Karbohidrat terdiri atas monosakarida, disakarida, oligosakarida, dan polisakarida. Monosakarida adalah satuan karbohidrat tersederhana yang tidak dapat dihidrolisis lebih lanjut, sementara disakarida terdiri atas dua satuan monosakarida.
1. Kelompok 16
Nahda Zafira (3325161133)
Yuniarti Pratiwi (3325162842)
KIMIA 2016
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
2. Definisi Karbohidrat
• Nama karbohidrat berasal dari ‘hydrate of carbon’ yang
merujuk ke rumus empirisnya (CH₂O)n dimana n adalah 3 atau
lebih besar (n biasanya 5 atau 6 tetapi dapat sampai 9)
• Karbohidrat sebagai sumber energi utama di bentuk oleh
tumbuhan melalui proses fotosintesis. Dalam tubuh manusia
atau hewan, karbohidrat terbentuk melalui reaksi yang terjadi
dari beberapa asam amino dan gliserol lemak. Karbohidrat
sebagian besar di jumpai pada produk nabati seperti serealia,
umbi-umbian, dll. Makanan yang paling banyak mengandung
karbohidrat adalah nasi, singkong, roti, mie, dll.
3. Klasifikasi Karbohidrat
Berdasarkan
jumlah unit gula
dalam rantai
*Monosakarida (terdiri
atas 1 unit gula)
*Disakarida (terdiri
atas 2 unit gula)
*Oligosakarida (terdiri
atas 3-10 unit gula)
*Polisakarida (terdiri
atas lebih dari 10 unit
gula
Berdasarkan
lokasi gugus –
C=O
Aldosa
(mengandung
gugus aldehid)
Ketosa
(mengandung
gugus keton)
Berdasarkan
jumlah atom C
pada rantai
Triosa (tersusun atas 3
atom C)
Tetrosa (tersusun atas 4
atom C)
Pentosa (tersusun atas 5
atom C)
Heksosa (tersusun atas
6 atom C)
Heptosa (tersusunatas
7 atom C)
Oktosa (tersusun atas 3
atom C)
Berdasarkan
stereokimia
Stereokimia
adalah studi mengenai
susunan spasial dari
molekul. Salah satu
bagian dari stereokimia
adalah stereoisomer.
5. • Monosakarida :
Karbohidrat yang paling sederhana dan tidak dapat
dihidrolisis lebih lanjut
• Disakarida
Karbohidrat yang mengandung 2 satuan monosakarida
• Oligosakarida
Karbohidrat yang jika dihidrolisis menghasilkan 3 – 10
satuan monosakarida
• Polisakarida
Karbohidrat yang jika dihidrolisis menghasilkan banyak
satuan monosakarida
6. Monosakarida
• Satuan karbohidrat yang paling sederhana
dengan rumus CnH2nOndimana n = 3 – 8 C3H6O3:
triosa C4H8O4: tetrosa dan seterusnya.
7. Macam-macam Monosakarida
1. Aldosa : monosakarida yang
mengandung gugus aldehid
Contoh : Glukosa, Galaktosa,Manosa
2. Ketosa : monosakarida yang mengandung
gugus keton
Contoh : Fruktosa
8. Monosakarida yang memilki 3,4,5,6,dan 7 atom
karbon pada kerangkanya disebut berturut-turut
triosa,tetrosa,pentosa,heksosa, dan heptosa
Masing-masing senyawa ini berada dalam 2
kelompok : aldotriosa dan ketotriosa, aldotetrosa
dan ketotetrosa, dan sebagainya
9. Monosakarida-
monosakarida
penting
D-gliseraldehid
(karbohidrat paling
sederhana) Karbohidrat
ini hanya memiliki 3
atom C (triosa),
berupa aldehid
(aldosa) sehingga
dinamakan aldotriosa.
D-glukosa (karbohidrat
terpenting dalam diet)
Glukosa merupakan
aldoheksosa, yang sering
kita sebut sebagai
dekstrosa, gula anggur
ataupun gula darah. Gula
ini terbanyak ditemukan
di alam.
D-fruktosa (termanis
dari semua gula) Gula
ini berbeda dengan gula
yang lain karena
merupakan ketoheksosa.
D-galaktosa (bagian
dari susu) Gula ini
tidak ditemukan
tersendiri pada sistem
biologis, namun
merupakan bagian dari
disakarida laktosa.
D-ribosa (digunakan
dalam pembentukan
RNA) Karena merupakan
penyusun kerangka RNA
maka ribosa penting
artinya bagi genetika
bukan merupakan sumber
energi. Jika atom C
nomor 2 dari ribosa
kehilangan atom O maka
akan menjadi
deoksiribosa yang
merupakan penyusuna
kerangka DNA.
12. Sifat Fisik Monosakarida
• Padatan kristal tidak berwarna
• Larut dalam air ikatan hydrogen
• Sedikit larut dalam alcohol
• Tidak larut dalam eter, kloroform,
benzena
• Rasanya manis. Diantara
monosakarida fruktosa yang
paling manis
13. Monoskarida
Sifat Fisika Sifat Kimia
1. Berbentuk kristal pada suhu kamar
2. Tidak berwarna
3. Larut dalam air
4. Tidak larut dalam perlarut non polar
5. Non-elektrolit
6. Memiliki rasa yang manis
7. Semua monosakarida dapat melewati
membran plasma
8. Memberikan hasil positif pada uji benedict,
fehling, barfoed
9. Sebagai besar menunjukan aktivitas optik
1. Reduktor
2. Mengalami oksidasi untuk membentuk asam
karboksilat
3. Mengalami reduksi untuk membentuk alkohol
4. Pembentukan hemiasetal atau hemiketal
5. Mengalami reaksi glikolisis
6. Pembentukan osazon
7. Pembentukan Ester
8. Tidak stabil dalam larutan basa encer
15. Beberapa Reaksi Monosakarida
1. Reaksi Oksidasi
Berdasarkan kemampuannya untuk mereduksi
senyawa/pereaksi (Tohlens, Benedict, Fehling),
monosakarida dapat digolongkan :
Gula pereduksi
Gula non pereduksi
Kemampuan monosakarida untuk mereduksi pereaksi-
pereaksi tersebut di atas didasarkan pada adanya
gugus aldehid atau gugus -hidroksi keton, dimana
dengan adanya pereaksi-pereaksi tersebut gugus
aldehid atau -hidroksi keton akan teroksidasi menjadi
karboksilat/keton.
16. • Gula pereduksi
Gula pereduksi adalah gula yang mampu bertindak sebagai zat pereduksi
karena ia memiliki gugus aldehida bebas atau kelompok keton bebas. Gula pereduksi
juga harus memiliki karbon anomer bebas yang digunakan untuk mereduksi. Dengan
kata lain, gula pereduksi, bila diubah secara kimia, dapat menyumbangkan elektron ke
molekul lain.
Contoh :
1. Semua monosakarida seperti
galaktosa, glukosa, gliseraldehid,
fruktosa, ribosa, manosa, dll
2. Beberapa disakarida yaitu selobiosa,
maltosa, laktosa
17. • Gula Non-Pereduksi
Gula yang tidak memiliki gugus aldehid bebas dan keton bebas
sehingga tidak dapat mereduksi senyawa pengoksidasi. Gula non-reduksi
dicirikan dengan tidak adanya struktur rantai terbuka dan tidak adanya
karbon anomer bebas.
Contoh :
1. Disakarida seperti sukrosa dan trehalos
2. Semua polisakarida karena tidak memiliki
sifat mereduksi
18. CHO
HC OH
HO C
C OH
C OH
CH2OH
+ Cu2+
O
C OH
C OH
HO C
C OH
+ Cu2O
merah bata
D - glukosa
C OH
CH2OH
asam- D - glukonat
19. • Oksidasi aldosa oleh pereaksi Fehling’s,
Benedict’s atau Tohlen’s membentuk asam
monokarboksilat Asam Aldonat.
• Oksidasi aldosa dengan oksidator kuat (HNO3
panas) menghasilkan asam dikarboksilat
karena HNO3selain mengoksidasi gugus
aldehid juga mampu mengoksidasi gugus
CH2OH terminal
20. CHO
C OH
HO C
C OH
COOH
C OH
HO C
C OH
C OH
HNO3
C OH
CH2OH
D - glukosa
COOH
asam D - glukarik
CHO
C OH
HO C
C OH
C OH
CH2OH
+ Ag+
COOH
C OH
HO C
C OH
C OH
CH2OH
+ Ag
Cermin perak
Reaksi dengan HNO₃
Reaksi dengan Tohlens
21. Gugus karbonil dari monosakarida dapat
direduksi menjadi alcohol dengan beberapa
pereaksi menghasilkan alditol
CHO
C OH
C OH
CH2OH
D - glukosa
HO C
katalis
logam
CH2OH
D -glukitol (sorbitol)
CH2 OH
C OH
HO C
C OH
C OH
+ H2
C OH
22. Pembentukan Glikosida
Reaksi monosakarida hemiasetal atau hemiketal siklis
dengan 1 molekul alcohol lagi membentuk asetal atau
ketal. Pada reaksi ini gugus – OH pada C
– anomerik digantikan oleh gugus – OR dari
alcohol.
23. Ikatan Glikosidik
• Asetal/ketal seperti ini dinamakan Glikosida dan
ikatan dari karbon anomerik dengan gugus OR
disebut ikatan glikosidik.
• Glikosida dinamai berdasarkan nama
monosakaridanya, dengan mengganti akhiran –a
dengan –ida.
• Misal: glukosa glukosida
manosa manosida
24. Disakarida
• Disakarida adalah karbohidrat yang terdiri dari 2
satuan monosakarida.
• Dua monosakarida dihubungkan dengan ikatan
glikosidik antara C-anomerik dari satu unit
monosakarida dengan gugus –OH dari unit
monosakarida yang lainnya.
• Beberapa disakarida yang sering dijumpai :
Maltosa, Selobiosa, Laktosa, Sukrosa
25. Disakarida
Sukrosa : gabungan glukosa dan fruktosa
Laktosa : gabungan glukosa dan galaktosa
Maltosa : gabungan glukosa dan glukosa
Isomaltosa : gabungan glukosa dan glukosa
Sellobiosa: gabungan glukosa dan glukosa
26. Disakarida terbentuk ketika dua monosakarida mengalami reaksi dehidrasi (juga dikenal sebagai
reaksi kondensasi atau sintesis dehidrasi). Selama proses ini, gugus hidroksil dari satu monosakarida
mengkombinasikan dengan hidrogen dari monosakarida lain, melepaskan molekul air dan
membentuk ikatan kovalen.
Ikatan Kimia
27. Contoh Disakarida
Sukrosa (C12H22O11)
• Hidrolisis sukrosa
menghasilkan glukosa
dan fruktosa.
• Sukrosa bukan gula
pereduksi dalam larutan
air karena sukrosa tidak
memiliki gugus aldehid,
dibuktikan dengan tidak
bereaksinya (mereduksi)
dengan pereaksi Fehling,
Benedict dan Tollens.
• Hidrolisis sukrosa dapat
terjadi dengan
menggunakan katalis
asam encer atau enzim
invertase. Sukrosa
mudah larut dalam air.
Maltosa (C12H22O11)
• Maltosa (gula gandum)
tidak terdapat bebas di
alam, melainkan
diperoleh dari hasil
hidrolisis amilum
dengan katalis diastase
atau hasil hidrolisis
glikogen dengan katalis
amilase.
• Hidrolisis maltosa akan
menghasilkan dua satuan
glukosa dengan
menggunakan katalis
enzim maltase atau
katalis asam.
• Maltosa merupakan gula
pereduksi karena dapat
mereduksi pereaksi
Fehling, Benedict, atau
Tollens
Laktosa (C12H22O11)
• Laktosa (gula susu)
terdapat dalam air susu.
• ASI mengandung 5-8%
laktosa, sedangkan sapi
mengandung 4-6%
laktosa.
• Hidrolisis laktosa
dengan katalis enzim
laktase akan
menghasilkan glukosa
dan galaktosa.
• Laktosa merupakan gula
pereduksi karena dapat
mereduksi pereaksi
Fehling, Benedict, atau
pereaksi Fehling.
29. IKATAN PADA MALTOSA
Pada maltosa, ikatan glikosidik terjadi pada atom C- 1’ dari
satu glukosa dengan atom C-4 dari glukosa yang lain,
sehingga ikatannya disebut ikatan 1’,4- glikosidik
Karbon anomerik di unit glukosa sebelah kanan pada maltosa
dalam bentuk hemiasetal, sehingga akan dapat
berkesetimbangan dengan struktur terbuka.
Oleh karena itu maltosa dapat bereaksi + dengan Tohlens
31. LAKTOSA
• Merupakan gula utama pada ASI dan susu sapi (4-8
% laktosa).
• Karbon anomerik pada unit galaktosa mempunyai
konfigurasi pada C-1 dan berikatan dengan gugus -OH
pada C-4 unit glukosa
• Galaktosemia adalah penyakit yang disebabkan
karena tidak memiliki enzim yang dapat
mengisomerisasi galaktosa menjadi glukosa,
sehingga tidak dapat mencerna susu.
33. SUKROSA
Sukrosa dikenal dengan gula pasir, terdapat pada
tumbuhan fotosintetik yang berfungsi sebagai
sumber energi. Misal : pada tebu, bit gula
Pada sukrosa kedua kabon anomerik pada kedua unit
monosakarida terlibat dalam ikatan glikosidik. Ikatan
glikosidik terjadi antara C-1 pada unit glukosa dan C-
2 pada unit fruktosa, sehingga tidak mempunyai
gugus hemiasetal.
36. Oligosakarida
Sifat Fisika Sifat Kimia
1. Berbentuk Kristal
2. Larut dalam air
3. Memiliki rasa manis
4. Mempunyai sifat mutarotasi
5. Memberikan hasil positif pada Uji Seliwanoff
(Sukrosa)
6. Sebagian memberikan hasil positif pada uji
pereaksi benedict dan fehling
1. Mengalami reaksi hidrolisis
2. Sebagian ersifat pereduksi contoh
maltosa,laktosa,dll
3. Sebagian bersifat non-pereduksi contoh
sukrosa,dll
4. Sebagian besar terikat dengan protein
membentuk glikoprotein
37. POLISAKARIDA
• Karbohidrat yang mengandung banyak
monosakarida dan mempunyai berat molekul
yang besar
• Hidrolisis polisakarida secara sempurna akan
menghasilkan satu jenis monosakarida
• Unit monosakarida dapat dihubungkan secara
linier atau dapat bercabang
• Jenis Polisakarida : Pati dan Glikogen
38. Polisakarida
Sifat Fisika Sifat Kimia
1. Berwarna putih
2. Tidak berbentuk kristal
3. Tidak mempunyai rasa manis
4. Berat molekulnya bervariasi dari beberapa
ribu hinggal lebih dari satu juta
5. Tidak larut dalam air
6. Membentuk suspensi dan koloid (bukan
larutan)
7. Memberikan hasil positif pada uji metode
iodin
1. Tidak mempunyai sifat mereduksi
2. Mengalami hidrolisis
3. Pati direaksikan dengan iodimun
membentuk ikatan komplek
4. Tidak bereaksi dengan pereaksi benedict
dan fehling
5. Tidak dapat membentuk osazon
39.
40. PATI
• Polisakarida yang tersimpan dalam tumbuhan.
• Merupakan komponen utama pada biji-bijian,
kentang, jagung dan beras
• Tersusun atas unit D-glukosa yang
dihubungkan oleh ikatan 1,4--glikosidik
• Rantai cabang dihubungkan oleh ikatan 1,6--
glikosidik
41. JENIS PATI
AMILOSA : 20 % bagian pati, tersusun atas 50 – 300 unit
glukosa melalui ikatan 1,4 glikosidik
Amilosa larut di dalam air
AMILOPEKTIN : 80 % bagian pati, tersusun atas 300 –
5.000 unit glukosa melalui ikatan 1,4 glikosidik dan 1,6.
Setiap 25-50 unit glukosa dihubungkan oleh ikatan 1,4 .
Rantai-rantai tesebut dihubungkan dengan ikatan 1,6
sehingga menghasilkan struktur yang bercabang
Karena strukturnya bercabang sehingga sangat besar,
maka dari itu amilopektin tidak larut dalam air
42. Pati (Amilum)
(C6H10O5)n
Zat ini terbentuk pada proses
fotosintesis dalam klorofil
daun dengan bantuan energi
matahari.
6nCO2+ 5nH2O →
(C6H10O5)n + 6nO2
Hidrolisis amilum dengan katalis enzim amilase
atau enzim diastase akan menghasilkan sejumlah
satuan maltosa. Selanjutnya, maltosa dihidrolisis
dengan katalis enzim maltase menghasilkan dua
satuan glukosa.
(C6H10O5)n + n/2 H2O
C12H22O11 +H2O
n/2 C12H22O11
C6H10O5
Amilum terdapat pada
padi,kentang, gandum, kacang-
kacangan, sayuran, umbi-umbian,
jagung, sagu
Amilum sedikit larut dalam
air. Jika dipanaskan dengan
air akan menghasilkan lem
yang merupakan koloid.
Jika amilum dihidrolisis
dalam larutan asam
(sebagai katalis) akan
menghasilkan berturut-
turut dekstrosa, maltosa,
dan glukosa dengan
larutan penguji adalah
larutan iodin (I2).
43. GLIKOGEN
•
•
•
•
•
•
Karbohidrat penyimpan energi yang tersimpan dalam
hewan
Mr Glikogen > pati
Tersusun lebih dari 100.000 unit glukosa
Strukturnya bercabang melalui ikatan 1,4 dan 1,6
glikosidik
Tidak larut dalam air
Larut dalam pelarut organik non polar : eter,
kloroform, heksana.
44. Glikogen
merupakan polimer
glukosa dengan
ikatan α (1-6).
Polisakarida ini merupakan
cadangan energi pada hewan
dan manusia yang disimpan
di hati dan otot sebagai
granula. Glikogen serupa
dengan amilopektin.
dapat dihidrolisis oleh
enzim α dan β-amilase
menjadi glukosa, maltosa
dan dekstrin
45. POLISAKARIDA LAIN
• Selulosa : polimer tidak bercabang dari
glukosa melalui ikatan 1,4--glikosidik
• Kitin : polisakarida yang mengandung nitrogen,
membentuk cangkang krustasea dan kerangka luar
serangga
• Pektin : polimer linier dari D-galakturonat melalui
ikatan 1,4--glikosidik. Terdapat pada buah-
buahan dan buni-bunian
46. Selulosa
(C6H10O5)n
polimer berantai panjang
polisakarida karbohidrat,
dari beta-glukosa.
merupakan komponen struktural utama dari tumbuhan dan
tidak dapat dicerna oleh manusia karena selulosa adalah
polisakarida yg dihasilkan oleh sitoplasma sel tanaman yg
membentuk dinding sel
tersusun atas rantai glukosa
dengan ikatan β (1-4). Selulosa
lazim disebut sebagai serat dan
merupakan polisakarida terbanyak.
47. Kitin
Merupakan polimer N-asetil
β – D glukosamin
Terhubung dengan ikatan β 1-4 , sehingga memiliki
struktur yg mirip dengan selulosa kecuali pada gugus OH
atom C 2 diganti dengan gugus amino yg terasilasi
Terdistribusi luas di banyak
organisme terutama
menyusun eksoskeleton
bbrp moluska dan artropoda
48. Contoh identifikasi kandungan
karbohidrat
Reagen
Benedict
- Dipipet sebanyak 5 mL
- Dimasukkan dalam tabung reaksi
- Ditambahkan 0,5 mL larutan hasil penggerusan roti
- Dipanaskan dalam gelas kimia yang berisi air
mendidih selama 5 menit
- Didinginkan
- Diamati perubahan yang terjadi
Hasil pengamatan
1. Uji Benedict
(uji gula karbohidrat monosakarida)
Catatan :
jika larutan berwarna kuning
kehijauan dan terbentuk endapan merah bata,
maka sampel tersebut mengandung karbohidrat.
49. 2. Uji Iod
(Uji tepung Karbohidrat polisakarida)
- Ditambahkan akuades hingga menjadi larutan
- Dipipet 5 mL
- Dimasukkan dalam tabung reaksi
- Ditambahkan 2 tetes larutan iod
- Dikocok perlahan
- Diamati perubahan yang terjadi
Bahan makanan yang telah
digerus (Roti)
Hasil pengamatan
Catatan :
bila larutan berubah warna menjadi
hitam atau kebiruan, maka sampel tersebut
mengandung karbohidrat
50. Uji Barfoed
Uji barfoed adalah uji untuk mengetahui membedakan antara monosakarida dan disakarida
pereduksi dalam suasana asam. Uji ini didasarkan pada reduksi Cu2+ menjadi Cu+. Prinsip dari uji barfoed
adalah sampel dicampurkan dengan cupri asetat dan asam asetat pada larutan barfoed yang
memberikan keadaan asam. Kemudian dihasilkan endapan cupro oksida berwarna merah bata yang
menjadi indikasi hasil uji positifnya (mengandung monosakarida)
Persamaan Reaksi
51. Prosedur
Hasil Pengujian
Dinginkan dibawah air mengalir
Dipanaskan tabung diatas air mendidih selama 3 menit
Ditambahkan 2 ml pereaksi barfoed
Dimasukan 2 ml sampel kedalam tabung reaksi
52. Fungsi
Karbohidrat
Sumber bahan
bakar.
Sumber energi utama dan dapat
diganti dengan sumber energi
yang lain pada beberapa organ
tubuh manusia, yaitu otak, lensa
mata dan sel saraf.
Bahan sintesis
senyawa organik
lainnya.
Pati dan glikogen
berperan sebagai
cadangan makanan.
Menjaga keseimbangan
asam dan basa dalam
tubuh.
Membantu proses
penyerapan kalsium.
Sebagai materi
pembangun.
Berperan penting
dalam penurunan
sifat, misalnya
karbohidrat
dengan atom C
yang merupakan
komponen asam
nuklea (DNAdan
RNA).
Polimer karbohidrat yang tidak
larut berperan sebagai unsur .
Struktural dan penyangga
dalam dinding sel bakteri dan
tanaman.
Sebagai
pelumas sendi
kerangka.
56. Pada Dasarnya molekul daripada gula terdiri atas dua pasang atom hidrogen yang
terlihat seperti cabang yang keluar dari permukaan mereka. Atom-atom tersebut akat
ber-ikatan dengan reseptor perasa lidah kita bila dimakan.
Dalam gula atom hidrogen ditempatkan di antara 2, 5, dan 4 angstrom. angstrom
ditempatkan pada panjang yang hampir sama dengan lebar dari dua atom
hidrogen. Jadi manisnya gula berhubungan juga dengan kemampuan zat untuk
berikatan dengan hidrogen dan reseptor yang hadir dalam dan berkembang di ujung
lidah /perasa.
57. GULA UNTUK PENDERITA DIABETES
Gula biasa (gula pasir) mengandung suatu molekul yang disebut dengan sukrosa, yaitu
suatu molekul gula disakarida yang dalam kondisi asam (misal dalam saluran cerna)
akan dipecah menjadi bentuk gula yang lebih sederhana, yaitu glukosa dan fruktosa
dalam jumlah sama banyaknya. Sementara gula jagung hanya mengandung zat gula
sederhana yang disebut fruktosa, yaitu jenis gula yang memang sering ditemukan pada
buah-buahan dan memiliki rasa yang lebih manis dari gula biasa (1,7 kali lebih manis
dari gula biasa). Gula jagung (fruktosa) memang terbukti memiliki jumlah kalori yang
lebih rendah dibandingkan dengan gula biasa (sukrosa). Dalam setiap gram sukrosa
mengandung 4 kalori, sementara dalam setiap gram fruktosa mengandung 3 kalori.
58. Namun apakah gula jagung
(fruktosa) memang terbukti
lebih baik daripada gula
biasa (sukrosa)?
59. Pernyataan tersebut didukung pula oleh hasil penelitian terbaru yang dilakukan
oleh Kim-Anne le dkk. (2009) dalam sebuah jurnal Amerika yang menyatakan
bahwa konsumsi fruktosa dalam jumlah tinggi selama 7 hari sudah mampu untuk
memicu terjadinya dislipidemia, deposisi lemak pada hepar dan menurunkan
sensitifitas insulin pada manusia-manusia sehat dengan atau tanpa riwayat
keluarga penderita kencing manis.
Sebuah penelitian yang membanding efek pemberian larutan Fruktosa dan
larutan sukrosa terhadap tikus menunjukkan bahwa tikus yang mendapatkan
larutan fruktosa ternyata lebih cepat mengalami obesitas jika dibandingkan
dengan tikus yang mendapatkan larutan sukrosa. Dari penelitian tersebut
lebih lanjut diketahui bahwa konsumsi gula fruktosa dalam jumlah besar
dapat menekan rasa kenyang dan memicu hepar untuk memproduksi
trigliserida sehingga dapat menyebabkan terjadinya obesitas. Selain itu
konsumsi makanan dan minuman tinggi fruktosa juga dapat memicu
terjadinya resistensi insulin yang merupakan awal penyebab terjadinya
kencing manis.
60. Dari hasil penelitian-penelitian tersebut disimpulkan bahwa tidak ada satu pun jenis gula
yang lebih baik dibandingkan dengan gula lainnya. Gula rendah kalori jika dikonsumsi
secara berlebihan tetap akan memberikan efek yang berbahaya bagi tubuh.
Namun......
Bukan berarti bahwa penderita kencing manis dan obesitas tidak boleh mengkonsumsi gula
sama sekali. Cobalah untuk selalu mengontrol jumlah gula yang Anda konsumsi setiap
harinya tergantung dengan kebutuhan kalori Anda. Jika kebutuhan kalori anda 1800 kalori,
sebaiknya anda membatasi untuk mengkonsumsi hanya 5 sendok teh gula setiap harinya,
dan jika kebutuhan kalori anda 2000 kalori maka batasi konsumsi gula anda hanya
sebanyak 8 sendok teh setiap harinya.
Selama jumlah gula yang dikonsumsi tidak berlebihan dan sesuai
dengan kebutuhan kalori Anda maka timbulnya efek gula yang
berbahaya bagi kesehatan dapat dicegah, apapun jenis gula yang
digunakan
62. 1. Sukralosa
Sukralosa adalah jenis pemanis buatan yang rasanya
kira-kira 600 kali lebih manis dari gula biasa. Namun,
jangan khawatir karena hanya sedikit sekali kandungan
sukralosa yang akan diserap oleh tubuh Anda.
Kalorinya juga sangat rendah hingga pemanis buatan ini
disebut non-nutritif. Sukralosa mudah didapat karena
sudah banyak yang memproduksi pemanis buatan ini,
misalnya Tropicana Slim.
2. Sakarin
Sakarin adalah pelopor pemanis buatan yang sudah
dikenal sejak seabad lalu. Pemanis buatan ini rasanya
300-500 kali lebih manis dari gula biasa. Perlu
diperhatikan, akhir-akhir ini mulai banyak penelitian
yang mengungkapkan bahwa mengonsumsi sakarin bisa
menimbulkan efek samping yaitu kelebihan berat
badan. Namun, sejauh ini penggunaan sakarin dalam
takaran yang wajar masih diperbolehkan oleh Badan
Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).
63. 3. Stevia
Stevia adalah pendatang baru dalam kelompok pengganti
gula untuk diabetes. Pemanis buatan ini diekstrak dari
tanaman stevia yang tumbuh di negara-negara beriklim
tropis dan subtropis, salah satunya Indonesia. Maka, tak
heran jika Anda bisa menemukan berbagai produk
pemanis dari stevia. Pemanis stevia bebas kalori dan gula
sehingga aman bagi penderita diabetes.
4. Aspartam
Pemanis buatan aspartam, kalorinya sangat rendah dan bebas
gula. Namun, rasanya 200 kali lebih manis dari gula biasa.
Sebaiknya tetap menjaga konsumsi pemanis buatan dalam
jumlah yang terbatas, yaitu 50 miligram per kilogram berat
badan Anda. Maksudnya kalau berat badan Anda 50
kilogram, dalam sehari Anda tidak dianjurkan untuk
mengonsumsi lebih dari 2.500 miligram atau 2,5 gram
aspartam.
64. 5. Asesulfam kalium
Salah satu jenis pemanis buatan yang sering ditambahkan dalam produk makanan dan
minuman kemasan di Indonesia yaitu asesulfam kalium atau asesulfam-k. Menurut
anjuran BPOM, Anda sebaiknya tidak mengonsumsi asesulfam-k lebih dari 15 miligram
per kilogram berat badan. Jika berat badan Anda 50 kilogram, hindari konsumsi pemanis
buatan ini lebih dari 750 miligram per hari
66. ASPARTAM
Struktur
Fungsi
1. Menguatkan cita rasa buah-buahan ada makanan dan minuman
2. Pemanis pada makanan atau minuman pada penderita diabetes
Dosis : Untuk setiap kg berat badan jumlah aspartam yang boleh dikonsumsi setiap harinya
adalah 40 mg
Efek : Aspartam dalam dosis yang terlalu tinggi dapat meningkatkan resiko kanker darah
seperti leukimia dan limfoma pada tikus. Namun kebanyakan penelitian yang dilakukan pada
manusia, belum meneukan bukti bahwa penggunaan aspartam dapat meningkatkan resiko
kanker.
Memiliki tingkat kemanisan
200 kali lebih manis
dibandingkan sukrosa
67. SAKARIN
Struktur
Fungsi
1. Pemanis buatan untuk produk-produk seperti minuman,permen,kue,obat dan pasta
gigi
2. Untuk orang – orang yang sedang diet sebagai pengganti produk – produk rendah
gula untuk penderita diabetes.
Dosis : Dosis yang dikonsumsi tidak melebihi 1 g per hari
Efek : Memiliki efek karsinogenik (memicu timbulnya kanker)
Memiliki tingkat kemanisan
300 kali lebih manis
dibandingkan sukrosa
68. XYLITOL
• Struktur
• Fungsi
1. Melawan kerusakan gigi, mampu membersihkan permukaan gigi dari sisa makanan
2. Pemberi rasa manis pada berbagai merk permen karet
• Dosis : Untuk orang dewasa tidak mlebihi 50 gram per hari, dan untuk anak anak
maksimal 20 gram perhari
• Efek : Peningkatan konsentrasi asam urat dalam darah, diare, kembung
Memiliki tingkat kemanisan 0,8-
1,2 kali lebih manis
dibandingkan sukrosa
69. STEVIA
• Struktur
• Fungsi
1. Sebagai anti kanker, mencegah diabetes, mencegah kegemukan
2. Menangkan efek radikal bebas, menangkal racun
• Dosis : Dosis yang aman dikonsumsi yaitu 4 mg per kilogram berat badan per hari.
• Efek : Meningkatkan obesitas, Menyuburkan sel kanker, Merusak jantung (kegagalan
fungsi) , Menurunkan kemampuan otak
Memiliki tingkat kemanisan 100-
200 kali lebih manis dibandingkan
sukrosa
70. • Ragi
Nama ilmiah : Saccharomyces
Genus : Saccharomyces; (E.C. Hansen 1838) Meyen
Filum : Ascomycota
Kelas : Saccharomycetes
Ordo : Saccharomycetales
Klasifikasi lebih tinggi : Saccharomycetaceae
Nama Latin Ragi dan Jamur
• Jamur
Jamur Bulat (Calvatia gigantia)
Jamur Champignon (Agaricus bisporus)
Jamur Enokitake (Flammunila velutipes)
Jamur Kancing (Agaricus brunescens)
Jamur Kuping (Auricularia auricularia)
Jamur Maitake (Grifola frondosa)
Jamur Matsutake (Agrocybe aegerita)
Jamur Merang (Volvariella volvacea)
Jamur Paha Ayam (Coprinus comatus)
Jamur Shiitake (Lentinus edodes)
71. PERBEDAAN RAGI DAN JAMUR
• Ragi adalah jenis jamur.
• Struktur umum dari jamur yang multiseluler dengan tubular, hifa berserabut, sedangkan ragi
adalah uniseluler, berbentuk bulat.
• Tidak seperti jamur, ragi ada baik sebagai sel-sel individual atau sebagai sel dengan
pertumbuhan tunas pada mereka.
• Metode Reproduksi jamur adalah baik generatif atau vegetatif sedangkan ragi tunas atau fisi
biner.
• Kebanyakan jamur seperti telapak di bentuk dengan berbagai warna dan corak, sedangkan
ragi bulat atau oval dengan berwarna kusam (kebanyakan monokromatik).
• Jamur (kecuali ragi) menghasilkan energi dengan mengeluarkan enzim hidrolitik yang
mendegradasi biopolimer seperti pati, selulosa, dan lignin menjadi bentuk yang lebih
sederhana yang dapat diserap, sedangkan ragi memperoleh energi dengan mengkonversi
karbohidrat alkohol dan CO2 dalam kondisi anaerob (fermentasi).
• Ada sekitar 1.500 spesies ragi yang dikenal, yang mewakili 1% dari semua spesies jamur
yang dikenal.
73. • Gula Pasir
Proses perubahan dari gula pasir menjadi gula darah, tubuh hanya memerlukan waktu
sekitar 3 menit.
Untuk mengubah gula darah menjadi sebuah energi, yang kemudian disimpan dalam otot
tubuh, maka Pankreas memerlukan Waktu yang agak lama, sekitar 140 Menit.
Mengapa hal tersebut bisa terjadi?
• Karena proses dari pembuatan Gula Pasir melalui pemanasan yang sangat tinggi
dibandingkan dengan gula batu. Dan semakin tinggi proses Pemanasan gula tersebut, maka
gula tersebut akan semakin sulit pula untuk dicerna.
Dalam sehari, pankreas yang normal hanya akan mampu mengubah 5 gram (setara dengan
½ sendok makan) gula pasir menjadi sebuah energi. Lalu apa yang akan terjadi bila kita
mengkonsumsi lebih dari ½ sendok makan gula pasir tersebut? Maka sisa gula pasir yang
tidak bisa diproses oleh pankreas akan tertimbun dalam tubuh hingga menjadi "Gula Darah
dan LEMAK". Dan lama kelamaan tubuh akan terKena penyakit diabetes.
74. • Gula Batu
Dari segi bentuk, maka gula batu menyerupai bentuk batu (berwarna putih atau bening
dan mirip dengan es batu).
• Proses pembuatannya juga hampir sama dengan proses pembuatan gula pasir, namun suhu yang
digunakan untuk proses pembuatannya "tidak terlalu panas atau terlalu tinggi" seperti pada proses
pembuatan gula pasir.
• Dalam sehari, pankreas yang normal akan mampu mengubah 60 gram (sekitar 6 sendok makan)
gula batu menjadi sebuah energi. Itulah sebabnya, penggunaan gula batu akan lebih sehat
Dibandingkan dengan gula pasir.
75. • Gula Batu
Dari segi bentuk, maka gula batu menyerupai bentuk batu (berwarna putih atau
bening dan mirip dengan es batu).
• Proses pembuatannya juga hampir sama dengan proses pembuatan gula pasir, namun
suhu yang digunakan untuk proses pembuatannya "tidak terlalu panas atau terlalu tinggi"
seperti pada proses pembuatan gula pasir.
• Dalam sehari, pankreas yang normal akan mampu mengubah 60 gram (sekitar 6 sendok
makan) gula batu menjadi sebuah energi. Itulah sebabnya, penggunaan gula batu akan lebih
sehat Dibandingkan dengan gula pasir.
76. • Gula Merah
Gula merah juga dikenal dengan sebutan Gula Jawa, yang terbuat dari bunga pohon
Kelapa atau Aren. Dan biasanya lebih sering digunakan untuk campuran bumbu dapur.
• Dalam sehari, pankreas yang normal atau pankreas yang sehat mampu mengubah 90 gram
(sekitar 9 sendok makan) gula merah menjadi sebuah energi. Jadi jika dibandingkan dengan gula
pasir dan juga gula batu, maka gula merah merupakan gula yang paling sehat.
• Supaya pankreas pada tubuh Anda tidak mengalami kelelahan dan tetap fit dan sehat, maka
sebaiknya Anda mengurangi untuk mengkonsumsi gula, baik itu gula merah, atau gula batu, dan
terlebih lagi penggunaan gula pasir. Pankreas mempunyai batasan kemampuan untuk mengubah
gula menjadi sebuah energi dan jika pankreas sudah tidak memiliki kemampuan lagi dalam
melaksanakan tugasnya tersebut, maka tubuh Anda akan dapat dengan mudahnya terserang
penyakit diabetes.
77. KOMPOSISI GULA
Sumber : Tan (1980)
Menurut Nurlela (2002), nilai kalori 1 sendok makan gula merah dinggap sama dengan satu sendok makan
gula putih dimana pada 100 gram gula merah mengandung 373 kalori sedangkan gula putih mengandung
396 kalori.