SlideShare una empresa de Scribd logo
1 de 32
Bank dan Lembaga Keuangan 
“kegiatan mengalokasikan dana” 
Disusun Oleh: 
1. Miftahuddin (2013002009) 
2. Nurul Aini (2013002006) 
Senin, 27 Oktober 2014 
STIE MUHAMMADIYAH 
PEKALONGAN
KEGIATAN MENGALOKASIKAN DANA 
A. PENGERTIAN PENGALOKASIAN DANA 
• Kegiatan bank yang kedua setelah menghimpun dana dari masyarakat luas 
dalam bentuk simpanan giro, tabungan, dan deposito adalah juga 
menyalurkan kembali dana tersebut kepada masyarakat yang 
membutuhkannya. Kegiatan penyaluran dana ini dikenal dengan istilah alokasi 
dana. 
• Pengalokasian dana dapat diwujudkan dalam bentuk pinjaman atau lebih 
dikenal dengan kredit. Pengalokasian dana dapat juga dilakukan dengan 
membeli berbagai asset yang dianggap menguntungkan bank. 
• Alokasi dana itu sendiri berarti menjual kembali dana yang diperoleh dari 
penghimpunan dana dalam bentuk simpanan. Penjualan dana ini ditujukan 
agar perbankan dapat memperoleh keuntungan seoptimal mungkin.
B. PENGERTIAN KREDIT DAN PEMBIAYAAN 
Menurut UU Perbankan Nomor 10 Tahun 1998 kredit adalah penyediaan uang atau 
tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan 
pinjam meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam 
melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga. Sedangkan 
pembiayaan adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, 
berdasarka persetujuan atau kesepakatan antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan 
pihak yang dibiayai untuk mengembalikan uang atau tagihan tersebut setelah jangka 
waktu tertentu dengan imbalan atau bagi hasil.
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa : 
1. Kredit atau pembiayaan dapat berupa uang atau 
tagihan yang nilainya diukur dengan uang, misalnya 
bank membiayai kredit untuk pembelian rumah atau 
mobil. 
2. Adanya kesepakatan antara bank (kreditor) dengan 
nasabah penerima kredit (debitur), bahwa mereka 
sepakat sesuai dengan perjanjian yang telah dibuatnya. 
Dalam perjanjian kredit tercakup hak dan kewajiban 
masing-masing pihak, termasuk jangka waktu serta 
bunga yang ditetapkan bersama. Demikian juga dengan 
masalah sanssi apabila debitur ingkar janji terhadap 
perjanjian yang telah disepakati bersama.
C. UNSUR-UNSUR KREDIT 
1. Kepercayaan 
Yaitu suatu keyakinan pemberi kredit bahwa kredit yang diberikan (berupa uang, 
barang atau jasa) akan benar-benar diterima kembali di masa tertentu dimasa 
datang. Kepercayaan ini diberikan oleh bank, di mana sebelumnya sudah dilakukan 
penelitian penyelidikan tentang nasabah baik secara intern maupun ekstern. 
Penelitian dan penyelidikan tentang kondisi masa lalu dan sekarang terhadap 
nasabah pemohon kredit. 
2. Kesepakatan 
Di samping unsur percaya di dalam kredit juga mengandung unsur kesepakatan 
antara si pemberi kredit dengan si penerima kredit. Kesepakatan ii dituangkan 
dalam suatu perjanjian di mana masing-masing pihak menandatangani hak dan 
kewajiban masing-masing. 
3. Jangka Waktu 
Setiap kredit yang diberikan memiliki jangka waktu tertentu, jangka waktu ini 
mencakup massa pengembalian kredit yang telah disepakati. Jangka waktu 
tersebut bisa berbentuk jangka pendek, jangka menengah atau jangka panjang.
4. Risiko 
Adanya suatu tenggang waktu pengembalian akan menyebabkan 
suatu risiko tidak tertagihnya/macet pemberian kredit. Semakin 
panjang suatu kredit semakin besar risikonya demikian pula 
sebaliknya. Risiko ini menjadi tanggungan bank, baik risiko yang 
disengaja oleh nasabah yang lalai, maupun oleh risiko yang tidak 
sengaja. Misalnya terjadi bencana alam atau bangkrutnya usaha 
nasabah tanpa ada unsure kesengajaan lainnya. 
5. Balas Jasa 
Merupakan keuntungan atas pemberian suatukredit atau jasa 
tersebut yang kita kenal dengan nama bunga. Balas jasa dalam 
bentuk bunga dan biaya administrasi kredit ini merupakan 
keuntungan bank. Sedangkan bagi bank yang berdasarkan prinsip 
syariah balas jasanya ditentukan dengan bagi hasil.
D. TUJUAN DAN FUNGSI KREDIT 
1. Mencari keuntungan 
Yaitu bertujuan untuk memperoleh hasil dari pemberian kredit 
tersebut. Hasil terebut terutama dalam bentuk bunga yang diterima 
oleh bank sebagai balas jasa dan biaya administrasi kredit yang 
dibebankan kepada nasabah. 
2. Membantu usaha nasabah 
Tujuan lainnya adalah untuk membantu usaha nasabah yang 
memerlukan dana, baik dana investasi maupun dana untuk modal 
kerja. 
3. Membantu pemerintah 
Bagi pemerintah semakin banyak kredit yang disalurkan oleh pihak 
perbankan, maka semakin baik, mengingat semakin banyak kredit 
berarti adanya peningkatan pembangunan di berbagai factor.
Selain memiliki tujuan, suatu fasilitas kredit memiliki fungsi sebagai 
berikut : 
1. Untuk meningkatkan daya guna uang 
Dengan adanya kredit dapat meningkatkan daya guna uang maksudnya 
jika uang hanya disimpan saja tidak akan menghasilkan sesuatu yang 
berguna. Dengan diberikannya kredit uang tersebut menjadi berguna 
untuk menghasikan barang atau jasa oleh si penerima kredit. 
2. Untuk meningkatkan peredaran dan lalu lintas uang 
Dalam hal ini uang yang diberikan atay dissalurkan akan beredar dari satu 
wilayah ke wilayah lainnya sehingga suatu daerah yang kekurangan uang 
dengan memperoleh kredit maka daerah tersebut akan memperoleh 
tambahan uang dari daerah lainnya. 
3. Untuk meningkatkan daya guna barang 
Kredit yang diberikan oleh bank akan dapat digunakan oleh si debitur 
untuk mengolah barang yang tidak berguna menjadi berguna atau 
bermanfaat.
4. Meningkatkan peredaran barang 
Kredit dapat pula menambah atau memperlancar arus barang dari satu 
wilayah ke wilayah lainnya sehingga jumlah barang yang beredar dari satu 
wilayah ke wilayah lainnya bertambah atau kredit dapat pula 
meningkatkan jumlah barang yang beredar. 
5. Sebagai alat stabilitas ekonomi 
Pemberian kredit dapat dikatakan sebagai alat stabilitas ekonomi karena 
dengan adanya kredit yang diberikan akan menambah jumlah barang yang 
diperlukan oleh masyarakat. Kredit juga membantu dalam mengekskpor 
barang dari dalam ke luar negeri sehingga meningkatkan devisa Negara. 
6. Untuk meningkatkan kegairahan usaha 
Bagi si penerima kredit tentu akan dapat meningatkan kegairahan 
berusaha, apalagi bagi si nasabah yang memang modalnya pas-pasan.
7. Untuk meningkatkan pemerataan pendapatan 
Semakin banyak kredit yang disalurkan, akan semakin baik, 
terutama dalam hal meningatkan pendapatan. Jika sebuah 
kredit diberikan untuk membangun sebuah pabrik, maka 
pabrik tersebut tentu membutuhkan tenaga kerja sehingga 
dapat pula mengurangi pengangguran. Di samping itu, bagi 
masyarakat sekitar pabrik juga akan dapat meningkatkan 
pendapatannya seperti membuka warung atau menyewa 
rumah kontrakan atau jasa lainnya. 
8. Untuk meningkatkan hubungan internasional 
Dalam hal pinjaman internasional akan dapat 
meningkatkan saling membutuhkan antara si penerima 
kredit dengan si pemberi kredit. Pemberian kredit oleh 
Negara lain akan meningkatkan kerjasama di bidang 
lainnya.
E. JENIS-JENIS KEDIT 
1. Dilihat dari tujuan penggunaan 
a. Kredit komersial, yaitu kredit yang diberikan untuk memperlancar 
kegiatan nasabah yang bidang usahanya adalah perdagangan (ditujukan 
untuk membiayai kebutuhan dunia usaha), baik dalam bentuk kredit 
revolving maupun kredit dalam bentuk nonrevolving. Contohnya adalah 
kredit untuk usaha pertokoan, kredit ekspor. 
b. Kredit konsumtif, yaitu kredit yang dipergunakan untuk pembelian 
barang tertentu bukan keperluan usaha (aktivitas produktif) melainkan 
untuk pemakaian (konsumsi) dan merupakan pinjaman yang bersifat 
nonrevolving 
c. Kredit produktif, yaitu kredit yang diberikan dalam rangka 
memperlancar kegiatan produksi debitur. Kredit ini mencakup antara lain 
kredit untuk pembelian bahan baku dan pembayaran upah.
2. Dilihat dari penggunaan 
a. Kredit modal kerja, yaitu kredit yang diberikan untuk 
tujuan komersial yaitu membuat perusahaan mampu 
menjalankan usahanya sekalipun arus kas masuk untuk 
sementara lebih kecil dari arus kas keluar. Besarnya kredit 
modal kerja dapat diketahui dengan menghitung selisih 
terbesar antara kewajiban lancar dengan aktiva lancar. 
Besar maksimum selisih tersebut menunjukkan jumlah 
dana yang harus didukung oleh perbankan. 
b. Kredit investasi, yaitu kredit yang diberikan kepada 
debitur agar dapat membeli barang-barang modal maupun 
jasa yang diperlukan dalam rangka rehabilitasi, moderniasi, 
ekspansi, relokasi, dan pendirian usaha baru.
3. Dilihat dari jangka waktu pengembalian 
a. Kredit jangka pendek, yaitu kredit yang memiliki jangka waktu maksimum 
satu tahun. Biasanya kredit ini digunakan untuk kelancaran usaha, 
khususnya penyediaan dana untuk modal kerja. 
b. Kredit jangka menengah, yaitu kredit yang memiliki jangka waktu di atas 
satu tahun sampai dengan tiga tahun. Kredit ini umumnya digunakan 
untuk pembiayaan modal kerja perusahaan-perusahaan besar atau kredit 
investasi perusahaan-perusahaan kecil. 
c. Kredit jangka panjang, yaitu kredit yang jangka waktunya lebih dari tiga 
tahun. Umumnya kredit jangka panjang digunakan untuk membiayai 
investasi. Makin besar investasinya, makin panjang jangka waktu 
pembayarannya. Dalam kasus-kasus khusus, yaitu untuk investasi yang 
mencapai ratusan miliar rupiah bahkan triliunan rupiah, jangka waktu 
kredit bisa mencapai puluhan tahun. Misalnya kredit untuk pembangunan 
hotel berbintang lima atau pabrik kimia raksasa yang investasinya 
mencapai lebih dari dua puluh tahun
4. Dilihat dari bentuk jaminan 
a. Kredit dengan jaminan, yaitu kredit yang diberikan karena 
adanya jaminan dari debitur, baik berupa harta yang bergerak 
maupun harta yang tidak bergerak. Namun kadang-kadang jaminan 
yang diberikan bukan barang atau asset financial, melainkan 
seseorang atau pribadi yang sangat dipercaya oleh bank. Jika terjadi 
sesuatu yang merugikan dengan kredit, maka orang tersebutlah 
yang dimintai pertanggungjawaban. 
b. Kredit tanpa jaminan, yaitu pemberian kredit dengan tidak 
berdasarkan barang jaminan. Kredit tanpa jamina biasanya 
diberikan kepada nasabah lama yang oleh pihak bank telah 
diketahui benar-benar memiliki reputasi baik dalam membayar 
angsuran pinjaman (sangat dikenal, teruji, dan dipercaya oleh pihak 
bank). Selain itu kredit jenis ini dikabulkan oleh bank jika prospek 
usaha debitur sangat baik dan terkait dengan reputasi debitur 
tersebut.
5. Dilihat dari segi badan hukum debitur 
a. Kredit bagi debitur korporasi, yaitu kredit 
yang diberikan kepada debitur berstatus 
badan hukum (corporate loans) dan dalam 
jumlah kredit berskala menengah/besar. 
b. Kredit bagi debitur perorangan, yaitu 
kredit yang diberikan bagi debitur berstatus 
perorangan (personal loans) dan jumlah kredit 
berskala kecil.
6. Dilihat dari segi segmen usaha 
a. Kredit pertanian, yaitu kredit yang disalurkan kepada sektor usaha pertanian seperti 
peternakan dan perkebunan. 
b. Kredit industri, yaitu kredit yang disalurkan kepada sektor industri, baik industri rumah tangga, 
industri kecil maupun industri besar, misalnya industri garmen, tempe, kerajinan tangan, farmasi, 
otomotif dan lain-lain. 
c. Kredit jasa, yaitu kredit yang disalurkan kepada sektor jasa baik UKM maupun besar. 
d. Kredit pertambangan, yaitu kredit yang disalurkan kepada beraneka macam pertambangan. 
e. Kredit perdagangan, restoran dan hotel, yaitu kredit yang diberikan kepada usaha 
perdangan,hotel, dan restoran, misalnya kredit kepada eksportir dan atau importir beraneka 
barang. 
f. Kredit koperasi, yaitu kredit yang diberikan kepada jenis-jenis koperasi. 
g. Kredit profesi, yaitu kredit yang diberikan kepada beraneka macam profesi 
h. Kredit konstruksi, yaitu kredit yang diberikan pada usaha pembangunan dan perbaikan jalan, 
pasar, lapangan udara, dan lain-lain
7. Dilihat dari segi sifat pemakaian dana 
a. Kredit revolving, yaitu kredit yang dananya dapat ditarik 
berulang-ulang artinya kredit dapat ditarik sekaligus atau secara 
bertahap tergantung pada kebutuhan debitur. 
b. Kredit non-revolving, yaitu dana yang ditarik sekaligus dan 
pelunasannya dilakukan secara bertahap maupun sekaligus. 
8. Dilihat dari segi sumber dana pembiayaan 
a. Kredit likuiditas, yaitu kredit yang sebagian sumber dana 
pembiayaannya diperoleh melalui Kredit Likuiditas Bank Indonesia 
(KLBI). 
b. Kredit pihak ketiga, yaitu kredit yang sebagian sumber dana 
pembiayaannya diperoleh dari dana pihak ketiga (giro, tabungan, 
deposito).
9. Dilihat dari segi golongan debitur 
a. Kredit kepada penduduk, adalah kredit yang diberikan kepada 
penduduk, warga negara atau perusahaan yang mempunyai status 
penduduk Indonesia. 
b. Kredit bukan kepada penduduk, adalah kredit yang diberikan 
kepada bukan penduduk Indonesia tetapi kepada warga negara 
asing atau perusahaan yang berstatus perusahaan asing (PMA). 
10. Dilihat dari segi dasar kebijaksanaan 
a. Kredit umum, adalah kredit-kredit yang diberikan oleh bank, 
lebih ditekankan pada untung rugi dan prinsip-prinsip bisnis yang 
berlaku atau dikenal dengan ketentuan bank teknis. 
b. Kredit prioritas, adalah kredit yang penyalurannya berdasarkan 
prioritas yang disyaratkan oleh pemerintah, misalnya kredit untuk 
usaha skala kecil.
F. JAMINAN KREDIT 
Adapun jaminan yang dapat dijadikan jaminan kredit oleh calon 
debitur adalah sebagai berikut : 
1. Dengan Jaminan 
a. Jaminan benda berwujud, yaitu barang-barang yang dapat 
dijadikan jaminan seperti : 
· Tanah 
· Bangunan 
· Kendaraan bermotor 
· Mesis-mesin/peralatan 
· Barang dagangan 
· Tanaman/kebun/sawah 
· Dan lainnya
b. Jaminan benda tidak berwujud, yaitu benda-benda yang 
merupakan surat-surat yang dijadikan jaminan seperti : 
· Sertifikat saham 
· Sertifikat obligasi 
· Sertifikat tanah 
· Sertifikat deposito 
· Rekening tabungan yang dibekukan 
· Rekening giro yang dibekukan 
· Promes 
· Wesel 
· Dan surat tagihan lainnya 
c. Jaminan orang, yaitu jaminan yang diberikan oleh 
seseorang dan apabila kredit macet, maka orang yang 
memberikan jaminan itulah yang menanggung risikonya.
2. Tanpa Jaminan 
Kredit tanpa jaminan adalah kredit yang 
diberikan bukan dengan jaminan barang 
tertentu. Biasanya diberikan untuk 
perusahaan yang memang benar-benar 
bonafid dan professional sehingga 
kemungkinan kredit macet tersebut sangat 
kecil. Kredit tanpa jaminan dapat pula hanya 
dengan penilaian terhadap prospek usahanya 
atau dengan pertimbangan untuk pengusaha-pengusaha 
ekonomi lemah.
G. PRINSIP-PRINSIP PEMBERIAN KREDIT 
Dalam melakukan penilaian kredit, pihak perbankan menggunakan prinsip 
perkreditan yang lazim disebut dengan 5C. Konsep 5C ini dapat memberikan 
informasi mengenai itikad baik dan kemampuan membayar nasabah untuk 
melunasi pinjamannya. Prinsip perkreditan adalah: 
1. Character 
Pada prinsipnya penilaian karakter nasabah ini dimaksudkan untuk mengetahui 
sejauh mana itikad baik dan kemauan debitur untuk melunasi kewajibannya. 
Penilaian karakter nasabah merupakan masalah yang cukup kompleks karena 
berkaitan dengan watak dan perilaku seseorang, baik secara individual maupun 
dalam komunitas atau lingkungan usahanya. Analis perlu memperhatikan sifat-sifat: 
kejujuran, ketulusan, kecerdasan, kesehatan, kebiasaan-kebiasaan, 
temperamental, dan sebagainya. 
2. Capacity 
Capacity berkaitan dengan kemampuan peminjam mengelola usahanya secara 
sehat untuk kemudian memperoleh laba sesuai yang diperkirakan. Penilaian 
kemampuan tersebut perlu untuk mengetahui sejauh mana hasil usaha debitur 
dapat membayar semua kewajibannya tepat pada waktunya sesuai dengan 
perjanjian kredit
3. Capital 
Penilaian capital (modal) dilakukan untuk melihat apakah debitur memiliki modal 
yang memadai untuk menjalankan dan memelihara kelangsungan usahanya. 
Semakin besar jumlah modal yang ditanamkan oleh debitur ke dalam usaha yang 
akan dibiayai dengan dana bank, semakin menunjukkan keseriusan debitur untuk 
menjalankan usahanya tersebut. 
4. Collateral 
Penilaian collateral (barang jaminan) yang diserahkan kepada debitur sebagai 
jaminan atas kredit bank yang diperolehnya adalah untuk mengetahui sejauh 
mana nilai barang jaminan atau agunan tersebut dapat menutupi resiko kegagalan 
pengembalian kewajiban-kewajiban debitur. 
5. Condition of economy 
Dalam hal ini berkaitan dengan keadaan perekonomian pada saat tertentu, saat 
yang secara langsung mempengaruhi kegiatan usaha debitur. Kondisi ekonomi 
yang perlu diperhatikan antara lain: masalah pemasaran (perkiraan permintaan, 
daya beli masyarakat, persaingan), masalah proses produksi (perkembangan 
teknologi, ketersediaan bahan baku), keberadaan pasar modal dan pasar uang 
(kredit, perubahan suku bunga).
Kemudian penilain kredit dengan metode analisis 7P adalah sebagai 
berikut : 
1. Personality 
Yaitu menilai nasabah dari segi kepribadiannya atau tingkah lakunya 
sehari-hari maupun masa lalunya. Personality juga mencakup sikap, emosi, 
tingkah laku, dan tindakan nasabah dalam menghadapi suatu masalah. 
2. Party 
Yaitu mengklasifikasikan nasabah ke dalam klasifikasi tertentu atas 
golongan-golongan tertentu berdasarkan modal, loyalitas serta 
karakternya. Sehingga nasabah dapat digolongkan tertentu dan kana 
mendapatkan fasilitas yang berbeda dari bank. 
3. Purpose 
Yaitu untuk mengetahui tujuan nasabah dalam mengambil kredit, 
termasuk jenis kredit yang diinginkan nasabah. Tujuan pengambilan kredit 
dapat bermacam-macam. Sebagai contoh adalah untuk modal kerja atau 
investarsi, konsumsi atau produksi, dan lain sebagainya.
4. Prospect 
Yaitu untuk menilai usaha nasabah di masa yang akan 
datang menguntungkan atau tidak, atau dengan kata lain 
mempunyai prospek atau sebaliknya. Hal ini penting 
mengingat jika suatu fasilitas kredit yang dibiayai tanpa 
mempunyai prospek, bukan hanya bank yang rugi, tetapi 
juga nasabah. 
5. Payment 
Merupakan ukuran bagaimana cara nasabah 
mengembalikan kredit yang telah diambil atau dari sumber 
mana saja dana untuk pengembalian kredit. 
Semakin besar sumber penghasilan debitur, akan semakain 
baik. Dengan demikian, jika salah satu usahanya merugi 
akan dapat ditutupi oleh sektor lainnya.
6. Profitability 
Untuk menganalisis bagaimana kemampuan 
nasabah dalam mencari laba. Profitability diukur 
dari periode ke periode apakah akan tetap sama 
atau akan semakin meningkat, apalagi dengan 
tambahan kredit yang akan diperolehnya. 
7. Protection 
Tujuannya adalah bagaimana menjaga agar usah 
dan jaminan mendapatkan perlindungan. 
Perlindungan dapat berupa jaminan baran atau 
orang atau jaminan asuransi.
H. ASPEK-ASPEK PENILAIAN KREDIT 
1) Aspek yuridis/hukum => SIUI, SIUP, TDP, NPWP, 
Sertifikat tanah, dll. 
2) Aspek pemasaran =>pemasaran produk, rencana 
penjualan, peta kekuatan pesaing, prospek prosedur 
secara keseluruhan 
3) Aspek keuangan => kriteria kelayakan investasi: rasio-rasio 
keuangan, payback period, Net Present Value 
(NPV), Profitability indek (PI), Internal Rate of Return 
(IRR) dan Break Even Point (BEP) 
4) Aspek teknis/operasi => berkaitan dengan produksi 
seperti kapasitas mesin, masalah lokasi, lay out 
ruangan, termasuk mesin yang digunakan.
5) Aspek manajemen => menilai struktur organiasi, sumber daya manusia. 
6) Aspek sosial ekonomi =>menganalisa dampak terhadap perekonomian dan 
masyarakat umum seperti: 
- Meningkatkan ekspor barang 
- Mengurangi pengangguran 
- Meningkatkan pendapatan masyarakat 
- Tersedianya sarana prasarana 
- membuka isolasi daerah tertentu 
7) Aspek amdal => menyangkut analisis terhadap lingkungan baik darat, air 
atau udara jika proyek atau usaha tersebut dijalankan. Pencemaran 
yang sering terjadi antara lain: 
- tanah/darat menjadi gersang 
- air, menjadi limbah berbau busuk, berubah warna dan rasa 
- udara mengakibatkan polusi, berdebu, bising dan panas.
I. TEKNIK PENYELESAIAN KREDIT MACET 
Kemungkinan terjadinya kredit macet dalam perbankan pasti ada sebagus apapun 
analis kredit dalam menganalisis setiap permohonan kredit. Adapun hal tersebut 
disebabkan oleh dua unsur sebagai berikut: 
1. Dari pihak perbankan 
Dalam melakukan analisis, pihak analis kurang teliti sehingga apa yang seharusnya 
terjadi tidak diprediksi sebelumnya. Dapat juga terjadi akibat kolusi dari pihak 
analis kredit dengan pihak debitur sehingga dalam analisnya dilakukan secara 
subjektif. 
2. Dari pihak nasabah 
Dari pihak nasabah kemacetan kredit dapat terjadi diakibatkan dua hal yaitu: 
· Adanya unsur kesengajaan. Dalam hal ini nasabah sengaja untuk tidak 
bermaksud membayar kewajibannya kepada bank sehingga kredit yang diberikan 
macet. Dapat dikatakan tidak adanya unsure kemauan untuk membayar. 
· Adanya unsur tidak sengaja. Artinya si debitur mau membayar tetapi tidak 
mampu. Sebagai contoh kredit yang dibiayai mengalami musibah seperti 
kebakaran, terserang hama, kebanjiran, dan sebagainya. Sehingga kemampuan 
untuk membayar kredit tidak ada.
Langkah penyelesaian kredit bermasalah yang dilakukan bank bagi nasabah yang 
masih mempunyai prospek dan mempunyai iktikad baik untuk menyelesaikan 
kewajibannya adalah: 
1. Penagihan intensif oleh bank 
Terhadap nasabah yang usahanya masih berprospek dan dianggap masih 
mempunyai iktikad baik, namun telah menunjukkan gejala-gejala kearah kredit 
bermasalah harus dilakukan penagihan secara intensif kepada nasabah agar 
memenuhi seluruh kewajibannya. 
2. Rescheduling 
Rescheduling adalah upaya penyelamatan kredit dengan melakukan perubahan 
syarat-syarat perjanjian kredit yang berkenaan dengan jadwal pembayaran kembali 
kredit atau jangka waktu, termasuk grace period baik termasuk besarnya jumlah 
angsuran atau tidak 
3. Reconditioning 
Reconditioning ialah upaya penyelamatan kredit dengan cara melakukan 
perubahan atas sebagian atau seluruh syarat perjanjian kredit yang tidak terbatas 
hanya kepada perubahan jadwal angsuran atau jangka waktu kredit saja, namun 
perubahan tersebut tanpa memberikan tambahan kredit atau tanpa melakukan 
konversi atas seluruh atau sebagian dari kredit menjadi equity perusahaan.
4. Restructuring 
Restructuring ialah upaya penyelamatan dengan melakukan perubahan 
syarat-syarat perjanjian kredit atau melakukan konversi atas seluruh atau 
sebagian dari kredit menjadi equity perusahaan dan equity bank yang 
dilakukan dengan atau tanpa rescheduling dan atau reconditioning 
5. Management Assistancy 
Management Assistancy adalah bantuan konsultansi dan manajemen 
professional yang diberikan bank kepada nasabah yang masih mempunyai 
prospek dan mempunyai itikad baik untuk melunasi kewajibannya, namun 
lemah didalam pengelolaan perusahaannya, baik dengan cara 
menempatkan petugas bank maupun meminta bantuan pihak ketiga 
(konsultan) sebagai anggota manajemen. 
6. Penyitaan Jaminan 
Penyitaan jaminan adalah jalan terakhir yang dapat ditempuh apabila 
nasabah sudar benar-benar tidak punya iktikad baik ataupun sudah tidak 
mampu lagi untu membayar semua utang-utangnya.
Sekian dan Terima kasih…

Más contenido relacionado

La actualidad más candente

Power point kelompok 1 lembaga penjamin simpanan kelas e f pagi.ppt
Power point kelompok 1 lembaga penjamin simpanan kelas e f pagi.pptPower point kelompok 1 lembaga penjamin simpanan kelas e f pagi.ppt
Power point kelompok 1 lembaga penjamin simpanan kelas e f pagi.ppt
firman afriansyah
 
Pasar modal
Pasar modalPasar modal
Pasar modal
pudle27
 
Manajemen keuangan bab 22
Manajemen keuangan bab 22Manajemen keuangan bab 22
Manajemen keuangan bab 22
Lia Ivvana
 

La actualidad más candente (20)

Hukum Kepailitan
Hukum Kepailitan Hukum Kepailitan
Hukum Kepailitan
 
Manajemen Dana Bank
Manajemen Dana BankManajemen Dana Bank
Manajemen Dana Bank
 
Makalah Manajemen Keuangan Leasing
Makalah Manajemen Keuangan LeasingMakalah Manajemen Keuangan Leasing
Makalah Manajemen Keuangan Leasing
 
Makalah Uang dan Bank (Ekonomika Makro)
Makalah Uang dan Bank (Ekonomika Makro)Makalah Uang dan Bank (Ekonomika Makro)
Makalah Uang dan Bank (Ekonomika Makro)
 
Lembaga keuangan
Lembaga keuanganLembaga keuangan
Lembaga keuangan
 
Power point kelompok 1 lembaga penjamin simpanan kelas e f pagi.ppt
Power point kelompok 1 lembaga penjamin simpanan kelas e f pagi.pptPower point kelompok 1 lembaga penjamin simpanan kelas e f pagi.ppt
Power point kelompok 1 lembaga penjamin simpanan kelas e f pagi.ppt
 
Perusahaan Modal Ventura
Perusahaan Modal VenturaPerusahaan Modal Ventura
Perusahaan Modal Ventura
 
Pasar modal
Pasar modalPasar modal
Pasar modal
 
Manajemen Kas
Manajemen Kas Manajemen Kas
Manajemen Kas
 
Bank Umum dan Bank Perkreditan Rakyat
Bank Umum dan Bank Perkreditan RakyatBank Umum dan Bank Perkreditan Rakyat
Bank Umum dan Bank Perkreditan Rakyat
 
Anjak Piutang
Anjak PiutangAnjak Piutang
Anjak Piutang
 
Dana pensiun
Dana pensiunDana pensiun
Dana pensiun
 
Capital budgeting
Capital budgetingCapital budgeting
Capital budgeting
 
Manajemen keuangan bab 22
Manajemen keuangan bab 22Manajemen keuangan bab 22
Manajemen keuangan bab 22
 
Anjak piutang
Anjak piutang Anjak piutang
Anjak piutang
 
Penilaian Obligasi (Valuasi Obligasi)
Penilaian Obligasi (Valuasi Obligasi)Penilaian Obligasi (Valuasi Obligasi)
Penilaian Obligasi (Valuasi Obligasi)
 
Sumber Dana dan Alokasi Dana Bank
Sumber Dana dan Alokasi Dana BankSumber Dana dan Alokasi Dana Bank
Sumber Dana dan Alokasi Dana Bank
 
Metode Pembayaran Internasional_Materi "EXPORT-IMPORT" Training
Metode Pembayaran Internasional_Materi "EXPORT-IMPORT" TrainingMetode Pembayaran Internasional_Materi "EXPORT-IMPORT" Training
Metode Pembayaran Internasional_Materi "EXPORT-IMPORT" Training
 
Anggaran Piutang
Anggaran PiutangAnggaran Piutang
Anggaran Piutang
 
Perencanaan sumber daya manusia
Perencanaan sumber daya manusiaPerencanaan sumber daya manusia
Perencanaan sumber daya manusia
 

Destacado (8)

Sumber dana bank dan managemen kredit
Sumber dana bank dan managemen kreditSumber dana bank dan managemen kredit
Sumber dana bank dan managemen kredit
 
Gaya pacaran akuntansi
Gaya pacaran akuntansiGaya pacaran akuntansi
Gaya pacaran akuntansi
 
Manajemen dan jasa pelayanan bank
Manajemen dan jasa pelayanan bankManajemen dan jasa pelayanan bank
Manajemen dan jasa pelayanan bank
 
Kumpulan Puisi Sahabat
Kumpulan Puisi SahabatKumpulan Puisi Sahabat
Kumpulan Puisi Sahabat
 
Suku bunga
Suku bungaSuku bunga
Suku bunga
 
Dasar dasar perbankan x-2
Dasar dasar perbankan x-2Dasar dasar perbankan x-2
Dasar dasar perbankan x-2
 
berbagai teknik optimasi dan peralatan manajemen baru
berbagai teknik optimasi dan peralatan manajemen baruberbagai teknik optimasi dan peralatan manajemen baru
berbagai teknik optimasi dan peralatan manajemen baru
 
Soal dan jawaban uas bank dan lembaga keuangan
Soal dan jawaban uas bank dan lembaga keuanganSoal dan jawaban uas bank dan lembaga keuangan
Soal dan jawaban uas bank dan lembaga keuangan
 

Similar a Bank dan lembaga keuangan - kegiatan mengalokasikan dana

Memahami kredit perbankan
Memahami kredit perbankanMemahami kredit perbankan
Memahami kredit perbankan
Fridin Skidds
 
Presentasi ekonomi (kredit)
Presentasi ekonomi (kredit)Presentasi ekonomi (kredit)
Presentasi ekonomi (kredit)
kawidian_putri
 
3. Kegiatan-Kegiatan Bank.pptx
3. Kegiatan-Kegiatan Bank.pptx3. Kegiatan-Kegiatan Bank.pptx
3. Kegiatan-Kegiatan Bank.pptx
AdiyathRandy
 
Kredit, Debit, Ekonomi,
Kredit, Debit, Ekonomi,Kredit, Debit, Ekonomi,
Kredit, Debit, Ekonomi,
Johanez Diaz
 
PERBANKAN SYARIAH(pembiayaan)
PERBANKAN SYARIAH(pembiayaan)PERBANKAN SYARIAH(pembiayaan)
PERBANKAN SYARIAH(pembiayaan)
Ikha Embun Ceria
 

Similar a Bank dan lembaga keuangan - kegiatan mengalokasikan dana (20)

Manajemen perkreditan
Manajemen perkreditanManajemen perkreditan
Manajemen perkreditan
 
Makalah_Alokasi_Dana.docx
Makalah_Alokasi_Dana.docxMakalah_Alokasi_Dana.docx
Makalah_Alokasi_Dana.docx
 
Kredit perbankan
Kredit perbankanKredit perbankan
Kredit perbankan
 
Materi-kredit.ppt
Materi-kredit.pptMateri-kredit.ppt
Materi-kredit.ppt
 
Kredit
KreditKredit
Kredit
 
KREDIT TANPA AGUNAN
KREDIT TANPA AGUNANKREDIT TANPA AGUNAN
KREDIT TANPA AGUNAN
 
Memahami kredit perbankan
Memahami kredit perbankanMemahami kredit perbankan
Memahami kredit perbankan
 
22
2222
22
 
Analisis perkreditan
Analisis perkreditanAnalisis perkreditan
Analisis perkreditan
 
PPT KEL 5 - KREDIT DAN LEASING.pptx
PPT KEL 5 - KREDIT DAN LEASING.pptxPPT KEL 5 - KREDIT DAN LEASING.pptx
PPT KEL 5 - KREDIT DAN LEASING.pptx
 
Presentasi ekonomi (kredit)
Presentasi ekonomi (kredit)Presentasi ekonomi (kredit)
Presentasi ekonomi (kredit)
 
3. Kegiatan-Kegiatan Bank.pptx
3. Kegiatan-Kegiatan Bank.pptx3. Kegiatan-Kegiatan Bank.pptx
3. Kegiatan-Kegiatan Bank.pptx
 
Kredit, Debit, Ekonomi,
Kredit, Debit, Ekonomi,Kredit, Debit, Ekonomi,
Kredit, Debit, Ekonomi,
 
PERBANKAN SYARIAH(pembiayaan)
PERBANKAN SYARIAH(pembiayaan)PERBANKAN SYARIAH(pembiayaan)
PERBANKAN SYARIAH(pembiayaan)
 
Produk bank, credit, jasa perbankan
Produk bank, credit, jasa perbankanProduk bank, credit, jasa perbankan
Produk bank, credit, jasa perbankan
 
P-5-6 Kredit.pptx
P-5-6 Kredit.pptxP-5-6 Kredit.pptx
P-5-6 Kredit.pptx
 
PPT PENYALURAN DANA KELOMPOK 2.pptx
PPT PENYALURAN DANA KELOMPOK 2.pptxPPT PENYALURAN DANA KELOMPOK 2.pptx
PPT PENYALURAN DANA KELOMPOK 2.pptx
 
Bab ii
Bab iiBab ii
Bab ii
 
Manajemen kredit dan macam-macam kredit di Indonesia
Manajemen kredit dan macam-macam kredit di IndonesiaManajemen kredit dan macam-macam kredit di Indonesia
Manajemen kredit dan macam-macam kredit di Indonesia
 
Ekonomi moneter
Ekonomi moneterEkonomi moneter
Ekonomi moneter
 

Más de Miftah Iqtishoduna

Más de Miftah Iqtishoduna (20)

KEPEMIMPINAN DALAM KESETARAAN GENDER.pptx
KEPEMIMPINAN DALAM KESETARAAN GENDER.pptxKEPEMIMPINAN DALAM KESETARAAN GENDER.pptx
KEPEMIMPINAN DALAM KESETARAAN GENDER.pptx
 
SISTEM PENDUKUNG PENGAMBILAN KEPUTUSAN (DECISION SUPPORT SYSTEM))
SISTEM PENDUKUNG PENGAMBILAN KEPUTUSAN (DECISION SUPPORT SYSTEM))SISTEM PENDUKUNG PENGAMBILAN KEPUTUSAN (DECISION SUPPORT SYSTEM))
SISTEM PENDUKUNG PENGAMBILAN KEPUTUSAN (DECISION SUPPORT SYSTEM))
 
AKUNTANSI TRANSAKSI IJARAH DAN IMBT
AKUNTANSI TRANSAKSI IJARAH DAN IMBTAKUNTANSI TRANSAKSI IJARAH DAN IMBT
AKUNTANSI TRANSAKSI IJARAH DAN IMBT
 
Perbedaan ekonomi kapitalisme, sosialisme dan islam
Perbedaan ekonomi kapitalisme, sosialisme dan islamPerbedaan ekonomi kapitalisme, sosialisme dan islam
Perbedaan ekonomi kapitalisme, sosialisme dan islam
 
Makalah sistem informasi manajemen
Makalah sistem informasi manajemenMakalah sistem informasi manajemen
Makalah sistem informasi manajemen
 
SEJARAH PEMIKIRAN EKONOMI ISLAM MASA IBNU KHALDUN
SEJARAH PEMIKIRAN EKONOMI ISLAM MASA IBNU KHALDUNSEJARAH PEMIKIRAN EKONOMI ISLAM MASA IBNU KHALDUN
SEJARAH PEMIKIRAN EKONOMI ISLAM MASA IBNU KHALDUN
 
Asuransi dalam tinjauan syariat islam
Asuransi dalam tinjauan syariat islamAsuransi dalam tinjauan syariat islam
Asuransi dalam tinjauan syariat islam
 
Makalah manajemen pembiayaan bank syariah
Makalah manajemen pembiayaan bank syariahMakalah manajemen pembiayaan bank syariah
Makalah manajemen pembiayaan bank syariah
 
Sejarah pemikiran ekonomi islam masa rasululullah saw
Sejarah pemikiran ekonomi islam masa rasululullah sawSejarah pemikiran ekonomi islam masa rasululullah saw
Sejarah pemikiran ekonomi islam masa rasululullah saw
 
Sejarah pemikiran ekonomi islam masa khulafa ar rasyidin
Sejarah pemikiran ekonomi islam masa khulafa ar rasyidinSejarah pemikiran ekonomi islam masa khulafa ar rasyidin
Sejarah pemikiran ekonomi islam masa khulafa ar rasyidin
 
Konsep uang dalam perspektif ekonomi islam
Konsep uang dalam perspektif ekonomi islamKonsep uang dalam perspektif ekonomi islam
Konsep uang dalam perspektif ekonomi islam
 
Makalah marketing perspektif rasulullah saw
Makalah marketing perspektif rasulullah sawMakalah marketing perspektif rasulullah saw
Makalah marketing perspektif rasulullah saw
 
BANK DAN LEMBAGA KEUANGAN - "SEWA GUNA USAHA (LEASING)"
BANK DAN LEMBAGA KEUANGAN - "SEWA GUNA USAHA (LEASING)"BANK DAN LEMBAGA KEUANGAN - "SEWA GUNA USAHA (LEASING)"
BANK DAN LEMBAGA KEUANGAN - "SEWA GUNA USAHA (LEASING)"
 
Modal Ventura
Modal VenturaModal Ventura
Modal Ventura
 
Makalah ayat dan hadits ekonomi-hukum perdagangan
Makalah ayat dan hadits ekonomi-hukum perdaganganMakalah ayat dan hadits ekonomi-hukum perdagangan
Makalah ayat dan hadits ekonomi-hukum perdagangan
 
Perkembangan komputer masa depan
Perkembangan komputer masa depanPerkembangan komputer masa depan
Perkembangan komputer masa depan
 
Makalah ayat dan hadits ekonomi - harta dan hak kepemilikan
Makalah ayat dan hadits ekonomi - harta dan hak kepemilikanMakalah ayat dan hadits ekonomi - harta dan hak kepemilikan
Makalah ayat dan hadits ekonomi - harta dan hak kepemilikan
 
Mengembalikan kemakmuran islam dengan sistem uang dinar dan dirham
Mengembalikan kemakmuran islam dengan sistem uang dinar dan dirhamMengembalikan kemakmuran islam dengan sistem uang dinar dan dirham
Mengembalikan kemakmuran islam dengan sistem uang dinar dan dirham
 
Pendidikan Pancasila (Miftah'll Everafter)
Pendidikan Pancasila (Miftah'll Everafter)Pendidikan Pancasila (Miftah'll Everafter)
Pendidikan Pancasila (Miftah'll Everafter)
 
Makalah zakat profesi dan zakat investasi (Miftah'll Everafter)
Makalah zakat profesi dan zakat investasi (Miftah'll Everafter)Makalah zakat profesi dan zakat investasi (Miftah'll Everafter)
Makalah zakat profesi dan zakat investasi (Miftah'll Everafter)
 

Último

Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfAksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
JarzaniIsmail
 
.....................Swamedikasi 2-2.pptx
.....................Swamedikasi 2-2.pptx.....................Swamedikasi 2-2.pptx
.....................Swamedikasi 2-2.pptx
furqanridha
 
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptKenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
novibernadina
 
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docxKisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
FitriaSarmida1
 

Último (20)

Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfAksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
 
.....................Swamedikasi 2-2.pptx
.....................Swamedikasi 2-2.pptx.....................Swamedikasi 2-2.pptx
.....................Swamedikasi 2-2.pptx
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptxDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
 
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptxAKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Penyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.ppt
Penyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.pptPenyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.ppt
Penyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.ppt
 
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan Berkelanjutan
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan BerkelanjutanTopik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan Berkelanjutan
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan Berkelanjutan
 
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, FigmaPengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
 
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptxPPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdfProv.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Penyebaran Pemahaman Merdeka Belajar Aksi Nyata PMM
Penyebaran Pemahaman Merdeka Belajar Aksi Nyata PMMPenyebaran Pemahaman Merdeka Belajar Aksi Nyata PMM
Penyebaran Pemahaman Merdeka Belajar Aksi Nyata PMM
 
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...
 
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptKenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
 
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMKAksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
 
RENCANA + Link2 MATERI Training _"SISTEM MANAJEMEN MUTU (ISO 9001_2015)".
RENCANA + Link2 MATERI Training _"SISTEM MANAJEMEN MUTU (ISO 9001_2015)".RENCANA + Link2 MATERI Training _"SISTEM MANAJEMEN MUTU (ISO 9001_2015)".
RENCANA + Link2 MATERI Training _"SISTEM MANAJEMEN MUTU (ISO 9001_2015)".
 
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docxKisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 

Bank dan lembaga keuangan - kegiatan mengalokasikan dana

  • 1. Bank dan Lembaga Keuangan “kegiatan mengalokasikan dana” Disusun Oleh: 1. Miftahuddin (2013002009) 2. Nurul Aini (2013002006) Senin, 27 Oktober 2014 STIE MUHAMMADIYAH PEKALONGAN
  • 2. KEGIATAN MENGALOKASIKAN DANA A. PENGERTIAN PENGALOKASIAN DANA • Kegiatan bank yang kedua setelah menghimpun dana dari masyarakat luas dalam bentuk simpanan giro, tabungan, dan deposito adalah juga menyalurkan kembali dana tersebut kepada masyarakat yang membutuhkannya. Kegiatan penyaluran dana ini dikenal dengan istilah alokasi dana. • Pengalokasian dana dapat diwujudkan dalam bentuk pinjaman atau lebih dikenal dengan kredit. Pengalokasian dana dapat juga dilakukan dengan membeli berbagai asset yang dianggap menguntungkan bank. • Alokasi dana itu sendiri berarti menjual kembali dana yang diperoleh dari penghimpunan dana dalam bentuk simpanan. Penjualan dana ini ditujukan agar perbankan dapat memperoleh keuntungan seoptimal mungkin.
  • 3. B. PENGERTIAN KREDIT DAN PEMBIAYAAN Menurut UU Perbankan Nomor 10 Tahun 1998 kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga. Sedangkan pembiayaan adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarka persetujuan atau kesepakatan antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak yang dibiayai untuk mengembalikan uang atau tagihan tersebut setelah jangka waktu tertentu dengan imbalan atau bagi hasil.
  • 4. Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa : 1. Kredit atau pembiayaan dapat berupa uang atau tagihan yang nilainya diukur dengan uang, misalnya bank membiayai kredit untuk pembelian rumah atau mobil. 2. Adanya kesepakatan antara bank (kreditor) dengan nasabah penerima kredit (debitur), bahwa mereka sepakat sesuai dengan perjanjian yang telah dibuatnya. Dalam perjanjian kredit tercakup hak dan kewajiban masing-masing pihak, termasuk jangka waktu serta bunga yang ditetapkan bersama. Demikian juga dengan masalah sanssi apabila debitur ingkar janji terhadap perjanjian yang telah disepakati bersama.
  • 5. C. UNSUR-UNSUR KREDIT 1. Kepercayaan Yaitu suatu keyakinan pemberi kredit bahwa kredit yang diberikan (berupa uang, barang atau jasa) akan benar-benar diterima kembali di masa tertentu dimasa datang. Kepercayaan ini diberikan oleh bank, di mana sebelumnya sudah dilakukan penelitian penyelidikan tentang nasabah baik secara intern maupun ekstern. Penelitian dan penyelidikan tentang kondisi masa lalu dan sekarang terhadap nasabah pemohon kredit. 2. Kesepakatan Di samping unsur percaya di dalam kredit juga mengandung unsur kesepakatan antara si pemberi kredit dengan si penerima kredit. Kesepakatan ii dituangkan dalam suatu perjanjian di mana masing-masing pihak menandatangani hak dan kewajiban masing-masing. 3. Jangka Waktu Setiap kredit yang diberikan memiliki jangka waktu tertentu, jangka waktu ini mencakup massa pengembalian kredit yang telah disepakati. Jangka waktu tersebut bisa berbentuk jangka pendek, jangka menengah atau jangka panjang.
  • 6. 4. Risiko Adanya suatu tenggang waktu pengembalian akan menyebabkan suatu risiko tidak tertagihnya/macet pemberian kredit. Semakin panjang suatu kredit semakin besar risikonya demikian pula sebaliknya. Risiko ini menjadi tanggungan bank, baik risiko yang disengaja oleh nasabah yang lalai, maupun oleh risiko yang tidak sengaja. Misalnya terjadi bencana alam atau bangkrutnya usaha nasabah tanpa ada unsure kesengajaan lainnya. 5. Balas Jasa Merupakan keuntungan atas pemberian suatukredit atau jasa tersebut yang kita kenal dengan nama bunga. Balas jasa dalam bentuk bunga dan biaya administrasi kredit ini merupakan keuntungan bank. Sedangkan bagi bank yang berdasarkan prinsip syariah balas jasanya ditentukan dengan bagi hasil.
  • 7. D. TUJUAN DAN FUNGSI KREDIT 1. Mencari keuntungan Yaitu bertujuan untuk memperoleh hasil dari pemberian kredit tersebut. Hasil terebut terutama dalam bentuk bunga yang diterima oleh bank sebagai balas jasa dan biaya administrasi kredit yang dibebankan kepada nasabah. 2. Membantu usaha nasabah Tujuan lainnya adalah untuk membantu usaha nasabah yang memerlukan dana, baik dana investasi maupun dana untuk modal kerja. 3. Membantu pemerintah Bagi pemerintah semakin banyak kredit yang disalurkan oleh pihak perbankan, maka semakin baik, mengingat semakin banyak kredit berarti adanya peningkatan pembangunan di berbagai factor.
  • 8. Selain memiliki tujuan, suatu fasilitas kredit memiliki fungsi sebagai berikut : 1. Untuk meningkatkan daya guna uang Dengan adanya kredit dapat meningkatkan daya guna uang maksudnya jika uang hanya disimpan saja tidak akan menghasilkan sesuatu yang berguna. Dengan diberikannya kredit uang tersebut menjadi berguna untuk menghasikan barang atau jasa oleh si penerima kredit. 2. Untuk meningkatkan peredaran dan lalu lintas uang Dalam hal ini uang yang diberikan atay dissalurkan akan beredar dari satu wilayah ke wilayah lainnya sehingga suatu daerah yang kekurangan uang dengan memperoleh kredit maka daerah tersebut akan memperoleh tambahan uang dari daerah lainnya. 3. Untuk meningkatkan daya guna barang Kredit yang diberikan oleh bank akan dapat digunakan oleh si debitur untuk mengolah barang yang tidak berguna menjadi berguna atau bermanfaat.
  • 9. 4. Meningkatkan peredaran barang Kredit dapat pula menambah atau memperlancar arus barang dari satu wilayah ke wilayah lainnya sehingga jumlah barang yang beredar dari satu wilayah ke wilayah lainnya bertambah atau kredit dapat pula meningkatkan jumlah barang yang beredar. 5. Sebagai alat stabilitas ekonomi Pemberian kredit dapat dikatakan sebagai alat stabilitas ekonomi karena dengan adanya kredit yang diberikan akan menambah jumlah barang yang diperlukan oleh masyarakat. Kredit juga membantu dalam mengekskpor barang dari dalam ke luar negeri sehingga meningkatkan devisa Negara. 6. Untuk meningkatkan kegairahan usaha Bagi si penerima kredit tentu akan dapat meningatkan kegairahan berusaha, apalagi bagi si nasabah yang memang modalnya pas-pasan.
  • 10. 7. Untuk meningkatkan pemerataan pendapatan Semakin banyak kredit yang disalurkan, akan semakin baik, terutama dalam hal meningatkan pendapatan. Jika sebuah kredit diberikan untuk membangun sebuah pabrik, maka pabrik tersebut tentu membutuhkan tenaga kerja sehingga dapat pula mengurangi pengangguran. Di samping itu, bagi masyarakat sekitar pabrik juga akan dapat meningkatkan pendapatannya seperti membuka warung atau menyewa rumah kontrakan atau jasa lainnya. 8. Untuk meningkatkan hubungan internasional Dalam hal pinjaman internasional akan dapat meningkatkan saling membutuhkan antara si penerima kredit dengan si pemberi kredit. Pemberian kredit oleh Negara lain akan meningkatkan kerjasama di bidang lainnya.
  • 11. E. JENIS-JENIS KEDIT 1. Dilihat dari tujuan penggunaan a. Kredit komersial, yaitu kredit yang diberikan untuk memperlancar kegiatan nasabah yang bidang usahanya adalah perdagangan (ditujukan untuk membiayai kebutuhan dunia usaha), baik dalam bentuk kredit revolving maupun kredit dalam bentuk nonrevolving. Contohnya adalah kredit untuk usaha pertokoan, kredit ekspor. b. Kredit konsumtif, yaitu kredit yang dipergunakan untuk pembelian barang tertentu bukan keperluan usaha (aktivitas produktif) melainkan untuk pemakaian (konsumsi) dan merupakan pinjaman yang bersifat nonrevolving c. Kredit produktif, yaitu kredit yang diberikan dalam rangka memperlancar kegiatan produksi debitur. Kredit ini mencakup antara lain kredit untuk pembelian bahan baku dan pembayaran upah.
  • 12. 2. Dilihat dari penggunaan a. Kredit modal kerja, yaitu kredit yang diberikan untuk tujuan komersial yaitu membuat perusahaan mampu menjalankan usahanya sekalipun arus kas masuk untuk sementara lebih kecil dari arus kas keluar. Besarnya kredit modal kerja dapat diketahui dengan menghitung selisih terbesar antara kewajiban lancar dengan aktiva lancar. Besar maksimum selisih tersebut menunjukkan jumlah dana yang harus didukung oleh perbankan. b. Kredit investasi, yaitu kredit yang diberikan kepada debitur agar dapat membeli barang-barang modal maupun jasa yang diperlukan dalam rangka rehabilitasi, moderniasi, ekspansi, relokasi, dan pendirian usaha baru.
  • 13. 3. Dilihat dari jangka waktu pengembalian a. Kredit jangka pendek, yaitu kredit yang memiliki jangka waktu maksimum satu tahun. Biasanya kredit ini digunakan untuk kelancaran usaha, khususnya penyediaan dana untuk modal kerja. b. Kredit jangka menengah, yaitu kredit yang memiliki jangka waktu di atas satu tahun sampai dengan tiga tahun. Kredit ini umumnya digunakan untuk pembiayaan modal kerja perusahaan-perusahaan besar atau kredit investasi perusahaan-perusahaan kecil. c. Kredit jangka panjang, yaitu kredit yang jangka waktunya lebih dari tiga tahun. Umumnya kredit jangka panjang digunakan untuk membiayai investasi. Makin besar investasinya, makin panjang jangka waktu pembayarannya. Dalam kasus-kasus khusus, yaitu untuk investasi yang mencapai ratusan miliar rupiah bahkan triliunan rupiah, jangka waktu kredit bisa mencapai puluhan tahun. Misalnya kredit untuk pembangunan hotel berbintang lima atau pabrik kimia raksasa yang investasinya mencapai lebih dari dua puluh tahun
  • 14. 4. Dilihat dari bentuk jaminan a. Kredit dengan jaminan, yaitu kredit yang diberikan karena adanya jaminan dari debitur, baik berupa harta yang bergerak maupun harta yang tidak bergerak. Namun kadang-kadang jaminan yang diberikan bukan barang atau asset financial, melainkan seseorang atau pribadi yang sangat dipercaya oleh bank. Jika terjadi sesuatu yang merugikan dengan kredit, maka orang tersebutlah yang dimintai pertanggungjawaban. b. Kredit tanpa jaminan, yaitu pemberian kredit dengan tidak berdasarkan barang jaminan. Kredit tanpa jamina biasanya diberikan kepada nasabah lama yang oleh pihak bank telah diketahui benar-benar memiliki reputasi baik dalam membayar angsuran pinjaman (sangat dikenal, teruji, dan dipercaya oleh pihak bank). Selain itu kredit jenis ini dikabulkan oleh bank jika prospek usaha debitur sangat baik dan terkait dengan reputasi debitur tersebut.
  • 15. 5. Dilihat dari segi badan hukum debitur a. Kredit bagi debitur korporasi, yaitu kredit yang diberikan kepada debitur berstatus badan hukum (corporate loans) dan dalam jumlah kredit berskala menengah/besar. b. Kredit bagi debitur perorangan, yaitu kredit yang diberikan bagi debitur berstatus perorangan (personal loans) dan jumlah kredit berskala kecil.
  • 16. 6. Dilihat dari segi segmen usaha a. Kredit pertanian, yaitu kredit yang disalurkan kepada sektor usaha pertanian seperti peternakan dan perkebunan. b. Kredit industri, yaitu kredit yang disalurkan kepada sektor industri, baik industri rumah tangga, industri kecil maupun industri besar, misalnya industri garmen, tempe, kerajinan tangan, farmasi, otomotif dan lain-lain. c. Kredit jasa, yaitu kredit yang disalurkan kepada sektor jasa baik UKM maupun besar. d. Kredit pertambangan, yaitu kredit yang disalurkan kepada beraneka macam pertambangan. e. Kredit perdagangan, restoran dan hotel, yaitu kredit yang diberikan kepada usaha perdangan,hotel, dan restoran, misalnya kredit kepada eksportir dan atau importir beraneka barang. f. Kredit koperasi, yaitu kredit yang diberikan kepada jenis-jenis koperasi. g. Kredit profesi, yaitu kredit yang diberikan kepada beraneka macam profesi h. Kredit konstruksi, yaitu kredit yang diberikan pada usaha pembangunan dan perbaikan jalan, pasar, lapangan udara, dan lain-lain
  • 17. 7. Dilihat dari segi sifat pemakaian dana a. Kredit revolving, yaitu kredit yang dananya dapat ditarik berulang-ulang artinya kredit dapat ditarik sekaligus atau secara bertahap tergantung pada kebutuhan debitur. b. Kredit non-revolving, yaitu dana yang ditarik sekaligus dan pelunasannya dilakukan secara bertahap maupun sekaligus. 8. Dilihat dari segi sumber dana pembiayaan a. Kredit likuiditas, yaitu kredit yang sebagian sumber dana pembiayaannya diperoleh melalui Kredit Likuiditas Bank Indonesia (KLBI). b. Kredit pihak ketiga, yaitu kredit yang sebagian sumber dana pembiayaannya diperoleh dari dana pihak ketiga (giro, tabungan, deposito).
  • 18. 9. Dilihat dari segi golongan debitur a. Kredit kepada penduduk, adalah kredit yang diberikan kepada penduduk, warga negara atau perusahaan yang mempunyai status penduduk Indonesia. b. Kredit bukan kepada penduduk, adalah kredit yang diberikan kepada bukan penduduk Indonesia tetapi kepada warga negara asing atau perusahaan yang berstatus perusahaan asing (PMA). 10. Dilihat dari segi dasar kebijaksanaan a. Kredit umum, adalah kredit-kredit yang diberikan oleh bank, lebih ditekankan pada untung rugi dan prinsip-prinsip bisnis yang berlaku atau dikenal dengan ketentuan bank teknis. b. Kredit prioritas, adalah kredit yang penyalurannya berdasarkan prioritas yang disyaratkan oleh pemerintah, misalnya kredit untuk usaha skala kecil.
  • 19. F. JAMINAN KREDIT Adapun jaminan yang dapat dijadikan jaminan kredit oleh calon debitur adalah sebagai berikut : 1. Dengan Jaminan a. Jaminan benda berwujud, yaitu barang-barang yang dapat dijadikan jaminan seperti : · Tanah · Bangunan · Kendaraan bermotor · Mesis-mesin/peralatan · Barang dagangan · Tanaman/kebun/sawah · Dan lainnya
  • 20. b. Jaminan benda tidak berwujud, yaitu benda-benda yang merupakan surat-surat yang dijadikan jaminan seperti : · Sertifikat saham · Sertifikat obligasi · Sertifikat tanah · Sertifikat deposito · Rekening tabungan yang dibekukan · Rekening giro yang dibekukan · Promes · Wesel · Dan surat tagihan lainnya c. Jaminan orang, yaitu jaminan yang diberikan oleh seseorang dan apabila kredit macet, maka orang yang memberikan jaminan itulah yang menanggung risikonya.
  • 21. 2. Tanpa Jaminan Kredit tanpa jaminan adalah kredit yang diberikan bukan dengan jaminan barang tertentu. Biasanya diberikan untuk perusahaan yang memang benar-benar bonafid dan professional sehingga kemungkinan kredit macet tersebut sangat kecil. Kredit tanpa jaminan dapat pula hanya dengan penilaian terhadap prospek usahanya atau dengan pertimbangan untuk pengusaha-pengusaha ekonomi lemah.
  • 22. G. PRINSIP-PRINSIP PEMBERIAN KREDIT Dalam melakukan penilaian kredit, pihak perbankan menggunakan prinsip perkreditan yang lazim disebut dengan 5C. Konsep 5C ini dapat memberikan informasi mengenai itikad baik dan kemampuan membayar nasabah untuk melunasi pinjamannya. Prinsip perkreditan adalah: 1. Character Pada prinsipnya penilaian karakter nasabah ini dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana itikad baik dan kemauan debitur untuk melunasi kewajibannya. Penilaian karakter nasabah merupakan masalah yang cukup kompleks karena berkaitan dengan watak dan perilaku seseorang, baik secara individual maupun dalam komunitas atau lingkungan usahanya. Analis perlu memperhatikan sifat-sifat: kejujuran, ketulusan, kecerdasan, kesehatan, kebiasaan-kebiasaan, temperamental, dan sebagainya. 2. Capacity Capacity berkaitan dengan kemampuan peminjam mengelola usahanya secara sehat untuk kemudian memperoleh laba sesuai yang diperkirakan. Penilaian kemampuan tersebut perlu untuk mengetahui sejauh mana hasil usaha debitur dapat membayar semua kewajibannya tepat pada waktunya sesuai dengan perjanjian kredit
  • 23. 3. Capital Penilaian capital (modal) dilakukan untuk melihat apakah debitur memiliki modal yang memadai untuk menjalankan dan memelihara kelangsungan usahanya. Semakin besar jumlah modal yang ditanamkan oleh debitur ke dalam usaha yang akan dibiayai dengan dana bank, semakin menunjukkan keseriusan debitur untuk menjalankan usahanya tersebut. 4. Collateral Penilaian collateral (barang jaminan) yang diserahkan kepada debitur sebagai jaminan atas kredit bank yang diperolehnya adalah untuk mengetahui sejauh mana nilai barang jaminan atau agunan tersebut dapat menutupi resiko kegagalan pengembalian kewajiban-kewajiban debitur. 5. Condition of economy Dalam hal ini berkaitan dengan keadaan perekonomian pada saat tertentu, saat yang secara langsung mempengaruhi kegiatan usaha debitur. Kondisi ekonomi yang perlu diperhatikan antara lain: masalah pemasaran (perkiraan permintaan, daya beli masyarakat, persaingan), masalah proses produksi (perkembangan teknologi, ketersediaan bahan baku), keberadaan pasar modal dan pasar uang (kredit, perubahan suku bunga).
  • 24. Kemudian penilain kredit dengan metode analisis 7P adalah sebagai berikut : 1. Personality Yaitu menilai nasabah dari segi kepribadiannya atau tingkah lakunya sehari-hari maupun masa lalunya. Personality juga mencakup sikap, emosi, tingkah laku, dan tindakan nasabah dalam menghadapi suatu masalah. 2. Party Yaitu mengklasifikasikan nasabah ke dalam klasifikasi tertentu atas golongan-golongan tertentu berdasarkan modal, loyalitas serta karakternya. Sehingga nasabah dapat digolongkan tertentu dan kana mendapatkan fasilitas yang berbeda dari bank. 3. Purpose Yaitu untuk mengetahui tujuan nasabah dalam mengambil kredit, termasuk jenis kredit yang diinginkan nasabah. Tujuan pengambilan kredit dapat bermacam-macam. Sebagai contoh adalah untuk modal kerja atau investarsi, konsumsi atau produksi, dan lain sebagainya.
  • 25. 4. Prospect Yaitu untuk menilai usaha nasabah di masa yang akan datang menguntungkan atau tidak, atau dengan kata lain mempunyai prospek atau sebaliknya. Hal ini penting mengingat jika suatu fasilitas kredit yang dibiayai tanpa mempunyai prospek, bukan hanya bank yang rugi, tetapi juga nasabah. 5. Payment Merupakan ukuran bagaimana cara nasabah mengembalikan kredit yang telah diambil atau dari sumber mana saja dana untuk pengembalian kredit. Semakin besar sumber penghasilan debitur, akan semakain baik. Dengan demikian, jika salah satu usahanya merugi akan dapat ditutupi oleh sektor lainnya.
  • 26. 6. Profitability Untuk menganalisis bagaimana kemampuan nasabah dalam mencari laba. Profitability diukur dari periode ke periode apakah akan tetap sama atau akan semakin meningkat, apalagi dengan tambahan kredit yang akan diperolehnya. 7. Protection Tujuannya adalah bagaimana menjaga agar usah dan jaminan mendapatkan perlindungan. Perlindungan dapat berupa jaminan baran atau orang atau jaminan asuransi.
  • 27. H. ASPEK-ASPEK PENILAIAN KREDIT 1) Aspek yuridis/hukum => SIUI, SIUP, TDP, NPWP, Sertifikat tanah, dll. 2) Aspek pemasaran =>pemasaran produk, rencana penjualan, peta kekuatan pesaing, prospek prosedur secara keseluruhan 3) Aspek keuangan => kriteria kelayakan investasi: rasio-rasio keuangan, payback period, Net Present Value (NPV), Profitability indek (PI), Internal Rate of Return (IRR) dan Break Even Point (BEP) 4) Aspek teknis/operasi => berkaitan dengan produksi seperti kapasitas mesin, masalah lokasi, lay out ruangan, termasuk mesin yang digunakan.
  • 28. 5) Aspek manajemen => menilai struktur organiasi, sumber daya manusia. 6) Aspek sosial ekonomi =>menganalisa dampak terhadap perekonomian dan masyarakat umum seperti: - Meningkatkan ekspor barang - Mengurangi pengangguran - Meningkatkan pendapatan masyarakat - Tersedianya sarana prasarana - membuka isolasi daerah tertentu 7) Aspek amdal => menyangkut analisis terhadap lingkungan baik darat, air atau udara jika proyek atau usaha tersebut dijalankan. Pencemaran yang sering terjadi antara lain: - tanah/darat menjadi gersang - air, menjadi limbah berbau busuk, berubah warna dan rasa - udara mengakibatkan polusi, berdebu, bising dan panas.
  • 29. I. TEKNIK PENYELESAIAN KREDIT MACET Kemungkinan terjadinya kredit macet dalam perbankan pasti ada sebagus apapun analis kredit dalam menganalisis setiap permohonan kredit. Adapun hal tersebut disebabkan oleh dua unsur sebagai berikut: 1. Dari pihak perbankan Dalam melakukan analisis, pihak analis kurang teliti sehingga apa yang seharusnya terjadi tidak diprediksi sebelumnya. Dapat juga terjadi akibat kolusi dari pihak analis kredit dengan pihak debitur sehingga dalam analisnya dilakukan secara subjektif. 2. Dari pihak nasabah Dari pihak nasabah kemacetan kredit dapat terjadi diakibatkan dua hal yaitu: · Adanya unsur kesengajaan. Dalam hal ini nasabah sengaja untuk tidak bermaksud membayar kewajibannya kepada bank sehingga kredit yang diberikan macet. Dapat dikatakan tidak adanya unsure kemauan untuk membayar. · Adanya unsur tidak sengaja. Artinya si debitur mau membayar tetapi tidak mampu. Sebagai contoh kredit yang dibiayai mengalami musibah seperti kebakaran, terserang hama, kebanjiran, dan sebagainya. Sehingga kemampuan untuk membayar kredit tidak ada.
  • 30. Langkah penyelesaian kredit bermasalah yang dilakukan bank bagi nasabah yang masih mempunyai prospek dan mempunyai iktikad baik untuk menyelesaikan kewajibannya adalah: 1. Penagihan intensif oleh bank Terhadap nasabah yang usahanya masih berprospek dan dianggap masih mempunyai iktikad baik, namun telah menunjukkan gejala-gejala kearah kredit bermasalah harus dilakukan penagihan secara intensif kepada nasabah agar memenuhi seluruh kewajibannya. 2. Rescheduling Rescheduling adalah upaya penyelamatan kredit dengan melakukan perubahan syarat-syarat perjanjian kredit yang berkenaan dengan jadwal pembayaran kembali kredit atau jangka waktu, termasuk grace period baik termasuk besarnya jumlah angsuran atau tidak 3. Reconditioning Reconditioning ialah upaya penyelamatan kredit dengan cara melakukan perubahan atas sebagian atau seluruh syarat perjanjian kredit yang tidak terbatas hanya kepada perubahan jadwal angsuran atau jangka waktu kredit saja, namun perubahan tersebut tanpa memberikan tambahan kredit atau tanpa melakukan konversi atas seluruh atau sebagian dari kredit menjadi equity perusahaan.
  • 31. 4. Restructuring Restructuring ialah upaya penyelamatan dengan melakukan perubahan syarat-syarat perjanjian kredit atau melakukan konversi atas seluruh atau sebagian dari kredit menjadi equity perusahaan dan equity bank yang dilakukan dengan atau tanpa rescheduling dan atau reconditioning 5. Management Assistancy Management Assistancy adalah bantuan konsultansi dan manajemen professional yang diberikan bank kepada nasabah yang masih mempunyai prospek dan mempunyai itikad baik untuk melunasi kewajibannya, namun lemah didalam pengelolaan perusahaannya, baik dengan cara menempatkan petugas bank maupun meminta bantuan pihak ketiga (konsultan) sebagai anggota manajemen. 6. Penyitaan Jaminan Penyitaan jaminan adalah jalan terakhir yang dapat ditempuh apabila nasabah sudar benar-benar tidak punya iktikad baik ataupun sudah tidak mampu lagi untu membayar semua utang-utangnya.
  • 32. Sekian dan Terima kasih…