4. Jantung
Dinding jantung terdiri atas :
• Bagian dalam : endokardium
• Bagian tengah :Miokardium
• Bagian luar : Perikardium
Perikardium Visceralis
Perikardium Parietalis
• Otot Jantung mendapat makanan melalui arteri koronaria
5.
6.
7. Istilah
Systole
• Saat dimana jantung (ventrikel) berkontraksi dengan
memendekkan serat otot nya shg darah di ventrikel terpompa
keluar
Diastole
• Saat dimana jantung (ventrikel) relaksasi dengan
memanjangkan serat otot nya shg darah dari atrium masuk ke
ventrikel
Cardial Tamponade
• Kondisi kelebihan cairan pada pericardium sehingga dinding
jantung terdorong ke belakang
8. Darah dan Jaringan Limfe (Getah Bening)
Sel darah terdiri atas :
• Eritrosit (Sel Darah Merah)
Per mm3 mengandung ± 5 juta sel darah merah
Mengandung Hb (untuk mengikat O2)
Dibentuk di sumsum tulang (tulang pipih,tulang pendek)
Umur 115 hari
• Lekosit (Sel Darah Putih)
Per mm3 mengandung 6000 – 10000
Bening tidak berwarna
Terdiri atas :
• Granulosit (70%)
φ Neutrofil (66%)
φ Basofil (1%)
φ Eosinofil (3%)
• Non Granulosit (30%)
φ Limfosit (25%)
φ Monosit (5%)
Bersifat fagosit terutama neutrofil dan monosit
11. Darah dan Jaringan Limfe (Getah Bening)
• Thrombosit (Platelet / Pembeku darah)
Sel – sel darahnya kecil (1/3 sel darah merah)
Per mm3 mengandung ± 300.000 thrombosit
Fungsi : untuk menghentikan pendarahan (hemostasis)
12. Fungsi darah
Memberikan O2 kepada jaringan melalui Hb pada eritrosit
Memberikan zat makanan pada jaringan
Mengeluarkan zat sisa dari jaringan ke organ tertentu untuk
ekskresi
Membawa air ke ginjal, paru-paru dan kulit
Melawan infeksi bakteri melalui lekosit dan antibodi
Memberikan bahan – bahan sekresi kelenjar
Distribusi hormon
Menyebarkan panas ke seluruh tubuh serta pengaturan suhu
Menghentikan pendarahan (hemostasis)
14. Pembuluh Darah
Tunica adventitia : lapisan terluar, berupa jaringan
fibrosa yang membungkus vena dan arteri
Tunica media : lapisan tengah, merupakan lapisan
otot dari vena dan arteri
Tunica Intima : lapisan terdalam dari vena dan arteri
Lumen : ruangan dalam dari vena dan arteri
15. Pembuluh Darah
Arteri
• Dinding lebih tebal
• Lumen lebih kecil
• Tidak berkatup
• Berdenyut
• Mengandung darah kaya
O2 (kecuali a. pulmonalis)
• Aliran darah dari jantung
• Ada serabut – serabut
elastis
• Bagian terkecil : arteriole
Vena
• Dinding lebih tipis
• Lumen lebih besar
• Berkatup
• Tidak berdenyut
• Mengandung darah kaya CO2
(kecuali v. pulmonalis)
• Aliran darah menuju jantung
• Tidak ada serabut elastis
• Bagian terkecil : venula
Pertemuan antara arteriole dengan venula di Kapiler (tempat pertukaran zat antara plasma dan jaringan)
16. Sirkulasi Darah
Peredaran Darah Besar (Sirkulasi
Sistemik)
• Jantung → pembuluh darah nadi
→ seluruh tubuh → pembuluh
darah balik → Jantung
Peredaran Darah Kecil (Sirkulasi
Pulmonal)
• Jantung → arteri pulmonalis →
paru – paru → vena pulmonalis
→ Jantung
Peredaran Darah Koroner (Bag
Sirkulasi sistemik: Sirkulasi Koroner)
• Jantung → arteri koronaria →
otot jantung → sinus koronarius
→ Jantung
Peredaran Darah Portal (Sirkulasi
Portal)
• Darah dari lambung,usus,limpa
dan pankreas
17. Faktor yang mempengaruhi pergerakan darah di
vena kembali ke jantung
Lanjutan tekanan dari arteri
Daya kontraksi otot
Daya penghisapan / pengembangan diafragma
Daya pemompaan jantung
20. Haemodinamik
Bradikardia : denyut jantung < 60 x / menit
Takikardia : denyut jantung > 90 x / menit
CO / Curah Jantung : Volume darah yang dikeluarkan
oleh VK dalam 1 menit
SV / Isi sekuncup : Volume darah yang dikeluarkan
VK dalam 1 x denyut
Tahanan tepi : Tahanan yang terjadi pada
pembuluh darah tepi
22. Haemodinamik
Preload : Jumlah / banyaknya darah yg masuk ke Ventrikel
sebelum terjadinya kontraksi ventrikel (Sistole)
Afterload : besarnya tekanan / hambatan yang hasrus diatasi oleh
ventrikel agar darah dapat didorong ke aorta
Hukum Frank Starling : dalam batas normal, kemampuan
kontraksi ventrikel tergantung dari panjang otot jantung
Daya kontraksi : kemampuan serat – serat otot jantung untuk
berkontraksi sebagai reaksi terhadap rangsangan tertentu
23. Haemodinamik
TD
• Tekanan darah yang ada dalam pembuluh arteri
pada sistem peredaran besar
TD Sistolik
Kekuatan puncak TD (kontraksi terkuat
jantung saat darah di pompa ke luar dari V kr
ke Aorta)
TD Diastolik
Kekuatan minimal TD (relaksasi optimal dari
otot jantung)
25. Faktor yang mempengaruhi TD Arterial
CO
• TD berbanding lurus dg CO (HRT x SV)
Ketahanan PD
• BP = CO x x r
BP = Tekanan darah
CO = Cardiac output
E = Elasitas dinding pembuluh darah
R = Aliran pembuluh darah
1 1
4e
26. Faktor yang mempengaruhi TD Arterial
Volume darah
• Setiap faktor yang mempengaruhi CO dan atau PR
akan mempengaruhi TD
28. Contents
Anatomi Fisiologi Cardiovascular
Sistem Haemodinamik
Anatomi Fisiologi Ginjal
• Anatomi Tractus Urinarium
• Fisiologi Ginjal dan Tractus Urinarius
Aliran darah ginjal
Tekanan di dalam sirkulasi Ginjal
Fisiologi
• Pengaturan air
• Pengaruh Sistem Ginjal terhadap TD
29. Ginjal
Tractus Urinarius :
• Ginjal
• Ureter (Saluran Ginjal)
• Kandung Kemih (vesica Urinaria)
• Uretra (Saluran Kandung Kemih)
Fungsi Ginjal
• Eksresi zat – zat yang tidak
berguna keluar dari tubuh
• Filtrasi
• Menjaga keseimbangan air dan
elektrolit
• Mengeluarkan renin (mengatur
tekanan darah)
• Mengeluarkan zat eritropoetin
(pembentukan eritrosit)
30. Kidney Functions: Overview
Figure 19-3: The excretion of a substance depends on the amount that was filtered, reabsorbed, and secreted
31. Ginjal
Ginjal
• Bentuk biji kacang
• Letak : pada dinding
belakang rongga perut di sisi
kiri dan kanan tulang
belakang setinggi pinggang
bagian atas
• Struktur :
Bagian kortek (luar)
Bagian medula (dalam)
Pelvis (piala ginjal)
Ureter
Nefron
• Kesatuan fungsional
terkecil dari organ
ginjal (± 1 juta
nefron)
34. Nefron
Nefron terdiri :
• Glomerulus
• Tubulus
Tubulus Proximal
Loop of Henle
Tubulus Distal
Fungsi :
• Membersihkan plasma darah dari
zat yang tidak dikehendaki ketika
ia mengalir melalui ginjal
Zat yang dikeluarkan :
• Produk akhir metabolisme
(urea,kreatinin,asam urat dan
urat)
35. Fisiologi Ginjal dan Tractus Urinarius
Aliran darah ginjal
• Kecepatan 1.200 ml/mnt
• Glomerulus menerima darah dari arteriol afferent
(Jaringan bertekanan tinggi = 60 mm Hg)
• Kapiler Peritubulus menerima darah dari glomerulus
(Jaringan bertekanan rendah = 13 mm Hg)
36. Fisiologi Ginjal dan Tractus Urinarius
Tekanan di dalam Sirkulasi Ginjal
• Dengan tekanan tinggi di glomerulus (60 mm Hg)
menyebabkan filtrasi cairan yang cepat ke kapsul
bowman
• Dengan tekanan rendah di kapiler peritubulus (13
mm Hg) memungkinkan absorpsi cairan yang
cepat (bergabung dengan plasma darah)
38. Fisiologi
Mekanisme pembentukan urine :
• Proses filtrasi dalam glomerulus darah masuk ke dalam
glomerulus untuk disaring, lalu masuk ke dalam ruangan kapsul
bowman
3 lapisan kapiler
• Lapisan Endotel kapiler
• Membram basalis
• Lapisan sel epitel pada permukaan luar kapiler glomerulus
• Proses re-absorbsi : terjadi penyerapan kembali air dan zat - zat
yang berguna bagi tubuh di dalam tubulus
• Proses sekresi : pembuangan zat – zat sisa di dalam tubulus
40. Fisiologi
Reabsorpsi aktif
• Proses dimana molekul – molekul “Carrier” (bermuatan)
membawa elektrolit (Na dan K) ke dalam darah
Reabsorpsi pasif
• Terjadi karena air dan elektrolit non Na ikut keluar dari
tubulus dan memasuki darah melalui proses osmose
Osmose
• Suatu reaksi spontan yang terjadi segera sesudah
berlangsungnya distribusi elektrolit yang berbeda melalui
membram semi permeable
42. Fisiologi
Membram semi permeable
• Membram sel tempat perpindahan air
Konsentrasi larutan / zat bail didalam / diluar sel
Pre urine
• Fase dimana air dan zat tertentu masih diserap
kedalam darah
• Urine = mengandung > ureum ≠ glukosa
43. Pengaturan air
Tubuh > cairan, maka < air yang di absorpsi = urine
encer
Resorpsi diatur 2 hormon
• ADH (Anti Diuretic Hormone / Vasopressine ) =
hipophyse
• Aldosterone : kelenjar suprarenalis
44. ADH
Mengatur volume urine
• Me ↑ permeabilitas saluran tubulus nefron (distal
dan ductus koligentes)
Dirangsang oleh hormon ADH → enzim Adenil
Siklase (membram sel epitel) → AMP Siklik
(sitoplasma sel) → ↑ permeabilitas membram
lumen sel epitel thdp air
45. Aldosteron
Hormon yang dikelaurkan sel khusus dari kelenjar
suprarenalis → retensi Na dan sekresi K
Bekerja di sel Tub Distalis dan Ductus Koligentes
Kadar tinggi :
• Semua sisa Na direabsorpsi (timbul tekanan osmotik
→ air ikut terserap
• Transpor K → Tub Distalis → konsentrasi K dalam
plasma terkontrol ≠ keracunan K
46. Pengaruh Sistem Ginjal terhadap TD
Dipengaruhi RAAS
• Komplek Jukta Glomerulus
2 mekanisme auto regulasi filtasi glomerulus
• Vasodilator arteriol afferen
• Vasokontriksi arteriol efferen
53. Efek Ang II pada kerusakan organ target
McFarlane SI et al. Am J Cardiol. 2003;91(suppl):30H-7.
Angiotensinogen
Angiotensin I
Angiotensin II
Renin
ACE
Aldosterone
(Adrenal/CV tissues)
Stroke HF
Kidney
failure
BP
VSMC
Fat cells
Reduced
baroreceptor
sensitivity
54. Renin
Renin disintesa, disimpan dan dilepaskan oleh sel – sel
Juxtaglomerulis
Faktor yang dapat merangsang pelepasan renin antara lain :
• BP yang rendah di dalam arteriole afferen
• Volume plasma yang rendah
• Kadar Na yang rendah
• Pe ↓ konsentrasi A II plasma
Pelepasan biasanya relatif tinggi malam hari dan pagi hari
55. Angiotensin II
Dihasilkan dalam paru – paru akibat efek ACE terhadap AI
• Vasokonstriktor kuat → kontraksi arteriole perifer (pada sel
otot polos yang merupakan reseptor Angiotensin)
• Vasokonstriksi → mengaktifkan hormon otonom (merangsang
SSP → ↑tahanan vaskuler perifer
• Vasokonstriksi di arteriole eferen renal → ↓ RBF ke dalam
peritubuler
• Siklus hidup pendek dirusak di arteriole oleh enzim
Angiotensinase
Kesimpulan :
Efek langsung dari A II adalah
1. Vasokontriksi
2. Me ↑ retensi Na → ↑cairan ekstraselluler dan penurunan ekskresi
cairan serta merangsang korteks adrenal untuk menghasilkan dan
melepaskan aldosteron
56. Contents
Anatomi Fisiologi Cardiovascular
Sistem Haemodinamik
Anatomi Fisiologi Ginjal
Sistem Persyarafan
• Anatomi SS
SS Pusat
SS Perifer
SS Motorik
SS Otonom
• Fisiologi Sistem Saraf
Hantaran rangsang
Sistem reseptor
57. Anatomi Sistem Saraf
SS manusia :
• Merupakan suatu jalinan jaringan saraf yg kompleks,sangat
khusus dan berhubungan 1 sama lain
• Mengkoordinasi,menafsirkan dan mengatur interaksi antara
individu dan lingkungan sekitarnya
• Bertanggung jawab mengatur aktivitas organ – organ dalam
tubuh (jantung, paru – paru dll)
• Tempat berpusatnya segala fenomena,kesadaran,pikiran,
ingatan, sensasi dan gerakan
SS dibagi :
• SS Pusat (CNS : Central Nervous System)
• SS Perifer (PNS : Peripheral Nervous System)
58. Anatomi Sistem Saraf
Bagian otak tengah,Pons dan Medulla Oblongata : Batang Otak
• Terdapat pusat fungsi vital (pernapasan,HRT,dan pengatur BP)
Otak kira – kira 2% dari BB dewasa
• Menerima 20% curah jantung
• Membutuhkan 20% dari O2 tubuh
• Paling banyak memakai energi dlm seluruh tubuh dan didukung oleh
proses metabolisme oksidasi glukosa
Medula Spinalis
• Struktur lanjutan satu – satunya yang menjulur dari Medula
Oblongata melalui foramen magnum tengkorak dan terus ke bawah
melalui kolumna vertebralis (tulang belakang)
• SSP dilindungi tulang tenggorok dan tulang belakang, suspensi
dalam dilindungi oleh cairan serebrospinal (CFS) / cairan otak
59. Anatomi Sistem Saraf
2 macam serat saraf
• Serat saraf sensoris
Meneruskan rangsang yang diterima tubuh ke spinal cord
dan otak
• Serat saraf motoris
Meneruskan perintah dari otak dan spinal cord ke organ
atau otot → gerakan
Kerja saraf (Inervasi) : kegiatan yang menghasilkan aktivitas
organ tubuh
• Sistem saraf sadar
• Sistem saraf diluar / dibawah sadar
60. Jaringan Saraf
Neuron : suatu sel saraf dan
merupakan unit anatomis dan
fungsional sistem saraf
• Mempunyai badan sel yang
mempunyai satu atau
beberapa tonjolan
Dendrit : tonjolan yang
menghantarkan informasi atau
impuls saraf menuju badan sel
Akson : tonjolan tunggal dan
panjang yang menghantarkan
informasi keluar dari bahan sel
• Dendrit dan akson secara
kolektif disebut sebagai
serabut saraf atau tonjolan
saraf
• Sistem saraf manusia terdiri
dari sekitar 10 miliar neuron
61. Anatomi Sistem Saraf
SSP terdiri :
• Otak (Serebrum)
• Medula Spinalis (Ssm Tlng
Blkng)
Otak :
• Otak Depan
• Otak Tengah
• Otak Belakang
62. Sistem Saraf Perifer
Dibagi menjadi :
• 12 pasang saraf Kranial (saraf
otak)
• 31 pasang saraf Spinal
Saraf yang menyalurkan
rangsang dari otak menuju
ujung – ujung saraf disebut saraf
EFEREN
Saraf yang menyalurkan
rangsang dari ujung – ujung
saraf menuju otak disebut saraf
AFEREN
63. Anatomi Sistem Saraf
Secara fungsional dibagi :
• Sistem Saraf Somatis (motoris)
Sistem saraf yang bisa dikendalikan oleh karena kemauan kita
Bagian saraf Aferen membawa informasi sensoris yang disadari
maupun informasi sensoris yang tidak disadari (misalnya :
nyeri,suhu,raba,penglihatan,rasa,pendengaran dan penciuman
Bagian saraf Eferen terutama berhubungan dengan otot rangka
tubuh
• Sistem Saraf Otonom
Sistem saraf yang tidak bisa dikendalikan oleh kemauan kita
Serabut Aferen menyalurkan rangsang saraf dari organ – organ
dalam (HRT,pembuluh darah,pernapasan,pencernaan
makanan,rasa lapar,mual, pembuangan dsb)
Saraf Eferen Motoris dan SSO mempersarafi otot polos, otot
jantung dan kelanjar viseral(rongga perut)
• Sistem Saraf Simpatis
• Sistem Saraf Parasimpatis
64. Anatomi Sistem Saraf
Sistem Saraf Otonom
• Sistem saraf yang tidak bisa dikendalikan oleh kemauan
kita (jantung,Hati,Paru – oaru, GI Tract dll)
• Mengatur aktivitas
Stimulasi
Inhibisi
• Inti – inti sel nya
Sistem (ortho) simpatis
•Melepaskan energi
•Merangsang prose kehidupan
Sistem parasimpatis
•Memulihkan kondisi organ tubuh
65. Sistem Saraf Otonom
Lokasi di Medulla Spinalis
• Sel – Sel Simpatis
Medulla spinalis bag Throracal
Membentuk tali saraf (Truncus Sympaticus)
• Sel – Sel Parasimpatis
Cervical dan Lumbal
Langsung ke organ
67. Fisiologi Sistem Saraf
Hantaran rangsang
• Sinyal listrik
• Orgtan penerima rangsang = effector
• Tempat kontak dari dua sel saraf untuk trejadinya
hantaran / pemindahan langsung = synaps
• Rongga diantara kedua ujung saraf = celah sinap
(Synaptic Cleft)
• Ujung saraf dari sel saraf A yang berakhir sebelum
celah sinap = presynaptic / preganglionic
• Ujung saraf dari sel saraf B yang dimulainya sesudah
celah sinap = postsynaptic / postganglionic
73. Perjalanan Penyakit Kardiovaskuler
HTN, hypertension; LVH, left ventricular hypertrophy; HF, heart failure.
Adapted from: Izzo JL, Gradman AH. Med Clin N Am. 2004;88:1257-1271.
74. Infark Miokard
Definisi : kelainan jantung berupa kematian sel miokardial yang
disebabkan oleh berkurangnya O2 ke otot jantung karenan suplai darah
ke jaringan tersebjut berkurang
Penyebab thrombus arteri koroner
Lokasi dan luas infark tergantung pada arteri yang tersumbat dan aliran
darah kolateral
Gejala klinis :
• Nyeri dada
menjalar ke dada kiri atau kanan
Ke rahang
Bahu kiri dan kanan
Pada satu atau dua lengan
• Perasaan tertekan, terhimpit, diremas – remas, berat dan panas
• Sifat ringan
• > ½ jam
• Tidak berhubungan dengan aktifitas fisik
• Tidak hilang dengan istirahat
75. Gagal Jantung
Ketidakmampuan jantung memompa sejumlah darah
untuk kebutuhan metabolisme tubuh
Penyebab
• Penambahan beban yang menetap (↑ beban awal
atau akhir)
• Kelainan otot jantung
• Penyakit arteri koroner
• Kerusakan katup jantung
• aritmia
76. Gagal Jantung
Sesak nafas
• Mula – mula istirahat hilang
• Berbaring timbul hilang jika duduk tegak
(orthopone)
Odema perifer
Berkemih malam hari
Pembesaran hati
77. Gagal jantung berdasarkan LVEF
Systolic dysfunction
•Kegagalan kontraksi ventrikel kiri
•LVEF 40%*
Preserved systolic function (diastolic
dysfunction)
•LVEF normal atau mendekati normal
•Kegagalan pengisian ventrikel pada kondisi
tekanan atrial kiri normal
•30% - 50% pasien rawat inap
*LVEF value may vary in different clinical trial definitions.
78. *Hunt SA, et al. Circulation. 2005:112;e154-235.
†NYHA. Diseases of the Heart and Blood Vessels: Nomenclature and Criteria for Diagnosis. 1964.
Adapted from: Farrell MH, et al. JAMA. 2002;287:890-897.
Klasifikasi
None
ACC/AHA HF Stage*
NYHA Functional Class†
A At high risk for HF, but
without structural heart disease
or symptoms of HF
(est. 65 million patients affected)
B Structural heart disease, but without
symptoms of HF
(est. 8–10 million patients affected)
C Structural heart disease with prior or
current symptoms of HF
(est. 5 million patients affected)
I Asymptomatic
II Symp. with moderate exertion
III Symp. with minimal exertion
D Refractory HF requiring
specialized interventions
(est. 200,000 patients affected)
IV Symptomatic at rest
79. Medical Education & Information – for all Media, all Disciplines, from all over the World
Powered by
2013 ESH/ESC Guidelines for the management of arterial hypertension
The Task Force for the management of arterial hypertension of the European Society of Hypertension (ESH) and of the European Society of Cardiology (ESC) - J Hypertension
2013;31:1281-1357
Definitions and classification of office BP levels (mmHg)*
Category Systolic Diastolic
Optimal <120 and <80
Normal 120–129 and/or 80–84
High normal 130–139 and/or 85–89
Grade 1 hypertension 140–159 and/or 90–99
Grade 2 hypertension 160–179 and/or 100–109
Grade 3 hypertension ≥180 and/or ≥110
Isolated systolic hypertension ≥140 and <90
* The blood pressure (BP) category is defined by the highest level of BP, whether systolic or diastolic. Isolated systolic
hypertension should be graded 1, 2, or 3 according to systolic BP values in the ranges indicated.
Hypertension:
SBP >140 mmHg ± DBP >90 mmHg
80. Medical Education & Information – for all Media, all Disciplines, from all over the World
Powered by
2013 ESH/ESC Guidelines for the management of arterial hypertension
The Task Force for the management of arterial hypertension of the European Society of Hypertension (ESH) and of the European Society of Cardiology (ESC) - J Hypertension
2013;31:1281-1357
81. Definition of high blood pressure
What is high blood pressure?
High blood pressure, or hypertension, is defined
as a consistent recording of systolic blood
pressure of 140 mm Hg or greater, diastolic blood
pressure of 90 mm Hg or greater, or taking
antihypertensive medication.
Source: NHBPEP, Fifth Report of the Joint National Committee on Detection, Evaluation,
and Treatment of High Blood Pressure (JNC V), 1993.
82. Hipertensi
Berdasarkan penyebabnya hipertensi dibagi :
•Hipertensi Esensial (primer / idiopatik) : tidak
jelas penyebabnya, lebih dari 90% hipertensi
adalah primer
•Hipertensi Sekunder : 5 – 8% penderita hipertensi
disebabkan oleh penyakit ginjal,endokrin,obat
dll
83. Pathophysiology of hypertension
INAPPROPRIATELY HIGH
SYMPATHETIC OUTFLOW
Increased large
arterial stiffness
Inappropriately high
cardiac output
Abnormal venoconstriction
and high venous return
INAPPROPRIATELY HIGH
RENIN RELEASE
ABNORMAL RENAL
SALT/WATER HANDLING
Increased
systemic
resistance
Courtesy of JL Izzo Jr, MD.
84. Hypertension and Chronic Renal Disease:
Hemodynamic Abnormalities
Mean BP
Total Systemic
Vascular Resistance= X
Increased Cardiac Output
Intravascular Volume
Glomerular filtration
Sodium excretion
Extracellular Fluid
Renal Nerve Activity
Myocardial Performance
Adrenergic Activity
Increased
Vasoconstriction
Adrenergic Stimuli
Angiotensin II
Endothelin
Endothelium-derived
Contracting Factors
Thromboxane
Cardiac
Output
Decreased
Vasodilation
Prostacyclin
Nitric oxide
EDHF*
Textor SC. Atlas of Diseases of the Kidney, 2001.
*Endothelium-derived
Hyperpolarizing Factors
85. Faktor resiko hipertensi berhubungan dengan perkembangan
penyakit ginjal
Proteinuria Proteinuria
Other Other
Damage
Kidney
Failure
GFRHypertension Hypertension
National Kidney Foundation. Am J Kidney Dis. 2004;43(suppl 1):S1-S290.
86. Ang II
Increased
glomerular
pressure
Ang II
Urinary protein
Glucose
AGEs
Glycoxidation
(glycation)
Efferent
arteriolar
constriction
=angiotensin AT 1
receptor
Afferent
arteriolar
constriction
Proses patologi kerusakan glomerular dan protein urea
110 mm Hg
65 mm Hg
50 mm Hg