SlideShare una empresa de Scribd logo
1 de 33
KEWIRAUSAHAAN
MODUL
Pengelolaan Usaha Bagian III
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Tenaga Kesehatan
Badan Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia
Jakarta 2015
YANI WIDYASTUTI
SUYANTO
Australia Indonesia Partnership for
Health Systems Strengthening
(AIPHSS)
SEMESTER 5
KEGIATAN BELAJAR 3
Kewirausahaan dalam Bidang Kebidanan
Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan
i
Daftar Isi
Cover					
Daftar Isi											i
Daftar Istilah											ii
Pendahuluan										1
	
Kegiatan Belajar 3 :
	Kewirausahaan Dalam Bidang Kebidanan					3
	
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
ii
Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan
ISTILAH KETERANGAN
goal congruence keselarasan tujuan.
CV Commanditaire Vennotschaap.
ICRC
The International Committee of the Red
Cross (Komite Internasional Palang
Merah).
Going Concern
suatu keadaan di mana perusahaan dapat
tetap beroperasi dalam jangka waktu yang
lama, dimana hal ini dipengaruhi oleh
keadaan keuangan dan non keuangan.
Human Error kesalahan manusia
a collaborative strategy Strategi kerjasama
a competetive strategy Strategi kompetitif
Daftar Istilah
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan
4
Pendahuluan
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
Rekan mahasiswa, salam hangat, selamat berjumpa kembali dalam mata kuliah Ke-
wirausahaan. Modul yang sedang Anda pelajari ini merupakan modul keempat dari
4(empat) modul yang harus anda selesaikan. Modul ini berjudul “Pengelolaan Usaha
Bagian III”. Rekan mahasiswa, setelah mempelajari modul ini anda diharapkan dapat
memahami berbagai hal yang berhubungan dengan materi yang harus dikuasai oleh
seorang wirausaha agar dapat mengelola usaha dengan sukses. Secara khusus Anda
diharapkan dapat menjelaskan tentang: (1) Aspek Organisasi dan Manajemen Bisnis (2)
Aspek Komunikasi Bisnis (3) wirausaha diBidang Kebidanan.
Modul berjudul Pengelolaan Usaha Bagian III ini diawali dengan pembahasan tentang
Aspek Organisasi dan Manajemen Bisnis yang meliputi: Organisasi, manajemen usa-
ha, dan manajemen risiko. Selanjutnya pembahasan tentang Aspek Komunikasi bisnis
yang meliputi komunikasi bisnis dan negosiasi. Pembahasan modul ini diakhiri dengan
topik wirausaha dalam Bidang Kebidanan yang meliputi: bidan Praktik Mandiri, Inovasi
layanan Kebidanan dan Pelayanan kebidanan unggulan.
Modul ini disusun sebagai bahan mata kuliah institusional ”Kewirausahaan” yang mer-
upakan salah satu unsur penunjang yang sangat penting bagi bidan dalam menjalankan
praktik profesinya. Modul 4 ini dikemas dalam 3(tiga) kegiatan belajar(KB) dengan uru-
tan sebagai berikut:
Kegiatan Belajar 1 	 : Aspek Organisasi dan Manajemen Bisnis.
Kegiatan Belajar 2	 : Aspek Komunikasi Bisnis
Kegiatan Belajar 3	 : Wirausaha di bidang kebidanan
PETUNJUK BELAJAR
Modul ini disusun sedemikian rupa agar Anda dapat mempelajarinya secara mandiri,
kami yakin Anda akan berhasil jika Anda mau mempelajarinya secara serius dan benar.
Oleh karena itu lakukan langkah-langkah belajar sebagai berikut:
1)	 Baca baik-baik dan pahami tujuan/kompetensi yang ingin dicapai dalam mempe-
lajari modul ini.
2)	 Pelajari materi secara berurutan mulai dari kegiatan belajar (KB)1 dan seterusnya,
karena materi yang dibahas dalam kegiatan sebelumnya berkaitan erat dengan
materi yang akan dibahas pada kegiatan berikutnya.
3)	 Anda harus punya keyakinan yang kuat untuk belajar dan mempraktikan materi
yang memerlukan praktikkum.
4)	 Pelajari baik-baik dan pahami uraian materi yang ada pada setiap KB. Jika ada ma-
teri yang harus dipraktikkan, maka Anda diminta untuk mempraktikkannya.
5)	 Untuk mempelajari modul ini dibutuhkan waktu sedikitnya 300 menit.
6)	 Disamping mempelajari modul ini, Anda dianjurkan untuk mempelajari buku-
buku lain, koran, atau majalah maupun informasi dari dunia maya yang memba-
has tentang pengelolaan usaha.
Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan
5
7)	 Keberhasilan proses pembelajaran Anda dalam Mata Kuliah ini sangat tergantung
pada kesungguhan Anda sendiri.
8)	 Setelah selesai mempelajari satu KB, Anda diminta untuk mengerjakan tugas
maupun soal-soal yang ada di dalamnya. Anda dinyatakan berhasil kalau sedikitn-
ya 80% jawaban Anda benar. Selanjutnya Anda dipersilahkan untuk mempelajari
KB berikutnya.
9)	 Kunci jawaban untuk setiap KB ada di bagian akhir modul ini. Silahkan cocokkan
jawaban Anda dengan kunci jawaban tersebut. Jika Anda belum berhasil silahkan
pelajari sekali lagi bagian-bagian yang belum Anda kuasai. Ingat! Jangan melihat
kunci jawaban sebelum Anda selesai mengerjakan tugas
10)	 Bila Anda mengalami kesulitan, diskusikan dengan teman-teman Anda, jika masih
juga mengalami kesulitan, silahkan hubungi dosen fasilitator dari Mata Kuliah ini.
11)	Setelah semua KB dipelajari, dan semua tugas sudah Anda kerjakan dengan be-
nar, tanyakan pada diri Anda sendiri apakah Anda telah menguasai seluruh ma-
teri sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Bila jawabannya “Ya”, maka hubungi
dosen Pembina Anda untuk meminta tes akhir modul (TAM). Anda dinyatakan
berhasil bila sedikitnya jawaban Anda 80% benar. Dengan demikian Anda diper-
bolehkan untuk mempalajari modul berikutnya.
Selamat belajar, jangan lupa memohon pertolongan kepada Tuhan yang Maha kuasa
Allah Swt agar Anda dimudahkan dalam mempelajari modul ini, sehingga dapat berhasil
dengan baik.
Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan
6
Kegiatan
Belajar 3
KEWIRAUSAHAAN DALAM BIDANG KEBIDANAN
Tujuan Pembelajaran Umum
Rekan mahasiswa, setelah anda selesai mempelajari kegiatan belajar 3 ini Anda dihara-
pkan dapat menjelaskan tentang Kewirausahaan dalam bidang Kebidanan.
Untuk mencapai tujuan umum tersebut ada 3(tiga) tujuan khusus yang harus anda
kuasai, yaitu dapat menjelaskan: Bidan Praktik Mandiri, Inovasi pelayanan Kebidanan,
Pelayanan Kebidanan Unggulan.
Tujuan Pembelajaran Khusus
Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan
7
Uraian
Materi
A.	 Bidan Praktik Mandiri
Rekan mahasiswa, 	Coba Anda tuliskan apa syarat Bidan Praktik Mandiri dalam kolom
berikut:
Bagus, Sekarang marilah kita ciocokkan dengan uraian berikut ini.
Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan
8
1.	Persyaratan
Menurut Permenkes/ Nomor 1464/MENKES/PER/X/2010 tentang Izin dan Praktek
Bidan, pasal 2 bahwa bidan dapat menjalankan praktik mandiri dan/atau bekerja
di fasilitas pelayanan kesehatan, dan bidan yang menjalankan praktik mandiri
harus berpendidikan minimal Diploma III (D III). Bidan yang bekerja di institusi
pelayanan wajib memiliki SIKB (Surat ijin kerja bidan), bidan yang melaksanakan
praktik mandiri wajib memiliki SIPB (Surat Ijin Praktik Bidan), masing-masing SIKB
dan SIPB hanya belaku 1 tempat, serta seorang bidan hanya diperbolehkan kerja
dan praktik mandiri masing-masing 1 tempat, seperti tercantum pada pasal 3 dan
6.
Adapun untuk memperoleh SIPB/SIKB, beberapa hal yang perlu dilampirkan sep-
erti tercantum dalam pasal 4 sebagai berikut:
a.	 Fotocopy STR yang masih berlaku dan dilegalisasi
b.	 Surat Keterangan Sehat Fisik Dari Dokter yang memiliki Surat Izin Praktik
c.	 Surat pernyataan memiliki tempat kerja di fasilitas pelayanan kesehatan atau
tempat praktik.
d.	 Pas foto berwarna terbaru ukuran 4x6 cm sebanyak 3 (tiga) lembar
e.	 Rekomendasi dari kepala dinas kesehatan kabupaten / kota atau pejabat yang
ditunjuk dan
f.	 Rekomendasi dari organisasi profesi.
Apabila belum terbentuk Majelis Tenaga Kesehatan Indonesia (MTKI), Majelis
tenaga kesehatan provinsi (MTKP) dan/atau proses STR belum dapat dilaksanakan
maka Surat Izin Bidan ditetapkan berlaku sebagai STR.
Beberapa hal yang berhubungan dengan persyaratan praktik, kewajiban, hak
dan pengawasan praktik bidan seperti dicantumkan pada pasal-pasal dalam Per-
menkes Nomor 1464/MENKES/PER/X/2010 sebagai berikut:
Pasal 17
(1)	 Bidan dalam menjalankan praktik harus memenuhi persyaratan meliputi :
a.	 Memiliki tempat praktik, ruang praktik dan peralatan untuk tindakan asu-
han kebidanan, serta peralatan untuk menunjang pelayanan kesehatan
bayi, anak balita dan pra sekolah yang memnuhi persyaratan lingkungan
sehat,
b.	 Menyediakan maksimal 2 (dua) tempat tidur untuk persalinan, dan
c.	 Memiliki sarana peralatan dan obat sesuai dengan ketentuan yang ber-
laku.
(2)	Ketentuan persyaratan tempat praktik dan peralatan sebagaimana yang di
maksud pada ayat (1) tercantum dalam lampiran peraturan ini.
Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan
9
2.	 Kewajiban Bidan.
Pasal 18
(1)	 Dalam melaksanakan praktik atau kerja, Bidan berkewajiban untuk :
a.	 Menghormati hak pasien
b.	 Memberikan informasi tentang masalah kesehatan pasien dan pelayanan
yang dibutuhkan
c.	 Merujuk kasus yang bukan kewenangannya atau tidak dapat ditangani
dengan tepat waktu.
d.	 Meminta persetujuan tindakan yang akan dilakukan.
e.	 Menyimpan rahasia pasien sesuai dengan ketentuan peraturan perun-
dang-undangan.
f.	 Melakukan pencatatan asuhan kebidanan dan pelayanan lainnya secara
sistematis.
g.	 Mematuhi standar dan
h.	Melakukan pencatatan dan pelaporan, penyelenggaraan praktik ke-
bidanan termasuk pelaporan kelahiran dan kematian.
(2)	 Bidan dalam menjalankan praktik atau kerja senantiasa meningkatkan mutu
pelayanan profesinya, dengan mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan
dan tekhnologi melalui pendidikan dan pelatihan sesuai dengan bidang tu-
gasnya.
(3)	 Bidan dalam menjalankan praktik kebidanan harus membantu program pe-
merintah dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.
3.	 Hak Bidan Praktik
pasal 19
Dalam melaksanakan praktik atau kerja, Bidan mempunyai hak :
a.	 Memperoleh perlindungan hukum dalam melaksanakan praktik atau kerja
sepanjang sesuai dengan standar .
b.	 Memperoleh informasi yang lengkap dan benar dari pasien dan atau keluar-
ganya.
c.	 Melaksanakan tugas sesuai dengan kewenangan dan standar dan
d.	 Menerima imbalan jasa profesi.
4.	 Tugas bidan
Pasal 20
(1)	 Dalam melakukan tugasnya bidan wajib melakukan pencatatan dan pelapo-
ran sesuai dengan pelayanan yang diberikan.
(2)	Pelaporan sebagaimana yang dimaksud pada ayat (1) ditujukan ke puskes-
mas wilayah praktik.
(3)	 Di kecualikan dari ketentuan sebagaimana yang dimaksud pada ayat (2) untuk
Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan
10
bidan yang bekerja di fasilitas pelayanan kesehatan.
Pasal 21
(1)	 Menteri, pemerintahan daerah profinsi, pemerintah daerah kabupaten atau
kota, melakukan pembinaan dan pengawasan dengan mengikut sertakan ma-
jelis tenaga kesehatan indinesia, majelis tenaga kesehatan profinsi, organisasi
profesi,dan asosiasi institusi pendidikan yang bersangkutan.
(2)	 Pembinaan dan pengawasan sebagaimana di maksud pada ayat (1) di arah-
kan untuk meningkatkan mutu pelayanan, keselamatan pasien dan melind-
ungi masyarakat terhadap segala kemungkinan yang dapat menimbulkan ba-
haya bagi kesehatan.
(3)	Kepala dinas kesehatan kabupaten atau kota harus melaksanakan pembi-
naan dan pengawasan penyelenggaraan praktik bidan.
(4)	 Dalam pelaksaan tugas sebagaimana yang di maksud pada ayat (1) kepala di-
nas kesehatan kabupaten atau kota harus membuat pemetaan tenaga bidan
praktik mandiri dan bidan di desa serta menetapkan dokter di puskesmas ter-
dekat untuk pelaksanaan tugas superfisi terhadap bidan di wilayah tersebut.
5.	 Standar profesi bidan
Menurut Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 369/MENK-
ES/SK/III/2007 tentang Standar Profesi Bidan, bahwa:
a.	 Pelayanan Kebidanan
Pelayanan Kebidanan merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan,
yang diarahkan untuk mewujudkan kesehatan keluarga, sesuai dengan ke-
wenangan dalam rangka tercapainya keluarga kecil bahagia dan sejahtera.
Sasaran pelayanan kebidanan adalah individu, keluarga, dan masyarakat yang
meliputi upaya peningkatan, pencegahan, penyembuhan dan pemulihan pe-
layanan kebidanan dapat dibedakan menjadi :
1)	 Layanan Primer ialah layanan bidan yang sepenuhnya menjadi anggung
jawab bidan.
2)	 Layanan Kolaborasi adalah layanan yang dilakukan oleh bidan sebagai
anggota timyang kegiatannya dilakukan secara bersamaan atau sebagai
salah satu dari sebuah proses kegiatan pelayanan kesehatan.
3)	 Layanan Rujukan adalah layanan yang dilakukan oleh bidan dalam rang-
ka rujukan ke system layanan yang lebih tinggi atau sebaliknya yaitu pe-
layanan yang dilakukan oleh bidan dalam menerima rujukan dari dukun
yang menolong persalinan, juga layanan yang dilakukan oleh bidan ke
tempat/ fasilitas pelayanan kesehatan lain secara horizontal maupun ver-
tical atau meningkatkan keamanan dan kesejahteraan ibu serta bayinya.
b.	 Ruang Lingkup Pelayanan Kebidanan
Pelayanan kebidanan berfokus pada upaya pencegahan, promosi kesehatan,
pertolongan persalinan normal, deteksi komplikasi pada ibu dan anak, melak-
sanakan tindakan asuhan sesuai dengan kewenangan atau bantuan lain jika
Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan
11
diperlukan, serta melaksanakan tindakan kegawat daruratan.
Bidan mempunyai tugas penting dalam konseling dan pendidikan kesehatan,
tidak hanya kepada perempuan, tetapi juga kepada keluarga dan masyarakat.
Kegiatan ini harus mencakup pendidikan antenatal dan persiapan menjadi
orang tua serta dapat meluas pada kesehatan perempuan, kesehatan seksual
atau kesehatan reproduksi dan asuhan anak.
Bidan dapat praktik diberbagai tatanan pelayanan, termasuk di rumah, mas-
yarakat, Rumah Sakit, klinik atau unit kesehatan lainnya.
Berdasarkan Permenkes Nomor 1464/MENKES/PER/X/2010 kewenangan bidan
seperti dijelaskan pada pasal-pasal berikut:
Pasal 9
Bidan dalam menjalankan praktik, berwenang untuk memberikan pelayanan
Yang meliputi:
a.	 Pelayanan Kesehatan Ibu
b.	 Pelayanan kesehatan anak dan
c.	 Pelayanan kesehatan reproduksi perempuan dan keluarga berencana
Pasal 10
(1)	 Pelayanan kesehatan ibu sebagaimana dimaksud dalam pasal 9 huruf a diber-
ikan pada masa pra hamil, kehamilan, masa persalinan, masa nifas, masa
menyusui dan masa antara dua kehamilan.
(2)	 Pelayanan kesehatan ibu sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi:
a.	 Pelayanan konseling pada masa pra hamil.
b.	 Pelayanan antenatal pada kehamilan normal.
c.	 Pelayanan persalinan normal.
d.	 Pelayanan ibu nifas.
e.	 Pelayanan ibu menyusui dan
f.	 Pelayanan konseling pada masa antara dua kehamilan.
(3)	Bidan dalam memberikan pelayanan sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
berwenang untuk:
a.	Episiotomi.
b.	 Penjahitan luka jalan lahir tingkat 1 dan II.
c.	 Penanganan kegawatdaruratan dilanjutkan dengan perujukan.
d.	 Pemberian tablet Fe pada ibu hamil.
e.	 Pemberian vitamin A dosis tinggi pada ibu nifas.
f.	 Fasilitasi/bimbingan inisiasi menyusui dini dan promosi air susu ibu ekslu-
sif.
g.	 Pemberian uterotonika pada manajemen aktif kala III dan postpartum.
h.	 Penyuluhan dan konseling.
i.	 Bimbingan pada kelompok ibu hamil.
j.	 Pemberian surat keterangan kematian dan
k.	 Pemberian surat keterangan cuti bersalin.
Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan
12
Pasal 11
(1)	Pelayanan kesehatan anak sebagaimana dimaksud dalam pasal 9 huruf b
diberikan pada bayi baru lahir, bayi, anak balita, dan anak pra sekolah.
(2)	 Bidan dalam memberikan pelayanan kesehatan anak sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) berwenang untuk :
a.	 Melakukan asuhan bayi baru lahir normal termasuk resusitasi, pencega-
han hipotermi, inisiasi menyusui dini, injeksi vitamin K 1, perawatan bayi
baru lahir pada masa neonatal (0-28 hari), dan perawatan tali pusat.
b.	 Penanganan hipotermi pada bayi baru lahir dan segera merujuk.
c.	 Penanganan kegawat-daruratan, dilanjutkan dengan perujukan.
d.	 Pemberian imunisasi rutin sesuai program pemerintah.
e.	 Pemantauan tumbuh kembang bayi, anak balita dan anak pra sekolah.
f.	 Pemberian konseling dan penyuluhan.
g.	 Pemberian surat keterangan kelahiran, dan Pemberian surat keterangan
kematian.
Pasal 12
Bidan dalam memberikan pelayanan kesehatan reproduksi perempuan dan Kel-
uarga berencana sebagaimana dimaksud dalam pasal 9 huruf c, berwenang un-
tuk :
a.	 Memberikan penyuluhan dan konseling kesehatan reproduksi perempuan
dan keluarga berencana, dan
b.	 Memberikan alat kontrasepsi oral dan kondom.
Pasal 13
(1)	Selain kewenangan sebagaimana dimaksud dalam pasal 10, pasal 11, dan
pasal 12, Bidan yang menjalankan program pemerintah berwenang melaku-
kan pelayanan kesehatan meliputi:
a.	 Pemberian alat kontrasepsi suntikan, alat kontrasepsi dalam rahim, dan
memberikan pelayanan alat kontrasepsi bawah kulit.
b.	 Asuhan antenatal terintegrasi dengan intervensi khusus penyakit kronis
tertentu dilakukan dibawah supervisi dokter.
c.	 Penanganan bayi dan anak balita sakit sesuai pedoman yang ditetapkan.
d.	 Melakukan pembinaan peran serta masyarakat di bidang kesehatan ibu
dan anak, anak usia sekolah dan remaja, dan penyehatan lingkungan.
e.	 Pemantauan tumbuh kembang bayi, anak balita, anak pra sekolah dan
anak sekolah.
f.	 Melaksanakan pelayanan kebidanan komunitas.
g.	 Melaksanakan deteksi dini, merujuk dan memberikan penyuluhan terha-
dap infeksi menulas sexual (IMS) termasuk pemberian kondom, dan pen-
yakit lainnya.
h.	 Pencegahan penyalahgunaan narkotika, pisikotropika dan zat adiktif lain-
nya (NAPZA) melalui informasi dan edukasi, dan
Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan
13
i.	 Pelayanan kesehatan lain yang merupakan program pemerintah
(2)	 Pelayanan alat kontrasepsi bawah kulit, asuhan antenatal terintegrasi, penan-
ganan bayi dan anak balita sakit, dan pelaksanaan deteksi dini, merujuk, dan
memberikan penyuluhan terhadap Infeksi Menular Sexual (IMS) dan penyakit
lainnya, serta pencegahan penyalahgunaan narkotika, pisikotropika dan zat
adiktif lainnya (NAPZA) hanya dapat dilakukan oleh bidan yang dilatih untuk
itu.
Pasal 14
(1)	Bagi bidan yang menjalankan praktik di daerah yang tidak memiliki dokter,
dapat melakukan pelayanan kesehatan diluar kewenangan sebagaimana di-
maksud dalam pasal 9.
(2)	 Daerah yang tidak memiliki dokter sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ada-
lah kecamatan atau kelurahan atau desa yang ditetapkan oleh kepala dinas
kesehatan kabupaten atau kota.
(3)	 Dalam hal daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (2) telah terdapat dokter,
kewenangan bidan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak berlaku.
Pasal 15
(1)	Pemerintah daerah propinsi atau kabupaten atau kota menugaskan bidan
praktik mandiri tertentu untuk melaksanakan program pemerintah.
(2)	Bidan praktik mandiri yang di tugaskan sebagai pelaksana program pemer-
intah berhak atas pelatihan dan pembinaan dari pemerintah daerah profinsi
atau kabupaten atau kota.
Pasal 16
(1)	 Pada daerah yang belum memiliki dokter, pemerintah dan pemerintah daerah
harus menempatkan bidan dengan pendidikan minimal Diploma 3 kebidanan
.
(2)	 Apabila tidak terdapat tenaga bidan sebagaimana yang di maksud pada ayat
1, pemerintah dan pemerintah daerah dapat menempatkan bidan yang telah
mengikuti pelatihan.
(3)	 Pemerintah daerah propinsi/kabupaten/kota bertanggung jawab menyeleng-
garakan pelatihan bagi bidan yang memberikan pelayanan di daerah yang
tidak memiliki dokter.
B.	 Inovasi Layanan Kebidanan.
Rekan mahasiswa, Layanan Kebidanan yang dapat dikembangkan tentu saja menitik be-
ratkan pada upaya promotif dan preventif. Berikut ini beberapa contoh inovasi layanan
kebidanan.
Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan
14
1.	 Kelas Pra Wedding (Pra Perkawinan).
Sasaran yang disepakati secara global dalam MDGs nomor ke-5 adalah mening-
katkan kesehatan ibu. Kebijakan pemerintah tertuang dalam Rencana Pemba-
ngunan Jangka Panjang Menengah Nasional(RPJMN) 2010-2015 bahwa kebijakan
pembangunan keluarga berencana diarahkan untuk mengendalikan pertum-
buhan penduduk serta meningkatkan keluarga kecil berkualitas. Hal ini dicapai
melalui peningkatan kualitas kesehatan reproduksi remaja dalam rangka meny-
iapkan kehidupan berkeluarga, serta pendewasaan usia perkawinan melalui pe-
mahan kesehatan reproduksi remaja, penguatan institusi masyarakat dan pe-
merintah yang memberikan layanan kesehatan reproduksi bagi remaja, serta
memberikan konseling tentang permasalahan remaja.
Bidan sebagai salah satu petugas kesehatan mempunyai peran dalam member-
ikan asuhan pada pra konsepsi. Berdasarkan Permenkes No. 369/ 2007 tentang
Standar Profesi bidan, salah satu kompetensi bidan adalah kompetensi ke-2 ada-
lah bidan memberikan asuhan yang bermutu tinggi, pendidikan kesehatan yang
tanggap terhadap budaya dan pelayanan menyeluruh dimasyarakat dalam rang-
ka untuk meningkatkan kehidupan keluarga yang sehat, perencanaan kehamilan
dan kesiapan menjadi orang tua.
Merencanakan kehamilan merupakan hal yang penting untuk dilakukan setiap
pasangan suami-isteri. Kesiapan baik itu secara mental, fisik dan juga finansial.  
Pada umumnya wanita mengetahui dirinya hamil setelah terlambat haid sekitar 1
atau 2 minggu(litbangkes,depkes.go.id). Tromp. M et all, (2010) menyatakan bah-
wa konsepsi spontan dan proses persalinan yang paling rentan terhadap pening-
katan usia ibu yang mengarah ke persalinan dengan tindakan, kejadian komplika-
si serta pembiayaan kesehatan yang lebih tinggi lebih sedikit terjadi pada usia
yang lebih tinggi. Morin P et all, (2001) menyatakan bahwa perencanaan kehami-
lan menjadi isu penting dalam promosi kesehatan prakonsepsi. Enam langkah
dari Walker dan prosedur analisis konsep Avant yang digunakan terdiri dari tiga
komponen penting: sikap , waktu, dan perilaku seksual. Perencanaan kehamilan
didefinisikan sebagai adopsi dari sikap berpusat pada konsepsi, termasuk per-
ilaku seksual (proceptive atau kontrasepsi) dan waktu. Selain itu, perencanaan
kehamilan bukan fenomena yang jelas dengan pertanyaan-pertanyaan yang
dapat dijawab hanya dengan “ ya” atau “tidak “. Sebaliknya , itu adalah proses
yang dinamis yang berkembang sesuai dengan faktor-faktor kontekstual. Dari ha-
sil tersebut , instrumen mengevaluasi intensitas perencanaan kehamilan dapat
dikembangkan untuk penelitian epidemiologi dan tujuan promosi.
Lachance-Grzela M and Bouchard.G. (2009) menyatakan bahwa upaya perenca-
naan kehamilan memberikan kontribusi kepada orang tua masa depan ‘kese-
jahteraan hanya jika mereka menikah. Demikian pula, pernikahan menawarkan
manfaat lebih dari hidup bersama, tetapi hanya jika mitra telah merencanakan
kehamilan.
Kelas pra nikah merupakan sarana untuk belajar bersama tentang kesehatan bagi
ibu dalam bentuk tatap muka dalam kelompok yang bertujuan untuk mening-
katkan pengetahuan dan keterampilan ibu-ibu mengenai usia hamil kehamilan,
Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan
15
persiapan kehamilan, perawatan kehamilan.
Dewasa ini belum semua pasangan yang akan menikah mendapatkan pembeka-
lan materi-materi kesehatan. Penyuluhan yang dilakukan pada pasangan calon
pasangan pengantin pada umumnya masih banyak dilakukan melalui konsultasi
perorangan yang diberikan pada waktu calon pengantin ingin suntik TT sebagai
syarat mendaftarakan pernikahan ke Kantor Urusan Agama. Penyuluhan sema-
cam ini bermanfaat, namun memiliki kelemahan antara lain: (1) Pengetahuan
yang diperoleh hanya terbatas pada masalah kesehatan yang dialami saat kon-
sultasi, jika pasangan tidak menghadapi masalah terkadang tidak ada konsultasi
(2) Penyuluhan yang diberikan tidak terkoordinir sehingga ilmu yang diberikan
kepada calon pasangan pengantin hanya pengetahuan yang dimiliki oleh petugas
saja (3) Pelaksanaan penyuluhan tidak terjadwal dan tidak berkesinambungan
(4) Kesibukan petugas kesehatan berkontribusi terhadap pelaksanaan konsultasi
bisa kurang optimal.
Untuk mengatasi kelemahan-kelemahan di atas, direncanakan metode pembe-
lajaran kelas pranikah. Kegiatan yang direncanakan adalah pembahasan materi
kesehatan ibu dalam bentuk tatap muka dalam kelompok yang diikuti diskusi dan
tukar pengalaman antara pasangan calon pengantin dan petugas kesehatan.
Beberapa keuntungan Kelas pranikah adalah: (1) Materi diberikan secara
menyeluruh dan terencana sesuai dengan buku panduan kelas pra nikah yang
memuat mengenai usia hamil, persiapan kehamilan,dan perawatan kehamilan (2)
Penyampaian materi lebih komprehensif karena ada persiapan petugas sebelum
penyajian materi (3) Waktu pembahasan materi menjadi efektif karena pola pen-
yajian materi terstruktur dengan baik. (4) Ada interaksi antara petugas kesehatan
dengan pasangan calon pengantin. (5) Pembahasan materi dilaksanakan secara
berkala dan berkesinambungan. Adapun pokok bahasan yang dapat diberikan
pada kelas pra perkawinan antara lain:
a.	 Usia perempuan dan laki-laki menikah pertama.
b.	 Usia ibu untuk reproduksi sehat.
c.	 Umur ibu hamil dinyatakan umur yang berisiko terhadap kesehatan ibu.
d.	 Pendewasaan usia kehamilan.
Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan
16
e.	 Pengaruh jika ibu hamil pada umur yang berisiko.
f.	 Tanda ibu hamil.
g.	 Perubahan tubuh selama masa kehamilan.
h.	 Tindakan yang lakukan selama hamil.
i.	 Tindakan yang dilakukan suami atau keluarga untuk meningkatkan kesiapan
mental ibu dalam proses persalinan.
j.	 Dampak kesehatan jika melakukan hubungan suami istri/sanggama selama
hamil.
k.	 Penanganan ibu lakukan jika mengalami sakit pada masa hamil.
l.	 Tanda-tanda bahaya kehamilan.
m.	 Persiapan persalinan.
n.	 Peran suami/keluarga untuk menghadapi persalinan.
o.	 Tempat persalinan.
p.	 Pemeliharaan kesehatan Bayi, balita.
q.	 Pemeliharaan kesehatan masa Nifas.
r.	 ASI Eksklusif.
s.	 Keluarga berencana.
t.	 Menopause
u.	 Psikologi perempuan.
v.	 Penyakit Infeksi menular seksual
2.	 Kelas Parenting
Parent Education merupakan cara terbaik untuk membangun karakter anak sejak
usia dini, bahkan dari dalam kandungan. Orang tua sebagai orang yang paling
dekat dengan anak. Perilaku anak terwujud dari apa yang anak pelajari dari orang
tuanya. Menjadi orang tua yang baik memerlukan pengetahuan yang memadai.
Bayi terlahir hanya bisa menangis untuk mengatakan keadaan lapar, tidak nya-
man, perutnya kembung, ada rasa nyeri. Orang tua harus bisa mengetahui apa
yang hendak bayi katakana lewat tangisannya tersebut, sehingga orang tua perlu
mengetahui arti tangisan bayi tersebut agar tindakan yang diambil bisa tepat.
Jika bayi mengatakan perutnya kembung, tetapi karena orang tuanya tidak tahu,
maka diberi minum terus, akhirnya bayi tidak mau netek. Ibu bisa bertambah
panik mengahdapi bayinya yang tidak kunjung tenang.
Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan
17
Anak terlahir ibarat selembar kertas putih. Segala perbuatan, perkataan orang
tua akan mewarnai perkembangan orang tua. Terkadang orang tua tidak sadar
melakukan hal-hal yang menghambat kemandirian anak, seperti melarang makan
sendiri karena kawatir anaknya belepotan makanan, lantai menjadi kotor kare-
na tumpahan makanan. Terkadang perilaku sepele, tetapi bagi anak menjadi hal
yang utama, seperti ketika orang tua sedang asyik membaca Koran atau sedang
berbincang dengan orang lain, anaknya datang karena sudah selesai membuat
suatu lukisan dikertas ingin ditunjukkan kepada orang tua, minta dikomentari
oleh orang tua tetapi karena kesibukan orang tua mengerjakan suatu pekerjaan
rumah, atau sedang membaca berita yang hangat di Koran akhirnya anak diacuh-
kan. Padahal meluangkan beberapa detik untuk melihat lukisan dan mengatakan
bahwa anaknya pinter itu merupakan hal yang berharga bagi anak. Banyak dian-
tara orang tua malah mengatakan,” nakal kamu! Ibu sedang sibuk ini. Anak tidak
menerima pujian tetapi kata-kata yang menjatuhkan. Hal seperti ini berakibat
kurang baik terhadap perkembangan anak. Selain dua contoh kejadian diatas,
tentunya di masyarakat masih banyak lagi secara tidak sadar kebisaaan orang
tua yang sering dilakukan ternyata merupakan hal-hal yang kurang tepat untuk
mengasuh dan mendidik anak. OLeh karena itu, menjadi orang tua harus memili-
ki pemahaman yang benar. Beberapa contoh topik layanan parenting yang dapat
diberikan antara lain:
a.	 Memahani makna tangisan Bayi.
b.	 Memahami perilaku bayi menjambak rambut.
c.	 Memahami bahasa tubuh bayi: melengkungkan punggung, mengusap mata
d.	 Tips untuk bayi yang tidak dapat diam saat dipakaikan popok.
e.	 Adaptasi bayi mulai makan.
f.	 Bayi menolak menyusu.
g.	 Memandikan bayi baru lahir.
h.	 Melatih kemandirian Anak.
i.	 Melatih Kreatifitas.
j.	 Pencegahan anak ketagihan game/gadget/ plyastation.
3.	Waterbirth.
Rekan mahasiswa, untuk bisa memberikan layanan waterbirth, kita perlu mengi-
kuti pelatihan.
Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan
18
a.	Pengertian.
	 Waterbirth berasal dari bahasa inggris yang berarti persalinan di air adalah
proses persalinan atau proses melahirkan yang dilakukan di dalam air han-
gat. Persalinan di air merupakan perkembangan yang relatif baru di Indone-
sia. Persalinan di air diperkenalkan di Eropa, Perancis pada tahun 1803. Pada
1970-an. Beberapa bidan dan dokter di Rusia dan Prancis menjadi tertarik
dengan cara-cara membantu bayi melakukan transisi dari dalam kehidupan
intra uterus dengan kehidupan ekstra uterus sehalus mungkin. Metode mela-
hirkan di dalam air atau water birth semakin populer dan menjadi tren persa-
linan. Berdasar laporan Waterbirth Internasional, metode ini membutuhkan
sebuah kolam bersalin khusus berisi air dengan suhu 95-100 derajat Fahren-
heit, menghindari penggunaan bathtubs atau kolam anak kecil, karena su-
lit akan mempertahankan suhu yang tepat. Berikut beberapa hal yang perlu
Anda ketahui tentang water birth. Keprihatinan mereka bahwa perawatan
bersalin modern, dengan banyak intervensi, membuat bayi menjadi trauma-
tis. Beberapa dokter, termasuk dokter kandungan Perancis Frederic Leboyer
(1983), berpikir bayi dapat terkena dampak seumur hidup karena cara mere-
ka lahir ke dunia.
b.	 Manfaat waterbirth.
1)	 Bagi Ibu.
a)	 Ibu akan merasa lebih relaks karena semua otot panggul lunak elastik,
mengurangi kejadian rupture perineum.
b)	 Melancarkan proses mengejan, sehingga rasa nyeri selama persalinan
tidak terlalu dirasakan.
c)	 Keadaan relaks menyebabkan proses pembukaan cerviks akan ber-
jalan lebih cepat sehingga lama persalinan berkurang.
2)	 Bagi Bayi
a)	 Menurunkan risiko cedera kepala bayi.
b)	 Peredaran darah bayi akan lebih baik, sehingga tubuh bayi akan cepat
memerah setelah dilahirkan. Medium air memudahkan transisi bayi
dari rahim, berisi cairan ketuban, ke dunia luar. Bayi akan bernapas
dalam air, karena dia tidak akan mulai menggunakan paru-parunya
sampai dia dibawa ke udara dalam 10 detik pertama setelah lahir.
c.	 Kelemahan waterbirth
1)	 Kemungkinan air kolam tertelan oleh bayi sangat besar. Kondisi ini menye-
babkan proses membutuhkan bantuan dokter kebidanan dan kandungan,
juga spesialis anak yang akan melakukan pengecekan langsung saat bayi
lahir. Sehingga jika ada gangguan bisa langsung terdeteksi dan diatasi.
2)	 Hipotermia atau suhu tubuh terlalu rendah akan dialami ibu jika proses
melahirkan berlangsung lebih lama dari perperkiraan.
3)	 Bayi berisiko mengalami temperature shock jika suhu air tidak sama den-
gan suhu si ibu saat melahirkan yaitu 37 derajat celcius.
d.	 Metode Waterbirth.
Ada dua metode persalinan di air, yaitu:
Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan
19
1)	 Persalinan di air murni. Ibu masuk ke kolam persalinan setelah mengala-
mi pembukaan 6 (enam) sampai inpartu.
2)	 Persalinan di air emulsion. Ibu hanya berada di dalam kolam hingga pem-
bukaan lengkap. Proses melahirkan tetap dilakukan di tempat tidur.
e.	 Kontra indikasi waterbirth.
1)	 Ibu dengan herpes.
2)	 Hipertensi.
3)	 Pendarahan tak terduga selama perjalanan kehamilan.
4)	 Kehamilan kembar.
5)	 Presentasi bokong.
6)	 Persalinan prematur
7)	 Panggul sempit.
4.	Hipnobirthing.
a.	Pengertian.
Rekan mahasiswa, untuk bisa memberikan layanan hipnobitring, kita perlu
mengikuti pelatihan. Hypnobirthing berasal dari kata Yunani Hynos yang art-
inya tidur/pikiran tenang. Birthing adalah proses yang dimulai saat kehami-
lan sampai melahirkan. Hipnobirthing pertama kali dikembangkan oleh Marie
Mongan sejak tahun 1959. Hypnobirthing adalah usaha secara alami dengan
menanamkan niat ke pikiran/alam bawah sadar untuk menghadapi persali-
nan dengan tenang dan sadar.
Menurut Lanny Kuswandi, hypnobirthing adalah relaksasi dengan penamba-
han sugesti melalui usapan yang mana tangan menjadi sarana untuk mengu-
sap daerah bawah payudara hingga perut. Cara ini telah dilakukan oleh para
ibu hamil ketika bayinya meronta dalam kandungan. Untuk menenangkan
sang bayi, bisaanya ibu akan mengusap perutnya diiringi dengan membisikan
Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan
20
kalimat-kalimat  lembut. Niat positif atau afirmasi yang ditanamkan  untuk
ibu hamil adalah bayi tumbuh sehat jasmani dan rohani sampai kehamilan 9
bulan menghadapi proses persalinan dengan alami, nyaman dan lancar. Pada
umumnya orang selalu mengatakan bahwa melahirkan itu sakit sekali. Ibu
hamil yang melakukan relaksasi akan memperkecil timbulnya rasa sakit dan
proses persalinan berjalan lancar. Efek yang juga dirasakan, jika selama da-
lam kandungan bayi menerima ketenangan dan kedamaian dari kedua orang
tuanya maka itulah memorinya. Tapi yang bisaa terjadi saat ini, ketika ibu da-
lam keadaan hamil seringkali menghadapi stres lantaran beban pekerjaan.
Bayi pun turut merasakan tekanan tersebut. Berdasarkan testimony beber-
apa ibu yang melahirkan bayi dengan menjalani terapi hypnobirthing, anak
akan tumbuh menjadi anak yang lebih sehat, ceria dan kreatif. Hypnobirthing
dianjurkan dilakukan bersama pasangan. Hal ini dilakukan karena pada seti-
ap proses persalinan, bukan hanya ibu yang mengalami kepanikan, ketegan-
gan, stress, tetapi kaum bapak pun merasakan perasaan serupa. Karena bagi
yang akan menjadi calon orang tua, kehadiran seorang bayi di tengah kel-
uarga merupakan sebuah kehidupan baru. Hypnobirthing dapat dilakukan
sedini mungkin, karena dengan demikian sang ibu sepanjang kehamilannya
senantiasa merasa enjoy, tidak mudah terserang stres. Dengan rajin relaksasi
ibu hamil akan mudah terhindar dari stres.
b.	 Langkah-langkah Hypnobirthing.
1)	 Langkah pertama adalah relaksasi bagian kepala dan bahu. Kepala di-
miringkan di atas bahu kanan kemudian diputar sampai di atas bahu kiri,
kembali ke bahu kanan. Gerakan ini dilakukan sampai delapan kali hitun-
gan. Setelah itu jari kanan di atas bahu diputar ke belakang sebanyak dela-
pan kali. Lalu tangan tetap di atas bahu diputar ke depan. Gerakan ini
dilakukan sampa sebanyak delapan kali pula.
2)	 Langkah kedua adalah relaksasi otot. Berbaring santai, dengan lengan
disamping kanan dan kiri, telapak kanan menghadap atas. Lalu tegang-
kan telapak kaki hingga merasakan keteganagan otot mulai dari telapak
kaki menjalar ke betis, paha, pinggul dan dada. Pundak ditarik ke atas dan
kedua tangan mengepal dengan kuat. Dahi dikerutkan, lidah ditarik ke
arah langit-langit.
3)	 Langkah ketiga berupa relaksasi pernapasan. Dalam keadaan berbaring,
otomatis napas akan terdorong ke arah perut. Tarik napas panjang lewat
hidung sambil hitung sampai 10 kali. Kemudian hembuskan napas perlah-
an-lahan lewat mulut. Langkah ini lakukan 10 kali.
4)	 Langkah keempat adalah relaksasi pikiran. Langkah ini diwakili indra mata.
Setelah mata terpejam sejenak, buka mata perlahan-lahan sambil melihat
satu titik tepat di atas mata. Semakin lama kelopak mata semakin rileks,
berkedip. Pada hitungan kelima mata akan menutup. Pada saat ketiga
unsur jiwa (perasaan, kemauan dan pikiran) dan raga istirahat, masuk-
kan program positif yang akan terekam dalam alam bawah sadar dengan
mengatakan dalam hati dengan bersungguh-sungguh. Contoh program
positif, “Saya dan janin di dalam kandungan akan tumbuh sehat. Dan pada
saat persalinan akan menghadapinya dengan tenang dan lancar.”
Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan
21
c.	 Manfaat Hypnobirthing
Beberapa manfaat hypnobitrhing menurut Lany sebagai berikut:
1)	 Meningkatkan kadar endorphin dalam tubuh untuk mengurangi rasa nyeri
pada saat kontraksi. Endorphin adalah neuropeptide yang dihasilkan tu-
buh pada saat relaks/tenang.Hormon endorphin membuat perasaan ba-
hagia, senang. Pada saat stres endorphin terhalang oleh kortisol. Endor-
phin dihasilkan di otak dan susunan syaraf tulang belakang.
2)	 Meningkatkan ikatan batin antara ibu dan janin.
3)	 Mengurangi rasa mual, muntah, pusing dll
4)	 Menciptakan keadaan yang seimbang sehingga pertumbuhan fisik dan
jiwa bayi lebih sehat.
5)	 Mencegah post-partum depression.
6)	 Meningkatkan produksi ASI.
d.	 Spa baby/ pijat bayi/swimming baby.
Semakin majunya teknologi informasi membuat tuntutan masyarakat sema-
kin meningkat. Hal ini menimbulkan kesadaran yang tinggi bagi orang tua un-
tuk berupaya meningkatkan kualitas pertumbuhan dan perkembangan anak-
nya. Spa Baby, swimming baby merupakan bentuk layanan yang ditujukan
bagi bayi agar pertumbuhan dan perkembangannya bisa lebih optimal.
e.	 Layanan kesulitan makan pada anak.
	 Secara fisiologis, ada tahapan perkembangan dimana anak mengalami
anoreksia fisiologis. Jika penanganannya kurang tepat, anak bisa mengalami
anoreksia yang berkepanjangan. Hal ini menimbulkan kekawatiran bagi orang
tua dan anak bisa mengalami gangguan pemenuhan gizi. Layanan kesulitan
makan ini bertujuan agar orang tua mampu mengenali penyebab dari kesu-
litan makan pada anaknya dan mampu mengatasi kesulitan makan anaknya.
Orang tua perlu mengetahui menu bayi sehat, makanan apa saja yang mem-
buat sulit makan.
f.	 Pendampingan KB MOB.
	 Rekan mahasiswa, tidak semua ibu cocok menggunakan alat kontrasepsi,
karena setiap metode atau alat kontrasepsi memiliki kontra indikasi yang ber-
beda. Misalnya seorang perempuan umur 23 tahun memiliki anak satu, hiper-
Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan
22
tensi. Kemudian ibu tersebut memilih KB IUD. Ketika memakai IUD mengala-
mi perdarahan sampai anemi, sehingga bidan melepas IUD. Jika ibu tersebut
memakai metode kontrasepsi hormonal, maka akan memperparah hiperten-
si. Jika ibu dan suami tersebut memilih kontrasepsi Mantap (MOP atau MOW)
anaknya baru satu. Keadaan seperti ini merupakan salah satu contoh bahwa
MOB (Metode Ovulasi Billing,s) diperlukan untuk menjarangkan kehamilan.
Selain alasan secara medis, kemungkinan ada ibu yang mempunyai keyak-
inan bahwa KB dilarang oleh agamanya.Walaupun berbagai macam upaya
pendekatan sudah dilakukan, namun tetap pada keyakinannya. Kedua con-
toh kasus tersebut memerlukan alternative metode kontrasepsi yang lainnya.
MOB merupakan salah satu metode KB yang dapat diterima oleh ibu pada
kedua kasus tersebut. MOB efektif digunakan untuk perempuan dalam segala
masa reproduksi: remaja, sedang menyusui, maupun menjelang menopause.
Perempuan dengan haid tak teratur juga disarankan untuk menggunakan
metode ini.
	 Pada tahun 1960–1970 MOB ditemukan oleh pasangan Dr. John dan Evelyn
Billings sebagai metode KB yang berdasarkan pengamatan efek hormon es-
trogen dan progesteron.
	 Akibat estrogen tersebut pada vulva timbul rasa dan sifat lendir tertentu yang
dapat diamati oleh perempuan untuk menunjukan secara tepat kapan masa
subur atau tidak subur. Prosentase efektif 98–100%. Pada tahun 1962 dilaku-
kan penelitian oleh Prof. James Brown dari Universitas Melbourne yang me-
mantau pengeluaran hormon reproduksi sejumlah 750.000 siklus. Pada ta-
hun 1976 MOB mulai dikenal di Indonesia. Pada tahun 1986-1989 penelitian
Perdhaki, BKKBN, BKS perfin, USAID, menyimpulkan bahwa MOB merupakan
metode kontrasepsi alamiah paling efektif dibanding metode kontrasepsi
alamiah yang lain. MOB diakui pemerintah pada tanggal 28 Desember 1990
melalui SK BKKBN NO.6668/KS.002/F.2/90. Adapun konsep dasar MOB se-
bagai berikut:
1)	 Pada waktu menjelang ovulasi, lendir leher rahim akan keluar dari vagina
bila perempuan berdiri atau berjalan. Pengamatan lendir dapat dilakukan
dengan cara merasakan perubahan rasa pada vulva di sepanjang hari, me-
lihat lendir secara langsung pada waktu-waktu tertentu. Rasa pada vulva
antara lain; kering, lengket atau basah. Hasil pengamatan ini harus dicatat
pada malam harinya. Catatan itu akan menunjukkan pola kesuburan dan
pola ketidaksuburan.
2)	 Pola subur adalah pola yang terus berubah, sedangkan pola dasar tidak
subur (pdts) adalah pola yang (sama sekali) tidak berubah. Kedua pola ini
berdasar pada pola hormon yang menopang kelangsungan hidup sper-
ma dan pembuahan, dan dengan demikian akan menjadi dasar informasi
yang bisa diandalkan untuk mendapatkan atau menunda kehamilan.
g.	 Pelatihan perawatan bayi untuk ibu,pengasuh atau keluarga.
	 Tidak semua ibu, keluarga sudah pandai atau berani dalam merawat atau
mengasuh bayinya ketika bayinya sudah lahir. Kebanyakan ibu baru merasa
Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan
23
takut memandikan bayinya, takut kalau jatuh saat memegangnya atau melu-
kai bayinya saat memandikan. Selain itu mencari pengasuh bayi tidak mudah.
Terkadang pengasuh juga belum mempunyai kemampuan untuk mengasuh
bayi. Oleh karena itu, pelatihan tentang cara merawat dan mengasuh bayi
perlu diberikan. Adapun berbagai materi yang dapat dijadikan sebagai materi
pelatihan antara lain:
a.	 Cara memandikan bayi.
b.	 Cara pijat bayi.
c.	 Menjadi Pengasuh bayi yang handal.
d.	 Pertolongan pertama pada anak dengan korpus alineum.
e.	 Manajemen Balita Sakit untuk orang tua/pengasuh.
f.	 Tanda bahaya pada bayi balita.
g.	 Stimulasi untuk meningkatkan kecerdasan dan perkembangan anak.
h.	 Pembuatan makanan pendamping ASI.
1)	 Bubur susu.
2)	 Nasi Tim saring, halus, dan kasar.
3)	 Kudapan MP ASI.
C.	 Pelayanan Kebidanan Unggulan.
Rekan mahasiswa, mempunyai tempat praktik unggulan tentu merupakan dambaan
bagi setiap tenaga kesehatan, oleh karena itu beberapa hal yang perlu diperhatikan
antara lain:
1.	 Pelayanan sesuai kewenangan.
Seperti telah dibahas pada awal kegiatan belajar 3 ini, kewenangan bidan diatur
dalam Permenkes Nomor 1464/MENKES/PER/X/2010. Dalam menjalankan prak-
tik bidan hendaknya selalu memberikan asuhan/pelayanan dengan memperhati-
kan norma dan etika. Petugas kesehatan merupakan salah satu faktor yang ber-
peran dalam mewujudkan derajat kesehatan. Kasus kematian ibu dan bayi dapat
dicegah dengan pelaksanaan rujukan dini, berencana atau rujukan bayi masih
dalam kandungan dan tepat waktu. Persalinan kala II lama termasuk rujukan
terlambat. Kemampuan bidan dalam mendeteksi faktor risiko sangat diperlukan
sehingga rujukan dapat dilaksanakan begitu bidan menemukan kasus risiko ting-
gi. Rekan mahasiswa hal ini sangat penting dilakukan oleh bidan, terlebih lagi
mengingat saat ini angka kematian ibu terus meningkat.
Rekan mahasiswa, selain kasus keterlambatan rujukan, hal yang membuat kepri-
hatinan kita bersama bahwa sampai saat ini seperti kita ketahui bersama pada
tayangan televisi, koran, atau majalah bahwa tenaga kesehatan termasuk bidan
masih ada yang memberikan pelayanan aborsi di tempat praktiknya serta ada
yang menjualbelikan bayi(human trafficking).  Kita hendaknya jangan sampai ter-
giur untuk mendapatkan keuntungan yang besar dalam waktu singkat dengan
jalan yang melanggar peraturan perundang-undangan. Pepatah mengatakan”
sepandai-pandainya tupai melompat, akhirnya jatuh juga”. Walaupun praktik
aborsi ditutupi dengan bermacam upaya, suatu ketika Allah Yang Maha Kuasa
pasti akan menunjukkan bahwa perbuatan yang salah akan mendapatkan bala-
Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan
24
san yang setimpal meskipun dalam waktu yang berbeda-beda. Seperti pada ka-
sus yang lalu, ketika ada bidan yang melakukan aborsi di tempat praktiknya, janin
hasil aborsi dimasukkan ke lubang pembuangan WC, namun akhirnya terungkap
juga oleh pihak kepolisian. Bidan yang menjual bayi juga terungkap oleh kepoli-
sian.Jika ada keluarga yang akan mengadopsi, prosesnya sudah ada melalui pen-
gadilan. Jangan sampai penjualan bayi, tetapi berkedok akan diadopsi. Bayi-bayi
yang dijual tersebut bisa dijadikan budak/atau tenaga kerja yang kerja tanpa henti
dan tidak dibayar, bisa juga dijadikan pekerja seks komersial. Sekarang, mari kita
tinjau beberapa peraturan perundangan yang berkaitan dengan praktik aborsi.
Peraturan tentang aborsi dalam KUHP diatur dalam beberapa ketentuan isi
pokok sebagai berikut :
pasal 299
(1)	 Siapapun dengan sengaja mengobati atau mengerjakan suatu perbuatan ter-
hadap seseorang wanita dengan memberitahukan atau menimbulkan peng-
harapan, bahwa oleh karena itu dapat gugur kandungannya dihukum paling
lama empat tahun.
(2)	 Jika kejahatan itu dilakukan dalam menjalankan pekerjaannya, maka dapat
dicabut haknya untuk menjalankan pekerjaan itu
Pasal 346.
	 Seorang wanita yang sengaja menggugurkan atau mematikan kandungannya
atau menyuruh orang lain untuk itu, diancam dengan pidana penjara paling lama
empat tahun.
Pasal 347
(1)	Barang siapa dengan sengaja menggugurkan atau mematikan kandungan
seorang wanita tanpa persetujuannya, diancam dengan pidana penjara pal-
ing lama dua belas tahun.
(2)	 Jika perbuatan itu mengakibatkan matinya wanita tersebut diancam dengan
pidana penjara paling lama lima belas tahun.
Pasal 348
(1)	Barang siapa dengan sengaja menggugurkan atau mematikan kandungan
seorang wanita dengan persetujuannya, diancam dengan pidana penjara pal-
ing lama lima tahun enam bulan.
(2)	 Jika perbuatan itu mengakibatkan matinya wanita tersebut, diancam dengan
pidana penjara paling lama tujuh tahun.
Pasal 349
Jika seorang dokter, bidan atau juru obat membantu melakukan kejahatan ber-
dasarkan pasal 346, ataupun melakukan atau membantu melakukan salah satu
Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan
25
kejahatan yang diterangkan dalam pasal 347 dan 348, maka pidana yang diten-
tukan dalam pasal itu dapat ditambah dengan sepertiga dan dapat dicabut hak
untuk menjalankan pencarian dalam mana kejahatan dilakukan.
Pasal 535
	 Barang siapa secara terang-terangan mempertunjukkan suatu sarana untuk
menggugurkan kandungan, maupun secara terang-terangan atau tanpa diminta
menawarkan, ataupun secara terang-terangan atau dengan menyiarkan tulisan
tanpa diminta menunjuk sebagai bisa didapat, sarana atau perantaraan yang de-
mikian itu, diancam dengan kurungan paling lama tiga bulan atau denda paling
banyak empat ribu lima ratus rupiah.
UU Kesehatan No 36 tahun 2009
Pasal 75
(1)	 Setiap orang dilarang melakukan aborsi.
(2)	 Larangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat dikecualikan berdasar-
kan:
a.	 indikasi kedaruratan medis yang dideteksi sejak usia dini kehamilan, baik
yang mengancam nyawa ibu dan/atau janin, yang menderita penyakit ge-
netik berat dan/atau cacat bawaan, maupun yang tidak dapat diperbaiki
sehingga menyulitkan bayi tersebut hidup di luar kandungan; atau
b.	 kehamilan akibat perkosaan yang dapat menyebabkan trauma psikologis
bagi korban perkosaan.
(3)	 Tindakan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) hanya dapat dilakukan setelah
melalui konseling dan/atau penasehatan pra tindakan dan diakhiri dengan
konseling pasca tindakan yang dilakukan oleh konselor yang kompeten dan
berwenang.
(4)	 Ketentuan lebih lanjut mengenai indikasi kedaruratan medis dan perkosaan,
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) diatur dengan Peraturan
Pemerintah.
Pasal 194
	 Setiap orang yang dengan sengaja melakukan aborsi tidak sesuai dengan ketentu-
an sebagaimana dimaksud dalam Pasal 75 ayat (2) dipidana dengan pidana pen-
jara paling lama 10 (sepuluh) tahun dan denda paling banyak Rp1.000.000.000,00
(satu miliar rupiah).
2.	 Melaksanakan program jaminan mutu layanan.
Mengikuti pendididikan D III Kebidanan, bidan delima merupakan salah satu tin-
dakan penjaminan mutu. Bidan seharusnya menyusun SOP di tempat praktiknya.
Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan
26
3.	 Memperhatikan kepuasan pasien.
Faktor-faktor yang mempengaruhi Kepuasan yang harus diperhatikan oleh peru-
sahaan (Lupyoadi, 2001) antara lain:
a.	 Kualitas produk, yaitu pelanggan akan merasa puas apabila hasil mereka
menunjukkan bahwa produk yang mereka gunakan berkualitas.
b.	 Kualitas pelayanan atau jasa, yaitu pelanggan akan merasa puas bila mer-
eka mendapatkan pelayanan yang baik atau sesuai dengan yang diharap-
kan. Pasien yang datang kepada kita untuk meminta pertolongan. Mereka
terkadang datang dengan merasakan nyeri, rasa cemas, khawatir terhadap
keadaannya. Sungguh sangat memperihatinkan jika mereka malah mendapa-
tkan perlakuan yang kurang baik seperti: menunggu terlalu lama terlebih lagi
jika dimarahi bidan, mendapatkan kata-kata yang menyinggung perasaan, ku-
rang dihargai harkat dan martabatnya. Rekan mahasiswa, coba seandainya
kita menjadi seorang pasien. Tentu kita juga tidak mau diperlakukan seperti
itu. Perlu kita ingat bahwa pelayanan yang kita berikan saat ini menjadi pen-
galaman yang menentukan pasien akan datang kembali atau tidak di wak-
tu yang akan datang. Selain itu, mereka juga sebagai agen marketing social,
yang mana mereka akan menceritakan pengalaman mereka saat mendapa-
tkan pelayanan dari kita. Jika mereka merasa puas dengan pelayanan yang
kita berikan, maka mereka akan menceritakan kepada orang lain, sehingga
orang yang mendengar cerita tersebut akan terpengaruh dan ingin datang
mendapatkan pelayanan kita. Begitu pula sebaliknya, jika merasa kecewa,
tidak puas dengan pelayanan kita, mereka akan menceritakan pada orang
lain sehingga orang yang mendengar cerita tersebut tidak akan berkeinginan
datang ke tempat kita
	 Emosi, yaitu pelanggan akan merasa bangga dan mendapatkan keyakinan
bahwa orang lain akan kagum terhadap dia bila menggunakan produk den-
gan merek tertentu yang cenderung mempunyai tingkat kepuasan yang lebih
tinggi. Kepuasan yang diperoleh bukan karena kualitas dari produk tetapi ela-
ti atau self esteem yang membuat pelanggan merasa puas terhadap merek
tertentu.
c.	 Harga, yaitu produk yang mempunyai kualitas yang sama tetapi menetapkan
harga yang elative murah akan memberikan nilai yang lebih tinggi kepada
pelanggan.
d.	 Biaya, yaitu pelanggan yang tidak perlu mengeluarkan biaya tambahan atau
tidak perlu membuang waktu untuk mendapatkan suatu produk atau jasa
cenderung puas terhadap produk atau jasa tersebut.
4.	 Menerapkan praktik Evidance Based Midwifery (EBM).
Rekan mahasiswa, ilmu dan pengetahuan terus berkembang seiring majunya
ilmu dan teknologi. Begitu pula halnya dengan praktik. Hasil-hasil penelitian yang
terbukti lebih memberikan dampak baik untuk pasien berkembang dari tahun
ke tahun. Evidence based adalah proses sistematis untuk mencari, menilai dan
menggunakan hasil penelitian sebagai dasar untuk pengambilan keputusan klin-
is. Jadi pengertian Evidence Based Midwifery dapat disimpulkan sebagai asuhan
kebidanan berdasarkan bukti penelitian yang telah teruji menurut metodologi il-
Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan
27
miah yang sistematis. Sebagai pemberi layanan kesehatan, kita harus hoby men-
cari ilmu dengan cara membaca hasil-hasil penelitian yang disajikan dalam jour-
nal, seminar, penelitian maupun mengikuti studi berkelanjutan. Praktik yang kita
jalankan dalam memberikan pelayanan kepada pasien jangan sampai ketinggalan
jaman dengan yang lainnya. Kita harus mau menerima hal yang baru. Praktik
berdasarkan bukti-bukti penelitian harus kita jalankan, Tidak semua EBM dapat
langsung diaplikasikan oleh semua professional kebidanan. Oleh karena itu bukti
ilmiah tersebut harus ditelaah terlebih dahulu, mempertimbangkan manfaat dan
kerugian serta kondisi setempat seperti budaya, kebijakan dan lain sebagainya.
Contoh praktik berdasarkan bukti antara lain: dahulu kita merawat tali pusat den-
gan dikompres alcohol 70%, luka perineum dikompres dengan betadin. Ternyata
cara pengobatan demikian kurang menguntungkan bagi pasien. Perawatan tali
pusat cukup dibiarkan, jika kotor oleh kencing dan mekonium dibersihkan den-
gan sabun. Perawatan perineum cukup dengan dioleskan betadin. Jangan sam-
pai tempat praktik kita masih menjalankan kebisaaan-kebisaaan lama. Apabila
tempat praktik bidan lain belum menerapkannya, maka kita jangan terpengaruh.
Tempat praktik kita bisa menjadi tempat praktik yang menjadi acuan bagi tempat
praktik yang lainnya. Tempat praktk kita bisa menjadi teladan dalam memberikan
pelayanan.
5.	 Memanfaatkan sarana Teknologi Informasi.
Pada era globalisasi sekarang ini, teknologi informasi sangat dibutuhkan dalam
menjalankan usaha. Begitu pula wirausaha dibidang kebidanan. Pasien bisa men-
ghubungi lewat telepon, SMS, berkonsultasi melalui e-mail, chatting, dll. Oleh
karena itu jangan sampai bidan ‘gagap teknologi’. Kemampuan tersebut dibutuh-
kan dalam rangka berkomunikasi pada klien/pasien, juga pada rekanan. Lewat
jaringan internet, kita bisa menawarkan dan menginformasikan inovasi layanan
yang diberikan.
6.	 Meningkatkan Jejaring Kerja.
Jejaring kerja diperlukan untuk mengembangkan layanan kebidanan. Sebagai
contoh: Bidan Praktik mandiri dapat bekerjasama dengan perusahaan untuk me-
layani pekerjanya dibidang kesehatan ibu dan anak.
Bagus, sekarang, mari kita cocokkan jawaban Anda dengan uraian berikut.
Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan
28
Rangkuman
Rekan mahasiswa, sesudah Anda pelajari kegiatan belajar 3 di atas, tentu
Anda sudah memiliki gambaran tentang apa itu kewirausahaan dibidang ke-
bidanan. Selanjutnya silahkan cocokkan apa yang telah Anda pahami dengan
rangkuman berikut ini.
Bidan dapat menjalankan praktiknya mengacu pada Permenkes/ Nomor
1464/MENKES/PER/X/2010 tentang Izin dan Praktek Bidan yang menga-
tur tentang persyaratan, kewenangan, hak, kewajiban. Bidan yang dapat
menjalankan praktik adalah bidan yang telah lulus pendidikan minimal DIII
Kebidanan. Bidan dapat mengembangkan layanan dengan bermacam ino-
vasi dengan menitik beratkan pada upaya promotif, preventif atau pada
pertolongan kasus fisiologis, deteksi faktor risiko. Bidan hendaknya dapat
memberikan pelayanan yang unggul dengan selalu menjalankan praktik
sesuai kewenangan, menjaga mutu layanan, memegang teguh etika dan
norma, menjalankan praktik berdasarkan evidance based.
Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan
29
Evaluasi
Formatif
Rekan mahasiswa, apakah Anda benar-benar telah menguasai kegiatan belajar 3 ini?
Jika sudah, coba Anda jawab pertanyaan berikut ini dengan memilih salah satu alterna-
tif jawaban yang anda anggap benar seperti berikut:
1.	 Manakah pernyataan berikut ini yang tidak tepat menurut Permenkes/ Nomor
1464/MENKES/PER/X/2010 tentang Izin dan Praktek Bidan, pasal 2?
A.	 Bidan dapat menjalankan praktik mandiri dan /atau bekerja di fasilitas pe-
layanan kesehatan, dan bidan yang menjalankan praktik mandiri harus ber-
pendidikan minimal Diploma III (D III).
B.	 Bidan yang bekerja di institusi pelayanan wajib memiliki SIKB (Surat ijin kerja
bidan),
C.	 Bidan yang melaksanakan praktik mandiri wajib memiliki SIPB (Surat Ijin
Praktik Bidan), masing-masing SIKB dan SIPB hanya belaku 1 tempat.
D.	 Seorang bidan hanya diperbolehkan kerja dan praktik mandiri masing-mas-
ing 2 tempat.
2.	 Manakah pernyataan berikut yang tidak termasuk hal yang harus dilampiran untuk
mengurus permohonan SIPB?
A.	 Fotocopy STR yang masih berlaku dan dilegalisasi
B.	 Rekomendasi dari kepala puskesmas.
C.	 Surat Keterangan Sehat Fisik Dari Dokter yang memiliki Surat Izin Praktik.
D.	 Surat pernyataan memiliki tempat kerja di fasilitas pelayanan kesehatan atau
tempat praktik.
3.	 Manakah yang termasuk syarat Bidan dalam menjalankan praktik?
A.	 Memiliki tempat praktik, ruang praktik dan peralatan untuk tindakan emer-
gensi seperti: forcep.
B.	 Memiliki peralatan untuk menunjang pelayanan kesehatan bayi, anak balita
dan pra sekolah yang memenuhi persyaratan lingkungan sehat,
C.	 Menyediakan maksimal 4 (empat) tempat tidur untuk persalinan.
D.	 Menyediakan obat anti hipertensi untuk ibu hamil dengan hipertensi.
4.	 Dalam melaksanakan praktik atau kerja, Manakan pernyataan berikut yang tidak
menjadi kewajiban Bidan?
A.	 Menghormati hak keluarga pasien.
B.	 Memberikan informasi tentang masalah kesehatan pasien dan pelayanan
yang dibutuhkan.
Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan
30
C.	 Merujuk kasus yang bukan kewenangannya atau tidak dapat ditangani den-
gan tepat waktu.
D.	 Membuat pencatatan kelahiran.
5.	 Manakah pernyataan berikut yang bukan merupakan hak bidan dalam melak-
sanakan praktik atau kerja?
A.	 Memperoleh informasi yang lengkap dan benar dari pasien dan atau keluar-
ganya.
B.	 Memperoleh kepastian hukum.
C.	 Melaksanakan tugas sesuai dengan kewenangan dan standar.
D.	 Menerima imbalan jasa profesi.
6.	 Setiap orang yang dengan sengaja melakukan aborsi tidak sesuai dengan ketentuan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 75 ayat (2) dipidana dengan pidana penjara
paling lama 10 (sepuluh) tahun dan denda paling banyak Rp1.000.000.000,00 (satu
miliar rupiah) adalah pernyataan dalam UU Kesehatan No 36 tahun 2009 pasal be-
rapa?
A.	 Pasal 194.
B.	 Pasal 195
C.	 Pasal 196
D.	 Pasal 197
7.	 Manfaat waterbirth bagi Ibu sebagai berikut, kecuali:
A.	 Ibu akan merasa lebih relaks karena semua otot panggul lunak elastik, men-
gurangi kejadian rupture perineum.
B.	 Melancarkan proses mengejan, sehingga rasa nyeri selama persalinan tidak
terlalu dirasakan.
C.	 Dapat dilaksanakan pada keadaan patologis.
D.	 Keadaan relaks menyebabkan proses pembukaan cerviks akan berjalan lebih
cepat sehingga lama persalinan berkurang.
8.	 Konsep dasar MOB sebagai berikut, kecuali:
A.	 Pada waktu menjelang ovulasi, lendir leher rahim akan keluar dari vagina bila
perempuan berdiri atau berjalan.
B.	 Pola subur adalah pola yang terus berubah.
C.	 Pola dasar tidak subur (pdts) adalah pola yang (sama sekali) tidak berubah.
D.	 Kedua pola berdasar pada pola hormon yang menopang kelangsungan hid-
up ovum dan pembuahan.
9.	 Faktor-faktor yang mempengaruhi Kepuasan yang harus diperhatikan oleh perusa-
haan (Lupyoadi, 2001) antara lain seperti dibawah ini, kecuali:
A.	 Kualitas produk.
B.	 Kualitas pelayanan atau jasa.
C.	Harga.
D.	Konsumen.
Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan
31
10.	 Apa yang dimaksud praktik berdasarkan Evidance Based?
A.	 Praktik berdasarkan keluhan pasien.
B.	 Praktik berdasarkan pengalaman.
C.	 Praktik berdasarkan sumber.
D.	 Praktik berdasarkan bukti penelitian.
Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan
32
Tugas
Mandiri
Selamat, Anda telah selesai mempelajari materi kegiatan
belajar 3 sekaligus seluruh materi pada modul 3 ini.
Untuk memperkaya informasi mengenai kegiatan belajar 3,
kerjakan tugas dibawah ini.
Coba Anda tuliskan upaya inovasi yang bisa Anda lakukan di
tempat praktik Anda.
Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan
33
Kunci Jawaban Evaluasi Formatif
KB 3
No Jawaban
1. D
2. B
3. B
4. A
5. B
6. A
7. C
8. D
9. D
10. A

Más contenido relacionado

La actualidad más candente

Dokumentasi asuhan kebidanan
Dokumentasi asuhan kebidananDokumentasi asuhan kebidanan
Dokumentasi asuhan kebidananIrfa Kartini
 
Asuhan kebidanan ibu hamil patologi,andra dewi
Asuhan kebidanan ibu hamil patologi,andra dewiAsuhan kebidanan ibu hamil patologi,andra dewi
Asuhan kebidanan ibu hamil patologi,andra dewiAndra Dewi Hapsari
 
Ppt riwayat kebidanan komunitas
Ppt riwayat kebidanan komunitasPpt riwayat kebidanan komunitas
Ppt riwayat kebidanan komunitasyessipriskila
 
Askeb pada bayi baru lahir normal
Askeb pada bayi baru lahir normalAskeb pada bayi baru lahir normal
Askeb pada bayi baru lahir normalMarlenTanamal
 
Contoh kasus isu etik
Contoh kasus isu etikContoh kasus isu etik
Contoh kasus isu etikAl-Ikhlas14
 
Askeb nifas 6 jam post partum
Askeb nifas 6 jam post partumAskeb nifas 6 jam post partum
Askeb nifas 6 jam post partumcahyatoshi
 
24 standar asuhan kebidanan
24 standar asuhan kebidanan24 standar asuhan kebidanan
24 standar asuhan kebidananSiti Maimun
 
Ruang lingkup program keluarga berencana,ppt
Ruang lingkup program keluarga berencana,pptRuang lingkup program keluarga berencana,ppt
Ruang lingkup program keluarga berencana,pptmartaagustinasirait
 
Konsep Dasar Standar Mutu Pelayanan Kebidanan
Konsep Dasar Standar Mutu Pelayanan Kebidanan Konsep Dasar Standar Mutu Pelayanan Kebidanan
Konsep Dasar Standar Mutu Pelayanan Kebidanan pjj_kemenkes
 
Legislasi,registrasi,lisensi praktek kebidanan
Legislasi,registrasi,lisensi praktek kebidananLegislasi,registrasi,lisensi praktek kebidanan
Legislasi,registrasi,lisensi praktek kebidananfebriok
 
Model pendokumentasian kebidanan (kardeks)
Model pendokumentasian kebidanan (kardeks)Model pendokumentasian kebidanan (kardeks)
Model pendokumentasian kebidanan (kardeks)Nurul Wulandari
 

La actualidad más candente (20)

Dokumentasi asuhan kebidanan
Dokumentasi asuhan kebidananDokumentasi asuhan kebidanan
Dokumentasi asuhan kebidanan
 
Asuhan kebidanan ibu hamil patologi,andra dewi
Asuhan kebidanan ibu hamil patologi,andra dewiAsuhan kebidanan ibu hamil patologi,andra dewi
Asuhan kebidanan ibu hamil patologi,andra dewi
 
Ppt riwayat kebidanan komunitas
Ppt riwayat kebidanan komunitasPpt riwayat kebidanan komunitas
Ppt riwayat kebidanan komunitas
 
Askeb pada bayi baru lahir normal
Askeb pada bayi baru lahir normalAskeb pada bayi baru lahir normal
Askeb pada bayi baru lahir normal
 
Contoh kasus isu etik
Contoh kasus isu etikContoh kasus isu etik
Contoh kasus isu etik
 
Asuhan ibu nifas normal,ppt
Asuhan ibu nifas normal,pptAsuhan ibu nifas normal,ppt
Asuhan ibu nifas normal,ppt
 
Askeb nifas 6 jam post partum
Askeb nifas 6 jam post partumAskeb nifas 6 jam post partum
Askeb nifas 6 jam post partum
 
24 standar asuhan kebidanan
24 standar asuhan kebidanan24 standar asuhan kebidanan
24 standar asuhan kebidanan
 
Ruang lingkup program keluarga berencana,ppt
Ruang lingkup program keluarga berencana,pptRuang lingkup program keluarga berencana,ppt
Ruang lingkup program keluarga berencana,ppt
 
Ppt nifas
Ppt nifasPpt nifas
Ppt nifas
 
askeb akseptor Kb suntik 3 bulan
askeb akseptor Kb suntik 3 bulanaskeb akseptor Kb suntik 3 bulan
askeb akseptor Kb suntik 3 bulan
 
Konsep Dasar Standar Mutu Pelayanan Kebidanan
Konsep Dasar Standar Mutu Pelayanan Kebidanan Konsep Dasar Standar Mutu Pelayanan Kebidanan
Konsep Dasar Standar Mutu Pelayanan Kebidanan
 
Legislasi,registrasi,lisensi praktek kebidanan
Legislasi,registrasi,lisensi praktek kebidananLegislasi,registrasi,lisensi praktek kebidanan
Legislasi,registrasi,lisensi praktek kebidanan
 
Prenatal yoga
Prenatal yogaPrenatal yoga
Prenatal yoga
 
ASKEB NIFAS NORMAL
ASKEB NIFAS NORMALASKEB NIFAS NORMAL
ASKEB NIFAS NORMAL
 
Model pendokumentasian kebidanan (kardeks)
Model pendokumentasian kebidanan (kardeks)Model pendokumentasian kebidanan (kardeks)
Model pendokumentasian kebidanan (kardeks)
 
Leaflet persiapan persalinan
Leaflet persiapan persalinan Leaflet persiapan persalinan
Leaflet persiapan persalinan
 
Proses laktasi dan menyusui,ppt
Proses laktasi dan menyusui,pptProses laktasi dan menyusui,ppt
Proses laktasi dan menyusui,ppt
 
teori ramona marcer
 teori ramona marcer  teori ramona marcer
teori ramona marcer
 
Soal etikolegal
Soal etikolegalSoal etikolegal
Soal etikolegal
 

Destacado

KB 1 Konsep Dasar Kewirausahaan
KB 1 Konsep Dasar KewirausahaanKB 1 Konsep Dasar Kewirausahaan
KB 1 Konsep Dasar Kewirausahaanpjj_kemenkes
 
Modul 2 pengelolaan usaha i
Modul 2 pengelolaan usaha iModul 2 pengelolaan usaha i
Modul 2 pengelolaan usaha ipjj_kemenkes
 
Gbpp kewirausahaan
Gbpp kewirausahaanGbpp kewirausahaan
Gbpp kewirausahaanRicky Foeh
 
Mengelola pembentukan usaha baru dan kewirausahaan
Mengelola pembentukan usaha baru dan kewirausahaanMengelola pembentukan usaha baru dan kewirausahaan
Mengelola pembentukan usaha baru dan kewirausahaanRindy Dwi Ladista
 
Perubahan Dan Pengembangan Organisasi
Perubahan Dan Pengembangan OrganisasiPerubahan Dan Pengembangan Organisasi
Perubahan Dan Pengembangan OrganisasiArum Puspitarini
 
1. konsep dasar kewirausahaan ba
1. konsep dasar kewirausahaan ba1. konsep dasar kewirausahaan ba
1. konsep dasar kewirausahaan baBebaskita Ginting
 
Makalah kewirausahaan
Makalah kewirausahaanMakalah kewirausahaan
Makalah kewirausahaanghozitf
 
Pemasaran Sosial Jasa kebidanan
Pemasaran Sosial Jasa kebidananPemasaran Sosial Jasa kebidanan
Pemasaran Sosial Jasa kebidananpjj_kemenkes
 
Makalah kebidanan komunitas pengembangan wahana forum pms
Makalah kebidanan komunitas pengembangan wahana  forum pmsMakalah kebidanan komunitas pengembangan wahana  forum pms
Makalah kebidanan komunitas pengembangan wahana forum pmsSentra Komputer dan Foto Copy
 
Implementasi Bidan Sebagai Jejaring dari Faskes Tingkat Pertama dalam JKN
Implementasi Bidan Sebagai Jejaring dari Faskes Tingkat Pertama dalam JKNImplementasi Bidan Sebagai Jejaring dari Faskes Tingkat Pertama dalam JKN
Implementasi Bidan Sebagai Jejaring dari Faskes Tingkat Pertama dalam JKNDokter Tekno
 
1.1 mengidentifikasi sikap & perilaku wirausaha
1.1   mengidentifikasi sikap & perilaku wirausaha1.1   mengidentifikasi sikap & perilaku wirausaha
1.1 mengidentifikasi sikap & perilaku wirausahaIchsan Mujahid
 
Modul 1 konsep kewirausahan
Modul 1 konsep kewirausahanModul 1 konsep kewirausahan
Modul 1 konsep kewirausahanpjj_kemenkes
 
Manajemen Kebidanan
Manajemen KebidananManajemen Kebidanan
Manajemen Kebidananpjj_kemenkes
 
Modul 3 pengelolaan usaha ii
Modul 3 pengelolaan usaha iiModul 3 pengelolaan usaha ii
Modul 3 pengelolaan usaha iipjj_kemenkes
 

Destacado (20)

KB 1 Konsep Dasar Kewirausahaan
KB 1 Konsep Dasar KewirausahaanKB 1 Konsep Dasar Kewirausahaan
KB 1 Konsep Dasar Kewirausahaan
 
Kemitraan Bidan
Kemitraan BidanKemitraan Bidan
Kemitraan Bidan
 
Etika Bisnis Dalam Kebidanan
Etika Bisnis Dalam KebidananEtika Bisnis Dalam Kebidanan
Etika Bisnis Dalam Kebidanan
 
Makalah kewirausahaan olah_cokelat-libre
Makalah kewirausahaan olah_cokelat-libreMakalah kewirausahaan olah_cokelat-libre
Makalah kewirausahaan olah_cokelat-libre
 
Modul 2 pengelolaan usaha i
Modul 2 pengelolaan usaha iModul 2 pengelolaan usaha i
Modul 2 pengelolaan usaha i
 
Gbpp kewirausahaan
Gbpp kewirausahaanGbpp kewirausahaan
Gbpp kewirausahaan
 
Mengelola pembentukan usaha baru dan kewirausahaan
Mengelola pembentukan usaha baru dan kewirausahaanMengelola pembentukan usaha baru dan kewirausahaan
Mengelola pembentukan usaha baru dan kewirausahaan
 
Perubahan Dan Pengembangan Organisasi
Perubahan Dan Pengembangan OrganisasiPerubahan Dan Pengembangan Organisasi
Perubahan Dan Pengembangan Organisasi
 
1. konsep dasar kewirausahaan ba
1. konsep dasar kewirausahaan ba1. konsep dasar kewirausahaan ba
1. konsep dasar kewirausahaan ba
 
Pijat bayi
Pijat bayiPijat bayi
Pijat bayi
 
Makalah kewirausahaan
Makalah kewirausahaanMakalah kewirausahaan
Makalah kewirausahaan
 
Pemasaran Sosial Jasa kebidanan
Pemasaran Sosial Jasa kebidananPemasaran Sosial Jasa kebidanan
Pemasaran Sosial Jasa kebidanan
 
Makalah kewirausahaan usaha lesehan
Makalah kewirausahaan  usaha lesehanMakalah kewirausahaan  usaha lesehan
Makalah kewirausahaan usaha lesehan
 
Makalah kebidanan komunitas pengembangan wahana forum pms
Makalah kebidanan komunitas pengembangan wahana  forum pmsMakalah kebidanan komunitas pengembangan wahana  forum pms
Makalah kebidanan komunitas pengembangan wahana forum pms
 
Implementasi Bidan Sebagai Jejaring dari Faskes Tingkat Pertama dalam JKN
Implementasi Bidan Sebagai Jejaring dari Faskes Tingkat Pertama dalam JKNImplementasi Bidan Sebagai Jejaring dari Faskes Tingkat Pertama dalam JKN
Implementasi Bidan Sebagai Jejaring dari Faskes Tingkat Pertama dalam JKN
 
1.1 mengidentifikasi sikap & perilaku wirausaha
1.1   mengidentifikasi sikap & perilaku wirausaha1.1   mengidentifikasi sikap & perilaku wirausaha
1.1 mengidentifikasi sikap & perilaku wirausaha
 
Makalah Kewirausahaan
Makalah KewirausahaanMakalah Kewirausahaan
Makalah Kewirausahaan
 
Modul 1 konsep kewirausahan
Modul 1 konsep kewirausahanModul 1 konsep kewirausahan
Modul 1 konsep kewirausahan
 
Manajemen Kebidanan
Manajemen KebidananManajemen Kebidanan
Manajemen Kebidanan
 
Modul 3 pengelolaan usaha ii
Modul 3 pengelolaan usaha iiModul 3 pengelolaan usaha ii
Modul 3 pengelolaan usaha ii
 

Similar a KB 3 Kewirausahaan dalam Bidang Kebidanan

KB 1 Aspek Organisanasi dan Manajemen Bisnis
KB 1 Aspek Organisanasi dan Manajemen BisnisKB 1 Aspek Organisanasi dan Manajemen Bisnis
KB 1 Aspek Organisanasi dan Manajemen Bisnispjj_kemenkes
 
Modul 4 pengelolaan usaha iii
Modul 4 pengelolaan usaha iiiModul 4 pengelolaan usaha iii
Modul 4 pengelolaan usaha iiipjj_kemenkes
 
KB 2 Aspek Komunikasi dalam Bisnis
KB 2 Aspek Komunikasi dalam BisnisKB 2 Aspek Komunikasi dalam Bisnis
KB 2 Aspek Komunikasi dalam Bisnispjj_kemenkes
 
KB 2 Studi Kelayakan Usaha
KB 2 Studi Kelayakan UsahaKB 2 Studi Kelayakan Usaha
KB 2 Studi Kelayakan Usahapjj_kemenkes
 
Kb1 dokumentasi asuhan kehamilan
Kb1 dokumentasi asuhan kehamilanKb1 dokumentasi asuhan kehamilan
Kb1 dokumentasi asuhan kehamilanpjj_kemenkes
 
KB 2 Menumbuhkan Semangat Wirausaha
KB 2 Menumbuhkan Semangat WirausahaKB 2 Menumbuhkan Semangat Wirausaha
KB 2 Menumbuhkan Semangat Wirausahapjj_kemenkes
 
Modul 5 Praktik Kebid III
Modul 5 Praktik Kebid IIIModul 5 Praktik Kebid III
Modul 5 Praktik Kebid IIIpjj_kemenkes
 
Kb2 dokumentasi asuhan kehamilan
Kb2 dokumentasi asuhan kehamilanKb2 dokumentasi asuhan kehamilan
Kb2 dokumentasi asuhan kehamilanpjj_kemenkes
 
4. asuhan kebidanan neonatal fisiologis dan patologis
4. asuhan kebidanan neonatal fisiologis dan patologis4. asuhan kebidanan neonatal fisiologis dan patologis
4. asuhan kebidanan neonatal fisiologis dan patologispjj_kemenkes
 
5. asuhan kebidanan bayi baru lahir
5. asuhan kebidanan bayi baru lahir5. asuhan kebidanan bayi baru lahir
5. asuhan kebidanan bayi baru lahirpjj_kemenkes
 
KB 1 Tindakan Operatif Kebidanan
KB 1 Tindakan Operatif KebidananKB 1 Tindakan Operatif Kebidanan
KB 1 Tindakan Operatif Kebidananpjj_kemenkes
 
Manajemen dan Kepemimpinan Dalam Keperawatan
 Manajemen dan Kepemimpinan Dalam Keperawatan Manajemen dan Kepemimpinan Dalam Keperawatan
Manajemen dan Kepemimpinan Dalam Keperawatanpjj_kemenkes
 
Praktika ansietas, citra tubuh, kehilangan
Praktika   ansietas, citra tubuh, kehilanganPraktika   ansietas, citra tubuh, kehilangan
Praktika ansietas, citra tubuh, kehilanganpjj_kemenkes
 
KB 1 Aspek Keuangan
KB 1 Aspek KeuanganKB 1 Aspek Keuangan
KB 1 Aspek Keuanganpjj_kemenkes
 
KB 2 Aspek Produksi dan Pengemasan
KB 2 Aspek Produksi dan PengemasanKB 2 Aspek Produksi dan Pengemasan
KB 2 Aspek Produksi dan Pengemasanpjj_kemenkes
 

Similar a KB 3 Kewirausahaan dalam Bidang Kebidanan (20)

KB 1 Aspek Organisanasi dan Manajemen Bisnis
KB 1 Aspek Organisanasi dan Manajemen BisnisKB 1 Aspek Organisanasi dan Manajemen Bisnis
KB 1 Aspek Organisanasi dan Manajemen Bisnis
 
Modul 4 pengelolaan usaha iii
Modul 4 pengelolaan usaha iiiModul 4 pengelolaan usaha iii
Modul 4 pengelolaan usaha iii
 
KB 2 Aspek Komunikasi dalam Bisnis
KB 2 Aspek Komunikasi dalam BisnisKB 2 Aspek Komunikasi dalam Bisnis
KB 2 Aspek Komunikasi dalam Bisnis
 
KB 2 Studi Kelayakan Usaha
KB 2 Studi Kelayakan UsahaKB 2 Studi Kelayakan Usaha
KB 2 Studi Kelayakan Usaha
 
Pedoman praktikum
Pedoman praktikumPedoman praktikum
Pedoman praktikum
 
Kb1 dokumentasi asuhan kehamilan
Kb1 dokumentasi asuhan kehamilanKb1 dokumentasi asuhan kehamilan
Kb1 dokumentasi asuhan kehamilan
 
KB 2 Menumbuhkan Semangat Wirausaha
KB 2 Menumbuhkan Semangat WirausahaKB 2 Menumbuhkan Semangat Wirausaha
KB 2 Menumbuhkan Semangat Wirausaha
 
Modul 5 Praktik Kebid III
Modul 5 Praktik Kebid IIIModul 5 Praktik Kebid III
Modul 5 Praktik Kebid III
 
Kb2 dokumentasi asuhan kehamilan
Kb2 dokumentasi asuhan kehamilanKb2 dokumentasi asuhan kehamilan
Kb2 dokumentasi asuhan kehamilan
 
4. asuhan kebidanan neonatal fisiologis dan patologis
4. asuhan kebidanan neonatal fisiologis dan patologis4. asuhan kebidanan neonatal fisiologis dan patologis
4. asuhan kebidanan neonatal fisiologis dan patologis
 
5. asuhan kebidanan bayi baru lahir
5. asuhan kebidanan bayi baru lahir5. asuhan kebidanan bayi baru lahir
5. asuhan kebidanan bayi baru lahir
 
Modul 7 kb 2
Modul 7   kb 2Modul 7   kb 2
Modul 7 kb 2
 
KB 1 Tindakan Operatif Kebidanan
KB 1 Tindakan Operatif KebidananKB 1 Tindakan Operatif Kebidanan
KB 1 Tindakan Operatif Kebidanan
 
Modul 7 kb 4
Modul 7   kb 4Modul 7   kb 4
Modul 7 kb 4
 
Manajemen dan Kepemimpinan Dalam Keperawatan
 Manajemen dan Kepemimpinan Dalam Keperawatan Manajemen dan Kepemimpinan Dalam Keperawatan
Manajemen dan Kepemimpinan Dalam Keperawatan
 
Modul 7 kb 1
Modul 7   kb 1Modul 7   kb 1
Modul 7 kb 1
 
Praktika ansietas, citra tubuh, kehilangan
Praktika   ansietas, citra tubuh, kehilanganPraktika   ansietas, citra tubuh, kehilangan
Praktika ansietas, citra tubuh, kehilangan
 
KB 1 Aspek Keuangan
KB 1 Aspek KeuanganKB 1 Aspek Keuangan
KB 1 Aspek Keuangan
 
KB 2 Aspek Produksi dan Pengemasan
KB 2 Aspek Produksi dan PengemasanKB 2 Aspek Produksi dan Pengemasan
KB 2 Aspek Produksi dan Pengemasan
 
KB 1 Etika Usaha
KB 1 Etika UsahaKB 1 Etika Usaha
KB 1 Etika Usaha
 

Más de pjj_kemenkes

Modul 10 Praktik Kebid III
Modul 10 Praktik Kebid IIIModul 10 Praktik Kebid III
Modul 10 Praktik Kebid IIIpjj_kemenkes
 
Modul 9 Praktik Kebid III
Modul 9 Praktik Kebid IIIModul 9 Praktik Kebid III
Modul 9 Praktik Kebid IIIpjj_kemenkes
 
Modul 8 Praktik Kebid III
Modul 8 Praktik Kebid IIIModul 8 Praktik Kebid III
Modul 8 Praktik Kebid IIIpjj_kemenkes
 
Modul 7 Praktik Kebid III
Modul 7 Praktik Kebid IIIModul 7 Praktik Kebid III
Modul 7 Praktik Kebid IIIpjj_kemenkes
 
Modul 6 Praktik Kebid III
Modul 6 Praktik Kebid IIIModul 6 Praktik Kebid III
Modul 6 Praktik Kebid IIIpjj_kemenkes
 
Modul 3 Praktik Kebid III
Modul 3 Praktik Kebid IIIModul 3 Praktik Kebid III
Modul 3 Praktik Kebid IIIpjj_kemenkes
 
Modul 2 Praktik Kebid III
Modul 2 Praktik Kebid IIIModul 2 Praktik Kebid III
Modul 2 Praktik Kebid IIIpjj_kemenkes
 
Modul 1 Praktik Kebid III
Modul 1 Praktik Kebid IIIModul 1 Praktik Kebid III
Modul 1 Praktik Kebid IIIpjj_kemenkes
 
PPT 2 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
PPT 2 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1PPT 2 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
PPT 2 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1pjj_kemenkes
 
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 4
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 4PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 4
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 4pjj_kemenkes
 
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 3
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 3PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 3
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 3pjj_kemenkes
 
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 2
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 2PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 2
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 2pjj_kemenkes
 
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1pjj_kemenkes
 
Modul 4 dokumen keperawatan
Modul 4 dokumen keperawatanModul 4 dokumen keperawatan
Modul 4 dokumen keperawatanpjj_kemenkes
 
Modul 3 dokumen keperawatan
Modul 3 dokumen keperawatanModul 3 dokumen keperawatan
Modul 3 dokumen keperawatanpjj_kemenkes
 
Modul 2 dokumen keperawatan cetak
Modul 2 dokumen keperawatan cetakModul 2 dokumen keperawatan cetak
Modul 2 dokumen keperawatan cetakpjj_kemenkes
 

Más de pjj_kemenkes (20)

Modul 4 MTBS
Modul 4 MTBSModul 4 MTBS
Modul 4 MTBS
 
Modul 3 MTBS
Modul 3 MTBSModul 3 MTBS
Modul 3 MTBS
 
Modul 2 MTBS
Modul 2 MTBSModul 2 MTBS
Modul 2 MTBS
 
Modul 1 MTBS
Modul 1 MTBSModul 1 MTBS
Modul 1 MTBS
 
Modul 10 Praktik Kebid III
Modul 10 Praktik Kebid IIIModul 10 Praktik Kebid III
Modul 10 Praktik Kebid III
 
Modul 9 Praktik Kebid III
Modul 9 Praktik Kebid IIIModul 9 Praktik Kebid III
Modul 9 Praktik Kebid III
 
Modul 8 Praktik Kebid III
Modul 8 Praktik Kebid IIIModul 8 Praktik Kebid III
Modul 8 Praktik Kebid III
 
Modul 7 Praktik Kebid III
Modul 7 Praktik Kebid IIIModul 7 Praktik Kebid III
Modul 7 Praktik Kebid III
 
Modul 6 Praktik Kebid III
Modul 6 Praktik Kebid IIIModul 6 Praktik Kebid III
Modul 6 Praktik Kebid III
 
Modul 3 Praktik Kebid III
Modul 3 Praktik Kebid IIIModul 3 Praktik Kebid III
Modul 3 Praktik Kebid III
 
Modul 2 Praktik Kebid III
Modul 2 Praktik Kebid IIIModul 2 Praktik Kebid III
Modul 2 Praktik Kebid III
 
Modul 1 Praktik Kebid III
Modul 1 Praktik Kebid IIIModul 1 Praktik Kebid III
Modul 1 Praktik Kebid III
 
PPT 2 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
PPT 2 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1PPT 2 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
PPT 2 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
 
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 4
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 4PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 4
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 4
 
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 3
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 3PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 3
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 3
 
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 2
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 2PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 2
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 2
 
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
 
Modul 4 dokumen keperawatan
Modul 4 dokumen keperawatanModul 4 dokumen keperawatan
Modul 4 dokumen keperawatan
 
Modul 3 dokumen keperawatan
Modul 3 dokumen keperawatanModul 3 dokumen keperawatan
Modul 3 dokumen keperawatan
 
Modul 2 dokumen keperawatan cetak
Modul 2 dokumen keperawatan cetakModul 2 dokumen keperawatan cetak
Modul 2 dokumen keperawatan cetak
 

Último

Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod SurabayaToko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabayaajongshopp
 
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.pptkonsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.pptKianSantang21
 
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatanWebinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatanDevonneDillaElFachri
 
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasi
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa HalusinasiMateri Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasi
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasiantoniareong
 
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutika
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutikaPresentasi materi antibiotik kemoterapeutika
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutikassuser1cc42a
 
1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptx
1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptx1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptx
1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptxgizifik
 
PPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 - 5 TAHUN
PPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 -  5 TAHUNPPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 -  5 TAHUN
PPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 - 5 TAHUNYhoGa3
 
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptxKONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptxDianaayulestari2
 
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptxPPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptxAcephasan2
 
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.pptANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.pptAcephasan2
 
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.pptAnatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.pptAcephasan2
 
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh DiriAsuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diriandi861789
 
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah SakitPresentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah SakitIrfanNersMaulana
 
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdfPEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdfMeboix
 
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdfPPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdfhurufd86
 
Farmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptx
Farmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptxFarmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptx
Farmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptxIrfanNersMaulana
 
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasiBLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasiNezaPurna
 
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxSediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxwisanggeni19
 
Presentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensiPresentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensissuser1cc42a
 
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdfMeboix
 

Último (20)

Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod SurabayaToko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
 
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.pptkonsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
 
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatanWebinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
 
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasi
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa HalusinasiMateri Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasi
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasi
 
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutika
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutikaPresentasi materi antibiotik kemoterapeutika
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutika
 
1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptx
1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptx1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptx
1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptx
 
PPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 - 5 TAHUN
PPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 -  5 TAHUNPPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 -  5 TAHUN
PPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 - 5 TAHUN
 
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptxKONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
 
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptxPPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
 
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.pptANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
 
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.pptAnatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
 
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh DiriAsuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
 
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah SakitPresentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
 
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdfPEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
 
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdfPPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
 
Farmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptx
Farmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptxFarmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptx
Farmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptx
 
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasiBLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
 
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxSediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
 
Presentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensiPresentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensi
 
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
 

KB 3 Kewirausahaan dalam Bidang Kebidanan

  • 1. KEWIRAUSAHAAN MODUL Pengelolaan Usaha Bagian III Pusat Pendidikan dan Pelatihan Tenaga Kesehatan Badan Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Jakarta 2015 YANI WIDYASTUTI SUYANTO Australia Indonesia Partnership for Health Systems Strengthening (AIPHSS) SEMESTER 5 KEGIATAN BELAJAR 3 Kewirausahaan dalam Bidang Kebidanan
  • 2. Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan i Daftar Isi Cover Daftar Isi i Daftar Istilah ii Pendahuluan 1 Kegiatan Belajar 3 : Kewirausahaan Dalam Bidang Kebidanan 3 . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
  • 3. ii Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan ISTILAH KETERANGAN goal congruence keselarasan tujuan. CV Commanditaire Vennotschaap. ICRC The International Committee of the Red Cross (Komite Internasional Palang Merah). Going Concern suatu keadaan di mana perusahaan dapat tetap beroperasi dalam jangka waktu yang lama, dimana hal ini dipengaruhi oleh keadaan keuangan dan non keuangan. Human Error kesalahan manusia a collaborative strategy Strategi kerjasama a competetive strategy Strategi kompetitif Daftar Istilah . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
  • 4. Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan 4 Pendahuluan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . Rekan mahasiswa, salam hangat, selamat berjumpa kembali dalam mata kuliah Ke- wirausahaan. Modul yang sedang Anda pelajari ini merupakan modul keempat dari 4(empat) modul yang harus anda selesaikan. Modul ini berjudul “Pengelolaan Usaha Bagian III”. Rekan mahasiswa, setelah mempelajari modul ini anda diharapkan dapat memahami berbagai hal yang berhubungan dengan materi yang harus dikuasai oleh seorang wirausaha agar dapat mengelola usaha dengan sukses. Secara khusus Anda diharapkan dapat menjelaskan tentang: (1) Aspek Organisasi dan Manajemen Bisnis (2) Aspek Komunikasi Bisnis (3) wirausaha diBidang Kebidanan. Modul berjudul Pengelolaan Usaha Bagian III ini diawali dengan pembahasan tentang Aspek Organisasi dan Manajemen Bisnis yang meliputi: Organisasi, manajemen usa- ha, dan manajemen risiko. Selanjutnya pembahasan tentang Aspek Komunikasi bisnis yang meliputi komunikasi bisnis dan negosiasi. Pembahasan modul ini diakhiri dengan topik wirausaha dalam Bidang Kebidanan yang meliputi: bidan Praktik Mandiri, Inovasi layanan Kebidanan dan Pelayanan kebidanan unggulan. Modul ini disusun sebagai bahan mata kuliah institusional ”Kewirausahaan” yang mer- upakan salah satu unsur penunjang yang sangat penting bagi bidan dalam menjalankan praktik profesinya. Modul 4 ini dikemas dalam 3(tiga) kegiatan belajar(KB) dengan uru- tan sebagai berikut: Kegiatan Belajar 1 : Aspek Organisasi dan Manajemen Bisnis. Kegiatan Belajar 2 : Aspek Komunikasi Bisnis Kegiatan Belajar 3 : Wirausaha di bidang kebidanan PETUNJUK BELAJAR Modul ini disusun sedemikian rupa agar Anda dapat mempelajarinya secara mandiri, kami yakin Anda akan berhasil jika Anda mau mempelajarinya secara serius dan benar. Oleh karena itu lakukan langkah-langkah belajar sebagai berikut: 1) Baca baik-baik dan pahami tujuan/kompetensi yang ingin dicapai dalam mempe- lajari modul ini. 2) Pelajari materi secara berurutan mulai dari kegiatan belajar (KB)1 dan seterusnya, karena materi yang dibahas dalam kegiatan sebelumnya berkaitan erat dengan materi yang akan dibahas pada kegiatan berikutnya. 3) Anda harus punya keyakinan yang kuat untuk belajar dan mempraktikan materi yang memerlukan praktikkum. 4) Pelajari baik-baik dan pahami uraian materi yang ada pada setiap KB. Jika ada ma- teri yang harus dipraktikkan, maka Anda diminta untuk mempraktikkannya. 5) Untuk mempelajari modul ini dibutuhkan waktu sedikitnya 300 menit. 6) Disamping mempelajari modul ini, Anda dianjurkan untuk mempelajari buku- buku lain, koran, atau majalah maupun informasi dari dunia maya yang memba- has tentang pengelolaan usaha.
  • 5. Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan 5 7) Keberhasilan proses pembelajaran Anda dalam Mata Kuliah ini sangat tergantung pada kesungguhan Anda sendiri. 8) Setelah selesai mempelajari satu KB, Anda diminta untuk mengerjakan tugas maupun soal-soal yang ada di dalamnya. Anda dinyatakan berhasil kalau sedikitn- ya 80% jawaban Anda benar. Selanjutnya Anda dipersilahkan untuk mempelajari KB berikutnya. 9) Kunci jawaban untuk setiap KB ada di bagian akhir modul ini. Silahkan cocokkan jawaban Anda dengan kunci jawaban tersebut. Jika Anda belum berhasil silahkan pelajari sekali lagi bagian-bagian yang belum Anda kuasai. Ingat! Jangan melihat kunci jawaban sebelum Anda selesai mengerjakan tugas 10) Bila Anda mengalami kesulitan, diskusikan dengan teman-teman Anda, jika masih juga mengalami kesulitan, silahkan hubungi dosen fasilitator dari Mata Kuliah ini. 11) Setelah semua KB dipelajari, dan semua tugas sudah Anda kerjakan dengan be- nar, tanyakan pada diri Anda sendiri apakah Anda telah menguasai seluruh ma- teri sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Bila jawabannya “Ya”, maka hubungi dosen Pembina Anda untuk meminta tes akhir modul (TAM). Anda dinyatakan berhasil bila sedikitnya jawaban Anda 80% benar. Dengan demikian Anda diper- bolehkan untuk mempalajari modul berikutnya. Selamat belajar, jangan lupa memohon pertolongan kepada Tuhan yang Maha kuasa Allah Swt agar Anda dimudahkan dalam mempelajari modul ini, sehingga dapat berhasil dengan baik.
  • 6. Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan 6 Kegiatan Belajar 3 KEWIRAUSAHAAN DALAM BIDANG KEBIDANAN Tujuan Pembelajaran Umum Rekan mahasiswa, setelah anda selesai mempelajari kegiatan belajar 3 ini Anda dihara- pkan dapat menjelaskan tentang Kewirausahaan dalam bidang Kebidanan. Untuk mencapai tujuan umum tersebut ada 3(tiga) tujuan khusus yang harus anda kuasai, yaitu dapat menjelaskan: Bidan Praktik Mandiri, Inovasi pelayanan Kebidanan, Pelayanan Kebidanan Unggulan. Tujuan Pembelajaran Khusus
  • 7. Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan 7 Uraian Materi A. Bidan Praktik Mandiri Rekan mahasiswa, Coba Anda tuliskan apa syarat Bidan Praktik Mandiri dalam kolom berikut: Bagus, Sekarang marilah kita ciocokkan dengan uraian berikut ini.
  • 8. Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan 8 1. Persyaratan Menurut Permenkes/ Nomor 1464/MENKES/PER/X/2010 tentang Izin dan Praktek Bidan, pasal 2 bahwa bidan dapat menjalankan praktik mandiri dan/atau bekerja di fasilitas pelayanan kesehatan, dan bidan yang menjalankan praktik mandiri harus berpendidikan minimal Diploma III (D III). Bidan yang bekerja di institusi pelayanan wajib memiliki SIKB (Surat ijin kerja bidan), bidan yang melaksanakan praktik mandiri wajib memiliki SIPB (Surat Ijin Praktik Bidan), masing-masing SIKB dan SIPB hanya belaku 1 tempat, serta seorang bidan hanya diperbolehkan kerja dan praktik mandiri masing-masing 1 tempat, seperti tercantum pada pasal 3 dan 6. Adapun untuk memperoleh SIPB/SIKB, beberapa hal yang perlu dilampirkan sep- erti tercantum dalam pasal 4 sebagai berikut: a. Fotocopy STR yang masih berlaku dan dilegalisasi b. Surat Keterangan Sehat Fisik Dari Dokter yang memiliki Surat Izin Praktik c. Surat pernyataan memiliki tempat kerja di fasilitas pelayanan kesehatan atau tempat praktik. d. Pas foto berwarna terbaru ukuran 4x6 cm sebanyak 3 (tiga) lembar e. Rekomendasi dari kepala dinas kesehatan kabupaten / kota atau pejabat yang ditunjuk dan f. Rekomendasi dari organisasi profesi. Apabila belum terbentuk Majelis Tenaga Kesehatan Indonesia (MTKI), Majelis tenaga kesehatan provinsi (MTKP) dan/atau proses STR belum dapat dilaksanakan maka Surat Izin Bidan ditetapkan berlaku sebagai STR. Beberapa hal yang berhubungan dengan persyaratan praktik, kewajiban, hak dan pengawasan praktik bidan seperti dicantumkan pada pasal-pasal dalam Per- menkes Nomor 1464/MENKES/PER/X/2010 sebagai berikut: Pasal 17 (1) Bidan dalam menjalankan praktik harus memenuhi persyaratan meliputi : a. Memiliki tempat praktik, ruang praktik dan peralatan untuk tindakan asu- han kebidanan, serta peralatan untuk menunjang pelayanan kesehatan bayi, anak balita dan pra sekolah yang memnuhi persyaratan lingkungan sehat, b. Menyediakan maksimal 2 (dua) tempat tidur untuk persalinan, dan c. Memiliki sarana peralatan dan obat sesuai dengan ketentuan yang ber- laku. (2) Ketentuan persyaratan tempat praktik dan peralatan sebagaimana yang di maksud pada ayat (1) tercantum dalam lampiran peraturan ini.
  • 9. Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan 9 2. Kewajiban Bidan. Pasal 18 (1) Dalam melaksanakan praktik atau kerja, Bidan berkewajiban untuk : a. Menghormati hak pasien b. Memberikan informasi tentang masalah kesehatan pasien dan pelayanan yang dibutuhkan c. Merujuk kasus yang bukan kewenangannya atau tidak dapat ditangani dengan tepat waktu. d. Meminta persetujuan tindakan yang akan dilakukan. e. Menyimpan rahasia pasien sesuai dengan ketentuan peraturan perun- dang-undangan. f. Melakukan pencatatan asuhan kebidanan dan pelayanan lainnya secara sistematis. g. Mematuhi standar dan h. Melakukan pencatatan dan pelaporan, penyelenggaraan praktik ke- bidanan termasuk pelaporan kelahiran dan kematian. (2) Bidan dalam menjalankan praktik atau kerja senantiasa meningkatkan mutu pelayanan profesinya, dengan mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan tekhnologi melalui pendidikan dan pelatihan sesuai dengan bidang tu- gasnya. (3) Bidan dalam menjalankan praktik kebidanan harus membantu program pe- merintah dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. 3. Hak Bidan Praktik pasal 19 Dalam melaksanakan praktik atau kerja, Bidan mempunyai hak : a. Memperoleh perlindungan hukum dalam melaksanakan praktik atau kerja sepanjang sesuai dengan standar . b. Memperoleh informasi yang lengkap dan benar dari pasien dan atau keluar- ganya. c. Melaksanakan tugas sesuai dengan kewenangan dan standar dan d. Menerima imbalan jasa profesi. 4. Tugas bidan Pasal 20 (1) Dalam melakukan tugasnya bidan wajib melakukan pencatatan dan pelapo- ran sesuai dengan pelayanan yang diberikan. (2) Pelaporan sebagaimana yang dimaksud pada ayat (1) ditujukan ke puskes- mas wilayah praktik. (3) Di kecualikan dari ketentuan sebagaimana yang dimaksud pada ayat (2) untuk
  • 10. Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan 10 bidan yang bekerja di fasilitas pelayanan kesehatan. Pasal 21 (1) Menteri, pemerintahan daerah profinsi, pemerintah daerah kabupaten atau kota, melakukan pembinaan dan pengawasan dengan mengikut sertakan ma- jelis tenaga kesehatan indinesia, majelis tenaga kesehatan profinsi, organisasi profesi,dan asosiasi institusi pendidikan yang bersangkutan. (2) Pembinaan dan pengawasan sebagaimana di maksud pada ayat (1) di arah- kan untuk meningkatkan mutu pelayanan, keselamatan pasien dan melind- ungi masyarakat terhadap segala kemungkinan yang dapat menimbulkan ba- haya bagi kesehatan. (3) Kepala dinas kesehatan kabupaten atau kota harus melaksanakan pembi- naan dan pengawasan penyelenggaraan praktik bidan. (4) Dalam pelaksaan tugas sebagaimana yang di maksud pada ayat (1) kepala di- nas kesehatan kabupaten atau kota harus membuat pemetaan tenaga bidan praktik mandiri dan bidan di desa serta menetapkan dokter di puskesmas ter- dekat untuk pelaksanaan tugas superfisi terhadap bidan di wilayah tersebut. 5. Standar profesi bidan Menurut Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 369/MENK- ES/SK/III/2007 tentang Standar Profesi Bidan, bahwa: a. Pelayanan Kebidanan Pelayanan Kebidanan merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan, yang diarahkan untuk mewujudkan kesehatan keluarga, sesuai dengan ke- wenangan dalam rangka tercapainya keluarga kecil bahagia dan sejahtera. Sasaran pelayanan kebidanan adalah individu, keluarga, dan masyarakat yang meliputi upaya peningkatan, pencegahan, penyembuhan dan pemulihan pe- layanan kebidanan dapat dibedakan menjadi : 1) Layanan Primer ialah layanan bidan yang sepenuhnya menjadi anggung jawab bidan. 2) Layanan Kolaborasi adalah layanan yang dilakukan oleh bidan sebagai anggota timyang kegiatannya dilakukan secara bersamaan atau sebagai salah satu dari sebuah proses kegiatan pelayanan kesehatan. 3) Layanan Rujukan adalah layanan yang dilakukan oleh bidan dalam rang- ka rujukan ke system layanan yang lebih tinggi atau sebaliknya yaitu pe- layanan yang dilakukan oleh bidan dalam menerima rujukan dari dukun yang menolong persalinan, juga layanan yang dilakukan oleh bidan ke tempat/ fasilitas pelayanan kesehatan lain secara horizontal maupun ver- tical atau meningkatkan keamanan dan kesejahteraan ibu serta bayinya. b. Ruang Lingkup Pelayanan Kebidanan Pelayanan kebidanan berfokus pada upaya pencegahan, promosi kesehatan, pertolongan persalinan normal, deteksi komplikasi pada ibu dan anak, melak- sanakan tindakan asuhan sesuai dengan kewenangan atau bantuan lain jika
  • 11. Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan 11 diperlukan, serta melaksanakan tindakan kegawat daruratan. Bidan mempunyai tugas penting dalam konseling dan pendidikan kesehatan, tidak hanya kepada perempuan, tetapi juga kepada keluarga dan masyarakat. Kegiatan ini harus mencakup pendidikan antenatal dan persiapan menjadi orang tua serta dapat meluas pada kesehatan perempuan, kesehatan seksual atau kesehatan reproduksi dan asuhan anak. Bidan dapat praktik diberbagai tatanan pelayanan, termasuk di rumah, mas- yarakat, Rumah Sakit, klinik atau unit kesehatan lainnya. Berdasarkan Permenkes Nomor 1464/MENKES/PER/X/2010 kewenangan bidan seperti dijelaskan pada pasal-pasal berikut: Pasal 9 Bidan dalam menjalankan praktik, berwenang untuk memberikan pelayanan Yang meliputi: a. Pelayanan Kesehatan Ibu b. Pelayanan kesehatan anak dan c. Pelayanan kesehatan reproduksi perempuan dan keluarga berencana Pasal 10 (1) Pelayanan kesehatan ibu sebagaimana dimaksud dalam pasal 9 huruf a diber- ikan pada masa pra hamil, kehamilan, masa persalinan, masa nifas, masa menyusui dan masa antara dua kehamilan. (2) Pelayanan kesehatan ibu sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi: a. Pelayanan konseling pada masa pra hamil. b. Pelayanan antenatal pada kehamilan normal. c. Pelayanan persalinan normal. d. Pelayanan ibu nifas. e. Pelayanan ibu menyusui dan f. Pelayanan konseling pada masa antara dua kehamilan. (3) Bidan dalam memberikan pelayanan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) berwenang untuk: a. Episiotomi. b. Penjahitan luka jalan lahir tingkat 1 dan II. c. Penanganan kegawatdaruratan dilanjutkan dengan perujukan. d. Pemberian tablet Fe pada ibu hamil. e. Pemberian vitamin A dosis tinggi pada ibu nifas. f. Fasilitasi/bimbingan inisiasi menyusui dini dan promosi air susu ibu ekslu- sif. g. Pemberian uterotonika pada manajemen aktif kala III dan postpartum. h. Penyuluhan dan konseling. i. Bimbingan pada kelompok ibu hamil. j. Pemberian surat keterangan kematian dan k. Pemberian surat keterangan cuti bersalin.
  • 12. Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan 12 Pasal 11 (1) Pelayanan kesehatan anak sebagaimana dimaksud dalam pasal 9 huruf b diberikan pada bayi baru lahir, bayi, anak balita, dan anak pra sekolah. (2) Bidan dalam memberikan pelayanan kesehatan anak sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berwenang untuk : a. Melakukan asuhan bayi baru lahir normal termasuk resusitasi, pencega- han hipotermi, inisiasi menyusui dini, injeksi vitamin K 1, perawatan bayi baru lahir pada masa neonatal (0-28 hari), dan perawatan tali pusat. b. Penanganan hipotermi pada bayi baru lahir dan segera merujuk. c. Penanganan kegawat-daruratan, dilanjutkan dengan perujukan. d. Pemberian imunisasi rutin sesuai program pemerintah. e. Pemantauan tumbuh kembang bayi, anak balita dan anak pra sekolah. f. Pemberian konseling dan penyuluhan. g. Pemberian surat keterangan kelahiran, dan Pemberian surat keterangan kematian. Pasal 12 Bidan dalam memberikan pelayanan kesehatan reproduksi perempuan dan Kel- uarga berencana sebagaimana dimaksud dalam pasal 9 huruf c, berwenang un- tuk : a. Memberikan penyuluhan dan konseling kesehatan reproduksi perempuan dan keluarga berencana, dan b. Memberikan alat kontrasepsi oral dan kondom. Pasal 13 (1) Selain kewenangan sebagaimana dimaksud dalam pasal 10, pasal 11, dan pasal 12, Bidan yang menjalankan program pemerintah berwenang melaku- kan pelayanan kesehatan meliputi: a. Pemberian alat kontrasepsi suntikan, alat kontrasepsi dalam rahim, dan memberikan pelayanan alat kontrasepsi bawah kulit. b. Asuhan antenatal terintegrasi dengan intervensi khusus penyakit kronis tertentu dilakukan dibawah supervisi dokter. c. Penanganan bayi dan anak balita sakit sesuai pedoman yang ditetapkan. d. Melakukan pembinaan peran serta masyarakat di bidang kesehatan ibu dan anak, anak usia sekolah dan remaja, dan penyehatan lingkungan. e. Pemantauan tumbuh kembang bayi, anak balita, anak pra sekolah dan anak sekolah. f. Melaksanakan pelayanan kebidanan komunitas. g. Melaksanakan deteksi dini, merujuk dan memberikan penyuluhan terha- dap infeksi menulas sexual (IMS) termasuk pemberian kondom, dan pen- yakit lainnya. h. Pencegahan penyalahgunaan narkotika, pisikotropika dan zat adiktif lain- nya (NAPZA) melalui informasi dan edukasi, dan
  • 13. Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan 13 i. Pelayanan kesehatan lain yang merupakan program pemerintah (2) Pelayanan alat kontrasepsi bawah kulit, asuhan antenatal terintegrasi, penan- ganan bayi dan anak balita sakit, dan pelaksanaan deteksi dini, merujuk, dan memberikan penyuluhan terhadap Infeksi Menular Sexual (IMS) dan penyakit lainnya, serta pencegahan penyalahgunaan narkotika, pisikotropika dan zat adiktif lainnya (NAPZA) hanya dapat dilakukan oleh bidan yang dilatih untuk itu. Pasal 14 (1) Bagi bidan yang menjalankan praktik di daerah yang tidak memiliki dokter, dapat melakukan pelayanan kesehatan diluar kewenangan sebagaimana di- maksud dalam pasal 9. (2) Daerah yang tidak memiliki dokter sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ada- lah kecamatan atau kelurahan atau desa yang ditetapkan oleh kepala dinas kesehatan kabupaten atau kota. (3) Dalam hal daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (2) telah terdapat dokter, kewenangan bidan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak berlaku. Pasal 15 (1) Pemerintah daerah propinsi atau kabupaten atau kota menugaskan bidan praktik mandiri tertentu untuk melaksanakan program pemerintah. (2) Bidan praktik mandiri yang di tugaskan sebagai pelaksana program pemer- intah berhak atas pelatihan dan pembinaan dari pemerintah daerah profinsi atau kabupaten atau kota. Pasal 16 (1) Pada daerah yang belum memiliki dokter, pemerintah dan pemerintah daerah harus menempatkan bidan dengan pendidikan minimal Diploma 3 kebidanan . (2) Apabila tidak terdapat tenaga bidan sebagaimana yang di maksud pada ayat 1, pemerintah dan pemerintah daerah dapat menempatkan bidan yang telah mengikuti pelatihan. (3) Pemerintah daerah propinsi/kabupaten/kota bertanggung jawab menyeleng- garakan pelatihan bagi bidan yang memberikan pelayanan di daerah yang tidak memiliki dokter. B. Inovasi Layanan Kebidanan. Rekan mahasiswa, Layanan Kebidanan yang dapat dikembangkan tentu saja menitik be- ratkan pada upaya promotif dan preventif. Berikut ini beberapa contoh inovasi layanan kebidanan.
  • 14. Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan 14 1. Kelas Pra Wedding (Pra Perkawinan). Sasaran yang disepakati secara global dalam MDGs nomor ke-5 adalah mening- katkan kesehatan ibu. Kebijakan pemerintah tertuang dalam Rencana Pemba- ngunan Jangka Panjang Menengah Nasional(RPJMN) 2010-2015 bahwa kebijakan pembangunan keluarga berencana diarahkan untuk mengendalikan pertum- buhan penduduk serta meningkatkan keluarga kecil berkualitas. Hal ini dicapai melalui peningkatan kualitas kesehatan reproduksi remaja dalam rangka meny- iapkan kehidupan berkeluarga, serta pendewasaan usia perkawinan melalui pe- mahan kesehatan reproduksi remaja, penguatan institusi masyarakat dan pe- merintah yang memberikan layanan kesehatan reproduksi bagi remaja, serta memberikan konseling tentang permasalahan remaja. Bidan sebagai salah satu petugas kesehatan mempunyai peran dalam member- ikan asuhan pada pra konsepsi. Berdasarkan Permenkes No. 369/ 2007 tentang Standar Profesi bidan, salah satu kompetensi bidan adalah kompetensi ke-2 ada- lah bidan memberikan asuhan yang bermutu tinggi, pendidikan kesehatan yang tanggap terhadap budaya dan pelayanan menyeluruh dimasyarakat dalam rang- ka untuk meningkatkan kehidupan keluarga yang sehat, perencanaan kehamilan dan kesiapan menjadi orang tua. Merencanakan kehamilan merupakan hal yang penting untuk dilakukan setiap pasangan suami-isteri. Kesiapan baik itu secara mental, fisik dan juga finansial. Pada umumnya wanita mengetahui dirinya hamil setelah terlambat haid sekitar 1 atau 2 minggu(litbangkes,depkes.go.id). Tromp. M et all, (2010) menyatakan bah- wa konsepsi spontan dan proses persalinan yang paling rentan terhadap pening- katan usia ibu yang mengarah ke persalinan dengan tindakan, kejadian komplika- si serta pembiayaan kesehatan yang lebih tinggi lebih sedikit terjadi pada usia yang lebih tinggi. Morin P et all, (2001) menyatakan bahwa perencanaan kehami- lan menjadi isu penting dalam promosi kesehatan prakonsepsi. Enam langkah dari Walker dan prosedur analisis konsep Avant yang digunakan terdiri dari tiga komponen penting: sikap , waktu, dan perilaku seksual. Perencanaan kehamilan didefinisikan sebagai adopsi dari sikap berpusat pada konsepsi, termasuk per- ilaku seksual (proceptive atau kontrasepsi) dan waktu. Selain itu, perencanaan kehamilan bukan fenomena yang jelas dengan pertanyaan-pertanyaan yang dapat dijawab hanya dengan “ ya” atau “tidak “. Sebaliknya , itu adalah proses yang dinamis yang berkembang sesuai dengan faktor-faktor kontekstual. Dari ha- sil tersebut , instrumen mengevaluasi intensitas perencanaan kehamilan dapat dikembangkan untuk penelitian epidemiologi dan tujuan promosi. Lachance-Grzela M and Bouchard.G. (2009) menyatakan bahwa upaya perenca- naan kehamilan memberikan kontribusi kepada orang tua masa depan ‘kese- jahteraan hanya jika mereka menikah. Demikian pula, pernikahan menawarkan manfaat lebih dari hidup bersama, tetapi hanya jika mitra telah merencanakan kehamilan. Kelas pra nikah merupakan sarana untuk belajar bersama tentang kesehatan bagi ibu dalam bentuk tatap muka dalam kelompok yang bertujuan untuk mening- katkan pengetahuan dan keterampilan ibu-ibu mengenai usia hamil kehamilan,
  • 15. Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan 15 persiapan kehamilan, perawatan kehamilan. Dewasa ini belum semua pasangan yang akan menikah mendapatkan pembeka- lan materi-materi kesehatan. Penyuluhan yang dilakukan pada pasangan calon pasangan pengantin pada umumnya masih banyak dilakukan melalui konsultasi perorangan yang diberikan pada waktu calon pengantin ingin suntik TT sebagai syarat mendaftarakan pernikahan ke Kantor Urusan Agama. Penyuluhan sema- cam ini bermanfaat, namun memiliki kelemahan antara lain: (1) Pengetahuan yang diperoleh hanya terbatas pada masalah kesehatan yang dialami saat kon- sultasi, jika pasangan tidak menghadapi masalah terkadang tidak ada konsultasi (2) Penyuluhan yang diberikan tidak terkoordinir sehingga ilmu yang diberikan kepada calon pasangan pengantin hanya pengetahuan yang dimiliki oleh petugas saja (3) Pelaksanaan penyuluhan tidak terjadwal dan tidak berkesinambungan (4) Kesibukan petugas kesehatan berkontribusi terhadap pelaksanaan konsultasi bisa kurang optimal. Untuk mengatasi kelemahan-kelemahan di atas, direncanakan metode pembe- lajaran kelas pranikah. Kegiatan yang direncanakan adalah pembahasan materi kesehatan ibu dalam bentuk tatap muka dalam kelompok yang diikuti diskusi dan tukar pengalaman antara pasangan calon pengantin dan petugas kesehatan. Beberapa keuntungan Kelas pranikah adalah: (1) Materi diberikan secara menyeluruh dan terencana sesuai dengan buku panduan kelas pra nikah yang memuat mengenai usia hamil, persiapan kehamilan,dan perawatan kehamilan (2) Penyampaian materi lebih komprehensif karena ada persiapan petugas sebelum penyajian materi (3) Waktu pembahasan materi menjadi efektif karena pola pen- yajian materi terstruktur dengan baik. (4) Ada interaksi antara petugas kesehatan dengan pasangan calon pengantin. (5) Pembahasan materi dilaksanakan secara berkala dan berkesinambungan. Adapun pokok bahasan yang dapat diberikan pada kelas pra perkawinan antara lain: a. Usia perempuan dan laki-laki menikah pertama. b. Usia ibu untuk reproduksi sehat. c. Umur ibu hamil dinyatakan umur yang berisiko terhadap kesehatan ibu. d. Pendewasaan usia kehamilan.
  • 16. Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan 16 e. Pengaruh jika ibu hamil pada umur yang berisiko. f. Tanda ibu hamil. g. Perubahan tubuh selama masa kehamilan. h. Tindakan yang lakukan selama hamil. i. Tindakan yang dilakukan suami atau keluarga untuk meningkatkan kesiapan mental ibu dalam proses persalinan. j. Dampak kesehatan jika melakukan hubungan suami istri/sanggama selama hamil. k. Penanganan ibu lakukan jika mengalami sakit pada masa hamil. l. Tanda-tanda bahaya kehamilan. m. Persiapan persalinan. n. Peran suami/keluarga untuk menghadapi persalinan. o. Tempat persalinan. p. Pemeliharaan kesehatan Bayi, balita. q. Pemeliharaan kesehatan masa Nifas. r. ASI Eksklusif. s. Keluarga berencana. t. Menopause u. Psikologi perempuan. v. Penyakit Infeksi menular seksual 2. Kelas Parenting Parent Education merupakan cara terbaik untuk membangun karakter anak sejak usia dini, bahkan dari dalam kandungan. Orang tua sebagai orang yang paling dekat dengan anak. Perilaku anak terwujud dari apa yang anak pelajari dari orang tuanya. Menjadi orang tua yang baik memerlukan pengetahuan yang memadai. Bayi terlahir hanya bisa menangis untuk mengatakan keadaan lapar, tidak nya- man, perutnya kembung, ada rasa nyeri. Orang tua harus bisa mengetahui apa yang hendak bayi katakana lewat tangisannya tersebut, sehingga orang tua perlu mengetahui arti tangisan bayi tersebut agar tindakan yang diambil bisa tepat. Jika bayi mengatakan perutnya kembung, tetapi karena orang tuanya tidak tahu, maka diberi minum terus, akhirnya bayi tidak mau netek. Ibu bisa bertambah panik mengahdapi bayinya yang tidak kunjung tenang.
  • 17. Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan 17 Anak terlahir ibarat selembar kertas putih. Segala perbuatan, perkataan orang tua akan mewarnai perkembangan orang tua. Terkadang orang tua tidak sadar melakukan hal-hal yang menghambat kemandirian anak, seperti melarang makan sendiri karena kawatir anaknya belepotan makanan, lantai menjadi kotor kare- na tumpahan makanan. Terkadang perilaku sepele, tetapi bagi anak menjadi hal yang utama, seperti ketika orang tua sedang asyik membaca Koran atau sedang berbincang dengan orang lain, anaknya datang karena sudah selesai membuat suatu lukisan dikertas ingin ditunjukkan kepada orang tua, minta dikomentari oleh orang tua tetapi karena kesibukan orang tua mengerjakan suatu pekerjaan rumah, atau sedang membaca berita yang hangat di Koran akhirnya anak diacuh- kan. Padahal meluangkan beberapa detik untuk melihat lukisan dan mengatakan bahwa anaknya pinter itu merupakan hal yang berharga bagi anak. Banyak dian- tara orang tua malah mengatakan,” nakal kamu! Ibu sedang sibuk ini. Anak tidak menerima pujian tetapi kata-kata yang menjatuhkan. Hal seperti ini berakibat kurang baik terhadap perkembangan anak. Selain dua contoh kejadian diatas, tentunya di masyarakat masih banyak lagi secara tidak sadar kebisaaan orang tua yang sering dilakukan ternyata merupakan hal-hal yang kurang tepat untuk mengasuh dan mendidik anak. OLeh karena itu, menjadi orang tua harus memili- ki pemahaman yang benar. Beberapa contoh topik layanan parenting yang dapat diberikan antara lain: a. Memahani makna tangisan Bayi. b. Memahami perilaku bayi menjambak rambut. c. Memahami bahasa tubuh bayi: melengkungkan punggung, mengusap mata d. Tips untuk bayi yang tidak dapat diam saat dipakaikan popok. e. Adaptasi bayi mulai makan. f. Bayi menolak menyusu. g. Memandikan bayi baru lahir. h. Melatih kemandirian Anak. i. Melatih Kreatifitas. j. Pencegahan anak ketagihan game/gadget/ plyastation. 3. Waterbirth. Rekan mahasiswa, untuk bisa memberikan layanan waterbirth, kita perlu mengi- kuti pelatihan.
  • 18. Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan 18 a. Pengertian. Waterbirth berasal dari bahasa inggris yang berarti persalinan di air adalah proses persalinan atau proses melahirkan yang dilakukan di dalam air han- gat. Persalinan di air merupakan perkembangan yang relatif baru di Indone- sia. Persalinan di air diperkenalkan di Eropa, Perancis pada tahun 1803. Pada 1970-an. Beberapa bidan dan dokter di Rusia dan Prancis menjadi tertarik dengan cara-cara membantu bayi melakukan transisi dari dalam kehidupan intra uterus dengan kehidupan ekstra uterus sehalus mungkin. Metode mela- hirkan di dalam air atau water birth semakin populer dan menjadi tren persa- linan. Berdasar laporan Waterbirth Internasional, metode ini membutuhkan sebuah kolam bersalin khusus berisi air dengan suhu 95-100 derajat Fahren- heit, menghindari penggunaan bathtubs atau kolam anak kecil, karena su- lit akan mempertahankan suhu yang tepat. Berikut beberapa hal yang perlu Anda ketahui tentang water birth. Keprihatinan mereka bahwa perawatan bersalin modern, dengan banyak intervensi, membuat bayi menjadi trauma- tis. Beberapa dokter, termasuk dokter kandungan Perancis Frederic Leboyer (1983), berpikir bayi dapat terkena dampak seumur hidup karena cara mere- ka lahir ke dunia. b. Manfaat waterbirth. 1) Bagi Ibu. a) Ibu akan merasa lebih relaks karena semua otot panggul lunak elastik, mengurangi kejadian rupture perineum. b) Melancarkan proses mengejan, sehingga rasa nyeri selama persalinan tidak terlalu dirasakan. c) Keadaan relaks menyebabkan proses pembukaan cerviks akan ber- jalan lebih cepat sehingga lama persalinan berkurang. 2) Bagi Bayi a) Menurunkan risiko cedera kepala bayi. b) Peredaran darah bayi akan lebih baik, sehingga tubuh bayi akan cepat memerah setelah dilahirkan. Medium air memudahkan transisi bayi dari rahim, berisi cairan ketuban, ke dunia luar. Bayi akan bernapas dalam air, karena dia tidak akan mulai menggunakan paru-parunya sampai dia dibawa ke udara dalam 10 detik pertama setelah lahir. c. Kelemahan waterbirth 1) Kemungkinan air kolam tertelan oleh bayi sangat besar. Kondisi ini menye- babkan proses membutuhkan bantuan dokter kebidanan dan kandungan, juga spesialis anak yang akan melakukan pengecekan langsung saat bayi lahir. Sehingga jika ada gangguan bisa langsung terdeteksi dan diatasi. 2) Hipotermia atau suhu tubuh terlalu rendah akan dialami ibu jika proses melahirkan berlangsung lebih lama dari perperkiraan. 3) Bayi berisiko mengalami temperature shock jika suhu air tidak sama den- gan suhu si ibu saat melahirkan yaitu 37 derajat celcius. d. Metode Waterbirth. Ada dua metode persalinan di air, yaitu:
  • 19. Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan 19 1) Persalinan di air murni. Ibu masuk ke kolam persalinan setelah mengala- mi pembukaan 6 (enam) sampai inpartu. 2) Persalinan di air emulsion. Ibu hanya berada di dalam kolam hingga pem- bukaan lengkap. Proses melahirkan tetap dilakukan di tempat tidur. e. Kontra indikasi waterbirth. 1) Ibu dengan herpes. 2) Hipertensi. 3) Pendarahan tak terduga selama perjalanan kehamilan. 4) Kehamilan kembar. 5) Presentasi bokong. 6) Persalinan prematur 7) Panggul sempit. 4. Hipnobirthing. a. Pengertian. Rekan mahasiswa, untuk bisa memberikan layanan hipnobitring, kita perlu mengikuti pelatihan. Hypnobirthing berasal dari kata Yunani Hynos yang art- inya tidur/pikiran tenang. Birthing adalah proses yang dimulai saat kehami- lan sampai melahirkan. Hipnobirthing pertama kali dikembangkan oleh Marie Mongan sejak tahun 1959. Hypnobirthing adalah usaha secara alami dengan menanamkan niat ke pikiran/alam bawah sadar untuk menghadapi persali- nan dengan tenang dan sadar. Menurut Lanny Kuswandi, hypnobirthing adalah relaksasi dengan penamba- han sugesti melalui usapan yang mana tangan menjadi sarana untuk mengu- sap daerah bawah payudara hingga perut. Cara ini telah dilakukan oleh para ibu hamil ketika bayinya meronta dalam kandungan. Untuk menenangkan sang bayi, bisaanya ibu akan mengusap perutnya diiringi dengan membisikan
  • 20. Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan 20 kalimat-kalimat lembut. Niat positif atau afirmasi yang ditanamkan untuk ibu hamil adalah bayi tumbuh sehat jasmani dan rohani sampai kehamilan 9 bulan menghadapi proses persalinan dengan alami, nyaman dan lancar. Pada umumnya orang selalu mengatakan bahwa melahirkan itu sakit sekali. Ibu hamil yang melakukan relaksasi akan memperkecil timbulnya rasa sakit dan proses persalinan berjalan lancar. Efek yang juga dirasakan, jika selama da- lam kandungan bayi menerima ketenangan dan kedamaian dari kedua orang tuanya maka itulah memorinya. Tapi yang bisaa terjadi saat ini, ketika ibu da- lam keadaan hamil seringkali menghadapi stres lantaran beban pekerjaan. Bayi pun turut merasakan tekanan tersebut. Berdasarkan testimony beber- apa ibu yang melahirkan bayi dengan menjalani terapi hypnobirthing, anak akan tumbuh menjadi anak yang lebih sehat, ceria dan kreatif. Hypnobirthing dianjurkan dilakukan bersama pasangan. Hal ini dilakukan karena pada seti- ap proses persalinan, bukan hanya ibu yang mengalami kepanikan, ketegan- gan, stress, tetapi kaum bapak pun merasakan perasaan serupa. Karena bagi yang akan menjadi calon orang tua, kehadiran seorang bayi di tengah kel- uarga merupakan sebuah kehidupan baru. Hypnobirthing dapat dilakukan sedini mungkin, karena dengan demikian sang ibu sepanjang kehamilannya senantiasa merasa enjoy, tidak mudah terserang stres. Dengan rajin relaksasi ibu hamil akan mudah terhindar dari stres. b. Langkah-langkah Hypnobirthing. 1) Langkah pertama adalah relaksasi bagian kepala dan bahu. Kepala di- miringkan di atas bahu kanan kemudian diputar sampai di atas bahu kiri, kembali ke bahu kanan. Gerakan ini dilakukan sampai delapan kali hitun- gan. Setelah itu jari kanan di atas bahu diputar ke belakang sebanyak dela- pan kali. Lalu tangan tetap di atas bahu diputar ke depan. Gerakan ini dilakukan sampa sebanyak delapan kali pula. 2) Langkah kedua adalah relaksasi otot. Berbaring santai, dengan lengan disamping kanan dan kiri, telapak kanan menghadap atas. Lalu tegang- kan telapak kaki hingga merasakan keteganagan otot mulai dari telapak kaki menjalar ke betis, paha, pinggul dan dada. Pundak ditarik ke atas dan kedua tangan mengepal dengan kuat. Dahi dikerutkan, lidah ditarik ke arah langit-langit. 3) Langkah ketiga berupa relaksasi pernapasan. Dalam keadaan berbaring, otomatis napas akan terdorong ke arah perut. Tarik napas panjang lewat hidung sambil hitung sampai 10 kali. Kemudian hembuskan napas perlah- an-lahan lewat mulut. Langkah ini lakukan 10 kali. 4) Langkah keempat adalah relaksasi pikiran. Langkah ini diwakili indra mata. Setelah mata terpejam sejenak, buka mata perlahan-lahan sambil melihat satu titik tepat di atas mata. Semakin lama kelopak mata semakin rileks, berkedip. Pada hitungan kelima mata akan menutup. Pada saat ketiga unsur jiwa (perasaan, kemauan dan pikiran) dan raga istirahat, masuk- kan program positif yang akan terekam dalam alam bawah sadar dengan mengatakan dalam hati dengan bersungguh-sungguh. Contoh program positif, “Saya dan janin di dalam kandungan akan tumbuh sehat. Dan pada saat persalinan akan menghadapinya dengan tenang dan lancar.”
  • 21. Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan 21 c. Manfaat Hypnobirthing Beberapa manfaat hypnobitrhing menurut Lany sebagai berikut: 1) Meningkatkan kadar endorphin dalam tubuh untuk mengurangi rasa nyeri pada saat kontraksi. Endorphin adalah neuropeptide yang dihasilkan tu- buh pada saat relaks/tenang.Hormon endorphin membuat perasaan ba- hagia, senang. Pada saat stres endorphin terhalang oleh kortisol. Endor- phin dihasilkan di otak dan susunan syaraf tulang belakang. 2) Meningkatkan ikatan batin antara ibu dan janin. 3) Mengurangi rasa mual, muntah, pusing dll 4) Menciptakan keadaan yang seimbang sehingga pertumbuhan fisik dan jiwa bayi lebih sehat. 5) Mencegah post-partum depression. 6) Meningkatkan produksi ASI. d. Spa baby/ pijat bayi/swimming baby. Semakin majunya teknologi informasi membuat tuntutan masyarakat sema- kin meningkat. Hal ini menimbulkan kesadaran yang tinggi bagi orang tua un- tuk berupaya meningkatkan kualitas pertumbuhan dan perkembangan anak- nya. Spa Baby, swimming baby merupakan bentuk layanan yang ditujukan bagi bayi agar pertumbuhan dan perkembangannya bisa lebih optimal. e. Layanan kesulitan makan pada anak. Secara fisiologis, ada tahapan perkembangan dimana anak mengalami anoreksia fisiologis. Jika penanganannya kurang tepat, anak bisa mengalami anoreksia yang berkepanjangan. Hal ini menimbulkan kekawatiran bagi orang tua dan anak bisa mengalami gangguan pemenuhan gizi. Layanan kesulitan makan ini bertujuan agar orang tua mampu mengenali penyebab dari kesu- litan makan pada anaknya dan mampu mengatasi kesulitan makan anaknya. Orang tua perlu mengetahui menu bayi sehat, makanan apa saja yang mem- buat sulit makan. f. Pendampingan KB MOB. Rekan mahasiswa, tidak semua ibu cocok menggunakan alat kontrasepsi, karena setiap metode atau alat kontrasepsi memiliki kontra indikasi yang ber- beda. Misalnya seorang perempuan umur 23 tahun memiliki anak satu, hiper-
  • 22. Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan 22 tensi. Kemudian ibu tersebut memilih KB IUD. Ketika memakai IUD mengala- mi perdarahan sampai anemi, sehingga bidan melepas IUD. Jika ibu tersebut memakai metode kontrasepsi hormonal, maka akan memperparah hiperten- si. Jika ibu dan suami tersebut memilih kontrasepsi Mantap (MOP atau MOW) anaknya baru satu. Keadaan seperti ini merupakan salah satu contoh bahwa MOB (Metode Ovulasi Billing,s) diperlukan untuk menjarangkan kehamilan. Selain alasan secara medis, kemungkinan ada ibu yang mempunyai keyak- inan bahwa KB dilarang oleh agamanya.Walaupun berbagai macam upaya pendekatan sudah dilakukan, namun tetap pada keyakinannya. Kedua con- toh kasus tersebut memerlukan alternative metode kontrasepsi yang lainnya. MOB merupakan salah satu metode KB yang dapat diterima oleh ibu pada kedua kasus tersebut. MOB efektif digunakan untuk perempuan dalam segala masa reproduksi: remaja, sedang menyusui, maupun menjelang menopause. Perempuan dengan haid tak teratur juga disarankan untuk menggunakan metode ini. Pada tahun 1960–1970 MOB ditemukan oleh pasangan Dr. John dan Evelyn Billings sebagai metode KB yang berdasarkan pengamatan efek hormon es- trogen dan progesteron. Akibat estrogen tersebut pada vulva timbul rasa dan sifat lendir tertentu yang dapat diamati oleh perempuan untuk menunjukan secara tepat kapan masa subur atau tidak subur. Prosentase efektif 98–100%. Pada tahun 1962 dilaku- kan penelitian oleh Prof. James Brown dari Universitas Melbourne yang me- mantau pengeluaran hormon reproduksi sejumlah 750.000 siklus. Pada ta- hun 1976 MOB mulai dikenal di Indonesia. Pada tahun 1986-1989 penelitian Perdhaki, BKKBN, BKS perfin, USAID, menyimpulkan bahwa MOB merupakan metode kontrasepsi alamiah paling efektif dibanding metode kontrasepsi alamiah yang lain. MOB diakui pemerintah pada tanggal 28 Desember 1990 melalui SK BKKBN NO.6668/KS.002/F.2/90. Adapun konsep dasar MOB se- bagai berikut: 1) Pada waktu menjelang ovulasi, lendir leher rahim akan keluar dari vagina bila perempuan berdiri atau berjalan. Pengamatan lendir dapat dilakukan dengan cara merasakan perubahan rasa pada vulva di sepanjang hari, me- lihat lendir secara langsung pada waktu-waktu tertentu. Rasa pada vulva antara lain; kering, lengket atau basah. Hasil pengamatan ini harus dicatat pada malam harinya. Catatan itu akan menunjukkan pola kesuburan dan pola ketidaksuburan. 2) Pola subur adalah pola yang terus berubah, sedangkan pola dasar tidak subur (pdts) adalah pola yang (sama sekali) tidak berubah. Kedua pola ini berdasar pada pola hormon yang menopang kelangsungan hidup sper- ma dan pembuahan, dan dengan demikian akan menjadi dasar informasi yang bisa diandalkan untuk mendapatkan atau menunda kehamilan. g. Pelatihan perawatan bayi untuk ibu,pengasuh atau keluarga. Tidak semua ibu, keluarga sudah pandai atau berani dalam merawat atau mengasuh bayinya ketika bayinya sudah lahir. Kebanyakan ibu baru merasa
  • 23. Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan 23 takut memandikan bayinya, takut kalau jatuh saat memegangnya atau melu- kai bayinya saat memandikan. Selain itu mencari pengasuh bayi tidak mudah. Terkadang pengasuh juga belum mempunyai kemampuan untuk mengasuh bayi. Oleh karena itu, pelatihan tentang cara merawat dan mengasuh bayi perlu diberikan. Adapun berbagai materi yang dapat dijadikan sebagai materi pelatihan antara lain: a. Cara memandikan bayi. b. Cara pijat bayi. c. Menjadi Pengasuh bayi yang handal. d. Pertolongan pertama pada anak dengan korpus alineum. e. Manajemen Balita Sakit untuk orang tua/pengasuh. f. Tanda bahaya pada bayi balita. g. Stimulasi untuk meningkatkan kecerdasan dan perkembangan anak. h. Pembuatan makanan pendamping ASI. 1) Bubur susu. 2) Nasi Tim saring, halus, dan kasar. 3) Kudapan MP ASI. C. Pelayanan Kebidanan Unggulan. Rekan mahasiswa, mempunyai tempat praktik unggulan tentu merupakan dambaan bagi setiap tenaga kesehatan, oleh karena itu beberapa hal yang perlu diperhatikan antara lain: 1. Pelayanan sesuai kewenangan. Seperti telah dibahas pada awal kegiatan belajar 3 ini, kewenangan bidan diatur dalam Permenkes Nomor 1464/MENKES/PER/X/2010. Dalam menjalankan prak- tik bidan hendaknya selalu memberikan asuhan/pelayanan dengan memperhati- kan norma dan etika. Petugas kesehatan merupakan salah satu faktor yang ber- peran dalam mewujudkan derajat kesehatan. Kasus kematian ibu dan bayi dapat dicegah dengan pelaksanaan rujukan dini, berencana atau rujukan bayi masih dalam kandungan dan tepat waktu. Persalinan kala II lama termasuk rujukan terlambat. Kemampuan bidan dalam mendeteksi faktor risiko sangat diperlukan sehingga rujukan dapat dilaksanakan begitu bidan menemukan kasus risiko ting- gi. Rekan mahasiswa hal ini sangat penting dilakukan oleh bidan, terlebih lagi mengingat saat ini angka kematian ibu terus meningkat. Rekan mahasiswa, selain kasus keterlambatan rujukan, hal yang membuat kepri- hatinan kita bersama bahwa sampai saat ini seperti kita ketahui bersama pada tayangan televisi, koran, atau majalah bahwa tenaga kesehatan termasuk bidan masih ada yang memberikan pelayanan aborsi di tempat praktiknya serta ada yang menjualbelikan bayi(human trafficking). Kita hendaknya jangan sampai ter- giur untuk mendapatkan keuntungan yang besar dalam waktu singkat dengan jalan yang melanggar peraturan perundang-undangan. Pepatah mengatakan” sepandai-pandainya tupai melompat, akhirnya jatuh juga”. Walaupun praktik aborsi ditutupi dengan bermacam upaya, suatu ketika Allah Yang Maha Kuasa pasti akan menunjukkan bahwa perbuatan yang salah akan mendapatkan bala-
  • 24. Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan 24 san yang setimpal meskipun dalam waktu yang berbeda-beda. Seperti pada ka- sus yang lalu, ketika ada bidan yang melakukan aborsi di tempat praktiknya, janin hasil aborsi dimasukkan ke lubang pembuangan WC, namun akhirnya terungkap juga oleh pihak kepolisian. Bidan yang menjual bayi juga terungkap oleh kepoli- sian.Jika ada keluarga yang akan mengadopsi, prosesnya sudah ada melalui pen- gadilan. Jangan sampai penjualan bayi, tetapi berkedok akan diadopsi. Bayi-bayi yang dijual tersebut bisa dijadikan budak/atau tenaga kerja yang kerja tanpa henti dan tidak dibayar, bisa juga dijadikan pekerja seks komersial. Sekarang, mari kita tinjau beberapa peraturan perundangan yang berkaitan dengan praktik aborsi. Peraturan tentang aborsi dalam KUHP diatur dalam beberapa ketentuan isi pokok sebagai berikut : pasal 299 (1) Siapapun dengan sengaja mengobati atau mengerjakan suatu perbuatan ter- hadap seseorang wanita dengan memberitahukan atau menimbulkan peng- harapan, bahwa oleh karena itu dapat gugur kandungannya dihukum paling lama empat tahun. (2) Jika kejahatan itu dilakukan dalam menjalankan pekerjaannya, maka dapat dicabut haknya untuk menjalankan pekerjaan itu Pasal 346. Seorang wanita yang sengaja menggugurkan atau mematikan kandungannya atau menyuruh orang lain untuk itu, diancam dengan pidana penjara paling lama empat tahun. Pasal 347 (1) Barang siapa dengan sengaja menggugurkan atau mematikan kandungan seorang wanita tanpa persetujuannya, diancam dengan pidana penjara pal- ing lama dua belas tahun. (2) Jika perbuatan itu mengakibatkan matinya wanita tersebut diancam dengan pidana penjara paling lama lima belas tahun. Pasal 348 (1) Barang siapa dengan sengaja menggugurkan atau mematikan kandungan seorang wanita dengan persetujuannya, diancam dengan pidana penjara pal- ing lama lima tahun enam bulan. (2) Jika perbuatan itu mengakibatkan matinya wanita tersebut, diancam dengan pidana penjara paling lama tujuh tahun. Pasal 349 Jika seorang dokter, bidan atau juru obat membantu melakukan kejahatan ber- dasarkan pasal 346, ataupun melakukan atau membantu melakukan salah satu
  • 25. Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan 25 kejahatan yang diterangkan dalam pasal 347 dan 348, maka pidana yang diten- tukan dalam pasal itu dapat ditambah dengan sepertiga dan dapat dicabut hak untuk menjalankan pencarian dalam mana kejahatan dilakukan. Pasal 535 Barang siapa secara terang-terangan mempertunjukkan suatu sarana untuk menggugurkan kandungan, maupun secara terang-terangan atau tanpa diminta menawarkan, ataupun secara terang-terangan atau dengan menyiarkan tulisan tanpa diminta menunjuk sebagai bisa didapat, sarana atau perantaraan yang de- mikian itu, diancam dengan kurungan paling lama tiga bulan atau denda paling banyak empat ribu lima ratus rupiah. UU Kesehatan No 36 tahun 2009 Pasal 75 (1) Setiap orang dilarang melakukan aborsi. (2) Larangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat dikecualikan berdasar- kan: a. indikasi kedaruratan medis yang dideteksi sejak usia dini kehamilan, baik yang mengancam nyawa ibu dan/atau janin, yang menderita penyakit ge- netik berat dan/atau cacat bawaan, maupun yang tidak dapat diperbaiki sehingga menyulitkan bayi tersebut hidup di luar kandungan; atau b. kehamilan akibat perkosaan yang dapat menyebabkan trauma psikologis bagi korban perkosaan. (3) Tindakan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) hanya dapat dilakukan setelah melalui konseling dan/atau penasehatan pra tindakan dan diakhiri dengan konseling pasca tindakan yang dilakukan oleh konselor yang kompeten dan berwenang. (4) Ketentuan lebih lanjut mengenai indikasi kedaruratan medis dan perkosaan, sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) diatur dengan Peraturan Pemerintah. Pasal 194 Setiap orang yang dengan sengaja melakukan aborsi tidak sesuai dengan ketentu- an sebagaimana dimaksud dalam Pasal 75 ayat (2) dipidana dengan pidana pen- jara paling lama 10 (sepuluh) tahun dan denda paling banyak Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah). 2. Melaksanakan program jaminan mutu layanan. Mengikuti pendididikan D III Kebidanan, bidan delima merupakan salah satu tin- dakan penjaminan mutu. Bidan seharusnya menyusun SOP di tempat praktiknya.
  • 26. Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan 26 3. Memperhatikan kepuasan pasien. Faktor-faktor yang mempengaruhi Kepuasan yang harus diperhatikan oleh peru- sahaan (Lupyoadi, 2001) antara lain: a. Kualitas produk, yaitu pelanggan akan merasa puas apabila hasil mereka menunjukkan bahwa produk yang mereka gunakan berkualitas. b. Kualitas pelayanan atau jasa, yaitu pelanggan akan merasa puas bila mer- eka mendapatkan pelayanan yang baik atau sesuai dengan yang diharap- kan. Pasien yang datang kepada kita untuk meminta pertolongan. Mereka terkadang datang dengan merasakan nyeri, rasa cemas, khawatir terhadap keadaannya. Sungguh sangat memperihatinkan jika mereka malah mendapa- tkan perlakuan yang kurang baik seperti: menunggu terlalu lama terlebih lagi jika dimarahi bidan, mendapatkan kata-kata yang menyinggung perasaan, ku- rang dihargai harkat dan martabatnya. Rekan mahasiswa, coba seandainya kita menjadi seorang pasien. Tentu kita juga tidak mau diperlakukan seperti itu. Perlu kita ingat bahwa pelayanan yang kita berikan saat ini menjadi pen- galaman yang menentukan pasien akan datang kembali atau tidak di wak- tu yang akan datang. Selain itu, mereka juga sebagai agen marketing social, yang mana mereka akan menceritakan pengalaman mereka saat mendapa- tkan pelayanan dari kita. Jika mereka merasa puas dengan pelayanan yang kita berikan, maka mereka akan menceritakan kepada orang lain, sehingga orang yang mendengar cerita tersebut akan terpengaruh dan ingin datang mendapatkan pelayanan kita. Begitu pula sebaliknya, jika merasa kecewa, tidak puas dengan pelayanan kita, mereka akan menceritakan pada orang lain sehingga orang yang mendengar cerita tersebut tidak akan berkeinginan datang ke tempat kita Emosi, yaitu pelanggan akan merasa bangga dan mendapatkan keyakinan bahwa orang lain akan kagum terhadap dia bila menggunakan produk den- gan merek tertentu yang cenderung mempunyai tingkat kepuasan yang lebih tinggi. Kepuasan yang diperoleh bukan karena kualitas dari produk tetapi ela- ti atau self esteem yang membuat pelanggan merasa puas terhadap merek tertentu. c. Harga, yaitu produk yang mempunyai kualitas yang sama tetapi menetapkan harga yang elative murah akan memberikan nilai yang lebih tinggi kepada pelanggan. d. Biaya, yaitu pelanggan yang tidak perlu mengeluarkan biaya tambahan atau tidak perlu membuang waktu untuk mendapatkan suatu produk atau jasa cenderung puas terhadap produk atau jasa tersebut. 4. Menerapkan praktik Evidance Based Midwifery (EBM). Rekan mahasiswa, ilmu dan pengetahuan terus berkembang seiring majunya ilmu dan teknologi. Begitu pula halnya dengan praktik. Hasil-hasil penelitian yang terbukti lebih memberikan dampak baik untuk pasien berkembang dari tahun ke tahun. Evidence based adalah proses sistematis untuk mencari, menilai dan menggunakan hasil penelitian sebagai dasar untuk pengambilan keputusan klin- is. Jadi pengertian Evidence Based Midwifery dapat disimpulkan sebagai asuhan kebidanan berdasarkan bukti penelitian yang telah teruji menurut metodologi il-
  • 27. Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan 27 miah yang sistematis. Sebagai pemberi layanan kesehatan, kita harus hoby men- cari ilmu dengan cara membaca hasil-hasil penelitian yang disajikan dalam jour- nal, seminar, penelitian maupun mengikuti studi berkelanjutan. Praktik yang kita jalankan dalam memberikan pelayanan kepada pasien jangan sampai ketinggalan jaman dengan yang lainnya. Kita harus mau menerima hal yang baru. Praktik berdasarkan bukti-bukti penelitian harus kita jalankan, Tidak semua EBM dapat langsung diaplikasikan oleh semua professional kebidanan. Oleh karena itu bukti ilmiah tersebut harus ditelaah terlebih dahulu, mempertimbangkan manfaat dan kerugian serta kondisi setempat seperti budaya, kebijakan dan lain sebagainya. Contoh praktik berdasarkan bukti antara lain: dahulu kita merawat tali pusat den- gan dikompres alcohol 70%, luka perineum dikompres dengan betadin. Ternyata cara pengobatan demikian kurang menguntungkan bagi pasien. Perawatan tali pusat cukup dibiarkan, jika kotor oleh kencing dan mekonium dibersihkan den- gan sabun. Perawatan perineum cukup dengan dioleskan betadin. Jangan sam- pai tempat praktik kita masih menjalankan kebisaaan-kebisaaan lama. Apabila tempat praktik bidan lain belum menerapkannya, maka kita jangan terpengaruh. Tempat praktik kita bisa menjadi tempat praktik yang menjadi acuan bagi tempat praktik yang lainnya. Tempat praktk kita bisa menjadi teladan dalam memberikan pelayanan. 5. Memanfaatkan sarana Teknologi Informasi. Pada era globalisasi sekarang ini, teknologi informasi sangat dibutuhkan dalam menjalankan usaha. Begitu pula wirausaha dibidang kebidanan. Pasien bisa men- ghubungi lewat telepon, SMS, berkonsultasi melalui e-mail, chatting, dll. Oleh karena itu jangan sampai bidan ‘gagap teknologi’. Kemampuan tersebut dibutuh- kan dalam rangka berkomunikasi pada klien/pasien, juga pada rekanan. Lewat jaringan internet, kita bisa menawarkan dan menginformasikan inovasi layanan yang diberikan. 6. Meningkatkan Jejaring Kerja. Jejaring kerja diperlukan untuk mengembangkan layanan kebidanan. Sebagai contoh: Bidan Praktik mandiri dapat bekerjasama dengan perusahaan untuk me- layani pekerjanya dibidang kesehatan ibu dan anak. Bagus, sekarang, mari kita cocokkan jawaban Anda dengan uraian berikut.
  • 28. Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan 28 Rangkuman Rekan mahasiswa, sesudah Anda pelajari kegiatan belajar 3 di atas, tentu Anda sudah memiliki gambaran tentang apa itu kewirausahaan dibidang ke- bidanan. Selanjutnya silahkan cocokkan apa yang telah Anda pahami dengan rangkuman berikut ini. Bidan dapat menjalankan praktiknya mengacu pada Permenkes/ Nomor 1464/MENKES/PER/X/2010 tentang Izin dan Praktek Bidan yang menga- tur tentang persyaratan, kewenangan, hak, kewajiban. Bidan yang dapat menjalankan praktik adalah bidan yang telah lulus pendidikan minimal DIII Kebidanan. Bidan dapat mengembangkan layanan dengan bermacam ino- vasi dengan menitik beratkan pada upaya promotif, preventif atau pada pertolongan kasus fisiologis, deteksi faktor risiko. Bidan hendaknya dapat memberikan pelayanan yang unggul dengan selalu menjalankan praktik sesuai kewenangan, menjaga mutu layanan, memegang teguh etika dan norma, menjalankan praktik berdasarkan evidance based.
  • 29. Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan 29 Evaluasi Formatif Rekan mahasiswa, apakah Anda benar-benar telah menguasai kegiatan belajar 3 ini? Jika sudah, coba Anda jawab pertanyaan berikut ini dengan memilih salah satu alterna- tif jawaban yang anda anggap benar seperti berikut: 1. Manakah pernyataan berikut ini yang tidak tepat menurut Permenkes/ Nomor 1464/MENKES/PER/X/2010 tentang Izin dan Praktek Bidan, pasal 2? A. Bidan dapat menjalankan praktik mandiri dan /atau bekerja di fasilitas pe- layanan kesehatan, dan bidan yang menjalankan praktik mandiri harus ber- pendidikan minimal Diploma III (D III). B. Bidan yang bekerja di institusi pelayanan wajib memiliki SIKB (Surat ijin kerja bidan), C. Bidan yang melaksanakan praktik mandiri wajib memiliki SIPB (Surat Ijin Praktik Bidan), masing-masing SIKB dan SIPB hanya belaku 1 tempat. D. Seorang bidan hanya diperbolehkan kerja dan praktik mandiri masing-mas- ing 2 tempat. 2. Manakah pernyataan berikut yang tidak termasuk hal yang harus dilampiran untuk mengurus permohonan SIPB? A. Fotocopy STR yang masih berlaku dan dilegalisasi B. Rekomendasi dari kepala puskesmas. C. Surat Keterangan Sehat Fisik Dari Dokter yang memiliki Surat Izin Praktik. D. Surat pernyataan memiliki tempat kerja di fasilitas pelayanan kesehatan atau tempat praktik. 3. Manakah yang termasuk syarat Bidan dalam menjalankan praktik? A. Memiliki tempat praktik, ruang praktik dan peralatan untuk tindakan emer- gensi seperti: forcep. B. Memiliki peralatan untuk menunjang pelayanan kesehatan bayi, anak balita dan pra sekolah yang memenuhi persyaratan lingkungan sehat, C. Menyediakan maksimal 4 (empat) tempat tidur untuk persalinan. D. Menyediakan obat anti hipertensi untuk ibu hamil dengan hipertensi. 4. Dalam melaksanakan praktik atau kerja, Manakan pernyataan berikut yang tidak menjadi kewajiban Bidan? A. Menghormati hak keluarga pasien. B. Memberikan informasi tentang masalah kesehatan pasien dan pelayanan yang dibutuhkan.
  • 30. Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan 30 C. Merujuk kasus yang bukan kewenangannya atau tidak dapat ditangani den- gan tepat waktu. D. Membuat pencatatan kelahiran. 5. Manakah pernyataan berikut yang bukan merupakan hak bidan dalam melak- sanakan praktik atau kerja? A. Memperoleh informasi yang lengkap dan benar dari pasien dan atau keluar- ganya. B. Memperoleh kepastian hukum. C. Melaksanakan tugas sesuai dengan kewenangan dan standar. D. Menerima imbalan jasa profesi. 6. Setiap orang yang dengan sengaja melakukan aborsi tidak sesuai dengan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 75 ayat (2) dipidana dengan pidana penjara paling lama 10 (sepuluh) tahun dan denda paling banyak Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah) adalah pernyataan dalam UU Kesehatan No 36 tahun 2009 pasal be- rapa? A. Pasal 194. B. Pasal 195 C. Pasal 196 D. Pasal 197 7. Manfaat waterbirth bagi Ibu sebagai berikut, kecuali: A. Ibu akan merasa lebih relaks karena semua otot panggul lunak elastik, men- gurangi kejadian rupture perineum. B. Melancarkan proses mengejan, sehingga rasa nyeri selama persalinan tidak terlalu dirasakan. C. Dapat dilaksanakan pada keadaan patologis. D. Keadaan relaks menyebabkan proses pembukaan cerviks akan berjalan lebih cepat sehingga lama persalinan berkurang. 8. Konsep dasar MOB sebagai berikut, kecuali: A. Pada waktu menjelang ovulasi, lendir leher rahim akan keluar dari vagina bila perempuan berdiri atau berjalan. B. Pola subur adalah pola yang terus berubah. C. Pola dasar tidak subur (pdts) adalah pola yang (sama sekali) tidak berubah. D. Kedua pola berdasar pada pola hormon yang menopang kelangsungan hid- up ovum dan pembuahan. 9. Faktor-faktor yang mempengaruhi Kepuasan yang harus diperhatikan oleh perusa- haan (Lupyoadi, 2001) antara lain seperti dibawah ini, kecuali: A. Kualitas produk. B. Kualitas pelayanan atau jasa. C. Harga. D. Konsumen.
  • 31. Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan 31 10. Apa yang dimaksud praktik berdasarkan Evidance Based? A. Praktik berdasarkan keluhan pasien. B. Praktik berdasarkan pengalaman. C. Praktik berdasarkan sumber. D. Praktik berdasarkan bukti penelitian.
  • 32. Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan 32 Tugas Mandiri Selamat, Anda telah selesai mempelajari materi kegiatan belajar 3 sekaligus seluruh materi pada modul 3 ini. Untuk memperkaya informasi mengenai kegiatan belajar 3, kerjakan tugas dibawah ini. Coba Anda tuliskan upaya inovasi yang bisa Anda lakukan di tempat praktik Anda.
  • 33. Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan 33 Kunci Jawaban Evaluasi Formatif KB 3 No Jawaban 1. D 2. B 3. B 4. A 5. B 6. A 7. C 8. D 9. D 10. A