SlideShare una empresa de Scribd logo
1 de 18
Pengendalian Banjir Kota DKI Jakarta



                                       BAB I
                                 PENDAHULUAN




1.1. Pengertian
       Beberapa pengertian banjir adalah:
       1. Banjir adalah suatu keadaan sungai, dimana aliran air tidak
         tertampung oleh palung sungai, sehingga terjadi limpasan, dan
         atau genangan pada lahan yang semestinya kering (Departemen
         Kimpraswil, 2001).
       2. Banjir adalah peristiwa terbenamnya daratan (yang biasanya
         kering) karena volume air yang meningkat (Wikipedia, 2009).
       3. Banjir adalah aliran yang relatif tinggi, dan tidak tertampung oleh
         alur sungai atau saluran. (SK SNI M-18-1989-F (1989) dalam
         (Suparta (2004)
       Aliran yang dimaksud disini adalah aliran air yang sumbernya bisa dari
mana aja. Dan air itu ngeluyur keluar dari sungai atau saluran karena
sungai atau salurannya sudah melebihi kapasitasnya. Kondisi inilah yang
disebut banjir.

1.2.     Jenis – Jenis Banjir di Indonesia
       Menurut ahli hidrologi banjir-bajir di indonesia itu dibagi menjadi tiga
         jenis, antara lain:
       1. Banjir akibat Meluapnya Suatu Sungai
         Banjir jenis ini biasanya terjadi akibat dari suatu sungai yang sudah
         tidak mampu lagi untuk menampung aliran air yang ada di sungai
         itu, dimana debit air yang mengalir melalui sungai tersebut sudah
         melebihi kapasitas dari sungai tersebut.
       2. Banjir Lokal
         Pada saat curah hujan tinggi dilokasi setempat dimana kondisi
         tanah dilokasi itu sulit dalam melakukan penyerapan air (bisa
         karena padat, bisa juga karena kondisinya lembab, dan bisa juga
         karena daerah resapan airnya tinggal sedikit) maka kemungkinan
         terjadinya banjir lokal akan sangat tinggi sekali.
Pengendalian Banjir Kota DKI Jakarta


       3. Banjir Akibat Pasang Surut Air Laut
         Saat air laut pasang, ketinggian muka air laut akan meningkat,
         otomatis aliran air di bagian muara sungai akan lebih lambat
         dibandingkan bila saat laut surut. Selain melambat, bila aliran air
         sungai sudah melebihi kapasitasnya (ditempat yang datar atau
         cekungan) maka air itupun akan menyebar kesegala arah dan
         terjadilah banjir.

1.3.     Faktor – Faktor Penyebab Banjir
       Pada dasarnya banjir itu disebabkan oleh luapan aliran air yang terjadi
pada saluran atau sungai. Bisa terjadi dimana saja, ditempat yang tinggi
maupun tempat yg rendah. Pada saat air jatuh kepermukaan bumi dalam
bentuk hujan (presipitasi), maka air itu akan mengalir ketempat yang lebih
rendah melalui saluran – saluran atau sungai - sungai dalam bentuk aliran
permukaan (run off) sebagian akan masuk/meresap kedalam tanah
(infiltrasi) dan sebagiannya lagi akan menguap keudara (evapotranspirasi).
       Banjir merupakan peristiwa yang alami pada daerah dataran banjir.
Dataran banjir terbentuk akibat dari peristiwa banjir. Dataran banjir
merupakan daerah yang terbentuk akibat dari sedimentasi (pengendapan)
banjir. Saat banjir terjadi, tidak hanya air yang di bawa tapi juga tanah -
tanah yang berasal dari hilir aliran sungai. Dataran banjir biasanya
terbentuk di daerah pertemuan2 sungai. Akibat dari peristiwa sedimentasi
ini, dataran banjir merupakan daerah yg subur bagi pertanian, mempunyai
air tanah yang dangkal sehingga cocok sekali bagi pemukiman dan
perkotaan.
   Ada dua faktor perubahan kenapa banjir terjadi :
   1. Perubahan lingkungan dimana didalamnya ada perubahan iklim,
         perubahan geomorfologi, perubahan geologi dan perubahan tata
         ruang.
   2. Perubahan dari masyarakat itu sendiri

   Hujan merupakan faktor utama penyebab banjir. Perubahan iklim
menyebabkan pola hujan berubah dimana saat ini hujan yang terjadi
mempunyai waktu yang pendek tetapi intensitasnya tinggi. Akibat keadaan
ini saluran - saluran yang ada tidak mampu lagi menampung besarnya
aliran permukaan dan tanah - tanah cepat mengalami penjenuhan.



                                                                            2
Pengendalian Banjir Kota DKI Jakarta


      Global   warming /    pemanasan      global    menyebabkan    terjadinya
perubahan pada pola iklim yg akhirnya merubah pola curah hujan.
Berdasarkan analisis statistik data curah hujan dari tahun 1900 sampai
tahun 1989 terhadap variansi hujan dengan menggunakan uji F dihasilkan
bahwa telah terjadi perubahan intensitas hujan untuk lokasi Ambon,
Branti, Kotaraja, Padang, Maros, Kupang, Palembang, dan Pontianak
(Slamet dan Berliana, 2006). Berdasarkan kajian LAPAN (2006) banjir yang
terjadi di Jakarta Januari tahun 2002, Juni 2004 dan Februari 2007
bertepatan     dengan      fenomena   La   Nina     dan   MJO   (Madden-Julian
oscillation), kedua fenomena ini menyebabkan terjadinya peningkatan
curah hujan diatas normal. Memang, berdasarkan kesimpulan penelitian
tersebut bukan hanya faktor iklim yang menyebabkan terjadinya banjir, tp
juga di sebabkan oleh perubahan penggunaan lahan dan penyempitan
saluran drainase (sungai).
      Perubahan penggunaan lahan dan otomatis juga terjadi perubahan
tutupan lahan ~penggunaan lahan itu ada pemukiman, sawah, tegalan,
ladang dll sedangkan tutupan lahan itu vegetasi yang tumbuh di atas
permukaan bumi menyebabkan semakin tingginya aliran permukaan.
Aliran permukaan terjadi apabila curah hujan telah melampaui laju
infiltrasi tanah. Menurut Castro (1959) tingkat aliran permukaan pada
hutan adalah 2.5%, tanaman kopi 3%, rumput 18% sedangkan tanah
kosong sekitar 60%. Sedangkan berdasarkan penelitian Onrizal (2005) di
DAS Ciwulan, penebangan hutan menyebabkan terjadinya kenaikan aliran
permukaan sebesar 624 mm/th. Itu baru perhitungan yg di lakukan pada
daerah hutan yg ditebang dimana masih ada tanah yang bisa meresapkan
air
      Hasil penelitian Bruijnzeel (1982) dalam Onrizal (2005) yang di lakukan
pada areal DAS Kali Mondoh pada tanaman hutan memperlihatkan bahwa
debit sungai pada bulan Mei, Juli, Agustus dan September lebih tinggi dari
curah hujan yang terjadi pada saat bulan - bulan tersebut, ini membuktikan
bahwa vegetasi sebagai pengatur tata air dimana pada saat hujan
tanaman membatu proses infiltrasi sehinggaa air disimpan sebagai air
bawah tanah dan dikeluarkan saat musim kemarau. Menurut Suroso dan
Santoso (2006) dalam WWF-Indonesia (2007) perubahan penggunaan
lahan sangat berpengaruh terhadap peningkatan debit sungai.


                                                                             3
Pengendalian Banjir Kota DKI Jakarta


   Hasil penelitian Fakhrudin (2003) dalam Yuwono (2005) menunjukkan
bahwa perubahan penggunaan lahan di DAS Ciliwung tahun 1990-1996
akan meningkatkan debit puncak dari 280 m3/det menjadi 383 m3/det, dan
juga meningkatkan persentase hujan menjadi direct run-off dari 53 %
menjadi 63 %. Dalam makalah yang sama Yuwono (2005) juga
mengungkapkan pengurangan luas hutan dari 36% menjadi 25%, 15% dan
0% akan menaikkan puncak banjir berturut-turut 12,7%, 58,7% dan 90,4%.
   Menurut Yuwono (2005) pengurangan luas hutan dari 36% menjadi
25%, 15% dan 0% akan meningkatkan laju erosi sebesar 10%, 60% dan
90%. Akibat dari erosi ini tanah menjadi padat, proses infiltrasi terganggu,
banyak lapisan atas tanah yang hilang dan terangkut ke tempat-tempat
yang lebih rendah, tanah yang hilang dan terangkut inilah yang menjadi
sedimentasi yang dapat mendangkalkan waduk, bendungan dan sungai.
Kapasitas daya tampung dari saluran irigasi tersebut menjadi lebih kecil
yang akhirnya dapat menyebabkan banjir walaupun dalam kondisi curah
hujan normal. Menurut Priatna (2001) kerusakan tanah akibat terjadinya
erosi dapat menyebabkan bahaya banjir pada musim hujan, pendangkalan
sungai atau waduk serta makin meluasnya lahan-lahan kritis.

1.4.     Penanggulangan Banjir

       1. Memfungsikan sungai dan selokan sebagaimana mestinya. Karena
         sungai dan selokan merupakan tempat aliran air, jangan sampai
         fungsinya berubah menjadi tempat sampah.

       2. Larangan membuat rumah di dekat sungai. Biasanya, yang
         mendirikan rumah di dekat sungai adalah para pendatang yang
         yang datang ke kota besar hanya dengan modal nekat. Akibatnya,
         keberadaan     mereka     bukannya     membantu       peningkatan
         perekonomian, akan tetapi malah sebaliknya, merusak lingkungan.
         Itu sebabnya pemerintah harus tegas, melarang membuat rumah di
         dekat sungai dan melarang orang-orang tanpa tujuan tidak jelas
         datang ke kota dalam jangka waktu lama atau untuk menetap.

       3. Menanam pohon dan pohon-pohon yang tersisa tidak ditebangi lagi.
         Karena pohon adalah salah satu penopang kehidupan di suatu ktoa.
         Banyangkan, bila sebuah kota tidak memiliki pohon sama sekali.
         Apa yang akan terjadi? Pohon selain sebagai penetralisasi


                                                                          4
Pengendalian Banjir Kota DKI Jakarta


pencemaran udara di siang hari, sebagai pengikat air di saat hujan
melalui akar-akarnya. Bila sudah tidak ada lagi phon, bisa
dibayangkan apa yang akan terjadi bila hujan tiba.




                                                                 5
Pengendalian Banjir Kota DKI Jakarta


                                       BAB II
                                        ISI


2.1. Kondisi DKI Jakarta




          Gambar 2.1. Kondisi Banjir pada Jalanan Kota DKI. Jakarta


      Jakarta sebagai kota megapolitan menyimpan berbagai macam
permasalahan akibat terus meningkatnya jumlah penduduk, apalagi
Jakarta   masih   menjadi   ‘magnet’    bagi    orang   dari   daerah   untuk
berurbanisasi mencari penghidupan yang layak di kota besar. Data
statistik tahun 2010 menyebutkan, penduduk Jakarta berjumlah 9.607.787
jiwa, mempunyai luas wilayah 740,3 km², dengan kepadatan mencapai
12.978,2/km² tentu Jakarta sudah terlalu jenuh serta daya dukung
lingkungannya menurun. Berbagai permasalahan yang timbul antara lain
kemacetan, polusi udara, banjir, dan sebagainya, apalagi kesenjangan
sosial yang tinggi antara si kaya dan si miskin serta keberagaman etnis
dari seluruh Indonesia berkumpul di sana, rawan menimbulkan konflik
sosial seperti tawuran serta berbagai macam tindak kejahatan.
      Salah satu masalah yang populer di Jakarta ialah banjir. Selain
banjir besar lima tahunan, beberapa wilayah di Jakarta rentan terjadi
genangan setiap kali hujan lokal atau banjir kiriman karena meluapnya
sungai akibat tidak mampu lagi menampung debit air yang mengalir.


                                                                            6
Pengendalian Banjir Kota DKI Jakarta


Kondisi topografi Jakarta yang relatif datar serta saluran drainase yang
buruk menjadi penyebab terjadinya banjir. Hal ini diperparah dengan
perubahan fungsi lahan serta pesatnya pembangunan yang mengurangi
daerah tangkapan air akibat berkurangnya ruang terbuka hijau. Gedung-
gedung bertingkat seperti perkantoran, mall, dan apartemen secara tidak
langsung juga memicu terjadinya banjir. Eksploitasi air tanah yang
berlebih pada gedung bertingkat diduga menyebabkan penurunan
permukaan tanah di Jakarta.



2.2. Potensi dan Penyebab Banjir di Kota DKI Jakarta
     Jika dilihat kondisi Kota DKI Jakarta saat ini, dapat dilihat potensi -
potensi yang dapat menyebabkan Ibu Kota Negara Indonesia, DKI Jakarta
ini mengalami banjir, yaitu:

2.2.1. Sistem Drainase Kota yang Buruk

     Tanpa harus melakukan survei mendetail pun, kita sudah tahu bahwa
drainase di Jakarta tidak berfungsi optimal sebagai salah satu "penakluk"
banjir. Contohnya, lihat saja gorong-gorong seukuran 1,25 x 2,5 meter
persegi di bawah Jalan M.H. Thamrin, pusat Kota Jakarta. Kondisinya
memprihatinkan: dipenuhi sampah dan kabel-kabel. "Sudah tak layak
lagi," kata konsultan drainase Jakarta, Hadi Purwanto. Di area itulah,
pada Februari 2008, mobil R-1 yang ditumpangi Presiden Susilo Bambang
Yudhoyono tak bisa lewat akibat terjebak banjir.
     Nah, gorong-gorong di Thamrin itulah yang kini sedang dibenahi. Bila
Anda melintasi jalan yang diapit gedung-gedung jangkung itu di malam
hari, akan tampak kesibukan orang-orang membersihkan dan menata
"perut" Jakarta. Saat ini tengah dibuat gorong-gorong baru di beberapa
tempat untuk mengatasi banjir, di antaranya di bawah Jalan Thamrin,
tepatnya di depan Sarinah, Sky Building. Ukurannya lebih besar, yaitu 4 x
3 meter, sehingga diharapkan bisa mengatasi genangan di kawasan
Sarinah. "Itu merupakan crossing untuk mengalirkan air dari Jalan Wahid
Hasyim, Sabang, Sunda, dan seputar Sarinah ke Kali Cideng," kata
Tarjuki.
     Kawasan Thamrin jelas bukan satu-satunya yang drainasenya buruk.
Menurut pengamat perkotaan dari Universitas Trisakti, Jakarta, Yayat


                                                                          7
Pengendalian Banjir Kota DKI Jakarta


Supriatna, banyak drainase atau gorong-gorong yang berubah dari yang
terbuka menjadi tertutup akibat pelebaran jalan, seperti yang ada di Jalan
Sudirman, Haji Agus Salim, dan Cikini. Padahal karakter gorong-gorong
terbuka tidak bisa dipaksakan menjadi tertutup. Akibatnya, ada gorong-
gorong yang meledak karena mampet. Desain dan kapasitas drainase
sudah tak sesuai dengan kebutuhan Kota Jakarta. Contohnya, gorong-
gorong lama yang ada di Jalan Haji Agus Salim, Jakarta Pusat. ondisinya
memang tidak layak lagi. Selain kecil-berukuran sekitar 30 sentimeter
persegi-terjadi pendangkalan. Air kotor terlihat dari lubang besi yang
menjadi pembuangan air dari jalan, padahal hari itu tidak ada hujan.
Bahkan lubang-lubang besinya sudah menyempit akibat lapisan beton dan
aspal sewaktu perbaikan jalan. Di Jalan Sunda, di belakang gedung
Sarinah, gorong-gorongnya memang lebih besar, dengan tinggi sekitar 2
meter dan lebar 1,5 meter. Namun kondisinya penuh sampah

2.2.2. Perubahan Fungsi Lahan
     Berubahnya fungsi lahan, seperti:
        Pembangunan mal-mal dibangun di daerah wajib resapan air,
         mengakibatkan sering terjadinya banjir.
        Pemeliharaan infrastruktur yang buruk
        Dengan memperhatikan peta DKI Jakarta dibawah ini dan dengan
         logika sederhana melihat dan membandingkan antara luasan area
         hijau dan area fisik bangunan,dapat kita lihat betapa Mini-nya
         luasan RTH yang disyaratkan bagi pertumbuhan suatu kota
         sehingga dengan semakin kecilnya daerah resapan air makin
         semakin luaslah daerah luapan banjir, semakin kecilnya daerah
         hijau maka semakin luaslah daerah panas dijakarta.




              Gambar 2.2. Daerah Penghijaun di Daerah Kemayoran



                                                                        8
Pengendalian Banjir Kota DKI Jakarta


   Tindakan sembrono dalam pemanfaataan ruang dalam kota
   Proporsi ruang terbuka hijau pada wilayah kota paling sedikit 30%
    dari luas wilayah kota. Sementara itu proporsi Ruang Terbuka
    Hijau (RTH) untuk yang diperuntukkan bagi publik pada wilayah
    kota paling sedikit 20% dari wilayah kota. Sebaran ruang terbuka
    hijau publik ini diharapkan merata dari mulai tingkat RT, RW,
    Kelurahan,sampai Kecamatan serta dasar penentuanproporsi
    RTH itu berdasarkan keterkaitan ekologis antar wilayah,
   Dari Peta udara yang diambil dari google earth kita bisa melihat
    luasan hijau dari RTH Monas, RTH Gelora Bung Karno,Jalur hijau
    Tebet,Jalur     Hijau      Barito,     RTH       cibubur terlihat
    demikian MINI dibandingkan dengan luasan Permukiman dan
    fungsi-fungsi lainnya.Ruang Kawasan Hijau Kemayoran dan
    luasan kawasan Hijau pemakaman Karet dan pemakaman Tanah
    Kusir yang berfungsi sebagai daerah resapan air terasa terhimpit
    oleh pembangunan fisik perumahan




            Gambar 2.3. Daerah Penghijaun di Daerah Tebet




                                                                   9
Pengendalian Banjir Kota DKI Jakarta




           Gambar 2.4. Daerah Penghijaun di Daerah Tanah Kusir




         Gambar 2.5. Daerah Penghijaun di Daerah Karet


2.3. Penyebab Banjir di Kota DKI Jakarta
     Sumber genangan (banjir) di Kota DKI. Jakarta, dapat dibedakan
     menjadi 3 macam,
yaitu:
         1. Banjir Kiriman
         2. Banjir Lokal




                                                                      10
Pengendalian Banjir Kota DKI Jakarta


2.3.1. Banjir Kiriman
     Banjir kiriman merupakan aliran banjir yang datangnya dari daerah
hulu di luar kawasan yang tergenang. Hal ini terjadi jika hujan yang terjadi
di daerah hulu menimbulkan aliran banjir yang melebihi kapasitas
sungainya atau banjir kanal yang ada, sehingga terjadi limpasan. Banjir
kiriman berasal dari Kota Bogor, karena Bogor terletak di daerah hulu.

2.3.2. Banjir Lokal
     Banjir lokal adalah genangan air yang timbul akibat hujan yang jatuh
di daerah itu sendiri, hal ini dapat terjadi kalau hujan yang terjadi melebihi
kapasitas sistem drainase yang ada.



2.4. Penanganan Banjir di Kota DKI. Jakarta
       Salah satu solusi untuk mengatasi banjir di Jakarta ialah dengan
membangun Banjir Kanal Timur (BKT). Sejarah BKT dimulai ketika
NEDECO (Netherland Engineering Concultans) menyusun "Master Plan for
Drainage and Flood Control of Jakarta" pada Desember 1973, termasuk di
dalamnya juga ada rencana pembangunan Banjir Kanal Barat yang selesai
dibangun lebih dulu. Berdasarkan rencana induk ini, seperti yang ditulis
Soehoed dalam Membenahi Tata Air Jabotabek, pengendalian banjir
di Jakarta akan bertumpu pada dua terusan yang melingkari sebagian
besar wilayah kota. Terusan itu akan menampung semua arus air dari
selatan dan dibuang ke laut melalui bagian-bagian hilir kota. Kelak,
terusan itu akan dikenal dengan nama Banjir Kanal Barat dan Banjir Kanal
Timur. Ini adalah salah satu upaya pengendalian banjir Jakarta di samping
pembuatan waduk dan penempatan pompa pada daerah-daerah yang
lebih rendah dari permukaan air laut.




                                                                           11
Pengendalian Banjir Kota DKI Jakarta




                Gambar 2.6. Peta Banjir Kanal Timur (BKT)

       Pada tahun 1991, rencana induk BKT kemudian dilengkapi dengan
"The Study on Urban Drainage and Wastewater Disposal Project in the
City of Jakarta" oleh Nikken Ass dengan dana bantuan dari OECF
menghasikan detail design BKT, serta "The Study on Comprehensive
River Water Management Plan in Jabotabek" pada Maret 1997 oleh JICA
(Japan International Cooperation Agency).
       Selain berfungsi mengurangi ancaman banjir di 13 kawasan,
melindungi permukiman, kawasan industri, dan pergudangan di Jakarta
bagian timur, BKT juga dimaksudkan sebagai prasarana konservasi air
untuk pengisian kembali air tanah dan sumber air baku serta prasarana
transportasi air.
       BKT direncanakan untuk menampung aliran Kali Cipinang, Kali
Sunter, Kali Buaran, Kali Jati Kramat, dan Kali Cakung. Daerah tangkapan
air (catchment area) mencakup luas lebih kurang 207 kilometer persegi
atau sekitar 20.700 hektare. Rencana pembangunan BKT tercantum
dalam Peraturan Daerah Provinsi DKI Jakarta Nomor 6 Tahun 1999
tentang Rencana Tata Ruang Wilayah 2010 Provinsi DKI Jakarta.
       BKT akan melintasi 13 kelurahan (2 kelurahan di Jakarta Utara dan
11 kelurahan di Jakarta Timur) dengan panjang 23,5 kilometer. Total biaya
pembangunannya Rp 4,9 triliun, terdiri dari biaya pembebasan tanah Rp




                                                                      12
Pengendalian Banjir Kota DKI Jakarta


2,4 triliun (diambil dari APBD DKI Jakarta) dan biaya konstruksi Rp 2,5
triliun dari dana APBN Kementerian Pekerjaan Umum.




                Gambar 2.7. Trase Banjir Kanal Timur (BKT)

        Untuk pembuatan BKT, perlu pembebasan lahan seluas 405,28
hektare yang terdiri dari 147,9 hektare di Jakarta Utara dan 257,3 hektare
di Jakarta Timur. Sampai dengan September 2006, lahan yang telah
dibebaskan 111,19 hektare dengan biaya sekitar Rp 700 miliar. Untuk
tahun 2007, direncanakan pembebasan 267,36 hektare dengan biaya Rp
1,2 triliun.




        Gambar 2.8. Penampang Melintang Banjir Kanal Timur (BKT)




                                                                       13
Pengendalian Banjir Kota DKI Jakarta


      Dalam kenyataannya, pembuatan kanal yang sudah direncanakan
lebih dari 30 tahun lalu itu menghadapi pembebasan tanah yang berjalan
alot. Pembangunannya menjadi lambat. Rencana tersebut tidak kunjung
selesai direalisasikan, dan banjir seperti yang kini dirasakan warga
Jakarta menjadi kenyataan setiap tahun.




      Gambar 2.9. Foto Pelaksanaan Fisik Banjir Kanal Timur (BKT)


      Akhirnya pada tahun 2011 pembangunan BKT selesai dan mulai
dioperasikan. Meskipun belum teruji manfaatnya dalam mengatasi banjir,
Namun, masyarakat Jakarta sudah tampak menikmati keberadaan BKT.
Hal ini terlihat dari kegiatan masyarakat di sekitar daerah Bantaran BKT.
Masyarakat Jakarta, khususnya Jakarta Timur, seakan menemukan ruang
publik yang selama ini dicari. Pengamatan detikcom, Senin (12/12/2011) di
daerah Bantaran BKT Jl Basuki Rachmat, Cipinang Muara, Jakarta Timur,
terdapat banyak warga Jakarta yang melakukan kegiatan di daerah
tersebut. Kegiatan masyarakat di sekitar BKT cukup beragam, ada yang
bermain bersama anak, memancing, hingga muda-mudi yang berdua-
duaan alias pacaran. Pusat keramaian terdapat di beberapa titik jembatan
penyeberangan yang menghubungkan Jl. Basuki Rachmat dengan daerah
perumahan penduduk Kelurahan Cipinang Muara.




                                                                      14
Pengendalian Banjir Kota DKI Jakarta




           Gambar 2.10. Kondisi Banjir Kanal Timur (BKT) Saat Ini


2.4.1. Sistem Pengendali Banjir di DKI Jakarta
     Untuk menangani banjir, Provinsi DKI Jakarta telah membangun
serangkaian Sistem Pengendali Banjir Jakarta. Berikut adalah Sistem
Kawasan Pengendali Banjir dan Drainase Jakarta sampai 2010:
Jakarta Utara                            Sumur Batu
 Sunter Timur I                         Cideng Bawah
 Sunter Timur II                       Jakarta Selatan
 Kelapa Gading                          Kali Grogol Atas
 Sunter Barat                           Duren Tiga
   Sunter Selatan                       Pondok Karya
   Pademangan                           Sangrila
   Jembatan V                          Jakarta Timur
   Teluk Gong                           Duren Sawit
   Angka Bawah                          Cipinang
Jakarta Barat                           Sistem Saluran Makro (13 sungai)
 Jelambar                                 Kali Mookevart
 Grogol                                   Kali Angke
 Pinangsia                                Kali Pesanggrahan
 Jati Pulo                                Kali Grogol
 Kali Sekretaris                          Kali Krukut
 S.P.Barat                                Kali Baru (Pasar Minggu)
Jakarta Pusat                              Kali Ciliwung
 Sawah Besar                              Kali Baru Timur



                                                                       15
Pengendalian Banjir Kota DKI Jakarta


   Kali Cipinang                   Kali Cakung
   Kali Sunter                  Banjir Kanal
   Kali Buara                      Banjir Kanal Barat
   Kali Jati Kramat                Banjir Kanal Timur




                                                          2
Pengendalian Banjir Kota DKI Jakarta


                                     BAB III
                                  PENUTUP




Dari uraian- uraian yang ada diatas maka solusi yang ingin saya berikan
adalah :
1. Pada bagian hulu :
   Pembatasan penggunaan lahan untuk pembangunan.
   Pembangunan bendungan, memperbaiki bangunan-bangunan air
     yang sudah ada
   Reboisasi intensif
   Normalisasi aliran sungai
 (Solusi   di    hulu    harus   berkesinambungan,     antara   pembatasan
 penggunaan lahan, reboisasi intensif, dan pembangunan bendungan.
 Jika hanya satu langkah yang dilaksanakan, langkah lain akan menjadi
 kurang efektif.)

2. Pada bagian hilir :
     Pembuatan Banjir Kanal Timur
     Pembuatan penampungan air bawah tanah dalam skala besar atau
     deep tunnel reservoir. Penampungan air bawah tanah, seperti yang
     diterapkan Chicago (Amerika Serikat) dan Singapura mampu
     menampung sekitar 200 juta meter kubik air dan dapat bertahan 125
     tahun.
     Ide penampungan air bawah tanah adalah menampung semua
     limpahan air banjir dan limbah cair dari sanitasi lingkungan ke dalam
     bendungan bawah tanah. Air tampungan itu dapat diolah dan
     digunakan sebagai cadangan air baku bagi Jakarta. Sehingga
     jakarta     tidak   mengalami     kekeringan   saat   musim   kemarau




                                                                         2
Pengendalian Banjir Kota DKI Jakarta

Más contenido relacionado

La actualidad más candente

La actualidad más candente (20)

Laporan Karya Ilmiah : Banjir Jakarta
Laporan Karya Ilmiah : Banjir JakartaLaporan Karya Ilmiah : Banjir Jakarta
Laporan Karya Ilmiah : Banjir Jakarta
 
Makalah tentang banjir di ibu kota jakarta
Makalah tentang banjir di ibu kota jakartaMakalah tentang banjir di ibu kota jakarta
Makalah tentang banjir di ibu kota jakarta
 
Imbangan air
Imbangan airImbangan air
Imbangan air
 
Bencana banjir
Bencana banjirBencana banjir
Bencana banjir
 
Kesan banjir
Kesan banjirKesan banjir
Kesan banjir
 
Banjir
BanjirBanjir
Banjir
 
Power point
Power pointPower point
Power point
 
Pencegahan dan penanggulangan bahaya banjir
Pencegahan dan penanggulangan bahaya banjirPencegahan dan penanggulangan bahaya banjir
Pencegahan dan penanggulangan bahaya banjir
 
Menganalisa Jenis Teks "Peristiwa-Peristiwa Alam" Bahasa Indonesia Kurikulum ...
Menganalisa Jenis Teks "Peristiwa-Peristiwa Alam" Bahasa Indonesia Kurikulum ...Menganalisa Jenis Teks "Peristiwa-Peristiwa Alam" Bahasa Indonesia Kurikulum ...
Menganalisa Jenis Teks "Peristiwa-Peristiwa Alam" Bahasa Indonesia Kurikulum ...
 
Ppt analisis kualiitas lingkungan tentang banjir di garut
Ppt analisis kualiitas lingkungan tentang banjir di garut Ppt analisis kualiitas lingkungan tentang banjir di garut
Ppt analisis kualiitas lingkungan tentang banjir di garut
 
Pengaruh penggundulan hutan terhadap krisis air
Pengaruh penggundulan hutan terhadap krisis airPengaruh penggundulan hutan terhadap krisis air
Pengaruh penggundulan hutan terhadap krisis air
 
Banjir
Banjir Banjir
Banjir
 
PPT TUGAS BANGGA BERLIAN
PPT TUGAS BANGGA BERLIANPPT TUGAS BANGGA BERLIAN
PPT TUGAS BANGGA BERLIAN
 
Bencana banjir bandung selatan
Bencana banjir bandung selatanBencana banjir bandung selatan
Bencana banjir bandung selatan
 
Makalah geo banjir
Makalah geo banjirMakalah geo banjir
Makalah geo banjir
 
Banjir
BanjirBanjir
Banjir
 
Makalah banjir
Makalah banjirMakalah banjir
Makalah banjir
 
Kemarau
KemarauKemarau
Kemarau
 
Hidrologi banjir bandang
Hidrologi banjir bandangHidrologi banjir bandang
Hidrologi banjir bandang
 
Geografi STPM (soalan)
Geografi STPM (soalan)Geografi STPM (soalan)
Geografi STPM (soalan)
 

Similar a 88656117 penanganan-banjir-kota-dki-jakarta

Similar a 88656117 penanganan-banjir-kota-dki-jakarta (20)

Ekodrainase Teknologi Terpadu Pengelolaan Banjir
Ekodrainase Teknologi Terpadu Pengelolaan BanjirEkodrainase Teknologi Terpadu Pengelolaan Banjir
Ekodrainase Teknologi Terpadu Pengelolaan Banjir
 
Bencana Banjir
Bencana BanjirBencana Banjir
Bencana Banjir
 
Mklah bnjir
Mklah bnjirMklah bnjir
Mklah bnjir
 
Mklah bnjir
Mklah bnjirMklah bnjir
Mklah bnjir
 
bahaya banjir di indonesia
bahaya banjir di indonesia bahaya banjir di indonesia
bahaya banjir di indonesia
 
kelompok 2 b.inggris (1).pptx
kelompok 2 b.inggris (1).pptxkelompok 2 b.inggris (1).pptx
kelompok 2 b.inggris (1).pptx
 
Konsep Dasar Bumi dan Antariksa ppt
Konsep Dasar Bumi dan Antariksa pptKonsep Dasar Bumi dan Antariksa ppt
Konsep Dasar Bumi dan Antariksa ppt
 
Pengertian, penyebab banjir
Pengertian, penyebab banjirPengertian, penyebab banjir
Pengertian, penyebab banjir
 
Teks eksplanasi tentang banjir
Teks eksplanasi tentang banjirTeks eksplanasi tentang banjir
Teks eksplanasi tentang banjir
 
TUGAS 3 MEMBANDINGKAN TEKS HIDROLOGI DENGAN TEKS BANJIR
TUGAS 3 MEMBANDINGKAN TEKS HIDROLOGI DENGAN TEKS BANJIRTUGAS 3 MEMBANDINGKAN TEKS HIDROLOGI DENGAN TEKS BANJIR
TUGAS 3 MEMBANDINGKAN TEKS HIDROLOGI DENGAN TEKS BANJIR
 
02_Daerah terdampak banjir di Bandung
02_Daerah terdampak banjir di Bandung02_Daerah terdampak banjir di Bandung
02_Daerah terdampak banjir di Bandung
 
Airtanah
AirtanahAirtanah
Airtanah
 
Airtanah
AirtanahAirtanah
Airtanah
 
Airtanah
AirtanahAirtanah
Airtanah
 
Airtanah
AirtanahAirtanah
Airtanah
 
Airtanah
AirtanahAirtanah
Airtanah
 
Airtanah
AirtanahAirtanah
Airtanah
 
Airtanah
AirtanahAirtanah
Airtanah
 
Airtanah
AirtanahAirtanah
Airtanah
 
Airtanah
AirtanahAirtanah
Airtanah
 

Último

power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"baimmuhammad71
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...Kanaidi ken
 
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxBab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxrizalhabib4
 
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptxPPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptxDEAAYUANGGREANI
 
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfSalinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfWidyastutyCoyy
 
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...Kanaidi ken
 
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAYSOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAYNovitaDewi98
 
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...Kanaidi ken
 
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat UI 2024
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat  UI 2024Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat  UI 2024
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat UI 2024editwebsitesubdit
 
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAKELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAppgauliananda03
 
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTXAKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTXIksanSaputra6
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptxDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptxwawan479953
 
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024RoseMia3
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdfProv.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdfIwanSumantri7
 
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...pipinafindraputri1
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptLATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptPpsSambirejo
 
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxdeskaputriani1
 

Último (20)

power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
 
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxBab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
 
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptxPPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
 
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfSalinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
 
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
 
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAYSOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
 
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
 
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
 
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat UI 2024
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat  UI 2024Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat  UI 2024
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat UI 2024
 
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAKELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
 
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTXAKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptxDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
 
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdfProv.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
 
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptLATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
 
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
 

88656117 penanganan-banjir-kota-dki-jakarta

  • 1. Pengendalian Banjir Kota DKI Jakarta BAB I PENDAHULUAN 1.1. Pengertian Beberapa pengertian banjir adalah: 1. Banjir adalah suatu keadaan sungai, dimana aliran air tidak tertampung oleh palung sungai, sehingga terjadi limpasan, dan atau genangan pada lahan yang semestinya kering (Departemen Kimpraswil, 2001). 2. Banjir adalah peristiwa terbenamnya daratan (yang biasanya kering) karena volume air yang meningkat (Wikipedia, 2009). 3. Banjir adalah aliran yang relatif tinggi, dan tidak tertampung oleh alur sungai atau saluran. (SK SNI M-18-1989-F (1989) dalam (Suparta (2004) Aliran yang dimaksud disini adalah aliran air yang sumbernya bisa dari mana aja. Dan air itu ngeluyur keluar dari sungai atau saluran karena sungai atau salurannya sudah melebihi kapasitasnya. Kondisi inilah yang disebut banjir. 1.2. Jenis – Jenis Banjir di Indonesia Menurut ahli hidrologi banjir-bajir di indonesia itu dibagi menjadi tiga jenis, antara lain: 1. Banjir akibat Meluapnya Suatu Sungai Banjir jenis ini biasanya terjadi akibat dari suatu sungai yang sudah tidak mampu lagi untuk menampung aliran air yang ada di sungai itu, dimana debit air yang mengalir melalui sungai tersebut sudah melebihi kapasitas dari sungai tersebut. 2. Banjir Lokal Pada saat curah hujan tinggi dilokasi setempat dimana kondisi tanah dilokasi itu sulit dalam melakukan penyerapan air (bisa karena padat, bisa juga karena kondisinya lembab, dan bisa juga karena daerah resapan airnya tinggal sedikit) maka kemungkinan terjadinya banjir lokal akan sangat tinggi sekali.
  • 2. Pengendalian Banjir Kota DKI Jakarta 3. Banjir Akibat Pasang Surut Air Laut Saat air laut pasang, ketinggian muka air laut akan meningkat, otomatis aliran air di bagian muara sungai akan lebih lambat dibandingkan bila saat laut surut. Selain melambat, bila aliran air sungai sudah melebihi kapasitasnya (ditempat yang datar atau cekungan) maka air itupun akan menyebar kesegala arah dan terjadilah banjir. 1.3. Faktor – Faktor Penyebab Banjir Pada dasarnya banjir itu disebabkan oleh luapan aliran air yang terjadi pada saluran atau sungai. Bisa terjadi dimana saja, ditempat yang tinggi maupun tempat yg rendah. Pada saat air jatuh kepermukaan bumi dalam bentuk hujan (presipitasi), maka air itu akan mengalir ketempat yang lebih rendah melalui saluran – saluran atau sungai - sungai dalam bentuk aliran permukaan (run off) sebagian akan masuk/meresap kedalam tanah (infiltrasi) dan sebagiannya lagi akan menguap keudara (evapotranspirasi). Banjir merupakan peristiwa yang alami pada daerah dataran banjir. Dataran banjir terbentuk akibat dari peristiwa banjir. Dataran banjir merupakan daerah yang terbentuk akibat dari sedimentasi (pengendapan) banjir. Saat banjir terjadi, tidak hanya air yang di bawa tapi juga tanah - tanah yang berasal dari hilir aliran sungai. Dataran banjir biasanya terbentuk di daerah pertemuan2 sungai. Akibat dari peristiwa sedimentasi ini, dataran banjir merupakan daerah yg subur bagi pertanian, mempunyai air tanah yang dangkal sehingga cocok sekali bagi pemukiman dan perkotaan. Ada dua faktor perubahan kenapa banjir terjadi : 1. Perubahan lingkungan dimana didalamnya ada perubahan iklim, perubahan geomorfologi, perubahan geologi dan perubahan tata ruang. 2. Perubahan dari masyarakat itu sendiri Hujan merupakan faktor utama penyebab banjir. Perubahan iklim menyebabkan pola hujan berubah dimana saat ini hujan yang terjadi mempunyai waktu yang pendek tetapi intensitasnya tinggi. Akibat keadaan ini saluran - saluran yang ada tidak mampu lagi menampung besarnya aliran permukaan dan tanah - tanah cepat mengalami penjenuhan. 2
  • 3. Pengendalian Banjir Kota DKI Jakarta Global warming / pemanasan global menyebabkan terjadinya perubahan pada pola iklim yg akhirnya merubah pola curah hujan. Berdasarkan analisis statistik data curah hujan dari tahun 1900 sampai tahun 1989 terhadap variansi hujan dengan menggunakan uji F dihasilkan bahwa telah terjadi perubahan intensitas hujan untuk lokasi Ambon, Branti, Kotaraja, Padang, Maros, Kupang, Palembang, dan Pontianak (Slamet dan Berliana, 2006). Berdasarkan kajian LAPAN (2006) banjir yang terjadi di Jakarta Januari tahun 2002, Juni 2004 dan Februari 2007 bertepatan dengan fenomena La Nina dan MJO (Madden-Julian oscillation), kedua fenomena ini menyebabkan terjadinya peningkatan curah hujan diatas normal. Memang, berdasarkan kesimpulan penelitian tersebut bukan hanya faktor iklim yang menyebabkan terjadinya banjir, tp juga di sebabkan oleh perubahan penggunaan lahan dan penyempitan saluran drainase (sungai). Perubahan penggunaan lahan dan otomatis juga terjadi perubahan tutupan lahan ~penggunaan lahan itu ada pemukiman, sawah, tegalan, ladang dll sedangkan tutupan lahan itu vegetasi yang tumbuh di atas permukaan bumi menyebabkan semakin tingginya aliran permukaan. Aliran permukaan terjadi apabila curah hujan telah melampaui laju infiltrasi tanah. Menurut Castro (1959) tingkat aliran permukaan pada hutan adalah 2.5%, tanaman kopi 3%, rumput 18% sedangkan tanah kosong sekitar 60%. Sedangkan berdasarkan penelitian Onrizal (2005) di DAS Ciwulan, penebangan hutan menyebabkan terjadinya kenaikan aliran permukaan sebesar 624 mm/th. Itu baru perhitungan yg di lakukan pada daerah hutan yg ditebang dimana masih ada tanah yang bisa meresapkan air Hasil penelitian Bruijnzeel (1982) dalam Onrizal (2005) yang di lakukan pada areal DAS Kali Mondoh pada tanaman hutan memperlihatkan bahwa debit sungai pada bulan Mei, Juli, Agustus dan September lebih tinggi dari curah hujan yang terjadi pada saat bulan - bulan tersebut, ini membuktikan bahwa vegetasi sebagai pengatur tata air dimana pada saat hujan tanaman membatu proses infiltrasi sehinggaa air disimpan sebagai air bawah tanah dan dikeluarkan saat musim kemarau. Menurut Suroso dan Santoso (2006) dalam WWF-Indonesia (2007) perubahan penggunaan lahan sangat berpengaruh terhadap peningkatan debit sungai. 3
  • 4. Pengendalian Banjir Kota DKI Jakarta Hasil penelitian Fakhrudin (2003) dalam Yuwono (2005) menunjukkan bahwa perubahan penggunaan lahan di DAS Ciliwung tahun 1990-1996 akan meningkatkan debit puncak dari 280 m3/det menjadi 383 m3/det, dan juga meningkatkan persentase hujan menjadi direct run-off dari 53 % menjadi 63 %. Dalam makalah yang sama Yuwono (2005) juga mengungkapkan pengurangan luas hutan dari 36% menjadi 25%, 15% dan 0% akan menaikkan puncak banjir berturut-turut 12,7%, 58,7% dan 90,4%. Menurut Yuwono (2005) pengurangan luas hutan dari 36% menjadi 25%, 15% dan 0% akan meningkatkan laju erosi sebesar 10%, 60% dan 90%. Akibat dari erosi ini tanah menjadi padat, proses infiltrasi terganggu, banyak lapisan atas tanah yang hilang dan terangkut ke tempat-tempat yang lebih rendah, tanah yang hilang dan terangkut inilah yang menjadi sedimentasi yang dapat mendangkalkan waduk, bendungan dan sungai. Kapasitas daya tampung dari saluran irigasi tersebut menjadi lebih kecil yang akhirnya dapat menyebabkan banjir walaupun dalam kondisi curah hujan normal. Menurut Priatna (2001) kerusakan tanah akibat terjadinya erosi dapat menyebabkan bahaya banjir pada musim hujan, pendangkalan sungai atau waduk serta makin meluasnya lahan-lahan kritis. 1.4. Penanggulangan Banjir 1. Memfungsikan sungai dan selokan sebagaimana mestinya. Karena sungai dan selokan merupakan tempat aliran air, jangan sampai fungsinya berubah menjadi tempat sampah. 2. Larangan membuat rumah di dekat sungai. Biasanya, yang mendirikan rumah di dekat sungai adalah para pendatang yang yang datang ke kota besar hanya dengan modal nekat. Akibatnya, keberadaan mereka bukannya membantu peningkatan perekonomian, akan tetapi malah sebaliknya, merusak lingkungan. Itu sebabnya pemerintah harus tegas, melarang membuat rumah di dekat sungai dan melarang orang-orang tanpa tujuan tidak jelas datang ke kota dalam jangka waktu lama atau untuk menetap. 3. Menanam pohon dan pohon-pohon yang tersisa tidak ditebangi lagi. Karena pohon adalah salah satu penopang kehidupan di suatu ktoa. Banyangkan, bila sebuah kota tidak memiliki pohon sama sekali. Apa yang akan terjadi? Pohon selain sebagai penetralisasi 4
  • 5. Pengendalian Banjir Kota DKI Jakarta pencemaran udara di siang hari, sebagai pengikat air di saat hujan melalui akar-akarnya. Bila sudah tidak ada lagi phon, bisa dibayangkan apa yang akan terjadi bila hujan tiba. 5
  • 6. Pengendalian Banjir Kota DKI Jakarta BAB II ISI 2.1. Kondisi DKI Jakarta Gambar 2.1. Kondisi Banjir pada Jalanan Kota DKI. Jakarta Jakarta sebagai kota megapolitan menyimpan berbagai macam permasalahan akibat terus meningkatnya jumlah penduduk, apalagi Jakarta masih menjadi ‘magnet’ bagi orang dari daerah untuk berurbanisasi mencari penghidupan yang layak di kota besar. Data statistik tahun 2010 menyebutkan, penduduk Jakarta berjumlah 9.607.787 jiwa, mempunyai luas wilayah 740,3 km², dengan kepadatan mencapai 12.978,2/km² tentu Jakarta sudah terlalu jenuh serta daya dukung lingkungannya menurun. Berbagai permasalahan yang timbul antara lain kemacetan, polusi udara, banjir, dan sebagainya, apalagi kesenjangan sosial yang tinggi antara si kaya dan si miskin serta keberagaman etnis dari seluruh Indonesia berkumpul di sana, rawan menimbulkan konflik sosial seperti tawuran serta berbagai macam tindak kejahatan. Salah satu masalah yang populer di Jakarta ialah banjir. Selain banjir besar lima tahunan, beberapa wilayah di Jakarta rentan terjadi genangan setiap kali hujan lokal atau banjir kiriman karena meluapnya sungai akibat tidak mampu lagi menampung debit air yang mengalir. 6
  • 7. Pengendalian Banjir Kota DKI Jakarta Kondisi topografi Jakarta yang relatif datar serta saluran drainase yang buruk menjadi penyebab terjadinya banjir. Hal ini diperparah dengan perubahan fungsi lahan serta pesatnya pembangunan yang mengurangi daerah tangkapan air akibat berkurangnya ruang terbuka hijau. Gedung- gedung bertingkat seperti perkantoran, mall, dan apartemen secara tidak langsung juga memicu terjadinya banjir. Eksploitasi air tanah yang berlebih pada gedung bertingkat diduga menyebabkan penurunan permukaan tanah di Jakarta. 2.2. Potensi dan Penyebab Banjir di Kota DKI Jakarta Jika dilihat kondisi Kota DKI Jakarta saat ini, dapat dilihat potensi - potensi yang dapat menyebabkan Ibu Kota Negara Indonesia, DKI Jakarta ini mengalami banjir, yaitu: 2.2.1. Sistem Drainase Kota yang Buruk Tanpa harus melakukan survei mendetail pun, kita sudah tahu bahwa drainase di Jakarta tidak berfungsi optimal sebagai salah satu "penakluk" banjir. Contohnya, lihat saja gorong-gorong seukuran 1,25 x 2,5 meter persegi di bawah Jalan M.H. Thamrin, pusat Kota Jakarta. Kondisinya memprihatinkan: dipenuhi sampah dan kabel-kabel. "Sudah tak layak lagi," kata konsultan drainase Jakarta, Hadi Purwanto. Di area itulah, pada Februari 2008, mobil R-1 yang ditumpangi Presiden Susilo Bambang Yudhoyono tak bisa lewat akibat terjebak banjir. Nah, gorong-gorong di Thamrin itulah yang kini sedang dibenahi. Bila Anda melintasi jalan yang diapit gedung-gedung jangkung itu di malam hari, akan tampak kesibukan orang-orang membersihkan dan menata "perut" Jakarta. Saat ini tengah dibuat gorong-gorong baru di beberapa tempat untuk mengatasi banjir, di antaranya di bawah Jalan Thamrin, tepatnya di depan Sarinah, Sky Building. Ukurannya lebih besar, yaitu 4 x 3 meter, sehingga diharapkan bisa mengatasi genangan di kawasan Sarinah. "Itu merupakan crossing untuk mengalirkan air dari Jalan Wahid Hasyim, Sabang, Sunda, dan seputar Sarinah ke Kali Cideng," kata Tarjuki. Kawasan Thamrin jelas bukan satu-satunya yang drainasenya buruk. Menurut pengamat perkotaan dari Universitas Trisakti, Jakarta, Yayat 7
  • 8. Pengendalian Banjir Kota DKI Jakarta Supriatna, banyak drainase atau gorong-gorong yang berubah dari yang terbuka menjadi tertutup akibat pelebaran jalan, seperti yang ada di Jalan Sudirman, Haji Agus Salim, dan Cikini. Padahal karakter gorong-gorong terbuka tidak bisa dipaksakan menjadi tertutup. Akibatnya, ada gorong- gorong yang meledak karena mampet. Desain dan kapasitas drainase sudah tak sesuai dengan kebutuhan Kota Jakarta. Contohnya, gorong- gorong lama yang ada di Jalan Haji Agus Salim, Jakarta Pusat. ondisinya memang tidak layak lagi. Selain kecil-berukuran sekitar 30 sentimeter persegi-terjadi pendangkalan. Air kotor terlihat dari lubang besi yang menjadi pembuangan air dari jalan, padahal hari itu tidak ada hujan. Bahkan lubang-lubang besinya sudah menyempit akibat lapisan beton dan aspal sewaktu perbaikan jalan. Di Jalan Sunda, di belakang gedung Sarinah, gorong-gorongnya memang lebih besar, dengan tinggi sekitar 2 meter dan lebar 1,5 meter. Namun kondisinya penuh sampah 2.2.2. Perubahan Fungsi Lahan Berubahnya fungsi lahan, seperti:  Pembangunan mal-mal dibangun di daerah wajib resapan air, mengakibatkan sering terjadinya banjir.  Pemeliharaan infrastruktur yang buruk  Dengan memperhatikan peta DKI Jakarta dibawah ini dan dengan logika sederhana melihat dan membandingkan antara luasan area hijau dan area fisik bangunan,dapat kita lihat betapa Mini-nya luasan RTH yang disyaratkan bagi pertumbuhan suatu kota sehingga dengan semakin kecilnya daerah resapan air makin semakin luaslah daerah luapan banjir, semakin kecilnya daerah hijau maka semakin luaslah daerah panas dijakarta. Gambar 2.2. Daerah Penghijaun di Daerah Kemayoran 8
  • 9. Pengendalian Banjir Kota DKI Jakarta  Tindakan sembrono dalam pemanfaataan ruang dalam kota  Proporsi ruang terbuka hijau pada wilayah kota paling sedikit 30% dari luas wilayah kota. Sementara itu proporsi Ruang Terbuka Hijau (RTH) untuk yang diperuntukkan bagi publik pada wilayah kota paling sedikit 20% dari wilayah kota. Sebaran ruang terbuka hijau publik ini diharapkan merata dari mulai tingkat RT, RW, Kelurahan,sampai Kecamatan serta dasar penentuanproporsi RTH itu berdasarkan keterkaitan ekologis antar wilayah,  Dari Peta udara yang diambil dari google earth kita bisa melihat luasan hijau dari RTH Monas, RTH Gelora Bung Karno,Jalur hijau Tebet,Jalur Hijau Barito, RTH cibubur terlihat demikian MINI dibandingkan dengan luasan Permukiman dan fungsi-fungsi lainnya.Ruang Kawasan Hijau Kemayoran dan luasan kawasan Hijau pemakaman Karet dan pemakaman Tanah Kusir yang berfungsi sebagai daerah resapan air terasa terhimpit oleh pembangunan fisik perumahan Gambar 2.3. Daerah Penghijaun di Daerah Tebet 9
  • 10. Pengendalian Banjir Kota DKI Jakarta Gambar 2.4. Daerah Penghijaun di Daerah Tanah Kusir Gambar 2.5. Daerah Penghijaun di Daerah Karet 2.3. Penyebab Banjir di Kota DKI Jakarta Sumber genangan (banjir) di Kota DKI. Jakarta, dapat dibedakan menjadi 3 macam, yaitu: 1. Banjir Kiriman 2. Banjir Lokal 10
  • 11. Pengendalian Banjir Kota DKI Jakarta 2.3.1. Banjir Kiriman Banjir kiriman merupakan aliran banjir yang datangnya dari daerah hulu di luar kawasan yang tergenang. Hal ini terjadi jika hujan yang terjadi di daerah hulu menimbulkan aliran banjir yang melebihi kapasitas sungainya atau banjir kanal yang ada, sehingga terjadi limpasan. Banjir kiriman berasal dari Kota Bogor, karena Bogor terletak di daerah hulu. 2.3.2. Banjir Lokal Banjir lokal adalah genangan air yang timbul akibat hujan yang jatuh di daerah itu sendiri, hal ini dapat terjadi kalau hujan yang terjadi melebihi kapasitas sistem drainase yang ada. 2.4. Penanganan Banjir di Kota DKI. Jakarta Salah satu solusi untuk mengatasi banjir di Jakarta ialah dengan membangun Banjir Kanal Timur (BKT). Sejarah BKT dimulai ketika NEDECO (Netherland Engineering Concultans) menyusun "Master Plan for Drainage and Flood Control of Jakarta" pada Desember 1973, termasuk di dalamnya juga ada rencana pembangunan Banjir Kanal Barat yang selesai dibangun lebih dulu. Berdasarkan rencana induk ini, seperti yang ditulis Soehoed dalam Membenahi Tata Air Jabotabek, pengendalian banjir di Jakarta akan bertumpu pada dua terusan yang melingkari sebagian besar wilayah kota. Terusan itu akan menampung semua arus air dari selatan dan dibuang ke laut melalui bagian-bagian hilir kota. Kelak, terusan itu akan dikenal dengan nama Banjir Kanal Barat dan Banjir Kanal Timur. Ini adalah salah satu upaya pengendalian banjir Jakarta di samping pembuatan waduk dan penempatan pompa pada daerah-daerah yang lebih rendah dari permukaan air laut. 11
  • 12. Pengendalian Banjir Kota DKI Jakarta Gambar 2.6. Peta Banjir Kanal Timur (BKT) Pada tahun 1991, rencana induk BKT kemudian dilengkapi dengan "The Study on Urban Drainage and Wastewater Disposal Project in the City of Jakarta" oleh Nikken Ass dengan dana bantuan dari OECF menghasikan detail design BKT, serta "The Study on Comprehensive River Water Management Plan in Jabotabek" pada Maret 1997 oleh JICA (Japan International Cooperation Agency). Selain berfungsi mengurangi ancaman banjir di 13 kawasan, melindungi permukiman, kawasan industri, dan pergudangan di Jakarta bagian timur, BKT juga dimaksudkan sebagai prasarana konservasi air untuk pengisian kembali air tanah dan sumber air baku serta prasarana transportasi air. BKT direncanakan untuk menampung aliran Kali Cipinang, Kali Sunter, Kali Buaran, Kali Jati Kramat, dan Kali Cakung. Daerah tangkapan air (catchment area) mencakup luas lebih kurang 207 kilometer persegi atau sekitar 20.700 hektare. Rencana pembangunan BKT tercantum dalam Peraturan Daerah Provinsi DKI Jakarta Nomor 6 Tahun 1999 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah 2010 Provinsi DKI Jakarta. BKT akan melintasi 13 kelurahan (2 kelurahan di Jakarta Utara dan 11 kelurahan di Jakarta Timur) dengan panjang 23,5 kilometer. Total biaya pembangunannya Rp 4,9 triliun, terdiri dari biaya pembebasan tanah Rp 12
  • 13. Pengendalian Banjir Kota DKI Jakarta 2,4 triliun (diambil dari APBD DKI Jakarta) dan biaya konstruksi Rp 2,5 triliun dari dana APBN Kementerian Pekerjaan Umum. Gambar 2.7. Trase Banjir Kanal Timur (BKT) Untuk pembuatan BKT, perlu pembebasan lahan seluas 405,28 hektare yang terdiri dari 147,9 hektare di Jakarta Utara dan 257,3 hektare di Jakarta Timur. Sampai dengan September 2006, lahan yang telah dibebaskan 111,19 hektare dengan biaya sekitar Rp 700 miliar. Untuk tahun 2007, direncanakan pembebasan 267,36 hektare dengan biaya Rp 1,2 triliun. Gambar 2.8. Penampang Melintang Banjir Kanal Timur (BKT) 13
  • 14. Pengendalian Banjir Kota DKI Jakarta Dalam kenyataannya, pembuatan kanal yang sudah direncanakan lebih dari 30 tahun lalu itu menghadapi pembebasan tanah yang berjalan alot. Pembangunannya menjadi lambat. Rencana tersebut tidak kunjung selesai direalisasikan, dan banjir seperti yang kini dirasakan warga Jakarta menjadi kenyataan setiap tahun. Gambar 2.9. Foto Pelaksanaan Fisik Banjir Kanal Timur (BKT) Akhirnya pada tahun 2011 pembangunan BKT selesai dan mulai dioperasikan. Meskipun belum teruji manfaatnya dalam mengatasi banjir, Namun, masyarakat Jakarta sudah tampak menikmati keberadaan BKT. Hal ini terlihat dari kegiatan masyarakat di sekitar daerah Bantaran BKT. Masyarakat Jakarta, khususnya Jakarta Timur, seakan menemukan ruang publik yang selama ini dicari. Pengamatan detikcom, Senin (12/12/2011) di daerah Bantaran BKT Jl Basuki Rachmat, Cipinang Muara, Jakarta Timur, terdapat banyak warga Jakarta yang melakukan kegiatan di daerah tersebut. Kegiatan masyarakat di sekitar BKT cukup beragam, ada yang bermain bersama anak, memancing, hingga muda-mudi yang berdua- duaan alias pacaran. Pusat keramaian terdapat di beberapa titik jembatan penyeberangan yang menghubungkan Jl. Basuki Rachmat dengan daerah perumahan penduduk Kelurahan Cipinang Muara. 14
  • 15. Pengendalian Banjir Kota DKI Jakarta Gambar 2.10. Kondisi Banjir Kanal Timur (BKT) Saat Ini 2.4.1. Sistem Pengendali Banjir di DKI Jakarta Untuk menangani banjir, Provinsi DKI Jakarta telah membangun serangkaian Sistem Pengendali Banjir Jakarta. Berikut adalah Sistem Kawasan Pengendali Banjir dan Drainase Jakarta sampai 2010: Jakarta Utara  Sumur Batu  Sunter Timur I  Cideng Bawah  Sunter Timur II Jakarta Selatan  Kelapa Gading  Kali Grogol Atas  Sunter Barat  Duren Tiga  Sunter Selatan  Pondok Karya  Pademangan  Sangrila  Jembatan V Jakarta Timur  Teluk Gong  Duren Sawit  Angka Bawah  Cipinang Jakarta Barat Sistem Saluran Makro (13 sungai)  Jelambar  Kali Mookevart  Grogol  Kali Angke  Pinangsia  Kali Pesanggrahan  Jati Pulo  Kali Grogol  Kali Sekretaris  Kali Krukut  S.P.Barat  Kali Baru (Pasar Minggu) Jakarta Pusat  Kali Ciliwung  Sawah Besar  Kali Baru Timur 15
  • 16. Pengendalian Banjir Kota DKI Jakarta  Kali Cipinang  Kali Cakung  Kali Sunter Banjir Kanal  Kali Buara  Banjir Kanal Barat  Kali Jati Kramat  Banjir Kanal Timur 2
  • 17. Pengendalian Banjir Kota DKI Jakarta BAB III PENUTUP Dari uraian- uraian yang ada diatas maka solusi yang ingin saya berikan adalah : 1. Pada bagian hulu :  Pembatasan penggunaan lahan untuk pembangunan.  Pembangunan bendungan, memperbaiki bangunan-bangunan air yang sudah ada  Reboisasi intensif  Normalisasi aliran sungai (Solusi di hulu harus berkesinambungan, antara pembatasan penggunaan lahan, reboisasi intensif, dan pembangunan bendungan. Jika hanya satu langkah yang dilaksanakan, langkah lain akan menjadi kurang efektif.) 2. Pada bagian hilir : Pembuatan Banjir Kanal Timur Pembuatan penampungan air bawah tanah dalam skala besar atau deep tunnel reservoir. Penampungan air bawah tanah, seperti yang diterapkan Chicago (Amerika Serikat) dan Singapura mampu menampung sekitar 200 juta meter kubik air dan dapat bertahan 125 tahun. Ide penampungan air bawah tanah adalah menampung semua limpahan air banjir dan limbah cair dari sanitasi lingkungan ke dalam bendungan bawah tanah. Air tampungan itu dapat diolah dan digunakan sebagai cadangan air baku bagi Jakarta. Sehingga jakarta tidak mengalami kekeringan saat musim kemarau 2