensional Ke IntegrasiPenyesuaian AK Jabatan Fungsional Konvensional Ke Integrasi
Penyesuaian AK Jabatan Fungsional Konvensional Ke Integrasi
 
Konsep Management RisikoRev Pak Budi.pptx
Konsep Management RisikoRev Pak Budi.pptxKonsep Management RisikoRev Pak Budi.pptx
Konsep Management RisikoRev Pak Budi.pptx
 
LAPORAN KEPALA DESA. sebagai kewajiban pptx
LAPORAN KEPALA DESA. sebagai kewajiban pptxLAPORAN KEPALA DESA. sebagai kewajiban pptx
LAPORAN KEPALA DESA. sebagai kewajiban pptx
 
PB.2.3 KERJA SAMA DESA. Perspektif Kerja sama Desapptx
PB.2.3 KERJA SAMA DESA. Perspektif Kerja sama DesapptxPB.2.3 KERJA SAMA DESA. Perspektif Kerja sama Desapptx
PB.2.3 KERJA SAMA DESA. Perspektif Kerja sama Desapptx
 
Membangun Budaya Ber-Integritas ASN.pptx
Membangun Budaya Ber-Integritas ASN.pptxMembangun Budaya Ber-Integritas ASN.pptx
Membangun Budaya Ber-Integritas ASN.pptx
 
Tata Kelola Pengadaan barang dan Jasa di Desa pptx
Tata Kelola Pengadaan barang dan Jasa di Desa pptxTata Kelola Pengadaan barang dan Jasa di Desa pptx
Tata Kelola Pengadaan barang dan Jasa di Desa pptx
 

Peraturan menteri-pertahanan-nomor-85-tahun-2014-tentang-tenaga-profesi-prajurit-tni-yang-bertugas-di-luar-institusi-kemhan-dan-tni

  • 1. KEMENTERIAN PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 85 TAHUN 2014 TENTANG TENAGA PROFESI PRAJURIT TENTARA NASIONAL YANG BERTUGAS DI LUAR INSTITUSI KEMENTERIAN PERTAHANAN DAN TENTARA NASIONAL INDONESIA DIUNDANGKAN DI JAKARTA PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2014
  • 2. KEMENTERIAN PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 85 TAHUN 2014 TENTANG TENAGA PROFESI PRAJURIT TENTARA NASIONAL INDONESIA YANG BERTUGAS DI LUAR INSTITUSI KEMENTERIAN PERTAHANAN DAN TENTARA NASIONAL INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa dalam rangka memelihara profesionalisme Prajurit Tentara Nasional Indonesia sebagai sumber daya manusia komponen utama pertahanan negara sesuai dengan profesinya, perlu menetapkan peraturan. Menteri Pertahanan tentang Tenaga profesi Prajurit Tentara Nasional Indonesia yang bertugas di luar Institusi Kernenterian Pertahanar. dar. Tentara Nasional Indonesia; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan Negara (Lembaran Negara :Republik Indonesia Tahun 2002 Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia N oraor 41_69); 2 Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2004 tentang Tentara Nasional Indonesia (Lembaran. 11-ga-la Rept; bli k Indonesia Tahun 2004 Nomor 127, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4439): 3. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 i..ental:P, Kementerian Negara (Lembo ran Negara Republik Indonesia Tahun 2608 Nomor 1(36, T,L-tm.baho Lembaran Negara Republik Indonesia Nemor 4916); 4. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2010 tenkar._g Administrasi Prajurit Tentara Nasional Indonesia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nornor 50, Tambahan Lernbafan Negara Indonesia Noin:.)r 51201;
  • 3. 2 5. Peraturan Menteri Pertahanan Nomor 16 Tahun 2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pertahanan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 469); MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN MENTERI PERTAHANAN TENAGA PROFESI PRAJURIT TENTARA INDONESIA YANG BERTUGAS DI LUAR KEMENTERIAN PERTAHANAN DAN TENTARA INDONESIA. TENTANG NASIONAL INSTITUSI NASIONAL BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan: 1. Tenaga profesi Prajurit Tentara Nasional Indonesia adalah tenaga yang dimiliki Prajurit TNI karena kemampuan di bidang keahlian atau kompetensi khusus melalui izin praktik profesi maupun penugasan. Penugasan adalah rangkaian kegiatan tenaga profesi Prajurit Tentara Nasional Indonesia yang mendapat izin dari atasannya berdasarkan kebutuhan dan permintaan dari instansi Pemerintah, instansi non Pemerintah dan mandiri tanpa dilengkapi surat izin praktik dari organisasi profesinya. 3. Praktik profesi adalah rangkaian kegiatan tenaga profesi Prajurit Tentara Nasional Indonesia yang mendapat izin dari atasannya berdasarkan kebutuhan dan permintaan dari instansi Pemerintah, instansi non Pemerintah dan mandiri harus dilengkapi surat izin praktik dari organisasi profesinya. 4. Surat Izin Praktik Profesi adalah bukti tertulis yang diberikan oleh organisasi profesi kepada tenaga profesi yang akan menjalankan praktik sesuai dengan profesinya dan memenuhi persyaratan. 5. Kompetensi khusus adalah kemampuan yang dimiliki seseorang terkait dengan pengetahuan, ketrampilan dan perilaku. 6. TNI adalah Tentara Nasional Indonesia. 7 Prajurit adalah Anggota Tentara Nasional Indonesia. 8. Menteri Pertahanan yang selanjutnya disebut menteri adalah menteri yang bertanggung jawab di bidang pertahanan negara. 9. Panglima TNI yang selanjutnya disebut Panglima adalah Perwira Tinggi Militer yang memimpin TNI.
  • 4. 3 10. Instansi Pemerintah adalah satuan kerja atau satuan organisasi kementerian, kesekretariatan lembaga tinggi negara, dan instansi pemerintah lainnya baik pusat maupun daerah, termasuk Badan Usaha Milik Negara, Badan Hukum Milik Negara dan Badan usaha Milik Daerah. 11. Instansi non Pemerintah adalah organisasi atau perusahaan swasta yang berbadan hukum. 12 . Pembina profesi adalah badan atau lembaga yang membina dan bertindak profesional kepada suatu pekerjaan yang dilaksanakan berdasarkan suatu keilmuan, kompetensi yang diperoleh melalui pendidikan yang berjenjang, dan kode etik. 13. Pejabat yang berwenang adalah pejabat struktural di lingkungan Kemhan dan TNI yang terdiri atas: a. Panglima Komando Utama TNI. b. Kepala Badan Pelaksana Pusat. c. Kepala Biro Kepegawaian Setjen Kemhan dan d. Komandan Detasemen Markas Markas Besar TNI. 14. Komando Utama yang selanjutnya disebut Kotama adalah kekuatan TNI yang memiliki fungsi pembinaan kekuatan matra yang berada di bawah komando Kepala Staf Angkatan. 15. Badan Pelaksana Pusat yang selanjutnya disebut Balakpus adalah satuan-satuan kerja tingkat Markas Besar TNI dan Markas Besar Angkatan yang bertugas sebagai staf dan pelaksana kegiatan di tingkat pusat dalam lingkup Markas TNI atau Markas Besar Angkatan. 16. Biro Kepegawaian Sekretariat Jenderal Kementerian Pertahanan yang selanjutnya disebut Ropeg Setjen Kemhan adalah unsur pelaksana sebagian tugas Setjen yang mempunyai tugas melaksanakan pengelolaan sistem pembinaan kepegawaian Kemhan serta pembinaan PNS Kemhan, Mabes TNI dan Angkatan. 17. Detasemen Markas Mabes TNI yang selanjutnya disebut Denma Mabes TNI adalah unsur pelayanan yang bertugas melayani kegiatan administrasi personel, logistik, instalasi, urusan dalam dan administrasi umum di lingkungan Markas Besar TNI.
  • 5. 4 BAB II TENAGA PROFESI PRAJURIT TENTARA NASIONAL INDONESIA Pasal 2 Prajurit TNI yang mempunyai kemampuan di bidang keahlian atau kompetensi khusus yang akan melaksanakan penugasan atau praktik di luar institusi Kemhan dan TNI berdasarkan kebutuhan dan permmtaan dari: a. Instansi Pemerintah; b. Instansi non Pemerintah; dan/atau c. Mandiri. Pasal 3 (1) Prajurit TNI yang mempunyai kemampuan di bidang keahlian atau kompetensi khusus yang akan melaksanakan penugasan atau praktik sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 terdiri atas: a. tenaga profesi penerbangan; b. tenaga profesi pelayaran; c. tenaga profesi pendidik; d. tenaga profesi medis; e. tenaga profesi para medis; f. tenaga profesi kefarmasian; dan g. tenaga profesi psikolog. (2) Tenaga profesi penerbangan sebagaimana dimaksud ayat (1) huruf a terdiri atas: a. pilot; b. mekanik pesawat udara; c. pramugari/ pramugara; d. pengatur lalulintas udara; dan e. parkir pesawat. (3) Tenaga profesi pelayaran sebagaimana dimaksud ayat huruf b terdiri atas: a. nakhoda; b. mekanik mesin;
  • 6. 5 c. navigator; d. telekomunikasi pelayaran; dan e. nautika. (4) Tenaga profesi lainnya yang memiliki sumpah profesi dan kode etik atas izin pembina profesi dan atau atas ijin pejabat yang berwenang. Pasal 4 ( 1 ) Setiap tenaga profesi prajurit TNI sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (1) huruf a, huruf b dan huruf c yang melaksanakan penugasan profesi di luar Institusi Kemhan dan TNI wajib memiliki izin tertulis penugasan profesi. (2) Izin tertulis penugasan profesi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikeluarkan oleh pejabat yang berwenang di lingkungan Kemhan atau TNI. Pasal 5 (1) Setiap tenaga profesi prajurit TNI sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (1) huruf d, huruf e, huruf f dan huruf g yang melaksanakan praktik di luar Institusi Kemhan dan TNI wajib memiliki Surat Izin Praktik Profesi. 2) Surat Izin Praktik Profesi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikeluarkan oleh pejabat yang berwenang sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan. (3) Untuk mendapatkan Surat Izin Praktik Profesi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tenaga profesi Prajurit TNI wajib a. Surat Tanda Registrasi sesuai profesi yang masih berlaku; b. tempat praktik; dan c. rekomendasi dari organisasi profesi. Pasal 6 (1) Tenaga profesi prajurit TNI yang melaksanakan penugasan atau praktik di luar institusi Kemhan dan TNI mempunyai hak: a. memperoleh perlindungan dan/ atau bantuan hukum sepanjang melaksanakan tugas sesuai dengan standar profesi dan standar operasional prosedur; b. bekerja sesuai standar; c. menolak melakukan tindakan yang bertentangan dengan etika, hukum, agama dan norma yang berlaku di masyarakat; d. memperoleh informasi yang lengkap tentang profesi yang dij alaninya;
  • 7. 6 e. menjadi anggota perhimpunan profesi; dan f. hak-hak lain sesuai profesi yang dijalani. (2) Tenaga profesi prajurit TNT yang melaksanakan penugasan atau praktik di luar Kemhan dan TNT mempunyai kewajiban: a. menjunjung tinggi hukum, kode etik tenaga profesi, norma agama dan norma sosial; b. memelihara dan memupuk persatuan dan kesatuan bangsa; c. bertindak objektif dan tidak diskriminatif atas pertimbangan suku, agama, ras dan golongan; dan d. menjalankan tugas profesi sebaik-baiknya sesuai aturan profesi yang dijalani. BAB III PROSEDUR PENUGASAN ATAU PRAKTIK Bagian Kesatu Persyaratan umum dan Persyaratan khusus Pasal 7 Prajurit TNI yang melaksanakan penugasan atau praktik sebagai tenaga profesi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 harus memenuhi persyaratan umum dan persyaratan khusus. Pasal 8 (1) Persyaratan umum sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 terdiri atas: a. diizinkan atau disetujui oleh Komandan Satuan atau Kepala Satuan Kerja; b. memiliki keahlian atau kompetensi khusus; c. memiliki pengalaman sebagai tenaga profesi yang dipersyaratkan; d. berkelakuan baik selama berdinas di Kemhan atau TNI; dan e. sehat jasmani dan rohani. (2) Persyaratan khusus sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 terdiri atas: a. telah berdinas sebagai prajurit TNT minimal 5 (lima) tahun; b. selama melaksanakan penugasan atau praktik tidak mengganggu dinas di institusi Kemhan atau TNI;
  • 8. 7 c. memiliki jenjang pendidikan umum minimal SLTA di bidangnya; d. dalam menjalankan profesinya tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan dan kebijakan Kemhan atau TNI; e. surat izin berlaku paling lama satu tahun dan dapat diperpanjang; dan f. memenuhi persyaratan lain sesuai ketentuan profesinya yang dibutuhkan oleh pengguna. Bagian Kedua Permohonan Izin Penugasan atau Praktik Profesi Pasal 9 (1) Tenaga profeSi prajurit TNI yang akan melaksanakan penugasan atau praktik profesi membuat permohonan izin penugasan atau permohonan izin praktik profesi kepada Komandan Satuan atau Kepala Satuan Kerja dengan memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7. (2) Komandan Satuan atau Kepala Satuan Kerja meneruskan permohonan izin penugasan atau permohonan izin praktik profesi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) kepada Pangkotama TNI atau Kabalakpus atau Karopeg Setjen Kemhan atau Dandenma Mabes TNI. Pangkotama TNI, Kabalakpus, Karopeg Setjen Kemhan dan Dandenma Mabes TNI mengeluarkan surat izin penugasan atau surat izin praktik profesi. (4) Surat izin penugasan atau Surat Izin Praktik Profesi sebagaimana dimaksud pada ayat (3) ditembuskan kepada Direktur Jenderal Kekuatan Pertahanan Kementerian Pertahanan, Asisten Personel Panglima TNI dan Asisten Personel Angkatan. Bagian Ketiga Tempat dan Waktu Pasal 10 Tempat pelaksanaan penugasan atau praktik tenaga profesi prajurit TNI meliputi: a. Instansi Pemerintah; b. Instansi non Pemerintah; dan/atau c. praktik secara mandiri. (3)
  • 9. 8 Pasal 11 Waktu pemberian penugasan atau praktik profesi bagi Prajurit TNI dilaksanakan di luar jam dinas atau sesuai waktu penugasan yang diberikan atau dikeluarkan oleh Pangkotama TNI atau Kabalakpus atau Karopeg Setjen Kemhan atau Dandenma Mabes TNI. Bagian Keempat Kode Etik Tenaga Profesi Pasal 12 Kode etik tenaga profesi: a. setia kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia, Pancasila dan UUD 1945; b. mengutamakan kepentingan negara, bangsa, masyarakat dan kemanusiaan daripada kepentingan pribadi; c. mengamalkan dan menghormati agama, kepercayaan, adat istiadat, budaya, norma hukum dan nilai-nilai kemanusiaan dalam melaksanakan tugas; menjalankan tugas-tugas profesi sebagai wujud nyata amal ibadah; e. setiap tenaga profesi memegang teguh rahasia, yang menurut sifatnya atau perintah kedinasan harus dirahasiakan; f. memberikan pelayanan terbaik; g. tidak membeda-bedakan cara pelayanan atau transfer ilmu pengetahuan dan keterampilan kepada semua orang; h. mengutamakan kemudahan dan tidak mempersulit; i. bersikap hormat kepada siapapun dan tidak menunjukkan sikap arogan karena kewenangan; dan j kode etik lainnya diatur oleh organisasi profesi. Pasal 13 Pelanggaran atas kode etik profesi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 dikenakan sanksi sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan. BAB IV PEMBINAAN DAN PENGAWASAN Pasal 14 Pembinaan dan pengawasan bagi tenaga profesi prajurit TNI yang berdinas di lingkungan Mabes Angkatan yang melaksanakan penugasan atau praktik di luar institusi Kemhan atau TNI dilaksanakan oleh Pangkotama TNI atau Kabalakpus. ( 1 )
  • 10. 9 (2) Pembinaan dan pengawasan bagi tenaga profesi yang berdinas di lingkungan Mabes TNI yang melaksanakan penugasan atau praktik profesi di luar institusi Kemhan atau TNI dilaksanakan oleh Dandenma Mabes TNI. (3) Pembinaan dan pengawasan bagi tenaga profesi yang berdinas di Kemhan yang melaksanakan penugasan atau praktik di luar institusi Kemhan dan TNI dilaksanakan oleh Karopeg Setjen Kemhan. Pasal 15 Dalam pembinaan dan pengawasan, sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14, Pangkotama TNI, Kabalakpus, Karopeg Setjen Kemhan dan Dandenma Mabes TNI membuat laporan kekuatan personel setiap semester bagi tenaga profesi prajurit TNI yang melaksanakan penugasan atau izin praktik profesi kepada Sekjen Kemhan atau Kas Angkatan atau Panglima TNI dengan tembusan Dirjen Kuathan Kemhan. BAB V TATARAN KEWENANGAN Pasal 16 (1) Menteri sebagai pengarah mempunyai kewenangan memberikan arahan, mengadakan pemantauan, pengawasan, pengendalian dan evaluasi terhadap pelaksanaan penugasan atau ijin praktik profesi Prajurit TNI. (2) Kewenangan Menteri sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan oleh Dirjen Kuathan Kemhan. Pasal 17 (1) Panglima sebagai penanggung jawab mempunyai kewenangan: a. mengadakan koordinasi dengan instansi lain yang berkaitan dengan penyelenggaraan penugasan dan praktik tenaga profesi Prajurit TNI; b. menyelenggarakan pemantauan, pengawasan, pengendalian dan evaluasi pelaksanaan penugasan atau praktik tenaga profesi Prajurit TNI; dan c. menerima laporan kekuatan Prajurit penugasan atau praktik. (2) Pelaksanaan tugas Panglima sebagaimana dilaksanakan oleh Aspers Panglima TNI. Pasal 18 ( 1 ) Kepala Staf Angkatan sebagai pelaksana melaksanakan kewenangan: TNI yang melaksanakan dimaksud pada ayat (1) tingkat pusat angkatan
  • 11. 1 0 a. mengadakan koordinasi dengan instansi lain yang berkaitan dengan penyelenggara.an penugasan atau praktik tenaga profesi prajurit TNI di tingkat Angkatan; menyelenggarakan pemantauan, pengawasan, pengendalian dan evaluasi pelaksanaan penugasan atau praktik tenaga profesi prajurit TNI di tingkat Angkatan; c. menerima laporan kekuatan personel yang melaksanakan penugasan atau praktik; dan d. membuat dan mengirimkan laporan kekuatan personel yang melaksanakan penugasan atau praktik tenaga profesi Prajurit TNI secara periodik setiap semester kepada Panglima TNI dengan tembusan Dirjen Kuathan Kemhan. (2) Kepala Staf Angkatan dalam melaksanakan kewenangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan oleh Aspers Angkatan. Pasal 19 (1) Pangkotama TNI, Kabalakpus, Karopeg Setjen Kemhan dan Dandenma Mabes TNI melaksanakan kewenangan: a. menerima usulan izin penugasan atau praktik dari Satuan bawah; b. menerima usulan perpanjangan izin penugasan atau praktik; c. meneliti persyaratan dan memproses usulan; d. menerbitkan surat izin penugasan atau praktik; dan e. membuat laporan kekuatan personel yang melaksanakan penugasan atau praktik secara periodik setiap semester. (2) Pangkotama TNI, Kabalakpus, Karopeg Setjen Kemhan dan Dandenma Mabes TNI dalam melaksanakan kewenangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan oleh Aspers Kotama atau Kabagpers Balakpus. Pasal 20 Komandan Satuan atau Kepala Satuan Kerja melaksanakan kewenangan: a. menerima usul permohonan izin penugasan atau praktik; b. menerima usul perpanjangan izin penugasan atau praktik; c. meneliti persyaratan; dan d. mengajukan usul izin penugasan atau praktik dan perpanjangan izin penugasan atau praktik kepada Pangkotama TNI atau Kabalakpus, atau. Karopeg Setjen Kemhan atau Dandenma Mabes TNI.
  • 12. Autentikasi ...:KeRala Biro Tata Usaha han, urwalaksana Jenderal TNI 11 BAB VI KETENTUAN PENUTUP Pasal 21 Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Menteri ini dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia. Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 31 Desember 2014 MENTERI PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA, Cap/ tertanda RYAMIZARD RYACUDU Diundangkan di Jakarta pada tanggal 31 Desember 2014 MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA, Cap/ tertanda YASONNA H. LAOLY BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2014 NOMOR 2109