Dokumen tersebut membahas tentang aspek teknis operasional dalam pengelolaan sampah, termasuk 6 elemen fungsi pengelolaan sampah, faktor-faktor pengelolaan, dan penanggung jawab pengelolaan. Dibahas pula pola operasional penanganan sampah berdasarkan konsep 3R serta cara mengukur dan menentukan timbulan sampah.
Bab 11 Liabilitas Jangka Pendek dan Penggajian.pptx
Aspek Teknis Operasional Pengelolaan Sampah (3/4)
1. Pengantar Sistem Pengelolaan Sampah
Aspek Teknis Operasional (3/4)
Seri Belajar Mengelola Sampah dengan Efektif
Dasar-dasar Sistem Pengelolaan Sampah
www.nawasis.com
4. Aspek Teknis Operasional
6 Elemen Fungsi (Aspek)
1. Penimbulan (waste generation),
2. Penanganan yang terdiri dari pemisahan, penyimpanan
dan prosesing di tempat (waste handling, separation,
storage and processing at the source),
3. Pengumpulan (collection), pemindahan dan pengangkutan
(transfer and transport),
4. Pemisahan, prosesing dan transformasi (separation and
processing and transformation), dan
5. Pemrosesan akhir (disposal).
www.nawasis.com
6. Penanggung Jawab Pengelolaan Sampah
• Penanggung jawab pengelolaan persampahan dilaksanakan
oleh dinas-dinas terkait seperti Dinas Kebersihan.
• Pengelolaan oleh dinas-dinas terkait ini dimulai dari
pengangkutan sampah sampai pemrosesan akhir sampah.
• Sumber sampah dan pengumpulan di sumber sampah adalah
menjadi tanggung jawab pengelola yaitu:
– Swasta/developer dan atau;
– Organisasi kemasyarakatan.
– Sampah B3-rumah tangga ditangani khusus oleh lembaga tertentu
www.nawasis.com
8. Pola Operasional Penanganan Sampah
3R (reuse, reduce, recycle)
• Pola operasional pengelolaan dengan konsep 3R (reduce,
reuse dan recycle) diterapkan mulai dari sumber sampah.
• Adanya program 3R diharapkan dapat:
– mengurangi jumlah sampah yang ditangani di TPS 3R maupun di
TPST atau TPA,
– menurunkan beban pengolahan sampah pada skala kota maupun
skala regional.
www.nawasis.com
10. 1. Penimbulan
Sumber-sumber sampah (1/5)
Sampah yang akan dikelola dibedakan atas
1. Sampah rumah tangga
– Sampah yang berasal dari kegiatan sehari-hari dalam rumah
tangga, tidak termasuk tinja dan sampah spesifik.
2. Sampah sejenis sampah rumah tangga
– Sampah yang berasal dari kawasan komersial, kawasan industri,
kawasan khusus, fasilitas sosial, fasilitas umum, dan/atau fasilitas
lainnya.
www.nawasis.com
11. 1. Penimbulan
Sumber-sumber sampah (2/5)
3. Sampah spesifik sebagaimana dimaksud meliputi:
– sampah yang mengandung bahan berbahaya dan beracun;
– sampah yang mengandung limbah bahan berbahaya dan beracun;
– sampah yang timbul akibat bencana;
– sampah bongkaran bangunan;
– sampah yang secara teknologi belum dapat
diolah; dan/atau
– sampah yang timbul secara tidak periodik
www.nawasis.com
12. 1. Penimbulan
Sumber-sumber sampah (3/5)
• Sampah rumah tangga
– bersumber dari aktifitas rumah/dapur serta aktifitas rumah tangga
lainnya.
– Jenis atau tipe sampah yang dihasilkan terutama berupa
• sampah basah dan
• sampah kering dan
• debu.
www.nawasis.com
13. 1. Penimbulan
Sumber-sumber sampah (4/5)
• Sampah sejenis sampah rumah tangga
– bersumber dari pasar, pertokoan, restoran, perusahaan dan
sebagainya.
– sebagian besar kategori sampah ini berasal dari pasar dan
kebanyakan berupa sampah organik.
www.nawasis.com
14. 1. Penimbulan
Sumber-sumber sampah (5/5)
• Sampah spesifik
– sampah ini dikelola secara terpisah dengan
jenis sampah yang lain karena mempunyai sifat
spesifik yang harus ditangani secara khusus.
• Sampah lain-lain:
– sampah pertanian, kandang
hewan/pemotongan hewan,
– sampah dari instalasi pengolahan air bersih,
instalasi pengolahan air limbah, dan lain-lain.
www.nawasis.com
15. 1. Penimbulan
Klasifikasi sumber-sumber sampah (1/6)
Sampah yang berasal dari:
• daerah perumahan
• daerah komersial
• fasilitas umum
• fasilitas sosial
• lain-lain
www.nawasis.com
16. 1. Penimbulan
Sumber-sumber sampah, di daerah perumahan (1/4)
Sumber sampah di daerah perumahan:
• Perumahan masyarakat berpenghasilan
tinggi (High income)
• Perumahan masyarakat berpenghasilan
menengah (Middle income)
• Perumahan masyarakat berpenghasilan
rendah/daerah kumuh (Low income/slum
area)
www.nawasis.com
17. 1. Penimbulan
Sumber-sumber sampah, di daerah komersial (2/4)
Sumber sampah di daerah komersial:
• Daerah komersial umumnya didominasi oleh kawasan
perniagaan, hiburan dan lain-lain.
• Yang termasuk kategori komersial adalah
– Pasar, pertokoan
– Hotel, restauran, bioskop,
– Salon kecantikan,
– Industri dan lain-lain.
www.nawasis.com
18. 1. Penimbulan
Sumber-sumber sampah, fasum & fasos (3/4)
Fasilitas Umum Fasilitas Sosial
• Fasilitas umum merupakan • Fasilitas sosial merupakan
sarana/prasarana perkotaan sarana prasarana perkotaan
yang dipergunakan untuk yang digunakan untuk
kepentingan umum. kepentingan sosial atau bersifat
• Yang termasuk dalam kategori sosial.
fasilitas umum ini adalah • Fasilitas sosial ini meliputi
– perkantoran, sekolah, – panti-panti sosial (rumah
– rumah sakit, apotik, jompo, panti asuhan) dan
– gedung olah raga, museum, – tempat-tempat ibadah (mesjid,
– taman, jalan, saluran/sungai gereja pura, dan lain-lain).
dan lain-lain.
www.nawasis.com
19. 1. Penimbulan
Sumber-sumber sampah, lainnya (4/4)
Sumber sampah lainnya:
• Sumber-sumber sampah ini disesuaikan dengan kondisi
kota atau peruntukan tata guna lahannya.
• Contoh sampah yang berasal dari
– sampah dari tempat pemotongan hewan,
– limbah dari pertanian, atau
– buangan dari instalasi pengolahan air limbah (sludge),
www.nawasis.com
20. Timbulan Sampah
Ukuran yang digunakan
Berat dan Volume: Satuan atau Unit Timbulan
• Berdasarkan berat • Perumahan
– satuan berat : ton, kg – l/capita.day;
• Berdasarkan volume – kg/orang/hari
– satuan volume : liter, m3 • Komersil
– l/capita/day;
– kg/orang/hari
• Industri :
– l waste/product/day
• Jalan
– l/panjang jalan
www.nawasis.com
21. Timbulan Sampah
Metode Pengukuran
1. Load-Count Analysis
– Didasarkan atas jumlah kendaraan pengangkutan yang masuk
dilokasi Transfer Station atau Recycling Center atau TPA,
– Berdasarkan jumlah, volume dan berat.
2. Weight–Volume Analysis,
– Pengukuran langsung pada kendaraan pengangkut,
– Berdasarkan berat, atau volume.
www.nawasis.com
23. Timbulan Sampah
Cara Pengukuran
1. Perkembangan jumlah penduduk
2. Survei pengambilan contoh sampah di sumber sampah
3. Penentuan desitas sampah
www.nawasis.com
24. Cara Pengukuran Timbulan Sampah
Perkembangan jumlah penduduk (1/2)
1. Metode Aritmatik
– Rumus matematis : Pn = Po + r ( dn )
Pn = Jumlah penduduk pada akhir tahun periode
Po = Jumlah penduduk pada awal proyeksi
r = Rata-rata pertambahan penduduk tiap tahun
dn = Kurun waktu proyeksi
2. Metoda Geometric
– Rumus matematis : Pn = Po ( 1+ r )dn
Pn = Jumlah penduduk pada akhir tahun periode
Po = Jumlah penduduk pada awal proyeksi
r = Rata-rata pertambahan penduduk tiap tahun
dn = Kurun waktu proyeksi
www.nawasis.com
25. Cara Pengukuran Timbulan Sampah
Perkembangan jumlah penduduk (2/2)
3. Metode Least Square
– Rumus : Pn = a + ( b . t )
t = Tambahan tahun terhitung dari tahun dasar
• Penentukan metoda yang dipakai untuk proyeksi penduduk, terlebih
dahulu kita mencari nilai korelasi (r) untuk tiap-tiap metoda.
• Pada metoda yang mempunyai nilai korelasi paling mendekati nilai 1,
itulah yang akan dipakai. Rumus nilai korelasi (r) adalah sebagai
berikut :
www.nawasis.com
26. Cara Pengukuran Timbulan Sampah
Survei pengambilan contoh sampel (1/3)
• Guna menentukan timbulan sampah yang dihasilkan dari
suatu permukiman perlu dilakukan suvey pengambilan
contoh sampah langsung di sumber sampah.
• Pengambilan ini untuk mengetahui rata-rata berapa
timbulan sampah yang dihasilkan L/orang/hari atau
kg/orang/hari.
• Pelaksanaan survey dan pengambilan contoh berdasarkan
SNI M-36-1991-03 Tentang Metode Pengambilan dan
Pengukuran Contoh Timbulan dan Komposisi Sampah
Perkotaan.
www.nawasis.com
27. Cara Pengukuran Timbulan Sampah
Survei pengambilan contoh sampel (2/3)
• Jumlah contoh jiwa atau sampel:
– S = Jumlah contoh (jiwa)
– Cd = Koefisien perumahan
– Cd = 1 (Kota besar / metropolitan)
– Cd = 0,5( Kota sedang / kecil )
– Ps = Populasi (jiwa)
• Jumlah KK yang diamati : K = S / N (2)
– K = Jumlah contoh (KK)
– N = Jumlah jiwa per keluarga = 5
www.nawasis.com
28. Cara Pengukuran Timbulan Sampah
Survei pengambilan contoh sampel (3/3)
• Laju timbulan sampah juga ditentukan oleh klasifikasi
pemukiman.
• Berdasarkan SNI M-36-1991-03 tentang Metode Pengam-
bilan dan Pengukuran Contoh Timbulan dan Komposisi
Sampah Perkotaan :
– Pemukiman diklasifikasikan atas permukiman permanen, non-
permanen dan semipermanen.
– Jumlah contoh timbulan sampah dari perumahan adalah sbb:
• Contoh dari perumahan permanen = (S1 x K) keluarga.
• Contoh dari perumahan semi permanen = (S2 x K) keluarga.
• Contoh dari perumahan non permanen = (S3 x K) keluarga.
www.nawasis.com
29. Cara Pengukuran Timbulan Sampah
Klasifikasikan Pemukiman (1/2)
• Klasifikasi pemukiman dilakukan dengan mengumpulkan
data sekunder, misalnya
– kelas jalan (arteri, sekunder, lokal)
– kondisi sosial ekonomi (daerah kelas atas, menengah, bawah)
– keteraturan tata letak bangunannya (teratur, tidak teratur)
• Klasifikasi pemukiman ini sangat erat kaitannya dengan
pengelolaan sampah, karena menyangkut aspek :
– Teknis(jumlah timbulan sampah, sistem pewadahan, pengumpulan
dan pengangkutan sampah)
– Pembiayaan/retribusi.
www.nawasis.com
30. Cara Pengukuran Timbulan Sampah
Klasifikasikan Pemukiman (2/2)
• Setelah diketahui jumlah sampel KK yang harus diambil,
selama 7 hari berturut-turut dilaksanakan pengambilan
contoh sampah:
– Setiap KK diberikan kantong plastic dan diminta untuk
memasukkan sampah yang dihasilkan setiap hari ke kantong
plastik tersebut
– Lakukan penimbangan sampah setiap harinya sehingga diketahui
rata-rata jumlah sampah yang dihasilkan L/orang/hari atau
Kg/orang/hari.
www.nawasis.com
31. Densitas Sampah
Apa dan bagaimana? (1/2)
• Densitas sampah adalah berat sampah yang diukur dalam
satuan kilogram dibandingkan dengan volume sampah
yang diukur tersebut (kg/m3).
• Densitas sampah sangat penting dalam menentukan
jumlah timbulan sampah.
• Di samping itu juga penting untuk menentukan luas lahan
TPA yang diperlukan.
www.nawasis.com
32. Densitas Sampah
Apa dan bagaimana? (2/2)
• Penentuan densitas sampah ini berdasarkan SNI M-36-
1991-03 dilakukan dengan cara :
– menimbang sampah yang di-sampling dalam 1/5 - 1 m3 volume
sampah.
– Sebuah kotak disiapkan dengan ukuran 20 x 20 cm dan kedalaman
100 cm.
– Sampah dimasukkan dalam wadah dan dilakukan penimbangan
berat serta dilakukan pengetrokkan sebanyak 3 kali kemudian
dihitung volume sampah.
– Berdasarkan hasil ini diketahui berapa besar densitas sampah
kg/m3.
www.nawasis.com
33. Timbulan Sampah
Manfaat menentukan jumlah timbulan sampah
• Jumlah timbulan sampah perlu diketahui, agar pengelolaan
persampahan dapat dilaksanakan dengan efektif dan
efisien.
• Jumlah timbulan sampah ini akan berhubungan dengan
elemen-elemen pengelolaan sampah antara lain:
– pemilihan peralatan, misalnya wadah, alat pengumpulan dan
pengangkutan
– perencanaan rute pengangkutan
– fasilitas untuk daur ulang
– luas dan jenis TPA
www.nawasis.com
34. Timbulan Sampah
Faktor penting yang menentukan jumlah timbulan (1/3)
1. Reduksi di sumber sampah:
– Adanya peningkatan reduksi timbulan sampah pada sumber
sampah akan menurunkan laju timbulan sampah.
– Aktivitas yang termasuk dalam reduksi antara lain:
• mengurangi bungkus/packaging
• produk lebih tahan lama (dpt digunakan lagi)
• mengganti bahan sekali pakai (popok, tempat makanan, piring dll)
• sesedikit mungkin menggunakan bahan-bahan/sumber daya alam
• tingkatkan bahan yang dapat direcycle atau reused
www.nawasis.com
35. Timbulan Sampah
Faktor penting yang menentukan jumlah timbulan (2/3)
2. Recycling, bagian dari upaya mereduksi jumlah sampah.
Merupakan metoda yang dapat merubah sampah
mempunyai nilai ekonomis.
3. Kebiasaan masyarakat mempengaruhi penanganan
sampah mulai dari sumber sampah. Jika masyarakat
mempunyai kebiasaan mengelola sampah dengan baik
maka laju timbulan sampah di suatu kota dapat ditekan
atau diturunkan.
www.nawasis.com
36. Timbulan Sampah
Faktor penting yang menentukan jumlah timbulan (3/3)
3. Peraturan, terkait dengan kebijakan pemerintah
misalkan peraturan untuk mengurangi penggunaan
kemasan yang tidak ramah lingkungan.
4. Kondisi
– fisik dan geografi
– musim, iklim,
– dataran tinggi
www.nawasis.com
37. Timbulan Sampah
Metoda pengukuran jumlah timbulan
1. Load-count analysis/Analisis penghitungan beban
– Jumlah masing-masing volume sampah yang masuk ke TPA dihitung
dengan mencatat : volume, berat, jenis angkutan dan sumber
sampah, kemudian dihitung jumlah timbulan sampah kota selama
perioda tertentu.
2. Weight-volume analysis/Analisis berat-volume
– Jumlah masing-masing volume sampah yang masuk ke TPA dihitung
dengan mencatat : volume dan berat sampah, kemudian dihitung
jumlah timbulan sampah kota selama perioda tertentu.
3. Material-balance analysis/Analisis kesetimbangan bahan
– Material balance lebih baik menghasilkan data untuk sampah rumah
tangga, institusi, industri dan material balance juga diperlukan untuk
program daur ulang.
www.nawasis.com
39. Timbulan Sampah
Cara Analisis
1. Tentukan batas system (system boundary)
2. Identifikasi seluruh kegiatan di dalam system yang akan
menghasilkan sampah
3. Identifikasi jumlah timbulan sampah dari masing-masing
aktifitas tersebut
4. Dengan hubungan matematik, tentukan timbulan sampah,
pengumpulan dan tersimpan.
www.nawasis.com
43. Timbulan Sampah
Contoh perhitungan timbulan sampah (1/3)
Tentukan Jawab :
• Berat sampah yang dihasilkan • Tentukan jumlah sampah yang
per minggu dari 1200 rumah. dihasilkan tiap rumah/minggu
• Dengan sistem pengumpulan: – -Truk kompaktor : 9 x 20 m3 = 180
m3
– Truk compactor ada 9 buah.
– -Dump truk : 7 x 8 m3 = 56 m3
– Volume truk compactor : 20 m3 – -Pick up : 10 x 2 m3 = 20 m3
– Jumlah dump truk adalah : 7 – -Total sampah : 256 m3/minggu
buah.
• Volume sampah yang dihasilkan
– Volume truk : 8 m3
setiap rumah : 256 m3/1200
– Jumlah pick-up adalah : 10 rumah
– Ukuran pick-up : 2 m3 = 0,2133 m3/rumah/minggu
www.nawasis.com
44. Timbulan Sampah
Contoh perhitungan timbulan sampah (2/3)
Tentukan
• Berat sampah yang dibuang ke TPA dan berat sampah yang dapat
dimanfaatkan dari sampah kota dengan berat 1000 ton/hari, dengan
karakteristik
– 60% sampah organik, 10% sampah kertas, 10% plastik, 5% kaleng, 5%
tekstil, logam 5% dan lain-lain 5%.
– Pemanfaatan sampah organik hanya 50% sebagai kompos sedangkan
sisanya adalah residu yang akan dibuang ke TPA.
– Kertas dan plastik hanya dapat dimanfaatkan masingmasing 8%,
sedangkan kaleng dan logam dapat dimanfaatkan semuanya.
– Tekstil hanya dapat dimanfaatkan 5%.
– Selain sampah domestik, ada sampah industri yang juga dibuang ke TPA
sebesar 0,8 ton/hari dan 70% dari sampah tersebut dapat dimanfaatkan.
www.nawasis.com
45. Timbulan Sampah
Contoh perhitungan timbulan sampah (3/3)
Jawab :
Berat sampah yang dimanfaatkan adalah 610,56 ton/hari,
dan berat sampah yang dibuang ke TPA adalah 390,24 ton/hari.
www.nawasis.com
46. Timbulan Sampah
Perhitungan Jumlah Timbulan Sampah Per kapita
• Pengamatan dilakukan selama seminggu di salah satu
lokasi TPS yang diketahui dengan jelas sumber sampah
yang membuang sampahnya ke sana.
• Data yang diperoleh,
– jumlah kk yang membuang sampah 1200 rumah.
– Jumlah jiwa/kk = 5 orang.
– Jumlah sampah yang masuk ke TPS 35.000 kg.
• Maka laju timbulan sampahnya adalah:
– Laju = (35.000 kg/minggu)/(1200 x 5)(7 hari/minggu) =
0,83 kg/orang/hari
www.nawasis.com
47. Komposisi Sampah
• Komposisi sampah untuk menentukan :
– sistem penanganan yang dapat dilakukan terhadap sampah.
– jenis dan kapasitas peralatan, sistem, dan
– program penanganannya.
• Komposisi sampah adalah setiap komponen sampah yang
membentuk suatu kesatuan, dalam prosentase (%).
• Komposisi sampah berbeda-beda berdasarkan :
– sumber sampah,
– karakteristik perilaku masyarakat,
– kondisi ekonomi,
– proses penanganan sampah di sumber sampah.
www.nawasis.com
51. Karakteristik Sampah
• Karakteristik sampah secara umum dibedakan atas :
– Karakteristik fisik
– Karakteristik kimiawi
– Karakteristik biologi
• Karakteristik sampah sangat menentukan metoda
pengolahan yang akan digunakan. Terutama komposisi
berdasarkan karakteristik kimiawi sangat menentukan
reaksi komponen unsur pembentuk sampah seperti
kandungan unsur Carbon (C), Nitrogen (N), Hidrogen (H)
dan Oksigen (O).
www.nawasis.com
52. Karakteristik Sampah
Karakteristik fisik
• Kandungan kadar air, penentuan berapa kandungan kadar air dalam
sampah dengan menggunakan metoda gravimetri.
• Persamaan matematik yang digunakan adalah :
M = {(w-d)/w}x100%
dimana:
w = jumlah berat sampel, kg
d = berat sampel setelah dikeringkan 1050 C, kg
• Spesific Weight / Berat Jenis (berat/volume; kg/liter, lb/ft3)
• Ukuran partikel dan distribusi partikel
• Field Capacity, didefinisikan sebagai jumlah total air yang dapat
ditahan oleh sampah secara gravitasi
• Permeabilitas sampah, sangat penting untuk mengetahui pergerakan
cairan dan gas dalam landfill.
www.nawasis.com
53. Karakteristik Sampah
Karakteristik kimiawi
• Proximate Analysis
– Analisis terhadap kelembaban sampah, kandungan volatile di dalam
sampah, fixed carbon, dan ash di dalam sampah.
• Fusing point of ash
– Temperatur dimana bisa terbakar sbg abu (clinker) suhu diatas 1000oC
• Ultimate Analysis
– Analisis terhadap unsur-unsur kimia penyusun sampah.
• Energy content (Btu/lb)
– Analisis kandungan energi dalam sampah. sampah.
www.nawasis.com
54. Karakteristik Sampah
Karakteristik biologi
• Biodegradability adalah kemampuan sampah untuk
diuraikan dengan memanfaatkan aktivitas
mikroorganisme.
• Ditentukan dengan persamaan : BF = 0.83 – 0.028 LC
dimana :
– BF = Biodegradable Fraction
(fraksi bahan organik yang mudah terurai)
– LC = Lignin Content (kandungan lignin)
www.nawasis.com
56. Dasar-dasar Sistem Pengelolaan Sampah
ASPEK TEKNIS OPERASIONAL
Penanganan, Pengumpulan, Transfer & Transport,
Pemisahan, dan Pemrosesan Akhir Sampah
www.nawasis.com
57. 2. Penanganan:
Pemisahan, Penyimpanan dan Prosesing di Tempat
• Wadah sampah individual (disumber) disediakan oleh
setiap penghasil sampah sendiri sedangkan wadah
komunal dan pejalan kaki disediakan oleh pengelola dan
atau swasta. spesifikasi wadah sedemikian rupa sehingga
memudahkan operasionalnya, tidak permanen dan
higienis. Akan lebih baik apabila ada pemisahan wadah
untuk sampah basah dan sampah kering.
• Pengosongan sampah dari wadah individual dilakukan
paling lama 2 hari sekali sedangkan untuk wadah komunal
harus dilakukan setiap hari.
www.nawasis.com
58. 3. Pengumpulan Sampah
Langsung dan tidak langsung
• Pengumpulan sampah dari sumber dapat dilakukan secara:
– langsung dengan alat angkut (untuk sumber sampah besar atau
daerah yang memiliki kemiringan lahan cukup tinggi) atau
– tidak langsung dengan menggunakan gerobak (untuk daerah
teratur) dan secara komunal oleh mayarakat sendiri (untuk daerah
tidak teratur).
• Penyapuan jalan diperlukan
pada daerah pusat kota seperti:
– ruas jalan protokol,
– pusat perdagangan,
– taman kota dan lain-lain.
www.nawasis.com
59. 4. Transfer dan Transport
Pemindahan
• Pemindahan sampah dari
– alat pengumpul (gerobak) ke alat angkut (truk) dilakukan di
transfer depo atau
– container untuk meningkatkan efisiensi pengangkutan.
• Lokasi pemindahan harus dekat dengan daerah pelayanan
atau radius sekitar 500 m.
• Pemindahan skala kota ke stasiun transfer diperlukan bila
jarak ke lokasi TPA lebih besar dari 25 km.
www.nawasis.com
60. 4. Transfer dan Transport
Pengangkutan
• Pengangkutan secara langsung dari setiap sumber harus
dibatasi pada daerah pelayanan yang tidak memungkinkan
cara operasi lainnya atau pada daerah pelayanan tertentu
berdasarkan pertimbangan keamanan maupun estetika
dengan memperhitungkan besarnya biaya operasi yang
harus dibayar oleh pengguna jasa.
• Penetapan rute pengangkutan sampah harus didasarkan
pada hasil survey time motion study untuk mendapatkan
jalur yang paling efisien.
www.nawasis.com
61. 4. Transfer dan Transport
Pengangkutan
• Jenis truk yang digunakan minimal dump truck yang
memiliki kemampuan membongkar muatan secara
hidrolis, efisien dan cepat.
• Penggunaan arm roll truck dan compactor truck harus
mempertimbangkan kemampuan pemeliharaan.
www.nawasis.com
62. 5. Pemisahan, Prosesing dan Transformasi
• Pengolahan sampah dimaksudkan untuk:
– mengurangi volume sampah yang harus dibuang ke TPA serta
– meningkatkan efisiensi penyelenggaraan prasarana dan sarana
persampahan.
• Teknologi pengolahan sampah dapat dilakukan melalui
– pembuatan kompos,
– pembakaran sampah secara aman (bebas COx, SOx, NOx dan dioxin),
– pemanfaatan gas metan dan
– daur ulang sampah.
www.nawasis.com
63. 5. Pemisahan, Prosesing dan Transformasi
• Skala pengolahan sampah mulai dari individual, komunal
(kawasan), skala kota dan skala regional.
• Penerapan teknologi pengolahan harus memperhatikan
aspek :
– lingkungan,
– dana,
– SDM dan
– Kemudahan
operasional.
www.nawasis.com
64. 6. Pemrosesan Akhir
TPA (1/5)
• Pemilihan lokasi TPA harus mengacu pada SNI 03-3241-
1994 tentang Tata Cara Pemilihan Lokasi TPA.
• Agar keberadaan TPA tidak mencemari lingkungan, maka
jarak TPA
– ke badan air penerima > 100m,
– ke perumahan terdekat > 500 m,
– ke airport 1500 m (untuk pesawat propeler) dan
3000 m (untuk pesawat jet).
• Selain itu muka air tanah harus > 4 m, jenis tanah lempung
dengan nilai K < 10-6 cm/det.
www.nawasis.com
65. 6. Pemrosesan Akhir
TPA (2/5)
• Metode pembuangan akhir minimal dilakukan dengan
– controlled landfill (untuk kota sedang dan kecil) dan
– sanitary landfill (untuk kota besar dan metropolitan) dengan “sistem
sel”.
• Prasarana dasar minimal yang harus disediakan adalah
– jalan masuk,
– drainase keliling dan
– pagar pengaman (dapat
berfungsi sebagai buffer zone).
www.nawasis.com
66. 6. Pemrosesan Akhir
TPA (3/5)
• Fasilitas perlindungan lingkungan:
– lapisan dasar kedap air,
– jaringan pengumpul leachate,
– pengolahan leachate dan
– ventilasi gas/ flaring atau landfill gas
extraction untuk mngurangi emisi gas.
• Fasilitas operasional :
– alat berat (buldozer, excavator, l
oader dan atau landfill compactor) dan
– stok tanah penutup.
www.nawasis.com
67. 6. Pemrosesan Akhir
TPA (4/5)
• Penutupan tanah harus dilakukan secara harian atau
minimal secara berkala dengan ketebalan 20 - 30 cm.
• Penyemprotan insektisida harus dilakukan apabila
penutupan sampah tidak dapat dilakukan secara harian.
• Penutupan tanah akhir harus
dilakukan sesuai dengan
peruntukan lahan bekas TPA.
www.nawasis.com
68. 6. Pemrosesan Akhir
TPA (5/5)
• Kegiatan pemantauan lingkungan harus tetap dilakukan
meskipun TPA telah ditutup terutama untuk gas dan efluen
leachate, karena proses dekomposisi sampah menjadi gas
dan leachate masih terus terjadi sampai 25 tahun setelah
penutupan TPA.
• Manajemen pengelolaan TPA perlu dikendalikan secara
cermat dan membutuhkan tenaga terdidik yang memadai.
• Lahan bekas TPA direkomendasikan untuk digunakan
sebagai lahan untuk berbagai keperluan seperti taman,
lapangan olahraga, dan lain-lain.
www.nawasis.com
69. Referensi
PERSAMPAHAN
Materi Diseminasi dan
Sosialisasi Keteknikan Bidang
Penyehatan Lingkungan
Permukiman (PLP), Direktorat
Pengembangan PLP, Direktorat
Jenderal Cipta Karya,
Kementrian Pekerjaan Umum
www.nawasis.com
70. Daftar Modul & Materi
Sistem dan Manajemen Persampahan
• Dasar-dasar Sistem Pengelolaan Sampah
• Penyusunan Perencanaan Sistem Pengelolaan Dapatkan seluruh
Sampah modulnya dan ikuti
– Rencana Induk Persampahan pelatihannya di :
– Studi Kelayakan Persampahan www.nawasis.com
• Penanganan Sampah di Sumber Sampah
• Pengangkutan Sampah
• Pengolahan Sampah
• Penerapan 3R di Permukiman
• Pemrosesan Akhir Sampah
www.nawasis.com