1. METODE PENELITIAN
SAMPAH ORGANIK
RANDA ADHIYA RAKHMAN (J1F111203)
JURUSAN ILMU KOMPUTER, FAKULTAS MIPA, UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
Jalan Jendral A. Yani Km. 35,8 Banjarbaru, Kalimantan Selatan
adhiyaranda@gmail.com
Abstrak
saja akan mendatangkan serangga (lalat, kecoa,
kutu, dan lai-lain) yang membawa kuman penyakit.
Akan tetapi manusia tidak menyadari bahwa
setiap hari pasti manusia menghasilkan sampah,
baik sampah organik maupun sampah anorganik.
Sampah organik dari hasil kegiatan pasar
merupakan salah satu dari alternatif bahan baku untuk
pembuatan pupuk organik (kompos) dan biogas.
Beberapa manfaat dari biogas diantaranya adalah
B. Rumusan Masalah
mengurangi volume sampah yang tidak termanfaatkan,
Berikut ini merupakan masalah-masalah yang
mengurangi pencemaran lingkungan dan bahan bakar akan di bahas dalam karya tulis ini :
alternatif. Jumlah dan kualitas biogas yang dihasilkan
1.
Apa penyebab orang membuang sampah
berbeda-beda tergantung dengan jenis dan jumlah
sembarangan ?
bahan baku yang digunakan, komposisi masukan dan
2.
Apa saja dampak yang akan di timbulkan
waktu fermentasi. Variabel yang menjadi objek dalam
sampah bagi kesehatan manusia ?
penelitian ini adalah jenis sampah organik sisa
3.
Bagaimana cara mengolah sampah dengan
kegiatan pasar yaitu sampah sayuran dan usus ayam,
baik ?
perbandingan kadar sampah organik dengan kotoran
sapi yang telah diencerkan (30 : 70, 50 : 50, 70 : 30)
dan waktu fermentasi yaitu 5 hari, 9 hari, 12 hari, 15
II. ISI (RINGKASAN)
hari, 18 hari, dan 21 hari. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa sampah organik usus sapi
1. Analisis Kuantitatif Dalam Penelitian
menghasilkan biogas dengan kualitas yang lebih baik
dibandingkan dengan sampah sayuran. Biogas yang
Penelitian kuantitatif pada dasarnya
dihasilkan mengandung gas metana (CH4) dengan
merupakan suatu pengamatan yang melibatkan
komposisi terbesar pada perbandingan komposisi
suatu ciri tertentu, berupa perhitungan, angka
masukan usus ayam dan kotoran sapi 70 : 30 sebesar
atau kuantitas. Penelitian kuantitatif ini
54,03 (% volume biogas) dengan waktu fermentasi
didasarkan pada perhitungan persentase, rataselama 21 hari..
rata, chi kuadrat, dan juga perhitungan statistik
lainnya.
Kata kunci : biogas, fermentasi, organik, pasar,
Metode penelitian kuantitatif dapat diartikan
sampah.
sebagai metode penelitian yang berlandaskan
I. PENDAHULUAN
pada filsafat positivisme, digunakan untuk
meneliti pada populasi atau sampel tertentu,
teknik pengambilan sampel pada umumnya
A. Identifikasi Masalah
dilakukan secara random, pengumpulan data
Sampah dapat membawa dampak yang buruk
menggunakan instrumen penelitian, analisis
pada kondisi kesehatan manusia. Bila sampah
data bersifat kuantitatif/statistik dengan tujuan
dibuang secara sembarangan atau ditumpuk tanpa
untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan.
ada pengelolaan yang baik, maka akan
menimbulkan berbagai dampak kesehatan yang
a. Perumusan Masalah Dalam Penelitian
serius. Tumpukan sampah yang dibiarkan begitu
Kuantitatif
2. Rumusan masalah beda dengan masalah.
Jika masalah merupakan kesenjangan antara
yang diharapkan dengan yang terjadi, maka
rumusan masalah itu merupakan suatu
pertanyaan yang akan dicarikan jawabannya
melalui pengumpulan data. Terdapat kaitan erat
anatara masalah dan rumusan masalah karena
setiap rumusan masalah penelitian didasarkan
pada masalah
b. VALIDITAS DAN RELIABILITAS
Validitas menunjukkan ukuran yang benarbenar mengukur apa yang akan diukur. Jadi
dapat dikatakan semakin tinggi validitas suatu
alat test, maka alat test tersebut semakin
mengenai pada sasarannya, atau semakin
menunjukkan apa yang seharusnya diukur.
Suatu test dapat dikatakan mempunyai validitas
tinggi apabila test tersebut menjalankan fungsi
ukurnya, atau memberikan hasil ukur sesuai
dengan makna dan tujuan diadakannya tet
tersebut. Jika peneliti menggunakan kuesioner
di dalam pengumpulan data penelitian, maka
item-item yang disusun pada kuesioner tersebut
merupakan alat test yang harus mengukur apa
yang menjadi tujuan penelitian.
Pengertian validitas atau kesahihan dan
reliabilitas atau keterandalan (yang berarti
mengukur sesuatu secara konsisten, apapun
yang diukur dan jika pengukuran dilakukan
dalam kondisi apapun akan memberikan hasil
yang sama) dari data yang dikumpulkan. Jadi
dapat kita simpulkan bahwa suatu alat ukur
yang tidak reliable pasti tidak valid begitu pula
dengan alat ukur yang reliable belum tentu
valid.
c. VARIABEL
Identifikasi variable merupakan salah satu
tahapan yang penting karena dengan mengenal
variabel yang sedang diteliti seorang peneliti
akan dapat memahami hubungan dan makna
variable-variabel yang sedang ditelitinya.
Memanipulasi variable juga perlu dilakukan
untuk memberikan suatu perlakuan pada
variabel bebas dengan tujuan peneliti dapat
melihat efeknya bagi variabel terikat atau
variable yang dipengaruhinya. Melakukan
kontrol terhadap variabel tertentu dalam
penelitian juga perlu diperhatikan agar variabel
tersebut tidak mengganggu hubungan antara
variable bebas dan variabel terikat.
d. PENGUMPULAN DATA
Data merupakan kumpulan dari nilai-nilai
yang mencerminkan karakteristik dari individuindividu dari suatu populasi. Data bisa berupa
angka, huruf, suara maupun gambar. Dari data
ini diharapkan akan diperoleh informasi
sebesar-besarnya tentang populasi. Dengan
demikian, diperlukan pengetahuan dan
penguasaan metode analisis sebagai upaya
untuk
mengeluarkan
informasi
yang
terkandung dalam data yang dimiliki.
Data penelitian dikumpulkan sesuai dengan
rancangan atau desain penelitian yang telah
ditentukan. Data tersebut diperoleh melalui
pengamatan, percobaan maupun pengukuran
gejala
yang
diteliti.
Data-data
yang
dikumpulkan merupakan pernyataan fakta
mengenai obyek yang diteliti.
e.
TABULASI DATA
Data yang dikumpulkan selanjutnya
diklasifikasikan dan diorganisasikan secara
sistematis serta diolah secara logis menurut
rancangan penelitian yang telah ditetapkan.
Pengolahan data diarahkan untuk memberi
argumentasi atau penjelasan mengenai tesis
yang diajukan dalam penelitian, berdasarkan
data atau fakta yang diperoleh. Apabila ada
hipotesis, pengolahan data diarahkan untuk
membenarkan atau menolak hipotesis.
Dari data yang sudah terolah kadangkala
dapat dibentuk hipotesis baru. Apabila ini
terjadi maka siklus penelitian dapat dimulai
lagi untuk membuktikan hipotesis baru. Data
bisa didapatkan dengan cara survei langsung
dilapangan, observasi dan lain sebagainya.
Setelah kita mendapatkan data yang telah
dikumpulkan dengan metode yang kita pilih,
langkah selanjutnya adalah bagaimana cara kita
mengolah data yang ada agar menampilkan
hasil yang ingin kita ungkapkan.
f.
DISTRIBUSI FREKUENSI
Bila kita mengumpulkan sejumlah data yang
cukup besar dan belum dikelompokkan, maka
kita tentunya akan mengalami kesulitan dalam
mengambil kesimpulan dari informasi yang ada.
3. Untuk itu, maka data tersebut perlu
dikelompokkan kedalam suatu distribusi
frekuensi untuk memberikan gambaran yang
lebih jelas. Distribusi frekuensi merupakan suatu
distribusi atau 3 umer frekuensi yang
mengelompokkan
data
yang
belum
terkelompokkan (ungroup data) ke dalam
beberapa kelas, sehingga menjadi data yang
terkelompokkan (group data). Distribusi
frekuensi biasanya digunakan untuk memberikan
informasi yang menggambarkan keseluruhan
sampel atau populasi yang diteliti.
Berdasarkan dari sifat datanya, distribusi
frekuensi diklasifikasikan menjadi dua yaitu
katagorikal dan 3umeric. Jika pengelompokkan
klasifikasi frekuensinya didasarkan pada
keterangan yang bersifat kualitatif seperti jenis
kelamin, tingkat pendidikan, dan lain
sebagainya, maka disebut dengan distribusi
frekuensi katagorikal.
2. Penelitian
Sampah adalah bahan buangan padat atau semi
padat yang dihasilkan dari aktifitas manusia atau
hewan yang dibuang karena tidak diinginkan atau
tidak digunakan lagi. Sampah adalah limbah yang
bersifat padat terdiri dari sampah organik, sampah
anorganik dan sampah B3 yang dianggap tidak
berguna lagi dan harus dikelola agar tidak
membahayakan lingkungan.
Mengenai Sampah Anorganik, yaitu sampah
yang tidak mudah membusuk, seperti plastik wadah
pembungkus makanan, kertas, plastik mainan, botol
dan gelas minuman, kaleng, kayu, dan sebagainya.
Sampah ini dapat dijadikan sampah komersilatau
sampah yang laku dijual untuk dijadikan produk
lainnya. Beberapa sampah anorganik yang dapat
dijual adalah plastik wadah pembungkus makanan,
botol dan gelas bekas minuman, kaleng, kaca, dan
kertas, baik kertas koran, HVS, maupun karton;
Berdasarkan bentuknya Sampah adalah bahan baik
padat atau cairan yang tidak dipergunakan lagi dan
dibuang. Menurut bentuknya sampah dapat dibagi
sebagai: Sampah Padat Sampah padat adalah segala
bahan buangan selain kotoran manusia, urine dan
sampah cair. Dapat berupa sampah rumah tangga:
sampah dapur, sampah kebun, plastik, metal, gelas
dan lain-lain. Menurut bahasanya sampah ini
dikelompokkan menjadi sampah organik dan
sampah anorganik. Sampahorganik Merupakan
sampah yang berasal dari barang yang mengandung
bahan-bahan
organik,
sepertisisa-sisasayuran,
hewan, kertas, potongan-potongan kayu dari
peralatan rumah tangga, potongan-potongan
ranting, rumput pada waktu pembersihan kebun dan
sebagainya. Intinya sampah bias didaur ulang lagi
dan tidak menyebabkan polusi.
Manfaat Penulisan
Adapun manfaat penulisan dari pembuatan
karya tulis ini adalah sebagai berikut :
1. Memperkenalkan tentang sampah.
2. Memberi tahu dampak-dampak yang akan
ditimbulkan dari adanya sampah.
3. Untuk mengetahui cara penanggulangan
sampah.
Penyebab Orang Membuang Sampah
Sembarangan
Penyebab utama perilaku membuang
sampah sembarangan ini bisa terbentuk
dan bertahan kuat didalam perilaku kita,
antara lain :
1. Didalam pikiran alam bawah sadar,
masyarakat
menganggap
bahwa
membuang sampah sembarangan ini bukan
merupakan suatu hal yang salah dan wajar
untuk dilakukan.
2. Norma dari lingkungan sekitar seperti
keluarga, sekolah, masyarakat, atau bahkan
tempat pekerjaan. Pengaruh lingkungan
merupakan suatu faktor besar didalam
munculnya suatu perilaku. Contohnya,
pengaruh lingkungan seperti membuang
sampah sembarangan, akan menjadi faktor
besar
dalam
munculnya
perilaku
membuang sampah sembarangan.
3. Seseorang akan melakukan suatu tindakan
yang dirasa mudah untuk dilakukan. Jadi,
orang tidak akan membuang sampah
sembarangan jika tersedianya banyak
tempat sampah.
4. Temmpat yang kotor dan memang sudah
banyak sampahnya. Tempat yang asal
mulanya terdapat banyak sampah, bisa
membuat orang yakin bahwa membuang
sampah
sembarangan
diperbolehkan
ditempat itu. Jadi, warga sekitar tanpa ragu
untuk membuang sampahnya di tempat itu.
5. Kurang banyak tempat sampah. Kurangnya
tempat sampah membuat orang sulit untuk
membuang sampahnya. Jadi, orang dengan
mudah akan membuang sampahnya
sembarangan.
4. III.
KESIMPULAN
Kesimpulan yang didapat dari penelitian ini
adalah :
1. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jenis
sampah organik pasar dari sampah usus ayam
menghasilkan gas metana (CH4) yang lebih
banyak dibandingkan dengan sampah sayuran.
2. Pembuatan biogas dengan bahan baku sampah
organik
dan
kotoran
sapi
dengan
perbandingan komposisi masukan usus ayam
dan kotoran sapi 70 : 30 dihasilkan komposisi
gas metana (CH4) sebesar 54,03% volume
biogas.
3. Lamanya waktu fermentasi yang dibutuhkan
untuk menghasilkan komposisi gas metana
(CH4) terbesar terjadi pada fermentasi selama
21 hari.
REFERENSI
[1] Zainal A. Hasibuan, Metode Penelitian Pada
Bidang Ilmu Komputer dan Teknologi
Informasi. Fakultas Ilmu Komputer Universitas
Indonesia, Depok, 2007.
[2] Anonim. 1977. Digester Gas Bio, Kerjasama
Pusat Teknologi Pembangunan ITB dengan
Program Badan Urusan Tenaga Kerja Sukarela
Indonesia (BUTSI) Departemen Tenaga Kerja,
Transmigrasi dan Koperasi. Bandung : Pusat
Informasi Dokumentasi PTP-ITB.
[3] Budiyanto. A., K. 2009. Nutrisi Mikroba,
Esensi Dasar untuk Kehidupan Mikroba.
diakses pada 30 Oktober 2010 dari
http://zaifbio.wordpress.com/category/mikrobi
ologi.
[4] Conniwanti. P, Anthon Herlanto dan Inneke
Anggraini. 2009. Pembuatan Biogas dari
Ampas Tahu. Jurnal Teknik Kimia Universitas
Sriwijaya.Inderalaya : Universitas Sriwijaya.