Dokumen ini membahas perjalanan pengembangan teknologi WiMAX di Indonesia. Beberapa poin utama yang diangkat antara lain: (1) standar WiMAX belum jelas dan hanya ada 14 perusahaan yang disertifikasi, (2) banyak kendala dalam pengembangan WiMAX di Indonesia karena ketergantungan pada perusahaan besar, (3) pengembang bernama Michael berusaha mengembangkan WiMAX tapi terus terbentur karena harus melalui perusahaan
APKOMINDO untuk PENDIDIKAN (berbasis konsep Ekosistem e-DU.KU)
WIMAX_BELUM_SIAP
1. WiMAX ….. ?
…..… ogah ah !
michael@sunggiardi.com
CTO PT BoNet Utama, Bogor
CTO PT Marvel Network Sistem, Jakarta
CTO PT Xtreme Network Sistem, Samarinda
Anggota Yayasan IndoWLI (Indonesia Wireless LAN Internet)
Badan Pengawas Nasional Awari (Asosiasi Warnet Indonesia)
Kabid Teknologi Apkomindo (Asosiasi Pengusaha Komputer Indonesia)
Certified Engineer untuk : Cirronet, Compex , Proxim, Motorola dan WaveRider
2. Klarifikasi
• Semua data yang ditampilkan di
presentasi ini adalah riil, hanya saja
untuk menghormati etika bisnis,
tulisannya ditutupi dan tidak di
perlihatkan
4. Apa itu WiMAX ?
• Standar WiMAX Forum itu belum jelas
• Semua vendor yang sudah di sertifikat
jumlahnya hanya 14 perusahaan (per
Februari 2008, Proxim dikeluarkan dari
daftar yang di sertifikasi)
• President dan Chairman dari WiMAX
Forum adalah Ron Resnick dari Intel
• Sampai saat ini, produk Intel belum di
sertifikasi oleh WiMAX Forum, padahal
Intel yang paling agresif memperkenal-
kan WiMAX
5. Perusahaan yang sudah di sertifikasi
– E.T. Industries
– Alvarion
– Airspan Networks
– Axxcelera Broadband Wireless
– Siemens AG
– Aperto Networks
– Redline Communications
– SEQUANS Communications
– SR Telecom
– Telsima
– Nokia Siemens Networks
– Proxim Wireless Corporation
– Wavesat Inc
– Selex Communications
6. WiMAX belum siap ?
• WiMAX belum siap dikembang luaskan,
karena beberapa isu :
– WiMAX Forum terlibat kasus pelanggaran
hak cipta atas teknologinya
– Produsen chipset-nya belum melepas
dengan murah paten dan royalti-nya
– Forum masih belum secara aklamasi
menentukan standar yang ada
8. Peranti WiMAX
• Membuat peranti WiMAX terdiri dari tiga
pilihan
– Merancang sendiri seluruh rangkaian dari
awal dan mengikuti standar yang ada, tapi
beresiko tidak mendapatkan sertifikasi dari
WiMAX Forum
– Merancang dengan menggunakan chipset
yang sudah di sertifikasi
– Memanfaatkan rancangan yang sudah
tersedia di pasar, berdasarkan standar Open
Hardware
9. Membangun peranti WiMAX
• Yang paling cepat dan murah adalah
dengan menggunakan Embedded
Systems, berbasis Open Hardware
14. Keunggulan Open Source
• Program atau driver bebas berbasis
Open Source jalan di sistem operasi
Linux
• Dengan kesiapan Sistem Operasi ini,
setiap saat kita dapat memasukan
aplikasi apa saja, termasuk standar
WiMAX ke dalam perangkat keras yang
sudah siap pakai
15. Kendala Open Source
• Harus ada yang menjadi interface ke
dunia bisnis, dengan membeli royalti
atau paten untuk disebarkan ke
masyarakat luas
• Pengembangnya kebanyakan “lari” jika
sudah sukses, artinya mulai berbisnis
pada saat sudah mendapatkan pola
bisnis yang sesungguhnya
16. Menghemat devisa
• Harga jual ditentukan oleh peranti
lunaknya
Single Radio Double Radio
WRAP Board 1,200,000 1,200,000
Mini PCI 540,000 1,080,000
Pig Tail 120,000 240,000
Compact Flash 160,000 160,000
Box Plastik IP66 210,000 210,000
PoE 67,000 67,000
Spacer 14,000 14,000
Adaptor 160,000 160,000
Waterproof Eth 27,000 27,000
Labour Cost by SMK by SMK
Software Open Source Open Source
Total Rupiah 2,498,000 3,158,000
USD 273 345
18. Mencari Supplier WiMAX
• Tahun 2005 - 2006 dengan semangat
juang yang tinggi, Michael menghadiri
berbagai forum yang berhubungan
dengan WiMAX, termasuk berkenalan
dengan produsen chipset yang sudah di
sertifikasi oleh WiMAX Forum
19. Referensi
• Setelah berbicara jauh, akhirnya
disimpulkan bahwa Michael tidak bisa
langsung berhubungan dengan
pabrikan, tetapi harus melalui
perusahaan yang terdekat di Indonesia
yang merupakan customer mereka
xxxxxxx
20. Bertemu “Kawan Lama”
• Kata customer mengingatkan saya di
dalam dunia bisnis biasa, dimana satu
supplier atau vendor memiliki barang,
lalu dijual berdasarkan rantai distributor
dan dealer, sampai akhirnya turun di
tangan customer
xx
xx xxxxxx
xxxxxx
21. Tetap Berusaha
• Dalam proses pengembangan WiMAX,
Michael melihat satu perusahaan lain
yang menunjang WiMAX, dan setelah
dihubungi, ujungnya sama dengan
perusahaan yang pernah di kontak
22. Terus Berusaha
• Sampai disini, Michael berkesimpulan
bahwa yang namanya WiMAX ini
merupakan produk yang masih di
“kangkangi” oleh perusahaan besar,
termasuk 13 perusahaan yang sudah di
sertifikasi oleh WiMAX Forum
• Jadi, untuk sementara Michael
merubah targetnya dengan
mengembangkan WiFi untuk keperluan
Indonesia
23. Kembali Terbentur
• Dalam proses pengembangan WiFi, di
tahun 2007, Michael kembali melihat
satu perusahaan Taiwan menunjang
WiMAX setelah ada perjanjian
sertifikasi WiMAX di Taiwan
xxxxxx
24. Referensi Yang Sama
• Akhirnya, kembali referensi ke
perusahaan yang sama dengan yang
sudah dikenalkan sebelumnya
xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
26. Belum Waktunya
• Dari perjalanan panjang selama tiga
tahun, disimpulkan bahwa teknologi
WiMAX yang di dengung-dengungkan
sepertinya belum saatnya diterapkan,
karena masih merupakan komoditi
perusahaan besar untuk menggaet uang
sebanyak-banyaknya
27. Kemungkinan Lain
• Dari beberapa pertemuan, ada usaha
dari anak-anak Indonesia yang punya
keakhlian untuk merancang sendiri dari
awal chip standar WiMAX, tetapi apakah
skala ekonominya akan tercapai kalau
hanya dipakai di Indonesia dan tidak
dapat dipakai dimana-mana