SlideShare una empresa de Scribd logo
1 de 13
Descargar para leer sin conexión
ISSN : 0216-7743, Vol. VII No. 1 Maret 2011.


      PENGARUH INFLASI, SUKU BUNGA DAN KURS TERHADAP INDEKS HARGA
                SAHAM GABUNGAN DI BURSA EFEK INDONESIA
    The Influence of Inflation, Interest Rate, and Exchange Rate Toward To Composite Stock Price Index In
                                            Indonesia Stock Exchange

                                             Musdalifah Azis1

ABSTRACT
     This research aim is to point out the influence of inflation, interest rate, and exchange rate
toward to Composite Stock Price Index in Indonesia Stock Exchange.
     This research used purposive sampling method, data were then analyzed using double
regression analysis, F-test, and adjusted R-Square. The results show that the inflation, interest
rate, and exchange rate measured simultaneously not give significant influence toward to
Composite Stock Price Index in Indonesia Stock Exchange.
Keywords : inflation, the rate of interest, the exchange rate, and Composite Stock Price Index

A. PENDAHULUAN
          IHSG merupakan cerminan dari kegiatan pasar modal secara umum. Peningkatan IHSG
menunjukkan kondisi pasar modal sedang bullish, sebaliknya jika menurun menunjukkan kondisi
pasar modal sedang bearish. Untuk itu, seorang investor harus memahami pola perilaku harga
saham di pasar modal.
          Moradoglu, et al. (2000), dikemukakan bahwa penelitian tentang perilaku harga saham
telah banyak dilakukan, terutama dalam kaitannya dengan variabel makroekonomi, diantaranya
Chen et al. (1986), dan Fama (1981). Hasil penelitian mereka mengatakan bahwa harga saham
dipengaruhi oleh fluktuasi makroekonomi. Beberapa variabel makroekonomi yang digunakan
antara lain; tingkat inflasi, tingkat bunga, nilai tukar, indeks produksi industri, dan harga minyak.
          Inflasi adalah kecenderungan barang-barang naik secara umum dan dalam jangka waktu
yang tertentu (Case dan Fair, 1999). Hubungan antara positif antara inflasi dan harga saham
adalah semakin tinggi inflasi maka semakin tinggi barang dan jasa yang pada akhirnya
meningkatkan profit perusahaan dan harga sahamnya. Penelitian tentang tingkat inflasi
berpengaruh terhadap tingkat pengembalian saham telah banyak dilakukan antara lain : Balduzzi
(1994), Sitorus (2004), Schmeling dan Schrimpf (2008).


1
    Dosen Tetap Fakultas Ekonomi Universitas Mulawarman Samarinda
Jika suku bunga ini lebih tinggi daripada return yang diarapkan maka investor akan
memilih deposito sebagai pilihan investasinya. Dalam penelitiannya, Lee (1992) dan Gan et al
(2006) telah ditemukan bahwa perubahan tingkat bunga (interest rate) mempunyai pengaruh
yang signifikan terhadap indeks harga saham.
        Fabozzi dan Franco (1996:724) an exchange rate is defined as the amount of one
currency that can be exchange per unit of another currency, or the price of one currency in items
of another currency. Ajayi dan Mougoue (1996) juga menggunakan variabel makroekonomi nilai
tukar dan harga saham. Mereka meneliti hubungan dinamis antara harga saham dan nilai tukar
pada “Delapan Besar” pasar saham, yaitu kanada, Perancis, Jerman, Italia, Jepang, Belanda,
Inggris, dan Amerika Serikat dengan menggunakan bivariate error correction model. Hasil
penelitian mereka menunjukkan hubungan yang signifikan antara nilai tukar dan harga saham
(pasar modal dan pasar uang). Hasil ini kemudian didukung juga oleh Dimitrova (2005), Sudjono
(2002) serta Sitinjak dan Kurniasari (2003) bahwa nilai tukar rupiah (kurs) mempunyai pengaruh
yang signifikan terhadap IHSG.
        Selanjutnya Gupta (2000) yang mengadakan penelitian di Indonesia dengan
menggunakan data periode 1993-1997 menyimpulkan bahwa tidak ada hubungan kausalitas
antara tingkat bunga, nilai tukar, dan harga saham. Hasil ini sama dengan yang ditemukan oleh
Budilaksono (2005). Tetapi hasil ini bertolak belakang dengan Sitinjak dan Kurniasari (2003)
yang menemukan bahwa nilai tukar dan tingkat bunga SBI berpengaruh terhadap IHSG,
sementara tingkat inflasi tidak berhubungan dengan IHSG. Namun Saadah dan Panjaitan (2006)
kembali menunjukkan bahwa tidak ada interaksi dinamis yang signifikan antara harga saham dan
nilai tukar.
        Penelitian ini menggunakan alur pemikiran seperti yang tersaji pada gambar 1.

                Tingkat Inflasi



                Suku Bunga SBI              IHSG


                    Kurs




Gambar 1. Kerangka Pemikiran
Berdasarkan uraian tersebut maka peneliti tertarik untuk menelaah lebih lanjut mengenai
  bagaimana pengaruh inflasi, suku bunga, dan kurs terhadap IHSG dari perusahaan yang listing
  di Bursa Efek Jakarta.


B. METODE PENELITIAN
            Dalam penelitian ini terdapat 4 (empat) variabel yang terdiri dari 1 (satu) variabel
  dependen dan 3 (tiga) variabel independen. Variabel dependen dalam penelitian ini yaitu IHSG
  (Y), sedangkan variabel independen terdiri atas Tingkat Inflasi (X1), Suku Bunga SBI (X2) dan
  Nilai Tukar Rupiah/US$ (X3).
            Penelitian ini juga menggunakan data-data seperti Inflasi, tingkat suku bunga SBI dan
  Kurs (http://www.bi.go.id) dan IHSG (http://www.idx.go.id) dengan periode 2003 hingga 2008.
  Untuk menguji hipotesis tentang kekuatan variabel independen (Tingkat Inflasi, Tingkat Suku
  Bunga SBI dan Nilai Tukar Rupiah/US$) terhadap IHSG, penelitian ini menggunakan teknik
  analisis regresi linear berganda (multiple regression analysis model) dengan persamaan kuadrat
  terkecil (Ordinary Least Square) dengan model dasar sebagai berikut:
  Y = α + 1X1 + 2X2 + 3X3 ................................................................................................... (1)
  Dimana :
  Rx        = Return Saham
  X1        = Tingkat Inflasi
  X2        = Suku Bunga SBI
  X3        = Kurs Rupiah Terhadap US $
            Sebelum melangkah lebih jauh bagaiman model yang akan dibentuk, terlebih dahulu
  harus mengetahui tahapan-tahapan dalam penyusunan model regresi berganda. Adapun tahapan-
  tahapan tersebut adalah sebagai berikut:
            1. Menentukan variabel bebas (independent) dan variabel terikat (dependent).
            2. Menentukan metode penyusunan model regresi
            3. Mengamati ada tidaknya data yang ekstrim (outlier)
            4. Menguji asumsi-asumsi pada regresi berganda, seperti Normalitas, Multikolinearitas
                 dan Heterokedastisitas.
            5. Menguji signifikansi model.
6. Intepretasi hasil model regresi berganda.
Dalam regresi linear berganda, prinsip-prinsip yang mendasarinya tidaklah berbeda dengan
prinsip-prinsip dalam regresi linear sederhana. Akan tetapi dalam regresi linear berganda akan
dijumpai beberapa permasalahan, seperti Multikolinearitas dan Heterokedastis (ditemukan juga
dalam regresi linear sederhana). Proses pembentukan model yang dilakukan secara berulang-
ulang guna mendapatkan model terbaik yang sesuai dengan substansi yang ada. Setelah model
terbaik diperoleh, analisa dilanjutkan dengan melakukan uji terhadap hipotesis.


C. PEMBAHASAN
1. ANALISIS DATA
        Pada pengujian deskriptif ini untuk menguji seberapa besar nilai mean, standar deviasi,
variance, nilai minimum, median dan maksimum. Tujuan dari statistic deskriptif ini untuk
mengetahui seberapa besar keakuratan data dan penyimpangan pada data tersebut. Untuk lebih
jelasnya dapat dilihat pada table 1.


Tabel 1. Descriptive Statistics

                        N         Minimum       Maximum      Mean       Std. Deviation
 IHSG                       72         388.44     2745.83   1359.0233       685.10250
 INFLASI                    72           4.60       18.38      8.8824          3.77606
 SBI                        72           7.32       12.75      9.3614          1.79991
 KURS                       72      7779.00      11651.00   8728.1389       628.52103
 Valid N (listwise)         72

Sumber : SPSS 15.00


Dari tabel 1. menunjukkan bahwa nilai standar deviasi lebih kecil dari pada nilai rata-rata (mean)
untuk variabel (IHSG, Inflasi, SBI dan Kurs). Hal ini berarti semua variabel penelitian tersebut
memiliki sebaran data yang normal (baik).


2. UJI ASUMSI KLASIK
a. NORMALITAS
Uji normalitas ini dilakukan dengan tujuan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi
variabel dependen dan variabel independen mempunyai distribusi normal ataukah tidak. Model
regresi yang baik adalah distribusi data normal atau mendekati normal. Berdasarkan sampel data
(n = 72), keadaan tersebut dapat dilihat dari Gambar 2.

                                              Dependent Variable: IHSG


                                  1.0
              Expected Cum Prop




                                  0.8



                                  0.6



                                  0.4



                                  0.2



                                  0.0
                                        0.0       0.2       0.4    0.6      0.8   1.0
                                                        Observed Cum Prob
 Gambar 2. Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual

     Dari Gambar 2, terlihat titik-titik menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis
diagonal yang berarti bahwa model regresi terdistribusi normal. Dengan demikian model regresi
layak digunakan untuk memprediksi IHSG berdasarkan masukan variable Inflasi, Tingkat Suku
Bunga SBI dan Nilai Tukar Rupiah/US$


b. MULTIKOLINEARITAS
     Tujuan dari pengujian ini adalah untuk melihat apakah pada model regresi ditemukan
adanya korelasi antar variabel bebas. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di
antara variabel bebasnya. Hasil pengujian dapat dilihat pada Tabel 2 di bawah ini.
     Pedoman suatu model regresi yang bebas multikolinieritas adalah nilai VIF (Varians
Inflation Factor) dan tolerance yang mendekati satu. Nilai VIF mendekati satu menunjukkan
tidak terjadinya multikolinieritas, sedangkan jika VIF mendekati lima, maka terdapat persoalan
multikolinieritas dengan variabel bebas lainnya.
Tabel 2. Nilai Varians Inflation Factor (VIF)
                       Collinearity Statistics
 Model                 Tolerance VIF
 1     INFLASI                 .375       2.670
       SBI                     .418       2.393
       KURS                    .843       1.186
Sumber : Hasil Pengujian-pengujian Hipótesis


   Pada model persamaan regresi tersebut, terlihat bahwa nilai VIF dan tolerance dari variabel
SBI dan Kurs nilainya mendekati satu. Hal tersebut menunjukkan bahwa tiga variabel bebas
tidak saling berhubungan satu sama lain.


c. HETEROKEDASTISITAS
     Pengujian ini bertujuan untuk melihat apakah dalam sebuah model regresi yang dibentuk
terjadi ketidaksamaan varians residual dari satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika
varians dari residual dari suatu pengamatan ke pengamatan lainnya tetap, maka disebut
homoskedastisitas. Sedangkan jika varians berbeda, disebut heterokedastisitas. Model regresi
yang baik adalah tidak terjadi heteroskedastisitas. Pengujian asumsi ini dilakukan dengan analisis
grafik scatterplot dengan IHSG sebagai variabel terikatnya.
     Menurut Singgih (2000), deteksi adanya heterokedastisitas dilihat dengan ada tidaknya pola
tertentu pada grafik tersebut, di mana sumbu X adalah Y (IHSG) yang telah diprediksi, dan
sumbu Y adalah nilai residualnya (Y prediksi – Y sesungguhnya). Dasar pengambilan keputusan
adalah jika titik-titik pada output tersebut membentuk suatu pola tertentu yang teratur maka
terjadi heterokedastisitas. Dari analisis Gambar 2. secara berurutan dari kiri ke kanan yaitu
Inflasi, SBI dan Kurs, terlihat bahwa titik-titik menyebar secara acak, tidak membentuk pola
yang jelas, dan tersebar di atas maupun di bawah angka nol pada sumbu Y. Hal ini berarti tidak
terjadi heteroskedastisitas pada model regresi berdasarkan variabel bebas yang dipilih.
Dependent Variable: IHSG

                                     2
  Regression Studentized Residual




                                     1




                                     0




                                    -1




                                    -2

                                          -3            -2                  -1                  0                   1                   2

                                                             Regression Standardized Predicted Value

Gambar 2. Scatterplot Inflasi, SBI, dan Kurs



3. ANALISIS REGRESI
                                    Analisis ini digunakan untuk menghitung besarnya pengaruh Tingkat Suku Bunga SBI dan
Nilai Tukar Rupiah/US$ terhadap IHSG di Bursa Efek Jakarta. Berdasarkan pembatasan masalah
dan hipotesis yang telah dikemukakan sebelumnya maka diperoleh hasil pengolahan data dengan
paket programkomputer statistik SPSS 15.0 yang tampak pada Tabel 3.
Tabel3.Coefficients(a)

                     Unstandardized Standardized
                       Coefficients     Coefficients                                       95% Confidence Interval for B      Correlations
 Model               B       Std. Error   Beta                              t       Sig.   Lower BoundUpper BoundZero-order Partial        Part
 1     (Constant) 953.003 1261.458                                           .755     .453   -1564.196  3470.202
       INFLASI      55.858     34.223          .308                         1.632     .107     -12.433   124.150         .062      .194      .188
       SBI        -149.217 67.974             -.392                        -2.195     .032    -284.856    -13.577       -.130     -.257     -.253
       )
       KURS           .150       .137          .137                         1.093     .278       -.124       .423        .172      .131      .126
             a. Dependent Variable: IHSG




Berdasarkan tabel 3. di atas diperoleh model persamaan regresi linier berganda sebagai berikut :
Y = 953.003 + 55.858X1 – 149.217 X2 + 0.150 X3 + ε ……………………………………… (2)
Dimana:
Y : IHSG (Indeks harga Saham Gabungan)
X1 : Inflasi
X2 : Tingkat Suku Bunga SBI
X3 : Nilai Tukar Rupiah/US$
ε : disturbance error (faktor pengganggu/residual)


Dari model regresi tersebut diperoleh konstanta sebesar 953.003. Hal ini berarti bahwa tanpa
adanya rasio Inflasi, Tingkat Suku Bunga SBI dan Nilai Tukar Rupiah/US$ akan terjadi
perubahan IHSG sebesar 953.003. Inflasi mempunyai koefisien regresi sebesar 55.858, berarti
setiap perubahan Inflasi satu persen dengan asumsi yang lainnya tetap maka IHSG akan
mengalami perubahan sebesar 55,858 dengan arah yang sama. Tingkat Suku Bunga SBI
mempunyai koefisien regresi sebesar– 149.217 bertanda negatif berarti setiap perubahan Tingkat
Suku Bunga SBI satu persen dengan asumsi variabel lainnya tetap maka perubahan IHSG akan
mengalami perubahan sebesar – 149.217 dengan arah yang berlawanan dan koefisien regresi
Nilai Tukar Rupiah/US$ sebesar 0.150, dan setiap perubahan Nilai Tukar Rupiah/US$ satu
persen dengan asumsi variabel lainnya tetap maka perubahan IHSG akan mengalami perubahan
sebesar 0.150 dengan arah yang sama.
Koefisien Determinasi (Adjusted R²)
Berdasarkan output SPSS 15.0 nampak bahwa pengaruh secara bersama-sama 3 (dua) variabel
independen (Inflasi, Tingkat Suku Bunga SBI dan Nilai Tukar Rupiah/US$) terhadap IHSG
seperti ditunjukkan pada Tabel 4.
                                                       Tabel 4. Model Summary
                                                                  Model Summaryb


                                                                                        Change Statistics
                                    Adjusted     St d. Error of   R Square                                                              Durbin-
  Model       R        R Square     R Square     the Estimate      Change    F Change       df 1            df 2        Sig. F Change   Wat son
  1            .306a       .094          .054       666.37430         .094      2.349              3               68            .080         .059
    a. Predictors: (Const ant), KURS, SBI , INFLASI
    b. Dependent Variable: IHSG

    Sumber : SPSS 15.00
      Koefisien determinasi digunakan untuk melihat berapa % dari variasi variabel dependen
(IHSG) dijelaskan oleh variasi dari variabel independen (perubahan Nilai Tukar Rupiah/US$ dan
Tingkat Suku Bunga SBI). Nilai koefisien determinasi (Adjusted R²) sebesar 0,054, berarti
variasi variabel Inf[asi, Tingkat Suku Bunga SBI dan Nilai Tukar Rupiah/US$ dalam
menjelaskan variasi variabel IHSG adalah sebesar 5,4 % dan sisanya 94,5 % dijelaskan oleh
factor lain yang tidak diteliti. Nilai Adjusted R² untuk IHSG yang besar akan membuat model
regresi semakin tepat dalam memprediksi IHSG di bursa Efek Jakarta. Dengan melihat
kemampuan model dalam menjelaskan variasi perubahan nilai variabel IHSG, maka model
persamaan regresi linier berganda tersebut dapat dinyatakan baik untuk dijadikan sebagai
penaksir nilai variabel IHSG yang akan datang. Untuk meyakinkan keakuratan model persamaan
regresi, maka model persamaan regresi tersebut perlu diuji dengan pengujian hipotesis.

4. PENGUJIAN HIPOTESIS


                                 Tabel 5. ANOVAb

                           Sum of
  Model                    Squares         df        Mean Square      F          Sig.
  1        Regression       3129227             3     1043075.520     2.349        .080 a
           Residual        30195720             68    444054.702
           Total           33324946             71
     a. Predictors: (Constant), KURS, SBI, INFLASI
     b. Dependent Variable: IHSG

      Pengujian hipotesis dilakukan dengan uji F seperti dalam Tabel 5.. Pengujian ini bertujuan
untuk melihat apakah variabel independen secara bersama-sama mempunyai pengaruh yang
signifikan terhadap variabel dependen. Dengan menggunakan signifikansi 5 % (α = 0,05) dan
degree of freedom (k-1) dan (n-k), dihasilkan nilai Ftabel sebesar 2,76. Nilai Fhitung dalam
Tabel 5. sebesar 2,349 sehingga nilai Fhitung lebih kecil dari Ftabel (2,349 < 2,76). Nilai
signifikansinya juga sebesar 0,080 (sig. > 0,05) sehingga Ho diterima dan Ha ditolak. Hal ini
berarti bahwa secara bersama-sama variasi variabel-variabel independen (Inflasi, Tingkat Suku
Bunga SBI dan Nilai Tukar Rupiah/US$) mempunyai pengaruh yang tidak signifikan terhadap
variasi variabel dependen IHSG. Dengan demikian Hipotesis yang menyatakan “Diduga bahwa
variabel-variabel independen Inflasi (X1), Tingkat Suku Bunga SBI (X2) dan Nilai Tukar
Rupiah/US$ (X3) secara bersama-sama mempunyai pengaruh yang tidak signifikan terhadap
IHSG (Y) di Bursa Efek Indonesia tahun 2003-2008.
        Setelah diuji secara parsial, Tingkat Inflasi juga mempunyai pengaruh yang tidak signifikan
terhadap IHSG karena nilai thitung < ttabel (1,632 < 1,980) dan nilai signifikansinya juga lebih besar dari
0,05 yaitu sebesar 0,107. Kesimpulan ini bertolak belakang dengan penelitian bahwa tingkat inflasi
berpengaruh terhadap tingkat pengembalian saham yang telah banyak dilakukan antara lain :
Balduzzi (1994), Sitorus (2004), Schmeling dan Schrimpf (2008). Hal ini disebabkan tingkat
inflasi yang terjadi masih tergolong normal. Kenaikan biaya diikuti kenaikan harga produk,
sehingga menyebabkan pendapatan pun meningkat.
      Tingkat Suku Bunga SBI juga mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap IHSG karena
nilai thitung > ttabel (2,195 > 1,980) dan nilai signifikansinya juga lebih kecil dari 0,05 yaitu sebesar
0,032. Kesimpulan ini mempertegas penelitian Lee (1992) serta Sitinjak dan Kurniasari (2003) yang
menyimpulkan bahwa Tingkat Bunga berpengaruh signifikan terhadap indeks harga saham.
Berdasarkan hasil tersebut berarti kenaikan tingkat suku bunga dapat meningkatkan beban
perusahaan (emiten) untuk memenuhi kewajiban/utang kepada bank sehingga dapat menurunkan laba
perusahaan dan akhirnya harga saham pun turun. Kenaikan ini juga potensial mendorong investor
mengalihkan dananya ke pasar uang atau tabungan maupun deposito sehingga investasi di lantai
bursa turun dan selanjutnya dapat menurunkan harga saham. Sedangkan sebaliknya, jika tingkat suku
bunga turun, maka beban perusahaan pun menurun sehingga dapat meningkatkan laba perusahaan
yang akhirnya dapat meningkatkan pembagian jumlah dividen kas kepada investor, kemudian harga
saham perusahaan pun meningkat.
      Nilai Tukar Rupiah/US$ mempunyai pengaruh yang tidak signifikan terhadap IHSG karena
nilai thitung < ttabel (1,093 < 1,980) dan nilai signifikansinya lebih besar dari 0,05 yaitu sebesar 0,278.
Hasil penelitian ini bertolak belakang dengan penelitian Ajayi dan Mougoue (1996) yang
menunjukkan adanya hubungan dinamis antara harga saham dan nilai tukar di 8 (delapan) negara
maju (Kanada, Perancis, Jerman, Italia, Jepang, Belanda, Inggris, dan Amerika Serikat). Demikian
juga penelitian Sudjono (2002), memiliki pendapat yang senada bahwa variabel ekonomi makro yang
direfleksikan dengan nilai rupiah mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap indeks harga saham.
Hal ini dapat dijelaskan bahwa selama kurun waktu 2003-2008, nilai tukar rupiah/US$ tergolong
stabil, sehingga dianggap tidak berpengaruh terhadap perubahan keadaan perekonomian secara
umum dan kinerja perusahaan. Tidak adanya fluktuasi yang signifikan dari nilai tukar rupiah/US$
selama periode inilah yang menjadikannya tidak diperhatikan oleh investor dalam pengambilan
keputusan investasi di pasar modal.


D. KESIMPULAN
1. SIMPULAN
      Dari penelitian mengenai analisis pengaruh Inflasi, Suku Bunga SBI dan Nilai Tukar
Rupiah/US$ Tingkat terhadap Indeks Harga Saham Gabungan di Bursa Efek Jakarta tahun 2003-
2008 dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: Secara bersama-sama ada pengaruh yang tidak
signifikan antara Inflasi, Tingkat Suku Bunga SBI dan Nilai Tukar Rupiah/US$ terhadap Indeks
Harga Saham Gabungan di Bursa Efek Jakarta periode 2003-2008. Hal ini ditunjukkan dari
besarnya nilai Fhitung lebih kecil dari Ftabel (2,349 < 2,76) dan signifikansi sebesar 0,080. Dan
Nilai koefisien determinasi (Adjusted R²) sebesar 0,054, berarti variasi variabel Inf[asi, Tingkat
Suku Bunga SBI dan Nilai Tukar Rupiah/US$ dalam menjelaskan variasi variabel IHSG adalah
sebesar 5,4 % dan sisanya 94,5 % dijelaskan oleh factor lain yang tidak diteliti.


2. SARAN – SARAN
Berdasarkan kesimpulan di atas maka saran-saran yang dapat diberikan melalui hasil penelitian
ini baik kepada investor, perusahan maupun untuk pengembangan penelitian yang lebih lanjut
adalah sebagai berikut:
   1) Investor sebaiknya memperhatikan informasi-informasi mengenai Inflasi, Tingkat Suku
       Bunga SBI dan Nilai Tukar Rupiah/US$ yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia karena
       dengan adanya informasi tersebut dapat dimanfaatkan untuk memprediksi IHSG di BEI
       yang kemudian untuk mengambil keputusan yang tepat sehubungan dengan investasinya.
   2) Perusahaaan sebelum melakukan kebijakan seperti ekspor atau impor, harus mengkaji
       terlebih dahulu faktor-faktor yang mempengaruhi besar kecilnya beban perusahaan yang
       dapat diakibatkan oleh Inflasi, Tingkat Suku Bunga SBI dan Nilai Tukar Rupiah/US$
       sehingga dalam pelaksanaannya nanti manajemen perusahaan dapat mengambil kebijakan
       dalam rangka menarik investor di pasar modal.
   3) Pemerintah sebaiknya juga memperhatikan faktor makroekonomi (Inflasi, Tingkat Suku
       Bunga SBI dan Nilai Tukar Rupiah/US$) melalui kebijakan-kebijakan yang diambil,
       yang selanjutnya untuk menarik minat investor baik domestic maupun asing di Bursa
       Efek Jakarta.
   4) Adanya keterbatasan faktor makroekonomi yang digunakan sebagai dasar untuk
       memprediksi IHSG hanya terbatas pada Inflasi, Tingkat Suku Bunga SBI dan Nilai Tukar
       Rupiah/US$, diharapkan dalam penelitian selanjutnya untuk memperhatikan pengaruh
       faktor lain yang dapat mempengaruhi pergerakan IHSG.
   5) Adanya keterbatasan dalam pengambilan periode penelitian yang hanya 5 tahun,
       diharapkan untuk pengembangan penelitian selanjutnya dapat memperpanjang periode
penelitian agar hasil yang diperoleh dapat lebih merefleksikan pergerakan IHSG di BEI
       secara historikal.


                                     DAFTAR PUSTAKA


Ajayi, R.A dan M. Mougoue. 1996. On The Dynamic Relation Between Stock Prices and
       Exchange Rate. Journal Of Finance Research. 19:193-207.
Balduzzi, Pierluigi. 1994. Stock Return, Inflation, and The Proxy Hypothesis : A new Look at
       The Data. Working Paper Series.
Budilaksono, Agung. 2005. Analisis Pengaruh Nilai Tukar Rupiah, Kepemilikan Saham Oleh
       Investor Asing, dan SBI Terhadap Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di
       Bursa Efek Jakarta (BEJ). Risetakuntansi4.blogspot.com.
Case, K. E. dan R. C. Fair (1999), Principle of Economics, 5th Edition, Prentice Hall
       International, Inc., New Jersey
Chen, N.F., R.Roll and S.Ross (1986). Economic Forces and the Stock Market. Journal of
       Business, Vol.59, pp.383-403.
Dimitrova, Desislava. 2005. The Relationship between Exchange Rate and Stock Price : Studied
       in A Multivariate Model. Issues in Political Economy, Vol. 14.
Fabozzi, E.J. and Francis, J.C. 1996. Capital Markets and Institution and Instrument. Upper
       Saddle River New Jersey
Fama, E.F. dan K.R. French. 1992. The Cross Section Of Expected Stock Returns.Journal Of
       Finance. 47:427-465.
Gan, Christopher, Minsoo Lee, Hua Hwa Au Yong, dan jun Zhang. 2006. Macroeconomic
       Variables and Stock Market Interactions : New Zealand Evidence, Investment
       Management and Financial Innovations, Vol. 3, Issues 4, 2006 : 89-101.
Gupta, Jyoti P., Alain Chevalier and Fran Sayekt. 2000. The Causality Between Interest Rate,
       Exchange Rate and Stock Price in Emerging Market: The
Case Of The Jakarta Stock Exchange. Working Paper Series. EFMA 2000.Athens.
Lee, SB. 1992. Causal Relations Among Stock Return, Interest Rate, Real Activity, and Inflation.
       Journal Of Finance,47:1591-1603.
Muradoglu, G., Fatma Taskin, and Iike Bigan.2000. Causality Between Stock Returns and
      Macroeconomic Variables in Emerging Markets. Russian and East European Finance and
      Trade. 36:35-53.
Schmeling, Maik dan Andrew Schrimpf. 2008. Expected Inflation, Expected Stock Returns, and
      Money Illusion: What Can We Learn From Survey Expectation? SFB 649 Discussion
      Paper 2008-036.
Sitorus Maurin. 2004. Pengaruh Variable Makroekonomi Terhadap Kinerja Saham
      Pertambangan Minyak Dan Gas Bumi Sebagai Emiten Di Bursa Efek Indonesia.
      www.yai.ac.id.
Sudjono. 2002. Analisis Keseimbangan dan Hubungan Simultan Antara Variabel Ekonomi
      Makro Terhadap Indeks Harga Saham di BEJ dengan Metode VAR (Vector
      Autoregression) dan ECM ( Error Correction Model). Jurnal Riset Ekonomi dan
      Manajemen. Vol. 2. no. 3.
Website Bank Indonesia. www.bi.go.id
Website Jakarta Stock Exchange. www.jsx.co.id

Más contenido relacionado

La actualidad más candente

Faktor dan penyebab terjadinya inflasi study kasus purwokerto
Faktor dan penyebab terjadinya inflasi study kasus purwokertoFaktor dan penyebab terjadinya inflasi study kasus purwokerto
Faktor dan penyebab terjadinya inflasi study kasus purwokertocekkembali dotcom
 
Penelitian wiwin winarsih
Penelitian wiwin winarsih Penelitian wiwin winarsih
Penelitian wiwin winarsih Aries Veronica
 
Analisis Pengujian Purchasing Power Parity dan International Fisher Effect da...
Analisis Pengujian Purchasing Power Parity dan International Fisher Effect da...Analisis Pengujian Purchasing Power Parity dan International Fisher Effect da...
Analisis Pengujian Purchasing Power Parity dan International Fisher Effect da...Trisnadi Wijaya
 
Kajian Dinamika Kinerja Ekonomi Kota Solok
Kajian Dinamika Kinerja Ekonomi Kota SolokKajian Dinamika Kinerja Ekonomi Kota Solok
Kajian Dinamika Kinerja Ekonomi Kota SolokRusman R. Manik
 
The relationship between exchange rate volatility and foreign direct investm...
The relationship between  exchange rate volatility and foreign direct investm...The relationship between  exchange rate volatility and foreign direct investm...
The relationship between exchange rate volatility and foreign direct investm...Yusuf Darismah
 
Kebijakan Moneter Bulanan - Bank Indonesia
Kebijakan Moneter Bulanan - Bank IndonesiaKebijakan Moneter Bulanan - Bank Indonesia
Kebijakan Moneter Bulanan - Bank IndonesiaBambang Muliyadi
 

La actualidad más candente (7)

Jurnal Fitria Irfiana
Jurnal Fitria IrfianaJurnal Fitria Irfiana
Jurnal Fitria Irfiana
 
Faktor dan penyebab terjadinya inflasi study kasus purwokerto
Faktor dan penyebab terjadinya inflasi study kasus purwokertoFaktor dan penyebab terjadinya inflasi study kasus purwokerto
Faktor dan penyebab terjadinya inflasi study kasus purwokerto
 
Penelitian wiwin winarsih
Penelitian wiwin winarsih Penelitian wiwin winarsih
Penelitian wiwin winarsih
 
Analisis Pengujian Purchasing Power Parity dan International Fisher Effect da...
Analisis Pengujian Purchasing Power Parity dan International Fisher Effect da...Analisis Pengujian Purchasing Power Parity dan International Fisher Effect da...
Analisis Pengujian Purchasing Power Parity dan International Fisher Effect da...
 
Kajian Dinamika Kinerja Ekonomi Kota Solok
Kajian Dinamika Kinerja Ekonomi Kota SolokKajian Dinamika Kinerja Ekonomi Kota Solok
Kajian Dinamika Kinerja Ekonomi Kota Solok
 
The relationship between exchange rate volatility and foreign direct investm...
The relationship between  exchange rate volatility and foreign direct investm...The relationship between  exchange rate volatility and foreign direct investm...
The relationship between exchange rate volatility and foreign direct investm...
 
Kebijakan Moneter Bulanan - Bank Indonesia
Kebijakan Moneter Bulanan - Bank IndonesiaKebijakan Moneter Bulanan - Bank Indonesia
Kebijakan Moneter Bulanan - Bank Indonesia
 

Similar a Inf, sbi, kurs terhadap ihsg

Keterkaitan instrumen kebijakan moneter dengan neraca pembayaran di indonesia...
Keterkaitan instrumen kebijakan moneter dengan neraca pembayaran di indonesia...Keterkaitan instrumen kebijakan moneter dengan neraca pembayaran di indonesia...
Keterkaitan instrumen kebijakan moneter dengan neraca pembayaran di indonesia...cekkembali dotcom
 
Paper seminar moneter
Paper seminar moneterPaper seminar moneter
Paper seminar moneterathallahvaris
 
Perilaku Keuangan Covid-19 dan bias heuristik: indikasi dari India
Perilaku Keuangan Covid-19 dan bias heuristik: indikasi dari IndiaPerilaku Keuangan Covid-19 dan bias heuristik: indikasi dari India
Perilaku Keuangan Covid-19 dan bias heuristik: indikasi dari IndiaAndikaPriatama1
 
Regresi linear
Regresi linearRegresi linear
Regresi linearmery gita
 
Seminar hasil -_copy
Seminar hasil -_copySeminar hasil -_copy
Seminar hasil -_copyReni Ningsih
 
usulan penelitian (skripsi bab 1-3)
usulan penelitian (skripsi bab 1-3)usulan penelitian (skripsi bab 1-3)
usulan penelitian (skripsi bab 1-3)Gilang Antono
 
Aminullah Assagaf_EVIEWS, STATA, Data Panel_7 Nop 2023.pdf
Aminullah Assagaf_EVIEWS, STATA, Data Panel_7 Nop 2023.pdfAminullah Assagaf_EVIEWS, STATA, Data Panel_7 Nop 2023.pdf
Aminullah Assagaf_EVIEWS, STATA, Data Panel_7 Nop 2023.pdfAminullah Assagaf
 
Laporan Pratikum analisis regresi linier sederhana
Laporan Pratikum analisis regresi linier sederhanaLaporan Pratikum analisis regresi linier sederhana
Laporan Pratikum analisis regresi linier sederhanagita Ta
 
Aminullah Assagaf_EVIEWS, STATA, Data Panel_6 Nop 2023.pdf
Aminullah Assagaf_EVIEWS, STATA, Data Panel_6 Nop 2023.pdfAminullah Assagaf_EVIEWS, STATA, Data Panel_6 Nop 2023.pdf
Aminullah Assagaf_EVIEWS, STATA, Data Panel_6 Nop 2023.pdfAminullah Assagaf
 
Hakikat dan Ruang Lingkup Ekonometrika
Hakikat dan Ruang Lingkup EkonometrikaHakikat dan Ruang Lingkup Ekonometrika
Hakikat dan Ruang Lingkup EkonometrikaYuca Siahaan
 
Analisis Regresi Linier Sederhana
Analisis Regresi Linier SederhanaAnalisis Regresi Linier Sederhana
Analisis Regresi Linier SederhanaArning Susilawati
 
Contoh kasus-analisis-data-dan-interpretasi
Contoh kasus-analisis-data-dan-interpretasiContoh kasus-analisis-data-dan-interpretasi
Contoh kasus-analisis-data-dan-interpretasiiwannazhan
 
Aminullah Assagaf_EVIEWS, STATA, Data Panel_7 Nop 2023.pdf
Aminullah Assagaf_EVIEWS, STATA, Data Panel_7 Nop 2023.pdfAminullah Assagaf_EVIEWS, STATA, Data Panel_7 Nop 2023.pdf
Aminullah Assagaf_EVIEWS, STATA, Data Panel_7 Nop 2023.pdfAminullah Assagaf
 
Pengaruh Volume dan EPS terhadap harga saham
Pengaruh Volume dan EPS terhadap harga sahamPengaruh Volume dan EPS terhadap harga saham
Pengaruh Volume dan EPS terhadap harga sahamRaden Yoke
 

Similar a Inf, sbi, kurs terhadap ihsg (20)

Sidang Thesis
Sidang ThesisSidang Thesis
Sidang Thesis
 
Keterkaitan instrumen kebijakan moneter dengan neraca pembayaran di indonesia...
Keterkaitan instrumen kebijakan moneter dengan neraca pembayaran di indonesia...Keterkaitan instrumen kebijakan moneter dengan neraca pembayaran di indonesia...
Keterkaitan instrumen kebijakan moneter dengan neraca pembayaran di indonesia...
 
Paper seminar moneter
Paper seminar moneterPaper seminar moneter
Paper seminar moneter
 
Perilaku Keuangan Covid-19 dan bias heuristik: indikasi dari India
Perilaku Keuangan Covid-19 dan bias heuristik: indikasi dari IndiaPerilaku Keuangan Covid-19 dan bias heuristik: indikasi dari India
Perilaku Keuangan Covid-19 dan bias heuristik: indikasi dari India
 
Regresi linear
Regresi linearRegresi linear
Regresi linear
 
Seminar hasil -_copy
Seminar hasil -_copySeminar hasil -_copy
Seminar hasil -_copy
 
BMP ESPA4224
BMP ESPA4224BMP ESPA4224
BMP ESPA4224
 
usulan penelitian (skripsi bab 1-3)
usulan penelitian (skripsi bab 1-3)usulan penelitian (skripsi bab 1-3)
usulan penelitian (skripsi bab 1-3)
 
Aminullah Assagaf_EVIEWS, STATA, Data Panel_7 Nop 2023.pdf
Aminullah Assagaf_EVIEWS, STATA, Data Panel_7 Nop 2023.pdfAminullah Assagaf_EVIEWS, STATA, Data Panel_7 Nop 2023.pdf
Aminullah Assagaf_EVIEWS, STATA, Data Panel_7 Nop 2023.pdf
 
Bab iii
Bab iiiBab iii
Bab iii
 
Laporan Pratikum analisis regresi linier sederhana
Laporan Pratikum analisis regresi linier sederhanaLaporan Pratikum analisis regresi linier sederhana
Laporan Pratikum analisis regresi linier sederhana
 
1
11
1
 
1
11
1
 
Aminullah Assagaf_EVIEWS, STATA, Data Panel_6 Nop 2023.pdf
Aminullah Assagaf_EVIEWS, STATA, Data Panel_6 Nop 2023.pdfAminullah Assagaf_EVIEWS, STATA, Data Panel_6 Nop 2023.pdf
Aminullah Assagaf_EVIEWS, STATA, Data Panel_6 Nop 2023.pdf
 
Hipotesis efisiensi pasar
Hipotesis efisiensi pasarHipotesis efisiensi pasar
Hipotesis efisiensi pasar
 
Hakikat dan Ruang Lingkup Ekonometrika
Hakikat dan Ruang Lingkup EkonometrikaHakikat dan Ruang Lingkup Ekonometrika
Hakikat dan Ruang Lingkup Ekonometrika
 
Analisis Regresi Linier Sederhana
Analisis Regresi Linier SederhanaAnalisis Regresi Linier Sederhana
Analisis Regresi Linier Sederhana
 
Contoh kasus-analisis-data-dan-interpretasi
Contoh kasus-analisis-data-dan-interpretasiContoh kasus-analisis-data-dan-interpretasi
Contoh kasus-analisis-data-dan-interpretasi
 
Aminullah Assagaf_EVIEWS, STATA, Data Panel_7 Nop 2023.pdf
Aminullah Assagaf_EVIEWS, STATA, Data Panel_7 Nop 2023.pdfAminullah Assagaf_EVIEWS, STATA, Data Panel_7 Nop 2023.pdf
Aminullah Assagaf_EVIEWS, STATA, Data Panel_7 Nop 2023.pdf
 
Pengaruh Volume dan EPS terhadap harga saham
Pengaruh Volume dan EPS terhadap harga sahamPengaruh Volume dan EPS terhadap harga saham
Pengaruh Volume dan EPS terhadap harga saham
 

Más de Universitas Mulawarman Samarinda

Más de Universitas Mulawarman Samarinda (20)

penganggaran bisnis korporasi
penganggaran bisnis korporasipenganggaran bisnis korporasi
penganggaran bisnis korporasi
 
Sekilas Pandang Kegiatan Masa Pandemic Covid 19
Sekilas Pandang Kegiatan Masa Pandemic Covid 19Sekilas Pandang Kegiatan Masa Pandemic Covid 19
Sekilas Pandang Kegiatan Masa Pandemic Covid 19
 
E t i k a, mm1
E t i k a, mm1E t i k a, mm1
E t i k a, mm1
 
Kebijakan teknis kementerian keuangan
Kebijakan teknis kementerian keuanganKebijakan teknis kementerian keuangan
Kebijakan teknis kementerian keuangan
 
The political economy of the european union
The political economy of the european unionThe political economy of the european union
The political economy of the european union
 
Politik ekonomi jepang, mm
Politik ekonomi jepang, mmPolitik ekonomi jepang, mm
Politik ekonomi jepang, mm
 
Republik rakyat china, mm
Republik rakyat china, mmRepublik rakyat china, mm
Republik rakyat china, mm
 
Mnj.produksi.fix
Mnj.produksi.fixMnj.produksi.fix
Mnj.produksi.fix
 
3. musdalifah azis fe unmul
3. musdalifah azis fe unmul3. musdalifah azis fe unmul
3. musdalifah azis fe unmul
 
security information system
security information systemsecurity information system
security information system
 
Information in action, SIM2
Information in action, SIM2Information in action, SIM2
Information in action, SIM2
 
CAPM dan Arbitrage Pricing Theory
CAPM dan Arbitrage Pricing TheoryCAPM dan Arbitrage Pricing Theory
CAPM dan Arbitrage Pricing Theory
 
Pengembangan SIM
Pengembangan SIMPengembangan SIM
Pengembangan SIM
 
Gbrp.analisis investasi dan portofolio
Gbrp.analisis investasi dan portofolioGbrp.analisis investasi dan portofolio
Gbrp.analisis investasi dan portofolio
 
Ekonomi manajerial
Ekonomi manajerialEkonomi manajerial
Ekonomi manajerial
 
ekonomi-manajerial, Michael R Baye
ekonomi-manajerial, Michael R Bayeekonomi-manajerial, Michael R Baye
ekonomi-manajerial, Michael R Baye
 
Ringkasan pengajaran manajemen operasional
Ringkasan pengajaran manajemen operasionalRingkasan pengajaran manajemen operasional
Ringkasan pengajaran manajemen operasional
 
Analisis pohon kepputusan
Analisis pohon kepputusanAnalisis pohon kepputusan
Analisis pohon kepputusan
 
Analisis jalur (path analysis)
Analisis jalur (path analysis)Analisis jalur (path analysis)
Analisis jalur (path analysis)
 
Manajemen risiko1
Manajemen risiko1Manajemen risiko1
Manajemen risiko1
 

Último

PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptxPPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptxZefanya9
 
PSAK-10-Pengaruh-Perubahan-Valuta-Asing-IAS-21-23032015.pptx
PSAK-10-Pengaruh-Perubahan-Valuta-Asing-IAS-21-23032015.pptxPSAK-10-Pengaruh-Perubahan-Valuta-Asing-IAS-21-23032015.pptx
PSAK-10-Pengaruh-Perubahan-Valuta-Asing-IAS-21-23032015.pptxRito Doank
 
uang dan lembaga keuangan uang dan lembaga keuangan
uang dan lembaga keuangan uang dan lembaga keuanganuang dan lembaga keuangan uang dan lembaga keuangan
uang dan lembaga keuangan uang dan lembaga keuanganlangkahgontay88
 
Perhitungan Bunga dan Nilai Uang (mankeu).ppt
Perhitungan Bunga dan Nilai Uang (mankeu).pptPerhitungan Bunga dan Nilai Uang (mankeu).ppt
Perhitungan Bunga dan Nilai Uang (mankeu).pptSalsabillaPutriAyu
 
Presentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga Keuangan
Presentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga KeuanganPresentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga Keuangan
Presentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga Keuanganzulfikar425966
 
MOTIVASI MINAT, BAKAT & POTENSI DIRI.pptx
MOTIVASI MINAT, BAKAT & POTENSI DIRI.pptxMOTIVASI MINAT, BAKAT & POTENSI DIRI.pptx
MOTIVASI MINAT, BAKAT & POTENSI DIRI.pptxHakamNiazi
 
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bank
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non BankPresentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bank
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bankzulfikar425966
 
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptxPERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptxHakamNiazi
 
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.ppt
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.pptModal Kerja manajemen keuangan modal kerja.ppt
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.pptFrida Adnantara
 
WAWASAN NUSANTARA SEBAGAI GEOPOLITIK INDONESIA.pptx
WAWASAN NUSANTARA SEBAGAI GEOPOLITIK INDONESIA.pptxWAWASAN NUSANTARA SEBAGAI GEOPOLITIK INDONESIA.pptx
WAWASAN NUSANTARA SEBAGAI GEOPOLITIK INDONESIA.pptxMunawwarahDjalil
 
matematika dilatasi (1) (2) (1) (1).pptx
matematika dilatasi (1) (2) (1) (1).pptxmatematika dilatasi (1) (2) (1) (1).pptx
matematika dilatasi (1) (2) (1) (1).pptxArvaAthallahSusanto
 
BAB 18_PENDAPATAN57569-7854545gj-65.pptx
BAB 18_PENDAPATAN57569-7854545gj-65.pptxBAB 18_PENDAPATAN57569-7854545gj-65.pptx
BAB 18_PENDAPATAN57569-7854545gj-65.pptxFrida Adnantara
 
KEPEMIMPINAN DALAM MENJALANKAN USAHA/BISNIS
KEPEMIMPINAN DALAM MENJALANKAN USAHA/BISNISKEPEMIMPINAN DALAM MENJALANKAN USAHA/BISNIS
KEPEMIMPINAN DALAM MENJALANKAN USAHA/BISNISHakamNiazi
 
7 Indikator Analisis Teknikal Saham Yang Paling Populer.pptx
7 Indikator Analisis Teknikal Saham Yang Paling Populer.pptx7 Indikator Analisis Teknikal Saham Yang Paling Populer.pptx
7 Indikator Analisis Teknikal Saham Yang Paling Populer.pptxObyMoris1
 
Ukuran Letak Data kuartil dan beberapa pembagian lainnya
Ukuran Letak Data  kuartil  dan  beberapa pembagian  lainnyaUkuran Letak Data  kuartil  dan  beberapa pembagian  lainnya
Ukuran Letak Data kuartil dan beberapa pembagian lainnyaIndhasari3
 
Ekonomi Teknik dan perencanaan kegiatan usaha
Ekonomi Teknik dan perencanaan kegiatan usahaEkonomi Teknik dan perencanaan kegiatan usaha
Ekonomi Teknik dan perencanaan kegiatan usahaWahyuKamilatulFauzia
 
Materi Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro I
Materi Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro IMateri Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro I
Materi Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro IIkaAliciaSasanti
 
Dasar Dasar Perpajakan dalam mata kuliah pajak.pptx
Dasar Dasar Perpajakan dalam mata kuliah pajak.pptxDasar Dasar Perpajakan dalam mata kuliah pajak.pptx
Dasar Dasar Perpajakan dalam mata kuliah pajak.pptxadel876203
 
KELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskal
KELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskalKELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskal
KELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskalAthoillahEconomi
 
DAMPAK MASIF KORUPSI yang kian merajalela
DAMPAK MASIF KORUPSI yang kian merajalelaDAMPAK MASIF KORUPSI yang kian merajalela
DAMPAK MASIF KORUPSI yang kian merajalelaarmanamo012
 

Último (20)

PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptxPPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
 
PSAK-10-Pengaruh-Perubahan-Valuta-Asing-IAS-21-23032015.pptx
PSAK-10-Pengaruh-Perubahan-Valuta-Asing-IAS-21-23032015.pptxPSAK-10-Pengaruh-Perubahan-Valuta-Asing-IAS-21-23032015.pptx
PSAK-10-Pengaruh-Perubahan-Valuta-Asing-IAS-21-23032015.pptx
 
uang dan lembaga keuangan uang dan lembaga keuangan
uang dan lembaga keuangan uang dan lembaga keuanganuang dan lembaga keuangan uang dan lembaga keuangan
uang dan lembaga keuangan uang dan lembaga keuangan
 
Perhitungan Bunga dan Nilai Uang (mankeu).ppt
Perhitungan Bunga dan Nilai Uang (mankeu).pptPerhitungan Bunga dan Nilai Uang (mankeu).ppt
Perhitungan Bunga dan Nilai Uang (mankeu).ppt
 
Presentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga Keuangan
Presentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga KeuanganPresentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga Keuangan
Presentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga Keuangan
 
MOTIVASI MINAT, BAKAT & POTENSI DIRI.pptx
MOTIVASI MINAT, BAKAT & POTENSI DIRI.pptxMOTIVASI MINAT, BAKAT & POTENSI DIRI.pptx
MOTIVASI MINAT, BAKAT & POTENSI DIRI.pptx
 
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bank
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non BankPresentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bank
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bank
 
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptxPERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
 
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.ppt
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.pptModal Kerja manajemen keuangan modal kerja.ppt
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.ppt
 
WAWASAN NUSANTARA SEBAGAI GEOPOLITIK INDONESIA.pptx
WAWASAN NUSANTARA SEBAGAI GEOPOLITIK INDONESIA.pptxWAWASAN NUSANTARA SEBAGAI GEOPOLITIK INDONESIA.pptx
WAWASAN NUSANTARA SEBAGAI GEOPOLITIK INDONESIA.pptx
 
matematika dilatasi (1) (2) (1) (1).pptx
matematika dilatasi (1) (2) (1) (1).pptxmatematika dilatasi (1) (2) (1) (1).pptx
matematika dilatasi (1) (2) (1) (1).pptx
 
BAB 18_PENDAPATAN57569-7854545gj-65.pptx
BAB 18_PENDAPATAN57569-7854545gj-65.pptxBAB 18_PENDAPATAN57569-7854545gj-65.pptx
BAB 18_PENDAPATAN57569-7854545gj-65.pptx
 
KEPEMIMPINAN DALAM MENJALANKAN USAHA/BISNIS
KEPEMIMPINAN DALAM MENJALANKAN USAHA/BISNISKEPEMIMPINAN DALAM MENJALANKAN USAHA/BISNIS
KEPEMIMPINAN DALAM MENJALANKAN USAHA/BISNIS
 
7 Indikator Analisis Teknikal Saham Yang Paling Populer.pptx
7 Indikator Analisis Teknikal Saham Yang Paling Populer.pptx7 Indikator Analisis Teknikal Saham Yang Paling Populer.pptx
7 Indikator Analisis Teknikal Saham Yang Paling Populer.pptx
 
Ukuran Letak Data kuartil dan beberapa pembagian lainnya
Ukuran Letak Data  kuartil  dan  beberapa pembagian  lainnyaUkuran Letak Data  kuartil  dan  beberapa pembagian  lainnya
Ukuran Letak Data kuartil dan beberapa pembagian lainnya
 
Ekonomi Teknik dan perencanaan kegiatan usaha
Ekonomi Teknik dan perencanaan kegiatan usahaEkonomi Teknik dan perencanaan kegiatan usaha
Ekonomi Teknik dan perencanaan kegiatan usaha
 
Materi Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro I
Materi Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro IMateri Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro I
Materi Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro I
 
Dasar Dasar Perpajakan dalam mata kuliah pajak.pptx
Dasar Dasar Perpajakan dalam mata kuliah pajak.pptxDasar Dasar Perpajakan dalam mata kuliah pajak.pptx
Dasar Dasar Perpajakan dalam mata kuliah pajak.pptx
 
KELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskal
KELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskalKELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskal
KELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskal
 
DAMPAK MASIF KORUPSI yang kian merajalela
DAMPAK MASIF KORUPSI yang kian merajalelaDAMPAK MASIF KORUPSI yang kian merajalela
DAMPAK MASIF KORUPSI yang kian merajalela
 

Inf, sbi, kurs terhadap ihsg

  • 1. ISSN : 0216-7743, Vol. VII No. 1 Maret 2011. PENGARUH INFLASI, SUKU BUNGA DAN KURS TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN DI BURSA EFEK INDONESIA The Influence of Inflation, Interest Rate, and Exchange Rate Toward To Composite Stock Price Index In Indonesia Stock Exchange Musdalifah Azis1 ABSTRACT This research aim is to point out the influence of inflation, interest rate, and exchange rate toward to Composite Stock Price Index in Indonesia Stock Exchange. This research used purposive sampling method, data were then analyzed using double regression analysis, F-test, and adjusted R-Square. The results show that the inflation, interest rate, and exchange rate measured simultaneously not give significant influence toward to Composite Stock Price Index in Indonesia Stock Exchange. Keywords : inflation, the rate of interest, the exchange rate, and Composite Stock Price Index A. PENDAHULUAN IHSG merupakan cerminan dari kegiatan pasar modal secara umum. Peningkatan IHSG menunjukkan kondisi pasar modal sedang bullish, sebaliknya jika menurun menunjukkan kondisi pasar modal sedang bearish. Untuk itu, seorang investor harus memahami pola perilaku harga saham di pasar modal. Moradoglu, et al. (2000), dikemukakan bahwa penelitian tentang perilaku harga saham telah banyak dilakukan, terutama dalam kaitannya dengan variabel makroekonomi, diantaranya Chen et al. (1986), dan Fama (1981). Hasil penelitian mereka mengatakan bahwa harga saham dipengaruhi oleh fluktuasi makroekonomi. Beberapa variabel makroekonomi yang digunakan antara lain; tingkat inflasi, tingkat bunga, nilai tukar, indeks produksi industri, dan harga minyak. Inflasi adalah kecenderungan barang-barang naik secara umum dan dalam jangka waktu yang tertentu (Case dan Fair, 1999). Hubungan antara positif antara inflasi dan harga saham adalah semakin tinggi inflasi maka semakin tinggi barang dan jasa yang pada akhirnya meningkatkan profit perusahaan dan harga sahamnya. Penelitian tentang tingkat inflasi berpengaruh terhadap tingkat pengembalian saham telah banyak dilakukan antara lain : Balduzzi (1994), Sitorus (2004), Schmeling dan Schrimpf (2008). 1 Dosen Tetap Fakultas Ekonomi Universitas Mulawarman Samarinda
  • 2. Jika suku bunga ini lebih tinggi daripada return yang diarapkan maka investor akan memilih deposito sebagai pilihan investasinya. Dalam penelitiannya, Lee (1992) dan Gan et al (2006) telah ditemukan bahwa perubahan tingkat bunga (interest rate) mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap indeks harga saham. Fabozzi dan Franco (1996:724) an exchange rate is defined as the amount of one currency that can be exchange per unit of another currency, or the price of one currency in items of another currency. Ajayi dan Mougoue (1996) juga menggunakan variabel makroekonomi nilai tukar dan harga saham. Mereka meneliti hubungan dinamis antara harga saham dan nilai tukar pada “Delapan Besar” pasar saham, yaitu kanada, Perancis, Jerman, Italia, Jepang, Belanda, Inggris, dan Amerika Serikat dengan menggunakan bivariate error correction model. Hasil penelitian mereka menunjukkan hubungan yang signifikan antara nilai tukar dan harga saham (pasar modal dan pasar uang). Hasil ini kemudian didukung juga oleh Dimitrova (2005), Sudjono (2002) serta Sitinjak dan Kurniasari (2003) bahwa nilai tukar rupiah (kurs) mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap IHSG. Selanjutnya Gupta (2000) yang mengadakan penelitian di Indonesia dengan menggunakan data periode 1993-1997 menyimpulkan bahwa tidak ada hubungan kausalitas antara tingkat bunga, nilai tukar, dan harga saham. Hasil ini sama dengan yang ditemukan oleh Budilaksono (2005). Tetapi hasil ini bertolak belakang dengan Sitinjak dan Kurniasari (2003) yang menemukan bahwa nilai tukar dan tingkat bunga SBI berpengaruh terhadap IHSG, sementara tingkat inflasi tidak berhubungan dengan IHSG. Namun Saadah dan Panjaitan (2006) kembali menunjukkan bahwa tidak ada interaksi dinamis yang signifikan antara harga saham dan nilai tukar. Penelitian ini menggunakan alur pemikiran seperti yang tersaji pada gambar 1. Tingkat Inflasi Suku Bunga SBI IHSG Kurs Gambar 1. Kerangka Pemikiran
  • 3. Berdasarkan uraian tersebut maka peneliti tertarik untuk menelaah lebih lanjut mengenai bagaimana pengaruh inflasi, suku bunga, dan kurs terhadap IHSG dari perusahaan yang listing di Bursa Efek Jakarta. B. METODE PENELITIAN Dalam penelitian ini terdapat 4 (empat) variabel yang terdiri dari 1 (satu) variabel dependen dan 3 (tiga) variabel independen. Variabel dependen dalam penelitian ini yaitu IHSG (Y), sedangkan variabel independen terdiri atas Tingkat Inflasi (X1), Suku Bunga SBI (X2) dan Nilai Tukar Rupiah/US$ (X3). Penelitian ini juga menggunakan data-data seperti Inflasi, tingkat suku bunga SBI dan Kurs (http://www.bi.go.id) dan IHSG (http://www.idx.go.id) dengan periode 2003 hingga 2008. Untuk menguji hipotesis tentang kekuatan variabel independen (Tingkat Inflasi, Tingkat Suku Bunga SBI dan Nilai Tukar Rupiah/US$) terhadap IHSG, penelitian ini menggunakan teknik analisis regresi linear berganda (multiple regression analysis model) dengan persamaan kuadrat terkecil (Ordinary Least Square) dengan model dasar sebagai berikut: Y = α + 1X1 + 2X2 + 3X3 ................................................................................................... (1) Dimana : Rx = Return Saham X1 = Tingkat Inflasi X2 = Suku Bunga SBI X3 = Kurs Rupiah Terhadap US $ Sebelum melangkah lebih jauh bagaiman model yang akan dibentuk, terlebih dahulu harus mengetahui tahapan-tahapan dalam penyusunan model regresi berganda. Adapun tahapan- tahapan tersebut adalah sebagai berikut: 1. Menentukan variabel bebas (independent) dan variabel terikat (dependent). 2. Menentukan metode penyusunan model regresi 3. Mengamati ada tidaknya data yang ekstrim (outlier) 4. Menguji asumsi-asumsi pada regresi berganda, seperti Normalitas, Multikolinearitas dan Heterokedastisitas. 5. Menguji signifikansi model.
  • 4. 6. Intepretasi hasil model regresi berganda. Dalam regresi linear berganda, prinsip-prinsip yang mendasarinya tidaklah berbeda dengan prinsip-prinsip dalam regresi linear sederhana. Akan tetapi dalam regresi linear berganda akan dijumpai beberapa permasalahan, seperti Multikolinearitas dan Heterokedastis (ditemukan juga dalam regresi linear sederhana). Proses pembentukan model yang dilakukan secara berulang- ulang guna mendapatkan model terbaik yang sesuai dengan substansi yang ada. Setelah model terbaik diperoleh, analisa dilanjutkan dengan melakukan uji terhadap hipotesis. C. PEMBAHASAN 1. ANALISIS DATA Pada pengujian deskriptif ini untuk menguji seberapa besar nilai mean, standar deviasi, variance, nilai minimum, median dan maksimum. Tujuan dari statistic deskriptif ini untuk mengetahui seberapa besar keakuratan data dan penyimpangan pada data tersebut. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada table 1. Tabel 1. Descriptive Statistics N Minimum Maximum Mean Std. Deviation IHSG 72 388.44 2745.83 1359.0233 685.10250 INFLASI 72 4.60 18.38 8.8824 3.77606 SBI 72 7.32 12.75 9.3614 1.79991 KURS 72 7779.00 11651.00 8728.1389 628.52103 Valid N (listwise) 72 Sumber : SPSS 15.00 Dari tabel 1. menunjukkan bahwa nilai standar deviasi lebih kecil dari pada nilai rata-rata (mean) untuk variabel (IHSG, Inflasi, SBI dan Kurs). Hal ini berarti semua variabel penelitian tersebut memiliki sebaran data yang normal (baik). 2. UJI ASUMSI KLASIK a. NORMALITAS Uji normalitas ini dilakukan dengan tujuan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi variabel dependen dan variabel independen mempunyai distribusi normal ataukah tidak. Model
  • 5. regresi yang baik adalah distribusi data normal atau mendekati normal. Berdasarkan sampel data (n = 72), keadaan tersebut dapat dilihat dari Gambar 2. Dependent Variable: IHSG 1.0 Expected Cum Prop 0.8 0.6 0.4 0.2 0.0 0.0 0.2 0.4 0.6 0.8 1.0 Observed Cum Prob Gambar 2. Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual Dari Gambar 2, terlihat titik-titik menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal yang berarti bahwa model regresi terdistribusi normal. Dengan demikian model regresi layak digunakan untuk memprediksi IHSG berdasarkan masukan variable Inflasi, Tingkat Suku Bunga SBI dan Nilai Tukar Rupiah/US$ b. MULTIKOLINEARITAS Tujuan dari pengujian ini adalah untuk melihat apakah pada model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel bebasnya. Hasil pengujian dapat dilihat pada Tabel 2 di bawah ini. Pedoman suatu model regresi yang bebas multikolinieritas adalah nilai VIF (Varians Inflation Factor) dan tolerance yang mendekati satu. Nilai VIF mendekati satu menunjukkan tidak terjadinya multikolinieritas, sedangkan jika VIF mendekati lima, maka terdapat persoalan multikolinieritas dengan variabel bebas lainnya.
  • 6. Tabel 2. Nilai Varians Inflation Factor (VIF) Collinearity Statistics Model Tolerance VIF 1 INFLASI .375 2.670 SBI .418 2.393 KURS .843 1.186 Sumber : Hasil Pengujian-pengujian Hipótesis Pada model persamaan regresi tersebut, terlihat bahwa nilai VIF dan tolerance dari variabel SBI dan Kurs nilainya mendekati satu. Hal tersebut menunjukkan bahwa tiga variabel bebas tidak saling berhubungan satu sama lain. c. HETEROKEDASTISITAS Pengujian ini bertujuan untuk melihat apakah dalam sebuah model regresi yang dibentuk terjadi ketidaksamaan varians residual dari satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varians dari residual dari suatu pengamatan ke pengamatan lainnya tetap, maka disebut homoskedastisitas. Sedangkan jika varians berbeda, disebut heterokedastisitas. Model regresi yang baik adalah tidak terjadi heteroskedastisitas. Pengujian asumsi ini dilakukan dengan analisis grafik scatterplot dengan IHSG sebagai variabel terikatnya. Menurut Singgih (2000), deteksi adanya heterokedastisitas dilihat dengan ada tidaknya pola tertentu pada grafik tersebut, di mana sumbu X adalah Y (IHSG) yang telah diprediksi, dan sumbu Y adalah nilai residualnya (Y prediksi – Y sesungguhnya). Dasar pengambilan keputusan adalah jika titik-titik pada output tersebut membentuk suatu pola tertentu yang teratur maka terjadi heterokedastisitas. Dari analisis Gambar 2. secara berurutan dari kiri ke kanan yaitu Inflasi, SBI dan Kurs, terlihat bahwa titik-titik menyebar secara acak, tidak membentuk pola yang jelas, dan tersebar di atas maupun di bawah angka nol pada sumbu Y. Hal ini berarti tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi berdasarkan variabel bebas yang dipilih.
  • 7. Dependent Variable: IHSG 2 Regression Studentized Residual 1 0 -1 -2 -3 -2 -1 0 1 2 Regression Standardized Predicted Value Gambar 2. Scatterplot Inflasi, SBI, dan Kurs 3. ANALISIS REGRESI Analisis ini digunakan untuk menghitung besarnya pengaruh Tingkat Suku Bunga SBI dan Nilai Tukar Rupiah/US$ terhadap IHSG di Bursa Efek Jakarta. Berdasarkan pembatasan masalah dan hipotesis yang telah dikemukakan sebelumnya maka diperoleh hasil pengolahan data dengan paket programkomputer statistik SPSS 15.0 yang tampak pada Tabel 3. Tabel3.Coefficients(a) Unstandardized Standardized Coefficients Coefficients 95% Confidence Interval for B Correlations Model B Std. Error Beta t Sig. Lower BoundUpper BoundZero-order Partial Part 1 (Constant) 953.003 1261.458 .755 .453 -1564.196 3470.202 INFLASI 55.858 34.223 .308 1.632 .107 -12.433 124.150 .062 .194 .188 SBI -149.217 67.974 -.392 -2.195 .032 -284.856 -13.577 -.130 -.257 -.253 ) KURS .150 .137 .137 1.093 .278 -.124 .423 .172 .131 .126 a. Dependent Variable: IHSG Berdasarkan tabel 3. di atas diperoleh model persamaan regresi linier berganda sebagai berikut : Y = 953.003 + 55.858X1 – 149.217 X2 + 0.150 X3 + ε ……………………………………… (2) Dimana: Y : IHSG (Indeks harga Saham Gabungan)
  • 8. X1 : Inflasi X2 : Tingkat Suku Bunga SBI X3 : Nilai Tukar Rupiah/US$ ε : disturbance error (faktor pengganggu/residual) Dari model regresi tersebut diperoleh konstanta sebesar 953.003. Hal ini berarti bahwa tanpa adanya rasio Inflasi, Tingkat Suku Bunga SBI dan Nilai Tukar Rupiah/US$ akan terjadi perubahan IHSG sebesar 953.003. Inflasi mempunyai koefisien regresi sebesar 55.858, berarti setiap perubahan Inflasi satu persen dengan asumsi yang lainnya tetap maka IHSG akan mengalami perubahan sebesar 55,858 dengan arah yang sama. Tingkat Suku Bunga SBI mempunyai koefisien regresi sebesar– 149.217 bertanda negatif berarti setiap perubahan Tingkat Suku Bunga SBI satu persen dengan asumsi variabel lainnya tetap maka perubahan IHSG akan mengalami perubahan sebesar – 149.217 dengan arah yang berlawanan dan koefisien regresi Nilai Tukar Rupiah/US$ sebesar 0.150, dan setiap perubahan Nilai Tukar Rupiah/US$ satu persen dengan asumsi variabel lainnya tetap maka perubahan IHSG akan mengalami perubahan sebesar 0.150 dengan arah yang sama. Koefisien Determinasi (Adjusted R²) Berdasarkan output SPSS 15.0 nampak bahwa pengaruh secara bersama-sama 3 (dua) variabel independen (Inflasi, Tingkat Suku Bunga SBI dan Nilai Tukar Rupiah/US$) terhadap IHSG seperti ditunjukkan pada Tabel 4. Tabel 4. Model Summary Model Summaryb Change Statistics Adjusted St d. Error of R Square Durbin- Model R R Square R Square the Estimate Change F Change df 1 df 2 Sig. F Change Wat son 1 .306a .094 .054 666.37430 .094 2.349 3 68 .080 .059 a. Predictors: (Const ant), KURS, SBI , INFLASI b. Dependent Variable: IHSG Sumber : SPSS 15.00 Koefisien determinasi digunakan untuk melihat berapa % dari variasi variabel dependen (IHSG) dijelaskan oleh variasi dari variabel independen (perubahan Nilai Tukar Rupiah/US$ dan Tingkat Suku Bunga SBI). Nilai koefisien determinasi (Adjusted R²) sebesar 0,054, berarti variasi variabel Inf[asi, Tingkat Suku Bunga SBI dan Nilai Tukar Rupiah/US$ dalam menjelaskan variasi variabel IHSG adalah sebesar 5,4 % dan sisanya 94,5 % dijelaskan oleh
  • 9. factor lain yang tidak diteliti. Nilai Adjusted R² untuk IHSG yang besar akan membuat model regresi semakin tepat dalam memprediksi IHSG di bursa Efek Jakarta. Dengan melihat kemampuan model dalam menjelaskan variasi perubahan nilai variabel IHSG, maka model persamaan regresi linier berganda tersebut dapat dinyatakan baik untuk dijadikan sebagai penaksir nilai variabel IHSG yang akan datang. Untuk meyakinkan keakuratan model persamaan regresi, maka model persamaan regresi tersebut perlu diuji dengan pengujian hipotesis. 4. PENGUJIAN HIPOTESIS Tabel 5. ANOVAb Sum of Model Squares df Mean Square F Sig. 1 Regression 3129227 3 1043075.520 2.349 .080 a Residual 30195720 68 444054.702 Total 33324946 71 a. Predictors: (Constant), KURS, SBI, INFLASI b. Dependent Variable: IHSG Pengujian hipotesis dilakukan dengan uji F seperti dalam Tabel 5.. Pengujian ini bertujuan untuk melihat apakah variabel independen secara bersama-sama mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen. Dengan menggunakan signifikansi 5 % (α = 0,05) dan degree of freedom (k-1) dan (n-k), dihasilkan nilai Ftabel sebesar 2,76. Nilai Fhitung dalam Tabel 5. sebesar 2,349 sehingga nilai Fhitung lebih kecil dari Ftabel (2,349 < 2,76). Nilai signifikansinya juga sebesar 0,080 (sig. > 0,05) sehingga Ho diterima dan Ha ditolak. Hal ini berarti bahwa secara bersama-sama variasi variabel-variabel independen (Inflasi, Tingkat Suku Bunga SBI dan Nilai Tukar Rupiah/US$) mempunyai pengaruh yang tidak signifikan terhadap variasi variabel dependen IHSG. Dengan demikian Hipotesis yang menyatakan “Diduga bahwa variabel-variabel independen Inflasi (X1), Tingkat Suku Bunga SBI (X2) dan Nilai Tukar Rupiah/US$ (X3) secara bersama-sama mempunyai pengaruh yang tidak signifikan terhadap IHSG (Y) di Bursa Efek Indonesia tahun 2003-2008. Setelah diuji secara parsial, Tingkat Inflasi juga mempunyai pengaruh yang tidak signifikan terhadap IHSG karena nilai thitung < ttabel (1,632 < 1,980) dan nilai signifikansinya juga lebih besar dari 0,05 yaitu sebesar 0,107. Kesimpulan ini bertolak belakang dengan penelitian bahwa tingkat inflasi berpengaruh terhadap tingkat pengembalian saham yang telah banyak dilakukan antara lain : Balduzzi (1994), Sitorus (2004), Schmeling dan Schrimpf (2008). Hal ini disebabkan tingkat
  • 10. inflasi yang terjadi masih tergolong normal. Kenaikan biaya diikuti kenaikan harga produk, sehingga menyebabkan pendapatan pun meningkat. Tingkat Suku Bunga SBI juga mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap IHSG karena nilai thitung > ttabel (2,195 > 1,980) dan nilai signifikansinya juga lebih kecil dari 0,05 yaitu sebesar 0,032. Kesimpulan ini mempertegas penelitian Lee (1992) serta Sitinjak dan Kurniasari (2003) yang menyimpulkan bahwa Tingkat Bunga berpengaruh signifikan terhadap indeks harga saham. Berdasarkan hasil tersebut berarti kenaikan tingkat suku bunga dapat meningkatkan beban perusahaan (emiten) untuk memenuhi kewajiban/utang kepada bank sehingga dapat menurunkan laba perusahaan dan akhirnya harga saham pun turun. Kenaikan ini juga potensial mendorong investor mengalihkan dananya ke pasar uang atau tabungan maupun deposito sehingga investasi di lantai bursa turun dan selanjutnya dapat menurunkan harga saham. Sedangkan sebaliknya, jika tingkat suku bunga turun, maka beban perusahaan pun menurun sehingga dapat meningkatkan laba perusahaan yang akhirnya dapat meningkatkan pembagian jumlah dividen kas kepada investor, kemudian harga saham perusahaan pun meningkat. Nilai Tukar Rupiah/US$ mempunyai pengaruh yang tidak signifikan terhadap IHSG karena nilai thitung < ttabel (1,093 < 1,980) dan nilai signifikansinya lebih besar dari 0,05 yaitu sebesar 0,278. Hasil penelitian ini bertolak belakang dengan penelitian Ajayi dan Mougoue (1996) yang menunjukkan adanya hubungan dinamis antara harga saham dan nilai tukar di 8 (delapan) negara maju (Kanada, Perancis, Jerman, Italia, Jepang, Belanda, Inggris, dan Amerika Serikat). Demikian juga penelitian Sudjono (2002), memiliki pendapat yang senada bahwa variabel ekonomi makro yang direfleksikan dengan nilai rupiah mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap indeks harga saham. Hal ini dapat dijelaskan bahwa selama kurun waktu 2003-2008, nilai tukar rupiah/US$ tergolong stabil, sehingga dianggap tidak berpengaruh terhadap perubahan keadaan perekonomian secara umum dan kinerja perusahaan. Tidak adanya fluktuasi yang signifikan dari nilai tukar rupiah/US$ selama periode inilah yang menjadikannya tidak diperhatikan oleh investor dalam pengambilan keputusan investasi di pasar modal. D. KESIMPULAN 1. SIMPULAN Dari penelitian mengenai analisis pengaruh Inflasi, Suku Bunga SBI dan Nilai Tukar Rupiah/US$ Tingkat terhadap Indeks Harga Saham Gabungan di Bursa Efek Jakarta tahun 2003- 2008 dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: Secara bersama-sama ada pengaruh yang tidak
  • 11. signifikan antara Inflasi, Tingkat Suku Bunga SBI dan Nilai Tukar Rupiah/US$ terhadap Indeks Harga Saham Gabungan di Bursa Efek Jakarta periode 2003-2008. Hal ini ditunjukkan dari besarnya nilai Fhitung lebih kecil dari Ftabel (2,349 < 2,76) dan signifikansi sebesar 0,080. Dan Nilai koefisien determinasi (Adjusted R²) sebesar 0,054, berarti variasi variabel Inf[asi, Tingkat Suku Bunga SBI dan Nilai Tukar Rupiah/US$ dalam menjelaskan variasi variabel IHSG adalah sebesar 5,4 % dan sisanya 94,5 % dijelaskan oleh factor lain yang tidak diteliti. 2. SARAN – SARAN Berdasarkan kesimpulan di atas maka saran-saran yang dapat diberikan melalui hasil penelitian ini baik kepada investor, perusahan maupun untuk pengembangan penelitian yang lebih lanjut adalah sebagai berikut: 1) Investor sebaiknya memperhatikan informasi-informasi mengenai Inflasi, Tingkat Suku Bunga SBI dan Nilai Tukar Rupiah/US$ yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia karena dengan adanya informasi tersebut dapat dimanfaatkan untuk memprediksi IHSG di BEI yang kemudian untuk mengambil keputusan yang tepat sehubungan dengan investasinya. 2) Perusahaaan sebelum melakukan kebijakan seperti ekspor atau impor, harus mengkaji terlebih dahulu faktor-faktor yang mempengaruhi besar kecilnya beban perusahaan yang dapat diakibatkan oleh Inflasi, Tingkat Suku Bunga SBI dan Nilai Tukar Rupiah/US$ sehingga dalam pelaksanaannya nanti manajemen perusahaan dapat mengambil kebijakan dalam rangka menarik investor di pasar modal. 3) Pemerintah sebaiknya juga memperhatikan faktor makroekonomi (Inflasi, Tingkat Suku Bunga SBI dan Nilai Tukar Rupiah/US$) melalui kebijakan-kebijakan yang diambil, yang selanjutnya untuk menarik minat investor baik domestic maupun asing di Bursa Efek Jakarta. 4) Adanya keterbatasan faktor makroekonomi yang digunakan sebagai dasar untuk memprediksi IHSG hanya terbatas pada Inflasi, Tingkat Suku Bunga SBI dan Nilai Tukar Rupiah/US$, diharapkan dalam penelitian selanjutnya untuk memperhatikan pengaruh faktor lain yang dapat mempengaruhi pergerakan IHSG. 5) Adanya keterbatasan dalam pengambilan periode penelitian yang hanya 5 tahun, diharapkan untuk pengembangan penelitian selanjutnya dapat memperpanjang periode
  • 12. penelitian agar hasil yang diperoleh dapat lebih merefleksikan pergerakan IHSG di BEI secara historikal. DAFTAR PUSTAKA Ajayi, R.A dan M. Mougoue. 1996. On The Dynamic Relation Between Stock Prices and Exchange Rate. Journal Of Finance Research. 19:193-207. Balduzzi, Pierluigi. 1994. Stock Return, Inflation, and The Proxy Hypothesis : A new Look at The Data. Working Paper Series. Budilaksono, Agung. 2005. Analisis Pengaruh Nilai Tukar Rupiah, Kepemilikan Saham Oleh Investor Asing, dan SBI Terhadap Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Jakarta (BEJ). Risetakuntansi4.blogspot.com. Case, K. E. dan R. C. Fair (1999), Principle of Economics, 5th Edition, Prentice Hall International, Inc., New Jersey Chen, N.F., R.Roll and S.Ross (1986). Economic Forces and the Stock Market. Journal of Business, Vol.59, pp.383-403. Dimitrova, Desislava. 2005. The Relationship between Exchange Rate and Stock Price : Studied in A Multivariate Model. Issues in Political Economy, Vol. 14. Fabozzi, E.J. and Francis, J.C. 1996. Capital Markets and Institution and Instrument. Upper Saddle River New Jersey Fama, E.F. dan K.R. French. 1992. The Cross Section Of Expected Stock Returns.Journal Of Finance. 47:427-465. Gan, Christopher, Minsoo Lee, Hua Hwa Au Yong, dan jun Zhang. 2006. Macroeconomic Variables and Stock Market Interactions : New Zealand Evidence, Investment Management and Financial Innovations, Vol. 3, Issues 4, 2006 : 89-101. Gupta, Jyoti P., Alain Chevalier and Fran Sayekt. 2000. The Causality Between Interest Rate, Exchange Rate and Stock Price in Emerging Market: The Case Of The Jakarta Stock Exchange. Working Paper Series. EFMA 2000.Athens. Lee, SB. 1992. Causal Relations Among Stock Return, Interest Rate, Real Activity, and Inflation. Journal Of Finance,47:1591-1603.
  • 13. Muradoglu, G., Fatma Taskin, and Iike Bigan.2000. Causality Between Stock Returns and Macroeconomic Variables in Emerging Markets. Russian and East European Finance and Trade. 36:35-53. Schmeling, Maik dan Andrew Schrimpf. 2008. Expected Inflation, Expected Stock Returns, and Money Illusion: What Can We Learn From Survey Expectation? SFB 649 Discussion Paper 2008-036. Sitorus Maurin. 2004. Pengaruh Variable Makroekonomi Terhadap Kinerja Saham Pertambangan Minyak Dan Gas Bumi Sebagai Emiten Di Bursa Efek Indonesia. www.yai.ac.id. Sudjono. 2002. Analisis Keseimbangan dan Hubungan Simultan Antara Variabel Ekonomi Makro Terhadap Indeks Harga Saham di BEJ dengan Metode VAR (Vector Autoregression) dan ECM ( Error Correction Model). Jurnal Riset Ekonomi dan Manajemen. Vol. 2. no. 3. Website Bank Indonesia. www.bi.go.id Website Jakarta Stock Exchange. www.jsx.co.id