SlideShare una empresa de Scribd logo
1 de 29
1. Sebutkan jenis2
pencemaran laut seperti yg diatur dlm MARPOL 73 /78.
1. ANNEX I. Pencemaran oleh minyak (2 Oktober 1983).
2. ANNEX II. Pencemaran oleh bahan cair beracun dlm bentuk curah (6 April 1987).
3. ANNEX III. Pencemaran oleh barang berbahaya dlm bentuk terbungkus (1 Juli 1991).
4. ANNEX IV. Pencemaran dari kotoran manusia atau hewan (Sewage).
5. ANNEX V. Pencemaran oleh sampah (Garbage).
6. ANNEX VI. Pencemaran oleh Asap Cerobong kapal (Udara)
2. a). Oil Record Book dibagi 2 :
1. Bagian 1 mengenai operasi di kamar Mesin.
2. Bagian 2 mengenai operasi Bongkar muat Cargo & Ballast.
b). Kegiatan yg perlu dicatat Di Oil
Record Book .
1. Engine Record Book
- membersikan tangki-tangki bahan bakar
- pengisian bahan bakar dan pengosongkan bahan bakar
- pembuangan air got
- pembuangan tanki-tanki endap dari slop tank
- pembuangan residu.
2. Cargo & Ballast Record Book:
 Waktu UTC,hari,tanggal,bulan, tahun
 Pelabuhan tolak dan pelabuhan tujuan
 Jenis muatan
 Volume muatan/ volume ballast M3
 Identitas tangki-tangki
 Jenis kegiatan yang dilakukan
 Posisi kapal pada saat dilakukan kegiatan
c). Kapal Yg wajib memiliki Oil Record Book :
- Tanker ukuran 150 GT keatas.
- Selain Tanker ukuran 400 GT keatas
3. a. Ship Board Emergency Contingency Plan adalah Rencana /Program kerja untuk menanggulangi segala
macam kemungkinan akan timbulnya keadaan darurat diatas kapal yg didasarkan pada suatu pola terpadu , yg
mampu mengintegrasikan activitas/ upaya penanggulangan secara cepat,tepat,aman & terkendali atas dukungan
dr instansi terkait & sumber daya manusia & Fasilitas yg tersedia
b). Load on top prosedure adalah : Sisa minyak didalam Sludge tank untuk kapal dibongkar ke sludge tank di
darat / dimasukan kedalam tangki kembali dicampur dengan muatan
c). Oil pollution emergency plants
diperuntukan bagi :
 Tanker minyak ukuran 150 grt atau lebih dan kapal lain selain tanker ukuran 400 grt atau lebih.
 Semua Instalansi terpasang atau terapung lepas pantai/ struktur yang digunakan dlm kegiatan operasi mi- gas,
eksplorasi, produk -si, dan bongkar muat.
 Semua pelabuhan dan fasi- litas bongkar muat yang beresiko menimbulkan pencemaran.
4. a). Proses COW yaitu :
Muatan minyak mentah yang disirkulasikan kembali sebagai media pencuci tangki yang sedang dibongkar
muatannya seungga endapan minyak dlm tangki berkurang
b). Alat alat untuk penaggulangan pencemaran oleh minyak :
- OWS : utk memisahkan minyak dgn air.
- OFE : Oil filtering eqpt / utk mengatur pembuangan minyak dilaut sebanyak 15 ppm
- ODM : Untuk memonitor pembuangan minyak.
- Oil Born : alat utk melokalisir tumpahan minyak
- Skimmer : Alat utk menyekap tumpahan minyak
- Oil Bag : Kantong minyak
- Sorbent : Alat utk menyerap tumpahan minyak
- Wilden pump : utk menyerap tumpahan minyk dan di pompa ke slop tank
- Spraying unit : Mentemprot tumpahan minyak di laut,
5. a). Alat yg hrs di lengkapi untuk pencegahan pencemaran di laut :
- OWS ( Oil Water Separator ) alat yg berfuingsi untuk memisahkan minyak dan air.
- ODM ( Oil Discarging Monitor ) Suatui alat yg berfungsi untuk mengontrol buangan sisa kelaut yg di lengkapi dg
alat control.
- SBT ( segregated BallastTank ) Suatiu alatyg berfungsi untuk menampung zatberacun dan air bekas cucian tanki
- COW (Crude OIL Washing ) Suatu alat yg berfungsi untuk mengurangi endapan minyak dan tanki.
- CBT ( Cleaning Ballast Tank ) Berfungsi untuk membersihkn tanki bekas pemuatan .
6. a). SHIPBOARD OIL POLUTION EMERGENCY PLAN ( SOPEP)
adalah Rencana /Program kerja untuk menanggulangi timbulnya keadaan darurat/polusi diatas kapal yg disebabkn
oleh tumpahan minyak.
c). Faktor yang mempengaruhi tingkat keparahan tumpahan minyak ada 4 faktor yaitu :
- Pembuangan minyak akibat dr pengoperasian kapal selama pencucian tanki.
- Pembuangan air bilge (got) yg mengandung minyak.
- Tumpahan yang berasal dari kecelakaan pelayaran (kandas, tenggelam, tabrakan).
- Tumpahan minyak selama loading, tubrukan dll.
7. a.Untuk siapakah Annex 1 marpol 73/78 di berlakukan ?
Peraturan-peraturan untuk pencegahan pencemaran minyak di peruntukan kepada kapal berukuran >150 GT.
b.Kapal-kapal apakah yang diwajibkan memiliki sertifikat IOPP?
Yaitu : - semua kapal tangki minyak berukuran > 150 GT.
- kapal lainnya dengan ukuran > 400 GT terhitung tgl 2 oktober 1983.
c.Sebutkan survey-survey untuk sertifikat IOPP ?
Yaitu sebelum sertifikatsurver pertama (initial survey) harus dilakukan : surveyor akan melakukan surveypada
kapal dan memastikan bahwa struktur system peralatan keselamatan dan materialnya adalah memuaskan dan
memenuhi persyaratan-persyaratan dari peraturan-peraturan serta dalam kondisi baik.sertifikat IOPP berlaku
untuk 5 tahun terhitung dari tanggal pertama kali setelah periode ini suatu surveyperubahan harus dilakukan dan
sertifikat diterbitkan kembali.
8 . a).Terangkan bedanya SBT dengan dedicatet ballast tank?
- Segregatet ballast tank (SBT) yaitu tolak bara yang diisi kedalam suatu tangki yang sama sekali terpisah dari
tangki muatdan system bahan bakar (tangki permanent khusus ballast/muatan lain dari minyak/zat cair beracun).
- Dedicated Ballast yaitu ballast bersih yang diangkut dalam tangki muat yang digunakan untuk ballast kapal.
b). Kapal2 yang harus dilengkapi
dgn tangki ballast terpisah (SBT) :
- kapal tangki baru < 20.000 DWT
- kapal tangki baru > 20.000 DWT
- kapal tangki lama < 40.000 DWT
- kapal tangki lama > 40.000 DWT
9. A. Sludge Tank ialah tangki untuk menampung minyak kotor hasil pemisahan oleh OWS
terhadap air got.(Kapasitas minimum 2% dr volume tanki muatan)
B. Oil Water Separator (OWS) ialah suatu alat yang gunanya untuk memisahkan minyak dari air
yang berasal dari bilga (got) kamar mesin.
C. Water Interface Detector ialah suatu alat untuk mengukur ketebalan /kandungan minyak yang berada
diatas permukaan air didalam tangki muatan dan tangki ballast
10. a) Apa kegunaan Oil Discharging Monitor (ODM) dan Control System (CS).
Sistim pengawasan & pemantauan buangan air berminyak dari cucian tangki muat, endapan2
residu dalam
tanki muat, pembongkaran ballast kotor.
CS : alat ini mampumerekam minyak yg keluar dalam liter /mill lautsampai 15 ppm.Bila melebihi alarm berbunyi.
b). Bagaimana fungsi kerja keseluruhan dari sistim ODM dan CS
Alat ini memberikan rekaman kualitas air yg dibongkar secara terus menerus dan mampu merekam
minyak yang keluar dlm liter /mill laut, serta jumlah total yg terbongkar, atau kandungan minyak dg kecepatan
pembongkarannya. Rekaman diperlukan untuk menunjukkan waktu dan tgl.
11. a) . Guna dari IGS.( Inert Gas System ) adalah untuk :
Untuk mengurangi kadar oxygen di dlm tangki smp batas tdk memungkinkan lagi terjadinya kebakaran atau
ledakan di dlm tanki
b). Cara mengatasi tumpahan minyak Dengan oil containment boom yang/ digunakan untuk mengumpulkan
tumpahan minyak, kemudian diambil dengan skimmer yang gunanya untuk mencegah genangan minyak
terdampar ke pantai
12. a. IOPP (International oil pollution prevention): sertifikat internationalmengenai pencegahan polusi bagi kapaltanker
yang berlayar di perairan international dan berlaku untuk 5 th sekali.
b. Survey yang di lakukan untuk mendapatkan IOPP ialah
- Pemeriksaan permulaan untuk mengetahui bahwa kapal yang di pasarkan telah sesui dengan ANNEX I MARPOL
73/78
- Di periksa setiap 5 tahun sekali
- Selama masa berlakunya IOPP
c. Survey tambahan :
- Survey yang dilakukan sewaktu apabila ditemui kondisi kapal di bawah standart
13. a. Yang di maksud dgn pencemaran ialah : Suatu kejadian yg
menyebabkan terganngunya keseimbangan lingkungan yg menyebabkan kerugian pada manusia itu sendiri.
b. Cara mencegah terjadinya polusi ialah :
- Harus berhati-hati dlm bekerja terutama dlm pengoperasian kpl.
- Gunakan peralatan sebaik mungkin.
c. Cara menaggulangi terjadinya polusi yaitu :
- Kalau terjadi polusi segera ambil tindakan dg cepat seingga tdk meluas kemana-mana.
14. Civil leability convention 1959
mengatur tentang :
- Korban dari pencemaran minyak yg asalnya dari kpl, dpt mengklaim konvensi ,ganti rugi thd pemilik kpl yg
bertanggung jawab thd pencemaran yg terjadi.
a. Dari segi tanggung jawab :
- Tanggung jawab dari yg memiliki kpl tersebut atas terjadinya pencemaran.
b. Claim ganti rugi tsb kadaluarsa sejak : terjadi musibah, tetapi dlm waktu tertentu tdk di laporkan dan di anggap
hilang.
c. CLC berlaku bagi kpl : yg negaranya telah meratifikasi konvensi sesuai dg kepres no = 18 /1978 bulan
juni 1978
15. a).Air ballast bersih ialah : Air ballast bersih dan tidak ada cerminan minyak di atasnya.
b).Daerah khusus ialah : Wilayah laut karena alasan tehnis yg berhubungan dgn oceanografi dan ekologi yg
mengikat dlm hal pencegahan pencemaran laut oleh minyak yg di persyaratkan .( mediteranian sea, Black sea,
Baltic Sea, Gulf area, Gulf of aden &
Red sea)
16. Zat cair beracun di bagi atas 4 katagori,jelaskan:
a.Sangat berbahaya yaitu bahan cair beracun yang apabila di buang kelaut dari pembersihan tangki dapat
menimbulkan bahaya besar terhadap sumber daya laut maupun kesehatan manusia.
b.Berbahaya yaitu bahan cair beracun yang apabila dibuang kelaut dari pembersihan tangki dapat menimbulkan
bahaya terhadap sumber daya laut maupun kesehatan manusia.
c.Bahaya kecil yaitu bahancair beracun yang apabila di buang kelaut dapat menimbulkan bahaya kecil terhadap
sumber daya laut maupun kesehatan manusia.
d.Bahaya yang dapatdikenal yaitu bahan cair beracun yang apabiladi buang kelautdapatmenimbulkanbahaya yang
dapat dikenal terhadap sumber daya laut maupun kesehatan manusia.
17. A. Pembuangan minyak atau campuran berminyak dari Ruang Mesin dilarang (untuk
semua kapal), kecuali memenuhi persyaratan sebagai berikut :
 Kapal sedang berlayar
 Kapal tidak berada pada daerah khusus
 Kapal berada pada jarak minimum 12 mil laut dari daratan
 Kandungan minyak < 100 PM
 Kapal mengoperasikan suatu Sistem Pemonitoran + Pengendalian pembuangan minyak +
Perlengkapan pemisah air berminyak + Sistem Penyaringan Minyak.
B. Pembuangan minyak atau campuran berminyak dari Ruang Muat dilarang (untuk kapal
tangki minyak), kecuali memenuhi persyaratan – persyaratan sebagai berikut :
 Kapal sedang berlayar
 Kapal tidak berada pada daerah khusus
 Kapal berada > 50 mil laut dari daratan
 Volume pembuangan seketika dari kandungan minyak max 60 ltr/mil.
o Total kapasitas minyak yang dibuang ke laut
o Kapal tangki minyak baru =1/30.000 x jumlah muatan
o Kapal tangki minyak lama = 1/15.000 x jumlah muatan
 Kapal mengoperasikan suatu Sistem Pemonitoran dan Pengendalian Muatan + Tangki Endap (SLOP
TANK).
18. Peraturan 5 Annex II Marpol 73 / 78 mengenai Bahan Cair Baracun, mengatur mengenai :
A. Bahan Cair Beracun kategori A atau bahan yang bercampur dengan air pembersih tangki / air ballast tidak boleh
dibuang ke laut disemua lokasi.
B. Bahan Cair Beracun kategori B atau air ballast,cucian tangki atau sisa – sisa lain / campuran2 yang mengandung
bahan2 demikian dilarang, kecuali :
- Kapal sedang meneruskan pelayarannya dg kecepatan min 7 knots.
- Procedur – procedur dan penataan – penataan untuk pembuangan disetujui oleh Badan Pemerintah.
- Jumlah maxmuatan yang terbuang dari masing– masing tangkidan sistem saluran pipa – pipa yang berhubungan
dengannya tidak melampaui 1 M3 atau 1/3.000 Kapasitas tangki dalam M3.
- Pembuangan dilakukan dibawah garis air.
- Pembuangan dilakukan 12 mil laut dari daratan terdekat dengan kedalaman air minimum 25 meter.
19. Lembaga – lembaga yang dibentuk secara Internasional untuk menjamin ganti rugi pencemaran yang
diakibatkan karena minyak !
 TOVALOP (Tanker Owner Voluntary Agreement Concerning Liability for Oil Pollution) yg berdiri pd tahun 1969,
dibentuk oleh pemilik kapal.
 CRISTAL (Contract Regarding and Interim Supplement to Tanker Liabilityof Oil Pollution) yang berdiri pada tahun
1971, dibentuk oleh pemilik minyak yang diangkat oleh kapal tangki anggota TOVALOP.
 P & I Club (Protection and Indemnity Club) yaitu lembaga perlindungan pengganti kerugian yang merupakan
gabungan dari beberapa Perusahaan Asuransi.
20. Dokumen – dokumen yang harus dibawa oleh kapal tangki minyak selama berlayar ialah :
- Oil Record Book (Buku Catatan Minyak) bagian I dan bagian II.
- Loading and Damage Stability Information Book
- ODM Operation Manual
- Crude Oil Washing Operation and Equipment Manual
- Clean Ballast Tank Operation Manual
- Instruction and Operation Manual of OWS and Filtering Equipment
- Shipboard Oil Pollution Emergency Plan (SOPEP)
21. Isi dari P & I MANUAL ialah :
- Gambaran utama dari Annex II Marpol 73 / 78
- Uraian dari perlengkapan dan tata susunan kapal
- Procedure2 pembongkaran muatan dan pemasangan tangki muatan
- Procedure2 yang berhubungan dengan pembersihan tangki2 muatan, pembuangan residu,pengisian tolak bara
dan pembuangan tolak bara.
22. a. Nama apa yang tidak boleh digunakan untuk penanda (marking)bahan merusak dalam kemasan.
Jawab : Nama yang tidak boleh digunakan adalah nama-nama niaga tidak boleh digunakan sebagai nama teknis
yang tepat dan selanjutnya ditandai dengan label khusus atau cetakan label yang menyatakan bahwa isinya
berbahaya.
b. - Kotoran dari kapal adalah :
Kotoran-kotoran dari toilet, WC, Urinal, ruang perawatan, kotoran hewan,serta campuran dari buangan tersebut..
- Sampah kapal adalah :
Semua jenis sisa-sisa makanan, bahan-bahan buangan rumah tangga dan bahan-bahan lainnya, tidak termasuk
ikan segar dan bagian-bagian lain yang terjadi selama pengoperasian kapal.
23. Sebutkan contoh bahan cair yang merusak kategori A, B,C, D
- Kategori A :Acetan, Cyonohitrin , carbon disulphed, Campherl oil.
- Kategori B : Acrilonitrite, Akyl Alchohol, Benzel Clorida, Cloropom.
- Kategori C : Bensenes, Hydroxida, Cyclohexane.
- Kategori D : Butylene, Cyclohexanol.
24. Sebutkan persyaratan ukuran kapal tanker yg hrs dilengkapi dengan Double Bottom dan Double
Hull !
- Double Bottom untuk ukuran 600 DWT – 5.000 DWT.
- Double Bottom dan Double Hull utk ukuran kapal : 5.000 DWT ke atas.
25..a.Sebutkan daerah-daerah khusus sesuai annex I marpol 73/78?
Yaitu daerah laut baltik,laut hitam,daerah teluk,daerah lauttengah(mediterian sea area),daerah lautmerah(redsea
area).
b. Apa yang dimaksud dengan daerah khusus?
Yaitu wilayah laut karena alas an teknis sehubungan dengan oseonografi dan ekologi serta sifat-sifat
khusus lalu lintasnya dalam hal pencegahan pencemaran laut oleh minyak
26. a.Jelaskan secara singkat sejarah perkembangan peraturan internasional tentang
pencagahanpencemaran di laut?
Yaitu pada tahun 1967 terjadi pencemaran terbesar ketika tangker TORREY CANYON kandas di pantai selatan
inggris dan menumpahkan 35 juta gallon crued oil. Peristiwa ini tela menambah pandangn masyarakat
internasional dan sejak saat itu mulai dipikirkan bersam tentang pencegahan pencemaran secara lebih
serius.sebagaihasilnya adalahsidang mengenaiinternasionalconvention for oil pollution ship tahun 1973protokol
1978 dan konvensi ini di kenal dengan marpor 1973/1978 yang masih berlaku sampai sekarang.
b. Apa yg dimaksud pencemaran laut :
-Pencemaran disebabkan karena adanya kegiatan pelayaran sehingga dpt mengakibatkan kpl tubrukan,kpl
kebakaran, kpl kandas, kpl tenggelam.
Maka tdk langsung pencemaran tumphan minyak yg berasal dari kpl tersebut dpt mengakibatkan adanya
pencemaran lingkungan hidup hingga dpt menimbulkan bahaya terhadapsumber daya laut maupun kesehatan
manusia atau menyebabkan bahaya terhadap manfaat dan penggunaan lingkungan atau jiwa manusia serta
merusak sumber hayati dan kehidupan dilaut (ekosistim).
27.a. Apa tujuan dari konvensi CLC 1969 ? yaitu:
- kewajiban ganti rugi oleh pemilik kapal oleh kerusakan lingkungan laut yang disebabkan oleh pencemaran
minyak.
- Kewajiban pemilik kapal untuk membentuk suatu system ansuransi tersendiri.
- Pemilik kapal dibatasi kewajibannya dalam jumlah tertentu tergantung dari besarnya tonnase kapal.
b. Apa yang anda ketahui dengan sertifikat CLC 1969? Yaitu kompensasi ganti rugi kerusakan akibat
pencemaran yang disebabkan oleh tumpahan muatan minyak dari kapal tangker
28. a. 4 sistem utama dari ODM &
fungsinya masing2 :
- Oil content meter
- Flow meter
- Computing unit
Suatu system pengendalian, alirang yg menggunakan katup penghenti aliran keluar kapal (Overboard Valve
- Control System)
Persyaratan pembuangan minyak campuran air yang mengandung minyak dari kapal.
b. Garbage management
diperuntukan bagi : kapal ukuran ≥
400 GT & membawa ≥ 15 orang
29. Bagaimana cara pembuangan bahan cair yang merusak kategori C di dalam daerah khusus
- Pembuangan harus di setujui oleh badan pemerintahan.
- Kapal sedang berlayar dg kec.7 knot untk kapal bertenaga, 4 knot kapal tak bertenaga.
- Jml max. muatan yg terbuang tidak melampaui 1 : 30000 capacity tank.
- Pembuangan di bawah grs air.
- Jarak pembuangan > 12 mil dari daratan yang mempunyai kedalaman air tdk kurang 25 meter.
30. a. Berapakah ukuran sludge tank
untuk kapal tanker ?
Ukuran sludge tank : Capacitas sludge tank minimum 3 % dari kapasitas angkutmuatan kapal.Bila dilengkapi
SBT Capasitas dpt berkurang menjadi 2 %.
b. - Existing ship (kapal lama) yaitu
sebuah kapal bukan baru
- New ship:
- sebuah kapal yang kontrak
pembangunannya dipesan 1 juni
1979
- lunas kapal diletakkan 1980
- kapal diserahkan 1982
31. Jelaskan bagaimana procedure bersih untuk kapal sebelum tiba di Pelabuhan Muat dan pada waktu
Kapal tiba di Pelabuhan Muat :
- Sebelum Kapal tiba di Pelabuhan
Muat :
Kapal tangki minyak setelah selesai membongkar muatannya di Pelabuhan bongkar,memerlukan air ballastuntuk
menstabilkan kapal agar dapat berlayar kembali dengan aman menuju Pelabuhan Maut.
Air ballast diisikan kedalam beberapa tangki bekas muatan sebelum meninggalkan Pelabuhan Bongkar Air ballast
kotor tersebut biasanya dibuang di tengah Laut dan diisi kembali dengan air yang lebih bersih
- Kapal tiba di Pelabuhan Muat :
Air ballast bersih tersebut di buang di Pelabuhan Muat agar tangki – tangki muatan yang berisi air ballast dapat
diisi lagi dengan muatan minyak.
32. Konstruksi persyaratan konstruksi dan peralatan bagi Kapal Tangki Minyak 1.K ≥ 150 GRT ialah :
Jenis : - Crude Oil < 2.000 DWT
- Product Oil < 30.000 DWT
a. OWS
b. Strorage Tank
c. Standard Discharge Connection
d. Segregation of Fuel Oil / Ballast Tank
e. Slop Tank (Tangki Endap)
f. Oil Water Interface Detector (Alat pengamat batas antara minyak dan air)
g. Oil Discharge Monitoring & Control System (Pemonitoran dan Pengawasan buangan berminyak)
h. Discharge Manifold for shore reception facilities (Manifold Pembuangan dari Ruang Muatke Saran Penampungan
di darat)
i. Discharge ofEffluent to Sea above BallastWater Line (Pembuangan Limbah Ruang Muat ke laut diatas garis air)
j. Means for Stopping Discharge (Peralatan untuk menghentikan pembuangan limbah berminyak dari Ruang Muat,
kecuali Kapal Lama)
k. Tank Size Limitations (Pembatasan ukuran tangki), kecuali kapal lama
l. Subdivision & Stability, kecuali Kapal Lama
m. Oil Record Book (Buku Catatan Minyak)
33. a. Minyak dikategorikan sebagai penyebab polusi yang terberat dan berbahaya, sebab
- Minyak merupakan bahan organik yang tidak dapat diuraikan.
- Minyak dapat mengakibatkan punahnya tumbuh – tumbuhan maupun binatang laut.
- Untuk menanggulangi pencemaran oleh minyak diperlukan waktu yang lama dan biaya yang besar
A. DEFINISI, FUNGSI DAN JENIS-JENIS PMA
Permanent Means of Access disingkat dengan PMA adalah jalan atau akses yang digunakan
Surveyor atau Anak Buah Kapal (ABK) untuk memeriksa dan memperbaiki konstruksi dan
structural sebuah kapal. PMA antara kapal satu dengan kapal lain berbeda, baik dari segi
ukuran, tipe, dan klasifikasinya. Misalnya, PMA pada jenis Oil Tanker tentu saja berbeda
dengan pada Bulk Carrier, PMA pada kapal berbobot mati 150.000 DWT (Suezmax) tentu saja
berbeda dengan kapal berbobot mati 320.000 DWT (Very Large Crude Carrier). Karena hal
tersebut berbeda dari segi dimensi (ukuran), struktur, dan konstruksinya. Seperti halnya pada
kapal, PMA juga mempunyai spesifikasi dan klasifikasinya. Dan hal itu, diatur dalam regulasi
yang mengikat yang bertujuan untuk keselamatan jiwa dan lingkungan baik di dalam kapal dan
dampak keluarnya (lingkungan laut). Regulator tentang PMA diantaranya Safety of Life at Sea
(SOLAS) dari International Maritime Organization (IMO), Biro Klasifikasi se-dunia semisal
Lloyd Register (LR), American Bureau Shipping (ABS), Germanischer Lloyd (GR), Det
Norske Veritas (DNV), Bureau Veritas (BV), dan Korean Register of Shipping (KRS),
International Association of Classification Societies (IACS), dan Maritime Safety Committee
(MSC).
Fungsi PMA adalah memepermudah Engineer, Surveyor, dan Anak Buah Kapal dalam
memeriksa dan memperbaiki konstruksi dan struktur kapal. PMA juga memperkuat struktur
dari komponen lambung kapal yang diletakkan PMA tersebut. Hal ini disebabkan penegar dari
komponen lambung kapal tersebut diperbesar ukurannya guna mengakomodasi struktur PMA
itu sendiri.
Adapun jenis-jenis PMA, diantaranya Indirect Ladder, Vertical Ladder, Longitudinal PMA,
dan Transverse PMA. Inclined Ladder secara umum seharusnya dapat digunakan untuk akses
masuk ke dalam tangki.
Gambar 2.A.1 Standard Inclined Ladder untuk PMA
Vertical Ladder dapat digunakan sebagai pengganti Inclined Ladder pada tangki balas yang
sempit (b > 2,5 m), akses lanjutan/kedua di ruang muat kapal curah, dan akses lanjutan/kedua
ke dalam tangki yang jarak vertikalnya terhadap seenta terbawah atau terdahap alasnya (h < 6
m).
Gambar 2.A.2 Access within (SOLAS II-1/3-6 Para. 5 & UI)
Gambar 2.A.3 Access within (SOLAS II-1/3-6 Para. 5 & UI)
B. REGULASI BERKAITAN DENGAN PMA
Ketetapan Maritime Safety Committee-MSC.133(76) dan MSC.134(76) berisi persyaratan
akses minimum untuk kapal tanker dan bulk carrier yang dibangun setelah 1 januari 2005,
berdasarkan kesimpulan dari konferensiInternational Maritime Organization-IMO yang
menyetujui bahwa Desaign and Equipment Sub-Commite (DE S/C) harus mempertimbangkan
kembali peraturan teknis dari PMA. Persetujuan ini berdasarkan atas ketidak-praktisan dan
ketidak-amanan dari perpanjangan PMA yang harus diterapkan pada ruang muat dan tangki
ballast berdasarkan peraturan teknis., seperti yang telah disampaikan pemerintah Yunani dan
beberapa perusahaan yang tergabung dalam sebuah asosiasi. Desaign and Equipment Sub-
Commite (DE S/C) menyetujui langkah untuk memperingkas susunan PMA yang panjang
sesuai isi MSC. 134(76).
Dengan beberapa penjelasan kecil dari proposal Design and Equipment (DE), MSC (78)
mengadopsi peraturan baru MSC. 158(78) yang merevisi peraturan teknis sebelumnya yang
terdapat dalam MSC.133(76) untuk PMA yang diterapkan di kapal tanker dengan bobot 500
GT dan kapal muatan curah dengan bobot 20.000 GT keatas. Peraturan Teknis menjelaskan
bahwa tanki kargo pada kapal dengan kombinasi pengangkut minyak/bahan-bahan kimia
disertifikasi oleh International Bulk Chemical Code dan tidak berdasarkan pada
peraturan yang terdapat dalam PMA. Namun, tanki ballast pada beberapa kapal
sejenis diharuskan mengikuti peraturan The Technical Provisions.
Menurut jadwal, MSC.158(78) akan diumumkan pada tanggal 1 Januari 2006, satu tahun
setelah Technical Provisions dikeluarkan. Untuk mengisi kekosongan akibat belum
dikeluarkannya MSC.158(78) ini, MSC/Circ.1107 dikeluarkan dengan memperbolehkan
Administrasi menyetujui revisi Thechnical Provision sebagai pengganti MSC. 133(76).
Berikut ini adalah ringkasan isi peraturan MSC.158(78)
Oil Tanker ≥ 500 GT
Tangki ballast, tangki sisi ganda, dan tangki muatan minyak setinggi 6 meter atau lebih.
- PMA Melintang (Athwartship PMA) berada pada posisi 1,6 m sampai 3 m dari deckhead pada
sekat melintang.
- PMA Memanjang(Longitudinal PMA) berada pada tiap sisi tangki. Sebuah LPMA harus
diletakkan 1,6 m sampai 6 meter dibawahdeckhead dan pada sisi lainnya harus diletakkan 1,6
meter sampai 3 meter dibawah deckhead.
- APMA sepanjang balok silang(cross-ties) dengan sebuah akses dari LPMA harus tersedia.
- Untuk struktur melintang:
1. LPMA terintegrasi dengan bagian struktural dari penegar sisi pada sekat memanjang , dan
jika memungkinkan, dihubungkan dengan penumpu horizontal dari sekat melintang.
2. Sarana akses alternatif untuk menginspeksi bagian tengah dari penegar melintang dapat
memakai penegar permanen yang terdapat pada penegar melintang tersebut di bagian atas
geladak, atau
3. Jika tangki kapal tanker < 17 m, tangga vertikal pada penegar melintang bisa digunakan.
Lebar Tangki Ballast Samping Kurang dari 5 meter
- LPMA pada 1.6 m sampai 3.0 dari atas geladak dengan akses vertikalpada tiap ujung sampai
PMA terendah.
- LPMA terintegrasi dengan komponen struktural dan, jika mungkin, dihubungkan dengan
penumpu memanjang pada sekat melintang.
Tangki Bilga Miring dengan Knuckle Point 6 m atau lebih diatas Dasar Tangki
- LPMA pada 1.6 m sampai 3 m dari Knuckle Point atau minimum 1.2 m dibawah web ring.
Tangki Dengan Tinggi Kurang Dari 6 meter
- Sarana alternative yang cocok ( misalnya, rakit, robot/lengan hidrolik, platform kabel lift)
PMA Pada Tangki Ceruk Haluan
- Untuk tangki dengan tinggi 6 meter atau lebih, PMA harus terdiri dari senta memanjang
sekurang-kurangnya 600 meter melalui kulit sisi gading dengan teralis pengaman(railing)
atau pembungkus dengan permukaan kasar.
- Sarana alternative bisa digunakan pada tangki dengan tinggi kurang dari 1 meter.
Kapal Muatan Curah ≥ 20.000GT
Akses Pada Struktur Dibawah Geladak Ruang Muat
- LPMA pada tiap sisi dan sekitar area geladak melintang dan 1.6 meter sampai 6.0 meter dari
atas geladak (akses menuju LPMA melalui ruang sandaran langsung dari geladak utama);
atau
- APMA pada 1.6 metersampai 3.0 meter dari atas geladak pada sekat melintang (akses menuju
LPMA melalui ruang sandaran l;angsung dari geladak utama);
- Akses menuju struktur geladak melintang menggunakan sebuah area sandaran atas secara
penuh; atau
- Jika tinggi area geladak melintang ≤ 17 meter diatas tank top, sarana akses yang dapat
digerakkan bisa diterapkan.
Akses Pada Struktur Vertikal Ruang Muat
- Tangga vertikaluntuk 25% gading ruang muat,sisi kiri dan kanan kapalmenggunakan tangga
yang bisa dibawa (portable) diatas permukaan pelat miring tangki dan sarana untuk sekat
melintang serta mencakup gading sampai atas braket; atau
- Sarana bergerak/portable, tersedia sebagai sarana yang dibawa di kapal dan selalu siap
digunakan.
- Didalam konfigurasi ruang muat kulit sisi ganda, PMA tidak dibutuhkan.
Akses Pada Sisi Atas Tangki Dengan Tinggi 6 Meter Atau Lebih
- LPMA berada pada 1.6 meter sampai 3 meter dibawah geladak dengan akses vertikal
sekaligus sekitartempat akses tangki(dua akses tangkijikapanjang≥ 35 meter, dan sebaliknya
pada satu akses tangki) dan tiga akses sepanjang pelat sloop dari LPMA sampai pertemuan
empat lubang penumpu samping.
- Jika LPMA tidak bisa disediakan sepanjang cincin gading besar, pegangan(railing) harus
disediakan disepanjang gading besar.
Akses Pada Tangki Area Miring Bilga Dengan Tinggi 6 Meter Atau Lebih
- LPMA minimum 1.2 meter dibawah web ring(atau diatas web ring tetapi tidak boleh < 1.6
meter dibawah geladak.
- Jika LPMA tidak bisa disediakan sepanjang web ring, pegangan(railing) harus disediakan
disepanjang web ring.
- LPMA disediakan dengan akses vertikal dengan area sekitar akses tangki (dua akses tangki
jikapanjang ≥ 35 meter, dan sebaliknya pada satu akses tangki)dan sebuah akses vertikaldari
LPMA sampai dasar tangki pada tiap ujung akhir tangki.
Akses Pada Tangki Bagian Atas dan Sisi Bawah Dengan Tinggi Kurang Dari 6 Meter
- Sarana akses alternative harus disediakan.
PMA Pada Tangki Ceruk Haluan
- Untuk tangki dengan tinggi 6 meter atau lebih, PMA harus terdiri dari senta horizontal
sekurang-kurangnya 600 meter melalui sisi kulit gading dengan pelindung teralis(railing) atau
lapisan kasar.
- Sarana alternative bisa digunakan untuk tangki dengan tinggi kurang dari 6 meter.
 Regulasi Teknis Tabel 1, point 2.1.1
Apabila senta sisi teratas diletakkan pada
jarak lebih dari 6m di bawah geladak, PMA
tambahan memanjang harus diletakkan
dengan jarak minimum 1,6m dan maksimum
3m di bawah geladak
 Regulasi Teknis Tabel 1, point 2.1.2
Jarak maksimal anta PMA adalah 6 m
 PMA harus terintegrasi dengan stuktur pada
lambung
 PMA pada senta sebisa mungkin diteruskan
pada senta yang terletak di sekat melintang
Gambaran Teknis Beberapa Regulasi Berkaitan dengan PMA
* PMA pada tangki balas yang sempit
< 6m
* PMA pada Hopper Tank yang sempit
 Regulasi Teknis Tabel 1, point 2.2
Apabila jarak vertical antara dasar tangki dengan upper hopper knuckle lebih besar dari 6m,
PMA harus ditambahkan.
Regulasi Teknis Tabel 1, point 2.2.1
PMA memanjang tanpa terputus diatur pada jarak 1,6 m – 3m di bawah top hopper section
dengan struktur PMA yang terletak pada frame dapat memberikan akses ke upper hopper
knuckle.
PMA memanjang diletakkan minimal 1,2 m di bawah top hopper web opening untuk
memungkinkan penggunaan means of access agar dapat menjangkau area-area kritis.
Regulasi Teknis Tabel 1 point 1.1.4
Akses memanjang yang terintegrasi pada permukaan sekat memanjang berpenegar
menyatu dengan senta pada sekat melintang.
Dapat juga digantikan oleh sarana akses alternatif yang tersedia pada penegar permanent
(untuk platform kabel atau sejenisnya ) diatur pada platform bagian atas. ( Hal ini
dipertimbangkan sebagai opsi di masa depan saat sarana akses yang efissien sudah tersedia.
Sarana alternatif tersebut harus dapat diletakkan di bagian dalam dan siap di akses untuk
pensurveyan tanpa harus memasukkan di tangki ruang muat)
* PMA pada tangki yang luas
Regulasi Teknis 3.5
Jalur masuk ke PMA dari geladak terbuka atau antar PMA disediakan tangga dengan jarak
pisah antar platform lebih dari 6 m .
Regulasi Teknis Tabel 1 point 1.1.1
Jalur akses permanent pada hubungan geladak dengan sekat diatur antara 1,6 m dan 3 m di
bawah geladak pada sisi geladak yang berpenegar.
Regulasi Teknis Tabel 1 point 1.1.3
Pengaturan untuk jalur akses antara PMA memanjang dan melintang pada sekat harus
disediakan.
Regulasi Teknis Tabel 1 point 1.1.5
Akses melintang memberikan jalur masukke tie flaring
brackets pada tiap-tiap sisi tangki harus tersusun
Untuk cross tie pada tangki tengah, akses memanjang dengan sambungan melintang ke tie
flaring bracketharus sempurna.
C. APLIKASI PMA PADA KAPAL-KAPAL TANGKI:
1. Kapal tangki pengangkut minyak dan bahan kimia 50.000 DWT
Kapal tangki minyak 50.000 DWT biasanya disebut Middle Range (MR) tanker. Kapal tangki
jenis ini belakangan dipakai sebagai kombinasi dari kapal tangki pangangkut minyak dan bahan
kimia untuk mengakomodasi peningkatan konsumsi bahan-bahan kimia di dunia. Penyusunan
tangki pada umumnya 2 baris memanjang dengan 6 kompartemen sebagai ruang muat,
penyusunan tangki ruang muat dan tangki air balas ditunjukkan pada gambar di bawah ini.
Gambar 2.C.1 Pengaturan tangki pada kapal 50.000 DWT.
Mempertimbangkan karakteristik struktural lambung kapal tangki, pada umumnya kapal tangki
ini mempunyai sekat bergelombang yang melintang dan memanjang dilengkapi dengan lower
dan upper stools, pelintang geladak serta pembujur geladak sebagai penegar pada geladak,
gading besar serta pembujur sisi pada tangki balas seperti ditunjukkan pada gambar 2.C.2.
Semua penegar pada tangki ruang muat dipasang di bagian luar tangki untuk memudahkan
proses cleaningsehingga tidak ada struktur penegar di bagian dalam tangki ruang muat. Oleh
karena itu, tidak perlu di pasang PMA untuk keperluan inspeksi pada bagian atas tangki ruang
muat sesuai dengan IACS UI SC 191 (gambar 2.C.3).
Gambar 2.C.2 Bentuk-bentuk gading dan sekat pada kapal tangki 50.000 DWT.
Gambar 2.C.3 Tangki ruang muat pada kapal tangki 50.000 DWT.
Tangki air balas sisi selayaknya menjadi subjek bagian dari persyaratan penempatan PMA
karena di dalamnya memiliki penegar yang harus diinspeksi. Akan tetapi, jarak vertikal antara
geladak dengan senta dan jarak antar senta pada tangki balas sisi adalah kurang dari 6 meter
(Gambar 2.C.2). Jadi, Portable Means of Access (sarana-sarana akses inspeksi portable) yang
dipasang secara memanjang sudah cukup untuk mendukung keperluan inspeksi pada tangki air
balas sisi. Pada hopper sections No. 6, tangki air balas yang terletak di bagian buritan, jarak
vertikal antara dasar tangki dan knuckle point adalah 6 meter atau lebih Oleh karena itu perlu
dipasang Partial Stringer pada area ini (Gambar 2.C.4).
Gambar 2.C.4 Tangki air balas pada kapal tangki 50.000 DWT.
2. Kapal Tangki Pengangkut Minyak 70.000 DWT.
Kapal tangki minyak 70.000 DWT disebut Large Range 1 (LR1) tanker. Pengaturan tangki di
dalamnya mirip dengan kapal tangki 50.000 DWT yaitu dengan 2 baris dan 6 kompartemen
untuk tangki ruang muat. Pada tiap-tiap baris terdapat tangki-tangki air balas seperti yang
ditunjukkan gambar 2.C.5
Gambar 2.C.5 Pengaturan tanki pada kapal 70.000 DWT
Tidak seperti kapal tangki 50.000 DWT, sekat melintang dan sekat memanjang pada ruang
muat kapal tangki 70.000 DWT memakai kekuatan penegar dan tidak memakai sekat
bergelombang. Konsekuensinya, penempatan PMA diatur di bagian sekat melintang yang ada
penegarnya, pada jarak minimal 1,6 – maksimal 3 m di bawah pelat geladak dipasang dua PMA
memanjang. Perlu dipasang juga PMA melintang pada bagian atas struktur seperti ditunjukkan
pada gambar 2.C.6.
Gambar 2.C.6 Bentuk-bentuk gading dan sekat pada kapal tangki 70.000 DWT.
Dapat dilihat dari gambar 2.C.7 bahwa dua PMA memanjang dipasang pada bagian bawah
geladak, dan dua PMA memanjang lainnya pada setiap vertical web section dipasang menyatu
dengan penumpu yang memanjang di bagian sekat melintang tangki ruang muat. Pada tangki
air balas sisi, jarak vertikal antara geladak dan senta dan antar senta adalah kurang dari 6 m.
Karena itu hanya dipasang dua tangga akses pada kedua ujung tangki (gambar 2.C.8).
Gambar 2.C.7 Tangki ruang muat pada kapal tangki 70.000 DWT
Gambar 2.C.8 Tangki air balas pada kapal tangki 70.000 DWT
3. Kapal Tangki Pengangkut Minyak 100.000 DWT AFRAMAX
Kapal Tangki 100.000 DWT AFRAMAX atau biasa disebut Large Range 2 (LR2) Tanker juga
disusun atas 2 baris dengan 6 kompartemen untuk tangki ruang muat, penyusunan masing-
masing tangki dan tangki air balas ditunjukkan pada gambar 2.C.9.
(Gambar 2.C.9) Pengaturan tangki pada Aframax Tanker
Gambar 2.C.10 memperlihatkan bentuk struktur dari Aframax Tankerpada bagian midship.
Fitur yang berbeda pada contoh kapal ini adalah jarak vertikal antara pelat geladak dan senta
sisi nomor 1 lebih dari 6 m pada bagian tangki air balas. Jadi, memperbesar jarak
pembujur untuk memasang PMA memanjang pada jarak 2,5 – 3 m dibawah geladak dapat
dipertimbangkan.
Untuk bagian-bagian lain termasuk bagian tangki bilga miring, jarak vertical antar senta kurang
dari 6 m, karenanya tambahan PMA memanjang tidak diperlukan. Selain itu terdapat sebuah
PMA pada bagian atas dari sekat melintang seperti ditunjukkan pada gambar 2.C.10.
Gambar 2.C.10 Bentuk penegar dan sekat pada Aframax Tanker
Gambar 2.C.11 Bentuk tangki ruang muat pada Aframax Tanker
Gambar 2.C.11 menunjukkan dua PMA memanjang untuk kepentingan inspeksi dari struktur-
struktur di bawah geladak dipasang di bawah geladak dan dua PMA memanjang lainnya
dipasang melewati setiap bagian pelintang dengan susunan yang menyatu pada senta sekat
melintang di ruang muat.
Pada bagian tangki air balas sayap, jarak vertical antara senta adalah kurang dari 6 m seperti
yang ditunjukkan pada gambar 2.C.12. Untuk hopper section tangki air balas nomor 6 yang
berlokasi di buritan, jarak vertical antara dasar tangki dan knuckle point adalah 6 m atau lebih.
Oleh karena itu, Partial Stringer ditambahkan pada bagian tersebut.
Gambar 2.C.12 Bentuk tangki air balas pada Aframax Tanker
4. Kapal Tangki Pengangkut Minyak 150.000 DWT SUEZMAX
Kapal tangki 150.000 DWT Suezmax juga mempunyai pengaturan tangki yang disusun 2 baris
dengan 6 kompartemen untuk ruang muat, masing-masing sisi dilengkapi tangki air balas
seperti yang ditunjukkan pada gambar 2.C.13.
Gambar 2.C.13 Pengaturan tangki pada Suezmax Tanker
Menurut gambar 2.C.14, tangki-tangki pada Suezmax memiliki tiga system senta horizontal
pada tangki ruang muatnya juga pada tangki air balas sayap. Jarak vertical di antara pelat
geladak dan senta adalah kurang dari 6 m kecuali untuk daerah tangki bilga miring sehingga
tidak perlu tambahan PMA pada tangki tersebut. Untuk daerah tangki bilga miring, jarak
vertical antara knuckle point dan dasar tangki lebih dari 6 m. Oleh karena itu, dipertimbangkan
untuk memperbesar pembujur yang berfungsi sebagai PMA pada jarak 1,6 – 3 m di bawah titik
terendah pelat senta.
Gambar 2.C.14 Tipikal penegar dan sekat pada Suezmax Tanker
Terlihat dari gambar 2.C.15 bahwa dua buah PMA memanjang untuk keperluan inspeksi
dipasang di bawah geladak dan tiga PMA memanjang yang lainnya dipasang menembus
pelintang sisi dan menyatu dengan senta pada sekat memanjang di runag muat.. Pada tangki air
ballast sayap, jarak vertikal antara geladak dengan senta dan antar senta adalah kurang dari 6
meter. Tetapi untuk bagian tangki bilga miring, jarak vertikal antara knuckle point dan dasar
tangki adalah lebih dari 6 meter, karenanya dipertimbangkan untuk pembesar pembujur yang
berfungsi sebagai PMA memanjang pada jarak vertical 1,6 sampai 3 m di bawah senta
terbawah, seperti ditunjukkan pada gambar 2.C.16
Gambar 2.C.15 Tangki ruang muat Suezmax Tanker
Gambar 2.C.16 Tangki air balas pada Suezmax Tanker
5. Kapal Tangki Pengangkut Minyak dan Chemical 320.000 DWT Very
Large Crude Carrier (VLCC)
Tidak seperti kapal angkkut ukuran sebelumnya, pengaturan tangki ruang muat untuk kapal
tangki 320.000 DWT VLCC adalah tiga baris dengan lima kompartemen. Sedangkan untuk
tangki air ballast adalah dua baris dan lima kompartement seperti ditunjukkan pada gambar
2.C.17. VLCC adalah jenis kapal yang sangat besar dan pengaturan structural PMA yang
efisien lebih penting daripada efisiensi pengeluaran biaya. Oleh karenanya, PMA pada VLCC
memiliki sedikit perbedaan pengaturan dibandingkan kapal tangki ukuran sebelumnya.
Gambar 2.C.17. Pengaturan tangki pada VLCC
Gambar 2.C.18 menunjukkan bentuk pengaturan struktural VLCC yang dibuat saat ini. Tiga
senta sisi dengan jarak vertical antar senta sebesar 6,6 m, kecuali untuk senta paling atas, pada
umumnya dipakai oleh kebanyakkan perancang kapal. Pada gambar, ditentukan oleh IACS
bahwa deviasi sebesar 10% dari jarak 6,6 m masih dianggap angka yang wajar, sehingga PMA
dapat diletakkan di sana sebagai bagian integral dari struktur senta itu sendiri. Pada bagian
tengah tangki air balas sayap di mana jaraknya 6 m atau lebih, pembesaran ukuran pembujur
atau sebuah senta tambahan dapat digunakan sebagai akses ke bagian dalam tangki balas sayap
tersebut. Sebagai contoh, pada awal pengaplikasian PMA, salah satu galangan kapal telah
mengadopsi empat system senta untuk memudahkan pengaturan jarak verikal antar senta pada
ruang muat dan tangki balas sisi.
Gambar 2.C.18. Bentuk penegar dan sekat melintang pada VLCC
Untuk akses ke bawah struktur geladak di ruang muat, terdapat dua PMA memanjang pada
sekat memanjang dan satu PMA melintang pada bagian sekat melintang yang ada penegarnya.
Pada tangki muatan yang di tengah, dilengkapi dengan PMA melintang pada setiapcrosstie dan
PMA memanjang yang menjadi satu dengan senta horizontal seperti ditunjukkan oleh gambar
2.C.19.
Gambar 2.C.19 Tangki ruang muat pada VLCC
Gambar 2.C.20 menunjukkan bahwa tangki air balas diperkuat dengan empat horizontal senta
dan jarak vertikal antar senta kurang dari 6,6 m, perhitungan deviasi yang sesuai sebesar 10%.
Untuk bagian tangki bilga miring, terdapat PMA memanjang karena tinggi dari pelat alas ke
bagian atas knuckle point sebesar 6 m atau lebih.
Gambar 2.C.20 Tangki air balas pada VLCC
6. PMA pada Bulk Carriers
Bagian 1.1
Akses harus diberikan di bagian atas struktur pada kedua ujung balok geladak dan di sekitar
centre line. PMA harus dapat diakses dari akses ruang muat atau langsung dari geladak utama.
Sarana alternative dapat dipakai apabila struktur di bawah geladak setinggi 17 meter di atas
alas dalam.
Bagian 1.6
PMA harus dipasang pada jarak minimal 25% dari gading di ruang muat. Paling tidak PMA
harus diatur di bagian depan, tengah dan belakang ruang muat di kedua sisi. Sarana akses
alternatif dapat dipakai pada pemasangan gading selanjutnya
Bagian 2.1
Untuk tangki balas bagian atas dengan tinggi lebih besar 6 meter pembujur disambung dengan
PMA sepanjang kulit sisi penegar pada jarak antara 1,6-3 meter di bawah geladak.
Akses ke PMA memanjang disediakan di sekitar akses ke dalam tangki
Bagian 2.3
PMA dipasang pada bagian penegar alas tangki dan pada bagian yang tidak ditopang penegar
dari dasar tangki ke ujung atas tangki. PMA boleh dipasang sepanjang sestruktur memanjang
yang diatur di dalam tangki.
Bagian 2.5
Untuk bagian tangki bilga mirirng dengan tinggi yang lebih besar dari 6 m, PMA harus
dipasang sepanjang flange penegar dengan jarak minimal 1,2 m dibawah dari sisi teratas lubang
pada web ring. Akses ke tangki bagian alas harus disediakan pada tiap ujung tangki
Marpol

Más contenido relacionado

La actualidad más candente

Prosedur darurat
Prosedur daruratProsedur darurat
Prosedur daruratMayeng Coey
 
KELAIKLAUTAN KAPAL DAN DOKUMENTASI KAPAL
KELAIKLAUTAN KAPAL DAN DOKUMENTASI KAPALKELAIKLAUTAN KAPAL DAN DOKUMENTASI KAPAL
KELAIKLAUTAN KAPAL DAN DOKUMENTASI KAPALBeny Jackson Maliota
 
PENCEGAHAN PENCEMARAN yuliansyah
PENCEGAHAN PENCEMARAN yuliansyahPENCEGAHAN PENCEMARAN yuliansyah
PENCEGAHAN PENCEMARAN yuliansyahYuliansyah Haroni
 
Sistem keamanan dan keselamatan kapal
Sistem keamanan dan keselamatan kapalSistem keamanan dan keselamatan kapal
Sistem keamanan dan keselamatan kapalANGGI ANGGARA MALIK
 
Peraturan pencegahan tubrukan di laut atau p2 tl
Peraturan pencegahan tubrukan di laut atau p2 tlPeraturan pencegahan tubrukan di laut atau p2 tl
Peraturan pencegahan tubrukan di laut atau p2 tlstipakharuddin step
 
Isa1 ism2002 resume
Isa1 ism2002 resumeIsa1 ism2002 resume
Isa1 ism2002 resumeArdi Green
 
SCENARIO COMMUNICATION OF LAUNCHING LIFEBOAT No.1 & No.2
SCENARIO COMMUNICATION OF LAUNCHING LIFEBOAT No.1 & No.2SCENARIO COMMUNICATION OF LAUNCHING LIFEBOAT No.1 & No.2
SCENARIO COMMUNICATION OF LAUNCHING LIFEBOAT No.1 & No.2Capt. Persobi Waldemar
 
PENCEGAHAN dan penangulangan PENCEMARAN LINGKUNGAN LAUT (1).pptx
PENCEGAHAN dan penangulangan  PENCEMARAN  LINGKUNGAN LAUT (1).pptxPENCEGAHAN dan penangulangan  PENCEMARAN  LINGKUNGAN LAUT (1).pptx
PENCEGAHAN dan penangulangan PENCEMARAN LINGKUNGAN LAUT (1).pptxBataklandenMusic
 
Bahan Ajar & Ujian Keahlian Pelaut STIP Jakarta
Bahan Ajar & Ujian Keahlian Pelaut STIP JakartaBahan Ajar & Ujian Keahlian Pelaut STIP Jakarta
Bahan Ajar & Ujian Keahlian Pelaut STIP JakartaAkmad Yani Ridzani
 

La actualidad más candente (20)

SOPEP MANUAL
SOPEP MANUALSOPEP MANUAL
SOPEP MANUAL
 
Annex v marpol revisi mepc.277(70)
Annex v marpol revisi mepc.277(70)Annex v marpol revisi mepc.277(70)
Annex v marpol revisi mepc.277(70)
 
Prosedur darurat
Prosedur daruratProsedur darurat
Prosedur darurat
 
KELAIKLAUTAN KAPAL DAN DOKUMENTASI KAPAL
KELAIKLAUTAN KAPAL DAN DOKUMENTASI KAPALKELAIKLAUTAN KAPAL DAN DOKUMENTASI KAPAL
KELAIKLAUTAN KAPAL DAN DOKUMENTASI KAPAL
 
P2 tl 1972
P2 tl 1972P2 tl 1972
P2 tl 1972
 
PENCEGAHAN PENCEMARAN yuliansyah
PENCEGAHAN PENCEMARAN yuliansyahPENCEGAHAN PENCEMARAN yuliansyah
PENCEGAHAN PENCEMARAN yuliansyah
 
Man Over Board Drill
Man Over Board DrillMan Over Board Drill
Man Over Board Drill
 
Sistem keamanan dan keselamatan kapal
Sistem keamanan dan keselamatan kapalSistem keamanan dan keselamatan kapal
Sistem keamanan dan keselamatan kapal
 
Kepelautan1
Kepelautan1Kepelautan1
Kepelautan1
 
Peraturan pencegahan tubrukan di laut atau p2 tl
Peraturan pencegahan tubrukan di laut atau p2 tlPeraturan pencegahan tubrukan di laut atau p2 tl
Peraturan pencegahan tubrukan di laut atau p2 tl
 
Isa1 ism2002 resume
Isa1 ism2002 resumeIsa1 ism2002 resume
Isa1 ism2002 resume
 
PORT STATE CONTROL TRAINING
PORT STATE CONTROL TRAININGPORT STATE CONTROL TRAINING
PORT STATE CONTROL TRAINING
 
SCENARIO COMMUNICATION OF LAUNCHING LIFEBOAT No.1 & No.2
SCENARIO COMMUNICATION OF LAUNCHING LIFEBOAT No.1 & No.2SCENARIO COMMUNICATION OF LAUNCHING LIFEBOAT No.1 & No.2
SCENARIO COMMUNICATION OF LAUNCHING LIFEBOAT No.1 & No.2
 
Communication on board the Ship
Communication on board the ShipCommunication on board the Ship
Communication on board the Ship
 
Communication practice on board
Communication practice on boardCommunication practice on board
Communication practice on board
 
PENCEGAHAN dan penangulangan PENCEMARAN LINGKUNGAN LAUT (1).pptx
PENCEGAHAN dan penangulangan  PENCEMARAN  LINGKUNGAN LAUT (1).pptxPENCEGAHAN dan penangulangan  PENCEMARAN  LINGKUNGAN LAUT (1).pptx
PENCEGAHAN dan penangulangan PENCEMARAN LINGKUNGAN LAUT (1).pptx
 
ISPS Code
ISPS CodeISPS Code
ISPS Code
 
Bahan Ajar & Ujian Keahlian Pelaut STIP Jakarta
Bahan Ajar & Ujian Keahlian Pelaut STIP JakartaBahan Ajar & Ujian Keahlian Pelaut STIP Jakarta
Bahan Ajar & Ujian Keahlian Pelaut STIP Jakarta
 
Ballast Water Management Convention
Ballast Water Management ConventionBallast Water Management Convention
Ballast Water Management Convention
 
Dinas jaga mesin
Dinas jaga mesinDinas jaga mesin
Dinas jaga mesin
 

Destacado

185071809 makalah-pencemaran-laut
185071809 makalah-pencemaran-laut185071809 makalah-pencemaran-laut
185071809 makalah-pencemaran-laut432414005
 
Pencemaran laut dan upaya penegakan hukumnya di indonesia
Pencemaran laut dan upaya penegakan hukumnya di indonesiaPencemaran laut dan upaya penegakan hukumnya di indonesia
Pencemaran laut dan upaya penegakan hukumnya di indonesiaAhdiat Celebes
 
MARPOL Annex VI: Prevention of Air Pollution from Ships
MARPOL Annex VI: Prevention of Air Pollution from ShipsMARPOL Annex VI: Prevention of Air Pollution from Ships
MARPOL Annex VI: Prevention of Air Pollution from ShipsMohammud Hanif Dewan M.Phil.
 
32235908 prinsip-kerja-pompa-sentrifugal
32235908 prinsip-kerja-pompa-sentrifugal32235908 prinsip-kerja-pompa-sentrifugal
32235908 prinsip-kerja-pompa-sentrifugalmasoso
 
PENGARUH PENCEMARAN AIR LAUT TERHADAP KAUM NELAYAN DAN LINGKUNGAN SEKITAR PANTAI
PENGARUH PENCEMARAN AIR LAUT TERHADAP KAUM NELAYAN DAN LINGKUNGAN SEKITAR PANTAIPENGARUH PENCEMARAN AIR LAUT TERHADAP KAUM NELAYAN DAN LINGKUNGAN SEKITAR PANTAI
PENGARUH PENCEMARAN AIR LAUT TERHADAP KAUM NELAYAN DAN LINGKUNGAN SEKITAR PANTAIyohananda eka putri
 
I Putu Deni SCM
I Putu Deni SCM I Putu Deni SCM
I Putu Deni SCM I Putu Deni
 
Marine pollution
Marine pollutionMarine pollution
Marine pollutionArun kumar
 
Water pollution in indonesia
Water pollution in indonesiaWater pollution in indonesia
Water pollution in indonesiaFiddy Prasetiya
 
Motor diesel Presentation
Motor diesel PresentationMotor diesel Presentation
Motor diesel PresentationDimas Setyawan
 
Marine Pollution Control. - Dr. J.S. Pandey
Marine Pollution Control. - Dr. J.S. Pandey Marine Pollution Control. - Dr. J.S. Pandey
Marine Pollution Control. - Dr. J.S. Pandey Ecotist
 
PEDOMAN KHUSUS KESELAMATAN DAN KEAMANAN PELAYARAN
PEDOMAN KHUSUS KESELAMATAN DAN KEAMANAN PELAYARANPEDOMAN KHUSUS KESELAMATAN DAN KEAMANAN PELAYARAN
PEDOMAN KHUSUS KESELAMATAN DAN KEAMANAN PELAYARANDhamar Pamilih
 
MARINE POLLUTION pollution presentation
MARINE POLLUTION pollution presentationMARINE POLLUTION pollution presentation
MARINE POLLUTION pollution presentationDibyajyoti Sarma
 
Rekling04 pencemaran
Rekling04 pencemaranRekling04 pencemaran
Rekling04 pencemaranArif Rahman
 

Destacado (20)

185071809 makalah-pencemaran-laut
185071809 makalah-pencemaran-laut185071809 makalah-pencemaran-laut
185071809 makalah-pencemaran-laut
 
Pencemaran laut dan upaya penegakan hukumnya di indonesia
Pencemaran laut dan upaya penegakan hukumnya di indonesiaPencemaran laut dan upaya penegakan hukumnya di indonesia
Pencemaran laut dan upaya penegakan hukumnya di indonesia
 
MARPOL Annex VI: Prevention of Air Pollution from Ships
MARPOL Annex VI: Prevention of Air Pollution from ShipsMARPOL Annex VI: Prevention of Air Pollution from Ships
MARPOL Annex VI: Prevention of Air Pollution from Ships
 
MUATAN BERBAHAYA
MUATAN BERBAHAYAMUATAN BERBAHAYA
MUATAN BERBAHAYA
 
Dampak tumahan minyak
Dampak tumahan minyakDampak tumahan minyak
Dampak tumahan minyak
 
32235908 prinsip-kerja-pompa-sentrifugal
32235908 prinsip-kerja-pompa-sentrifugal32235908 prinsip-kerja-pompa-sentrifugal
32235908 prinsip-kerja-pompa-sentrifugal
 
PENGARUH PENCEMARAN AIR LAUT TERHADAP KAUM NELAYAN DAN LINGKUNGAN SEKITAR PANTAI
PENGARUH PENCEMARAN AIR LAUT TERHADAP KAUM NELAYAN DAN LINGKUNGAN SEKITAR PANTAIPENGARUH PENCEMARAN AIR LAUT TERHADAP KAUM NELAYAN DAN LINGKUNGAN SEKITAR PANTAI
PENGARUH PENCEMARAN AIR LAUT TERHADAP KAUM NELAYAN DAN LINGKUNGAN SEKITAR PANTAI
 
I Putu Deni SCM
I Putu Deni SCM I Putu Deni SCM
I Putu Deni SCM
 
POLUSI LAUT
POLUSI LAUTPOLUSI LAUT
POLUSI LAUT
 
Marine pollution
Marine pollutionMarine pollution
Marine pollution
 
Marine pollution
Marine pollutionMarine pollution
Marine pollution
 
Water pollution in indonesia
Water pollution in indonesiaWater pollution in indonesia
Water pollution in indonesia
 
Motor diesel Presentation
Motor diesel PresentationMotor diesel Presentation
Motor diesel Presentation
 
Marpol
MarpolMarpol
Marpol
 
Marine Pollution Control. - Dr. J.S. Pandey
Marine Pollution Control. - Dr. J.S. Pandey Marine Pollution Control. - Dr. J.S. Pandey
Marine Pollution Control. - Dr. J.S. Pandey
 
Marpol annex vi
Marpol annex viMarpol annex vi
Marpol annex vi
 
PEDOMAN KHUSUS KESELAMATAN DAN KEAMANAN PELAYARAN
PEDOMAN KHUSUS KESELAMATAN DAN KEAMANAN PELAYARANPEDOMAN KHUSUS KESELAMATAN DAN KEAMANAN PELAYARAN
PEDOMAN KHUSUS KESELAMATAN DAN KEAMANAN PELAYARAN
 
MARINE POLLUTION
MARINE POLLUTIONMARINE POLLUTION
MARINE POLLUTION
 
MARINE POLLUTION pollution presentation
MARINE POLLUTION pollution presentationMARINE POLLUTION pollution presentation
MARINE POLLUTION pollution presentation
 
Rekling04 pencemaran
Rekling04 pencemaranRekling04 pencemaran
Rekling04 pencemaran
 

Similar a Marpol

PERATURAN PENCEGAHAN PENCEMARAN LAUT MARINE POLLUTION.pptx
PERATURAN PENCEGAHAN PENCEMARAN LAUT MARINE POLLUTION.pptxPERATURAN PENCEGAHAN PENCEMARAN LAUT MARINE POLLUTION.pptx
PERATURAN PENCEGAHAN PENCEMARAN LAUT MARINE POLLUTION.pptxFahmi451
 
Kep bapedal no 255 tahun 1996 tata cara dan persyaratan penyimpanan dan pengu...
Kep bapedal no 255 tahun 1996 tata cara dan persyaratan penyimpanan dan pengu...Kep bapedal no 255 tahun 1996 tata cara dan persyaratan penyimpanan dan pengu...
Kep bapedal no 255 tahun 1996 tata cara dan persyaratan penyimpanan dan pengu...Eko Kiswanto
 
NO 70 TAHUN 1998 TENTANG PENGAWAKAN KAPAL NIAGA.pdf
NO 70 TAHUN 1998 TENTANG PENGAWAKAN KAPAL NIAGA.pdfNO 70 TAHUN 1998 TENTANG PENGAWAKAN KAPAL NIAGA.pdf
NO 70 TAHUN 1998 TENTANG PENGAWAKAN KAPAL NIAGA.pdfSutrisnoPrayogo
 
permen lingkungan hidup no 19 tahun 2010 bakumutu air limbah industri minyak ...
permen lingkungan hidup no 19 tahun 2010 bakumutu air limbah industri minyak ...permen lingkungan hidup no 19 tahun 2010 bakumutu air limbah industri minyak ...
permen lingkungan hidup no 19 tahun 2010 bakumutu air limbah industri minyak ...WahyuHidayat345993
 
Gaguk suhardjito afif bambang gaguk (abg) rencana umum
Gaguk suhardjito afif bambang gaguk (abg) rencana umumGaguk suhardjito afif bambang gaguk (abg) rencana umum
Gaguk suhardjito afif bambang gaguk (abg) rencana umumGaguk Suhardjito
 
Tugas akhir PPG daljab profesional modul 3 desty
Tugas akhir PPG daljab profesional modul 3 destyTugas akhir PPG daljab profesional modul 3 desty
Tugas akhir PPG daljab profesional modul 3 destyDesty Erni
 
L2 =langkah langkah identifikasi
L2 =langkah langkah identifikasiL2 =langkah langkah identifikasi
L2 =langkah langkah identifikasiWirawanPrakoso
 
pdf-basic-training-for-liquefied-gas-tanker-blgt_compress.pptx
pdf-basic-training-for-liquefied-gas-tanker-blgt_compress.pptxpdf-basic-training-for-liquefied-gas-tanker-blgt_compress.pptx
pdf-basic-training-for-liquefied-gas-tanker-blgt_compress.pptxAdityaRahmat13
 
Marine Diesel NOX Emmision
Marine Diesel NOX EmmisionMarine Diesel NOX Emmision
Marine Diesel NOX EmmisionIPutu Suryana
 
440360496-TANK-CLEANING-pptx.pptx
440360496-TANK-CLEANING-pptx.pptx440360496-TANK-CLEANING-pptx.pptx
440360496-TANK-CLEANING-pptx.pptxecep nurali
 
Basic Log. P9-P10-P11 - PDG - Carriage of goods by sea (1) (1).pptx
Basic Log. P9-P10-P11 - PDG - Carriage of goods by sea (1) (1).pptxBasic Log. P9-P10-P11 - PDG - Carriage of goods by sea (1) (1).pptx
Basic Log. P9-P10-P11 - PDG - Carriage of goods by sea (1) (1).pptxninyomanandayani1
 
kepmen lh 129 tahun 2003 bme migas
kepmen lh 129 tahun 2003 bme migaskepmen lh 129 tahun 2003 bme migas
kepmen lh 129 tahun 2003 bme migasMhella Muciil
 

Similar a Marpol (20)

Annex 1 - Oil Polution.docx
Annex 1 - Oil Polution.docxAnnex 1 - Oil Polution.docx
Annex 1 - Oil Polution.docx
 
PERATURAN PENCEGAHAN PENCEMARAN LAUT MARINE POLLUTION.pptx
PERATURAN PENCEGAHAN PENCEMARAN LAUT MARINE POLLUTION.pptxPERATURAN PENCEGAHAN PENCEMARAN LAUT MARINE POLLUTION.pptx
PERATURAN PENCEGAHAN PENCEMARAN LAUT MARINE POLLUTION.pptx
 
L1b = guideline
L1b = guidelineL1b = guideline
L1b = guideline
 
Kep bapedal no 255 tahun 1996 tata cara dan persyaratan penyimpanan dan pengu...
Kep bapedal no 255 tahun 1996 tata cara dan persyaratan penyimpanan dan pengu...Kep bapedal no 255 tahun 1996 tata cara dan persyaratan penyimpanan dan pengu...
Kep bapedal no 255 tahun 1996 tata cara dan persyaratan penyimpanan dan pengu...
 
NO 70 TAHUN 1998 TENTANG PENGAWAKAN KAPAL NIAGA.pdf
NO 70 TAHUN 1998 TENTANG PENGAWAKAN KAPAL NIAGA.pdfNO 70 TAHUN 1998 TENTANG PENGAWAKAN KAPAL NIAGA.pdf
NO 70 TAHUN 1998 TENTANG PENGAWAKAN KAPAL NIAGA.pdf
 
permen lingkungan hidup no 19 tahun 2010 bakumutu air limbah industri minyak ...
permen lingkungan hidup no 19 tahun 2010 bakumutu air limbah industri minyak ...permen lingkungan hidup no 19 tahun 2010 bakumutu air limbah industri minyak ...
permen lingkungan hidup no 19 tahun 2010 bakumutu air limbah industri minyak ...
 
Gaguk suhardjito afif bambang gaguk (abg) rencana umum
Gaguk suhardjito afif bambang gaguk (abg) rencana umumGaguk suhardjito afif bambang gaguk (abg) rencana umum
Gaguk suhardjito afif bambang gaguk (abg) rencana umum
 
Tugas akhir PPG daljab profesional modul 3 desty
Tugas akhir PPG daljab profesional modul 3 destyTugas akhir PPG daljab profesional modul 3 desty
Tugas akhir PPG daljab profesional modul 3 desty
 
L2 =langkah langkah identifikasi
L2 =langkah langkah identifikasiL2 =langkah langkah identifikasi
L2 =langkah langkah identifikasi
 
L4 = data sekunder
L4 = data sekunderL4 = data sekunder
L4 = data sekunder
 
SISTEM PENGAWAKAN
SISTEM PENGAWAKANSISTEM PENGAWAKAN
SISTEM PENGAWAKAN
 
pdf-basic-training-for-liquefied-gas-tanker-blgt_compress.pptx
pdf-basic-training-for-liquefied-gas-tanker-blgt_compress.pptxpdf-basic-training-for-liquefied-gas-tanker-blgt_compress.pptx
pdf-basic-training-for-liquefied-gas-tanker-blgt_compress.pptx
 
QUIZ 3.pptx
QUIZ 3.pptxQUIZ 3.pptx
QUIZ 3.pptx
 
Marine Diesel NOX Emmision
Marine Diesel NOX EmmisionMarine Diesel NOX Emmision
Marine Diesel NOX Emmision
 
440360496-TANK-CLEANING-pptx.pptx
440360496-TANK-CLEANING-pptx.pptx440360496-TANK-CLEANING-pptx.pptx
440360496-TANK-CLEANING-pptx.pptx
 
Indsutri kelapa sawit
Indsutri kelapa sawitIndsutri kelapa sawit
Indsutri kelapa sawit
 
Okeee.pptx
Okeee.pptxOkeee.pptx
Okeee.pptx
 
Lingkungan saja ind ii pres kd
Lingkungan saja ind ii pres  kdLingkungan saja ind ii pres  kd
Lingkungan saja ind ii pres kd
 
Basic Log. P9-P10-P11 - PDG - Carriage of goods by sea (1) (1).pptx
Basic Log. P9-P10-P11 - PDG - Carriage of goods by sea (1) (1).pptxBasic Log. P9-P10-P11 - PDG - Carriage of goods by sea (1) (1).pptx
Basic Log. P9-P10-P11 - PDG - Carriage of goods by sea (1) (1).pptx
 
kepmen lh 129 tahun 2003 bme migas
kepmen lh 129 tahun 2003 bme migaskepmen lh 129 tahun 2003 bme migas
kepmen lh 129 tahun 2003 bme migas
 

Más de Niko Sh

6. mesin perkakas
6. mesin perkakas6. mesin perkakas
6. mesin perkakasNiko Sh
 
5. welding
5. welding5. welding
5. weldingNiko Sh
 
4. proses manufacturing
4. proses manufacturing4. proses manufacturing
4. proses manufacturingNiko Sh
 
3. heat treatment
3. heat treatment3. heat treatment
3. heat treatmentNiko Sh
 
2. teori kekuatan_material
2. teori kekuatan_material2. teori kekuatan_material
2. teori kekuatan_materialNiko Sh
 
1. pengantar ilmu_material
1. pengantar ilmu_material1. pengantar ilmu_material
1. pengantar ilmu_materialNiko Sh
 
0 kekuatan kapal (2014)
0 kekuatan kapal (2014)0 kekuatan kapal (2014)
0 kekuatan kapal (2014)Niko Sh
 
Lembaga sekolah yang menerapkan pembelajaran aktif
Lembaga sekolah yang menerapkan pembelajaran aktifLembaga sekolah yang menerapkan pembelajaran aktif
Lembaga sekolah yang menerapkan pembelajaran aktifNiko Sh
 
Bambang method dalam tugas rencana garis
Bambang method dalam tugas rencana garisBambang method dalam tugas rencana garis
Bambang method dalam tugas rencana garisNiko Sh
 
Materi kuliah s1 jtp ftk rencana garis 220313
Materi kuliah s1 jtp ftk rencana garis 220313Materi kuliah s1 jtp ftk rencana garis 220313
Materi kuliah s1 jtp ftk rencana garis 220313Niko Sh
 

Más de Niko Sh (10)

6. mesin perkakas
6. mesin perkakas6. mesin perkakas
6. mesin perkakas
 
5. welding
5. welding5. welding
5. welding
 
4. proses manufacturing
4. proses manufacturing4. proses manufacturing
4. proses manufacturing
 
3. heat treatment
3. heat treatment3. heat treatment
3. heat treatment
 
2. teori kekuatan_material
2. teori kekuatan_material2. teori kekuatan_material
2. teori kekuatan_material
 
1. pengantar ilmu_material
1. pengantar ilmu_material1. pengantar ilmu_material
1. pengantar ilmu_material
 
0 kekuatan kapal (2014)
0 kekuatan kapal (2014)0 kekuatan kapal (2014)
0 kekuatan kapal (2014)
 
Lembaga sekolah yang menerapkan pembelajaran aktif
Lembaga sekolah yang menerapkan pembelajaran aktifLembaga sekolah yang menerapkan pembelajaran aktif
Lembaga sekolah yang menerapkan pembelajaran aktif
 
Bambang method dalam tugas rencana garis
Bambang method dalam tugas rencana garisBambang method dalam tugas rencana garis
Bambang method dalam tugas rencana garis
 
Materi kuliah s1 jtp ftk rencana garis 220313
Materi kuliah s1 jtp ftk rencana garis 220313Materi kuliah s1 jtp ftk rencana garis 220313
Materi kuliah s1 jtp ftk rencana garis 220313
 

Último

RENCANA + Link2 MATERI Training _"SISTEM MANAJEMEN MUTU (ISO 9001_2015)".
RENCANA + Link2 MATERI Training _"SISTEM MANAJEMEN MUTU (ISO 9001_2015)".RENCANA + Link2 MATERI Training _"SISTEM MANAJEMEN MUTU (ISO 9001_2015)".
RENCANA + Link2 MATERI Training _"SISTEM MANAJEMEN MUTU (ISO 9001_2015)".Kanaidi ken
 
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptxOPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptxDedeRosza
 
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdfAksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdfEniNuraeni29
 
Skenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru Penggerak
Skenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru PenggerakSkenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru Penggerak
Skenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru Penggerakputus34
 
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusiaKonseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusiaharnosuharno5
 
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxContoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxIvvatulAini
 
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...nuraji51
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
Prakarsa Perubahan dan kanvas ATAP (1).pptx
Prakarsa Perubahan dan kanvas ATAP (1).pptxPrakarsa Perubahan dan kanvas ATAP (1).pptx
Prakarsa Perubahan dan kanvas ATAP (1).pptxHaryKharismaSuhud
 
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan Berkelanjutan
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan BerkelanjutanTopik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan Berkelanjutan
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan BerkelanjutanAyuApriliyanti6
 
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024RahmadLalu1
 
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptKenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptnovibernadina
 
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024ssuser0bf64e
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHANTUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHANwawan479953
 
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxBab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxrizalhabib4
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 

Último (20)

RENCANA + Link2 MATERI Training _"SISTEM MANAJEMEN MUTU (ISO 9001_2015)".
RENCANA + Link2 MATERI Training _"SISTEM MANAJEMEN MUTU (ISO 9001_2015)".RENCANA + Link2 MATERI Training _"SISTEM MANAJEMEN MUTU (ISO 9001_2015)".
RENCANA + Link2 MATERI Training _"SISTEM MANAJEMEN MUTU (ISO 9001_2015)".
 
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptxOPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
 
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdfAksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
 
Skenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru Penggerak
Skenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru PenggerakSkenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru Penggerak
Skenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru Penggerak
 
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusiaKonseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
 
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxContoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
 
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Prakarsa Perubahan dan kanvas ATAP (1).pptx
Prakarsa Perubahan dan kanvas ATAP (1).pptxPrakarsa Perubahan dan kanvas ATAP (1).pptx
Prakarsa Perubahan dan kanvas ATAP (1).pptx
 
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan Berkelanjutan
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan BerkelanjutanTopik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan Berkelanjutan
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan Berkelanjutan
 
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024
 
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptKenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
 
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHANTUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
 
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxBab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 

Marpol

  • 1. 1. Sebutkan jenis2 pencemaran laut seperti yg diatur dlm MARPOL 73 /78. 1. ANNEX I. Pencemaran oleh minyak (2 Oktober 1983). 2. ANNEX II. Pencemaran oleh bahan cair beracun dlm bentuk curah (6 April 1987). 3. ANNEX III. Pencemaran oleh barang berbahaya dlm bentuk terbungkus (1 Juli 1991). 4. ANNEX IV. Pencemaran dari kotoran manusia atau hewan (Sewage). 5. ANNEX V. Pencemaran oleh sampah (Garbage). 6. ANNEX VI. Pencemaran oleh Asap Cerobong kapal (Udara) 2. a). Oil Record Book dibagi 2 : 1. Bagian 1 mengenai operasi di kamar Mesin. 2. Bagian 2 mengenai operasi Bongkar muat Cargo & Ballast. b). Kegiatan yg perlu dicatat Di Oil Record Book . 1. Engine Record Book - membersikan tangki-tangki bahan bakar - pengisian bahan bakar dan pengosongkan bahan bakar - pembuangan air got - pembuangan tanki-tanki endap dari slop tank - pembuangan residu. 2. Cargo & Ballast Record Book:  Waktu UTC,hari,tanggal,bulan, tahun  Pelabuhan tolak dan pelabuhan tujuan  Jenis muatan  Volume muatan/ volume ballast M3  Identitas tangki-tangki  Jenis kegiatan yang dilakukan  Posisi kapal pada saat dilakukan kegiatan c). Kapal Yg wajib memiliki Oil Record Book : - Tanker ukuran 150 GT keatas. - Selain Tanker ukuran 400 GT keatas 3. a. Ship Board Emergency Contingency Plan adalah Rencana /Program kerja untuk menanggulangi segala macam kemungkinan akan timbulnya keadaan darurat diatas kapal yg didasarkan pada suatu pola terpadu , yg mampu mengintegrasikan activitas/ upaya penanggulangan secara cepat,tepat,aman & terkendali atas dukungan dr instansi terkait & sumber daya manusia & Fasilitas yg tersedia b). Load on top prosedure adalah : Sisa minyak didalam Sludge tank untuk kapal dibongkar ke sludge tank di darat / dimasukan kedalam tangki kembali dicampur dengan muatan c). Oil pollution emergency plants diperuntukan bagi :  Tanker minyak ukuran 150 grt atau lebih dan kapal lain selain tanker ukuran 400 grt atau lebih.  Semua Instalansi terpasang atau terapung lepas pantai/ struktur yang digunakan dlm kegiatan operasi mi- gas, eksplorasi, produk -si, dan bongkar muat.  Semua pelabuhan dan fasi- litas bongkar muat yang beresiko menimbulkan pencemaran. 4. a). Proses COW yaitu : Muatan minyak mentah yang disirkulasikan kembali sebagai media pencuci tangki yang sedang dibongkar muatannya seungga endapan minyak dlm tangki berkurang b). Alat alat untuk penaggulangan pencemaran oleh minyak : - OWS : utk memisahkan minyak dgn air. - OFE : Oil filtering eqpt / utk mengatur pembuangan minyak dilaut sebanyak 15 ppm - ODM : Untuk memonitor pembuangan minyak.
  • 2. - Oil Born : alat utk melokalisir tumpahan minyak - Skimmer : Alat utk menyekap tumpahan minyak - Oil Bag : Kantong minyak - Sorbent : Alat utk menyerap tumpahan minyak - Wilden pump : utk menyerap tumpahan minyk dan di pompa ke slop tank - Spraying unit : Mentemprot tumpahan minyak di laut, 5. a). Alat yg hrs di lengkapi untuk pencegahan pencemaran di laut : - OWS ( Oil Water Separator ) alat yg berfuingsi untuk memisahkan minyak dan air. - ODM ( Oil Discarging Monitor ) Suatui alat yg berfungsi untuk mengontrol buangan sisa kelaut yg di lengkapi dg alat control. - SBT ( segregated BallastTank ) Suatiu alatyg berfungsi untuk menampung zatberacun dan air bekas cucian tanki - COW (Crude OIL Washing ) Suatu alat yg berfungsi untuk mengurangi endapan minyak dan tanki. - CBT ( Cleaning Ballast Tank ) Berfungsi untuk membersihkn tanki bekas pemuatan . 6. a). SHIPBOARD OIL POLUTION EMERGENCY PLAN ( SOPEP) adalah Rencana /Program kerja untuk menanggulangi timbulnya keadaan darurat/polusi diatas kapal yg disebabkn oleh tumpahan minyak. c). Faktor yang mempengaruhi tingkat keparahan tumpahan minyak ada 4 faktor yaitu : - Pembuangan minyak akibat dr pengoperasian kapal selama pencucian tanki. - Pembuangan air bilge (got) yg mengandung minyak. - Tumpahan yang berasal dari kecelakaan pelayaran (kandas, tenggelam, tabrakan). - Tumpahan minyak selama loading, tubrukan dll. 7. a.Untuk siapakah Annex 1 marpol 73/78 di berlakukan ? Peraturan-peraturan untuk pencegahan pencemaran minyak di peruntukan kepada kapal berukuran >150 GT. b.Kapal-kapal apakah yang diwajibkan memiliki sertifikat IOPP? Yaitu : - semua kapal tangki minyak berukuran > 150 GT. - kapal lainnya dengan ukuran > 400 GT terhitung tgl 2 oktober 1983. c.Sebutkan survey-survey untuk sertifikat IOPP ? Yaitu sebelum sertifikatsurver pertama (initial survey) harus dilakukan : surveyor akan melakukan surveypada kapal dan memastikan bahwa struktur system peralatan keselamatan dan materialnya adalah memuaskan dan memenuhi persyaratan-persyaratan dari peraturan-peraturan serta dalam kondisi baik.sertifikat IOPP berlaku untuk 5 tahun terhitung dari tanggal pertama kali setelah periode ini suatu surveyperubahan harus dilakukan dan sertifikat diterbitkan kembali. 8 . a).Terangkan bedanya SBT dengan dedicatet ballast tank? - Segregatet ballast tank (SBT) yaitu tolak bara yang diisi kedalam suatu tangki yang sama sekali terpisah dari tangki muatdan system bahan bakar (tangki permanent khusus ballast/muatan lain dari minyak/zat cair beracun). - Dedicated Ballast yaitu ballast bersih yang diangkut dalam tangki muat yang digunakan untuk ballast kapal. b). Kapal2 yang harus dilengkapi dgn tangki ballast terpisah (SBT) : - kapal tangki baru < 20.000 DWT - kapal tangki baru > 20.000 DWT - kapal tangki lama < 40.000 DWT - kapal tangki lama > 40.000 DWT 9. A. Sludge Tank ialah tangki untuk menampung minyak kotor hasil pemisahan oleh OWS terhadap air got.(Kapasitas minimum 2% dr volume tanki muatan) B. Oil Water Separator (OWS) ialah suatu alat yang gunanya untuk memisahkan minyak dari air yang berasal dari bilga (got) kamar mesin.
  • 3. C. Water Interface Detector ialah suatu alat untuk mengukur ketebalan /kandungan minyak yang berada diatas permukaan air didalam tangki muatan dan tangki ballast 10. a) Apa kegunaan Oil Discharging Monitor (ODM) dan Control System (CS). Sistim pengawasan & pemantauan buangan air berminyak dari cucian tangki muat, endapan2 residu dalam tanki muat, pembongkaran ballast kotor. CS : alat ini mampumerekam minyak yg keluar dalam liter /mill lautsampai 15 ppm.Bila melebihi alarm berbunyi. b). Bagaimana fungsi kerja keseluruhan dari sistim ODM dan CS Alat ini memberikan rekaman kualitas air yg dibongkar secara terus menerus dan mampu merekam minyak yang keluar dlm liter /mill laut, serta jumlah total yg terbongkar, atau kandungan minyak dg kecepatan pembongkarannya. Rekaman diperlukan untuk menunjukkan waktu dan tgl. 11. a) . Guna dari IGS.( Inert Gas System ) adalah untuk : Untuk mengurangi kadar oxygen di dlm tangki smp batas tdk memungkinkan lagi terjadinya kebakaran atau ledakan di dlm tanki b). Cara mengatasi tumpahan minyak Dengan oil containment boom yang/ digunakan untuk mengumpulkan tumpahan minyak, kemudian diambil dengan skimmer yang gunanya untuk mencegah genangan minyak terdampar ke pantai 12. a. IOPP (International oil pollution prevention): sertifikat internationalmengenai pencegahan polusi bagi kapaltanker yang berlayar di perairan international dan berlaku untuk 5 th sekali. b. Survey yang di lakukan untuk mendapatkan IOPP ialah - Pemeriksaan permulaan untuk mengetahui bahwa kapal yang di pasarkan telah sesui dengan ANNEX I MARPOL 73/78 - Di periksa setiap 5 tahun sekali - Selama masa berlakunya IOPP c. Survey tambahan : - Survey yang dilakukan sewaktu apabila ditemui kondisi kapal di bawah standart 13. a. Yang di maksud dgn pencemaran ialah : Suatu kejadian yg menyebabkan terganngunya keseimbangan lingkungan yg menyebabkan kerugian pada manusia itu sendiri. b. Cara mencegah terjadinya polusi ialah : - Harus berhati-hati dlm bekerja terutama dlm pengoperasian kpl. - Gunakan peralatan sebaik mungkin. c. Cara menaggulangi terjadinya polusi yaitu : - Kalau terjadi polusi segera ambil tindakan dg cepat seingga tdk meluas kemana-mana. 14. Civil leability convention 1959 mengatur tentang : - Korban dari pencemaran minyak yg asalnya dari kpl, dpt mengklaim konvensi ,ganti rugi thd pemilik kpl yg bertanggung jawab thd pencemaran yg terjadi. a. Dari segi tanggung jawab : - Tanggung jawab dari yg memiliki kpl tersebut atas terjadinya pencemaran. b. Claim ganti rugi tsb kadaluarsa sejak : terjadi musibah, tetapi dlm waktu tertentu tdk di laporkan dan di anggap hilang. c. CLC berlaku bagi kpl : yg negaranya telah meratifikasi konvensi sesuai dg kepres no = 18 /1978 bulan juni 1978 15. a).Air ballast bersih ialah : Air ballast bersih dan tidak ada cerminan minyak di atasnya.
  • 4. b).Daerah khusus ialah : Wilayah laut karena alasan tehnis yg berhubungan dgn oceanografi dan ekologi yg mengikat dlm hal pencegahan pencemaran laut oleh minyak yg di persyaratkan .( mediteranian sea, Black sea, Baltic Sea, Gulf area, Gulf of aden & Red sea) 16. Zat cair beracun di bagi atas 4 katagori,jelaskan: a.Sangat berbahaya yaitu bahan cair beracun yang apabila di buang kelaut dari pembersihan tangki dapat menimbulkan bahaya besar terhadap sumber daya laut maupun kesehatan manusia. b.Berbahaya yaitu bahan cair beracun yang apabila dibuang kelaut dari pembersihan tangki dapat menimbulkan bahaya terhadap sumber daya laut maupun kesehatan manusia. c.Bahaya kecil yaitu bahancair beracun yang apabila di buang kelaut dapat menimbulkan bahaya kecil terhadap sumber daya laut maupun kesehatan manusia. d.Bahaya yang dapatdikenal yaitu bahan cair beracun yang apabiladi buang kelautdapatmenimbulkanbahaya yang dapat dikenal terhadap sumber daya laut maupun kesehatan manusia. 17. A. Pembuangan minyak atau campuran berminyak dari Ruang Mesin dilarang (untuk semua kapal), kecuali memenuhi persyaratan sebagai berikut :  Kapal sedang berlayar  Kapal tidak berada pada daerah khusus  Kapal berada pada jarak minimum 12 mil laut dari daratan  Kandungan minyak < 100 PM  Kapal mengoperasikan suatu Sistem Pemonitoran + Pengendalian pembuangan minyak + Perlengkapan pemisah air berminyak + Sistem Penyaringan Minyak. B. Pembuangan minyak atau campuran berminyak dari Ruang Muat dilarang (untuk kapal tangki minyak), kecuali memenuhi persyaratan – persyaratan sebagai berikut :  Kapal sedang berlayar  Kapal tidak berada pada daerah khusus  Kapal berada > 50 mil laut dari daratan  Volume pembuangan seketika dari kandungan minyak max 60 ltr/mil. o Total kapasitas minyak yang dibuang ke laut o Kapal tangki minyak baru =1/30.000 x jumlah muatan o Kapal tangki minyak lama = 1/15.000 x jumlah muatan  Kapal mengoperasikan suatu Sistem Pemonitoran dan Pengendalian Muatan + Tangki Endap (SLOP TANK). 18. Peraturan 5 Annex II Marpol 73 / 78 mengenai Bahan Cair Baracun, mengatur mengenai : A. Bahan Cair Beracun kategori A atau bahan yang bercampur dengan air pembersih tangki / air ballast tidak boleh dibuang ke laut disemua lokasi. B. Bahan Cair Beracun kategori B atau air ballast,cucian tangki atau sisa – sisa lain / campuran2 yang mengandung bahan2 demikian dilarang, kecuali : - Kapal sedang meneruskan pelayarannya dg kecepatan min 7 knots. - Procedur – procedur dan penataan – penataan untuk pembuangan disetujui oleh Badan Pemerintah. - Jumlah maxmuatan yang terbuang dari masing– masing tangkidan sistem saluran pipa – pipa yang berhubungan dengannya tidak melampaui 1 M3 atau 1/3.000 Kapasitas tangki dalam M3. - Pembuangan dilakukan dibawah garis air. - Pembuangan dilakukan 12 mil laut dari daratan terdekat dengan kedalaman air minimum 25 meter. 19. Lembaga – lembaga yang dibentuk secara Internasional untuk menjamin ganti rugi pencemaran yang diakibatkan karena minyak !  TOVALOP (Tanker Owner Voluntary Agreement Concerning Liability for Oil Pollution) yg berdiri pd tahun 1969, dibentuk oleh pemilik kapal.
  • 5.  CRISTAL (Contract Regarding and Interim Supplement to Tanker Liabilityof Oil Pollution) yang berdiri pada tahun 1971, dibentuk oleh pemilik minyak yang diangkat oleh kapal tangki anggota TOVALOP.  P & I Club (Protection and Indemnity Club) yaitu lembaga perlindungan pengganti kerugian yang merupakan gabungan dari beberapa Perusahaan Asuransi. 20. Dokumen – dokumen yang harus dibawa oleh kapal tangki minyak selama berlayar ialah : - Oil Record Book (Buku Catatan Minyak) bagian I dan bagian II. - Loading and Damage Stability Information Book - ODM Operation Manual - Crude Oil Washing Operation and Equipment Manual - Clean Ballast Tank Operation Manual - Instruction and Operation Manual of OWS and Filtering Equipment - Shipboard Oil Pollution Emergency Plan (SOPEP) 21. Isi dari P & I MANUAL ialah : - Gambaran utama dari Annex II Marpol 73 / 78 - Uraian dari perlengkapan dan tata susunan kapal - Procedure2 pembongkaran muatan dan pemasangan tangki muatan - Procedure2 yang berhubungan dengan pembersihan tangki2 muatan, pembuangan residu,pengisian tolak bara dan pembuangan tolak bara. 22. a. Nama apa yang tidak boleh digunakan untuk penanda (marking)bahan merusak dalam kemasan. Jawab : Nama yang tidak boleh digunakan adalah nama-nama niaga tidak boleh digunakan sebagai nama teknis yang tepat dan selanjutnya ditandai dengan label khusus atau cetakan label yang menyatakan bahwa isinya berbahaya. b. - Kotoran dari kapal adalah : Kotoran-kotoran dari toilet, WC, Urinal, ruang perawatan, kotoran hewan,serta campuran dari buangan tersebut.. - Sampah kapal adalah : Semua jenis sisa-sisa makanan, bahan-bahan buangan rumah tangga dan bahan-bahan lainnya, tidak termasuk ikan segar dan bagian-bagian lain yang terjadi selama pengoperasian kapal. 23. Sebutkan contoh bahan cair yang merusak kategori A, B,C, D - Kategori A :Acetan, Cyonohitrin , carbon disulphed, Campherl oil. - Kategori B : Acrilonitrite, Akyl Alchohol, Benzel Clorida, Cloropom. - Kategori C : Bensenes, Hydroxida, Cyclohexane. - Kategori D : Butylene, Cyclohexanol. 24. Sebutkan persyaratan ukuran kapal tanker yg hrs dilengkapi dengan Double Bottom dan Double Hull ! - Double Bottom untuk ukuran 600 DWT – 5.000 DWT. - Double Bottom dan Double Hull utk ukuran kapal : 5.000 DWT ke atas. 25..a.Sebutkan daerah-daerah khusus sesuai annex I marpol 73/78? Yaitu daerah laut baltik,laut hitam,daerah teluk,daerah lauttengah(mediterian sea area),daerah lautmerah(redsea area). b. Apa yang dimaksud dengan daerah khusus? Yaitu wilayah laut karena alas an teknis sehubungan dengan oseonografi dan ekologi serta sifat-sifat khusus lalu lintasnya dalam hal pencegahan pencemaran laut oleh minyak 26. a.Jelaskan secara singkat sejarah perkembangan peraturan internasional tentang pencagahanpencemaran di laut?
  • 6. Yaitu pada tahun 1967 terjadi pencemaran terbesar ketika tangker TORREY CANYON kandas di pantai selatan inggris dan menumpahkan 35 juta gallon crued oil. Peristiwa ini tela menambah pandangn masyarakat internasional dan sejak saat itu mulai dipikirkan bersam tentang pencegahan pencemaran secara lebih serius.sebagaihasilnya adalahsidang mengenaiinternasionalconvention for oil pollution ship tahun 1973protokol 1978 dan konvensi ini di kenal dengan marpor 1973/1978 yang masih berlaku sampai sekarang. b. Apa yg dimaksud pencemaran laut : -Pencemaran disebabkan karena adanya kegiatan pelayaran sehingga dpt mengakibatkan kpl tubrukan,kpl kebakaran, kpl kandas, kpl tenggelam. Maka tdk langsung pencemaran tumphan minyak yg berasal dari kpl tersebut dpt mengakibatkan adanya pencemaran lingkungan hidup hingga dpt menimbulkan bahaya terhadapsumber daya laut maupun kesehatan manusia atau menyebabkan bahaya terhadap manfaat dan penggunaan lingkungan atau jiwa manusia serta merusak sumber hayati dan kehidupan dilaut (ekosistim). 27.a. Apa tujuan dari konvensi CLC 1969 ? yaitu: - kewajiban ganti rugi oleh pemilik kapal oleh kerusakan lingkungan laut yang disebabkan oleh pencemaran minyak. - Kewajiban pemilik kapal untuk membentuk suatu system ansuransi tersendiri. - Pemilik kapal dibatasi kewajibannya dalam jumlah tertentu tergantung dari besarnya tonnase kapal. b. Apa yang anda ketahui dengan sertifikat CLC 1969? Yaitu kompensasi ganti rugi kerusakan akibat pencemaran yang disebabkan oleh tumpahan muatan minyak dari kapal tangker 28. a. 4 sistem utama dari ODM & fungsinya masing2 : - Oil content meter - Flow meter - Computing unit Suatu system pengendalian, alirang yg menggunakan katup penghenti aliran keluar kapal (Overboard Valve - Control System) Persyaratan pembuangan minyak campuran air yang mengandung minyak dari kapal. b. Garbage management diperuntukan bagi : kapal ukuran ≥ 400 GT & membawa ≥ 15 orang 29. Bagaimana cara pembuangan bahan cair yang merusak kategori C di dalam daerah khusus - Pembuangan harus di setujui oleh badan pemerintahan. - Kapal sedang berlayar dg kec.7 knot untk kapal bertenaga, 4 knot kapal tak bertenaga. - Jml max. muatan yg terbuang tidak melampaui 1 : 30000 capacity tank. - Pembuangan di bawah grs air. - Jarak pembuangan > 12 mil dari daratan yang mempunyai kedalaman air tdk kurang 25 meter. 30. a. Berapakah ukuran sludge tank untuk kapal tanker ? Ukuran sludge tank : Capacitas sludge tank minimum 3 % dari kapasitas angkutmuatan kapal.Bila dilengkapi SBT Capasitas dpt berkurang menjadi 2 %. b. - Existing ship (kapal lama) yaitu sebuah kapal bukan baru - New ship: - sebuah kapal yang kontrak pembangunannya dipesan 1 juni 1979 - lunas kapal diletakkan 1980
  • 7. - kapal diserahkan 1982 31. Jelaskan bagaimana procedure bersih untuk kapal sebelum tiba di Pelabuhan Muat dan pada waktu Kapal tiba di Pelabuhan Muat : - Sebelum Kapal tiba di Pelabuhan Muat : Kapal tangki minyak setelah selesai membongkar muatannya di Pelabuhan bongkar,memerlukan air ballastuntuk menstabilkan kapal agar dapat berlayar kembali dengan aman menuju Pelabuhan Maut. Air ballast diisikan kedalam beberapa tangki bekas muatan sebelum meninggalkan Pelabuhan Bongkar Air ballast kotor tersebut biasanya dibuang di tengah Laut dan diisi kembali dengan air yang lebih bersih - Kapal tiba di Pelabuhan Muat : Air ballast bersih tersebut di buang di Pelabuhan Muat agar tangki – tangki muatan yang berisi air ballast dapat diisi lagi dengan muatan minyak. 32. Konstruksi persyaratan konstruksi dan peralatan bagi Kapal Tangki Minyak 1.K ≥ 150 GRT ialah : Jenis : - Crude Oil < 2.000 DWT - Product Oil < 30.000 DWT a. OWS b. Strorage Tank c. Standard Discharge Connection d. Segregation of Fuel Oil / Ballast Tank e. Slop Tank (Tangki Endap) f. Oil Water Interface Detector (Alat pengamat batas antara minyak dan air) g. Oil Discharge Monitoring & Control System (Pemonitoran dan Pengawasan buangan berminyak) h. Discharge Manifold for shore reception facilities (Manifold Pembuangan dari Ruang Muatke Saran Penampungan di darat) i. Discharge ofEffluent to Sea above BallastWater Line (Pembuangan Limbah Ruang Muat ke laut diatas garis air) j. Means for Stopping Discharge (Peralatan untuk menghentikan pembuangan limbah berminyak dari Ruang Muat, kecuali Kapal Lama) k. Tank Size Limitations (Pembatasan ukuran tangki), kecuali kapal lama l. Subdivision & Stability, kecuali Kapal Lama m. Oil Record Book (Buku Catatan Minyak) 33. a. Minyak dikategorikan sebagai penyebab polusi yang terberat dan berbahaya, sebab - Minyak merupakan bahan organik yang tidak dapat diuraikan. - Minyak dapat mengakibatkan punahnya tumbuh – tumbuhan maupun binatang laut. - Untuk menanggulangi pencemaran oleh minyak diperlukan waktu yang lama dan biaya yang besar
  • 8. A. DEFINISI, FUNGSI DAN JENIS-JENIS PMA Permanent Means of Access disingkat dengan PMA adalah jalan atau akses yang digunakan Surveyor atau Anak Buah Kapal (ABK) untuk memeriksa dan memperbaiki konstruksi dan structural sebuah kapal. PMA antara kapal satu dengan kapal lain berbeda, baik dari segi ukuran, tipe, dan klasifikasinya. Misalnya, PMA pada jenis Oil Tanker tentu saja berbeda dengan pada Bulk Carrier, PMA pada kapal berbobot mati 150.000 DWT (Suezmax) tentu saja berbeda dengan kapal berbobot mati 320.000 DWT (Very Large Crude Carrier). Karena hal tersebut berbeda dari segi dimensi (ukuran), struktur, dan konstruksinya. Seperti halnya pada kapal, PMA juga mempunyai spesifikasi dan klasifikasinya. Dan hal itu, diatur dalam regulasi yang mengikat yang bertujuan untuk keselamatan jiwa dan lingkungan baik di dalam kapal dan dampak keluarnya (lingkungan laut). Regulator tentang PMA diantaranya Safety of Life at Sea (SOLAS) dari International Maritime Organization (IMO), Biro Klasifikasi se-dunia semisal Lloyd Register (LR), American Bureau Shipping (ABS), Germanischer Lloyd (GR), Det Norske Veritas (DNV), Bureau Veritas (BV), dan Korean Register of Shipping (KRS), International Association of Classification Societies (IACS), dan Maritime Safety Committee (MSC). Fungsi PMA adalah memepermudah Engineer, Surveyor, dan Anak Buah Kapal dalam memeriksa dan memperbaiki konstruksi dan struktur kapal. PMA juga memperkuat struktur dari komponen lambung kapal yang diletakkan PMA tersebut. Hal ini disebabkan penegar dari komponen lambung kapal tersebut diperbesar ukurannya guna mengakomodasi struktur PMA itu sendiri. Adapun jenis-jenis PMA, diantaranya Indirect Ladder, Vertical Ladder, Longitudinal PMA, dan Transverse PMA. Inclined Ladder secara umum seharusnya dapat digunakan untuk akses masuk ke dalam tangki. Gambar 2.A.1 Standard Inclined Ladder untuk PMA Vertical Ladder dapat digunakan sebagai pengganti Inclined Ladder pada tangki balas yang sempit (b > 2,5 m), akses lanjutan/kedua di ruang muat kapal curah, dan akses lanjutan/kedua ke dalam tangki yang jarak vertikalnya terhadap seenta terbawah atau terdahap alasnya (h < 6 m).
  • 9. Gambar 2.A.2 Access within (SOLAS II-1/3-6 Para. 5 & UI) Gambar 2.A.3 Access within (SOLAS II-1/3-6 Para. 5 & UI) B. REGULASI BERKAITAN DENGAN PMA Ketetapan Maritime Safety Committee-MSC.133(76) dan MSC.134(76) berisi persyaratan akses minimum untuk kapal tanker dan bulk carrier yang dibangun setelah 1 januari 2005, berdasarkan kesimpulan dari konferensiInternational Maritime Organization-IMO yang menyetujui bahwa Desaign and Equipment Sub-Commite (DE S/C) harus mempertimbangkan kembali peraturan teknis dari PMA. Persetujuan ini berdasarkan atas ketidak-praktisan dan ketidak-amanan dari perpanjangan PMA yang harus diterapkan pada ruang muat dan tangki ballast berdasarkan peraturan teknis., seperti yang telah disampaikan pemerintah Yunani dan beberapa perusahaan yang tergabung dalam sebuah asosiasi. Desaign and Equipment Sub- Commite (DE S/C) menyetujui langkah untuk memperingkas susunan PMA yang panjang sesuai isi MSC. 134(76).
  • 10. Dengan beberapa penjelasan kecil dari proposal Design and Equipment (DE), MSC (78) mengadopsi peraturan baru MSC. 158(78) yang merevisi peraturan teknis sebelumnya yang terdapat dalam MSC.133(76) untuk PMA yang diterapkan di kapal tanker dengan bobot 500 GT dan kapal muatan curah dengan bobot 20.000 GT keatas. Peraturan Teknis menjelaskan bahwa tanki kargo pada kapal dengan kombinasi pengangkut minyak/bahan-bahan kimia disertifikasi oleh International Bulk Chemical Code dan tidak berdasarkan pada peraturan yang terdapat dalam PMA. Namun, tanki ballast pada beberapa kapal sejenis diharuskan mengikuti peraturan The Technical Provisions. Menurut jadwal, MSC.158(78) akan diumumkan pada tanggal 1 Januari 2006, satu tahun setelah Technical Provisions dikeluarkan. Untuk mengisi kekosongan akibat belum dikeluarkannya MSC.158(78) ini, MSC/Circ.1107 dikeluarkan dengan memperbolehkan Administrasi menyetujui revisi Thechnical Provision sebagai pengganti MSC. 133(76). Berikut ini adalah ringkasan isi peraturan MSC.158(78) Oil Tanker ≥ 500 GT Tangki ballast, tangki sisi ganda, dan tangki muatan minyak setinggi 6 meter atau lebih. - PMA Melintang (Athwartship PMA) berada pada posisi 1,6 m sampai 3 m dari deckhead pada sekat melintang. - PMA Memanjang(Longitudinal PMA) berada pada tiap sisi tangki. Sebuah LPMA harus diletakkan 1,6 m sampai 6 meter dibawahdeckhead dan pada sisi lainnya harus diletakkan 1,6 meter sampai 3 meter dibawah deckhead. - APMA sepanjang balok silang(cross-ties) dengan sebuah akses dari LPMA harus tersedia. - Untuk struktur melintang: 1. LPMA terintegrasi dengan bagian struktural dari penegar sisi pada sekat memanjang , dan jika memungkinkan, dihubungkan dengan penumpu horizontal dari sekat melintang. 2. Sarana akses alternatif untuk menginspeksi bagian tengah dari penegar melintang dapat memakai penegar permanen yang terdapat pada penegar melintang tersebut di bagian atas geladak, atau 3. Jika tangki kapal tanker < 17 m, tangga vertikal pada penegar melintang bisa digunakan. Lebar Tangki Ballast Samping Kurang dari 5 meter - LPMA pada 1.6 m sampai 3.0 dari atas geladak dengan akses vertikalpada tiap ujung sampai PMA terendah. - LPMA terintegrasi dengan komponen struktural dan, jika mungkin, dihubungkan dengan penumpu memanjang pada sekat melintang. Tangki Bilga Miring dengan Knuckle Point 6 m atau lebih diatas Dasar Tangki - LPMA pada 1.6 m sampai 3 m dari Knuckle Point atau minimum 1.2 m dibawah web ring. Tangki Dengan Tinggi Kurang Dari 6 meter - Sarana alternative yang cocok ( misalnya, rakit, robot/lengan hidrolik, platform kabel lift) PMA Pada Tangki Ceruk Haluan
  • 11. - Untuk tangki dengan tinggi 6 meter atau lebih, PMA harus terdiri dari senta memanjang sekurang-kurangnya 600 meter melalui kulit sisi gading dengan teralis pengaman(railing) atau pembungkus dengan permukaan kasar. - Sarana alternative bisa digunakan pada tangki dengan tinggi kurang dari 1 meter. Kapal Muatan Curah ≥ 20.000GT Akses Pada Struktur Dibawah Geladak Ruang Muat - LPMA pada tiap sisi dan sekitar area geladak melintang dan 1.6 meter sampai 6.0 meter dari atas geladak (akses menuju LPMA melalui ruang sandaran langsung dari geladak utama); atau - APMA pada 1.6 metersampai 3.0 meter dari atas geladak pada sekat melintang (akses menuju LPMA melalui ruang sandaran l;angsung dari geladak utama); - Akses menuju struktur geladak melintang menggunakan sebuah area sandaran atas secara penuh; atau - Jika tinggi area geladak melintang ≤ 17 meter diatas tank top, sarana akses yang dapat digerakkan bisa diterapkan. Akses Pada Struktur Vertikal Ruang Muat - Tangga vertikaluntuk 25% gading ruang muat,sisi kiri dan kanan kapalmenggunakan tangga yang bisa dibawa (portable) diatas permukaan pelat miring tangki dan sarana untuk sekat melintang serta mencakup gading sampai atas braket; atau - Sarana bergerak/portable, tersedia sebagai sarana yang dibawa di kapal dan selalu siap digunakan. - Didalam konfigurasi ruang muat kulit sisi ganda, PMA tidak dibutuhkan. Akses Pada Sisi Atas Tangki Dengan Tinggi 6 Meter Atau Lebih - LPMA berada pada 1.6 meter sampai 3 meter dibawah geladak dengan akses vertikal sekaligus sekitartempat akses tangki(dua akses tangkijikapanjang≥ 35 meter, dan sebaliknya pada satu akses tangki) dan tiga akses sepanjang pelat sloop dari LPMA sampai pertemuan empat lubang penumpu samping. - Jika LPMA tidak bisa disediakan sepanjang cincin gading besar, pegangan(railing) harus disediakan disepanjang gading besar. Akses Pada Tangki Area Miring Bilga Dengan Tinggi 6 Meter Atau Lebih - LPMA minimum 1.2 meter dibawah web ring(atau diatas web ring tetapi tidak boleh < 1.6 meter dibawah geladak. - Jika LPMA tidak bisa disediakan sepanjang web ring, pegangan(railing) harus disediakan disepanjang web ring.
  • 12. - LPMA disediakan dengan akses vertikal dengan area sekitar akses tangki (dua akses tangki jikapanjang ≥ 35 meter, dan sebaliknya pada satu akses tangki)dan sebuah akses vertikaldari LPMA sampai dasar tangki pada tiap ujung akhir tangki. Akses Pada Tangki Bagian Atas dan Sisi Bawah Dengan Tinggi Kurang Dari 6 Meter - Sarana akses alternative harus disediakan. PMA Pada Tangki Ceruk Haluan - Untuk tangki dengan tinggi 6 meter atau lebih, PMA harus terdiri dari senta horizontal sekurang-kurangnya 600 meter melalui sisi kulit gading dengan pelindung teralis(railing) atau lapisan kasar. - Sarana alternative bisa digunakan untuk tangki dengan tinggi kurang dari 6 meter.
  • 13.  Regulasi Teknis Tabel 1, point 2.1.1 Apabila senta sisi teratas diletakkan pada jarak lebih dari 6m di bawah geladak, PMA tambahan memanjang harus diletakkan dengan jarak minimum 1,6m dan maksimum 3m di bawah geladak  Regulasi Teknis Tabel 1, point 2.1.2 Jarak maksimal anta PMA adalah 6 m  PMA harus terintegrasi dengan stuktur pada lambung  PMA pada senta sebisa mungkin diteruskan pada senta yang terletak di sekat melintang Gambaran Teknis Beberapa Regulasi Berkaitan dengan PMA * PMA pada tangki balas yang sempit
  • 14. < 6m * PMA pada Hopper Tank yang sempit
  • 15.  Regulasi Teknis Tabel 1, point 2.2 Apabila jarak vertical antara dasar tangki dengan upper hopper knuckle lebih besar dari 6m, PMA harus ditambahkan. Regulasi Teknis Tabel 1, point 2.2.1 PMA memanjang tanpa terputus diatur pada jarak 1,6 m – 3m di bawah top hopper section dengan struktur PMA yang terletak pada frame dapat memberikan akses ke upper hopper knuckle. PMA memanjang diletakkan minimal 1,2 m di bawah top hopper web opening untuk memungkinkan penggunaan means of access agar dapat menjangkau area-area kritis. Regulasi Teknis Tabel 1 point 1.1.4
  • 16. Akses memanjang yang terintegrasi pada permukaan sekat memanjang berpenegar menyatu dengan senta pada sekat melintang. Dapat juga digantikan oleh sarana akses alternatif yang tersedia pada penegar permanent (untuk platform kabel atau sejenisnya ) diatur pada platform bagian atas. ( Hal ini dipertimbangkan sebagai opsi di masa depan saat sarana akses yang efissien sudah tersedia. Sarana alternatif tersebut harus dapat diletakkan di bagian dalam dan siap di akses untuk pensurveyan tanpa harus memasukkan di tangki ruang muat) * PMA pada tangki yang luas Regulasi Teknis 3.5 Jalur masuk ke PMA dari geladak terbuka atau antar PMA disediakan tangga dengan jarak pisah antar platform lebih dari 6 m . Regulasi Teknis Tabel 1 point 1.1.1 Jalur akses permanent pada hubungan geladak dengan sekat diatur antara 1,6 m dan 3 m di bawah geladak pada sisi geladak yang berpenegar. Regulasi Teknis Tabel 1 point 1.1.3 Pengaturan untuk jalur akses antara PMA memanjang dan melintang pada sekat harus disediakan.
  • 17. Regulasi Teknis Tabel 1 point 1.1.5 Akses melintang memberikan jalur masukke tie flaring brackets pada tiap-tiap sisi tangki harus tersusun Untuk cross tie pada tangki tengah, akses memanjang dengan sambungan melintang ke tie flaring bracketharus sempurna. C. APLIKASI PMA PADA KAPAL-KAPAL TANGKI: 1. Kapal tangki pengangkut minyak dan bahan kimia 50.000 DWT Kapal tangki minyak 50.000 DWT biasanya disebut Middle Range (MR) tanker. Kapal tangki jenis ini belakangan dipakai sebagai kombinasi dari kapal tangki pangangkut minyak dan bahan kimia untuk mengakomodasi peningkatan konsumsi bahan-bahan kimia di dunia. Penyusunan tangki pada umumnya 2 baris memanjang dengan 6 kompartemen sebagai ruang muat, penyusunan tangki ruang muat dan tangki air balas ditunjukkan pada gambar di bawah ini.
  • 18. Gambar 2.C.1 Pengaturan tangki pada kapal 50.000 DWT. Mempertimbangkan karakteristik struktural lambung kapal tangki, pada umumnya kapal tangki ini mempunyai sekat bergelombang yang melintang dan memanjang dilengkapi dengan lower dan upper stools, pelintang geladak serta pembujur geladak sebagai penegar pada geladak, gading besar serta pembujur sisi pada tangki balas seperti ditunjukkan pada gambar 2.C.2. Semua penegar pada tangki ruang muat dipasang di bagian luar tangki untuk memudahkan proses cleaningsehingga tidak ada struktur penegar di bagian dalam tangki ruang muat. Oleh karena itu, tidak perlu di pasang PMA untuk keperluan inspeksi pada bagian atas tangki ruang muat sesuai dengan IACS UI SC 191 (gambar 2.C.3). Gambar 2.C.2 Bentuk-bentuk gading dan sekat pada kapal tangki 50.000 DWT. Gambar 2.C.3 Tangki ruang muat pada kapal tangki 50.000 DWT. Tangki air balas sisi selayaknya menjadi subjek bagian dari persyaratan penempatan PMA karena di dalamnya memiliki penegar yang harus diinspeksi. Akan tetapi, jarak vertikal antara geladak dengan senta dan jarak antar senta pada tangki balas sisi adalah kurang dari 6 meter (Gambar 2.C.2). Jadi, Portable Means of Access (sarana-sarana akses inspeksi portable) yang dipasang secara memanjang sudah cukup untuk mendukung keperluan inspeksi pada tangki air balas sisi. Pada hopper sections No. 6, tangki air balas yang terletak di bagian buritan, jarak vertikal antara dasar tangki dan knuckle point adalah 6 meter atau lebih Oleh karena itu perlu dipasang Partial Stringer pada area ini (Gambar 2.C.4).
  • 19. Gambar 2.C.4 Tangki air balas pada kapal tangki 50.000 DWT. 2. Kapal Tangki Pengangkut Minyak 70.000 DWT. Kapal tangki minyak 70.000 DWT disebut Large Range 1 (LR1) tanker. Pengaturan tangki di dalamnya mirip dengan kapal tangki 50.000 DWT yaitu dengan 2 baris dan 6 kompartemen untuk tangki ruang muat. Pada tiap-tiap baris terdapat tangki-tangki air balas seperti yang ditunjukkan gambar 2.C.5 Gambar 2.C.5 Pengaturan tanki pada kapal 70.000 DWT Tidak seperti kapal tangki 50.000 DWT, sekat melintang dan sekat memanjang pada ruang muat kapal tangki 70.000 DWT memakai kekuatan penegar dan tidak memakai sekat bergelombang. Konsekuensinya, penempatan PMA diatur di bagian sekat melintang yang ada penegarnya, pada jarak minimal 1,6 – maksimal 3 m di bawah pelat geladak dipasang dua PMA memanjang. Perlu dipasang juga PMA melintang pada bagian atas struktur seperti ditunjukkan pada gambar 2.C.6.
  • 20. Gambar 2.C.6 Bentuk-bentuk gading dan sekat pada kapal tangki 70.000 DWT. Dapat dilihat dari gambar 2.C.7 bahwa dua PMA memanjang dipasang pada bagian bawah geladak, dan dua PMA memanjang lainnya pada setiap vertical web section dipasang menyatu dengan penumpu yang memanjang di bagian sekat melintang tangki ruang muat. Pada tangki air balas sisi, jarak vertikal antara geladak dan senta dan antar senta adalah kurang dari 6 m. Karena itu hanya dipasang dua tangga akses pada kedua ujung tangki (gambar 2.C.8). Gambar 2.C.7 Tangki ruang muat pada kapal tangki 70.000 DWT
  • 21. Gambar 2.C.8 Tangki air balas pada kapal tangki 70.000 DWT 3. Kapal Tangki Pengangkut Minyak 100.000 DWT AFRAMAX Kapal Tangki 100.000 DWT AFRAMAX atau biasa disebut Large Range 2 (LR2) Tanker juga disusun atas 2 baris dengan 6 kompartemen untuk tangki ruang muat, penyusunan masing- masing tangki dan tangki air balas ditunjukkan pada gambar 2.C.9. (Gambar 2.C.9) Pengaturan tangki pada Aframax Tanker Gambar 2.C.10 memperlihatkan bentuk struktur dari Aframax Tankerpada bagian midship. Fitur yang berbeda pada contoh kapal ini adalah jarak vertikal antara pelat geladak dan senta sisi nomor 1 lebih dari 6 m pada bagian tangki air balas. Jadi, memperbesar jarak pembujur untuk memasang PMA memanjang pada jarak 2,5 – 3 m dibawah geladak dapat dipertimbangkan. Untuk bagian-bagian lain termasuk bagian tangki bilga miring, jarak vertical antar senta kurang dari 6 m, karenanya tambahan PMA memanjang tidak diperlukan. Selain itu terdapat sebuah PMA pada bagian atas dari sekat melintang seperti ditunjukkan pada gambar 2.C.10.
  • 22. Gambar 2.C.10 Bentuk penegar dan sekat pada Aframax Tanker Gambar 2.C.11 Bentuk tangki ruang muat pada Aframax Tanker Gambar 2.C.11 menunjukkan dua PMA memanjang untuk kepentingan inspeksi dari struktur- struktur di bawah geladak dipasang di bawah geladak dan dua PMA memanjang lainnya dipasang melewati setiap bagian pelintang dengan susunan yang menyatu pada senta sekat melintang di ruang muat. Pada bagian tangki air balas sayap, jarak vertical antara senta adalah kurang dari 6 m seperti yang ditunjukkan pada gambar 2.C.12. Untuk hopper section tangki air balas nomor 6 yang berlokasi di buritan, jarak vertical antara dasar tangki dan knuckle point adalah 6 m atau lebih. Oleh karena itu, Partial Stringer ditambahkan pada bagian tersebut.
  • 23. Gambar 2.C.12 Bentuk tangki air balas pada Aframax Tanker 4. Kapal Tangki Pengangkut Minyak 150.000 DWT SUEZMAX Kapal tangki 150.000 DWT Suezmax juga mempunyai pengaturan tangki yang disusun 2 baris dengan 6 kompartemen untuk ruang muat, masing-masing sisi dilengkapi tangki air balas seperti yang ditunjukkan pada gambar 2.C.13. Gambar 2.C.13 Pengaturan tangki pada Suezmax Tanker Menurut gambar 2.C.14, tangki-tangki pada Suezmax memiliki tiga system senta horizontal pada tangki ruang muatnya juga pada tangki air balas sayap. Jarak vertical di antara pelat geladak dan senta adalah kurang dari 6 m kecuali untuk daerah tangki bilga miring sehingga tidak perlu tambahan PMA pada tangki tersebut. Untuk daerah tangki bilga miring, jarak vertical antara knuckle point dan dasar tangki lebih dari 6 m. Oleh karena itu, dipertimbangkan untuk memperbesar pembujur yang berfungsi sebagai PMA pada jarak 1,6 – 3 m di bawah titik terendah pelat senta.
  • 24. Gambar 2.C.14 Tipikal penegar dan sekat pada Suezmax Tanker Terlihat dari gambar 2.C.15 bahwa dua buah PMA memanjang untuk keperluan inspeksi dipasang di bawah geladak dan tiga PMA memanjang yang lainnya dipasang menembus pelintang sisi dan menyatu dengan senta pada sekat memanjang di runag muat.. Pada tangki air ballast sayap, jarak vertikal antara geladak dengan senta dan antar senta adalah kurang dari 6 meter. Tetapi untuk bagian tangki bilga miring, jarak vertikal antara knuckle point dan dasar tangki adalah lebih dari 6 meter, karenanya dipertimbangkan untuk pembesar pembujur yang berfungsi sebagai PMA memanjang pada jarak vertical 1,6 sampai 3 m di bawah senta terbawah, seperti ditunjukkan pada gambar 2.C.16 Gambar 2.C.15 Tangki ruang muat Suezmax Tanker
  • 25. Gambar 2.C.16 Tangki air balas pada Suezmax Tanker 5. Kapal Tangki Pengangkut Minyak dan Chemical 320.000 DWT Very Large Crude Carrier (VLCC) Tidak seperti kapal angkkut ukuran sebelumnya, pengaturan tangki ruang muat untuk kapal tangki 320.000 DWT VLCC adalah tiga baris dengan lima kompartemen. Sedangkan untuk tangki air ballast adalah dua baris dan lima kompartement seperti ditunjukkan pada gambar 2.C.17. VLCC adalah jenis kapal yang sangat besar dan pengaturan structural PMA yang efisien lebih penting daripada efisiensi pengeluaran biaya. Oleh karenanya, PMA pada VLCC memiliki sedikit perbedaan pengaturan dibandingkan kapal tangki ukuran sebelumnya. Gambar 2.C.17. Pengaturan tangki pada VLCC Gambar 2.C.18 menunjukkan bentuk pengaturan struktural VLCC yang dibuat saat ini. Tiga senta sisi dengan jarak vertical antar senta sebesar 6,6 m, kecuali untuk senta paling atas, pada umumnya dipakai oleh kebanyakkan perancang kapal. Pada gambar, ditentukan oleh IACS bahwa deviasi sebesar 10% dari jarak 6,6 m masih dianggap angka yang wajar, sehingga PMA dapat diletakkan di sana sebagai bagian integral dari struktur senta itu sendiri. Pada bagian tengah tangki air balas sayap di mana jaraknya 6 m atau lebih, pembesaran ukuran pembujur atau sebuah senta tambahan dapat digunakan sebagai akses ke bagian dalam tangki balas sayap
  • 26. tersebut. Sebagai contoh, pada awal pengaplikasian PMA, salah satu galangan kapal telah mengadopsi empat system senta untuk memudahkan pengaturan jarak verikal antar senta pada ruang muat dan tangki balas sisi. Gambar 2.C.18. Bentuk penegar dan sekat melintang pada VLCC Untuk akses ke bawah struktur geladak di ruang muat, terdapat dua PMA memanjang pada sekat memanjang dan satu PMA melintang pada bagian sekat melintang yang ada penegarnya. Pada tangki muatan yang di tengah, dilengkapi dengan PMA melintang pada setiapcrosstie dan PMA memanjang yang menjadi satu dengan senta horizontal seperti ditunjukkan oleh gambar 2.C.19. Gambar 2.C.19 Tangki ruang muat pada VLCC Gambar 2.C.20 menunjukkan bahwa tangki air balas diperkuat dengan empat horizontal senta dan jarak vertikal antar senta kurang dari 6,6 m, perhitungan deviasi yang sesuai sebesar 10%. Untuk bagian tangki bilga miring, terdapat PMA memanjang karena tinggi dari pelat alas ke bagian atas knuckle point sebesar 6 m atau lebih.
  • 27. Gambar 2.C.20 Tangki air balas pada VLCC 6. PMA pada Bulk Carriers Bagian 1.1 Akses harus diberikan di bagian atas struktur pada kedua ujung balok geladak dan di sekitar centre line. PMA harus dapat diakses dari akses ruang muat atau langsung dari geladak utama.
  • 28. Sarana alternative dapat dipakai apabila struktur di bawah geladak setinggi 17 meter di atas alas dalam. Bagian 1.6 PMA harus dipasang pada jarak minimal 25% dari gading di ruang muat. Paling tidak PMA harus diatur di bagian depan, tengah dan belakang ruang muat di kedua sisi. Sarana akses alternatif dapat dipakai pada pemasangan gading selanjutnya Bagian 2.1 Untuk tangki balas bagian atas dengan tinggi lebih besar 6 meter pembujur disambung dengan PMA sepanjang kulit sisi penegar pada jarak antara 1,6-3 meter di bawah geladak. Akses ke PMA memanjang disediakan di sekitar akses ke dalam tangki Bagian 2.3 PMA dipasang pada bagian penegar alas tangki dan pada bagian yang tidak ditopang penegar dari dasar tangki ke ujung atas tangki. PMA boleh dipasang sepanjang sestruktur memanjang yang diatur di dalam tangki. Bagian 2.5 Untuk bagian tangki bilga mirirng dengan tinggi yang lebih besar dari 6 m, PMA harus dipasang sepanjang flange penegar dengan jarak minimal 1,2 m dibawah dari sisi teratas lubang pada web ring. Akses ke tangki bagian alas harus disediakan pada tiap ujung tangki