SlideShare una empresa de Scribd logo
1 de 10
PENDAHULUAN 
Puji syukur kepada Tuhan Yesus Kristus sebagai Kepala Gereja, yang selalu menuntun 
dan menyertai umat-Nya terlebih mengaruniakan rahmat dan hikmat-Nya kepada kelompok 
kami sehingga tugas “Sejarah Gereja Indonesia” tentang “Gereja-gereja di Luar Lingkungan 
DGI/PGI” bole terselesaikan dengan sebagaimana mestinya. Secara garis besar, makalah ini 
menjelaskan tentang Gereja-gereja yang ada diluar DGI/PGI, bagaimana awal 
kemunculannya, serta ajaran-ajaran dan serta perkembangannya. Untuk lebih jelas akan 
diungkapkan lewat pembahasan materi. Besar harapan kami, semoga makalah ini dapat 
menambah wawasan kita mengenai Sejarah Gereja Indonesia. 
GEREJA-GEREJA DI LUAR LINGKUNGAN DGI/PGI 
A. LUTHERAN 
A.I Awal Kemunculan dan Pokok-pokok Ajarannya 
Lutheran adalah sebuah nama yang diberikan oleh para pengikut Martin Luther, sang 
Reformator Gereja. Sulit ditentukan dengan pasti kapan aliran ini mulai muncul. Sebab 
hingga aliran ini diberi nama Lutheran, ia melalui proses yang cukup panjang dan rumit. 
Tetapi jika kita mengacu pada proses “pembakuan” ajaran Lutheran, tahun 1530 dapat kita 
sebut sebagai awal kemunculan aliran Lutheran. Sebab pada tahun tersebut untuk pertama 
kali terbit sebuah dokumen yang berisikan ajaran Martin Luther. 
Di kemudian hari muncul pula dokumen-dokumen lain yang berisikan ajaran-ajaran 
Martin Luther. Dokumen-dokumen tersebut pada gilirannya dihimpun dalam sebuah kitab 
yang diberi nama Kitab Konkord, yang diterbitkan pada 25 Juni 1580. Kitab inilah yang 
menjadi semacam kanon (patokan ajaran) bagi Gereja-gereja Lutheran, yang sejak akhir 
abad ke-16 sudah semakin menjelma menjadi Gereja yang mapan. Ajaran mereka yaitu, 
Firman dan Sakramen adalah kata-kata kunci dalam kehidupan Gereja-gereja Lutheran dan 
merupakan pusat ajaran Luther. “Firman” semata-mata mengacu pada Alkitab sebagaimana 
dinyatakan lewat semboyan sola scriptura. Sedangkan “Sakramen” mengacu pada 
penghargaan tinggi atas kedua sakramen: Baptisan Kudus dan Perjamuan Kudus. Bagi Luther 
sakramen adalah Firman yang kelihatan, atau diperagakan. 
Jabatan dan Tata Gereja. Berdasarkan penelitian atas Alkitab, antara lain surat Ibrani 
dan I Petrus, Luther melihat bahwa secara hakiki tidak ada pemisahan antara kaum klerus 
dan awam ataupun hierarki atau penjenjangan di antara jabatan-jabatan gerejawi. 
Berdasarkan Imamat dan pengorbanan Kristus, semua orang percaya adalah imam. Inilah 
yang disebut Luther (bersama para reformator lainnya) Imamat Am Semua Orang Percaya. 
Tata Ibadah. Suasana dan liturgi dalam ibadah di Gereja-gereja Lutheran tidak banyak 
berbeda dari Gereja Katolik Roma. Bagi Luther(an) yang terpenting dalam ibadah adalah, 
bagaimana agar jemaat mengalami dengan nyata tindakan penyelamatan Allah di dalam 
Gereja-gereja di Luar Lingkungan DGI/PGI 1
Kristus, dan itu hanya bisa dialami bila kepada mereka Firman diberitakan dengan murni dan 
dalam bahasa yang dapat dimengerti jemaat, dan sakramen dilayankan dengan benar. 
Dalam setiap ibadah Minggu harus ada pemberitaan Firman yang murni (semata-mata dari 
Alkitab). Sedangkan Perjamuan Kudus tidak mesti diselenggarakan pada setiap ibadah 
Minggu. 
A.II Perkembangan di Indonesia 
Di Indonesia dewasa ini ada sekurang-kurangnya delapan organisasi Gereja yang 
mengaku sebagai penganut paham atau termasuk aliran Lutheran serta menjadi anggota 
LWF, dan berkantor pusat di Sumatera Utara dan sekitarnya (kecuali GPKB): Huria Kristen 
Batak Protestan (HKBP), Gereja Kristen Protestan Simalungun (GKPS), Gereja Punguan 
Kristen Batak (GPKB), Gereja Kristen Protestan Indonesia (GKPI), Huria Kristen Indonesiia 
(HKI), Gereja Kristen Luther Indonesia (GKLI), Gereja Kristen Protestan Angkola (GKPA), 
Gereja Kisten Protestan Mentawai (GKPM).1 
B. PENTAKOSTA 
B.I Awal Kemunculan dan Pokok-pokok Ajarannya 
Gerakan/aliran Pentakosta ini muncul di Amerika Serikat pada awal abad ke-20. 
Indonesia dimasuki penginjil-penginjil dari Amerika yang membawa tradisi 
teologi/kerohanian yang berbeda dengan para penginjil yang datang dari Eropa. Sebagai 
lanjutan dari suatu gerakan yang mendahuluinya, yakni Holiness Movement (Gerakan 
Kesucian) yang muncul di Amerika Serikat pada dasawarsa 1830-an. Gerakan ini muncul 
terutama dalam Gereja Metodis yang berkeinginan untuk kembali kepada kegairahan dan 
kesederhanaan yang menekankan kembali kepada pertobatan secara mendadak yang 
menjadi cita-cita dalam kebangunan dan kesempurnaan Kristen seperti yang dianjurkan 
dalam Teologi mereka. Pada umumnya para ahli Pentakosta menyebutkan bahwa ajaran 
Pentakosta terdiri dari empat pilar, yaitu: Keselamatan, Kesembuhan, Baptisan Roh Kudus, 
dan Kedatangan Kristus Kedua Kali. 
Pokok ajaran mereka ialah: Baptisan terdiri atas dua jenis, yakni Baptisan air dan 
Baptisan Roh (dan api), Berbahasa Glossolalia, Penyembuhan ilahi (penyembuhan rohani). 
Dalam bidang Teologi ada sebagian Gereja Pentakosta yang berpegang pada Teologi Keesaan 
yang menolak doktrin Tritunggal (Trinitas) yang tradisional dan menganggapnya tidak 
alkitabiah. Hal ini disebabkan oleh keyakinan mereka bahwa para Rasul yang mula-mula itu 
membaptiskan orang-orang Kristen baru di dalam nama Yesus. Mereka juga percaya bahwa 
Allah menyatakan diri-Nya dalam berbagai peran, dan bukan dalam tiga pribadi yang 
berbeda. Sama seperti aliran Kesucian, gerakan Pantekosta tidak merasa bahwa mereka 
telah menciptakan suatu doktrin atau standar yang baru. Dengan mengkhotbahkan 'Injil 
1 Edmond Ch. Moningka, Sejarah Ringkas Gereja Di Indonesia (Tondano: Balai Buku Zaitun, 2011) hlm. 55-59 
Gereja-gereja di Luar Lingkungan DGI/PGI 2
Sepenuh', mereka merasa bahwa mereka hanya menekankan kembali ajaran lama yang 
sudah ada.2 
B.II Perkembangan di Indonesia 
Meskipun perpecahan demi perpecahan terjadi, namun mereka tetap berafiliasi pada 
satu nama yaitu Pentakosta, sehingga timbul inisiatif untuk menyatukan kembali sikap dan 
pandangan Gereja-gereja beraliran Pentakosta. Hal ini diwujudkan dengan berdirinya Dewan 
Kerjasama Gereja-gereja Kristen Pentakosta Seluruh Indonesia (DKGKPSI) dan Persekutuan 
Pentakosta Indonesia (PPI). Tetapi pada tanggal 10 September 1979, kedua organisasi 
tersebut membubarkan diri dan bergabung menjadi satu wadah dengan nama Dewan 
Pentakosta Indonesia (DPI), yang kemudian dirubah menjadi Persekutuan Gereja Pentakosta 
Indonesia (PGPI) hingga saat ini ada sekitar 58 Sinode/organisasi Gereja beraliran Pentakosta 
yang bergabung dalam PGPI. Selain aliran Calvinis, Pentakostal dapat disebut sebagai aliran 
Gereja yang pengikutnya sangat besar di Indonesia. 
C. KHARISMATIK 
C.I Awal Kemunculan dan Pokok-pokok Ajarannya 
Gerakan/aliran Kharismatik dikenal juga dengan nama “Gerakan Pentakostal Baru”. 
Dengan demikian jelaslah bahwa gerakan Kharismatik berpangkal pada gerakan Pentakostal. 
Ciri utama yang menunjukkan bahwa gerakan Kharismatik berpangkal dan mirip dengan 
gerakan Pentakostal ialah, keduanya memberi tekanan pada “Baptisan Roh” dan 
“Penyembuhan Ilahi. Cikal bakal Gerakan Kharismatik ini adalah sebuah organisasi para 
pengusaha Kristen yang bernama The Full Gospel Business Men’s Fellowship (FGBMF), yang 
dibentuk oleh Demos Shakarian, seorang milyuner di kota California, Amerika Serikat. Sejak 
semula kalangan FGBMF sudah menggunakan nama “Persekutuan Kharismatik” untuk 
pertemuan-pertemuan mereka. Suatu peristiwa yang sering diacu sebagai awal kemunculan 
gerakan Kharismatik ini ialah peristiwa yang terjadi di lingkungan Gereja Episkopal di sekitar 
kota Los Angeles-California, pada tahun 1959. Dalam peristiwa tersebut sepasang suami -istri 
yang masih muda, John dan Joan Baker, menerima Baptisan Roh disertai tanda berbahasa 
lidah, setelah bersentuhan dengan kalangan Pentakostal. Segera menyusul 10 orang lagi, lalu 
mereka berhimpun mengadakan kebaktian sendiri. Peristiwa ini (Baptisan Roh) kemudian 
dialami pula oleh jemaat-jemaat Episkopal di sekitarnya, dan mengakibatkan api kharismatik 
menyulut kobaran di mana-mana. Dan yang menjadi ajaran-ajaran mereka ialah: Pujian, 
Penginjilan, Karunia-karunia Roh, Kuasa Rohani. 
C.II Perkembangannya di Indonesia 
Gerakan/aliran Kharismatik pertama kali masuk ke Indonesia pada bagian kedua 
tahun 1960-an melalui penginjil-penginjil dari Amerika Serikat dan Eropa. Dalam waktu 
sangat singkat, gerakan ini berkembang dengan sangat pesat di Indonesia, sambil 
“menggerogoti” sebagian besar warga Gereja. Dewasa ini hampir di seluruh wilayah 
2 Th van den End, J. Weitjens, Ragi Carita 2 Sejarah Gereja Di Indonesia 1860an-sekarang (Jakarta: BPK Gunung 
Mulia, 2011) hlm. 271-272 
Gereja-gereja di Luar Lingkungan DGI/PGI 3
Indonesia gerakan/aliran ini memiliki pengaruh yang sangat besar, terutama di kalangan 
pemuda/mahasiswa. Selain karena semangat yang luar biasa dari para penginjilnya, 
“keunggulan” aliran ini terletak pada pola peribadahannya yang sangat memikat, yang 
ditunjang oleh musik yang ditata dengan sangat apik. Dan Gereja-gereja yang terbentuk ialah 
: Gereja Pusat Pantekosta Indonesia (GPPI), Gereja Mawar Sharon (GMS), Charismatic 
Worship Service (CWS), Gereja Bethany Indonesia (Bethany), Gereja Bethel Indonesia (GBI), 
Gereja Duta Injil, Gereja Rumah Doa Segala Bangsa (RDSB), Gereja Yesus Kristus Tuhan 
(Abbalove Ministries), Gereja Tiberias Indonesia (GTI Tiberias), Gereja Bethel Tabernakel 
(GBT), Gereja Kemenangan Iman Indonesia (GKII), Gereja Jemaat Kristen Indonesia (GJKI).3 
D. ADVENTIS 
D.I Awal Kemunculan dan Pokok-pokok Ajarannya 
Aliran ini muncul pertama kali di Amerika Serikat pada awal abad ke-19. Aliran ini 
muncul di tengah-tengah kegundahan masyarakat Amerika Serikat baik karena pertikaian 
sosial maupun karena depresi ekonomi dan keuangan. Di tengah-tengah kegundahan 
masyarakat Amerika Serikat ini muncul kelompok-kelompok dari kaum “Injili” yang sangat 
bersemangat dalam mengadakan penelaahan Alkitab. Bagian-bagian Alkitab yang sangat 
digandrungi untuk ditelaah adalah bagian-bagian Alkitab yang berbicara tentang Advent 
Kedua (parousia), yakni kedatangan Tuhan Yesus kedua kali, dan eskaton (akhir zaman). 
Banyak di antara mereka yang mengambil bagian dalan penelaan Alkitab ini yakin bahwa 
kedatangan kembali Kristus dan Hari Penghakiman akan segera tiba, dan milenium (Kerajaan 
Seribu Tahun) pun akan dimulai. 
Ada beberapa orang tokoh yang dapat disebut sebagai pelopor/pendiri aliran 
Adventis ini. Salah seorang di antara mereka yang sangat perlu dicatat di sini adalah William 
Miller. Penelitiannya atas Alkitab (Dan 8:14) membawanya pada kesimpulan bahwa Kristus 
akan datang kembali pada tahun 1843, atau selambat-lambatnya tahun 1844. Kendati 
ramalan Miller ini (bahkan beberapa kali) tidak tepat, sebagian pengikutnya tetap setia, dan 
mereka inilah yang pertama kali membentuk Gereja Adventis. 
Pokok ajaran mereka adalah: hukum Tuhan Allah, Hari Sabat, Kedatangan Kristus 
yang Kedua kali, Sifat Alami Manusia, Akhir Dosa, Umat yang Sisa, Karunia Nubuat. 
D.II Perkembangan di Indonesia 
Gereja Advent saat ini tersebar lebih dari 200 negara. Sejak tahun 1900 aliran ini 
telah hadir di Indonesia bersamaan dengan datangnya Ralph W. Munson4 di Padang, dari 
Singapura. Kemudian menyusul sejumlah misionaris Adventis lainnya dari Australia, Belanda, 
dan Amerika. Kendati aliran ini kurang berkembang dengan pesat (dibandingkan beberapa 
aliran lain) di Indonesia, ia telah tersebar hampir di seluruh wilayah Indonesia. Beberapa 
3 Gerakan Karismatik, di akses dari , http://id.wikipedia.org/wiki/Gerekan_Karismatik, pada tanggal 15 Mei 
2013. 
4 Th van den End, J. Weitjens, Ragi Carita 2 Sejarah Gereja Di Indonesia 1860an-Sekarang (Jakarta: BPK Gunung 
Mulia, 2011) hlm, 294. 
Gereja-gereja di Luar Lingkungan DGI/PGI 4
aktifitasnya yang sangat terkenal di Indonesia: lembaga-lembaga pendidikannya (dari TK 
hingga Universitas), Rumah-rumah Sakit, dan penerbitan majalah (terutama majalah 
kesehatan). Kantor Pusat Gereja Advent di Indonesia kawasan barat terletak di Gedung 
Pertemuan Advent, Jakarta Selatan dan Kantor Pusat Gereja Advent di Indonesia kawasan 
timur terletak di Kantor East Indonesia Union Conference, Manado: Gereja Masehi Advent 
Hari Ketujuh di Indonesia, Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh di Indonesia Gerakan 
Pembaruan, Ranting Daud. 
E. BAPTIS 
E.I Awal Kemunculan dan Pokok-pokok Ajarannya 
Ada tiga versi tentang sejarah awal kemunculan Gereja/aliran Baptis ini. Versi 
pertama mengatakan bahwa aliran ini bermula pada pembaptisan Yesus oleh Yohanes 
Pembaptis di Sungai Yordan. Versi kedua mengatakan bahwa aliran ini berakar/bermula 
pada gerakan Anabaptis yang muncul di Munster, Jerman, pada tahun 1522. Pendapat 
terakhir inilah yang diakui para sejarahwan masa kini. Jika kita sependapat dengan pendapat 
ketiga (terakhir) di atas, ini berarti bahwa aliran Baptis muncul di Inggris pada awal abad ke- 
17, sebagai koreksi terhadap Gereja Anglican. Gereja Anglican di Inggris ini dapat disebut 
sebagai Gereja Negara, oleh karena Raja/Ratu Inggris adalah kepala Gereja. 
Aliran Baptis yang mulanya muncul pada abad ke-17 atau sekitar tahun 1600 di 
Inggris, berawal ketika kaum Separatis di Inggris yang tidak puas dengan ajaran dan praktek 
dari Gereja Anglikan yang memposisikan Kekristenan dalam pemerintahan negara Inggris 
(Gereja Negara) akhirnya mereka mengambil jalan lain yakni membentuk sebuah kelompok 
yang kemudian berkembang dan kemudian orang-orang yang berada di kelompok ini mulai 
menggunakan nama Baptis sebagai nama diri mereka.5 Pada tahun 1773, terbentuk sejumlah 
Gereja Baptis independen yang kemudian menjadi dua kelompok denominasi yang besar. 
Yang menjadi pokok ajaran mereka yaitu: 
- Gereja Baptis sering disebut sebagai Gereja yang menganut teologi Non-Creedal. 
- Gereja dipahami sebagai persekutuan dari pribadi-pribadi yang telah 
diselamatkan Allah melalui pengorbanan dan penebusan Kristus. 
- Kemerdekaan setiap jemaat merupakan perwujudan dari yang sejati. 
- Gereja harus terpisah dari negara dan harus ada jaminan kebebasan beragama 
bagi setiap pribadi. 
E.II Perkembangan di Indonesia 
Hasil penginjilan Baptis yang cukup besar justru terjadi di Papua, dimana The 
Australian Baptist Missionary Society mengabarkan Injil sejak tahun 1938. Selain itu atas 
usaha Indonesian Baptist Mission yang bekerja di Pulau Jawa sejak tahun 1951, di pulau 
tersebut (juga di Sumatera) berkembang beberapa jemaat Baptis. Di beberapa daerah lain, 
seperti di Kalimantan Barat dan Sulawesi Utara, juga terdapat jemaat-jemaat Baptis: 
5 Th van den End, J. Weitjens, Ragi Carita 2 Sejarah Gereja Di Indonesia 1860an-sekarang (Jakarta: BPK Gunung 
Mulia, 2011) hlm, 287. 
Gereja-gereja di Luar Lingkungan DGI/PGI 5
Persekutuan Gereja-gereja Baptis Papua (PGBP), Gabungan Gereja Baptis Indonesia (GBI), 
Gereja Perhimpunan Injili Baptis Indonesia (GPIBI), Kerapatan Gereja Baptis Indonesia 
(KGBI), Gereja Baptis Independent di Indonesia (GBII), Sinode Gereja Kristen Baptis Jakarta 
(GKBJ).6 
F. BALA KESELAMATAN 
F.I Awal Kemunculan dan Pokok-pokok Ajarannya 
Bala Keselamatan lahir di lingkungan Gereja Anglican dan Metodis di Inggris serta 
mewarisi semangat gerakan kesucian (yang juga melatarbelakangi gerakan Pentakostal dan 
Kharismatik), namun juga menjadi bagian dari gerakan Injili. Lahirnya Bala Keselamatan 
tidaklah dapat dilepaskan dari konteks kehidupan masyarakat pada jamannya serta 
pergumulan hidup pendirinya, yaitu William Booth. Pada suatu hari di tahun 1865, Booth 
berada di East End di London, berkhotbah kepada sekumpulan orang di jalan-jalan. 
Beberapa misionaris mendengarkan Booth berbicara dan tertarik oleh khotbahnya yang 
sangat mengesankan. Karena itu, mereka meminta Booth untuk memimpin s erangkaian 
kebaktian kebangunan rohani yang sedang mereka selenggarakan di sebuah tenda besar. 
Booth segera sadar bahwa inilah yang selama ini dicari -carinya. Karena itu, ia pun segera 
mendirikan gerakannya sendiri yang dinamainya “Misi Kristen.” Baru pada tahun 1878, 
setelah nama Misi Kristen diganti menjadi Bala Keselamatan, organisasi ini mulai 
berkembang. Gagasan tentang pasukan yang berjuang melawan dosa sangat menarik 
perhatian banyak orang dan Bala Keselamatan mulai berkembang dengan cepat. Khotbah-khotbah 
Booth yang berapi-api dan sederhana, dengan segera mengundang banyak orang 
untuk meninggalkan masa lalu mereka dan memulai hidup baru sebagai anggota pasukan 
dalam Bala Keselamatan. Pada saat Booth meninggal pada tahun 1912 Semangat 
ketentaraan inilah yang menjiwai gerakan Bala Keselamatan yang dengan cepat menyebar. 
Yang menjadi pokok ajaran mereka ialah: Percaya bahwa Alkitab terdiri dari PL dan 
PB ditulis dengan ilham Allah, Percaya bahwa Allah itu esa dan sempurna, pencipta, 
pemelihara dan pemerintah alam semesta, Percaya ada tiga pribadi dalam Allah: Allah Bapa, 
Anak dan Roh Kudus, Percaya bahwa di dalam pribadi Yesus Kristus sifat-sifat ilahi manusia 
di persatukan, dengan demikian Ia sesungguhnya Allah dan juga sesugguhnya manusia, 
Percaya bahwa nenek moyang kita yang pertama diciptakan Allah dalam keadaan tidak 
berdosa, tetapi karena melanggar perintah Tuhan, Percaya bahwa Tuhan Yesus oleh 
sengsara dan kematianNya sudah mengadakan pendamaian bagi segenap dunia, Percaya 
bahwa penyesalan di hadapan Allah, kepercayaan kepada Tuhan Yesus Kristus dilahirkan 
kembali oleh Roh Kudus adalah untuk memperoleh keselamatan, Percaya bahwa dibenarkan 
oleh kasih karunia Allah melalui iman kepada Tuhan Yesus Kristus, Percaya bahwa 
berlangsungan keadaan diselamatkan tergantung pada ketaatan pada iman, Percaya bahwa 
semua orang yang beriman diberi hak istimewa untuk dikuduskan secara dengan 
keseluruhan dan bahwa segena roh, tubuh dan jiwa terpelihara sempurna dengan tak 
6 Jan S Aritonang, Berbagai Aliran di Dalam dan di Sekitar Gereja (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2011) hlm, 136- 
138. 
Gereja-gereja di Luar Lingkungan DGI/PGI 6
bercacat pada kedatangan Yesus Kristus, Percaya akan kekelan jiwa manusia, kebangkitan 
tubuh, hari pengadilan pada akhir zaman, kebahagian kekal pada orang saleh, dan hukuman 
kekal bagi orang durjan. 
F.II Perkembangan di Indonesia 
Bala keselamatan hadir sejak tahun 1894 melalui dua perwira Bala Keselamatan asal 
Belanda, yaitu Staf Kapten J.G. Brouwer dan Ensign ( Letnan Muda ) A. Van Emmerik. Mereka 
memulai pekerjaan (pelayanan kemanusiaan) di Purworejo- Jawa tengah. Dari sana meluas 
ke berbagai lokasi. Sekarang kehadiran Bala keselamatan dapat ditemukan di Jawa, Bali, 
Sulawesi, Maluku, NTT dan Sumatera dalam berbagai wadah pelayanan sosial, panti asuhan 
anak-anak, panti karya, panti werdha, rumah sakit umum, poliklinik, perumahan ibu dan 
bayi, dll. Selain itu juga kita temukan banyak gedung Gereja Bala Keselamatan yang setiap 
Minggu diadakan 2 jenis kebaktian, yaitu: kebaktian kesucian untuk menghantar umat Allah 
(yang sudah Kristen atau warga Bala keselamatan) kepada kesucian dan kebaktian tebusan 
untuk mengajak orang-orang yang belum bertobat untuk menerima penebusan Kristus . Juga 
bisa kita temukan berbagai kegiatan penginjilan, termasuk “kebaktian luar” yaitu penginjilan 
di tempat terbuka yang acapkali diringi musik. Semua itu ditunjang oleh majalah Berita 
keselamatan maupun berbagai publikasi lainnya. Bala Keselamatan di Indonesia 
mewujudkan dan menyebutkan diri sebagai Gereja. Di tingkat internasional, Bala 
Keselamatan menajdi anggota Dewan Gereja se-Dunia dan di Indonesia menjadi salah satu 
dari badan-badan yang berkejsama dengan PGI. Pimpinan Bala Keselamatan di Indonesia di 
sebut Komandan Teritorial. 
G. ANGLICAN (EPISCOPAL) 
G.I Awal Kemunculan dan Pokok-pokok Ajarannya 
Gereja timbul sebagai sebuah Gereja yang memisahkan diri dari Gereja Katholik 
Roma pada tahun 1531 atas keputusan Raja Henry VIII. Pada masa pemerintahan Henry VIII 
ajaran Gereja Katholik Roma tetap dipertahankan, namun pada masa pemerintahan 
penggantinya, Edward VI (1547-1553), Gereja Anglican dipengaruhi oleh Gereja Reformasi, 
kemudian Ekaristi (misa) diganti dengan Perjamuan Kudus seperti dalam Gereja Lutheran. 
Pada masa pemerintahan Ratu Elizabeth (1547-1603), Gereja Anglican makin dibawa ke arah 
reformsi.7 
Pokok-pokok ajarannya yaitu, Otoritas di dalam Gereja, Inkarnasi, Sakramen, 
Pengakuan dosa dan Pengampunan, Penahbisan, dan Peminyakan (pengurapan) orang sakit. 
G.II Perkembagan di Indonesia 
Di Indonesia hanya ada dua jemaat Anglican. Yang satu gedungnya terletak di jalan 
Arif Rahman Hakim, Jakarta Pusat. Dan yang satunya lagi terletak di Jalan Diponorogo 
Surabaya. Sebenaranya kedua jemaat tersebut tidak murni Anglican, karena didalamnya 
sudah tergabung dengan warga Kristen asal Inggris yang berasal dari denominasi lain. 
Kendati Inggris pernah mengguasai Indonesia pada tahun 1811-1816, tetapi Gereja Anglican 
7 F.D Wellem, Kamus Sejarah Gereja (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2011) hlm,19-20. 
Gereja-gereja di Luar Lingkungan DGI/PGI 7
tidak sempat dibentuk di Indonesia karena pejabat pemeritah kolonial Inggris penganut 
Humanisme. 
H. MENNONIT (ANABAPTIS) 
H.I Awal Kemunculan dan Pokok-pokok Ajarannya 
Ada yang mengatakan bahwa beberapa kelompok Anabaptis kemungkinan berasal dari 
gerakan-gerakan sesat (heretikal) sebelum abad ke-16. Ada pula dari antara mereka yang 
mengaku merupakan kelanjutan tak terputuskan dari kekristenan pada abad pertama, 
namun tidak sama dengan suksesi kerasulan yang diklaim oleh paus Gereja Katolik. Namun 
hal ini belum terbukti secara ilmiah dan diterima secara umum. Jika memang merupakan 
suatu kelanjutan banyak sekali terjadi perbedaan di antara mereka. Namun salah satu pusat 
gerakan Anabaptis mula-mula yang dicatat dalam sejarah adalah pada abad ke-16 di Zürich, 
kota tempat kontribusi besar Zwingli terhadap Gereja Reformasi. pengikut Anabaptis terdiri 
dari berbagai ragam. Mereka kebanyakan direkrut dari anggota masyarakat kelas bawah, 
namun mereka juga berhasil meyakinkan orang-orang terpelajar. Orang-orang tersebut 
kebanyakan berasal dari kawasan perkotaan, namun tidak di kelompok-kelompokkan 
menurut pemimpin tertentu. 
Yang menjadi ajaran mereka yaitu, 
- Alkitab sebagai satu-satunya patokan iman dan prilaku atau Alkitab sebagai 
sumber kebenaran. 
- Kuasa Roh kudus, dimana masing-masing orang bole membaca dan menafsir 
Alkitab sesuai dengan hati nurani. 
- Ordinance. 
- Tidak mengunakan kekerasan (Nir), dimana mereka menolak melakukan 
kekerasan dalam kehidupan pribadi dan menolak dinas militer dalam segala 
bentuknya. 
- Larangan bersumpah 
- Kepatuhan Iman.8 
H.II Perkembangan di Indonesia 
Di Indonesia, Gereja-gereja yang menganut teologi Menonit adalah Gereja Kristen 
Muria Indonesia (GKMI) yang kantor Sinodenya berada di Kudus, Gereja Injili di Tanah Jawa 
(GITJ) yang kantor pusatnya berada di Pati, dan Jemaat Kristen Indonesia (JKI): Gereja Kristen 
Muria Indonesia (GKMI), Gereja Injili di Tanah Jawa (GITJ), Jemaat Kristen Indonesia (JKI). 
I. METHODIS 
I.I Awal Kemunculan dan Pokok-pokok Ajarannya 
Aliran ini muncul di Inggris pada pertengahan abad ke-18 sebagai akibat dari 
pengaruh gerakan Pietisme (kesucian hidup) yang mulai merebak di Eropa Barat sejak abad 
ke-17. Salah seorang anak pendeta dari Gereja Anglican, John Wesley (yang juga pendeta), 
8 Jan S Aritonang, Berbagai Aliran di Dalam dan di Sekitar Gereja (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2011) hlm, 120- 
121. 
Gereja-gereja di Luar Lingkungan DGI/PGI 8
tertarik pada gerakan Pietisme ini. Bersama adiknya, Charles Wesley, mereka mendirikan 
Holy Club yang bertujuan memperkaya kehidupan rohani anggotanya dengan jalan 
mengadakan penelaan Alkitab. Perkumpulan ini sangat terkenal dengan disiplin dan 
“metode” kerjanya yang sangat ketat. Dari sinilah lahir istilah “Methodis”, yang semula 
merupakan cemohan terhadap warga perkumpulan ini. Sebenarnya John Wesley dan para 
pengikutnya tidak bermasud untuk mendirikan Gereja tersendiri terpisah dari Gereja 
Anglican. Tetapi karena mereka ditentang dengan keras oleh pimpinan Gereja Anglican, pada 
tahun 1740-an mereka mulai memprakarsai pembentukan persekutuan (Gereja) tersendiri. 
Pokok ajaranya yaitu, Kelahiran kembali, Kesaksian Roh, Penebusan Universal, Jatuh 
dan kehilangan kasih karunia, Kesucian dan Kesempurnaan Hidup Kristiani, Penginjilan dan 
Semangat Injili, Izin untuk mengangkat sumpah. 
I.II Perkembangan di Indonesia 
Gereja Methodist Indonesia (GMI) berdiri sendiri sejak 9 Agustus 1964. GMI berpusat 
di Medan. Gereja ini mengasuh banyak sekolah yang terkenal kualitasnya. Setelah Indonesia 
merdeka, terutama sejak tahun 1960-an, GMI kembali hadir di Jawa terutama di Jakarta dan 
sekitarnya. Dewasa ini pengikut Gereja/aliran Metodis kebanyakan terdapat di Sumatera, 
dan karena itu aktivitas Metodis dapat dikatakan terkonsentrasi pula di wilayah tersebut. 
Jemaat-jemaat yang berhasil ditumbuhkan di Sumatera kemudian menjelma menjadi Gereja 
Methodist Indonesia (GMI), yang menetapkan otonominya sejak 9 Agustus 1964: Gereja 
Methodist Indonesia (GMI), Gereja Kristus, Gereja Yesus Kristus Mangga Besar. 
KESIMPULAN dan SARAN 
J.I Kesimpulan 
Dari pembahasan materi di atas dapat disimpulkan bahwa: 
- hampir semua aliran-aliran Gereja yang ada, memiliki persamaan baik dilihat dari 
latar belakang sejarah kemunculanya atau ajaran-ajarannya. 
- Bahkan memang adalah tugas setiap Gereja mengemukakan penilaian dalam 
rangka memberi tuntunan bagi warganya tentang berbagai aliran yang ada 
disekitarnya. 
- Dan hapir setiap aliran memiliki tokoh-tokoh pendiri aliran tersebut. 
- Hampir setiap aliran mengklaim bahwa persekutuan mereka atau Gereja mereka 
merupakan persekutuan yang paling sesuai dengan Alkitab. 
J.II Saran 
Janganlah kita terpengaru dengan aliran-aliran yang lain, walaupun ada beberapa 
ajaran yang sama. Tetapi sebaiknya kita lebih berpegang pada ajaran kita yang sebenarnya 
yang selama ini kita lakukan. 
Gereja-gereja di Luar Lingkungan DGI/PGI 9
DAFTAR PUSTAKA 
Aritonang, Jan S., Berbagai Aliran di Dalam dan di Sekitar Gereja. Jakarta: BPK Gunung Mulia, 
2011. 
End van den Th. Weitjens. J., Ragi Carita 2 Sejarah Gereja Di Indonesia 1860an-sekarang. 
Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2011. 
Moningka, Edmond Ch., Sejarah Ringkas Gereja Di Indonesia. Tondano: Balai Buku Zaitun, 
2011. 
Wellem D. F., Kamus Sejarah Gereja. Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2011. 
Gerekan_Karismatik http://id.wikipedia.org/wiki/, diakses pada tanggal 15 Mei 2013. 
Gereja-gereja di Luar Lingkungan DGI/PGI 10

Más contenido relacionado

La actualidad más candente

ALIRAN-ALIRAN DI DALAM DAN DI SEKITAR GEREJA.pptx
ALIRAN-ALIRAN DI DALAM DAN DI SEKITAR GEREJA.pptxALIRAN-ALIRAN DI DALAM DAN DI SEKITAR GEREJA.pptx
ALIRAN-ALIRAN DI DALAM DAN DI SEKITAR GEREJA.pptxHansTobing
 
Roh kudus dan karunia pelayanan
Roh kudus dan karunia pelayananRoh kudus dan karunia pelayanan
Roh kudus dan karunia pelayanantitasamisai
 
Power point sem 2 kls xi k 13
Power point sem 2 kls xi k 13Power point sem 2 kls xi k 13
Power point sem 2 kls xi k 13Yeremia Kaawoan
 
Katekismus Gereja Katolik (Kompendium)
Katekismus Gereja Katolik (Kompendium)Katekismus Gereja Katolik (Kompendium)
Katekismus Gereja Katolik (Kompendium)Giovanni Promesso
 
KEESAAN GEREJA (OIKUMENE).pptx
KEESAAN GEREJA (OIKUMENE).pptxKEESAAN GEREJA (OIKUMENE).pptx
KEESAAN GEREJA (OIKUMENE).pptxHansTobing
 
Tatap muka 6 3 allah tri tunggal
Tatap muka 6 3 allah tri tunggal Tatap muka 6 3 allah tri tunggal
Tatap muka 6 3 allah tri tunggal stephaniejessey
 
Sesi 7 Pengajaran Taurat KPKS kitab ulangan
Sesi 7 Pengajaran Taurat KPKS  kitab ulanganSesi 7 Pengajaran Taurat KPKS  kitab ulangan
Sesi 7 Pengajaran Taurat KPKS kitab ulanganalbertus purnomo
 
Doktrin Keselamatan
Doktrin KeselamatanDoktrin Keselamatan
Doktrin KeselamatanSABDA
 
Sesi 1 pengantar umum Pengajaran Taurat
Sesi 1  pengantar umum Pengajaran TauratSesi 1  pengantar umum Pengajaran Taurat
Sesi 1 pengantar umum Pengajaran Tauratalbertus purnomo
 
Kitab Suci (Katolik) Perjanjian Baru
Kitab Suci (Katolik) Perjanjian BaruKitab Suci (Katolik) Perjanjian Baru
Kitab Suci (Katolik) Perjanjian BaruJasonCundrawijaya
 
Diktat Pembinaan Warga Gereja
Diktat Pembinaan Warga GerejaDiktat Pembinaan Warga Gereja
Diktat Pembinaan Warga GerejaKirenius Wadu
 
In the Image of God
In the Image of GodIn the Image of God
In the Image of GodSABDA
 
Kompendium Konsili Vatikan II
Kompendium Konsili Vatikan IIKompendium Konsili Vatikan II
Kompendium Konsili Vatikan IIGiovanni Promesso
 
Pengantar lmu Teologi
Pengantar lmu TeologiPengantar lmu Teologi
Pengantar lmu Teologionchy
 

La actualidad más candente (20)

Ppt 3 gereja
Ppt 3   gerejaPpt 3   gereja
Ppt 3 gereja
 
Lagu lagu sekami
Lagu lagu sekamiLagu lagu sekami
Lagu lagu sekami
 
ALIRAN-ALIRAN DI DALAM DAN DI SEKITAR GEREJA.pptx
ALIRAN-ALIRAN DI DALAM DAN DI SEKITAR GEREJA.pptxALIRAN-ALIRAN DI DALAM DAN DI SEKITAR GEREJA.pptx
ALIRAN-ALIRAN DI DALAM DAN DI SEKITAR GEREJA.pptx
 
Roh kudus dan karunia pelayanan
Roh kudus dan karunia pelayananRoh kudus dan karunia pelayanan
Roh kudus dan karunia pelayanan
 
Spiritual Pathways
Spiritual PathwaysSpiritual Pathways
Spiritual Pathways
 
Power point sem 2 kls xi k 13
Power point sem 2 kls xi k 13Power point sem 2 kls xi k 13
Power point sem 2 kls xi k 13
 
Sakramen Baptis
Sakramen BaptisSakramen Baptis
Sakramen Baptis
 
Katekismus Gereja Katolik (Kompendium)
Katekismus Gereja Katolik (Kompendium)Katekismus Gereja Katolik (Kompendium)
Katekismus Gereja Katolik (Kompendium)
 
KEESAAN GEREJA (OIKUMENE).pptx
KEESAAN GEREJA (OIKUMENE).pptxKEESAAN GEREJA (OIKUMENE).pptx
KEESAAN GEREJA (OIKUMENE).pptx
 
Tatap muka 6 3 allah tri tunggal
Tatap muka 6 3 allah tri tunggal Tatap muka 6 3 allah tri tunggal
Tatap muka 6 3 allah tri tunggal
 
Sejarah Gereja 1.pptx
Sejarah Gereja 1.pptxSejarah Gereja 1.pptx
Sejarah Gereja 1.pptx
 
Sesi 7 Pengajaran Taurat KPKS kitab ulangan
Sesi 7 Pengajaran Taurat KPKS  kitab ulanganSesi 7 Pengajaran Taurat KPKS  kitab ulangan
Sesi 7 Pengajaran Taurat KPKS kitab ulangan
 
Doktrin Keselamatan
Doktrin KeselamatanDoktrin Keselamatan
Doktrin Keselamatan
 
Sesi 1 pengantar umum Pengajaran Taurat
Sesi 1  pengantar umum Pengajaran TauratSesi 1  pengantar umum Pengajaran Taurat
Sesi 1 pengantar umum Pengajaran Taurat
 
Kitab Suci (Katolik) Perjanjian Baru
Kitab Suci (Katolik) Perjanjian BaruKitab Suci (Katolik) Perjanjian Baru
Kitab Suci (Katolik) Perjanjian Baru
 
Diktat Pembinaan Warga Gereja
Diktat Pembinaan Warga GerejaDiktat Pembinaan Warga Gereja
Diktat Pembinaan Warga Gereja
 
In the Image of God
In the Image of GodIn the Image of God
In the Image of God
 
Kompendium Konsili Vatikan II
Kompendium Konsili Vatikan IIKompendium Konsili Vatikan II
Kompendium Konsili Vatikan II
 
Pengantar lmu Teologi
Pengantar lmu TeologiPengantar lmu Teologi
Pengantar lmu Teologi
 
Pribadi yesus kristus
Pribadi yesus kristusPribadi yesus kristus
Pribadi yesus kristus
 

Destacado

Perkembangan agama nasrani di indonesia
Perkembangan agama nasrani di indonesiaPerkembangan agama nasrani di indonesia
Perkembangan agama nasrani di indonesiaAji Wangsa
 
Penyebaran dan Perkembangan Agama Kristen di Indonesia
Penyebaran dan Perkembangan Agama Kristen di IndonesiaPenyebaran dan Perkembangan Agama Kristen di Indonesia
Penyebaran dan Perkembangan Agama Kristen di IndonesiaSMA BRUDERAN PURWOREJO
 
Peraturan organisasi
Peraturan organisasiPeraturan organisasi
Peraturan organisasirantingsolied
 
Sejarah teologi abad pertengahan.doc
Sejarah teologi abad pertengahan.docSejarah teologi abad pertengahan.doc
Sejarah teologi abad pertengahan.docKirenius Wadu
 
Makalah kenakalan remaja
Makalah kenakalan remajaMakalah kenakalan remaja
Makalah kenakalan remajaavsai
 
Pengantar Ilmu Sejarah
Pengantar Ilmu SejarahPengantar Ilmu Sejarah
Pengantar Ilmu SejarahMuhamad Yogi
 
D059283626
D059283626D059283626
D059283626mocoz
 
Mengenal program aplikasi grafis
Mengenal program aplikasi grafisMengenal program aplikasi grafis
Mengenal program aplikasi grafisBambang Triwaluyo
 
Analisis isi lambung kadal
Analisis isi lambung kadalAnalisis isi lambung kadal
Analisis isi lambung kadalErvi Afifah
 
Fisiologi ureter, vesika urinaria, dan uretra
Fisiologi ureter, vesika urinaria, dan uretraFisiologi ureter, vesika urinaria, dan uretra
Fisiologi ureter, vesika urinaria, dan uretraZora Yui
 
Presentasi Ronny Jumat
Presentasi Ronny JumatPresentasi Ronny Jumat
Presentasi Ronny JumatRonny Romdhon
 
Kata kata bijak politik
Kata kata bijak politikKata kata bijak politik
Kata kata bijak politikKang Chimong
 
Kemampuan membaca teks wacana pendek dalam hati
Kemampuan membaca teks wacana pendek dalam hati Kemampuan membaca teks wacana pendek dalam hati
Kemampuan membaca teks wacana pendek dalam hati Ka Jejen
 
[1] ki kd bahasa arab
[1] ki kd bahasa arab[1] ki kd bahasa arab
[1] ki kd bahasa arabdewi dewi
 
Pengaruh kadar garam dan lama penyimpanan terhadap kandungan protein bakasang...
Pengaruh kadar garam dan lama penyimpanan terhadap kandungan protein bakasang...Pengaruh kadar garam dan lama penyimpanan terhadap kandungan protein bakasang...
Pengaruh kadar garam dan lama penyimpanan terhadap kandungan protein bakasang...Calvin Talakua
 

Destacado (20)

Perkembangan agama nasrani di indonesia
Perkembangan agama nasrani di indonesiaPerkembangan agama nasrani di indonesia
Perkembangan agama nasrani di indonesia
 
Penyebaran dan Perkembangan Agama Kristen di Indonesia
Penyebaran dan Perkembangan Agama Kristen di IndonesiaPenyebaran dan Perkembangan Agama Kristen di Indonesia
Penyebaran dan Perkembangan Agama Kristen di Indonesia
 
Peraturan organisasi
Peraturan organisasiPeraturan organisasi
Peraturan organisasi
 
Sejarah teologi abad pertengahan.doc
Sejarah teologi abad pertengahan.docSejarah teologi abad pertengahan.doc
Sejarah teologi abad pertengahan.doc
 
Makalah kenakalan remaja
Makalah kenakalan remajaMakalah kenakalan remaja
Makalah kenakalan remaja
 
Pengantar Ilmu Sejarah
Pengantar Ilmu SejarahPengantar Ilmu Sejarah
Pengantar Ilmu Sejarah
 
D059283626
D059283626D059283626
D059283626
 
Mengenal program aplikasi grafis
Mengenal program aplikasi grafisMengenal program aplikasi grafis
Mengenal program aplikasi grafis
 
Sistem peredaran darah pada manusia
Sistem peredaran darah pada manusiaSistem peredaran darah pada manusia
Sistem peredaran darah pada manusia
 
Analisis isi lambung kadal
Analisis isi lambung kadalAnalisis isi lambung kadal
Analisis isi lambung kadal
 
Bahaya rokok
Bahaya rokokBahaya rokok
Bahaya rokok
 
Fisiologi ureter, vesika urinaria, dan uretra
Fisiologi ureter, vesika urinaria, dan uretraFisiologi ureter, vesika urinaria, dan uretra
Fisiologi ureter, vesika urinaria, dan uretra
 
Presentasi Ronny Jumat
Presentasi Ronny JumatPresentasi Ronny Jumat
Presentasi Ronny Jumat
 
Bab iv produksi sinyal audio
Bab iv produksi sinyal audioBab iv produksi sinyal audio
Bab iv produksi sinyal audio
 
Kimia3 budi
Kimia3 budiKimia3 budi
Kimia3 budi
 
Kata kata bijak politik
Kata kata bijak politikKata kata bijak politik
Kata kata bijak politik
 
Kemampuan membaca teks wacana pendek dalam hati
Kemampuan membaca teks wacana pendek dalam hati Kemampuan membaca teks wacana pendek dalam hati
Kemampuan membaca teks wacana pendek dalam hati
 
Logika matematika
Logika matematikaLogika matematika
Logika matematika
 
[1] ki kd bahasa arab
[1] ki kd bahasa arab[1] ki kd bahasa arab
[1] ki kd bahasa arab
 
Pengaruh kadar garam dan lama penyimpanan terhadap kandungan protein bakasang...
Pengaruh kadar garam dan lama penyimpanan terhadap kandungan protein bakasang...Pengaruh kadar garam dan lama penyimpanan terhadap kandungan protein bakasang...
Pengaruh kadar garam dan lama penyimpanan terhadap kandungan protein bakasang...
 

Similar a Sejarah Gereja

Keperawatan agama modul 1 kb3
Keperawatan agama modul 1 kb3Keperawatan agama modul 1 kb3
Keperawatan agama modul 1 kb3Anton Saja
 
Konsep Agama Kristen Katholik
Konsep Agama Kristen KatholikKonsep Agama Kristen Katholik
Konsep Agama Kristen Katholikpjj_kemenkes
 
Konsep Agama kristen Protestan
Konsep Agama kristen ProtestanKonsep Agama kristen Protestan
Konsep Agama kristen Protestanpjj_kemenkes
 
Konsep Agama Kristen Katholik
Konsep Agama Kristen KatholikKonsep Agama Kristen Katholik
Konsep Agama Kristen Katholikpjj_kemenkes
 
Agama Kristen Katholik
 Agama Kristen Katholik Agama Kristen Katholik
Agama Kristen Katholikpjj_kemenkes
 
Agama Kristen protestan
 Agama Kristen protestan Agama Kristen protestan
Agama Kristen protestanpjj_kemenkes
 
JURNAL TEOLOGI RASUL PAULUS TENTANG GEREJA.pdf
JURNAL TEOLOGI RASUL PAULUS TENTANG GEREJA.pdfJURNAL TEOLOGI RASUL PAULUS TENTANG GEREJA.pdf
JURNAL TEOLOGI RASUL PAULUS TENTANG GEREJA.pdfDethanmalimou
 
BIAS DALAM GERAKAN GEREJA KHARISMATIK
BIAS DALAM GERAKAN GEREJA KHARISMATIKBIAS DALAM GERAKAN GEREJA KHARISMATIK
BIAS DALAM GERAKAN GEREJA KHARISMATIKGregory Budiman
 
Gereja dan sakramen
Gereja dan sakramenGereja dan sakramen
Gereja dan sakramenAperius T.
 
Makalah dokma iv pandangan gereja kepada masyarakat di masa cov 19
Makalah dokma iv pandangan gereja kepada masyarakat di masa cov 19Makalah dokma iv pandangan gereja kepada masyarakat di masa cov 19
Makalah dokma iv pandangan gereja kepada masyarakat di masa cov 19markustuturmutu
 
Jurnal UAS Misiologi_Peran gereja dalam menjalankan Amanat Agung .docx
Jurnal UAS Misiologi_Peran gereja dalam menjalankan Amanat Agung .docxJurnal UAS Misiologi_Peran gereja dalam menjalankan Amanat Agung .docx
Jurnal UAS Misiologi_Peran gereja dalam menjalankan Amanat Agung .docxyosephdion06
 
Memahami konstitusi dogmatis dei verbum
Memahami konstitusi dogmatis dei verbumMemahami konstitusi dogmatis dei verbum
Memahami konstitusi dogmatis dei verbumalbertus purnomo
 
PERANAN GEREJA DALAM JEMAAT MASA KINI
PERANAN GEREJA DALAM  JEMAAT  MASA KINI PERANAN GEREJA DALAM  JEMAAT  MASA KINI
PERANAN GEREJA DALAM JEMAAT MASA KINI lokobaltenius
 

Similar a Sejarah Gereja (20)

Keperawatan agama modul 1 kb3
Keperawatan agama modul 1 kb3Keperawatan agama modul 1 kb3
Keperawatan agama modul 1 kb3
 
Agama Islam
 Agama Islam Agama Islam
Agama Islam
 
Konsep Agama Kristen Katholik
Konsep Agama Kristen KatholikKonsep Agama Kristen Katholik
Konsep Agama Kristen Katholik
 
Konsep Agama kristen Protestan
Konsep Agama kristen ProtestanKonsep Agama kristen Protestan
Konsep Agama kristen Protestan
 
Konsep Agama Kristen Katholik
Konsep Agama Kristen KatholikKonsep Agama Kristen Katholik
Konsep Agama Kristen Katholik
 
Agama Kristen Katholik
 Agama Kristen Katholik Agama Kristen Katholik
Agama Kristen Katholik
 
Agama Kristen protestan
 Agama Kristen protestan Agama Kristen protestan
Agama Kristen protestan
 
3277742.ppt
3277742.ppt3277742.ppt
3277742.ppt
 
Aliran pentakosta
Aliran pentakostaAliran pentakosta
Aliran pentakosta
 
JURNAL TEOLOGI RASUL PAULUS TENTANG GEREJA.pdf
JURNAL TEOLOGI RASUL PAULUS TENTANG GEREJA.pdfJURNAL TEOLOGI RASUL PAULUS TENTANG GEREJA.pdf
JURNAL TEOLOGI RASUL PAULUS TENTANG GEREJA.pdf
 
BIAS DALAM GERAKAN GEREJA KHARISMATIK
BIAS DALAM GERAKAN GEREJA KHARISMATIKBIAS DALAM GERAKAN GEREJA KHARISMATIK
BIAS DALAM GERAKAN GEREJA KHARISMATIK
 
Wawancara viii
Wawancara viiiWawancara viii
Wawancara viii
 
Jurnal
JurnalJurnal
Jurnal
 
Ptt Mengenal Gerejaku
Ptt Mengenal Gerejaku Ptt Mengenal Gerejaku
Ptt Mengenal Gerejaku
 
Gereja dan sakramen
Gereja dan sakramenGereja dan sakramen
Gereja dan sakramen
 
Makalah dokma iv pandangan gereja kepada masyarakat di masa cov 19
Makalah dokma iv pandangan gereja kepada masyarakat di masa cov 19Makalah dokma iv pandangan gereja kepada masyarakat di masa cov 19
Makalah dokma iv pandangan gereja kepada masyarakat di masa cov 19
 
Jurnal UAS Misiologi_Peran gereja dalam menjalankan Amanat Agung .docx
Jurnal UAS Misiologi_Peran gereja dalam menjalankan Amanat Agung .docxJurnal UAS Misiologi_Peran gereja dalam menjalankan Amanat Agung .docx
Jurnal UAS Misiologi_Peran gereja dalam menjalankan Amanat Agung .docx
 
Memahami konstitusi dogmatis dei verbum
Memahami konstitusi dogmatis dei verbumMemahami konstitusi dogmatis dei verbum
Memahami konstitusi dogmatis dei verbum
 
Ppt 3 gereja
Ppt 3   gerejaPpt 3   gereja
Ppt 3 gereja
 
PERANAN GEREJA DALAM JEMAAT MASA KINI
PERANAN GEREJA DALAM  JEMAAT  MASA KINI PERANAN GEREJA DALAM  JEMAAT  MASA KINI
PERANAN GEREJA DALAM JEMAAT MASA KINI
 

Más de onchy

Ringkasan Perjanjian Baru (Buku Williy Marxen)
Ringkasan Perjanjian Baru (Buku Williy Marxen)Ringkasan Perjanjian Baru (Buku Williy Marxen)
Ringkasan Perjanjian Baru (Buku Williy Marxen)onchy
 
Teologi dan informatika
Teologi dan informatikaTeologi dan informatika
Teologi dan informatikaonchy
 
Pengantar lmu Teologi
Pengantar lmu TeologiPengantar lmu Teologi
Pengantar lmu Teologionchy
 
Pengantar Filsafat Oleh Pdt. Jan H. Rapar. Ph.D
Pengantar Filsafat Oleh Pdt. Jan H. Rapar. Ph.DPengantar Filsafat Oleh Pdt. Jan H. Rapar. Ph.D
Pengantar Filsafat Oleh Pdt. Jan H. Rapar. Ph.Donchy
 
Pengantar Filsafat Oleh Pdt. Jan H. Rapar. Ph.D
Pengantar Filsafat Oleh Pdt. Jan H. Rapar. Ph.DPengantar Filsafat Oleh Pdt. Jan H. Rapar. Ph.D
Pengantar Filsafat Oleh Pdt. Jan H. Rapar. Ph.Donchy
 
Pengantar Filsafat Oleh Pdt. Jan H. Rapar. Ph.D
Pengantar Filsafat Oleh Pdt. Jan H. Rapar. Ph.DPengantar Filsafat Oleh Pdt. Jan H. Rapar. Ph.D
Pengantar Filsafat Oleh Pdt. Jan H. Rapar. Ph.Donchy
 
Makalah bahasa indonesia
Makalah bahasa indonesiaMakalah bahasa indonesia
Makalah bahasa indonesiaonchy
 
Makalah Bahasa Indonesia
Makalah Bahasa IndonesiaMakalah Bahasa Indonesia
Makalah Bahasa Indonesiaonchy
 
Makalah bahasa indonesia
Makalah bahasa indonesiaMakalah bahasa indonesia
Makalah bahasa indonesiaonchy
 

Más de onchy (9)

Ringkasan Perjanjian Baru (Buku Williy Marxen)
Ringkasan Perjanjian Baru (Buku Williy Marxen)Ringkasan Perjanjian Baru (Buku Williy Marxen)
Ringkasan Perjanjian Baru (Buku Williy Marxen)
 
Teologi dan informatika
Teologi dan informatikaTeologi dan informatika
Teologi dan informatika
 
Pengantar lmu Teologi
Pengantar lmu TeologiPengantar lmu Teologi
Pengantar lmu Teologi
 
Pengantar Filsafat Oleh Pdt. Jan H. Rapar. Ph.D
Pengantar Filsafat Oleh Pdt. Jan H. Rapar. Ph.DPengantar Filsafat Oleh Pdt. Jan H. Rapar. Ph.D
Pengantar Filsafat Oleh Pdt. Jan H. Rapar. Ph.D
 
Pengantar Filsafat Oleh Pdt. Jan H. Rapar. Ph.D
Pengantar Filsafat Oleh Pdt. Jan H. Rapar. Ph.DPengantar Filsafat Oleh Pdt. Jan H. Rapar. Ph.D
Pengantar Filsafat Oleh Pdt. Jan H. Rapar. Ph.D
 
Pengantar Filsafat Oleh Pdt. Jan H. Rapar. Ph.D
Pengantar Filsafat Oleh Pdt. Jan H. Rapar. Ph.DPengantar Filsafat Oleh Pdt. Jan H. Rapar. Ph.D
Pengantar Filsafat Oleh Pdt. Jan H. Rapar. Ph.D
 
Makalah bahasa indonesia
Makalah bahasa indonesiaMakalah bahasa indonesia
Makalah bahasa indonesia
 
Makalah Bahasa Indonesia
Makalah Bahasa IndonesiaMakalah Bahasa Indonesia
Makalah Bahasa Indonesia
 
Makalah bahasa indonesia
Makalah bahasa indonesiaMakalah bahasa indonesia
Makalah bahasa indonesia
 

Último

Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5KIKI TRISNA MUKTI
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7IwanSumantri7
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDmawan5982
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxmawan5982
 
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptxGiftaJewela
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxIgitNuryana13
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfSitiJulaeha820399
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapsefrida3
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfDimanWr1
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSovyOktavianti
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfirwanabidin08
 
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxAksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxsdn3jatiblora
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...Kanaidi ken
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikaAtiAnggiSupriyati
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Abdiera
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTIndraAdm
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1udin100
 
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarantugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarankeicapmaniez
 

Último (20)

Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
 
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
 
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxAksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
 
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarantugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
 

Sejarah Gereja

  • 1. PENDAHULUAN Puji syukur kepada Tuhan Yesus Kristus sebagai Kepala Gereja, yang selalu menuntun dan menyertai umat-Nya terlebih mengaruniakan rahmat dan hikmat-Nya kepada kelompok kami sehingga tugas “Sejarah Gereja Indonesia” tentang “Gereja-gereja di Luar Lingkungan DGI/PGI” bole terselesaikan dengan sebagaimana mestinya. Secara garis besar, makalah ini menjelaskan tentang Gereja-gereja yang ada diluar DGI/PGI, bagaimana awal kemunculannya, serta ajaran-ajaran dan serta perkembangannya. Untuk lebih jelas akan diungkapkan lewat pembahasan materi. Besar harapan kami, semoga makalah ini dapat menambah wawasan kita mengenai Sejarah Gereja Indonesia. GEREJA-GEREJA DI LUAR LINGKUNGAN DGI/PGI A. LUTHERAN A.I Awal Kemunculan dan Pokok-pokok Ajarannya Lutheran adalah sebuah nama yang diberikan oleh para pengikut Martin Luther, sang Reformator Gereja. Sulit ditentukan dengan pasti kapan aliran ini mulai muncul. Sebab hingga aliran ini diberi nama Lutheran, ia melalui proses yang cukup panjang dan rumit. Tetapi jika kita mengacu pada proses “pembakuan” ajaran Lutheran, tahun 1530 dapat kita sebut sebagai awal kemunculan aliran Lutheran. Sebab pada tahun tersebut untuk pertama kali terbit sebuah dokumen yang berisikan ajaran Martin Luther. Di kemudian hari muncul pula dokumen-dokumen lain yang berisikan ajaran-ajaran Martin Luther. Dokumen-dokumen tersebut pada gilirannya dihimpun dalam sebuah kitab yang diberi nama Kitab Konkord, yang diterbitkan pada 25 Juni 1580. Kitab inilah yang menjadi semacam kanon (patokan ajaran) bagi Gereja-gereja Lutheran, yang sejak akhir abad ke-16 sudah semakin menjelma menjadi Gereja yang mapan. Ajaran mereka yaitu, Firman dan Sakramen adalah kata-kata kunci dalam kehidupan Gereja-gereja Lutheran dan merupakan pusat ajaran Luther. “Firman” semata-mata mengacu pada Alkitab sebagaimana dinyatakan lewat semboyan sola scriptura. Sedangkan “Sakramen” mengacu pada penghargaan tinggi atas kedua sakramen: Baptisan Kudus dan Perjamuan Kudus. Bagi Luther sakramen adalah Firman yang kelihatan, atau diperagakan. Jabatan dan Tata Gereja. Berdasarkan penelitian atas Alkitab, antara lain surat Ibrani dan I Petrus, Luther melihat bahwa secara hakiki tidak ada pemisahan antara kaum klerus dan awam ataupun hierarki atau penjenjangan di antara jabatan-jabatan gerejawi. Berdasarkan Imamat dan pengorbanan Kristus, semua orang percaya adalah imam. Inilah yang disebut Luther (bersama para reformator lainnya) Imamat Am Semua Orang Percaya. Tata Ibadah. Suasana dan liturgi dalam ibadah di Gereja-gereja Lutheran tidak banyak berbeda dari Gereja Katolik Roma. Bagi Luther(an) yang terpenting dalam ibadah adalah, bagaimana agar jemaat mengalami dengan nyata tindakan penyelamatan Allah di dalam Gereja-gereja di Luar Lingkungan DGI/PGI 1
  • 2. Kristus, dan itu hanya bisa dialami bila kepada mereka Firman diberitakan dengan murni dan dalam bahasa yang dapat dimengerti jemaat, dan sakramen dilayankan dengan benar. Dalam setiap ibadah Minggu harus ada pemberitaan Firman yang murni (semata-mata dari Alkitab). Sedangkan Perjamuan Kudus tidak mesti diselenggarakan pada setiap ibadah Minggu. A.II Perkembangan di Indonesia Di Indonesia dewasa ini ada sekurang-kurangnya delapan organisasi Gereja yang mengaku sebagai penganut paham atau termasuk aliran Lutheran serta menjadi anggota LWF, dan berkantor pusat di Sumatera Utara dan sekitarnya (kecuali GPKB): Huria Kristen Batak Protestan (HKBP), Gereja Kristen Protestan Simalungun (GKPS), Gereja Punguan Kristen Batak (GPKB), Gereja Kristen Protestan Indonesia (GKPI), Huria Kristen Indonesiia (HKI), Gereja Kristen Luther Indonesia (GKLI), Gereja Kristen Protestan Angkola (GKPA), Gereja Kisten Protestan Mentawai (GKPM).1 B. PENTAKOSTA B.I Awal Kemunculan dan Pokok-pokok Ajarannya Gerakan/aliran Pentakosta ini muncul di Amerika Serikat pada awal abad ke-20. Indonesia dimasuki penginjil-penginjil dari Amerika yang membawa tradisi teologi/kerohanian yang berbeda dengan para penginjil yang datang dari Eropa. Sebagai lanjutan dari suatu gerakan yang mendahuluinya, yakni Holiness Movement (Gerakan Kesucian) yang muncul di Amerika Serikat pada dasawarsa 1830-an. Gerakan ini muncul terutama dalam Gereja Metodis yang berkeinginan untuk kembali kepada kegairahan dan kesederhanaan yang menekankan kembali kepada pertobatan secara mendadak yang menjadi cita-cita dalam kebangunan dan kesempurnaan Kristen seperti yang dianjurkan dalam Teologi mereka. Pada umumnya para ahli Pentakosta menyebutkan bahwa ajaran Pentakosta terdiri dari empat pilar, yaitu: Keselamatan, Kesembuhan, Baptisan Roh Kudus, dan Kedatangan Kristus Kedua Kali. Pokok ajaran mereka ialah: Baptisan terdiri atas dua jenis, yakni Baptisan air dan Baptisan Roh (dan api), Berbahasa Glossolalia, Penyembuhan ilahi (penyembuhan rohani). Dalam bidang Teologi ada sebagian Gereja Pentakosta yang berpegang pada Teologi Keesaan yang menolak doktrin Tritunggal (Trinitas) yang tradisional dan menganggapnya tidak alkitabiah. Hal ini disebabkan oleh keyakinan mereka bahwa para Rasul yang mula-mula itu membaptiskan orang-orang Kristen baru di dalam nama Yesus. Mereka juga percaya bahwa Allah menyatakan diri-Nya dalam berbagai peran, dan bukan dalam tiga pribadi yang berbeda. Sama seperti aliran Kesucian, gerakan Pantekosta tidak merasa bahwa mereka telah menciptakan suatu doktrin atau standar yang baru. Dengan mengkhotbahkan 'Injil 1 Edmond Ch. Moningka, Sejarah Ringkas Gereja Di Indonesia (Tondano: Balai Buku Zaitun, 2011) hlm. 55-59 Gereja-gereja di Luar Lingkungan DGI/PGI 2
  • 3. Sepenuh', mereka merasa bahwa mereka hanya menekankan kembali ajaran lama yang sudah ada.2 B.II Perkembangan di Indonesia Meskipun perpecahan demi perpecahan terjadi, namun mereka tetap berafiliasi pada satu nama yaitu Pentakosta, sehingga timbul inisiatif untuk menyatukan kembali sikap dan pandangan Gereja-gereja beraliran Pentakosta. Hal ini diwujudkan dengan berdirinya Dewan Kerjasama Gereja-gereja Kristen Pentakosta Seluruh Indonesia (DKGKPSI) dan Persekutuan Pentakosta Indonesia (PPI). Tetapi pada tanggal 10 September 1979, kedua organisasi tersebut membubarkan diri dan bergabung menjadi satu wadah dengan nama Dewan Pentakosta Indonesia (DPI), yang kemudian dirubah menjadi Persekutuan Gereja Pentakosta Indonesia (PGPI) hingga saat ini ada sekitar 58 Sinode/organisasi Gereja beraliran Pentakosta yang bergabung dalam PGPI. Selain aliran Calvinis, Pentakostal dapat disebut sebagai aliran Gereja yang pengikutnya sangat besar di Indonesia. C. KHARISMATIK C.I Awal Kemunculan dan Pokok-pokok Ajarannya Gerakan/aliran Kharismatik dikenal juga dengan nama “Gerakan Pentakostal Baru”. Dengan demikian jelaslah bahwa gerakan Kharismatik berpangkal pada gerakan Pentakostal. Ciri utama yang menunjukkan bahwa gerakan Kharismatik berpangkal dan mirip dengan gerakan Pentakostal ialah, keduanya memberi tekanan pada “Baptisan Roh” dan “Penyembuhan Ilahi. Cikal bakal Gerakan Kharismatik ini adalah sebuah organisasi para pengusaha Kristen yang bernama The Full Gospel Business Men’s Fellowship (FGBMF), yang dibentuk oleh Demos Shakarian, seorang milyuner di kota California, Amerika Serikat. Sejak semula kalangan FGBMF sudah menggunakan nama “Persekutuan Kharismatik” untuk pertemuan-pertemuan mereka. Suatu peristiwa yang sering diacu sebagai awal kemunculan gerakan Kharismatik ini ialah peristiwa yang terjadi di lingkungan Gereja Episkopal di sekitar kota Los Angeles-California, pada tahun 1959. Dalam peristiwa tersebut sepasang suami -istri yang masih muda, John dan Joan Baker, menerima Baptisan Roh disertai tanda berbahasa lidah, setelah bersentuhan dengan kalangan Pentakostal. Segera menyusul 10 orang lagi, lalu mereka berhimpun mengadakan kebaktian sendiri. Peristiwa ini (Baptisan Roh) kemudian dialami pula oleh jemaat-jemaat Episkopal di sekitarnya, dan mengakibatkan api kharismatik menyulut kobaran di mana-mana. Dan yang menjadi ajaran-ajaran mereka ialah: Pujian, Penginjilan, Karunia-karunia Roh, Kuasa Rohani. C.II Perkembangannya di Indonesia Gerakan/aliran Kharismatik pertama kali masuk ke Indonesia pada bagian kedua tahun 1960-an melalui penginjil-penginjil dari Amerika Serikat dan Eropa. Dalam waktu sangat singkat, gerakan ini berkembang dengan sangat pesat di Indonesia, sambil “menggerogoti” sebagian besar warga Gereja. Dewasa ini hampir di seluruh wilayah 2 Th van den End, J. Weitjens, Ragi Carita 2 Sejarah Gereja Di Indonesia 1860an-sekarang (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2011) hlm. 271-272 Gereja-gereja di Luar Lingkungan DGI/PGI 3
  • 4. Indonesia gerakan/aliran ini memiliki pengaruh yang sangat besar, terutama di kalangan pemuda/mahasiswa. Selain karena semangat yang luar biasa dari para penginjilnya, “keunggulan” aliran ini terletak pada pola peribadahannya yang sangat memikat, yang ditunjang oleh musik yang ditata dengan sangat apik. Dan Gereja-gereja yang terbentuk ialah : Gereja Pusat Pantekosta Indonesia (GPPI), Gereja Mawar Sharon (GMS), Charismatic Worship Service (CWS), Gereja Bethany Indonesia (Bethany), Gereja Bethel Indonesia (GBI), Gereja Duta Injil, Gereja Rumah Doa Segala Bangsa (RDSB), Gereja Yesus Kristus Tuhan (Abbalove Ministries), Gereja Tiberias Indonesia (GTI Tiberias), Gereja Bethel Tabernakel (GBT), Gereja Kemenangan Iman Indonesia (GKII), Gereja Jemaat Kristen Indonesia (GJKI).3 D. ADVENTIS D.I Awal Kemunculan dan Pokok-pokok Ajarannya Aliran ini muncul pertama kali di Amerika Serikat pada awal abad ke-19. Aliran ini muncul di tengah-tengah kegundahan masyarakat Amerika Serikat baik karena pertikaian sosial maupun karena depresi ekonomi dan keuangan. Di tengah-tengah kegundahan masyarakat Amerika Serikat ini muncul kelompok-kelompok dari kaum “Injili” yang sangat bersemangat dalam mengadakan penelaahan Alkitab. Bagian-bagian Alkitab yang sangat digandrungi untuk ditelaah adalah bagian-bagian Alkitab yang berbicara tentang Advent Kedua (parousia), yakni kedatangan Tuhan Yesus kedua kali, dan eskaton (akhir zaman). Banyak di antara mereka yang mengambil bagian dalan penelaan Alkitab ini yakin bahwa kedatangan kembali Kristus dan Hari Penghakiman akan segera tiba, dan milenium (Kerajaan Seribu Tahun) pun akan dimulai. Ada beberapa orang tokoh yang dapat disebut sebagai pelopor/pendiri aliran Adventis ini. Salah seorang di antara mereka yang sangat perlu dicatat di sini adalah William Miller. Penelitiannya atas Alkitab (Dan 8:14) membawanya pada kesimpulan bahwa Kristus akan datang kembali pada tahun 1843, atau selambat-lambatnya tahun 1844. Kendati ramalan Miller ini (bahkan beberapa kali) tidak tepat, sebagian pengikutnya tetap setia, dan mereka inilah yang pertama kali membentuk Gereja Adventis. Pokok ajaran mereka adalah: hukum Tuhan Allah, Hari Sabat, Kedatangan Kristus yang Kedua kali, Sifat Alami Manusia, Akhir Dosa, Umat yang Sisa, Karunia Nubuat. D.II Perkembangan di Indonesia Gereja Advent saat ini tersebar lebih dari 200 negara. Sejak tahun 1900 aliran ini telah hadir di Indonesia bersamaan dengan datangnya Ralph W. Munson4 di Padang, dari Singapura. Kemudian menyusul sejumlah misionaris Adventis lainnya dari Australia, Belanda, dan Amerika. Kendati aliran ini kurang berkembang dengan pesat (dibandingkan beberapa aliran lain) di Indonesia, ia telah tersebar hampir di seluruh wilayah Indonesia. Beberapa 3 Gerakan Karismatik, di akses dari , http://id.wikipedia.org/wiki/Gerekan_Karismatik, pada tanggal 15 Mei 2013. 4 Th van den End, J. Weitjens, Ragi Carita 2 Sejarah Gereja Di Indonesia 1860an-Sekarang (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2011) hlm, 294. Gereja-gereja di Luar Lingkungan DGI/PGI 4
  • 5. aktifitasnya yang sangat terkenal di Indonesia: lembaga-lembaga pendidikannya (dari TK hingga Universitas), Rumah-rumah Sakit, dan penerbitan majalah (terutama majalah kesehatan). Kantor Pusat Gereja Advent di Indonesia kawasan barat terletak di Gedung Pertemuan Advent, Jakarta Selatan dan Kantor Pusat Gereja Advent di Indonesia kawasan timur terletak di Kantor East Indonesia Union Conference, Manado: Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh di Indonesia, Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh di Indonesia Gerakan Pembaruan, Ranting Daud. E. BAPTIS E.I Awal Kemunculan dan Pokok-pokok Ajarannya Ada tiga versi tentang sejarah awal kemunculan Gereja/aliran Baptis ini. Versi pertama mengatakan bahwa aliran ini bermula pada pembaptisan Yesus oleh Yohanes Pembaptis di Sungai Yordan. Versi kedua mengatakan bahwa aliran ini berakar/bermula pada gerakan Anabaptis yang muncul di Munster, Jerman, pada tahun 1522. Pendapat terakhir inilah yang diakui para sejarahwan masa kini. Jika kita sependapat dengan pendapat ketiga (terakhir) di atas, ini berarti bahwa aliran Baptis muncul di Inggris pada awal abad ke- 17, sebagai koreksi terhadap Gereja Anglican. Gereja Anglican di Inggris ini dapat disebut sebagai Gereja Negara, oleh karena Raja/Ratu Inggris adalah kepala Gereja. Aliran Baptis yang mulanya muncul pada abad ke-17 atau sekitar tahun 1600 di Inggris, berawal ketika kaum Separatis di Inggris yang tidak puas dengan ajaran dan praktek dari Gereja Anglikan yang memposisikan Kekristenan dalam pemerintahan negara Inggris (Gereja Negara) akhirnya mereka mengambil jalan lain yakni membentuk sebuah kelompok yang kemudian berkembang dan kemudian orang-orang yang berada di kelompok ini mulai menggunakan nama Baptis sebagai nama diri mereka.5 Pada tahun 1773, terbentuk sejumlah Gereja Baptis independen yang kemudian menjadi dua kelompok denominasi yang besar. Yang menjadi pokok ajaran mereka yaitu: - Gereja Baptis sering disebut sebagai Gereja yang menganut teologi Non-Creedal. - Gereja dipahami sebagai persekutuan dari pribadi-pribadi yang telah diselamatkan Allah melalui pengorbanan dan penebusan Kristus. - Kemerdekaan setiap jemaat merupakan perwujudan dari yang sejati. - Gereja harus terpisah dari negara dan harus ada jaminan kebebasan beragama bagi setiap pribadi. E.II Perkembangan di Indonesia Hasil penginjilan Baptis yang cukup besar justru terjadi di Papua, dimana The Australian Baptist Missionary Society mengabarkan Injil sejak tahun 1938. Selain itu atas usaha Indonesian Baptist Mission yang bekerja di Pulau Jawa sejak tahun 1951, di pulau tersebut (juga di Sumatera) berkembang beberapa jemaat Baptis. Di beberapa daerah lain, seperti di Kalimantan Barat dan Sulawesi Utara, juga terdapat jemaat-jemaat Baptis: 5 Th van den End, J. Weitjens, Ragi Carita 2 Sejarah Gereja Di Indonesia 1860an-sekarang (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2011) hlm, 287. Gereja-gereja di Luar Lingkungan DGI/PGI 5
  • 6. Persekutuan Gereja-gereja Baptis Papua (PGBP), Gabungan Gereja Baptis Indonesia (GBI), Gereja Perhimpunan Injili Baptis Indonesia (GPIBI), Kerapatan Gereja Baptis Indonesia (KGBI), Gereja Baptis Independent di Indonesia (GBII), Sinode Gereja Kristen Baptis Jakarta (GKBJ).6 F. BALA KESELAMATAN F.I Awal Kemunculan dan Pokok-pokok Ajarannya Bala Keselamatan lahir di lingkungan Gereja Anglican dan Metodis di Inggris serta mewarisi semangat gerakan kesucian (yang juga melatarbelakangi gerakan Pentakostal dan Kharismatik), namun juga menjadi bagian dari gerakan Injili. Lahirnya Bala Keselamatan tidaklah dapat dilepaskan dari konteks kehidupan masyarakat pada jamannya serta pergumulan hidup pendirinya, yaitu William Booth. Pada suatu hari di tahun 1865, Booth berada di East End di London, berkhotbah kepada sekumpulan orang di jalan-jalan. Beberapa misionaris mendengarkan Booth berbicara dan tertarik oleh khotbahnya yang sangat mengesankan. Karena itu, mereka meminta Booth untuk memimpin s erangkaian kebaktian kebangunan rohani yang sedang mereka selenggarakan di sebuah tenda besar. Booth segera sadar bahwa inilah yang selama ini dicari -carinya. Karena itu, ia pun segera mendirikan gerakannya sendiri yang dinamainya “Misi Kristen.” Baru pada tahun 1878, setelah nama Misi Kristen diganti menjadi Bala Keselamatan, organisasi ini mulai berkembang. Gagasan tentang pasukan yang berjuang melawan dosa sangat menarik perhatian banyak orang dan Bala Keselamatan mulai berkembang dengan cepat. Khotbah-khotbah Booth yang berapi-api dan sederhana, dengan segera mengundang banyak orang untuk meninggalkan masa lalu mereka dan memulai hidup baru sebagai anggota pasukan dalam Bala Keselamatan. Pada saat Booth meninggal pada tahun 1912 Semangat ketentaraan inilah yang menjiwai gerakan Bala Keselamatan yang dengan cepat menyebar. Yang menjadi pokok ajaran mereka ialah: Percaya bahwa Alkitab terdiri dari PL dan PB ditulis dengan ilham Allah, Percaya bahwa Allah itu esa dan sempurna, pencipta, pemelihara dan pemerintah alam semesta, Percaya ada tiga pribadi dalam Allah: Allah Bapa, Anak dan Roh Kudus, Percaya bahwa di dalam pribadi Yesus Kristus sifat-sifat ilahi manusia di persatukan, dengan demikian Ia sesungguhnya Allah dan juga sesugguhnya manusia, Percaya bahwa nenek moyang kita yang pertama diciptakan Allah dalam keadaan tidak berdosa, tetapi karena melanggar perintah Tuhan, Percaya bahwa Tuhan Yesus oleh sengsara dan kematianNya sudah mengadakan pendamaian bagi segenap dunia, Percaya bahwa penyesalan di hadapan Allah, kepercayaan kepada Tuhan Yesus Kristus dilahirkan kembali oleh Roh Kudus adalah untuk memperoleh keselamatan, Percaya bahwa dibenarkan oleh kasih karunia Allah melalui iman kepada Tuhan Yesus Kristus, Percaya bahwa berlangsungan keadaan diselamatkan tergantung pada ketaatan pada iman, Percaya bahwa semua orang yang beriman diberi hak istimewa untuk dikuduskan secara dengan keseluruhan dan bahwa segena roh, tubuh dan jiwa terpelihara sempurna dengan tak 6 Jan S Aritonang, Berbagai Aliran di Dalam dan di Sekitar Gereja (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2011) hlm, 136- 138. Gereja-gereja di Luar Lingkungan DGI/PGI 6
  • 7. bercacat pada kedatangan Yesus Kristus, Percaya akan kekelan jiwa manusia, kebangkitan tubuh, hari pengadilan pada akhir zaman, kebahagian kekal pada orang saleh, dan hukuman kekal bagi orang durjan. F.II Perkembangan di Indonesia Bala keselamatan hadir sejak tahun 1894 melalui dua perwira Bala Keselamatan asal Belanda, yaitu Staf Kapten J.G. Brouwer dan Ensign ( Letnan Muda ) A. Van Emmerik. Mereka memulai pekerjaan (pelayanan kemanusiaan) di Purworejo- Jawa tengah. Dari sana meluas ke berbagai lokasi. Sekarang kehadiran Bala keselamatan dapat ditemukan di Jawa, Bali, Sulawesi, Maluku, NTT dan Sumatera dalam berbagai wadah pelayanan sosial, panti asuhan anak-anak, panti karya, panti werdha, rumah sakit umum, poliklinik, perumahan ibu dan bayi, dll. Selain itu juga kita temukan banyak gedung Gereja Bala Keselamatan yang setiap Minggu diadakan 2 jenis kebaktian, yaitu: kebaktian kesucian untuk menghantar umat Allah (yang sudah Kristen atau warga Bala keselamatan) kepada kesucian dan kebaktian tebusan untuk mengajak orang-orang yang belum bertobat untuk menerima penebusan Kristus . Juga bisa kita temukan berbagai kegiatan penginjilan, termasuk “kebaktian luar” yaitu penginjilan di tempat terbuka yang acapkali diringi musik. Semua itu ditunjang oleh majalah Berita keselamatan maupun berbagai publikasi lainnya. Bala Keselamatan di Indonesia mewujudkan dan menyebutkan diri sebagai Gereja. Di tingkat internasional, Bala Keselamatan menajdi anggota Dewan Gereja se-Dunia dan di Indonesia menjadi salah satu dari badan-badan yang berkejsama dengan PGI. Pimpinan Bala Keselamatan di Indonesia di sebut Komandan Teritorial. G. ANGLICAN (EPISCOPAL) G.I Awal Kemunculan dan Pokok-pokok Ajarannya Gereja timbul sebagai sebuah Gereja yang memisahkan diri dari Gereja Katholik Roma pada tahun 1531 atas keputusan Raja Henry VIII. Pada masa pemerintahan Henry VIII ajaran Gereja Katholik Roma tetap dipertahankan, namun pada masa pemerintahan penggantinya, Edward VI (1547-1553), Gereja Anglican dipengaruhi oleh Gereja Reformasi, kemudian Ekaristi (misa) diganti dengan Perjamuan Kudus seperti dalam Gereja Lutheran. Pada masa pemerintahan Ratu Elizabeth (1547-1603), Gereja Anglican makin dibawa ke arah reformsi.7 Pokok-pokok ajarannya yaitu, Otoritas di dalam Gereja, Inkarnasi, Sakramen, Pengakuan dosa dan Pengampunan, Penahbisan, dan Peminyakan (pengurapan) orang sakit. G.II Perkembagan di Indonesia Di Indonesia hanya ada dua jemaat Anglican. Yang satu gedungnya terletak di jalan Arif Rahman Hakim, Jakarta Pusat. Dan yang satunya lagi terletak di Jalan Diponorogo Surabaya. Sebenaranya kedua jemaat tersebut tidak murni Anglican, karena didalamnya sudah tergabung dengan warga Kristen asal Inggris yang berasal dari denominasi lain. Kendati Inggris pernah mengguasai Indonesia pada tahun 1811-1816, tetapi Gereja Anglican 7 F.D Wellem, Kamus Sejarah Gereja (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2011) hlm,19-20. Gereja-gereja di Luar Lingkungan DGI/PGI 7
  • 8. tidak sempat dibentuk di Indonesia karena pejabat pemeritah kolonial Inggris penganut Humanisme. H. MENNONIT (ANABAPTIS) H.I Awal Kemunculan dan Pokok-pokok Ajarannya Ada yang mengatakan bahwa beberapa kelompok Anabaptis kemungkinan berasal dari gerakan-gerakan sesat (heretikal) sebelum abad ke-16. Ada pula dari antara mereka yang mengaku merupakan kelanjutan tak terputuskan dari kekristenan pada abad pertama, namun tidak sama dengan suksesi kerasulan yang diklaim oleh paus Gereja Katolik. Namun hal ini belum terbukti secara ilmiah dan diterima secara umum. Jika memang merupakan suatu kelanjutan banyak sekali terjadi perbedaan di antara mereka. Namun salah satu pusat gerakan Anabaptis mula-mula yang dicatat dalam sejarah adalah pada abad ke-16 di Zürich, kota tempat kontribusi besar Zwingli terhadap Gereja Reformasi. pengikut Anabaptis terdiri dari berbagai ragam. Mereka kebanyakan direkrut dari anggota masyarakat kelas bawah, namun mereka juga berhasil meyakinkan orang-orang terpelajar. Orang-orang tersebut kebanyakan berasal dari kawasan perkotaan, namun tidak di kelompok-kelompokkan menurut pemimpin tertentu. Yang menjadi ajaran mereka yaitu, - Alkitab sebagai satu-satunya patokan iman dan prilaku atau Alkitab sebagai sumber kebenaran. - Kuasa Roh kudus, dimana masing-masing orang bole membaca dan menafsir Alkitab sesuai dengan hati nurani. - Ordinance. - Tidak mengunakan kekerasan (Nir), dimana mereka menolak melakukan kekerasan dalam kehidupan pribadi dan menolak dinas militer dalam segala bentuknya. - Larangan bersumpah - Kepatuhan Iman.8 H.II Perkembangan di Indonesia Di Indonesia, Gereja-gereja yang menganut teologi Menonit adalah Gereja Kristen Muria Indonesia (GKMI) yang kantor Sinodenya berada di Kudus, Gereja Injili di Tanah Jawa (GITJ) yang kantor pusatnya berada di Pati, dan Jemaat Kristen Indonesia (JKI): Gereja Kristen Muria Indonesia (GKMI), Gereja Injili di Tanah Jawa (GITJ), Jemaat Kristen Indonesia (JKI). I. METHODIS I.I Awal Kemunculan dan Pokok-pokok Ajarannya Aliran ini muncul di Inggris pada pertengahan abad ke-18 sebagai akibat dari pengaruh gerakan Pietisme (kesucian hidup) yang mulai merebak di Eropa Barat sejak abad ke-17. Salah seorang anak pendeta dari Gereja Anglican, John Wesley (yang juga pendeta), 8 Jan S Aritonang, Berbagai Aliran di Dalam dan di Sekitar Gereja (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2011) hlm, 120- 121. Gereja-gereja di Luar Lingkungan DGI/PGI 8
  • 9. tertarik pada gerakan Pietisme ini. Bersama adiknya, Charles Wesley, mereka mendirikan Holy Club yang bertujuan memperkaya kehidupan rohani anggotanya dengan jalan mengadakan penelaan Alkitab. Perkumpulan ini sangat terkenal dengan disiplin dan “metode” kerjanya yang sangat ketat. Dari sinilah lahir istilah “Methodis”, yang semula merupakan cemohan terhadap warga perkumpulan ini. Sebenarnya John Wesley dan para pengikutnya tidak bermasud untuk mendirikan Gereja tersendiri terpisah dari Gereja Anglican. Tetapi karena mereka ditentang dengan keras oleh pimpinan Gereja Anglican, pada tahun 1740-an mereka mulai memprakarsai pembentukan persekutuan (Gereja) tersendiri. Pokok ajaranya yaitu, Kelahiran kembali, Kesaksian Roh, Penebusan Universal, Jatuh dan kehilangan kasih karunia, Kesucian dan Kesempurnaan Hidup Kristiani, Penginjilan dan Semangat Injili, Izin untuk mengangkat sumpah. I.II Perkembangan di Indonesia Gereja Methodist Indonesia (GMI) berdiri sendiri sejak 9 Agustus 1964. GMI berpusat di Medan. Gereja ini mengasuh banyak sekolah yang terkenal kualitasnya. Setelah Indonesia merdeka, terutama sejak tahun 1960-an, GMI kembali hadir di Jawa terutama di Jakarta dan sekitarnya. Dewasa ini pengikut Gereja/aliran Metodis kebanyakan terdapat di Sumatera, dan karena itu aktivitas Metodis dapat dikatakan terkonsentrasi pula di wilayah tersebut. Jemaat-jemaat yang berhasil ditumbuhkan di Sumatera kemudian menjelma menjadi Gereja Methodist Indonesia (GMI), yang menetapkan otonominya sejak 9 Agustus 1964: Gereja Methodist Indonesia (GMI), Gereja Kristus, Gereja Yesus Kristus Mangga Besar. KESIMPULAN dan SARAN J.I Kesimpulan Dari pembahasan materi di atas dapat disimpulkan bahwa: - hampir semua aliran-aliran Gereja yang ada, memiliki persamaan baik dilihat dari latar belakang sejarah kemunculanya atau ajaran-ajarannya. - Bahkan memang adalah tugas setiap Gereja mengemukakan penilaian dalam rangka memberi tuntunan bagi warganya tentang berbagai aliran yang ada disekitarnya. - Dan hapir setiap aliran memiliki tokoh-tokoh pendiri aliran tersebut. - Hampir setiap aliran mengklaim bahwa persekutuan mereka atau Gereja mereka merupakan persekutuan yang paling sesuai dengan Alkitab. J.II Saran Janganlah kita terpengaru dengan aliran-aliran yang lain, walaupun ada beberapa ajaran yang sama. Tetapi sebaiknya kita lebih berpegang pada ajaran kita yang sebenarnya yang selama ini kita lakukan. Gereja-gereja di Luar Lingkungan DGI/PGI 9
  • 10. DAFTAR PUSTAKA Aritonang, Jan S., Berbagai Aliran di Dalam dan di Sekitar Gereja. Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2011. End van den Th. Weitjens. J., Ragi Carita 2 Sejarah Gereja Di Indonesia 1860an-sekarang. Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2011. Moningka, Edmond Ch., Sejarah Ringkas Gereja Di Indonesia. Tondano: Balai Buku Zaitun, 2011. Wellem D. F., Kamus Sejarah Gereja. Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2011. Gerekan_Karismatik http://id.wikipedia.org/wiki/, diakses pada tanggal 15 Mei 2013. Gereja-gereja di Luar Lingkungan DGI/PGI 10