SlideShare una empresa de Scribd logo
1 de 31
TRANSFORMASI ELEMENTER
Kelompok 2:
 Ira Rumasingap
 Penny Charity Lumbanraja
 Rizky Ananda
 Robin Sanjaya Halawa
 Solihadi
TRANSFORMASI
ELEMENTER
TRANSFORMASI LINIER
W=az+b
TRANSFORMASI KEBALIKAN
W=1/z
TRANSFORMASI BILINIER
W=(az+b)/(cz+d)
Transformasi Linier
Pada bab ini akan membicarakan arti geometri fungsi
kompleks. Suatu fungsi dapat dipikirkan sebagai suatu proses
bahwa sebagian dari –Z dipetakan ke bagian bidang –W. Hal
ini menjelaskan istilah pemetaan dan transformasi sebagai
nama lain untuk suatu fungsi f yang memetakan z0 ke w0.
Peta dari z0 di bawah f adalah w0 dan z0 adalah prapeta dari
w0. Keadaan seperti ini yang mendasari pembahasan
mengenai trasformasi elementer.
Transformasi yang berbentuk
disebut transformasi linier. Sebelum membicarakan lebih jauh
mengenai transformasi linier, perhatikan beberapa contoh
berikut:
w = f(z) = az + b, a,b∈ C
Misalkan f(z) = iz dengan z = x + iy, maka
f(z) = iz = i(x+iy) = -y+ix
modulus dari i adalah 𝑖 = 1 dan Arg i =
𝜋
2
fungsi f(z) = iz, bila dituliskan dalam bentuk
pengaitannya diperoleh
𝑧 → 𝑖𝑧
𝑥 + 𝑖𝑦 → 𝑢 + 𝑖𝑣 = −𝑦 + 𝑖𝑥
Hal ini memperlihatkan bahwa setiap titik (x,y) di
bidang –Z ditransformasikan oleh f(z) = iz ke bidang –
W di titik (-y,x). Hal ini transformasi ini sesuai dengan
rotasi R (0,
𝜋
2
) yaitu rotasi berpusat di O dengan sudut
putar
𝜋
2
.
Secara umum fungsi w = f(z) = az, a≠0,
mentransformasikan z ke bidang –W dengan cara:
Merotasikan z sebesar Arg a atau R(0,
𝜋
2
) dan
Dilatasi oleh faktor 𝑎 atau dilatasi D(0, 𝑎 )
Faktor dilatasi 𝑎 menentukan jenis transformasi z ke
bidang –W yaitu,
 Jika 𝑎 = 1, maka z ditransformasikan ke bidang –W
dengan rotasi R (0, Arg a)
 Jika 𝑎 > 1, maka z ditransformasikan ke bidang –W
dengan rotasi R (0, Arg a) kemudian dilatasi
(diperbesar) oleh faktor 𝑎 > 1.
 𝑎 < 1, maka z ditransformasikan ke bidang-W
dengan rotasi R(0, Arg a) kemudian dilatasi (diperkecil)
oleh faktor 𝑎 < 1.
Contoh
Temukan Bayangan dari S’ dari Persegi S dengan titik-titik
pada 1+i, 2+i, 2+2i, dan 1+2i di bawah pemetaan linier T(z) = z
+ 2-i
Penyelesaian:
Kita akan menunjukkan S dan S’ pada bidang kompleks.
Pemetaan T adalah Translasi dan S’ dapat ditentukan dengan
mengikuti identifikasi
b = xo +yo = 2+i(-1). Sehingga titik vektor pada (2,-1) untuk tiap
titik di S. Sehingga himpunan titik-titik vektor adalah S’ adalah
bayangan dari S dibawah T. S’ adalah persegi dengan titik-titik
pada:
 T ( 1+ i ) = ( 1+i ) + ( 2- i) = 3
 T ( 2 + 2i ) = ( 2+2i ) + ( 2-i ) = 4 + i
 T ( 2 + i ) = ( 2+ i ) + ( 2-i ) = 4
 T ( 1 + 2i ) = ( 1+2i ) + ( 2-i ) = 3 + i
Contoh
Tentukan peta dari kurva 𝑦 = 𝑥2 oleh transformasi linier w = 2
iz + (1-i)
Penyelesaian:
Arg (2i) = arc cot 0 =
𝜋
2
dan 2𝑖 = 2.
Transformasi linier w = 2iz + (1-i) bila dituliskan dalam bentuk
pengaitannya adalah : (Seperti pada buku)
a. karena 𝑦 = 𝑥2 bila ditulis dalam bilangan kompleks z = x +
ix2 diperoleh

𝑥′
𝑦′
=
cos
𝜋
2
− sin
𝜋
2
sin
𝜋
2
cos
𝜋
2
𝑥
𝑥2
 =
0 −1
1 0
𝑥
𝑥2
 = −𝑥2
𝑥
Jadi, z = x + ix2 w = - x2 + ix = - y2 + iy
Dengan demikian kurva 𝑦 = 𝑥2
dirotasi sejauh R(0,
𝜋
2
)
petanya adalah 𝑥 = −𝑦2
b. Kurva 𝑥 = −𝑦2
dilatasi oleh faktor 2 diperoleh:
z = - x + ix2 w = - 2x2 + 2ix = - 1/2 y2 + iy
jadi, kurva 𝑥 = −𝑦2
dilatasi oleh faktor 2. Petanya 𝑥 = −
1
2
𝑦2
c. Kurva 𝑥 = −
1
2
𝑦2
ditranslasi oleh vektor b(1,-1) ,:
z = - 2x2 + 2ix w = (- 2x2 +1)+ i(2x-1)
= −
1
2
𝑦 + 1 2 + 1 + 𝑖𝑦
Jadi kurva 𝑥 = −
1
2
𝑦2
ditranslasi oleh vektor (1,-1) petanya
adalah
𝑥 = −
1
2
𝑦 + 1 2
+ 1
Dari (1), (2), dan (3) diperoleh peta dari kurva 𝑦 = 𝑥2
oleh
transformasi linier
w = 2iz + (1-i) ke bidang –W adalah
𝑥 = −
1
2
𝑦 + 1 2 + 1
𝑢 = −
1
2
𝑣 + 1 2 + 1
Penyelesaian masalah di atas dapat pula dilakukan dengan
cara lain, seperti berikut. Namakan w = u + iv dan z = x + iy,
diperoleh
w = 2iz + (1-i)
u + iv = 2i(x+iy) + (1-i)
= (-2y+1) + (2x-1)i
Dengan menyatakan x dan y dalam u dan v diperoleh:
u= -2y+1 dan v=2x-1
𝑦 = −
1
2
𝑢 +
1
2
dan 𝑥 =
1
2
𝑣 +
1
2
Jadi, kurva 𝑦 = 𝑥2 ditransformasikan oleh w = 2iz + (1-i)
petanya adalah
𝑦 = 𝑥2
−
1
2
𝑢 +
1
2
=
1
2
𝑣 +
1
2
2
𝑢 = −
1
2
(𝑣 + 1)2 + 1
Transformasi Kebalikan
Transformasi kebalikan adalah transformasi yang
berbentuk
Untuk mencari peta 𝑧 ∈ 𝐶 oleh transformasi kebalikan
𝑤 =
1
𝑧
, dilakukan dengan cara sebagai berikut. Jika 𝑧 =
𝑟 (cos 𝜃 + 𝑖 sin 𝜃), diperoleh:
𝑤 =
1
𝑧
=
1
𝑟 (cos 𝜃+𝑖 sin 𝜃)
𝑤 =
1
𝑧
=
1
𝑟 (cos 𝜃 + 𝑖 sin 𝜃)
.
cos 𝜃 + 𝑖 sin 𝜃
cos 𝜃 + 𝑖 sin 𝜃
=
1
𝑟
cos(− 𝜃) + 𝑖 sin(− 𝜃)
Dengan demikian transformasi kebalikan memetakan
suatu titik pada bidang –Z dengan modulus sama
dengan r dan argumennya 𝜃 menjadi suatu titik pada
bidang –W dengan modulus sama dengan
1
𝑟
dan
argumennya (−𝜃).
Transformasinya kebalikan bila digambarkan secara
geometri ,tampak seperti di bawah ini,
Perhatikan ∆𝑂𝐶𝐵 dan
∆𝑂𝐴𝐶. Karena ∠𝑂𝐶𝐵
dan ∠𝑂𝐴𝐶 =
𝜋
2
dan
∠𝐶𝑂𝐵 dan ∠𝐴𝑂𝐶,
maka ∆𝑂𝐶𝐵 − ∆𝑂𝐴𝐶
Akibatnya diperoleh:
𝑂𝐶
𝑂𝐵
=
𝑂𝐴
𝑂𝐶
↔ 𝑍 𝑂𝐵 = 1 ↔ 𝑂𝐴 𝑂𝐵 = 𝑂𝐶 2
↔ 𝑂𝐵 =
1
𝑍
=
1
𝑍
= 𝑊
Selanjutnya akan ditentukan peta dari garis lurus dan
lingkaran di 𝑅2
oleh transformasi kebalikan 𝑤 =
1
𝑧
.
Adapun prosesnya sebagai berikut :
1. Misalkan persamaan garis lurus di 𝑅2
𝑎𝑑𝑎𝑙𝑎ℎ
𝑎𝑥 + 𝑏𝑦 + 𝑐 = 0 , a dan b tak bersama-sama nol
ditransformasikan oleh 𝑤 =
1
𝑧
. Namakan 𝑧 = 𝑥 + 𝑖𝑦
dan 𝑤 = 𝑢 + 𝑖𝑣 , maka:
𝑤 =
1
𝑧
=
1
𝑥 + 𝑖𝑦
=
𝑥 − 𝑖𝑦
𝑥2 + 𝑦2
=
𝑥
𝑥2 + 𝑦2
−
𝑖𝑦
𝑥2 𝑦2
Jadi peta garis lurus di R2 oleh transformasi w=1/z
adalah:
𝑎𝑥 + 𝑏𝑦 + 𝑐 = 0
𝑤=
1
𝑧
𝑎
𝑢
𝑢2 + 𝑣2
+ 𝑏
−𝑣
𝑢2 + 𝑣2
+ 𝑐 = 0
𝑐 𝑢2 + 𝑣2 + 𝑎𝑢 − 𝑏𝑣 = 0
Jadi c=0 , maka petanya berupa suatu garis lurus.
Tetapi jika 𝑐 ≠ 0, petanya berupa suatu lingkaran.
2. Misalkan persamaan lingkaran di R2 adalah 𝑥2 +
𝑦2 + 𝐴𝑥 + 𝐵𝑦 + 𝑐 = 0 di transformasikan oleh w=1/z
adalah: 𝑥2 + 𝑦2 + 𝐴𝑥 + 𝐵𝑦 + 𝑐 = 0
𝑤=
1
𝑧
1
𝑢2 + 𝑣2
+ 𝐴
𝑢
𝑢2 + 𝑣2
− 𝐵
𝑣
𝑢2 + 𝑣2
+ 𝐶 = 0
𝐶 𝑢2 + 𝑣2 + 𝐴𝑢 − 𝐵𝑣 + 1 = 0
Jika C=0 , maka petanya berupa garis lurus, tetapi jika
𝐶 ≠ 0, petanya berupa suatu lingkaran.
Contoh:
Tentukan peta garis x=1 oleh transformasi w=1/z
Penyelesaian:
𝑎𝑥 + 𝑏𝑦 + 𝑐 = 0
𝑤=
1
𝑧
𝑐 𝑢2 + 𝑣2 + 𝑎𝑢 − 𝑏𝑣 = 0
𝑥 − 1
𝑤=
1
𝑧
𝑐 𝑢2 + 𝑣2 + 𝑎𝑢 − 𝑏𝑣 = 0
− 𝑢2 + 𝑣2 + 𝑢 = 0
(𝑢 −
1
2
)2+𝑣2 =
1
4
Jadi garis x=1
pada bidang –Z
dipetakan oleh
w=1/z ke bidang
–W menjadi
suatu lingkaran
dengan pusat
(0,1/2) dan jari-
jari ½
Contoh:
Tentukan peta dari lingkaran 𝑥2 + 𝑦2 − 𝑥 = 0 oleh
transformasi w=1/z.
Penyelesaian:
𝑥2 + 𝑦2 + 𝐴𝑥 − 𝐵𝑦 + 𝐶 = 0
𝑤=
1
𝑧
𝑐 𝑢2 + 𝑣2 + 𝑎𝑢 − 𝑏𝑣 = 0
𝑥2 + 𝑦2 − 𝑥 = 0
𝑤=
1
𝑧
0 𝑢2 + 𝑣2 + −1 𝑢 − 0𝑣 + 1 = 0
−𝑢 + 1 = 0
𝑢 = 1
Jadi lingkaran 𝑥2 + 𝑦2 − 𝑥 = 0 oleh w=1/z di bidang –W
adalah u=1
Transformasi Bilinier
Misalkan a, b, c dan d konstanta kompleks.
Transformasi dengan bentuk
𝑎𝑑 − 𝑏𝑐 ≠ 0 dan 𝑐 ≠ 0 disebut transformasi bilinear
(Mobius).
Transformasi 𝑤 =
𝑎𝑧+𝑏
𝑐𝑧+𝑑
, dapat ditulis sebagai komposisi
dari fungsi linear dan kebalikan seperti berikut.
𝑤 =
𝑎𝑧 + 𝑏
𝑐𝑧 + 𝑑
𝑤 = 𝑓 𝑧 =
𝑎𝑧 + 𝑏
𝑐𝑧 + 𝑑
= 𝑤 =
𝑎 𝑧 +
𝑏
𝑎
𝑐 𝑧 +
𝑑
𝑐
=
𝑎(𝑧 +
𝑑
𝑐
−
𝑑
𝑐
+
𝑏
𝑎
)
𝑐 𝑧 +
𝑑
𝑐
=
𝑎
𝑐
+
𝑎(
𝑑
𝑐
+
𝑏
𝑎
)
𝑐 𝑧 +
𝑑
𝑐
=
𝑎
𝑐
+
𝑏 −
𝑎𝑐
𝑐
𝑐(𝑐𝑧 + 𝑑)
=
𝑎
𝑐
+
𝑏𝑐 − 𝑎𝑑
𝑐(𝑐𝑧 + 𝑑)
Komposisinya adalah
𝑠 = 𝑐𝑧 + 𝑑
𝑡 =
1
𝑠
𝑑𝑎𝑛
𝑤 =
𝑎
𝑐
+
𝑏𝑐 − 𝑎𝑑
𝑐
𝑡
Contoh:
Tentukan peta Im(z) > 0 oleh transformasi bilinier 𝑤 =
𝑧−1
𝑧+𝑖
.
Penyelesaian:
𝑤 =
𝑧 − 1
𝑧 + 𝑖
=
𝑧 + 𝑖 − 21
𝑧 + 𝑖
= 1 −
2𝑖
𝑧 + 𝑖
Misalkan 𝑠 = 𝑧 + 1, 𝑡 =
1
𝑠
𝑑𝑎𝑛 𝑤 = 1 − 2𝑖𝑡. Diperoleh
penggantinya adalah
𝑧 → 𝑧 + 1 →
1
𝑧 + 𝑖
→
2𝑖
𝑧 + 𝑖
Proses untuk memperoleh peta dari I(z) > 0 masing – masing
oleh transformasi s, t dan w diberikan kepada para
mahasiswa sebagai latihan. Berikut ini akan diberikan cara
lain untuk menentukan hasil transformasi oleh 𝑤 =
𝑧−1
𝑧+𝑖
Nyatakan z dalam w sehingga
𝑤 =
𝑧 − 1
𝑧 + 𝑖
𝑤 𝑧 + 𝑖 = 𝑧 − 𝑖
𝑧 =
−𝑖 𝑤 + 1
𝑤 − 1
; 𝑤 = 𝑢 + 𝑖𝑣
=
−𝑖(𝑢 + 𝑖𝑣 + 1)
𝑢 + 𝑖𝑣 − 1
=
−𝑖(𝑢 + 𝑖𝑣 + 1)
𝑢 − 1 + 𝑖𝑣
=
−2𝑣
(𝑢 − 1)2+𝑣2 + 𝑖
(−𝑢2
−𝑣2
+1
(𝑢 − 1)2+𝑣2
Diperoleh:
𝑥 =
−2𝑣
(𝑢 − 1)2+𝑣2
𝑑𝑎𝑛 𝑦 =
−𝑢2 −𝑣2 +1
(𝑢 − 1)2+𝑣2
Jadi peta dari I(z) > 0 oleh transformasi 𝑤 =
𝑧−1
𝑧+𝑖
𝐼(𝑧) > 0
𝑦 > 0
−𝑢2
−𝑣2
+1
(𝑢 − 1)2+𝑣2
> 0
𝑢2
+ 𝑣2
< 1
Maka bentuk petanya adalah daerah lingkaran yang berpusat
di titik 0(0,0) dan berjari – jari 1.
Berikut ini akan dibicarakan bagaimana materi fungsi
transformasi linier dan bilinear yang disajikan pada teorema
dibawah ini.
 Teorema 1
Jika 𝑧1 ≠ 𝑧2 sebarang titik pada bidang – 𝑍 dan 𝑤1 ≠
𝑤2 sebarang titik pada bidang −𝑊 , maka fungsi
transformasi linear yang memetakan 𝑧𝑗 𝑘𝑒 𝑤𝑗 dengan
𝑗 = 1,2 adalah
𝑤 − 𝑤1
𝑤 − 𝑤2
=
𝑧 − 𝑧1
𝑧 − 𝑧2
 Bukti
Misalkan fungsi transformasi linearnya adalah = 𝑎𝑧 + 𝑏
, diperoleh system persamaan.
𝑎𝑧1 + 𝑏 = 𝑤1
𝑎𝑧2 + 𝑏 = 𝑤2
Dengan menyelesaikan system persamaan tersebut
diperoleh :
𝑎 =
𝑤 − 𝑤1
𝑤 − 𝑤2
𝑑𝑎𝑛 𝑏 =
𝑤2 𝑧1 − 𝑤1 𝑧2
𝑧1 − 𝑧2
 Sehingga fungsi transformasinya adalah
 𝑤 = 𝑎𝑧 + 𝑏
 𝑤 =
𝑤−𝑤1
𝑤−𝑤2
+
𝑤2 𝑧1−𝑤1 𝑧2
𝑧1−𝑧2
 𝑤 𝑧1 − 𝑧2 = 𝑤𝑧1 − 𝑤𝑧2 + 𝑤2 𝑧1 − 𝑤1 𝑧2
 −𝑤𝑧2 − 𝑤𝑧1 + 𝑤2 𝑧1 − 𝑤1 𝑧2 = −𝑤1 𝑧𝑤2 𝑧 + 𝑤2 𝑧1
 −𝑤𝑧 − 𝑤𝑧2 − 𝑤1 𝑧 + 𝑤1 𝑧1 = 𝑤𝑧 − 𝑤𝑧1 − 𝑤2 𝑧 + 𝑤2 𝑧1
 𝑤 − 𝑤1 𝑧 − 𝑧2 = 𝑤 − 𝑤2 𝑧 − 𝑧1

𝑤−𝑤1
𝑤−𝑤2
=
𝑧−𝑧1
𝑧−𝑧2
 Teorema 2
 Jika 𝑧1 ≠ 𝑧2 ≠ 𝑧3 sebarang titik pada batang – 𝑧 dan
𝑤1 ≠ 𝑤2 ≠ 𝑤3 sebarang titik pada batang – 𝑤, maka
fungsi transformasi bilinear yang memetakan 𝑧𝑗 𝑘𝑒 𝑤𝑗
dengan 𝑗 = 1,2,3 adalah :
𝑤 − 𝑤1 𝑤2 − 𝑤3
𝑤 − 𝑤3 𝑤2 − 𝑤1
=
𝑧 − 𝑧1 𝑧2 − 𝑧3
𝑧 − 𝑧3 𝑧2 − 𝑧1
Contoh
Tentukan transformasi bilinear yang memetakan 𝑧1 = 0 ke
𝑤1 = −3, 𝑧2 = −𝑖 ke 𝑤2 = −1 − 2𝑖 dan 𝑧3 = 1 ke 𝑤3 = −1
Penyelesaian :
𝑤 + 3 (−1 − 2𝑖 + 1)
𝑤 + 1 (−1 − 2𝑖 + 3)
=
𝑧 − 0 (−1 − 1)
𝑧 − 1 (−𝑖 − 0)
𝑤 + 3 (−2𝑖)
𝑤 + 1 (−2 + 2𝑖)
=
𝑧(−𝑖 − 1)
𝑧 − 3 − 𝑖
−𝑧𝑤𝑖 − 5𝑖 −𝑧𝑖 + 𝑖 = 2𝑤 − 2𝑤𝑖 − 2𝑤𝑖 + 2 − 2𝑖 −2𝑖 − 2
2𝑤𝑧 + 2𝑤 = 6𝑧 − 2𝑧 − 6
𝑤 =
2 − 3
𝑧 + 1
Transformasi elementer

Más contenido relacionado

La actualidad más candente

Bilangan kompleks lengkap
Bilangan kompleks lengkapBilangan kompleks lengkap
Bilangan kompleks lengkap
agus_budiarto
 
Persamaan garis lurus(Geometri Analitik Ruang)
Persamaan garis lurus(Geometri Analitik Ruang)Persamaan garis lurus(Geometri Analitik Ruang)
Persamaan garis lurus(Geometri Analitik Ruang)
Dyas Arientiyya
 

La actualidad más candente (20)

Bilangan kompleks
Bilangan kompleksBilangan kompleks
Bilangan kompleks
 
Analisis real-lengkap-a1c
Analisis real-lengkap-a1cAnalisis real-lengkap-a1c
Analisis real-lengkap-a1c
 
Geometri analitik ruang
Geometri analitik ruangGeometri analitik ruang
Geometri analitik ruang
 
Aljabar 3-struktur-aljabar
Aljabar 3-struktur-aljabarAljabar 3-struktur-aljabar
Aljabar 3-struktur-aljabar
 
Bilangan kompleks lengkap
Bilangan kompleks lengkapBilangan kompleks lengkap
Bilangan kompleks lengkap
 
Integral Lipat Tiga
Integral Lipat TigaIntegral Lipat Tiga
Integral Lipat Tiga
 
Ring
RingRing
Ring
 
Basis dan Dimensi
Basis dan DimensiBasis dan Dimensi
Basis dan Dimensi
 
Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.3
Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.3Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.3
Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.3
 
Homomorfisma grup
Homomorfisma grupHomomorfisma grup
Homomorfisma grup
 
Persamaan garis lurus(Geometri Analitik Ruang)
Persamaan garis lurus(Geometri Analitik Ruang)Persamaan garis lurus(Geometri Analitik Ruang)
Persamaan garis lurus(Geometri Analitik Ruang)
 
PEMETAAN STRUKTUR ALJABAR
PEMETAAN STRUKTUR ALJABARPEMETAAN STRUKTUR ALJABAR
PEMETAAN STRUKTUR ALJABAR
 
Teori Group
Teori GroupTeori Group
Teori Group
 
BAB 2 Pencerminan (Refleksi)
BAB 2 Pencerminan (Refleksi)BAB 2 Pencerminan (Refleksi)
BAB 2 Pencerminan (Refleksi)
 
Turuna parsial fungsi dua peubah atau lebih
Turuna parsial fungsi dua peubah atau lebihTuruna parsial fungsi dua peubah atau lebih
Turuna parsial fungsi dua peubah atau lebih
 
Pembuktian dalam matematika
Pembuktian dalam matematikaPembuktian dalam matematika
Pembuktian dalam matematika
 
Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.1
Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.1Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.1
Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.1
 
Rangkuman materi Isometri
Rangkuman materi IsometriRangkuman materi Isometri
Rangkuman materi Isometri
 
Prinsip Inklusi Eksklusi
Prinsip Inklusi EksklusiPrinsip Inklusi Eksklusi
Prinsip Inklusi Eksklusi
 
Makalah setengah putaran
Makalah setengah putaranMakalah setengah putaran
Makalah setengah putaran
 

Destacado

transformasi
transformasitransformasi
transformasi
widi1966
 
Bilangan kompleks
Bilangan kompleksBilangan kompleks
Bilangan kompleks
Irwandaniin
 
Konsumsi, tabungan, dan investasi
Konsumsi, tabungan, dan investasiKonsumsi, tabungan, dan investasi
Konsumsi, tabungan, dan investasi
Ika Maya Susanti
 

Destacado (20)

Transformasi linier (analisa kompleks)
Transformasi linier (analisa kompleks) Transformasi linier (analisa kompleks)
Transformasi linier (analisa kompleks)
 
Analisis kompleks
Analisis kompleksAnalisis kompleks
Analisis kompleks
 
fungsi-fungsi kompleks
fungsi-fungsi kompleksfungsi-fungsi kompleks
fungsi-fungsi kompleks
 
Beberapa ukuran dasar demografi
Beberapa ukuran dasar demografiBeberapa ukuran dasar demografi
Beberapa ukuran dasar demografi
 
Transformasi z
Transformasi zTransformasi z
Transformasi z
 
transformasi
transformasitransformasi
transformasi
 
integral fungsi kompleks
integral fungsi kompleksintegral fungsi kompleks
integral fungsi kompleks
 
Transformasi Datum
Transformasi DatumTransformasi Datum
Transformasi Datum
 
07 bab 6
07 bab 607 bab 6
07 bab 6
 
Tugas I Fungsi Kompleks
Tugas I Fungsi KompleksTugas I Fungsi Kompleks
Tugas I Fungsi Kompleks
 
barisan dan deret bilangan kompleks
barisan dan deret bilangan kompleksbarisan dan deret bilangan kompleks
barisan dan deret bilangan kompleks
 
FUNGSI ANALITIK
FUNGSI ANALITIKFUNGSI ANALITIK
FUNGSI ANALITIK
 
Bilangan kompleks
Bilangan kompleksBilangan kompleks
Bilangan kompleks
 
Makalah metode transformasi fourier
Makalah metode transformasi fourierMakalah metode transformasi fourier
Makalah metode transformasi fourier
 
Bilangan kompleks
Bilangan kompleksBilangan kompleks
Bilangan kompleks
 
Konsumsi, tabungan, dan investasi
Konsumsi, tabungan, dan investasiKonsumsi, tabungan, dan investasi
Konsumsi, tabungan, dan investasi
 
TRANSFORMASI GEOMETRI
TRANSFORMASI GEOMETRITRANSFORMASI GEOMETRI
TRANSFORMASI GEOMETRI
 
1 Bilangan Kompleks
1 Bilangan Kompleks1 Bilangan Kompleks
1 Bilangan Kompleks
 
Transformasi (ppt)
Transformasi (ppt)Transformasi (ppt)
Transformasi (ppt)
 
Presentasi pendapatannasional
Presentasi pendapatannasionalPresentasi pendapatannasional
Presentasi pendapatannasional
 

Similar a Transformasi elementer

Kelas xii bab 5
Kelas xii bab 5Kelas xii bab 5
Kelas xii bab 5
pitrahdewi
 
Transformasi(translasi rotasi-dilatasi)
Transformasi(translasi rotasi-dilatasi)Transformasi(translasi rotasi-dilatasi)
Transformasi(translasi rotasi-dilatasi)
mariobopass
 
Transformasi (Translasi, Rotasi Dan Dilatasi)
Transformasi (Translasi, Rotasi Dan Dilatasi)Transformasi (Translasi, Rotasi Dan Dilatasi)
Transformasi (Translasi, Rotasi Dan Dilatasi)
guest6ea51d
 
Transformasi (Translasi, Rotasi Dan Dilatasi)
Transformasi (Translasi, Rotasi Dan Dilatasi)Transformasi (Translasi, Rotasi Dan Dilatasi)
Transformasi (Translasi, Rotasi Dan Dilatasi)
guest6ea51d
 
Transformasi (translasi rotasi)
Transformasi (translasi rotasi)Transformasi (translasi rotasi)
Transformasi (translasi rotasi)
C Lis Ec
 
matematika geodesi-transformasi linier
matematika geodesi-transformasi liniermatematika geodesi-transformasi linier
matematika geodesi-transformasi linier
aulia rachmawati
 
Transformasi(translasi rotasi-dilatasi)
Transformasi(translasi rotasi-dilatasi)Transformasi(translasi rotasi-dilatasi)
Transformasi(translasi rotasi-dilatasi)
intanbuhatii
 
Transformasi(translasi rotasi-dilatasi)
Transformasi(translasi rotasi-dilatasi)Transformasi(translasi rotasi-dilatasi)
Transformasi(translasi rotasi-dilatasi)
intanbuhatii
 

Similar a Transformasi elementer (20)

Persamaan garis singgung lingkaran
Persamaan garis singgung lingkaranPersamaan garis singgung lingkaran
Persamaan garis singgung lingkaran
 
Translasi dan Rotasi
Translasi dan RotasiTranslasi dan Rotasi
Translasi dan Rotasi
 
Kelas xii bab 5
Kelas xii bab 5Kelas xii bab 5
Kelas xii bab 5
 
Transformasi(translasi rotasi-dilatasi)
Transformasi(translasi rotasi-dilatasi)Transformasi(translasi rotasi-dilatasi)
Transformasi(translasi rotasi-dilatasi)
 
Transformasi (Translasi, Rotasi Dan Dilatasi)
Transformasi (Translasi, Rotasi Dan Dilatasi)Transformasi (Translasi, Rotasi Dan Dilatasi)
Transformasi (Translasi, Rotasi Dan Dilatasi)
 
Transformasi (Translasi, Rotasi Dan Dilatasi)
Transformasi (Translasi, Rotasi Dan Dilatasi)Transformasi (Translasi, Rotasi Dan Dilatasi)
Transformasi (Translasi, Rotasi Dan Dilatasi)
 
Kelas xii bab 5
Kelas xii bab 5Kelas xii bab 5
Kelas xii bab 5
 
Kelas xii bab 5
Kelas xii bab 5Kelas xii bab 5
Kelas xii bab 5
 
Geseran dan Pencerminan >>> PMT VI B UIN Suska Riau
Geseran dan Pencerminan >>> PMT VI B UIN Suska RiauGeseran dan Pencerminan >>> PMT VI B UIN Suska Riau
Geseran dan Pencerminan >>> PMT VI B UIN Suska Riau
 
transz2 (1).ppt
transz2 (1).ppttransz2 (1).ppt
transz2 (1).ppt
 
Perasamaan garis singgung lingkaran
Perasamaan garis singgung  lingkaranPerasamaan garis singgung  lingkaran
Perasamaan garis singgung lingkaran
 
Transformasi (translasi rotasi)
Transformasi (translasi rotasi)Transformasi (translasi rotasi)
Transformasi (translasi rotasi)
 
PERSAMAAN GARIS SINGGUNG PADA LINGKARAN (mar'atus syakdia)
PERSAMAAN GARIS SINGGUNG PADA LINGKARAN (mar'atus syakdia)PERSAMAAN GARIS SINGGUNG PADA LINGKARAN (mar'atus syakdia)
PERSAMAAN GARIS SINGGUNG PADA LINGKARAN (mar'atus syakdia)
 
Komposisi transformasi SMA
Komposisi transformasi SMAKomposisi transformasi SMA
Komposisi transformasi SMA
 
Makalah
MakalahMakalah
Makalah
 
matematika geodesi-transformasi linier
matematika geodesi-transformasi liniermatematika geodesi-transformasi linier
matematika geodesi-transformasi linier
 
Transformasi
TransformasiTransformasi
Transformasi
 
PPT trnsformasi komlit.pptx
PPT trnsformasi komlit.pptxPPT trnsformasi komlit.pptx
PPT trnsformasi komlit.pptx
 
Transformasi(translasi rotasi-dilatasi)
Transformasi(translasi rotasi-dilatasi)Transformasi(translasi rotasi-dilatasi)
Transformasi(translasi rotasi-dilatasi)
 
Transformasi(translasi rotasi-dilatasi)
Transformasi(translasi rotasi-dilatasi)Transformasi(translasi rotasi-dilatasi)
Transformasi(translasi rotasi-dilatasi)
 

Último

Analisis varinasi (anova) dua arah dengan interaksi
Analisis varinasi (anova) dua arah dengan interaksiAnalisis varinasi (anova) dua arah dengan interaksi
Analisis varinasi (anova) dua arah dengan interaksi
MemenAzmi1
 

Último (11)

Analisis varinasi (anova) dua arah dengan interaksi
Analisis varinasi (anova) dua arah dengan interaksiAnalisis varinasi (anova) dua arah dengan interaksi
Analisis varinasi (anova) dua arah dengan interaksi
 
Ruang Lingkup Lembaga Keuangan Bank dan Non Bank
Ruang Lingkup Lembaga Keuangan Bank dan Non BankRuang Lingkup Lembaga Keuangan Bank dan Non Bank
Ruang Lingkup Lembaga Keuangan Bank dan Non Bank
 
Materi Kelas 8 - Unsur, Senyawa dan Campuran.pptx
Materi Kelas 8 - Unsur, Senyawa dan Campuran.pptxMateri Kelas 8 - Unsur, Senyawa dan Campuran.pptx
Materi Kelas 8 - Unsur, Senyawa dan Campuran.pptx
 
imunisasi measles rubella indonesia puskesmas
imunisasi measles rubella indonesia puskesmasimunisasi measles rubella indonesia puskesmas
imunisasi measles rubella indonesia puskesmas
 
Soal Campuran Asam Basa Kimia kelas XI.pdf
Soal Campuran Asam Basa Kimia kelas XI.pdfSoal Campuran Asam Basa Kimia kelas XI.pdf
Soal Campuran Asam Basa Kimia kelas XI.pdf
 
MATERI IPA KELAS 9 SMP: BIOTEKNOLOGI ppt
MATERI IPA KELAS 9 SMP: BIOTEKNOLOGI pptMATERI IPA KELAS 9 SMP: BIOTEKNOLOGI ppt
MATERI IPA KELAS 9 SMP: BIOTEKNOLOGI ppt
 
Lampiran 4 _ Lembar Kerja Rencana Pengembangan Kompetensi DIri_Titin Solikhah...
Lampiran 4 _ Lembar Kerja Rencana Pengembangan Kompetensi DIri_Titin Solikhah...Lampiran 4 _ Lembar Kerja Rencana Pengembangan Kompetensi DIri_Titin Solikhah...
Lampiran 4 _ Lembar Kerja Rencana Pengembangan Kompetensi DIri_Titin Solikhah...
 
Petunjuk Teknis Penggunaan Aplikasi OSNK 2024
Petunjuk Teknis Penggunaan Aplikasi OSNK 2024Petunjuk Teknis Penggunaan Aplikasi OSNK 2024
Petunjuk Teknis Penggunaan Aplikasi OSNK 2024
 
PATROLI dengan BERBASIS MASYARAKAT Kehutananan
PATROLI dengan BERBASIS MASYARAKAT KehutanananPATROLI dengan BERBASIS MASYARAKAT Kehutananan
PATROLI dengan BERBASIS MASYARAKAT Kehutananan
 
3. Sejarah masuknya islam ke Nusantara dan KERAJAAN ISLAM DEMAK.ppt
3. Sejarah masuknya islam ke Nusantara dan KERAJAAN ISLAM DEMAK.ppt3. Sejarah masuknya islam ke Nusantara dan KERAJAAN ISLAM DEMAK.ppt
3. Sejarah masuknya islam ke Nusantara dan KERAJAAN ISLAM DEMAK.ppt
 
PPT KLONING (Domba Dolly), perkembangan kloning hewan, mekanisme kloning hewa...
PPT KLONING (Domba Dolly), perkembangan kloning hewan, mekanisme kloning hewa...PPT KLONING (Domba Dolly), perkembangan kloning hewan, mekanisme kloning hewa...
PPT KLONING (Domba Dolly), perkembangan kloning hewan, mekanisme kloning hewa...
 

Transformasi elementer

  • 1. TRANSFORMASI ELEMENTER Kelompok 2:  Ira Rumasingap  Penny Charity Lumbanraja  Rizky Ananda  Robin Sanjaya Halawa  Solihadi
  • 3. Transformasi Linier Pada bab ini akan membicarakan arti geometri fungsi kompleks. Suatu fungsi dapat dipikirkan sebagai suatu proses bahwa sebagian dari –Z dipetakan ke bagian bidang –W. Hal ini menjelaskan istilah pemetaan dan transformasi sebagai nama lain untuk suatu fungsi f yang memetakan z0 ke w0. Peta dari z0 di bawah f adalah w0 dan z0 adalah prapeta dari w0. Keadaan seperti ini yang mendasari pembahasan mengenai trasformasi elementer. Transformasi yang berbentuk disebut transformasi linier. Sebelum membicarakan lebih jauh mengenai transformasi linier, perhatikan beberapa contoh berikut: w = f(z) = az + b, a,b∈ C
  • 4. Misalkan f(z) = iz dengan z = x + iy, maka f(z) = iz = i(x+iy) = -y+ix modulus dari i adalah 𝑖 = 1 dan Arg i = 𝜋 2 fungsi f(z) = iz, bila dituliskan dalam bentuk pengaitannya diperoleh 𝑧 → 𝑖𝑧 𝑥 + 𝑖𝑦 → 𝑢 + 𝑖𝑣 = −𝑦 + 𝑖𝑥 Hal ini memperlihatkan bahwa setiap titik (x,y) di bidang –Z ditransformasikan oleh f(z) = iz ke bidang – W di titik (-y,x). Hal ini transformasi ini sesuai dengan rotasi R (0, 𝜋 2 ) yaitu rotasi berpusat di O dengan sudut putar 𝜋 2 .
  • 5. Secara umum fungsi w = f(z) = az, a≠0, mentransformasikan z ke bidang –W dengan cara: Merotasikan z sebesar Arg a atau R(0, 𝜋 2 ) dan Dilatasi oleh faktor 𝑎 atau dilatasi D(0, 𝑎 ) Faktor dilatasi 𝑎 menentukan jenis transformasi z ke bidang –W yaitu,  Jika 𝑎 = 1, maka z ditransformasikan ke bidang –W dengan rotasi R (0, Arg a)  Jika 𝑎 > 1, maka z ditransformasikan ke bidang –W dengan rotasi R (0, Arg a) kemudian dilatasi (diperbesar) oleh faktor 𝑎 > 1.  𝑎 < 1, maka z ditransformasikan ke bidang-W dengan rotasi R(0, Arg a) kemudian dilatasi (diperkecil) oleh faktor 𝑎 < 1.
  • 6.
  • 7. Contoh Temukan Bayangan dari S’ dari Persegi S dengan titik-titik pada 1+i, 2+i, 2+2i, dan 1+2i di bawah pemetaan linier T(z) = z + 2-i Penyelesaian: Kita akan menunjukkan S dan S’ pada bidang kompleks. Pemetaan T adalah Translasi dan S’ dapat ditentukan dengan mengikuti identifikasi b = xo +yo = 2+i(-1). Sehingga titik vektor pada (2,-1) untuk tiap titik di S. Sehingga himpunan titik-titik vektor adalah S’ adalah bayangan dari S dibawah T. S’ adalah persegi dengan titik-titik pada:  T ( 1+ i ) = ( 1+i ) + ( 2- i) = 3  T ( 2 + 2i ) = ( 2+2i ) + ( 2-i ) = 4 + i  T ( 2 + i ) = ( 2+ i ) + ( 2-i ) = 4  T ( 1 + 2i ) = ( 1+2i ) + ( 2-i ) = 3 + i
  • 8. Contoh Tentukan peta dari kurva 𝑦 = 𝑥2 oleh transformasi linier w = 2 iz + (1-i) Penyelesaian: Arg (2i) = arc cot 0 = 𝜋 2 dan 2𝑖 = 2. Transformasi linier w = 2iz + (1-i) bila dituliskan dalam bentuk pengaitannya adalah : (Seperti pada buku) a. karena 𝑦 = 𝑥2 bila ditulis dalam bilangan kompleks z = x + ix2 diperoleh  𝑥′ 𝑦′ = cos 𝜋 2 − sin 𝜋 2 sin 𝜋 2 cos 𝜋 2 𝑥 𝑥2  = 0 −1 1 0 𝑥 𝑥2  = −𝑥2 𝑥
  • 9. Jadi, z = x + ix2 w = - x2 + ix = - y2 + iy Dengan demikian kurva 𝑦 = 𝑥2 dirotasi sejauh R(0, 𝜋 2 ) petanya adalah 𝑥 = −𝑦2 b. Kurva 𝑥 = −𝑦2 dilatasi oleh faktor 2 diperoleh: z = - x + ix2 w = - 2x2 + 2ix = - 1/2 y2 + iy jadi, kurva 𝑥 = −𝑦2 dilatasi oleh faktor 2. Petanya 𝑥 = − 1 2 𝑦2 c. Kurva 𝑥 = − 1 2 𝑦2 ditranslasi oleh vektor b(1,-1) ,: z = - 2x2 + 2ix w = (- 2x2 +1)+ i(2x-1) = − 1 2 𝑦 + 1 2 + 1 + 𝑖𝑦 Jadi kurva 𝑥 = − 1 2 𝑦2 ditranslasi oleh vektor (1,-1) petanya adalah 𝑥 = − 1 2 𝑦 + 1 2 + 1
  • 10. Dari (1), (2), dan (3) diperoleh peta dari kurva 𝑦 = 𝑥2 oleh transformasi linier w = 2iz + (1-i) ke bidang –W adalah 𝑥 = − 1 2 𝑦 + 1 2 + 1 𝑢 = − 1 2 𝑣 + 1 2 + 1 Penyelesaian masalah di atas dapat pula dilakukan dengan cara lain, seperti berikut. Namakan w = u + iv dan z = x + iy, diperoleh w = 2iz + (1-i) u + iv = 2i(x+iy) + (1-i) = (-2y+1) + (2x-1)i Dengan menyatakan x dan y dalam u dan v diperoleh: u= -2y+1 dan v=2x-1
  • 11. 𝑦 = − 1 2 𝑢 + 1 2 dan 𝑥 = 1 2 𝑣 + 1 2 Jadi, kurva 𝑦 = 𝑥2 ditransformasikan oleh w = 2iz + (1-i) petanya adalah 𝑦 = 𝑥2 − 1 2 𝑢 + 1 2 = 1 2 𝑣 + 1 2 2 𝑢 = − 1 2 (𝑣 + 1)2 + 1
  • 12. Transformasi Kebalikan Transformasi kebalikan adalah transformasi yang berbentuk Untuk mencari peta 𝑧 ∈ 𝐶 oleh transformasi kebalikan 𝑤 = 1 𝑧 , dilakukan dengan cara sebagai berikut. Jika 𝑧 = 𝑟 (cos 𝜃 + 𝑖 sin 𝜃), diperoleh: 𝑤 = 1 𝑧 = 1 𝑟 (cos 𝜃+𝑖 sin 𝜃) 𝑤 = 1 𝑧
  • 13. = 1 𝑟 (cos 𝜃 + 𝑖 sin 𝜃) . cos 𝜃 + 𝑖 sin 𝜃 cos 𝜃 + 𝑖 sin 𝜃 = 1 𝑟 cos(− 𝜃) + 𝑖 sin(− 𝜃) Dengan demikian transformasi kebalikan memetakan suatu titik pada bidang –Z dengan modulus sama dengan r dan argumennya 𝜃 menjadi suatu titik pada bidang –W dengan modulus sama dengan 1 𝑟 dan argumennya (−𝜃). Transformasinya kebalikan bila digambarkan secara geometri ,tampak seperti di bawah ini,
  • 14. Perhatikan ∆𝑂𝐶𝐵 dan ∆𝑂𝐴𝐶. Karena ∠𝑂𝐶𝐵 dan ∠𝑂𝐴𝐶 = 𝜋 2 dan ∠𝐶𝑂𝐵 dan ∠𝐴𝑂𝐶, maka ∆𝑂𝐶𝐵 − ∆𝑂𝐴𝐶 Akibatnya diperoleh: 𝑂𝐶 𝑂𝐵 = 𝑂𝐴 𝑂𝐶
  • 15. ↔ 𝑍 𝑂𝐵 = 1 ↔ 𝑂𝐴 𝑂𝐵 = 𝑂𝐶 2 ↔ 𝑂𝐵 = 1 𝑍 = 1 𝑍 = 𝑊 Selanjutnya akan ditentukan peta dari garis lurus dan lingkaran di 𝑅2 oleh transformasi kebalikan 𝑤 = 1 𝑧 . Adapun prosesnya sebagai berikut : 1. Misalkan persamaan garis lurus di 𝑅2 𝑎𝑑𝑎𝑙𝑎ℎ 𝑎𝑥 + 𝑏𝑦 + 𝑐 = 0 , a dan b tak bersama-sama nol ditransformasikan oleh 𝑤 = 1 𝑧 . Namakan 𝑧 = 𝑥 + 𝑖𝑦 dan 𝑤 = 𝑢 + 𝑖𝑣 , maka: 𝑤 = 1 𝑧 = 1 𝑥 + 𝑖𝑦 = 𝑥 − 𝑖𝑦 𝑥2 + 𝑦2 = 𝑥 𝑥2 + 𝑦2 − 𝑖𝑦 𝑥2 𝑦2
  • 16. Jadi peta garis lurus di R2 oleh transformasi w=1/z adalah: 𝑎𝑥 + 𝑏𝑦 + 𝑐 = 0 𝑤= 1 𝑧 𝑎 𝑢 𝑢2 + 𝑣2 + 𝑏 −𝑣 𝑢2 + 𝑣2 + 𝑐 = 0 𝑐 𝑢2 + 𝑣2 + 𝑎𝑢 − 𝑏𝑣 = 0 Jadi c=0 , maka petanya berupa suatu garis lurus. Tetapi jika 𝑐 ≠ 0, petanya berupa suatu lingkaran. 2. Misalkan persamaan lingkaran di R2 adalah 𝑥2 + 𝑦2 + 𝐴𝑥 + 𝐵𝑦 + 𝑐 = 0 di transformasikan oleh w=1/z adalah: 𝑥2 + 𝑦2 + 𝐴𝑥 + 𝐵𝑦 + 𝑐 = 0 𝑤= 1 𝑧 1 𝑢2 + 𝑣2 + 𝐴 𝑢 𝑢2 + 𝑣2 − 𝐵 𝑣 𝑢2 + 𝑣2 + 𝐶 = 0
  • 17. 𝐶 𝑢2 + 𝑣2 + 𝐴𝑢 − 𝐵𝑣 + 1 = 0 Jika C=0 , maka petanya berupa garis lurus, tetapi jika 𝐶 ≠ 0, petanya berupa suatu lingkaran. Contoh: Tentukan peta garis x=1 oleh transformasi w=1/z Penyelesaian: 𝑎𝑥 + 𝑏𝑦 + 𝑐 = 0 𝑤= 1 𝑧 𝑐 𝑢2 + 𝑣2 + 𝑎𝑢 − 𝑏𝑣 = 0 𝑥 − 1 𝑤= 1 𝑧 𝑐 𝑢2 + 𝑣2 + 𝑎𝑢 − 𝑏𝑣 = 0 − 𝑢2 + 𝑣2 + 𝑢 = 0 (𝑢 − 1 2 )2+𝑣2 = 1 4
  • 18. Jadi garis x=1 pada bidang –Z dipetakan oleh w=1/z ke bidang –W menjadi suatu lingkaran dengan pusat (0,1/2) dan jari- jari ½
  • 19. Contoh: Tentukan peta dari lingkaran 𝑥2 + 𝑦2 − 𝑥 = 0 oleh transformasi w=1/z. Penyelesaian: 𝑥2 + 𝑦2 + 𝐴𝑥 − 𝐵𝑦 + 𝐶 = 0 𝑤= 1 𝑧 𝑐 𝑢2 + 𝑣2 + 𝑎𝑢 − 𝑏𝑣 = 0 𝑥2 + 𝑦2 − 𝑥 = 0 𝑤= 1 𝑧 0 𝑢2 + 𝑣2 + −1 𝑢 − 0𝑣 + 1 = 0 −𝑢 + 1 = 0 𝑢 = 1 Jadi lingkaran 𝑥2 + 𝑦2 − 𝑥 = 0 oleh w=1/z di bidang –W adalah u=1
  • 20.
  • 21. Transformasi Bilinier Misalkan a, b, c dan d konstanta kompleks. Transformasi dengan bentuk 𝑎𝑑 − 𝑏𝑐 ≠ 0 dan 𝑐 ≠ 0 disebut transformasi bilinear (Mobius). Transformasi 𝑤 = 𝑎𝑧+𝑏 𝑐𝑧+𝑑 , dapat ditulis sebagai komposisi dari fungsi linear dan kebalikan seperti berikut. 𝑤 = 𝑎𝑧 + 𝑏 𝑐𝑧 + 𝑑
  • 22. 𝑤 = 𝑓 𝑧 = 𝑎𝑧 + 𝑏 𝑐𝑧 + 𝑑 = 𝑤 = 𝑎 𝑧 + 𝑏 𝑎 𝑐 𝑧 + 𝑑 𝑐 = 𝑎(𝑧 + 𝑑 𝑐 − 𝑑 𝑐 + 𝑏 𝑎 ) 𝑐 𝑧 + 𝑑 𝑐 = 𝑎 𝑐 + 𝑎( 𝑑 𝑐 + 𝑏 𝑎 ) 𝑐 𝑧 + 𝑑 𝑐 = 𝑎 𝑐 + 𝑏 − 𝑎𝑐 𝑐 𝑐(𝑐𝑧 + 𝑑) = 𝑎 𝑐 + 𝑏𝑐 − 𝑎𝑑 𝑐(𝑐𝑧 + 𝑑) Komposisinya adalah 𝑠 = 𝑐𝑧 + 𝑑 𝑡 = 1 𝑠 𝑑𝑎𝑛 𝑤 = 𝑎 𝑐 + 𝑏𝑐 − 𝑎𝑑 𝑐 𝑡
  • 23. Contoh: Tentukan peta Im(z) > 0 oleh transformasi bilinier 𝑤 = 𝑧−1 𝑧+𝑖 . Penyelesaian: 𝑤 = 𝑧 − 1 𝑧 + 𝑖 = 𝑧 + 𝑖 − 21 𝑧 + 𝑖 = 1 − 2𝑖 𝑧 + 𝑖 Misalkan 𝑠 = 𝑧 + 1, 𝑡 = 1 𝑠 𝑑𝑎𝑛 𝑤 = 1 − 2𝑖𝑡. Diperoleh penggantinya adalah 𝑧 → 𝑧 + 1 → 1 𝑧 + 𝑖 → 2𝑖 𝑧 + 𝑖
  • 24.
  • 25. Proses untuk memperoleh peta dari I(z) > 0 masing – masing oleh transformasi s, t dan w diberikan kepada para mahasiswa sebagai latihan. Berikut ini akan diberikan cara lain untuk menentukan hasil transformasi oleh 𝑤 = 𝑧−1 𝑧+𝑖 Nyatakan z dalam w sehingga 𝑤 = 𝑧 − 1 𝑧 + 𝑖 𝑤 𝑧 + 𝑖 = 𝑧 − 𝑖 𝑧 = −𝑖 𝑤 + 1 𝑤 − 1 ; 𝑤 = 𝑢 + 𝑖𝑣 = −𝑖(𝑢 + 𝑖𝑣 + 1) 𝑢 + 𝑖𝑣 − 1 = −𝑖(𝑢 + 𝑖𝑣 + 1) 𝑢 − 1 + 𝑖𝑣 = −2𝑣 (𝑢 − 1)2+𝑣2 + 𝑖 (−𝑢2 −𝑣2 +1 (𝑢 − 1)2+𝑣2
  • 26. Diperoleh: 𝑥 = −2𝑣 (𝑢 − 1)2+𝑣2 𝑑𝑎𝑛 𝑦 = −𝑢2 −𝑣2 +1 (𝑢 − 1)2+𝑣2 Jadi peta dari I(z) > 0 oleh transformasi 𝑤 = 𝑧−1 𝑧+𝑖 𝐼(𝑧) > 0 𝑦 > 0 −𝑢2 −𝑣2 +1 (𝑢 − 1)2+𝑣2 > 0 𝑢2 + 𝑣2 < 1 Maka bentuk petanya adalah daerah lingkaran yang berpusat di titik 0(0,0) dan berjari – jari 1. Berikut ini akan dibicarakan bagaimana materi fungsi transformasi linier dan bilinear yang disajikan pada teorema dibawah ini.
  • 27.  Teorema 1 Jika 𝑧1 ≠ 𝑧2 sebarang titik pada bidang – 𝑍 dan 𝑤1 ≠ 𝑤2 sebarang titik pada bidang −𝑊 , maka fungsi transformasi linear yang memetakan 𝑧𝑗 𝑘𝑒 𝑤𝑗 dengan 𝑗 = 1,2 adalah 𝑤 − 𝑤1 𝑤 − 𝑤2 = 𝑧 − 𝑧1 𝑧 − 𝑧2  Bukti Misalkan fungsi transformasi linearnya adalah = 𝑎𝑧 + 𝑏 , diperoleh system persamaan. 𝑎𝑧1 + 𝑏 = 𝑤1 𝑎𝑧2 + 𝑏 = 𝑤2 Dengan menyelesaikan system persamaan tersebut diperoleh :
  • 28. 𝑎 = 𝑤 − 𝑤1 𝑤 − 𝑤2 𝑑𝑎𝑛 𝑏 = 𝑤2 𝑧1 − 𝑤1 𝑧2 𝑧1 − 𝑧2  Sehingga fungsi transformasinya adalah  𝑤 = 𝑎𝑧 + 𝑏  𝑤 = 𝑤−𝑤1 𝑤−𝑤2 + 𝑤2 𝑧1−𝑤1 𝑧2 𝑧1−𝑧2  𝑤 𝑧1 − 𝑧2 = 𝑤𝑧1 − 𝑤𝑧2 + 𝑤2 𝑧1 − 𝑤1 𝑧2  −𝑤𝑧2 − 𝑤𝑧1 + 𝑤2 𝑧1 − 𝑤1 𝑧2 = −𝑤1 𝑧𝑤2 𝑧 + 𝑤2 𝑧1  −𝑤𝑧 − 𝑤𝑧2 − 𝑤1 𝑧 + 𝑤1 𝑧1 = 𝑤𝑧 − 𝑤𝑧1 − 𝑤2 𝑧 + 𝑤2 𝑧1  𝑤 − 𝑤1 𝑧 − 𝑧2 = 𝑤 − 𝑤2 𝑧 − 𝑧1  𝑤−𝑤1 𝑤−𝑤2 = 𝑧−𝑧1 𝑧−𝑧2
  • 29.  Teorema 2  Jika 𝑧1 ≠ 𝑧2 ≠ 𝑧3 sebarang titik pada batang – 𝑧 dan 𝑤1 ≠ 𝑤2 ≠ 𝑤3 sebarang titik pada batang – 𝑤, maka fungsi transformasi bilinear yang memetakan 𝑧𝑗 𝑘𝑒 𝑤𝑗 dengan 𝑗 = 1,2,3 adalah : 𝑤 − 𝑤1 𝑤2 − 𝑤3 𝑤 − 𝑤3 𝑤2 − 𝑤1 = 𝑧 − 𝑧1 𝑧2 − 𝑧3 𝑧 − 𝑧3 𝑧2 − 𝑧1
  • 30. Contoh Tentukan transformasi bilinear yang memetakan 𝑧1 = 0 ke 𝑤1 = −3, 𝑧2 = −𝑖 ke 𝑤2 = −1 − 2𝑖 dan 𝑧3 = 1 ke 𝑤3 = −1 Penyelesaian : 𝑤 + 3 (−1 − 2𝑖 + 1) 𝑤 + 1 (−1 − 2𝑖 + 3) = 𝑧 − 0 (−1 − 1) 𝑧 − 1 (−𝑖 − 0) 𝑤 + 3 (−2𝑖) 𝑤 + 1 (−2 + 2𝑖) = 𝑧(−𝑖 − 1) 𝑧 − 3 − 𝑖 −𝑧𝑤𝑖 − 5𝑖 −𝑧𝑖 + 𝑖 = 2𝑤 − 2𝑤𝑖 − 2𝑤𝑖 + 2 − 2𝑖 −2𝑖 − 2 2𝑤𝑧 + 2𝑤 = 6𝑧 − 2𝑧 − 6 𝑤 = 2 − 3 𝑧 + 1