Dokumen tersebut membahas tentang harmonisasi pemerintah pusat dan daerah. Ia menjelaskan pengertian, perangkat, asas, dan landasan hukum otonomi daerah di Indonesia serta menyebutkan peranan, tugas, dan fungsi pemerintah pusat dan daerah.
3. Pemerintah Pusat
Adalah pemerintahan yang
memegang kendali pusat atau
menyeluruh dengan membagi – bagi
wilayah pemerintahannya dalam
pemerintahan daerah
6. Dalam Arti Luas
Pemerintah daerah adalah penyelenggaraan
urusan pemerintahan oleh pemerintah
daerah dan DPRD menurut asas otonomi
dan tugas pembantuan dengan prinsip
otonomi seluas – luasnya dalam sistem
dan prinsip Negara Kesatuan Republik
Indonesia sebagaimana dimaksud dalam
UUD 1945
7. Dalam Arti Sempit
Pemerintah daerah adalah
penyelenggaraan urusan
pemerintahan daerah yang
terdiri dari gubernur, bupati,
atau wali kota, dan pemerintah
daerah
8. UU No. 12 Tahun 2008
Pemerintah Daerah adalah penyelenggaraan
urusan pemerintah oleh pemerintahan daerah dan
DPRD menurut asas otonomi dan tugas
pembantuan dengan prinsip ekonomi dengan
prinsip ekonomi yang seluas – luasnya dalam
sistem dan prinsip Negara Kesatuan Republik
Indonesia, sebagaimana dimaksud dalam UUD
Negara Republik Indonesia Tahun 1945
10. 2
Jelaskan pengertian :
• Asas Desentralisasi
• Asas Dekonsentrasi
• Asas Tugas Pembantuan (Medebewind)
11. Asas Desentralisasi
adalah penyerahan urusan
pemerintahan dari pemerintah
atau daerah tingkat atasnya
kepada daerah yang menjadi
urusan rumah tangganya
12. Asas Dekonsentrasi
adalah pelimpahan wewenang
dari pemerintah pusat kepada
pemerintah atau kepala wilayah
atau kepala instansi vertical
tingkat atasnya kepada pejabat-
pejabat didaerah
13. Asas Tugas Pembantuan
(Medebewind)
adalah tugas untuk turut serta dalam
melaksanakan aurusan pemerintahan
yang ditugaskan kepada pemerintah
daerah oleh pemerintah atau pemerintah
daerah tingkat atasnya dengan kewajiban
mempertanggung jawabkan kepada yang
menugaskan
15. Kelebihan Desentralisasi
• Tugas pemerintah pusat menjadi ringan.
• Daerah dapat mengatur daerahnya dengan
sebaik–baiknya sesuai dengan kondisi dan
situasi masing–masing.
• Demokrasi dapat berkembang ke daerah–daerah.
• Peraturan yang dibuat pemerintah daerah akan
sesuai dengan kondisi daerahnya.
• Pembangunan di daerah akan berkembang.
• Partisipasi dan tanggung jawab rakyat terhadap
daerahnya akan meningkat.
16. Kelemahan Desentalisasi
• Peraturan daerah di seluruh wilayah negara
tidak seragam.
• Timbulnya peraturan daerah yang bermacam–
macam, sehingga sulit untuk dipelajari.
18. Sejarah
UU otonomi daerah telah mengalami beberapa kali perubahan
setelah disahkannya UU No 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan
Daerah. Meskipun penting perubahan tersebut tidak bersifat
substansial dan tidak terlalu memberikan pengaruh terhadap tata
cara penyelenggaraan pemerintahan daerah karena hanya berkaitan
dengan penyelenggaraan pemilihan Kepala Daerah dan Wakil
Kepala Daerah.
Sejak UU No 32 Tahun 2004 disahkan menggantikan UU No 22
Tahun 1999, dilakukan perubahan terhadap UU No 32 Tahun 2004
melalui UU No 8 Tahun 2005
Selanjutnya dilakukan lagi perubahan melalui UU RI No 12
tahun 2008 Tentang Perubahan Kedua Atas UU No 32
Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah
19. Otonomi Daerah
adalah hak, wewenang, dan kewajiban
daerah otonom untuk mengatur dan
mengurus sendiri urusan pemerintahan
dan kepentingan masyarakat setempat
sesuai dengan peraturan perundang-
undangan
21. Landasan Hukum
• UUD 1945
Pasal 1 ayat (1) UUD 1945
“Negara Indonesia adalah negara kesatuan berbentuk
republik”.
• Undang-Undang
¤ UU No. 1 Tahun 1945
¤ UU No. 22 Tahun 1948
¤ UU No. 1 Tahun 1957
¤ UU No. 18 Tahun 1965
¤ UU No. 5 Tahun 1974
¤ UU No. 22 Tahun 1999
¤ UU No. 32 Tahun 2004
23. UU Yang Pernah Berlaku
• UU RI No 1 Tahun 1945
• UU RI No 22 Tahun 1948
• UU RI No 1 Tahun 1957
• UU RI No 18 Tahun 1965
• UU RI No 5 Tahun 1974.
• UU RI No 32 Tahun 2004.
25. Nilai
• Nilai Unitaris
diwujudkan dalam pandangan bahwa Indonesia tidak
mempunyai kesatuan pemerintahan lain di dalamnya
yang bersifat negara (“Eenheidstaat”), yang berarti
kedaulatan yang melekat pada rakyat, bangsa dan
negara
• Nilai dasar Desentralisasi Teritorial,
dari isi dan jiwa pasal 18 UUD 1945 beserta
penjelasannya, maka jelaslah bahwa Pemerintah
diwajibkan untuk melaksanakan politik desentralisasi
dan dekonsentrasi di bidang ketatanegaraan.
26. Prinsip
• Nyata, otonomi secara nyata diperlukan sesuai
dengan situasi dan kondisi obyektif di daerah;
• Bertanggung jawab, pemberian otonomi
diselaraskan/diupayakan untuk memperlancar
pembangunan di seluruh pelosok tanah air; dan
• Dinamis, pelaksanaan otonomi selalu menjadi
sarana dan dorongan untuk lebih baik dan
maju.
28. Kedudukan dan Peran
Pemerintah Pusat
• Penyelenggara pemerintahan pusat dalam
sistem ketatanegaraan Indonesia adalah
presiden dibantu wakil presiden dan menteri
negara
• Berkaitan dengan otonomi daerah, kebijakan
yang diambil dalam menyelenggarakan
pemerintahan adalah asas desentralisasi,
dekonsentrasi, dan tugas pembantuan sesuai
dengan peraturan perundang-undangan
29. • Tanggung jawab akhir penyelenggara
urusan pemerintahan diserahkan kepada
daerah menjadi tanggung jawab akhir
pemerintah pusat karena dampaknya akan
menimpa negara
• Peran pusat dalam kerangka otonomi daerah
akan banyak menentukan kebijakan makro,
melakukan supervisi, monitoring, evaluasi,
kontrol, dan pemberdayaan sehingga dapat
berjalan secara optimal
30. Fungsi pemerintah pusat
• Fungsi layanan (Servicing Function)
Dilakukan dalam rangka memenuhi kebutuhan
masyarakat dengan cara tidak diskriminatif dan tidak
menitikberatka serta dengan kualitas yang sama
• Fungsi Pengaturan (Regulating Function)
Fungsi ini memberikan penekanan bahwa
pengaturan tidak hanya kepada rakyat tetapi kepada
pemerintah sendiri
• Fungsi Pemberdayaan
dijalankan pemerintah dalam rangka pemberdayaan
masyarakat
31. Fungsi Pengaturan
Pemerintah Pusat
• Menyediakan infrastruktur ekonomi
• Menyediakan barang dan jasa Kolektif
• Menjembatani konflik dalam masyarakat
• Menjaga kompetisi
• Menjamin akses minimal setiap individu kepada
barang dan jasa
• Menjaga stabilitas ekonomi
32. Kewenangan Pemerintah Pusat
• Perencanaan nasional dan pengendalian
pembangunan secara makro
• Dana perimbangan keuangan
• Sistem administrasi negara dan lembaga
perekonomian negara
• Pembinaan dan pemberdayaan SDM
• Pendayagunaan SDA dan sumber daya
strategis
• Konservasi dan standarisasi Nasional
34. Pemerintahan Kota / Kabupaten
• Kabupaten/kota gabungan dari beberapa
Pemerintah Kabupaten (Pemkab) dipimpin oleh
seorang bupati.
• Pemerintah Kota (Pemkot) dipimpin oleh seorang
walikota.
• Kabupaten/kota merupakan daerah bagian
langsung dari provinsi.
• Kabupaten/kota dipimpin oleh bupati/walikota
yang dibantu oleh seorang wakil bupati/wakil
walikota dan perangkat daerah lainnya.
35. Urusan Wajib
Pemerintahan Kota / Kabupaten
• Perencanaan dan pengendalian pembangunan
• Perencanan, pemanfaatan dan pengawasan tata ruang
• Penyelenggaraan ketertiban umum dan ketenteraman
masyarakat
• Penyediaan sarana dan prasarana umum
• Penanganan di bidang kesehatan
• Penyelenggaraan pendidikan dan alokasi sumber daya
manusia potensial
• Penanggulangan masalah sosial
• Pelayanan bidang ketenagakerjaan
36. • Fasilitas pengembangan koperasi, usaha kecil
dan menengah
• Pengendalian lingkungan hidup
• Pelayanan pertanahan
• Pelayanan kependudukan dan catatan sipil
• Pelayanan administrasi umum pemerintahan
• Pelayanan administrasi penanaman modal
• Penyelenggaraan pelayanan dasar lainnya
• Urusan wajib lainnya yang diamanatkan oleh
peraturan perundang-undangan
37. Pemerintahan Provinsi
• Jumlah provinsi di Indonesia sekarang sekitar 33
provinsi.
• Dalam pemerintahan provinsi terdapat dua
lembaga pemerintahan, yaitu kepala daerah
(gubernur) dan Dewan Perwakilan Rakyat
(DPRD).
38. Urusan Wajib
Pemerintahan Provinsi
• Perencanaan dan pengendalian pembangunan
• Perencanaan, pemanfaatan dan pengawasan tata ruang
• Penyelenggaraan ketertiban umum dan ketenteraman
masyarakat
• Penyediaan sarana dan prasarana umum
• Penanganan di bidang kesehatan
• Penyelenggaraan pendidikan dan alokasi sumber daya
manusia potensial
• Penanggulangan masalah sosial lalu litas kabupaten/kota
• Pelayanan bidang ketenagakerjaan lintas kabupaten/kota
39. • Fasilitas pengembangan koperasi, usaha kecil dan
menengah termasuk lintas kabupaten/kota
• Pengendalian lingkungan hidup
• Pelayanan pertanahan termasuk lintas batas
kabupaten/kota
• Pelayanan kependudukan dan catatan sipil
• Pelayanan administrasi umum pemerintahan
• Pelayanan administrasi penanaman modal termasuk
lintas kabupaten/kota
• Penyelenggaraan pelayanan dasar lainnya yang
belum dapat dilaksanakan oleh kabupaten/kota
• Urusan wajib lainnya yang dimanfaatkan oleh
peraturan perundang-undangan.
40. Hak-hak Daerah
Diatur dalam Pasal 21 UU Nomor 32 Tahun
2004 tentang Pemerintahan Daerah
• Mengatur dan mengurus sendiri urusan
pemerintahannya.
• Memilih pimpinan daerah.
• Mengelola aparatur daerah.
• Mengelolah kekayaan daerah.
41. • Memungut pajak daerah dan retribusi
daerah.
• Mendapatkan bagi hasil dari pengelolaan
sumber daya alam dan sumber daya lainnya
yang berada di daerah.
• Mendapatkan sumber-sumber pendapatan
lain yang sah.
• Mendapatkan hak lainnya yang diatur dalam
peraturan perundang-undangan.
42. Kewajiban Daerah
Diatur dalam Pasal 2 UU Nomor 32 Tahun 2004
tentang Pemerintahan Daerah
• Melindungi masyarakat, menjaga persatuan,
kesatuan , dan kerukunan nasional, serta
keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
• Meningkatkatkan kualitas kehidupan
masyarakat.
• Mengembangkan kehidupan demokrasi.
• Mewujudkan keadilan dan pemerataan.
• Meningkatkan pelayanan dasar pendidikan.
• Menyediakan fasilitas pelayanan kesehatan.
43. • Menyediakan fasilitas sosial dan fasilitas umum yang
layak.
• Mengembangkan sistem jaminan sosial.
• Menyusun perencanaan dan tata ruang daerah.
• Mengembangkan sumber daya produktif di daerah.
• Melestarikan lingkungan hidup.
• Mengelolah administrasi kependudukan.
• Melestarikan nilai sosial budaya.
• Membentuk dan menerapkan peraturan perundang-
undangan sesuai dengan kewenangannya.
• Kewajiban lain yang diatur dalam peraturan perundang-
undangan
45. Tujuan Umum
• Meningkatkan kesejahteraan rakyat
• Pemerataan dan keadilan
• Menciptakan demokratisasi
• Menghormati serta menghargai berbagai
kearifan / nilai – nilai lokal dan nasional
• Memperhatikan potensi dan keanekaragaman
bangsa, baik lokal maupun nasional
46. Tujuan Khusus
• Mempertahankan dan memelihara identitas dan
integritas bangsa dan negara
• Menjamin kualitas pelayanan umum yang setara bagi
semua warga negara
• Menjaga efisiensi pelayanan umum karena pelayanan
umum tersebut berskala nasional
• Menjamin pengadaan teknologi keras dan lunak yang
langka, canggih, mahal, dan beresiko tinggi serta
SDM yang berkualitas tinggi yang sangat diperlukan
bangsa dan negara
47. • Membuka ruang kebebasan bagi
masyarakat, baik tingkat lokal maupun
nasional
• Menciptakan kreativitas dan inisiatif sesuai
kemampuan dan kondisi daerahnya
• Memberi peluang kepada masyarakat untuk
membangun dialog yang terbuka dan
transparan dalam mengurus dan mengatur
rumah tangganya sendiri
48. 10
Sebutkan tugas dan wewenang
presiden sebagai :
• Kepala Negara
• Kepala Pemerintahan
49. Kepala Negara
• Memegang kekuasaan yang tertinggi atas Angkatan
Darat, Angkatan Laut, dan Angkatan Udara (Pasal
10).
• Menyatakan perang, membuat perdamaian dan
perjanjian dengan negara lain dengan persetujuan
DPR (Pasal 11 Ayat 1).
• Membuat perjanjian internasional lainnya dengan
persetujuan DPR (Pasal 11 Ayat 2).
• Menyatakan keadaan bahaya (Pasal 12).
50. • Mengangkat duta dan konsul. Dalam mengangkat
duta, Presiden memperhatikan pertimbangan DPR
(Pasal 13 Ayat 1 dan 2).
• Menerima penempatan duta negara lain dengan
memperhatikan pertimbangan DPR (Pasal 13 Ayat 3).
• Memberi grasi, rehabilitasi dengan memperhatikan
pertimbangan Mahkamah Agung (Pasal 14 Ayat 1).
• Memberi amnesti dan abolisi dengan memperhatikan
pertimbangan DPR (Pasal 14 ayat 2).
• Memberi gelar, tanda jasa, dan lain-lain tanda
kehormatan yang diatur dengan undang-undang
(Pasal 15).
51. Kepala Pemerintahan
• Memegang kekuasaan pemerintahan (Pasal 4 ayat 1).
• Mengajukan Rancangan Undang Undang kepada DPR (Pasal
5 ayat 1).
• Menetapkan peraturan pemerintah (Pasal 5 ayat 2).
• Membentuk suatu dewan pertimbangan yang bertugas
memberikan nasihat dan pertimbangan kepada presiden
(Pasal 16).
• Mengangkat dan memberhentikan menterimenteri (Pasal 17
ayat 2).
• Membahas dan memberi persetujuan atas RUU bersama DPR
serta mengesahkan RUU (Pasal 20 ayat 2 dan 4).
• Menetapkan peraturan pemerintah sebagai pengganti undang-
undang dalam kegentingan yang memaksa (Pasal 22 ayat 1).
52. • Mengajukan RUU APBN untuk dibahas bersama DPR
dengan memperhatikan pertimbangan DPD (Pasal 23
ayat 2).
• Meresmikan keanggotaan BPK yang dipilih DPR
dengan memperhatikan pertimbangan DPD (Pasal 23F
ayat 1).
• Menetapkan hakim agung dari calon yang diusulkan
Komisi Yudisial dan disetujui DPR (Pasal 24A ayat 3).
• Mengangkat dan memberhentikan anggota Komisi
Yudisial dengan persetujuan DPR (Pasal 24 B ayat 3).
• Mengajukan tiga orang calon hakim konstitusi dan
menetapkan sembilan orang hakim konstitusi (Pasal 24
C ayat 3).
53. 11
Sebutkan tugas dan fungsi
kementrian di Indonesia
menurut UU No. 39 tahun
2008 beserta kabinet kerjanya !
54. Fungsi dan Tugas
• Penyelenggara perumusan, penetapan, dan
pelaksanaan kebijakan di bidangnya,
pengelolaan barang milik/kekayaan negara
yang menjadi tanggung jawabnya,
pengawasan atas pelaksanaan tugas di
bidangnya dan pelaksanaan kegiatan teknis
dari pusat sampai ke daerah.
55. • Perumusan, penetapan, pelaksanaan kebijakan di
bidangnya, pengelolaan barang milik/kekayaan
negara yang menjadi tanggung jawabnya,
pengawasan atas pelaksanaan tugas di bidangnya,
pelaksanaan bimbingan teknis dan supervisi atas
pelaksanaan urusan Kementerian di daerah dan
pelaksanaan kegiatan teknis yang berskala nasional.
• Perumusan dan penetapan kebijakan di bidangnya,
koordinasi dan sinkronisasi pelaksanaan kebijakan di
bidangnya, pengelolaan barang milik/kekayaan
negara yang menjadi tanggung jawabnya dan
pengawasan atas pelaksanaan tugas di bidangnya.
56. Kabinet Kerja
• Kementerian yang menangani urusan
pemerintahan yang nomenklatur kementeriannya
secara tegas disebutkan dalam UUD 1945, terdiri
atas:
–Kementrian Dalam Negeri
–Kementrian Luar Negri
–Kementrian Pertahanan
57. • Kementerian yang menangani urusan
pemerintahan yang ruang lingkupnya disebutkan
dalam UUD 1945, terdiri atas:
–Kementrian Hukum dan Hak Asasi Manusia
–Kementrian Keuangan
–Kementrian Energi dan Sumber Daya Mineral
–Kementrian Perindustrian
–Kementrian Perdagangan
–Kementrian Pertanian
–Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan
58. –Kementrian Perhubungan
–Kementrian Kelautan dan Perikanan
–Kementrian Ketenagakerjaan
–Kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahan
Rakyat
–Kementerian Kesehatan
–Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
–Kementerian Sosial
–Kementerian Agama
–Kementerian Pariwisata
–Kementerian Komunikasi dan Informatika
59. • Kementerian yang menangani urusan
pemerintahan dalam rangka penajaman,
koordinasi, dan sinkronisasi program
pemerintah, terdiri atas:
–Kementerian Sekretariat Negara
–Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan
Tinggi
–Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan
Menengah
–Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan
Perlindungan Anak
60. –Kementerian Pendayagunaan Aparatur
Negara dan Reformasi Birokrasi
–Kementerian Desa, Pembangunan Daerah
Tertinggal dan Transmigrasi
–Kementerian Perencanaan Pembangunan
Nasional
–Kementerian Badan Usaha Milik Negara
–Kementerian Pemuda dan Olahraga
61. • Selain kementerian yang menangani
urusan pemerintahan di atas, ada juga
kementerian koordinator yang
bertugas melakukan sinkronisasi dan
koordinasi urusan kementerian-
kementerian yang berada di dalam
lingkup tugasnya.
62. • Kementerian koordinator, terdiri atas:
–Kementerian Koordinator Bidang Politik,
Hukum, dan Keamanan
–Kementerian Koordinator Bidang
Perekonomian
–Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman
–Kementerian Koordinator Bidang
Pembangunan Manusia dan Kebudayaan
63. Struktur Organisasi
• Kementerian yang menangani urusan pemerintahan
yang nomenklatur kementeriannya dan/atau ruang
lingkupnya disebutkan dalam UUD 1945
– Pemimpin : Menteri
– Pembantu pemimpin : Sekretariat jenderal
– Pelaksana : Direktorat jenderal
– Pengawas : Inspektorat jenderal
– Pendukung : Badan dan/atau pusat
– Pelaksana tugas pokok di daerah (untuk kementerian yang
menangani urusan dalam negeri, luar
negeri, pertahanan, agama, hukum, keamanan,
dan keuangan) dan/atau perwakilan luar negeri
64. • Kementerian yang menangani urusan
pemerintahan dalam rangka penajaman,
koordinasi, dan sinkronisasi program pemerintah
– Pemimpin : Menteri
– Pembantu pemimpin: Sekretariat kementerian
– Pelaksana : Deputi kementerian
– Pengawas : Inspektorat kementerian
65. • Kementerian koordinator
– Pemimpin: Menteri koordinator
– Pembantu pemimpin: Sekretariat kementerian
koordinator
– Pelaksana: Deputi kementerian koordinator
– Pengawas: Inspektorat
66. Sebutkan lemebaga – lembaga
pemerintahan non-kementrian !
12
Sebutkan lemebaga –
lembaga pemerintahan non-
kementrian !
67. • Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI)
• Badan Intelijen Negara (BIN)
• Badan Kepegawaian Negara (BKN)
• Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana
Nasional (BKKBN)
• Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM)
• Badan Informasi Geospasial (BIG)
• Badan Meteorologi, Klimatologi, dan
Geofisika (BMKG)
68. • Badan Narkotika Nasional (BNN)
• Badan Nasional Penanggulangan
Bencana (BNPB)
• Badan Nasional Penanggulangan
Terorisme (BNPT)
• Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan
Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI)
• Badan Pengawas Keuangan dan
Pembangunan (BPKP)
• Badan Pengawas Tenaga Nuklir (BAPETEN)
• Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM)
69. • Badan Pengkajian dan Penerapan
Teknologi (BPPT)
• Badan Perencanaan Pembangunan
Nasional (BAPPENAS)
• Badan Pertanahan Nasional (BPN)
• Badan Pusat Statistik (BPS)
• Badan SAR Nasional (BASARNAS)
• Badan Standardisasi Nasional (BSN)
70. • Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN)
• Lembaga Administrasi Negara (LAN)
• Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI)
• Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa
Pemerintah (LKPP)
• Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhanas)
• Lembaga Penerbangan dan Antariksa
Nasional (LAPAN)
• Lembaga Sandi Negara (LEMSANEG)
• Perpustakaan Nasional Republik
Indonesia (PERPUSNAS)
72. Masa Orde Baru
Di masa orde baru, dibentuk UU No. 5 Tahun 1974
tentang Pokok-pokok Pemerintahan Daerah.
Mengacu pada UU ini, Otonomi Daerah adalah
hak, wewenang, dan kewajiban Daerah untuk
mengatur dan mengurus rumah tangganya sendiri
sesuai dengan peraturan perundangan yang
berlaku.
73. Meskipun harus diakui bahwa UU No. 5 Tahun
1974 adalah suatu komitmen politik, namun
dalam prakteknya yang terjadi adalah
sentralisasi (kontrol dari pusat) yang dominan
dalam perencanaan maupun implementasi
pembangunan Indonesia. Salah satu fenomena
paling menonjol dari pelaksanaan UU No. 5
Tahun 1974 ini adalah ketergantungan
Pemerintah Daerah yang relatif tinggi terhadap
pemerintah pusat.
74. Setelah Masa Orde Baru
Tahun 1999 menjadi titik awal terpenting dari sejarah
desentralisasi di Indonesia. Pada masa pemerintahan
Presiden Habibie melalui kesepakatan para anggota Dewan
Perwakilan Rakyat hasil Pemilu 1999 ditetapkan Undang-
Undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan
Daerah dan UndangUndang Nomor 25 Tahun 1999 tentang
Perimbangan Keuangan Pusat Daerah untuk mengoreksi
UU No.5 Tahun 1974 yang dianggap sudah tidak sesuai
dengan prinsip penyelenggaraan pemerintahan dan
perkembangan keadaan. Undang-Undang Otonomi Daerah
bertujuan untuk memberdayakan daerah dan
masyarakatnya serta mendorong daerah merealisasikan
aspirasinya dengan memberikan kewenangan yang luas
yang sebelumnya tidak diberikan ketika masa orde baru.
75. Secara khusus, pemerintahan daerah diatur
dalam Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999
tentang Pemerintahan Daerah. Namun, karena
dianggap tidak sesuai lagi dengan
perkembangan keadaan, ketatanegaraan, dan
tuntutan penyelenggaraan otonomi daerah,
maka Sidang Paripurna DPR menyetujui
rancangan perubahan (revisi) terhadap UU No.
22 tahun 1999 menjadi UU No. 32 tahun 2004.
Pada 15 Oktober 2004, Presiden Megawati
Soekarnoputri mengesahkan Undang-Undang
Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan
Daerah.
76. 14
Apa yang kemu ketahui tentang :
• Daerah Khusus
• Daerah Istimewa
• Otonomi Khusus
77. Daerah Khusus
• adalah daerah satuan-satuan pemerintahan daerah yang
bersifat khusus atau bersifat istimewa yang diatur dengan
undang-undang yang diakui dan dihormati negara. Yang
dimaksud satuan-satuan pemerintahan daerah yang
bersifat khusus adalah daerah yang diberikan otonomi
khusus.
• UU Khusus Daerah-daerah yang memiliki status istimewa
dan diberikan otonomi khusus selain diatur dengan
Undang-Undang Pemerintahan Daerah diberlakukan pula
ketentuan khusus yang diatur dalam undang-undang lain.
• Contoh :
Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta, Aceh, Papua,
dan Papua Barat.
78. Daerah Istimewa
• Negara mengakui dan menghormati satuan-satuan
pemerintahan daerah yang bersifat khusus atau
bersifat istimewa yang diatur dengan undang-
undang. Yang dimaksud satuan-satuan pemerintahan
daerah istimewa adalah Daerah Istimewa Aceh dan
Daerah Istimewa Yogyakarta. Dulu juga ada Daerah
Istimewa Surakarta
• UU KhususDaerah-daerah yang memiliki status
istimewa dan diberikan otonomi khusus selain diatur
dengan Undang-Undang Pemerintahan Daerah
diberlakukan pula ketentuan khusus yang diatur
dalam undang-undang lain.
79. Otonomi Khusus
adalah kewenangan khusus yang diberikan
kepada daerah ‘tertentu’ untuk mengatur
dan mengurus kepentingan masyarakat
setempat menurut prakarsa sendiri tetapi
sesuai dengan hak dan aspirasi
masyarakat di daerah tersebut.
81. Dalam UU No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan
Daerah, diatur mengenai persyaratan calon dan tahapan
Pilkada. Adapun tahapan Pilkada di antaranya meliputi:
pendataan peserta pemilih, penetapan bakal calon, proses
pemilihan hingga penetapan hasil Pilkada
Semua tahapan tersebut sepenuhnya menjadi tanggung
jawab Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD) sebagai
pelaksana Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) di setiap
daerah yang ada di Indonesia. Adapun persyaratan calon
Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah yang sesuai
dengan Pasal 58 UU No. 32 Tahun 2004,
82. Syarat – Syarat
Calon Kepala Daerah
• Bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
• Setia kepada Pancasila, UUD 1945, cita-cita
Proklamasi 17 Agustus 1945, dan Negara Kesatuan
Republik Indonesia.
• Pendidikan sekurang-kurangnya SLTA atau
sederajat.
• Usia sekurang-kurangnya 30 tahun.
• Sehat jasmani dan rohani.
• Tidak pernah dijatuhi hukuman pidana penjara
berdasarkan putusan pengadilan dengan kekuatan
hukum tetap karena tindak pidana dengan ancaman
hukuman 5 tahun atau lebih.
83. Tahapan – tahapan
Sebelum Pilkada
• Persiapan pemberitahuan DPRD kepada kepala
daerah mengenai berakhirnya masa jabatan
kepala daerah.
• Perencanaan penyelenggaraan, pembentukan
panitia pengawas (Panwas), Panitia Pemilu
Kecamatan (PPK), Panitia Pemungutan Suara
(PPS), dan Ketua Panitia Pemilihan Sementara
(KPPS), pemberitahuan dan pendaftaran
pemantau KPUD.
84. • Pengumuman yang dilakukan empat bulan
sebelum pencoblosan, selain itu juga dilakukan
pendaftaran calon, pemeriksaan calon, penetapan
pasangan calon dan penetapan nomor urut calon
yang dilakukan dengan undian.
• Lalu satu bulan sebelum hari pencoblosan,
dimulai masa kampanye yang berlangsung
selama 14 hari. Dilanjutkan dengan masa tenang
.
• Penghitungan suara secara berjenjang dari
tingkat TPS sampai dengan penetapan hasil
Pilkada pada tingkat daerah penyelenggaraan