SlideShare una empresa de Scribd logo
1 de 10
DIURETIK
Bab I.Pendahuluan
Sejarah
Pemakaian diuretik sebagai terapi edema telah dimulai sejak abad ke-16. HgCl2
diperkenalkan oleh Paracelcus sebagai diuretik. 1930 Swartz menemukan bahwa
sulfanilamide sebagai antimikrobial dapat juga digunakan untuk mengobati edema pada
pasien payah jantung, yaitu dengan meningkatkan eksresi dari Na+
. Diuretik modern
semakin berkembang sejak ditemukannya efek samping dari obat-obat antimikroba yang
mengakibatkan perubahan komposisi dan output urine.Terkecuali spironolakton, diuretik
kebanyakan berkembang secara empiris, tanpa mengetahui mekanisme sistem transpor
spesifik di nephron. Diuretik adalah obat yang terbanyak diresepkan di USA, cukup efektif,
namun memiliki efek samping yang banyak pula.
Peranan Nephron
- ginjal mengontrol volume ECF dengan menyesuaikan eksresi NaCl dan H2O
- tiap ginjal memfiltrasi lebih dari 22 mol Na. Untuk menjaga keseimbangan NaCl ,
sekitar 3 lbs NaCl harus direabsorpsi oleh tubulus ginjal per hari.
- Tekanan darah dipengaruhi volume ECF
- Jika intake NaCl > output maka akan terjadi edema. Contohnya pada gagal jantung
kongestif, gagal ginjal.
- Reabsorpsi Na+
terjadi di membran basolateral (blood side) dari epitel nephron,
dibantu terutama oleh Na+
K+
ATP-ase
- pertukaran 1 mol Na+ dengan 2 mol K+ membutuhkan energi sehingga konsentrasi
Na+ harus rendah dan K+ harus tinggi di intraseluler.
- Pada luminal side epitel nephron, transpor Na+ terjadi secara pasif, mengikuti
gradien elektrokimia dari lumen ke dalam sel. Mekanisme inilah yang menjadi dasar
fisiologi dari diuretik.
Farmakologi diuretik
- Tujuan utama terapi diuretik adalah mengurangi edema, yaitu. dengan cara
mengurangi volume ECF. Untuk mencapai hal ini, output NaCl HARUS > inputnya.
- Diuretik terutama mencegah masuknya Na+ ke dalam sel tubulus
- Semua diuretik kecuali spironolakton bekerja pada luminal side sel nephron.
- Diuretik masuk ke dalam cairan tubulus supaya kerjanya lebih efektif
Manitol memasuki cairan tubulus dengan cara filtrasi pada glomerolus
Semua diuretik, kecuali spironolakton, terikat protein, dan mengalami sedikit
filtrasi. Mereka mencapai urine melalui sekresi pada tubulus proksimal (jalur sekresi
asam organik atau basa)
Berkurangnya aliran darah ke ginjal atau gagal ginjal akan mengurangi efektifitas
diuretik, karena akan berkompetisi dengan obat lainnya dalam menggunakan secretory
pump. Contoh : probenesid berkompetisi dengan obat yang sifatnya asam, cimetidine
berkompetisi dengan obat dasar.
Diuretik yang bekerja di tubulus proksimal
Tubulus proksimal lebih berperan dalam pertukaran Na+ dan difusi H2O
dibandingkan bagian distal nephron. Mekanisme kotranspor Na+ akan bersamaan
dengan transpor asam amino, glukosa, phospat.
Manitol
mekanisme : manitol sebagai diuretik osmotik yang non-metabolizable akan difiltrasi ke
dalam lumen tubulus sehingga meningkatkan osmolalitas carian tubulus. Hal ini
berakibat terjadinya ketikdakseimbangan reabsorpsi cairan, sehingga Eksresi air yang
meningkat (disertai dengan ion Na+)
Farmakokinetik : diberikan melalui i.v. dan bekerja dalam sepuluh menit; apabila
diberikan secara p.o. dapat menyebabkan diare osmotik (tidak diabsorpsi dengan baik
oleh usus). Pada pasien dengan fungsi ginjal yang normal t1/2 berkisar 1.2 jam.
Toksisitas : toksisitas yang paling besar dipengaruhi meningkatnya osmolalitas plasma.
Dengan berkurangnya rate filtrasi glomerolous (CHF atau gagal ginjal). Manitol
tersebar di ECF. Hal ini menyebabkan keluarnya air dari sel ke ECF menyebabkan
gagal jantung berat. Pada sisi lain, perpindahan air dari sel menyebabkan hiponatremia.
Indikasi : agent pencegahan pada disfungsi ginjal contohnya prosedur bedah.
Kontraindikasi : CHF, gagal ginjal kronis.
Karbonik Anhidrase (CA) Penghambat (Asetazolamid)
Aksi mekanisme : bikarbonat banyak diabsorpsi pada tubulus proksimal. Ion H+
dikeluarkan dari lumen yang akan bergabung dengan bikarbonat (HCO3-) menjadi
H2CO3 yang kemudian diuabah menjadi CO2 dan H2O (dikatalisator oleh karbonik
anhidrase). CO2 berdifusi ke tubulus proksimal dimana akan bergabung dengan H2O
dan menjadi H2CO3 membentuk H+ dan HCO3-.
HCO3- keluar dari tubulus proksimal melalui pembuluh darah dimana H+ dikeluarkan
menuju lumen tubulus. Hal ini meyebabkan penyerapan dari HCO3-. Apabila aktifitas
CA dihambat, akan menyebabkan pengurangan reabsorpsi dan keluar dari tubulus
proksimal dalam jumlah besar. Karena Na+ kation terbanyak dalam cairan di tubulus
proksimal, dimana akan bergabung dengan HCO3- keluar dari tubulus proksimal. Pada
nefron distal, Na+ banyak diabsorpsi (tidak seperti HCO3-) dan untuk pertukaran K+.
Untuk itu asetazolamid menyebabkan peningkatan dari HCO3-, K+ pada urine.
Efektifitas dikurangi dengan terapi berlanjut disebabkan oleh HCO3- turun.
Mengurangi jumlah HCO3- dalam urine.
Farmakokinetik : penghambat CA biasanya lemah berefek dalam 30 menit dan t1/2
kira-kira 13 jam.
Toksisitas : asidosis metabolik karena keluarnya bikarbonat dan hipokalemia.
Indikasi : secara umum diberikan selain diuresis. Karena cairan okuler dan produksi
CSF dipengaruhi oleh CA, CA inhibitor dapat digunakan untuk terapi glukoma atau
meningkatkan tekanan CNS. CA inhibitor dapat diberikan pada kondisi dimana urine
alkali bermanfaat (pada over dosis obat). CA inhibitor dapat digunakan untuk mencegah
penyakit altitut, pada pengurangan pH ikatan oksigen hemoglobin hal ini mningkatkan
hantaran oksigen ke jaringan.
Kontraindikasi : sirosis (penongkatan pH urine karena sedikitnya ikatan NH3 dan
meningkatnya NH3 serum).
Loop Diuretik
Mekanisme kerja : semua loop diuretik bekerja terutama dengan memblok Na+/K+/Cl-
sebagai kotransporter pada membran apikal dari loop Henle. Karena pada sisi ini
berperan untuk mengkonsentrasi dan dilusi dari urine, loop diuretik menyebabkan
penurunan konsentrasi dan dilusi urine. Pada saluran ini merupakan tempat reabsorpsi
Ca2+ dan Mg2+ dan merupakan proses yang tergantung oleh reabsorpsi Na+ dan Cl-.
Karena itu, loop diuretik meningkatkan jumlah urine, Na+,K+,Ca2+ dan Mg2+. Loop
diuretik juga menyebabkan dilatasi dari sisi vena dan fase dilatasi ginjal yang
dipengaruhi oleh prostaglandin.
Farmakokinetik : semua loop diuretik bekerja dalam 20 menit dan t1/2 kira-kira 1-1,5
jam. Semua loop diureeetik diabsorpsi dengan cepat dari usus dan dapat diberikan i.v..
Golongan diuretik ini dapat memnyebabkan 20% lebih pengeluaran Na+. Angka
absorpsi menurun di CHF.
Toksisitas : semua loop diuretik dapat menyebabkan ketidakseimbangan elektrolit,
termasuk hipokalemia (berbahaya apabila pasien menggunakan digitalis), Ca2+ dan
Mg2+ berkurang, Alkalosis metabolik dan konsentrasi volume. Hiperglikemia ringan
dapat terjadi (mungkin karena hipokalemia yang disebabkan oleh resisten insulin).
Loop diuretik dapat mencegah pelepasan insulin. Obat-obat ini kadang-kadang dapat
menyebabkan efek samping:
1. Furosemide dan bumetanide adalah golongan sulfonamide dan harus
dicegah pemberiannya pada yang alergi sulfonamide. Obat-obat ini dapat
menyebabkan ototoksisitas (belum diketahui mekanisme kerjanya) tetapi
tidak seberat jika menggunakan asam etakrinat.
2. Asam etakrinat bukan golongan sulfa tetapi dapat menyebabkan
ototoksisitas yang berat (jarang digunakan).
Indikasi : hipertensi dan penggunaan diuretik kerja pendek. Digunakan juga untuk
kondisi penggunaan diuretik lain yang tidak berhasil : CHF, insufisiensi ginjal dan
sindroma nefrotik dan untuk koreksi hiperkalsemia.
Kontraindikasi : Digunakan dengan hati-hati pada pasien dengan diuresis yang hebat,
contohnya : pada pengobatan hipertensi pada orangtua dengan sedikit atau tidak ada
edema. Digunakan dengan hati-hati pada pasien hipokalemia misalnya pada
penggunaan digitalis, sirosis hati.
Diuretik Konvolusi Tubulus Distal
Tiazid dan Derivatnya
Mekanisme kerja : paling banyak diresepkan dari golongan diuretik tiazid mencegah
perpindahan Na+ dan Cl- pada lapisan korteks saluran tubulus distal. Tiazid memiliki
aksi yang lebih lemah daripada loop diuretik karena sisi nefron lebih sedikit menyerap
Na+ dibandingkan lapisan tubulus yang naik. Apabila filtrasi glomerolous menurun,
maka lebih sedikit cairan yang sampai pada tubulus distal dan tiazid berefek sedikit
pada Na+ dan sekresi air. Hal ini menyebabkan tidak efektifnya obat ini pada
insufisiensi ginjal. Tiazid dapat menyebabkan kontraksi volume dimana dapat
menyebabkan reabsorpsi dari cairan dan larutan. Tiazid menyebabkan peningkatan
absorpsi dari Ca2+ dan asam urat pada tubulus proksimal, sehingga menyebabkan
terjadinya pengurangan dari Ca2+ dan asam urat.
Farmakokinetik: Seluruhnya akan diabsorbsi dari usus,dimulai 1 jam dan mulai
dihilangkan 6-8 jam.Bioavalabilitas menurun pada pasien dengan penytakit
ginjal,penyakit hati dan CHF.
Toxisitas: Hipersensisvitas pernah dilaporkan, walaupun jarang pada penderita
pankreatitis, anemia hemolitik, trombositopenia.
Indikasi:Pengobatan hipertensi,dapat juga digunakan pada CHF,sindrom nephotic and
status retensi Natium.Metolazone adalah diuretic quinazoline yang tempat aksinya sama
dan efek samping sama seperti thiazide. Metozalone adalah penghambat natium yang
kuat dan reabsorbsi air dari thiazide dan diuretic seperti thiazide.ini hanya diuretic distal
nephron yang dapat berefek pada pasien dengan insufisiensi renal berat dan sering
diberikan kombinasi dengan loop diuretic.Thiazide dapat juga digunakan untuk
mengurangi ekskresi Ca2+
untuk mencegah batu ginjal.
Kontra indikasi:Hati-hati pada pasien yang dicurigai hipokalemi (pengguna digitalis,
sirosis hepatic)Gout, atau Hiperkalsemi.
Diuretik duktus kolekting
Diuretik hemat kalium
Merupakan obat yang diberikan untuk menghindari hipokalemi, juga jangan pernah
untuk diberikan pada pasien hiperkalemi, atau pada pasien dengan pengobatan atau hal
yang menyebabkan hiperkalemi.Termasuk DM, Multipel myeloma, penyakit
tubulointerstitial renal dan insufisiensi renal.banyak obat yang menyebabkan
hiperkalemi tapi suplemen kalium dan ACE inhibitor juga sering.
Spironolakton
Mekanisme:Spironolakton adalah kompetitif antagonis aldosteron.meski menghambat
aldosteron-stimulasi Na+
reabsorbsi dan ekskresi K+
dan H+
di distal tubulus dan duktus
collecting. Spironolaktone juga mengurangi aldosteron-stimulasi ammoniagenesis
melalaui nefron
Farmakokinetik:diberikan secara oral sampai lebih 2 hari agar efektif. Dimetabolisme di
hati, merupakan diuretic yang hanya beraksi diluar tubulus.
Toksisitas: Efek samping utama adalah hiperkalemi, ginekomasti dan amenore.
Indikasi:Efek yang besar pada pasien yang tinggi aldoteron plasma (Hiperaldosteron
menyebabkan tumor adrenal atau hyperplasia) juga pada pasien sirosis.
Kontraindikasi: Jangan digunakan pada hiperkalemi.
Amiloride dan triamterene
Mekanisme:menghambat Na+
Channel pada apek membrane tubulus distal dan tubulus
collecting. Karena sekresi K+
dan H+
pada segmen nefron ini di hasilkan oleh reabsorbsi
Na+
, K+
dan H+
ke urin di kurangi.
Farmakokinetik:efektif per oral, waktu paruh Amiloride dan triamterene 6 dan 3 jam.di
eliminasi di ginjal.
Toksisitas:hiperkalemia,tapi metabolic asidosis dapat juga terjadi.nausea dan vomitas.
Indikasi: biasa diberikan dengan diuretic lainnya,sering dengan loop diuretic atau
thiazide.
Kontraindikasi: jangan digunakan pada hiperkalemi
Resistensi Diuretik
Penyebab tersering
• Pengobatan inkomplit penyakit primer
• Intake Na+
yang terus-menerus
• Pasien non compliance
• Absorbsi yang jelek
• Berkurangnya volume filtrasi dan akses lumen tubulus
Penyebab yang tidak sering
• NSAID’s mengurangi aliran darah ginjal
• Metabolic asidosis membatasi efek CA inhibitor
DIURETIK_DAN_MEKANISMENYA
DIURETIK_DAN_MEKANISMENYA

Más contenido relacionado

La actualidad más candente (20)

Prposal proyek baru
Prposal proyek baruPrposal proyek baru
Prposal proyek baru
 
Obat kardiovaskular
Obat kardiovaskularObat kardiovaskular
Obat kardiovaskular
 
Sistema urinaria
Sistema urinariaSistema urinaria
Sistema urinaria
 
Rkk18
Rkk18Rkk18
Rkk18
 
Farmakologi di blok nefrouropoetika
Farmakologi di blok nefrouropoetikaFarmakologi di blok nefrouropoetika
Farmakologi di blok nefrouropoetika
 
Apek
ApekApek
Apek
 
ANATOMI DAN FISIOLOGI GINJAL
ANATOMI DAN FISIOLOGI GINJALANATOMI DAN FISIOLOGI GINJAL
ANATOMI DAN FISIOLOGI GINJAL
 
FISIOLOGI GINJAL
FISIOLOGI GINJALFISIOLOGI GINJAL
FISIOLOGI GINJAL
 
Terapi intravena
Terapi intravenaTerapi intravena
Terapi intravena
 
Bab 10. sistem ekskresi
Bab 10. sistem ekskresiBab 10. sistem ekskresi
Bab 10. sistem ekskresi
 
Alkalosis
AlkalosisAlkalosis
Alkalosis
 
Fisiologi ginjal
Fisiologi ginjalFisiologi ginjal
Fisiologi ginjal
 
Fisiologi ginjal
Fisiologi ginjalFisiologi ginjal
Fisiologi ginjal
 
Fisiologi sistem urinaria
Fisiologi sistem urinariaFisiologi sistem urinaria
Fisiologi sistem urinaria
 
Biology (tahapan pembentukan urine)
Biology (tahapan pembentukan urine)Biology (tahapan pembentukan urine)
Biology (tahapan pembentukan urine)
 
Cairan dan elektrolit
Cairan dan elektrolitCairan dan elektrolit
Cairan dan elektrolit
 
Cairan infus
Cairan infusCairan infus
Cairan infus
 
Cairan & elektrolit tubuh
Cairan & elektrolit tubuhCairan & elektrolit tubuh
Cairan & elektrolit tubuh
 
Sistem ekskresi
Sistem ekskresi Sistem ekskresi
Sistem ekskresi
 
Ppt urine
Ppt urinePpt urine
Ppt urine
 

Similar a DIURETIK_DAN_MEKANISMENYA

Similar a DIURETIK_DAN_MEKANISMENYA (20)

DIURETIKA SLIDE.ppt
DIURETIKA SLIDE.pptDIURETIKA SLIDE.ppt
DIURETIKA SLIDE.ppt
 
FARMAKOLOGI HIPERTENSI
FARMAKOLOGI HIPERTENSIFARMAKOLOGI HIPERTENSI
FARMAKOLOGI HIPERTENSI
 
Obat Diuretik by Slidesgo (2).pptx
Obat Diuretik by Slidesgo (2).pptxObat Diuretik by Slidesgo (2).pptx
Obat Diuretik by Slidesgo (2).pptx
 
Ginjal
GinjalGinjal
Ginjal
 
Anfis perkemihan budiono
Anfis perkemihan budionoAnfis perkemihan budiono
Anfis perkemihan budiono
 
Sap gagal ginjal
Sap gagal ginjalSap gagal ginjal
Sap gagal ginjal
 
Patologi urinaria
Patologi urinariaPatologi urinaria
Patologi urinaria
 
Makalah gagal ginjal
Makalah gagal ginjalMakalah gagal ginjal
Makalah gagal ginjal
 
Toksikologi klinik 2017
Toksikologi klinik 2017Toksikologi klinik 2017
Toksikologi klinik 2017
 
Hrs 88 arim
Hrs 88 arimHrs 88 arim
Hrs 88 arim
 
Keseimbangan Asam Basa (Pleno)
Keseimbangan Asam Basa (Pleno)Keseimbangan Asam Basa (Pleno)
Keseimbangan Asam Basa (Pleno)
 
Lp ckd+hd+hiperkalemi tika
Lp ckd+hd+hiperkalemi tikaLp ckd+hd+hiperkalemi tika
Lp ckd+hd+hiperkalemi tika
 
Makalah gagal ginjal
Makalah gagal ginjalMakalah gagal ginjal
Makalah gagal ginjal
 
dokumen.tips_gagal-ginjal-ppt-dikompresi.pdf
dokumen.tips_gagal-ginjal-ppt-dikompresi.pdfdokumen.tips_gagal-ginjal-ppt-dikompresi.pdf
dokumen.tips_gagal-ginjal-ppt-dikompresi.pdf
 
Toksikologi klinik.ppt
Toksikologi klinik.pptToksikologi klinik.ppt
Toksikologi klinik.ppt
 
Makalah gagal ginjal
Makalah gagal ginjalMakalah gagal ginjal
Makalah gagal ginjal
 
Makalah gagal ginjal
Makalah gagal ginjalMakalah gagal ginjal
Makalah gagal ginjal
 
Makalah gagal ginjal (2)
Makalah gagal ginjal (2)Makalah gagal ginjal (2)
Makalah gagal ginjal (2)
 
Makalah gagal ginjal
Makalah gagal ginjalMakalah gagal ginjal
Makalah gagal ginjal
 
Gagal ginjal kronik
Gagal ginjal kronikGagal ginjal kronik
Gagal ginjal kronik
 

Último

Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatanWebinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatanDevonneDillaElFachri
 
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah SakitPresentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah SakitIrfanNersMaulana
 
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptxTUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptxTriNurmiyati
 
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasi
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa HalusinasiMateri Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasi
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasiantoniareong
 
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutika
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutikaPresentasi materi antibiotik kemoterapeutika
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutikassuser1cc42a
 
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).pptMATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).pptbambang62741
 
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxSediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxwisanggeni19
 
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.pptkonsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.pptKianSantang21
 
362259940-Kista-Duktus-Tiroglosus-ppt.pptx
362259940-Kista-Duktus-Tiroglosus-ppt.pptx362259940-Kista-Duktus-Tiroglosus-ppt.pptx
362259940-Kista-Duktus-Tiroglosus-ppt.pptxAzwarArifkiSurg
 
Ppt Macroscopic Structure of Skin Rash.pdf
Ppt Macroscopic Structure of Skin Rash.pdfPpt Macroscopic Structure of Skin Rash.pdf
Ppt Macroscopic Structure of Skin Rash.pdfAyundaHennaPelalawan
 
PEMBUATAN STR BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
PEMBUATAN STR  BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptxPEMBUATAN STR  BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
PEMBUATAN STR BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptxpuspapameswari
 
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin raufLAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin raufalmahdaly02
 
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod SurabayaToko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabayaajongshopp
 
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdfPPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdfhurufd86
 
ATRIBUT BIDAN PROFESIONAL DALAM KEBIDANAN.pptx
ATRIBUT BIDAN PROFESIONAL DALAM KEBIDANAN.pptxATRIBUT BIDAN PROFESIONAL DALAM KEBIDANAN.pptx
ATRIBUT BIDAN PROFESIONAL DALAM KEBIDANAN.pptxDesiNatalia68
 
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal DiabetesFARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal DiabetesNadrohSitepu1
 
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptx
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptxppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptx
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptxmarodotodo
 
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANANETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANANDianFitriyani15
 
PPT Diskusi Topik - Stroke Iskemik (Rotasi G).pdf
PPT Diskusi Topik - Stroke Iskemik (Rotasi G).pdfPPT Diskusi Topik - Stroke Iskemik (Rotasi G).pdf
PPT Diskusi Topik - Stroke Iskemik (Rotasi G).pdfSeruniArdhia
 
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdfLaporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdfHilalSunu
 

Último (20)

Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatanWebinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
 
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah SakitPresentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
 
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptxTUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
 
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasi
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa HalusinasiMateri Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasi
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasi
 
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutika
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutikaPresentasi materi antibiotik kemoterapeutika
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutika
 
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).pptMATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
 
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxSediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
 
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.pptkonsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
 
362259940-Kista-Duktus-Tiroglosus-ppt.pptx
362259940-Kista-Duktus-Tiroglosus-ppt.pptx362259940-Kista-Duktus-Tiroglosus-ppt.pptx
362259940-Kista-Duktus-Tiroglosus-ppt.pptx
 
Ppt Macroscopic Structure of Skin Rash.pdf
Ppt Macroscopic Structure of Skin Rash.pdfPpt Macroscopic Structure of Skin Rash.pdf
Ppt Macroscopic Structure of Skin Rash.pdf
 
PEMBUATAN STR BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
PEMBUATAN STR  BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptxPEMBUATAN STR  BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
PEMBUATAN STR BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
 
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin raufLAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
 
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod SurabayaToko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
 
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdfPPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
 
ATRIBUT BIDAN PROFESIONAL DALAM KEBIDANAN.pptx
ATRIBUT BIDAN PROFESIONAL DALAM KEBIDANAN.pptxATRIBUT BIDAN PROFESIONAL DALAM KEBIDANAN.pptx
ATRIBUT BIDAN PROFESIONAL DALAM KEBIDANAN.pptx
 
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal DiabetesFARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
 
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptx
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptxppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptx
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptx
 
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANANETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
 
PPT Diskusi Topik - Stroke Iskemik (Rotasi G).pdf
PPT Diskusi Topik - Stroke Iskemik (Rotasi G).pdfPPT Diskusi Topik - Stroke Iskemik (Rotasi G).pdf
PPT Diskusi Topik - Stroke Iskemik (Rotasi G).pdf
 
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdfLaporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
 

DIURETIK_DAN_MEKANISMENYA

  • 1. DIURETIK Bab I.Pendahuluan Sejarah Pemakaian diuretik sebagai terapi edema telah dimulai sejak abad ke-16. HgCl2 diperkenalkan oleh Paracelcus sebagai diuretik. 1930 Swartz menemukan bahwa sulfanilamide sebagai antimikrobial dapat juga digunakan untuk mengobati edema pada pasien payah jantung, yaitu dengan meningkatkan eksresi dari Na+ . Diuretik modern semakin berkembang sejak ditemukannya efek samping dari obat-obat antimikroba yang mengakibatkan perubahan komposisi dan output urine.Terkecuali spironolakton, diuretik kebanyakan berkembang secara empiris, tanpa mengetahui mekanisme sistem transpor spesifik di nephron. Diuretik adalah obat yang terbanyak diresepkan di USA, cukup efektif, namun memiliki efek samping yang banyak pula. Peranan Nephron - ginjal mengontrol volume ECF dengan menyesuaikan eksresi NaCl dan H2O - tiap ginjal memfiltrasi lebih dari 22 mol Na. Untuk menjaga keseimbangan NaCl , sekitar 3 lbs NaCl harus direabsorpsi oleh tubulus ginjal per hari. - Tekanan darah dipengaruhi volume ECF - Jika intake NaCl > output maka akan terjadi edema. Contohnya pada gagal jantung kongestif, gagal ginjal. - Reabsorpsi Na+ terjadi di membran basolateral (blood side) dari epitel nephron, dibantu terutama oleh Na+ K+ ATP-ase - pertukaran 1 mol Na+ dengan 2 mol K+ membutuhkan energi sehingga konsentrasi Na+ harus rendah dan K+ harus tinggi di intraseluler.
  • 2. - Pada luminal side epitel nephron, transpor Na+ terjadi secara pasif, mengikuti gradien elektrokimia dari lumen ke dalam sel. Mekanisme inilah yang menjadi dasar fisiologi dari diuretik. Farmakologi diuretik - Tujuan utama terapi diuretik adalah mengurangi edema, yaitu. dengan cara mengurangi volume ECF. Untuk mencapai hal ini, output NaCl HARUS > inputnya. - Diuretik terutama mencegah masuknya Na+ ke dalam sel tubulus - Semua diuretik kecuali spironolakton bekerja pada luminal side sel nephron. - Diuretik masuk ke dalam cairan tubulus supaya kerjanya lebih efektif Manitol memasuki cairan tubulus dengan cara filtrasi pada glomerolus Semua diuretik, kecuali spironolakton, terikat protein, dan mengalami sedikit filtrasi. Mereka mencapai urine melalui sekresi pada tubulus proksimal (jalur sekresi asam organik atau basa) Berkurangnya aliran darah ke ginjal atau gagal ginjal akan mengurangi efektifitas diuretik, karena akan berkompetisi dengan obat lainnya dalam menggunakan secretory pump. Contoh : probenesid berkompetisi dengan obat yang sifatnya asam, cimetidine berkompetisi dengan obat dasar. Diuretik yang bekerja di tubulus proksimal Tubulus proksimal lebih berperan dalam pertukaran Na+ dan difusi H2O dibandingkan bagian distal nephron. Mekanisme kotranspor Na+ akan bersamaan dengan transpor asam amino, glukosa, phospat. Manitol mekanisme : manitol sebagai diuretik osmotik yang non-metabolizable akan difiltrasi ke dalam lumen tubulus sehingga meningkatkan osmolalitas carian tubulus. Hal ini
  • 3. berakibat terjadinya ketikdakseimbangan reabsorpsi cairan, sehingga Eksresi air yang meningkat (disertai dengan ion Na+) Farmakokinetik : diberikan melalui i.v. dan bekerja dalam sepuluh menit; apabila diberikan secara p.o. dapat menyebabkan diare osmotik (tidak diabsorpsi dengan baik oleh usus). Pada pasien dengan fungsi ginjal yang normal t1/2 berkisar 1.2 jam. Toksisitas : toksisitas yang paling besar dipengaruhi meningkatnya osmolalitas plasma. Dengan berkurangnya rate filtrasi glomerolous (CHF atau gagal ginjal). Manitol tersebar di ECF. Hal ini menyebabkan keluarnya air dari sel ke ECF menyebabkan gagal jantung berat. Pada sisi lain, perpindahan air dari sel menyebabkan hiponatremia. Indikasi : agent pencegahan pada disfungsi ginjal contohnya prosedur bedah. Kontraindikasi : CHF, gagal ginjal kronis. Karbonik Anhidrase (CA) Penghambat (Asetazolamid) Aksi mekanisme : bikarbonat banyak diabsorpsi pada tubulus proksimal. Ion H+ dikeluarkan dari lumen yang akan bergabung dengan bikarbonat (HCO3-) menjadi H2CO3 yang kemudian diuabah menjadi CO2 dan H2O (dikatalisator oleh karbonik anhidrase). CO2 berdifusi ke tubulus proksimal dimana akan bergabung dengan H2O dan menjadi H2CO3 membentuk H+ dan HCO3-. HCO3- keluar dari tubulus proksimal melalui pembuluh darah dimana H+ dikeluarkan menuju lumen tubulus. Hal ini meyebabkan penyerapan dari HCO3-. Apabila aktifitas CA dihambat, akan menyebabkan pengurangan reabsorpsi dan keluar dari tubulus proksimal dalam jumlah besar. Karena Na+ kation terbanyak dalam cairan di tubulus proksimal, dimana akan bergabung dengan HCO3- keluar dari tubulus proksimal. Pada nefron distal, Na+ banyak diabsorpsi (tidak seperti HCO3-) dan untuk pertukaran K+. Untuk itu asetazolamid menyebabkan peningkatan dari HCO3-, K+ pada urine.
  • 4. Efektifitas dikurangi dengan terapi berlanjut disebabkan oleh HCO3- turun. Mengurangi jumlah HCO3- dalam urine. Farmakokinetik : penghambat CA biasanya lemah berefek dalam 30 menit dan t1/2 kira-kira 13 jam. Toksisitas : asidosis metabolik karena keluarnya bikarbonat dan hipokalemia. Indikasi : secara umum diberikan selain diuresis. Karena cairan okuler dan produksi CSF dipengaruhi oleh CA, CA inhibitor dapat digunakan untuk terapi glukoma atau meningkatkan tekanan CNS. CA inhibitor dapat diberikan pada kondisi dimana urine alkali bermanfaat (pada over dosis obat). CA inhibitor dapat digunakan untuk mencegah penyakit altitut, pada pengurangan pH ikatan oksigen hemoglobin hal ini mningkatkan hantaran oksigen ke jaringan. Kontraindikasi : sirosis (penongkatan pH urine karena sedikitnya ikatan NH3 dan meningkatnya NH3 serum). Loop Diuretik Mekanisme kerja : semua loop diuretik bekerja terutama dengan memblok Na+/K+/Cl- sebagai kotransporter pada membran apikal dari loop Henle. Karena pada sisi ini berperan untuk mengkonsentrasi dan dilusi dari urine, loop diuretik menyebabkan penurunan konsentrasi dan dilusi urine. Pada saluran ini merupakan tempat reabsorpsi Ca2+ dan Mg2+ dan merupakan proses yang tergantung oleh reabsorpsi Na+ dan Cl-. Karena itu, loop diuretik meningkatkan jumlah urine, Na+,K+,Ca2+ dan Mg2+. Loop diuretik juga menyebabkan dilatasi dari sisi vena dan fase dilatasi ginjal yang dipengaruhi oleh prostaglandin. Farmakokinetik : semua loop diuretik bekerja dalam 20 menit dan t1/2 kira-kira 1-1,5 jam. Semua loop diureeetik diabsorpsi dengan cepat dari usus dan dapat diberikan i.v..
  • 5. Golongan diuretik ini dapat memnyebabkan 20% lebih pengeluaran Na+. Angka absorpsi menurun di CHF. Toksisitas : semua loop diuretik dapat menyebabkan ketidakseimbangan elektrolit, termasuk hipokalemia (berbahaya apabila pasien menggunakan digitalis), Ca2+ dan Mg2+ berkurang, Alkalosis metabolik dan konsentrasi volume. Hiperglikemia ringan dapat terjadi (mungkin karena hipokalemia yang disebabkan oleh resisten insulin). Loop diuretik dapat mencegah pelepasan insulin. Obat-obat ini kadang-kadang dapat menyebabkan efek samping: 1. Furosemide dan bumetanide adalah golongan sulfonamide dan harus dicegah pemberiannya pada yang alergi sulfonamide. Obat-obat ini dapat menyebabkan ototoksisitas (belum diketahui mekanisme kerjanya) tetapi tidak seberat jika menggunakan asam etakrinat. 2. Asam etakrinat bukan golongan sulfa tetapi dapat menyebabkan ototoksisitas yang berat (jarang digunakan). Indikasi : hipertensi dan penggunaan diuretik kerja pendek. Digunakan juga untuk kondisi penggunaan diuretik lain yang tidak berhasil : CHF, insufisiensi ginjal dan sindroma nefrotik dan untuk koreksi hiperkalsemia. Kontraindikasi : Digunakan dengan hati-hati pada pasien dengan diuresis yang hebat, contohnya : pada pengobatan hipertensi pada orangtua dengan sedikit atau tidak ada edema. Digunakan dengan hati-hati pada pasien hipokalemia misalnya pada penggunaan digitalis, sirosis hati. Diuretik Konvolusi Tubulus Distal Tiazid dan Derivatnya Mekanisme kerja : paling banyak diresepkan dari golongan diuretik tiazid mencegah perpindahan Na+ dan Cl- pada lapisan korteks saluran tubulus distal. Tiazid memiliki
  • 6. aksi yang lebih lemah daripada loop diuretik karena sisi nefron lebih sedikit menyerap Na+ dibandingkan lapisan tubulus yang naik. Apabila filtrasi glomerolous menurun, maka lebih sedikit cairan yang sampai pada tubulus distal dan tiazid berefek sedikit pada Na+ dan sekresi air. Hal ini menyebabkan tidak efektifnya obat ini pada insufisiensi ginjal. Tiazid dapat menyebabkan kontraksi volume dimana dapat menyebabkan reabsorpsi dari cairan dan larutan. Tiazid menyebabkan peningkatan absorpsi dari Ca2+ dan asam urat pada tubulus proksimal, sehingga menyebabkan terjadinya pengurangan dari Ca2+ dan asam urat. Farmakokinetik: Seluruhnya akan diabsorbsi dari usus,dimulai 1 jam dan mulai dihilangkan 6-8 jam.Bioavalabilitas menurun pada pasien dengan penytakit ginjal,penyakit hati dan CHF. Toxisitas: Hipersensisvitas pernah dilaporkan, walaupun jarang pada penderita pankreatitis, anemia hemolitik, trombositopenia. Indikasi:Pengobatan hipertensi,dapat juga digunakan pada CHF,sindrom nephotic and status retensi Natium.Metolazone adalah diuretic quinazoline yang tempat aksinya sama dan efek samping sama seperti thiazide. Metozalone adalah penghambat natium yang kuat dan reabsorbsi air dari thiazide dan diuretic seperti thiazide.ini hanya diuretic distal nephron yang dapat berefek pada pasien dengan insufisiensi renal berat dan sering diberikan kombinasi dengan loop diuretic.Thiazide dapat juga digunakan untuk mengurangi ekskresi Ca2+ untuk mencegah batu ginjal. Kontra indikasi:Hati-hati pada pasien yang dicurigai hipokalemi (pengguna digitalis, sirosis hepatic)Gout, atau Hiperkalsemi.
  • 7. Diuretik duktus kolekting Diuretik hemat kalium Merupakan obat yang diberikan untuk menghindari hipokalemi, juga jangan pernah untuk diberikan pada pasien hiperkalemi, atau pada pasien dengan pengobatan atau hal yang menyebabkan hiperkalemi.Termasuk DM, Multipel myeloma, penyakit tubulointerstitial renal dan insufisiensi renal.banyak obat yang menyebabkan hiperkalemi tapi suplemen kalium dan ACE inhibitor juga sering. Spironolakton Mekanisme:Spironolakton adalah kompetitif antagonis aldosteron.meski menghambat aldosteron-stimulasi Na+ reabsorbsi dan ekskresi K+ dan H+ di distal tubulus dan duktus collecting. Spironolaktone juga mengurangi aldosteron-stimulasi ammoniagenesis melalaui nefron Farmakokinetik:diberikan secara oral sampai lebih 2 hari agar efektif. Dimetabolisme di hati, merupakan diuretic yang hanya beraksi diluar tubulus. Toksisitas: Efek samping utama adalah hiperkalemi, ginekomasti dan amenore. Indikasi:Efek yang besar pada pasien yang tinggi aldoteron plasma (Hiperaldosteron menyebabkan tumor adrenal atau hyperplasia) juga pada pasien sirosis. Kontraindikasi: Jangan digunakan pada hiperkalemi. Amiloride dan triamterene Mekanisme:menghambat Na+ Channel pada apek membrane tubulus distal dan tubulus collecting. Karena sekresi K+ dan H+ pada segmen nefron ini di hasilkan oleh reabsorbsi Na+ , K+ dan H+ ke urin di kurangi. Farmakokinetik:efektif per oral, waktu paruh Amiloride dan triamterene 6 dan 3 jam.di eliminasi di ginjal.
  • 8. Toksisitas:hiperkalemia,tapi metabolic asidosis dapat juga terjadi.nausea dan vomitas. Indikasi: biasa diberikan dengan diuretic lainnya,sering dengan loop diuretic atau thiazide. Kontraindikasi: jangan digunakan pada hiperkalemi Resistensi Diuretik Penyebab tersering • Pengobatan inkomplit penyakit primer • Intake Na+ yang terus-menerus • Pasien non compliance • Absorbsi yang jelek • Berkurangnya volume filtrasi dan akses lumen tubulus Penyebab yang tidak sering • NSAID’s mengurangi aliran darah ginjal • Metabolic asidosis membatasi efek CA inhibitor