SlideShare una empresa de Scribd logo
1 de 6
Descargar para leer sin conexión
Standar Nasional Indonesia
Mutu dan cara uji
biskuit
ICS Badan Standardisasi Nasional
SNI 01-2973-1992
i
Daftar isi
Halaman
1. Ruang lingkup ...................................................................................................... 1
2. Definisi ................................................................................................................. 1
3. Syarat mutu ......................................................................................................... 1
4. Cara pengambilan contoh ................................................................................. 1
5. Cara uji ................................................................................................................. 1
SNI 01-2973-1992
dari 41
Mutu dan cara uji biskuit
1 Ruang lingkup
Standar ini meliputi syarat mutu dan cara uji roti jenis biskuit.
2 Definisi
Biskuit adalah sejenis makanan yang terbuat dari tepung teringu dengan
penambahan bahan makanan lain, dengan proses pemanasan dan pencetakan.
3 Syarat mutu
3.1. Air.................. ……... : maximum 5%
3.2. Protein...................... : minimum 9%
3.3. Lemak...................... : minimum 9,5%
3.4. Karbohidrat ............. : minimum 70%
3.5. Abu........................... : maximum 1,6%
3.6. Logam berbahaya ..... : negatip
3.7. Serat kasar............... : maximum 0,5%
3.8. Kalori ..... kal/100 gr... : minimum 400
3.9. Jenis tepung ............. : terigu
3.10. Bau dan rasa ............ : normal, tidak tengik
3.11. Warna ....................... : normal
4 Cara pengambilan contoh
Menurut persetujuan antara pembeli dan penjual, dan dianjurkan contoh itu mewakili
sebuah tanding/party.
Tiap contoh berjumlah 250 gr.
5 Cara uji
Pekerjaan pendahuluan
Biskuit dihaluskan dengan baik sampai serba sama dan segera diuji.
5.1 Uji keadaan
Dikerjakan secara Organoleptis.
5.2 Kadar air
Ditimbang dengan teliti 1-2 g contoh ke dalam botol timbang yang telah diketahui
bobotnya, dikeringkan dalam pengering listrik pada 105o
C, didinginkan dalam
eksikator dan ditimbang sampai bobot tetap.
hilang bobot
Kadar air= x 100%
g contoh
SNI 01-2973-1992
dari 42
5.3 Kadar protein
Ditimbang dengan teliti 1-2 g contoh, dimasukkan ke dalam labu Kyldahl lalu
ditambahkan 10 g campuran selen (4 g selen 3 g CaSPO4 dan 190 g Na2SO4 ) dan
30 ml H2SO4 pekat teknis.
Kemudian dipanaskan mula-mula atas nyala kecil (dalam ruang asam) sambil
digoyang-goyangkan. Sesudah 5-10 menit api dibesarkan dan terus dipanaskan
hingga warna cairan menjadi hijau jernih.
Sesudah didinginkan, diencerkan dengan 250 – 300 ml air dan dipindahkan kedalam
labu didih dari 500 ml yang di dalamnya telah ditambahkan beberapa butir batu didih.
Ditambahkan 120 ml NaOH 30% dan segera disambung dengan alat penyuling dan
disulingkan hingga 2/3 dari cairan tersuling. Sulingan yang terjadi diterima dalam
H2SO4 0,25 N berlebihan. Akhirnya kelebihan H2SO4 dititar kembali dengan NaOH
0,5 N (indikator mengsel).
Blanko harus dikerjakan juga seperti di atas.
(Blanko – ml NaOH) x N x 0,014 x 6,25
Kadar protein = x 100%
g contoh
5.4 Kadar lemak
Ditimbang dengan teliti 1-2 g contoh, dimasukkan ke dalam piala, lalu ditambah 30
ml HCl 25% dan 20 ml air dan beberapa butir batu didih. Lalu ditutup dengan kaca
arloji dan didinginkan sampai mengarang (15 menit). Kemudian panas-panas
disaring dan zat padatan yang terkandung didalamnya dimasukkan ke dalam kertas
saring pembungkus (Huls) diseduh dengan eter minyak tanah selama 2-3 jam
dengan mempergunakan alat solet.
Sesudah itu eter disulingkan dan seduhan (lemak) dikeringkan lebih dahulu dengan
alat peniup, kemudian dengan alat pengering listrik selama 0,5 - 1 jam pada suhu
102 - 105°C, ditimbang hingga bobot tetap. Berat seduhan (extract) adalah jumlah
lemak.
berat seduhan
Kadar lemak = x 100%
berat contoh
Catatan:
Dapat juga dipergunakan normal heksan dengan faktor 0,019.
5.5 Kadar serat kasar
Ditimbang dengan teliti 2 - 5 g contoh yang telah bebas dari lemak, dimasukkan ke
dalam Erlenmeyer 750 ml. Kemudian ditambahkan 100 ml H2SO4 1,25%.
Dididihkan selama 30 menit, mempergunakan pendingin tegak.
Kemudian ditambahkan lagi 200 ml NaOH 3,25%, dididihkan 14 selama 30 menit.
Dalam keadaan panas disaring ke dalam corong Buchner berisi kertas saring yang
telah diketahui bobotnya (lebih dahulu dikeringkan pada 105°C selama 1/2 jam).
Dicuci berturut-turut dengan air panas, H2SO4 1,25% air panas dan alkohol 96%.
Kertas saring dengan isinya diangkat dan dimasukkan ke dalam cawan pijar yang
SNI 01-2973-1992
dari 43
telah diketahui bobotnya, lalu dikeringkan pada 105°C selama 1 jam hingga bobot
tetap.
Setelah itu cawan seisinya diabukan dan dipijarkan, akhimya ditimbang sampai
bobot tetap.
A – B – C
Kadar serat kasar = x 100%
Bobot contoh
Dimana : A : bobot cawan + kertas saring + isi
B : bobot abu + cawan
C : bobot kertas saring.
5.6 Kadar Karbohidrat
Dengan cara pengurangan yaitu :
Kadar Karbohidrat = 100%- % (air + protein + lemak + serat kasar + abu).
5.7 Logam-logam bahaya (Hg, Pb, Cu)
Ditimbang 5 - 10 gr contoh, ditambahkan beberapa tetes asam sulfat pekat, lalu
diabukan. Kemudian abu ditambahkan asam chlorida pekat dan diuapkan di atas
penangas air, lalu dikeringkan pada 102 - 105°C selama 1/2 jam.
Bila ada silikat dipisahkan, sisanya ditambahkan asam chlorida encer dan disaring.
Logam-logam berbahaya ternyata tidak ada/diabaikan bila larutan contoh dari abu
memenuhi syarat-syarat sebagai berikut :
2 g contoh diabukan, kemudian ditetesi asam chlorida (HCI) 5 tetes dan diencerkan
dengan 10 ml air. Kemudian 5 ml larutan abu itu bila ditambahi 2 tetes larutan
natrium sulfida 1 N tetap jernih.
5 ml larutan abu itu bila ditambahkan 0,1 g natrium bikarbonat dan 1 tetes kalium
ferrosianida tetap jernih.
5.8 Kadar abu
Ditimbang dengan teliti 2 – 3 g contoh, masukkan dalam cawan pijar platina yang
telah diketahui bobotnya.
Panaskan pertama-tama dengan nyala kecil, kemudian dengan nyala besar hingga
abunya menjadi putih. Kemudian didinginkan hingga bobot tetap.
penambahan bobot
Kadar abu = x 100%
g contoh
SNI 01-2973-1992
dari 44
5.9 Nilai kalori
Nilai kalori per 100 g contoh = (9 x % lemak + 4 x % protein + 4 x % karbohidrat) kal.
Catatan:
Kalau abu sukar menjadi putih, teteskan air beberapa tetes kemudian pijarkan
kembali.
5.10 Uji Jenis Tepung
Sisa seduhan lemak diuji secara mikrokopis.

Más contenido relacionado

La actualidad más candente

ITP UNS SEMESTER 2 Transportasi fluida
ITP UNS SEMESTER 2 Transportasi fluidaITP UNS SEMESTER 2 Transportasi fluida
ITP UNS SEMESTER 2 Transportasi fluida
Fransiska Puteri
 
Analisa kadar-air-dengan-metode-oven
Analisa kadar-air-dengan-metode-ovenAnalisa kadar-air-dengan-metode-oven
Analisa kadar-air-dengan-metode-oven
Agres Tarigan
 
Reaksi-Reaksi Identifikasi Anion
Reaksi-Reaksi Identifikasi AnionReaksi-Reaksi Identifikasi Anion
Reaksi-Reaksi Identifikasi Anion
Dokter Tekno
 
Laporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 PROTEIN
Laporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 PROTEINLaporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 PROTEIN
Laporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 PROTEIN
Fransiska Puteri
 
Sni 01 2346-2006 petunjuk pengujian organoleptik dan atau sensori
Sni 01 2346-2006 petunjuk pengujian organoleptik dan atau sensoriSni 01 2346-2006 petunjuk pengujian organoleptik dan atau sensori
Sni 01 2346-2006 petunjuk pengujian organoleptik dan atau sensori
Basyrowi Arby
 

La actualidad más candente (20)

Bilangan Peroksida dan Bilangan TBA
Bilangan Peroksida dan Bilangan TBABilangan Peroksida dan Bilangan TBA
Bilangan Peroksida dan Bilangan TBA
 
Pengasapan
PengasapanPengasapan
Pengasapan
 
Laporan Analisa Pangan acara 4 lemak
Laporan Analisa Pangan acara 4 lemakLaporan Analisa Pangan acara 4 lemak
Laporan Analisa Pangan acara 4 lemak
 
Laporan Analisa Pangan Acara 5 Kabohidrat
Laporan Analisa Pangan Acara 5 KabohidratLaporan Analisa Pangan Acara 5 Kabohidrat
Laporan Analisa Pangan Acara 5 Kabohidrat
 
Laporan Praktikum Sosis
Laporan Praktikum SosisLaporan Praktikum Sosis
Laporan Praktikum Sosis
 
Titik lebur
Titik leburTitik lebur
Titik lebur
 
ITP UNS SEMESTER 2 Transportasi fluida
ITP UNS SEMESTER 2 Transportasi fluidaITP UNS SEMESTER 2 Transportasi fluida
ITP UNS SEMESTER 2 Transportasi fluida
 
Teknik Pengambilan Contoh
Teknik Pengambilan ContohTeknik Pengambilan Contoh
Teknik Pengambilan Contoh
 
Analisa kadar-air-dengan-metode-oven
Analisa kadar-air-dengan-metode-ovenAnalisa kadar-air-dengan-metode-oven
Analisa kadar-air-dengan-metode-oven
 
Reaksi-Reaksi Identifikasi Anion
Reaksi-Reaksi Identifikasi AnionReaksi-Reaksi Identifikasi Anion
Reaksi-Reaksi Identifikasi Anion
 
Laporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 PROTEIN
Laporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 PROTEINLaporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 PROTEIN
Laporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 PROTEIN
 
Kelompok 2 prak-ask PENENTUAN KADAR ASAM ASETAT PADA CUKA PASAR MENGGUNAKAN ...
Kelompok 2 prak-ask PENENTUAN KADAR ASAM ASETAT PADA CUKA PASAR MENGGUNAKAN ...Kelompok 2 prak-ask PENENTUAN KADAR ASAM ASETAT PADA CUKA PASAR MENGGUNAKAN ...
Kelompok 2 prak-ask PENENTUAN KADAR ASAM ASETAT PADA CUKA PASAR MENGGUNAKAN ...
 
pembuatan balsem
pembuatan balsempembuatan balsem
pembuatan balsem
 
Sni 01 2346-2006 petunjuk pengujian organoleptik dan atau sensori
Sni 01 2346-2006 petunjuk pengujian organoleptik dan atau sensoriSni 01 2346-2006 petunjuk pengujian organoleptik dan atau sensori
Sni 01 2346-2006 petunjuk pengujian organoleptik dan atau sensori
 
Laporan Mikrobiologi - Teknik Sterilisasi
Laporan Mikrobiologi -  Teknik SterilisasiLaporan Mikrobiologi -  Teknik Sterilisasi
Laporan Mikrobiologi - Teknik Sterilisasi
 
Emulsi Farmasi
Emulsi FarmasiEmulsi Farmasi
Emulsi Farmasi
 
220270739 sni-kopi-instan-pdf
220270739 sni-kopi-instan-pdf220270739 sni-kopi-instan-pdf
220270739 sni-kopi-instan-pdf
 
Responsi praktikum kimia analisis
Responsi praktikum kimia analisisResponsi praktikum kimia analisis
Responsi praktikum kimia analisis
 
Argentometri
ArgentometriArgentometri
Argentometri
 
Validasi uji sterilisasi
Validasi uji sterilisasiValidasi uji sterilisasi
Validasi uji sterilisasi
 

Destacado

9576 sni 3747 2009
9576 sni 3747 20099576 sni 3747 2009
9576 sni 3747 2009
mario
 
Evaluasi tepung pisang ambon dan pisang raja ( dendhy pratama .y)
Evaluasi tepung pisang ambon dan pisang raja ( dendhy pratama .y)Evaluasi tepung pisang ambon dan pisang raja ( dendhy pratama .y)
Evaluasi tepung pisang ambon dan pisang raja ( dendhy pratama .y)
Dendhy Pitopang
 
27705 sni 3141.1-2011-susu-segar-bag.1-sapi
27705 sni 3141.1-2011-susu-segar-bag.1-sapi27705 sni 3141.1-2011-susu-segar-bag.1-sapi
27705 sni 3141.1-2011-susu-segar-bag.1-sapi
kutarni
 
25820 sni 3751-2009 (tepung terigu)
25820 sni 3751-2009 (tepung terigu)25820 sni 3751-2009 (tepung terigu)
25820 sni 3751-2009 (tepung terigu)
Fitri Andriani
 
Kembang gula keras 2968 sni 3547.1_2008
Kembang gula keras  2968 sni 3547.1_2008Kembang gula keras  2968 sni 3547.1_2008
Kembang gula keras 2968 sni 3547.1_2008
Fitri Andriani
 

Destacado (20)

Mie kering
Mie keringMie kering
Mie kering
 
Sni 3752 2009 (susu bubuk coklat)
Sni 3752 2009 (susu bubuk coklat)Sni 3752 2009 (susu bubuk coklat)
Sni 3752 2009 (susu bubuk coklat)
 
9576 sni 3747 2009
9576 sni 3747 20099576 sni 3747 2009
9576 sni 3747 2009
 
Evaluasi tepung pisang ambon dan pisang raja ( dendhy pratama .y)
Evaluasi tepung pisang ambon dan pisang raja ( dendhy pratama .y)Evaluasi tepung pisang ambon dan pisang raja ( dendhy pratama .y)
Evaluasi tepung pisang ambon dan pisang raja ( dendhy pratama .y)
 
1457 sni 4110 2014.ikan beku
1457 sni 4110 2014.ikan beku1457 sni 4110 2014.ikan beku
1457 sni 4110 2014.ikan beku
 
Sni 01 3142-1998-tahu
Sni 01 3142-1998-tahuSni 01 3142-1998-tahu
Sni 01 3142-1998-tahu
 
Sni 01 3545-2004 madu
Sni 01 3545-2004 maduSni 01 3545-2004 madu
Sni 01 3545-2004 madu
 
27705 sni 3141.1-2011-susu-segar-bag.1-sapi
27705 sni 3141.1-2011-susu-segar-bag.1-sapi27705 sni 3141.1-2011-susu-segar-bag.1-sapi
27705 sni 3141.1-2011-susu-segar-bag.1-sapi
 
25820 sni 3751-2009 (tepung terigu)
25820 sni 3751-2009 (tepung terigu)25820 sni 3751-2009 (tepung terigu)
25820 sni 3751-2009 (tepung terigu)
 
Kembang gula keras 2968 sni 3547.1_2008
Kembang gula keras  2968 sni 3547.1_2008Kembang gula keras  2968 sni 3547.1_2008
Kembang gula keras 2968 sni 3547.1_2008
 
Sni 01-3553-2006
Sni 01-3553-2006Sni 01-3553-2006
Sni 01-3553-2006
 
Biji kopi sni
Biji kopi sniBiji kopi sni
Biji kopi sni
 
Laporan hasil observasi
Laporan hasil observasiLaporan hasil observasi
Laporan hasil observasi
 
SNI Sistem Pertanian Organik
SNI Sistem Pertanian OrganikSNI Sistem Pertanian Organik
SNI Sistem Pertanian Organik
 
Susu
SusuSusu
Susu
 
Formulasi produk pangan darurat
Formulasi produk pangan daruratFormulasi produk pangan darurat
Formulasi produk pangan darurat
 
Laprak analisis kadar air fix
Laprak analisis kadar air fixLaprak analisis kadar air fix
Laprak analisis kadar air fix
 
Introduction to idbi bank
Introduction to idbi bankIntroduction to idbi bank
Introduction to idbi bank
 
Vector urok
Vector urokVector urok
Vector urok
 
о компании
о компаниио компании
о компании
 

Similar a Biskuit

Penentuan kadar air cara pengeringan
Penentuan kadar air cara pengeringanPenentuan kadar air cara pengeringan
Penentuan kadar air cara pengeringan
Septa Septy
 
Kelompok 4 senyawa karbon
Kelompok 4 senyawa karbonKelompok 4 senyawa karbon
Kelompok 4 senyawa karbon
Cha Bela
 
PPT SEMKEM JEPRI.pptx
PPT SEMKEM JEPRI.pptxPPT SEMKEM JEPRI.pptx
PPT SEMKEM JEPRI.pptx
Jepriadi5
 
Penetapan kadar cu dalam cu so4
Penetapan kadar cu dalam cu so4Penetapan kadar cu dalam cu so4
Penetapan kadar cu dalam cu so4
Nidya Denaya
 
Analisis kadar pati, glukosa dan amilosa
Analisis kadar pati, glukosa dan amilosaAnalisis kadar pati, glukosa dan amilosa
Analisis kadar pati, glukosa dan amilosa
Nur Turah
 
Analisis abu
Analisis abuAnalisis abu
Analisis abu
AisAisyah
 

Similar a Biskuit (20)

PPT Laporan Pengujian Garam Konsumsi.pptx
PPT Laporan Pengujian Garam Konsumsi.pptxPPT Laporan Pengujian Garam Konsumsi.pptx
PPT Laporan Pengujian Garam Konsumsi.pptx
 
Penentuan kadar air cara pengeringan
Penentuan kadar air cara pengeringanPenentuan kadar air cara pengeringan
Penentuan kadar air cara pengeringan
 
Jurnal percobaan iii penentuan kalor pelarutan
Jurnal percobaan iii penentuan kalor pelarutanJurnal percobaan iii penentuan kalor pelarutan
Jurnal percobaan iii penentuan kalor pelarutan
 
Teknologi formulasi iii infus dekstrosa
Teknologi formulasi iii infus dekstrosaTeknologi formulasi iii infus dekstrosa
Teknologi formulasi iii infus dekstrosa
 
SNI 19-7119.7-2005 tentang Udara Ambien - Bagian 7: Cara Uji Kadar Sulfur Dio...
SNI 19-7119.7-2005 tentang Udara Ambien - Bagian 7: Cara Uji Kadar Sulfur Dio...SNI 19-7119.7-2005 tentang Udara Ambien - Bagian 7: Cara Uji Kadar Sulfur Dio...
SNI 19-7119.7-2005 tentang Udara Ambien - Bagian 7: Cara Uji Kadar Sulfur Dio...
 
Kelompok 4 senyawa karbon
Kelompok 4 senyawa karbonKelompok 4 senyawa karbon
Kelompok 4 senyawa karbon
 
Laporan Farmasi Fisika Kelarutan
Laporan Farmasi Fisika KelarutanLaporan Farmasi Fisika Kelarutan
Laporan Farmasi Fisika Kelarutan
 
Celup poliester dispersi cara ht
Celup poliester dispersi cara htCelup poliester dispersi cara ht
Celup poliester dispersi cara ht
 
PPT SEMKEM JEPRI.pptx
PPT SEMKEM JEPRI.pptxPPT SEMKEM JEPRI.pptx
PPT SEMKEM JEPRI.pptx
 
Penetapan kadar cu dalam cu so4
Penetapan kadar cu dalam cu so4Penetapan kadar cu dalam cu so4
Penetapan kadar cu dalam cu so4
 
Analisis kadar pati, glukosa dan amilosa
Analisis kadar pati, glukosa dan amilosaAnalisis kadar pati, glukosa dan amilosa
Analisis kadar pati, glukosa dan amilosa
 
Chapter ii
Chapter iiChapter ii
Chapter ii
 
Present sempro
Present semproPresent sempro
Present sempro
 
Limbah
LimbahLimbah
Limbah
 
LUDAH DAN PENCERNAAN OLEH LUDAH
LUDAH DAN PENCERNAAN OLEH LUDAHLUDAH DAN PENCERNAAN OLEH LUDAH
LUDAH DAN PENCERNAAN OLEH LUDAH
 
Analisis abu
Analisis abuAnalisis abu
Analisis abu
 
Amali 1 - Larutan Piawai
Amali 1 - Larutan PiawaiAmali 1 - Larutan Piawai
Amali 1 - Larutan Piawai
 
Limbah
LimbahLimbah
Limbah
 
Analisa bod
Analisa bodAnalisa bod
Analisa bod
 
Analisis kadar abu dan mineral
Analisis kadar abu dan mineralAnalisis kadar abu dan mineral
Analisis kadar abu dan mineral
 

Último

LOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan ppt
LOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan pptLOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan ppt
LOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan ppt
UserTank2
 
Materi 5.1 ASKEP pada pasien dengan HEPATITIS.pptx
Materi 5.1 ASKEP pada pasien dengan HEPATITIS.pptxMateri 5.1 ASKEP pada pasien dengan HEPATITIS.pptx
Materi 5.1 ASKEP pada pasien dengan HEPATITIS.pptx
Yudiatma1
 
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.pptAnatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Acephasan2
 
pengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.ppt
pengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.pptpengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.ppt
pengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.ppt
RekhaDP2
 
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.pptANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
Acephasan2
 
RTL PPI dr.Intan.docx puskesmas wairasa.
RTL PPI dr.Intan.docx puskesmas wairasa.RTL PPI dr.Intan.docx puskesmas wairasa.
RTL PPI dr.Intan.docx puskesmas wairasa.
RambuIntanKondi
 
KONSEP ANSIETAS kesehatan jiwa masyarakat
KONSEP ANSIETAS kesehatan jiwa masyarakatKONSEP ANSIETAS kesehatan jiwa masyarakat
KONSEP ANSIETAS kesehatan jiwa masyarakat
Zuheri
 
KETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptx
KETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptxKETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptx
KETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptx
Zuheri
 
SISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.ppt
SISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.pptSISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.ppt
SISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.ppt
Acephasan2
 
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptxPPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
Acephasan2
 

Último (20)

LOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan ppt
LOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan pptLOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan ppt
LOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan ppt
 
Penyuluhan kesehatan Diabetes melitus .pptx
Penyuluhan kesehatan Diabetes melitus .pptxPenyuluhan kesehatan Diabetes melitus .pptx
Penyuluhan kesehatan Diabetes melitus .pptx
 
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptxKONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
 
MEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).ppt
MEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).pptMEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).ppt
MEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).ppt
 
Materi 5.1 ASKEP pada pasien dengan HEPATITIS.pptx
Materi 5.1 ASKEP pada pasien dengan HEPATITIS.pptxMateri 5.1 ASKEP pada pasien dengan HEPATITIS.pptx
Materi 5.1 ASKEP pada pasien dengan HEPATITIS.pptx
 
Dbd analisis SOAP, tugas Farmakoterapi klinis dan komunitas
Dbd analisis SOAP, tugas Farmakoterapi klinis dan komunitasDbd analisis SOAP, tugas Farmakoterapi klinis dan komunitas
Dbd analisis SOAP, tugas Farmakoterapi klinis dan komunitas
 
Jenis-Jenis-Karakter-Pasien-Rumah-Sakit.pdf
Jenis-Jenis-Karakter-Pasien-Rumah-Sakit.pdfJenis-Jenis-Karakter-Pasien-Rumah-Sakit.pdf
Jenis-Jenis-Karakter-Pasien-Rumah-Sakit.pdf
 
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.pptAnatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
 
High Risk Infant modul perkembangan bayi risiko tinggi
High Risk Infant modul perkembangan bayi risiko tinggiHigh Risk Infant modul perkembangan bayi risiko tinggi
High Risk Infant modul perkembangan bayi risiko tinggi
 
LAPSUS VERTIGO))))))))))))))))))))))))))
LAPSUS VERTIGO))))))))))))))))))))))))))LAPSUS VERTIGO))))))))))))))))))))))))))
LAPSUS VERTIGO))))))))))))))))))))))))))
 
Low Back Pain untuk Awam dan pekerja tahun 2024
Low Back Pain untuk Awam dan pekerja tahun 2024Low Back Pain untuk Awam dan pekerja tahun 2024
Low Back Pain untuk Awam dan pekerja tahun 2024
 
pengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.ppt
pengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.pptpengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.ppt
pengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.ppt
 
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.pptANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
 
RTL PPI dr.Intan.docx puskesmas wairasa.
RTL PPI dr.Intan.docx puskesmas wairasa.RTL PPI dr.Intan.docx puskesmas wairasa.
RTL PPI dr.Intan.docx puskesmas wairasa.
 
sosialisasi lomba inovasi daerah tahun 2024 kementrian kesehatan republik ind...
sosialisasi lomba inovasi daerah tahun 2024 kementrian kesehatan republik ind...sosialisasi lomba inovasi daerah tahun 2024 kementrian kesehatan republik ind...
sosialisasi lomba inovasi daerah tahun 2024 kementrian kesehatan republik ind...
 
FRAKTUR presentasion patah tulang paripurna OK.pptx
FRAKTUR presentasion patah tulang paripurna OK.pptxFRAKTUR presentasion patah tulang paripurna OK.pptx
FRAKTUR presentasion patah tulang paripurna OK.pptx
 
KONSEP ANSIETAS kesehatan jiwa masyarakat
KONSEP ANSIETAS kesehatan jiwa masyarakatKONSEP ANSIETAS kesehatan jiwa masyarakat
KONSEP ANSIETAS kesehatan jiwa masyarakat
 
KETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptx
KETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptxKETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptx
KETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptx
 
SISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.ppt
SISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.pptSISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.ppt
SISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.ppt
 
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptxPPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
 

Biskuit

  • 1. Standar Nasional Indonesia Mutu dan cara uji biskuit ICS Badan Standardisasi Nasional SNI 01-2973-1992
  • 2. i Daftar isi Halaman 1. Ruang lingkup ...................................................................................................... 1 2. Definisi ................................................................................................................. 1 3. Syarat mutu ......................................................................................................... 1 4. Cara pengambilan contoh ................................................................................. 1 5. Cara uji ................................................................................................................. 1
  • 3. SNI 01-2973-1992 dari 41 Mutu dan cara uji biskuit 1 Ruang lingkup Standar ini meliputi syarat mutu dan cara uji roti jenis biskuit. 2 Definisi Biskuit adalah sejenis makanan yang terbuat dari tepung teringu dengan penambahan bahan makanan lain, dengan proses pemanasan dan pencetakan. 3 Syarat mutu 3.1. Air.................. ……... : maximum 5% 3.2. Protein...................... : minimum 9% 3.3. Lemak...................... : minimum 9,5% 3.4. Karbohidrat ............. : minimum 70% 3.5. Abu........................... : maximum 1,6% 3.6. Logam berbahaya ..... : negatip 3.7. Serat kasar............... : maximum 0,5% 3.8. Kalori ..... kal/100 gr... : minimum 400 3.9. Jenis tepung ............. : terigu 3.10. Bau dan rasa ............ : normal, tidak tengik 3.11. Warna ....................... : normal 4 Cara pengambilan contoh Menurut persetujuan antara pembeli dan penjual, dan dianjurkan contoh itu mewakili sebuah tanding/party. Tiap contoh berjumlah 250 gr. 5 Cara uji Pekerjaan pendahuluan Biskuit dihaluskan dengan baik sampai serba sama dan segera diuji. 5.1 Uji keadaan Dikerjakan secara Organoleptis. 5.2 Kadar air Ditimbang dengan teliti 1-2 g contoh ke dalam botol timbang yang telah diketahui bobotnya, dikeringkan dalam pengering listrik pada 105o C, didinginkan dalam eksikator dan ditimbang sampai bobot tetap. hilang bobot Kadar air= x 100% g contoh
  • 4. SNI 01-2973-1992 dari 42 5.3 Kadar protein Ditimbang dengan teliti 1-2 g contoh, dimasukkan ke dalam labu Kyldahl lalu ditambahkan 10 g campuran selen (4 g selen 3 g CaSPO4 dan 190 g Na2SO4 ) dan 30 ml H2SO4 pekat teknis. Kemudian dipanaskan mula-mula atas nyala kecil (dalam ruang asam) sambil digoyang-goyangkan. Sesudah 5-10 menit api dibesarkan dan terus dipanaskan hingga warna cairan menjadi hijau jernih. Sesudah didinginkan, diencerkan dengan 250 – 300 ml air dan dipindahkan kedalam labu didih dari 500 ml yang di dalamnya telah ditambahkan beberapa butir batu didih. Ditambahkan 120 ml NaOH 30% dan segera disambung dengan alat penyuling dan disulingkan hingga 2/3 dari cairan tersuling. Sulingan yang terjadi diterima dalam H2SO4 0,25 N berlebihan. Akhirnya kelebihan H2SO4 dititar kembali dengan NaOH 0,5 N (indikator mengsel). Blanko harus dikerjakan juga seperti di atas. (Blanko – ml NaOH) x N x 0,014 x 6,25 Kadar protein = x 100% g contoh 5.4 Kadar lemak Ditimbang dengan teliti 1-2 g contoh, dimasukkan ke dalam piala, lalu ditambah 30 ml HCl 25% dan 20 ml air dan beberapa butir batu didih. Lalu ditutup dengan kaca arloji dan didinginkan sampai mengarang (15 menit). Kemudian panas-panas disaring dan zat padatan yang terkandung didalamnya dimasukkan ke dalam kertas saring pembungkus (Huls) diseduh dengan eter minyak tanah selama 2-3 jam dengan mempergunakan alat solet. Sesudah itu eter disulingkan dan seduhan (lemak) dikeringkan lebih dahulu dengan alat peniup, kemudian dengan alat pengering listrik selama 0,5 - 1 jam pada suhu 102 - 105°C, ditimbang hingga bobot tetap. Berat seduhan (extract) adalah jumlah lemak. berat seduhan Kadar lemak = x 100% berat contoh Catatan: Dapat juga dipergunakan normal heksan dengan faktor 0,019. 5.5 Kadar serat kasar Ditimbang dengan teliti 2 - 5 g contoh yang telah bebas dari lemak, dimasukkan ke dalam Erlenmeyer 750 ml. Kemudian ditambahkan 100 ml H2SO4 1,25%. Dididihkan selama 30 menit, mempergunakan pendingin tegak. Kemudian ditambahkan lagi 200 ml NaOH 3,25%, dididihkan 14 selama 30 menit. Dalam keadaan panas disaring ke dalam corong Buchner berisi kertas saring yang telah diketahui bobotnya (lebih dahulu dikeringkan pada 105°C selama 1/2 jam). Dicuci berturut-turut dengan air panas, H2SO4 1,25% air panas dan alkohol 96%. Kertas saring dengan isinya diangkat dan dimasukkan ke dalam cawan pijar yang
  • 5. SNI 01-2973-1992 dari 43 telah diketahui bobotnya, lalu dikeringkan pada 105°C selama 1 jam hingga bobot tetap. Setelah itu cawan seisinya diabukan dan dipijarkan, akhimya ditimbang sampai bobot tetap. A – B – C Kadar serat kasar = x 100% Bobot contoh Dimana : A : bobot cawan + kertas saring + isi B : bobot abu + cawan C : bobot kertas saring. 5.6 Kadar Karbohidrat Dengan cara pengurangan yaitu : Kadar Karbohidrat = 100%- % (air + protein + lemak + serat kasar + abu). 5.7 Logam-logam bahaya (Hg, Pb, Cu) Ditimbang 5 - 10 gr contoh, ditambahkan beberapa tetes asam sulfat pekat, lalu diabukan. Kemudian abu ditambahkan asam chlorida pekat dan diuapkan di atas penangas air, lalu dikeringkan pada 102 - 105°C selama 1/2 jam. Bila ada silikat dipisahkan, sisanya ditambahkan asam chlorida encer dan disaring. Logam-logam berbahaya ternyata tidak ada/diabaikan bila larutan contoh dari abu memenuhi syarat-syarat sebagai berikut : 2 g contoh diabukan, kemudian ditetesi asam chlorida (HCI) 5 tetes dan diencerkan dengan 10 ml air. Kemudian 5 ml larutan abu itu bila ditambahi 2 tetes larutan natrium sulfida 1 N tetap jernih. 5 ml larutan abu itu bila ditambahkan 0,1 g natrium bikarbonat dan 1 tetes kalium ferrosianida tetap jernih. 5.8 Kadar abu Ditimbang dengan teliti 2 – 3 g contoh, masukkan dalam cawan pijar platina yang telah diketahui bobotnya. Panaskan pertama-tama dengan nyala kecil, kemudian dengan nyala besar hingga abunya menjadi putih. Kemudian didinginkan hingga bobot tetap. penambahan bobot Kadar abu = x 100% g contoh
  • 6. SNI 01-2973-1992 dari 44 5.9 Nilai kalori Nilai kalori per 100 g contoh = (9 x % lemak + 4 x % protein + 4 x % karbohidrat) kal. Catatan: Kalau abu sukar menjadi putih, teteskan air beberapa tetes kemudian pijarkan kembali. 5.10 Uji Jenis Tepung Sisa seduhan lemak diuji secara mikrokopis.