SlideShare una empresa de Scribd logo
1 de 47
1
CATATAN : Penjumlahan, pengurangan maupun
perkalian dua fungsi pembangkit atau lebih, dapat
dilakukan dengan cara yang sama seperti halnya
menjumlah, mengurangkan ataupun mengalikan dua
polinomial atau lebih. Dengan demikian,
Jika ๐ด(๐‘ฅ) = ๐‘›=0
โˆž
๐‘Ž ๐‘› ๐‘ฅ ๐‘›
dan ๐ต(๐‘ฅ)= ๐‘›=0
โˆž
๐‘ ๐‘› ๐‘ฅ ๐‘›
๐ด(๐‘ฅ) ยฑ ๐ต ๐‘ฅ = ๐‘›=0
โˆž
(๐‘Ž ๐‘›ยฑ ๐‘ ๐‘›) ๐‘ฅ ๐‘›
(1.2.1)
Dan
๐ด ๐‘ฅ . ๐ต ๐‘ฅ =
๐‘›=0
โˆž
(
๐‘˜=0
๐‘›
๐‘Ž ๐‘˜ ๐‘ ๐‘›โˆ’๐‘˜) ๐‘ฅ ๐‘› (1.2.2)
Apabila (๐‘Ž ๐‘›), (๐‘ ๐‘›) dan (๐‘ ๐‘›) adalah barisan
sedemikian hingga ๐‘ ๐‘› = ๐‘˜=0
๐‘›
๐‘Ž ๐‘˜ ๐‘ ๐‘›โˆ’๐‘˜ , maka kita
katakan (๐‘ ๐‘›) adalah konvolusi dari (๐‘Ž ๐‘›) dan (๐‘ ๐‘›) ,
yang ditulis (๐‘ ๐‘›) = (๐‘Ž ๐‘›)*(๐‘ ๐‘›).
Contoh 1.2.2 :
Carilah barisan (๐‘ ๐‘›) dengan fungsi pembangkit biasa
๐‘ƒ(๐‘ฅ)=
๐‘ฅ5+๐‘ฅ6
1 โˆ’ ๐‘ฅ
Penyelesaian:
Misal ๐‘ƒ(๐‘ฅ) = (๐‘ฅ5
+ ๐‘ฅ6
) (1 โˆ’ ๐‘ฅ)โˆ’1
= ๐‘›=0
โˆž
๐‘ ๐‘› ๐‘ฅ ๐‘›
Jelas bahwa ๐‘ฅ5
+ ๐‘ฅ6
adalah fungsi pembangkit biasa dari
barisan (๐‘Ž ๐‘›) = (0,0,0,0,0,1,1,0,0,โ€ฆ). Selanjutnya dari
persamaan (1.1.2) dan definisi fungsi pembangkit kita tahu
bahwa, (1 โˆ’ ๐‘ฅ)โˆ’1
adalah fungsi pembangkit biasa dari barisan
(๐‘ ๐‘›) = (1,1,1,โ€ฆ,1,โ€ฆ). Sehingga dari persamaan (1.2.2)
diperoleh
๐‘ ๐‘› = ๐‘˜=0
๐‘›
๐‘Ž ๐‘˜ ๐‘ ๐‘›โˆ’๐‘˜
= ๐‘˜=0
๐‘›
๐‘Ž ๐‘˜ (๐‘˜๐‘Ž๐‘Ÿ๐‘’๐‘›๐‘Ž ๐‘๐‘– = 1, ๐‘ข๐‘›๐‘ก๐‘ข๐‘˜ ๐‘ ๐‘’๐‘ก๐‘–๐‘Ž๐‘ ๐‘–)
Dengan demikian (๐‘ ๐‘›) = (0,0,0,0,0,1,2,2,โ€ฆ,2,โ€ฆ)
Contoh 1.2.3 :
Carilah barisa bilangan real ๐‘Ž0 =
(1, ๐‘Ž1, ๐‘Ž2, ๐‘Ž3, โ€ฆ ) yang memenuhi ๐‘˜=0
๐‘›
๐‘Ž ๐‘˜ ๐‘ ๐‘›โˆ’๐‘˜
= 1, untuk semua n ๐œ– 0,1,2,3, โ€ฆ .
Penyelesaian :
Misalkan ๐‘ƒ ๐‘ฅ = ๐‘›=0
โˆž
๐‘Ž ๐‘› ๐‘ฅ ๐‘›
. Sehingga ,
[๐‘ƒ ๐‘ฅ ]2
= (
๐‘›=0
โˆž
๐‘Ž ๐‘› ๐‘ฅ ๐‘›
)(
๐‘›=0
โˆž
๐‘Ž ๐‘› ๐‘ฅ ๐‘›
)
= ๐‘›=0
โˆž
( ๐‘˜=0
๐‘›
๐‘Ž ๐‘˜ ๐‘ ๐‘›โˆ’๐‘˜) ๐‘ฅ ๐‘›
dari persamaan 1.2.2
= ๐‘›=0
โˆž
๐‘ฅ ๐‘›
(karena ๐‘˜=0
๐‘›
๐‘Ž ๐‘˜ ๐‘ ๐‘›โˆ’๐‘˜ = 1)
=
1
1โˆ’๐‘ฅ
. Untuk |x| < 1. (dari (1.1.2))
Dengan demikian ๐‘ƒ ๐‘ฅ = (1 โˆ’ ๐‘ฅ)โˆ’
1
2
= ๐‘›=0
โˆž โˆ’
1
2
๐‘›
(โˆ’1) ๐‘›
๐‘ฅ ๐‘›
(Teorema Binomial)
Jadi, barisan yang dimaksud adalah (๐‘Ž ๐‘›) . Dimana
๐‘Ž ๐‘› = (โˆ’1) ๐‘›
โˆ’
1
2
๐‘›
=
1
(โˆ’1) ๐‘›
โˆ’
1
2
โˆ’
3
2
โˆ’
5
2
โ€ฆ โˆ’
2๐‘›โˆ’1
2
๐‘›!
๐‘›=0
๐‘›>0
=
1
1,3,5,...(2๐‘›โˆ’1)
2 ๐‘›.๐‘›!
๐‘›=0
๐‘›>0
FUNGSI PEMBANGKIT UNTUK
KOMBINASI
Misalkan terdapat 3 macam objek: a, b, dan c
katakan. Kita diperkenankan memilih: 0, 1, atau
2 obyek a; dan 0 atau 1 obyek b; dan 0 atau 1
obyek c. pertanyaan yang muncul ialah: ada
berapa cara memilih k obyek?
Untuk menjawab pertanyaan ini, akan diterapkan
fungsi pembangkit. Misalkan ๐‘ก ๐‘˜ menyatakan
banyaknya cara memilih k obyek. Kita coba
menghitung fungsi pembangkit biasa ๐‘ƒ ๐‘ฅ = ๐‘ก ๐‘˜ ๐‘ฅ ๐‘˜
.
Karena obyek a dapat dipilih 0, 1, atau 2 kali.
Dan obyek b dapat dipilih 0 atau 1 kali,
serta obyek c dapat dipilih 0 atau 1 kali, maka ekspresi yang
dipakai adalah :
[ (๐‘Ž๐‘ฅ)0
+(๐‘Ž๐‘ฅ)1
+(๐‘Ž๐‘ฅ)2
][(๐‘๐‘ฅ)0
+(๐‘๐‘ฅ)1
][(๐‘๐‘ฅ)0
+(๐‘๐‘ฅ)1
] (1.3.1)
9
Perhatikan bahwa, (๐‘Ž๐‘ฅ)1
mengindikasikan
bahwa obyek a terpilih satu kali, (๐‘Ž๐‘ฅ)2
mengindikasikan bahwa obyek a terpilih dua
kali, demikian pula (๐‘๐‘ฅ)0
mengindikasikan
kemungkinan obyek b tidak terpilih, dsb.
Selanjutnya ekspresi (1.3.1) dapat
disederhanakan menjadi
1 + ๐‘Ž๐‘ฅ + ๐‘Ž2
๐‘ฅ2
1 + ๐‘๐‘ฅ 1 + ๐‘๐‘ฅ
Yang sama dengan
1 + ๐‘Ž + ๐‘ + ๐‘ ๐‘ฅ + ๐‘Ž๐‘ + ๐‘๐‘ + ๐‘Ž๐‘ + ๐‘Ž2
๐‘ฅ2
+ abc + ๐‘Ž2
๐‘ + ๐‘Ž2
๐‘ ๐‘ฅ3
+ ๐‘Ž2
๐‘๐‘๐‘ฅ 4
Perhatikan lah koefisien ๐‘ฅ3
dalam (1.3.2)
memberikan semua kemungkinan memilih 3 obyek
( dengan syarat yang diperkenankan) yaitu: a, b,
dan c. atau a,a, dan b. atau a,a dan c. demikian
pula koefisien dari ๐‘ฅ2
memberikan semua
kemungkinan memilih dua obyek. Yaitu a dan b,b
dan c, a dan c, atau a dan a. hal yang sama
berlaku untuk koefisen-koefisien yang lain
# Jadi jika a, b dan c dalam (1.3.2) masing-
masing disubtitusi dengan 1 diperoleh
ekspresi 1 + 3๐‘ฅ + 4๐‘ฅ2
+ 3๐‘ฅ3
+ ๐‘ฅ4
. Maka jelas
koefisien ๐‘ฅ ๐‘˜
dalam ekspresi ini menyatakan
banyaknya cara memilih k obyek (๐‘ก ๐‘˜) dengan
syarat yang diperkenankan. Misalnya terdapat
4 cara memilih 2 obyek, 3 cara memilih 1
obyek, dan hanya satu cara memilih 4 obyek.
Perhatikan bahwa ๐‘ก ๐‘˜ = 0 untuk ๐‘˜ = 4.
12
Selanjutnya ekspresi
๐‘ƒ ๐‘ฅ = 1 + 3๐‘ฅ + 4๐‘ฅ2
+ 3๐‘ฅ3
+ ๐‘ฅ4
= 1 + ๐‘ฅ + ๐‘ฅ2
1 + ๐‘ฅ 1 + ๐‘ฅ
Disebut fungsi pembangkit dari permasalahan
menentukan banyaknya cara memilih k obyek
dari 3 macam obyek, dimana obyek pertama
(obyek a) bisa dipilih sebanyak-banyaknya 2,
obyek kedua (obyek b) bisa dipilih sebanyak-
banyak nya 1, dan obyek ketiga (obyek c) bisa
dipilih tidak lebih dari 1.
Secara umum diperoleh
Misalkan diperoleh p type obyek, dan terdapat ๐‘›1
obyek tipe 1, ๐‘›2 obyek tipe 2,โ€ฆ.. ๐‘› ๐‘ obyek tipe
p.misal ๐‘ก ๐‘˜ menyatakan banyaknya cara mengambil
k objek dimana dibolehkan mengambil sembarang
banyak obyek tiap tipe. Fungsi pembangkit untuk
๐‘ก ๐‘˜ adalah ๐‘ƒ ๐‘ฅ = ๐‘ก ๐‘˜ ๐‘ฅ ๐‘˜
, dimana
๐‘ƒ ๐‘ฅ = 1 + ๐‘ฅ + ๐‘ฅ2
+ โ‹ฏ + ๐‘ฅ ๐‘›1 1 + ๐‘ฅ + ๐‘ฅ2
+ โ‹ฏ + ๐‘ฅ ๐‘›2
โ€ฆ (1 + ๐‘ฅ + ๐‘ฅ2
+ โ‹ฏ + ๐‘ฅ ๐‘› ๐‘)
Bilangan ๐‘ก ๐‘˜ diberikan oleh koefisien ๐‘ฅ ๐‘˜
dalam ๐‘ƒ ๐‘ฅ .
Contoh 1.3.1:
Tentukan fungsi pembangkit untuk banyaknya
cara memilih r obyek dari n obyek dimana
pengulangan tidak diperkenankan.
Peyelesaian:
Terdapat n obyek. Karena pengulangan tidak
diperkenankan, maka tiap obyek dapat dipilih 0
atau satu kali saja. Sehingga fungsi pembangkit
yang diminta adalah
๐‘ƒ ๐‘ฅ = (1 + ๐‘ฅ)(1 + ๐‘ฅ) (1 + ๐‘ฅ)โ€ฆ(1 + ๐‘ฅ)
= (1 + ๐‘ฅ) ๐‘›
= ๐‘›
๐‘Ÿ
๐‘ฅ ๐‘Ÿ
n faktor
CATATAN: Koefisien ๐‘ฅ ๐‘Ÿ dalam ๐‘ƒ ๐‘ฅ yaitu ๐‘›
๐‘Ÿ
menyatakan banyaknya cara
memilih (tanpa pengulangan) r obyek dari n obyek yang ada.
Contoh 1.3.2:
Tentukan banyak nta cara memilih r obyek dari n macam obyek dimana
pengulangan diperkenankan.
Penyelesaian:
Misal ๐‘ก ๐‘Ÿ menyatakan banyak cara memilih r obyek. Karena ada n macam
obyek dan tiap obyek dapat dipilih berulang (tanpa batas) maka fungsi
pembangkit untuk ๐‘ก ๐‘Ÿ adalah
๐‘ƒ ๐‘ฅ = 1 + ๐‘ฅ + ๐‘ฅ2 + โ‹ฏ 1 + ๐‘ฅ + ๐‘ฅ2 + โ‹ฏ โ€ฆ 1 + ๐‘ฅ + ๐‘ฅ2 + โ‹ฏ
= 1 + ๐‘ฅ + ๐‘ฅ2
+ โ‹ฏ ๐‘›
n faktor
Karena, untuk | | < 1, = (Lihat 1.1.2)
Maka
=
= (teorema Binominal)
Untuk r > 0 koefisien dalam P(x) adalah
Untuk r = 0 koefisien dari dalam P(x) adalah
Sehingga, untuk r โ‰ฅ 0,
Dengan demekian,
Jadi, banyaknya cara memilih r obyek dari n macam obyek berbeda dimana pengulangan
deperkenankan, sama dengan koefisien dalam P(x) yaitu :
tr =
Perlu diingat bahwa untuk xโ‰ 1 dan n bilangan cacah berlaku identitas berikut
Contoh 1.3.3:
Ada berapa cara mengambil k huruf dari huruf-huruf pembentuk kata SURABAYA sedemikian hingga
setiap konsonan terpilih paling sedikit satu dan setiap vocal terpilih paling banyak 10?
Penyelesaian:
Perhatikan bahwa kata SURABAYA terdapat enam huruf yang berbeda; yaitu 4 konsonan S,R,B,Y dan dua
vocal : U,A. karena setiap konsonan terpilih paling sedikit satu, maka setiap konsonan tersebut
berasosiasi dengan sebuah factor dalam fungsi pembangkit. Selanjutnya, karena
setiap vocal dapat dipilih sebanyak-banyaknya 10, maka setiap vocal tersebut berasosiasi dengan sebuah
factor . Dengan demikian fungsi pembangkit dari permasalahan di atas adalah
P(x)
Banyak cara yang dimaksut = koefisien dari dalam P(x) adalah
0, , jika k < 4
, jika 4 โ‰ค k โ‰ค 14
, jika 15 โ‰ค k โ‰ค 26
, k โ‰ฅ 26
Contoh 1.3.4
Dengan beberapa cara 60 obyek yang identik dapat ditempatkan di dalam 4 sel (kotak yang berbeda
sedemikian sehingga
(i) Setiap kotak mendapat paling sedikit satu obyek?
(ii) Setiap sel (kotak) mendapat paling sedikit 10 obyek dan tak lebih dari 20 obyek?
Penyelesaian:
(i) Karena ada 4 kotak dan tiap kotak mendapat paling sedikit satu obyek, maka fungsi
pembangkit untuk permasalahan ini adalah:
P(x)
, (untuk |x| < 1, dari (1.2))
(lihat penyelesaian contoh 1.3.2)
Jadi, banyaknya cara menempatkan 60 obyek yang identik ke dalam 4 kotak yang berbeda sedemikian
hingga tiap kotak mendapat paling sedikit satu obyek = koefisien dalam P(x)
(ii) Karena ada 4 sel berbeda dan setiap sel mendapat paling sedikit 10 obyek dan tak lebih dari 20
obyek, maka fungsi pembangkit untuk persoalan ini adalah
P(x)
Kita tertarik dengan koefisien dalam P(x). untuk itu kita cari s dan r sedemikian hingga
40 + 11s + r = 60
Penyelesaian bulat tidak negative dari persamaaan ini adalah :
S = 1 dan r = 9; atau s = 0 dan r = 20
Sehingga ,
Banyaknya cara yang dimaksud = koefisien dalam P(x)
= 1771 โ€“ 880 = 891
Contoh 1.3.5
Tentukan banyaknya solusi bulat dari persamaan berikut
X1 + X2 + X3 + X4 + X5 = 100 , xi โ‰ฅ 0, i โ‚ฌ {1,2,3,4,5}.
Penyelesaian:
Perhatikan bahwa (0,0,0,25,75) adalah salah satu solusi bulat yang dimaksut. Begitupula
(0,5,20,5,70). (2,3,7,28,60) adalah solusi-solusi bulat dari persamaan tersebut.
Karena dalam persamaan tersebut terdapat 5 peubah, maka fungsi pembangkit dari permasalahan
memuat 5 faktor. Selanjutnya, karena setiap peubah xi โ‰ฅ 0, maka setiap factor dari kelima factor
dalam fungsi pembangkit tersebut adalah . Sehingga fungsi pembangkit dari
permasalahan di atas adalah
P(x)
untuk |x| < 1
Banyaknya solusi bulat yang dimaksut = koefisien dalam P(x)
= 4598126
24
Fungsi pembangkit bisa juga dapat digunakan
untuk menentukan banyaknya penyelesaian (solusi)
bulat dari suatu persamaan linear dengan
beberapa peubah
Contoh 1.3.5 :
Tentukan banyaknnya solusi bulat dari persamaan
berikut
๐‘‹1 + ๐‘‹2 + ๐‘‹3 + ๐‘‹4 + ๐‘‹5 = 100, ๐‘‹๐‘– โ‰ฅ 0, ๐‘– โˆˆ {1,2,3,4,5}.
Penyelesaian :
Perhatikan bahwa (0,0,0,25,75) adalah salah satu solusi bulat yang
dimaksud. Begitu pula (0,5,20,5,70). (2,3,7,28,60) adalah solusi-solusi
bulat dari permasalahan tersebut.
Karena dalam persamaan tersebut terdapat 5 peubah, maka fungsi
pembangkit dari permasalahan memuat 5 faktor. Selanjutnya, karena
setiap peubah ๐‘‹๐‘– โ‰ฅ 0, maka setiap faktor dari kelima faktor dalam fungsi
pembangkit tersebut adalah (1 + ๐‘ฅ + ๐‘ฅ2
+ ๐‘ฅ3
+ โ‹ฏ ). Sehingga fungsi
pembangkit dari permasalahan di atas adalah
๏ต ๐‘ƒ ๐‘ฅ = (1 + ๐‘ฅ + ๐‘ฅ2 + ๐‘ฅ3 + โ‹ฏ ).
๏ต =
1
1โˆ’๐‘ฅ
5
. untuk ๐‘ฅ < 1
๏ต = ๐‘Ÿ=0
5 5 + ๐‘Ÿ โˆ’ 1
๐‘Ÿ
๐‘ฅ ๐‘Ÿ
25
Banyaknya solusi bulat yang dimaksud
= koefisien ๐‘ฅ100
dalam ๐‘ƒ(๐‘ฅ)
=
5 + 100 โˆ’ 1
100
=
104
100
.
26
14. FUNGSI PEMBANGKIT UNTUK PERMUTASI
Fungsi pembangkit biasa memberikan pendekatan yang
mudah dan sistematis untuk memecahkan masalah-
masalah umum yang melibatka โ€œpengambilanโ€ atau
pendistribusian obyek-obyek yang identik ke dalam
sel-sel yang berbeda. Pada bagian ini kita akan
menerapkan teknik serupa untuk memecahkan
masalah-masalah umum yang melibatkan โ€œpenjajaranโ€
(arragement) atau pendistribusian obyek-obyek yang
berbeda ke dalam sel-sel yang berbeda. Untuk maksud
ini, proporsisi berikut penting.
27
28
Proporsisi 1.4.1
Jika terdapat ๐‘˜1 obyek tipe satu, ๐‘˜2 obyek tipe
dua,....... dan ๐‘˜ ๐‘› objek tipe ๐‘›. Maka banyaknya
cara โ€œmenjajarโ€ obyek-obyek ini adalah
๐‘–=1
๐‘›
๐‘˜๐‘– !
๐‘˜1! ๐‘˜2! โ€ฆ โ€ฆ ๐‘˜ ๐‘›!
29
Bukti :
Jika semua obyek berbeda, maka akan terdapat ๐‘–=1
๐‘›
๐‘˜๐‘– !
Jajaran. Tapi obyek-obyek kita tidak semuanya berbeda,
sehingga bilangan ini terlalu besar. Pikirkan sebuah jajaran
dari ๐‘–=1
๐‘›
๐‘˜๐‘– obyek yang berbeda. Jika kita ganti ๐‘˜๐‘– obyek tipe
๐‘– yang berbeda dengan ๐‘˜๐‘– obyek yang identik, maka ๐‘˜๐‘–.
Formal kerana 1โ‰ค ๐‘– โ‰ค ๐‘›. Kita harus membagi bilangan total
penjajaran dengan ๐‘˜1! ๐‘˜2! โ€ฆ โ€ฆ ๐‘˜ ๐‘›!.
Misalnya banyaknya cara โ€œmenjajarโ€ (banyaknya permutasi)
dari unsur-unsur {a,a,a,b,b} adalah
5!
3!2!
= 10, yaitu :
aaabb,aabab, abaab,baaab,baaba, babaa,bbaaa,aabba,
abbaa, ababa.
30
Selanjutnya, mari kita tinjau permasalahan berikut:
Sebuah sandi dibentuk dari tiga huruf yang berbeda
a,b, dan c. Barisan yang terdiri dari lima atau kurang
huruf-huruf membentuk sebuah โ€œkata sandiโ€. Kata
sandi yang akan dibentuk terdiri dari paling banyak
satu b, paling banyak satu c, dan sampai tiga a. Ada
berapa kata sandi dengan panjang k yang dapat
dibentuk?
31
Yang dimaksud dengan panjang suatu kata sandi adalah
banyaknya huruf dalam kata sandi tersebut. Perhatikan bahwa
โ€œurutanโ€ huruf-huruf dalam kata sandi diperhatikan. Sehingga
kita lebih tertarik dengan perhitungan permutasi daripada
kombinasi. Walau begitu, kita mulai dengan perhitungan
kombinasi, banyaknya cara untuk mendapatkan ๐‘˜ huruf bila
diperkenankan mengambil paling banyak satu b, paling banyak
satu c, dan paling banyak tiga a. Untuk itu, fungsi pembangkit
dari permasalahan menentukan banyak cara memilih ๐‘˜ unsur
huruf (dengan syarat yang ditentukan) adalah :
(1 + ๐‘Ž๐‘ฅ + ๐‘Ž2
๐‘ฅ2
+ ๐‘Ž3
๐‘ฅ3
)(1 + ๐‘๐‘ฅ)(1 + ๐‘๐‘ฅ)
32
Yang sama dengan
1 + ๐‘Ž + ๐‘ + ๐‘ ๐‘ฅ + ๐‘Ž2
+ ๐‘Ž๐‘ + ๐‘Ž๐‘ + ๐‘๐‘ ๐‘ฅ2
+ ( ๐‘Ž3
+ ๐‘Ž๐‘๐‘ +
33
Menurut proposisi 1.4.1, bila kita pilih a,a, b dan c. Maka
akan terdapat
4!
2!1!1!
= 12 permutasi yang bersesuaian yaitu :
aabc, aacb, abac, abca,acab,acba,
baaa, baac,baca, cbaa, caab, caba.
Bili kita pilih a, a, a dan b ; maka terdapat
4!
3!1!
= 4
permutasi yang bersesuaian yaitu :
aaab, aaba, abaa, dan baaa
Dan untuk a, a, a, dan c ; ada
4!
3!1!
= 4 permutasi yang
bersesuaian yaitu :
aaac, aaca, acaa, caaa
34
Dengan demikian, banyak cara untuk mendapatkan kata
sandi dengan panjang 4 diberikan oleh
4!
2!1!1!
๐‘Ž2 ๐‘๐‘ +
4!
3!1!
๐‘Ž3 ๐‘ +
4!
3!1!
๐‘Ž3 ๐‘
(1.4.2)
Untuk a = b = c =1, (1.4.2) memberikan perhitungan
yang tepat untuk menentukan banyak kata sandi dengan
panjang 4.
35
Sebenarnya untuk mendapatkan (1.4.2) dan koefisien-koefisien yang
lain, kita bisa menggunakan
(๐‘Ž๐‘ฅ) ๐‘˜
๐‘˜!
Sebagai ganti dari (๐‘Ž๐‘ฅ) ๐‘˜
untuk
memperoleh fungsi pembangkit dari permasalahan menentukan
banyaknya kata sandi dengan panjang ๐‘˜ yang dapat dibentuk.
Dengan demikian fungsi pembangkit kita menjadi
(1 +
๐‘Ž๐‘ฅ
1!
+
๐‘Ž2 ๐‘ฅ2
2!
+
๐‘Ž3 ๐‘ฅ3
3!
)(1 +
๐‘๐‘ฅ
1!
)(1 +
๐‘Ž๐‘ฅ
1!
)
Yang sama dengan
1 +
๐‘Ž
1!
+
๐‘
1!
+
๐‘
1!
๐‘ฅ +
๐‘Ž2
2!
+
๐‘Ž๐‘
1!1!
+
๐‘Ž๐‘
1!1!
+
๐‘๐‘
1!1!
๐‘ฅ2
+
๐‘Ž3
3!
+
๐‘Ž๐‘๐‘
1!1!1!
+
๐‘Ž2 ๐‘
2!1!
+
36
Ternyata skematik ini belum merupakan skematik yang
memuaskan, karena koefisien ๐‘ฅ4
dalam (1.4.3) belum identik
dengan (1.4.2).Akan teteapi skematik jalan, bila kita pikir ini
sebagai fungsi pembangkit eksponensial dengan memperhatikan
koefisien dari
๐‘ฅ ๐‘˜
๐‘˜!
.
Perhatikan behawa ekspresi (1.4.3) sama dengan
1 + 1!
๐‘Ž
1!
+
๐‘
1!
+
๐‘
1!
๐‘ฅ
1!
+ 2!
๐‘Ž2
2!
+
๐‘Ž๐‘
1!1!
+
๐‘Ž๐‘
1!1!
+
๐‘๐‘
1!1!
๐‘ฅ2
2!
+ 3!
๐‘Ž3
3!
+
๐‘Ž๐‘๐‘
1!1!1!
+
37
Terlihat bahwa (1.4.2) sama dengan koefisien
๐‘ฅ4
4!
Dalam (1.4.4).
Substitusikan a, b, c dengan 1 dalam (1.4.4), diperoleh fungsi pembangkit
dari permasalahan di atas sbb:
๐‘ƒ ๐‘ฅ = 1 +
1!
1!
+
1!
1!
+
1!
1!
๐‘ฅ
1!
+
2!
2!
+
2!
1!1!
+
2!
1!1!
+
2!
1!1!
๐‘ฅ2
2!
+
3!
3!
+
3!
1!1!1!
+
3!
2!1!
+
Preposisi 1.4.2
Banyaknya permutasi dengan panjang k
dengan paling banyak n obyek tipe i =
koefisien
๐‘ฅ ๐‘˜
๐‘˜ !
dalam FPE berikut.
P ๐‘ฅ = 1 + ๐‘ฅ +
๐‘ฅ2
2!
+ โ‹ฏ +
๐‘ฅ ๐‘›1
๐‘›1!
1 + ๐‘ฅ +
๐‘ฅ2
2!
+ โ‹ฏ +
๐‘ฅ ๐‘›2
๐‘›2!
โ€ฆ
โ€ฆ..(1 + ๐‘ฅ +
๐‘ฅ2
2!
+ โ‹ฏ +
๐‘ฅ ๐‘› ๐‘
๐‘› ๐‘!
)
38
Preposisi 1.4.3
(i) (1 + ๐‘ฅ +
๐‘ฅ2
2!
+
๐‘ฅ3
3!
โ€ฆ ) ๐‘›
= 1 + ๐‘›๐‘ฅ +
๐‘›2 ๐‘ฅ2
2!
+
๐‘›2 ๐‘ฅ3
3!
+ โ‹ฏ
(ii)
๐‘’ ๐‘ฅ + ๐‘’โˆ’๐‘ฅ
2
= 1 +
๐‘ฅ2
2!
+
๐‘ฅ4
4 !
+
๐‘ฅ6
6 !
+ โ€ฆ
(iii)
๐‘’ ๐‘ฅ โˆ’ ๐‘’โˆ’๐‘ฅ
2
= ๐‘ฅ +
๐‘ฅ3
3!
+
๐‘ฅ5
5 !
+
๐‘ฅ7
7 !
+ โ€ฆ
39
Barisan kuarternair 0, 1, 2, 3.
contoh: 120032, barisan kuarternair 7-angka
Barisan binair 0, 1
Contoh: 101001, barisan binair 6-angka
Contoh 1.4.1
a) Berapa banyak barisan kuarternair r-angka yang
mememuat paling sedikit: satu 1, satu 2, dan satu
3?
b) Ada berapa barisan biner r-angka yang memuat 0
sebanyak bilangan genap dan 1 sebanyak genap
pula?
40
41
Penyelesaian:
a) P ๐‘ฅ = 1 + ๐‘ฅ +
๐‘ฅ2
2!
+
๐‘ฅ3
3!
โ€ฆ (๐‘ฅ +
๐‘ฅ2
2!
+
๐‘ฅ3
3!
โ€ฆ )3
= ๐‘’ ๐‘ฅ
๐‘’ ๐‘ฅ
โˆ’ 1 3
= ๐‘’ ๐‘ฅ
(๐‘’3๐‘ฅ
โˆ’ 3๐‘’2๐‘ฅ
+ 3๐‘’ ๐‘ฅ
โˆ’ 1)
= ๐‘’4๐‘ฅ
โˆ’ 3๐‘’3๐‘ฅ
+ 3๐‘’2๐‘ฅ
โˆ’ ๐‘’ ๐‘ฅ
= 0
~ 4๐‘ฅ ๐‘Ÿ
๐‘Ÿ !
โˆ’ 3 0
~ 3๐‘ฅ ๐‘Ÿ
๐‘Ÿ !
+ 3 0
~ 2๐‘ฅ ๐‘Ÿ
๐‘Ÿ !
โˆ’ 0
~ ๐‘ฅ ๐‘Ÿ
๐‘Ÿ !
Banyaknya barisan yang dimaksud
= koefisien dari
๐‘ฅ ๐‘Ÿ
๐‘Ÿ !
dalam p(x)
= 4 ๐‘Ÿ
โˆ’ 3. 3 ๐‘Ÿ
+ 3.2 ๐‘Ÿ
โˆ’1
= 4 ๐‘Ÿ
โˆ’ 32๐‘Ÿ
+ 3.2 ๐‘Ÿ
โˆ’1
42
b) P ๐‘ฅ = 1 +
๐‘ฅ2
2!
+
๐‘ฅ4
4!
โ€ฆ
2
= (
๐‘’ ๐‘ฅ + ๐‘’โˆ’๐‘ฅ
2
)2
=
๐‘’2๐‘ฅ + ๐‘’โˆ’2๐‘ฅ +2
4
= ยฝ
๐‘’ ๐‘ฅ + ๐‘’โˆ’๐‘ฅ
2
+
1
2
= ยฝ (1 +
(2๐‘ฅ)2
2!
+
(2๐‘ฅ)4
4!
โ€ฆ ) + ยฝ
= 1 + 2
๐‘ฅ2
2!
+ 23 ๐‘ฅ4
4!
+โ€ฆ.
Banyaknya barisan yang dimaksud
= koefisien dari
๐‘ฅ ๐‘Ÿ
๐‘Ÿ !
dalam p(x)
= 0, bila r ganjil
1, bila r = 0
2 ๐‘Ÿโˆ’1, ๐‘๐‘–๐‘™๐‘Ž ๐‘Ÿ ๐‘”๐‘’๐‘›๐‘Ž๐‘ ๐‘‘๐‘Ž๐‘› ๐‘Ÿ > 0
43
FPE dapat digunakan untuk memecahkan
masalah pendistribusian obyek-obyek yang
berbeda ke daam sel
Contoh 1.4.2
1) Tentukan banyaknya cara mendistribusikan x macam
obyek yang berbeda ke dala n sel yang berbeda jika
setiap sel mendapat paling sedikit satu obyek.
2) Tentukan banyaknya cara mendistribusikan x macam
obyek yang berbeda ke dala n sel yang identik jika
setiap sel mendapat paling sedikit satu obyek.
44
Penyelesaian:
1) P ๐‘ฅ =
๐‘ฅ
1!
+
๐‘ฅ2
2!
+
๐‘ฅ3
3!
โ€ฆ
๐‘›
= ๐‘’ ๐‘ฅ
โˆ’ 1 ๐‘›
=
๐‘›
0
๐‘’ ๐‘ฅ๐‘›
โˆ’
๐‘›
1
๐‘’ ๐‘ฅ ๐‘›โˆ’1
+ โ€ฆ + โˆ’1
๐‘˜ ๐‘›
๐‘˜
๐‘’ ๐‘ฅ ๐‘›โˆ’๐‘˜
+
โˆ’1
๐‘› ๐‘›
๐‘›
Untuk 0โ‰ค ๐‘˜ โ‰ค ๐‘›, koefisien
๐‘ฅ ๐‘Ÿ
๐‘Ÿ !
dalam ๐‘’ ๐‘ฅ(๐‘›โˆ’๐‘˜)
adalah ๐‘› โˆ’ ๐‘Ÿ ๐‘˜
Maka koefisien dari
๐‘ฅ ๐‘Ÿ
๐‘Ÿ !
dalam p(x) ialah
๐‘˜=0
๐‘›
โˆ’1 ๐‘˜ ๐‘›
๐‘˜
๐‘› โˆ’ ๐‘˜ ๐‘Ÿ
Jadi, banyaknya cara yang dimaksud adalah
๐‘˜=0
๐‘›
โˆ’1 ๐‘˜ ๐‘›
๐‘˜
๐‘› โˆ’ ๐‘˜ ๐‘Ÿ
45
b) Karena n sel identik, maka jawaban (a)
harus di bagi n
jadi, banyaknya cara ialah:
1
๐‘›! ๐‘˜=0
๐‘›
โˆ’1 ๐‘˜ ๐‘›
๐‘˜
๐‘› โˆ’ ๐‘˜ ๐‘Ÿ
DAN KINI SAATNYA KALIAN
MERAIH MIMPI-MIMPI KALIAN
&
SYUKRON TO ALLโ€
46
47

Mรกs contenido relacionado

La actualidad mรกs candente

BAB 2 Pencerminan (Refleksi)
BAB 2 Pencerminan (Refleksi)BAB 2 Pencerminan (Refleksi)
BAB 2 Pencerminan (Refleksi)Nia Matus
ย 
Makalah setengah putaran
Makalah setengah putaranMakalah setengah putaran
Makalah setengah putaranNia Matus
ย 
Homomorfisma grup
Homomorfisma grupHomomorfisma grup
Homomorfisma grupYadi Pura
ย 
Contoh soal dan pembahasan subgrup
Contoh soal dan pembahasan subgrupContoh soal dan pembahasan subgrup
Contoh soal dan pembahasan subgrupKabhi Na Kehna
ย 
Teorema isomorfisma ring makalah
Teorema isomorfisma ring makalahTeorema isomorfisma ring makalah
Teorema isomorfisma ring makalahDekaka Rahmyto Ramadhan
ย 
Pencerminan geser fix
Pencerminan geser fixPencerminan geser fix
Pencerminan geser fixNia Matus
ย 
Ring Polonomial
Ring PolonomialRing Polonomial
Ring PolonomialNailul Hasibuan
ย 
Analisis real-lengkap-a1c
Analisis real-lengkap-a1cAnalisis real-lengkap-a1c
Analisis real-lengkap-a1cUmmu Zuhry
ย 
Analisis kompleks
Analisis kompleksAnalisis kompleks
Analisis kompleksUHN
ย 
Pengantar analisis real_I
Pengantar analisis real_IPengantar analisis real_I
Pengantar analisis real_IFerry Angriawan
ย 
Struktur aljabar-2
Struktur aljabar-2Struktur aljabar-2
Struktur aljabar-2Safran Nasoha
ย 
Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.3
Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.3Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.3
Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.3Arvina Frida Karela
ย 
Supremum dan infimum
Supremum dan infimum  Supremum dan infimum
Supremum dan infimum Rossi Fauzi
ย 
Rangkuman materi Hasilkali Transformasi
Rangkuman materi Hasilkali TransformasiRangkuman materi Hasilkali Transformasi
Rangkuman materi Hasilkali TransformasiNia Matus
ย 
Konvergen Seragam dan Kekontinuan, Konvergen Seragam dan Pengintegralan
Konvergen Seragam dan Kekontinuan, Konvergen Seragam dan PengintegralanKonvergen Seragam dan Kekontinuan, Konvergen Seragam dan Pengintegralan
Konvergen Seragam dan Kekontinuan, Konvergen Seragam dan PengintegralanAnzilina Nisa
ย 

La actualidad mรกs candente (20)

BAB 2 Pencerminan (Refleksi)
BAB 2 Pencerminan (Refleksi)BAB 2 Pencerminan (Refleksi)
BAB 2 Pencerminan (Refleksi)
ย 
Makalah setengah putaran
Makalah setengah putaranMakalah setengah putaran
Makalah setengah putaran
ย 
Analisis real-lengkap-a1c
Analisis real-lengkap-a1cAnalisis real-lengkap-a1c
Analisis real-lengkap-a1c
ย 
Homomorfisma grup
Homomorfisma grupHomomorfisma grup
Homomorfisma grup
ย 
Jawaban Soal Latihan
Jawaban Soal LatihanJawaban Soal Latihan
Jawaban Soal Latihan
ย 
Analisis Real
Analisis RealAnalisis Real
Analisis Real
ย 
Ring
RingRing
Ring
ย 
Contoh soal dan pembahasan subgrup
Contoh soal dan pembahasan subgrupContoh soal dan pembahasan subgrup
Contoh soal dan pembahasan subgrup
ย 
Prinsip Inklusi Eksklusi
Prinsip Inklusi EksklusiPrinsip Inklusi Eksklusi
Prinsip Inklusi Eksklusi
ย 
Teorema isomorfisma ring makalah
Teorema isomorfisma ring makalahTeorema isomorfisma ring makalah
Teorema isomorfisma ring makalah
ย 
Pencerminan geser fix
Pencerminan geser fixPencerminan geser fix
Pencerminan geser fix
ย 
Ring Polonomial
Ring PolonomialRing Polonomial
Ring Polonomial
ย 
Analisis real-lengkap-a1c
Analisis real-lengkap-a1cAnalisis real-lengkap-a1c
Analisis real-lengkap-a1c
ย 
Analisis kompleks
Analisis kompleksAnalisis kompleks
Analisis kompleks
ย 
Pengantar analisis real_I
Pengantar analisis real_IPengantar analisis real_I
Pengantar analisis real_I
ย 
Struktur aljabar-2
Struktur aljabar-2Struktur aljabar-2
Struktur aljabar-2
ย 
Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.3
Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.3Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.3
Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.3
ย 
Supremum dan infimum
Supremum dan infimum  Supremum dan infimum
Supremum dan infimum
ย 
Rangkuman materi Hasilkali Transformasi
Rangkuman materi Hasilkali TransformasiRangkuman materi Hasilkali Transformasi
Rangkuman materi Hasilkali Transformasi
ย 
Konvergen Seragam dan Kekontinuan, Konvergen Seragam dan Pengintegralan
Konvergen Seragam dan Kekontinuan, Konvergen Seragam dan PengintegralanKonvergen Seragam dan Kekontinuan, Konvergen Seragam dan Pengintegralan
Konvergen Seragam dan Kekontinuan, Konvergen Seragam dan Pengintegralan
ย 

Similar a Matematika diskrit

Matematika Diskrit part 2
Matematika Diskrit part 2Matematika Diskrit part 2
Matematika Diskrit part 2radar radius
ย 
Fungsi transenden
Fungsi transendenFungsi transenden
Fungsi transendenRizki Ar-rifa
ย 
Eksponen (rev. 2017)
Eksponen (rev. 2017)Eksponen (rev. 2017)
Eksponen (rev. 2017)Agung Anggoro
ย 
materi pembelajaran matematika kombinasi
materi pembelajaran matematika kombinasimateri pembelajaran matematika kombinasi
materi pembelajaran matematika kombinasiandindesty
ย 
Relasi rekursif
Relasi rekursifRelasi rekursif
Relasi rekursifEssa Novalia
ย 
Makalah peluang new
Makalah peluang newMakalah peluang new
Makalah peluang newYusrin21
ย 
Teori Peluang | Pengantar Statistik Matematis
Teori Peluang | Pengantar Statistik MatematisTeori Peluang | Pengantar Statistik Matematis
Teori Peluang | Pengantar Statistik MatematisJujun Muhamad Jubaerudin
ย 
Rekursi dan Induksi Matematika
Rekursi dan Induksi MatematikaRekursi dan Induksi Matematika
Rekursi dan Induksi MatematikaHeni Widayani
ย 
BAB 1 BILANGAN BULAT.pptx
BAB 1 BILANGAN BULAT.pptxBAB 1 BILANGAN BULAT.pptx
BAB 1 BILANGAN BULAT.pptxFathulAnwariyahSpd
ย 
Ringkasan BAB Fungsi (Matematika X SMA)
Ringkasan BAB Fungsi (Matematika X SMA)Ringkasan BAB Fungsi (Matematika X SMA)
Ringkasan BAB Fungsi (Matematika X SMA)Agung Anggoro
ย 
Modul Polinom
Modul PolinomModul Polinom
Modul PolinomAgung Anggoro
ย 
Kombinasi, Permutasi dan Peluang ppt
Kombinasi, Permutasi dan Peluang pptKombinasi, Permutasi dan Peluang ppt
Kombinasi, Permutasi dan Peluang pptAisyah Turidho
ย 
Pertemuan 9 (kombinasi, permutasi, peluang)
Pertemuan 9 (kombinasi, permutasi, peluang)Pertemuan 9 (kombinasi, permutasi, peluang)
Pertemuan 9 (kombinasi, permutasi, peluang)reno sutriono
ย 
Pengertian limit fungsi
Pengertian limit fungsiPengertian limit fungsi
Pengertian limit fungsinafis_apis
ย 
220307 Catatan Perkuliahan Aljabar I Kelas B Pert 10.pdf
220307 Catatan Perkuliahan Aljabar I Kelas B Pert 10.pdf220307 Catatan Perkuliahan Aljabar I Kelas B Pert 10.pdf
220307 Catatan Perkuliahan Aljabar I Kelas B Pert 10.pdfMaulanaSahban1
ย 
Makalah
MakalahMakalah
Makalaharsi cahn
ย 
STD BAB 1 EKSPONEN DAN LOGARITMA.pptx
STD BAB 1 EKSPONEN DAN LOGARITMA.pptxSTD BAB 1 EKSPONEN DAN LOGARITMA.pptx
STD BAB 1 EKSPONEN DAN LOGARITMA.pptxSuryatiSuryati30
ย 
STD BAB 1 EKSPONEN DAN LOGARITMA.pptx
STD BAB 1 EKSPONEN DAN LOGARITMA.pptxSTD BAB 1 EKSPONEN DAN LOGARITMA.pptx
STD BAB 1 EKSPONEN DAN LOGARITMA.pptxfadhilahkhairunnisa8
ย 

Similar a Matematika diskrit (20)

Matematika Diskrit part 2
Matematika Diskrit part 2Matematika Diskrit part 2
Matematika Diskrit part 2
ย 
Fungsi transenden
Fungsi transendenFungsi transenden
Fungsi transenden
ย 
Eksponen (rev. 2017)
Eksponen (rev. 2017)Eksponen (rev. 2017)
Eksponen (rev. 2017)
ย 
materi pembelajaran matematika kombinasi
materi pembelajaran matematika kombinasimateri pembelajaran matematika kombinasi
materi pembelajaran matematika kombinasi
ย 
Relasi rekursif
Relasi rekursifRelasi rekursif
Relasi rekursif
ย 
Makalah peluang new
Makalah peluang newMakalah peluang new
Makalah peluang new
ย 
Teori Peluang | Pengantar Statistik Matematis
Teori Peluang | Pengantar Statistik MatematisTeori Peluang | Pengantar Statistik Matematis
Teori Peluang | Pengantar Statistik Matematis
ย 
Rekursi dan Induksi Matematika
Rekursi dan Induksi MatematikaRekursi dan Induksi Matematika
Rekursi dan Induksi Matematika
ย 
BAB 1 BILANGAN BULAT.pptx
BAB 1 BILANGAN BULAT.pptxBAB 1 BILANGAN BULAT.pptx
BAB 1 BILANGAN BULAT.pptx
ย 
Ringkasan BAB Fungsi (Matematika X SMA)
Ringkasan BAB Fungsi (Matematika X SMA)Ringkasan BAB Fungsi (Matematika X SMA)
Ringkasan BAB Fungsi (Matematika X SMA)
ย 
5. spldv
5. spldv5. spldv
5. spldv
ย 
Modul Polinom
Modul PolinomModul Polinom
Modul Polinom
ย 
Kombinasi, Permutasi dan Peluang ppt
Kombinasi, Permutasi dan Peluang pptKombinasi, Permutasi dan Peluang ppt
Kombinasi, Permutasi dan Peluang ppt
ย 
Pertemuan 9 (kombinasi, permutasi, peluang)
Pertemuan 9 (kombinasi, permutasi, peluang)Pertemuan 9 (kombinasi, permutasi, peluang)
Pertemuan 9 (kombinasi, permutasi, peluang)
ย 
Pengertian limit fungsi
Pengertian limit fungsiPengertian limit fungsi
Pengertian limit fungsi
ย 
Teori probabilitas
Teori probabilitasTeori probabilitas
Teori probabilitas
ย 
220307 Catatan Perkuliahan Aljabar I Kelas B Pert 10.pdf
220307 Catatan Perkuliahan Aljabar I Kelas B Pert 10.pdf220307 Catatan Perkuliahan Aljabar I Kelas B Pert 10.pdf
220307 Catatan Perkuliahan Aljabar I Kelas B Pert 10.pdf
ย 
Makalah
MakalahMakalah
Makalah
ย 
STD BAB 1 EKSPONEN DAN LOGARITMA.pptx
STD BAB 1 EKSPONEN DAN LOGARITMA.pptxSTD BAB 1 EKSPONEN DAN LOGARITMA.pptx
STD BAB 1 EKSPONEN DAN LOGARITMA.pptx
ย 
STD BAB 1 EKSPONEN DAN LOGARITMA.pptx
STD BAB 1 EKSPONEN DAN LOGARITMA.pptxSTD BAB 1 EKSPONEN DAN LOGARITMA.pptx
STD BAB 1 EKSPONEN DAN LOGARITMA.pptx
ย 

Mรกs de Pawit Ngafani

pola bilangan segitiga sugiarto
pola bilangan segitiga sugiartopola bilangan segitiga sugiarto
pola bilangan segitiga sugiartoPawit Ngafani
ย 
2. pola bilangan persegi sugiarto
2. pola bilangan persegi sugiarto2. pola bilangan persegi sugiarto
2. pola bilangan persegi sugiartoPawit Ngafani
ย 
1. cara mengembangkan lks ppt-sugiarto
1. cara mengembangkan lks ppt-sugiarto1. cara mengembangkan lks ppt-sugiarto
1. cara mengembangkan lks ppt-sugiartoPawit Ngafani
ย 
0. rambu pembuatan ppt sugiarto
0. rambu pembuatan ppt sugiarto0. rambu pembuatan ppt sugiarto
0. rambu pembuatan ppt sugiartoPawit Ngafani
ย 
LKS VOLUME LIMAS DAN PRISMA, YANG BAIK DAN BENAR
LKS VOLUME LIMAS DAN PRISMA, YANG BAIK DAN BENARLKS VOLUME LIMAS DAN PRISMA, YANG BAIK DAN BENAR
LKS VOLUME LIMAS DAN PRISMA, YANG BAIK DAN BENARPawit Ngafani
ย 
Bahan ajar alin 2 rev 2014 pdf
Bahan ajar alin 2 rev 2014 pdfBahan ajar alin 2 rev 2014 pdf
Bahan ajar alin 2 rev 2014 pdfPawit Ngafani
ย 
Bahan ajar alin 2 rev 2014 pdf
Bahan ajar alin 2 rev 2014 pdfBahan ajar alin 2 rev 2014 pdf
Bahan ajar alin 2 rev 2014 pdfPawit Ngafani
ย 

Mรกs de Pawit Ngafani (7)

pola bilangan segitiga sugiarto
pola bilangan segitiga sugiartopola bilangan segitiga sugiarto
pola bilangan segitiga sugiarto
ย 
2. pola bilangan persegi sugiarto
2. pola bilangan persegi sugiarto2. pola bilangan persegi sugiarto
2. pola bilangan persegi sugiarto
ย 
1. cara mengembangkan lks ppt-sugiarto
1. cara mengembangkan lks ppt-sugiarto1. cara mengembangkan lks ppt-sugiarto
1. cara mengembangkan lks ppt-sugiarto
ย 
0. rambu pembuatan ppt sugiarto
0. rambu pembuatan ppt sugiarto0. rambu pembuatan ppt sugiarto
0. rambu pembuatan ppt sugiarto
ย 
LKS VOLUME LIMAS DAN PRISMA, YANG BAIK DAN BENAR
LKS VOLUME LIMAS DAN PRISMA, YANG BAIK DAN BENARLKS VOLUME LIMAS DAN PRISMA, YANG BAIK DAN BENAR
LKS VOLUME LIMAS DAN PRISMA, YANG BAIK DAN BENAR
ย 
Bahan ajar alin 2 rev 2014 pdf
Bahan ajar alin 2 rev 2014 pdfBahan ajar alin 2 rev 2014 pdf
Bahan ajar alin 2 rev 2014 pdf
ย 
Bahan ajar alin 2 rev 2014 pdf
Bahan ajar alin 2 rev 2014 pdfBahan ajar alin 2 rev 2014 pdf
Bahan ajar alin 2 rev 2014 pdf
ย 

รšltimo

Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BAbdiera
ย 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
ย 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikaAtiAnggiSupriyati
ย 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
ย 
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxMODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxSlasiWidasmara1
ย 
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfMODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfNurulHikmah50658
ย 
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarantugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarankeicapmaniez
ย 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7IwanSumantri7
ย 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxazhari524
ย 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxmawan5982
ย 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxIgitNuryana13
ย 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..ikayogakinasih12
ย 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfSitiJulaeha820399
ย 
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptxMiftahunnajahTVIBS
ย 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
ย 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxsukmakarim1998
ย 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxRizkyPratiwi19
ย 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxssuser35630b
ย 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxmawan5982
ย 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
ย 

รšltimo (20)

Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
ย 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
ย 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
ย 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
ย 
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxMODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
ย 
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfMODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
ย 
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarantugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
ย 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
ย 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
ย 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
ย 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
ย 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
ย 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
ย 
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
ย 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
ย 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
ย 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
ย 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
ย 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
ย 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ย 

Matematika diskrit

  • 1. 1
  • 2. CATATAN : Penjumlahan, pengurangan maupun perkalian dua fungsi pembangkit atau lebih, dapat dilakukan dengan cara yang sama seperti halnya menjumlah, mengurangkan ataupun mengalikan dua polinomial atau lebih. Dengan demikian, Jika ๐ด(๐‘ฅ) = ๐‘›=0 โˆž ๐‘Ž ๐‘› ๐‘ฅ ๐‘› dan ๐ต(๐‘ฅ)= ๐‘›=0 โˆž ๐‘ ๐‘› ๐‘ฅ ๐‘› ๐ด(๐‘ฅ) ยฑ ๐ต ๐‘ฅ = ๐‘›=0 โˆž (๐‘Ž ๐‘›ยฑ ๐‘ ๐‘›) ๐‘ฅ ๐‘› (1.2.1) Dan ๐ด ๐‘ฅ . ๐ต ๐‘ฅ = ๐‘›=0 โˆž ( ๐‘˜=0 ๐‘› ๐‘Ž ๐‘˜ ๐‘ ๐‘›โˆ’๐‘˜) ๐‘ฅ ๐‘› (1.2.2)
  • 3. Apabila (๐‘Ž ๐‘›), (๐‘ ๐‘›) dan (๐‘ ๐‘›) adalah barisan sedemikian hingga ๐‘ ๐‘› = ๐‘˜=0 ๐‘› ๐‘Ž ๐‘˜ ๐‘ ๐‘›โˆ’๐‘˜ , maka kita katakan (๐‘ ๐‘›) adalah konvolusi dari (๐‘Ž ๐‘›) dan (๐‘ ๐‘›) , yang ditulis (๐‘ ๐‘›) = (๐‘Ž ๐‘›)*(๐‘ ๐‘›). Contoh 1.2.2 : Carilah barisan (๐‘ ๐‘›) dengan fungsi pembangkit biasa ๐‘ƒ(๐‘ฅ)= ๐‘ฅ5+๐‘ฅ6 1 โˆ’ ๐‘ฅ
  • 4. Penyelesaian: Misal ๐‘ƒ(๐‘ฅ) = (๐‘ฅ5 + ๐‘ฅ6 ) (1 โˆ’ ๐‘ฅ)โˆ’1 = ๐‘›=0 โˆž ๐‘ ๐‘› ๐‘ฅ ๐‘› Jelas bahwa ๐‘ฅ5 + ๐‘ฅ6 adalah fungsi pembangkit biasa dari barisan (๐‘Ž ๐‘›) = (0,0,0,0,0,1,1,0,0,โ€ฆ). Selanjutnya dari persamaan (1.1.2) dan definisi fungsi pembangkit kita tahu bahwa, (1 โˆ’ ๐‘ฅ)โˆ’1 adalah fungsi pembangkit biasa dari barisan (๐‘ ๐‘›) = (1,1,1,โ€ฆ,1,โ€ฆ). Sehingga dari persamaan (1.2.2) diperoleh ๐‘ ๐‘› = ๐‘˜=0 ๐‘› ๐‘Ž ๐‘˜ ๐‘ ๐‘›โˆ’๐‘˜ = ๐‘˜=0 ๐‘› ๐‘Ž ๐‘˜ (๐‘˜๐‘Ž๐‘Ÿ๐‘’๐‘›๐‘Ž ๐‘๐‘– = 1, ๐‘ข๐‘›๐‘ก๐‘ข๐‘˜ ๐‘ ๐‘’๐‘ก๐‘–๐‘Ž๐‘ ๐‘–) Dengan demikian (๐‘ ๐‘›) = (0,0,0,0,0,1,2,2,โ€ฆ,2,โ€ฆ)
  • 5. Contoh 1.2.3 : Carilah barisa bilangan real ๐‘Ž0 = (1, ๐‘Ž1, ๐‘Ž2, ๐‘Ž3, โ€ฆ ) yang memenuhi ๐‘˜=0 ๐‘› ๐‘Ž ๐‘˜ ๐‘ ๐‘›โˆ’๐‘˜ = 1, untuk semua n ๐œ– 0,1,2,3, โ€ฆ .
  • 6. Penyelesaian : Misalkan ๐‘ƒ ๐‘ฅ = ๐‘›=0 โˆž ๐‘Ž ๐‘› ๐‘ฅ ๐‘› . Sehingga , [๐‘ƒ ๐‘ฅ ]2 = ( ๐‘›=0 โˆž ๐‘Ž ๐‘› ๐‘ฅ ๐‘› )( ๐‘›=0 โˆž ๐‘Ž ๐‘› ๐‘ฅ ๐‘› ) = ๐‘›=0 โˆž ( ๐‘˜=0 ๐‘› ๐‘Ž ๐‘˜ ๐‘ ๐‘›โˆ’๐‘˜) ๐‘ฅ ๐‘› dari persamaan 1.2.2 = ๐‘›=0 โˆž ๐‘ฅ ๐‘› (karena ๐‘˜=0 ๐‘› ๐‘Ž ๐‘˜ ๐‘ ๐‘›โˆ’๐‘˜ = 1) = 1 1โˆ’๐‘ฅ . Untuk |x| < 1. (dari (1.1.2))
  • 7. Dengan demikian ๐‘ƒ ๐‘ฅ = (1 โˆ’ ๐‘ฅ)โˆ’ 1 2 = ๐‘›=0 โˆž โˆ’ 1 2 ๐‘› (โˆ’1) ๐‘› ๐‘ฅ ๐‘› (Teorema Binomial) Jadi, barisan yang dimaksud adalah (๐‘Ž ๐‘›) . Dimana ๐‘Ž ๐‘› = (โˆ’1) ๐‘› โˆ’ 1 2 ๐‘› = 1 (โˆ’1) ๐‘› โˆ’ 1 2 โˆ’ 3 2 โˆ’ 5 2 โ€ฆ โˆ’ 2๐‘›โˆ’1 2 ๐‘›! ๐‘›=0 ๐‘›>0 = 1 1,3,5,...(2๐‘›โˆ’1) 2 ๐‘›.๐‘›! ๐‘›=0 ๐‘›>0
  • 8. FUNGSI PEMBANGKIT UNTUK KOMBINASI Misalkan terdapat 3 macam objek: a, b, dan c katakan. Kita diperkenankan memilih: 0, 1, atau 2 obyek a; dan 0 atau 1 obyek b; dan 0 atau 1 obyek c. pertanyaan yang muncul ialah: ada berapa cara memilih k obyek?
  • 9. Untuk menjawab pertanyaan ini, akan diterapkan fungsi pembangkit. Misalkan ๐‘ก ๐‘˜ menyatakan banyaknya cara memilih k obyek. Kita coba menghitung fungsi pembangkit biasa ๐‘ƒ ๐‘ฅ = ๐‘ก ๐‘˜ ๐‘ฅ ๐‘˜ . Karena obyek a dapat dipilih 0, 1, atau 2 kali. Dan obyek b dapat dipilih 0 atau 1 kali, serta obyek c dapat dipilih 0 atau 1 kali, maka ekspresi yang dipakai adalah : [ (๐‘Ž๐‘ฅ)0 +(๐‘Ž๐‘ฅ)1 +(๐‘Ž๐‘ฅ)2 ][(๐‘๐‘ฅ)0 +(๐‘๐‘ฅ)1 ][(๐‘๐‘ฅ)0 +(๐‘๐‘ฅ)1 ] (1.3.1) 9
  • 10. Perhatikan bahwa, (๐‘Ž๐‘ฅ)1 mengindikasikan bahwa obyek a terpilih satu kali, (๐‘Ž๐‘ฅ)2 mengindikasikan bahwa obyek a terpilih dua kali, demikian pula (๐‘๐‘ฅ)0 mengindikasikan kemungkinan obyek b tidak terpilih, dsb. Selanjutnya ekspresi (1.3.1) dapat disederhanakan menjadi 1 + ๐‘Ž๐‘ฅ + ๐‘Ž2 ๐‘ฅ2 1 + ๐‘๐‘ฅ 1 + ๐‘๐‘ฅ Yang sama dengan 1 + ๐‘Ž + ๐‘ + ๐‘ ๐‘ฅ + ๐‘Ž๐‘ + ๐‘๐‘ + ๐‘Ž๐‘ + ๐‘Ž2 ๐‘ฅ2 + abc + ๐‘Ž2 ๐‘ + ๐‘Ž2 ๐‘ ๐‘ฅ3 + ๐‘Ž2 ๐‘๐‘๐‘ฅ 4
  • 11. Perhatikan lah koefisien ๐‘ฅ3 dalam (1.3.2) memberikan semua kemungkinan memilih 3 obyek ( dengan syarat yang diperkenankan) yaitu: a, b, dan c. atau a,a, dan b. atau a,a dan c. demikian pula koefisien dari ๐‘ฅ2 memberikan semua kemungkinan memilih dua obyek. Yaitu a dan b,b dan c, a dan c, atau a dan a. hal yang sama berlaku untuk koefisen-koefisien yang lain
  • 12. # Jadi jika a, b dan c dalam (1.3.2) masing- masing disubtitusi dengan 1 diperoleh ekspresi 1 + 3๐‘ฅ + 4๐‘ฅ2 + 3๐‘ฅ3 + ๐‘ฅ4 . Maka jelas koefisien ๐‘ฅ ๐‘˜ dalam ekspresi ini menyatakan banyaknya cara memilih k obyek (๐‘ก ๐‘˜) dengan syarat yang diperkenankan. Misalnya terdapat 4 cara memilih 2 obyek, 3 cara memilih 1 obyek, dan hanya satu cara memilih 4 obyek. Perhatikan bahwa ๐‘ก ๐‘˜ = 0 untuk ๐‘˜ = 4. 12
  • 13. Selanjutnya ekspresi ๐‘ƒ ๐‘ฅ = 1 + 3๐‘ฅ + 4๐‘ฅ2 + 3๐‘ฅ3 + ๐‘ฅ4 = 1 + ๐‘ฅ + ๐‘ฅ2 1 + ๐‘ฅ 1 + ๐‘ฅ Disebut fungsi pembangkit dari permasalahan menentukan banyaknya cara memilih k obyek dari 3 macam obyek, dimana obyek pertama (obyek a) bisa dipilih sebanyak-banyaknya 2, obyek kedua (obyek b) bisa dipilih sebanyak- banyak nya 1, dan obyek ketiga (obyek c) bisa dipilih tidak lebih dari 1.
  • 14. Secara umum diperoleh Misalkan diperoleh p type obyek, dan terdapat ๐‘›1 obyek tipe 1, ๐‘›2 obyek tipe 2,โ€ฆ.. ๐‘› ๐‘ obyek tipe p.misal ๐‘ก ๐‘˜ menyatakan banyaknya cara mengambil k objek dimana dibolehkan mengambil sembarang banyak obyek tiap tipe. Fungsi pembangkit untuk ๐‘ก ๐‘˜ adalah ๐‘ƒ ๐‘ฅ = ๐‘ก ๐‘˜ ๐‘ฅ ๐‘˜ , dimana ๐‘ƒ ๐‘ฅ = 1 + ๐‘ฅ + ๐‘ฅ2 + โ‹ฏ + ๐‘ฅ ๐‘›1 1 + ๐‘ฅ + ๐‘ฅ2 + โ‹ฏ + ๐‘ฅ ๐‘›2 โ€ฆ (1 + ๐‘ฅ + ๐‘ฅ2 + โ‹ฏ + ๐‘ฅ ๐‘› ๐‘) Bilangan ๐‘ก ๐‘˜ diberikan oleh koefisien ๐‘ฅ ๐‘˜ dalam ๐‘ƒ ๐‘ฅ .
  • 15. Contoh 1.3.1: Tentukan fungsi pembangkit untuk banyaknya cara memilih r obyek dari n obyek dimana pengulangan tidak diperkenankan. Peyelesaian: Terdapat n obyek. Karena pengulangan tidak diperkenankan, maka tiap obyek dapat dipilih 0 atau satu kali saja. Sehingga fungsi pembangkit yang diminta adalah ๐‘ƒ ๐‘ฅ = (1 + ๐‘ฅ)(1 + ๐‘ฅ) (1 + ๐‘ฅ)โ€ฆ(1 + ๐‘ฅ) = (1 + ๐‘ฅ) ๐‘› = ๐‘› ๐‘Ÿ ๐‘ฅ ๐‘Ÿ n faktor
  • 16. CATATAN: Koefisien ๐‘ฅ ๐‘Ÿ dalam ๐‘ƒ ๐‘ฅ yaitu ๐‘› ๐‘Ÿ menyatakan banyaknya cara memilih (tanpa pengulangan) r obyek dari n obyek yang ada. Contoh 1.3.2: Tentukan banyak nta cara memilih r obyek dari n macam obyek dimana pengulangan diperkenankan. Penyelesaian: Misal ๐‘ก ๐‘Ÿ menyatakan banyak cara memilih r obyek. Karena ada n macam obyek dan tiap obyek dapat dipilih berulang (tanpa batas) maka fungsi pembangkit untuk ๐‘ก ๐‘Ÿ adalah ๐‘ƒ ๐‘ฅ = 1 + ๐‘ฅ + ๐‘ฅ2 + โ‹ฏ 1 + ๐‘ฅ + ๐‘ฅ2 + โ‹ฏ โ€ฆ 1 + ๐‘ฅ + ๐‘ฅ2 + โ‹ฏ = 1 + ๐‘ฅ + ๐‘ฅ2 + โ‹ฏ ๐‘› n faktor
  • 17. Karena, untuk | | < 1, = (Lihat 1.1.2) Maka = = (teorema Binominal) Untuk r > 0 koefisien dalam P(x) adalah
  • 18. Untuk r = 0 koefisien dari dalam P(x) adalah Sehingga, untuk r โ‰ฅ 0, Dengan demekian, Jadi, banyaknya cara memilih r obyek dari n macam obyek berbeda dimana pengulangan deperkenankan, sama dengan koefisien dalam P(x) yaitu : tr = Perlu diingat bahwa untuk xโ‰ 1 dan n bilangan cacah berlaku identitas berikut
  • 19. Contoh 1.3.3: Ada berapa cara mengambil k huruf dari huruf-huruf pembentuk kata SURABAYA sedemikian hingga setiap konsonan terpilih paling sedikit satu dan setiap vocal terpilih paling banyak 10? Penyelesaian: Perhatikan bahwa kata SURABAYA terdapat enam huruf yang berbeda; yaitu 4 konsonan S,R,B,Y dan dua vocal : U,A. karena setiap konsonan terpilih paling sedikit satu, maka setiap konsonan tersebut berasosiasi dengan sebuah factor dalam fungsi pembangkit. Selanjutnya, karena setiap vocal dapat dipilih sebanyak-banyaknya 10, maka setiap vocal tersebut berasosiasi dengan sebuah factor . Dengan demikian fungsi pembangkit dari permasalahan di atas adalah P(x)
  • 20. Banyak cara yang dimaksut = koefisien dari dalam P(x) adalah 0, , jika k < 4 , jika 4 โ‰ค k โ‰ค 14 , jika 15 โ‰ค k โ‰ค 26 , k โ‰ฅ 26
  • 21. Contoh 1.3.4 Dengan beberapa cara 60 obyek yang identik dapat ditempatkan di dalam 4 sel (kotak yang berbeda sedemikian sehingga (i) Setiap kotak mendapat paling sedikit satu obyek? (ii) Setiap sel (kotak) mendapat paling sedikit 10 obyek dan tak lebih dari 20 obyek? Penyelesaian: (i) Karena ada 4 kotak dan tiap kotak mendapat paling sedikit satu obyek, maka fungsi pembangkit untuk permasalahan ini adalah: P(x) , (untuk |x| < 1, dari (1.2)) (lihat penyelesaian contoh 1.3.2) Jadi, banyaknya cara menempatkan 60 obyek yang identik ke dalam 4 kotak yang berbeda sedemikian hingga tiap kotak mendapat paling sedikit satu obyek = koefisien dalam P(x) (ii) Karena ada 4 sel berbeda dan setiap sel mendapat paling sedikit 10 obyek dan tak lebih dari 20 obyek, maka fungsi pembangkit untuk persoalan ini adalah P(x)
  • 22. Kita tertarik dengan koefisien dalam P(x). untuk itu kita cari s dan r sedemikian hingga 40 + 11s + r = 60 Penyelesaian bulat tidak negative dari persamaaan ini adalah : S = 1 dan r = 9; atau s = 0 dan r = 20 Sehingga , Banyaknya cara yang dimaksud = koefisien dalam P(x) = 1771 โ€“ 880 = 891
  • 23. Contoh 1.3.5 Tentukan banyaknya solusi bulat dari persamaan berikut X1 + X2 + X3 + X4 + X5 = 100 , xi โ‰ฅ 0, i โ‚ฌ {1,2,3,4,5}. Penyelesaian: Perhatikan bahwa (0,0,0,25,75) adalah salah satu solusi bulat yang dimaksut. Begitupula (0,5,20,5,70). (2,3,7,28,60) adalah solusi-solusi bulat dari persamaan tersebut. Karena dalam persamaan tersebut terdapat 5 peubah, maka fungsi pembangkit dari permasalahan memuat 5 faktor. Selanjutnya, karena setiap peubah xi โ‰ฅ 0, maka setiap factor dari kelima factor dalam fungsi pembangkit tersebut adalah . Sehingga fungsi pembangkit dari permasalahan di atas adalah P(x) untuk |x| < 1 Banyaknya solusi bulat yang dimaksut = koefisien dalam P(x) = 4598126
  • 24. 24 Fungsi pembangkit bisa juga dapat digunakan untuk menentukan banyaknya penyelesaian (solusi) bulat dari suatu persamaan linear dengan beberapa peubah Contoh 1.3.5 : Tentukan banyaknnya solusi bulat dari persamaan berikut ๐‘‹1 + ๐‘‹2 + ๐‘‹3 + ๐‘‹4 + ๐‘‹5 = 100, ๐‘‹๐‘– โ‰ฅ 0, ๐‘– โˆˆ {1,2,3,4,5}.
  • 25. Penyelesaian : Perhatikan bahwa (0,0,0,25,75) adalah salah satu solusi bulat yang dimaksud. Begitu pula (0,5,20,5,70). (2,3,7,28,60) adalah solusi-solusi bulat dari permasalahan tersebut. Karena dalam persamaan tersebut terdapat 5 peubah, maka fungsi pembangkit dari permasalahan memuat 5 faktor. Selanjutnya, karena setiap peubah ๐‘‹๐‘– โ‰ฅ 0, maka setiap faktor dari kelima faktor dalam fungsi pembangkit tersebut adalah (1 + ๐‘ฅ + ๐‘ฅ2 + ๐‘ฅ3 + โ‹ฏ ). Sehingga fungsi pembangkit dari permasalahan di atas adalah ๏ต ๐‘ƒ ๐‘ฅ = (1 + ๐‘ฅ + ๐‘ฅ2 + ๐‘ฅ3 + โ‹ฏ ). ๏ต = 1 1โˆ’๐‘ฅ 5 . untuk ๐‘ฅ < 1 ๏ต = ๐‘Ÿ=0 5 5 + ๐‘Ÿ โˆ’ 1 ๐‘Ÿ ๐‘ฅ ๐‘Ÿ 25
  • 26. Banyaknya solusi bulat yang dimaksud = koefisien ๐‘ฅ100 dalam ๐‘ƒ(๐‘ฅ) = 5 + 100 โˆ’ 1 100 = 104 100 . 26
  • 27. 14. FUNGSI PEMBANGKIT UNTUK PERMUTASI Fungsi pembangkit biasa memberikan pendekatan yang mudah dan sistematis untuk memecahkan masalah- masalah umum yang melibatka โ€œpengambilanโ€ atau pendistribusian obyek-obyek yang identik ke dalam sel-sel yang berbeda. Pada bagian ini kita akan menerapkan teknik serupa untuk memecahkan masalah-masalah umum yang melibatkan โ€œpenjajaranโ€ (arragement) atau pendistribusian obyek-obyek yang berbeda ke dalam sel-sel yang berbeda. Untuk maksud ini, proporsisi berikut penting. 27
  • 28. 28 Proporsisi 1.4.1 Jika terdapat ๐‘˜1 obyek tipe satu, ๐‘˜2 obyek tipe dua,....... dan ๐‘˜ ๐‘› objek tipe ๐‘›. Maka banyaknya cara โ€œmenjajarโ€ obyek-obyek ini adalah ๐‘–=1 ๐‘› ๐‘˜๐‘– ! ๐‘˜1! ๐‘˜2! โ€ฆ โ€ฆ ๐‘˜ ๐‘›!
  • 29. 29 Bukti : Jika semua obyek berbeda, maka akan terdapat ๐‘–=1 ๐‘› ๐‘˜๐‘– ! Jajaran. Tapi obyek-obyek kita tidak semuanya berbeda, sehingga bilangan ini terlalu besar. Pikirkan sebuah jajaran dari ๐‘–=1 ๐‘› ๐‘˜๐‘– obyek yang berbeda. Jika kita ganti ๐‘˜๐‘– obyek tipe ๐‘– yang berbeda dengan ๐‘˜๐‘– obyek yang identik, maka ๐‘˜๐‘–. Formal kerana 1โ‰ค ๐‘– โ‰ค ๐‘›. Kita harus membagi bilangan total penjajaran dengan ๐‘˜1! ๐‘˜2! โ€ฆ โ€ฆ ๐‘˜ ๐‘›!. Misalnya banyaknya cara โ€œmenjajarโ€ (banyaknya permutasi) dari unsur-unsur {a,a,a,b,b} adalah 5! 3!2! = 10, yaitu : aaabb,aabab, abaab,baaab,baaba, babaa,bbaaa,aabba, abbaa, ababa.
  • 30. 30 Selanjutnya, mari kita tinjau permasalahan berikut: Sebuah sandi dibentuk dari tiga huruf yang berbeda a,b, dan c. Barisan yang terdiri dari lima atau kurang huruf-huruf membentuk sebuah โ€œkata sandiโ€. Kata sandi yang akan dibentuk terdiri dari paling banyak satu b, paling banyak satu c, dan sampai tiga a. Ada berapa kata sandi dengan panjang k yang dapat dibentuk?
  • 31. 31 Yang dimaksud dengan panjang suatu kata sandi adalah banyaknya huruf dalam kata sandi tersebut. Perhatikan bahwa โ€œurutanโ€ huruf-huruf dalam kata sandi diperhatikan. Sehingga kita lebih tertarik dengan perhitungan permutasi daripada kombinasi. Walau begitu, kita mulai dengan perhitungan kombinasi, banyaknya cara untuk mendapatkan ๐‘˜ huruf bila diperkenankan mengambil paling banyak satu b, paling banyak satu c, dan paling banyak tiga a. Untuk itu, fungsi pembangkit dari permasalahan menentukan banyak cara memilih ๐‘˜ unsur huruf (dengan syarat yang ditentukan) adalah : (1 + ๐‘Ž๐‘ฅ + ๐‘Ž2 ๐‘ฅ2 + ๐‘Ž3 ๐‘ฅ3 )(1 + ๐‘๐‘ฅ)(1 + ๐‘๐‘ฅ)
  • 32. 32 Yang sama dengan 1 + ๐‘Ž + ๐‘ + ๐‘ ๐‘ฅ + ๐‘Ž2 + ๐‘Ž๐‘ + ๐‘Ž๐‘ + ๐‘๐‘ ๐‘ฅ2 + ( ๐‘Ž3 + ๐‘Ž๐‘๐‘ +
  • 33. 33 Menurut proposisi 1.4.1, bila kita pilih a,a, b dan c. Maka akan terdapat 4! 2!1!1! = 12 permutasi yang bersesuaian yaitu : aabc, aacb, abac, abca,acab,acba, baaa, baac,baca, cbaa, caab, caba. Bili kita pilih a, a, a dan b ; maka terdapat 4! 3!1! = 4 permutasi yang bersesuaian yaitu : aaab, aaba, abaa, dan baaa Dan untuk a, a, a, dan c ; ada 4! 3!1! = 4 permutasi yang bersesuaian yaitu : aaac, aaca, acaa, caaa
  • 34. 34 Dengan demikian, banyak cara untuk mendapatkan kata sandi dengan panjang 4 diberikan oleh 4! 2!1!1! ๐‘Ž2 ๐‘๐‘ + 4! 3!1! ๐‘Ž3 ๐‘ + 4! 3!1! ๐‘Ž3 ๐‘ (1.4.2) Untuk a = b = c =1, (1.4.2) memberikan perhitungan yang tepat untuk menentukan banyak kata sandi dengan panjang 4.
  • 35. 35 Sebenarnya untuk mendapatkan (1.4.2) dan koefisien-koefisien yang lain, kita bisa menggunakan (๐‘Ž๐‘ฅ) ๐‘˜ ๐‘˜! Sebagai ganti dari (๐‘Ž๐‘ฅ) ๐‘˜ untuk memperoleh fungsi pembangkit dari permasalahan menentukan banyaknya kata sandi dengan panjang ๐‘˜ yang dapat dibentuk. Dengan demikian fungsi pembangkit kita menjadi (1 + ๐‘Ž๐‘ฅ 1! + ๐‘Ž2 ๐‘ฅ2 2! + ๐‘Ž3 ๐‘ฅ3 3! )(1 + ๐‘๐‘ฅ 1! )(1 + ๐‘Ž๐‘ฅ 1! ) Yang sama dengan 1 + ๐‘Ž 1! + ๐‘ 1! + ๐‘ 1! ๐‘ฅ + ๐‘Ž2 2! + ๐‘Ž๐‘ 1!1! + ๐‘Ž๐‘ 1!1! + ๐‘๐‘ 1!1! ๐‘ฅ2 + ๐‘Ž3 3! + ๐‘Ž๐‘๐‘ 1!1!1! + ๐‘Ž2 ๐‘ 2!1! +
  • 36. 36 Ternyata skematik ini belum merupakan skematik yang memuaskan, karena koefisien ๐‘ฅ4 dalam (1.4.3) belum identik dengan (1.4.2).Akan teteapi skematik jalan, bila kita pikir ini sebagai fungsi pembangkit eksponensial dengan memperhatikan koefisien dari ๐‘ฅ ๐‘˜ ๐‘˜! . Perhatikan behawa ekspresi (1.4.3) sama dengan 1 + 1! ๐‘Ž 1! + ๐‘ 1! + ๐‘ 1! ๐‘ฅ 1! + 2! ๐‘Ž2 2! + ๐‘Ž๐‘ 1!1! + ๐‘Ž๐‘ 1!1! + ๐‘๐‘ 1!1! ๐‘ฅ2 2! + 3! ๐‘Ž3 3! + ๐‘Ž๐‘๐‘ 1!1!1! +
  • 37. 37 Terlihat bahwa (1.4.2) sama dengan koefisien ๐‘ฅ4 4! Dalam (1.4.4). Substitusikan a, b, c dengan 1 dalam (1.4.4), diperoleh fungsi pembangkit dari permasalahan di atas sbb: ๐‘ƒ ๐‘ฅ = 1 + 1! 1! + 1! 1! + 1! 1! ๐‘ฅ 1! + 2! 2! + 2! 1!1! + 2! 1!1! + 2! 1!1! ๐‘ฅ2 2! + 3! 3! + 3! 1!1!1! + 3! 2!1! +
  • 38. Preposisi 1.4.2 Banyaknya permutasi dengan panjang k dengan paling banyak n obyek tipe i = koefisien ๐‘ฅ ๐‘˜ ๐‘˜ ! dalam FPE berikut. P ๐‘ฅ = 1 + ๐‘ฅ + ๐‘ฅ2 2! + โ‹ฏ + ๐‘ฅ ๐‘›1 ๐‘›1! 1 + ๐‘ฅ + ๐‘ฅ2 2! + โ‹ฏ + ๐‘ฅ ๐‘›2 ๐‘›2! โ€ฆ โ€ฆ..(1 + ๐‘ฅ + ๐‘ฅ2 2! + โ‹ฏ + ๐‘ฅ ๐‘› ๐‘ ๐‘› ๐‘! ) 38
  • 39. Preposisi 1.4.3 (i) (1 + ๐‘ฅ + ๐‘ฅ2 2! + ๐‘ฅ3 3! โ€ฆ ) ๐‘› = 1 + ๐‘›๐‘ฅ + ๐‘›2 ๐‘ฅ2 2! + ๐‘›2 ๐‘ฅ3 3! + โ‹ฏ (ii) ๐‘’ ๐‘ฅ + ๐‘’โˆ’๐‘ฅ 2 = 1 + ๐‘ฅ2 2! + ๐‘ฅ4 4 ! + ๐‘ฅ6 6 ! + โ€ฆ (iii) ๐‘’ ๐‘ฅ โˆ’ ๐‘’โˆ’๐‘ฅ 2 = ๐‘ฅ + ๐‘ฅ3 3! + ๐‘ฅ5 5 ! + ๐‘ฅ7 7 ! + โ€ฆ 39
  • 40. Barisan kuarternair 0, 1, 2, 3. contoh: 120032, barisan kuarternair 7-angka Barisan binair 0, 1 Contoh: 101001, barisan binair 6-angka Contoh 1.4.1 a) Berapa banyak barisan kuarternair r-angka yang mememuat paling sedikit: satu 1, satu 2, dan satu 3? b) Ada berapa barisan biner r-angka yang memuat 0 sebanyak bilangan genap dan 1 sebanyak genap pula? 40
  • 41. 41 Penyelesaian: a) P ๐‘ฅ = 1 + ๐‘ฅ + ๐‘ฅ2 2! + ๐‘ฅ3 3! โ€ฆ (๐‘ฅ + ๐‘ฅ2 2! + ๐‘ฅ3 3! โ€ฆ )3 = ๐‘’ ๐‘ฅ ๐‘’ ๐‘ฅ โˆ’ 1 3 = ๐‘’ ๐‘ฅ (๐‘’3๐‘ฅ โˆ’ 3๐‘’2๐‘ฅ + 3๐‘’ ๐‘ฅ โˆ’ 1) = ๐‘’4๐‘ฅ โˆ’ 3๐‘’3๐‘ฅ + 3๐‘’2๐‘ฅ โˆ’ ๐‘’ ๐‘ฅ = 0 ~ 4๐‘ฅ ๐‘Ÿ ๐‘Ÿ ! โˆ’ 3 0 ~ 3๐‘ฅ ๐‘Ÿ ๐‘Ÿ ! + 3 0 ~ 2๐‘ฅ ๐‘Ÿ ๐‘Ÿ ! โˆ’ 0 ~ ๐‘ฅ ๐‘Ÿ ๐‘Ÿ ! Banyaknya barisan yang dimaksud = koefisien dari ๐‘ฅ ๐‘Ÿ ๐‘Ÿ ! dalam p(x) = 4 ๐‘Ÿ โˆ’ 3. 3 ๐‘Ÿ + 3.2 ๐‘Ÿ โˆ’1 = 4 ๐‘Ÿ โˆ’ 32๐‘Ÿ + 3.2 ๐‘Ÿ โˆ’1
  • 42. 42 b) P ๐‘ฅ = 1 + ๐‘ฅ2 2! + ๐‘ฅ4 4! โ€ฆ 2 = ( ๐‘’ ๐‘ฅ + ๐‘’โˆ’๐‘ฅ 2 )2 = ๐‘’2๐‘ฅ + ๐‘’โˆ’2๐‘ฅ +2 4 = ยฝ ๐‘’ ๐‘ฅ + ๐‘’โˆ’๐‘ฅ 2 + 1 2 = ยฝ (1 + (2๐‘ฅ)2 2! + (2๐‘ฅ)4 4! โ€ฆ ) + ยฝ = 1 + 2 ๐‘ฅ2 2! + 23 ๐‘ฅ4 4! +โ€ฆ. Banyaknya barisan yang dimaksud = koefisien dari ๐‘ฅ ๐‘Ÿ ๐‘Ÿ ! dalam p(x) = 0, bila r ganjil 1, bila r = 0 2 ๐‘Ÿโˆ’1, ๐‘๐‘–๐‘™๐‘Ž ๐‘Ÿ ๐‘”๐‘’๐‘›๐‘Ž๐‘ ๐‘‘๐‘Ž๐‘› ๐‘Ÿ > 0
  • 43. 43 FPE dapat digunakan untuk memecahkan masalah pendistribusian obyek-obyek yang berbeda ke daam sel Contoh 1.4.2 1) Tentukan banyaknya cara mendistribusikan x macam obyek yang berbeda ke dala n sel yang berbeda jika setiap sel mendapat paling sedikit satu obyek. 2) Tentukan banyaknya cara mendistribusikan x macam obyek yang berbeda ke dala n sel yang identik jika setiap sel mendapat paling sedikit satu obyek.
  • 44. 44 Penyelesaian: 1) P ๐‘ฅ = ๐‘ฅ 1! + ๐‘ฅ2 2! + ๐‘ฅ3 3! โ€ฆ ๐‘› = ๐‘’ ๐‘ฅ โˆ’ 1 ๐‘› = ๐‘› 0 ๐‘’ ๐‘ฅ๐‘› โˆ’ ๐‘› 1 ๐‘’ ๐‘ฅ ๐‘›โˆ’1 + โ€ฆ + โˆ’1 ๐‘˜ ๐‘› ๐‘˜ ๐‘’ ๐‘ฅ ๐‘›โˆ’๐‘˜ + โˆ’1 ๐‘› ๐‘› ๐‘› Untuk 0โ‰ค ๐‘˜ โ‰ค ๐‘›, koefisien ๐‘ฅ ๐‘Ÿ ๐‘Ÿ ! dalam ๐‘’ ๐‘ฅ(๐‘›โˆ’๐‘˜) adalah ๐‘› โˆ’ ๐‘Ÿ ๐‘˜ Maka koefisien dari ๐‘ฅ ๐‘Ÿ ๐‘Ÿ ! dalam p(x) ialah ๐‘˜=0 ๐‘› โˆ’1 ๐‘˜ ๐‘› ๐‘˜ ๐‘› โˆ’ ๐‘˜ ๐‘Ÿ Jadi, banyaknya cara yang dimaksud adalah ๐‘˜=0 ๐‘› โˆ’1 ๐‘˜ ๐‘› ๐‘˜ ๐‘› โˆ’ ๐‘˜ ๐‘Ÿ
  • 45. 45 b) Karena n sel identik, maka jawaban (a) harus di bagi n jadi, banyaknya cara ialah: 1 ๐‘›! ๐‘˜=0 ๐‘› โˆ’1 ๐‘˜ ๐‘› ๐‘˜ ๐‘› โˆ’ ๐‘˜ ๐‘Ÿ
  • 46. DAN KINI SAATNYA KALIAN MERAIH MIMPI-MIMPI KALIAN & SYUKRON TO ALLโ€ 46
  • 47. 47