SlideShare una empresa de Scribd logo
1 de 13
MAKALAH
MENGENAL KARAKTERISTIK REMAJA PADA SISWA
SEKOLAH MENENGAH PERTAMA
disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Perkembangan Peserta Didik
Oleh
NOVIA SENJA KURNIA (120210301037)
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JEMBER
2012
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Berkat limpahan
karunianya kami dapat menyelesaikan makalah ini.Guna memenuhi tugas matakuliah
Perkembangan Peserta Didik.
Ucapan terimakasih kami sampaikan kepada semua pihak yang telah membantu
penyelesaian makalah ini. Terima kasih kepada dosen pembimbing yang telah membimbing
kami sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. Tak lupa kami ucapkan terimaksih
kepada teman-teman yang telah membantu membuat makalah ini, sehingga dapat
terselesaikan dengan baik.
Kami selaku penulis sudah berusaha sebaik-baiknya untuk menyelesaikan makalah
ini, tak ada gading yang tak retak, kesempurnaan hanya milik-Nya. Tiada suatu usaha yang
besar akan berhasil tanpa dimulai dari usaha yang kecil. Sebagai penanggung jawab atas
karya tulis ini, kami mengharapkan kritik dan saran, serta masukan untuk perbaikan serta
penyempurnaan karya tulis ini.
Akhirnya penulis berharap, semoga hasil karya tulis ini memberikan manfaat dan
dapat dijadikan sebagai wacana untuk memperluas pengetahuan.
Jember,9 Desember 2012
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Sebagai seorang guru, sangat perlu memahami perkembangan peserta didik.
Perkembangan peserta didik tersebut meliputi: perkembangan fisik, perkembangan
sosioemosional, dan bermuara pada perkembangan intelektual. Perkembangan fisik
dan perkembangan sosio sosial mempunyai kontribusi yang kuat terhadap
perkembangan intelektual atau perkembangan mental atau perkembangan kognitif
siswa.
Pemahaman terhadap perkembangan peserta didik di atas, sangat diperlukan
untuk merancang pembelajaran yang kondusif yang akan dilaksanakan. Rancangan
pembelajaran yang kondusif akan mampu meningkatkan motivasi belajar siswa
sehingga mampu meningkatkan proses dan hasil pembelajaran yang diinginkan.
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang di atas,maka dapat dirumuskan masalah sebagai
berikut :
 Bagaimana karakteristik pertumbuhan dan perkembangan anak remaja usia
SMP ?
 Bagaimana peran lingkungan terhadap pembelajaran anak usia remaja awal /
SMP?
 Bagaimana metode pembelajaran yang tepat pada siswa SMP?
C. TUJUAN
 Untuk mengetahui karakteristik pertumbuhan dan perkembangan anak remaja
usia SMP
 Untuk mengetahui hubungan pemahaman karakter siswa SMP dengan proses
pembelajaran.
 Untu mengetahui metode pembelajaran yang tepat pada siswa SMP.
BAB II
PEMBAHASAN
A. KARAKTERISTIK PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN ANAK REMAJA
USIA SMP
 Pertumbuhan Fisik
Pada masa remaja, pertumbuhan fisik mengalami perubahan lebih cepat
dibandingkan dengan masa anak-anak dan masa dewasa. Pada fase ini remaja
memerlukan asupan gizi yang lebih, agar pertumbuhan bisa berjalan secara
optimal. Perkembangan fisik remaja jelas terlihat pada tungkai dan tangan, tulang
kaki dan tangan, serta otot-otot tubuh berkembang pesat.
 Perkembangan Seksual
Terdapat perbedaan tanda-tanda dalam perkembangan seksual pada remaja.
Tanda-tanda perkembangan seksual pada anak laki-laki diantaranya alat
reproduksi spermanya mulai berproduksi, ia mengalami masa mimpi yang
pertama, yang tanpa sadar mengeluarkan sperma. Sedangkan pada anak
perempuan, bila rahimnya sudah bisa dibuahi karena ia sudah mendapatkan
menstruasi yang pertama.
Terdapat ciri lain pada anak laki-laki maupun perempuan. Pada laki-laki
pada lehernya menonjol buah jakun yang bisa membuat nada suaranya pecah;
didaerah wajah, ketiak, dan di sekitar kemaluannya mulai tumbuh bulu-bulu atau
rambut; kulit menjadi lebih kasar, tidak jernih, warnanya pucat dan pori-porinya
meluas. Pada anak perempuan, diwajahnya mulai tumbuh jerawat, hal ini
dikarenakan produksi hormon dalam tubuhnya meningkat. Pinggul membesar
bertambah lebar dan bulat akibat dari membesarnya tulang pinggul dan
berkembangnya lemak bawah kulit. Payudara membesar dan rambut tumbuh di
daerah ketiak dan sekitar kemaluan. Suara menjadi lebih penuh dan merdu.
Pada saat seorang anak memasuki masa pubertas yang ditandai dengan menstruasi
pertama pada remaja putri ataupun perubahan suara pada remaja putra, secara
biologis dia mengalami perubahan yang sangat besar. Pubertas menjadikan
seorang anak tiba-tiba memiliki kemampuan untuk bereproduksi.
Pada masa pubertas, hormon seseorang menjadi aktif dalam memproduksi dua
jenis hormon (gonadotrophins atau gonadotrophic hormones) yang berhubungan
dengan pertumbuhan, yaitu: 1) Follicle-Stimulating Hormone (FSH); dan 2).
Luteinizing Hormone (LH). Pada anak perempuan, kedua hormon tersebut
merangsang pertumbuhan estrogen dan progesterone: dua jenis hormon
kewanitaan. Pada anak lelaki, Luteinizing Hormone yang juga dinamakan
Interstitial-Cell Stimulating Hormone (ICSH) merangsang pertumbuhan
testosterone. Pertumbuhan secara cepat dari hormon-hormon tersebut di atas
merubah sistem biologis seorang anak. Anak perempuan akan mendapat
menstruasi, sebagai pertanda bahwa sistem reproduksinya sudah aktif. Selain itu
terjadi juga perubahan fisik seperti payudara mulai berkembang, dll. Anak lelaki
mulai memperlihatkan perubahan dalam suara, otot, dan fisik lainnya yang
berhubungan dengan tumbuhnya hormon testosterone. Bentuk fisik mereka akan
berubah secara cepat sejak awal pubertas dan akan membawa mereka pada dunia
remaja.
 Cara Berfikir Kausalitas
Hal ini menyangkut tentang hubungan sebab akibat. Remaja sudah mulai
berfikir kritis sehingga ia akan melawan bila orang tua, guru, lingkungan, masih
menganggapnya sebagai anak kecil. Mereka tidak akan terima jika dilarang
melakukan sesuatu oleh orang yang lebih tua tanpa diberikan penjelasan yang
logis. Misalnya, remaja makan didepan pintu, kemudian orang tua melarangnya
sambil berkata “pantang”. Sebagai remaja mereka akan menanyakan mengapa hal
itu tidak boleh dilakukan dan jika orang tua tidak bisa memberikan jawaban yang
memuaskan maka dia akan tetap melakukannya. Apabila guru/pendidik dan oarang
tua tidak memahami cara berfikir remaja, akibatnya akan menimbulkan kenakalan
remaja berupa pekelahian antar pelajar.
Perkembangan kognitif remaja, dalam pandangan Jean Piaget (seorang ahli
perkembangan kognitif) merupakan periode terakhir dan tertinggi dalam tahap
pertumbuhan operasi formal (period of formal operations). Pada periode ini,
idealnya para remaja sudah memiliki pola pikir sendiri dalam usaha memecahkan
masalah-masalah yang kompleks dan abstrak. Kemampuan berpikir para remaja
berkembang sedemikian rupa sehingga mereka dengan mudah dapat
membayangkan banyak alternatif pemecahan masalah beserta kemungkinan akibat
atau hasilnya. Kapasitas berpikir secara logis dan abstrak mereka berkembang
sehingga mereka mampu berpikir multi-dimensi seperti ilmuwan. Para remaja
tidak lagi menerima informasi apa adanya, tetapi mereka akan memproses
informasi itu serta mengadaptasikannya dengan pemikiran mereka sendiri. Mereka
juga mampu mengintegrasikan pengalaman masa lalu dan sekarang untuk
ditransformasikan menjadi konklusi, prediksi, dan rencana untuk masa depan.
Dengan kemampuan operasional formal ini, para remaja mampu mengadaptasikan
diri dengan lingkungan sekitar mereka.
Pada kenyataan, di negara-negara berkembang (termasuk Indonesia) masih
sangat banyak remaja (bahkan orang dewasa) yang belum mampu sepenuhnya
mencapai tahap perkembangan kognitif operasional formal ini. Sebagian masih
tertinggal pada tahap perkembangan sebelumnya, yaitu operasional konkrit,
dimana pola pikir yang digunakan masih sangat sederhana dan belum mampu
melihat masalah dari berbagai dimensi. Hal ini bisa saja diakibatkan sistem
pendidikan di Indonesia yang tidak banyak menggunakan metode belajar-mengajar
satu arah (ceramah) dan kurangnya perhatian pada pengembangan cara berpikir
anak. penyebab lainnya bisa juga diakibatkan oleh pola asuh orangtua yang
cenderung masih memperlakukan remaja sebagai anak-anak, sehingga anak tidak
memiliki keleluasan dalam memenuhi tugas perkembangan sesuai dengan usia dan
mentalnya. Semestinya, seorang remaja sudah harus mampu mencapai tahap
pemikiran abstrak supaya saat mereka lulus sekolah menengah, sudah terbiasa
berpikir kritis dan mampu untuk menganalisis masalah dan mencari solusi terbaik.
 Emosi Yang Meluap-luap
Emosi pada remaja masih labil, karena erat hubungannya dengan keadaan
hormon. Mereka belum bisa mengontrol emosi dengan baik. Dalam satu waktu
mereka akan kelihatan sangat senang sekali tetapi mereka tiba-tiba langsung bisa
menjadi sedih atau marah. Contohnya pada remaja yang baru putus cinta atau
remaja yang tersinggung perasaannya. Emosi remaja lebih kuat dan lebih
menguasai diri mereka daripada pikiran yang realistis. Saat melakukan sesuatu
mereka hanya menuruti ego dalam diri tanpa memikirkan resiko yang akan terjadi.
 Perkembangan Sosial
Sebagai makhluk sosial, individu dituntut untuk mampu mengatasi segala
permasalahan yang timbul sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungan sosial
dan mampu menampilkan diri sesuai dengan aturan atau norma yang berlaku.
Oleh karena itu setiap individu dituntut untuk menguasai ketrampilan-ketrampilan
sosial dan kemampuan penyesuaian diri terhadap lingkungan sekitarnya.
Ketrampilan-ketrampilan tersebut biasanya disebut sebagai aspek psikososial.
Ketrampilan tersebut harus mulai dikembangkan sejak masih anak-anak, misalnya
dengan memberikan waktu yang cukup buat anak-anak untuk bermain atau
bercanda dengan teman-teman sebaya, memberikan tugas dan tanggungjawab
sesuai perkembangan anak, dsb. Dengan mengembangkan ketrampilan tersebut
sejak dini maka akan memudahkan anak dalam memenuhi tugas-tugas
perkembangan berikutnya sehingga ia dapat berkembang secara normal dan sehat.
Ketrampilan sosial dan kemampuan penyesuaian diri menjadi semakin
penting manakala anak sudah menginjak masa remaja. Hal ini disebabkan karena
pada masa remaja individu sudah memasuki dunia pergaulan yang lebih luas
dimana pengaruh teman-teman dan lingkungan sosial akan sangat menentukan.
Kegagalan remaja dalam menguasai ketrampilan-ketrampilan sosial akan
menyebabkan dia sulit menyesuaikan diri dengan lingkungan sekitarnya sehingga
dapat menyebabkan rasa rendah diri, dikucilkan dari pergaulan, cenderung
berperilaku yang kurang normatif (misalnya asosial ataupun anti sosial), dan
bahkan dalam perkembangan yang lebih ekstrim bisa menyebabkan terjadinya
gangguan jiwa, kenakalan remaja, tindakan kriminal, tindakan kekerasan dsb.
Berdasarkan kondisi tersebut diatas maka amatlah penting bagi remaja
untuk dapat mengembangkan ketrampilan-ketrampilan sosial dan kemampuan
untuk menyesuaikan diri. Permasalahannya adalah bagaimana cara melakukan hal
tersebut dan aspek-aspek apa saja yang harus diperhatikan.
Salah satu tugas perkembangan yang harus dikuasai remaja yang berada
dalam fase perkembangan masa remaja madya dan remaja akhir adalah memiliki
ketrampilan sosial (sosial skill) untuk dapat menyesuaikan diri dengan kehidupan
sehari-hari. Ketrampilan-ketrampilan sosial tersebut meliputi kemampuan
berkomunikasi, menjalin hubungan dengan orang lain, menghargai diri sendiri &
orang lain, mendengarkan pendapat atau keluhan dari orang lain, memberi atau
menerima feedback, memberi atau menerima kritik, bertindak sesuai norma dan
aturan yang berlaku, dsb. Apabila keterampilan sosial dapat dikuasai oleh remaja
pada fase tersebut maka ia akan mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan
sosialnya. Hal ini berarti pula bahwa sang remaja tersebut mampu
mengembangkan aspek psikososial dengan maksimal. Jadi tidak mengherankan
jika pada masa ini remaja mulai mencari perhatian dari ingkungannya dan
berusaha mendapatkan status atau peranan, misalnya mengikuti kegiatan remaja
dikampung dan dia diberi peranan dimana dia bisa menjalankan peranan itu
dengan baik. Sebaliknya jika remaja tidak diberi peranan, dia akan melakukan
perbuatan untuk menarik perhatian lingkungan sekitar dan biasanya cenderung ke
arah perilaku negatif.
Salah satu pola hubungan sosial remaja diwujudkan dengan membentuk
satu kelompok. Remaja dalam kehidupan sosial sangat tertarik pada kelompok
sebayanya sehingga tidak jarang orang tua dinomorduakan, sedangkan
kelompoknya dinomorsatukan. Contohnya, apabila seorang remaja dihadapkan
pada suatu pilihan untuk mengikuti acara keluarga dan berkumpul dengan teman-
teman, maka dia akan lebih memilih untuk pergi dengan teman-teman.
Pola hubungan sosial remaja lain adalah dimulainya rasa tertarik pada
lawan jenisnya dan mulai mengenal istilah pacaran. Jika dalam hal ini orang tua
kurang mengerti dan melarangnya maka akan menimbulkan masalah sehingga
remaja cenderung akan bersikap tertutup pada orang tua mereka. Anak perempuan
secara biologis dan karakter lebih cepat matang daripada anak laki-laki.
 Perkembangan Moral
Masa remaja adalah periode dimana seseorang mulai bertanya-tanya
mengenai berbagai fenomena yang terjadi di lingkungan sekitarnya sebagai dasar
bagi pembentukan nilai diri mereka. Elliot Turiel (1978) menyatakan bahwa para
remaja mulai membuat penilaian tersendiri dalam menghadapi masalah-masalah
populer yang berkenaan dengan lingkungan mereka, misalnya: politik,
kemanusiaan, perang, keadaan sosial, dsb. Remaja tidak lagi menerima hasil
pemikiran yang kaku, sederhana, dan absolut yang diberikan pada mereka selama
ini tanpa bantahan. Remaja mulai mempertanyakan keabsahan pemikiran yang ada
dan mempertimbangan lebih banyak alternatif lainnya. Secara kritis, remaja akan
lebih banyak melakukan pengamatan keluar dan membandingkannya dengan hal-
hal yang selama ini diajarkan dan ditanamkan kepadanya. Sebagian besar para
remaja mulai melihat adanya “kenyataan” lain di luar dari yang selama ini
diketahui dan dipercayainya. Ia akan melihat bahwa ada banyak aspek dalam
melihat hidup dan beragam jenis pemikiran yang lain. Baginya dunia menjadi
lebih luas dan seringkali membingungkan, terutama jika ia terbiasa dididik dalam
suatu lingkungan tertentu saja selama masa kanak-kanak.
Kemampuan berpikir dalam dimensi moral (moral reasoning) pada remaja
berkembang karena mereka mulai melihat adanya kejanggalan dan
ketidakseimbangan antara yang mereka percayai dahulu dengan kenyataan yang
ada di sekitarnya. Mereka lalu merasa perlu mempertanyakan dan merekonstruksi
pola pikir dengan “kenyataan” yang baru. Perubahan inilah yang seringkali
mendasari sikap "pemberontakan" remaja terhadap peraturan atau otoritas yang
selama ini diterima bulat-bulat. Misalnya, jika sejak kecil pada seorang anak
diterapkan sebuah nilai moral yang mengatakan bahwa korupsi itu tidak baik. Pada
masa remaja ia akan mempertanyakan mengapa dunia sekelilingnya membiarkan
korupsi itu tumbuh subur bahkan sangat mungkin korupsi itu dinilai baik dalam
suatu kondisi tertentu. Hal ini tentu saja akan menimbulkan konflik nilai bagi sang
remaja. Konflik nilai dalam diri remaja ini lambat laun akan menjadi sebuah
masalah besar, jika remaja tidak menemukan jalan keluarnya. Kemungkinan
remaja untuk tidak lagi mempercayai nilai-nilai yang ditanamkan oleh orangtua
atau pendidik sejak masa kanak-kanak akan sangat besar jika orangtua atau
pendidik tidak mampu memberikan penjelasan yang logis, apalagi jika lingkungan
sekitarnya tidak mendukung penerapan nilai-nilai tersebut.
Peranan orangtua atau pendidik amatlah besar dalam memberikan alternatif
jawaban dari hal-hal yang dipertanyakan oleh putra-putri remajanya. Orangtua
yang bijak akan memberikan lebih dari satu jawaban dan alternatif supaya remaja
itu bisa berpikir lebih jauh dan memilih yang terbaik. Orangtua yang tidak mampu
memberikan penjelasan dengan bijak dan bersikap kaku akan membuat sang
remaja tambah bingung. Remaja tersebut akan mencari jawaban di luar lingkaran
orangtua dan nilai yang dianutnya. Ini bisa menjadi berbahaya jika “lingkungan
baru” memberi jawaban yang tidak diinginkan atau bertentangan dengan yang
diberikan oleh orangtua. Konflik dengan orang tua mungkin akan mulai menajam.
 Perkembangan Kepribadian
Secara umum penampilan sering diindentikkan dengan manifestasi dari
kepribadian seseorang, namun sebenarnya tidak. Karena apa yang tampil tidak
selalu mengambarkan pribadi yang sebenarnya (bukan aku yang sebenarnya).
Dalam hal ini amatlah penting bagi remaja untuk tidak menilai seseorang
berdasarkan penampilan semata, sehingga orang yang memiliki penampilan tidak
menarik cenderung dikucilkan. Disinilah pentingnya orangtua memberikan
penanaman nilai-nilai yang menghargai harkat dan martabat orang lain tanpa
mendasarkan pada hal-hal fisik seperti materi atau penampilan.
 Adapun ciri-ciri penting pada masa remaja awal atau anak SMP sebagaiberikut :
1. Pada masa ini terjadi kematangan alat-alat seksual.Dengan tumbuh dan
kembangnya fungsi-fungsi organ maka ciri-ciri seks sekunder mulai
berkembang seperti tumbuhnya rambut pubis dan timbulnya jakun pada anak
laki-laki.Sedangkan pada anak perempuan mulai memasuki masa menstruasi
dan mulai tumbuhnya buah dada. Dengan adanya kedewasaan biologis ini,
remaja memiliki kemampuan biologis yang sama dengan orang-orang dewasa
lainnya dalam hal reproduksi.
2. Masa remaja awal merupakan periode yang singkat dibandingkan dengan
banyaknya perubahan yang terjadi di dalam perkembangan manusia maka masa
puber merupakan periode yang paling singkat, yaitu sekitar dua sampai empat
tahun pada usianya.
3. Masa remaja awal merupakan masa pertumbuhan dan perubahan yang
pesat.Perubahan-perubahan yang pesat ini akan menimbulkan dampak pada
anak. Misalnya timbul keraguan, perasaan tidak mampu dan tidak aman dan
dalam beberapa hal memungkinkan timbulnya perilaku negatif.
4. Masa remaja awal merupakan masa negatif .Pada masa ini anak cenderung
mengambil sikap anti terhadap kehidupan atau kehilangan sifat-sifat baiknya
yang pada masa sebelumnya sudah berkembang. Kondisi ini merupakan sesuatu
yang wajar. Beberapa ahli psikologi perkembangan menyebut ini sebagai masa
negatifistik kedua.
 Perkembangan anak usia SMP
Selama di SMP/ MTs seluruh aspek perkembangan manusia yaitu kognitif,
afektif dan psikomotorik mengalami perubahan sebagai masa transisi dari masa
anak-anak menjadi masa dewasa. Masa remaja dan perubahan yang menyertainya
merupakan fenomena yang harus di hadapioleh guru.
Perkembangan aspek kognitif Arajoo T.V (1986) menyatakan bahwa aspek
kognitif meliputi fungsi intelektual seperti pemahaman, pengetahuan dan
ketrampilan berpikir. Untuk siswa SMP perkembangan kognitif utama yang
dialami adalah formal operasional,yang mampu berpikir abstrak dengan
menggunakan simbol-simbol tertentu atau mengoperasikan kaidah-kaidah logika
formal yang tidak terikat lagi oleh objek-objek yang bersifat konkrit, seperti
peningkatan kemampuan analisis,kemampuan mengembangkan suatu
kemungkinan berdasarkan dua atau lebih kemungkinan yang ada, kemampuan
menarik generalisasi dan inferensasi dari berbagai kategori objek yang beragam.
Selain itu ada peningkatan fungsi intelektual, kapabilitas memori dalam bahasa
dan perkembangan konseptual. Dengan kata lain, bahasa merupakan salah satu alat
vital untuk kegiatan kognitif.
Perkembangan aspek afektif Menurut Arajoo T.V (1986), ranah afektif
menyangkut perasaan,modal dan emosi.Perkembangan afektif siswa SMP
mencakup proses belajar perilaku dengan orang lain atau sosialisasi. Sebagian
besar sosialisasi berlangsung lewat pemodelan dan peniruan orang lain.
Perkembangan psikomotorik Wuest & Combardo (1974) menyatakan
bahwa perkembangan aspek psikomotorik seusia SMP ditandai dengan perubahan
jasmani dan fisiologis sex yang luar biasa. Salah satu perubahan luar biasa tersebut
adalah perubahan pertumbuhan tinggi badan dan berat badan,sering menganggap
diri mereka serba mampu, sehingga seringkali mereka terlihat “tidak memikirkan
akibat” dari perbuatan mereka, dan kadang mengalami proses pencarian jati diri.
B. PERAN LINGKUNGAN TERHADAP PEMBELAJARAN ANAK USIA REMAJA
AWAL (SMP)
Konsep belajar behavioristik memandang manusia sebagai produk lingkungan.
Begitupun dalam kasus ini, faktor-faktor lingkungan sekitar mempunyai peran penting
dan andil yang kuat dalam proses pembelajaran seorang siswa secara
umum, khususnya siswa SMP.1.
Lingkungan Keluarga.Lingkungan merupakan salah satu faktor yang
mempengaruhi kehidupan anak, khususnya lingkungan keluarga, karena sejak kecil
anak hidup bersama keluarga. Menurut Zakiah Daradjat, bahwa ” pendidikan pertama
dan utama bagi anak adalah dalam lingkungan keluarga,”. Situasi lingkungan tersebut
memberikan andil bagi aktivitas belajar anak.
Keluarga merupakan lingkungan pendidikan yang pertama dan utama bagi
anak-anak dan remaja. Pendidikan keluarga lebih menekankan pada aspek moral dan
pembentukan kepribadian dari pada pendidikan untuk menguasai ilmu pengetahuan.
Dasar dan tujuan penyelenggaraan pendidikan keluarga bersifat individual sesuai
dengan pandangan hidup keluarga masing-masing, ada keluarga dalam mendidik
anaknya mendasarkan pada kaidah-kaidah agama dan menekankan proses pendidikan
agama. Ada pula keluarga yang dasar dan tujuan penyelenggaraan pendidikannya
berorientasi pada kehidupan sosial dan ekonomi kemasyarakatan dengan tujuan untuk
menjadikan anaknya menjadi orang yang produktif dan bermanfaat dalam kehidupan
bermasyakarat.Anak dan remaja di dalam keluarga berkedudukan sebagai anak
didik dan orang tua sebagai pendidiknya. Banyak corak dan pola penyelenggaraan
pendidikan keluarga, yang secara garis besar dapat dikelompokkan menjadi tiga pola
pendidikan, yaitu : Pendidikan otoriter, pendidikan demokratis dan pendidikan liberal.
Dalam pendidikan yang bercorak otoriter anak-anak senantiasa harus
mengikuti apa yang telah digariskan oleh orang tuanya, sedang dalam pola pendidikan
liberal, anak-anak dibebaskan untuk menentukan tujuan dan cita-citanya. Kebanyakan
keluarga di Indonesia mengikuti corak pendidikan yang demokratis.Makna pendidikan
yang demokratis itu oleh Ki Hajar Dewantara dinyatakan bahwa penyelenggaraan
pendidikan itu hendaknya : ing ngarsasung tulada, ing madya mangun karsa, tut wuri
handayani,yang artinya :Di depan memberi contoh, di tengah membimbing dan di
belakangmemberi semangat.
Lingkungan Masyarakat.Masyarakat adalah lingkungan alami kedua yang
dikenal oleh anak-anak dan remaja. Remaja telah banyak mengenal karakteristik
masyarakatdengan berbagai norma dan keberagamannya. Kondisi masyarakat amat
beragam, tentu banyak hal yang harus diperhatikan baik oleh remaja maupun oleh
orang tuanya.Dalam menjalankan fungsi pendidikan, masyakarat banyak membentuk/
mendirikan kelompok-kelompok atau paguyuban atau kursusyang secara sengaja
disediakan untuk anak dan remaja dalam upaya mempersiapkan hidupnya di masa
depan. Seperti contoh, Karang Taruna,pengajian TPA, kursus komputer berskala desa,
atau pelatihan-pelatihanyang bersifat ekonomis yang profitable merupakan produk
nyatapembelajaran di masyarakat.
Lingkungan Sekolah.Sekolah merupakan lingkungan artificial yang sengaja
diciptakan untuk membina anak-anak kearah tujuan tertentu, khususnya
untuk memberikan kemampuan dan ketrampilan sebagai bekal kehidupannya
dikemudian hari. Lingkungan sekolah merupakan pengaruh besar dalam pembentukan
pemikiran manusia untuk menguasai ilmu pengetahuan.Di lingkungan sekolah ini,
remaja mendapat suatu pelajaran dan pengalaman yang berharga yang menjadi bekal
untuk langkah-langkah pembelajaran di kehidupan selanjutnya. Sekolah diharapkan
memberikan suatu wadah bagi pengembangan secara keseluruhan baik aspek
kognitif,afektif, maupun psikomotorik. Dibentuknya unit-unit kegiatan siswa(UKS),
memfasilitasi sarana dan prasarana yang memadai seperti sarana olahraga, musik
maupun berdasarkan potensi-potensi lain
C. METODE PEMBELAJARAN PADA SISWA SMP
 Model Pembelajaran Langsung / Direct Instruction
Pengetahuan dapat digolongkan menjadi dua macam yaitu : pengetahuan
Deklaratif dan pengetahuan procedural. Pengetahuan deklaratif adalah pengetahuan
tentang sesuatu konsep.Pengetahuan Procedural adalah pengetahuan tentang
bagaimana seseorang melakukan sesuatu.Moel pembelajaran langsug dirancang secara
khusus untuk menunjang proses belajar siswa berkenaan dengan pengetahuan
prosedural maupun pengetahuan deklaratif yang terstruktur dengan baik dan dapat
dipelajari langkah demi langkah.Metode yang digunakan dalam model pembelajaran
ini yang lebih dominan adalah metode Tanya jawab,Metode Ceramah, dan lain-
lain.Model ini harus dikemas melibatkan terjadinya interaksi multi arah.Model
pembelajaran langsung mempunyai fase-fase penting diantarannya :
1. Fase Pendahuluan
Pada fase ini guru menyampaikan kompetensi apa yang harus dicapai siswa
setelah proses pembelajaran,memotivasi belajar,meningkatkan materi prasyarat.
2. Fase Presentasi Materi
Guru dengan menggunakan metode ceramah dan resistasi (mengecek pemahaman
dengan Tanya Jawab).
3. Fase terakhir Guru memberikan kesempatan kepadasiswa untuk
berlatih,menyimpulkan hasil belajar dan memberikan umpan balik terhadap
keberhasilan siswa. Fase tersebut dapat dilihat sebagaai berikut :
 Fase Peran guru
1. Pendahuluan menyampaikan kompetensi yang harus dikuasai
siswa,memotivasi,mengingatkan materi sebelumnya, dan mempersiapkan
siswa-siswa.
2. Presentasi materi mendemonstrasikan keterampilan atau menyajikan
informasi tahap demi tahap dengan metode ceramah dan resitasi.
3. Membimbing pelatihan memberikan latihan terbimbing.
4. Memberikan umpan balik dan mengecek kemampuan siswa.
5. Merangkum dengan tanya jawab dan memberikan tugas.
Model pembelajaran Kooperatif adalah pembelajaran yang
mengharuskan siswa untuk bekerja dalam suatu tim untuk menyelesaikan
masalah,menyelesaikan tugas , atau mengerjakan sesuatu untuk tujuan
bersama.Model kooperatif merupakan model pembelajaran yang memfasilitasi
siswa untuk mencapai kompetensiya dengan menekankan kerjasama antar
siswa.Dengan demikian, metode mengajar yang digunakan guru adalah diskusi
kelompok.Adapun ciri-ciri model pembelajaran kooperatif antara lain adalah :
- Untuk mencapai kompetensi yang ditetapkan ,siswa belajar dalam
kelompok.
- Kelompok dibentuk dari siswa dengan memperhatikan
kemampuan,gender,ras,budaya dan suku
- Penghargaan diutamakan pada kerja kelompok daripada perorangan.
Pembelajaran kooperatif mempunyai tujuanpenting ,yaitu :
- Hasil belajar akademik pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan
proses konstruksi siswa terhadap pengetahuan yang dipelajarinya.
- Penerimaan terhadap keberagaman ,menumbuhkembangkan interaksi
sosial bagi siswa.
Siswa akan lebih mudah menerima teman-temannya yang mempunyai
berbagai macam perbedaan latar belakang.
- Pengembangan keterampilan sosial dengan cara mengembangkan
saling percaya dengan berbagai tugas dalam kelompok, aktif
bertaya,menghargai pendapat orang lain,memancing teman untuk
bertanya,mempresentasikan dan lain-lain.
 Fase Indikator Kegiatan Guru
Fase ini dapat dilakukan dengan :
- Apersepsi Guru menyampaikan kompetensi yang harus ditunjukkan
siswa,memotivasi siswa,meningkatkan materi prasyarat-prasyarat
- Menyajikan informasi.Guru secukupnya berupa cara kerja atau cara
menyelesaikan tugas.
- Membentuk kelompokbekerja . (guru memberikan arahan cara
membentuk kelompok).
- Membimbing Kelompok Bekerja. (guru memberikan bimbingan
kepada kelompokyang memerlukan).
- Evaluasi (guru melakukan kesimpulan akhir,evaluasi proses maupun
hasil belajar).
- Memberikan Penghargaan (guru memberikan penghargaan kepada
setiap kelompok maupun individual).
Model pembelajaran berdasarkan masalah (Problem Based
Instruction),Model PBM (problem based instruction) adalah suatu metodeyang
diajarkan dengan melihat fakta yang berkembang atau berdasarkan masalah yang ada
kemudian akan dilakukan diskusi dan pemecahan masalah tersebut. Model
Pembelajaran berdasarkan pada masalah tertentu, bertujuan untuk :
- Membentu siswa mengembangkan keterampilan berfikir dan
keterampilan memecahkan masalah.
- Belajar menjadi peranan sebagai orang dewasa
- Belajar Mandiri
Pelaksanaan model pembelajaran masalah sebagai berikut :
1. Penetapan Tujuan Gurumendeskripsikan tujuan model pembelajaran.
2. Meancang situasi masalah guru ,merumuskan masalah yang akan dipelajari atau
diselidiki siswa.Masalah tersebut harus otentik, dan bermakna bagi siswa.
3. Organisasi sumber daya dan rencana logistik (guru menyiapkan atau
menginformasikan material,sarana atau sumber belajar yang dapat dimanfaatkan
siswa dalam memecahkan masalah yang ada.
4. Orientasi siswa pada masalah .
Siswa diberikan pengertian bahwa tujuan pembelajaran berdasarkan masalah tidak
untuk memperoleh informasi baru dalam jumlah besar,melainkan siswa harus
melakukan penelitian terhadap masalah penting untuk biasa belajar mandiri.
5. Mengorganisasikan siswa untuk belajar (mengembangkan keterampilan kerjasama
antar siswa dan saling membatu untuk menyelidiki masalah secara bergotong-
royong.Guru membantu siswa yang memerlukan dalam merencanakan
penyelidikan dan tugas-tugas pelaporan).
6. Assement dan Evaluasi Sistem Assement
Yang dilakukan adalah penilaian otentik yang menyangkut penilaian proses
berfikir siswa dan juga penilaian hasil belajar.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
 Karakteristik Perkembangan Anak Usia SMP remaja dalam bahasa aslinya disebut
adolescence, berasal dari bahasa adolescere yang berarti “tumbuh atau tumbuh
untuk mencapai kematangan”.Perkembangan lebih lanjut, istilah adolescence
memiliki arti mencakup kematangan mental, emosional, sosial dan fisik.WHO
membagi 2 tahap usia remaja yaitu:a. Remaja Awal : 10 – 14 tahun.
Remaja akhir : 15 – 20 tahun. Oleh karena itu, anak usia Sekolah Menengah
Pertama (SMP) dapat dikategorikan sebagai anak usia remaja awal.
Ciri-ciri Masa Remaja:
Ciri Fisik/BiologisPada saat seorang anak memasuki masa pubertas yang ditandai
dengan menstruasi pertama pada remaja perempuan dan perubahan suara pada
remaja laki-laki.
Ciri PsikologisSecara umum, dari sisi psikologis seorang remaja memiliki
beberapa cirisebagai berikut:
1) Kegelisahan
2)Pertentangan
3) Mengkhayal
4) Aktivitas kelompok
5) Keinginan mencoba segala sesuatu
Perkembangan anak usia SMP meliputi:
a)Perkembangan aspek kognitif meliputi fungsi intelektual sepertipemahaman,
pengetahuan dan ketrampilan berpikir.
b)Perkembangan aspek afektif menyangkut perasaan, modal dan emosi.
c)Perkembangan aspek psikomotorik seusia anak SMP ditandai denganperubahan
jasmani dan fisiologis sex yang luar biasa.
 Tiga model pembelajaran yang digunakan untuk karakteristik anak usiaSekolah
Menengah Pertama (SMP), yaitu:
 Model Pembelajaran Langsung (Direct Instruction).Metode yang
digunakan dalam model pembelajaran ini yang lebih dominan adalah
metode Tanya Jawab, metode Ceramah, dan lain-lain.Model ini harus
dikemas melibatkan terjadinya interaksi multi arah..
 Model Pembelajaran Kooperatif Model kooperatif merupakan model
pembelajaran yang memfasilitasi siswa untuk mencapai
kompetensinya dengan menekankan kerjasama antar siswa.
 Model Pembelajaran Berdasarkan Masalah.Model Pembelajaran
berdasarkan pada masalah tertentu, bertujuan untuk
1)Membantu siswa mengembangkan ketrampilan berfikir
danketrampilan memecahkan masalah.
2) Belajar menjadi peranan sebagai orang dewasa.
3) Belajar mandiri.
 Faktor-faktor yang mempengaruhi proses pembelajaran siswa adalah :
a. Lingkungan Keluarga
b. Lingkungan Masyarakat
c. Lingkungan Sekolah
DAFTAR PUSTAKA
 file:///http/metode%20pembelajran%20yang%20tepat/IMPLEMENTASI
%20MODEL%20PEMBELAJARAN%20CREATIVE%20PROBLEM
%20SOLVING%20DENGAN%20MENGGUNAKAN%20ALAT%20PERAGA
%20UNTUK%20MENINGKATKAN%20PRESTASI%20BELAJAR
%20MATEMATIKA%20POKOK%20BAHASAN%20BANGUN%20RUANG
%20PADA%20SISWA%20KELAS%20VIII%20SMP%20N%202%20GODEAN
%20%20%20Nuryadi.htm
 file:///http/metode%20pembelajran%20yang%20tepat/Metode%20Pembelajaran
%20Efektif%20%C2%AB%20MGMP%20Bahasa%20Indonesia%20SMP
%20Bogor.htm
 file:///http/karakter%20remaja%20pada%20siswa%20SMP/MAKALAH
%20Pengetahuan%20Kita%20%20Karakteristik%20anak%20usia%20SMP
%20%20%20Remaja.htm
 file:///http/karakter%20remaja%20pada%20siswa%20SMP/PENDIDIKAN
%20KARAKTER%20di%20SMP%20%C2%AB%20Belajar%20jadi
%20Guru.htm

Más contenido relacionado

La actualidad más candente

Prinsip perkembangan menurut hurlock
Prinsip perkembangan menurut hurlockPrinsip perkembangan menurut hurlock
Prinsip perkembangan menurut hurlock
KaRen GiNting
 
Perkembangan intelektual
Perkembangan intelektualPerkembangan intelektual
Perkembangan intelektual
Dia Cahyawati
 
Ringkasan Materi Kuliah PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK
Ringkasan Materi Kuliah PERKEMBANGAN  PESERTA DIDIKRingkasan Materi Kuliah PERKEMBANGAN  PESERTA DIDIK
Ringkasan Materi Kuliah PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK
sintaroyani
 
Al-Qur'an Hadits MI/SD
Al-Qur'an Hadits MI/SDAl-Qur'an Hadits MI/SD
Al-Qur'an Hadits MI/SD
Hazana Itriya
 
Kelemahan dan kelebihan jurnal
Kelemahan dan kelebihan jurnalKelemahan dan kelebihan jurnal
Kelemahan dan kelebihan jurnal
Agus Martha
 
Makalah Psikologi Pendidikan : Anak Berkebutuhan Khusus (ABK)
Makalah Psikologi Pendidikan : Anak Berkebutuhan Khusus (ABK)Makalah Psikologi Pendidikan : Anak Berkebutuhan Khusus (ABK)
Makalah Psikologi Pendidikan : Anak Berkebutuhan Khusus (ABK)
Ali Murfi
 
Proses perkembangan moral dan spiritual peserta didik
Proses perkembangan moral dan spiritual peserta didikProses perkembangan moral dan spiritual peserta didik
Proses perkembangan moral dan spiritual peserta didik
Deep Walker
 

La actualidad más candente (20)

TAHAP-TAHAP DAN TUGAS-TUGAS PERKEMBANGAN MANUSIA
TAHAP-TAHAP DAN  TUGAS-TUGAS PERKEMBANGAN MANUSIATAHAP-TAHAP DAN  TUGAS-TUGAS PERKEMBANGAN MANUSIA
TAHAP-TAHAP DAN TUGAS-TUGAS PERKEMBANGAN MANUSIA
 
Permasalahan Perkembangan pada Masa Kanak-Kanak
Permasalahan Perkembangan pada Masa Kanak-KanakPermasalahan Perkembangan pada Masa Kanak-Kanak
Permasalahan Perkembangan pada Masa Kanak-Kanak
 
Prinsip perkembangan menurut hurlock
Prinsip perkembangan menurut hurlockPrinsip perkembangan menurut hurlock
Prinsip perkembangan menurut hurlock
 
AKHLAK
AKHLAKAKHLAK
AKHLAK
 
PPT Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini
PPT Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini PPT Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini
PPT Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini
 
Modul Perkembangan Peserta Didik KB 3- Perkembangan Proses Dan Keterampilan P...
Modul Perkembangan Peserta Didik KB 3- Perkembangan Proses Dan Keterampilan P...Modul Perkembangan Peserta Didik KB 3- Perkembangan Proses Dan Keterampilan P...
Modul Perkembangan Peserta Didik KB 3- Perkembangan Proses Dan Keterampilan P...
 
Perkembangan intelektual
Perkembangan intelektualPerkembangan intelektual
Perkembangan intelektual
 
ASPEK-ASPEK PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK
ASPEK-ASPEK PERKEMBANGAN PESERTA DIDIKASPEK-ASPEK PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK
ASPEK-ASPEK PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK
 
power point mengenal bakat dan minat
power point mengenal bakat dan minatpower point mengenal bakat dan minat
power point mengenal bakat dan minat
 
Ringkasan Materi Kuliah PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK
Ringkasan Materi Kuliah PERKEMBANGAN  PESERTA DIDIKRingkasan Materi Kuliah PERKEMBANGAN  PESERTA DIDIK
Ringkasan Materi Kuliah PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK
 
Soal bimbingan konseling
Soal bimbingan konselingSoal bimbingan konseling
Soal bimbingan konseling
 
Laporan hasil observasi bk
Laporan hasil observasi bkLaporan hasil observasi bk
Laporan hasil observasi bk
 
Al-Qur'an Hadits MI/SD
Al-Qur'an Hadits MI/SDAl-Qur'an Hadits MI/SD
Al-Qur'an Hadits MI/SD
 
Laporan hasil wawancara kelompok 4
Laporan hasil wawancara   kelompok 4Laporan hasil wawancara   kelompok 4
Laporan hasil wawancara kelompok 4
 
Kelemahan dan kelebihan jurnal
Kelemahan dan kelebihan jurnalKelemahan dan kelebihan jurnal
Kelemahan dan kelebihan jurnal
 
Soal perkembangan kognitif peserta didik
Soal perkembangan kognitif peserta didikSoal perkembangan kognitif peserta didik
Soal perkembangan kognitif peserta didik
 
Makalah Psikologi Pendidikan : Anak Berkebutuhan Khusus (ABK)
Makalah Psikologi Pendidikan : Anak Berkebutuhan Khusus (ABK)Makalah Psikologi Pendidikan : Anak Berkebutuhan Khusus (ABK)
Makalah Psikologi Pendidikan : Anak Berkebutuhan Khusus (ABK)
 
Makalah perkembangan remaja
Makalah perkembangan remajaMakalah perkembangan remaja
Makalah perkembangan remaja
 
Proses perkembangan moral dan spiritual peserta didik
Proses perkembangan moral dan spiritual peserta didikProses perkembangan moral dan spiritual peserta didik
Proses perkembangan moral dan spiritual peserta didik
 
Modul Perkembangan Peserta Didik KB 4- Perkembangan Moral Dan Spiritual Peser...
Modul Perkembangan Peserta Didik KB 4- Perkembangan Moral Dan Spiritual Peser...Modul Perkembangan Peserta Didik KB 4- Perkembangan Moral Dan Spiritual Peser...
Modul Perkembangan Peserta Didik KB 4- Perkembangan Moral Dan Spiritual Peser...
 

Destacado

Remaja; Perkembangan Fisik, Psikis dan Kognitif
Remaja; Perkembangan Fisik, Psikis dan KognitifRemaja; Perkembangan Fisik, Psikis dan Kognitif
Remaja; Perkembangan Fisik, Psikis dan Kognitif
Iwan Wahidin
 
Makalah ddm individu
Makalah ddm individuMakalah ddm individu
Makalah ddm individu
ratnaSt_p
 
Tugas perkembangan peserta didik kelompok ahli1
Tugas perkembangan peserta didik kelompok ahli1Tugas perkembangan peserta didik kelompok ahli1
Tugas perkembangan peserta didik kelompok ahli1
JsHomeIndustry
 
Modul strategi dan model pembelajaran
Modul strategi dan model pembelajaranModul strategi dan model pembelajaran
Modul strategi dan model pembelajaran
RAHMANULJA
 

Destacado (20)

Makalah karakteristik remaja
Makalah karakteristik remajaMakalah karakteristik remaja
Makalah karakteristik remaja
 
Makalah tahapan pertumbuhan dan perkembangan pada masa remaja
Makalah tahapan pertumbuhan dan perkembangan pada masa remajaMakalah tahapan pertumbuhan dan perkembangan pada masa remaja
Makalah tahapan pertumbuhan dan perkembangan pada masa remaja
 
Remaja; Perkembangan Fisik, Psikis dan Kognitif
Remaja; Perkembangan Fisik, Psikis dan KognitifRemaja; Perkembangan Fisik, Psikis dan Kognitif
Remaja; Perkembangan Fisik, Psikis dan Kognitif
 
Makalah ddm individu
Makalah ddm individuMakalah ddm individu
Makalah ddm individu
 
perkembangan masa remaja kognitif, emosional dan kepribadian
perkembangan masa remaja kognitif, emosional dan kepribadianperkembangan masa remaja kognitif, emosional dan kepribadian
perkembangan masa remaja kognitif, emosional dan kepribadian
 
perkembangan kreatifitas .pend.bhs dan sastra Indonesia
perkembangan kreatifitas .pend.bhs dan sastra Indonesiaperkembangan kreatifitas .pend.bhs dan sastra Indonesia
perkembangan kreatifitas .pend.bhs dan sastra Indonesia
 
Struktur organisasi Racana Pandega
Struktur organisasi Racana PandegaStruktur organisasi Racana Pandega
Struktur organisasi Racana Pandega
 
Tugas Perkembangan Remaja Usia Sekolah Menengah
Tugas Perkembangan Remaja  Usia Sekolah MenengahTugas Perkembangan Remaja  Usia Sekolah Menengah
Tugas Perkembangan Remaja Usia Sekolah Menengah
 
Bahan ajar baru
Bahan ajar baruBahan ajar baru
Bahan ajar baru
 
Tugas perkembangan peserta didik kelompok ahli1
Tugas perkembangan peserta didik kelompok ahli1Tugas perkembangan peserta didik kelompok ahli1
Tugas perkembangan peserta didik kelompok ahli1
 
Buku 5 panduan lomba motivasi belajar mandiri (lomojari) siswa smp terbuka
Buku 5 panduan lomba motivasi belajar mandiri (lomojari) siswa smp terbukaBuku 5 panduan lomba motivasi belajar mandiri (lomojari) siswa smp terbuka
Buku 5 panduan lomba motivasi belajar mandiri (lomojari) siswa smp terbuka
 
Mengenal Lebih Jauh Mahkamah Konstitusi dari Fungsi dan Produktivitasnya
Mengenal Lebih Jauh Mahkamah Konstitusi dari Fungsi dan ProduktivitasnyaMengenal Lebih Jauh Mahkamah Konstitusi dari Fungsi dan Produktivitasnya
Mengenal Lebih Jauh Mahkamah Konstitusi dari Fungsi dan Produktivitasnya
 
makalah psikologi
makalah psikologimakalah psikologi
makalah psikologi
 
Makalah perkembangan peserta didik
Makalah perkembangan peserta didikMakalah perkembangan peserta didik
Makalah perkembangan peserta didik
 
Modul media pembelajaran ( web )
Modul media pembelajaran ( web )Modul media pembelajaran ( web )
Modul media pembelajaran ( web )
 
Pengertian dan Fungsi Autoplay Media Studio
Pengertian dan Fungsi Autoplay Media StudioPengertian dan Fungsi Autoplay Media Studio
Pengertian dan Fungsi Autoplay Media Studio
 
Menumbuhkan minat belajar siswa
Menumbuhkan minat belajar siswaMenumbuhkan minat belajar siswa
Menumbuhkan minat belajar siswa
 
Perkembangan Individu
Perkembangan IndividuPerkembangan Individu
Perkembangan Individu
 
Modul strategi dan model pembelajaran
Modul strategi dan model pembelajaranModul strategi dan model pembelajaran
Modul strategi dan model pembelajaran
 
Perkembangan Fisik dan Kognitif di Masa Dewasa Menengah
Perkembangan Fisik dan Kognitif di Masa Dewasa Menengah Perkembangan Fisik dan Kognitif di Masa Dewasa Menengah
Perkembangan Fisik dan Kognitif di Masa Dewasa Menengah
 

Similar a Makalah (mengenal karakter remaja pada siswa smp

Konsep dan tugas perkembangan pesertadidik
Konsep dan tugas perkembangan  pesertadidikKonsep dan tugas perkembangan  pesertadidik
Konsep dan tugas perkembangan pesertadidik
Ig Fandy Jayanto
 
gfhgfPerkembanganmanusiapadamasaanakusia6 12tinjauandariaspekbiologisemosibahasa
gfhgfPerkembanganmanusiapadamasaanakusia6 12tinjauandariaspekbiologisemosibahasagfhgfPerkembanganmanusiapadamasaanakusia6 12tinjauandariaspekbiologisemosibahasa
gfhgfPerkembanganmanusiapadamasaanakusia6 12tinjauandariaspekbiologisemosibahasa
Asep Egok
 
aaaPerkembanganmanusiapadamasaanakusia6 12tinjauandariaspekbiologisemosibahasa
aaaPerkembanganmanusiapadamasaanakusia6 12tinjauandariaspekbiologisemosibahasaaaaPerkembanganmanusiapadamasaanakusia6 12tinjauandariaspekbiologisemosibahasa
aaaPerkembanganmanusiapadamasaanakusia6 12tinjauandariaspekbiologisemosibahasa
Asep Egok
 
PERKEMBANGAN MASA REMAJA AWAL DAN MASA REMAJA AKHIR
PERKEMBANGAN MASA REMAJA AWAL DAN MASA REMAJA AKHIRPERKEMBANGAN MASA REMAJA AWAL DAN MASA REMAJA AKHIR
PERKEMBANGAN MASA REMAJA AWAL DAN MASA REMAJA AKHIR
KANGIRFAI
 
Tugas mata kuliah perkembangan peserta didik
Tugas mata kuliah perkembangan peserta didikTugas mata kuliah perkembangan peserta didik
Tugas mata kuliah perkembangan peserta didik
Adriana Dwi Ismita
 
1 a makalah.remaja&masalahnya
1 a makalah.remaja&masalahnya1 a makalah.remaja&masalahnya
1 a makalah.remaja&masalahnya
boy Guardiant
 

Similar a Makalah (mengenal karakter remaja pada siswa smp (20)

Contoh makalah-bahaya-merokok-narkoba
Contoh makalah-bahaya-merokok-narkobaContoh makalah-bahaya-merokok-narkoba
Contoh makalah-bahaya-merokok-narkoba
 
Makalah1 kenakalanremaja
Makalah1 kenakalanremajaMakalah1 kenakalanremaja
Makalah1 kenakalanremaja
 
Tugas perkembangan
Tugas perkembanganTugas perkembangan
Tugas perkembangan
 
Konsep dan tugas perkembangan pesertadidik
Konsep dan tugas perkembangan  pesertadidikKonsep dan tugas perkembangan  pesertadidik
Konsep dan tugas perkembangan pesertadidik
 
gfhgfPerkembanganmanusiapadamasaanakusia6 12tinjauandariaspekbiologisemosibahasa
gfhgfPerkembanganmanusiapadamasaanakusia6 12tinjauandariaspekbiologisemosibahasagfhgfPerkembanganmanusiapadamasaanakusia6 12tinjauandariaspekbiologisemosibahasa
gfhgfPerkembanganmanusiapadamasaanakusia6 12tinjauandariaspekbiologisemosibahasa
 
aaaPerkembanganmanusiapadamasaanakusia6 12tinjauandariaspekbiologisemosibahasa
aaaPerkembanganmanusiapadamasaanakusia6 12tinjauandariaspekbiologisemosibahasaaaaPerkembanganmanusiapadamasaanakusia6 12tinjauandariaspekbiologisemosibahasa
aaaPerkembanganmanusiapadamasaanakusia6 12tinjauandariaspekbiologisemosibahasa
 
PERKEMBANGAN MASA REMAJA AWAL DAN MASA REMAJA AKHIR
PERKEMBANGAN MASA REMAJA AWAL DAN MASA REMAJA AKHIRPERKEMBANGAN MASA REMAJA AWAL DAN MASA REMAJA AKHIR
PERKEMBANGAN MASA REMAJA AWAL DAN MASA REMAJA AKHIR
 
Tugas mata kuliah perkembangan peserta didik
Tugas mata kuliah perkembangan peserta didikTugas mata kuliah perkembangan peserta didik
Tugas mata kuliah perkembangan peserta didik
 
Perkembangan reproduksi 2
Perkembangan reproduksi 2Perkembangan reproduksi 2
Perkembangan reproduksi 2
 
tugas Psikologi perkembangan pdf
tugas Psikologi perkembangan pdftugas Psikologi perkembangan pdf
tugas Psikologi perkembangan pdf
 
Balita
BalitaBalita
Balita
 
1 a makalah.remaja&masalahnya
1 a makalah.remaja&masalahnya1 a makalah.remaja&masalahnya
1 a makalah.remaja&masalahnya
 
Uas.psi.rauf arrasyid wawancara
Uas.psi.rauf arrasyid wawancaraUas.psi.rauf arrasyid wawancara
Uas.psi.rauf arrasyid wawancara
 
Paper Landasan Pendidikan: Landasan Psikologi dalam Pendidikan//Nurul Hasanah...
Paper Landasan Pendidikan: Landasan Psikologi dalam Pendidikan//Nurul Hasanah...Paper Landasan Pendidikan: Landasan Psikologi dalam Pendidikan//Nurul Hasanah...
Paper Landasan Pendidikan: Landasan Psikologi dalam Pendidikan//Nurul Hasanah...
 
Psikologi perkembangan nur_fatimatu_zahro[1]
Psikologi perkembangan nur_fatimatu_zahro[1]Psikologi perkembangan nur_fatimatu_zahro[1]
Psikologi perkembangan nur_fatimatu_zahro[1]
 
Perkembangan reproduksi
Perkembangan reproduksiPerkembangan reproduksi
Perkembangan reproduksi
 
Pertumbuhan dan Perkembangan Anak Serta Pengaruhnya dalam Pendidikan dan Perk...
Pertumbuhan dan Perkembangan Anak Serta Pengaruhnya dalam Pendidikan dan Perk...Pertumbuhan dan Perkembangan Anak Serta Pengaruhnya dalam Pendidikan dan Perk...
Pertumbuhan dan Perkembangan Anak Serta Pengaruhnya dalam Pendidikan dan Perk...
 
Pertumbuhan dan Perkembangan Anak Serta Pengaruhnya dalam Pendidikan dan Perk...
Pertumbuhan dan Perkembangan Anak Serta Pengaruhnya dalam Pendidikan dan Perk...Pertumbuhan dan Perkembangan Anak Serta Pengaruhnya dalam Pendidikan dan Perk...
Pertumbuhan dan Perkembangan Anak Serta Pengaruhnya dalam Pendidikan dan Perk...
 
Makalah permasalahan anak marlina b
Makalah permasalahan anak marlina bMakalah permasalahan anak marlina b
Makalah permasalahan anak marlina b
 
Makalah permasalahan anak marlina b
Makalah permasalahan anak marlina bMakalah permasalahan anak marlina b
Makalah permasalahan anak marlina b
 

Más de Novia Senja

Bahasa indonesia pengembangan karangan
Bahasa indonesia pengembangan karanganBahasa indonesia pengembangan karangan
Bahasa indonesia pengembangan karangan
Novia Senja
 
Konsep dasar pendidikan seumur hidup
Konsep dasar pendidikan seumur hidupKonsep dasar pendidikan seumur hidup
Konsep dasar pendidikan seumur hidup
Novia Senja
 
Kepadatan penduduk
Kepadatan pendudukKepadatan penduduk
Kepadatan penduduk
Novia Senja
 
Kode etik profesi keguruan
Kode etik profesi keguruanKode etik profesi keguruan
Kode etik profesi keguruan
Novia Senja
 
Revitalisasi & reaktualisasi nilai nilai pancasila
Revitalisasi & reaktualisasi nilai nilai pancasilaRevitalisasi & reaktualisasi nilai nilai pancasila
Revitalisasi & reaktualisasi nilai nilai pancasila
Novia Senja
 
Revitalisasi & reaktualisasi nilai nilai pcl
Revitalisasi & reaktualisasi nilai nilai pclRevitalisasi & reaktualisasi nilai nilai pcl
Revitalisasi & reaktualisasi nilai nilai pcl
Novia Senja
 
Aliran sisi penawaran baru
Aliran sisi penawaran baruAliran sisi penawaran baru
Aliran sisi penawaran baru
Novia Senja
 
Makalah (pentingnya pendidikan dalam perspektif islam)
Makalah (pentingnya pendidikan dalam perspektif islam)Makalah (pentingnya pendidikan dalam perspektif islam)
Makalah (pentingnya pendidikan dalam perspektif islam)
Novia Senja
 

Más de Novia Senja (9)

Bahasa indonesia pengembangan karangan
Bahasa indonesia pengembangan karanganBahasa indonesia pengembangan karangan
Bahasa indonesia pengembangan karangan
 
Konsep dasar pendidikan seumur hidup
Konsep dasar pendidikan seumur hidupKonsep dasar pendidikan seumur hidup
Konsep dasar pendidikan seumur hidup
 
Kepadatan penduduk
Kepadatan pendudukKepadatan penduduk
Kepadatan penduduk
 
Teori gestalt
Teori gestaltTeori gestalt
Teori gestalt
 
Kode etik profesi keguruan
Kode etik profesi keguruanKode etik profesi keguruan
Kode etik profesi keguruan
 
Revitalisasi & reaktualisasi nilai nilai pancasila
Revitalisasi & reaktualisasi nilai nilai pancasilaRevitalisasi & reaktualisasi nilai nilai pancasila
Revitalisasi & reaktualisasi nilai nilai pancasila
 
Revitalisasi & reaktualisasi nilai nilai pcl
Revitalisasi & reaktualisasi nilai nilai pclRevitalisasi & reaktualisasi nilai nilai pcl
Revitalisasi & reaktualisasi nilai nilai pcl
 
Aliran sisi penawaran baru
Aliran sisi penawaran baruAliran sisi penawaran baru
Aliran sisi penawaran baru
 
Makalah (pentingnya pendidikan dalam perspektif islam)
Makalah (pentingnya pendidikan dalam perspektif islam)Makalah (pentingnya pendidikan dalam perspektif islam)
Makalah (pentingnya pendidikan dalam perspektif islam)
 

Makalah (mengenal karakter remaja pada siswa smp

  • 1. MAKALAH MENGENAL KARAKTERISTIK REMAJA PADA SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Perkembangan Peserta Didik Oleh NOVIA SENJA KURNIA (120210301037) PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS JEMBER 2012
  • 2. KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Berkat limpahan karunianya kami dapat menyelesaikan makalah ini.Guna memenuhi tugas matakuliah Perkembangan Peserta Didik. Ucapan terimakasih kami sampaikan kepada semua pihak yang telah membantu penyelesaian makalah ini. Terima kasih kepada dosen pembimbing yang telah membimbing kami sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. Tak lupa kami ucapkan terimaksih kepada teman-teman yang telah membantu membuat makalah ini, sehingga dapat terselesaikan dengan baik. Kami selaku penulis sudah berusaha sebaik-baiknya untuk menyelesaikan makalah ini, tak ada gading yang tak retak, kesempurnaan hanya milik-Nya. Tiada suatu usaha yang besar akan berhasil tanpa dimulai dari usaha yang kecil. Sebagai penanggung jawab atas karya tulis ini, kami mengharapkan kritik dan saran, serta masukan untuk perbaikan serta penyempurnaan karya tulis ini. Akhirnya penulis berharap, semoga hasil karya tulis ini memberikan manfaat dan dapat dijadikan sebagai wacana untuk memperluas pengetahuan. Jember,9 Desember 2012 Penulis
  • 3. BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Sebagai seorang guru, sangat perlu memahami perkembangan peserta didik. Perkembangan peserta didik tersebut meliputi: perkembangan fisik, perkembangan sosioemosional, dan bermuara pada perkembangan intelektual. Perkembangan fisik dan perkembangan sosio sosial mempunyai kontribusi yang kuat terhadap perkembangan intelektual atau perkembangan mental atau perkembangan kognitif siswa. Pemahaman terhadap perkembangan peserta didik di atas, sangat diperlukan untuk merancang pembelajaran yang kondusif yang akan dilaksanakan. Rancangan pembelajaran yang kondusif akan mampu meningkatkan motivasi belajar siswa sehingga mampu meningkatkan proses dan hasil pembelajaran yang diinginkan. B. RUMUSAN MASALAH Berdasarkan latar belakang di atas,maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut :  Bagaimana karakteristik pertumbuhan dan perkembangan anak remaja usia SMP ?  Bagaimana peran lingkungan terhadap pembelajaran anak usia remaja awal / SMP?  Bagaimana metode pembelajaran yang tepat pada siswa SMP? C. TUJUAN  Untuk mengetahui karakteristik pertumbuhan dan perkembangan anak remaja usia SMP  Untuk mengetahui hubungan pemahaman karakter siswa SMP dengan proses pembelajaran.  Untu mengetahui metode pembelajaran yang tepat pada siswa SMP.
  • 4. BAB II PEMBAHASAN A. KARAKTERISTIK PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN ANAK REMAJA USIA SMP  Pertumbuhan Fisik Pada masa remaja, pertumbuhan fisik mengalami perubahan lebih cepat dibandingkan dengan masa anak-anak dan masa dewasa. Pada fase ini remaja memerlukan asupan gizi yang lebih, agar pertumbuhan bisa berjalan secara optimal. Perkembangan fisik remaja jelas terlihat pada tungkai dan tangan, tulang kaki dan tangan, serta otot-otot tubuh berkembang pesat.  Perkembangan Seksual Terdapat perbedaan tanda-tanda dalam perkembangan seksual pada remaja. Tanda-tanda perkembangan seksual pada anak laki-laki diantaranya alat reproduksi spermanya mulai berproduksi, ia mengalami masa mimpi yang pertama, yang tanpa sadar mengeluarkan sperma. Sedangkan pada anak perempuan, bila rahimnya sudah bisa dibuahi karena ia sudah mendapatkan menstruasi yang pertama. Terdapat ciri lain pada anak laki-laki maupun perempuan. Pada laki-laki pada lehernya menonjol buah jakun yang bisa membuat nada suaranya pecah; didaerah wajah, ketiak, dan di sekitar kemaluannya mulai tumbuh bulu-bulu atau rambut; kulit menjadi lebih kasar, tidak jernih, warnanya pucat dan pori-porinya meluas. Pada anak perempuan, diwajahnya mulai tumbuh jerawat, hal ini dikarenakan produksi hormon dalam tubuhnya meningkat. Pinggul membesar bertambah lebar dan bulat akibat dari membesarnya tulang pinggul dan berkembangnya lemak bawah kulit. Payudara membesar dan rambut tumbuh di daerah ketiak dan sekitar kemaluan. Suara menjadi lebih penuh dan merdu. Pada saat seorang anak memasuki masa pubertas yang ditandai dengan menstruasi pertama pada remaja putri ataupun perubahan suara pada remaja putra, secara biologis dia mengalami perubahan yang sangat besar. Pubertas menjadikan seorang anak tiba-tiba memiliki kemampuan untuk bereproduksi. Pada masa pubertas, hormon seseorang menjadi aktif dalam memproduksi dua jenis hormon (gonadotrophins atau gonadotrophic hormones) yang berhubungan dengan pertumbuhan, yaitu: 1) Follicle-Stimulating Hormone (FSH); dan 2). Luteinizing Hormone (LH). Pada anak perempuan, kedua hormon tersebut merangsang pertumbuhan estrogen dan progesterone: dua jenis hormon kewanitaan. Pada anak lelaki, Luteinizing Hormone yang juga dinamakan Interstitial-Cell Stimulating Hormone (ICSH) merangsang pertumbuhan testosterone. Pertumbuhan secara cepat dari hormon-hormon tersebut di atas merubah sistem biologis seorang anak. Anak perempuan akan mendapat menstruasi, sebagai pertanda bahwa sistem reproduksinya sudah aktif. Selain itu terjadi juga perubahan fisik seperti payudara mulai berkembang, dll. Anak lelaki mulai memperlihatkan perubahan dalam suara, otot, dan fisik lainnya yang berhubungan dengan tumbuhnya hormon testosterone. Bentuk fisik mereka akan berubah secara cepat sejak awal pubertas dan akan membawa mereka pada dunia remaja.  Cara Berfikir Kausalitas
  • 5. Hal ini menyangkut tentang hubungan sebab akibat. Remaja sudah mulai berfikir kritis sehingga ia akan melawan bila orang tua, guru, lingkungan, masih menganggapnya sebagai anak kecil. Mereka tidak akan terima jika dilarang melakukan sesuatu oleh orang yang lebih tua tanpa diberikan penjelasan yang logis. Misalnya, remaja makan didepan pintu, kemudian orang tua melarangnya sambil berkata “pantang”. Sebagai remaja mereka akan menanyakan mengapa hal itu tidak boleh dilakukan dan jika orang tua tidak bisa memberikan jawaban yang memuaskan maka dia akan tetap melakukannya. Apabila guru/pendidik dan oarang tua tidak memahami cara berfikir remaja, akibatnya akan menimbulkan kenakalan remaja berupa pekelahian antar pelajar. Perkembangan kognitif remaja, dalam pandangan Jean Piaget (seorang ahli perkembangan kognitif) merupakan periode terakhir dan tertinggi dalam tahap pertumbuhan operasi formal (period of formal operations). Pada periode ini, idealnya para remaja sudah memiliki pola pikir sendiri dalam usaha memecahkan masalah-masalah yang kompleks dan abstrak. Kemampuan berpikir para remaja berkembang sedemikian rupa sehingga mereka dengan mudah dapat membayangkan banyak alternatif pemecahan masalah beserta kemungkinan akibat atau hasilnya. Kapasitas berpikir secara logis dan abstrak mereka berkembang sehingga mereka mampu berpikir multi-dimensi seperti ilmuwan. Para remaja tidak lagi menerima informasi apa adanya, tetapi mereka akan memproses informasi itu serta mengadaptasikannya dengan pemikiran mereka sendiri. Mereka juga mampu mengintegrasikan pengalaman masa lalu dan sekarang untuk ditransformasikan menjadi konklusi, prediksi, dan rencana untuk masa depan. Dengan kemampuan operasional formal ini, para remaja mampu mengadaptasikan diri dengan lingkungan sekitar mereka. Pada kenyataan, di negara-negara berkembang (termasuk Indonesia) masih sangat banyak remaja (bahkan orang dewasa) yang belum mampu sepenuhnya mencapai tahap perkembangan kognitif operasional formal ini. Sebagian masih tertinggal pada tahap perkembangan sebelumnya, yaitu operasional konkrit, dimana pola pikir yang digunakan masih sangat sederhana dan belum mampu melihat masalah dari berbagai dimensi. Hal ini bisa saja diakibatkan sistem pendidikan di Indonesia yang tidak banyak menggunakan metode belajar-mengajar satu arah (ceramah) dan kurangnya perhatian pada pengembangan cara berpikir anak. penyebab lainnya bisa juga diakibatkan oleh pola asuh orangtua yang cenderung masih memperlakukan remaja sebagai anak-anak, sehingga anak tidak memiliki keleluasan dalam memenuhi tugas perkembangan sesuai dengan usia dan mentalnya. Semestinya, seorang remaja sudah harus mampu mencapai tahap pemikiran abstrak supaya saat mereka lulus sekolah menengah, sudah terbiasa berpikir kritis dan mampu untuk menganalisis masalah dan mencari solusi terbaik.  Emosi Yang Meluap-luap Emosi pada remaja masih labil, karena erat hubungannya dengan keadaan hormon. Mereka belum bisa mengontrol emosi dengan baik. Dalam satu waktu mereka akan kelihatan sangat senang sekali tetapi mereka tiba-tiba langsung bisa menjadi sedih atau marah. Contohnya pada remaja yang baru putus cinta atau remaja yang tersinggung perasaannya. Emosi remaja lebih kuat dan lebih menguasai diri mereka daripada pikiran yang realistis. Saat melakukan sesuatu mereka hanya menuruti ego dalam diri tanpa memikirkan resiko yang akan terjadi.  Perkembangan Sosial Sebagai makhluk sosial, individu dituntut untuk mampu mengatasi segala permasalahan yang timbul sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungan sosial dan mampu menampilkan diri sesuai dengan aturan atau norma yang berlaku. Oleh karena itu setiap individu dituntut untuk menguasai ketrampilan-ketrampilan
  • 6. sosial dan kemampuan penyesuaian diri terhadap lingkungan sekitarnya. Ketrampilan-ketrampilan tersebut biasanya disebut sebagai aspek psikososial. Ketrampilan tersebut harus mulai dikembangkan sejak masih anak-anak, misalnya dengan memberikan waktu yang cukup buat anak-anak untuk bermain atau bercanda dengan teman-teman sebaya, memberikan tugas dan tanggungjawab sesuai perkembangan anak, dsb. Dengan mengembangkan ketrampilan tersebut sejak dini maka akan memudahkan anak dalam memenuhi tugas-tugas perkembangan berikutnya sehingga ia dapat berkembang secara normal dan sehat. Ketrampilan sosial dan kemampuan penyesuaian diri menjadi semakin penting manakala anak sudah menginjak masa remaja. Hal ini disebabkan karena pada masa remaja individu sudah memasuki dunia pergaulan yang lebih luas dimana pengaruh teman-teman dan lingkungan sosial akan sangat menentukan. Kegagalan remaja dalam menguasai ketrampilan-ketrampilan sosial akan menyebabkan dia sulit menyesuaikan diri dengan lingkungan sekitarnya sehingga dapat menyebabkan rasa rendah diri, dikucilkan dari pergaulan, cenderung berperilaku yang kurang normatif (misalnya asosial ataupun anti sosial), dan bahkan dalam perkembangan yang lebih ekstrim bisa menyebabkan terjadinya gangguan jiwa, kenakalan remaja, tindakan kriminal, tindakan kekerasan dsb. Berdasarkan kondisi tersebut diatas maka amatlah penting bagi remaja untuk dapat mengembangkan ketrampilan-ketrampilan sosial dan kemampuan untuk menyesuaikan diri. Permasalahannya adalah bagaimana cara melakukan hal tersebut dan aspek-aspek apa saja yang harus diperhatikan. Salah satu tugas perkembangan yang harus dikuasai remaja yang berada dalam fase perkembangan masa remaja madya dan remaja akhir adalah memiliki ketrampilan sosial (sosial skill) untuk dapat menyesuaikan diri dengan kehidupan sehari-hari. Ketrampilan-ketrampilan sosial tersebut meliputi kemampuan berkomunikasi, menjalin hubungan dengan orang lain, menghargai diri sendiri & orang lain, mendengarkan pendapat atau keluhan dari orang lain, memberi atau menerima feedback, memberi atau menerima kritik, bertindak sesuai norma dan aturan yang berlaku, dsb. Apabila keterampilan sosial dapat dikuasai oleh remaja pada fase tersebut maka ia akan mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan sosialnya. Hal ini berarti pula bahwa sang remaja tersebut mampu mengembangkan aspek psikososial dengan maksimal. Jadi tidak mengherankan jika pada masa ini remaja mulai mencari perhatian dari ingkungannya dan berusaha mendapatkan status atau peranan, misalnya mengikuti kegiatan remaja dikampung dan dia diberi peranan dimana dia bisa menjalankan peranan itu dengan baik. Sebaliknya jika remaja tidak diberi peranan, dia akan melakukan perbuatan untuk menarik perhatian lingkungan sekitar dan biasanya cenderung ke arah perilaku negatif. Salah satu pola hubungan sosial remaja diwujudkan dengan membentuk satu kelompok. Remaja dalam kehidupan sosial sangat tertarik pada kelompok sebayanya sehingga tidak jarang orang tua dinomorduakan, sedangkan kelompoknya dinomorsatukan. Contohnya, apabila seorang remaja dihadapkan pada suatu pilihan untuk mengikuti acara keluarga dan berkumpul dengan teman- teman, maka dia akan lebih memilih untuk pergi dengan teman-teman. Pola hubungan sosial remaja lain adalah dimulainya rasa tertarik pada lawan jenisnya dan mulai mengenal istilah pacaran. Jika dalam hal ini orang tua kurang mengerti dan melarangnya maka akan menimbulkan masalah sehingga remaja cenderung akan bersikap tertutup pada orang tua mereka. Anak perempuan secara biologis dan karakter lebih cepat matang daripada anak laki-laki.  Perkembangan Moral
  • 7. Masa remaja adalah periode dimana seseorang mulai bertanya-tanya mengenai berbagai fenomena yang terjadi di lingkungan sekitarnya sebagai dasar bagi pembentukan nilai diri mereka. Elliot Turiel (1978) menyatakan bahwa para remaja mulai membuat penilaian tersendiri dalam menghadapi masalah-masalah populer yang berkenaan dengan lingkungan mereka, misalnya: politik, kemanusiaan, perang, keadaan sosial, dsb. Remaja tidak lagi menerima hasil pemikiran yang kaku, sederhana, dan absolut yang diberikan pada mereka selama ini tanpa bantahan. Remaja mulai mempertanyakan keabsahan pemikiran yang ada dan mempertimbangan lebih banyak alternatif lainnya. Secara kritis, remaja akan lebih banyak melakukan pengamatan keluar dan membandingkannya dengan hal- hal yang selama ini diajarkan dan ditanamkan kepadanya. Sebagian besar para remaja mulai melihat adanya “kenyataan” lain di luar dari yang selama ini diketahui dan dipercayainya. Ia akan melihat bahwa ada banyak aspek dalam melihat hidup dan beragam jenis pemikiran yang lain. Baginya dunia menjadi lebih luas dan seringkali membingungkan, terutama jika ia terbiasa dididik dalam suatu lingkungan tertentu saja selama masa kanak-kanak. Kemampuan berpikir dalam dimensi moral (moral reasoning) pada remaja berkembang karena mereka mulai melihat adanya kejanggalan dan ketidakseimbangan antara yang mereka percayai dahulu dengan kenyataan yang ada di sekitarnya. Mereka lalu merasa perlu mempertanyakan dan merekonstruksi pola pikir dengan “kenyataan” yang baru. Perubahan inilah yang seringkali mendasari sikap "pemberontakan" remaja terhadap peraturan atau otoritas yang selama ini diterima bulat-bulat. Misalnya, jika sejak kecil pada seorang anak diterapkan sebuah nilai moral yang mengatakan bahwa korupsi itu tidak baik. Pada masa remaja ia akan mempertanyakan mengapa dunia sekelilingnya membiarkan korupsi itu tumbuh subur bahkan sangat mungkin korupsi itu dinilai baik dalam suatu kondisi tertentu. Hal ini tentu saja akan menimbulkan konflik nilai bagi sang remaja. Konflik nilai dalam diri remaja ini lambat laun akan menjadi sebuah masalah besar, jika remaja tidak menemukan jalan keluarnya. Kemungkinan remaja untuk tidak lagi mempercayai nilai-nilai yang ditanamkan oleh orangtua atau pendidik sejak masa kanak-kanak akan sangat besar jika orangtua atau pendidik tidak mampu memberikan penjelasan yang logis, apalagi jika lingkungan sekitarnya tidak mendukung penerapan nilai-nilai tersebut. Peranan orangtua atau pendidik amatlah besar dalam memberikan alternatif jawaban dari hal-hal yang dipertanyakan oleh putra-putri remajanya. Orangtua yang bijak akan memberikan lebih dari satu jawaban dan alternatif supaya remaja itu bisa berpikir lebih jauh dan memilih yang terbaik. Orangtua yang tidak mampu memberikan penjelasan dengan bijak dan bersikap kaku akan membuat sang remaja tambah bingung. Remaja tersebut akan mencari jawaban di luar lingkaran orangtua dan nilai yang dianutnya. Ini bisa menjadi berbahaya jika “lingkungan baru” memberi jawaban yang tidak diinginkan atau bertentangan dengan yang diberikan oleh orangtua. Konflik dengan orang tua mungkin akan mulai menajam.  Perkembangan Kepribadian Secara umum penampilan sering diindentikkan dengan manifestasi dari kepribadian seseorang, namun sebenarnya tidak. Karena apa yang tampil tidak selalu mengambarkan pribadi yang sebenarnya (bukan aku yang sebenarnya). Dalam hal ini amatlah penting bagi remaja untuk tidak menilai seseorang berdasarkan penampilan semata, sehingga orang yang memiliki penampilan tidak menarik cenderung dikucilkan. Disinilah pentingnya orangtua memberikan penanaman nilai-nilai yang menghargai harkat dan martabat orang lain tanpa mendasarkan pada hal-hal fisik seperti materi atau penampilan.
  • 8.  Adapun ciri-ciri penting pada masa remaja awal atau anak SMP sebagaiberikut : 1. Pada masa ini terjadi kematangan alat-alat seksual.Dengan tumbuh dan kembangnya fungsi-fungsi organ maka ciri-ciri seks sekunder mulai berkembang seperti tumbuhnya rambut pubis dan timbulnya jakun pada anak laki-laki.Sedangkan pada anak perempuan mulai memasuki masa menstruasi dan mulai tumbuhnya buah dada. Dengan adanya kedewasaan biologis ini, remaja memiliki kemampuan biologis yang sama dengan orang-orang dewasa lainnya dalam hal reproduksi. 2. Masa remaja awal merupakan periode yang singkat dibandingkan dengan banyaknya perubahan yang terjadi di dalam perkembangan manusia maka masa puber merupakan periode yang paling singkat, yaitu sekitar dua sampai empat tahun pada usianya. 3. Masa remaja awal merupakan masa pertumbuhan dan perubahan yang pesat.Perubahan-perubahan yang pesat ini akan menimbulkan dampak pada anak. Misalnya timbul keraguan, perasaan tidak mampu dan tidak aman dan dalam beberapa hal memungkinkan timbulnya perilaku negatif. 4. Masa remaja awal merupakan masa negatif .Pada masa ini anak cenderung mengambil sikap anti terhadap kehidupan atau kehilangan sifat-sifat baiknya yang pada masa sebelumnya sudah berkembang. Kondisi ini merupakan sesuatu yang wajar. Beberapa ahli psikologi perkembangan menyebut ini sebagai masa negatifistik kedua.  Perkembangan anak usia SMP Selama di SMP/ MTs seluruh aspek perkembangan manusia yaitu kognitif, afektif dan psikomotorik mengalami perubahan sebagai masa transisi dari masa anak-anak menjadi masa dewasa. Masa remaja dan perubahan yang menyertainya merupakan fenomena yang harus di hadapioleh guru. Perkembangan aspek kognitif Arajoo T.V (1986) menyatakan bahwa aspek kognitif meliputi fungsi intelektual seperti pemahaman, pengetahuan dan ketrampilan berpikir. Untuk siswa SMP perkembangan kognitif utama yang dialami adalah formal operasional,yang mampu berpikir abstrak dengan menggunakan simbol-simbol tertentu atau mengoperasikan kaidah-kaidah logika formal yang tidak terikat lagi oleh objek-objek yang bersifat konkrit, seperti peningkatan kemampuan analisis,kemampuan mengembangkan suatu kemungkinan berdasarkan dua atau lebih kemungkinan yang ada, kemampuan menarik generalisasi dan inferensasi dari berbagai kategori objek yang beragam. Selain itu ada peningkatan fungsi intelektual, kapabilitas memori dalam bahasa dan perkembangan konseptual. Dengan kata lain, bahasa merupakan salah satu alat vital untuk kegiatan kognitif. Perkembangan aspek afektif Menurut Arajoo T.V (1986), ranah afektif menyangkut perasaan,modal dan emosi.Perkembangan afektif siswa SMP mencakup proses belajar perilaku dengan orang lain atau sosialisasi. Sebagian besar sosialisasi berlangsung lewat pemodelan dan peniruan orang lain. Perkembangan psikomotorik Wuest & Combardo (1974) menyatakan bahwa perkembangan aspek psikomotorik seusia SMP ditandai dengan perubahan jasmani dan fisiologis sex yang luar biasa. Salah satu perubahan luar biasa tersebut adalah perubahan pertumbuhan tinggi badan dan berat badan,sering menganggap diri mereka serba mampu, sehingga seringkali mereka terlihat “tidak memikirkan akibat” dari perbuatan mereka, dan kadang mengalami proses pencarian jati diri.
  • 9. B. PERAN LINGKUNGAN TERHADAP PEMBELAJARAN ANAK USIA REMAJA AWAL (SMP) Konsep belajar behavioristik memandang manusia sebagai produk lingkungan. Begitupun dalam kasus ini, faktor-faktor lingkungan sekitar mempunyai peran penting dan andil yang kuat dalam proses pembelajaran seorang siswa secara umum, khususnya siswa SMP.1. Lingkungan Keluarga.Lingkungan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kehidupan anak, khususnya lingkungan keluarga, karena sejak kecil anak hidup bersama keluarga. Menurut Zakiah Daradjat, bahwa ” pendidikan pertama dan utama bagi anak adalah dalam lingkungan keluarga,”. Situasi lingkungan tersebut memberikan andil bagi aktivitas belajar anak. Keluarga merupakan lingkungan pendidikan yang pertama dan utama bagi anak-anak dan remaja. Pendidikan keluarga lebih menekankan pada aspek moral dan pembentukan kepribadian dari pada pendidikan untuk menguasai ilmu pengetahuan. Dasar dan tujuan penyelenggaraan pendidikan keluarga bersifat individual sesuai dengan pandangan hidup keluarga masing-masing, ada keluarga dalam mendidik anaknya mendasarkan pada kaidah-kaidah agama dan menekankan proses pendidikan agama. Ada pula keluarga yang dasar dan tujuan penyelenggaraan pendidikannya berorientasi pada kehidupan sosial dan ekonomi kemasyarakatan dengan tujuan untuk menjadikan anaknya menjadi orang yang produktif dan bermanfaat dalam kehidupan bermasyakarat.Anak dan remaja di dalam keluarga berkedudukan sebagai anak didik dan orang tua sebagai pendidiknya. Banyak corak dan pola penyelenggaraan pendidikan keluarga, yang secara garis besar dapat dikelompokkan menjadi tiga pola pendidikan, yaitu : Pendidikan otoriter, pendidikan demokratis dan pendidikan liberal. Dalam pendidikan yang bercorak otoriter anak-anak senantiasa harus mengikuti apa yang telah digariskan oleh orang tuanya, sedang dalam pola pendidikan liberal, anak-anak dibebaskan untuk menentukan tujuan dan cita-citanya. Kebanyakan keluarga di Indonesia mengikuti corak pendidikan yang demokratis.Makna pendidikan yang demokratis itu oleh Ki Hajar Dewantara dinyatakan bahwa penyelenggaraan pendidikan itu hendaknya : ing ngarsasung tulada, ing madya mangun karsa, tut wuri handayani,yang artinya :Di depan memberi contoh, di tengah membimbing dan di belakangmemberi semangat. Lingkungan Masyarakat.Masyarakat adalah lingkungan alami kedua yang dikenal oleh anak-anak dan remaja. Remaja telah banyak mengenal karakteristik masyarakatdengan berbagai norma dan keberagamannya. Kondisi masyarakat amat beragam, tentu banyak hal yang harus diperhatikan baik oleh remaja maupun oleh orang tuanya.Dalam menjalankan fungsi pendidikan, masyakarat banyak membentuk/ mendirikan kelompok-kelompok atau paguyuban atau kursusyang secara sengaja disediakan untuk anak dan remaja dalam upaya mempersiapkan hidupnya di masa depan. Seperti contoh, Karang Taruna,pengajian TPA, kursus komputer berskala desa, atau pelatihan-pelatihanyang bersifat ekonomis yang profitable merupakan produk nyatapembelajaran di masyarakat. Lingkungan Sekolah.Sekolah merupakan lingkungan artificial yang sengaja diciptakan untuk membina anak-anak kearah tujuan tertentu, khususnya untuk memberikan kemampuan dan ketrampilan sebagai bekal kehidupannya dikemudian hari. Lingkungan sekolah merupakan pengaruh besar dalam pembentukan pemikiran manusia untuk menguasai ilmu pengetahuan.Di lingkungan sekolah ini, remaja mendapat suatu pelajaran dan pengalaman yang berharga yang menjadi bekal
  • 10. untuk langkah-langkah pembelajaran di kehidupan selanjutnya. Sekolah diharapkan memberikan suatu wadah bagi pengembangan secara keseluruhan baik aspek kognitif,afektif, maupun psikomotorik. Dibentuknya unit-unit kegiatan siswa(UKS), memfasilitasi sarana dan prasarana yang memadai seperti sarana olahraga, musik maupun berdasarkan potensi-potensi lain C. METODE PEMBELAJARAN PADA SISWA SMP  Model Pembelajaran Langsung / Direct Instruction Pengetahuan dapat digolongkan menjadi dua macam yaitu : pengetahuan Deklaratif dan pengetahuan procedural. Pengetahuan deklaratif adalah pengetahuan tentang sesuatu konsep.Pengetahuan Procedural adalah pengetahuan tentang bagaimana seseorang melakukan sesuatu.Moel pembelajaran langsug dirancang secara khusus untuk menunjang proses belajar siswa berkenaan dengan pengetahuan prosedural maupun pengetahuan deklaratif yang terstruktur dengan baik dan dapat dipelajari langkah demi langkah.Metode yang digunakan dalam model pembelajaran ini yang lebih dominan adalah metode Tanya jawab,Metode Ceramah, dan lain- lain.Model ini harus dikemas melibatkan terjadinya interaksi multi arah.Model pembelajaran langsung mempunyai fase-fase penting diantarannya : 1. Fase Pendahuluan Pada fase ini guru menyampaikan kompetensi apa yang harus dicapai siswa setelah proses pembelajaran,memotivasi belajar,meningkatkan materi prasyarat. 2. Fase Presentasi Materi Guru dengan menggunakan metode ceramah dan resistasi (mengecek pemahaman dengan Tanya Jawab). 3. Fase terakhir Guru memberikan kesempatan kepadasiswa untuk berlatih,menyimpulkan hasil belajar dan memberikan umpan balik terhadap keberhasilan siswa. Fase tersebut dapat dilihat sebagaai berikut :  Fase Peran guru 1. Pendahuluan menyampaikan kompetensi yang harus dikuasai siswa,memotivasi,mengingatkan materi sebelumnya, dan mempersiapkan siswa-siswa. 2. Presentasi materi mendemonstrasikan keterampilan atau menyajikan informasi tahap demi tahap dengan metode ceramah dan resitasi. 3. Membimbing pelatihan memberikan latihan terbimbing. 4. Memberikan umpan balik dan mengecek kemampuan siswa. 5. Merangkum dengan tanya jawab dan memberikan tugas. Model pembelajaran Kooperatif adalah pembelajaran yang mengharuskan siswa untuk bekerja dalam suatu tim untuk menyelesaikan masalah,menyelesaikan tugas , atau mengerjakan sesuatu untuk tujuan bersama.Model kooperatif merupakan model pembelajaran yang memfasilitasi siswa untuk mencapai kompetensiya dengan menekankan kerjasama antar siswa.Dengan demikian, metode mengajar yang digunakan guru adalah diskusi kelompok.Adapun ciri-ciri model pembelajaran kooperatif antara lain adalah : - Untuk mencapai kompetensi yang ditetapkan ,siswa belajar dalam kelompok. - Kelompok dibentuk dari siswa dengan memperhatikan kemampuan,gender,ras,budaya dan suku - Penghargaan diutamakan pada kerja kelompok daripada perorangan. Pembelajaran kooperatif mempunyai tujuanpenting ,yaitu : - Hasil belajar akademik pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan proses konstruksi siswa terhadap pengetahuan yang dipelajarinya.
  • 11. - Penerimaan terhadap keberagaman ,menumbuhkembangkan interaksi sosial bagi siswa. Siswa akan lebih mudah menerima teman-temannya yang mempunyai berbagai macam perbedaan latar belakang. - Pengembangan keterampilan sosial dengan cara mengembangkan saling percaya dengan berbagai tugas dalam kelompok, aktif bertaya,menghargai pendapat orang lain,memancing teman untuk bertanya,mempresentasikan dan lain-lain.  Fase Indikator Kegiatan Guru Fase ini dapat dilakukan dengan : - Apersepsi Guru menyampaikan kompetensi yang harus ditunjukkan siswa,memotivasi siswa,meningkatkan materi prasyarat-prasyarat - Menyajikan informasi.Guru secukupnya berupa cara kerja atau cara menyelesaikan tugas. - Membentuk kelompokbekerja . (guru memberikan arahan cara membentuk kelompok). - Membimbing Kelompok Bekerja. (guru memberikan bimbingan kepada kelompokyang memerlukan). - Evaluasi (guru melakukan kesimpulan akhir,evaluasi proses maupun hasil belajar). - Memberikan Penghargaan (guru memberikan penghargaan kepada setiap kelompok maupun individual). Model pembelajaran berdasarkan masalah (Problem Based Instruction),Model PBM (problem based instruction) adalah suatu metodeyang diajarkan dengan melihat fakta yang berkembang atau berdasarkan masalah yang ada kemudian akan dilakukan diskusi dan pemecahan masalah tersebut. Model Pembelajaran berdasarkan pada masalah tertentu, bertujuan untuk : - Membentu siswa mengembangkan keterampilan berfikir dan keterampilan memecahkan masalah. - Belajar menjadi peranan sebagai orang dewasa - Belajar Mandiri Pelaksanaan model pembelajaran masalah sebagai berikut : 1. Penetapan Tujuan Gurumendeskripsikan tujuan model pembelajaran. 2. Meancang situasi masalah guru ,merumuskan masalah yang akan dipelajari atau diselidiki siswa.Masalah tersebut harus otentik, dan bermakna bagi siswa. 3. Organisasi sumber daya dan rencana logistik (guru menyiapkan atau menginformasikan material,sarana atau sumber belajar yang dapat dimanfaatkan siswa dalam memecahkan masalah yang ada. 4. Orientasi siswa pada masalah . Siswa diberikan pengertian bahwa tujuan pembelajaran berdasarkan masalah tidak untuk memperoleh informasi baru dalam jumlah besar,melainkan siswa harus melakukan penelitian terhadap masalah penting untuk biasa belajar mandiri. 5. Mengorganisasikan siswa untuk belajar (mengembangkan keterampilan kerjasama antar siswa dan saling membatu untuk menyelidiki masalah secara bergotong- royong.Guru membantu siswa yang memerlukan dalam merencanakan penyelidikan dan tugas-tugas pelaporan). 6. Assement dan Evaluasi Sistem Assement Yang dilakukan adalah penilaian otentik yang menyangkut penilaian proses berfikir siswa dan juga penilaian hasil belajar.
  • 12. BAB III PENUTUP KESIMPULAN  Karakteristik Perkembangan Anak Usia SMP remaja dalam bahasa aslinya disebut adolescence, berasal dari bahasa adolescere yang berarti “tumbuh atau tumbuh untuk mencapai kematangan”.Perkembangan lebih lanjut, istilah adolescence memiliki arti mencakup kematangan mental, emosional, sosial dan fisik.WHO membagi 2 tahap usia remaja yaitu:a. Remaja Awal : 10 – 14 tahun. Remaja akhir : 15 – 20 tahun. Oleh karena itu, anak usia Sekolah Menengah Pertama (SMP) dapat dikategorikan sebagai anak usia remaja awal. Ciri-ciri Masa Remaja: Ciri Fisik/BiologisPada saat seorang anak memasuki masa pubertas yang ditandai dengan menstruasi pertama pada remaja perempuan dan perubahan suara pada remaja laki-laki. Ciri PsikologisSecara umum, dari sisi psikologis seorang remaja memiliki beberapa cirisebagai berikut: 1) Kegelisahan 2)Pertentangan 3) Mengkhayal 4) Aktivitas kelompok 5) Keinginan mencoba segala sesuatu Perkembangan anak usia SMP meliputi: a)Perkembangan aspek kognitif meliputi fungsi intelektual sepertipemahaman, pengetahuan dan ketrampilan berpikir. b)Perkembangan aspek afektif menyangkut perasaan, modal dan emosi. c)Perkembangan aspek psikomotorik seusia anak SMP ditandai denganperubahan jasmani dan fisiologis sex yang luar biasa.  Tiga model pembelajaran yang digunakan untuk karakteristik anak usiaSekolah Menengah Pertama (SMP), yaitu:  Model Pembelajaran Langsung (Direct Instruction).Metode yang digunakan dalam model pembelajaran ini yang lebih dominan adalah metode Tanya Jawab, metode Ceramah, dan lain-lain.Model ini harus dikemas melibatkan terjadinya interaksi multi arah..  Model Pembelajaran Kooperatif Model kooperatif merupakan model pembelajaran yang memfasilitasi siswa untuk mencapai kompetensinya dengan menekankan kerjasama antar siswa.  Model Pembelajaran Berdasarkan Masalah.Model Pembelajaran berdasarkan pada masalah tertentu, bertujuan untuk 1)Membantu siswa mengembangkan ketrampilan berfikir danketrampilan memecahkan masalah. 2) Belajar menjadi peranan sebagai orang dewasa. 3) Belajar mandiri.  Faktor-faktor yang mempengaruhi proses pembelajaran siswa adalah :
  • 13. a. Lingkungan Keluarga b. Lingkungan Masyarakat c. Lingkungan Sekolah DAFTAR PUSTAKA  file:///http/metode%20pembelajran%20yang%20tepat/IMPLEMENTASI %20MODEL%20PEMBELAJARAN%20CREATIVE%20PROBLEM %20SOLVING%20DENGAN%20MENGGUNAKAN%20ALAT%20PERAGA %20UNTUK%20MENINGKATKAN%20PRESTASI%20BELAJAR %20MATEMATIKA%20POKOK%20BAHASAN%20BANGUN%20RUANG %20PADA%20SISWA%20KELAS%20VIII%20SMP%20N%202%20GODEAN %20%20%20Nuryadi.htm  file:///http/metode%20pembelajran%20yang%20tepat/Metode%20Pembelajaran %20Efektif%20%C2%AB%20MGMP%20Bahasa%20Indonesia%20SMP %20Bogor.htm  file:///http/karakter%20remaja%20pada%20siswa%20SMP/MAKALAH %20Pengetahuan%20Kita%20%20Karakteristik%20anak%20usia%20SMP %20%20%20Remaja.htm  file:///http/karakter%20remaja%20pada%20siswa%20SMP/PENDIDIKAN %20KARAKTER%20di%20SMP%20%C2%AB%20Belajar%20jadi %20Guru.htm