SlideShare una empresa de Scribd logo
1 de 23
Najmah, SKM, MPH.
Faculty of Public Health, Sriwijaya University
najem240783@yahoo.com
• Perbedaan Regresi Logistik
Sederhana dan Berganda
• Aplikasi Regresi Logistik
Sederhana Pada SPPS
Today’s
Topics
Perbedaan Regresi Logistik
Sederhana dan Berganda
•Regresi logistik merupakan pendekatan model
matematis untuk menganalisa hubungan antara satu
atau beberapa variabel independen (kategori dan
numerik) dengan variabel dependen kategorik yang
bersifat dikotom/biner.
Perbedaan Regresi Logistik
Sederhana dan Berganda
•Variabel kategorik dikotom: variabel dengan dua
nilai variasi atau kategori
•Misal status patah tulang (1=patah tulang, 0= tidak
patah tulang), status BBLR (0=BBLR, 1=normal), dan
status PJK (0=tidak PJK, 1= PJK) dan sebagainya.
•Regresi logistik sederhana untuk mengolah data
dengan satu variabel independen atau faktor resiko.
•Regresi logistik berganda untuk mengolah data
lebih dari satu variabel independen atau faktor
resiko.
Model regresi logistik dapat digunakan pada penelitian yang
menggunakan metode potong lintang (cross sectional), kasus
kontrol (case control), maupun kohort (cohort).
Regresi logistik mengevaluasi efek dari satu faktor paparan
atau lebih, dan biasa digunakan untuk:
a. Membandingkan variabel outcome diantara 2 kategori dari
variabel paparan atau perlakuan/perawatan.
b. Membandingkan lebih dari dua kelompok paparan atau
faktor resiko.
c. Menganalisis efek variabel paparan baik kategori maupun
kontinus (numerik).
Pertama, perhatikan rumus dasar Odds rasio
Odds para kelompok terpapar = Odds pada kelompok tidak
terpapar x OR variabel X
Odds Rasio variabel X = Odds pada kelompok terpapar
Odds pada kelompok tidak terpapar
Kedua, Formula dasar pemodelan regresi logistik adalah
Odd Rasio* = Baseline x paparan (Exposure) ................(1 paparan)
Odd Rasio *= Baseline x paparan1 (Exposure1) x paparan2
(Exposure2) ..........(2 paparan)
*OR outcome/penyakit/kondisi kesehatan
Odds Ratio tiap kelompok terdiri dari 2 model parameter :
a.Baseline odds, nilai odds pada kelompok yang tidak
terpapar.
b.OR (odds ratio) outcome, menggambarkan efek paparan
atau faktor resiko/variabel independen terhadap odd rasio
penyakit.
Grup paparan Odds outcome Odds outcome, pada
regresi logistik
Terpapar (group 1) Baseline odds x OR
faktor paparan
Baseline x faktor
paparan/variabel
independen
Tidak terpapar
(group 0)
Baseline Odds Baseline
Aplikasi Regresi Logistik Sederhana
(Aplikasi SPSS)
STUDI KASUS 3:
• Peneliti ingin mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian patah tulang
pinggul pada lansia di Geelong, Australia?
• Variabel independenya:
1)geometri pada tulang pinggul (Kepadatan tulang/Bone Mineral
Density/BMD);
2) umur (current age);
3) berat badan (weight);
4) tinggi badan (height);
5) status minum alkohol(drink status);
6) status merokok (D1, smoking);
7) riwayat patah tulang pada keluarga (Hip_fracture_parents_spine_hip);
8). konsumsi kalsium dan vitamin D (Calcium_VitD2);
9) status menopause (F5xmenoadj),
10) penggunaan steroid/kortisteroid(Steroid2)
BUKA DATA : kasus_iii_hip_fracture1.sav
SUMBER DATA: Najmah, Margaret Henry, Lyle Gurrin, Julie
Pasco, 2009, STUDI GEELONG OSTEOPOROSIS STUDY /GOS,
MELBOURNE, AUSTRALIA, Thesis: 2009, University of
Melbourne
Karakteristik/ outcome (patah tulang,
n= 44, tidak patah tulang, n= 454)
OR 95 % CI P Value
Penggunaan hormon
steroid/kortikosteroid, n (%) Ya
Status merokok, n (%) Ya
Status menopause , n (%) Ya
Penggunaan kalsium/multivitamin D , n
(%) Ya
Terapi hormon , n (%)
Physical Activity n, (%)
Riwayat keluarga , n (%) Ya
Status minum alkohol , n (%) Ya
OR 95 % CI P Value
Tinggi badan ,cm
Usia saat ini, tahun
Berat badan, kg
Kadar mineral tulang, g/cm2
Tabel 44. Analisis Regresi Logistik Sederhana
Langkah-langkah uji regresi linear
sederhana,aplikasi SPSS :
Variabel Status Merokok (D1)
• Langkah 1: Pada menu bar pilih
Analyze-Regression-Binary
Logistic.
Langkah 2 : Masukkan
variabel hip fracture
status (status patah
tulang) pada dependent
variabel, dan masukkan
status merokok (D1)
variabel independen ke
dalam covariate.
Langkah 3 : Klik Option
dan ketik 95 % Derajat
Kepercayaan
Langkah 4: Klik continue dan OK.
**Identifikasi Data yang hilang dan pemberian kode variabel dependen oleh SPSS
**Nilai OR, 95 % Derajat Kepercayaan dan P value nilai variabel
merokok
Output Status Minum Alkohol
Output SPSS BMD (bone mineral density)
Output SPSS Penggunaan Kortiksteroid/Steroid
Exercise!
Coba anda lakukan latihan untuk variabel lainnya dengan
langkah yang sama!
Variabel independenya:
1) Geometri pada tulang pinggul (Kepadatan tulang/Bone
Mineral Density/stdNNBMD);
2) umur (current age);
3) berat badan (weight);
4) tinggi badan (height);
5) status minum alkohol(drink status);
6) status merokok (D1, smoking);
7)riwayat patah tulang pada keluarga
(Hip_fracture_parents_spine_hip);
8). konsumsi kalsium dan vitamin D (Calcium_VitD2);
9) status menopause (F5xmenoadj),
10) penggunaan steroid/kortisteroid (Steroid2)
Langkah 5: Menuliskan Laporan Tabel dan Interpretasi
Karakteristik/ outcome (patah tulang,
n= 44, tidak patah tulang, n= 454)
OR 95 % CI P Value
Penggunaan hormon
steroid/kortikosteroid, n (%) Ya
0,587 0,175-1,966 0,388
Status merokok, n (%) Ya 1,464 0,781-2,746 0,234
Penggunaan kalsium/multivitamin D , n
(%) Ya
0,383 0,134-1,099 0,074
Aktivitas fisik , n (%) Ya 4,946 2,110-11,589 0,001
Riwayat keluarga , n (%) Ya 0,333 0,044-2,504 0,286
Status minum alkohol, n (%) Ya 0,293 0,141-0,606 0,001
OR 95 % CI P Value
Tinggi badan ,cm 1,009 0,960-1,060 0,715
Usia saat ini, tahun 1,076 1,028-1,127 0,002
Berat badan, kg 0,972 0,946-0,999 0,043
Kadar mineral tulang, g/cm2 0,457 0,314-0,665 0,001
Interpretasi untuk hasil numerik:
• Setiap kenaikan ketebalan 1 g/cm2 kadar
mineral tulang, akan menurunkan resiko
patah tulang pinggul sebesar 0.45 kali.
Dengan derajat kepercayaan 95%, di populasi
setiap kenaikan ketebalan 1 g/cm2 kadar
mineral tulang, akan menurunkan resiko
patah tulang pinggul sebesar 0.31 kali hingga
0,67 kali. Nilai P 0.001 menunjukkan adanya
hubungan adanya hubungan antara kadar
mineral tulang dan kejadian patah tulang
pinggul pada wanita di Geelong, Australia
Interpretasi untuk hasil numerik:
• Perilaku merokok pada wanita dapat meningkatkan
1,5 kali resiko untuk patah tulang pinggul
dibandingkan dengan lansia yang tidak merokok. Di
populasi, dengan derajat kepercayaan 95%, perilaku
merokok menurunkan 0.78 resiko patah tulang
pinggul (22 % menurunkan resiko) dan meningkatkan
resiko 2,7 untuk patah tulang dibandingkan wanita
perokok.
• Kesimpulan akhir dengan nilai signifikansi 0.23
menunjukkan tidak ada hubungan antara status
merokok dan kejadian patah tulang pinggul pada
wanita di Geelong Australia.
• Coba Anda interpretasikan hasil lainnya!
thankyou
Referensi

Más contenido relacionado

La actualidad más candente

Bab ii perhitungan dalam epidemiologi (part 2)
Bab ii perhitungan dalam epidemiologi (part 2)Bab ii perhitungan dalam epidemiologi (part 2)
Bab ii perhitungan dalam epidemiologi (part 2)
NajMah Usman
 
LAPORAN PBL I DESA REMPOAH KECAMATAN BATURRADEN KABUPATEN BANYUMAS 2015
LAPORAN PBL I DESA REMPOAH KECAMATAN BATURRADEN KABUPATEN BANYUMAS 2015LAPORAN PBL I DESA REMPOAH KECAMATAN BATURRADEN KABUPATEN BANYUMAS 2015
LAPORAN PBL I DESA REMPOAH KECAMATAN BATURRADEN KABUPATEN BANYUMAS 2015
yesintabella
 
Perhitungan fertilitas-mortalitas-dan-migrasi1
Perhitungan fertilitas-mortalitas-dan-migrasi1Perhitungan fertilitas-mortalitas-dan-migrasi1
Perhitungan fertilitas-mortalitas-dan-migrasi1
Aulia Nofrianti
 
Epidemiologi Lanjut : Penelitian Case Control
Epidemiologi Lanjut : Penelitian Case ControlEpidemiologi Lanjut : Penelitian Case Control
Epidemiologi Lanjut : Penelitian Case Control
Fachri Latif
 
Metodologi penelitian, desain studi &
Metodologi penelitian, desain  studi &Metodologi penelitian, desain  studi &
Metodologi penelitian, desain studi &
Ira Masykura
 

La actualidad más candente (20)

Diseminasi data surveilans epiemiologi
Diseminasi data surveilans epiemiologiDiseminasi data surveilans epiemiologi
Diseminasi data surveilans epiemiologi
 
Bab ii perhitungan dalam epidemiologi (part 2)
Bab ii perhitungan dalam epidemiologi (part 2)Bab ii perhitungan dalam epidemiologi (part 2)
Bab ii perhitungan dalam epidemiologi (part 2)
 
Bab II Perhitungan dalam epidemiologi(part 1)
Bab II Perhitungan dalam epidemiologi(part 1)Bab II Perhitungan dalam epidemiologi(part 1)
Bab II Perhitungan dalam epidemiologi(part 1)
 
Uji statistik
Uji statistikUji statistik
Uji statistik
 
Tabel Nilai Kritis Distribusi Chi-Square
Tabel Nilai Kritis Distribusi Chi-SquareTabel Nilai Kritis Distribusi Chi-Square
Tabel Nilai Kritis Distribusi Chi-Square
 
Bab v skrining penapisan dalam epidemiologi
Bab v  skrining penapisan dalam epidemiologiBab v  skrining penapisan dalam epidemiologi
Bab v skrining penapisan dalam epidemiologi
 
Presentasi epid. studi deskriptif
Presentasi epid. studi deskriptifPresentasi epid. studi deskriptif
Presentasi epid. studi deskriptif
 
Bias dan confounding uji klinik
Bias dan confounding uji klinikBias dan confounding uji klinik
Bias dan confounding uji klinik
 
Perencanaan dan Evaluasi Program Kesehatan Lingkungan
Perencanaan dan Evaluasi Program Kesehatan LingkunganPerencanaan dan Evaluasi Program Kesehatan Lingkungan
Perencanaan dan Evaluasi Program Kesehatan Lingkungan
 
Wabah
WabahWabah
Wabah
 
LAPORAN PBL I DESA REMPOAH KECAMATAN BATURRADEN KABUPATEN BANYUMAS 2015
LAPORAN PBL I DESA REMPOAH KECAMATAN BATURRADEN KABUPATEN BANYUMAS 2015LAPORAN PBL I DESA REMPOAH KECAMATAN BATURRADEN KABUPATEN BANYUMAS 2015
LAPORAN PBL I DESA REMPOAH KECAMATAN BATURRADEN KABUPATEN BANYUMAS 2015
 
Model perencanaan program promosi kesehatan
Model perencanaan program promosi kesehatanModel perencanaan program promosi kesehatan
Model perencanaan program promosi kesehatan
 
Perhitungan fertilitas-mortalitas-dan-migrasi1
Perhitungan fertilitas-mortalitas-dan-migrasi1Perhitungan fertilitas-mortalitas-dan-migrasi1
Perhitungan fertilitas-mortalitas-dan-migrasi1
 
Beberapa ukuran dasar demografi
Beberapa ukuran dasar demografiBeberapa ukuran dasar demografi
Beberapa ukuran dasar demografi
 
Laporan pws penyakit potensial wabah rjl
Laporan pws penyakit potensial wabah rjlLaporan pws penyakit potensial wabah rjl
Laporan pws penyakit potensial wabah rjl
 
Bahan ajar penyakit potensial wabah penyelidikan epidemiologi
Bahan ajar penyakit  potensial wabah  penyelidikan epidemiologiBahan ajar penyakit  potensial wabah  penyelidikan epidemiologi
Bahan ajar penyakit potensial wabah penyelidikan epidemiologi
 
Epidemiologi Lanjut : Penelitian Case Control
Epidemiologi Lanjut : Penelitian Case ControlEpidemiologi Lanjut : Penelitian Case Control
Epidemiologi Lanjut : Penelitian Case Control
 
Metodologi penelitian, desain studi &
Metodologi penelitian, desain  studi &Metodologi penelitian, desain  studi &
Metodologi penelitian, desain studi &
 
Bab 3 aplikasi stata pada perhitungan epidemiologi
Bab 3 aplikasi stata pada   perhitungan epidemiologiBab 3 aplikasi stata pada   perhitungan epidemiologi
Bab 3 aplikasi stata pada perhitungan epidemiologi
 
Mpi.3 pokok bahasan 2
Mpi.3 pokok bahasan 2Mpi.3 pokok bahasan 2
Mpi.3 pokok bahasan 2
 

Similar a Bab 8 analisis regresi logistik sederhana dengan spss

Asuhan nutrisi anak dan balita umur 6 sampai 12 tahun
Asuhan nutrisi anak dan balita umur 6 sampai 12 tahunAsuhan nutrisi anak dan balita umur 6 sampai 12 tahun
Asuhan nutrisi anak dan balita umur 6 sampai 12 tahun
enggar46
 
materi gizi dalam daur kehidupan pemeriksaan ANTROPOMETRI.ppt
materi gizi dalam daur kehidupan pemeriksaan  ANTROPOMETRI.pptmateri gizi dalam daur kehidupan pemeriksaan  ANTROPOMETRI.ppt
materi gizi dalam daur kehidupan pemeriksaan ANTROPOMETRI.ppt
NicholasGmarzai1
 
Pengkajian dalam ilmu keperawatan ppt.pptx
Pengkajian dalam ilmu keperawatan ppt.pptxPengkajian dalam ilmu keperawatan ppt.pptx
Pengkajian dalam ilmu keperawatan ppt.pptx
ssuserfc224a
 
DISLIPIDEMIA PADA OBESITAS DAN TIDAK OBESITAS DI RSUP DR. KARIADI DAN LABORAT...
DISLIPIDEMIA PADA OBESITAS DAN TIDAK OBESITAS DI RSUP DR. KARIADI DAN LABORAT...DISLIPIDEMIA PADA OBESITAS DAN TIDAK OBESITAS DI RSUP DR. KARIADI DAN LABORAT...
DISLIPIDEMIA PADA OBESITAS DAN TIDAK OBESITAS DI RSUP DR. KARIADI DAN LABORAT...
Sii AQyuu
 
Jtptunimus gdl-supriyanta-5290-3-babii
Jtptunimus gdl-supriyanta-5290-3-babiiJtptunimus gdl-supriyanta-5290-3-babii
Jtptunimus gdl-supriyanta-5290-3-babii
Hanggar Putra
 

Similar a Bab 8 analisis regresi logistik sederhana dengan spss (15)

Asuhan nutrisi anak dan balita umur 6 sampai 12 tahun
Asuhan nutrisi anak dan balita umur 6 sampai 12 tahunAsuhan nutrisi anak dan balita umur 6 sampai 12 tahun
Asuhan nutrisi anak dan balita umur 6 sampai 12 tahun
 
Physiotherapy in Scoliosis
Physiotherapy in ScoliosisPhysiotherapy in Scoliosis
Physiotherapy in Scoliosis
 
PENGKAJIAN PADA SISTEM ENDOKRIN.docx
PENGKAJIAN PADA SISTEM ENDOKRIN.docxPENGKAJIAN PADA SISTEM ENDOKRIN.docx
PENGKAJIAN PADA SISTEM ENDOKRIN.docx
 
materi gizi dalam daur kehidupan pemeriksaan ANTROPOMETRI.ppt
materi gizi dalam daur kehidupan pemeriksaan  ANTROPOMETRI.pptmateri gizi dalam daur kehidupan pemeriksaan  ANTROPOMETRI.ppt
materi gizi dalam daur kehidupan pemeriksaan ANTROPOMETRI.ppt
 
Pengkajian dalam ilmu keperawatan ppt.pptx
Pengkajian dalam ilmu keperawatan ppt.pptxPengkajian dalam ilmu keperawatan ppt.pptx
Pengkajian dalam ilmu keperawatan ppt.pptx
 
HUBUNGAN OBESITAS DENGAN MIGRAIN DI POLIKLINIK SARAF RSUD DR MOEWARDI SURAKARTA
HUBUNGAN OBESITAS DENGAN MIGRAIN DI POLIKLINIK SARAF RSUD DR MOEWARDI SURAKARTAHUBUNGAN OBESITAS DENGAN MIGRAIN DI POLIKLINIK SARAF RSUD DR MOEWARDI SURAKARTA
HUBUNGAN OBESITAS DENGAN MIGRAIN DI POLIKLINIK SARAF RSUD DR MOEWARDI SURAKARTA
 
Gizi Kesehatan Masyarakat.pptx
Gizi Kesehatan Masyarakat.pptxGizi Kesehatan Masyarakat.pptx
Gizi Kesehatan Masyarakat.pptx
 
Farmakoterapi geriatri2
Farmakoterapi geriatri2Farmakoterapi geriatri2
Farmakoterapi geriatri2
 
Status Nutrisi (1).pptx
Status Nutrisi (1).pptxStatus Nutrisi (1).pptx
Status Nutrisi (1).pptx
 
Prof-Hardin-Pokja-SMKG-ppt-3-juli-Sangat-Baru.pdf
Prof-Hardin-Pokja-SMKG-ppt-3-juli-Sangat-Baru.pdfProf-Hardin-Pokja-SMKG-ppt-3-juli-Sangat-Baru.pdf
Prof-Hardin-Pokja-SMKG-ppt-3-juli-Sangat-Baru.pdf
 
Askep Pada Tn.R Dengan Covid 19 Menggunakan Pendekatan Model Adaptasi Roy.pdf
Askep Pada Tn.R Dengan Covid 19 Menggunakan Pendekatan Model Adaptasi Roy.pdfAskep Pada Tn.R Dengan Covid 19 Menggunakan Pendekatan Model Adaptasi Roy.pdf
Askep Pada Tn.R Dengan Covid 19 Menggunakan Pendekatan Model Adaptasi Roy.pdf
 
Pengkajian.pptx
Pengkajian.pptxPengkajian.pptx
Pengkajian.pptx
 
DISLIPIDEMIA PADA OBESITAS DAN TIDAK OBESITAS DI RSUP DR. KARIADI DAN LABORAT...
DISLIPIDEMIA PADA OBESITAS DAN TIDAK OBESITAS DI RSUP DR. KARIADI DAN LABORAT...DISLIPIDEMIA PADA OBESITAS DAN TIDAK OBESITAS DI RSUP DR. KARIADI DAN LABORAT...
DISLIPIDEMIA PADA OBESITAS DAN TIDAK OBESITAS DI RSUP DR. KARIADI DAN LABORAT...
 
Pokja AP SNARS Ed.1
Pokja AP SNARS Ed.1Pokja AP SNARS Ed.1
Pokja AP SNARS Ed.1
 
Jtptunimus gdl-supriyanta-5290-3-babii
Jtptunimus gdl-supriyanta-5290-3-babiiJtptunimus gdl-supriyanta-5290-3-babii
Jtptunimus gdl-supriyanta-5290-3-babii
 

Más de NajMah Usman

Más de NajMah Usman (20)

Pengantar Epidemiologi (An Introduction of Epidemiology)
Pengantar Epidemiologi (An Introduction of Epidemiology)Pengantar Epidemiologi (An Introduction of Epidemiology)
Pengantar Epidemiologi (An Introduction of Epidemiology)
 
Social Epidemiology: Social determinants of health
Social Epidemiology: Social determinants of healthSocial Epidemiology: Social determinants of health
Social Epidemiology: Social determinants of health
 
Epidemiologi Sosial -Pengantar (Social Epidemiology-An Introduction)
Epidemiologi Sosial -Pengantar (Social Epidemiology-An Introduction)Epidemiologi Sosial -Pengantar (Social Epidemiology-An Introduction)
Epidemiologi Sosial -Pengantar (Social Epidemiology-An Introduction)
 
Mengkode Manual pada Data Kualitatif (Coding manuals for qualitative data)
Mengkode Manual pada Data Kualitatif (Coding manuals for qualitative data)Mengkode Manual pada Data Kualitatif (Coding manuals for qualitative data)
Mengkode Manual pada Data Kualitatif (Coding manuals for qualitative data)
 
Pengantar Metode Penelitian Kualitatif (Qualitative Research-An Introduction)
Pengantar Metode Penelitian Kualitatif (Qualitative Research-An Introduction)Pengantar Metode Penelitian Kualitatif (Qualitative Research-An Introduction)
Pengantar Metode Penelitian Kualitatif (Qualitative Research-An Introduction)
 
Analisa Tematik (Thematic analytic)
Analisa Tematik (Thematic analytic)Analisa Tematik (Thematic analytic)
Analisa Tematik (Thematic analytic)
 
Bab 8 uji reliabilitas dan validitas
Bab 8 uji reliabilitas dan validitasBab 8 uji reliabilitas dan validitas
Bab 8 uji reliabilitas dan validitas
 
Bab 5 analisis deskriptif pada SPSS
Bab 5 analisis deskriptif pada  SPSSBab 5 analisis deskriptif pada  SPSS
Bab 5 analisis deskriptif pada SPSS
 
Bab 13 paired t test
Bab 13 paired t testBab 13 paired t test
Bab 13 paired t test
 
Bab 12 uji anova stata dan spss
Bab 12 uji anova stata dan    spssBab 12 uji anova stata dan    spss
Bab 12 uji anova stata dan spss
 
Bab 11 uji independent student t-tes
Bab 11 uji independent student t-tesBab 11 uji independent student t-tes
Bab 11 uji independent student t-tes
 
Bab 9 aplikasi uji regresi linear sederhana dan berganda
Bab 9 aplikasi uji regresi linear  sederhana dan bergandaBab 9 aplikasi uji regresi linear  sederhana dan berganda
Bab 9 aplikasi uji regresi linear sederhana dan berganda
 
Bab 7 analisis spss data sekunder
Bab 7 analisis spss data sekunderBab 7 analisis spss data sekunder
Bab 7 analisis spss data sekunder
 
Bab 6 analisa deskriptif ii data kesehatan dengan spss
Bab 6 analisa deskriptif ii data   kesehatan dengan spssBab 6 analisa deskriptif ii data   kesehatan dengan spss
Bab 6 analisa deskriptif ii data kesehatan dengan spss
 
Bab 5 analisis deskriptif pada spss
Bab 5 analisis deskriptif pada  spssBab 5 analisis deskriptif pada  spss
Bab 5 analisis deskriptif pada spss
 
Bab 4 aplikasi stata pada regresi cox (STATA)
Bab 4 aplikasi stata pada regresi   cox (STATA)Bab 4 aplikasi stata pada regresi   cox (STATA)
Bab 4 aplikasi stata pada regresi cox (STATA)
 
Bab 2 univariat, logistik sederhana dan berganda pada STATA
Bab 2 univariat, logistik sederhana  dan berganda pada STATABab 2 univariat, logistik sederhana  dan berganda pada STATA
Bab 2 univariat, logistik sederhana dan berganda pada STATA
 
Bab 1 Mengenal Stata
Bab 1 Mengenal StataBab 1 Mengenal Stata
Bab 1 Mengenal Stata
 
BAB 14 Epidemiologi Kesehatan Masyarakat ISPA
BAB 14 Epidemiologi Kesehatan Masyarakat ISPABAB 14 Epidemiologi Kesehatan Masyarakat ISPA
BAB 14 Epidemiologi Kesehatan Masyarakat ISPA
 
BAB 12 Epidemiologi Penyakit Menular Flu burung
BAB 12 Epidemiologi Penyakit Menular Flu burungBAB 12 Epidemiologi Penyakit Menular Flu burung
BAB 12 Epidemiologi Penyakit Menular Flu burung
 

Último

Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
ssuser35630b
 
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptHAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
nabilafarahdiba95
 
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxBAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
JuliBriana2
 
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.pptSEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
AlfandoWibowo2
 

Último (20)

Stoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.ppt
Stoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.pptStoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.ppt
Stoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.ppt
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
 
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdfKanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
 
Pelaksana Lapangan Pekerjaan Jalan .pptx
Pelaksana Lapangan Pekerjaan Jalan .pptxPelaksana Lapangan Pekerjaan Jalan .pptx
Pelaksana Lapangan Pekerjaan Jalan .pptx
 
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptxPPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
 
Regresi Linear Kelompok 1 XI-10 revisi (1).pptx
Regresi Linear Kelompok 1 XI-10 revisi (1).pptxRegresi Linear Kelompok 1 XI-10 revisi (1).pptx
Regresi Linear Kelompok 1 XI-10 revisi (1).pptx
 
E-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMA
E-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMAE-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMA
E-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMA
 
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptx
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptxTEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptx
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptx
 
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
 
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptHAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
 
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
 
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxBAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
 
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdfModul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
 
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...
 
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.pptSEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
 

Bab 8 analisis regresi logistik sederhana dengan spss

  • 1. Najmah, SKM, MPH. Faculty of Public Health, Sriwijaya University najem240783@yahoo.com
  • 2. • Perbedaan Regresi Logistik Sederhana dan Berganda • Aplikasi Regresi Logistik Sederhana Pada SPPS Today’s Topics
  • 3. Perbedaan Regresi Logistik Sederhana dan Berganda •Regresi logistik merupakan pendekatan model matematis untuk menganalisa hubungan antara satu atau beberapa variabel independen (kategori dan numerik) dengan variabel dependen kategorik yang bersifat dikotom/biner.
  • 4. Perbedaan Regresi Logistik Sederhana dan Berganda •Variabel kategorik dikotom: variabel dengan dua nilai variasi atau kategori •Misal status patah tulang (1=patah tulang, 0= tidak patah tulang), status BBLR (0=BBLR, 1=normal), dan status PJK (0=tidak PJK, 1= PJK) dan sebagainya. •Regresi logistik sederhana untuk mengolah data dengan satu variabel independen atau faktor resiko. •Regresi logistik berganda untuk mengolah data lebih dari satu variabel independen atau faktor resiko.
  • 5. Model regresi logistik dapat digunakan pada penelitian yang menggunakan metode potong lintang (cross sectional), kasus kontrol (case control), maupun kohort (cohort). Regresi logistik mengevaluasi efek dari satu faktor paparan atau lebih, dan biasa digunakan untuk: a. Membandingkan variabel outcome diantara 2 kategori dari variabel paparan atau perlakuan/perawatan. b. Membandingkan lebih dari dua kelompok paparan atau faktor resiko. c. Menganalisis efek variabel paparan baik kategori maupun kontinus (numerik).
  • 6. Pertama, perhatikan rumus dasar Odds rasio Odds para kelompok terpapar = Odds pada kelompok tidak terpapar x OR variabel X Odds Rasio variabel X = Odds pada kelompok terpapar Odds pada kelompok tidak terpapar Kedua, Formula dasar pemodelan regresi logistik adalah Odd Rasio* = Baseline x paparan (Exposure) ................(1 paparan) Odd Rasio *= Baseline x paparan1 (Exposure1) x paparan2 (Exposure2) ..........(2 paparan) *OR outcome/penyakit/kondisi kesehatan
  • 7. Odds Ratio tiap kelompok terdiri dari 2 model parameter : a.Baseline odds, nilai odds pada kelompok yang tidak terpapar. b.OR (odds ratio) outcome, menggambarkan efek paparan atau faktor resiko/variabel independen terhadap odd rasio penyakit. Grup paparan Odds outcome Odds outcome, pada regresi logistik Terpapar (group 1) Baseline odds x OR faktor paparan Baseline x faktor paparan/variabel independen Tidak terpapar (group 0) Baseline Odds Baseline
  • 8. Aplikasi Regresi Logistik Sederhana (Aplikasi SPSS) STUDI KASUS 3: • Peneliti ingin mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian patah tulang pinggul pada lansia di Geelong, Australia? • Variabel independenya: 1)geometri pada tulang pinggul (Kepadatan tulang/Bone Mineral Density/BMD); 2) umur (current age); 3) berat badan (weight); 4) tinggi badan (height); 5) status minum alkohol(drink status); 6) status merokok (D1, smoking); 7) riwayat patah tulang pada keluarga (Hip_fracture_parents_spine_hip); 8). konsumsi kalsium dan vitamin D (Calcium_VitD2); 9) status menopause (F5xmenoadj), 10) penggunaan steroid/kortisteroid(Steroid2)
  • 9. BUKA DATA : kasus_iii_hip_fracture1.sav SUMBER DATA: Najmah, Margaret Henry, Lyle Gurrin, Julie Pasco, 2009, STUDI GEELONG OSTEOPOROSIS STUDY /GOS, MELBOURNE, AUSTRALIA, Thesis: 2009, University of Melbourne
  • 10.
  • 11. Karakteristik/ outcome (patah tulang, n= 44, tidak patah tulang, n= 454) OR 95 % CI P Value Penggunaan hormon steroid/kortikosteroid, n (%) Ya Status merokok, n (%) Ya Status menopause , n (%) Ya Penggunaan kalsium/multivitamin D , n (%) Ya Terapi hormon , n (%) Physical Activity n, (%) Riwayat keluarga , n (%) Ya Status minum alkohol , n (%) Ya OR 95 % CI P Value Tinggi badan ,cm Usia saat ini, tahun Berat badan, kg Kadar mineral tulang, g/cm2 Tabel 44. Analisis Regresi Logistik Sederhana
  • 12. Langkah-langkah uji regresi linear sederhana,aplikasi SPSS : Variabel Status Merokok (D1) • Langkah 1: Pada menu bar pilih Analyze-Regression-Binary Logistic.
  • 13. Langkah 2 : Masukkan variabel hip fracture status (status patah tulang) pada dependent variabel, dan masukkan status merokok (D1) variabel independen ke dalam covariate.
  • 14. Langkah 3 : Klik Option dan ketik 95 % Derajat Kepercayaan
  • 15. Langkah 4: Klik continue dan OK. **Identifikasi Data yang hilang dan pemberian kode variabel dependen oleh SPSS
  • 16.
  • 17. **Nilai OR, 95 % Derajat Kepercayaan dan P value nilai variabel merokok
  • 18. Output Status Minum Alkohol Output SPSS BMD (bone mineral density) Output SPSS Penggunaan Kortiksteroid/Steroid
  • 19. Exercise! Coba anda lakukan latihan untuk variabel lainnya dengan langkah yang sama! Variabel independenya: 1) Geometri pada tulang pinggul (Kepadatan tulang/Bone Mineral Density/stdNNBMD); 2) umur (current age); 3) berat badan (weight); 4) tinggi badan (height); 5) status minum alkohol(drink status); 6) status merokok (D1, smoking); 7)riwayat patah tulang pada keluarga (Hip_fracture_parents_spine_hip); 8). konsumsi kalsium dan vitamin D (Calcium_VitD2); 9) status menopause (F5xmenoadj), 10) penggunaan steroid/kortisteroid (Steroid2)
  • 20. Langkah 5: Menuliskan Laporan Tabel dan Interpretasi Karakteristik/ outcome (patah tulang, n= 44, tidak patah tulang, n= 454) OR 95 % CI P Value Penggunaan hormon steroid/kortikosteroid, n (%) Ya 0,587 0,175-1,966 0,388 Status merokok, n (%) Ya 1,464 0,781-2,746 0,234 Penggunaan kalsium/multivitamin D , n (%) Ya 0,383 0,134-1,099 0,074 Aktivitas fisik , n (%) Ya 4,946 2,110-11,589 0,001 Riwayat keluarga , n (%) Ya 0,333 0,044-2,504 0,286 Status minum alkohol, n (%) Ya 0,293 0,141-0,606 0,001 OR 95 % CI P Value Tinggi badan ,cm 1,009 0,960-1,060 0,715 Usia saat ini, tahun 1,076 1,028-1,127 0,002 Berat badan, kg 0,972 0,946-0,999 0,043 Kadar mineral tulang, g/cm2 0,457 0,314-0,665 0,001
  • 21. Interpretasi untuk hasil numerik: • Setiap kenaikan ketebalan 1 g/cm2 kadar mineral tulang, akan menurunkan resiko patah tulang pinggul sebesar 0.45 kali. Dengan derajat kepercayaan 95%, di populasi setiap kenaikan ketebalan 1 g/cm2 kadar mineral tulang, akan menurunkan resiko patah tulang pinggul sebesar 0.31 kali hingga 0,67 kali. Nilai P 0.001 menunjukkan adanya hubungan adanya hubungan antara kadar mineral tulang dan kejadian patah tulang pinggul pada wanita di Geelong, Australia
  • 22. Interpretasi untuk hasil numerik: • Perilaku merokok pada wanita dapat meningkatkan 1,5 kali resiko untuk patah tulang pinggul dibandingkan dengan lansia yang tidak merokok. Di populasi, dengan derajat kepercayaan 95%, perilaku merokok menurunkan 0.78 resiko patah tulang pinggul (22 % menurunkan resiko) dan meningkatkan resiko 2,7 untuk patah tulang dibandingkan wanita perokok. • Kesimpulan akhir dengan nilai signifikansi 0.23 menunjukkan tidak ada hubungan antara status merokok dan kejadian patah tulang pinggul pada wanita di Geelong Australia. • Coba Anda interpretasikan hasil lainnya!