3. keuangan negara | no. 004 vol. ii 2016 3
B
anyak perempuan hebat. Tidak sedikit pula
perempuan yang mempunyai pengaruh di kancah
nasional maupun internasional. Memang, dunia telah
terbuka sedemikian rupa dan membuka ruang bagi kiprah
perempuan dalam berbagai bidang kehidupan.
Dari sekian banyak perempuan hebat itu, Majalah
Keuangan Negara melakukan liputan khusus jejak
langkah tujuh perempuan Indonesia di bidang politik dan
pemerintahan. Ketujuh perempuan itu cukup mewaliki
pembaca untuk memahami kiprah perempuan dalam
menjalankan roda pemerintahan.
Di pemerintah pusat, terdapat nama Puan Maharani,
Susi Pudjiastuti, dan Nila F Moelok. Di pemerintah daerah,
kami melakukan kunjungan khusus menemui Walikota
Surabaya Tri Rismaharini, Bupati Minahasa Selatan, Tety
Paruntu, Bupati Kutai Kartanegara Rita Widyasari, dan
Bupati Tabanan Ni Eka Wiryastuti.
Ketujuh perempuan ternama tersebut telah banyak kita
ketahui lewat pemberitaan media. Namun pada umumnya
belum menyentuh hal-hal prinsipil yang sebenarnya musti
ketahui publik. Karena itu, redaksi berusaha menggali sisi-
sisi lain kehidupan dan kiprah mereka. Dari tujuh Srikandi
ini, kita akan mengetahui bahwa perempuan Indonesia
mampu melakukan hal seperti yang diimpikan R.A Kartini:
suara perempuan bisa terdengar sampai jauh!
Dalam edisi ini redaksi juga mengetengahkan kajian-
kajian menarik lainnya. Kajian mengenai Jaminan Kesehatan
Nasional membedah mengenai eksistensi program jaminan
kesehatan serta bagaimana implementasi, kendala dan
strategi pelaksanaan program ini. Redaksi juga melakukan
telusur yang mendalam mengenai pengelolaan aset dan
barang milik daerah—yang dalam konteksnya kerap
menjadi penghalang bagi Pemerintah Daerah untuk meraih
opini WTP. Di bagian akhir, kita akan melihat bagaimana
perkembangan pengelolaan BUMN serta isu terkini
mengenai rencana amandemen terhadap UU BUMN.
Ke depan, Majalah Keuangan Negara akan terus
memantau dan menyajikan liputan dan kajian yang menarik
dan dibutuhkan oleh pembaca mengenai pengelolaan
keuangan negara. Itulah yang dapat kami sumbangkan
untuk mendukung agar entitas pengelola keuangan semakin
semangat dan tertib dalam menjalankan amanah sesuai
dengan UU dan Peraturan.
MENELUSURI KIPRAH
KEPEMIMPINANPEREMPUAN
EDITORIAL
PEMBINA
Achmad Djazuli
Jariyatna
Krishna Hamzah
PIMPINAN REDAKSI
Prasetyo
SEKRETARIS REDAKSI
Abdulloh Hilmi
SIDANG REDAKSI
Achmad Djazuli
Jariyatna
Krishna Hamzah
Megel Jekson
Prasetyo
REDAKTUR PELAKSANA
Megel Jekson
REPORTER
Ahmad Sutrisno
Afuan Abdul Halim
Aprilia Hariani
Manta Supriyatna
Taufik Adi Rismawan
FOTOGRAFER
Aprilia Hariani
LAYOUT
Boedy S. Pasoepati
MARKETING/IKLAN
Edi Purwanto
SIRKULASI/PENJUALAN
Rojaul Huda
Syahroni
KEUANGAN
Azmi Faiqoh
ALAMAT REDAKSI/TATA USAHA/IKLAN:
Kantor Pusat Kajian Keuangan Negara
Jl. Kartini Raya No. 17B, Jakarta Pusat
Telepon: (021) 29922743
Fax: (021) 29922743
PERSON CONTACT: 081348489334
WEB: www.keuangan.co
www.keuangan.or.id
E-MAIL: redaksi@keuangan.or.id,
marketing@keuangan.or.id
TWITTER: @keuangannegara
FB: Majalah Keuangan Negara
REKENING BANK: Giro Bank Rakyat
Indonesia KCP BPKP
No Acc: 1148.01.000117.307
a/n Pusat Kajian Keuangan Negara
PENERBIT: Pusat Kajian Keuangan Negara
PENCETAK: Prima Graphia (isi di luar
tanggung jawab percetakan)
ISSN: 9772460730025
Redaksi menerima kontribusi tulisan yang sesuai dengan misi penerbitan. Redaksi berhak
mengubah isi tulisan tanpa mengubah maksud dan substansi.
4. keuangan negara | no. 004 vol. ii 20164
daftarisi
30 |
Rita Widyasari
Mendengar Dan Berinovasi
Bersama Rakyat
Sebagai yang dipercaya masyarakat,
pemimpin harus bias menjadi
pendengar yang baik dan menangkap
apa yang diinginkan oleh masyarakat.
7 KIPRAH KEPEMIMPINAN PEREMPUAN
12 |
Puan Maharani
Sinergi Perempuan Wujudkan Revolusi Mental
Kiprah perempuan dapat membantu mewujudkan pemerintahan yang bersih, aparatur negara yang bebas KKN, serta
birokrasi yang melayani.
16 |
Nila F Moeloek
Pentingnya Mengedukasi dan
Melayani
Saya ingin masyarakat menjadi
sehat dan berkualitas tinggi. Ini
sesuai dengan Nawacita Kelima
pemerintahan Presiden Jokowi-Jusuf
Kalla.
18 |
Susi Pudjiastuti
Ketegasan Kepemimpinan Susi
Perempuan harus berpikiran mandiri,
tidak bergantung pada sekelilingnya,
mau bekerja keras, dan membebaskan
pemikirannya dari hal-hal yang
membuat batasan untuk bisa tumbuh
dan berkembang.
20 |
Tri Rismaharini
Sentuhan Inovasi Sang Walikota
Perempuan memiliki kesempatan
yang sama dengan kaum laki-laki.
Sekalipun demikian, keluarga mesti
menjadi prioritas utama karena karir
dan keluarga harus berjalan seirama.
22 |
Ni Putu Eka Wiryastuti
Memimpin Dengan Hati
untuk Pembangunan Semesta
Berencana
Kita perlu menghayati budaya ngayah,
yang artinya menyumbangkan tenaga,
pikiran, dan berbuat sesuatu demi
kemajuan rakyat.
26 |
Christiany Eugenia Tetty
Paruntu
Memimpin Minahasa Selatan
Berdikari Cepat
Pemimpin perempuan lebih mudah
menjadi tempat curahan hati.
Semangatnya bukan membangun
dalam angka, tapi juga membangun
manusianya.
5. keuangan negara | no. 004 vol. ii 2016 5
WAWANCARA
52 |
Sekretaris Jenderal Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan Didik
Suhardi, Ph.D: Memastikan Kinerja
Aparatur Sejalan Dengan Visi
Kementerian
-------------------------------------------
AKUNTABILITAS
56 |
Sebuah Catatan Pengelolaan Aset Daerah
Dan Opini WTP
66 |
Pemerintah Provinsi Papua Belajar
Khusus Manajemen Aset dan Barang
Milik Daerah
67 |
Pemerintah Kabupaten Banyumas
Aplikasi Simbadamas Menunjang
Penatausahaan Aset
68 |
Strategi Pengelolaan Aset Pemerintah
Kabupaten Tabanan: Optimalkan
Sosialisasi, Komunikasi dan Sinergi
69 |
Akuntansi Akrual Aset Tetap, Sandungan
Pemda Berburu Opini WTP
-------------------------------------------
36 |
JKN Revolusi Sebuah Sistem Kesehatan?
--------------------------------------------------------------
39 |
Wawancara Menteri Kesehatan Prof. Dr. dr. Nila
Djuwita F. Moeloek, SpM.: Saya Ingin Masyarakat
Sadar Kesehatan
--------------------------------------------------------------
40 |
Inilah Hasil Pemeriksaan BPK Terhadap Program
Jaminan Kesehatan Nasional
--------------------------------------------------------------
44 |
Wawancara Dirut BPJS Kesehatan Fachmi
Idris: Kita Sedang Merevolusi Sistem Kesehatan
Nasional
--------------------------------------------------------------
46 |
Wawancara Kepala BPOM Roy A Sparingga:
Ubah Paradigma Pengawasan
LIPUTAN KHUSUS JKN
ANGGARAN
76 |
Wawancara Direktur Jenderal Anggaran
Kementerian Keuangan Askolani: Belanja
Produktif Lebih Dominan
-------------------------------------------
AUDIT
80 |
Program Penanggulangan Kemiskinan
Gagal Capai Target
-------------------------------------------
KOLOM
86 |
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Probabilitas Laporan Keuangan
Pemerintah Daerah Untuk Mendapatkan
Opini WTP
-------------------------------------------
BUMN
88 |
RUU BUMN: Jalan Perbaikan Tata Kelola
Perusahaan Negara
94 |
Penyertaan Modal Negara (PMN)
Sudahkah Memberikan Kontribusi Nyata
Bagi Pembangunan Indonesia?
96 |
Wawancara Anggota VII BPK RI
Achsanul Qosasi: Jadikan BPK Sebagai
Mitra Transparansi
-------------------------------------------
KINERJA
99 |
Jamkrindo Jamin Rp1 Triliun Kredit KTA
Mandiri
100 |
Jamkrindo – 4 BUMN Jalin Kemitraan
Strategis Bidang Media
101 |
Jamin KUR Jamkrindo Harap PMN
Disetujui di APBN-P 2016
-------------------------------------------
PESONA INDONESIA
104 |
Menikmati Banyuwangi
-------------------------------------------
PROPERTY
108 |
Sensasi Penginapan Terbaik Di Amurang,
Hotel Sutanraja Amurang Kabupaten
Minahasa Selatan
-------------------------------------------
PERSPEKTIF
114 |
Sertifikasi Bebas Korupsi
-------------------------------------------
6. keuangan negara | no. 004 vol. ii 20166
TAK ETIS MENGHAKIMI
AUDIT BPK DI MEDIA
MASSA
Akhir-akhir ini mengemuka
pemberitaan mengenai adanya
kecurigaan sebagian kalangan
terhadap hasil audit Badan Pemeriksa
Keuangan (BPK RI). Kasus
pembelian sebagian lahan Sumber
Waras menjadi contoh aktual yang
mencerminkan rapuhnya kewarasan
sebagian kalangan dalam memahami
keberadaan BPK sebagai lembaga
tinggi negara.
Jika pun ada pihak yang
meragukan hasil audit BPK, tentu
ada mekanisme yang dapat ditempuh
secara konstitusional, dan bukan
menghakimi opini BPK di media
massa. Lebih dari itu, pihak yang
mempersoalkan audit BPK sangat
sumir karena telah menjurus kepada
persoalan pribadi (playing victim)
yang tendensius.
Saya percaya para auditor BPK
tidak gila penghargaan dan pujian.
Karena tugas pemeriksaan yang
dilandasi oleh independensi sudah
melekat dan menjadi tanggung
jawab. Saya masih yakin banyak para
auditor yang berintegritas, menjaga
moral dan nuraninya, sehingga hasil
FEED BACK
pemeriksaan yang dilakukan benar-
benar mencerminkan keadaan atau
fakta yang sebenarnya.
Singgih Adi Septiawan
Bekasi
OPTIMISME DARI
DAERAH
Semakin banyak kepala daerah
baik itu Gubernur/Walikota/Bupati
yang mendapatkan apresiasi dari
publik atas kinerjanya. Semakin
banyak kepala daerah yang
mampu menerjemahkan keinginan
masyarakat melalui program dan
pembangunan yang partisipatif,
adil, merakyat, sesuai kebutuhan
masyarakat. Semakin banyak pula
kepala daerah yang mendapat
penghargaan atas jerih payah dan
kerja kerasnya membangun daerah.
Semakin banyaknya kepala
daerah yang dipandang berhasil
mengelola daerah tentu menjadi
yurisprudensi atau best practice
pengelolaan daerah yang pada
gilirannya akan menginspirasi para
kepala daerah lainnya.
Saya berharap ke depan
para kepala daerah mampu
mengefektifkan pengelolaan
keuangan daerahnya sehingga
dapat melakukan pembangunan
yang berkesinambungan, yaitu
pembangunan yang berbasis
kebutuhan masyarakat.
Fadhilah Ayu Putri
Kendari
USUL PEMBAHASAN
PERATURAN-
PERATURAN
Saya pembaca Majalah Keuangan
Negara dan merasakan manfaat
meski untuk mendapatkan majalah
ini saya harus langsung mengontak
redaksi dan memesannya secara
langsung. Saya berharap redaksi
dapat mempertahankan muatan dan
kajian-kajian berkualitas mengenai
keberhasilan-keberhasilan daerah
dalam rubrik success story serta kajian-
kajian tentang anggaran, audit, dan
antar lembaga. Namun saya sebagai
pembaca merasa ada yang kurang,
khususnya mengenai kajian tentang
peraturan dan perundang-undangan.
Sebagai salah satu pegawai, saya merasa
kajian tersebut perlu diketengahkan
di majalah ini agar pembaca dapat
mengikuti perkembangan peraturan
dan perundang-undangan terbaru.
Demikian usulan dari saya, terima
kasih.
Ratna Puspita Sari
Semarang
Quote
10. keuangan negara | no. 004 vol. ii 201610
Puan Maharani
MENTERI KOORDINATOR
BIDANG PEMBANGUNAN
MANUSIA DAN
KEBUDAYAAN REPUBLIK
INDONESIA
Susi Pudjiastuti
MENTERI KELAUTAN DAN
PERIKANAN REPUBLIK
INDONESIA
Christiany
Eugenia Tetty
Paruntu
BUPATI MINAHASA
SELATAN
Nila F Moeloek
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
Ni Putu Eka
Wiryastuti
BUPATI TABANAN
Tri Rismaharini
WALIKOTA SURABAYA
Rita Widyasari
BUPATI KUTAI
KARTANEGARA
12. keuangan negara | no. 004 vol. ii 201612
Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia
dan Kebudayaan, Puan Maharani berharap momen
Hari Kartini harus dijadikan semangat baru untuk
membudayakan revolusi mental. Perempuan
dapat bersinergi dengan kaum adam untuk
mewujudkan revolusi mental.
“Perempuan harus bekerjasama,
bersinergi. Revolusi mental jangan
muluk-muluk, dia datang dari
dalam hati dan perbuatan. Minimal
dilakukan dari dalam keluarga.
Terlebih peran perempuan sangat
besar,” ungkap perempuan kelahiran
Jakarta, 6 September 1973 ini.
Menurut Puan, revolusi mental
merupakan visi rakyat Indonesia
sejak kemerdekaan tahun 1945,
yang saat itu digelorakan oleh
Presiden Sukarno. Revolusi
mental adalah transformasi etos
yang akan menjadi pengubah
mendasar dalam mentalitas, cara
berpikir, cara merasa dan cara
mempercayai. “Rangkaian itu
menjelma sebagai sebuah perilaku
dan tindakan positif yang akan
menjadi sebuah kebiasaan
baik,” tambah putri Megawati
Sukarnoputri ini.
Ia menambahkan,
etos kerja tersebut
menyangkut semua
bidang kehidupan mulai
MENTERI
KOORDINATOR
BIDANG
PEMBANGUNAN
MANUSIA DAN
KEBUDAYAAN
REPUBLIK
INDONESIA
Puan
Maharani
Sinergi Perempuan
Wujudkan Revolusi Mental
foto:istimewa
13. keuangan negara | no. 004 vol. ii 2016 13
dari ekonomi, politik, sains-teknologi, seni, kebudayaan.
Sebab menurutnya, membangun sebuah negara tidaklah
hanya berbicara pada pembangunan secara fisik saja. “Juga
membangun sumber daya manusia, membangun jiwa dan
raga,” jelasnya.
Persepsi Puan terhadap pembangunan manusia
Indonesia terekam dalam program dan kebijakan yang
sebagaimana diketahui diwujudkan dalam program
Indonesia Sehat, Indonesia Pintar, dan Keluarga Sejahtera.
Baginya, tiga komponen tersebut dapat menjawab dan
mendorong daya saing rakyat Indonesia di masa depan.
“Sebelum bermimpi maju, utamanya harus terjamin
kesehatan dan pendidikan. Kalau kita sudah sehat, kita
bisa mengejar pendidikan, bisa bekerja, bisa jadi manusia
unggul, dan bisa sejahtera,” tuturnya. Usai terpenuhi ketiga
komponen tersebut, Puan menghimbau rakyat untuk
menanamkan pendidikan moral di dalam keluarga. Ia juga
berharap, rakyat dapat menjaga budaya Indonesia yang
dapat dilakukan sedini mungkin sejak di dalam keluarga.
“Budaya bukan hanya kesukuan. Tapi, belajar cara
menghormati sesama, toleran, dan bergotong royong,”
tambah cucu cucu Proklamator ini. Setelah itu, lanjut
Puan, ia akan mendorong Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan untuk mewajibkan lagi kurikulum Pendidikan
Pancasila dari SD sampai SMA/SMK. Selain itu, ia juga
menginginkan diatur semua sekolah untuk wajib menggelar
upacara bendera minimal satu kali dalam sepekan.
PEREMPUAN ANTI KORUPSI
Puan Maharani menyatakan bahwa kiprah perempuan
dalam membantu mewujudkan pemerintahan yang
bersih, aparatur negara yang bebas KKN, serta birokrasi
yang melayani, sangat penting dan strategis. ”Perempuan
memegang peranan penting dalam upaya bersama
memberantas praktik-praktik korupsi di manapun. KKN
kini sering kali dianggap menjadi budaya dalam birokrasi
dan aparatur negara,” ucapnya saat membuka Gerakan Saya,
Perempuan Anti Korupsi beberapa waktu lalu.
Perilaku dalam masyarakat seperti hidup konsumtif,
memilih jalan pintas/instan, kebiasaan memberi upeti,
rendahnya disiplin aparatur, dipercaya sebagai salah satu
pemicu suburnya perilaku korup, tak hanya di lingkungan
birokrasi, namun masyarakat pada umumnya. Kondisi
inilah yang harus segera diubah, jika tak ingin bangsa
semakin terpuruk akibat korupsi.
Dalam konteks inilah, peran perempuan sebagai
‘manajer’ keluarga menjadi sangat strategis dan penting.
Keluarga merupakan unit terkecil dalam kelompok
masyarakat yang pertama kali menanamkan nilai-
nilai etika, kedisiplinan, ketaatan, mengajarkan hidup
sederhana, memegang teguh prinsip-prinsip kebaikan, serta
membangun keteladanan.
“Ibu rumah tangga, wanita karir, dan para perempuan
seluruhnya, kita semua mempunyai tanggungjawab
yang sama yaitu mengatur rumah tangga dan keluarga,
mengajarkan nilai dan prinsip kebaikan kepada anak-
anak kita, memberikan pendidikan yang bagus serta
menunjukkan contoh perilaku yang terpuji. Karenanya,
gerakan anti korupsi harus dimulai dari setiap keluarga kita
lebih dulu dan Ibu-ibu serta para perempuan menjadi ujung
tombaknya”, tegas Puan.
Puan menilai, bahwa gerakan ‘Saya, Perempuan
Anti Korupsi’ yang salah satu programnya adalah
menyelenggarakan seminar dengan tajuk “Kekuatan
Perempuan, Inspirasi Perubahan” ini selaras dengan
program pemerintah Gerakan Nasional Revolusi Mental
yang kini gencar disosialisasikan dan implementasikan.[tim]
Puan Maharani bersama anak-anak generasi penerus bangsa
foto:istimewa
14. keuangan negara | no. 004 vol. ii 201614
M
enurutnya, pemerintah telah
mengajak masyarakat untuk
menjaga dan menjalankan
hidup sehat melalui berbagai kebijakan.
Dalam membangun kesehatan
masyarakat misalnya, pemerintah
telah memberikan jaminan pemenuhan
kebutuhan dan pelayanan kesehatan
melalui program Indonesia Sehat
dengan memberikan Kartu Indonesia
Sehat. “Gunakanlah Kartu Indonesia
Sehat sesuai dengan kebutuhannya,”
ujarnya.
Dalam percepatan pembangunan
kesehatan berbasis masyarakat,
Pemerintah melakukan upaya melalui
penyatuankegiatan-kegiatanKampung
KB, Gerakan Masyarakat Hidup
Sehat (Germas), 1000 Hari Pertama
Kehidupan (1000 HPK), Program
keluarga harapan, sehingga dengan
keselarasan lintas kegiatan tersebut,
masyarakat akan memperoleh fasilitas
dan pembinaan yang berkelanjutan
didalam membangun keluarga yang
sehat, mandiri, dan sejahtera.
MenkoPMKmemberikanperhatian
khususterhadapperencanaankeluarga
yang merupakan salah satu upaya
meningkatkan kesejahteraan keluarga,
“Generasi muda melalui program
GenRe dapat belajar bagaimana
merencanakan membangun keluarga.
Selesaikan sekolah terlebih dahulu
agar masa depan terjamin,” pesannya.
Pekerjaan rumah BKKBN dalam
meningkatkan pemahaman tentang
perencanaankeluargasangatstrategis,
agar tercapai program pemerintah
dalam menangani permasalahan
kependudukan. Diharapkan nantinya
taraf hidup masyarakat akan menjadi
lebih baik.
“Bantuan sosial yang diberikan
ini tujuannya untuk meningkatkan
kesejahteraan keluarga, bukan untuk
kebutuhan konsumtif,” tegas Menko
PMK kepada para penerima bantuan.
Ditegaskan kembali oleh Menko
PMK bahwa pemberian KIS bukan
berarti setiap sakit harus langsung ke
Rumah Sakit, tetapi periksa dulu ke
Puskesmas. “Yang lebih utama adalah
selalu menjaga kesehatan,” lanjutnya.
Pemerintah memang terus
mendukung kesehatan berbasis
masyarakat. Aktivitas seperti
Posyandu, Polindes, dokter kecil
dan lainnya misalnya bertujuan
untuk perbaikan sanitasi lingkungan,
peningkatan kualitas ibu dan anak,
pemberantasan penyakit penyakit
menular, pendidikan untuk kebersihan
perorangan, perawatan untuk
diagnosa dini dan menghimpun potensi
masyarakat.
Secara khusus, jelasnya,
posyandu memiliki peran yang terdiri
dari 5 (lima) kegiatan prioritas yakni:
KB, Kesehatan Ibu dan Anak, GIZI,
IMMUNISASI dan penanggulangan
diare. “Keaktifan ibu merupakan salah
satu faktor yang penting sebagai
upaya meningkatkan kesehatan
dan pencegahan penyakit dalam
pertumbuhan anak,” Menko PMK
mengingatkan.
Dalam kesempatan itu pula,
Menko PMK mengajak masyarakat
perlu juga aktif dalam menjaga
kesehatan dengan berperilaku hidup
sehat seperti menjaga perilaku makan,
perilaku beraktifitas, perilaku istirahat,
perilaku berolahraga, perilaku menjaga
kebersihan, dan lainnya. Termasuk
meningkatkan konsumsi sayur dan
buah, aktifitas fisik seperti berolahraga,
dan deteksi dini penyakit.
“Dalam lingkup keluarga,
membangun generasi muda yang
tangguh dan unggul, dimulai dari
menjaga kualitas makanan. Peran
para ibu sangat penting di masyarakat
pada pemilihan bahan pangan dan
makanan yang akan dikonsumsi oleh
keluarga.Konsumsi yang pertama
dalam kehidupan keluarga adalah
ASI ekslusif sampai dengan usia 6
bulan. Setelah itu diberi Makanan
Pendamping ASI (MP ASI) bersamaan
diberikan buah,” pungkasnya.
MENKO PMK INGATKAN
PENTINGNYA KESEHATAN
BERBASIS MASYARAKAT
Sukoharjo menjadi salah satu
tujuan dalam rangkaian kunjungan
kerja Menteri Koordinator Bidang
Pembangunan Manusia dan
Kebudayaan (Menko PMK) Puan
Maharani di Jawa Tengah (Jateng).
Di Kabupaten ini, Menko PMK
mengingatkan kembali arti penting
kesehatan berbasis masyarakat.
foto:istimewa
16. keuangan negara | no. 004 vol. ii 201616
ibu hamil, 79, 5 persen melakukan orientasi program
perencanaan kehamilan, dan pencegahan komplikasi serta
83 persen melayani pemeriksaan kehamilan minimal 4 kali.
“Pelayanan kesehatan penting sekali. Karena kita ingin
masyarakat menjadi sehat dan berkualitas tinggi. Artinya,
SDM yang berkualitas dan sesuai dengan nawacitanya
Presiden Joko Widodo dan Pak JK kelima. Bagaimana kita
membuat SDM berkualitas,” jelas Nila.
Upaya menciptakan SDM yang berkualitas, menurut
pandangan Nila, harus dimulai dari hulunya. Sejak lahir,
seorang bayi harus dipastikan betul-betul sehat. Karena
itulah peran orang tua, khususnya seorang ibu menjadi
sangat penting untuk memastikan bayinya diberi ASI secara
cukup minimal selama enam bulan sampai dua tahun. Di
Nila F
Moeloek
Pentingnya Mengedukasi
dan Melayani
Menteri Kesehatan Nila F Moeloek mengimbau
agar kaum perempuan mau dan mampu meneladani
sosok Ibu Kartini. Caranya, dengan menjadi
pejuang sejati bagi keluarga dan lingkungan demi
terwujudnya Indonesia Sehat dengan melaksanakan
gaya hidup sehat yakni menjaga gizi seimbang,
deteksi dini penyakit sehingga dapat menurunkan
beban pembiayaan kesehatan.
Perhatian Nila terhadap kaum perempuan tidak
hanya terlihat ketika ia menjabat sebagai menteri.
Jauh sebelumnya, perempuan berlatar profesi dokter
ini menceritakan bagaimana pengalamannya semasa
aktif di dunia kedokteran.
“Sejak jadi dokter, saya selalu mengatakan pada
diri sendiri, saya harus memberikan edukasi dan
melayani masyarakat. Bukan sekadar memeriksa
dan duduk di belakang meja menunggu pasien,”
ungkapnya kepada Majalah Keuangan Negara di
ruang kerjanya pada Kamis, (14/4).
Pun ketika ia dipercaya sebagai Menteri
Kesehatan oleh Presiden Joko Widodo, Nila
tetap memegang teguh prinsip mengedukasi
dan melayani. Nila berkomitmen bahwa tugas
pejabat publik adalah melayani dan juga
memberikan pendidikan. “Kuncinya adalah tulus
dalam mengedukasi, melayani, dan memastikan
masyarakat terjamin kesehatannya,” tambah Ketua
Umum Yayasan Kanker Indonesia (YKI) ini.
Berbicara soal pelayanan, Kementerian
Kesehatan telah mengupayakan pembinaan
pelayanan kesehatan di puskesmas dan rumah sakit.
Data Kemenkes pada Januari 2016 menunjukkan,
capaian target nasional pelayanan kesehatan
yaitu 86,9 persen puskesmas melaksanakan kelas
MENTERI
KESEHATAN
REPUBLIK
INDONESIA
17. keuangan negara | no. 004 vol. ii 2016 17
samping itu perlu juga ditambah dengan asupan makanan
bergizi.
“Kita perlu 1000 hari kehidupan di mana kita
ini mendapatkan SDM yang berkualitas. Di dalam
perjalanannya, tentu IQ anak ini juga akan baik jika
didukung oleh kesehatan yang baik,” urai Nila menjelaskan.
Perempuan yang pernah bertugas di Rumah Sakit Cipto
Mangunkusumo ini memandang pentingnya kesiapan
bangsa Indonesia dalam menghadapi bonus demografi
yang akan dihadapi tahun 2030. Ia berpesan agar bonus
demografi tersebut dapat dimanfaatkan dengan baik dengan
menyiapkan generasi produktif yang sehat. ”Maksudnya
bonus demografi usia produktif bisa menolong. Untuk
manula dan anak-anak yang belum tentu tidak produktif.
Ini harus seimbang,” katanya.
Salah satu program yang digulirkan Kementerian
Kesehatan adalah program senam sehat tiap pekan di setiap
komunitas masyarakat. Nila berpesan agar komunitas-
komunitas tersebut terus dijaga dan dikembangkan dalam
anak-anak.
Kementerian Kesehatan mengakui penyakit tidak
menular meningkat kejadiannya sejak era Jaminan
Kesehatan Nasional (JKN) dimulai. Namun masalah ini
tidak didukung dengan kesadaran masyarakat untuk
pencegahan dan ketersediaan akses layanan Puskesmas
sebagai fasilitas kesehatan tingkat pertama.
“Sejak era JKN, dari data yang diklaim ke BPJS,
banyak penyakit meningkat kasusnya seperti, jantung,
diabetes melitus, dan gagal ginjal. Bila tidak segera digeser
kepada upaya preventif dan promotif, dan pengobatan di
layanan kesehatan primer, maka akan sukar mengatasi
membludaknya pasien. Dan polanya masih saja orang
datang karena sakit, bukan untuk memeriksakan
kesehatannya,” ujar Nila.
Karena itulah, untuk meningkatkan kesadaran
kesehatan masyarakat, Kementerian Kesehatan juga
menjalin kerjasama dengan berbagai unsur lapisan
masyarakat. Nila mengakui bahwa pemerintah tidak
Menteri Kesehatan dalam kegiatan penyerahan bantuan kacamata.
upaya melakukan pencegahan atau penyembuhan. Sebab
menurutnya, paradigma kesehatan yang sangat penting dan
perlu disosialisasikan saat ini adalah upaya pencegahan.
“Masyarakat bukan sekadar membutuhkan obat, tapi
bagaimana menciptakan lingkungan yang sehat,” jelas Nila.
Alumni Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia ini
juga menghimbau agar masyarakat dapat memanfaatkan
infrastruktur kesehatan yang paling dekat, misalnya
Puskesmas, Posyandu, Posbindu, dan sebagainya. Nila
berharap masyarakat dapat memanfaatkan infrastruktur-
infrastruktur tersebut untuk memeriksa kesehatan,
melakukan pengobatan penyakit-penyakit tidak menular
seperti diabetes, hipertensi, serta meningkatkan kadar gizi
mungkin bekerja sendiri. “Dibutuhkan kerja sama
pemerintah dengan masyarakat madani, LSM atau NGO
ataupun tim penggerak PKK, ataupun apa namanya,”
sebutnya. Selain itu, perusahaan-perusahaan swasta
(private sector) pun bisa turun membantu NGO tadi, dalam
kerangka program menjadikan keluarga sehat.
Program dan kebijakan yang dikeluarkan Kementerian
Kesehatan tersebut bermuara pada target agar masyarakat
menjadi sehat. Seperti suatu ungkapan, menjadi sehat
sebelum jatuh sakit. “Saya ingin sekali masyarakat sadar
bahwa kesehatan itu penting. Kesehatan itu adalah segala-
galanya. Jadi, kalau saya sakit ya saya tidak bisa masuk hari
ini. Berapa banyak pekerjaan yang telantar?” pesan Nila.[tim]
foto:aprilia
foto:istimewa
18. keuangan negara | no. 004 vol. ii 201618
Susi
Pudjiastuti
Ketegasan Kepemimpinan
Susi
MENTERI
KELAUTAN DAN
PERIKANAN
REPUBLIK
INDONESIA
Menteri Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia Susi
Pudjiastuti, kepada Majalah Keuangan Negara mengatakan bahwa
kepemimpinan perempuan harus maju ke depan. “Dalam keterbatasan
ruang, perempuan tetap mampu berpikir luas, bebas, jauh ke depan,
dan berani,” ujar Susi, Jumat (15/4/16).
19. keuangan negara | no. 004 vol. ii 2016 19
Perempuan kelahiran Pangandaran 15 Januari
1955 ini, menegaskan, perempuan harus berpikir,
bahkan dapat bertindak secara revolusioner. Ia
yakin, perempuan Indonesia saat ini mampu berpikir
mandiri dan mau bekerja keras. “Jadilah perempuan
yang berpikiran mandiri, independen, tidak
bergantung pada sekelilingnya, mau bekerja keras
untuk menjaga kemandiriannya, dan membebaskan
pemikirannya dari hal-hal yang membuat batasan
untuk seorang perempuan itu untuk bisa tumbuh dan
berkembang menjadi perempuan modern, berkarir,”
jelasnya.
Kendati demikian, ia mengingatkan segala
prestasi yang dimiliki oleh seorang perempuan
haruslah pula dapat dinikmati oleh keluarganya.
“Kodratnya kan begitu,” seru ibu dari Nadine Kaiser,
Alvy Xavier, dan Panji Hilmansyah.
Di kalangan publik, Susi memang dikenal sebagai
perempuan karir. Kerja keras dan kemandirian yang
selalu ia dengungkan bukan hanya berhenti dalam
ucapan, tetapi dirinya telah membuktikan dalam
menapaki jejak kehidupan. Sebelum menduduki
kursi kementerian, jangan dibayangkan Susi hidup
bermewah-mewahan. Masa remajanya ia isi dengan
berdagang dan pemasok ikan di sekitar Pangandaran.
Hingga akhirnya, takdir membawanya untuk
mendirikan perusahaan transportasi udara ‘Susi Air’.
Maskapai ini, pada awalnya hanya digunakan untuk
distribusi perusahaan perikanan miliknya. Namun
lamban laun berekspansi menjadi maskapai regular
transportasi udara ke berbagai pelosok daerah. ‘Susi
Air’ kemudian lebih dikenal lantaran perannya
menjadi moda transportasi penyaluran bantuan
untuk korban Tsunami di Aceh dan Nias pada 2004.
KEDAULATAN PERAIRAN
Susi dikenal dengan sosok yang berani. Sejak
memimpin Kementerian Kelautan dan Perikanan, ia
mengeluarkan berbagai kebijakan yang kontroversial, dan
banyak ditentang. Sebut saja misalnya Permen KKP No.
56/2014 tentang moratorium kapal asing dan eks asing,
Permen KKP No. 57/2014 tentang larangan transhipment
(alih muatan), Permen KKP No. 01/2015 tentang
pelarangan penangkapan lobster, kepiting dan rajungan
hingga Permen KKP No. 02/2015 tentang Larangan
Penggunaan Alat Penangkapan Ikan Pukat Hela (Trawls)
dan Pukat Tarik (Seine Nets). Menurut pengakuan Susi,
kebijakan-kebijakan tersebut diambil untuk menjaga
kedaulatan perairan Indonesia.
Kebijakan yang dikeluarkan Susi diakui memiliki efek
jitu bagi para pencuri ikan. Di lapangan, pencuri ikan skala
besar ditangkap dan ditenggelamkan. Sepanjang 2015,
sudah 117 kapal yang ditenggelamkan. Kebijakan-kebijakan
yang telah dikeluarkan oleh Susi mampu meningkatkan
hasil tangkapan ikan laut yang biasanya hanya 200 ton per-
hari, kini para nelayan dapat 400 ton per-hari.
Bagi Susi, kepemimpinan berarti ketegasan. Dan,
ketegasan tidak selalu identik dengan kekerasan. Ya,
ketegasan memang diperlukan dalam menjaga kedaulatan
perairan Indonesia, yang kita kenal sebagai poros maritim
di dunia yang memiliki potensi laut yang begitu besar.
Susi menuturkan, tantangan terbesar di ranah kelautan
Indonesia saat ini adalah praktik illegal fishing serta praktik
kepariwisataan bahari yang belum mengikuti kaidah
konservasi. Kedua hal ini menjadi musabab terjadinya
kerugian besar ekonomi dan mengancam keanekaragaman
hayati laut.
Kerugian negara yang ditimbulkan dari aktivitas illegal
fishing bisa mencapai Rp101 triliun di tahun 2014. Bahkan
untuk tahun 2015 kerugian negara meningkat sangat
signifikan mencapai Rp3.000 triliun akibat ulah pencurian
ikan di laut Indonesia. “Ya kalau Anda tidak percaya sama
saya pakai patokan data Bu Sri Mulyani yang bilang 20
miliar dollar AS. (Kalau menurut) Saya Rp3.000 triliun
paling tidak,” katanya.
Itulah sekelumit sosok Susi sang pemberani. Kartini
masa kini yang mampu menerjemahkan kepemimpinannya
melalui kerja nyata, ketegasan dan keberanian.[tim]
Wanita harus berdikari atas dirinya sendiri.
Dengung emansipasi tak hanya sekadar ilusi.
Bagi Susi, perempuan harus membuktikan
semboyan woman is battle that men.“
”
foto:istimewa
20. keuangan negara | no. 004 vol. ii 201620
Sebagai Walikota, Risma dikenal dengan gaya
kepemimpinannya yang inovatif. Ia juga dikenal sebagai
pemimpin yang sigap, cekatan, dan tak berjarak dengan
rakyat. Tak mengherankan apabila kemudian ia menjadi
sorotan media lokal maupun internasional serta mendapat
berbagai penghargaan. Dari masalah taman hingga
penggusuran lokalisasi Dolly berhasil ia tangani. Berkat
kepemimpinannya, Kota Surabaya meraih segudang
penghargaan, misalnya empat kali berturut-turut Piala
Adipura pada tahun 2011, 2012, 2013, dan 2014 untuk
kategori Kota Metropolitan.
Selain itu, Surabaya diantarkannya menjadi kota
terbaik dalam mengelola lingkungan se-Asia Pasifik pada
tahun 2012 versi Citynet. Di tahun selanjutnya, Surabaya
memperoleh penghargaan tingkat Asia-Pasifik yaitu Future
Government Awards 2013 di dua bidang sekaligus yaitu
Data Center dan Inklusi Digital, menyisihkan 800 kota di
seluruh Asia-Pasifik.
Risma memandang kepemimpinan perempuan
dewasa ini sebagai hal yang lumrah dan telah berkembang
sedemikian rupa dalam jagat politik dan pemerintahan.
Perempuan juga telah berhasil merambah dan meniti karir
dalam berbagai bidang. Fenomena tersebut sudah menjadi
semacam tuntutan zaman, di mana gender sudah tidak lagi
menjadi penghalang untuk mencapai suatu cita-cita.
Kendati demikian, bagi Risma perempuan tetaplah
Tri
Rismaharini
Sentuhan Inovasi
Sang Walikota
WALIKOTA
SURABAYA
“
”
Bagi Walikota Surabaya Tri
Rismaharini, perempuan harus
menunjukkan prestasi. Sekalipun
demikian, keluarga mesti menjadi
yang utama, sebab karir dan
keluarga mesti berjalan seirama.
foto:istimewa
21. keuangan negara | no. 004 vol. ii 2016 21
seorang ibu yang memiliki kewajiban mulia. Seorang ibu
yang juga wajib mengurusi keluarga. “Perempuan boleh
berkarier setinggi-tingginya seperti laki-laki. Tetapi jika dia
memiliki keluarga, dia harus tetap menjadi ibu yang baik
untuk anak-anaknya,” kata Risma dalam peringatan Hari
Kartini.
Ia meyakini, perempuan saat ini akan lebih maju
ke depannya di segala bidang. Sebab perempuan sudah
memiliki kesempatan yang sama dengan kaum pria. “Saya
yakin, tapi jangan lupa diri,” tegas perempuan kelahiran
Kediri, 20 Novermber 1961 ini.
Seperti diketahui, Risma adalah istri Djoko Saptoadji
dan dikaruniai dua orang anak yaitu Fuad Bernardi dan
Tantri Gunarni Saptoadji. Di keluarganya, Risma dikenal
sebagai ibu yang penyayang dan penuh perhatian. Risma
juga telah mengantarkan anak pertamanya menuju
pelaminan pada Oktober 2015 lalu.
INOVASI RISMA
Tak hanya sukses membina keluarga, jejaknya
memimpin Surabaya juga telah terekam dengan baik.
Urusan menata kota misalnya, Surabaya sebagai Ibu
kota Jawa Timur kian bersolek diri nan asri. Dulu suhu
Surabaya di musim kemarau dapat mencapai 38 derajat
celcius, sangatlah panas. Namun saat ini inovasi-inovasi
yang dilakukan Risma, antara lain berupa penghijauan
kota berhasil menjadikan Surabaya kota yang segar.
Risma dikenal dengan sebutan Ibu Gilman, alias “gila
taman” karena programnya membuat berbagai terobosan
penghijauan kota Surabaya.
Tak hanya aksi membangun taman, Risma juga
berinovasi dengan mengubah birokrasi menjadi lebih
efisen. Untuk soal taman, ia menyatukam Divisi Kebersihan
dengan Divisi Pertamanan. “Agar semua bersinergi. Tak ada
divisi kebersihan, yang bersih-bersih dan buang sampah di
taman,” kata kepala badan perencanaan Pembangunan Kota
Surabaya tahun 2008-2010 ini.
Saat ini, Surabaya sudah ada 45 kota aktif yang berisi
fasilitas lengkap seperti tempat futsal, lapangan basket,
hingga koneksi internet gratis. Sedangkan untuk taman
pasif sudah ada 250 titik. Jumlah ruang terbuka hijau
sebanyak 20,3% milik pemerintah 13% milik swasta dan
pemerintah pusat 30%. Anggaran untuk pemeliharaan
taman memang tinggi, untuk pemeliharaannya saja
mencapai Rp5,5 Miliar pertahun. Dan tagihan listrik taman
mencapai Rp60 Miliar per tahun. Bagi Risma, inovasi
memang terkadang harus berbiaya tinggi namun dapat
disiasati dengan menggangeng perusahaan-perusahaan
swasta untuk membantunya.
Untuk mendukung estetika kota, ia mengurangi
reklame di Surabaya. Caranya dengan menaikkan tarif
reklame berukuran besar. Keputusan tersebut sempat
membuatnya hampir terjungkal dari jabatannya. Bagaimana
tidak, tujuh Fraksi mendukung Risma untuk dimakzulkan.
Beruntung, usulan itu ditolak oleh Menteri Dalam Negeri
era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Gamawan Fauzi.
Lepas dari itu, Risma semakin mantap menata kota
dengan visi menjadikan Surabaya yang nyaman dan tertata.
Aksi selanjutnya dengan membatasi pertumbuhan industri
berpolusi tinggi. Risma hanya memberi izin kepada industri
ramah lingkungan.
Satu lagi suatu keputusan penolakan yang dilakukannya
terkait pembangunan tol, rencana pembangunan yang akan
membelah kota Surabaya itu. Menurutnya, pembangunan
tersebut akan berdampak membuat ruwet kotanya.
Atas berbagai inovasinya, pada 2010 pertumbuhan
ekonomi Surabaya mencapai 7,09%, sedangkan Jawa Timur
hanya 6,68%, dan Nasional 6,20%. Begitu juga pada tahun
2011 pertumbuhan ekonomi Surabaya sebesar 7,56%, dan
Jawa Timur hanya 7,22%, sementara Nasional 6,46%. Pada
tahun 2012, pertumbuhan ekonomi Surabaya mencapai
7,62%, melampaui Jawa Timur yang hanya 6,62%, dan
Nasional 6,23%. Di 2013 pertumbuhan ekonomi Surabaya
bahkan telah mencapai 7,54%, ketika Jawa Timur hanya
6,97%, dan Nasional sebanyak 5,81%.
Multiplayer effect lainnya adalah Indeks Kemiskinan
Manusia (IKM) yang terus menurun. Jika tahun 2009 IKM
sebesar 8,39%, kemudian turun menjadi 8,06%, lantas
7,89% di tahun 2011 dan kembali turun pada tahun 2012
menjadi 7,31%.
MEMANUSIAKAN MANUSIA
Inovasi Risma yang membuat decak kagum lainnya
adalah menggusur tempat lokalisasi tersohor, Dolly.
Menurut Risma, membangun kota tak hanya infrastruktur
melainkan juga manusianya. “Tak hanya asal gusur,” kata
Risma. Karenanya, pemerintah kota melatih para eks
pekerja seks dolly dengan berbagai keterampilan seperti
menjahit, memasak dan membuat kerajinan tangan lainnya.
Kemudian pekerja yang bukan dari Surabaya dikembalikan
ke daerah asalnya dan diberikan modal Rp3 juta perorang.
Sekarang bisa dilihat, Dolly menjelma menjadi taman baca
dan fasilitas publik lainnya.
Berkat berbagai inovasi dan cara kepemimpinanya yang
gesit, pertumbuhan ekonomi Surabaya pun naik signifikan.
Indeks Pembangunan manusia (IPM) yang mulai tahun
2006 terus meningkat. Tahun 2010 misalnya, IPM sebesar
77,28%; kemudian pada tahun 2011 meningkat menjadi
77,87%; dan pada tahun 2012 sebesar 78,39%.[tim]
22. keuangan negara | no. 004 vol. ii 201622
Menjadi Bupati Perempuan pertama di tanah
Bali, Ni Putu Eka Wiryastuti telah menunjukkan
kepemimpinan yang penuh prestasi. Pada periode
kedua kepemimpinannya, Eka bertekad membawa
Tabanan menjadi daerah yang makmur dalam
semangat kebersamaan.
Dukungan penuh masyarakat Tabanan
membuktikan bahwa Bupati Eka dicintai warganya.
Ia terpilih kembali sebagai Bupati Tabanan periode
2016-2021 dengan suara sebanyak 64,37 persen atau
170.869 suara pemilih. Dengan dukungan penuh
tersebut, Eka ingin melanjutkan kepemimpinannya
agar semakin membawa banyak manfaat bagi
warganya. Berbincang dengan tim Majalah
Keuangan Negara di Kediaman pribadinya pada
Selasa (29/03), Eka memaparkan visi dan kiatnya
dalam memimpin Kabupaten Tabanan.
Bagi Eka, menjadi pemimpin bukanlah sebuah
kebetulan atau pun aji mumpung. Ia memandang
kepemimpinan merupakan proses yang menuntut
kerja keras dan bekal ilmu yang mumpuni.
Perempuan pengagum pemikiran Bung Karno
dan Megawati Soekarno Putri ini mengatakan jika
perempuan ingin menjadi pemimpin maka harus
betul-betul dipersiapkan.
“Pemimpin harus tampil dalam satu paket yang
lengkap, dari kemampuan berpikir, kemampuan
leadership, itu harus diimbangi dengan pembekalan diri
dan pengalaman. Jadi jangan asal ikut politik, tapi bingung
ketika berhadapan dengan masyarakat,” ujar perempuan
yang hobi memasak ini.
Selain itu, menurut Eka, seorang pemimpin harus
memiliki fondasi keimanan yang kuat. Karena mustahil
ada pemimpin besar tanpa memiliki fondasi keimanan
yang kuat. “Karena pemimpin besar tentu godaannya juga
besar, dengan keimananlah wahyu dari Tuhan Yang Maha
Esa itu mengarahkan bagaimana pemimpin mewujudkan
kesejahteraan rakyatnya. Pemimpin itu kaki tangan
Tuhan, agar pemimpin bisa membawa rakyatnya menuju
kemakmuran, hidup yang layak sebagai warga Negara
Indonesia,” papar Bupati peraih Sindo Weekly Award 2016
untuk katagori bidang tata kelola pemerintahan ini.
KIPRAH NYATA
Seiring menguatnya peran perempuan di sektor publik,
hal ini turut menjadi perhatian pemerintah Kabupaten
Tabanan agar lebih memperhatikan kesejahteraan dan
kesehatan kaum perempuan. Terkait dengan program
kesehatan misalnya, pemerintah Kabupaten Tabanan telah
berupaya keras menekan angka kasus kanker serviks,
kematian ibu melahirkan, serta gizi anak. Berkat upaya
yang berkesinambungan, Kabupaten Tabanan saat ini sudah
memiliki sarana kesehatan yang mumpuni. Yaitu dengan
tersedianya Puskesmas rawat inap di tingkat kecamatan,
Puskesmas keliling, serta subsidi khusus untuk vaksin
kanker serviks.
“Tahun 2016 ini kita bebas kanker serviks. Kondisi ini
bisa terjadi dengan memobilisasi anggaran dan program-
program bidang kesehatan, juga mendorong kesadaran
ibu-ibu agar lebih sadar waspada terhadap ancaman
kanker serviks. Bagi saya sudah kewajiban pemerintah
untuk menjaga kesehatan warganya. Jika selama ini kaum
perempuan kurang mendapat terjangkau program dan
anggaran daerah, pada era kepemimpinan saya kesehatan
dan kesejahteraan perempuan lebih difokuskan. Bagi saya
pembangunan ini baru sukses dan bisa maju kalau kaum
perempuannya sehat,” ujar Bupati yang mahir tata rias adat
Bali ini.
Selain memperhatikan aspek kesehatan, Eka juga
mendorong kaum perempuan agar lebih produktif dalam
bidang ekonomi. Ia mengaku sejak sebelum menjadi
Bupati sudah sering memberikan pelatihan wirausaha
dan keterampilan kepada ibu-ibu di pedesaan. Baginya,
mengunjungi masyarakat hingga ke pelosok-pelosok desa
adalah investasi hati.
Dengan semakin sering menyapa masyarakat,
memberikan sumbangsih dan karya yang dapat
mengangkat taraf hidup mereka adalah kerja-kerja politik
yang sesungguhnya. Karenanya, Ia tak segan untuk turun
langsung memberikan penyuluhan kesehatan, melatih
tata rias dan sanggul khas Bali, pelatihan membuat dupa
Ni Putu Eka
Wiryastuti
Memimpin Dengan Hati
untuk Pembangunan
Semesta Berencana
BUPATI
KABUPATEN
TABANAN
2016-2021
23. keuangan negara | no. 004 vol. ii 2016 23
untuk persembahyangan, hingga menggerakkan kembali
gotong royong dalam membangun infrastruktur jalan dan
sebagainya.
“Kaum permpuan itu juga harus diberikan kesempatan
untuk berkarya, Jadi kaum perempuan itu bukan kaum
yang harus dimanja-manja, diperlakukan seperti boneka di
lemari kaca. Saya pun akan memberikan kesempatan jika
dia layak dan pantas untuk menduduki posisi di birokrasi.
Tapi kalau belum mampu ya kita suruh belajar. Soal
kesetaraan gender sendiri bagi saya penting, tapi jangan
sampai menjadi boomerang untuk kaum perempuan
sendiri jadi terhanyut dan malas belajar. Kaum perempuan
harus mampu menunjukkan dedikasi, prestasi, dan
kemampuan terbaiknya,” papar Eka.
BERPRESTASI BERSAMA RAKYAT
Menjadi pemimpin sebuah Kabupaten tentu bukan hal
mudah, meski demikian Eka selalu berusaha mensyukuri
semua peristiwa yang Ia hadapi. Bagi dia tidak ada duka,
karena masalah apapun yang terjadi itu menurutnya adalah
pembelajaran dari Tuhan. Ia sangat menghayati spirit
budaya ngayah dalam tradisi Bali, yang kurang lebih berarti
menyumbangkan tenaga, berbuat sesuatu demi kemajuan
rakyat.
“Saya sangat astungkare kalau orang Bali bilang,
Alhamdulillah, kita dicintai oleh Tuhan dijadikan
pemimpin diberikan cobaan untuk kita lebih cerdas, untuk
lebih pintar. Termasuk jika ada pandangan negatif atas
kinerja saya. Karena buat saya apa yang saya lakukan ini
kan benar, apa yang saya kerjakan ini kan baik, kalau yang
namanya negatif itu kan sudut pandang, tidak semua. Ya
anggap dari 450.000 penduduk saya, kalau yang tidak suka
saya sepuluh orang ya wajarlah, yang penting ngga seluruh
Tabanan,” ujarnya.
Dengan semangat ngayah itulah Eka menyadari
bahwa semua prestasi yang berhasil diraih oleh Kabupaten
Tabanan adalah milik rakyat Tabanan. Karenanya Ia
merasa bangga menjadi bagian Tabanan. Menurutnya,
kecintaan akan potensi sendiri adalah modal penting
bagi kemajuan daerah. Oleh karena itu dalam visi
kepemimpinannya Eka sangat mengharapkan
agar Tabanan bisa mandiri dan sejahtera dengan
ekonomi kerakyatannya.
“Saya membuat kesepakatan kerjasama
dengan Kabupaten-kabupaten lain di Bali
untuk memasarkan hasil pertanian dan produk
BUMDes lainnya, juga dengan pihak luar negeri
seperti China dan Korea dalam pemasaran
produk unggulan seperti kopi, juga sektor
pariwisata. Intinya agar APDB bisa menyerap
hasil produksi rakyat, kemudian kita kelola dan
hasilnya dikembalikan untuk rakyat,” jelas Eka
lagi.
Dengan sederet prestasi yang telah ia raih, hal itu tidak
membuat putri dari Nyoman Adi Wiryatama berbangga
diri. Ia pun tidak terpikir akan menjabat apa lagi setelah
ini. Baginya yang terpenting adalah berbuat yang terbaik
dan terus belajar. Apapun posisi yang melekat pada dirinya
adalah amanat yang harus dijalani dengan sebaik-baiknya.
“Saya sangat kagum dengan keberanian Ibu Kartini
yang telah membuka kesempatan bagi kaum perempuan,
beliau mempunyai keberanian yang begitu besar. Maka dari
itu saya juga ingin memberikan kesempatan kepada kaum
perempuan. Memberikan dukungan dan pendampingan
agar kaum perempuan bisa berkembang potensinya dan
semakin banyak perempuan yang berkiprah disegala
bidang tidak hanya sekadar mengisi kuota 30%,” ujarnya
mengakhiri perbincangan.[tim]
foto:istimewa
24. keuangan negara | no. 004 vol. ii 201624
K
abupaten Tabanan terus menunjukkan prestasi
yang membanggakan. Belum lama ini, Bupati
Tabanan Ni Putu Eka Wiryastuti menerima
penghargaan Government Award dari Sindo Weekly
atas upaya Pemkab Tabanan Wujudkan Good
Coorporate Governance. Berselang satu bulan
kemudian,Ekamenerimakembalipenghargaan
bertaraf Nasional yaitu penghargaan TOP
Pembina BUMD 2016.
Bupati Eka Wiryastuti menyampaikan
rasa terima kasihnya kepada Sindo
Weekly yang telah memberikan apresiasi
terhadap upaya Pemkab Tabanan di
bidang Tata Kelola Pemerintahan.
“Saya bersyukur atas anugerah
yang diberikan. Ini merupakan bukti
prestasi semua pihak dan semua elemen
masyakat Tabanan, khususnya jajaran
eksekutif dan legislatif,”ujarnya.
Menurut Eka, prestasi tersebut
merupakan buah dari investasi karma dalam
mengelola kekuasaan yang dipercayakan
rakyat. Sehingga ke depannya, dia mengajak
semua pihak untuk bersama-sama mengukir
sejarah.
Sementara itu, Penghargaan Top Pembina
BUMD diberikan kepada Kepala Daerah yang
BUMD binaanya berhasil meningkatkan
kinerja dan meraih TOP BUMD 2016.
Mengingat keberhasilan BUMD tidak
terlepas dari dukungan dan pembinaan
Kepala Daerahnya.
PRESTASI MEMBANGGAKAN
KABUPATENTABANAN
Penghargaan ini sebagai bentuk
keberhasilan rakyat. Tujuan utama
kami tentunya untuk memberikan
yang terbaik bagi daerah
foto:istimewa
25. keuangan negara | no. 004 vol. ii 2016 25
Dan kebetulan saat ini PDAM Tabanan, setelah
mengikuti kegiatan ini serta melalui berbagai tahap
penilaian, akhirnya PDAM Tabanan memenangkan TOP
BUMD 2016. Dan piala TOP BUMD diterima langsung
Direktur PDAM Tabanan, Ida Bagus Oka Sedana di lokasi
yg sama. Sehingga Bupati Eka sebagai Pembina berhak
mendapatkan penghargaan TOP Pembina BUMD 2016.
“Penghargaan ini sebagai bentuk keberhasilan rakyat.
Tujuan utama kami tentunya untuk memberikan yang
terbaik bagi daerah. Ini sebagai reward hasil kerja keras
semua jajaran yang telah berdedikasi. Apa yang kami
kerjakan di Tabanan harus pro rakyat, seperti PDAM ini.
Sudah menjadi tugas bupati untuk memfasilitasi dan
mendorong agar semangat bagi kemajuan,” ungkap
Bupati Ni Putu Eka Wiryastuti.
Dalam kinerja keseharian, Kabupaten Tabanan
menerapkan inovasi dan mengimplementasikan
kerjasama dengan teknologi yang sudah modern. “Tidak
manual atau konvensional dan mudah diterapkan. Kami
juga tidak malu untuk belajar sehingga lahir banyak ide-
ide inovatif,”lanjut bupati pengidola Bung Karno ini.
Terkait PDAM, Direktur Utama PDAM Kabupaten
Tabanan Ida Bagus Oka Sardana menyatakan bila berbagai
upaya dilakukan sehingga layanan semakin memuaskan
dan meraih apresiasi TOP BUMD Efisiensi Operasional dan
Energi 2016.
“Efisiensi di operasional kami memanfaatkan
teknologi IT untuk menunjang efektifitas kinerja sumber
daya manusia. Sedangkan untuk efisiensi energi secara
teknis kami mengupayakan pengurangan beban energi
daya listrik dengan menngunakan piranti hemat listrik.
Selain itu kami mencoba memanfaatkan kondisi alam
dengan mengambil sumber air yang tinggi sehingga
bisa menggunakan gaya gravitasi dalam memprosesnya,”
ungkap Ida Bagus Oka Sardana.
Selainitu,untukmendapatkanhargaairmurahdiambil
kebijakan subsidi silang. “Subsidi silang dari industri air
sehingga bisa menekan harga air menjadi hanya 1300
rupiah per meter kubik untuk konsumsi rumah tangga,”
lanjutnya.
Meski berbagai penghargaan diterima Kabupaten
Tabanan, namun Bupati Eka menegaskan tidak akan
mengendorkan semangatnya. Penghargaan ini
menjadi pemicu untuk semakin bergerak maju dalam
mensejahterakan rakyat.
“Nantinya akan ada BUMD yang mewadahi BUMDes
untuk memfasilitsi petani sehingga ekonomi pro petani
berjalan dan petani tidak perlu pusing. Kemudian ke
depan kami menggodok peraturan daerah tentang
pertanian, nelayan, dan perlindungan ibu dan anak,”tutup
Bupati Eka.
foto:istimewa
foto:istimewafoto:istimewa
26. keuangan negara | no. 004 vol. ii 201626
Christiany Eugenia
Tetty Paruntu
Memimpin Minahasa Selatan
Berdikari Cepat
BUPATI
MINAHASA
SELATAN
“
”
Masyarakat Minahasa Selatan boleh berbangga. Selain
memiliki Bupati yang menawan, pintar dan kharismatik,
pembangunan kabupaten yang terletak di sebelah selatan
Provinsi Sulawesi Utara ini semakin terarah dan pasti.
Kabupaten Minahasa Selatan merupakan salah
satu wilayah yang strategis di Provinsi Sulawesi
Utara. Kabupaten dengan ibukota Amurang
ini berada pada posisi strategis karena berada
pada jalur lintas darat Trans Sulawesi yang
menghubungkan jalur jalan seluruh provinsi di
Pulau Sulawesi. Demikian pula jalur laut untuk
bagian utara, merupakan daerah perlintasan
sekaligus stop over arus penumpang, barang
dan jasa pada Kawasan Indonesia Tengah
dan Kawasan Indonesia Timur, bahkan untuk
Kawasan Asia Pasifik. Sementara untuk jalur
laut bagian selatan, sangat strategis untuk
pengembangan produksi perikanan di Kawasan
Timur Indonesia.
Mengingat pentingnya posisi Minahasa
Selatan dalam konteks perekonomian regional,
Pemerintah Kabupaten Minahasa Selatan
berkomitmen untuk meningkatkan kinerja demi
kemajuan Minahasa Selatan sesuai dengan visi
misinya yaitu berdikari, cepat dan terhebat.
Untuk mewujudkan visi tersebut,
Beberapa hari usai dilantik, Bupati Minahasa Selatan,
Christiany Eugenia Tetty Paruntu menggelar rapat
perdananya pada Rabu (24/2). Tetty bersama Wakil Bupati
Frangky Donny Wongkar memimpin rapat koordinasi
dengan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SPKD) untuk
melakukan evaluasi dan percepatan program kerja.
“Maaf menunggu cukup lama. Ini rapat pertama
kami. Dari siang sampai larut. Banyak evaluasi dari
tahun sebelumnya yang harus dibenahi. Ini semua untuk
Minahasa Selatan yang berdikari,” sapa Tetty menyambut
tim Majalah Keuangan Negara, sekitar pukul 20.00 WIT.
Bagi Tetty, bekerja sejak fajar hingga larut bukanlah
hal aneh. Sebagai pemimpin ia menyadari bahwa waktu,
tenaga dan pikirannya benar-benar harus didedikasikan
untuk kepentingan daerah. Menurutnya, perempuan juga
memiliki hak untuk bekerja secara maksimal,” imbuh
perempuan kelahiran Manado, 25 September 1967 ini.
Selain itu, menurut Tetty, perempuan juga memiliki sifat
kodrati yang dapat menjadi senjata untuk lebih mengayomi
rakyatnya.
Ia mengatakan, sifat kodrati yang melekat dalam
diri perempuan misalnya, lebih perhatian, berhati-hati,
27. keuangan negara | no. 004 vol. ii 2016 27
lebih teliti, dan mengayomi. Hal tersebut menurutnya
menjadi sifat yang menguntungkan kaum hawa dalam
melaksanakan tugas politik.
Selayaknya sifat ibu, menurut Tetty, pemimpin
perempuan lebih mudah menjadi tempat curahan hati
(curhat). “Usai curhat keluh kesah, kita jadi paham apa
yang mereka butuhkan. Semangatnya bukan membangun
dalam angka, tapi membangun juga manusianya,” tambah
Tetty. Ia menegaskan dengan mengetahui hati rakyat, maka
pemimpin akan memahami apa yang dibutuhkan bagi
kemajuan daerahnya.
KELUARGA JADI INSPIRASI
Jiwa dan semangat kepemimpinan dalam diri
perempuan karir ini tak serta-merta hadir dengan
sendirinya. Ibarat belati, jiwa kepemimpinan Tetty lahir
karena terus diasah dari pengalaman dan kehidupannya.
Diketahui, Tetty lahir dari Ibu Jenny Y. Tumbuan, Ketua
DPRD Minahasa Selatan dan sang Ayah, Jopie Taruntu,
mantan Rektor Universitas Sam Ratulangi.
“Saya terinspirasi dari mereka berdua. Saya maju ke
dunia politik dan bertekad membangun tanah kelahiran
karena terinspirasi dari mereka,” ucapnya penuh semangat.
Tetty pun terbiasa hidup mandiri. Mengingat sang Ayah
kerap kali mengajaknya tinggal di beberapa daerah, bahkan
di beberapa negara. Seperti saat Sekolah Dasar (SD) hingga
Sekolah Menengah Pertama (SMA), ia bersekolah di Budi
Mulia, Bogor. Kemudian pada SMA, Tetty harus menetap
ke Inggris, lantaran sang Ayah menempuh program Ph.D di
Universitas di kota Nottingham.
“Dengan begitu, saya terbiasa belajar beradaptasi
dan disiplin sejak kecil hingga terbawa sampai sekarang,”
katanya menambahkan.
Melihat sang Ayah yang tak letih menimba ilmu,
menjadikan Tetty kian terpacu. Selesai SMA, Tetty remaja
melanjutkan studi ke Pitman College jurusan Manajemen
Bisnis. Lalu juga tercatat pernah menempuh pendidikan
formal pada West London College jurusan Sistem Informasi
Managemen. Bahkan, ketika ia kembali ke tanah air, Tetty
melanjutkan pendidikan formal di Institut Pengembangan
Sumber Daya Manusia Mayagita LPI. Dengan berbagai
bidang studi yang ia jalani, tak heran jika Tetty sukses
menjadi pengusaha maupun politisi.
Kiprahnya sebagai pengusaha telah terbukti dengan
foto:aprilia
28. keuangan negara | no. 004 vol. ii 201628
keberhasilannya memimpin beberapa
perusahaan seperti PT Puspita
Adhiniaga Indonesia, PT Chandra
Ekakarya Pratama, PT Trutama Star dan
beberapa perusahaan lainnya.
Seirama dengan itu, karir politiknya
pun juga terbilang cemerlang. Sejak
berkiprah dalam partai Golongan Karya (Golkar),
Tetty Paruntu pernah menjabat sebagai fungsionaris
DPP Partai Golkar dan masih aktif bertindak selaku
Wakil Bendahara I Partai Golkar Sulawesi Utara.
“Ini dalam waktu bersamaan. Kuncinya, disiplin
dan mampu mengorganisir diri sendiri,” tegas
penerima penghargaan Lions Club International
(2007) ini.
Dan tak kalah penting, Tetty pun dikenal aktif
dalam bidang sosial kemasyarakatan. Ini yang
membuatnya mudah dikenal oleh masyarakat. Ia
tercatat aktif dalam beberapa organisasi masyarakat
antara lain Eugenia Ministry, Lions Club Jakarta,
KNPI Jakarta Selatan dan masih banyak lagi. Tak
hanya itu, ia juga mengaku sangat mengidolakan
tokoh pemimpin dunia, “Saya bangga dengan
tren pemimpin perempuan sekarang. Cenderung
prestasinya baik,” kata Tetty.
BERDIKARI CEPAT
Pada Pilkada tahun 2010 Tety memantapkan
hati untuk membangun tanah leluhurnya, Minahasa
Selatan. Pada periode pertama kepemimpinannya,
ia mengaku kaget akan buruknya manejemen
dan tata kelola keuangan di Minahasa Selatan.
Lalu, mimpinya ia tuangkan melalui Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah tahun 2010-
2015, yaitu Minsel Berdikari Cepat.
Namun untuk mencapai itu, bukan semudah
membalikan telapak tangan. Ia harus membereskan
warisan pemimpin lalu yang dapat menghambat
akselerasi pembangunan Minsel. “Beban saya pada
tahun pertama benar-benar berat. Selain membenahi
keuangan yang ada, saya harus membayar hutang
yang begitu besar, tapi bagaimana juga saya harus
membangun, termasuk infrastruktur, dengan
anggaran yang sangat minim,” urai Tetty.
Tak ada jalan keluar lainnya kala itu selain
menghemat anggaran. “Tahun pertama, kita
menghemat puluhan milyar. Tapi harus berjalan
pembangunan ini, caranya bagiamana, tetap saya
lobby ke pusat tujuannya mendapat anggaran untuk
membangun daerah kita,” jelasnya.
Lebih detail, ia melakukan pemetaan potensi
di wilayahnya. Tetty menyebut, Minahasa Selatan
Bupati Minahasa Selatan, Tetty Paruntu tengah berkebun
foto:istimewafoto:istimewa
29. keuangan negara | no. 004 vol. ii 2016 29
yang berada di kalur laut bagian selatan, nampaknya cocok
untuk mengembangkan produksi perikanan. Di tahun
2015, produksi komoditas laut capai 2.687 ton per tahun.
Topografi berbukit dan pegunungan yang
membentang dari utara ke Selatan juga sangat tepat
dalam pengembangan sektor pertanian. Pada tahun
2015, produksi mencapai 68.740 ton per tahun. Di sektor
pertambangan dan energi, Minsel juga menghasilkan pasir,
krikil dan batu sebagai bahan baku utama pembangunan
fisik.
Di bidang pariwisata, pemerintah kabupaten gencar
mengkampanyekan budaya sepuluh tari khas Minsel dan
puluhan tempat wisata. Di antaranya yang terkenal, Taman
Nasional Laut Bunaken Bagian Selatan, Air Terjun Lopana,
Benteng Portugis dan Bukit Doa.
Dari sisi Sumber Daya Manusia (SDM), Tetty pun
membekali kualitas yang mumpuni. Di sektor pendidikan
misalnya, selain bantuan operasional sekolah, ia
menganggarkan bantuan per tahunnya, Rp500 ribu per
siswa Sekolah Dasar (SD) dan Rp710 ribu per siswa Sekolah
Menengah Pertama (SMP).
Dengan begitu, Indeks Pembangunann Manusia (IPM)
dari tahun 2013 hingga 2014 kian bertumbuh. Tercatat IPM
Minahasa Selatan sebesar 67,26 persen di tahun 2012, dan
2014 mencapai 6,7 persen. “Pengangguran makin menurun.
Dari 10,8 persen di tahun 2012 menjadi hanya sekitar 9 persen
di tahun 2014. Pengangguran juga menurun dari 7,54 persen
di tahun 2012, menjadi 5 persen di tahun 2014,” rincinya.
Tak hanya itu, dalam jangka waktu lima tahun juga,
daerahnya sukses membayar hutang dan membangun
infrastruktur. Mulai dari tingkat desa hingga kota. Dengan
begitu, dari 167 desa, 10 kelurahan, Pendapatan Asli Daerah
(PAD) tahun sebelumnya, hanya Rp2,5 milyar, di tahun
2015 sudah mencapai Rp9 milyar.
“Tapi menurut saya masih kurang. Belum mencapai
hingga Rp30milyar lebih. Harus disyukuri juga, dulu
sebelum menjabat masih sangat rendah,” tambah Tetty.
Atas peningkatan yang signifikan, Minsel mendapat
penghargaan Bintang Jasa Utama dari Presiden Republik
Indonesia Joko Widodo. “Itu menjadi suatu kebanggaan
sendiri bagi masyarakat Minahasa Selatan. Kita harus lebih
lagi ke depannya,” tegas Tetty serius.
Sementara itu, dalam hal tata kelola keuangan, Tetty
juga mengaku sudah menerapkan sistem akuntansi berbasis
akrual. “Kerjasama antar SKPD, sistem akuntansi berbasis
akrual akan membenahi keuangan dan laporan,” katanya.
[tim]
“ ”
Atas peningkatan yang signifikan, Minsel mendapat
penghargaan Bintang Jasa Utama dari Presiden Republik
Indonesia Joko Widodo
Bupati Minahasa Selatan, Tetty Paruntu dalam acara panen padi
foto:istimewa
30. keuangan negara | no. 004 vol. ii 201630
Rita Widyasari
Mendengar dan Berinovasi
Bersama Rakyat
BUPATI KUTAI
KARTANEGARA
Suatu hari, Bupati Kutai Kartanegara, Rita
Widyasari berkunjung ke wilayah selatan
Tenggarong. Seorang guru sekolah dasar bertanya
kepada Rita, “Bu, mungkin enggak ya kita punya
laptop. Saya guru, masa lebih pintar muridnya dalam
urusan teknologi,” Demikian tanya guru itu. Keluhan
guru itu ditanggapi serius oleh Rita. Suatu keluhan
yang justru menjadi sumber inspirasi, dan menjadi
pangkal dari inovasi-inovasi yang dilakukan Bupati
berhijab ini.
“Bermula dari obrolan dari hati ke hati, akhirnya
menghasilkan solusi,” jelas Rita ketika ditemui
Majalah Keuangan Negara di sebuah hotel ternama
di Jakarta pada Jumat, (18/03). Atas keluhan itu,
Rita mengeluarkan kebijakan baru yaitu program
Satu Guru Satu Laptop. Dalam program tersebut,
setidaknya ada 13 ribu guru yang mendapatkan
fasilitas komputer jinjing untuk menunjang kinerja
tenaga pendidik di seluruh Kabupaten Kutai
Kartanegara.
Sebagai pemimpin, Rita sadar bahwa dirinya
menjadi pusat perhatian, curahan hati, masukan
dan juga tumpuan untuk mewujudkan keinginan-
keinginan masyarakatnya. “Sebagai yang dipercaya
oleh masyarakat, pemimpin harus bisa menjadi
pendengar yang baik dan menangkap apa yang
diinginkan masyarakatnya. Kelebihan perempuan itu
lebih bisa mendengarkan, lebih sabar,” ungkap Rita.
Rita memandang guru merupakan investasi
utama dalam mendidik generasi penerus bangsa.
Sebab itulah, perhatiannya kepada dunia pendidikan
juga menjadi prioritas kebijakan pemerintah kabupaten.
“Saya pikir, masa depan generasi muda ada di guru.
Jangan sampai gurunya ketinggalan jaman. Kami fasilitasi
laptop atau komputer karena lebih efisien. Juga bertujuan
mendekatkan anak-anak dengan teknologi informasi,” kata
perempuan kelahiran Kalimantan Timur, 7 November 1973
ini.
Beberapa catatan program Rita untuk meningkatkan
kualitas guru, misalnya dengan mengirim 30 guru
terpilih untuk belajar di Harvard University. Ada pula
program kerja sama dengan Cambridge University untuk
menyediakan modul pembelajaran bagi para siswa.
“Dengan adanya program ini guru jadi punya semangat
mengajar. Keilmuan dan wawasan mereka semakin
berkembang. Prestasinya terlihat dari presentasi kelulusan
tingkat SD yang berhasil lulus 100 persen. Belum pernah
terjadi sebelumnya,” ungkap penerima Satyalancana Wira
Karya Pembangunan yang disematkan secara langsung oleh
Presiden Joko Widodo dalam acara puncak peringatan Hari
Keluarga Nasional 2015 ini.
SUARA PEREMPUAN
Rita dikenal dekat dengan kalangan perempuan di
wilayahnya. Ia melakukan berbagai sentuhan inovasi yang
nota bene lahir dari curahan hari kelompok-kelompok
perempuan. Bupati yang memimpin Kabupaten Kutai
Kartanegara untuk periode keduanya ini menilai, mayoritas
perempuan di Kukar memiliki banyak kreativitas yang
berpotensi meningkatkan kesejahteraan. Dari potensi inilah
Rita membuat Program yang diberi nama “Kelompok
Usaha Bersama Perempuan (KUBP)”.
Bupati Kutai Kertanegara, Rita Widyasari bersama masyarakat
foto:istimewa
31. keuangan negara | no. 004 vol. ii 2016 31
Program tersebut ditujukan untuk membantu
permodalan bagi kelompok UMKM yang
beranggotakan empat hingga lima orang perempuan.
Syaratnya, kelompok itu harus mengirimkan
proposal usahanya terlebih dahulu ke Pemda.
Kemudian sebelum meluncurkan program, Rita
sudah menyusun tim verifikasi untuk menyeleksi
semua proposal tersebut. Tercatat hingga saat ini,
setidaknya ada 990 KUBP yang mendapat bantuan
modal dari Pemda. Usahanya pun bermacam-
macam, dari mulai kuliner, fashion hingga di sektor
jasa. “Permodalan yang kita bantu dari Rp25 juta
hingga Rp200 juta per kelompok,” jelasnya.
Rita menjelaskan bahwa Program KUBP
memiliki multiplayer effect yang terasa bagi
perekonomian masyarakat. Keberhasilannya
mengayomi kaum hawa dalam pemberdayaan
ekonomi tersebut mendapat sorotan dari
Pemerintah Pusat, melalui penghargaan
Goverment Award dari Kementerian Dalam
Negeri.
“Intinya, kita diberi kewenangan untuk
memberi bantuan kepada masyarakat melalui
berbagai inovasi yang lahir dari mereka juga.
Tugas kita, membuat inovasi ini terarah, jelas. Di
tahun 2015 misalnya, kemiskinan Kukar turun 7
persen dari 14 persen di tahun 2009,” kata penerima
penghargaan anugerah Parahita Ekapraya (APE)
tingkat Pratama Nasional untuk pengarusutamaan
gender, pemberdayaan perempuan dan perlindungan
anak, dari Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono
(SBY) pada tahun 2013 ini.
Inovasi nyata selajutnya adalah program “Bedah
Rumah”. Idenya tak jauh bersumber dari hobinya
blusukan dan mendengar keluh kesah rakyat.
“Saya lihat banyak rumah rakyat yang tak layak.
Berdasarkan data, ada 3.150 rumah tak layak
huni,” sebutnya. Program “Bedah Rumah” sukses
merenovasi sekitar 2.448 rumah selama dua tahun.
Hal ini pula yang mengantarkan Kukar meraih
rekor MURI.
Kemudian di bidang pertanian, ia juga
menganggarkan bantuan modal Rp100 juta
per kelompok tani dan nelayan agar berdikari.
“Indikator keberhasilannya Kukar menyumbang
53 persen suplai padi di Kalimantan Timur. Kita
berhasil surplus,” sebut mantan Ketua DPRD
Kabupaten Kukar ini.
BENAHI BIROKRASI
Di bidang tata kelola keuangan, Rita
berkomitmen untuk terus melakukan
perbaikan dalam penganggaran dan
pelaporannya. Pasalnya, pada periode
sebelumnya ia mengaku Kukar belum tertata pencatatan
keuangan.
“Di periode awal, saya buat Satuan Tugas (Satgas)
untuk mengatasi benang kusut laporan keuangan di Kukar.
Ketika ada temuan, pegawainya kita panggil. Ada yang
mengembalikan hingga Rp70 juta. Kita berkomitmen untuk
tertib,” tegasnya.
Tak ayal hal itu membuat Kukar mendapat opini
WTP dari Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) selama tiga
kali berturut-turut. “Opini WTP adalah cerminan Kukar.
Walaupun WTP tak menjamin tingkat korupsi rendah.
Namun, setidaknya kita tertib,”ujar Rita.[tim]
foto:istimewa
32. keuangan negara | no. 004 vol. ii 201632
K
abupaten Kutai Kartanegara mengusung Visi Misi Gerbang Raja dalam
melaksanakan pembangunan dewasa ini. Gerbang Raja berarti Gerakan
Pembangunan Rakyat Sejahtera, yaitu suatu gerakan yang berlandaskan
dan bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat Kutai Kartanegara.
Untuk mewujudkan cita-cita dan tujuan tersebut, secara eksplisit
Kabupaten Kutai Kartanegara mengusung visi Terwujudnya masyarakat
KutaiKartanegara yang sejahtera dan berkeadilan. Adapun pelaksanaan visi
tersebut diterjemahkan menjadi tujuh misi utama yaitu (1) Pelaksanaan Good
Governance, (2) Peningkatan Kualitas SDM, (3) Penciptaan Lapangan Kerja,
(4) Pengembangan Agrobisnis dan Pariwisata, (5) Pemerataan Infrastruktur,
(6) Pembangunan Berwawasan Lingkungan, dan (7) Peningkatan Peran Aktif
Wanita.
Pertama, pelaksanaan Good Governance didasari atas motivasi dan
pengawasan pelaksanaan pemerintahan yang ditujukan demi terwujudnya
efisiensi dan efektifitas administrasi pemerintahan dan administrasi publik
yang dilaksanakan melalui Sistem Integrasi Layanan (SIL) menuju pelayanan
publik yang cepat, tepat, murah, transparan dan tidak diskrimintatif.
Kedua, peningkatan kualitas SDM dilaksanakan melalui program utama
yaitu pengembangan Sekolah Unggulan, peningkatan sarana dan prasarana
sekolah (perpustakaan dan laboratorium), bantuan pendidikan untuk Tenaga
Pengajar Pendirian Fakultas dan berbagai program di bidang kesehatan,
farmasi, lingkungan dan gizi, kemudian rekruitmen tenaga kesehatan dari
berbagai tingkatan, perbaikan sarana dan prasarana kesehatan, percepatan
pembangunan Sistem Kesehatan Daerah (SKD) dan sistem pembiayaan
kesehatan melalui Jaminan Kesehatan Daerah.
Ketiga, penciptaan lapangan kerja diterjemahkan melalui program
penciptaan Klinik Tenaga Kerja di tiga wilayah, yaitu wilayah tengah, hulu
dan pantai, kemudian membangun kawasan Ekonomi Desa Unggulan, dan
pemberian kredit lunak bagi unit usaha kecil dan menengah.
Keempat, pengembangan agrobisnis dan pariwisata beriorientasi pada
pembangunan pertanian dalam arti luas sebagai leading sector ekonomi,
peningkatan sarana dan prasaranan Pariwisata Daerah, kebijakan pelestarian
nilai luhur dan warisan budaya lokal, Pengembangan Situs Yupa, dan
Pengembangan Desa Budaya Mengulur Naga.
Kelima, pemerataan infrastruktur diwujudkan melalui program
peningkatan kualitas dan kuantitas fasilitas umum, serta peningkatan
akses jalan dan membuka jalur transportasi darat bagi wilayah yang minim
infrastruktur.
Keenam, pembangunan berwawasan lingkungan yaitu perspektif
pembangunan dan peningkatan ekonomi berbasis pada pelestarian sumber
daya alam dan mendorong berbagai kegiatan peduli terhadap lingkungan.
Ketujuh,peningkatanperanaktifwanita,melaluipemberianKreditUsaha
Bersama Wanita, menumbuhkembangkan kegiatan usaha bagi kaum wanita,
dan meningkatkan pemberdayaan perempuan di segala bidang.
KUTAI KARTANEGARA
Gemilang Capai
Sasaran Pembangunan
33. keuangan negara | no. 004 vol. ii 2016 33
INDIKATOR CAPAIAN
Bupati Kutai Kartanegara, Rita Widyasari telah memaparkan
sasaran dan capaian pembangunan Kabupaten Kutai
Kartanegara yang disampaikan pada acara Laporan Keterangan
Pertanggungjawaban Bupati Kutai KartanegaraTahun Anggaran
2015 kepada Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD)
Kabupaten Kutai Kartanegara pada 21 Maret 2016.
Menurut Bupati, sasaran-sasaran pembangunan
Kabupaten Kutai Kartanegara telah menunjukkan bahwa Misi
1 yakni meningkatkan penyelenggaraan pemerintahan dengan
menitikberatkan pada motivasi dan pengawasan pelaksanaan
good governance telah tercapai.
“Terdapat delapan indikator yang menunjukkan sasaran
misi 1 telah tercapai, di antaranya ialah capaian sasaran
meningkatnya kemampuan pengelolaan keuangan dan
kekayaan daerah dengan sasaran indikator Opini BPK terhadap
Pengelolaan Keuangan Daerah pada tahun 2014 Pemerintah
Kabupaten Kutai Kartanegara telah mampu memenuhi target
RPJMD dengan diperolehnya opini Wajar Tanpa Pengecualian
dari BPK,”jelas Rita.
Sementara itu, misi 2 yaitu meningkatkan kualitas dan daya
saing menuju sumber daya manusia yang unggul, beriman dan
bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, juga telah tercapai
dengansembilancapaiansasaran.Yaitumulaidarimeningkatnya
angka melek huruf, meningkatnya kualitas dan pemberdayaan
masyarakat dalam perluasan pelayanan kesehatan serta
pencegahan terhadap penyakit dengan indikator Usia Harapan
Hidup (UHH), meningkatnya ketersediaan sarana dan tenaga
pelayanan kesehatan dengan indikator jumlah puskesmas dan
pustu, meningkatnya tata kelola pelayanan kesehatan dengan
indikator jumlah Indeks Kepuasan Masyarakat terhadap unit
layanan kesehatan telah mampu memenuhi target RPJMD
dengan predikat baik pada periode 2010-2015.
“Masih terdapat enam indikator sasaran lainnya, namun
yang penting ialah bagaimana kinerja kami dalam menurunkan
angka kemiskinan di mana hasilnya dengan indikator persentase
penduduk miskin telah menunjukkan tingkat capaian yang
tinggi,”tambah Bupati Rita.
Kemudian misi 3 yaitu menumbuhkan sentra perekonomian
dan pengembangan usaha rakyat dengan tetap penciptaan
lapangan kerja juga telah tercapai dengan enam sasaran
di antaranya (1) Capaian sasaran optimalisasi pemanfaatan
sumber-sumber pendapatan, (2) Capaian Sasaran meningkatnya
ketersediaan pangan telah melampaui target RPJMD, (3) Capaian
sasaran meningkatnya produktivitas sektor pertanian dengan
indikator sasaran kontribusi sektor pertanian terhadap PDRB
sudahmencapaitargetRPJMD,(4)Capaiansasaranmeningkatnya
produksi tangkap nelayan dan perikanan budidaya, (5) Capaian
sasaran berkembangnya dan meningkatnya daya saing potensi
perdagangan dan perindustrian, dan (6) Capaian sasaran
meningkatnya daya jual potensi pariwisata dengan indikator
sasaran jumlah kunjungan wisatawan sudah jauh melampaui
target RPJMD.
Sementara itu, misi 5 yakni meningkatkan pemerataan
infrastruktur pembangunan untuk menjangkau layanan fasilitas
umum baik secara kualitas maupun kuantitas juga telah berhasil
dicapai dengan empat indikator capaian. Kemudian misi 6 yaitu
menetapkan penyelenggaraan pembangunan berwawasan
lingkungan dan pelestarian sumber daya alam, telah tercapai
dengan tiga indikator sasaran.
Dan, misi 7 yaitu meningkatkan peran dan partisipasi
perempuan dalam berbagai aspek kehidupan juga telah
tercapai dengan sasaran yang ditetapkan adalah meningkatnya
kesetaraan gender dan perlindungan terhadap perempuan
dan anak dengan indikator Indeks Pembangunan Gender (IPG)
dan Cakupan perempuan dan anak korban kekerasan yang
mendapatkan penanganan pengaduan oleh petugas terlatih di
dalam unit pelayanan terpadu.
Secara umum, ketujuh misi yang diusung Pemerintah
Kabupaten Kutai Kartanegara telah tercapai sebagaimana
terlihat dari indikator-indikator sasaran di atas. Bupati Rita
Widyasari menyadari bahwa dalam pelaksanaan pembangunan
selama tahun 2015 belum dapat memenuhi seluruh aspirasi
masyarakat dan menyelesaikan seluruh persoalan yang terjadi
karena hal tersebut memerlukan waktu yang tidak singkat.
“Kami akan terus meningkatkan kinerja agar pembangunan dan
kesejahteraan masyarakat Kutai Kartanegara terus meningkat,”
pungkas Rita.[tim]
34. keuangan negara | no. 004 vol. ii 201634
VISI yang diusung Pemerintah Provinsi Papua 2013-
2018 adalah Papua Bangkit, Mandiri dan Sejahtera. Visi
tersebut merangkum cita-cita yang hendak dicapai oleh
seluruh unsur pemerintahan dan masyarakat dalam
mencapai tujuan.
Papua Bangkit adalah Orang Papua mampu berdiri
tegak dengan harkat dan martabat dalam bingkai Negara
Kesatuan Republik Indonesia tanpa menghilangkan
identitas diri dan kekhususan ke-Papua-an. Kebangkitan
rakyat Papua di level individu, keluarga, komunitas,
maupun regional. Identitas diri orang Papua diakui dan
dihormatidalamberbagaiLeveldanBidangPembangunan.
Di mana Orang Papua mampu mengaktualisasikan diri
dan mengambil peran di berbagai sektor Pembangunan.
Papua Mandiri adalah kondisi masyarakat Papua
mampu mewujudkan kualitas hidup yang lebih baik
dengan mengandalkan kemampuan dan kekuatan sendiri
untuk mewujudkan kemajuan ekonomi. Dengan didukung
Generasi Baru Papua yang memiliki jiwa Kewirausahaan
(enterprenership) serta Ekonomi kampung tumbuh dan
berkembang.
Papua Sejahtera adalah semua masyarakat Papua
tanpa terkecuali dapat memenuhi hak-hak dasarnya di
bidang sosial, ekonomi dan budaya terutama pangan,
sandang, dan papan secara merata, serta memiliki rasa
aman dan kepercayaan yang tinggi kepada pemerintah
sehingga menikmati kehidupan yang lebih bermutu dan
maju serta memiliki pilihan yang luas dalam seluruh
kehidupannya.
Visi tersebut diterjemahkan dan dijabarkan melalui
lima misi utama, yaitu (1) Mewujudkan susasana aman,
tenteram dan nyaman bagi seluruh masyarakat Papua
dalam NKRI; (2) Mewujudkan tata kelola pemerintahan
yang baik, bersih dan berwibawa serta penguatan Otsus;
(3)Mewujudkankualitassumberdayamanusiayangsehat,
berprestasi, dan berakhlak mulia; (4) Pengembangan dan
peningkatan taraf ekonomi masyarakat yang berbasis
potensi lokal; (5) Percepatan konektivitas pembangunan
antarkawasandanantardaerahdenganmengedepankan
prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan.
KOMITMEN PROVINSI PAPUA
MEWUJUDKAN PAPUA BANGKIT,
MANDIRI DAN SEJAHTERA
foto:istimewa
35. keuangan negara | no. 004 vol. ii 2016 35
PAPUA TERUS BERBENAH
Kondisi perekonomian nasional yang cenderung
melambat berpengaruh terhadap wilayah-wilayah di
seluruh Indonesia. Perekonomian Papua triwulan I-2016
yang diukur berdasarkan Produk Domestik Regional Bruto
(PDRB) atas dasar harga berlaku mencapai Rp37,29
triliun dengan PDRB perkapita mencapai Rp11,68
Juta. Berdasarkan data BPS, ekonomi Papua triwulan
I-2016 (yoy), tumbuh minus 2,03 persen, bergerak lebih
lambat dibanding triwulan I-2015 (1,60 persen). Dari sisi
produksi, pertumbuhan tertinggi dicapai oleh Lapangan
Usaha Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan
Jaminan Sosial Wajib sebesar 12,37 persen.
Kendati demikian, kinerja peningkatan kesejahteraan
masyarakat Papua dari tahun ke tahun kian membaik.
Selama lima belas tahun terakhir (1999-2015) kondisi
kesejahteraan masyarakat Papua kian membaik. Tercatat
persentase penduduk miskin pada periode tersebut
menurun secara signifikan sebesar 26,95 persen, yaitu
dari 54,75 persen pada Maret 1999 menjadi 28,17 pada
Maret 2015.
Pada lima tahun pertama Otonomi Khusus (Otsus)
Papua berjalan (2001-2005) persentase penduduk
miskin menurun sebesar 0,97 persen, yaitu dari 41,80
persen menjadi 40,83 persen. Sedangkan pada lima
tahun kedua pelaksanaan Otsus (2006-2010) persentase
penduduk miskin menurun sebesar 4,72 persen.
Penurunan persentase penduduk miskin terbesar
terjadi pada periode Maret 2010-Maret 2011 di mana
terdapat 4,82 persen penduduk yang pada tahun 2010
penghasilannya di bawah garis kemiskinan kini bergeser
di atas garis kemiskinan sehingga menjadi tidak miskin.
Aspek lainnya adalah jumlah angkatan kerja
masyarakat Papua yang terus bertambah dari tahun ke
tahun. Pada Februari 2016 mencapai 1.743.160 orang,
bertambah 1.215 orang dibanding kondisi Agustus 2015.
Penduduk yang bekerja di Papua pada Februari 2016
mencapai 1.691.432 orang, bertambah 18.952 orang
dibandingkanAgustus 2015 dan bertambah 45.375
orang dibanding keadaan setahun yang lalu (Februari
2015).
Kemudian jumlah pengangguran pada Februari 2016
sebesar 51.728 orang atau berkurang sebesar 17.737
orang dibanding Agustus 2015. Angka tersebut juga
berkurang sebanyak 11.883 orang dibanding keadaan
Februari 2015. Selama satu tahun terakhir, Tingkat
Pengangguran Terbuka (TPT) di Papua mengalami
penurunan dari 3,72 persen pada Februari 2015 menjadi
2,97 persen pada Februari 2016. Begitu juga jika
dibandingkan dengan kondisi Agustus 2015 menurun
dari 3,99 persen menjadi 2,97 persen.
KONEKTIVITAS
Dengan data perkembangan tersebut, Gubernur
Papua Lukas Enembe berkomitmen terus meningkatkan
kesejahteraan masyarakat Papua dengan berbagai
strategi. Gubernur menilai konektivitas antara daerah
mulai dari pesisir, lembah, hingga ke pegunungan bisa
mempercepat geliat ekonomi di Papua sehingga akan
mendorong tingkat kesejahteraan masyarakat.
“Konektivitas itu hanya bisa diwujudkan jika
para kepala daerah di Papua terus berkonsentrasi
dalam membangun konektivitas antardaerah atau
antarkabupaten,” kata Gubernur Papua Lukas Enembe,
Kamis (5/5). Menurut Gubernur, pembangunan
infrastruktur yang mendukung konektivitas tersebut
akan mendorong menggeliatnya ekonomi wilayah atau
kawasan yang ada di Papua.
Gubernur meyakini bahwa dengan terbangunnya
konektivitas akan lebih memudahkan dalam menentukan
pembangunan sarana dan prasarana pendukung lainnya
seperti pembangunan pasar, pelabuhan atau tempat
pelelangan ikan. Bahkan, kawasan industri seperti
yang baru-baru ini disampaikan Presiden Jokowi dalam
kunjungannya ke Pelabuhan Depapre di Kabupaten
Jayapura.
“Pak Presiden Jokowi sudah mencanangkan
pembangunan Pelabuhan Depapre akan terkoneksi
dengan kawasan industri yang jaraknya kurang lebih
20 kilometer dari pelabuhan. Tentunya infrastrukturnya
harus kita bangun seperti jalan dan sebagainya sehingga
akan mendorong kegiatan ekonomi di kawasan tersebut,”
katanya.
Pembangunan infrastruktur yang mendukung
konektivitas antardaerah ini penting untuk pergerakan
ekonomi masyarakat. Apalagi, kata Gubernur Lukas
Enembe, jika infrastruktur tersebut untuk membuka
keterisolasian suatu kawasan yang merupakan sumber-
sumber produksi, seperti perkebunan, persawahan,
perikanan, sehingga terkoneksi ke pelabuhan maupun
ke pusat-pusat pertumbuhan.
Lukas Enembe, Gubernur Provinsi Papua
foto:istimewa
36. keuangan negara | no. 004 vol. ii 201636
JKN
Revolusi Sistem Kesehatan?
LIPUTAN KHUSUS JKN
28 Oktober 2011, malam hari. Setelah melalui proses pembahasan satu tahun,
Rancangan Undang Undang (RUU) Badan Penyelenggara Jaminan Sosial
(BPJS) akhirnya diketok. Peraturan tersebut mengharuskan Jaminan Kesehatan
Nasional (JKN) mulai berlaku pada 1 Januari 2014. Badan Penyelenggara
Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan ditunjuk sebagai penyelenggaranya.
foto:istimewa
37. keuangan negara | no. 004 vol. ii 2016 37
P
embahasan peraturan itu
tidak mudah. Perbedaan
pendapat bukan hanya terjadi
di parlemen, tetapi hingga ke jalan-
jalan. Serikat buruh, Lembaga
Swadaya Masyarakat, Organisasi
Kemasyarakatan (Ormas), hingga
pengamat kesehatan dan hukum tata
negara terbelah pandangan. Untuk
bisa mendapatkan perhatian dari
pemangku kebijakan di negeri ini,
mereka melakukan aksi besar-besaran.
Sebagian kelompok
menginginkan, RUU tersebut segera
disahkan menjadi UU, supaya jaminan
sosial memiliki payung hukum yang
jelas. Dengan begitu, tak ada alasan
ketiadaan kamar, ketiadaan obat, dan
administrasi yang berbelit-belit masih
terjadi. Di sisi lain, BPJS Kesehatan
menyatakan, terjadi miss match
anggaran jaminan kesehatan, sehingga
membutuhkan dana tambahan.
Salah satu cara untuk mendapatkan
anggaran tambahan tersebut, Presiden
Joko Widodo (Jokowi) meneken
Peraturan Presiden (Perpres) No 19
Tahun 2016 sebagai perubahan atas
Perpres No 12 Tahun 2013 tentang
Jaminan Kesehatan.
Dengan Perpres baru tersebut
iuran peserta mandiri mengalami
perubahan. Terhitung sejak 1 April
2016, iuran kelas III semula Rp25.500
itu berasal dari iuran masyarakat.
Dana ini, dalam asumsi mereka,
bisa digunakan untuk memperkuat
ekonomi nasional.
Sementara itu, sebagian pihak
yang menolak pengesahan RUU itu,
menginginkan jaminan kesehatan
dikelola oleh negara. Negara, dalam
pandangan mereka, memiliki
kewajiban untuk menjamin kesehatan
warga negaranya, sesuai dengan UUD
1945. Kelompok ini tidak sepakat,
iuran dibebankan kepada masyarakat.
Sebaliknya, mereka
menginginkan iuran jaminan
kesehatan kelas tiga bagi seluruh
rakyat Indonesia ditanggung negara.
bagi penguasa negara untuk tidak
menjalankan kebijakan tersebut.
Memang, pada masa
pemerintahan Susilo Bambang
Yudhoyono, program jaminan
kesehatan telah ada, dalam wujud
Askeskin dan kemudian diubah
menjadi Jamkesmas. Namun, program
tersebut hanya dipayungi sebuah
peraturan presiden (Perpres). Padahal,
jaminan kesehatan sebagai bagian
jaminan sosial telah menjadi amanat
UU dan menjadi hak setiap warga
negara, bukan hanya yang miskin.
Selain itu, dengan sistem jaminan
sosial yang dikelola BPJS, negara bisa
memiliki dana segar yang besar. Dana
Ini mengingat, rakyat Indonesia telah
membayar pajak, maka selayaknya
mereka mendapatkan keuntungan
kembali dalam bentuk jaminan
kesehatan.
Per 1 Januari 2014, JKN resmi
dijalankan oleh BPJS. Jamkesmas
bubar. Ada banyak persoalan muncul,
seperti kamar penuh, ketersediaan
obat, dan pendekatan administratif.
Dokter mengeluh karena pasien
yang membludak, sementara
masyarakat mengeluh karena sering
diperhadapkan dengan ketiadaan
kamar dan proses yang berbelit-belit.
Kini, lebih dari dua tahun
pemberlakukan JKN, persoalan
menjadi Rp30.000, kemudian kelas
II dari Rp42.000 menjadi Rp51.000,
dan kelas 1 semula Rp59.900 menjadi
Rp80.000. Namun, akibat aksi di
sejumlah daerah, kenaikan iuran
untuk peserta kelas III ditunda.
Kenaikan hanya berlaku untuk kelas
II dan III.
BERSIFAT RADIKAL
Direktur Utama (Dirut) BPJS
Kesehatan Fachmi Idris mengatakan,
fenomena saat ini muncul akibat
adanya revolusi di bidang jaminan
kesehatan. Perubahan ini bersifat
radikal. “Kalau kita bicara teoritisasi
sistem kesehatan nasional yang
Aktifitas pendaftaran peserta BPJS Kesehatan
foto:istimewa
38. keuangan negara | no. 004 vol. ii 201638
LIPUTAN KHUSUS JKN
paling sederhana itu terdiri dari
dua subsistem, pembiayaan dan
pelayanan,” kata Fachmi. Program
ini mereformasi sistem pembiayaan
yang selama ini menganut fee for
service, free market approach, menjadi
pendekatan yang terkendali.
Reformasi sistem pembiayaan
ini berdampak terhadap subsistem
pelayanan. Ini tidak hanya berdampak
pada petugas kesehatan, tetapi juga
perilaku masyarakat. Pembiayaan
bagi petugas kesehatan yang tadinya
tidak terkendali menjadi terkendali.
Sedangkan bagi masyarakat yang
selama ini ketika sakit langsung ke
rumah sakit dan mendapatkan dokter
spesialis, sekarang harus mengikuti
rujukan berjenjang. “Semua orang
mesti terdaftar di fasilitas kesehatan
tingkat pertama dulu. Jadi, kalau dia
sakit harus ke situ dulu,” katanya.
Ada 155 diagnosis yang
ditentukan Ikatan Dokter Indonesia
(IDI) yang masuk kategori tingkat
pertama. Jika penanganan di tingkat
pertama tidak bisa dilakukan, baru
pasien dirujuk dan dikirim ke rumah
sakit rujukan. “Nah, pola ini untuk
masyarakat merupakan pola yang
sangat baru, sehingga kesannya
administratif,” katanya.
Dia menyatakan, pemanfaatan
pelayanan kesehatan tingkat
pertama ini akan menguatkan sistem
pelayanan. Di sana ada sistem yang
menjaga masyarakat supaya tidak
jatuh sakit. Sejauh ini, BPJS telah
menitipkan anggaran kapitasi di
pelayanan kesehatan tingkat pertama
yang besarannya antara Rp6000-
Rp10.000. Angka ini terlihat kecil,
namun jika dalam sehari banyak
masyarakat yang bisa diedukasi,
tak hayal petugas kesehatan di
tingkat pertama bisa mendapatkan
pendapatan yang besar. Meski begitu,
indikator penilaian teta berbasis
kinerja. Oleh karena itu, pelayanan di
tingkat puskesmas harus ditingkatkan
kualitas pelayanannya.
“Ini harus sinergi banyak pihak.
Itu keyword-nya,” ujarnya. JKN ini
juga merupakan perwujudan gotong
royong di antara masyarakat. Yang
kaya membantu yang lemah. Namun,
setting iuran yang under pressing
bagi peserta mandiri mengakibatkan
persoalan. Ia mencontohkan, pada
2012 lalu, ia telah menghitung
premi minimal Rp27.500 bagi
penerima bantuan iuran (PBI). Tetapi
pemerintah menentukan Rp19.225.
“Ada, disparitas. Ada miss match,
hampir 6000-an,” katanya.
Jika terjadi miss match, UU
sebenarnya memungkinkan untuk
dilakukan pengurangan manfaat.
Namun, Presiden Jokowi menolak
karena akan menimbulkan persoalan
sosial yang besar. “Presiden
ngomong, jangan. Kalau jadi pilihan,
begitu besar masalah sosial kita.
Atau pilihan kedua, penyesuaian
iuran. Strukturisasi iuran. Presiden
ngomong, jangan naikkan,” katanya.
Fachmi menyebutkan, dari hasil
investasi tahun lalu, BPJS Kesehatan
berkontribusi menyumbangkan
Rp1,07 triliun. “Bekerja
mengupayakan hasil investasi
seoptimal mungkin hasilnya, bukan
buat institusi, tapi untuk masyarakat
itu disumbangkan, dikontribusikan,”
katanya.
LEBIH BANYAK YANG SAKIT
Sementara itu, Menteri
Kesehatan Nila Moeloek mengatakan,
Kementerian Kesehatan (Kemenkes)
bertugas menjaga kesehatan
masyarakat Indonesia melalui pola
hidup sehat dan pelayanan kesehatan
di tingkat pertama yang prima.
Sebab, Indonesia akan mendapatkan
bonus demografi pada 2030. Hal
itu tidak akan tercapai jika sumber
daya manusia yang usianya produktif
berkelakuan negatif. “Bonus
demografi itu kan, usia produktif bisa
menolong,” katanya.
Menkes menyatakan, dilihat
dari data dua tahun ini, penduduk
Indonesia lebih banyak yang sakit
dari pada yang sehat. Jadi, BPJS harus
membayar 80 persen orang yang rawat
inap. “Jadi dirawat, sakit dia pak, 80
persen,” ujarnya. Bahkan, dari banyak
riset, baru masuk triwulan pertama
saja ada 752.266 orang yang dirawat
dengan biaya Rp5,8 triliun. “Mari kita
bertanya, tidak sampai 1 juta, tapi
keluarnya uang begitu banyak, berarti
pengobatannya itu sangat yang mahal-
mahal ini. Artinya, mungkin by pass,
pasang stand, apalagi dan sebagainya,
banyak sekali,” katanya.
Saat ini, sekitar 24 persen
populasi Indonesia mengalami
hipertensi. 6-7 persen menderita
diabetes. Menurutnya, Kemenkes
tidak bisa berjalan sendiri untuk
melayani kesehatan masyarakat ini.
Dibutuhkan akses untuk menuju
layanan kesehatan. “Tentu di Jakarta
kalau kita melahirkan, tentu angka
kematian itu kecil sekali di Jakarta.
Kenapa? Aksesnya gampang, Pak. Tapi
jangan Tanya di Papua. Jangan Tanya
di daerah, terpencil dan kepualauan.
Saya kira akses ini juga menjadi salahs
satu yang perlu kami perhatikan,” ia
memaparkan.
Sementara itu, Kepala Badan
Pengawasan Obat dan Makanan
(BPOM) Roy Sparingga mengatakan,
JKN bagus. Gejolak yang ada saat ini
merupakan kurva pembelajaran.
Dari sisi obat-obatan, ia
mengakui, beberapa obatan-obatan
yang digunakan untuk penyakit
kanker harganya masih sangat mahal.
Ini karena obat-obat tersebut harus
diimpor. Oleh karena itu, ke depan
dibutuhkan industri nasional yang
bisa memproduksi obat-obatan
tersebut. Untuk menjaga kesehatan
masyarakat, BPOM sangat peduli
pada kualitas makanan yang beredar
di pasaran.[tim]
foto:aprilia
39. keuangan negara | no. 004 vol. ii 2016 39
Bagaimana peran dari
Kementerian Kesehatan dalam
sistem JKN?
Baik. Mungkin saya koreksi.
Peran suksesnya JKN ini bukan
hanya Kementerian Kesehatan.
Tapi adanya bersama BPJS. Jadi,
kalau saya melihat BPJS ini
adalah satu badan yang mengelola
keuangan, mulai dari penerimaan
dan pengeluarannya. Jadi, dia
membuat balance dari keuangan
ini, agar neraca keuangan cukup
untuk jaminan kesehatan nasional.
Nah, dari pihak kami, Kementerian
Kesehatan, boleh saya garis bawahi
betul, karena kami adalah di
hilirnya. Kami pemakainya.
Artinya, kita harus mengobati
orang sakit. Dan, clear-nya
dimintakan kepada BPJS.
Kemudian kedua, Kementerian
Kesehatan mengobati dan juga
membuat satu anggarannya,
dengan perhitungan-perhitungan
penyakit terkait dengan pelayanan
kesehatan. Jadi kita membuat klaim
rasio dengan di rumah sakit, yang
disebut dengan INACBG’s.
Untuk layanan kesehatan
primer dengan sistem kapitasi.
Bentuk pelayanan kesehatan
penting sekali karena kita ingin
masyarakat yang sehat dan menjadi
masyarakat yang berkualitas tinggi.
Artinya SDM yang berkualitas dan
sesuai dengan nawacitanya pak
Presiden Joko Widodo-Jusuf Kalla.
Nawacita nomor 5. Bagaimana
kita membuat SDM berkualitas?
harusnya dari hulunya. Sejak kita
lahir dengan menjadi seorang bayi
yang betul-betul sehat. Kemudian
saya katakan juga bayi lahir jangan
didiamkan dong Pak. Itu hari
kehidupan itu penting sekali.
Artinya peran orang tua juga
di sini penting. Apalagi peran ibu.
Karena dia harus memberikan
ASI yang kami harapkan untuk
memberikan ASI dengan sebaik-
baiknya. Yang disebut ASI eksklusif
minimal enam bulan, kalau bisa
sampai dua tahun. Dan menambah
dengan makanan tambahan.
Lalu harapan dan keinginan
daripada kementerian sendiri ke
depan seperti apa?
Tentu kami sebagai namanya
juga Kementerian Kesehatan. Tugas
kita menyehatkan yang sehat. Kalau
semua sakit mungkin tuker aja
Pak, Kementerian Kesakitan. Itu
boleh lah. Tapi ini kan sehat ya.
Jadi tugas kami adalah bagaimana
orang itu menjadi sehat. Untuk
menjadi sehat, sebelum jatuh sakit,
saya ingin sekali masyarakat itu
sadar kesehatan. Kesehatan adalah
segala-galanya.
Jadi kesehatan itu harus dijaga
dan kami memang mempunyai
beberapa dorongan. Nah, yang
sekarang kami inginkan satu
gerakan masyarakat hidup sehat.
Kita harus lintas kementerian,
dengan PU Pera, kita bersinergi,
seharusnya kita saling terkait
dengan kementerian lembaga
terkait. Nah, ini yang kami
harapkan, sehingga kami
membantu penyakitnya, tetapi
lingkungannya juga harus
diperbaiki.[tim]
Wawancara Menteri Kesehatan
Prof. Dr. dr. Nila Djuwita F. Moeloek, SpM.
Dalam sistem Jaminan
Kesehatan Nasional
(JKN), Kementerian
Kesehatan berada di hilir.
Kementerian ini bertugas
memastikan pelayanan
kesehatan terhadap
masyarakat dengan
membuat suatu anggaran
klaim rasio di rumah sakit,
yang disebut INACBG’s
SAYA INGIN MASYARAKAT
SADAR KESEHATAN
foto:aprilia
40. keuangan negara | no. 004 vol. ii 201640
LIPUTAN KHUSUS JKN
INILAH
HASIL
PEMERIKSAAN
BPK
TERHADAP
PROGRAM
JAMINAN
KESEHATAN
NASIONAL
J
aminan Kesehatan Nasional (JKN) merupakan bagian dari Sistem
Jaminan Sosial Nasional (SJSN) sebagaimana diamanatkan Undang-
Undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial
Nasional. Tujuannya adalah agar semua penduduk Indonesia terlindungi
dalam sistem asuransi, sehingga mereka dapat memenuhi kebutuhan
dasar kesehatan masyarakat yang layak.
Peserta Jaminan Kesehatan Nasional terdiri atas Peserta Penerima
Bantuan Iuran (PBI) dan Peserta NonPenerima Bantuan Iuran (NonPBI).
Peserta PBI adalah fakir miskin dan orang tidak mampu, sedangkan
peserta NonPBI adalah setiap orang yang tidak tergolong fakir miskin
dan orang tidak mampu, yang membayar iurannya secara sendiri ataupun
kolektif ke BPJS Kesehatan.
BPK telah memeriksa penyelenggaraan Program Jaminan Kesehatan
Nasional pada Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan TA
2014-semester I 2015, Kementerian Kesehatan TA 2010-semester I
2015, Rumah Sakit Umum Pusat Nasional Dr. Ciptomangunkusumo
(RSCM) TA 2014-semester I 2015, Rumah Sakit Umum Pusat Fatmawati
TA 2014-semester I 2015, Rumah Sakit Jantung dan Pembuluh Darah
(RSJPD) Harapan Kita TA 2014-semester I 2015.
BPJS KESEHATAN
Pemeriksaan BPK pada Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS)
Kesehatan bertujuan untuk mengidentifikasi kendala penyelenggaraan
program JKN yang dapat berimplikasi pada tidak tercapainya tujuan
kepesertaan semesta tahun 2019. Sejalan dengan itu, BPK juga
mengidentifikasi serta mengevaluasi penyelenggaraan program JKN baik
dari segi perencanaan, pelaksanaan, dan monitoring evaluasi tahun 2014 dan
semester I 2015.
Penyelenggaraan program JKN oleh BPJS Kesehatan pada 2014-
2015 berdampak cukup signifikan terhadap penjaminan kesehatan dalam
rangka pengentasan kemiskinan. BPJS Kesehatan telah menambah jumlah
kepesertaan secara signifikan dalam rangka pencapaian kepesertaan semesta
pada awal 2019. Untuk memudahkan iuran, peserta telah disediakan sistem
pembayaran online yang terintegrasi dengan beberapa vendor pembayaran.
Hasil pemeriksaan menunjukkan penyelenggaraan program JKN pada
BPJS Kesehatan belum sepenuhnya efektif karena masih terdapat kendala
foto:istimewa
41. keuangan negara | no. 004 vol. ii 2016 41
yang berpotensi menghambat tercapainya tujuan
kepesertaan semesta 2019. Permasalahan yang masih
perlu mendapat perhatian di antaranya:
a. Penetapan sasaran/target indikator kinerja dan proses
evaluasi kinerja unit-unit kerja BPJS Kesehatan
belum terukur dengan jelas dan memadai. BPJS
Kesehatan tidak memiliki pedoman penyusunan
target dari setiap indikator atau inisiatif strategis,
baik yang terdapat pada Annual Management
Contract (AMC) dan Annual Performance Contract
(APC) maupun penyusunan target dalam Rencana
Kerja Anggaran Tahunan (RKAT). Tidak ada dasar
rumus perhitungan yang seharusnya digunakan.
Akibatnya, sasaran atau target indikator kinerja dan
proses evaluasi kinerjanya tidak dapat diukur secara
memadai.
b. BPJS Kesehatan belum optimal dalam melakukan
sosialisasi dan koordinasi dengan pihak terkait
mengenai kasus kecelakaan kerja maupun
kecelakaan lalu lintas. Akibatnya, peserta JKN tidak
mendapatkan pelayanan kesehatan yang memadai
mengenai kejelasan penjamin pembayaran apabila
mendapat kecelakaan kerja maupun kecelakaan
lalu lintas. Selain itu, fasilitas kesehatan terhambat
mendapatkan pendapatan dari jasa pelayanan
kesehatan, sehingga berpotensi mengganggu
pelayanan kesehatan.
BPJS Kesehatan menyatakan berbagai permasalahan
dan kelemahan yang ada telah berusaha diperbaiki.
Dalam pemeriksaan ini, BPK merekomendasikan
kepada Direksi BPJS Kesehatan agar melakukan hal-
hal sebagai berikut:
a. Menyusun pedoman penghitungan dan penetapan
serta evaluasi atas sasaran/target indikator kinerja
yang akan dicapai dalam RKAT.
b. Meningkatkan koordinasi secara berkala yang
dituangkan dalam surat edaran bersama antara
BPJS Kesehatan, BPJS Ketenagakerjaan dan PT Jasa
Raharja mengenai penjaminan prosedur kecelakaan
kerja dan kecelakaan lalu lintas.
KEMENTERIAN KESEHATAN
Kementerian Kesehatan telah menjalankan
amanat Undang-Undang No. 40 Tahun 2004 tentang
Sistem Jaminan Sosial Nasional beserta peraturan
pendukungnya. Keberhasilan yang telah dicapai antara
lain Kemenkes telah menetapkan peraturan-peraturan
dalam bentuk standar atau petunjuk teknis/pelaksanaan
penyelenggaraan program JKN yang menjadi acuan pihak
berkepentingan dalam pelaksanaan program JKN, dan
menetapkan pusat-pusat rujukan dalam Roadmap Supply
Side Fasilitas
Kesehatan 2015-2019.
Hasil pemeriksaan menunjukkan kebijakan
Kementerian Kesehatan dalam penyelenggaraan Program
Jaminan Kesehatan belum sepenuhnya efektif dapat
memberikan pelayanan kesehatan yang optimal kepada
peserta Jaminan Kesehatan. Permasalahan yang masih
perlu mendapat perhatian di antaranya:
a. Kementerian Kesehatan belum optimal menyusun
rencana aksi dalam melaksanakan program JKN
2012-2019 yang telah ditetapkan lintas K/L. Hal
yang belum optimal antara lain perencanaan
pengembangan sarana prasarana dan tenaga
kesehatan pada setiap Fasilitas Kesehatan Tingkat
Pertama (FKTP) dan Fasilitas Kesehatan Tingkat
Lanjut (FKTL), khususnya milik pemerintah. Selain
itu, fasilitas kesehatan belum merata, sehingga
pemberian pelayanan kesehatan kepada peserta JKN
belum optimal.
b. Kajian penetapan besaran iuran PBI belum
dilaksanakan secara memadai. Hal tersebut tercermin
dari:
- Kajian penetapan kebijakan besaran iuran dalam
JKN/Kartu Indonesia Sehat (KIS) oleh konsultan
tidak terealisasi dikarenakan tidak terpenuhinya hal-
hal dalam kontrak sehingga memungkinkan tidak
adanya analisis/kajian yang mendasari penetapan
iuran PBI tersebut;
- Presentase iuran PBI pada Program JKN yang
dibiayai dari dana APBN/APBD tahun 2014 dan
2015 (sampai dengan September) masing-masing
sebesar 52% dan 42% dari total iuran Program JKN
yang dikelola BPJS Kesehatan;
- Presentase penggunaan dana untuk pelayanan
kesehatan Rawat Jalan dan Rawat Inap pada FKTL
oleh peserta PBI baik yang dibiayai dari dana APBN/
APBD pada tahun 2014 sampai dengan 2015 hanya
sebesar 26% dari total utilisasi penggunaan dana
klaim oleh peserta non-PBI sebesar 74%.
Kondisi tersebut menunjukkan mayoritas dana
Program JKN dinikmati oleh peserta JKN non-
PBI sehingga Kementerian Kesehatan hendaknya
juga mempertimbangkan data tersebut dalam
pengambilan kebijakan penetapan komposisi besaran
iuran dana PBI. Hal itu mengakibatkan Kementerian
Kesehatan belum mendapatkan nilai iuran PBI yang
ideal untuk Program JKN.
c. Mekanisme perencanaan dan monitoring
ketersediaan obat melalui e-katalog untuk
mendukung program JKN belum memadai, sehingga
belum terdapat jaminan ketersediaan obat yang
sesuai dengan formularium nasional pada fasilitas
kesehatan untuk pelayanan kesehatan kepada
peserta program JKN. Pemberi layanan kesehatan
masih mengalami kesulitan dalam penyediaan obat,
sehingga peserta program JKN harus mengeluarkan
biaya tambahan.
Kementerian Kesehatan menyatakan adanya
42. keuangan negara | no. 004 vol. ii 201642
LIPUTAN KHUSUS JKN
permasalahan itu dan telah berupaya melakukan
perbaikan atas permasalahan-permasalahan tersebut.
BPK merekomendasikan kepada Menteri Kesehatan
antara lain agar:
a. Meningkatkan peran dan tugas Kementerian
Kesehatan sebagaimana tercantum dalam Peta Jalan
Program JKN serta membuat mekanisme yang
memungkinkan Kemenkes mengetahui kondisi
riil SDM, sarana dan prasarana kesehatan pada
FKTP dan FKTL dalam rangka mengoptimalkan
penyelenggaraan program JKN.
b. Mengoptimalkan koordinasi dengan pihak terkait
dalam penetapan kewajaran besaran anggaran iuran
PBI.
c. Meningkatkan mekanisme perencanaan dan
monitoring penyediaan obat untuk menjamin
ketersediaan obat pada fasilitas kesehatan melalui
e-katalog.
RUMAH SAKIT UMUM
PUSAT NASIONAL DR. CIPTO
MANGUNKUSUMO (RSCM)
Pemeriksaan pada RSCM bertujuan untuk menilai
efektivitas pelayanan Unit Rawat Inap Terpadu (URIT)
Gedung A dan Unit Rawat Jalan Terpadu (URJT) pada
RSCM sebagai fasilitas kesehatan dalam mendukung
keberhasilan program JKN.
Hasil pemeriksaan menunjukkan RSCM telah
melaksanakan program JKN sesuai dengan peraturan
perundang-undangan, baik yang diterbitkan oleh
Kementerian Kesehatan maupun BPJS Kesehatan.
Keberhasilan yang telah dicapai antara lain adanya
perencanaan atas pelaksanaan program pelayanan
kesehatan secara menyeluruh, meskipun belum
menggunakan dasar perhitungan kebutuhan dan
didokumentasikan dengan baik.
RSCM juga telah memiliki prosedur operasi standar
mulai dari pasien mendaftar sampai pasien memperoleh
pelayanan kesehatan, meskipun belum lengkap dan
terperinci. Selain itu, RSCM juga telah melaksanakan
prosedur pelayanan secara konsisten sesuai dengan
panduan klinis dan kebutuhan pasien tanpa dikenakan
biaya pada kelas pelayanan sesuai dengan hak yang harus
diterima oleh pasien.
BPK menyimpulkan penyelenggaraan program JKN
pada RSCM khususnya pada URJT dan URIT Gedung A
belum sepenuhnya efektif dalam memberikan pelayanan
kesehatan yang optimal kepada peserta JKN.
Adapun permasalahan yang masih perlu mendapat
perhatian antara lain:
a. Pelaksanaan program rujukan sebagai salah satu
bentuk dukungan pelaksanaan JKN, baik dari sistem
rujukan berjenjang maupun program rujuk balik
di RSCM, belum optimal. Untuk sistem rujukan
berjenjang masih terdapat pasien rujukan dengan
diagnosis yang seharusnya dapat ditangani oleh
fasilitas kesehatan tingkat pertama atau kedua, tapi
ditangani di RSCM. Tidak berjalannya program
Jakarta Sehat 2015 karena ketiadaan anggaran dana
hibah Pemprov DKI Jakarta. Akibatnya, program
rujukan yang ditetapkan pemerintah belum
sepenuhnya berjalan efektif.
b. Pengelolaan sediaan farmasi yang diperlukan untuk
mendukung pelayanan pasien peserta JKN BPJS
Kesehatan belum memadai. Terdapat 229 jenis
perbekalan farmasi kosong pada Juni 2015 dan ada
perbedaan persepsi atas pengakuan penghitungan
barang farmasi. Akibatnya, terjadi kekosongan
obat pada beberapa unit layanan di RSCM yang
memengaruhi pelayanan pasien JKN peserta BPJS
Kesehatan.
c. Proses verifikasi, administrasi dan penyelesaian
klaim pasien JKN peserta BPJS Kesehatan belum
tepat waktu dan tepat jumlah. Akibatnya, perlu
prosedur tambahan dalam pengendalian pendapatan,
karena perbedaan nilai pendapatan diterima dengan
bukti penerimaan. Selain itu, proses penyelesaian
klaim gagal/pending perlu waktu lebih lama dan
berpotensi tidak tertagih karena tidak adanya SOP
klaim tersebut.
Atas permasalahan-permasalahan tersebut,
manajemen RSCM menyatakan adanya kelemahan
pelaksanaan program JKN di RSCM. BPK
merekomendasikan kepada Direktur Utama RSCM agar:
a. Menyusun sistem pengelolaan rujukan yang lengkap,
terperinci dan aplikatif sebagai pedoman bagi
pelaksanaan pelayanan kesehatan.
b. Memerintahkan kepala unit kerja/layanan dalam
melakukan usulan perencanaan pemenuhan
kebutuhan sediaan farmasi berdasarkan atas
kebutuhan yang sebenarnya.
c. Menetapkan SOP pengajuan klaim yang mengatur
alur dan jangka waktu yang diperlukan untuk setiap
tahapan proses pengajuan klaim, dan menetapkan
SOP klaim gagal/pending.
RUMAH SAKIT UMUM PUSAT
FATMAWATI (RSUP FATMAWATI)
Pemeriksaan BPK pada RSUP Fatmawati bertujuan
untuk menilai efektivitas pelayanan pada Instalasi Rawat
Jalan (IRJ) dan Instalasi Rawat Inap C Gedung Prof. Dr.
Soelarto (GPS) RSUP Fatmawati. RSUP Fatmawati telah
melaksanakan program JKN sesuai dengan peraturan
perundang-undangan, baik yang diterbitkan Kementerian
Kesehatan maupun BPJS Kesehatan. Keberhasilan yang