Dokumen tersebut membahas tentang etika dan prinsip-prinsip utilitarianisme. Terdapat penjelasan mengenai konsep etika, prinsip utilitarianisme, rule utilitarianisme, hak, proses pengambilan keputusan etis, cara mempertahankan standar etika, dan kritikan terhadap utilitarianisme.
Perkembangan Perbankan di Indonesia Perkembangan Perbankan di Indonesia
E t i k a, mm1
1. E T I K A
Presented by :
Dr. Musdalifah Azis, SE., M.Si
2. Pendahuluan
• Etika ini dimaksudkan untuk memberikan aturan
perilaku saling menguntungkan tanpa
membutuhkan peraturan pemerintah dan
penegakannya.
• Beberapa dari aturan yang berlaku dimasukkan
ke dalam konstitusi dan ketetapan , tetapi etika
itu meluas di luar hukum untuk memberikan
pembinaan/petunjuk kepada masyarakat dalam
perilaku mereka dalam memformulasikan
kebijakan perusahaan.
3. • Standar etika yang tidak memihak dan
diterapkan secara universal, sebaliknya dengan
permainan kata-kata, yang dilakukan pemimpin
mungkin melanggar standar etika untuk
memenuhi tanggung jawab bagi para
warganya.
• Etika umumnya berbeda dari kepentingan
pribadi, dan utilitarianism yang menyatakan
bahwa setiap kesejahteraan individu diberikan
bobot yang sama.
4. • Consequentialist utilitarianisme adalah sebuah sistem
etika yang mendefinisikan baik itu dalam hal
kebahagiaan dan kesejahteraan manusia yang
mengevaluasi pilihan orang dalam hal ini.
• Agregat utilitarianisme atas pilihan itu untuk
mendapatkan ukuran kesejahteraan sosial. Tindakan
yang tepat adalah salah satu yang terbesar yang
menghasilkan kesejahteraan.
• Kegunaan praktis utilitarianism yang memberikan
evaluasi sistem untuk melakukan beberapa tindakan
bahwa orang lain baik karena ada orang lain yang
buruk.
5. Dua bentuk dari utilitarianisme :
• Tindakan utilitarianisme berfokus pada tindakan individu
melakukan tindakan seperti yang diberikan orang lain.
Tindakan Utilitarianisme ini dikritik karena memungkinkan
tindakan pengecualian terhadap aturan umum dari perilaku,
yang kemudian dapat menyusut menjadi kepentingan pribadi.
• Aturan Utilitarianisme aturan yang berfokus pada semua
individu dalam situasi yang sama.Aturan utilitarianisme
mencari aturan perilaku yang berlaku universal untuk semua
individu .Ketika konsekuensi adalah fungsi dari tindakan lebih
dari satu individu, aturan utilitarianisme menganggap tindakan
semua individu secara bersamaan . Aturan moral adalah yang
menghasilkan kesejahteraan agregat terbesar ketika semua
orang mengikuti aturan
6. • Penerapan bentuk utilitarianisme adalah analisis cost-benefit
yang mengevaluasi tindakan dan aturan dalam hal dari biaya
dan manfaat yang mereka hasilkan. Aplikasi dari
utilitarianisme, melibatkan tiga soal dasar:
• menentukan apa yang dianggap sebagai manfaat atau biaya.
• Membuat perbandingan interpersonal, dan
• Melakukan analisis dengan informasi yang tidak sempurna
tentang konsekuensi dan preferensi.
prinsip Utilitarian ini diterapkan dalam bentuk analisis biaya
dan keuntungan, pendekatan ini gagal dalam menjelaskan
pertimbangan penting lainnya .Misalnya , utilitarianisme
mempertimbangkan hak hanya dalam peran instrumental
kesejahteraan mereka.
7. Peran manajemen etika
• Manajer harus mengatasi berbagai isu-isu kompleks , dan etika
memberikan bimbingan tentang bagaimana dalam memperhitungkan
kepentingan, hak, dan kebebasan dari mereka yang terkena dampak
oleh keputusan bisnis.
• Sebagai sebuah pendekatan normatif, prinsip etika memberikan
alternatif lain untuk mengevaluasi dan merumuskan kebijakan.
• Etika pada pendekatan normatif berada pada tahap keputusan dan
penyeleksian, pada tahap keputusan, Etika merupakan dasar
mengevaluasi apakah klaim atas dasar moral dan dengan demikian
apakah mereka akan dihormati dalam tindakan tegas perusahaan. Dan
pada tahap screening, etika menyokong kebijakan yang mengarahkan
manajer dalam menentukan alternatif yang diseleksi keluar maupun
yang akan menjadi pertimbangan selanjutnya.
8. Pengertian Etika
• Etika adalah upaya sistematis untuk penilaian moral yang
didasarkan pada penalaran, analisis, sintesis, dan refleksi.
• Etika sebagai refleksi adalah pemikiran moral. Etika sebagai
pemikiran moral bisa saja mencapai taraf ilmiah bila proses
penalaran terhadap moralitas tersebut bersifat kritis, metodis,
dan sistematis. Dalam taraf ini ilmu etika dapat saja mencoba
merumuskan suatu teori, konsep, asas, atau prinsip-prinsip
tentang perilaku manusia yang dianggap baik atau tidak baik,
mengapa perilaku tersebut dianggap baik atau tidak baik,
mengapa menjadi baik itu sangat bermanfaat, dan sebagainya.
Ketika kita membaca tulisan Socrates, Plato, dan Aristoteles
yang mendiskusikan etika maka kita telah berhubungan dengan
etika sebagai refleksi.
9. Prinsip Utilitarian
• Suatu tindakan dianggap benar dari sudut pandang etis
jika dan hanya jika jumlah total utilitas yang dihasilkan
dari tindakan tersebut lebih besar dari jumlah utilitas total
yang dihasilkan oleh tindakan lain yang dapat dilakukan.
• Hambatan utama utilitarianisme, menurut beberapa
kritikus adalah prinsip tersebut tidak mampu menghadapi
dua jenis permasalahan moral: masalah yang berkaitan
dengan hak dan yang berkaitan dengan keadilan
10. Rule Utilitarianism
• Strategi dasar dari rule -utilitarian adalah membatasi
analisis utilitarian hanya pada evaluasi atas peraturan-
peraturan moral.
• Menurut rule-utilitarian, saat menentukan apakah suatu
tindakan dianggap etis, kita tidak perlu mempertanyakan
apakah tindakan tersebut akan memberikan nilai utilitas
paling besar. Sebaliknya, kita perlu mempertanyakan
apakah tindakan tersebut diwajibkan oleh peraturan moral
yang harus dipatuhi oleh semua orang. Jika benar, maka
kita perlu melakukannya.
11. Dua prinsip Rule
Utilitarianism
• Suatu tindakan dianggap benar dari sudut pandang etis
jika dan hanya jika tindakan tersebut dinyatakan dalam
peraturan moral yang benar.
• Sebuah peraturan moral dikatakan benar jika dan hanya
jika jumlah utilitas total yang dihasilkannya; jika semua
orang yang mengikuti peraturan tersebut lebih besar dari
jumlah utilitas total yang diperoleh; jika semua orang
mengikuti peraturan moral alternative lainnnya.
12. Hak
• adalah klaim atau kepemilikan individu atau sesuatu.
Seseorang dikatakan memiliki hak jika dia memiliki
klaim untuk melakukan tindakan dalam suatu cara
tertentu atau jika orang lain berkewajiban melakukan
tindakan dalam suatu cara tertentu kepadanya.
• Hak juga berasal dari sistem standar moral yang tidak
bergantung pada sistem hukum tertentu. Hak untuk
bekerja, misalnya, tidak dijamin dalam Konstitusi
Amerika, namun banyak yang menyatakan bahwa ini
adalah hak yang dimiliki oleh semua manusia.
• Hak merupakan sebuah sarana atau cara yang penting dan
bertujuan agar memungkinkan Individu untuk memilih
dengan bebas apa pun kepentingan atau aktivitas mereka
dan melindungi pilihan-pilihan mereka.
13. Dua prinsip etika dalam
pengambilan keputusan
• Prinsip Konsequentialis: Konsep etika ini
berfokus pada konsekuensi dari pengambilan
keputusan yang dilakukan seseorang. Ini artinya,
penilaian apakah sebuah keputusan dapat
dikatakan etis atau tidak, itu tergantung pada
konsekuensi (dampak) dari keputusan tersebut.
Misalnya, keputusan mengalirkan lumpur panas
ke laut. Penilaian etis atas keputusan ini diukur
dari dampaknya terhadap kerusakan lingkungan
dan kerugian masyarakat.
14. • Prinsip Non-Konsekuentialis: Konsep etika ini
mendasarkan penilaian pada rangkaian peraturan yang
digunakan sebagai petunjuk/panduan pengambilan
keputusan. Penilaian etis lebih didasarkan pada alasan,
bukan pada akibatnya.
• Ada dua prinsip utama di dalam konsep ini, yaitu:
• Prinsip Hak: Menjamin hak asasi manusia. Hak ini
berhubungan dengan kewajiban untuk tidak saling
melanggar hak orang lain.
• Prinsip Keadilan: Keadilan biasanya terkait dengan
isu hak, kejujuran,dan kesamaan. Prinsip keadilan
dapat dibagi menjadi tiga jenis yaitu :
15. • Keadilan distributif. Keadilan yang sifatnya menyeimbangkan
alokasi benefit dan beban antar anggota kelompok. Benefit
terdiri dari pendapatan, pekerjaan, kesejahteraan, pendidikan
dan waktu luang. Beban terdiri dari tugas kerja, pajak dan
kewajiban sosial.
• Keadilan retributif. Keadilan yang terkait dengan retribution
(ganti rugi) dan hukuman atas kesalahan tindakan. Seseorang
harus bertanggungjawab atas dampak negatif atas tindakan
yang dilakukannya (kecuali jika tindakan tersebut dilakukan
atas paksaan pihak lain.)
• Keadilan kompensatoris. Keadilan yang terkait dengan
kompensasi bagi pihak yang dirugikan. Kompensasi yang
diterima dapat berupa perlakuan medis, pelayanan dan barang
penebus kerugian. Masalah terjadi apabila kompensasi tidak
dapat menebus kerugian, misalnya kehilangan nyawa manusia.
16. • Kejujuran, yaitu penuh kepercayaan, bersifat jujur, sungguh-
sungguh, terus terang, tidak curang, tidak mencuri, tidak
menggelapkan, tidak berbohong.
• Integritas, yaitu memegang prinsip, melakukan kegiatan
dengan hormat, tulus hati, berani dan penuh
pendirian/keyakinan, tidak bermuka dua, tidak berbuat jahat
dan saling percaya.
• Memelihara janji, yaitu selalu menaati janji, patut dipercaya,
penuh komitmen, jangan mengintepretasikan persetujuan
dalam bentuk teknikal atau legalistik dengan dalih
ketidakrelaan.
Prisnisp-prinsip etika dan
perilaku bisnis
17. • Kesetiaan, yaitu hormat dan loyal kepada keluarga,
teman, karyawan dan Negara, jangan menggunakan atau
memperlihatkan informasi yang diperoleh dalam
kerahasiaan, begitu juga dalam konteks professional,
jaga/melindungi kemampuan untuk membuat keputusan
professional yang bebas dan teliti, hndari hal yang tidak
pantas dan konflik kepentingan
• Kewajaran/keadilan, yaituberlaku adil dan berbudi luhur,
bersedia untuk mengakui kesalahan, dan perlihatkan
komitmen keadilan, persamaan perlakuan individual dan
toleran terhadap perbedaan, jangan bertindak melampaui
batas atau mengambil keuntungan yang tidak pantas dari
kesalahan atau kemalangan orang lain.
18. • Suka membantu orang lain, yaitu saling membantu,
berbaik hati, belas kasihan, tolongmenolong,
kebersamaan, dan menghindari segala sesuatu yang
membahayakan orang lain.
• Hormat kepada orang lain, yaitu menghormati martabat
manusia, menghormati kebebasan dan hak untuk
menentukan nasib sendiri bagi semua orang, bersopan
santun, jangan merendahkan orang lain, jangan
mempermalukan orang lain.
• Warga Negara yang bertanggung jawab, yaitu selalu
menaati hukum/aturan, penuh kesadaran sosial,
menghormati proses demokrasi dalam mengambil
keputusan.
19. • Mengejar keunggulan, yaitu mengejar keunggulan dalam
segala hal, baik dalam pertemuan personal maupun
pertanggungjawaban professional, tekun, dapat dipercaya/
diandalkan, rajin penuh komitmen, melakukan semua
tugas dengan kemampuan terbaik, mengembangkan dan
mempertahankan tingkat kompetensi yang tinggi.
• Dapat dipertanggungjawabkan, yaitu memiliki tanggung
jawab, menerima tanggung jawab atas keputusan dan
konsekuensinya, dan selalu memberi contoh.
20. Proses Pengambilan Keputusan Etis
Memahami
seluruh
standar
moral
• Mengenali seluruh
dampak moral :
- Menguntungkan
bagi beberapa
kelompok
- Merugikan bagi
yang lainnya
- Hak – hak yang
diberikan
- Haka-hak yang
ditolak
- Menjabarkan
masalah moral
secara
lengkap
- Menentukan
hasil-hasil
ekonominya
- Mempertimba
ngkan
persyaratan
hukuum
- Mengevaluasi
Kewajiban-
kewajiban etis
- Mengutarakan
solusi moral
yang
meyakinkan
21. Cara mempertahankan
Standar Etika
• Menciptakan kepercayaan perusahaan Hal ini akan
menetapkan nilai-nilai perusahaan yang mendasari tanggung
jawab etika bagi stakeholder
• Mengembangkan kode etik Kode etik merupakan suatu catatan
tentang standar tingkah laku dan prinsip-prinsip etika yang
diharapkan perusahaan dari karyawan
• Menjalankan kode etik secara adil dan konsisten
• Melindungi hak perorangan
• Mengadakan pelatihan etika
• Melakukan audit etika secara periodic
• Mempertahankan standar yang tinggi tentang tingkah laku,
jangan hanya aturan Menghindari contoh etika yang tercela
setiap saat dan diawali dari atasan
22. • Menciptakan budaya yang menekankan
komunikasi dua arah Komunikasi dua arah sangat
penting untuk menginformasikan barang dan jasa
yang dihasilkan dan untuk menerima aspirasi
untuk perbaikan perusahaan
• Melibatkan karyawan dalam mempertahankan
standar etika Para karyawan diberi kesempatan
untuk memberikan umpan balik tentang
bagaimana standar etika yang harus
dipertahankan
23. Kritikan terhadap
utilitarianism
• Banyak kelemahan bawaan doktrin utilitarianisme yang
diajarkan Bentham. Sekalipun ini merupakan ajarannya yang
menginspirasi banyak orang tentang tujuan hukum dan
keadilan, namun beberapa point ajaran Bentham mestilah tetap
dikritisi.
• Pertama, berkenaan dengan bagaimana ia menjelaskan dan
mendudukkan hubungan antara individu dengan masyarakat. Ia
menekankan bahwa hukum mestilah ditujukan untuk
mendatangkan manfaat kepada individu, sehingga individu
tersebut akan memperoleh kesenangan dan kebahagian. Lalu,
kesenangan dan kebahagian individu tersebut akan
menciptakan kebahagiaan dan kesenangan umum secara
bersamaan atau menciptakan kebahagiaan dengan sendirinya.
24. • Ini jelas sebuah doktrin yang tidak begitu bijak dan tidak
mungkin diterapkan. Sebab tidak jelas batasan sampai dimana
kepentingan individu dan sampai dimana pula batas
kepentingan masyarakat.
• Kapan individu mesti membatasi kepentingannya dan kapan
pula ia mesti melebur dalam kepentingan bersama.
• Jika hukum merupakan alat untuk mendatangkan manfaat atau
kebahagian yang setinggi-tingginya bagi individu, maka yang
akan terjadi adalah “persaingan bebas” yang tidak
menguntungkan bagi semua orang. Tetapi hanya akan
menguntungkan individu-individu tertentu yang hanya
beberapa orang saja. Persaingan bebas ala Darwinian, dimana
mereka-mereka yang belum beruntung jangan berharap akan
dapat memperbaiki nasib mereka. Dengan demikian, masih
mungkinkah kebahagian umum akan tercipta, sementara
individu mustahil diharapkan akan “bersimpati” dalam sebuah
persaingan bebas?
25. • Selain itu, kalaulah setiap orang pada kenyataannya dan secara
tak terelakkan memburu kesenangan sendiri, tidak ada
gunanya mengatakan ia seharusnya melakukan seharusnya,
seperti bersimpati.
Begitu juga dengan proses pembentukan hukum yang akan
dijadikan alat untuk mencapai tujuan hukum itu sendiri. Yang
membuat hukum adalah orang-orang yang secara individu
merupakan warga negara yang sama dengan warga negara lain
dan sama-sama punya keinginan untuk menggapai
kebahagiaan individunya. Disisi lain ia adalah orang yang
diberikan kuasa untuk membuat hukum.
26. • Dalam pembuatan hukum jelas akan terjadi konflik
kepentingan. Terjadi dilema antara membuat hukum yang
menguntungkan bagi individu-indivdu mereka yang ada
di lembaga legislatif atau individu-individu masyarakat
umum? Sebab, tidak ada jaminan bahwa para legislator
akan berfikir untuk kepentingan individu masyarakat.
• Jika pilihannya adalah merumuskan hukum untuk
kepentingan individu mereka, lalu bagaimanakah filsafat
Bentham akan menjelaskan tujuan hukum yang
dirumuskannya tersebut? Toh, akhirnya hukum bukannya
akan mendatangkan manfaat, malahan akan menjadi alat
untuk melegitimasi kejahatan dan kesengsaraan individu
yang tidak memiliki kekuasaan serta masyarakat luas.
28. 28
Etika ≠ Moral
• Dalam
bahasa
sehari-hari,
etika sering
disamakan
dengan
moral. Memukul seorang perempuan,
tidak beretika atau tidak
bermoral ?
29. 29
Definisi Etika:
• Etika sebagai
filsafat moral.
• Etika = Pemikiran
kritis dan
mendasar
mengenai ajaran-
ajaran moral atau
• Etika sebagai
Ilmu tentang
moralitas.
30. 30
Definisi Moral:
• Moral = Ajaran
tentang apa yang
dilarang dan apa
yang wajib
dilakukan oleh
manusia supaya
bisa menjadi
baik.
31. 31
Contoh Moral
• Contoh Moral: aturan &
hukum agama, hukum
adat, wejangan tradisi
leluhur, nasehat orang tua,
ajaran ideologi, dll.
• Sumber moral: tradisi,
adat, agama, ideologi
negara, dll.
32. 32Dasar Kata yang Sama
• Kata yang dasarnya sama dengan Etika,
tetapi berbeda artinya yaitu:
Ethos & Etis
• Kata yang dasarnya sama dengan moral,
tetapi berbeda artinya yaitu:
Amoral & Immoral
33. 33
• Ethos = Sikap dasar, ciri-
ciri dan pandangan
penilaian seseorang atau
sekelompok orang, terhadap
suatu kegiatan tertentu.
Misalnya: Ethos Kerja
•Bagaimana sikap terhadap
kerja (giat atau malas-malasan)
•Bagaimana pandangan
terhadap kerja (beban atau
aktualisasi diri)
•Bagaimana penilaian terhadap
kerja (kutukan atau anugerah)
34. 34
• Etis = Tindakan
yang berhubungan
dengan
tanggungjawab
moral.
• Misalnya:
Perbuatannya tidak
etis atau
perbuatannya etis.
35. 35
Amoral
• Awalan a berarti = tidak.
• Amoral berarti tindakan
yang tidak berhubungan
dengan konteks moral
atau tidak berhubungan
dengan kebaikan atau
kejahatan (tindakan yang
netral atau non-moral).
• Misalnya: berjalan.
36. 36
Immoral:
Immoral adalah
tindakan yang
bertentangan
dengan moralitas
atau tindakan
yang melawan
ajaran moral.Anak ini melakukan tindakan
yang immoral
38. 38
Hubungan Etika & Moral
• Etika dipakai untuk
yang umum/
konseptual/
prinsipal.
• Dan moral dipakai
untuk yang lebih
khusus/ spesifik/
praktis. Misalnya: Soal Perceraian
42. 42
Etika Dan Agama
• Etika tidak menggantikan
agama dan tidak
bertentangan dengan
agama.
• Etika bahkan diperlukan
oleh agama.
43. 43
Etika Dan Agama
• Agama tidak hanya
memberi petunjuk
moral, tetapi juga
mengajarkan prinsip-
prinsip etis.
44. 44
Mengapa Etika diperlukan Agama
1. Orang beragama
mengharapkan agar
ajaran agamanya
rasional.
Ia ingin mengerti
mengapa Tuhan
“memerintahkan” ia
berbuat itu dan itu.
45. 45
Mengapa Etika diperlukan Agama
2.Bagaimana agama harus
bersikap terhadap
masalah moral yang
tidak disinggung dalam
wahyunya,
Misalnya soal aborsi?.
46. 46
Mengapa Etika diperlukan Agama
3.Etika
memungkinkan
dialog antar
agama. Etika
dapat menjadi
dasar bagi
kerjasama
agama.
47. 47
Mengapa Etika diperlukan Agama
4. Etika
memungkinkan
dialog antar
agama dengan
pandangan-
pandangan
dunia
49. 49
Fungsi Etika
• Orientasi kritis
diperlukan karena
kita dihadapkan
dengan pluralisme
moral.
• Jika tidak memiliki
orientasi kritis, maka
kita akan bingung
seperti cerita
“Nasrudin yang mau
menjual keledai”.