SlideShare una empresa de Scribd logo
1 de 26
Descargar para leer sin conexión
LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA UMUM




                        ERSIT
                     NIV     A
                    U




                              S
                     OLEH

       NAMA              : MIFTA NUR RAHMAT

       STAMBUK           : F1C1 08 001




FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

              UNIVERSITAS HALUOLEO

                    KENDARI

                      2011
BAB I
                                   PENDAHULUAN


A. Latar Belakang

       Asam amino merupakan monomer yang menyusun polimer-polimer pada prtein.

Asam amino dapat mengalami proses hidrilisis yang menghasilkan hidrolisat protein.

Hidrolisat protein didefinisikan sebagai protein yang mengalami degradasi hidrolitik

dengan asam atau basa kuat dengan hasil akhir berupa campuran beberapa hasil. Fungsi

hidrolisat protein dapat sebagai penyedap atau sebagai intermedia tes untuk isolasi dan

memperoleh asam amino secara individu atau dapat pula untuk pengobatan yaitu sebagai

diet untuk penderita pencernaan.

       Dengan menggunakan teknik kromatografi, berbagai macam asam amino dalam

hidrolisat protein dapat diidentifikasi. Kromatografi digunakan untuk memisahkan

substansi campuran menjadi komponen-komponennya.Selain teknik ini, ada berbagai

cara dalam pengujian terhadap protein yaitu dengan reaksi uji asam amino dan reaksi uji

protein. Reaksi uji asam amino sendiri terdiri dari 6 macam uji yaitu: uji millon, uji

hopkins cole, uji belerang, uji xantroproteat, dan uji biuret. Sedangkan untuk uji protein,

berdasarkan pada pengendapan oleh garam, pengendapan oleh logam dan alkohol. Serta

uji koagulasi dan denaturasi protein. Pada uji asam amino terdapat uji bersifat umum dan

uji berdasakan jenis asam aminonya. Seperti halnya uji millon bersifat spesifik terhadap

tirosin, uji Hopkins cole terhadap triptofan, uji belerang terhadap sistein, uji biuret
bereaksi positif terhadap pembentukan senyawa kompleks Cu gugus –CO dan –NH dari

rantai peptida dalam suasana basa. Serta uji xantroproteat bereaksi positif untuk asam

amino yang mengandung inti benzena. Oleh karena itu dalam praktikum ini akan

dilakukan hidrolisis protein dan identifikasi asam amino dari telur bubuk.

B. Permasalahan

       Dari pemaparan di atas, timbul permasalahan yang selanjutnya akan dikaji dalam

praktikum ini, yaitu

1. Bagaimana menghidrolisis protein dari telur ?

2. Bagaimana mengetahui komponen asam amino penyusun protein hasil hidrolisis

   dengan menggunakan kromatografi lapis tipis?

C. Tujuan

       Dari permasalahan yang diajukan, maka tujuan praktikum ini yaitu antara lain :

1. Untuk mengetahui cara menghidrolisis protein dari telur

2. Untuk mengetahui komponen asam amino penyusun protein hasil hidrolisis dengan

   menggunakan kromatografi lapis tipis.

D. Manfaat

       Manfaat yang diperoleh dari praktikum ini, antara lain :

1. Dapat mengetahui identifikasi asam amino yang mengandung sulfur dan inti benzen.

2. Dapat mengetahui komponen asam amino dari protein yang terdapat dalam telur

   dengan menggunakan kromatografi lapis tipis.
BAB II
                                    TINJAUAN PUSTAKA


A. Protein

         Komposisi telur dapat dikatakan sangat beragam tergantung pada beberapa

faktor, antara lain bangsa sapi, tingkat laktasi, pakan, interval pemerahan, temperatur

dan umur sapi, akan tetapi angka rata-rata untuk semua jenis kondisi dan jenis sapi perah

adalah sebagai berikut: kadar air 87,1%, lemak 3,9%, protein 3,4%, laktosa 4,8%, kadar

abu 0,72% dan beberapa vitamin yang larut dalam lemak telur, yaitu vitamin A, D, E

dan K (Abu bakar dkk, 2005).

         Protein merupakan polimer heterogen molekul-molekul asam amino. Dalam

protein globuler, rantai-rantai samping hidrofil dan polar berada di bagian luar dan rantai

samping hidrofob dan nonpolar berada di bagian dalam (Purwoko dkk, 2007). Protein

adalah sumber asam amino yang mengandung unsur C, H, O dan N yang tidak dimiliki

oleh lemak dan karbohidrat (Abu bakar dkk, 2005). Protein memiliki makromolekul

(BM > 40.000) dan termasuk juga kelompok makronutrien dengan Polipeptida rantai

panjang dengan salah satu ujungnya berupa asam karboksilat dan ujung lainnya gugus

amina.

         Protein dapat diklasifikasikan berdasarkan fungsi biologinya, yaitu sebagai

enzim, protein transport, protein nutrient dan penyimpan, protein kontraktil atau motil,

protein structural, protein pertahanan, dan protein pengatur. Protein dapat juga dibagi
menjadi dua golongan utama berdasarkan bentuk dan sifat-sifat fisiknya, yaitu protein

globular dan protein serabut (Lehninger, 1982).         Berdasarkan komposisi kimianya,

protein dibagi atas:

1. Simple Protein:

   Merupakan protein yang hanya mengandung 1-alfa-asam amino atau derivatnya.

   Beberapa contoh Simple Protein antara lain: albumin, globulin, glutein, protamin,

   albuminoid, dan histon.

2. Conjugated Protein:

   Merupakan protein yang bergabung dengan zat yang bukan protein. Zat yang bukan

   protein ini disebut gugus prostetik. Beberapa contoh Conjugated Protein antara lain:

   nukleoprotein,      glikoprotein,   fosfoprotein,   lipoprotein,   dan   metalloprotein.

   Sifat-sifat struktural protein dianggap berada dalam 4 buah telurnan yaitu :

   a. Struktur primer : rangkaian asam amino dan lokasi setiap ikatan disulfida dikode

       dalam gen

   b. Struktur sekunder : pelipatan rantai polipeptida menjadimultiplikasi motif terikat

       hidrogen seperti struktur α-heliks dan β-pleated sheet. Kombinasi motif-motif ini

       dapat membentuk motif supersekunder.

   c. Struktur tersier : hubungan anta-domain struktural sekunder dan antar-residu yang

       letaknya terpisah jauh dalam pengertian struktur primer.
d. Struktur kwartener : hanya terdapat dalam protein oligomerik ( protein dengan dua

       atau tiga rantai polipeptida), menjelaskan titik-titik kontak dan hubungan lainnya

       antara polipeptida atau subunit inti

(Panil, 2004).

       Sembilan puluh persen dari protein sel adalah enzim-enzim yang kepadanyalah

tergantung struktur dasar yang menentukan fungsi sel. Fungsi protein dalam tubuh

adalah membangun dan menjaga atau memelihara protein jaringan dan organ tubuh,

menyediakan asam-asam        amino makanan, menyediakan enegi            dalam    tubuh,

menyediakan sumber lemak badan, menyediakan sumber gula darah, sumber glikogen

darah, sumber enzyme tubuh, sumber beberapa hormon dalam tubuh, menyediakan

bangunan dasar untuk setidak-tidaknya satu vitamin B komplek, menyediakan

komponen tertentu dari DNA, RNA dan ATP (Triyono, 2007).

B. Hidrolisis Protein

       Ikatan peptida yang membangun rantai polipeptida dalam protein dapat diputus

(dihidrolisis) menggunakan asam, basa atau enzim pemecahan ikatan peptida dalam

kondisi asam atau basa kuat merupakan proses hidrolisis kimia dan pemecahan ikatan

peptida menggunakan enzim merupakan proses hidrolisis biokimia reaksi hidrolisis

peptida akan menghasilkan produk reaksi yang berupa satu molekul dengan gugus

karboksil dan molekul lainnya memiliki gugus amina (Juniarso dki, 2007).
Pada umumnya asam amino diperoleh sebagai hasil hidrolisis protein, baik

menggunakan     enzim    maupun    asam.    Dengan    cara   ini   diperoleh   campuran

bermacam-macam asam amino dan untuk menentukan jenis asam amino maupun

kuantitas masing-masing asam amino perlu diadakan pemisahan antar asam amino

tersebut. Ada beberapa metode analisis asam amino, misalnya metode gravimetri,

kalorimetri, mikrobiologi, kromatografi, dan elektroforesis. Salah satu metode yang

banyak memperoleh pengembangan adalah metode kromatografi. Macam-macam

kromatografi adalah kromatografi kertas, kromatografi lapis tipis, dan kromatografi

penukar ion (Poejadi, 1994).

C. Identifikasi Asam Amino

       Peptida dan protein merupakan polimer kondensasi asam amino dengan

penghilangan unsur air dari gugus amino dan gugus karboksil. Jika bobot molekul

senyawa lebih kecil dari 6.000, biasanya digolongkan sebagai polipeptida (Astuti, 1999).

Asam amino merupakan komponen penyusun utama protein dan dibagi dalam dua

komponen yaitu asam amino esensial dan asam amino non esensial. Asam amino

esensial tidak dapat diproduksi dalam tubuh sehingga sering harus ditambahkan dalam

bentuk makanan, sedangkan asam amino non esensial dapat diproduksi dalam tubuh.

Asam amino umumnya berbentuk serbuk dan mudah larut dalam air, namun tidak larut

dalam pelarut organik non polar (Sitompul, 2004).
Asam amino dan protein secara umum mempunyai sifat-sifat fisik yang sama.

Dari keseluruhan asam amino yang terdapat di alam hanya 20 asam amino yang yang

biasa dijumpai pada protein.

       Dari struktur umumnya, asam amino mempunyai dua gugus pada tiap

molekulnya, yaitu gugus amino dan gugus karboksil, yang digambarkan sebagai struktur

ion dipolar. Gugus amino dan gugus karboksil pada asam amino menunjukkan sifat-sifat

spesifiknya. Karena asam amino mengandung kedua gugus tersebut, senyawa ini akan

memberikan reaksi kimia yang yang mencirikan gugus-gugusnya. Sebagai contoh adalah

reaksi asetilasi dan esterifikasi (Girindra, 1993).



D. Plat KLT

       Plat KLT digunakan untuk mendeteksi keberadaan suatu senyawa dalam sampel

dengan memdandingkan nilai Rf yang diperoleh pada sampel dan nilai Rf senyawa

standar. Plat KLT sering dikombinasikan dengan kromatografi kolom untuk

mengidentifikasi fraksi-fraksi yang dipisahkan dari suatu sampel. Prinsip yang

digunakan Kromatografi Lapis Tipis ini adalah perambatan eluen yang membawa

senyawa tertentu pada media fase diam, yakni plat KLT. Eluen atau fasa gerak yang

digunakan haruslah merupakan campuran dari beberapa larutan yang memiliki kepolaran

yang berbeda, tujuannya agar senyawa-senyawa yang memiliki kepolaran yang berbeda-

beda dapat dipisahkan dengan eluen tersebut (Rahmat, 2010).
BAB III
                               METODE PERCOBAAN


A. Waktu dan Tempat Percobaan

       Percobaan ini dilaksanakan pada hari Senin 11 Oktober 2010 bertempat di

Laboratorium Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA)

Universitas Haluoleo Kendari, Sulawesi Tenggara.

B. Alat dan Bahan

1. Alat Praktikum

      Alat-alat yang digunakan pada praktikum ini yaitu Erlenmeyer 250 mL 2 buah,

  labu takar 50 mL 2 buah, batang pengaduk, gelas kimia 100 mL, neraca analitik,

  autoclave, hot plate, botol semprot, pipet ukur 10 mL, chamber, pipet tetes, corong,

  gegep, filler, dan masker.

2. Bahan Praktikum

      Bahan yang digunakan pada praktikum ini yaitu telur bebek, HCl pekat 10 mL,

  Ba(OH)2 10 mL, akuades, NaOH 40% 1 mL, HNO3 pekat 1 mL, Pb-asetat, larutan

  ninhidrin, dan kertas saring.
C. Prosedur Kerja

   1). Hidrolisis protein secara kimia

                              1 g susu bubuk


                                          - Dimasukkan dalam labu erlenmeyer 50 mL
                                          - Ditambahkan 10 mL HCl 8 N

                         Larutan dalam erlenmeyer


                                          - Disumbat labu menggunakan kapas
                                          - Dibungkus dengan kertas
                                          - Dimasukkan dalam autoklaf 1 atm



                                   Hidrolisat

                                          - Diamati warnanya
                                          - Diukur pHnya
                                          - Ditambahkan Ba(OH)2.8H2O sampai pHnya
                                           netral
                                          - Ditambahkan air mendidih
                                          - Disaring



           Filtrat                                         Endapan

                - Disimpan untuk percobaan                      - Dibuang
                     selanjutnya
2). Uji Ninhidrin

                      Filtrat

                          -         ditambahkan 0,5 mL
                                    larutan ninhidrin
                          -         dipanaskan


                 Larutan berwarna biru

3). Uji Sulfur

                      Filtrat


                          -         ditambahkan 1 mL NaOH
                          -         dipanaskan
                          -         ditambahkan Pb-Asetat


            Larutan menjadi berwarna cokelat

4). Uji Intibenzena


                         Filtrat

                                -     ditambahkan 1 mL HNO3 pekat
                                -     dipanaskan
                                -     didinginkan
                                -     dibagi menjadi dua larutan
                                -     larutan 1 ditambahkan NH4OH
Warna kuning menjadi berwarna kuning
5). Kromatografi lapis tipis asam amino (hasil hidrolisis protein)



     Asam amino standar                              Sampel
                                             (protein hasil hidrolisis)




                                     - Diteteskan     masing-masing       pada    kertas
                                       kromatografi dengan pipet kapiler secara
                                       berdampingan dengan jarak 2-3 cm


                      Eluat pada plat kromatografi



                                      - Dijenuhkan dengan uap eluen pada chamber
                                      - Dibiarkan    eluen     meresap     pada     plat
                                       kromatografi hingga jarak 4,5 cm
                                      - Dikeluarkan dari chamber
                                      - Dikeringkan pada suhu 105°-110°C
                                      - Disemprot dengan larutan ninhidrin
                                      - Dikeringkan lagi pada suhu 105°-110°C
                                       selama 5 menit

                          Noda yang terbentuk
- Dihitung jarak noda-noda asam amino pada
                                         kertas kromatografi
                                       - Dihitung nilai Rf tiap noda dan dicatat
                                         nodanya
                    Nilai Rf dari masing-masing noda = ...


                                  BAB IV
                          HASIL DAN PEMBAHASAN


A. Hasil Pengamatan

    No.                Perlakuan                            Pengamatan
    1.    Hidrolisis Protein                     Terbentuk hidrolisat
          - Telur cair + 10 mL HCl Pekat
            diautoklaf hingga 15 Psi
          - Hidrolisat    disaring,   filtratnya - Larutan 1 + putih telur
            dibagi menjadi dua larutan           - Larutan 2 + kuning telur

    2.    Uji Kualitatif
          a) Asam Amino mengandung S
              - Lar. 1 + 1 mL NaOH 40%             - larutan berubah menjadi warna
                dipanaskan + Pb Asetat 3 tetes       kuning
              - Lar. 2 + 1 mL NaOH 40%             - larutan     menjadi    cokelat
                dipanaskan + Pb Asetat 3 tetes       kehitaman
                                                   Uji Positif
          b) Asam Amino mengandung inti
              benzene
             - Lar. 1 + 1 mL HNO3 pekat            - larutan kurang mengandung inti
               dipanaskan, didinginkan, dibagi       benzen
               2. Larutan pertama + NH4OH          - larutan banyak mengandung inti
             - Lar. 2 + 1 mL HNO3 pekat              benzen
               dipanaskan, didinginkan, dibagi
               2. Larutan pertama + NH4OH
c) Uji Ninhidrin
   - Lar. 1 + 0.5 mL ninhidrin Larutan berwarna biru, uji positif
     dipanaskan.               Ninhidrin.
   - Lar. 2 + 0.5 mL ninhidrin
     dipanaskan.
Uji Kuantitatif dengan Kromatografi Kertas:
              Rf Sampel                      Rf Asam Amino
                   1.5 cm                                  1.1 cm
     Rf P1      =          0.43      Rf Alanin       =           0.31
                   3.5 cm                                  3.5 cm
                   1.3 cm                                  0.7 cm
     Rf P2      =          0.37      Rf Arginine     =           0.2
                   3.5 cm                                  3.5 cm
                   1.1 cm                                 2.4 cm
     Rf P3      =          0.314     Rf Asparagine =            0.69
                   3.5cm                                  3.5cm
                   0.9 cm                                  0.8 cm
     Rf P4      =          0.26      Rf Tryptophane =            0.23
                   3.5 cm                                  3.5 cm
                   0.7 cm                                   0 cm
     Rf P5      =          0.2       Rf Cystine      =          0
                   3.5 cm                                  3.5 cm
                   0.5 cm                                  0.8 cm
     Rf P6      =          0.14      Rf As. Glutamat =           0.23
                   3.5 cm                                  3.5 cm
                   1.6 cm                                  0.7cm
     Rf K1      =          0.46      Rf Glysine      =          0.2
                   3.5cm                                   3.5cm
                   1.4 cm                                  0 cm
     Rf K2      =          0.4       Rf L-Tyrosine =           0
                   3.5cm                                  3.5 cm
                    1.2 cm                                1.8 cm
     Rf K3      =           0.34     Rf Metionin     =          0.51
                    3.5cm                                 3.5 cm
                   1.0 cm
     Rf K4      =          0.285                        2.2 cm
                   3.5cm               Rf Phenilalamin =          0.63
                                                          3.5 cm
                   0.8 cm
     Rf K5      =          0.23                           0 cm
                   3.5cm               Rf Serine       =          0
                   0.6 cm                                  3.5 cm
     Rf K6      =          0.17                          1.5cm
                   3.5cm               Rf Valine       =           0.43
                                                           3.5 cm
B. Pembahasan

        Hidrolisis yang dilakukan pada percobaan ini dengan sampel telur ayam ras

yaitu menggunakan asam sulfat pekat. Hidrolisis ini dilakukan selama 1 jam didalam

autoklaf dengan tujuan untuk mensterilkan bahan dengan uap air panas bertekanan.

Hidrolisat yang dihasilkan ternyata memiliki warna coklat tua karena protein dari telur

tersebut telah mengalami kerusakan akibat teroksidasi. Hidrolisat yang diperoleh harus

dinetralkan terlebuh dahulu agar proses selanjutnya berjalan stabil (pada pH normal).

Penetralan dilakukan dengan menambahkan NH4OH sampai suasana netral yang

diidentifikasi dengan menggunakan kertas pH.

        Identifikasi asam amino dilakukan dengan dua uji, yaitu uji asam amino

mengandung sulfur dan uji asam amino mengandung inti benzena. Pada uji asam amino

mengandung sulfur dilakukan dengan penambahan NaOH 40% pada hidrolisat dan

dipanaskan untuk mendenaturasi asam amino sehingga ikatan yang menghubungkan

atom S dapat terputus oleh Pb-asetat membentuk PbS, sehingga diperoleh perubahan

warna larutan dari kuning pekat menjadi cokelat kehitaman. Dengan terbentuknya

endapan PbS menunjukkan uji positif terhadap asam amino yang mengandung atom S.

asam amino yang mengandung atom S adalah Sistein dan Metionin, adapun struktur dari

kedua asam amino tersebut dapat dilihat sebagai berikut:
Anda Merasa Terbantu dengan Artikel
ini???

Dukung kami dengan mengirimkan Pulsa di
No:

ADMIN        : 0852 417 82228

Radio Mu’adz : 0852 9933 1996
Akan tetapi berdasarkan data Rf yang diperoleh dari hasil elusi kandungan telur, tidak

didapatkan Rf yang sesuai dengan Rf standar kedua asam amino ini, namun tetap saja

endapan PbS terbentuk. Nampaknya terjadi kesalahan dalam pengukuran Rf sampel

yang mana mengakibatkan tidak cocoknya Rf standard dan Rf sampel untuk senyawa

asam amino yang mengandung atom S. Berdasarkan hasil Rf yang paling dekat dengan

Rf standar adalah Rf P5 yang bernilai 0,2 dan Rf sistein yang bernilai 0, sedangkan Rf

metionin adalah 0,51 dan yang mendekatinya Rf P1 yang bernilai 0,43. Sehingga dapat

dipastikan asam amino yang terdapat pada sampel telur adalah asam amino sistein.

       Uji selanjutnya adalah identifikasi asam amino mengandung inti benzen, asam

amino yang mengandung inti benzene ada tiga yaitu fenilialanin, tirosin dan triptofan.

Fenilalanin banyak digunakan di industi makanan dan minuman sebagai penambah

kandungan protein sintetik. Struktur dari ketiga senyawa ini adalah:
Uji asam amino dengan inti benzene dilakukan dengan penambahan HNO3 pada

hidrolisat. Setelah itu campuran dipanaskan sehingga diperoleh perubahan warna larutan

dari kuning pekat menjadi kuning muda. Inti benzen dapat ternitrasi oleh HNO 3 pekat

menghasilkan turunan nitrobenzen. Dari nilai Rf yang diperoleh pada hasil elusi eluen

dan sampel menunjukkan adanya Rf asam amino sampel yang identik dengan Rf asam

amino standar, yaitu yang ditunjukkan oleh Rf K5 yang bernilai sama dengan Rf asam

amino triptofan yakni 0,23. Selanjutnya Rf yang hampir sama dengan asam amino

tirosin ditunjukkan pada Rf P5 yang bernilai 0,2. Dan tidak ada Rf yang mendekati

dengan Rf fenilalanin. Sehingga dapat dipastikan asam amino tirosin dan triptofan

terkandung dalam sampel telur yang digunakan.

       Semua Rf yang ditampilkan di atas diperoleh dengan mengelusi sampel dengan

eluen pada plat Kertas, eluen yang digunakan berupa campuran n-butanol, asam asetat

dan air dengan perbandingan 8:2:8. Eluen yang digunakan harus merupakan campuran

dari larutan-larutan tertentu dengan kepolaran yang berbeda-beda, fungsinya adalah agar

eluen dapat membawa jenis-jenis senyawa yang terkandung di dalam sampel yang
sejenis dengan kepolaran eluen. Ketika sampel dielusi dengan eluen komponen-

komponen dari campuran pewarna akan bergerak pada kecepatan dan kecepatan yang

berbeda. Hasil deri elusi ini belum dapat dilihat dengan jelas sehingga perlu dioleskan

larutan ninhidrin pada plat kertas yang kemudian dikeringkan di dalam oven. Ninhidrin

bereaksi dengan asam amino menghasilkan senyawa-senyawa berwarna khas ungu-biru

sampai kecoklatan seperti reaksi berikut:




       Nampaknya dari hasil pembacaan Rf pada sampel didapatkan tidak hanya Rf

asam amino yang diujikan, melainkan terdapat pula asam amino lain seperti Arginin

yang identik dengan Rf P5 yakni 0,2; valine yang identik dengan Rf P1 yakni 0,43 dan

asam glutamate yang identik dengan Rf K5 yakni 0,23. Ketiga senyawa tersebut

memiliki struktursebagai berikut:
DAFTAR PUSTAKA


Abubakar dan M. Ilyas, 2005. Mutu Telur Karamel Asal Telur Pecah Selama
      Penyimpanan. Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner 2005.

Astuti, Yeti, 2009, Analisi Protein, Gramedia, Jakarta.

Girindra, Aisjah, 1993, Biokimia 1, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Juniarso, E., T., Safari, A., dan Pamungkas, R., A., 2007, Pemanfaatan Limbah Ikan
       Menjadi Ekstrak Kasar Protease Dari Isi Perut Ikan Lemuru (Sardinella Sp.)
       Untuk Proses        Deproteinisasi Limbah Udang Secara Enzimatik Menjadi
       Kitosan, Universitas Jember.

Lehninger, Albert l. 1982. Dasar – Dasar Biokimia Jilid I. Erlangga. Jakarta.

Panil, Zulbadar. 2004. Memahami Teori dan Praktek Biokimia Dasar Medis. Jakarta:
       Buku Kedokteran EGC.

Poedjadi, Anna, 1994, Dasar-Dasar Biokimia, Universitas Indonesia. Jakarta.

Purwoko, T., Handajani, N., S., 2007, Kandungan Protein Kecap Manis Tanpa
      Fermentasi Moromi Hasil Fermentasi Rhizopus oryzae dan R. oligosporus,
      BIODIVERSITAS, Vol 8, Nomor 2, Hal, 223-227.

Rahmat, Mifta Nur, 2010, Ulasan Sekilas Mengenai KLT, Kendari: Zam-zam Office.

Sitompul, S., 2004, Analisis Asam Amino dalam Tepung Ikan dan Bungkil Kedelai,
      Buletin Tekhnik Pertanian, Vol. 9, Nomor 1.

Triyono, 2007, Pengaruh Tingkat Protein Ransum Pada Akhir Masa Kebuntingan
       Pertama Terhadap Performan Dan Berat Lahir Pedet Sapi Perah Peranakan
       Friesian Holstein (Pfh), Universitas sebelas Maret, Surakarta.
Laporan biokimia   asam amino protein

Más contenido relacionado

La actualidad más candente

Laporan uji ninhidrin
Laporan  uji ninhidrinLaporan  uji ninhidrin
Laporan uji ninhidrinAstri Maulida
 
Laporan praktikum biokimia vitamin c
Laporan praktikum biokimia   vitamin cLaporan praktikum biokimia   vitamin c
Laporan praktikum biokimia vitamin cAnnisa Nurul Chaerani
 
Uji Ketidakjenuhan Lemak
Uji Ketidakjenuhan LemakUji Ketidakjenuhan Lemak
Uji Ketidakjenuhan LemakErnalia Rosita
 
Laporan Biokimia Praktikum Karbohidrat: Uji Molish, Uji Benedict, Uji Seliwan...
Laporan Biokimia Praktikum Karbohidrat: Uji Molish, Uji Benedict, Uji Seliwan...Laporan Biokimia Praktikum Karbohidrat: Uji Molish, Uji Benedict, Uji Seliwan...
Laporan Biokimia Praktikum Karbohidrat: Uji Molish, Uji Benedict, Uji Seliwan...UNESA
 
Laporan praktikum uji protein (dg uji biuret)
Laporan praktikum uji protein (dg uji biuret) Laporan praktikum uji protein (dg uji biuret)
Laporan praktikum uji protein (dg uji biuret) Pujiati Puu
 
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 Lipida
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 LipidaLaporan Biokimia ITP UNS SMT3 Lipida
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 LipidaFransiska Puteri
 
Pengaruh konsentrasi enzim terhadap aktivitas enzim
Pengaruh konsentrasi enzim terhadap aktivitas enzimPengaruh konsentrasi enzim terhadap aktivitas enzim
Pengaruh konsentrasi enzim terhadap aktivitas enzimSantika Dewi
 
Laporan Uji Karbohidrat - Biokimia
Laporan Uji Karbohidrat - BiokimiaLaporan Uji Karbohidrat - Biokimia
Laporan Uji Karbohidrat - BiokimiaRia Rohmawati
 
Asam amino, peptida, protein
Asam amino, peptida, proteinAsam amino, peptida, protein
Asam amino, peptida, proteinNursa'id Fitria
 

La actualidad más candente (20)

Laporan uji ninhidrin
Laporan  uji ninhidrinLaporan  uji ninhidrin
Laporan uji ninhidrin
 
Laporan praktikum biokimia vitamin c
Laporan praktikum biokimia   vitamin cLaporan praktikum biokimia   vitamin c
Laporan praktikum biokimia vitamin c
 
lipid- biokimia
lipid- biokimialipid- biokimia
lipid- biokimia
 
Uji molisch
Uji molischUji molisch
Uji molisch
 
Lipid
LipidLipid
Lipid
 
Uji Ketidakjenuhan Lemak
Uji Ketidakjenuhan LemakUji Ketidakjenuhan Lemak
Uji Ketidakjenuhan Lemak
 
Protein
ProteinProtein
Protein
 
Vitamin
VitaminVitamin
Vitamin
 
Laporan Biokimia Praktikum Karbohidrat: Uji Molish, Uji Benedict, Uji Seliwan...
Laporan Biokimia Praktikum Karbohidrat: Uji Molish, Uji Benedict, Uji Seliwan...Laporan Biokimia Praktikum Karbohidrat: Uji Molish, Uji Benedict, Uji Seliwan...
Laporan Biokimia Praktikum Karbohidrat: Uji Molish, Uji Benedict, Uji Seliwan...
 
Uji Phenylhidrazine
Uji PhenylhidrazineUji Phenylhidrazine
Uji Phenylhidrazine
 
Uji safonifikasi
Uji safonifikasiUji safonifikasi
Uji safonifikasi
 
Uji barfoed
Uji barfoedUji barfoed
Uji barfoed
 
Laporan praktikum uji protein (dg uji biuret)
Laporan praktikum uji protein (dg uji biuret) Laporan praktikum uji protein (dg uji biuret)
Laporan praktikum uji protein (dg uji biuret)
 
Laporan biokima bab 4
Laporan biokima bab 4Laporan biokima bab 4
Laporan biokima bab 4
 
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 Lipida
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 LipidaLaporan Biokimia ITP UNS SMT3 Lipida
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 Lipida
 
Pengaruh konsentrasi enzim terhadap aktivitas enzim
Pengaruh konsentrasi enzim terhadap aktivitas enzimPengaruh konsentrasi enzim terhadap aktivitas enzim
Pengaruh konsentrasi enzim terhadap aktivitas enzim
 
Enzim
EnzimEnzim
Enzim
 
Laporan Uji Karbohidrat - Biokimia
Laporan Uji Karbohidrat - BiokimiaLaporan Uji Karbohidrat - Biokimia
Laporan Uji Karbohidrat - Biokimia
 
Asam amino, peptida, protein
Asam amino, peptida, proteinAsam amino, peptida, protein
Asam amino, peptida, protein
 
Karbohidrat
KarbohidratKarbohidrat
Karbohidrat
 

Similar a Laporan biokimia asam amino protein

Similar a Laporan biokimia asam amino protein (20)

Laporan praktikum hidrolisis protein enzimatis
Laporan praktikum hidrolisis protein enzimatisLaporan praktikum hidrolisis protein enzimatis
Laporan praktikum hidrolisis protein enzimatis
 
Laporan Kimia - uji protein
Laporan Kimia - uji proteinLaporan Kimia - uji protein
Laporan Kimia - uji protein
 
Modul biokimia protein
Modul biokimia proteinModul biokimia protein
Modul biokimia protein
 
KIMIA_Protein_Cici Awarti_1A.pptx
KIMIA_Protein_Cici Awarti_1A.pptxKIMIA_Protein_Cici Awarti_1A.pptx
KIMIA_Protein_Cici Awarti_1A.pptx
 
Ulasan biokimia
Ulasan biokimiaUlasan biokimia
Ulasan biokimia
 
laporan uji asam amino
laporan uji asam aminolaporan uji asam amino
laporan uji asam amino
 
Modul 2-struktur-dan-fungsi-protein
Modul 2-struktur-dan-fungsi-proteinModul 2-struktur-dan-fungsi-protein
Modul 2-struktur-dan-fungsi-protein
 
Percobaan III ASAM AMINO DAN PROTEIN
Percobaan III ASAM AMINO DAN PROTEINPercobaan III ASAM AMINO DAN PROTEIN
Percobaan III ASAM AMINO DAN PROTEIN
 
Biokim.3.PROTEIN.pptx
Biokim.3.PROTEIN.pptxBiokim.3.PROTEIN.pptx
Biokim.3.PROTEIN.pptx
 
Protein ( Biokima ) STKIP Banjarmasin
Protein ( Biokima ) STKIP BanjarmasinProtein ( Biokima ) STKIP Banjarmasin
Protein ( Biokima ) STKIP Banjarmasin
 
Protein
ProteinProtein
Protein
 
Makalah protein plasma
Makalah protein plasmaMakalah protein plasma
Makalah protein plasma
 
6. protein
6. protein6. protein
6. protein
 
Protein merupakan komponen utama semua sel mahluk hidup
Protein merupakan komponen utama semua sel mahluk hidupProtein merupakan komponen utama semua sel mahluk hidup
Protein merupakan komponen utama semua sel mahluk hidup
 
3 protein
3 protein3 protein
3 protein
 
materi PROTEIN.pptx
materi PROTEIN.pptxmateri PROTEIN.pptx
materi PROTEIN.pptx
 
Makalah protein
Makalah proteinMakalah protein
Makalah protein
 
BIOLOGI SEL KEL 3 KELAS 1B
BIOLOGI SEL KEL 3 KELAS 1BBIOLOGI SEL KEL 3 KELAS 1B
BIOLOGI SEL KEL 3 KELAS 1B
 
Protein by ayu mustofa
Protein by ayu mustofaProtein by ayu mustofa
Protein by ayu mustofa
 
Protein biokimia
Protein biokimiaProtein biokimia
Protein biokimia
 

Más de Mifta Rahmat

Laporan instrumen penentuan aluminium (iii) sebagai kompleks alizarin secar...
Laporan instrumen   penentuan aluminium (iii) sebagai kompleks alizarin secar...Laporan instrumen   penentuan aluminium (iii) sebagai kompleks alizarin secar...
Laporan instrumen penentuan aluminium (iii) sebagai kompleks alizarin secar...Mifta Rahmat
 
Laporan mikrobiologi daya kerja antimikroba
Laporan mikrobiologi   daya kerja antimikrobaLaporan mikrobiologi   daya kerja antimikroba
Laporan mikrobiologi daya kerja antimikrobaMifta Rahmat
 
Laporan biokimia vitamin dan mineral
Laporan biokimia   vitamin dan mineralLaporan biokimia   vitamin dan mineral
Laporan biokimia vitamin dan mineralMifta Rahmat
 
Laporan biokimia hidrolisis protein
Laporan biokimia   hidrolisis proteinLaporan biokimia   hidrolisis protein
Laporan biokimia hidrolisis proteinMifta Rahmat
 
Laporan biokimia hidrolisis karbohidrat
Laporan biokimia   hidrolisis karbohidratLaporan biokimia   hidrolisis karbohidrat
Laporan biokimia hidrolisis karbohidratMifta Rahmat
 
Laporan biokimia ekstraksi dan pemisahan lipid kompleks revisi
Laporan biokimia   ekstraksi dan pemisahan lipid kompleks revisiLaporan biokimia   ekstraksi dan pemisahan lipid kompleks revisi
Laporan biokimia ekstraksi dan pemisahan lipid kompleks revisiMifta Rahmat
 
Laporan mikrobiologi morfologi mikroba
Laporan mikrobiologi   morfologi mikrobaLaporan mikrobiologi   morfologi mikroba
Laporan mikrobiologi morfologi mikrobaMifta Rahmat
 
Laporan mikrobiologi pengenalan alat lab
Laporan mikrobiologi   pengenalan alat labLaporan mikrobiologi   pengenalan alat lab
Laporan mikrobiologi pengenalan alat labMifta Rahmat
 
Laporan mikrobiologi menghitung jumlah mikroba
Laporan mikrobiologi   menghitung jumlah mikrobaLaporan mikrobiologi   menghitung jumlah mikroba
Laporan mikrobiologi menghitung jumlah mikrobaMifta Rahmat
 
Laporan mikrobiologi daya kerja antimikroba
Laporan mikrobiologi   daya kerja antimikrobaLaporan mikrobiologi   daya kerja antimikroba
Laporan mikrobiologi daya kerja antimikrobaMifta Rahmat
 
Reaksi reaksi sintesis senyawa organik
Reaksi reaksi sintesis senyawa organikReaksi reaksi sintesis senyawa organik
Reaksi reaksi sintesis senyawa organikMifta Rahmat
 

Más de Mifta Rahmat (12)

Laporan instrumen penentuan aluminium (iii) sebagai kompleks alizarin secar...
Laporan instrumen   penentuan aluminium (iii) sebagai kompleks alizarin secar...Laporan instrumen   penentuan aluminium (iii) sebagai kompleks alizarin secar...
Laporan instrumen penentuan aluminium (iii) sebagai kompleks alizarin secar...
 
Laporan mikrobiologi daya kerja antimikroba
Laporan mikrobiologi   daya kerja antimikrobaLaporan mikrobiologi   daya kerja antimikroba
Laporan mikrobiologi daya kerja antimikroba
 
Laporan biokimia vitamin dan mineral
Laporan biokimia   vitamin dan mineralLaporan biokimia   vitamin dan mineral
Laporan biokimia vitamin dan mineral
 
Laporan biokimia hidrolisis protein
Laporan biokimia   hidrolisis proteinLaporan biokimia   hidrolisis protein
Laporan biokimia hidrolisis protein
 
Laporan biokimia hidrolisis karbohidrat
Laporan biokimia   hidrolisis karbohidratLaporan biokimia   hidrolisis karbohidrat
Laporan biokimia hidrolisis karbohidrat
 
Laporan biokimia ekstraksi dan pemisahan lipid kompleks revisi
Laporan biokimia   ekstraksi dan pemisahan lipid kompleks revisiLaporan biokimia   ekstraksi dan pemisahan lipid kompleks revisi
Laporan biokimia ekstraksi dan pemisahan lipid kompleks revisi
 
Laporan mikrobiologi morfologi mikroba
Laporan mikrobiologi   morfologi mikrobaLaporan mikrobiologi   morfologi mikroba
Laporan mikrobiologi morfologi mikroba
 
Laporan mikrobiologi pengenalan alat lab
Laporan mikrobiologi   pengenalan alat labLaporan mikrobiologi   pengenalan alat lab
Laporan mikrobiologi pengenalan alat lab
 
Laporan mikrobiologi menghitung jumlah mikroba
Laporan mikrobiologi   menghitung jumlah mikrobaLaporan mikrobiologi   menghitung jumlah mikroba
Laporan mikrobiologi menghitung jumlah mikroba
 
Laporan mikrobiologi daya kerja antimikroba
Laporan mikrobiologi   daya kerja antimikrobaLaporan mikrobiologi   daya kerja antimikroba
Laporan mikrobiologi daya kerja antimikroba
 
Reaksi reaksi sintesis senyawa organik
Reaksi reaksi sintesis senyawa organikReaksi reaksi sintesis senyawa organik
Reaksi reaksi sintesis senyawa organik
 
Reaksi reaksi sso
Reaksi reaksi ssoReaksi reaksi sso
Reaksi reaksi sso
 

Último

Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfAksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfJarzaniIsmail
 
Lingkungan bawah airLingkungan bawah air.ppt
Lingkungan bawah airLingkungan bawah air.pptLingkungan bawah airLingkungan bawah air.ppt
Lingkungan bawah airLingkungan bawah air.pptimamshadiqin2
 
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAKELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAppgauliananda03
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxIrfanAudah1
 
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxBAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxJuliBriana2
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDNurainiNuraini25
 
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfMAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfChananMfd
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptxDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptxwawan479953
 
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxdeskaputriani1
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7IwanSumantri7
 
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMMAKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMMIGustiBagusGending
 
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITASMATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITASbilqisizzati
 
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdfAksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdfEniNuraeni29
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxsukmakarim1998
 
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"baimmuhammad71
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfCandraMegawati
 
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...MuhammadSyamsuryadiS
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAAndiCoc
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxssuser35630b
 
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfSalinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfWidyastutyCoyy
 

Último (20)

Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfAksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
 
Lingkungan bawah airLingkungan bawah air.ppt
Lingkungan bawah airLingkungan bawah air.pptLingkungan bawah airLingkungan bawah air.ppt
Lingkungan bawah airLingkungan bawah air.ppt
 
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAKELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
 
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxBAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
 
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfMAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptxDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
 
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
 
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMMAKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
 
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITASMATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
 
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdfAksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
 
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
 
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
 
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfSalinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
 

Laporan biokimia asam amino protein

  • 1. LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA UMUM ERSIT NIV A U S OLEH NAMA : MIFTA NUR RAHMAT STAMBUK : F1C1 08 001 FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS HALUOLEO KENDARI 2011
  • 2. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Asam amino merupakan monomer yang menyusun polimer-polimer pada prtein. Asam amino dapat mengalami proses hidrilisis yang menghasilkan hidrolisat protein. Hidrolisat protein didefinisikan sebagai protein yang mengalami degradasi hidrolitik dengan asam atau basa kuat dengan hasil akhir berupa campuran beberapa hasil. Fungsi hidrolisat protein dapat sebagai penyedap atau sebagai intermedia tes untuk isolasi dan memperoleh asam amino secara individu atau dapat pula untuk pengobatan yaitu sebagai diet untuk penderita pencernaan. Dengan menggunakan teknik kromatografi, berbagai macam asam amino dalam hidrolisat protein dapat diidentifikasi. Kromatografi digunakan untuk memisahkan substansi campuran menjadi komponen-komponennya.Selain teknik ini, ada berbagai cara dalam pengujian terhadap protein yaitu dengan reaksi uji asam amino dan reaksi uji protein. Reaksi uji asam amino sendiri terdiri dari 6 macam uji yaitu: uji millon, uji hopkins cole, uji belerang, uji xantroproteat, dan uji biuret. Sedangkan untuk uji protein, berdasarkan pada pengendapan oleh garam, pengendapan oleh logam dan alkohol. Serta uji koagulasi dan denaturasi protein. Pada uji asam amino terdapat uji bersifat umum dan uji berdasakan jenis asam aminonya. Seperti halnya uji millon bersifat spesifik terhadap tirosin, uji Hopkins cole terhadap triptofan, uji belerang terhadap sistein, uji biuret
  • 3. bereaksi positif terhadap pembentukan senyawa kompleks Cu gugus –CO dan –NH dari rantai peptida dalam suasana basa. Serta uji xantroproteat bereaksi positif untuk asam amino yang mengandung inti benzena. Oleh karena itu dalam praktikum ini akan dilakukan hidrolisis protein dan identifikasi asam amino dari telur bubuk. B. Permasalahan Dari pemaparan di atas, timbul permasalahan yang selanjutnya akan dikaji dalam praktikum ini, yaitu 1. Bagaimana menghidrolisis protein dari telur ? 2. Bagaimana mengetahui komponen asam amino penyusun protein hasil hidrolisis dengan menggunakan kromatografi lapis tipis? C. Tujuan Dari permasalahan yang diajukan, maka tujuan praktikum ini yaitu antara lain : 1. Untuk mengetahui cara menghidrolisis protein dari telur 2. Untuk mengetahui komponen asam amino penyusun protein hasil hidrolisis dengan menggunakan kromatografi lapis tipis. D. Manfaat Manfaat yang diperoleh dari praktikum ini, antara lain : 1. Dapat mengetahui identifikasi asam amino yang mengandung sulfur dan inti benzen. 2. Dapat mengetahui komponen asam amino dari protein yang terdapat dalam telur dengan menggunakan kromatografi lapis tipis.
  • 4.
  • 5. BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Protein Komposisi telur dapat dikatakan sangat beragam tergantung pada beberapa faktor, antara lain bangsa sapi, tingkat laktasi, pakan, interval pemerahan, temperatur dan umur sapi, akan tetapi angka rata-rata untuk semua jenis kondisi dan jenis sapi perah adalah sebagai berikut: kadar air 87,1%, lemak 3,9%, protein 3,4%, laktosa 4,8%, kadar abu 0,72% dan beberapa vitamin yang larut dalam lemak telur, yaitu vitamin A, D, E dan K (Abu bakar dkk, 2005). Protein merupakan polimer heterogen molekul-molekul asam amino. Dalam protein globuler, rantai-rantai samping hidrofil dan polar berada di bagian luar dan rantai samping hidrofob dan nonpolar berada di bagian dalam (Purwoko dkk, 2007). Protein adalah sumber asam amino yang mengandung unsur C, H, O dan N yang tidak dimiliki oleh lemak dan karbohidrat (Abu bakar dkk, 2005). Protein memiliki makromolekul (BM > 40.000) dan termasuk juga kelompok makronutrien dengan Polipeptida rantai panjang dengan salah satu ujungnya berupa asam karboksilat dan ujung lainnya gugus amina. Protein dapat diklasifikasikan berdasarkan fungsi biologinya, yaitu sebagai enzim, protein transport, protein nutrient dan penyimpan, protein kontraktil atau motil, protein structural, protein pertahanan, dan protein pengatur. Protein dapat juga dibagi
  • 6. menjadi dua golongan utama berdasarkan bentuk dan sifat-sifat fisiknya, yaitu protein globular dan protein serabut (Lehninger, 1982). Berdasarkan komposisi kimianya, protein dibagi atas: 1. Simple Protein: Merupakan protein yang hanya mengandung 1-alfa-asam amino atau derivatnya. Beberapa contoh Simple Protein antara lain: albumin, globulin, glutein, protamin, albuminoid, dan histon. 2. Conjugated Protein: Merupakan protein yang bergabung dengan zat yang bukan protein. Zat yang bukan protein ini disebut gugus prostetik. Beberapa contoh Conjugated Protein antara lain: nukleoprotein, glikoprotein, fosfoprotein, lipoprotein, dan metalloprotein. Sifat-sifat struktural protein dianggap berada dalam 4 buah telurnan yaitu : a. Struktur primer : rangkaian asam amino dan lokasi setiap ikatan disulfida dikode dalam gen b. Struktur sekunder : pelipatan rantai polipeptida menjadimultiplikasi motif terikat hidrogen seperti struktur α-heliks dan β-pleated sheet. Kombinasi motif-motif ini dapat membentuk motif supersekunder. c. Struktur tersier : hubungan anta-domain struktural sekunder dan antar-residu yang letaknya terpisah jauh dalam pengertian struktur primer.
  • 7. d. Struktur kwartener : hanya terdapat dalam protein oligomerik ( protein dengan dua atau tiga rantai polipeptida), menjelaskan titik-titik kontak dan hubungan lainnya antara polipeptida atau subunit inti (Panil, 2004). Sembilan puluh persen dari protein sel adalah enzim-enzim yang kepadanyalah tergantung struktur dasar yang menentukan fungsi sel. Fungsi protein dalam tubuh adalah membangun dan menjaga atau memelihara protein jaringan dan organ tubuh, menyediakan asam-asam amino makanan, menyediakan enegi dalam tubuh, menyediakan sumber lemak badan, menyediakan sumber gula darah, sumber glikogen darah, sumber enzyme tubuh, sumber beberapa hormon dalam tubuh, menyediakan bangunan dasar untuk setidak-tidaknya satu vitamin B komplek, menyediakan komponen tertentu dari DNA, RNA dan ATP (Triyono, 2007). B. Hidrolisis Protein Ikatan peptida yang membangun rantai polipeptida dalam protein dapat diputus (dihidrolisis) menggunakan asam, basa atau enzim pemecahan ikatan peptida dalam kondisi asam atau basa kuat merupakan proses hidrolisis kimia dan pemecahan ikatan peptida menggunakan enzim merupakan proses hidrolisis biokimia reaksi hidrolisis peptida akan menghasilkan produk reaksi yang berupa satu molekul dengan gugus karboksil dan molekul lainnya memiliki gugus amina (Juniarso dki, 2007).
  • 8. Pada umumnya asam amino diperoleh sebagai hasil hidrolisis protein, baik menggunakan enzim maupun asam. Dengan cara ini diperoleh campuran bermacam-macam asam amino dan untuk menentukan jenis asam amino maupun kuantitas masing-masing asam amino perlu diadakan pemisahan antar asam amino tersebut. Ada beberapa metode analisis asam amino, misalnya metode gravimetri, kalorimetri, mikrobiologi, kromatografi, dan elektroforesis. Salah satu metode yang banyak memperoleh pengembangan adalah metode kromatografi. Macam-macam kromatografi adalah kromatografi kertas, kromatografi lapis tipis, dan kromatografi penukar ion (Poejadi, 1994). C. Identifikasi Asam Amino Peptida dan protein merupakan polimer kondensasi asam amino dengan penghilangan unsur air dari gugus amino dan gugus karboksil. Jika bobot molekul senyawa lebih kecil dari 6.000, biasanya digolongkan sebagai polipeptida (Astuti, 1999). Asam amino merupakan komponen penyusun utama protein dan dibagi dalam dua komponen yaitu asam amino esensial dan asam amino non esensial. Asam amino esensial tidak dapat diproduksi dalam tubuh sehingga sering harus ditambahkan dalam bentuk makanan, sedangkan asam amino non esensial dapat diproduksi dalam tubuh. Asam amino umumnya berbentuk serbuk dan mudah larut dalam air, namun tidak larut dalam pelarut organik non polar (Sitompul, 2004).
  • 9. Asam amino dan protein secara umum mempunyai sifat-sifat fisik yang sama. Dari keseluruhan asam amino yang terdapat di alam hanya 20 asam amino yang yang biasa dijumpai pada protein. Dari struktur umumnya, asam amino mempunyai dua gugus pada tiap molekulnya, yaitu gugus amino dan gugus karboksil, yang digambarkan sebagai struktur ion dipolar. Gugus amino dan gugus karboksil pada asam amino menunjukkan sifat-sifat spesifiknya. Karena asam amino mengandung kedua gugus tersebut, senyawa ini akan memberikan reaksi kimia yang yang mencirikan gugus-gugusnya. Sebagai contoh adalah reaksi asetilasi dan esterifikasi (Girindra, 1993). D. Plat KLT Plat KLT digunakan untuk mendeteksi keberadaan suatu senyawa dalam sampel dengan memdandingkan nilai Rf yang diperoleh pada sampel dan nilai Rf senyawa standar. Plat KLT sering dikombinasikan dengan kromatografi kolom untuk mengidentifikasi fraksi-fraksi yang dipisahkan dari suatu sampel. Prinsip yang digunakan Kromatografi Lapis Tipis ini adalah perambatan eluen yang membawa senyawa tertentu pada media fase diam, yakni plat KLT. Eluen atau fasa gerak yang digunakan haruslah merupakan campuran dari beberapa larutan yang memiliki kepolaran yang berbeda, tujuannya agar senyawa-senyawa yang memiliki kepolaran yang berbeda- beda dapat dipisahkan dengan eluen tersebut (Rahmat, 2010).
  • 10.
  • 11. BAB III METODE PERCOBAAN A. Waktu dan Tempat Percobaan Percobaan ini dilaksanakan pada hari Senin 11 Oktober 2010 bertempat di Laboratorium Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas Haluoleo Kendari, Sulawesi Tenggara. B. Alat dan Bahan 1. Alat Praktikum Alat-alat yang digunakan pada praktikum ini yaitu Erlenmeyer 250 mL 2 buah, labu takar 50 mL 2 buah, batang pengaduk, gelas kimia 100 mL, neraca analitik, autoclave, hot plate, botol semprot, pipet ukur 10 mL, chamber, pipet tetes, corong, gegep, filler, dan masker. 2. Bahan Praktikum Bahan yang digunakan pada praktikum ini yaitu telur bebek, HCl pekat 10 mL, Ba(OH)2 10 mL, akuades, NaOH 40% 1 mL, HNO3 pekat 1 mL, Pb-asetat, larutan ninhidrin, dan kertas saring.
  • 12. C. Prosedur Kerja 1). Hidrolisis protein secara kimia 1 g susu bubuk - Dimasukkan dalam labu erlenmeyer 50 mL - Ditambahkan 10 mL HCl 8 N Larutan dalam erlenmeyer - Disumbat labu menggunakan kapas - Dibungkus dengan kertas - Dimasukkan dalam autoklaf 1 atm Hidrolisat - Diamati warnanya - Diukur pHnya - Ditambahkan Ba(OH)2.8H2O sampai pHnya netral - Ditambahkan air mendidih - Disaring Filtrat Endapan - Disimpan untuk percobaan - Dibuang selanjutnya
  • 13. 2). Uji Ninhidrin Filtrat - ditambahkan 0,5 mL larutan ninhidrin - dipanaskan Larutan berwarna biru 3). Uji Sulfur Filtrat - ditambahkan 1 mL NaOH - dipanaskan - ditambahkan Pb-Asetat Larutan menjadi berwarna cokelat 4). Uji Intibenzena Filtrat - ditambahkan 1 mL HNO3 pekat - dipanaskan - didinginkan - dibagi menjadi dua larutan - larutan 1 ditambahkan NH4OH
  • 14. Warna kuning menjadi berwarna kuning 5). Kromatografi lapis tipis asam amino (hasil hidrolisis protein) Asam amino standar Sampel (protein hasil hidrolisis) - Diteteskan masing-masing pada kertas kromatografi dengan pipet kapiler secara berdampingan dengan jarak 2-3 cm Eluat pada plat kromatografi - Dijenuhkan dengan uap eluen pada chamber - Dibiarkan eluen meresap pada plat kromatografi hingga jarak 4,5 cm - Dikeluarkan dari chamber - Dikeringkan pada suhu 105°-110°C - Disemprot dengan larutan ninhidrin - Dikeringkan lagi pada suhu 105°-110°C selama 5 menit Noda yang terbentuk
  • 15. - Dihitung jarak noda-noda asam amino pada kertas kromatografi - Dihitung nilai Rf tiap noda dan dicatat nodanya Nilai Rf dari masing-masing noda = ... BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Pengamatan No. Perlakuan Pengamatan 1. Hidrolisis Protein Terbentuk hidrolisat - Telur cair + 10 mL HCl Pekat diautoklaf hingga 15 Psi - Hidrolisat disaring, filtratnya - Larutan 1 + putih telur dibagi menjadi dua larutan - Larutan 2 + kuning telur 2. Uji Kualitatif a) Asam Amino mengandung S - Lar. 1 + 1 mL NaOH 40% - larutan berubah menjadi warna dipanaskan + Pb Asetat 3 tetes kuning - Lar. 2 + 1 mL NaOH 40% - larutan menjadi cokelat dipanaskan + Pb Asetat 3 tetes kehitaman Uji Positif b) Asam Amino mengandung inti benzene - Lar. 1 + 1 mL HNO3 pekat - larutan kurang mengandung inti dipanaskan, didinginkan, dibagi benzen 2. Larutan pertama + NH4OH - larutan banyak mengandung inti - Lar. 2 + 1 mL HNO3 pekat benzen dipanaskan, didinginkan, dibagi 2. Larutan pertama + NH4OH
  • 16. c) Uji Ninhidrin - Lar. 1 + 0.5 mL ninhidrin Larutan berwarna biru, uji positif dipanaskan. Ninhidrin. - Lar. 2 + 0.5 mL ninhidrin dipanaskan.
  • 17. Uji Kuantitatif dengan Kromatografi Kertas: Rf Sampel Rf Asam Amino 1.5 cm 1.1 cm  Rf P1 =  0.43  Rf Alanin =  0.31 3.5 cm 3.5 cm 1.3 cm 0.7 cm  Rf P2 =  0.37  Rf Arginine =  0.2 3.5 cm 3.5 cm 1.1 cm 2.4 cm  Rf P3 =  0.314  Rf Asparagine =  0.69 3.5cm 3.5cm 0.9 cm 0.8 cm  Rf P4 =  0.26  Rf Tryptophane =  0.23 3.5 cm 3.5 cm 0.7 cm 0 cm  Rf P5 =  0.2  Rf Cystine = 0 3.5 cm 3.5 cm 0.5 cm 0.8 cm  Rf P6 =  0.14  Rf As. Glutamat =  0.23 3.5 cm 3.5 cm 1.6 cm 0.7cm  Rf K1 =  0.46  Rf Glysine =  0.2 3.5cm 3.5cm 1.4 cm 0 cm  Rf K2 =  0.4  Rf L-Tyrosine = 0 3.5cm 3.5 cm 1.2 cm 1.8 cm  Rf K3 =  0.34  Rf Metionin =  0.51 3.5cm 3.5 cm 1.0 cm  Rf K4 =  0.285 2.2 cm 3.5cm  Rf Phenilalamin =  0.63 3.5 cm 0.8 cm  Rf K5 =  0.23 0 cm 3.5cm  Rf Serine = 0 0.6 cm 3.5 cm  Rf K6 =  0.17 1.5cm 3.5cm  Rf Valine =  0.43 3.5 cm
  • 18. B. Pembahasan Hidrolisis yang dilakukan pada percobaan ini dengan sampel telur ayam ras yaitu menggunakan asam sulfat pekat. Hidrolisis ini dilakukan selama 1 jam didalam autoklaf dengan tujuan untuk mensterilkan bahan dengan uap air panas bertekanan. Hidrolisat yang dihasilkan ternyata memiliki warna coklat tua karena protein dari telur tersebut telah mengalami kerusakan akibat teroksidasi. Hidrolisat yang diperoleh harus dinetralkan terlebuh dahulu agar proses selanjutnya berjalan stabil (pada pH normal). Penetralan dilakukan dengan menambahkan NH4OH sampai suasana netral yang diidentifikasi dengan menggunakan kertas pH. Identifikasi asam amino dilakukan dengan dua uji, yaitu uji asam amino mengandung sulfur dan uji asam amino mengandung inti benzena. Pada uji asam amino mengandung sulfur dilakukan dengan penambahan NaOH 40% pada hidrolisat dan dipanaskan untuk mendenaturasi asam amino sehingga ikatan yang menghubungkan atom S dapat terputus oleh Pb-asetat membentuk PbS, sehingga diperoleh perubahan warna larutan dari kuning pekat menjadi cokelat kehitaman. Dengan terbentuknya endapan PbS menunjukkan uji positif terhadap asam amino yang mengandung atom S. asam amino yang mengandung atom S adalah Sistein dan Metionin, adapun struktur dari kedua asam amino tersebut dapat dilihat sebagai berikut:
  • 19. Anda Merasa Terbantu dengan Artikel ini??? Dukung kami dengan mengirimkan Pulsa di No: ADMIN : 0852 417 82228 Radio Mu’adz : 0852 9933 1996
  • 20.
  • 21. Akan tetapi berdasarkan data Rf yang diperoleh dari hasil elusi kandungan telur, tidak didapatkan Rf yang sesuai dengan Rf standar kedua asam amino ini, namun tetap saja endapan PbS terbentuk. Nampaknya terjadi kesalahan dalam pengukuran Rf sampel yang mana mengakibatkan tidak cocoknya Rf standard dan Rf sampel untuk senyawa asam amino yang mengandung atom S. Berdasarkan hasil Rf yang paling dekat dengan Rf standar adalah Rf P5 yang bernilai 0,2 dan Rf sistein yang bernilai 0, sedangkan Rf metionin adalah 0,51 dan yang mendekatinya Rf P1 yang bernilai 0,43. Sehingga dapat dipastikan asam amino yang terdapat pada sampel telur adalah asam amino sistein. Uji selanjutnya adalah identifikasi asam amino mengandung inti benzen, asam amino yang mengandung inti benzene ada tiga yaitu fenilialanin, tirosin dan triptofan. Fenilalanin banyak digunakan di industi makanan dan minuman sebagai penambah kandungan protein sintetik. Struktur dari ketiga senyawa ini adalah:
  • 22. Uji asam amino dengan inti benzene dilakukan dengan penambahan HNO3 pada hidrolisat. Setelah itu campuran dipanaskan sehingga diperoleh perubahan warna larutan dari kuning pekat menjadi kuning muda. Inti benzen dapat ternitrasi oleh HNO 3 pekat menghasilkan turunan nitrobenzen. Dari nilai Rf yang diperoleh pada hasil elusi eluen dan sampel menunjukkan adanya Rf asam amino sampel yang identik dengan Rf asam amino standar, yaitu yang ditunjukkan oleh Rf K5 yang bernilai sama dengan Rf asam amino triptofan yakni 0,23. Selanjutnya Rf yang hampir sama dengan asam amino tirosin ditunjukkan pada Rf P5 yang bernilai 0,2. Dan tidak ada Rf yang mendekati dengan Rf fenilalanin. Sehingga dapat dipastikan asam amino tirosin dan triptofan terkandung dalam sampel telur yang digunakan. Semua Rf yang ditampilkan di atas diperoleh dengan mengelusi sampel dengan eluen pada plat Kertas, eluen yang digunakan berupa campuran n-butanol, asam asetat dan air dengan perbandingan 8:2:8. Eluen yang digunakan harus merupakan campuran dari larutan-larutan tertentu dengan kepolaran yang berbeda-beda, fungsinya adalah agar eluen dapat membawa jenis-jenis senyawa yang terkandung di dalam sampel yang
  • 23. sejenis dengan kepolaran eluen. Ketika sampel dielusi dengan eluen komponen- komponen dari campuran pewarna akan bergerak pada kecepatan dan kecepatan yang berbeda. Hasil deri elusi ini belum dapat dilihat dengan jelas sehingga perlu dioleskan larutan ninhidrin pada plat kertas yang kemudian dikeringkan di dalam oven. Ninhidrin bereaksi dengan asam amino menghasilkan senyawa-senyawa berwarna khas ungu-biru sampai kecoklatan seperti reaksi berikut: Nampaknya dari hasil pembacaan Rf pada sampel didapatkan tidak hanya Rf asam amino yang diujikan, melainkan terdapat pula asam amino lain seperti Arginin yang identik dengan Rf P5 yakni 0,2; valine yang identik dengan Rf P1 yakni 0,43 dan asam glutamate yang identik dengan Rf K5 yakni 0,23. Ketiga senyawa tersebut memiliki struktursebagai berikut:
  • 24.
  • 25. DAFTAR PUSTAKA Abubakar dan M. Ilyas, 2005. Mutu Telur Karamel Asal Telur Pecah Selama Penyimpanan. Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner 2005. Astuti, Yeti, 2009, Analisi Protein, Gramedia, Jakarta. Girindra, Aisjah, 1993, Biokimia 1, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Juniarso, E., T., Safari, A., dan Pamungkas, R., A., 2007, Pemanfaatan Limbah Ikan Menjadi Ekstrak Kasar Protease Dari Isi Perut Ikan Lemuru (Sardinella Sp.) Untuk Proses Deproteinisasi Limbah Udang Secara Enzimatik Menjadi Kitosan, Universitas Jember. Lehninger, Albert l. 1982. Dasar – Dasar Biokimia Jilid I. Erlangga. Jakarta. Panil, Zulbadar. 2004. Memahami Teori dan Praktek Biokimia Dasar Medis. Jakarta: Buku Kedokteran EGC. Poedjadi, Anna, 1994, Dasar-Dasar Biokimia, Universitas Indonesia. Jakarta. Purwoko, T., Handajani, N., S., 2007, Kandungan Protein Kecap Manis Tanpa Fermentasi Moromi Hasil Fermentasi Rhizopus oryzae dan R. oligosporus, BIODIVERSITAS, Vol 8, Nomor 2, Hal, 223-227. Rahmat, Mifta Nur, 2010, Ulasan Sekilas Mengenai KLT, Kendari: Zam-zam Office. Sitompul, S., 2004, Analisis Asam Amino dalam Tepung Ikan dan Bungkil Kedelai, Buletin Tekhnik Pertanian, Vol. 9, Nomor 1. Triyono, 2007, Pengaruh Tingkat Protein Ransum Pada Akhir Masa Kebuntingan Pertama Terhadap Performan Dan Berat Lahir Pedet Sapi Perah Peranakan Friesian Holstein (Pfh), Universitas sebelas Maret, Surakarta.