Dokumen tersebut merupakan analisis kinerja keuangan perusahaan sebelum dan sesudah merger dan akuisisi di Bursa Efek Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan kinerja keuangan antara sebelum dan sesudah merger dan akuisisi pada perusahaan pengakuisisi dan perusahaan yang diakuisisi dengan menggunakan rasio-rasio keuangan. Hasil analisis menunjukkan bahwa umumnya tidak terdapat perbedaan signifikan p
1. ANALISIS KINERJA KEUANGAN SEBELUM DAN SESUDAH MERGER
DAN AKUISISI PADA PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BURSA
EFEK INDONESIA (BEI)
SARAH INDRIYANI SIJABAT
Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara
AZHAR MAKSUM
Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara
ABSTRACT
This study was aimed to give an empirical evidences about there is or not
difference of company’s performance, bidding firms and target firms, before and
after the event of merger and acquisitions which showed by financial ratios
consist of ratio of liquidities, activities, leverage and profitabilities. The
population in this study was all the go public companies except kind of banking
and other financing doing merger activities and acquisition of 2001 - 2005.
Using the technique of purposive sampling, finally, it was gained 30 companies as
the sample of the study which is consist of 16 as bidding firms and 14 as target
firms.
In this study, test of data using stastical analyze consist of analyze of
Kolmogorov-Smirnov, Wilcoxon Signed Ranks Test and Paired Sample T-Test.
The result of the analysis showed that there was no significant difference in
financial ratios before and after merger and acquisitions. However several
financial ratios in target firms like CR, QR and TAT indicate that there were
different significant but temporary and not consistent. From the result of the
analysis, it could be concluded that the merger and acquisition had not affect
performance for bidding firms and target firms. Concluded that economic aim of
merger an acquisition could not be achieved until the end of the second year. This
was probably because of some economical reason dominantly during decision
making to merge and acquire, so the synergism as a main motivation in a merger
and acquisition could not be achieved.
Key words: Merger and acquisition, company’s performance, financial ratios.
2. 1. Pendahuluan
Adanya globalisasi dan persaingan bebas menuntut setiap perusahaan untuk
selalu mengembangkan strateginya agar dapat bertahan hidup, berkembang dan
berdaya saing. Untuk itu perusahaan perlu mengembangkan suatu strategi yang
tepat agar perusahaan bisa mempertahankan eksistensinya dan memperbaiki
kinerjanya. Strategi bersaing yang berusaha mengembangkan (membesarkan)
perusahaan sesuai dengan ukuran besaran yang disepakati untuk mencapai tujuan
jangka panjang perusahaan disebut strategi pertumbuhan. Strategi ini dapat
dilaksanakan melalui pertumbuhan dari dalam perusahaan (internal growth) atau
pertumbuhan dari luar perusahaan (external growth) melalui merger dan akuisisi.
Pertumbuhan internal dilakukan dengan cara memperluas kegiatan
perusahaan yang sudah ada, misalnya dengan cara menambah kapasitas pabrik,
menambah produk atau mencari pasar baru. Sebaliknya, pertumbuhan eksternal
dilakukan dengan membeli perusahaan yang sudah ada. Merger dan akuisisi
adalah strategi pertumbuhan eksternal dan merupakan jalur cepat untuk
mengakses pasar baru untuk produk baru tanpa harus membangun dari awal.
Terdapat penghematan waktu yang sangat signifikan antara pertumbuhan internal
dan eksternal melalui merger dan akuisisi. Merger dilakukan dengan
menggabungkan dua atau lebih perusahaan di mana salah satu nama perusahaan
yang bergabung tetap digunakan sedangkan yang lain dihilangkan dan akuisisi
dilakukan dengan pembelian seluruh atau sebagian kepemilikan suatu
perusahaan. Dari waktu ke waktu perusahaan lebih menyukai pertumbuhan
eksternal melalui merger dan akuisisi dibanding pertumbuhan internal (Hitt,
2002).
Aktivitas merger dan akuisisi semakin meningkat seiring dengan intensitas
perkembangan ekonomi yang makin mengglobal. Di Amerika Serikat, aktivitas
merger dan akuisisi merupakan hal yang biasa terjadi. Bahkan di era 1980an telah
terjadi kira-kira 55.000 aktivitas sehingga tahun 1980an sering disebut sebagai
dekade merger mania (Hitt, 2002). Sementara di Indonesia aktivitas merger dan
akuisisi mulai marak dilakukan seiring dengan majunya pasar modal di
Indonesia. Beberapa contoh perusahaan di Bursa Efek Indonesia (BEI) yang
melakukan merger dan akuisisi adalah PT Semen Gresik yang mengakuisisi PT
Semen Padang, PT Gudang Garam merger dengan PT Surya Pamenang dan PT
Nutricia yang mengakuisisi PT Sari Husada. Alasan perusahaan lebih tertarik
memilih merger dan akuisisi sebagai strateginya daripada pertumbuhan internal
adalah karena merger dan akuisisi dianggap jalan cepat untuk mewujudkan tujuan
perusahaan di mana perusahaan tidak perlu memulai dari awal suatu bisnis baru.
Merger dan akuisisi juga dianggap dapat menciptakan sinergi, yaitu nilai
keseluruhan perusahaaan setelah merger dan akuisisi yang lebih besar daripada
penjumlahan nilai masing-masing perusahaan sebelum merger dan akuisisi.
Selain itu merger dan akuisisi dapat memberikan banyak keuntungan bagi
perusahaan antara lain peningkatan kemampuan dalam pemasaran, riset, skill
3. manajerial, transfer teknologi, dan efisiensi berupa penurunan biaya produksi
(Hitt, 2002).
Perubahan-perubahan yang terjadi setelah perusahan melakukan merger dan
akuisisi biasanya akan tampak pada kinerja perusahaan dan penampilan
finansialnya. Pasca merger dan akuisisi kondisi dan posisi keuangan perusahaan
mengalami perubahan dan hal ini tercermin dalam laporan keuangan perusahaan
yang melakukan merger dan akuisisi. Untuk menilai bagaimana keberhasilan
merger dan akuisisi yang dilakukan, dapat dilihat dari kinerja perusahaan setelah
melakukan merger dan akuisisi terutama kinerja keuangan baik bagi perusahaan
pengakuisisi maupun perusahaan diakuisisi. Dasar logika dari pengukuran
berdasar akuntansi adalah bahwa jika skala bertambah besar ditambah dengan
sinergi yang dihasilkan dari gabungan aktivitas-aktivitas yang simultan, maka laba
perusahaan juga semakin meningkat sehingga kinerja perusahaan pasca merger
dan akuisisi seharusnya semakin baik dibandingkan dengan sebelum merger dan
akuisisi.
Berdasarkan uraian latar belakang masalah sebelumnya, maka peneliti
merumuskan masalah yaitu apakah terdapat perbedaan kinerja keuangan sebelum
dan sesudah merger dan akuisisi pada perusahaan pengakuisisi maupun
perusahaan diakuisisi? Berdasarkan perumusan masalah yang ada, maka tujuan
penelitian ini adalah mengetahui perbedaan kinerja keuangan antara sebelum dan
sesudah merger dan akuisisi pada perusahaan pengakuisisi dan perusahaan yang
diakuisisi.
2. Tinjauan Pustaka
2.1 Merger dan Akuisisi
Dalam bahasa akuntansi, peristiwa merger dan akuisisi disebut sebagai
kombinasi bisnis (business combination) yang didefinisikan sebagai penyatuan
dua atau lebih perusahaan yang terpisah menjadi satu entitas ekonomi.
Penekanannya adalah dalam penggabungan bisnis ini akuntansi tidak memandang
apakah penggabungan tersebut merupakan merger dan akuisisi, kecuali dalam
definisi. Menurut Baker (2005), merger statutori (statutory merger-atau cukup
disebut merger) adalah “jenis penggabungan usaha di mana hanya satu dari
perusahaan yang bergabung yang bertahan dan perusahaan lainnya dibubarkan”.
Aktiva dan kewajiban dari perusahaan yang diakuisisi dipindahkan ke perusahaan
pengakuisisi, dan perusahaan yang diakuisisi dibubarkan atau dilikuidasi. Setelah
merger, operasi dari perusahaan yang dulunya terpisah sekarang berada di bawah
4. satu entitas. Akuisisi dalam teminologi bisnis menurut Moin (2003) diartikan
sebagai “pengambilalihan kepemilikan atau pengendalian atas saham atau aset
suatu perusahaan oleh perusahaan lain, dan dalam peristiwa ini, baik perusahaan
pengambilalih atau yang diambil alih tetap eksis sebagai badan hukum yang
terpisah”.
2.2 Motif Merger dan Akuisisi
Pada prinsipnya terdapat dua motif yang mendorong sebuah perusahaan
melakukan merger dan akuisisi yaitu motif ekonomi dan motif non-ekonomi.
Motif ekonomi berkaitan dengan esensi tujuan perusahaan yaitu meningkatkan
nilai perusahaan atau memaksimumkan kemakmuran pemegang saham. Di sisi
lain, motif non ekonomi adalah motif yang bukan didasarkan pada esensi tujuan
perusahaan tersebut, tetapi didasarkan pada keinginan subyektif atau ambisi
pribadi pemilik atau manajemen perusahaan (Moin, 2003).
2.3 Keunggulan dan Kelemahan Aktivitas Merger dan Akuisisi
Alasan mengapa perusahaan melakukan merger adalah ada “manfaat lebih”
yang diperoleh darinya, meskipun asumsi ini tidak semuanya terbukti. Secara
spesifik menurut Moin (2003), keunggulan dan manfaat merger dan akuisisi
adalah mendapatkan cashflow dengan cepat karena produk dan pasar sudah jelas
serta pelanggan yang telah mapan sehingga dapat mengurangi resiko kegagalan
bisnis. Selain itu, aktivitas merger dan akuisisi menghemat waktu bagi
perusahaan untuk memasuki bisnis baru tanpa harus merintis dari awal dan
memperoleh kemudahan dana karena kreditor lebih percaya pada perusahaan
yang telah berdiri dan mapan
Disamping memiliki keunggulan, Moin (2003) juga mengemukakan
kelemahan merger dan akuisisi diantaranya adalah proses integrasi yang tidak
mudah karena sulit untuk menentukan nilai perusahaan target secara akurat, biaya
konsultan dan koordinasi untuk melakukan merger dan akuisisi yang mahal serta
merger dan akuisisi tidak dapat menjamin peningkatan nilai perusahaan dan
kemakmuran pemegang saham.
5. 2.4 Tipe-Tipe Merger dan Akuisisi
Menurut Moin (2003), merger dan akuisisi berdasarkan aktivitas ekonomi
dapat diklasifikasikan dalam lima tipe yaitu merger horisontal, vertikal,
konglomerat, ekstensi pasar dan ekstensi produk.
1. Merger horizontal adalah merger antara dua atau lebih perusahaan yang
bergerak dalam industri yang sama. Sebelum terjadi merger perusahaan-
perusahaan ini bersaing satu sama lain dalam pasar/industri yang sama.
2. Merger vertikal adalah integrasi yang melibatkan perusahaan-perusahaan
yang bergerak dalam tahapan-tahapan proses produksi atau operasi.
3. Merger konglomerat adalah merger dua atau lebih perusahaan yang
masing-masing bergerak dalam industri yang tidak terkait.
4. Merger ekstensi pasar adalah merger yang dilakukan oleh dua atau lebih
perusahaan untuk secara bersama-bersama memperluas area pasar.
5. Merger ekstensi produk adalah merger yang dilakukan oleh dua atau lebih
perusahaan untuk memperluas lini produk masing-masing perusahaan.
2.5 Faktor-faktor Keberhasilan dan Kegagalan Merger dan Akuisisi
Keberhasilan atau kegagalan suatu merger dan akuisisi sangat bergantung
pada ketepatan analisis dan penelitian yang menyeluruh terhadap faktor-faktor
penyelaras atau kompatibilitas antara organisasi yang akan bergabung. Hitt
(2002) mengemukakan beberapa konsep penting yang mengarah pada
keberhasilan atau kegagalan dalam merger dan akuisisi diantaranya uji tuntas (due
diligance), pembiayaan, sumber-sumber daya komplementer, akuisisi
bersahabat/tidak bersahabat, penciptan sinergi pembelajaran organisasional dan
fokus pada bisnis inti.
2.6 Kinerja Keuangan
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2001), kinerja diartikan sebagai
“sesuatu yang dicapai, prestasi yang diperlihatkan, kemampuan kerja (tentang
peralatan)”. Berdasarkan pengertian tersebut kinerja keuangan didefinisikan
sebagai prestasi manajemen, dalam hal ini manajemen keuangan dalam mencapai
tujuan perusahaan yaitu menghasilkan keuntungan dan meningkatkan nilai
perusahaan. Analisis kinerja keuangan dalam penelitian ini bertujuan untuk
menilai implementasi strategi perusahaan dalam hal merger dan akuisisi.
6. 2.7 Metode Analisis Kinerja Keuangan dengan Rasio Keuangan
Analisis rasio keuangan merupakan metode umum yang digunakan untuk
mengukur kinerja perusahaan di bidang keuangan. Rasio merupakan alat yang
memperbandingkan suatu hal dengan hal lainnya sehingga dapat menunjukkan
hubungan atau korelasi dari suatu laporan finansial berupa neraca dan laporan laba
rugi. Jenis rasio yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari rasio likuiditas,
aktivitas, leverage dan profitabilitas.
1. Rasio Likuiditas. Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan untuk
memenuhi kewajiban finansial yang jatuh tempo dalam jangka pendek.
Ukuran likuiditas yang digunakan dalam penelitian ini adalah current ratio
dan quick ratio.
2. Rasio Aktivitas. Rasio aktivitas dihitung dari perbandingan antara tingkat
penjualan dengan berbagai elemen aktiva. Rasio ini mengukur seberapa
efektif perusahaan mengelola aktivanya. Rasio aktivitas yang digunakan
dalam penelitian ini adalah fixed asset ratio dan total asset ratio.
3. Rasio Leverage. Rasio leverage dihitung dari perbandingan hutang
dengan total aktiva dan modal sendiri perusahaan. Rasio ini menyangkut
jaminan, yang mengukur kemampuan perusahaan untuk membayar hutang
bila pada suatu saat perusahaan dilikuidasi atau dibubarkan. Dengan kata
lain rasio ini mengukur seberapa besar perusahaan menggunakan dana dari
pihak luar atau kreditor. Rasio leverage yang digunakan dalam penelitian
ini terdiri dari debt to total asset ratio dan debt to total equity ratio.
4. Rasio Profitabilitas. Rasio profitabilitas mengukur kemampuan
perusahaan untuk menghasilkan laba. Rasio ini membantu perusahaan
dalam mengontrol penerimaannya. Rasio-rasio profitabilitas yang
digunakan dalam penelitian ini terdiri dari operating profit margin, net
profit margin, return on investment dan return on equity.
2.8 Kerangka Konseptual
Kerangka konseptual merupakan sintesis dari landasan teori dan tinjauan
penelitian terdahulu. Perusahaan di BEI yang melakukan merger dan akuisisi
dibedakan menjadi perusahaan pengakuisisi dan perusahaan diakuisi.
Keberhasilan perusahaan dalam melakukan merger dan akuisisi dapat dilihat dari
kinerja perusahaan tersebut, terutama kinerja keuangan baik bagi perusahaan
pengakuisisi maupun perusahaan diakuisisi. Perubahan-perubahan yang terjadi
7. setelah perusahan melakukan merger dan akuisisi biasanya akan tampak pada
kinerja perusahaan dan penampilan finansialnya. Pasca merger dan akuisisi
kondisi dan posisi keuangan perusahaan mengalami perubahan dan hal ini
tercermin dalam laporan keuangan perusahaan yang melakukan merger dan
akuisisi. Seperti telah diuraikan sebelumnya perusahaan yang melakukan merger
dan akuisisi didasari pada motivasi mencapai sinergi yaitu nilai keseluruhan
perusahaaan setelah merger dan akuisisi yang lebih besar daripada penjumlahan
nilai masing-masing perusahaan sebelum merger dan akuisisi di mana manfaat
ekstra atas sinergi ini tidak bisa diperoleh seandainya perusahaan-perusahaan
tersebut bekerja secara terpisah. Dasar logika dari pengukuran berdasar
akuntansi adalah bahwa jika skala bertambah besar ditambah dengan sinergi yang
dihasilkan dari gabungan aktivitas-aktivitas yang simultan, maka laba perusahaan
juga semakin meningkat sehingga kinerja perusahaan pasca merger dan akuisisi
seharusnya semakin baik dibandingkan dengan sebelum merger dan akuisisi. Hal
ini dapat dilihat dari kinerja keuangan perusahaan yang melakukan merger dan
akuisisi baik perusahaan pengakuisisi maupun perusahaan diakuisisi dengan
membandingkan kinerja keuangan perusahaan sebelum dan sesudah merger dan
akuisisi. Kerangka konseptual yang dibuat dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
2.9 Hipotesis
Berdasarkan perumusan masalah dan kerangka koseptual yang dibuat, maka
hipotesisnya adalah terdapat perbedaan kinerja keuangan sebelum dan sesudah
merger dan akuisisi pada perusahaan pengakuisisi dan perusahaan yang diakuisisi.
3. Metode Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian komparatif. Menurut Sugiyono (2006),
”penelitian komparatif adalah suatu penelitian yang bersifat membandingkan”.
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari objek/subjek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2006). Populasi dalam
penelitian ini adalah seluruh perusahaan publik yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia (BEI) kecuali jenis perusahaan perbankan dan keuangan lainnya dengan
rentang waktu antara tahun 1999-2008 yang melakukan merger dan akuisisi pada
periode 2001-2005. Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang
dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono,2006). Penarikan sampel dalam
penelitian ini menggunakan metode purposive sampling dengan judgement
8. sampling di mana penarikan sampel dengan pertimbangan tertentu yang
didasarkan pada tujuan penelitian. Sampel dibedakan menjadi dua yaitu
perusahaan pengakuisisi dan perusahaan diakuisisi. Sampel perusahaan dipilih
berdasarkan kriteria-kriteria sebagai berikut :
a. emiten yang melakukan merger dan akuisisi selama periode tahun 2001-
2005 yang telah terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI), dan memiliki
keterangan perusahaan target dan waktu yang jelas kapan merger dan
akuisisi tersebut dilakukan. Untuk perusahaan yang mengakuisisi harus
terdapat kepemilikan saham mayoritas (lebih dari 50%) begitu juga bagi
perusahaan diakuisisi harus mengalami peralihan kepemilikan berupa
perpindahan kepemilikan saham lebih dari 50 persen saham (diakuisisi)
oleh perusahaan lain.
b. emiten memiliki data laporan keuangan secara lengkap untuk masa dua
tahun sebelum hingga dua tahun sesudah merger dan akuisisi yaitu dari
tahun 1999 sampai 2007.
c. emiten tidak pernah mengalami delisting selama periode tersebut.
Berdasarkan kriteria-kriteria tersebut di atas, akhirnya diperoleh 30
perusahaan yang melakukan merger dan akuisisi selama periode 2001-2005 yang
akan dijadikan sampel dalam penelitian ini, di mana sebanyak 16 perusahaan
merupakan perusahaan pengakuisisi dan 14 perusahaan merupakan perusahaan
diakuisisi.
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yaitu data
penelitian yang diperoleh secara tidak langsung dari objek penelitian (Hadi,
2006). Sumber data adalah Laporan Keuangan perusahaan sampel berasal dari
buku Indonesian Capital Market Directory dan dari www.idx.co.id.
Rasio keuangan yang digunakan dalam penelitian ini meliputi rasio likuiditas
(current ratio dan quick ratio), rasio aktivitas (fixed asset turnover dan total asset
turnover), rasio leverage (debt to total asset dan debt to equity ratio) dan rasio
profitabilitas (operating profit, net profit margin, return on investment dan return
on equity).
9. 4. Metode Analisis Data
4.1 Uji Normalitas Data
Metode analisis data yang digunakan pengujian hipotesis adalah metode uji t-
test sampel berpasangan (paired sample t-test) dengan menggunakan bantuan
Software SPSS for Windows. Sebelum dilakukan pengujian terhadap hipotesis,
terlebih dahulu dilakukan uji normalitas data Kolmogorov-Smirnov untuk melihat
apakah data terdistribusi secara normal atau tidak. Apabila nilai signifikansinya
lebih besar dari 0,05 maka data dinyatakan normal, sedangkan jika nilai
signifikansinya lebih kecil dari 0,05 maka data terdistribusi tidak normal. Jika
data tidak terdistribusi secara normal, maka pengujian hipotesisnya menggunakan
uji data berperingkat Wilcoxon. Berdasarkan hasil uji statistik ditemukan bahwa
pada perusahaan pengakuisisi terdapat dua rasio yang terdistribusi secara tidak
normal yaitu DER dan ROE karena nilai signifikansinya lebih kecil dari 0.05
sedangkan rasio lainnya terdistribusi normal. Sementara pada perusahaan
diakuisisi empat rasio yang terdistribusi tidak normal yaitu FAT, NPM, ROI dan
ROE karena tingkat signifikansi lebih kecil dari 0.05, sedangkan rasio lainnya
terdistribusi normal karena tingkat signifikansinya lebih besar dari 0.05.
4.2 Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis yang digunakan adalah uji t-test sampel berpasangan jika
data terdistribusi secara normal dan menggunakan uji data berperingkat Wilcoxon
jika data tidak terdistribusi secara normal. Kriteria pengambilan keputusan untuk
pengujian hipotesis adalah jika probabilitas atau Sig. > 0.05, maka hipotesis
ditolak dan jika probabilitas atau Sig.< 0.05, maka hipotesis diterima. Dari hasil
pengujian terhadap hipotesis ditemukan bahwa pada perusahaan pengakuisisi
seluruh rasio menunjukkan Sig.>0.05 yang berarti tidak terdapat perbedaan
kinerja keuangan perusahaan sebelum dan sesudah merger dan akuisisi.
Sementara pada perusahaan diakuisisi terdapat tiga rasio yang memiliki nilai
Sig.<0.05 yaitu CR, QR dan TAT yang berarti terdapat perbedaan kinerja
keuangan perusahaan sebelum dan sesudah merger dan akuisisi dilihat dari rasio
CR, QR dan TAT sedangkan rasio lainnya memiliki nilai Sig.>0.05.
10. 4.3 Pembahasan Hasil Analisis
Berdasarkan hasil uji signifikansi pada perusahaan pengakuisisi ditemukan
bahwa rasio likuiditas, rasio aktivitas, rasio leverage dan rasio profitabilitas tidak
menunjukkan adanya perbedaan sebelum dengan sesudah merger dan akuisisi.
Sementara pada perusahaan diakuisisi terdapat tiga rasio yang menunjukkan
adanya perbedaan kinerja keuangan sebelum dan sesudah merger dan akuisisi
yaitu rasio likuiditas (current ratio dan quick ratio) serta rasio aktivitas yaitu total
asset turnover sementara rasio lainnya tidak menunjukkan adanya perbedaan
kinerja keuangan sebelum dan sesudah merger dan akuisisi karena memiliki nilai
Sig.>0.05.
5. Kesimpulan dan Saran
5.1 Kesimpulan
Dari hasil pengujian terhadap hipotesis diketahui bahwa seluruh rasio yang
diteliti menunjukkan tidak adanya perbedaan kinerja keuangan sebelum dengan
sesudah merger dan akuisisi pada perusahaan pengakuisisi dan walaupun terdapat
beberapa rasio yang menunjukkan perbedaan sebelum dan sesudah merger dan
akuisisi pada perusahaan diakuisisi namun belum dapat mewakili rasio secara
keseluruhan untuk menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan antara kinerja
keuangan sebelum dengan sesudah merger dan akuisisi pada perusahaan
perusahaan diakuisisi. Dengan kata lain, tidak ada perbedaan antara kinerja
keuangan sebelum dengan sesudah merger dan akuisisi baik pada perusahaan
pengakuisisi maupun perusahaan diakuisisi dan menolak hipotesis yang diajukan
sebelumnya. Hal ini diduga karena merger dan akuisisi tidak menimbulkan
sinergi bagi perusahaan baik perusahaan pengakusisi maupun perusahaan
diakuisisi yang kemungkinan disebabkan lemahnya strategi yang dilakukan,
pemilihan perusahaan target yang kurang tepat, perusahaan pengakuisisi kurang
pengalaman dalam melakukan merger dan akuisisi dan adanya faktor non
ekonomis yaitu untuk menyelamatkan perusahaan dari kebangkrutan.
11. 5.2 Keterbatasan Penelitian
Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan. Keterbatasan-keterbatasan
tersebut antara lain:
1. penelitian ini hanya menggunakan rasio-rasio keuangan sebagai alat untuk
menilai kinerja perusahaan sebelum dan sesudah merger dan akuisisi.
2. periode pengamatan dalam penelitian ini terbatas karena hanya mencakup
perusahaan yang melakukan merger dan akuisisi pada tahun 2001-2005
dengan data keuangan perusahaan tahun 1999-2007.
5.3 Saran
Berdasarkan hasil penelitian ini, peneliti mencoba memberikan saran baik bagi
peneliti selanjutnya, manajemen perusahaan dan investor.
1. penelitian kedepan dapat melakukan penelitian yang sama dengan
menambah alat ukur dalam menilai kinerja perusahaan sebelum dan
sesudah merger dan akuisisi serta memperluas jumlah observasi dengan
periode waktu yang lebih lama.
2. bagi manajemen perusahaan lebih mempertimbangkan secara matang
dalam mengambil keputusan merger dan akuisisi dengan memilih secara
tepat perusahaan yang akan dijadikan target merger dan akuisisi.
3. bagi investor lebih berhati-hati dalam menyikapi merger dan akuisisi yang
dilakukan perusahaan.
12. DAFTAR PUSTAKA
Adiguna, Taufan, 2000. “Perbedaan Profitabilitas Sebelum dan Sesudah Akuisisi
Untuk Badan Usaha Go-Public di Bursa Efek Surabaya yang Melakukan
Akuisisi tahun 1997”. Skripsi, Fakultas Ekonomi Universitas Kristen
Petra, Surabaya.
Admin, 2008. “Analisis Efisiensi Kinerja Keuangan Perusahaan Sebelum dan
Sesudah Merger dan Akuisisi”, Artikel Akuntansi, hal 1-4.
Baker, E. Richard, 2005. Advanced Financial Accounting, Alih Bahasa Sylvia
Veronica N.P. Siregar, Akuntansi Keuangan Lanjutan, Edisi Enam, Buku
I, Salemba Empat, Jakarta.
Brigham, Eugene F., Joel F. Houston, 2001. Fundamentals Of Financial
Management, Eight Edition, Alih Bahasa Herman Wibowo, Manajemen
Keuangan, Edisi Kedelapan, Jilid II, Erlangga, Jakarta.
David, Fred R, 2006. Concepts of Strategic Management, Alih Bahasa Paulyn
Sulistio dan Harryadin Mahardika, Manajemen Strategis Konsep Edisi
Sepuluh, Buku I, PT Salemba Empat, Jakarta.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 2001. Kamus Besar Bahasa Indonesia.
Edisi 2, Cetakan I, Balai Pustaka, Jakarta.
Ghozali, Imam, 2005. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS, Edisi
3, Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang.
Hadi, Syamsull, 2006. Metodologi Penelitian Kuantitatif untuk Akuntansi &
Keuangan, Edisi Kedua, Ekonisia, Jakarta.
Hadiningsih, Murni 2007. “Analisis Dampak Jangka Panjang Merger dan Akuisisi
Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan Pengakuisisi dan Perusahaan
Diakuisisi di BEJ”. Skripsi, Fakultas Ekonomi Universitas Islam
Yogyakarta.
Hitt, A. Michael, 2002. Merger dan Akuisisi: Panduan Meraih Laba Bagi Para
Pemegang Saham, Edisi 1, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta.
Institute for Economic and Financial Research, 2002-2007. Indonesian Capital
Market Directory, Jakarta.
Jogiyanto, 1998. Teori Portofolio dan Analisis Investasi, Edisi 1, Jilid 1, BPFE,
13. Yogyakarta.
Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi, 2004. Buku Petunjuk Teknis Penulisan
Proposal Penelitian dan Penulisan Skripsi Jurusan Akuntansi, Fakultas
Ekonomi USU, Medan.
Koesmianto, 2007. “Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan Go-Public Yang
Melakukan Akuisisi Pada Tahun 2000-2004”, Skripsi, Fakultas Ekonomi
Universitas Kristen Petra, Surabaya.
Moin, Abdul, 2003. Merger, Akuisisi dan Divestasi, Jilid 1, Ekonisia, Yogyakarta.
Morris, Joseph M., 2000. Mergers and Acquisitions, Business Strategies for
Accountants, JohnWiley & Sons, Inc., New York
Payamta, dan Setiawan, 2004. “Analisis Pengaruh Merger dan Akuisisi Terhadap
Kinerja Perusahaan Publik di Indonesia”, Riset Akuntansi Indonesia,
Volume 7 Nomor 3 (September), 265-282.
Samosir, P. Agunan, 2003. “Analisis Kinerja Bank Mandiri Setelah Merger Dan
Sebagai Bank Rekapitalisasi”, Kajian Ekonomi dan Keuangan, Volume 7
Nomor 1 (Maret).
Setianingrum (1997). Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan Go-Public Sebelum
dan Sesudah Merger dan Akuisisi pada 1997 di Bursa Efek Jakarta.
Artikel Akuntansi, hal ii.
Sugiyono, 2005. Metode Penelitian Bisnis, Cetakan kedelapan, CV. Alfabeta,
Bandung.
Widjanarko, 2006. “Merger, Akuisisi Dan Kinerja Perusahaan Studi Atas
Perusahaan Manufaktur Tahun 1998-2002”, Utilitas, Volume 14 Nomor 1
(Januari), hal 39-49.
Wild, John, K.R. Subramanyan, and Robert F. Hall, Daksey, 2005. Financial
Statement Analysis, Alih Bahasa Yanivi Bachtiar, Analisis Laporan
Keuangan, Edisi Delapan, Buku I, PT Salemba Empat, Jakarta.
14. dibandingkan dibandingkan
2.9 Hipotesis
Berdasarkan perumusan masalah dan kerangka koseptual yang dibuat, maka
hipotesisnya adalah terdapat perbedaan kinerja keuangan sebelum dan sesudah
merger dan akuisisi pada perusahaan pengakuisisi dan perusahaan yang diakuisisi.
3. Metode Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian komparatif. Menurut Sugiyono (2006),
”penelitian komparatif adalah suatu penelitian yang bersifat membandingkan”.
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari objek/subjek yang
15. mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2006). Populasi dalam
penelitian ini adalah seluruh perusahaan publik yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia (BEI) kecuali jenis perusahaan perbankan dan keuangan lainnya dengan
rentang waktu antara tahun 1999-2008 yang melakukan merger dan akuisisi pada
periode 2001-2005. Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang
dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono,2006). Penarikan sampel dalam
penelitian ini menggunakan metode purposive sampling dengan judgement
sampling di mana penarikan sampel dengan pertimbangan tertentu yang
didasarkan pada tujuan penelitian. Sampel dibedakan menjadi dua yaitu
perusahaan pengakuisisi dan perusahaan diakuisisi. Sampel perusahaan dipilih
berdasarkan kriteria-kriteria sebagai berikut :
a. emiten yang melakukan merger dan akuisisi selama periode tahun 2001-
2005 yang telah terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI), dan memiliki
keterangan perusahaan target dan waktu yang jelas kapan merger dan
akuisisi tersebut dilakukan. Untuk perusahaan yang mengakuisisi harus
terdapat kepemilikan saham mayoritas (lebih dari 50%) begitu juga bagi
perusahaan diakuisisi harus mengalami peralihan kepemilikan berupa
perpindahan kepemilikan saham lebih dari 50 persen saham (diakuisisi)
oleh perusahaan lain.
b. emiten memiliki data laporan keuangan secara lengkap untuk masa dua
tahun sebelum hingga dua tahun sesudah merger dan akuisisi yaitu dari
tahun 1999 sampai 2007.
c. emiten tidak pernah mengalami delisting selama periode tersebut.
Berdasarkan kriteria-kriteria tersebut di atas, akhirnya diperoleh 30
perusahaan yang melakukan merger dan akuisisi selama periode 2001-2005 yang
akan dijadikan sampel dalam penelitian ini, di mana sebanyak 16 perusahaan
merupakan perusahaan pengakuisisi dan 14 perusahaan merupakan perusahaan
diakuisisi.
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yaitu data
penelitian yang diperoleh secara tidak langsung dari objek penelitian (Hadi,
2006). Sumber data adalah Laporan Keuangan perusahaan sampel berasal dari
buku Indonesian Capital Market Directory dan dari www.idx.co.id.
Rasio keuangan yang digunakan dalam penelitian ini meliputi rasio likuiditas
(current ratio dan quick ratio), rasio aktivitas (fixed asset turnover dan total asset
turnover), rasio leverage (debt to total asset dan debt to equity ratio) dan rasio
profitabilitas (operating profit, net profit margin, return on investment dan return
on equity).
16. 4. Metode Analisis Data
4.1 Uji Normalitas Data
Metode analisis data yang digunakan pengujian hipotesis adalah metode uji t-
test sampel berpasangan (paired sample t-test) dengan menggunakan bantuan
Software SPSS for Windows. Sebelum dilakukan pengujian terhadap hipotesis,
terlebih dahulu dilakukan uji normalitas data Kolmogorov-Smirnov untuk melihat
apakah data terdistribusi secara normal atau tidak. Apabila nilai signifikansinya
lebih besar dari 0,05 maka data dinyatakan normal, sedangkan jika nilai
signifikansinya lebih kecil dari 0,05 maka data terdistribusi tidak normal. Jika
data tidak terdistribusi secara normal, maka pengujian hipotesisnya menggunakan
uji data berperingkat Wilcoxon. Berdasarkan hasil uji statistik ditemukan bahwa
pada perusahaan pengakuisisi terdapat dua rasio yang terdistribusi secara tidak
normal yaitu DER dan ROE karena nilai signifikansinya lebih kecil dari 0.05
sedangkan rasio lainnya terdistribusi normal. Sementara pada perusahaan
diakuisisi empat rasio yang terdistribusi tidak normal yaitu FAT, NPM, ROI dan
ROE karena tingkat signifikansi lebih kecil dari 0.05, sedangkan rasio lainnya
terdistribusi normal karena tingkat signifikansinya lebih besar dari 0.05.
4.2 Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis yang digunakan adalah uji t-test sampel berpasangan jika
data terdistribusi secara normal dan menggunakan uji data berperingkat Wilcoxon
jika data tidak terdistribusi secara normal. Kriteria pengambilan keputusan untuk
pengujian hipotesis adalah jika probabilitas atau Sig. > 0.05, maka hipotesis
ditolak dan jika probabilitas atau Sig.< 0.05, maka hipotesis diterima. Dari hasil
pengujian terhadap hipotesis ditemukan bahwa pada perusahaan pengakuisisi
seluruh rasio menunjukkan Sig.>0.05 yang berarti tidak terdapat perbedaan
kinerja keuangan perusahaan sebelum dan sesudah merger dan akuisisi.
Sementara pada perusahaan diakuisisi terdapat tiga rasio yang memiliki nilai
Sig.<0.05 yaitu CR, QR dan TAT yang berarti terdapat perbedaan kinerja
keuangan perusahaan sebelum dan sesudah merger dan akuisisi dilihat dari rasio
CR, QR dan TAT sedangkan rasio lainnya memiliki nilai Sig.>0.05.
17. 4.3 Pembahasan Hasil Analisis
Berdasarkan hasil uji signifikansi pada perusahaan pengakuisisi ditemukan
bahwa rasio likuiditas, rasio aktivitas, rasio leverage dan rasio profitabilitas tidak
menunjukkan adanya perbedaan sebelum dengan sesudah merger dan akuisisi.
Sementara pada perusahaan diakuisisi terdapat tiga rasio yang menunjukkan
adanya perbedaan kinerja keuangan sebelum dan sesudah merger dan akuisisi
yaitu rasio likuiditas (current ratio dan quick ratio) serta rasio aktivitas yaitu total
asset turnover sementara rasio lainnya tidak menunjukkan adanya perbedaan
kinerja keuangan sebelum dan sesudah merger dan akuisisi karena memiliki nilai
Sig.>0.05.
5. Kesimpulan dan Saran
5.1 Kesimpulan
Dari hasil pengujian terhadap hipotesis diketahui bahwa seluruh rasio yang
diteliti menunjukkan tidak adanya perbedaan kinerja keuangan sebelum dengan
sesudah merger dan akuisisi pada perusahaan pengakuisisi dan walaupun terdapat
beberapa rasio yang menunjukkan perbedaan sebelum dan sesudah merger dan
akuisisi pada perusahaan diakuisisi namun belum dapat mewakili rasio secara
keseluruhan untuk menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan antara kinerja
keuangan sebelum dengan sesudah merger dan akuisisi pada perusahaan
perusahaan diakuisisi. Dengan kata lain, tidak ada perbedaan antara kinerja
keuangan sebelum dengan sesudah merger dan akuisisi baik pada perusahaan
pengakuisisi maupun perusahaan diakuisisi dan menolak hipotesis yang diajukan
sebelumnya. Hal ini diduga karena merger dan akuisisi tidak menimbulkan
sinergi bagi perusahaan baik perusahaan pengakusisi maupun perusahaan
diakuisisi yang kemungkinan disebabkan lemahnya strategi yang dilakukan,
pemilihan perusahaan target yang kurang tepat, perusahaan pengakuisisi kurang
pengalaman dalam melakukan merger dan akuisisi dan adanya faktor non
ekonomis yaitu untuk menyelamatkan perusahaan dari kebangkrutan.
5.2 Keterbatasan Penelitian
18. Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan. Keterbatasan-keterbatasan
tersebut antara lain:
1. penelitian ini hanya menggunakan rasio-rasio keuangan sebagai alat untuk
menilai kinerja perusahaan sebelum dan sesudah merger dan akuisisi.
2. periode pengamatan dalam penelitian ini terbatas karena hanya mencakup
perusahaan yang melakukan merger dan akuisisi pada tahun 2001-2005
dengan data keuangan perusahaan tahun 1999-2007.
5.3 Saran
Berdasarkan hasil penelitian ini, peneliti mencoba memberikan saran baik bagi
peneliti selanjutnya, manajemen perusahaan dan investor.
1. penelitian kedepan dapat melakukan penelitian yang sama dengan
menambah alat ukur dalam menilai kinerja perusahaan sebelum dan
sesudah merger dan akuisisi serta memperluas jumlah observasi dengan
periode waktu yang lebih lama.
2. bagi manajemen perusahaan lebih mempertimbangkan secara matang
dalam mengambil keputusan merger dan akuisisi dengan memilih secara
tepat perusahaan yang akan dijadikan target merger dan akuisisi.
3. bagi investor lebih berhati-hati dalam menyikapi merger dan akuisisi yang
dilakukan perusahaan.
REFERENCES
Adiguna, Taufan, 2000. “Perbedaan Profitabilitas Sebelum dan Sesudah Akuisisi
Untuk Badan Usaha Go-Public di Bursa Efek Surabaya yang Melakukan
Akuisisi tahun 1997”. Skripsi, Fakultas Ekonomi Universitas Kristen
Petra, Surabaya.
Admin, 2008. “Analisis Efisiensi Kinerja Keuangan Perusahaan Sebelum dan
Sesudah Merger dan Akuisisi”, Artikel Akuntansi, hal 1-4.
19. Baker, E. Richard, 2005. Advanced Financial Accounting, Alih Bahasa Sylvia
Veronica N.P. Siregar, Akuntansi Keuangan Lanjutan, Edisi Enam, Buku
I, Salemba Empat, Jakarta.
Brigham, Eugene F., Joel F. Houston, 2001. Fundamentals Of Financial
Management, Eight Edition, Alih Bahasa Herman Wibowo, Manajemen
Keuangan, Edisi Kedelapan, Jilid II, Erlangga, Jakarta.
David, Fred R, 2006. Concepts of Strategic Management, Alih Bahasa Paulyn
Sulistio dan Harryadin Mahardika, Manajemen Strategis Konsep Edisi
Sepuluh, Buku I, PT Salemba Empat, Jakarta.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 2001. Kamus Besar Bahasa Indonesia.
Edisi 2, Cetakan I, Balai Pustaka, Jakarta.
Ghozali, Imam, 2005. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS, Edisi
3, Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang.
Hadi, Syamsull, 2006. Metodologi Penelitian Kuantitatif untuk Akuntansi &
Keuangan, Edisi Kedua, Ekonisia, Jakarta.
Hadiningsih, Murni 2007. “Analisis Dampak Jangka Panjang Merger dan Akuisisi
Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan Pengakuisisi dan Perusahaan
Diakuisisi di BEJ”. Skripsi, Fakultas Ekonomi Universitas Islam
Yogyakarta.
Hitt, A. Michael, 2002. Merger dan Akuisisi: Panduan Meraih Laba Bagi Para
Pemegang Saham, Edisi 1, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta.
Institute for Economic and Financial Research, 2002-2007. Indonesian Capital
Market Directory, Jakarta.
Jogiyanto, 1998. Teori Portofolio dan Analisis Investasi, Edisi 1, Jilid 1, BPFE,
Yogyakarta.
Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi, 2004. Buku Petunjuk Teknis Penulisan
Proposal Penelitian dan Penulisan Skripsi Jurusan Akuntansi, Fakultas
Ekonomi USU, Medan.
Koesmianto, 2007. “Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan Go-Public Yang
Melakukan Akuisisi Pada Tahun 2000-2004”, Skripsi, Fakultas Ekonomi
Universitas Kristen Petra, Surabaya.
Moin, Abdul, 2003. Merger, Akuisisi dan Divestasi, Jilid 1, Ekonisia, Yogyakarta.
20. Morris, Joseph M., 2000. Mergers and Acquisitions, Business Strategies for
Accountants, JohnWiley & Sons, Inc., New York
Payamta, dan Setiawan, 2004. “Analisis Pengaruh Merger dan Akuisisi Terhadap
Kinerja Perusahaan Publik di Indonesia”, Riset Akuntansi Indonesia,
Volume 7 Nomor 3 (September), 265-282.
Samosir, P. Agunan, 2003. “Analisis Kinerja Bank Mandiri Setelah Merger Dan
Sebagai Bank Rekapitalisasi”, Kajian Ekonomi dan Keuangan, Volume 7
Nomor 1 (Maret).
Setianingrum (1997). Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan Go-Public Sebelum
dan Sesudah Merger dan Akuisisi pada 1997 di Bursa Efek Jakarta.
Artikel Akuntansi, hal ii.
Sugiyono, 2005. Metode Penelitian Bisnis, Cetakan kedelapan, CV. Alfabeta,
Bandung.
Widjanarko, 2006. “Merger, Akuisisi Dan Kinerja Perusahaan Studi Atas
Perusahaan Manufaktur Tahun 1998-2002”, Utilitas, Volume 14 Nomor 1
(Januari), hal 39-49.
Wild, John, K.R. Subramanyan, and Robert F. Hall, Daksey, 2005. Financial
Statement Analysis, Alih Bahasa Yanivi Bachtiar, Analisis Laporan
Keuangan, Edisi Delapan, Buku I, PT Salemba Empat, Jakarta.