Hubungan Sel Plasma dan Hematopoiesis pada Myeloma
1. Jurnal Hematologi I
Do Plasma Cells Affect Hemoglobin and
Red Blood Cell Counts in Patients With
and Without Myeloma?
Vani Chandrashekar
Journal Hematology 2012;1(4-5):89-92
Mutiara DS/Fery .H. S
17 September 2013
2. Pendahuluan
• Anemia dijumpai pada > 2/3 pasien
dengan myeloma.
• Penyebabnya beragam : anemia
gangguan kronis, penurunan produksi
eritropoetin, berkurangnya sensitivitas
prekursor eritroid dan apoptosis sel
progenitor eritroid yang dimediasi
oleh sel myeloma
3. • Dilaporkan juga :
IL-6
Berkurangnya jumlah prekursor eritroid
dan penekanan eritropoesis
anemia
4. • Padatnya sumsum oleh sel plasma dan
penggantian sumsum tulang
mengganggu hematopoesis
anemia.
• Anemia normokromik normositik yang berat
terjadi pada >20% pasien dengan anemia
penyakit kronis.
5. Terdapat ketidaksesuaian sekresi
eritropoetin, hipoferremia moderat,
cadangan besi yang normal atau
meningkat dan gangguan maturasi
prekursor eritroid.
Terdapat peningkatan kadar sitokin :
TNF-α, TGF-β, IFN-γ, dan IL-8 dan
IL-11 yang mengatur eritropoesis
dengan meningkatkan molekul
apoptogenik pada prekursor eritroid
6. Tujuan
• Membandingkan dan mengevaluasi
hubungan antara kadar hemoglobin,
jumlah sel darah merah (RBC),
persentase normoblast pada sumsum
tulang dan persentase sel plasma pada
sumsum tulang pada pasien dengan dan
tanpa myeloma (kelompok 1 dan 2)
7. Bahan & Metode
• 30 sampel (FBC dan sumsum tulang) dari
pasien Kelompok 1 dengan myeloma
(didiagnosis antara Agustus 2011 Mei 2012
berdasarkan bukti biokimia, klinis,
patologis atau kombinasi)
– Kelompok 1 pasien yang dilibatkan hanya pasien
yang baru didiagnosis kasus dan tidak pada
kemoterapi
8. • 30 sampel (FBC dan sumsum tulang) pasienKelompok 2 yang dikumpulkan tanpa bukti
atau kecurigaan klinis myeloma.
– Kelompok ini termasuk pasien dengan anemia
yang tidak dapat dijelaskan, anemia gangguan
kronis, anemia aplastik, pansitopenia, anemia
hemolitik autoimun.
9. • Hemoglobin dan jumlah RBC dari kedua
kelompok diperiksa oleh ADVIA-2120
(Siemens) dan LH-750 (Beckman Coulter)
analyzer.
• Pengecatan sumsum tulang dilakukan dengan
teknik Three Leishman, kemudian dievaluasi
dan dihitung rata-rata tiga perbedaan dari
jumlah 300 sel yang diperoleh diperoleh.
12. ...Hasil
• Kelompok 1:
– Usia bervariasi : 35-82 tahun dengan 20
pasien laki-laki dan 10 pasien perempuan.
• Kelompok 2:
– Usia bervariasi : 25-77 tahun dengan 19
pasien laki-laki dan 11 pasien perempuan.
13.
14. • Koefisien korelasi pada Kelompok 1,
antara :
– hemoglobin dan persentase sel plasma
adalah -0.39
– jumlah RBC dan sel plasma adalah -0.40
– persentase normoblasts dan persentase
sel plasma adalah -0.75 (Tabel 2).
15. • Koefisien korelasi pada Kelompok 2,
antara :
– hemoglobin dan sel-sel plasma adalah 0.02
– jumlah RBC dan sel plasma adalah -0.08
– persentase normoblast dan sel plasma
adalah -0,4139
16.
17. • Sub klasifikasi Kelompok 1:
• pasien diklasifikasikan dalam empat sub
kelompok berdasarkan kadar hemoglobin :
Sub
kelompok
A
Kadar Hb
(g/L)
40 -70
Rata-rata
Kadar Hb (g/L)
57
Jumlah
(orang)
12
B
71 - 101
62,54
17
C
102 - 132
84,4
1
D
> 133
51,82
1
18.
19. Diskusi
• Banyak literatur yang menjalaskan
patogenesis anemia pada myeloma
• Penelitian ini :
• Mempelajari hubungan antara
hemoglobin (jumlah RBC dan
normoblasts) dan persentase sel
plasma pada pasien dengan dan tanpa
myeloma.
20. • Penelitian ini :
• secara statistik terdapat korelasi
negatif antara hemoglobin (dan jumlah
RBC ) dan sel plasma pada kelompok 1
• karena penggantian sumsum tulang
oleh sel plasma dengan penekanan
prekursor eritroid
21. • Pada kelompok non myeloma terdapat
korelasi negatif yang secara statistik
signifikan (P= 0,023) antara
normoblast pada sumsum tulang dan
persentase sel plasma.
tidak satupun dari pasien memiliki
•
bukti myeloma.
22. • Timbul pertanyaan :
• Apakah sel plasma mempengaruhi
persentase normoblast dengan efek
selanjutnya pada hemoglobin pada
pasien dengan dan tanpa myeloma
23. • Dalam subkelompok myeloma sel :
• sel plasma lebih tinggi pada
subkelompok A daripada B
• rata-rata jumlah RBC dan persentase
normoblasts lebih tinggi pada
subkelompok B
• Usia rata-rata dalam subkelompok A
(50,63 tahun) adalah kurang dari
subkelompok B (58,70 tahun).
24. • Student-t-test :
• meskipun hemoglobin rata-rata
kelompok myeloma dan non myeloma
mirip, namun terdapat perbedaan yang
signifikan antara rata-rata jumlah
RBC dan persentase normoblast.
• Rata-rata jumlah RBC dan persentase
normoblast lebih tinggi di kelompok
non myeloma
25. • Alasan : bahwa kelompok 2 termasuk
pasien dengan inefektif eritropoiesis.
• Secara tidak langsung bisa berarti
bahwa eritropoiesis tidak efektif
bukan merupakan ciri dari kelompok
myeloma
26. • Kereterbatasan Penelitian :
– Jumlah subyek penelitian terlalu sedikit
– Jenis kelamin & distribusi usia pada
masing-masing subgroup belum sesuai
– Perlu penelitian dengan subyek yang lebih
banyak untuk memastikan temuan dalam
penelitian ini
27. Simpulan
• Pada kelompok non myeloma terdapat
kemungkinan sel plasma mempengaruhi
jumlah normoblast sumsum tulang.
• Kemungkinan pada kelompok myeloma
tidak terjadi eritropoiesis tidak
efektif