SlideShare una empresa de Scribd logo
1 de 41
Descargar para leer sin conexión
BAB III.

                 RENCANA TINDAK KEPEMIMPINAN



A. Peningkatan Kualitas Pembelajaran Matematika melalui Optimalisasi

  Peran Kepala Sekolah dalam Supervisi Akademik

  1. Rasional

            Esensi sebuah pendidikan di sekolah            adalah proses

     pembelajaran. Tidak ada kualitas pendidikan di sekolah tanpa kualitas

     pembelajaran. Berbagai upaya peningkatan mutu pendidikan di

     sekolah dapat dianggap kurang berguna bilamana belum menyentuh

     perbaikan proses pembelajaran. Oleh karena itu dalam rangka

     peningkatan kualitas pendidikan di sekolah, Pemerintah dalam hal ini

     Depatemen Pendidikan Nasional, mengembangkan berbagai program

     yang diharapkan dapat meningkatkan kualitas pembelajaran.

            Di antara keseluruhan komponen dalam pembelajaran, guru

     merupakan    komponen     yang    sangat   berperan   penting   dalam

     peningkatan kualitas pembelajaran. Tidak ada kualitas pembelajaran

     tanpa kualitas guru. Apapun yang telah dilakukan oleh Pemerintah,

     namun yang pasti adalah peningkatan kualitas pembelajaran tidak

     mungkin ada tanpa kualitas guru, sehingga peningkatan kualitas

     pembelajaran, juga tidaklah mungkin ada tanpa peningkatan kualitas

     para gurunya. Guru merupakan sumber daya manusia yang sangat

     menentukan keberhasilan pembelajaran. Guru merupakan unsur



                                  28
29



pendidikan yang sangat dekat hubungannya dengan anak didik dalam

upaya pendidikan sehari-hari di sekolah dan banyak menentukan

keberhasilan anak didik dalam mencapai tujuan.

        Begitu sangat strategisnya kedudukan guru sebagai tenaga

profesional, di dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14

Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, tepatnya           Bab III Pasal 7,

diamanatkan bahwa profesi guru merupakan bidang pekerjaan khusus

yang dilaksanakan berdasarkan prinsip sebagai berikut: (a) memiliki

bakat, minat, panggilan jiwa, dan idealisme; (b) memiliki komitmen

untuk meningkatkan mutu pendidikan, keimanan, ketakwaan, dan

akhlak mulia (c) memiliki kualifikasi akademik dan latar belakang

pendidikan sesuai dengan bidang tugas; (d) memiliki kompetensi yang

diperlukan sesuai dengan bidang tugas; (e) memiliki tanggung jawab

atas pelaksanaan tugas keprofesionalan; (f) memperoleh penghasilan

yang   ditentukan   sesuai   dengan    prestasi   kerja;   (g)   memiliki

kesempatan     untuk    mengembangkan        keprofesionalan      secara

berkelanjutan dengan belajar sepanjang hayat; (h) memiliki jaminan

perlindungan hukum dalam melaksanakan tugas keprofesionalan; dan

(i) memiliki organisasi profesi yang mempunyai kewenangan mengatur

hal-hal yang berkaitan dengan tugas keprofesionalan guru. Lebih

lanjut di dalam bab dan pasal yang sama juga diamanatkan bahwa

pemberdayaan profesi guru diselenggarakan melalui pengembangan

diri yang dilakukan secara demokratis, berkeadilan, tidak diskriminatif,
30



dan berkelanjutan dengan menjunjung tinggi hak asasi manusia, nilai

keagamaan, nilai kultural, kemajemukan bangsa, dan kode etik

profesi.

           Salah satu program yang dapat diselenggarakan dalam

rangka pemberdayaan guru adalah supervisi akademik. Supervisi

akademik       adalah      serangkaian    kegiatan    membantu      guru

mengembangkan kemampuannya mengelola proses pembelajaran

demi pencapaian tujuan akademik. Supervisi akademik merupakan

upaya      membantu      guru-guru   mengembangkan        kemampuannya

mencapai tujuan akademik. Dengan demikian, esensi               supervisi

akademik adalah membantu guru mengembangkan kemampuan

profesionalismenya.

           Peraturan    menteri   Pendidikan   Nasional   (Permendiknas)

Nomor 13 Tahun 2007 tentang Standar Kepala Sekolah ditegaskan

bahwa salah satu kompetensi yang harus dimiliki seorang kepala

sekolah adalah kompetensi supervisi. Dengan Permendiknas tersebut

berarti seorang kepala sekolah harus kompeten dalam melakukan

supervisi akademik terhadap guru-guru yang dipimpinnya. Supervisi

akademik secara umum digunakan sebagai istilah untuk memantau

perkembangan belajar siswa dalam merencanakan, pelaksanakan,

dan mengevaluasi kemajuan belajar. Pengawasan dilakukan untuk

memberikan pelayanan yang sesuai dengan kebutuhan siswa

mengoptimalkan potensi dirinya dalam meraih target akademis
31



mereka. Untuk mendapatkan prestasi yang terbaik, siswa perlu

didorang untuk menyadari adanya prosedur standar yang harus

mereka lalui dan ada target yang harus mereka capai sesuai dengan

standar kompetensi lulusan (SKL). Oleh karena itu, sasaran esensial

dari supervisi akademik adalah siswa. Namun, dalam pengaturan

kegiatan supervisi akademik Indonesia guru yang yang berkaitan

dengan rancangan pemanfaatan sumber daya yang siswa miliki

serta memenuhi standar prosedur pembelajaran.

        Karena efektifnya pelaksanaan pembelajaran diukur dengan

kemampuan siswa mencapai target sesuai dengan SKL. Sekali pun

yang    wajib   dipantau   adalah   prilaku   profesinal   guru   dalam

perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, namun perlu efektivitas

hasilnya harus dilihat dari prilaku siswa belajar dan hasil belajar yang

siswa capai. Permikiran ini menegaskan bahwa supervisi akademik

baru dinyatakan akuntabel jika pemantau melihat proses siswa belajar

dalam kelas dan hasil belajarnya.

       Sehubungan dengan pentingnya kegiatan supervisi akademik

dalam peningkatan mutu pembelajaran kepala sekolah merupakan

salah satu komponen pendidikan yang paling berperan dalam upaya

tersebut. Oleh karena itu diperlukan kepala sekolah yang kompeten

dan efektif. Efektivitas Kepala Sekolah menurut Dirjen PMPTK (2007)

adalah dapat dilihat dari kreteria-kreteria ; 1) mampu memberdayakan

guru untuk melaksanakan proses pembelajaran dengan baik, lancar
32



dan produktif, 2) dapat menyelesaikan tugas dan pekerjaan sesuai

dengan waktu yang telah ditetapkan, 3) mampu menjalin hubungan

yang harmonis dengan masyarakat sehingga dapat melibatkan

mereka secara aktif dalam rangka mewujudkan tujuan sekolah dan

pendidikan, 4) berhasil menerapkan prinsip kepemimpinan yang

sesuai dengan tingkat kedewasaan guru dan pegawai lainnya di

sekolah, 5) bekerja dengan tim manajemen, serta 6) berhasil

mewujudkan tujuan sekolah secara produktif sesuai dengan ketentuan

yang telah ditetapkan.

     Salah satu kompetensi yang harus dipenuhi adalah kompetensi

supervisi.   Kompetensi    supervisi    yang      harus    dilakukan    kepala

sekolah/madrasah antara lain adalah sebagai berikut.

a. Memahami      konsep,    prinsip,    teori     dasar,   karakteristik,    dan

   kecenderungan     perkembangan          tiap     bidang    pengembangan

   pembelajaran kreatif, inovatif, pemecahan masalah, berpikir kritis

   dan naluri kewirausahaan.

b. Membimbing      guru    dalam       menyusun       silabus    tiap   bidang

   pengembangan di sekolah/madrasah atau mata pelajaran di

   sekolah/madrasah berlandaskan standar isi, standar kompetensi

   dan kompetensi dasar, dan prinsip-prinsip pengembangan KTSP.

c. Membimbing guru dalam memilih dan menggunakan strategi/

   metode/teknik         pembelajaran/bimbingan              yang           dapat

   mengembangkan berbagai potensi siswa.
33



  d. Membimbing guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran/

     bimbingan (di kelas, laboratorium, dan/atau di lapangan) untuk

     mengembangkan potensi siswa.

  e. Membimbing guru dalam mengelola, merawat, mengembangkan

     dan menggunakan media pendidikan dan fasilitas pembelajaran.

  f. Memotivasi guru untuk memanfaatkan teknologi informasi untuk

     pembelajaran.



2. Kualitas Pembelajaran Matematika

  a. Kualitas Pembelajaran

            Pembelajaran merupakan suatu proses yang komplek,

     karena dalam kegiatan pembelajaran senantiasa mengintegrasikan

     berbagai komponen dan kegiatan, yaitu siswa dengan lingkungan

     belajar untuk diperolehnya perubahan perilaku (hasil belajar)

     sesuai dengan tujuan (kompetensi) yang diharapkan.

            Setiap individu/siswa merupakan obyek yang dihadapi oleh

     guru    dengan berbagai kompleksitas permasalahannya, karena

     menyangkut dengan segi fisik dan psikis. Perilaku yang ingin

     dihasilkan dari pembelajaran juga komplek, karena menyangkut

     berbagai kemampuan (kompetensi) seperti kognitif, afektif, dan

     psikomotor. Demikian pula dengan interkasi pembelajaran dan

     lingkungan pembelajarannya itu sendiri juga komplek, karena

     menyangkut materi, pendekatan, model, strategi, metode serta
34



media yang digunakan dalam mengkomunikasikannya dengan

siswa untuk diperolehnya tujuan (kompetensi) pembelajaran yang

diharapkan.

     Mengingat serba kompleknya tugas-tugas pembelajaran,

maka setiap guru dipesyaratkan memiliki kualifikasi akademik dan

kompetensi sebagai agen pembelajaran. Secara khusus dalam PP

Nomor 19 tahun 2005 ditegaskan bahwa kompetensi yang harus

dimiliki oleh para guru meliputi: (1) kompetensi pedagogik, (2)

kompetensi kepribadian, (3) kompetensi profesional, dan (4)

kompetensi sosial.

     Salah satu kompetensi yang sangat berperan penting dalam

peningkatan   kualitas pembelajaran   adalah pentingnya    guru

mendesaian rencana pembelajaran, melaksanakan pembelajaran

dan mengevaluasi pembelajaran. Keterampilan dasar pelaksanaan

pembelajaran merupakan kemampuan pokok (basic skill) yang

harus dikuasai oleh setiap guru. Jika dikaitkan dengan keempat

kompetensi di atas, maka keterampilan dasar pelaksanaan

pembelajaran termasuk ke dalam kompetensi profesional. Dalam

menerapkan setiap jenis keterampilan dasar mengajar tersebut

tentunya harus disesuaikan dengan kondisi siswa, karena itu

keterampilan dasar pelaksanaan pembelajaran terkait pula dengan

kompetensi pedagogik.
35



      Pada garis besarnya setiap kegiatan pembelajaran melewati

tiga tahap kegiatan, yaitu kegiatan awal/pembukaan, kegiatan inti,

dan kegiatan penutup. Adapun penerapan keterampilan dasar

mengajar dilakukan pada ketiga tahapan pembelajaran tersebut.

Karena itu keterampilan dasar mengajar merupakan bagian

integral dari seluruh proses pembelajaran. Melalui keterampilan

dasar    mengajar        dimaksudkan         untuk   memfasilitasi     proses

pembelajaran agar berjalan secara efektif dan efisien. Oleh karena

itu   guru     harus     menguasai     jenis-jenis    keterampilan      dasar

pelaksanaan pembelajaran.

      Keterampilan        dasar     pelaksanaan       pembelajaran       pada

dasarnya adalah kemampuan-kemampuan khusus berkenaan

dengan aspek-aspek pelaksanaan kegiatan pembelajaran yang

harus dimiliki dan diterapkan oleh setiap orang yang memiliki

profesi sebagai guru, tutor, pelatih maupun fasilitator dalam

melaksanakan pembelajaran. Adapun beberapa kemampuan

khusus       berkaitan    dengan      kompetensi      dasar   pelaksanaan

pembelajaran tersebut, dikemukakan oleh Allen dan Ryan (1987)

dalam Dirjen PMPTK (2008) sebagai berikut: keterampilan

membuka,       memberikan         stimulus    yang   bervariasi,     bertanya,

membuat ilustrasi/contoh, menggunakan isyarat, komunikasi,

penguatan dan balikan, serta keterampilan menutup pembelajaran.
36



       Untuk     dimilikinya    setiap     jenis     keterampilan       dasar

pelaksanaan pembelajaran tersebut, tidak cukup hanya dengan

dihafal, akan tetapi perlu diasah, dilatih secara sistematis dan

terkontrol     sehingga   diperoleh      kemahiran     yang    siap     untuk

digunakan dalam setiap kesempatan pembelajaran. Oleh karena

itu agar penerapan setiap keterampilan dasar pelaksanaan

pembelajaran dapat berjalan secara efektif dan efisien, maka

dalam pelaksanaannya harus disesuaikan dengan unsur-unsur lain

dalam sistem pembelajaran itu sendiri antara lain dengan kondisi

siswa, tujuan atau kompetensi yang ingin              dicapai, karakteristik

materi yang disajikan, sarana dan fasilitas pendukung, dan

lingkungan.

       Untuk     menjaga       dan    memelihara        suasana       proses

pembelajaran yang baik dan dapat dipertanggungjawabkan, maka

kepedulian dan kerjasama berbagai pihak yang terkait dengan

proses pendidikan/pembelajaran di sekolah sangat diperlukan.

Oleh    karena     itu    sebagai     upaya        meningkatkan       kualitas

pembelajaran di sekolah perlu dukungan berbagai pihak terutama

kepala sekolah. Kepala sekolah perlu memberdayakan guru dalam

kegiatan persiapan, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi

pembelajaran agar kualitas pembelajaran dapat terpelihara dan

ditingkatkan.      Dengan      meningkatkan        kualitas   pembelajaran

diharapkan hasil belajar peserta didik juga meningkat.
37



          Oleh karena itu kepala sekolah harus senantiasa menjadi

  motor penggerak bagi berfungsi dan berkembangnya kualitas

  proses pembelajaran karena keberhasilan proses pembelajaran di

  sekolah, secara kelembagaan merupakan tanggung jawab kepala

  sekolah yang bersangkutan. Untuk itu setiap kepala sekolah harus

  mampu memerankan dirinya sebagai manajer pendidikan yang

  memiliki pengetahuan dan wawasan yang luas serta mendalam,

  baik yang menyangkut konsep, pengelolaan, maupun operasional

  pendidikan dan pembelajaran.



b. Pembelajaran Matematika

           Secara bahasa matematika berasal dari     bahasa Yunani

  yaitu    “mathema”      yang   berarti   hal-hal   yang   dipelajari

  (Abdusysyakir, 2007: 5). Menurut Mohammad Soleh (998: 6-7)

  salah satu sifat matematika yang membedakannya dengan ilmu

  lain adalah: pembahasannya menggunakan tata nalar, dan

  pengertian/konsep/pernyataan sifat konsisten.

           Berdasarkan sifat tersebut maka matematika bersifat

  hirarkis, yaitu materi matematika    itu tersusun rapi, ada urut-

  urutannya mulai yang rendah ke tinggi atau dari yang tinggi ke

  yang rendah. Implikasinya adalah dalam belajar matematika harus

  dengan pemahaman bukan hapalan. Pemahaman terjadi jika

  pengetahuan di otak merupakan satuan-satuan yang terkoneksi
38



   satu dengan yang lain. Hal ini sejalan dengan pendapat Andersen,

   J.R., et al (2000) bahwa pengetahuan dibangun melalui konstruksi

   pengetahuan di otak siswa sehingga terbentuk hubungan dan

   saling keterkaitan antara materi. Pendapat ini juga sesuai dengan

   karakteristik teori belajar konstruktivisme   berikut (Boudourides,

   2005) :

   1) Menyediakan      pengalaman     belajar    dengan    mengkaitkan

      pengetahuan yang telah dimiliki siswa,

   2) Menyediakan berbagai alternatif pengalaman belajar

   3) Mengintegrasikan pembelajaran dengan situasi realistik dan

      relevan dengan kehidupan sehari-hari (Contextual Teaching

      and Learning/CTL),

   4) Mengintegrasikan     pembelajaran    sehingga       memungkinkan

      terjadinya interaksi dan kerja sama dengan orang lain atau

      lingkungannya,

   5) Memanfaatkan berbagai media, sehingga pembelajaran efektif,

   6) Melibatkan siswa secara emosional dan sosial sehingga

      matematika menjadi menarik dan siswa mau belajar,


c. Kualitas Pembelajaran Matematika

         Belajar    merupakan aktivitas dari kehidupan manusia.

   Ajaran agama sebagai pedoman hidup juga menganjurkan

   manusia untuk selalu belajar. Secara etimologis belajar memiliki

   arti “berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu” (Baharudin &
39



Esa Nur Wahyuni, 2007: 34). Aktivitas belajar sangat terkait

dengan proses pencarian ilmu yang disebut proses belajar.

      Setelah     berakhirnya    proses    belajar,   maka       siswa

memperoleh hasil belajar     (Dimyati dan Mujiono, 2006: 3 - 4).

Salah satu hasil belajar adalah adanya perubahan tingkah laku,

yang biasanya berupa penguasaan terhadap keterampilan dan

perubahan berupa sikap. Perubahan         perilaku merupakan hasil

dari kegiatan belajar yang dicapai dengan cara latihan maupun

pengalaman (Baharudin & Esa Nur Wahyuni, 2007: 34).

      Menurut Gagne dalam Dimyati dan Mujiono (2006: 10)

dalam kegiatan belajar terdapat proses berpikir       di mana siswa

menyusun hubungan-hubungan antara informasi yang diperoleh

sebelumnya, sehingga siswa paham dan menguasai hubungan-

hubungan itu, yang merupakan perwujudan hasil belajar.

      Hasil belajar dari pendapat di atas merupakan hasil yang

diperoleh dari serangkaian usaha dalam pembelajaran matematika

untuk memperoleh pengalaman atau pengetahuan baru sehingga

menyebabkan perubahan tingkah laku. Hasil belajar matematika

dapat berupa penguasaan terhadap sejumlah materi matematika

melalui hasil tes (kognitif) maupun perubahan sikap (afektif).

      Agar peserta didik memperoleh hasil belajar yang optimal

salah satu faktor yang sangat berperan penting adalah proses

pembelajaran yang berkualitas. Agar pelaksanaan pembelajaran
40



      berkualitas maka diperlukan upaya-upaya pendukung untuk

      menjalankan proses pembelajaran tersebut. Upaya-upaya tersebut

      meliputi    tahapan         persiapan      pembelajaran,     perencanaan

      pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran dan evaluasi proses

      pembelajaran      yang      berlangsung.     Oleh   karena    itu   kualitas

      pembelajaran matematika merupakan serangkaian upaya kegiatan

      (persiapan, perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi) dalam

      pembelajaran untuk memperoleh hasil belajar matematika yang

      optimal.



3. Peran Kepala Sekolah dalam Pelaksanaan Supervisi Akademik

        Kepala sekolah mempunyai tugas yang sangat penting di dalam

   mendorong guru untuk melakukanan proses pembelajaran yang

   berkualitas sehingga mampu menumbuhkan kemampuan kreatifitas,

   daya inovatif, kemampuan pemecahan masalah, berpikir kritis dan

   memiliki naluri jiwa kewirausahaan bagi siswa sebagai produk suatu

   sistem pendidikan. Oleh karena itu seorang kepala sekolah harus

   memiliki kompetensi kepemimpinan yang memadai.

        Banyak        model    kepemimpinan        yang   dapat    dianut     dan

   diterapkan dalam bebagai organisasi/institusi, baik profit maupun non

   profit, namun model kepemimpinan yang paling cocok untuk

   diterapkan    di     sekolah     adalah    kepemimpinan         pembelajaran

   (Kemdiknas, 2010c). Tentang penerapan kepemimpinan pembelajaran
41



di sekolah, banyak penelitian yang menyimpulkan bahwa kepala

sekolah      yang     memfokuskan       kepemimpinan        pembelajaran

menghasilkan prestasi belajar siswa yang lebih baik dari pada kepala

sekolah      yang    kurang    memfokuskan        pada      kepemimpinan

pembelajaran. Ironisnya, kebanyakan sekolah tidak menerapkan

model kepemimpinan pembelajaran.

      Beberapa alasan mengapa banyak sekolah tidak menerapkan

kepemimpinan pembelajaran antara lain kurangnya pelatihan tentang

kepemimpinan pembelajaran, kurangnya waktu untuk melaksanakan

kepemimpinan pembelajaran, banyaknya kegiatan administratif yang

harus dilaksanakan, dan adanya harapan dari masyarakat bahwa

peran      kepala   sekolah   utamanya     adalah   seorang      manager

(Kemendiknas, 2010c).

      Kepemimpinan      pembelajaran     sangat   cocok     diterapkan   di

sekolah karena misi utama sekolah adalah mendidik semua siswa dan

memberikan      kesempatan     kepada    mereka     untuk    memperoleh

pengetahuan, keterampilan, dan nilai-nilai yang diperlukan untuk

menjadi orang dewasa yang sukses dalam menghadapi masa depan

yang belum diketahui dan yang sarat dengan tantangan-tantangan

yang sangat turbulen. Misi inilah yang kemudian menuntut sekolah

sebagai organisasi harus memfokuskan pada kualitas pembelajaran

yang meliputi kurikulum, proses belajar mengajar, dan penilaian hasil

belajar.
42



      Agar kualitas pembelajaran dapat tercapai, hal ini          sangat

menuntut peran kepala sekolah dalam proses pelaksanaan dan

pemantauan kegiatan pembelajaran tersebut. Proses ini dapat

dilakukan dengan kegiatan supervisi akademik. Hal tersebut sangat

sesuai dengan tuntutan salah satu kompetensi kepala sekolah dalam

Permendiknas No 13 Tahun 2007 yaitu               kompetensi supervisi.

Kompetensi yang diharapkan adalah: (1) merencanakan program

supervisi akademik dalam rangka peningkatan profesionalisme guru,

(2)   melaksanakan    supervisi     akademik    terhadap   guru   dengan

menggunakan pendekatan            dan teknik supervisi yang tepat, (3)

menindaklanjuti hasil supervisi akademik terhadap guru dalam rangka

peningkatan profesionalisme guru.

      Agar proses supervisi dapat berjalan sesuai rencana dan

memperoleh hasil sesuai target yang ditetapkan, maka sangat

menuntut kemampuan seorang kepala sekolah dalam menerapkan

kepemimpinannya, karena kepemimpinan kepala sekolah sangat

berpengaruh      sangat    kuat   terhadap    kelangsungan   hidup   dan

keberhasilan suatu sekolah. Pada kenyataannya kepa[a sekolah

dapat mempengaruhi semangat guru dan kualitas pembelajaran di

suatu sekolah.

      Seorang     kepala   sekolah    harus    mampu   mengembangkan

profesionalisme warga sekolahnya terutama guru secara terus

menerus agar diperoleh hasil belajar seoptimal mungkin. Seorang
43



kepala    sekolah    mempunyai        peran     yang   sangat     kritis    dalam

membantu      guru   mencapai    tujuan dengan cara meningkatkan

motivasinya sehingga kompetensi guru yang dipimpinnya dapat

meningkat. Oleh karena itu kepala sekolah harus mempunyai strategi

kepemimpinan yang kuat untuk meningkatkan profesionalisme guru.

        Kepemimpinan kepala sekolah merupakan kemampuan dari

seorang kepala sekolah dalam mempengaruhi dan menggerakkan

bawahan pada lembaga sekolah guna tercapainya tujuan sekolah.

Kepala sekolah mempunyai tugas yang sangat penting di dalam

mendorong guru untuk malakukan proses pembelajaran agar mampu

menumbuhkan kemampuan kreatifitas, daya inovatif, kemampuan

pemecahan      masalah,    berpikir    kritis   dan    memiliki    naluri     jiwa

kewirausahaan bagi siswa sebagai produk suatu sistem pendidikan.

        Desentralisasi dan otonomi pendidikan seperti sekarang ini

membuat posisi Kepala Sekolah memegang peran sangat penting

untuk    kemajuan    sekolah.    Dalam        pengelolaan    sekolah        model

Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) memerlukan Kepala Sekolah

yang dapat mengimplementasikan upaya-upaya pembaharuan dalam

pendidikan     dan   aspiratif   terhadap       perubahan.      Agar       proses

pembelajaran berlangsung sesuai dengan harapan, maka Kepala

Sekolah harus bertindak sebagai manajer dan pemimpin yang efektif.

Satu di antara tugas kepala sekolah sebagai pemimpin yang efektif

adalah melaksanakan supervisi akademik. Oleh sebab itu,                     setiap
44



Kepala     sekolah   harus   memiliki   keterampilan   teknikal   berupa

kemampuan menerapkan teknik-teknik supervisi yang tepat dalam

melaksanakan supervisi akademik.

       Supervisi akademik adalah serangkaian kegiatan membantu

guru      mengembangkan          kemampuannya     mengelola       proses

pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran (LPPKS, 2010).

Supervisi akademik tidak terlepas dari penilaian kinerja guru dalam

mengelola pembelajaran. Praktek nyata penilaian kinerja guru dalam

supervisi akademik adalah melihat kondisi nyata kinerja guru untuk

tentang    apa yang sebenarnya terjadi di dalam kelas, apa yang

sebenarnya dilakukan oleh guru dan siswa di dalam kelas, aktivitas-

aktivitas mana dari keseluruhan aktivitas di dalam kelas itu yang

bermakna bagi guru dan murid, apa yang telah dilakukan oleh guru

dalam mencapai tujuan akademik,         apa kelebihan dan kekurangan

guru dan bagaimana cara mengembangkannya.

       Berdasarkan jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan tersebut

akan     diperoleh   informasi   mengenai   kemampuan      guru   dalam

mengelola pembelajaran. Namun satu hal yang perlu ditegaskan di

sini, bahwa setelah melakukan penilaian kinerja bukan berarti telah

selesai pelaksanaan supervisi akademik, melainkan harus dilanjutkan

dengan tindak lanjutnya berupa pembuatan program supervisi

akademik dan melaksanakannya dengan sebaik-baiknya.
45



        Kepala Sekolah dalam menjalankan tugasnya di sekolah

berfungsi sebagai administrator, manajer, supervisor, dan leader.

Dalam melaksanakan tugas kesupervisian, salah satu kemampuan

yang harus dikuasai adalah kemampuan di bidang evaluasi supervisi

pendidikan. Evaluasi supervisi pendidikan sangat penting bagi

kelancaran dan peningkatan kualitas pendidikan dan pembelajaran di

sekolah.

        Kemampuan supervisi akademik tersebut juga merupakan salah

satu wujud implementasi kepemimpinan pembelajaran sebagai upaya

memimpin para guru agar mengajar lebih baik, yang pada gilirannya

dapat     memperbaiki   prestasi   belajar   siswanya.   Kepemimpinan

pembelajaran juga tidak hanya terfokus pada guru saja tetapi juga

pada kegiatan-kegiatan berikut (Kemdiknas, 2010c):

a. Kepala sekolah mensosialisasikan dan menamkan isi dan makna

   visi sekolahnya dengan baik. Dia juga mampu membangun

   kebiasaan-kebiasaan berbagi pendapat atau urun rembug dalam

   merumuskan visi dan misi sekolahnya, dan dia selalu menjaga

   agar visi dan misi sekolah yang telah disepakati oleh warga

   sekolah hidup subur dalam implementasinya,

b. Kepala Sekolah melibatkan para pemangku kepentingan dalam

   pengelolaan sekolah (manajemen partisipatif). kepala sekolah

   melibatkan para pemangku kepentingan dalam pengambilan
46



   keputusan dan dalam kegiatan operasional sekolah sesuai dengan

   kemampuan dan batas-batas yuridiksi yang berlaku.

c. Kepala sekolah memberikan dukungan terhadap pembelajaran,

   misalnya dia mendukung bahwa pengajaran yang memfokuskan

   pada kepentingan belajar siswa harus menjadi prioritas.

d. Kepala sekolah melakukan pemantauan terhadap proses belajar

   mengajar sehingga memahami lebih mendalam dan menyadari

   apa yang sedang berlangsung didalam sekolah.

e. Kepala sekolah berperan sebagai fasilitator sehingga dengan

   berbagai cara dia dapat mengetahui kesulitan pembelajaran dan

   dapat membantu guru dalam mengatasi kesulitan belajar tersebut.

     Ruang lingkup peran kepala sekolah sebagai pemimpin

pembelajaran dalam supervisi akademik mencakup kurikulum (apa

yang diajarkan) mencakup pengembangan kurikulum tingkat satuan

pendidikan (KTSP) yang meliputi kegiatan perumusan visi, misi, dan

tujuan sekolah; pengembangan struktur dan muatan kurikulum; dan

pembuatan kalender. Proses belajar mengajar meliputi penyusunan

silabus,   pengembangan     rencana    pelaksanaan     pembelajaran,

pengembangan bahan ajar, pemilihan buku pelajaran, pemilihan

metode     mengajar   dan   metode    belajar,   penggunaan   media

pembelajaran dan fasilitas belajar lainnya, pengelolaan kelas, dan

pemotivasian siswa. Asesmen (evaluasi hasil belajar) meliputi aspek

yang di evaluasi, metode evaluasi, dan pelaporan. Penilaian kinerja
47



guru dan pengembangan profesinya juga merupakan prioritas

kepemimpinan pembelajaran, dan tidak kalah penting, kepemimpinan

pembelajaran mengutamakan layanan prima terhadap pembelajaran

siswa serta membangun warga sekolahnya menjadi komunitas

pembelajaran.

     Tujuan kepemimpinan pembelajaran utamanya supervisi adalah

untuk memfasilitasi pembelajaran agar siswanya meningkat prestasi

belajarnya, meningkat kepuasan belajarnya, meningkat motivasi

belajarnya, meningkat keingintahuannya, kreativitasnya, inovasinya,

jiwa kewirausahaannya, dan meningkat kesadarannya untuk belajar

secara terus-menerus sepanjang hayat karena ilmu pengetahuan dan

teknologi serta seni berkembang dengan pesat.

     Peran kepala sekolah dalam kepemimpinan pembelajaran

khususnya supervisi akademik sangat penting untuk diterapkan di

sekolah karena seperti disebut sebelumnya bahwa kepemimpinan

pembelajaran berkontribusi sangat signifikan terhadap peningkatan

prestasi   belajar      siswa.   Kepemimpinan     pembelajaran   mampu

memberikan dorongan dan arahan terhadap warga sekolah untuk

meningkatkan prestasi belajar siswanya. Kepemimpinan pembelajaran

juga mampu memfokuskan kegiatan-kegiatan warganya untuk menuju

pencapaian      visi,    misi,   dan   tujuan   sekolah.   Kepemimpinan

pembelajaran penting diterapkan di sekolah karena kemampuannya

dalam membangun komunitas belajar yang mampu:
48



a. Memberdayakan warga sekolah seoptimal mungkin, memfasilitasi

   warga sekolah untuk belajar terus dan belajar ulang,

b. mendorong kemandirian setiap warga sekolahnya, memberi

   kewenangan dan tanggungjawab kepada warga sekolahnya,

   mendorong warga sekolah untuk akuntabilitas terhadap proses

   dan hasil kerjanya, mendorong teamwork yang (kompak, cerdas,

   dinamis, harmonis, dan lincah/cepat tanggap terhadap pelanggan

   utama yaitu siswa), mengajak warga sekolahnya untuk menjadikan

   sekolahnya berfokus pada layanan siswa,

c. mengajak warga sekolahnya untuk siap dan akrab menghadapi

   perubahan, mengajak warga sekolahnya untuk berpikir sistem,

   mengajak warga sekolahnya.

d. untuk komitmen terhadap keunggulan mutu, dan mengajak warga

   sekolahnya untuk melakukan perbaikan secara terus-menerus.

      Sebagai     seorang     supervisor   kepala    sekolah     harus

mengarahkan dan membimbing program pembelajaran di sekolah

yang akan memberikan kontribusi yang sangat signifikan terhadap

peningkatan efektivitas pembelajaran di sekolah, yang meliputi hal-hal

berikut: meyakini dengan sungguh-sungguh bahwa semua siswa

dapat belajar dengan efektif dan efisien, mengetahui dan mampu

menerapkan       prinsip-prinsip    pembelajaran          yang   baik,

menyebarluaskan praktik-praktik proses belajar mengajar yang efektif

terhadap guru-guru lain, menetapkan harapan atau target kualitas
49



kurikulum    melalui    penggunaan          standar      kurikulum     dengan

pembelajaran dan penilaian, tetapkan kegiatan kurikulum yang

diprioritaskan,   dan   monitor    pelaksanaan        kurikulum,     mengecek

kemajuan siswa secara berkala berdasarkan data kinerja yang ada,

dan publikasikan kepada para guru agar mereka dapat melihat

kesenjangan antara standar yang telah ditetapkan dengan kinerja

yang dicapai oleh siswa, sehingga guru bisa merefleksi apa

kekurangan dan kelebihannya.

       Selain itu kepala sekolah harus memiliki harapan yang tinggi

terhadap seluruh guru untuk melaksanakan pembelajaran dengan

standar yang      baik, melakukan kunjungan kelas untuk mengamati

pembelajaran, memfokuskan kegiatan supervisi untuk meningkatkan

pembelajaran, dan mempersiapkan serta monitor kegiatan-kegiatan

pengembangan guru, dan mengkomunikasikan program pembelajaran

yang telah disepakati sesuai dengan rencana, strategi peningkatan

yang sistematis, prioritas kegiatan yang jelas, dan pendekatan-

pendekatan baru, harus dilaksanakan dengan baik.

       Seorang kepala sekolah sebagai pemimpin pembelajaran harus

melaksanakan tugas dan fungsi sebagai berikut:

a. Memanfaatkan sebagian besar waktunya untuk memperhatikan

   apa    yang    sebenarnya      terjadi   di   ruang    kelas,   melakukan

   pengamatan proses pembelajaran, dan mendorong peningkatan

   kinerja guru dan siswa untuk mencapai hasil belajar maksimal,
50



     b. Menelusuri hasil-hasil tes siswa dan indikator-indikator lainnya

        untuk membantu guru dalam memfokuskan perhatiannya terhadap

        siswa yang mengalami kesulitan dan yang memerlukan bantuan

        guru untuk mengatasinya,

     c. Memfokuskan sebagian besar waktunya untuk meningkatkan mutu

        guru dan pemanfaatannya secara optimal dalam pembelajaran,

     d. Memberikan tantangan baru kepada guru untuk meneliti tentang

        dirinya sendiri apakah yang bersangkutan masih tergolong guru

        tradisional (out of date) atau guru moderen (update), dan

     e. Memberikan kesempatan kepada para guru untuk berbagi

        informasi dan bekerja sama untuk mengembangkan kurikulum dan

        pembelajarannya.




B. Kerangka Pemikiran

        Selama ini kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa peran

  kepala sekolah dalam kegiatan akademis sangat berkurang, karena

  disibukkan oleh   pekerjaan-pekerjaan rutin yang bersifat administratif,

  pertemuan-pertemuan, dan kegiatan-kegiatan lain yang bersifat non-

  akademis   sehingga    waktu   untuk   mempelajari    pembaruan/inovasi

  kurikulum, proses belajar mengajar, dan penilaian hasil belajar siswa

  kurang mendapatkan perhatian secara serius.
51



      Padahal, ketiga hal yang terakhir sangat erat kaitannya dengan

peningkatan mutu proses belajar mengajar, yang pada gilirannya, mutu

proses belajar mengajar sangat berpengaruh terhadap peningkatan

kualitas siswa dan kualitas sekolah secara keseluruhan. Untuk itu, sudah

selayaknya peran kepala sekolah sebagai supervisor memperoleh porsi

waktu yang lebih besar dibanding dengan peran-peran yang lain.

      Dalam melaksanakan fungsi kepemimpinannya kepala sekolah

harus melakukan pengelolaan dan pembinaan sekolah melalui kegiatan

administrasi, manajemen dan kepemimpinan yang sangat tergantung

pada kemampuannya. Sehubungan dengan itu, kepala sekolah sebagai

supervisor berfungsi untuk mengawasi, membangun, mengkoreksi dan

mencari inisiatif terhadap jalannya seluruh kegiatan pembelajaran yang

dilaksanakan di lingkungan sekolah.

      Untuk meningkatkan kualitas pembelajaran         seorang kepala

sekolah harus mampu meningkatkan kinerja para guru atau bawahannya.

Kepala sekolah sebagai seorang pemimpin sekolah harus mampu

memberikan pengaruh-pengaruh yang dapat menyebabkan guru tergerak

untuk melaksanakan tugasnya secara efektif sehingga kinerja mereka

akan lebih baik. Kinerja guru dapat meningkat jika    ada program dari

kepala sekolah untuk selalu memantau dan mengevaluasi pelaksanaan

pembelajarannya. Oleh karena itu penerapan supervisi akademik secara

terencana dan terprogram merupakan langkah yang tepat untuk

dilakukan.
52




     Berdasarkan pemikiran tersebut, dibuat kerangka pemikiran sebagai

berikut:



      KUALITAS
    PEMBELAJARAN
       RENDAH
                                          RENCANA TINDAKAN
                                            KEPEMIMPINAN
                                                 (1)



    OPTIMALISASI
    PELAKSANAAN
 SUPERVISI AKADEMIK




                                          RENCANA TINDAKAN
                                            KEPEMIMPINAN
                                                 (2)
       KUALITAS
     PEMBLAJARAN
      MENINGKAT




                           Gambar 4.
                       Kerangka Pemikiran
53



C. Implementasi Program

  1. Rancangan Tindakan Kepemimpinan (RTK 1)

          Secara    umum,     cara-cara   menerapkan    rencana   tindak

     kepemimpinan adalah sebagai berikut.

     a. Memahami tujuan pelaksanaan supervisi akademik

     b. Menentukan tujuan perencanaan supervisi yaitu membantu guru

        mengembangkan kemampuan mengelola proses pembelajaran

        untuk mencapai tujuan pembelajaran.

     c. Menyusun dukomen perencanaan          dan pelaksanaan supervisi

        akademik berupa jadwal dan program supervisi

     d. Menyusun dokumen pemantauan supervisi akademik

     e. Memahami kompetensi guru yang diperlukan untuk mewujudkan

        target yang akan disupervisi dengan studi literatur yang relevan

        tentang tugas pokok guru dan peraturan yang menaunginya

     f. Menentukan lingkup kajian supervisi akademik. Dalam RTK ini

        lingkup kajian supervisi akademik adalah instrumen administrasi

        pembelajaran guru yang meliputi: kajian pengembangan silabus,

        kajian penyusunan RPP, kajian pelaksanaan pembelajaran,

        kelengkapan administrasi pembelajaran dan administrasi penilaian

        yang dimiliki guru.

     g. Menentukan model supervisi akademik, di mana dalam RTK ini

        model supervisi akademik tradisional dengan observasi langsung.
54



h. Menyusun instrumen supervisi akademik.

   Instrumen supervisi merupakan alat untuk mengumpulkan data

   mengenai kinerja guru dalam administrasi pengembangan silabus,

   RPP, kegiatan pembelajaran di kelas, dan administrasi penilain.

   pembelajaran di kelas.

   Instrumen supervisi pengembangan silabus dan RPP disusun

   berdasarkan standar yang ditetapkan oleh Badan Standar

   Nasional Pendidikan (BSNP) Sedangkan instrumen kegiatan

   pembelajaran pada RTK 1 meliputi:

   1). Kegiatan pendahuluan, meliputi: kesiapan alat bantu dan

      media, motivasi, apersepsi, kejelasan kompetensi dasar dan

      kesiapan bahan ajar/sumber belajar.

   2). Kegiatan   inti pembelajaran meliputi,    penguasaan materi,

      pengelolaan kelas, pengelolaan waktu, metode/pendekatan

      yang digunakan, pendekatan alat bantu media, peran guru

      sebagai fasilitator, teknik bertanya, penggunaan papan tulis,

      interaksi guru dan peserta didik, interaksi antar peserta didik,

      aktifitas peserta didik, sikap peserta didik, dan pencapaian

      KD/indikator.

   3). Penutup, meliputi kegiatan rangkuman         da tugas untuk

      pertemuan berikutnya
55



     Untuk instrumen administrasi pembelajaran meliputi dokumen

     yang harus dimiliki guru yang terdiri dari: kalender pendidikan,

     program tahunan, program semester, perhitungan minggu efektif,

     perhitungan alokasi waktu SK/KD, pemetaan SK/KD dan indikator,

     Silabus, RPP, jadwal tatap muka, agenda harian, pressensi siswa,

     buku referensi, dokumen penghiungan KKM dan administrasi

     penilaian

  h. Menentukan teknik supervisi. Pada Rancangan Tindakan 1 ini

     teknik supervisi yang direncanakan adalah        teknik supervisi

     individual, dimana teknik supervisi dilaksanakan tehaap seorang

     guru.

  i. Memberitahukan rencana pelaksanaan kegiatan kepada sekolah

     (dalam hal ini diwakili wakil kepala seklah) dan guru yang akan

     disupervisi   dan    menentukan      rentang     waktu    jadwal

     pelaksanaannya.

     Pada kegiatan RTK 1 guru yang ditunjuk adalah Ibu Sti Nurjanah,

     S.Pd. yang mengampu kelas VII. Kegiatan        direncanakan pada

     Jum’at, 16 September 2011.



2. Pelaksanaan Kegiatan

         Pelaksanaan RTK 1 dilaksanakan dengan tahapan sebagai

  berikut:
56



a. Pertemuan awal antara supervisor dengan guru. Pertemuan awal

   supervisor     digunakan    untuk     menyampaikan     tujuan   dan

   menghimpun informasi yang mendukung pelaksanaan tugas.

b. Tahap    persiapan,     yaitu     dengan   memeriksa   kelengkapan

   administrasi       pembelajaran     guru   yang   telah    disusun,

   pengembangan silabus, penyusunan RPP dan administrasi

   penilaian. Kemudian dicocokkan dengan instrumen kajian yang

   telah disiapkan.

c. Tahap pengamatan selama kegiatan pembelajaran.

   Pada tahap ini supervisor wajib mencatat semua data yang nyata

   ada dan relevan dengan pemenuhan standar.              Pengamatan

   kegiatan supervisi dapat dilakukan dengan mengamati proses

   yang sedang berlangsung, melihat dokumen, atau memperhatikan

   situasi yang seungguhnya. Pada tahap ini supervisor mengamati

   jalannya proses pembelajaran yang berlangsung, kemudian

   mencocokkannya dengan instrumen yang telah disusun mulai dari

   kegiatan pendahuan, kegiatan inti dan penutup

d. Tahap akhir kunjungan pembelajaran.

   Pada tahap ini, supervisor bersama guru mengadakan pertemuan

   untuk membicarakan tentang hasil-hasil yang telah diperoleh

   selama tahap persiapan dan tahap pengamatan selama kegiatan

   pembelajaran.
57



3. Monitoring dan evaluasi pelaksanaan kegiatan (RTK 1)

       Monitoring   adalah serangkaian      kegiatan pengecekan      atau

   perunutan jejak program atau kegiatan guna memastikan          bahwa:

   kegiatan dilakukan sesuai dengan perencanaan, dilaksanakan sesuai

   rencana dan menghasilkan sesuatu sesuai yang diharapkan.

       Kegiatan monitoring dilaksankan untuk mendeskripsikan keadaan

   yang sesungguhnya sehinga dapat dikembangkan rekomendasi,

   saran dan masukan, dan perbaikan ringan sepanjang yang mampu

   sekolah laksanakan. Catatan harus dibuat berdasarkan kerangka

   program dan target yang hendak diraih.

        Pelaksanaan monitoring dan evaluasi, dilakukan pihak sekolah,

   dalam hal ini dilakukan oleh Wakil Kepala Sekolah (Drs. Anung

   Prawoto Hadi, M.M.) untuk memastikan apakah            proses kegiatan

   berjalan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan. Pemantauan

   dilakukan sebagai evaluasi apakah        penyelenggaraan efektif dan

   efisien serta dapat menjaring informasi yang optimal dan akurat.

   Dengan adanya kesesuaian rencana yang jelas maka masing-masing

   pihak akan berusaha untuk melaksanakan kegiatan seuai dengan

   jadwal yang telah disepakati guru dan supervisor.

        Pemantauan       dilaksanakan     secara       langsung   melihat

   pembelajaran di kelas dan wawancara akhir setelah kegiatan supervisi

   dengan supervisor. Hasil monitoring dan evaluasi ini nantinya akan

   digunakan untuk bahan untuk melakukan tindak lanjut dan melakukan
58



4. Hasil yang diperoleh

        Berdasarkan RTK yang telah dilaksanakan menunjukkan hasil-

   hasil sebagai berikut:

   a. Dalam pengembangan silabus, guru belum mengembangkan

      silabus secara mandiri. Guru masih mengadopsi silabus        yang

      dibuat   oleh    kelompok     MGMP,   dengan    mengintegrasikan

      pendidikan karakter

   b. Dalam penyusunan RPP, guru sudah menyusun RPP secara

      mandiri. RPP yang disusun guru sudah mengacu pada Permen 41

      Tahun 2007 tentang Standar Proses, di mana pada langkah-

      langkah pembelajaran sudah mengacu pada kegiatan eksplorasi,

      elaborasi dan konfirmasi.

   c. Antara silabus dan RPP pada kegiatan pembelajaran belum ada

      keterpaduan khususnya dalam alokasi waktu dan kegiatan

      pembelajaran

   d. Dalam kegiatan pembelajaran, guru sudah melakukan kegiatan

      yang memfasilitasi peserta didik untuk belajar aktif, tetapi guru

      masih    dominan      dalam   pembelajaran.   Guru   juga   belum

      memanfaatkan media pembelajaran/alat peraga.



5. Rancangan Tindakan Kepemimpinan (RTK 2)

        Secara     umum,     cara-cara   menerapkan    rencana    tindak

   kepemimpinan pada RTK 2 adalah:
59



a. Melakukan tindak lanjut         hasil RTK 1 dengan merencanakan

   pertemuan untuk diskusi           dengan guru (Siti Nurjanah S.Pd.)

   sebagai bahan evaluasi pelaksanaan supervisi akademik yang

   pertama.

b. Menentukan tujuan perencanaan supervisi sebagai tindak lanjut

   RTK1       yaitu    membantu        guru     melengkapi     administrasi

   pembelajaran, kegiatan pembelajaran dan instrumen penilaian

c. Menyusun dukomen perencanaan                dan pelaksanaan supervisi

   akademik berupa jadwal dan program supervisi kedua di sekolah

   sendiri dan di sekolah magang

d. Memahami kompetensi guru yang diperlukan untuk mewujudkan

   target yang akan disupervisi dengan studi literatur yang relevan

   dalam hal ini sesuai dengan Standar Isi.

f. Menentukan lingkup kajian supervisi akademik. Dalam RTK 2 ini

   sama dengan lingkup kajian supervisi akademik pada RTK 1 yaitu

   administrasi       pembelajaran      guru     yang    meliputi:     kajian

   pengembangan         silabus,   kajian      penyusunan    RPP,      kajian

   pelaksanaan          pembelajaran,         kelengkapan      administrasi

   pembelajaran dan administrasi penilaian yang dimiliki guru.

g. Menentukan         model   supervisi       akademik   tradisional    atau

   kontemporer (masa kini).

   Dalam RTK 2 ini model supervisi akademik tradisional dengan

   observasi langsung sama dengan RTK 1
60



h. Pemantapan instrumen supervisi

   Pada RTK 2 dilakukan dengan mengevaluasi instrumen pada RTK

   1, khususnya dalam instrumen supervisi kegiatan pembelajaran.

   Sedangkan instrumen administrasi pengembangan silabus, RPP,

   kegiatan pembelajaran di kelas, dan administrasi penilain.

   pembelajaran di kelas sama dengan RTK 1. Instrumen kegiatan

   pembelajaran pada RTK 2 menggunakan prosedur kegiatan

   seperti pada Standar Proses.

   1). Kegiatan pendahuluan, meliputi:

   2). Kegiatan    inti pembelajaran meliputi kegiatan elaborasi,

      eksplorasi dan konfirmasi.

   3). Penutup, meliputi kegiatan rangkuman         da tugas untuk

      pertemuan berikutnya

   Untuk instrumen administrasi pembelajaran masih sama seperti

   pada RTK 1, meliputi dokumen yang harus dimiliki guru yang terdiri

   dari: kalender pendidikan, program tahunan, program semester,

   perhitungan minggu efektif, perhitungan alokasi waktu SK/KD,

   pemetaan SK/KD dan indikator, Silabus, RPP, jadwal tatap muka,

   agenda harian, pressensi siswa, buku referensi, dokumen

   penghiungan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) dan administrasi

   kelengkapan penilaian yang dimiliki oleh guru.
61



  h. Menentukan teknik supervisi. Pada Rancangan Tindakan 2 ini

     teknik supervisi yang direncanakan adalah        teknik supervisi

     individual, dimana teknik supervisi dilaksanakan tehaap seorang

     guru.

  i. Memberitahukan rencana pelaksanaan kegiatan kepada sekolah

     magang kedua dan ketiga dan meminta kepala sekolah menunjuk

     dan     guru yang akan         disupervisi dan menentukan jadwal

     pelaksanaannya.

     Pada kegiatan RTK 2 guru yang ditunjuk di sekolah magang 1

     sama dengan RTK 1 adalah Ibu Sti Nurjanah, S.Pd. yang

     mengampu kelas VII. Kegiatan        direncanakan pada Selasa, 27

     September 2009.



2. Pelaksanaan Kegiatan

        Pelaksanaan       RTK 2 dilaksanakan dengan tahapan sama

  dengan RTK 2 sebagai berikut:

  d. Pertemuan awal antara supervisor dengan guru. Pertemuan awal

     supervisor   digunakan     untuk     menyampaikan    tujuan   dan

     menghimpun informasi yang mendukung pelaksanaan tugas.

  e. Tahap    persiapan,    yaitu    dengan   memeriksa   kelengkapan

     administrasi pembelajaran guru yang telah disusun, meliputi

     pengembangan silabus, penyusunan RPP dan administrasi
62



      penilaian. Kemudian dicocokkan dengan instrumen kajian yang

      telah disiapkan.

   f. Tahap pengamatan selama kegiatan pembelajaran.

      Pada tahap ini supervisor wajib mencatat semua data yang nyata

      ada dan relevan dengan pemenuhan standar.            Pengamatan

      kegiatan supervisi dapat dilakukan dengan mengamati proses

      yang sedang berlangsung, melihat dokumen, atau memperhatikan

      situasi yang seungguhnya. Pada tahap ini supervisor mengamati

      jalannya proses pembelajaran yang berlangsung, kemudian

      mencocokkannya dengan instrumen yang telah disusun mulai dari

      kegiatan pendahuan, kegiatan inti dan penutup

   d. Tahap akhir kunjungan pembelajaran.

      Pada tahap ini, supervisor bersama guru mengadakan pertemuan

      untuk membicarakan tentang hasil-hasil yang telah diperoleh

      selama tahap persiapan dan tahap pengamatan selama kegiatan

      pembelajaran.



3. Monitoring dan evaluasi pelaksanaan kegiatan (RTK 2)

       Kegiatan monitoring pada RTK 2 dilaksanakan hampir sama

   dengan kegiatan pada RTK1. Kegiatan monitoring dilaksankan untuk

   mendeskripsikan       keadaan   yang   sesungguhnya   sehinga   dapat

   dikembangkan rekomendasi, saran dan masukan, dan perbaikan
63



ringan sepanjang yang mampu sekolah laksanakan. Catatan harus

dibuat berdasarkan kerangka program dan target yang hendak diraih.

       Pelaksanaan monitoring dan evaluasi, dilakukan pihak sekolah

magang pertama untuk kegiatan supervisi yang kedua, dalam hal ini

dilakukan oleh Wakil Kepala Sekolah (Drs. Anung Prawoto Hadi,

M.M.) untuk memastikan apakah           proses kegiatan berjalan sesuai

dengan     rencana yang telah ditetapkan. Pemantauan dilakukan

sebagai evaluasi apakah penyelenggaraan efektif dan efisien serta

dapat menjaring informasi yang optimal dan akurat. Dengan adanya

kesesuaian rencana yang jelas maka masing-masing pihak akan

berusaha untuk melaksanakan kegiatan seuai dengan jadwal yang

telah disepakati guru dan supervisor.

       Sedangkan untuk sekolah magang kedua dan ketiga dilakukan

langsung oleh kepala sekolah masing-masing, yaitu kepala SMP N. 24

yaitu Drs. Suharno dan kepala SMP 2 Surakarta yaitu Drs. H. Triyoto,

M.M.

       Pemantauan     dilaksanakan        secara    langsung    melihat

pembelajaran di kelas dan wawancara akhir setelah kegiatan supervisi

dengan supervisor. Hasil monitoring dan evaluasi ini nantinya akan

digunakan untuk bahan untuk melakukan tindak lanjut dan melakukan
64



4. Hasil yang diperoleh

        Berdasarkan RTK 2 yang telah dilaksanakan menunjukkan hasil-

   hasil sebagai berikut:

   a. Dalam pengembangan silabus, guru masih sama pada hasil RTK 1

      di mana guru belum mengembangkan silabus secara mandiri.

      Guru masih mengadopsi silabus         yang dibuat oleh kelompok

      MGMP, dengan mengintegrasikan pendidikan karakter

   b. Dalam penyusunan RPP, guru sudah menyusun RPP secara

      mandiri. RPP yang disusun guru sudah mengacu pada Permen 41

      Tahun 2007 tentang Standar Proses, di mana pada langkah-

      langkah pembelajaran sudah mengacu pada kegiatan eksplorasi,

      elaborasi dan konfirmasi.

   c. Antara silabus dan RPP pada kegiatan pembelajaran sudah ada

      keterpaduan khususnya

   d. Dalam kegiatan pembelajaran, guru sudah melakukan kegiatan

      yang memfasilitasi peserta didik untuk belajar aktif, tetapi guru di

      sekolah magang kedua dan ketiga juga belum memanfaatkan

      media pembelajaran, meskipun ada fasilitas LCD di kelas.

       Setelah melaksanakan RTK 1 dan RTK 2 maka dibuat

   rangkuman hasil penilaian kemudian menyampaikannya pada pihak

   yang berkepentingan dalam hal ini kepala sekolah tempat magang.
65



   Berikut ini disajikan beberapa dokumentasi kegiatan pada RTK 1

dan RTK 2.




                       Gambar 5.
 Kegiatan Pembelajaran pada RTK 1 di SMP N 25 Surakarta
             Guru Model: Siti Nurjanah, S.Pd
66




                      Gambar 6.
Kegiatan Pembelajaran pada RTK 2 di SMP N 25 Surakarta
            Guru Model: Siti Nurjanah, S.Pd
67




                      Gambar 7
Suasana Pembelajaran pada RTK 2 di SMP N 24 Surakarta
            Guru Model: Suparmi, S.Pd.
68




                     Gambar 8.
Suasana Pembelajaran pada RTK 2 di SMP N 2 Surakarta
     Guru Model: Fajarwiyati Tyas Arudatin, S.Pd.

Más contenido relacionado

La actualidad más candente

Laporan pelaksanaan ojl bab 1
Laporan pelaksanaan ojl bab 1Laporan pelaksanaan ojl bab 1
Laporan pelaksanaan ojl bab 1arif widyatma
 
Laporan penelitian tindakan_sekolah
Laporan penelitian tindakan_sekolahLaporan penelitian tindakan_sekolah
Laporan penelitian tindakan_sekolahMuhammad Setiawan
 
Mulyati ojl 4 (RTK Cakep Bab 4)
Mulyati ojl 4 (RTK Cakep Bab 4)Mulyati ojl 4 (RTK Cakep Bab 4)
Mulyati ojl 4 (RTK Cakep Bab 4)Mulyati Rahman
 
Penelitian tindakan-sekolah
Penelitian tindakan-sekolahPenelitian tindakan-sekolah
Penelitian tindakan-sekolahrahman setia
 
Penelitian tindakan manajemen sekolah
Penelitian tindakan manajemen sekolahPenelitian tindakan manajemen sekolah
Penelitian tindakan manajemen sekolahekatrisnawati
 
Laporan Presentasi OJL SD Muhammadiyah Demangrejo
Laporan Presentasi OJL SD Muhammadiyah DemangrejoLaporan Presentasi OJL SD Muhammadiyah Demangrejo
Laporan Presentasi OJL SD Muhammadiyah Demangrejoarif widyatma
 
9. mulyati oj ll monev
9. mulyati oj ll monev9. mulyati oj ll monev
9. mulyati oj ll monevMulyati Rahman
 
Form 5 (f.pk 3.1) instrumen pendampingan cakep
Form 5 (f.pk 3.1) instrumen pendampingan cakepForm 5 (f.pk 3.1) instrumen pendampingan cakep
Form 5 (f.pk 3.1) instrumen pendampingan cakepEndin Salahudin
 
Laporan pelaksanaan ojl bab 2
Laporan pelaksanaan ojl bab 2Laporan pelaksanaan ojl bab 2
Laporan pelaksanaan ojl bab 2arif widyatma
 
5 pengelolaan-peserta-didik
5 pengelolaan-peserta-didik5 pengelolaan-peserta-didik
5 pengelolaan-peserta-didikDenalfin Adjar
 
8. a 1 instrumen pretest & posttest in 1
8. a 1 instrumen pretest & posttest in 18. a 1 instrumen pretest & posttest in 1
8. a 1 instrumen pretest & posttest in 1hartoyo-12_yes
 
Tugas 14 hasil laporan rps suyuti
Tugas 14 hasil laporan rps suyutiTugas 14 hasil laporan rps suyuti
Tugas 14 hasil laporan rps suyutiDanajaya Mahmudz
 
Laporan hasil implementasi OJL
Laporan hasil implementasi OJLLaporan hasil implementasi OJL
Laporan hasil implementasi OJLSolihin Utjok
 

La actualidad más candente (20)

Laporan pts
Laporan ptsLaporan pts
Laporan pts
 
Laporan pelaksanaan ojl bab 1
Laporan pelaksanaan ojl bab 1Laporan pelaksanaan ojl bab 1
Laporan pelaksanaan ojl bab 1
 
Laporan penelitian tindakan_sekolah
Laporan penelitian tindakan_sekolahLaporan penelitian tindakan_sekolah
Laporan penelitian tindakan_sekolah
 
Mulyati ojl 4 (RTK Cakep Bab 4)
Mulyati ojl 4 (RTK Cakep Bab 4)Mulyati ojl 4 (RTK Cakep Bab 4)
Mulyati ojl 4 (RTK Cakep Bab 4)
 
Penelitian tindakan-sekolah
Penelitian tindakan-sekolahPenelitian tindakan-sekolah
Penelitian tindakan-sekolah
 
Penelitian tindakan manajemen sekolah
Penelitian tindakan manajemen sekolahPenelitian tindakan manajemen sekolah
Penelitian tindakan manajemen sekolah
 
Laporan Presentasi OJL SD Muhammadiyah Demangrejo
Laporan Presentasi OJL SD Muhammadiyah DemangrejoLaporan Presentasi OJL SD Muhammadiyah Demangrejo
Laporan Presentasi OJL SD Muhammadiyah Demangrejo
 
9. mulyati oj ll monev
9. mulyati oj ll monev9. mulyati oj ll monev
9. mulyati oj ll monev
 
Form 5 (f.pk 3.1) instrumen pendampingan cakep
Form 5 (f.pk 3.1) instrumen pendampingan cakepForm 5 (f.pk 3.1) instrumen pendampingan cakep
Form 5 (f.pk 3.1) instrumen pendampingan cakep
 
5. bab iii
5. bab iii5. bab iii
5. bab iii
 
Penelitian Tindakan Sekolah
Penelitian  Tindakan  SekolahPenelitian  Tindakan  Sekolah
Penelitian Tindakan Sekolah
 
Laporan pelaksanaan ojl bab 2
Laporan pelaksanaan ojl bab 2Laporan pelaksanaan ojl bab 2
Laporan pelaksanaan ojl bab 2
 
5 pengelolaan-peserta-didik
5 pengelolaan-peserta-didik5 pengelolaan-peserta-didik
5 pengelolaan-peserta-didik
 
8. a 1 instrumen pretest & posttest in 1
8. a 1 instrumen pretest & posttest in 18. a 1 instrumen pretest & posttest in 1
8. a 1 instrumen pretest & posttest in 1
 
Pts sumarso
Pts sumarsoPts sumarso
Pts sumarso
 
Instrumen akpk
Instrumen akpkInstrumen akpk
Instrumen akpk
 
program pengawas 2016
program pengawas 2016program pengawas 2016
program pengawas 2016
 
Tugas 14 hasil laporan rps suyuti
Tugas 14 hasil laporan rps suyutiTugas 14 hasil laporan rps suyuti
Tugas 14 hasil laporan rps suyuti
 
Laporan hasil implementasi OJL
Laporan hasil implementasi OJLLaporan hasil implementasi OJL
Laporan hasil implementasi OJL
 
3. bab i
3. bab i3. bab i
3. bab i
 

Destacado

Contoh Laporan OJL Diklat Cakep (Bab III)
Contoh Laporan OJL Diklat Cakep (Bab III)Contoh Laporan OJL Diklat Cakep (Bab III)
Contoh Laporan OJL Diklat Cakep (Bab III)Kahar Muzakkir
 
Laporan On the Job Learning Diklat Calon Kepala Sekolah
Laporan On the Job Learning Diklat Calon Kepala SekolahLaporan On the Job Learning Diklat Calon Kepala Sekolah
Laporan On the Job Learning Diklat Calon Kepala SekolahHasto Harjadi
 
Contoh Laporan OJL Diklat Cakep (Bab II)
Contoh Laporan OJL Diklat Cakep (Bab II)Contoh Laporan OJL Diklat Cakep (Bab II)
Contoh Laporan OJL Diklat Cakep (Bab II)Kahar Muzakkir
 
Laporan on the job learning (OJL) 2014 by Kusmiadi, SP
Laporan on the job learning (OJL) 2014 by Kusmiadi, SPLaporan on the job learning (OJL) 2014 by Kusmiadi, SP
Laporan on the job learning (OJL) 2014 by Kusmiadi, SPkusmiadi
 
Contoh Laporan OJL Diklat Cakep Bab i
Contoh Laporan OJL Diklat Cakep Bab iContoh Laporan OJL Diklat Cakep Bab i
Contoh Laporan OJL Diklat Cakep Bab iKahar Muzakkir
 
Format laporan-ojl-2016
Format laporan-ojl-2016Format laporan-ojl-2016
Format laporan-ojl-2016amrahmat77
 
Pembelajaran tematik dan penentuan KKM
Pembelajaran tematik dan penentuan KKMPembelajaran tematik dan penentuan KKM
Pembelajaran tematik dan penentuan KKMZaenal Khayat
 
Contoh halaman depan Laporan OJL DIklat Cakep
Contoh halaman depan Laporan OJL DIklat CakepContoh halaman depan Laporan OJL DIklat Cakep
Contoh halaman depan Laporan OJL DIklat CakepKahar Muzakkir
 
Contoh lampiran OJL (Instrumen observasi Guru Yunior)
Contoh lampiran OJL (Instrumen observasi Guru Yunior)Contoh lampiran OJL (Instrumen observasi Guru Yunior)
Contoh lampiran OJL (Instrumen observasi Guru Yunior)Kahar Muzakkir
 
Laporan pelaksanaan kegiatan on the job learning
Laporan pelaksanaan kegiatan on the job learningLaporan pelaksanaan kegiatan on the job learning
Laporan pelaksanaan kegiatan on the job learningHaki Haki
 
Mulyati ojl 2 (RTK Cakep Bab 2)
Mulyati ojl 2 (RTK Cakep Bab 2)Mulyati ojl 2 (RTK Cakep Bab 2)
Mulyati ojl 2 (RTK Cakep Bab 2)Mulyati Rahman
 
Presentasi ojl 2012-sumarso
Presentasi ojl 2012-sumarsoPresentasi ojl 2012-sumarso
Presentasi ojl 2012-sumarsoSumarso M.Pd.
 
B7c supervisi implementasi kurikulum 2013
B7c supervisi implementasi kurikulum 2013B7c supervisi implementasi kurikulum 2013
B7c supervisi implementasi kurikulum 2013Intan Puspita
 
Jadwal kegiatan ojl bandung barat
Jadwal kegiatan ojl bandung baratJadwal kegiatan ojl bandung barat
Jadwal kegiatan ojl bandung baratAnwar Sanusi
 
Laporan on the job learning (2)
Laporan on the job learning (2)Laporan on the job learning (2)
Laporan on the job learning (2)Amirudin Taufik
 

Destacado (20)

Contoh Laporan OJL Diklat Cakep (Bab III)
Contoh Laporan OJL Diklat Cakep (Bab III)Contoh Laporan OJL Diklat Cakep (Bab III)
Contoh Laporan OJL Diklat Cakep (Bab III)
 
Laporan On the Job Learning Diklat Calon Kepala Sekolah
Laporan On the Job Learning Diklat Calon Kepala SekolahLaporan On the Job Learning Diklat Calon Kepala Sekolah
Laporan On the Job Learning Diklat Calon Kepala Sekolah
 
Contoh Laporan OJL Diklat Cakep (Bab II)
Contoh Laporan OJL Diklat Cakep (Bab II)Contoh Laporan OJL Diklat Cakep (Bab II)
Contoh Laporan OJL Diklat Cakep (Bab II)
 
Laporan on the job learning (OJL) 2014 by Kusmiadi, SP
Laporan on the job learning (OJL) 2014 by Kusmiadi, SPLaporan on the job learning (OJL) 2014 by Kusmiadi, SP
Laporan on the job learning (OJL) 2014 by Kusmiadi, SP
 
Contoh Laporan OJL Diklat Cakep Bab i
Contoh Laporan OJL Diklat Cakep Bab iContoh Laporan OJL Diklat Cakep Bab i
Contoh Laporan OJL Diklat Cakep Bab i
 
PRESENTASI ON THE JOB LEARNING
PRESENTASI ON THE JOB LEARNINGPRESENTASI ON THE JOB LEARNING
PRESENTASI ON THE JOB LEARNING
 
Persentasi laporan ojl
Persentasi laporan ojlPersentasi laporan ojl
Persentasi laporan ojl
 
Format laporan-ojl-2016
Format laporan-ojl-2016Format laporan-ojl-2016
Format laporan-ojl-2016
 
Kkm kelas 1
Kkm kelas 1Kkm kelas 1
Kkm kelas 1
 
Pembelajaran tematik dan penentuan KKM
Pembelajaran tematik dan penentuan KKMPembelajaran tematik dan penentuan KKM
Pembelajaran tematik dan penentuan KKM
 
Jurnal kegiatan OJL
Jurnal kegiatan OJLJurnal kegiatan OJL
Jurnal kegiatan OJL
 
Contoh halaman depan Laporan OJL DIklat Cakep
Contoh halaman depan Laporan OJL DIklat CakepContoh halaman depan Laporan OJL DIklat Cakep
Contoh halaman depan Laporan OJL DIklat Cakep
 
Contoh lampiran OJL (Instrumen observasi Guru Yunior)
Contoh lampiran OJL (Instrumen observasi Guru Yunior)Contoh lampiran OJL (Instrumen observasi Guru Yunior)
Contoh lampiran OJL (Instrumen observasi Guru Yunior)
 
Laporan pelaksanaan kegiatan on the job learning
Laporan pelaksanaan kegiatan on the job learningLaporan pelaksanaan kegiatan on the job learning
Laporan pelaksanaan kegiatan on the job learning
 
Mulyati ojl 2 (RTK Cakep Bab 2)
Mulyati ojl 2 (RTK Cakep Bab 2)Mulyati ojl 2 (RTK Cakep Bab 2)
Mulyati ojl 2 (RTK Cakep Bab 2)
 
Presentasi ojl 2012-sumarso
Presentasi ojl 2012-sumarsoPresentasi ojl 2012-sumarso
Presentasi ojl 2012-sumarso
 
7. mulyati ojl sarpra
7. mulyati ojl sarpra7. mulyati ojl sarpra
7. mulyati ojl sarpra
 
B7c supervisi implementasi kurikulum 2013
B7c supervisi implementasi kurikulum 2013B7c supervisi implementasi kurikulum 2013
B7c supervisi implementasi kurikulum 2013
 
Jadwal kegiatan ojl bandung barat
Jadwal kegiatan ojl bandung baratJadwal kegiatan ojl bandung barat
Jadwal kegiatan ojl bandung barat
 
Laporan on the job learning (2)
Laporan on the job learning (2)Laporan on the job learning (2)
Laporan on the job learning (2)
 

Similar a Mulyati ojl 3 (RTK Cakep Bab 3)

REVITALISASI_PENGEMBANGAN_KURIKULUM.doc
REVITALISASI_PENGEMBANGAN_KURIKULUM.docREVITALISASI_PENGEMBANGAN_KURIKULUM.doc
REVITALISASI_PENGEMBANGAN_KURIKULUM.docDelianaDeliana6
 
PPT KELOMPOK I.pptx
PPT KELOMPOK I.pptxPPT KELOMPOK I.pptx
PPT KELOMPOK I.pptxdhienas
 
Pts pengawas sman 1 madapangga
Pts pengawas sman 1 madapanggaPts pengawas sman 1 madapangga
Pts pengawas sman 1 madapanggaAnwar Sari
 
artikel_DAVID FITRIANTO.pdf
artikel_DAVID FITRIANTO.pdfartikel_DAVID FITRIANTO.pdf
artikel_DAVID FITRIANTO.pdfDAVIDFITRIANTO2
 
PENGELOLAAN KURIKULUM SEKOLAH
PENGELOLAAN KURIKULUM SEKOLAHPENGELOLAAN KURIKULUM SEKOLAH
PENGELOLAAN KURIKULUM SEKOLAHdevi kumala sari
 
Tesis bab i s.d. v dan lampiran 1 s.d
Tesis bab i s.d. v dan lampiran 1 s.dTesis bab i s.d. v dan lampiran 1 s.d
Tesis bab i s.d. v dan lampiran 1 s.dBang Mohtar
 
Jurnal Tesis Yuni Iswanti.pdf
Jurnal Tesis Yuni Iswanti.pdfJurnal Tesis Yuni Iswanti.pdf
Jurnal Tesis Yuni Iswanti.pdfYuni Iswanti
 
Jurnal Tesis Yuni Iswanti.pdf
Jurnal Tesis Yuni Iswanti.pdfJurnal Tesis Yuni Iswanti.pdf
Jurnal Tesis Yuni Iswanti.pdfYuni Iswanti
 
Kinerja guru dalam pengembangan rpp
Kinerja guru dalam pengembangan rppKinerja guru dalam pengembangan rpp
Kinerja guru dalam pengembangan rppawankha
 
PERENCANAAN PEMBELAJARAN
PERENCANAAN PEMBELAJARANPERENCANAAN PEMBELAJARAN
PERENCANAAN PEMBELAJARANFitri Yusmaniah
 
Artikel Keguruan
Artikel KeguruanArtikel Keguruan
Artikel Keguruanarsyad20
 
16 model-pembelajaran-saintifik-mp-seni-budaya (1)
16 model-pembelajaran-saintifik-mp-seni-budaya (1)16 model-pembelajaran-saintifik-mp-seni-budaya (1)
16 model-pembelajaran-saintifik-mp-seni-budaya (1)Sofyan Saputra
 
16 model-pembelajaran-saintifik-mp-seni-budaya
16 model-pembelajaran-saintifik-mp-seni-budaya16 model-pembelajaran-saintifik-mp-seni-budaya
16 model-pembelajaran-saintifik-mp-seni-budayaSofyan Saputra
 
Novi umi bimawati 10410205 pbsi
Novi umi bimawati 10410205 pbsiNovi umi bimawati 10410205 pbsi
Novi umi bimawati 10410205 pbsiNovi-Umi-Bimawati
 
Tesisbabis d-vdanlampiran1s-d-121113005251-phpapp02
Tesisbabis d-vdanlampiran1s-d-121113005251-phpapp02Tesisbabis d-vdanlampiran1s-d-121113005251-phpapp02
Tesisbabis d-vdanlampiran1s-d-121113005251-phpapp02Slamet Suprihanto
 

Similar a Mulyati ojl 3 (RTK Cakep Bab 3) (20)

REVITALISASI_PENGEMBANGAN_KURIKULUM.doc
REVITALISASI_PENGEMBANGAN_KURIKULUM.docREVITALISASI_PENGEMBANGAN_KURIKULUM.doc
REVITALISASI_PENGEMBANGAN_KURIKULUM.doc
 
PPT KELOMPOK I.pptx
PPT KELOMPOK I.pptxPPT KELOMPOK I.pptx
PPT KELOMPOK I.pptx
 
Pts pengawas sman 1 madapangga
Pts pengawas sman 1 madapanggaPts pengawas sman 1 madapangga
Pts pengawas sman 1 madapangga
 
Artikel ilmiah1
Artikel ilmiah1Artikel ilmiah1
Artikel ilmiah1
 
Kompetensi Guru
Kompetensi GuruKompetensi Guru
Kompetensi Guru
 
Kompetensi Guru
Kompetensi GuruKompetensi Guru
Kompetensi Guru
 
artikel_DAVID FITRIANTO.pdf
artikel_DAVID FITRIANTO.pdfartikel_DAVID FITRIANTO.pdf
artikel_DAVID FITRIANTO.pdf
 
PENGELOLAAN KURIKULUM SEKOLAH
PENGELOLAAN KURIKULUM SEKOLAHPENGELOLAAN KURIKULUM SEKOLAH
PENGELOLAAN KURIKULUM SEKOLAH
 
Jurnal pts
Jurnal ptsJurnal pts
Jurnal pts
 
Tesis bab i s.d. v dan lampiran 1 s.d
Tesis bab i s.d. v dan lampiran 1 s.dTesis bab i s.d. v dan lampiran 1 s.d
Tesis bab i s.d. v dan lampiran 1 s.d
 
Jurnal Tesis Yuni Iswanti.pdf
Jurnal Tesis Yuni Iswanti.pdfJurnal Tesis Yuni Iswanti.pdf
Jurnal Tesis Yuni Iswanti.pdf
 
Jurnal Tesis Yuni Iswanti.pdf
Jurnal Tesis Yuni Iswanti.pdfJurnal Tesis Yuni Iswanti.pdf
Jurnal Tesis Yuni Iswanti.pdf
 
JURNAL TESIS.pdf
JURNAL TESIS.pdfJURNAL TESIS.pdf
JURNAL TESIS.pdf
 
Kinerja guru dalam pengembangan rpp
Kinerja guru dalam pengembangan rppKinerja guru dalam pengembangan rpp
Kinerja guru dalam pengembangan rpp
 
PERENCANAAN PEMBELAJARAN
PERENCANAAN PEMBELAJARANPERENCANAAN PEMBELAJARAN
PERENCANAAN PEMBELAJARAN
 
Artikel Keguruan
Artikel KeguruanArtikel Keguruan
Artikel Keguruan
 
16 model-pembelajaran-saintifik-mp-seni-budaya (1)
16 model-pembelajaran-saintifik-mp-seni-budaya (1)16 model-pembelajaran-saintifik-mp-seni-budaya (1)
16 model-pembelajaran-saintifik-mp-seni-budaya (1)
 
16 model-pembelajaran-saintifik-mp-seni-budaya
16 model-pembelajaran-saintifik-mp-seni-budaya16 model-pembelajaran-saintifik-mp-seni-budaya
16 model-pembelajaran-saintifik-mp-seni-budaya
 
Novi umi bimawati 10410205 pbsi
Novi umi bimawati 10410205 pbsiNovi umi bimawati 10410205 pbsi
Novi umi bimawati 10410205 pbsi
 
Tesisbabis d-vdanlampiran1s-d-121113005251-phpapp02
Tesisbabis d-vdanlampiran1s-d-121113005251-phpapp02Tesisbabis d-vdanlampiran1s-d-121113005251-phpapp02
Tesisbabis d-vdanlampiran1s-d-121113005251-phpapp02
 

Más de Mulyati Rahman

Best practice mulyati cover
Best practice mulyati coverBest practice mulyati cover
Best practice mulyati coverMulyati Rahman
 
Best practice mulyati isi final
Best practice mulyati isi finalBest practice mulyati isi final
Best practice mulyati isi finalMulyati Rahman
 
P2 tkdikdas 13 mulyati
P2 tkdikdas 13 mulyatiP2 tkdikdas 13 mulyati
P2 tkdikdas 13 mulyatiMulyati Rahman
 
Deskripsi diri mulyati final
Deskripsi diri mulyati finalDeskripsi diri mulyati final
Deskripsi diri mulyati finalMulyati Rahman
 
Deskripsi diri mulyati cover
Deskripsi diri mulyati coverDeskripsi diri mulyati cover
Deskripsi diri mulyati coverMulyati Rahman
 
Profil KS di Media Massa
Profil KS di Media MassaProfil KS di Media Massa
Profil KS di Media MassaMulyati Rahman
 
Mulyati supervisi awal
Mulyati supervisi awalMulyati supervisi awal
Mulyati supervisi awalMulyati Rahman
 
Artikel mulyati pgri pusat
Artikel mulyati pgri pusatArtikel mulyati pgri pusat
Artikel mulyati pgri pusatMulyati Rahman
 
3. foto supervisi b inggris vivi novianita
3. foto supervisi b inggris vivi novianita3. foto supervisi b inggris vivi novianita
3. foto supervisi b inggris vivi novianitaMulyati Rahman
 
1. foto supervisi b indo ari kristiati
1. foto supervisi b indo ari kristiati1. foto supervisi b indo ari kristiati
1. foto supervisi b indo ari kristiatiMulyati Rahman
 
2. atik instrumen kajian keuangan
2. atik instrumen kajian keuangan2. atik instrumen kajian keuangan
2. atik instrumen kajian keuanganMulyati Rahman
 
Lesson study siklus (3)
Lesson study   siklus  (3)Lesson study   siklus  (3)
Lesson study siklus (3)Mulyati Rahman
 
Lesson study siklus (2)
Lesson study   siklus  (2)Lesson study   siklus  (2)
Lesson study siklus (2)Mulyati Rahman
 
Lesson study siklus (1)
Lesson study   siklus (1)Lesson study   siklus (1)
Lesson study siklus (1)Mulyati Rahman
 
8. mulyati ojl produksi jasa
8. mulyati ojl  produksi jasa8. mulyati ojl  produksi jasa
8. mulyati ojl produksi jasaMulyati Rahman
 
5. mulyati ojl supervisii
5. mulyati ojl supervisii5. mulyati ojl supervisii
5. mulyati ojl supervisiiMulyati Rahman
 
3. ojl pengelolaan peserta didik mulyati
3. ojl pengelolaan peserta didik mulyati3. ojl pengelolaan peserta didik mulyati
3. ojl pengelolaan peserta didik mulyatiMulyati Rahman
 
2. mulyati ojl keuangan
2. mulyati ojl keuangan2. mulyati ojl keuangan
2. mulyati ojl keuanganMulyati Rahman
 

Más de Mulyati Rahman (20)

Best practice mulyati cover
Best practice mulyati coverBest practice mulyati cover
Best practice mulyati cover
 
Best practice mulyati isi final
Best practice mulyati isi finalBest practice mulyati isi final
Best practice mulyati isi final
 
P2 tkdikdas 13 mulyati
P2 tkdikdas 13 mulyatiP2 tkdikdas 13 mulyati
P2 tkdikdas 13 mulyati
 
Deskripsi diri mulyati final
Deskripsi diri mulyati finalDeskripsi diri mulyati final
Deskripsi diri mulyati final
 
Deskripsi diri mulyati cover
Deskripsi diri mulyati coverDeskripsi diri mulyati cover
Deskripsi diri mulyati cover
 
Profil KS di Media Massa
Profil KS di Media MassaProfil KS di Media Massa
Profil KS di Media Massa
 
Mulyati supervisi 1
Mulyati supervisi 1Mulyati supervisi 1
Mulyati supervisi 1
 
Mulyati supervisi awal
Mulyati supervisi awalMulyati supervisi awal
Mulyati supervisi awal
 
Artikel mulyati pgri pusat
Artikel mulyati pgri pusatArtikel mulyati pgri pusat
Artikel mulyati pgri pusat
 
3. foto supervisi b inggris vivi novianita
3. foto supervisi b inggris vivi novianita3. foto supervisi b inggris vivi novianita
3. foto supervisi b inggris vivi novianita
 
1. foto supervisi b indo ari kristiati
1. foto supervisi b indo ari kristiati1. foto supervisi b indo ari kristiati
1. foto supervisi b indo ari kristiati
 
2. atik instrumen kajian keuangan
2. atik instrumen kajian keuangan2. atik instrumen kajian keuangan
2. atik instrumen kajian keuangan
 
Lesson study siklus (3)
Lesson study   siklus  (3)Lesson study   siklus  (3)
Lesson study siklus (3)
 
Lesson study siklus (2)
Lesson study   siklus  (2)Lesson study   siklus  (2)
Lesson study siklus (2)
 
Lesson study siklus (1)
Lesson study   siklus (1)Lesson study   siklus (1)
Lesson study siklus (1)
 
8. mulyati ojl produksi jasa
8. mulyati ojl  produksi jasa8. mulyati ojl  produksi jasa
8. mulyati ojl produksi jasa
 
6. mulyati ojl tas
6. mulyati ojl tas6. mulyati ojl tas
6. mulyati ojl tas
 
5. mulyati ojl supervisii
5. mulyati ojl supervisii5. mulyati ojl supervisii
5. mulyati ojl supervisii
 
3. ojl pengelolaan peserta didik mulyati
3. ojl pengelolaan peserta didik mulyati3. ojl pengelolaan peserta didik mulyati
3. ojl pengelolaan peserta didik mulyati
 
2. mulyati ojl keuangan
2. mulyati ojl keuangan2. mulyati ojl keuangan
2. mulyati ojl keuangan
 

Último

PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...Kanaidi ken
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxIgitNuryana13
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docxbkandrisaputra
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASreskosatrio1
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxDwiYuniarti14
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfCandraMegawati
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdfvebronialite32
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxnerow98
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau tripletMelianaJayasaputra
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdftsaniasalftn18
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxWirionSembiring2
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5ssuserd52993
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfkustiyantidew94
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxawaldarmawan3
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxmawan5982
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Abdiera
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BAbdiera
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5KIKI TRISNA MUKTI
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfCloverash1
 

Último (20)

PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
 

Mulyati ojl 3 (RTK Cakep Bab 3)

  • 1. BAB III. RENCANA TINDAK KEPEMIMPINAN A. Peningkatan Kualitas Pembelajaran Matematika melalui Optimalisasi Peran Kepala Sekolah dalam Supervisi Akademik 1. Rasional Esensi sebuah pendidikan di sekolah adalah proses pembelajaran. Tidak ada kualitas pendidikan di sekolah tanpa kualitas pembelajaran. Berbagai upaya peningkatan mutu pendidikan di sekolah dapat dianggap kurang berguna bilamana belum menyentuh perbaikan proses pembelajaran. Oleh karena itu dalam rangka peningkatan kualitas pendidikan di sekolah, Pemerintah dalam hal ini Depatemen Pendidikan Nasional, mengembangkan berbagai program yang diharapkan dapat meningkatkan kualitas pembelajaran. Di antara keseluruhan komponen dalam pembelajaran, guru merupakan komponen yang sangat berperan penting dalam peningkatan kualitas pembelajaran. Tidak ada kualitas pembelajaran tanpa kualitas guru. Apapun yang telah dilakukan oleh Pemerintah, namun yang pasti adalah peningkatan kualitas pembelajaran tidak mungkin ada tanpa kualitas guru, sehingga peningkatan kualitas pembelajaran, juga tidaklah mungkin ada tanpa peningkatan kualitas para gurunya. Guru merupakan sumber daya manusia yang sangat menentukan keberhasilan pembelajaran. Guru merupakan unsur 28
  • 2. 29 pendidikan yang sangat dekat hubungannya dengan anak didik dalam upaya pendidikan sehari-hari di sekolah dan banyak menentukan keberhasilan anak didik dalam mencapai tujuan. Begitu sangat strategisnya kedudukan guru sebagai tenaga profesional, di dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, tepatnya Bab III Pasal 7, diamanatkan bahwa profesi guru merupakan bidang pekerjaan khusus yang dilaksanakan berdasarkan prinsip sebagai berikut: (a) memiliki bakat, minat, panggilan jiwa, dan idealisme; (b) memiliki komitmen untuk meningkatkan mutu pendidikan, keimanan, ketakwaan, dan akhlak mulia (c) memiliki kualifikasi akademik dan latar belakang pendidikan sesuai dengan bidang tugas; (d) memiliki kompetensi yang diperlukan sesuai dengan bidang tugas; (e) memiliki tanggung jawab atas pelaksanaan tugas keprofesionalan; (f) memperoleh penghasilan yang ditentukan sesuai dengan prestasi kerja; (g) memiliki kesempatan untuk mengembangkan keprofesionalan secara berkelanjutan dengan belajar sepanjang hayat; (h) memiliki jaminan perlindungan hukum dalam melaksanakan tugas keprofesionalan; dan (i) memiliki organisasi profesi yang mempunyai kewenangan mengatur hal-hal yang berkaitan dengan tugas keprofesionalan guru. Lebih lanjut di dalam bab dan pasal yang sama juga diamanatkan bahwa pemberdayaan profesi guru diselenggarakan melalui pengembangan diri yang dilakukan secara demokratis, berkeadilan, tidak diskriminatif,
  • 3. 30 dan berkelanjutan dengan menjunjung tinggi hak asasi manusia, nilai keagamaan, nilai kultural, kemajemukan bangsa, dan kode etik profesi. Salah satu program yang dapat diselenggarakan dalam rangka pemberdayaan guru adalah supervisi akademik. Supervisi akademik adalah serangkaian kegiatan membantu guru mengembangkan kemampuannya mengelola proses pembelajaran demi pencapaian tujuan akademik. Supervisi akademik merupakan upaya membantu guru-guru mengembangkan kemampuannya mencapai tujuan akademik. Dengan demikian, esensi supervisi akademik adalah membantu guru mengembangkan kemampuan profesionalismenya. Peraturan menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas) Nomor 13 Tahun 2007 tentang Standar Kepala Sekolah ditegaskan bahwa salah satu kompetensi yang harus dimiliki seorang kepala sekolah adalah kompetensi supervisi. Dengan Permendiknas tersebut berarti seorang kepala sekolah harus kompeten dalam melakukan supervisi akademik terhadap guru-guru yang dipimpinnya. Supervisi akademik secara umum digunakan sebagai istilah untuk memantau perkembangan belajar siswa dalam merencanakan, pelaksanakan, dan mengevaluasi kemajuan belajar. Pengawasan dilakukan untuk memberikan pelayanan yang sesuai dengan kebutuhan siswa mengoptimalkan potensi dirinya dalam meraih target akademis
  • 4. 31 mereka. Untuk mendapatkan prestasi yang terbaik, siswa perlu didorang untuk menyadari adanya prosedur standar yang harus mereka lalui dan ada target yang harus mereka capai sesuai dengan standar kompetensi lulusan (SKL). Oleh karena itu, sasaran esensial dari supervisi akademik adalah siswa. Namun, dalam pengaturan kegiatan supervisi akademik Indonesia guru yang yang berkaitan dengan rancangan pemanfaatan sumber daya yang siswa miliki serta memenuhi standar prosedur pembelajaran. Karena efektifnya pelaksanaan pembelajaran diukur dengan kemampuan siswa mencapai target sesuai dengan SKL. Sekali pun yang wajib dipantau adalah prilaku profesinal guru dalam perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, namun perlu efektivitas hasilnya harus dilihat dari prilaku siswa belajar dan hasil belajar yang siswa capai. Permikiran ini menegaskan bahwa supervisi akademik baru dinyatakan akuntabel jika pemantau melihat proses siswa belajar dalam kelas dan hasil belajarnya. Sehubungan dengan pentingnya kegiatan supervisi akademik dalam peningkatan mutu pembelajaran kepala sekolah merupakan salah satu komponen pendidikan yang paling berperan dalam upaya tersebut. Oleh karena itu diperlukan kepala sekolah yang kompeten dan efektif. Efektivitas Kepala Sekolah menurut Dirjen PMPTK (2007) adalah dapat dilihat dari kreteria-kreteria ; 1) mampu memberdayakan guru untuk melaksanakan proses pembelajaran dengan baik, lancar
  • 5. 32 dan produktif, 2) dapat menyelesaikan tugas dan pekerjaan sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan, 3) mampu menjalin hubungan yang harmonis dengan masyarakat sehingga dapat melibatkan mereka secara aktif dalam rangka mewujudkan tujuan sekolah dan pendidikan, 4) berhasil menerapkan prinsip kepemimpinan yang sesuai dengan tingkat kedewasaan guru dan pegawai lainnya di sekolah, 5) bekerja dengan tim manajemen, serta 6) berhasil mewujudkan tujuan sekolah secara produktif sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan. Salah satu kompetensi yang harus dipenuhi adalah kompetensi supervisi. Kompetensi supervisi yang harus dilakukan kepala sekolah/madrasah antara lain adalah sebagai berikut. a. Memahami konsep, prinsip, teori dasar, karakteristik, dan kecenderungan perkembangan tiap bidang pengembangan pembelajaran kreatif, inovatif, pemecahan masalah, berpikir kritis dan naluri kewirausahaan. b. Membimbing guru dalam menyusun silabus tiap bidang pengembangan di sekolah/madrasah atau mata pelajaran di sekolah/madrasah berlandaskan standar isi, standar kompetensi dan kompetensi dasar, dan prinsip-prinsip pengembangan KTSP. c. Membimbing guru dalam memilih dan menggunakan strategi/ metode/teknik pembelajaran/bimbingan yang dapat mengembangkan berbagai potensi siswa.
  • 6. 33 d. Membimbing guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran/ bimbingan (di kelas, laboratorium, dan/atau di lapangan) untuk mengembangkan potensi siswa. e. Membimbing guru dalam mengelola, merawat, mengembangkan dan menggunakan media pendidikan dan fasilitas pembelajaran. f. Memotivasi guru untuk memanfaatkan teknologi informasi untuk pembelajaran. 2. Kualitas Pembelajaran Matematika a. Kualitas Pembelajaran Pembelajaran merupakan suatu proses yang komplek, karena dalam kegiatan pembelajaran senantiasa mengintegrasikan berbagai komponen dan kegiatan, yaitu siswa dengan lingkungan belajar untuk diperolehnya perubahan perilaku (hasil belajar) sesuai dengan tujuan (kompetensi) yang diharapkan. Setiap individu/siswa merupakan obyek yang dihadapi oleh guru dengan berbagai kompleksitas permasalahannya, karena menyangkut dengan segi fisik dan psikis. Perilaku yang ingin dihasilkan dari pembelajaran juga komplek, karena menyangkut berbagai kemampuan (kompetensi) seperti kognitif, afektif, dan psikomotor. Demikian pula dengan interkasi pembelajaran dan lingkungan pembelajarannya itu sendiri juga komplek, karena menyangkut materi, pendekatan, model, strategi, metode serta
  • 7. 34 media yang digunakan dalam mengkomunikasikannya dengan siswa untuk diperolehnya tujuan (kompetensi) pembelajaran yang diharapkan. Mengingat serba kompleknya tugas-tugas pembelajaran, maka setiap guru dipesyaratkan memiliki kualifikasi akademik dan kompetensi sebagai agen pembelajaran. Secara khusus dalam PP Nomor 19 tahun 2005 ditegaskan bahwa kompetensi yang harus dimiliki oleh para guru meliputi: (1) kompetensi pedagogik, (2) kompetensi kepribadian, (3) kompetensi profesional, dan (4) kompetensi sosial. Salah satu kompetensi yang sangat berperan penting dalam peningkatan kualitas pembelajaran adalah pentingnya guru mendesaian rencana pembelajaran, melaksanakan pembelajaran dan mengevaluasi pembelajaran. Keterampilan dasar pelaksanaan pembelajaran merupakan kemampuan pokok (basic skill) yang harus dikuasai oleh setiap guru. Jika dikaitkan dengan keempat kompetensi di atas, maka keterampilan dasar pelaksanaan pembelajaran termasuk ke dalam kompetensi profesional. Dalam menerapkan setiap jenis keterampilan dasar mengajar tersebut tentunya harus disesuaikan dengan kondisi siswa, karena itu keterampilan dasar pelaksanaan pembelajaran terkait pula dengan kompetensi pedagogik.
  • 8. 35 Pada garis besarnya setiap kegiatan pembelajaran melewati tiga tahap kegiatan, yaitu kegiatan awal/pembukaan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup. Adapun penerapan keterampilan dasar mengajar dilakukan pada ketiga tahapan pembelajaran tersebut. Karena itu keterampilan dasar mengajar merupakan bagian integral dari seluruh proses pembelajaran. Melalui keterampilan dasar mengajar dimaksudkan untuk memfasilitasi proses pembelajaran agar berjalan secara efektif dan efisien. Oleh karena itu guru harus menguasai jenis-jenis keterampilan dasar pelaksanaan pembelajaran. Keterampilan dasar pelaksanaan pembelajaran pada dasarnya adalah kemampuan-kemampuan khusus berkenaan dengan aspek-aspek pelaksanaan kegiatan pembelajaran yang harus dimiliki dan diterapkan oleh setiap orang yang memiliki profesi sebagai guru, tutor, pelatih maupun fasilitator dalam melaksanakan pembelajaran. Adapun beberapa kemampuan khusus berkaitan dengan kompetensi dasar pelaksanaan pembelajaran tersebut, dikemukakan oleh Allen dan Ryan (1987) dalam Dirjen PMPTK (2008) sebagai berikut: keterampilan membuka, memberikan stimulus yang bervariasi, bertanya, membuat ilustrasi/contoh, menggunakan isyarat, komunikasi, penguatan dan balikan, serta keterampilan menutup pembelajaran.
  • 9. 36 Untuk dimilikinya setiap jenis keterampilan dasar pelaksanaan pembelajaran tersebut, tidak cukup hanya dengan dihafal, akan tetapi perlu diasah, dilatih secara sistematis dan terkontrol sehingga diperoleh kemahiran yang siap untuk digunakan dalam setiap kesempatan pembelajaran. Oleh karena itu agar penerapan setiap keterampilan dasar pelaksanaan pembelajaran dapat berjalan secara efektif dan efisien, maka dalam pelaksanaannya harus disesuaikan dengan unsur-unsur lain dalam sistem pembelajaran itu sendiri antara lain dengan kondisi siswa, tujuan atau kompetensi yang ingin dicapai, karakteristik materi yang disajikan, sarana dan fasilitas pendukung, dan lingkungan. Untuk menjaga dan memelihara suasana proses pembelajaran yang baik dan dapat dipertanggungjawabkan, maka kepedulian dan kerjasama berbagai pihak yang terkait dengan proses pendidikan/pembelajaran di sekolah sangat diperlukan. Oleh karena itu sebagai upaya meningkatkan kualitas pembelajaran di sekolah perlu dukungan berbagai pihak terutama kepala sekolah. Kepala sekolah perlu memberdayakan guru dalam kegiatan persiapan, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi pembelajaran agar kualitas pembelajaran dapat terpelihara dan ditingkatkan. Dengan meningkatkan kualitas pembelajaran diharapkan hasil belajar peserta didik juga meningkat.
  • 10. 37 Oleh karena itu kepala sekolah harus senantiasa menjadi motor penggerak bagi berfungsi dan berkembangnya kualitas proses pembelajaran karena keberhasilan proses pembelajaran di sekolah, secara kelembagaan merupakan tanggung jawab kepala sekolah yang bersangkutan. Untuk itu setiap kepala sekolah harus mampu memerankan dirinya sebagai manajer pendidikan yang memiliki pengetahuan dan wawasan yang luas serta mendalam, baik yang menyangkut konsep, pengelolaan, maupun operasional pendidikan dan pembelajaran. b. Pembelajaran Matematika Secara bahasa matematika berasal dari bahasa Yunani yaitu “mathema” yang berarti hal-hal yang dipelajari (Abdusysyakir, 2007: 5). Menurut Mohammad Soleh (998: 6-7) salah satu sifat matematika yang membedakannya dengan ilmu lain adalah: pembahasannya menggunakan tata nalar, dan pengertian/konsep/pernyataan sifat konsisten. Berdasarkan sifat tersebut maka matematika bersifat hirarkis, yaitu materi matematika itu tersusun rapi, ada urut- urutannya mulai yang rendah ke tinggi atau dari yang tinggi ke yang rendah. Implikasinya adalah dalam belajar matematika harus dengan pemahaman bukan hapalan. Pemahaman terjadi jika pengetahuan di otak merupakan satuan-satuan yang terkoneksi
  • 11. 38 satu dengan yang lain. Hal ini sejalan dengan pendapat Andersen, J.R., et al (2000) bahwa pengetahuan dibangun melalui konstruksi pengetahuan di otak siswa sehingga terbentuk hubungan dan saling keterkaitan antara materi. Pendapat ini juga sesuai dengan karakteristik teori belajar konstruktivisme berikut (Boudourides, 2005) : 1) Menyediakan pengalaman belajar dengan mengkaitkan pengetahuan yang telah dimiliki siswa, 2) Menyediakan berbagai alternatif pengalaman belajar 3) Mengintegrasikan pembelajaran dengan situasi realistik dan relevan dengan kehidupan sehari-hari (Contextual Teaching and Learning/CTL), 4) Mengintegrasikan pembelajaran sehingga memungkinkan terjadinya interaksi dan kerja sama dengan orang lain atau lingkungannya, 5) Memanfaatkan berbagai media, sehingga pembelajaran efektif, 6) Melibatkan siswa secara emosional dan sosial sehingga matematika menjadi menarik dan siswa mau belajar, c. Kualitas Pembelajaran Matematika Belajar merupakan aktivitas dari kehidupan manusia. Ajaran agama sebagai pedoman hidup juga menganjurkan manusia untuk selalu belajar. Secara etimologis belajar memiliki arti “berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu” (Baharudin &
  • 12. 39 Esa Nur Wahyuni, 2007: 34). Aktivitas belajar sangat terkait dengan proses pencarian ilmu yang disebut proses belajar. Setelah berakhirnya proses belajar, maka siswa memperoleh hasil belajar (Dimyati dan Mujiono, 2006: 3 - 4). Salah satu hasil belajar adalah adanya perubahan tingkah laku, yang biasanya berupa penguasaan terhadap keterampilan dan perubahan berupa sikap. Perubahan perilaku merupakan hasil dari kegiatan belajar yang dicapai dengan cara latihan maupun pengalaman (Baharudin & Esa Nur Wahyuni, 2007: 34). Menurut Gagne dalam Dimyati dan Mujiono (2006: 10) dalam kegiatan belajar terdapat proses berpikir di mana siswa menyusun hubungan-hubungan antara informasi yang diperoleh sebelumnya, sehingga siswa paham dan menguasai hubungan- hubungan itu, yang merupakan perwujudan hasil belajar. Hasil belajar dari pendapat di atas merupakan hasil yang diperoleh dari serangkaian usaha dalam pembelajaran matematika untuk memperoleh pengalaman atau pengetahuan baru sehingga menyebabkan perubahan tingkah laku. Hasil belajar matematika dapat berupa penguasaan terhadap sejumlah materi matematika melalui hasil tes (kognitif) maupun perubahan sikap (afektif). Agar peserta didik memperoleh hasil belajar yang optimal salah satu faktor yang sangat berperan penting adalah proses pembelajaran yang berkualitas. Agar pelaksanaan pembelajaran
  • 13. 40 berkualitas maka diperlukan upaya-upaya pendukung untuk menjalankan proses pembelajaran tersebut. Upaya-upaya tersebut meliputi tahapan persiapan pembelajaran, perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran dan evaluasi proses pembelajaran yang berlangsung. Oleh karena itu kualitas pembelajaran matematika merupakan serangkaian upaya kegiatan (persiapan, perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi) dalam pembelajaran untuk memperoleh hasil belajar matematika yang optimal. 3. Peran Kepala Sekolah dalam Pelaksanaan Supervisi Akademik Kepala sekolah mempunyai tugas yang sangat penting di dalam mendorong guru untuk melakukanan proses pembelajaran yang berkualitas sehingga mampu menumbuhkan kemampuan kreatifitas, daya inovatif, kemampuan pemecahan masalah, berpikir kritis dan memiliki naluri jiwa kewirausahaan bagi siswa sebagai produk suatu sistem pendidikan. Oleh karena itu seorang kepala sekolah harus memiliki kompetensi kepemimpinan yang memadai. Banyak model kepemimpinan yang dapat dianut dan diterapkan dalam bebagai organisasi/institusi, baik profit maupun non profit, namun model kepemimpinan yang paling cocok untuk diterapkan di sekolah adalah kepemimpinan pembelajaran (Kemdiknas, 2010c). Tentang penerapan kepemimpinan pembelajaran
  • 14. 41 di sekolah, banyak penelitian yang menyimpulkan bahwa kepala sekolah yang memfokuskan kepemimpinan pembelajaran menghasilkan prestasi belajar siswa yang lebih baik dari pada kepala sekolah yang kurang memfokuskan pada kepemimpinan pembelajaran. Ironisnya, kebanyakan sekolah tidak menerapkan model kepemimpinan pembelajaran. Beberapa alasan mengapa banyak sekolah tidak menerapkan kepemimpinan pembelajaran antara lain kurangnya pelatihan tentang kepemimpinan pembelajaran, kurangnya waktu untuk melaksanakan kepemimpinan pembelajaran, banyaknya kegiatan administratif yang harus dilaksanakan, dan adanya harapan dari masyarakat bahwa peran kepala sekolah utamanya adalah seorang manager (Kemendiknas, 2010c). Kepemimpinan pembelajaran sangat cocok diterapkan di sekolah karena misi utama sekolah adalah mendidik semua siswa dan memberikan kesempatan kepada mereka untuk memperoleh pengetahuan, keterampilan, dan nilai-nilai yang diperlukan untuk menjadi orang dewasa yang sukses dalam menghadapi masa depan yang belum diketahui dan yang sarat dengan tantangan-tantangan yang sangat turbulen. Misi inilah yang kemudian menuntut sekolah sebagai organisasi harus memfokuskan pada kualitas pembelajaran yang meliputi kurikulum, proses belajar mengajar, dan penilaian hasil belajar.
  • 15. 42 Agar kualitas pembelajaran dapat tercapai, hal ini sangat menuntut peran kepala sekolah dalam proses pelaksanaan dan pemantauan kegiatan pembelajaran tersebut. Proses ini dapat dilakukan dengan kegiatan supervisi akademik. Hal tersebut sangat sesuai dengan tuntutan salah satu kompetensi kepala sekolah dalam Permendiknas No 13 Tahun 2007 yaitu kompetensi supervisi. Kompetensi yang diharapkan adalah: (1) merencanakan program supervisi akademik dalam rangka peningkatan profesionalisme guru, (2) melaksanakan supervisi akademik terhadap guru dengan menggunakan pendekatan dan teknik supervisi yang tepat, (3) menindaklanjuti hasil supervisi akademik terhadap guru dalam rangka peningkatan profesionalisme guru. Agar proses supervisi dapat berjalan sesuai rencana dan memperoleh hasil sesuai target yang ditetapkan, maka sangat menuntut kemampuan seorang kepala sekolah dalam menerapkan kepemimpinannya, karena kepemimpinan kepala sekolah sangat berpengaruh sangat kuat terhadap kelangsungan hidup dan keberhasilan suatu sekolah. Pada kenyataannya kepa[a sekolah dapat mempengaruhi semangat guru dan kualitas pembelajaran di suatu sekolah. Seorang kepala sekolah harus mampu mengembangkan profesionalisme warga sekolahnya terutama guru secara terus menerus agar diperoleh hasil belajar seoptimal mungkin. Seorang
  • 16. 43 kepala sekolah mempunyai peran yang sangat kritis dalam membantu guru mencapai tujuan dengan cara meningkatkan motivasinya sehingga kompetensi guru yang dipimpinnya dapat meningkat. Oleh karena itu kepala sekolah harus mempunyai strategi kepemimpinan yang kuat untuk meningkatkan profesionalisme guru. Kepemimpinan kepala sekolah merupakan kemampuan dari seorang kepala sekolah dalam mempengaruhi dan menggerakkan bawahan pada lembaga sekolah guna tercapainya tujuan sekolah. Kepala sekolah mempunyai tugas yang sangat penting di dalam mendorong guru untuk malakukan proses pembelajaran agar mampu menumbuhkan kemampuan kreatifitas, daya inovatif, kemampuan pemecahan masalah, berpikir kritis dan memiliki naluri jiwa kewirausahaan bagi siswa sebagai produk suatu sistem pendidikan. Desentralisasi dan otonomi pendidikan seperti sekarang ini membuat posisi Kepala Sekolah memegang peran sangat penting untuk kemajuan sekolah. Dalam pengelolaan sekolah model Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) memerlukan Kepala Sekolah yang dapat mengimplementasikan upaya-upaya pembaharuan dalam pendidikan dan aspiratif terhadap perubahan. Agar proses pembelajaran berlangsung sesuai dengan harapan, maka Kepala Sekolah harus bertindak sebagai manajer dan pemimpin yang efektif. Satu di antara tugas kepala sekolah sebagai pemimpin yang efektif adalah melaksanakan supervisi akademik. Oleh sebab itu, setiap
  • 17. 44 Kepala sekolah harus memiliki keterampilan teknikal berupa kemampuan menerapkan teknik-teknik supervisi yang tepat dalam melaksanakan supervisi akademik. Supervisi akademik adalah serangkaian kegiatan membantu guru mengembangkan kemampuannya mengelola proses pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran (LPPKS, 2010). Supervisi akademik tidak terlepas dari penilaian kinerja guru dalam mengelola pembelajaran. Praktek nyata penilaian kinerja guru dalam supervisi akademik adalah melihat kondisi nyata kinerja guru untuk tentang apa yang sebenarnya terjadi di dalam kelas, apa yang sebenarnya dilakukan oleh guru dan siswa di dalam kelas, aktivitas- aktivitas mana dari keseluruhan aktivitas di dalam kelas itu yang bermakna bagi guru dan murid, apa yang telah dilakukan oleh guru dalam mencapai tujuan akademik, apa kelebihan dan kekurangan guru dan bagaimana cara mengembangkannya. Berdasarkan jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan tersebut akan diperoleh informasi mengenai kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran. Namun satu hal yang perlu ditegaskan di sini, bahwa setelah melakukan penilaian kinerja bukan berarti telah selesai pelaksanaan supervisi akademik, melainkan harus dilanjutkan dengan tindak lanjutnya berupa pembuatan program supervisi akademik dan melaksanakannya dengan sebaik-baiknya.
  • 18. 45 Kepala Sekolah dalam menjalankan tugasnya di sekolah berfungsi sebagai administrator, manajer, supervisor, dan leader. Dalam melaksanakan tugas kesupervisian, salah satu kemampuan yang harus dikuasai adalah kemampuan di bidang evaluasi supervisi pendidikan. Evaluasi supervisi pendidikan sangat penting bagi kelancaran dan peningkatan kualitas pendidikan dan pembelajaran di sekolah. Kemampuan supervisi akademik tersebut juga merupakan salah satu wujud implementasi kepemimpinan pembelajaran sebagai upaya memimpin para guru agar mengajar lebih baik, yang pada gilirannya dapat memperbaiki prestasi belajar siswanya. Kepemimpinan pembelajaran juga tidak hanya terfokus pada guru saja tetapi juga pada kegiatan-kegiatan berikut (Kemdiknas, 2010c): a. Kepala sekolah mensosialisasikan dan menamkan isi dan makna visi sekolahnya dengan baik. Dia juga mampu membangun kebiasaan-kebiasaan berbagi pendapat atau urun rembug dalam merumuskan visi dan misi sekolahnya, dan dia selalu menjaga agar visi dan misi sekolah yang telah disepakati oleh warga sekolah hidup subur dalam implementasinya, b. Kepala Sekolah melibatkan para pemangku kepentingan dalam pengelolaan sekolah (manajemen partisipatif). kepala sekolah melibatkan para pemangku kepentingan dalam pengambilan
  • 19. 46 keputusan dan dalam kegiatan operasional sekolah sesuai dengan kemampuan dan batas-batas yuridiksi yang berlaku. c. Kepala sekolah memberikan dukungan terhadap pembelajaran, misalnya dia mendukung bahwa pengajaran yang memfokuskan pada kepentingan belajar siswa harus menjadi prioritas. d. Kepala sekolah melakukan pemantauan terhadap proses belajar mengajar sehingga memahami lebih mendalam dan menyadari apa yang sedang berlangsung didalam sekolah. e. Kepala sekolah berperan sebagai fasilitator sehingga dengan berbagai cara dia dapat mengetahui kesulitan pembelajaran dan dapat membantu guru dalam mengatasi kesulitan belajar tersebut. Ruang lingkup peran kepala sekolah sebagai pemimpin pembelajaran dalam supervisi akademik mencakup kurikulum (apa yang diajarkan) mencakup pengembangan kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) yang meliputi kegiatan perumusan visi, misi, dan tujuan sekolah; pengembangan struktur dan muatan kurikulum; dan pembuatan kalender. Proses belajar mengajar meliputi penyusunan silabus, pengembangan rencana pelaksanaan pembelajaran, pengembangan bahan ajar, pemilihan buku pelajaran, pemilihan metode mengajar dan metode belajar, penggunaan media pembelajaran dan fasilitas belajar lainnya, pengelolaan kelas, dan pemotivasian siswa. Asesmen (evaluasi hasil belajar) meliputi aspek yang di evaluasi, metode evaluasi, dan pelaporan. Penilaian kinerja
  • 20. 47 guru dan pengembangan profesinya juga merupakan prioritas kepemimpinan pembelajaran, dan tidak kalah penting, kepemimpinan pembelajaran mengutamakan layanan prima terhadap pembelajaran siswa serta membangun warga sekolahnya menjadi komunitas pembelajaran. Tujuan kepemimpinan pembelajaran utamanya supervisi adalah untuk memfasilitasi pembelajaran agar siswanya meningkat prestasi belajarnya, meningkat kepuasan belajarnya, meningkat motivasi belajarnya, meningkat keingintahuannya, kreativitasnya, inovasinya, jiwa kewirausahaannya, dan meningkat kesadarannya untuk belajar secara terus-menerus sepanjang hayat karena ilmu pengetahuan dan teknologi serta seni berkembang dengan pesat. Peran kepala sekolah dalam kepemimpinan pembelajaran khususnya supervisi akademik sangat penting untuk diterapkan di sekolah karena seperti disebut sebelumnya bahwa kepemimpinan pembelajaran berkontribusi sangat signifikan terhadap peningkatan prestasi belajar siswa. Kepemimpinan pembelajaran mampu memberikan dorongan dan arahan terhadap warga sekolah untuk meningkatkan prestasi belajar siswanya. Kepemimpinan pembelajaran juga mampu memfokuskan kegiatan-kegiatan warganya untuk menuju pencapaian visi, misi, dan tujuan sekolah. Kepemimpinan pembelajaran penting diterapkan di sekolah karena kemampuannya dalam membangun komunitas belajar yang mampu:
  • 21. 48 a. Memberdayakan warga sekolah seoptimal mungkin, memfasilitasi warga sekolah untuk belajar terus dan belajar ulang, b. mendorong kemandirian setiap warga sekolahnya, memberi kewenangan dan tanggungjawab kepada warga sekolahnya, mendorong warga sekolah untuk akuntabilitas terhadap proses dan hasil kerjanya, mendorong teamwork yang (kompak, cerdas, dinamis, harmonis, dan lincah/cepat tanggap terhadap pelanggan utama yaitu siswa), mengajak warga sekolahnya untuk menjadikan sekolahnya berfokus pada layanan siswa, c. mengajak warga sekolahnya untuk siap dan akrab menghadapi perubahan, mengajak warga sekolahnya untuk berpikir sistem, mengajak warga sekolahnya. d. untuk komitmen terhadap keunggulan mutu, dan mengajak warga sekolahnya untuk melakukan perbaikan secara terus-menerus. Sebagai seorang supervisor kepala sekolah harus mengarahkan dan membimbing program pembelajaran di sekolah yang akan memberikan kontribusi yang sangat signifikan terhadap peningkatan efektivitas pembelajaran di sekolah, yang meliputi hal-hal berikut: meyakini dengan sungguh-sungguh bahwa semua siswa dapat belajar dengan efektif dan efisien, mengetahui dan mampu menerapkan prinsip-prinsip pembelajaran yang baik, menyebarluaskan praktik-praktik proses belajar mengajar yang efektif terhadap guru-guru lain, menetapkan harapan atau target kualitas
  • 22. 49 kurikulum melalui penggunaan standar kurikulum dengan pembelajaran dan penilaian, tetapkan kegiatan kurikulum yang diprioritaskan, dan monitor pelaksanaan kurikulum, mengecek kemajuan siswa secara berkala berdasarkan data kinerja yang ada, dan publikasikan kepada para guru agar mereka dapat melihat kesenjangan antara standar yang telah ditetapkan dengan kinerja yang dicapai oleh siswa, sehingga guru bisa merefleksi apa kekurangan dan kelebihannya. Selain itu kepala sekolah harus memiliki harapan yang tinggi terhadap seluruh guru untuk melaksanakan pembelajaran dengan standar yang baik, melakukan kunjungan kelas untuk mengamati pembelajaran, memfokuskan kegiatan supervisi untuk meningkatkan pembelajaran, dan mempersiapkan serta monitor kegiatan-kegiatan pengembangan guru, dan mengkomunikasikan program pembelajaran yang telah disepakati sesuai dengan rencana, strategi peningkatan yang sistematis, prioritas kegiatan yang jelas, dan pendekatan- pendekatan baru, harus dilaksanakan dengan baik. Seorang kepala sekolah sebagai pemimpin pembelajaran harus melaksanakan tugas dan fungsi sebagai berikut: a. Memanfaatkan sebagian besar waktunya untuk memperhatikan apa yang sebenarnya terjadi di ruang kelas, melakukan pengamatan proses pembelajaran, dan mendorong peningkatan kinerja guru dan siswa untuk mencapai hasil belajar maksimal,
  • 23. 50 b. Menelusuri hasil-hasil tes siswa dan indikator-indikator lainnya untuk membantu guru dalam memfokuskan perhatiannya terhadap siswa yang mengalami kesulitan dan yang memerlukan bantuan guru untuk mengatasinya, c. Memfokuskan sebagian besar waktunya untuk meningkatkan mutu guru dan pemanfaatannya secara optimal dalam pembelajaran, d. Memberikan tantangan baru kepada guru untuk meneliti tentang dirinya sendiri apakah yang bersangkutan masih tergolong guru tradisional (out of date) atau guru moderen (update), dan e. Memberikan kesempatan kepada para guru untuk berbagi informasi dan bekerja sama untuk mengembangkan kurikulum dan pembelajarannya. B. Kerangka Pemikiran Selama ini kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa peran kepala sekolah dalam kegiatan akademis sangat berkurang, karena disibukkan oleh pekerjaan-pekerjaan rutin yang bersifat administratif, pertemuan-pertemuan, dan kegiatan-kegiatan lain yang bersifat non- akademis sehingga waktu untuk mempelajari pembaruan/inovasi kurikulum, proses belajar mengajar, dan penilaian hasil belajar siswa kurang mendapatkan perhatian secara serius.
  • 24. 51 Padahal, ketiga hal yang terakhir sangat erat kaitannya dengan peningkatan mutu proses belajar mengajar, yang pada gilirannya, mutu proses belajar mengajar sangat berpengaruh terhadap peningkatan kualitas siswa dan kualitas sekolah secara keseluruhan. Untuk itu, sudah selayaknya peran kepala sekolah sebagai supervisor memperoleh porsi waktu yang lebih besar dibanding dengan peran-peran yang lain. Dalam melaksanakan fungsi kepemimpinannya kepala sekolah harus melakukan pengelolaan dan pembinaan sekolah melalui kegiatan administrasi, manajemen dan kepemimpinan yang sangat tergantung pada kemampuannya. Sehubungan dengan itu, kepala sekolah sebagai supervisor berfungsi untuk mengawasi, membangun, mengkoreksi dan mencari inisiatif terhadap jalannya seluruh kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan di lingkungan sekolah. Untuk meningkatkan kualitas pembelajaran seorang kepala sekolah harus mampu meningkatkan kinerja para guru atau bawahannya. Kepala sekolah sebagai seorang pemimpin sekolah harus mampu memberikan pengaruh-pengaruh yang dapat menyebabkan guru tergerak untuk melaksanakan tugasnya secara efektif sehingga kinerja mereka akan lebih baik. Kinerja guru dapat meningkat jika ada program dari kepala sekolah untuk selalu memantau dan mengevaluasi pelaksanaan pembelajarannya. Oleh karena itu penerapan supervisi akademik secara terencana dan terprogram merupakan langkah yang tepat untuk dilakukan.
  • 25. 52 Berdasarkan pemikiran tersebut, dibuat kerangka pemikiran sebagai berikut: KUALITAS PEMBELAJARAN RENDAH RENCANA TINDAKAN KEPEMIMPINAN (1) OPTIMALISASI PELAKSANAAN SUPERVISI AKADEMIK RENCANA TINDAKAN KEPEMIMPINAN (2) KUALITAS PEMBLAJARAN MENINGKAT Gambar 4. Kerangka Pemikiran
  • 26. 53 C. Implementasi Program 1. Rancangan Tindakan Kepemimpinan (RTK 1) Secara umum, cara-cara menerapkan rencana tindak kepemimpinan adalah sebagai berikut. a. Memahami tujuan pelaksanaan supervisi akademik b. Menentukan tujuan perencanaan supervisi yaitu membantu guru mengembangkan kemampuan mengelola proses pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran. c. Menyusun dukomen perencanaan dan pelaksanaan supervisi akademik berupa jadwal dan program supervisi d. Menyusun dokumen pemantauan supervisi akademik e. Memahami kompetensi guru yang diperlukan untuk mewujudkan target yang akan disupervisi dengan studi literatur yang relevan tentang tugas pokok guru dan peraturan yang menaunginya f. Menentukan lingkup kajian supervisi akademik. Dalam RTK ini lingkup kajian supervisi akademik adalah instrumen administrasi pembelajaran guru yang meliputi: kajian pengembangan silabus, kajian penyusunan RPP, kajian pelaksanaan pembelajaran, kelengkapan administrasi pembelajaran dan administrasi penilaian yang dimiliki guru. g. Menentukan model supervisi akademik, di mana dalam RTK ini model supervisi akademik tradisional dengan observasi langsung.
  • 27. 54 h. Menyusun instrumen supervisi akademik. Instrumen supervisi merupakan alat untuk mengumpulkan data mengenai kinerja guru dalam administrasi pengembangan silabus, RPP, kegiatan pembelajaran di kelas, dan administrasi penilain. pembelajaran di kelas. Instrumen supervisi pengembangan silabus dan RPP disusun berdasarkan standar yang ditetapkan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) Sedangkan instrumen kegiatan pembelajaran pada RTK 1 meliputi: 1). Kegiatan pendahuluan, meliputi: kesiapan alat bantu dan media, motivasi, apersepsi, kejelasan kompetensi dasar dan kesiapan bahan ajar/sumber belajar. 2). Kegiatan inti pembelajaran meliputi, penguasaan materi, pengelolaan kelas, pengelolaan waktu, metode/pendekatan yang digunakan, pendekatan alat bantu media, peran guru sebagai fasilitator, teknik bertanya, penggunaan papan tulis, interaksi guru dan peserta didik, interaksi antar peserta didik, aktifitas peserta didik, sikap peserta didik, dan pencapaian KD/indikator. 3). Penutup, meliputi kegiatan rangkuman da tugas untuk pertemuan berikutnya
  • 28. 55 Untuk instrumen administrasi pembelajaran meliputi dokumen yang harus dimiliki guru yang terdiri dari: kalender pendidikan, program tahunan, program semester, perhitungan minggu efektif, perhitungan alokasi waktu SK/KD, pemetaan SK/KD dan indikator, Silabus, RPP, jadwal tatap muka, agenda harian, pressensi siswa, buku referensi, dokumen penghiungan KKM dan administrasi penilaian h. Menentukan teknik supervisi. Pada Rancangan Tindakan 1 ini teknik supervisi yang direncanakan adalah teknik supervisi individual, dimana teknik supervisi dilaksanakan tehaap seorang guru. i. Memberitahukan rencana pelaksanaan kegiatan kepada sekolah (dalam hal ini diwakili wakil kepala seklah) dan guru yang akan disupervisi dan menentukan rentang waktu jadwal pelaksanaannya. Pada kegiatan RTK 1 guru yang ditunjuk adalah Ibu Sti Nurjanah, S.Pd. yang mengampu kelas VII. Kegiatan direncanakan pada Jum’at, 16 September 2011. 2. Pelaksanaan Kegiatan Pelaksanaan RTK 1 dilaksanakan dengan tahapan sebagai berikut:
  • 29. 56 a. Pertemuan awal antara supervisor dengan guru. Pertemuan awal supervisor digunakan untuk menyampaikan tujuan dan menghimpun informasi yang mendukung pelaksanaan tugas. b. Tahap persiapan, yaitu dengan memeriksa kelengkapan administrasi pembelajaran guru yang telah disusun, pengembangan silabus, penyusunan RPP dan administrasi penilaian. Kemudian dicocokkan dengan instrumen kajian yang telah disiapkan. c. Tahap pengamatan selama kegiatan pembelajaran. Pada tahap ini supervisor wajib mencatat semua data yang nyata ada dan relevan dengan pemenuhan standar. Pengamatan kegiatan supervisi dapat dilakukan dengan mengamati proses yang sedang berlangsung, melihat dokumen, atau memperhatikan situasi yang seungguhnya. Pada tahap ini supervisor mengamati jalannya proses pembelajaran yang berlangsung, kemudian mencocokkannya dengan instrumen yang telah disusun mulai dari kegiatan pendahuan, kegiatan inti dan penutup d. Tahap akhir kunjungan pembelajaran. Pada tahap ini, supervisor bersama guru mengadakan pertemuan untuk membicarakan tentang hasil-hasil yang telah diperoleh selama tahap persiapan dan tahap pengamatan selama kegiatan pembelajaran.
  • 30. 57 3. Monitoring dan evaluasi pelaksanaan kegiatan (RTK 1) Monitoring adalah serangkaian kegiatan pengecekan atau perunutan jejak program atau kegiatan guna memastikan bahwa: kegiatan dilakukan sesuai dengan perencanaan, dilaksanakan sesuai rencana dan menghasilkan sesuatu sesuai yang diharapkan. Kegiatan monitoring dilaksankan untuk mendeskripsikan keadaan yang sesungguhnya sehinga dapat dikembangkan rekomendasi, saran dan masukan, dan perbaikan ringan sepanjang yang mampu sekolah laksanakan. Catatan harus dibuat berdasarkan kerangka program dan target yang hendak diraih. Pelaksanaan monitoring dan evaluasi, dilakukan pihak sekolah, dalam hal ini dilakukan oleh Wakil Kepala Sekolah (Drs. Anung Prawoto Hadi, M.M.) untuk memastikan apakah proses kegiatan berjalan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan. Pemantauan dilakukan sebagai evaluasi apakah penyelenggaraan efektif dan efisien serta dapat menjaring informasi yang optimal dan akurat. Dengan adanya kesesuaian rencana yang jelas maka masing-masing pihak akan berusaha untuk melaksanakan kegiatan seuai dengan jadwal yang telah disepakati guru dan supervisor. Pemantauan dilaksanakan secara langsung melihat pembelajaran di kelas dan wawancara akhir setelah kegiatan supervisi dengan supervisor. Hasil monitoring dan evaluasi ini nantinya akan digunakan untuk bahan untuk melakukan tindak lanjut dan melakukan
  • 31. 58 4. Hasil yang diperoleh Berdasarkan RTK yang telah dilaksanakan menunjukkan hasil- hasil sebagai berikut: a. Dalam pengembangan silabus, guru belum mengembangkan silabus secara mandiri. Guru masih mengadopsi silabus yang dibuat oleh kelompok MGMP, dengan mengintegrasikan pendidikan karakter b. Dalam penyusunan RPP, guru sudah menyusun RPP secara mandiri. RPP yang disusun guru sudah mengacu pada Permen 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses, di mana pada langkah- langkah pembelajaran sudah mengacu pada kegiatan eksplorasi, elaborasi dan konfirmasi. c. Antara silabus dan RPP pada kegiatan pembelajaran belum ada keterpaduan khususnya dalam alokasi waktu dan kegiatan pembelajaran d. Dalam kegiatan pembelajaran, guru sudah melakukan kegiatan yang memfasilitasi peserta didik untuk belajar aktif, tetapi guru masih dominan dalam pembelajaran. Guru juga belum memanfaatkan media pembelajaran/alat peraga. 5. Rancangan Tindakan Kepemimpinan (RTK 2) Secara umum, cara-cara menerapkan rencana tindak kepemimpinan pada RTK 2 adalah:
  • 32. 59 a. Melakukan tindak lanjut hasil RTK 1 dengan merencanakan pertemuan untuk diskusi dengan guru (Siti Nurjanah S.Pd.) sebagai bahan evaluasi pelaksanaan supervisi akademik yang pertama. b. Menentukan tujuan perencanaan supervisi sebagai tindak lanjut RTK1 yaitu membantu guru melengkapi administrasi pembelajaran, kegiatan pembelajaran dan instrumen penilaian c. Menyusun dukomen perencanaan dan pelaksanaan supervisi akademik berupa jadwal dan program supervisi kedua di sekolah sendiri dan di sekolah magang d. Memahami kompetensi guru yang diperlukan untuk mewujudkan target yang akan disupervisi dengan studi literatur yang relevan dalam hal ini sesuai dengan Standar Isi. f. Menentukan lingkup kajian supervisi akademik. Dalam RTK 2 ini sama dengan lingkup kajian supervisi akademik pada RTK 1 yaitu administrasi pembelajaran guru yang meliputi: kajian pengembangan silabus, kajian penyusunan RPP, kajian pelaksanaan pembelajaran, kelengkapan administrasi pembelajaran dan administrasi penilaian yang dimiliki guru. g. Menentukan model supervisi akademik tradisional atau kontemporer (masa kini). Dalam RTK 2 ini model supervisi akademik tradisional dengan observasi langsung sama dengan RTK 1
  • 33. 60 h. Pemantapan instrumen supervisi Pada RTK 2 dilakukan dengan mengevaluasi instrumen pada RTK 1, khususnya dalam instrumen supervisi kegiatan pembelajaran. Sedangkan instrumen administrasi pengembangan silabus, RPP, kegiatan pembelajaran di kelas, dan administrasi penilain. pembelajaran di kelas sama dengan RTK 1. Instrumen kegiatan pembelajaran pada RTK 2 menggunakan prosedur kegiatan seperti pada Standar Proses. 1). Kegiatan pendahuluan, meliputi: 2). Kegiatan inti pembelajaran meliputi kegiatan elaborasi, eksplorasi dan konfirmasi. 3). Penutup, meliputi kegiatan rangkuman da tugas untuk pertemuan berikutnya Untuk instrumen administrasi pembelajaran masih sama seperti pada RTK 1, meliputi dokumen yang harus dimiliki guru yang terdiri dari: kalender pendidikan, program tahunan, program semester, perhitungan minggu efektif, perhitungan alokasi waktu SK/KD, pemetaan SK/KD dan indikator, Silabus, RPP, jadwal tatap muka, agenda harian, pressensi siswa, buku referensi, dokumen penghiungan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) dan administrasi kelengkapan penilaian yang dimiliki oleh guru.
  • 34. 61 h. Menentukan teknik supervisi. Pada Rancangan Tindakan 2 ini teknik supervisi yang direncanakan adalah teknik supervisi individual, dimana teknik supervisi dilaksanakan tehaap seorang guru. i. Memberitahukan rencana pelaksanaan kegiatan kepada sekolah magang kedua dan ketiga dan meminta kepala sekolah menunjuk dan guru yang akan disupervisi dan menentukan jadwal pelaksanaannya. Pada kegiatan RTK 2 guru yang ditunjuk di sekolah magang 1 sama dengan RTK 1 adalah Ibu Sti Nurjanah, S.Pd. yang mengampu kelas VII. Kegiatan direncanakan pada Selasa, 27 September 2009. 2. Pelaksanaan Kegiatan Pelaksanaan RTK 2 dilaksanakan dengan tahapan sama dengan RTK 2 sebagai berikut: d. Pertemuan awal antara supervisor dengan guru. Pertemuan awal supervisor digunakan untuk menyampaikan tujuan dan menghimpun informasi yang mendukung pelaksanaan tugas. e. Tahap persiapan, yaitu dengan memeriksa kelengkapan administrasi pembelajaran guru yang telah disusun, meliputi pengembangan silabus, penyusunan RPP dan administrasi
  • 35. 62 penilaian. Kemudian dicocokkan dengan instrumen kajian yang telah disiapkan. f. Tahap pengamatan selama kegiatan pembelajaran. Pada tahap ini supervisor wajib mencatat semua data yang nyata ada dan relevan dengan pemenuhan standar. Pengamatan kegiatan supervisi dapat dilakukan dengan mengamati proses yang sedang berlangsung, melihat dokumen, atau memperhatikan situasi yang seungguhnya. Pada tahap ini supervisor mengamati jalannya proses pembelajaran yang berlangsung, kemudian mencocokkannya dengan instrumen yang telah disusun mulai dari kegiatan pendahuan, kegiatan inti dan penutup d. Tahap akhir kunjungan pembelajaran. Pada tahap ini, supervisor bersama guru mengadakan pertemuan untuk membicarakan tentang hasil-hasil yang telah diperoleh selama tahap persiapan dan tahap pengamatan selama kegiatan pembelajaran. 3. Monitoring dan evaluasi pelaksanaan kegiatan (RTK 2) Kegiatan monitoring pada RTK 2 dilaksanakan hampir sama dengan kegiatan pada RTK1. Kegiatan monitoring dilaksankan untuk mendeskripsikan keadaan yang sesungguhnya sehinga dapat dikembangkan rekomendasi, saran dan masukan, dan perbaikan
  • 36. 63 ringan sepanjang yang mampu sekolah laksanakan. Catatan harus dibuat berdasarkan kerangka program dan target yang hendak diraih. Pelaksanaan monitoring dan evaluasi, dilakukan pihak sekolah magang pertama untuk kegiatan supervisi yang kedua, dalam hal ini dilakukan oleh Wakil Kepala Sekolah (Drs. Anung Prawoto Hadi, M.M.) untuk memastikan apakah proses kegiatan berjalan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan. Pemantauan dilakukan sebagai evaluasi apakah penyelenggaraan efektif dan efisien serta dapat menjaring informasi yang optimal dan akurat. Dengan adanya kesesuaian rencana yang jelas maka masing-masing pihak akan berusaha untuk melaksanakan kegiatan seuai dengan jadwal yang telah disepakati guru dan supervisor. Sedangkan untuk sekolah magang kedua dan ketiga dilakukan langsung oleh kepala sekolah masing-masing, yaitu kepala SMP N. 24 yaitu Drs. Suharno dan kepala SMP 2 Surakarta yaitu Drs. H. Triyoto, M.M. Pemantauan dilaksanakan secara langsung melihat pembelajaran di kelas dan wawancara akhir setelah kegiatan supervisi dengan supervisor. Hasil monitoring dan evaluasi ini nantinya akan digunakan untuk bahan untuk melakukan tindak lanjut dan melakukan
  • 37. 64 4. Hasil yang diperoleh Berdasarkan RTK 2 yang telah dilaksanakan menunjukkan hasil- hasil sebagai berikut: a. Dalam pengembangan silabus, guru masih sama pada hasil RTK 1 di mana guru belum mengembangkan silabus secara mandiri. Guru masih mengadopsi silabus yang dibuat oleh kelompok MGMP, dengan mengintegrasikan pendidikan karakter b. Dalam penyusunan RPP, guru sudah menyusun RPP secara mandiri. RPP yang disusun guru sudah mengacu pada Permen 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses, di mana pada langkah- langkah pembelajaran sudah mengacu pada kegiatan eksplorasi, elaborasi dan konfirmasi. c. Antara silabus dan RPP pada kegiatan pembelajaran sudah ada keterpaduan khususnya d. Dalam kegiatan pembelajaran, guru sudah melakukan kegiatan yang memfasilitasi peserta didik untuk belajar aktif, tetapi guru di sekolah magang kedua dan ketiga juga belum memanfaatkan media pembelajaran, meskipun ada fasilitas LCD di kelas. Setelah melaksanakan RTK 1 dan RTK 2 maka dibuat rangkuman hasil penilaian kemudian menyampaikannya pada pihak yang berkepentingan dalam hal ini kepala sekolah tempat magang.
  • 38. 65 Berikut ini disajikan beberapa dokumentasi kegiatan pada RTK 1 dan RTK 2. Gambar 5. Kegiatan Pembelajaran pada RTK 1 di SMP N 25 Surakarta Guru Model: Siti Nurjanah, S.Pd
  • 39. 66 Gambar 6. Kegiatan Pembelajaran pada RTK 2 di SMP N 25 Surakarta Guru Model: Siti Nurjanah, S.Pd
  • 40. 67 Gambar 7 Suasana Pembelajaran pada RTK 2 di SMP N 24 Surakarta Guru Model: Suparmi, S.Pd.
  • 41. 68 Gambar 8. Suasana Pembelajaran pada RTK 2 di SMP N 2 Surakarta Guru Model: Fajarwiyati Tyas Arudatin, S.Pd.