SlideShare una empresa de Scribd logo
1 de 20
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan 
Uraian Materi 
1. Pengertian Paragraf 
Paragraf adalah karangan mini. Artinya, semua unsur karangan formal yang 
panjang menggunakan pola yang sama dengan paragraf. Skripsi, misalnya, 
berstruktur pendahuluan, deskripsi teori, metode penelitian, hasil penelitian, 
dan kesimpulan. Struktur tersebut serupa dengan struktur paragraf: kalimat 
topik, kalimat pendukung 1, kalimat pendukung 2, kalimat pendukung 3, dan 
kalimat konklusi. 
Ciri-ciri paragraf 
(1) Kalimat pertama bertakuk ke dalam lima ketukan spasi untuk jenis karangan 
biasa, karangan ilmiah /formal misal makalah, berbentuk lurus yang tidak 
bertakuk (Block Style) ditandai dengan jarak spasi merenggang satu spasi 
lebih banyak daripada jarak antarbaris lainnya, (2) Paragraf menggunakan 
pikiran utama (gagasan utama) yang dinyatakan dalam kalimat topik. 
Kalimat topik dapat ditempatkan pada posisi awal, tengah, atau akhir, (3) 
Paragraf menggunakan ide penjelas (ide pendukung atau ide pengendali) 
yang dinyatakan dalam kalimat penjelas, (4) Paragraf hanya berisi satu 
kalimat topik, dan (5) Seluruh kalimat saling mengait. 
Fungsi Paragraf 
(1) Mengekspresikan gagasan tertulis dengan memberi bentuk suatu pikiran 
dan perasaan ke dalam serangkaian kalimat yang tersusun secara logis, 
dalam suatu kesatuan, (2) Mengorganisasi gagasan dengan mengurutkan 
penempatan gagasan, (3) Paragraf terdiri atas: kalimat topik, kalimat 
penjelas, dan kalimat konklusi, (4) Esai terdiri atas: paragraf pendahuluan, 
paragraf penjelas, dan paragraf konklusi. 
Pikiran Utama dalam Kalimat Topik 
Tidak semua paragraf harus menggunakan kalimat topik. Paragraf narasi 
atau deskripsi menggunakan kalimat yang sama kedudukannya, tidak ada 
yang lebih utama. 
2 Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif
3 
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan 
a. Paragraf Tanpa Kalimat Topik 
Paragraf ini tidak memiliki pikiran utama dan pikiran penjelas, juga tidak 
memiliki kalimat utama dan kalimat penjelas. Semua pikiran dan kalimat 
sama kedudukannya. 
Contoh: 
Pukul 07.00 Rudi sudah berada di kampus. Ia duduk sejenak di taman 
kampus sambil tetap menggendong tas kuliahnya. Tidak terdengar 
suaranya. Lima menit kemudian, tiga temannya telah datang di tempat 
yang sama. Masing-masing membuka tasnya dan mengeluarkan beberapa 
buku dan alat tulisnya. Suasana sunyi. Lima menit kemudian mereka 
bersuara amat gaduh. Mereka berdebat amat serius. Entah apa yang 
mereka perdebatkan. Sepuluh menit kemudian suasana kembali sunyi. 
Mereka semuanya membaca dan menulis. Tiga puluh menit kemudian salah 
seorang membacakan hasil mereka. Setelah itu, mereka kembali berdiskusi 
dan seorang dari mereka membacakan kembali hasil diskusinya. Terdengar 
sayup-sayup, mereka berucap Alhamdulillah tugas kelompok selesai. 
Paragraf di atas tidak menunjukkan adanya kalimat topik. Namun, 
keberadaan gagasan utama dapat dirasakan oleh pembaca, yaitu diskusi 
tugas kelompok mahasiswa. 
b. Kalimat Topik dalam Paragraf 
Penempatan kalimat topik dalam karangan yang terdiri beberapa 
paragraf dapat dilakukan secara bervariasi, pada awal, akhir, awal dan 
akhir, dan tengah paragraf. 
1) Kalimat Topik pada Awal Paragraf 
Paragraf itu lebih efektif jika diawali dengan kalimat topik, diikuti 
kalimat penjelas 1, penjelas 2, penjelas 3; dan diakhiri dengan kalimat 
konklusi. Kalimat topik itu berisi pikiran yang bersifat umum : subjek 
sebagai topik dan predikat sebagai ide pengendali (Oshima dan Hogue, 
2006:57 dalam Wijono, 2012). 
Contoh : 
Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif
4 Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan 
Jalan Kasablanka selalu padat. Pada pukul 05.30, jalan itu mulai 
dipadati oleh kendaraan sepeda motor, mobil pribadi, dan kendaraan 
umum. Kendaraan tersebut sebagian besar dari arah Pondok Kopi 
melintas ke arah Jalan Jenderal Sudirman. Para pengendara di antaranya 
pedagang yang akan berjualan di Pasar Tanah Abang, pemakai jalan 
yang menghindari three in one, karyawan yang bekerja di Tangerang, 
Grogol, atau ke tempat lain yang searah, dan siswa sekolah yang 
berupaya menghindari kemacetan. Pada pukul 07.00 s.d. 10.00, jalan itu 
dipadati oleh mahasiswa, dan karyawan yang akan bekerja, orang yang 
akan berjualan atau berbelanja, dan sebagian orang yang bepergian 
dengan kepentingan lain-lain. Pada pukul 11.00 s.d. pukul 15.00 jalan 
itu tidak begitu padat. Namun, pukul 15.00 s.d 21.00 kendaraan ke arah 
Pondok Kopi kembali memadati jalan tersebut. 
Paragraf di atas diawali kalimat topik 1, Jalan Kasablanka selalu padat, 
berisi pikiran utama. Selebihnya, kalimat 2 s.d. 6 merupakan kalimat 
penjelas berisi pikiran-pikiran penjelas. Dengan demikian, paragraf ini 
menggunakan penalaran deduktif. 
Pikiran utama : Jalan Kasablanka padat 
Pikiran penjelas: (1) pagi dipadati kendaraan ke arah Jenderal 
Sudirman 
(2) menghindari kemacetan 
(3) menghindari three in one 
(4) tengah hari kendaraan berkurang 
(5) sore jalan dipadati kendaraan ke arah Pondok Kopi 
Penalaran : deduktif 
2) Kalimat Topik pada Akhir Paragraf 
Paragraf diakhiri kalimat topik dan diawali dengan kalimat penjelas. 
Artinya, paragraf ini menyajikan kasus khusus, contoh, penjelasan, 
keterangan, atau analisis lebih dahulu, barulah ditutup dengan kalimat 
topik. Paragraf ini menggunakan penalaran induktif. 
Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif
5 
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan 
PT Genting Pazola pada awal tahun 2004 ini semakin sulit 
mendapatkan konsumen. Produknya mulai berkurang, karyawan 
semakin banyak yang pindah kerja, dan beberapa karyawan mengeluh 
gaji yang tidak pernah naik. Padahal harga barang konsumsi terus 
melambung. Hal ini bisa dimaklumi oleh pimpinan perusahaan dan 
sebagian besar karyawan. Bahkan, dokumen yang menyatakan bahwa 
pajak perusahaan yang belum dibayarpun sudah sampai kepada 
karyawan. Pemilik perusahaan menyadari bahwa desain produk 
sudah mulai usang, peralatan teknis sudah ketinggalan teknologi, 
dan kreativitas baru karyawan yang mendukung kinerja bisnis sudah 
mengering. Direksi dan seluruh karyawan berkesimpulan sama, PT 
Genting Pazola telah bangkrut. 
Susunan pikiran paragraf tersebut : 
Pikiran penjelas : 1) kesulitan mendapatkan konsumen 
2) kesejahteraan karyawan menurun 
3) pajak tidak terbayar 
4) kualitas produk menurun 
Pikiran utama : PT Genting Pazola bangkut 
Penalaran : induktif 
3) Kalimat Topik pada Awal dan Akhir Paragraf 
Kalimat topik dalam sebuah paragraf pada hakikatnya hanya satu. 
Penempatan kalimat topik yang ke dua berfungsi untuk menegaskan 
kembali pikiran utama paragraf tersebut. Namun demikian, penempatan 
kalimat topik pada awal dan akhir berpengaruh pada penalaran. Kalimat 
topik pada awal paragraf menimbulkan sifat deduktif, pada akhir 
menjadikan paragraf bersifat induktif, pada awal dan akhir menjadikan 
paragraf bersifat deduktif-induktif. 
Selain merinci corak keragaman paradigma sosiologi, Ritzer 
mengemukakan alasan perlunya paradigma yang lebih bersifat 
terintegrasi dalam sosiologi. Meski ada alasan untuk mempertahankan 
Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif
6 Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan 
paradigma yang ada, dirasakan adanya kebutuhan paradigma yang 
makin terintegrasi. Ritzer berharap adanya keanekaragaman yang lebih 
besar melalui sebuah pengembangan paradigma baru yang terintegrasi 
untuk menciptakan posisi hegemoni baru. Paradigma yang lebih bersifat 
terintegrasi diperlukan kehadirannya dalam sosiologi modern (Ritzer 
dan Goodman, 2004: A-15 dalam Wijono, 2012). 
Paragraf di atas diawali kalimat topik dan diakhiri dengan kalimat 
topik. Kedua kalimat topik tersebut berisi pikiran utama yang sama. 
Pikiran utama : perlunya paradigma terintegrasi dalam sosiologi 
Pikiran penjelas : 1) fungsi parafigma terintegrasi 
2) parafigma terintegrasi tidak menciptakan hegemoni 
Pikiran utama : paradigma terintegrasi diperlukan 
Penalaran : deduktif-induktif 
4) Kalimat Topik pada Tengah Paragraf 
Paragraf dengan kalimat topik di tengah paragraf, berarti diawali 
dengan kalimat penjelas dan diakhiri pula dengan kalimat penjelas. 
Paragraf ini menggunakan pola penalaran induktif-deduktif. 
Pasar Tanah Abang mulai dibanjiri pedagang yang hendak 
mempersiapkan dagangannya sejak pukul 05.00. Aktivitas jual beli di 
pasar ini dimulai sekitar pukul 08.00. Barang dagangan sebagian besar 
berupa produk tekstil, dari yang paling murah dengan harga satuan 
berdasarkan timbangan sampai dengan tekstil berkualitas impor dan 
ekspor. Pasar ini memperdagangkan berbagai jenis tekstil yang dapat 
memenuhi kebutuhan masyarakat ekonomi tinggi, menengah, maupun 
lapis bawah. Pasar Tanah Abang merupakan pusat perdagangan yang 
tidak pernah sepi oleh penjual maupun pembeli. Para pembeli mulai 
berdatangan pukul 08.00. Jumlah pembeli ini meningkat sampai pukul 
11.30. Pada tengah hari, jumlah pembeli menurun. Namun, jumlah 
tersebut memuncak kembali pada pukul 14.00 sampai dengan pukul 
16.30. 
Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif
7 
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan 
Paragraf di atas disusun dengan urutan kalimat 1 sampai dengan 
5 menuju penalaran menuju penalaran iduktif (dari khusus ke umum) 
dan dari 5 sampai dengan 9 menuju penalaran deduktif (dari umum 
ke khusus). Penalaran keseluruhannya induktif-deduktif. gagasan yang 
disajikan dalam paragraf di atas, adalah : 
Pikiran penjelas : 1) Pasar Tanah Abang dibanjiri pedagang 
2) aktivitas jual-beli 
3) barang yang diperdagangkan 
4) tekstil kebutuhan masyarakat 
Pikiran utama : Pasar Tanah Abang tidak pernah sepi 
Pikiran penjelas : 5) kedatangan pembeli 
6) puncak kedatangan pembeli 
Penalaran : induktif-deduktif 
Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif 
Syarat Paragraf yang Baik 
a. Kesatuan Paragraf 
Untuk menjamin adanya kesatuan paragraf, setiap paragraf hanya berisi 
satu pikiran. Paragraf dapat berupa beberapa kalimat. Tetapi, seluruhnya 
harus merupakan kesatuan, tidak satu kalimatpun yang sumbang, yang 
tidak mendukung kesatuan. Jika terdapat kalimat yang sumbang, paragraf 
akan rusak kesatuannya. Contoh paragraf tanpa kesatuan pikiran : (6-1) 
Kebebasan berekspresi berdampak pada pengembangan kreativitas baru. 
Beberapa siswa tingkat SD sampai dengan SMU/SMK berhasil menjuarai 
olimpiade fisika dan matematika. Walaupun kebutuhan ekonomi 
masyarakat relatif rendah, beberapa siswa berhasil memenangkan 
kejuaraan dunia dalam lomba tersebut. Kreativitas baru tersebut 
membanggakan kita semua. 
Paragraf (6-1) di atas tanpa kesatuan pikiran. Kalimat 1 sampai dengan 
3 mengungkapkan pikiran yang berbeda-beda. Masing-masing tidak 
membahas satu pikiran yang sama, dan kalimat 4 saja yang menunjukkan
8 Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan 
adanya hubungan. Akibatnya, paragraf menjadi tidak jelas struktur dan 
maknanya. Bandingkanlah dengan paragraf (6-2), di bawah ini 
Kebebasan berekspresi berdampak pada pengembangan kreativitas baru. 
Dengan kebebasan itu, para guru dapat dengan leluasa mengajar siswa 
dengan basis kompetensi siswa dan lingkungannya. Kondisi kebebasan 
tersebut menjadikan pembelajaran berlangsung secara alami, penuh 
gairah, dan siswa termotivasi untuk berkembang. Siswa belajar dalam 
suasana gembira, akitf, kreatif, dan produktif. Dampak kebebasan ini, setiap 
saat siswa dapat melakukan berbagai eksperimen dengan menyinergikan 
bahan ajar di sekolah dan lingkungannya. Kreativitasnya menjadi tidak 
terbendung. 
Paragraf (6-2) dikembangkan dengan kesatuan pikiran. Seluruh kalimat 
membahas pikiran yang sama yaitu kebebasan berekspresi (kalimat 1). 
Kalimat 2 membahas dampak pikiran pada kalimat 1 siswa dapat belajar 
sesuai dengan basis kompetensinya. Kalimat 3 siswa belajar penuh gairah 
sebagai dampak pikiran kalimat 2. Kalimat 4 berisi siswa menjadi kreatif 
sebagai dampak pikiran kalimat 3. Kalimat 5 siswa belajar secara sinergis 
teori dan praktik sebagai dampak pikiran kalimat 4. Kalimat (6-2) kreativitas 
siswa tidak terbendung sebagai dampak pikiran 5. 
b. Keterpaduan 
Paragraf dinyatakan terpadu jika dibangun dengan kalimat-kalimat 
yang saling mengait. Keterkaitan kalimat dalam paragraf menghasilkan 
kejelasan gagasan. Keterkaitan kalimat itu menghasilkan keterpaduan 
paragraf menjadi satu kesatuan konsep, pikiran, atau pendapat yang utuh, 
dan kompak. Keterkaitan itu dapat dibangun melalui repetisi (pengulangan) 
kata kunci atau sinonim, kata ganti, kata transisi, dan bentuk parallel. 
1) Repetisi 
Semua kalimat dalam paragraf dihubungkan dengan kata kunci 
atau sinonimnya. Kata kunci (sinonimnya) yang telah disebutkan dalam 
kalimat pertama diulang pada kalimat kedua, ketiga, dan seterusnya. 
Dengan pengulangan itu, paragraf menjadi padu, utuh, dan kompak. 
Contoh : 
Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif
9 
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan 
Budaya merupakan sumber kreativitas baru. Budaya baik yang berupa 
sistem ideal, sistem sosial, maupun sistem teknologi, ketiganya dapat 
dijadikan sumber kreativitas baru. Budaya yang bersumber pada sistem 
ideal dapat mengarahkan kreativitas konsep-konsep pemikiran filsafat, 
ilmu pengetahuan, dan lain-lain. Budaya yang bersumber sistem sosial 
dapat mengendalikan perilaku sosial atau masyarakat termasuk para 
pemimpinnya. Budaya yang bersumber pada sistem teknologi dapat 
mengendalikan kreativitas baru berdasarkan geografis bangsa, misalnya 
sebagai negara pertanian harus memproduksi teknologi pertanian, 
sebagai negara kelautan harus mengembangkan teknologi kelautan, 
dan sebagainya. Sinergi dari ketiga sistem budaya dapat menghasilkan 
kreativitas yang lebih sempurna. Misalnya, produk teknologi pertanian 
yang sesuai dengan tuntutan masyarakat, kondisi alam, dan daya pikir 
masyarakat akan menghasilkan budaya yang lebih disukai. 
Kata kunci paragraf di atas yaitu budaya. Kata ini diulang pada setiap 
kalimat. Dalam paragraf kata kunci berfungsi untuk mengikat makna 
sehingga menghasilkan paragraf yang jelas makna dan strukturnya. 
Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif 
2) Substitusi 
Kepaduan dapat dijalin dengan kata ganti, pronomina, atau 
padanan. Sebuah kata yang telah disebutkan pada kalimat pertama 
(terdahulu) dapat disebutkan kembali pada kalimat berikutnya dengan 
kata gantinya. Contoh : 
Pengusaha Indonesia kini mulai mandiri. Mereka tidak lagi 
mengharapkan perlindungan sepenuhnya dari pemerintah. Namun, 
dalam kaitannya dengan persaingan global, mereka berharap agar 
pemerintah melindungi produk pertanian dengan cara membatasi 
impor. Mereka juga berharap agar pemerintah menegakkan hukum dan 
memberantas KKN tanpa pandang bulu. Sebab, dengan KKN, mereka 
harus mengeluarkan biaya produksi yang sangat besar sehingga tidak 
mampu bersaing di pasar internasional. 
KKN segera teratasi. Hal itu ditandai dengan semakin bahayanya kasus 
KKN yang terungkap dan pelakunya dihukum. Dapat dipastikan bahwa 
hal itu segera berdampak pada penegakan hukum dan keadilan. Jika 
pemerintah berhasil mengatasi KKN itu, kesejahteraan dan kemakmuran 
rakyat akan terus meningkat.
10 Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan 
3) Kata Transisi 
Kata transisi yaitu kata penghubung, konjungsi, perangkai yang 
menyatakan adanya hubungan, baik intrakalimat maupun antarkalimat. 
Penggunaan kata transisi yang tepat dapat memadukan paragraf 
sehingga keseluruhan kalimat menjadi padu, menyatu, dan utuh. Kata 
transisi digunakan berdasarkan fungsi makna yang dihubungkan. 
Penulisan kata transisi antarkalimat harus diikuti koma. 
a) Ia mahasiswa paling cerdas di kelasnya. Akan tetapi, setelah dua 
tahun tamat kuliah ia belum juga mendapatkan pekerjaan. 
b) Setelah berupaya mendapatkan pekerjaan selama dua tahun itu, ia 
tetap saja belum mendapatkannya. Akhirnya, ia berwirausaha. 
Contoh: 
Setelah berhasil membawa pulang medali emas bulu tangkis 
olimpiade 2004, Taufik Hidayat pantas menikmati penghargaan yang 
terus mengalir kepadanya. Mula-mulai ia menerima sebuah rumah 
mewah seharga 2 miliar dari gubernur DKI Jakarta, yang sekaligus 
menjabat ketua Koni. Kedua, ia menerima hadiah dari ketua PBSI. 
Ketiga, ia juga menerima hadiah dari sponsor. Akhirnya, sampai dengan 
29 Agustus 2004, ia menerima total hadiah sebesar 3.3 miliar rupiah. 
4) Konjungsi (Kata Perangkai) : dan, tetapi, bahkan, tambahan pula, 
selain itu. 
Saya membaca lima buku dan meringkasnya menjadi lima 
halaman. Buku itu telah saya pelajari, tetapi tidak menemukan bagian 
yang relevan dengan bahasan itu. Saya pelajari kembali beberapa 
bagian yang penting. Bahkan, saya diskusikan bersama teman-teman. 
Tambahan pula, bahasa buku-buku itu kami perbandingkan. Selain itu, 
kami juga menambah referensi lain yang terkait dengan bahasan itu. 
Hasilnya, teori yang mendasari kajian itu belum memadai. 
5) Struktur Paralel 
Struktur paralel (kesejajaran) yaitu bentuk-bentuk sejajar: bentuk 
kata yang sama, struktur kalimat yang sama, repetisi atau pengulangan 
bentuk kata (kalimat) yang sama. 
Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif
11 
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan 
Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif 
Contoh : 
Sejak 1998, pelaksanaan reformasi hukum belum menunjukkan 
tanda-tanda yang serius. Menurut Presiden Megawati (Kompas, 
Agustus 2004), pelaksanaan tersebut justru terhambat oleh para 
penegak hukum di lapangan. Jika kelambanan berlarut-larut, publik 
menduga bahwa oknum penegak hukum belum sungguh-sungguh 
melaksanakan tanggung jawabnya. Sementara itu, para investor dan 
pengusaha berharap agar penegakan hukum tersebut dipercepat. Jika 
berhasil, pencapaian keadilan dan kemakmuran masyarakat segera 
terwujud. Ini berarti, peningkatan pertumbuhan ekonomi dan iklim 
bisnis juga terangkat. 
Kata-kata yang dicetak miring merupakan bentuk sejajar (paralel). 
Seluruhnya menggunakan imbuhan pe-an. Kesejajaran bentuk ini 
berfungsi untuk mengikat makna sehingga membentuk kepaduan 
paragraf. Selain itu, kepaduan paragraf tersebut juga dibarengi dengan 
kesejajaran struktur kalimat. 
c. Ketuntasan dan klasifikasi 
1) Klasifikasi yaitu pengelompokan objek secara lengkap dan 
menyeluruh. Ketuntasan klasifikasi tidak memungkinkan adanya bagian 
yang tidak masuk kelompok klasifikasi. Klasifikasi ada dua jenis, yaitu 
sederhana dan kompleks. Klasifikasi sederhana membagi sesuatu ke 
dalam dua kelompok, misalnya: pria dan wanita, besar dan kecil, baik 
dan buruk. Sedangkan klasifikasi kompleks membagi sesuatu menjadi 
lebih dari dua kelompok, misalnya: besar – sedang – kecil, pengusaha 
besar – menengah – kecil, negara maju – negara berkembang – negara 
terbelakang. 
2) Ketuntasan bahasan yaitu kesempurnaan membahas materi secara 
menyeluruh dan utuh. Hal itu harus dilakukan karena pembahasan 
yang tidak tuntas akan menghasilkan simpulan yang salah, tidak sahih, 
dan tidak valid. Contoh : 
Mahasiswa di kelas itu terdiri dari 15 orang perempuan dan 13 
orang laki-laki. Prestasi perempuan mencapai IPK 4 sebanyak 3 orang,
12 Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan 
IPK 3 sebanyak 10 orang, dan IPK 2.7 sebanyak dua orang. Sedangkan 
prestasi laki-laki mencapai IPK 4 sebanyak 2 orang, IPK 3 sebanyak 10 
orang. Mereka yang belum mencapai IPK 4 berupaya meningkatkannya 
dengan menulis skripsi sesempurna mungkin sehingga dapat 
mengangkat IPK lebih tinggi. Sedangkan mereka yang sudah mencapai 
IPK 4 juga berupaya mendapatkan nilai skripsi A dengan harapan dapat 
mempertahankan IPK akhir tetap 4. 
d. Konsistensi Sudut Pandang 
Sudut pandang adalah cara penulis menempatkan diri dalam karangannya. 
Dalam cerita, pengarang sering menggunakan sudut pandang aku 
seolah-olah menceritakan dirinya sendiri. Selain itu, pengarang dapat 
menggunakan sudut pandang dia atau ia seolah-olah menceritakan 
dia. Dalam karangan ilmiah, pengarang menggunakan penulis. Sekali 
menggunakan sudut pandang tersebut harus menggunakannya secara 
konsisten dan tidak boleh berganti sejak awal sampai akhir. 
Contoh : 
Penulis membatasi kajian kebahasaan ini, bagaimana penulisan ilmiah 
mahasiswa di perguruan tinggi. Untuk memudahkan pemahaman konsep 
dan aplikasinya, penulis mengidentifikasi konsep-konsep tersebut dengan 
definisi, pengertian, dan deskripsi teoretik, untuk memudahkan aplikasinya, 
penulis berikan contoh-contoh yang relevan dengan teorinya. 
Anton adalah mahasiswa yang cerdas. Ia dapat membaca buku ilmiah 
amat cepat. Selain itu, ia hampir tidak pernah kelihatan belajar. Ia amat 
serius ketika belajar di kelas. Waktu berdiskusi ia tidak banyak berbicara 
dan lebih banyak mendengarkan dosen atau pendapat temannya. Nilai 
IPK-nya selalu di atas 3.5. 
Aku bukan mahasiswa yang cerdas. IPK-ku sedang-sedang saja. Aku 
juga tidak terlalu rajin belajar. Namun aku bersyukur, nilai IPK-ku tidak 
pernah di bawah 3. 
e. Keruntutan, adalah penyusunan urutan gagasan, konsep, pemikiran, dan 
Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif
13 
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan 
lain-lain dalam karangan. Gagasan demi gagasan disajikan secara runtut 
bagaikan air mengalir – tidak pernah putus. Karangan yang runtut enak 
dibaca, dapat dipahami dengan mudah, dan menyenangkan pembacanya. 
Keruntutan dapat dilakukan dengan beberapa cara : 
1) Urutan proses dengan bilangan: Pembangunan karakter dilakukan 
secara bertahap. Pembangunan itu, pertama menginventarisasi…, 
Tahap kedua…, Tahap ketiga…, 
2) Urutan proses tanpa bilangan: Pembangunan kampus dilakukan secara 
bertahap. Mula-mula…, Selanjutnya…, Akhirnya… 
3) Tahapan: bagian pertama…, bagian kedua…, bagian ketiga… 
4) Skala prioritas: unsur terpenting…, agak penting…, kurang penting… 
5) Pengembangan: pemikiran yang mendasari…, pengembangan 
pemikiran itu…, konsep yang dihasilkan… 
6) Strata (tingkatan) komunikasi yang paling efektif…, sedang…, kurang 
Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif 
efektif… 
7) Hubungan antarproposisi (pernyataan yang dapat diuji kebenarannya): 
Kebijakan utama yaitu membangun kultur akademik merupakan 
prioritas kampus. Sejalan dengan hal itu kinerja penelitian dosen dan 
mahasiswa perlu ditingkatkan. (ilmiah, objektivitas, menyenangkan). 
Menulis yang runtut menuntut pengendalian pikiran dalam 
mengurutkan pernyataan demi pernyataan. Untuk itu, penulis memerlukan: 
(1) Pemahaman konsep-konsep yang akan dibahas. (2) Berkecermatan 
tinggi dalam menghimpun gagasan, pemikiran, data, dan fakta yang 
tersebar menjadi satu sajian tulisan berurutan, lengkap, dan runtut. 
(3) Ketekunan dalam menjaring dan mengurutkan pikiran mana yang 
perlu ditempatkan pada posisi awal, tengah, dan bagian akhir. (4) Gigih 
menemukan konsep-konsep yang berkelanjutan sampai tuntas. 
Keruntutan antarproposisi, misalnya: 
Agamawan organik. Agamawan organik adalah orang yang bisa 
mengartikulasikan dan menemukan “suara-suara agama” (rigious voices) 
menjadi kritik sosial dan counter hegemony terhadap sistem yang menindas. 
Agamawan organik memiliki kepekaan dalam membaca situasi sosial-
14 Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan 
politik yang ada di sekitarnya: diskriminasi, marjinalisasi, perenggutan hak 
asasi, ketikdadilan, dan lain-lain. Kepekaan itu juga mendorong agamawan 
organik untuk merespon dan menyuarakan realitas sosial politik tersebut. 
Ketidakadilan bukan hanya membuat agamawan organik mengetahui dan 
menyadari adanya realitas semacam itu, melainkan juga menggerakkannya 
untuk merespon dan mengkritik ketidakadilan tersebut, keberadaan 
agamawan organik tidak sebatas membimbing ritualitas dan spiritualitas 
umat, tetapi menumbuhkan kesadaran kolektif agar umat memiliki 
kesadaran tentang asal-usul atau sumber penindasan dan bagaimana 
menyikapinya. (M. Hilaly Basya “Agamawan Organik”, Kompas, 27 Agustus 
2004). 
Keruntutan paragraf di atas dibangun dengan berbagai cara: 
pengulangan kata kunci (agamawan organik dalam setiap kalimat), fungsi 
kata kunci (fungsi agamawan organik menyebar ke dalam seluruh kalimat 
penjelas), ikatan makna (definisi-analisis; pengertian – fungsi agamawan 
organik) dan penalaran (deduktif), komunikasi penulis dan pembaca 
(agamawan organik bisa siapa saja, memberi kesan mengajak pembacanya 
untuk terlibat di dalamnya). 
Pendidikan berkualitas itu mahal. Mahasiswa yang mengharapkan 
kemampuannya berkualitas internasional harus bersedia membayar 
sarana yang diperlukan untuk mencapai kemampuan tersebut. Pertama, 
sarana standar: teknologi komputer dan software mutakhir online dengan 
internet, laboratorium teknis untuk praktikum, dan buku-buku mutakhir. 
Kedua, pengajar berkualifikasi sudah pasti menuntut bayaran yang lebih 
mahal. Ketiga, sarana penunjang ruang kuliah disertai mesin pendingin. 
Selanjutnya, penyelenggara pendidikan masih harus menyediakan 
sarana lain untuk memenuhi syarat administrasi berstandar internasional, 
misalnya ISO 9001, atau lainnya. 
Keruntutan paragraf di atas dilakukan dengan: ikatan makna 
(pendidikan berkualitas mahal, standar kualitas, penggunaan biaya), 
penalaran deduktif, dan kesejajaran struktur kalimat. 
Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif
15 
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan 
Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif 
f. Jenis Paragraf 
Paragraf Pengantar 
Fungsi paragraf pengantar: 
(1) Menunjukkan pokok persoalan yang mendasari masalah, (2) Menarik 
minat pembaca dengan mengungkapkan latar belakang pentingnya 
pemecahan masalah, (3) Menyatakan tesis yaitu ide sentral karangan 
yang akan dibahas. Menyatakan pendirian (pernyataan maksud) 
sebagai persiapan ke arah pendirian selengkapnya sampqi dengan 
akhir karangan. 
Paragraf pengantar juga disebut paragraf topik, berfungsi sebagai 
pengikat makna bagi semua paragraf lain. Paragraf menentukan arah 
karangan selanjutnya. Oleh karena itu, paragraf pertama harus dibuat 
sebaik dan semenarik mungkin. Perhatikan, apa daya tarik paragraf 
pembuka di bawah ini. 
(8-1) 
(1) Buku yang berjudul Bahasa Indonesia, Materi Ajar Mata Kuliah 
Pengembangan Kepribadian di Perguruan Tinggi ini merupakan materi 
ajar yang dikumpulkan sejak awal penulis menjadi dosen pada tahun 
1981 hingga 2004. Setiap materi disusun dalam bentuk satuan acara 
perkuliahan dan diwujudkan dalam bentuk transparan untuk setiap tatap 
muka. Kumpulan pengalaman ini kiranya diperlukan oleh mahasiswa. 
(2) Sudah banyak materi bahasa Indonesia diajarkan di perguruan tinggi. 
Tetapi, mahasiswa masih tetap mengeluhkan tugas menulis makalah, 
paper, atau skripsi. Mahasiswa yang tidak mengeluhpun belum dapat 
mengarang dengan bahasa Indonesia yang baik. Mengapa hal ini 
terjadi? 
(3) Permasalahan pokok dalam bidang pendidikan yang dihadapi bangsa 
Indonesia adalah rendahnya mutu pendidikan pada setiap jenjang dan 
satuan pendidikan. Menurut Sunardi (2003:1), kritik yang memerlukan 
perhatian serius dalam bidang pendidikan adalah kekurangmampuan 
para lulusan memanfaatkan hasil pendidikan mereka untuk memecahkan 
berbagai masalah aktual (Sunardi, 2003:1).
16 Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan 
(4) Kehadiran dan kecepatan perkembangan teknologi informasi (TI) telah 
menyebabkan terjadinya proses perubahan dramatis dalam segala aspek 
kehidupan. Kehadiran TI tidak memberikan pilihan lain kepada dunia 
pendidikan selain turut serta dalam memanfaatkannya. TI sekarang 
ini memungkinkan terjadinya proses komunikasi yang bersifat global 
dari dan keseluruh penjuru dunia sehingga batas wilayah suatu negara 
menjadi tiada dan negara-negara di dunia terhubungkan menjadi 
satu kesatuan yang disebut ‘global village’ atau desa dunia. Melalui 
pemanfaatan TI, siapa saja dapat memperoleh layanan pendidikan dan 
instuisi pendidikan mana saja, dan kapan saja dikehendaki. (Paulina 
Pannen, M. Yunus, Teguh Prakosa, “Pemanfaatan Teknologi Informasi 
Peningkata Mutu Pembelajaran Bahasa Indonesia”, dalam Kongres 
Bahasa Indonesia VII, JakartaL Pusat Bahasa, Departemen Pendidikan 
Nasional RI, 2003. H. 1-14). 
(5) Christiaan Snouck Hurgronje (1857-1936) memang figur kontroversial 
dalam pentas sejarah Indonesia kontemporer. Polemik seputar pro dan 
kontra keberadaan Hurgronje sebagai tokoh orientalis bagaikan danau 
dari mata air yang tak pernah kering untuk terus direnangi oleh siapapun. 
Lantas, dalam konteks Indonesia masa kini, pertanyaan yang muncul 
adalah bagaimana memahami fenomena Snouck Hurgronje tersebut 
dan dimanakah pemikiran-pemikirannya itu seyogyanya ditempatkan? 
(St Sularto dalam Kompas, 27 Agustus 2005). 
g. Paragraf Peralihan yaitu paragraf penghubung yang terletak di antara 
dua paragraf utama. Paragraf ini relatif pendek. Fungsinya sebagai 
penghubung antarparagraf utama, memudahkan pikiran pembaca beralih 
ke gagasan lain. 
(8-2) 
(1) Kata-kata yang memiliki hubungan leksikal itu merupakan penanda 
hubungan leksikal, yang dapat dibedakan menjadi pengulangan, 
sinonim, dan hiponimi. 
(2) Bagaimana konsep tersebut diaplikasi? Uraian berikut akan membahas 
proses aplikasi tersebut secara bertahap dan tuntas. 
Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif
17 
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan 
Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif 
h. Paragraf Penutup 
Selesai menyampaikan gagasan, penulis perlu meninggalkan kesan yang 
kuat dan mendalam. Pembaca diharapkan mengenang kesan tersebut agar 
komunikasi tidak sebatas dengan membaca tetapi daya guna yang besar 
dan kesan yang kuat. Oleh karena itu, efektivitas paragraf pendahuluan 
dan konklusi perlu ditekankan. 
(8-3) 
(1) Pembelajaran yang berkualitas atau pembelajaran yang efektif 
tersebut akan sangat ditentukan oleh: (1) ketersediaan guru yang 
kompeten dan professional, guru yang memiliki kemampuan reflektif, 
(2) keorganisasian sekolah yang dapat memfasilitasi keterlaksanaan 
belajar dan mengajar (di ruang kelas, sekolah, dan masyarakat), (3) 
partisipasi masyarat dalam penyediaan sumber-sumber dorongan, 
termasuk penciptaan lingkungan belajar yang kondusif. Dengan 
perkataan lain, implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi dapat 
berhasil dengan baik jika dijiwai oleh penerapan kebijakan mutu 
berbasis sekolah (Suwandi, 2003:13-14). 
(2) Harus diperhatikan bahwa klasifikasi ke dalam tipe-tipe sosial budaya 
terurai di atas tidak mengandung penilaian mengenai tinggi-rendah 
dari kebudayaan-kebudayaan itu. Klasifikasi tersebut hanya bermasuk 
untuk memudahkan gambaran keseluruhan mengenai aneka warna 
besar dari kebudayaan Indonesia itu, yang merupakan akibat dari 
suatu pengalaman histories yang berbeda-beda. Semua kebudayaan 
di Indonesia itu tidak ada yang kurang atau yang lebih tinggi. Kita 
semua bertolak dari suatu titik yang sama menghadapi zaman 
modern ini dengan potensi serta kecepatan yang sama, membangun 
ke arah suatu bangsa yang kuat sentosa, yang beraneka warna, tetapi 
toh satu. (Koentjaraningrat, 1982:1-34). 
(3) Harapan terbesar bangsa agar situasi nasional tidak terhegemoni 
oleh kepentingan penguasa, kita gantungkan salah satunya kepada 
agamawan organik.
18 Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan 
1. Pengembangan Paragraf 
Paragraf yang baik, selain harus memenuhi syarat, paragraf harus ditulis secara 
logis dan memenuhi standar nalar. Hal ini dimaksudkan agar paragraf dapat 
mencapai target penulisan. Pengembangan paragraf, misalnya: berdasarkan 
jenis, berdasarkan nalar (secara alami, klimaks, antiklimaks, deduktif, induktif, 
dedukti-induktif, induksi-deduksi, sebab-akibat, kronologis), berdasarkan 
fungsi (contoh, analogi, ilustrasi, analisis, pembuktian, perbandingan, dan 
definisi luas). 
a. Secara Alamiah 
Pengembangan paragraf secara alamiah ini didasarkan pada urutan 
ruang dan waktu (kronologis). Urutan ruang merupakan urutan yang 
akan membawa pembaca dari satu titik ke titik berikutnya dalam suatu 
ruang. Adapun urutan waktu adalah urutan yang menggambarkan urutan 
terjadinya peristiwa, perbuatan, atau tindakan. 
Contoh: 
(8-4) 
(8-5) 
Legenda kerajaan Mycenae membuat bulu kuduk kita tegak karena penuh 
peristiwa berdarah. Istri Atreus digoda oleh saudara laki-lakinya, Thyestes. 
Sebagai pembalasan, Atreus membunuh kedua anak laki-laki, merebusnya, 
dan menghidangkannya dalam makan malam bagi Thyestes. Atreus 
kemudian sengaja memperlihatkan kepada Thyestes sisa-sisa tubuh kedua 
anaknya agar Thyestes tahu apa yang telah dimakannya. Sejak saat itu Atreus 
dan keturunannya, termasuk Agamemnon, minelaus, orestes, dikutuk para 
dewa. Mereka mati di tangan orang-orang terdekatnya (Myrna Ratna, 
“Kutukan Tujuh Turunan di Mycenae,”Kompas, 14 Agustus 2004). 
b. Klimaks – Antiklimaks 
Paragraf jenis ini lazim digunakan untuk menyajikan sebuah cerita atau 
konflik. Penulisan diawali dengan pengenalan tokoh, dilanjutkan konflik, 
mencapai puncak konflik, dan menurun menuju solusi (antiklimaks). Jenis 
paragraf ini dapat digunakan untuk menulis sejarah, cerita fiksi (roman, 
novel, cerita pendek), kisah permusuhan, atau peperangan. 
Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif
19 
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan 
Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif 
Contoh: 
Pertempuran Surabaya. Pertempuran ini diawali dengan perebutan 
kekuasaan dan senjata dari tentara Jepang oleh pemuda dan tentara serikat 
yang dimulai 2 September 1945. Perebutan ini menimbulkan pergolakan, 
revolusi, dan konfrotatif. Jenderal D.C. Hawthorn (panglima AFNEI) 25 
Oktober 1945 memerintahkan tentara serikat Inggris-Belanda Brigade 49 
(bagian dari Divisi India ke-23) yang dipimpin Brigadier Jenderal A.W.S. 
Mallaby agar mendarat di Surabaya. Pertempuran Mallaby dan Gubernur 
RMTA Suryo menghasilkan berbagai kesepakatan damai. Di antaranya, 
RI memperkenankan Inggris (tanpa pasukan Belanda) untuk memasuki 
Surabaya untuk mengurus kamp-kamp tawanan. 
Namun, Inggris mengingkari kesepakatan tersebut. Mereka 26 
oktober 1945 dibawah pimpinan Kapten Shaw membebaskan Kolonel 
Huiyer di penjara Kalisosok, keesokannya menduduki Pangkalan Udara 
Tanjung Perak, Kantor Pos Besar, Gedung Internatio, dan objek vital 
lainnya. Pada 27 oktober 1945 tentara serikat dengan pesawat terbang 
menyebarkan pamflet agar rakyat menyerahkan senjata. Kontak senjata 
terjadi. 28 oktober 1945 kedudukan Inggris kritis, tank-tank dilumpuhkan, 
sarana vital direbut kembali. Atas permintaan komando serikat, Presiden 
Sukarna (disertai para wakil pemerintah dan pemuda) bersama Mallaby 
dan Hawthorn melakukan perundingan damai bertujuan menyelamatkan 
pasukan Mallaby dari kehancuran. Perundingan damai berakhir pada 30 
oktober 1945. Pukul 13.00 hari itu Bung Karna dan Hawthom meninggalkan 
Surabaya. Gedung Bank Internatio masih diduduki pasukan Inggris, Mallaby 
berada di dalamnya. Para pemuda mengepungnya dan menuntut agar 
Mallaby menyerah. Mallaby menolak dan melakukan serangan gencar dari 
dalam gedung, pemuda membalasnya dengan sasaran utama Mallaby. 
Dia ditusuk dengan bayonet dan bambu runcing. Mallaby terbunuh. Para 
pengawalnya melarikan diri. 
Pada tanggal 9 November 1945 Inggris mengultimatum agar seluruh 
bangsa Indonesia di Surabaya menyerahkan diri dengan tangan di atas 
kepala. Ultimatum itu sebagai penghinaan. Gubernur Soeryo melalui radio 
menyatakan menolak ultimatum. Semua kekuatan TKR, pemuda, tentara 
pelajar, mengatur strategi mempertahankan Surabaya. Surabaya digempur 
oleh angkatan laut, udara dan darat Inggris selama tiga minggu. Sektor 
demi sektor berhasil dipertahankan. (Marwati Djoened Poesponegoro
20 Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan 
dan Nugroho Notosusanto, Sejarah Nasional Indonesa IV, Jakarta : Balai 
Pustaka, 1984, h. 110-116) 
Karangan dengan bahasan materi sejarah perang Surabaya diatas terdiri 
3 paragraf. Paragraf pertama sebagai pengantar, paragraf kedua sebagai 
bahasan utama yang menyajikan serangkaian peristiwa konflik dan awal 
sampai klimaks, dan paragraf ketiga merupakan sajian antiklimaks. Ketiga 
paragraf diatas dapat dijadikan satu paragraf tetapi terlalu panjang, lebih 
baik dipenggal menjadi paragraf pengantar, berisi pengenalan konflik; 
paragraf utama berisi perkembangan konflik menuju klimaks, dan paragraf 
ketiga berisi bahasa anti klimaks. 
c. Deduksi dan Induksi 
Deduksi adalah proses penalaran dengan menyebutkan gagasan utama 
yang bersifat umum dan dilanjutkan dengan gagasan-gagasan yang 
bersifat khusus. Contoh: Deduksi analisis. 
(8-6) 
(8-7) 
Pelaku bisnis sering dihadapkan dengan risiko, yaitu risiko yang bersifat 
strtegis dan risiko bersifat operasional. 1) Risiko strategi merupakan 
pengeluaran yang mengharuskan perusahaan untuk berpikir pada skala 
strategis. Risiko jenis ini harus dipecahkan oleh pimpinan dan memerlukan 
perencanaan strategis. 2) Risiko operasional mengharuskan keterlibatkan 
pimpinan sekaligus pada tingkat yang lebih rendah. Risiko operasional 
dapat terjadi pada para pemasok, yang dapat pula terjadi pada aspek 
produksi, yang berpengaruh kepada unit distribusi, atau pada barang 
dipakai. 3) Risiko strategi dan operasional terjadi secara bertumpang tindih, 
misalnya kebakaran dapat berdampak kepada pemasok dan distributor 
(Husen Umar, Manajemen Risiko Bisnis, Jakarta: Gramedia, 1998, h.14-15). 
Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan 
21 
Paragraf adalah satuan bahasa yang biasanya terdiri atas beberapa kalimat 
yang saling berkaitan. Perpaduan kalimat yang membentuk paragraf harus 
memperlihatkan kesatuan pikiran. Dengan kata lain kalimat-kalimat yang 
berkaitan dalam suatu paragraf harus membicarakan satu gagasan. Bila dalam 
sebuah paragraf terdapat lebih dari satu gagasan, paragraf itu tidak baik atau 
tidak dimengerti oleh pembacanya. 
Paragraf yang baik harus ditulis secara logis dan memenuhi standar nalar. Agar 
gagasaan sampai kepada pembaca, kebenaran gagasan yang dapat diukur secara 
empirik, terpahami dengan mudah, menghasilkan kepuasan kepada pembaca. 
Untuk itu diperlukan strategi menulis paragraf, yaitu cara dan upaya yang dapat 
memikat pembaca. 
Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif 
Rangkuman

Más contenido relacionado

La actualidad más candente

TANGGUNG JAWAB ILMUWAN MENURUT ISLAM, INTEGRASI IMAN, PENGALAMAN DAN MANFAAT
TANGGUNG JAWAB ILMUWAN MENURUT ISLAM, INTEGRASI IMAN, PENGALAMAN DAN MANFAATTANGGUNG JAWAB ILMUWAN MENURUT ISLAM, INTEGRASI IMAN, PENGALAMAN DAN MANFAAT
TANGGUNG JAWAB ILMUWAN MENURUT ISLAM, INTEGRASI IMAN, PENGALAMAN DAN MANFAAT
Sara Santika
 
Dasar dasar logika= generalisasi berpikir
Dasar dasar logika= generalisasi berpikirDasar dasar logika= generalisasi berpikir
Dasar dasar logika= generalisasi berpikir
Eka Widyastuti
 
Pertemuan 5 kalimat efektif kesepadanan dan kesatuan
Pertemuan 5 kalimat efektif kesepadanan dan kesatuanPertemuan 5 kalimat efektif kesepadanan dan kesatuan
Pertemuan 5 kalimat efektif kesepadanan dan kesatuan
Ainul Fikri
 
8. perencanaan karangan
8. perencanaan karangan8. perencanaan karangan
8. perencanaan karangan
busitisahara
 
Bab tentang kalimat
Bab tentang kalimatBab tentang kalimat
Bab tentang kalimat
Ibnu Khoiry
 
Berpikir ilmiah
Berpikir ilmiahBerpikir ilmiah
Berpikir ilmiah
hiriza
 
Menulis Opini yang Mudah
Menulis Opini yang MudahMenulis Opini yang Mudah
Menulis Opini yang Mudah
AgustDwi
 

La actualidad más candente (20)

Berbagai jenis teks
Berbagai jenis teks Berbagai jenis teks
Berbagai jenis teks
 
TANGGUNG JAWAB ILMUWAN MENURUT ISLAM, INTEGRASI IMAN, PENGALAMAN DAN MANFAAT
TANGGUNG JAWAB ILMUWAN MENURUT ISLAM, INTEGRASI IMAN, PENGALAMAN DAN MANFAATTANGGUNG JAWAB ILMUWAN MENURUT ISLAM, INTEGRASI IMAN, PENGALAMAN DAN MANFAAT
TANGGUNG JAWAB ILMUWAN MENURUT ISLAM, INTEGRASI IMAN, PENGALAMAN DAN MANFAAT
 
Dasar dasar logika= generalisasi berpikir
Dasar dasar logika= generalisasi berpikirDasar dasar logika= generalisasi berpikir
Dasar dasar logika= generalisasi berpikir
 
Kumpulan pertanyaan & jawaban mata kuliah filsafat ilmu
Kumpulan pertanyaan & jawaban mata kuliah filsafat ilmuKumpulan pertanyaan & jawaban mata kuliah filsafat ilmu
Kumpulan pertanyaan & jawaban mata kuliah filsafat ilmu
 
Pertemuan 5 kalimat efektif kesepadanan dan kesatuan
Pertemuan 5 kalimat efektif kesepadanan dan kesatuanPertemuan 5 kalimat efektif kesepadanan dan kesatuan
Pertemuan 5 kalimat efektif kesepadanan dan kesatuan
 
8. perencanaan karangan
8. perencanaan karangan8. perencanaan karangan
8. perencanaan karangan
 
Reproduksi Tulisan; Ringkasan dan Sintesis
Reproduksi Tulisan; Ringkasan dan SintesisReproduksi Tulisan; Ringkasan dan Sintesis
Reproduksi Tulisan; Ringkasan dan Sintesis
 
Proposisi
ProposisiProposisi
Proposisi
 
Bab tentang kalimat
Bab tentang kalimatBab tentang kalimat
Bab tentang kalimat
 
Metlit tatabahasa
Metlit tatabahasaMetlit tatabahasa
Metlit tatabahasa
 
Kb1 dasar logika
Kb1 dasar logikaKb1 dasar logika
Kb1 dasar logika
 
Ciri-ciri Teks Akademik
Ciri-ciri Teks AkademikCiri-ciri Teks Akademik
Ciri-ciri Teks Akademik
 
Paper Psikologi Umum, *Ilmu Kepribadian
Paper Psikologi Umum, *Ilmu KepribadianPaper Psikologi Umum, *Ilmu Kepribadian
Paper Psikologi Umum, *Ilmu Kepribadian
 
Berpikir ilmiah
Berpikir ilmiahBerpikir ilmiah
Berpikir ilmiah
 
TATA KALIMAT BAHASA INDONESIA
TATA KALIMAT BAHASA INDONESIATATA KALIMAT BAHASA INDONESIA
TATA KALIMAT BAHASA INDONESIA
 
Postkolonial - kajian prosa fiksi
Postkolonial - kajian prosa fiksiPostkolonial - kajian prosa fiksi
Postkolonial - kajian prosa fiksi
 
REVIEW SKRIPSI
REVIEW SKRIPSI REVIEW SKRIPSI
REVIEW SKRIPSI
 
Kumpulan Soal jawab filsafat ilmu
Kumpulan Soal jawab filsafat ilmuKumpulan Soal jawab filsafat ilmu
Kumpulan Soal jawab filsafat ilmu
 
Menulis Opini yang Mudah
Menulis Opini yang MudahMenulis Opini yang Mudah
Menulis Opini yang Mudah
 
6 Paragraf
6 Paragraf6 Paragraf
6 Paragraf
 

Destacado

Kochouseph chittilappilly
Kochouseph chittilappillyKochouseph chittilappilly
Kochouseph chittilappilly
Dreeme Kochi
 
порядок выбора и замены страховой медицинской организации
порядок выбора и замены страховой медицинской организациипорядок выбора и замены страховой медицинской организации
порядок выбора и замены страховой медицинской организации
tfoms74
 
Informe de análisis 29 12 11
Informe de análisis 29 12 11Informe de análisis 29 12 11
Informe de análisis 29 12 11
Bankinter_es
 
слайд в фрагмент (4)
слайд в фрагмент (4)слайд в фрагмент (4)
слайд в фрагмент (4)
1583gi
 

Destacado (14)

Peran guru tak tergantikan oleh teknologi
Peran guru tak tergantikan oleh teknologiPeran guru tak tergantikan oleh teknologi
Peran guru tak tergantikan oleh teknologi
 
April54b16
April54b16April54b16
April54b16
 
Kochouseph chittilappilly
Kochouseph chittilappillyKochouseph chittilappilly
Kochouseph chittilappilly
 
Software testing
Software testingSoftware testing
Software testing
 
порядок выбора и замены страховой медицинской организации
порядок выбора и замены страховой медицинской организациипорядок выбора и замены страховой медицинской организации
порядок выбора и замены страховой медицинской организации
 
Pendekatan Konseling Gestalt
Pendekatan Konseling GestaltPendekatan Konseling Gestalt
Pendekatan Konseling Gestalt
 
Informe de análisis 29 12 11
Informe de análisis 29 12 11Informe de análisis 29 12 11
Informe de análisis 29 12 11
 
слайд в фрагмент (4)
слайд в фрагмент (4)слайд в фрагмент (4)
слайд в фрагмент (4)
 
R e t o r y k a
R e t o r y k aR e t o r y k a
R e t o r y k a
 
Engagementista euroihin
Engagementista euroihinEngagementista euroihin
Engagementista euroihin
 
Ada surga di rumahku
Ada surga di rumahkuAda surga di rumahku
Ada surga di rumahku
 
Paragraf Argumentasi
Paragraf ArgumentasiParagraf Argumentasi
Paragraf Argumentasi
 
Kompetensi guru ipa
Kompetensi guru ipaKompetensi guru ipa
Kompetensi guru ipa
 
Presentación día del agua
Presentación día del aguaPresentación día del agua
Presentación día del agua
 

Similar a Paragraf dan Pengembangannya

557842724-PPT-Paragaraf.pptx_20231016_185338_0000.pdf
557842724-PPT-Paragaraf.pptx_20231016_185338_0000.pdf557842724-PPT-Paragaraf.pptx_20231016_185338_0000.pdf
557842724-PPT-Paragaraf.pptx_20231016_185338_0000.pdf
syenlysimanjuntak
 
KD 2.14_RPP SMK XI-Bahasa Indonesia
KD 2.14_RPP SMK XI-Bahasa IndonesiaKD 2.14_RPP SMK XI-Bahasa Indonesia
KD 2.14_RPP SMK XI-Bahasa Indonesia
Dini Zakia
 

Similar a Paragraf dan Pengembangannya (20)

Paragraf dan Pengembangannya
Paragraf dan PengembangannyaParagraf dan Pengembangannya
Paragraf dan Pengembangannya
 
Kb 4
Kb 4Kb 4
Kb 4
 
557842724-PPT-Paragaraf.pptx_20231016_185338_0000.pdf
557842724-PPT-Paragaraf.pptx_20231016_185338_0000.pdf557842724-PPT-Paragaraf.pptx_20231016_185338_0000.pdf
557842724-PPT-Paragaraf.pptx_20231016_185338_0000.pdf
 
Pengembangan Paragraf
Pengembangan ParagrafPengembangan Paragraf
Pengembangan Paragraf
 
Pengembangan Paragraf
Pengembangan ParagrafPengembangan Paragraf
Pengembangan Paragraf
 
Bab vi pemaragrafan
Bab vi pemaragrafanBab vi pemaragrafan
Bab vi pemaragrafan
 
KD 2.14_RPP SMK XI-Bahasa Indonesia
KD 2.14_RPP SMK XI-Bahasa IndonesiaKD 2.14_RPP SMK XI-Bahasa Indonesia
KD 2.14_RPP SMK XI-Bahasa Indonesia
 
Paragraf Bahasa Indonesia
Paragraf Bahasa IndonesiaParagraf Bahasa Indonesia
Paragraf Bahasa Indonesia
 
Struktur, Jenis dan Pengembangan Paragraf
Struktur, Jenis dan Pengembangan ParagrafStruktur, Jenis dan Pengembangan Paragraf
Struktur, Jenis dan Pengembangan Paragraf
 
Paragraf bahasa indonesia
Paragraf bahasa indonesia Paragraf bahasa indonesia
Paragraf bahasa indonesia
 
Ratu alia u s
Ratu alia u sRatu alia u s
Ratu alia u s
 
Buku Bahasa Indonesia, Universitas Terbuka
Buku Bahasa Indonesia, Universitas TerbukaBuku Bahasa Indonesia, Universitas Terbuka
Buku Bahasa Indonesia, Universitas Terbuka
 
Struktur dan kaidah Argumentasi_dan_Narasi_teks.pptx
Struktur dan kaidah Argumentasi_dan_Narasi_teks.pptxStruktur dan kaidah Argumentasi_dan_Narasi_teks.pptx
Struktur dan kaidah Argumentasi_dan_Narasi_teks.pptx
 
Makalah uas alia
Makalah uas aliaMakalah uas alia
Makalah uas alia
 
PENYUSUNAN MAKALAH ILMIAH
PENYUSUNAN MAKALAH ILMIAHPENYUSUNAN MAKALAH ILMIAH
PENYUSUNAN MAKALAH ILMIAH
 
Materi Pengembangan Paragraf Kel 2B.pptx.pdf
Materi Pengembangan Paragraf Kel 2B.pptx.pdfMateri Pengembangan Paragraf Kel 2B.pptx.pdf
Materi Pengembangan Paragraf Kel 2B.pptx.pdf
 
Pola pengmbangan paragraf pola pengembangan paragraf
Pola pengmbangan paragraf  pola pengembangan paragrafPola pengmbangan paragraf  pola pengembangan paragraf
Pola pengmbangan paragraf pola pengembangan paragraf
 
Makalah jenis paragraf dan contohnya
Makalah jenis paragraf dan contohnyaMakalah jenis paragraf dan contohnya
Makalah jenis paragraf dan contohnya
 
Lkpd kelas 5 tema 6 panas dan perpindahannya
Lkpd kelas 5 tema 6 panas dan perpindahannyaLkpd kelas 5 tema 6 panas dan perpindahannya
Lkpd kelas 5 tema 6 panas dan perpindahannya
 
KB 3 Ketidaksantunan Ragam Bahasa Ilmiah
KB 3 Ketidaksantunan Ragam Bahasa IlmiahKB 3 Ketidaksantunan Ragam Bahasa Ilmiah
KB 3 Ketidaksantunan Ragam Bahasa Ilmiah
 

Más de pjj_kemenkes

Más de pjj_kemenkes (20)

Modul 4 MTBS
Modul 4 MTBSModul 4 MTBS
Modul 4 MTBS
 
Modul 3 MTBS
Modul 3 MTBSModul 3 MTBS
Modul 3 MTBS
 
Modul 2 MTBS
Modul 2 MTBSModul 2 MTBS
Modul 2 MTBS
 
Modul 1 MTBS
Modul 1 MTBSModul 1 MTBS
Modul 1 MTBS
 
Modul 10 Praktik Kebid III
Modul 10 Praktik Kebid IIIModul 10 Praktik Kebid III
Modul 10 Praktik Kebid III
 
Modul 9 Praktik Kebid III
Modul 9 Praktik Kebid IIIModul 9 Praktik Kebid III
Modul 9 Praktik Kebid III
 
Modul 8 Praktik Kebid III
Modul 8 Praktik Kebid IIIModul 8 Praktik Kebid III
Modul 8 Praktik Kebid III
 
Modul 7 Praktik Kebid III
Modul 7 Praktik Kebid IIIModul 7 Praktik Kebid III
Modul 7 Praktik Kebid III
 
Modul 6 Praktik Kebid III
Modul 6 Praktik Kebid IIIModul 6 Praktik Kebid III
Modul 6 Praktik Kebid III
 
Modul 5 Praktik Kebid III
Modul 5 Praktik Kebid IIIModul 5 Praktik Kebid III
Modul 5 Praktik Kebid III
 
Modul 3 Praktik Kebid III
Modul 3 Praktik Kebid IIIModul 3 Praktik Kebid III
Modul 3 Praktik Kebid III
 
Modul 2 Praktik Kebid III
Modul 2 Praktik Kebid IIIModul 2 Praktik Kebid III
Modul 2 Praktik Kebid III
 
Modul 1 Praktik Kebid III
Modul 1 Praktik Kebid IIIModul 1 Praktik Kebid III
Modul 1 Praktik Kebid III
 
PPT 2 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
PPT 2 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1PPT 2 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
PPT 2 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
 
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 4
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 4PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 4
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 4
 
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 3
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 3PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 3
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 3
 
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 2
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 2PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 2
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 2
 
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
 
Modul 4 dokumen keperawatan
Modul 4 dokumen keperawatanModul 4 dokumen keperawatan
Modul 4 dokumen keperawatan
 
Modul 3 dokumen keperawatan
Modul 3 dokumen keperawatanModul 3 dokumen keperawatan
Modul 3 dokumen keperawatan
 

Último

Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
ssuser35630b
 
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptHAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
nabilafarahdiba95
 
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxBAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
JuliBriana2
 
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxMembuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
NurindahSetyawati1
 
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
pipinafindraputri1
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
AtiAnggiSupriyati
 
mengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdf
mengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdfmengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdf
mengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdf
saptari3
 

Último (20)

DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
 
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfMAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
 
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
 
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptHAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
 
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdfAksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
 
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxBAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
 
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxMembuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
 
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfSalinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
 
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdfModul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
 
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
 
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdfModul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
 
mengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdf
mengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdfmengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdf
mengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdf
 
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAKELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
 

Paragraf dan Pengembangannya

  • 1. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan Uraian Materi 1. Pengertian Paragraf Paragraf adalah karangan mini. Artinya, semua unsur karangan formal yang panjang menggunakan pola yang sama dengan paragraf. Skripsi, misalnya, berstruktur pendahuluan, deskripsi teori, metode penelitian, hasil penelitian, dan kesimpulan. Struktur tersebut serupa dengan struktur paragraf: kalimat topik, kalimat pendukung 1, kalimat pendukung 2, kalimat pendukung 3, dan kalimat konklusi. Ciri-ciri paragraf (1) Kalimat pertama bertakuk ke dalam lima ketukan spasi untuk jenis karangan biasa, karangan ilmiah /formal misal makalah, berbentuk lurus yang tidak bertakuk (Block Style) ditandai dengan jarak spasi merenggang satu spasi lebih banyak daripada jarak antarbaris lainnya, (2) Paragraf menggunakan pikiran utama (gagasan utama) yang dinyatakan dalam kalimat topik. Kalimat topik dapat ditempatkan pada posisi awal, tengah, atau akhir, (3) Paragraf menggunakan ide penjelas (ide pendukung atau ide pengendali) yang dinyatakan dalam kalimat penjelas, (4) Paragraf hanya berisi satu kalimat topik, dan (5) Seluruh kalimat saling mengait. Fungsi Paragraf (1) Mengekspresikan gagasan tertulis dengan memberi bentuk suatu pikiran dan perasaan ke dalam serangkaian kalimat yang tersusun secara logis, dalam suatu kesatuan, (2) Mengorganisasi gagasan dengan mengurutkan penempatan gagasan, (3) Paragraf terdiri atas: kalimat topik, kalimat penjelas, dan kalimat konklusi, (4) Esai terdiri atas: paragraf pendahuluan, paragraf penjelas, dan paragraf konklusi. Pikiran Utama dalam Kalimat Topik Tidak semua paragraf harus menggunakan kalimat topik. Paragraf narasi atau deskripsi menggunakan kalimat yang sama kedudukannya, tidak ada yang lebih utama. 2 Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif
  • 2. 3 Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan a. Paragraf Tanpa Kalimat Topik Paragraf ini tidak memiliki pikiran utama dan pikiran penjelas, juga tidak memiliki kalimat utama dan kalimat penjelas. Semua pikiran dan kalimat sama kedudukannya. Contoh: Pukul 07.00 Rudi sudah berada di kampus. Ia duduk sejenak di taman kampus sambil tetap menggendong tas kuliahnya. Tidak terdengar suaranya. Lima menit kemudian, tiga temannya telah datang di tempat yang sama. Masing-masing membuka tasnya dan mengeluarkan beberapa buku dan alat tulisnya. Suasana sunyi. Lima menit kemudian mereka bersuara amat gaduh. Mereka berdebat amat serius. Entah apa yang mereka perdebatkan. Sepuluh menit kemudian suasana kembali sunyi. Mereka semuanya membaca dan menulis. Tiga puluh menit kemudian salah seorang membacakan hasil mereka. Setelah itu, mereka kembali berdiskusi dan seorang dari mereka membacakan kembali hasil diskusinya. Terdengar sayup-sayup, mereka berucap Alhamdulillah tugas kelompok selesai. Paragraf di atas tidak menunjukkan adanya kalimat topik. Namun, keberadaan gagasan utama dapat dirasakan oleh pembaca, yaitu diskusi tugas kelompok mahasiswa. b. Kalimat Topik dalam Paragraf Penempatan kalimat topik dalam karangan yang terdiri beberapa paragraf dapat dilakukan secara bervariasi, pada awal, akhir, awal dan akhir, dan tengah paragraf. 1) Kalimat Topik pada Awal Paragraf Paragraf itu lebih efektif jika diawali dengan kalimat topik, diikuti kalimat penjelas 1, penjelas 2, penjelas 3; dan diakhiri dengan kalimat konklusi. Kalimat topik itu berisi pikiran yang bersifat umum : subjek sebagai topik dan predikat sebagai ide pengendali (Oshima dan Hogue, 2006:57 dalam Wijono, 2012). Contoh : Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif
  • 3. 4 Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan Jalan Kasablanka selalu padat. Pada pukul 05.30, jalan itu mulai dipadati oleh kendaraan sepeda motor, mobil pribadi, dan kendaraan umum. Kendaraan tersebut sebagian besar dari arah Pondok Kopi melintas ke arah Jalan Jenderal Sudirman. Para pengendara di antaranya pedagang yang akan berjualan di Pasar Tanah Abang, pemakai jalan yang menghindari three in one, karyawan yang bekerja di Tangerang, Grogol, atau ke tempat lain yang searah, dan siswa sekolah yang berupaya menghindari kemacetan. Pada pukul 07.00 s.d. 10.00, jalan itu dipadati oleh mahasiswa, dan karyawan yang akan bekerja, orang yang akan berjualan atau berbelanja, dan sebagian orang yang bepergian dengan kepentingan lain-lain. Pada pukul 11.00 s.d. pukul 15.00 jalan itu tidak begitu padat. Namun, pukul 15.00 s.d 21.00 kendaraan ke arah Pondok Kopi kembali memadati jalan tersebut. Paragraf di atas diawali kalimat topik 1, Jalan Kasablanka selalu padat, berisi pikiran utama. Selebihnya, kalimat 2 s.d. 6 merupakan kalimat penjelas berisi pikiran-pikiran penjelas. Dengan demikian, paragraf ini menggunakan penalaran deduktif. Pikiran utama : Jalan Kasablanka padat Pikiran penjelas: (1) pagi dipadati kendaraan ke arah Jenderal Sudirman (2) menghindari kemacetan (3) menghindari three in one (4) tengah hari kendaraan berkurang (5) sore jalan dipadati kendaraan ke arah Pondok Kopi Penalaran : deduktif 2) Kalimat Topik pada Akhir Paragraf Paragraf diakhiri kalimat topik dan diawali dengan kalimat penjelas. Artinya, paragraf ini menyajikan kasus khusus, contoh, penjelasan, keterangan, atau analisis lebih dahulu, barulah ditutup dengan kalimat topik. Paragraf ini menggunakan penalaran induktif. Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif
  • 4. 5 Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan PT Genting Pazola pada awal tahun 2004 ini semakin sulit mendapatkan konsumen. Produknya mulai berkurang, karyawan semakin banyak yang pindah kerja, dan beberapa karyawan mengeluh gaji yang tidak pernah naik. Padahal harga barang konsumsi terus melambung. Hal ini bisa dimaklumi oleh pimpinan perusahaan dan sebagian besar karyawan. Bahkan, dokumen yang menyatakan bahwa pajak perusahaan yang belum dibayarpun sudah sampai kepada karyawan. Pemilik perusahaan menyadari bahwa desain produk sudah mulai usang, peralatan teknis sudah ketinggalan teknologi, dan kreativitas baru karyawan yang mendukung kinerja bisnis sudah mengering. Direksi dan seluruh karyawan berkesimpulan sama, PT Genting Pazola telah bangkrut. Susunan pikiran paragraf tersebut : Pikiran penjelas : 1) kesulitan mendapatkan konsumen 2) kesejahteraan karyawan menurun 3) pajak tidak terbayar 4) kualitas produk menurun Pikiran utama : PT Genting Pazola bangkut Penalaran : induktif 3) Kalimat Topik pada Awal dan Akhir Paragraf Kalimat topik dalam sebuah paragraf pada hakikatnya hanya satu. Penempatan kalimat topik yang ke dua berfungsi untuk menegaskan kembali pikiran utama paragraf tersebut. Namun demikian, penempatan kalimat topik pada awal dan akhir berpengaruh pada penalaran. Kalimat topik pada awal paragraf menimbulkan sifat deduktif, pada akhir menjadikan paragraf bersifat induktif, pada awal dan akhir menjadikan paragraf bersifat deduktif-induktif. Selain merinci corak keragaman paradigma sosiologi, Ritzer mengemukakan alasan perlunya paradigma yang lebih bersifat terintegrasi dalam sosiologi. Meski ada alasan untuk mempertahankan Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif
  • 5. 6 Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan paradigma yang ada, dirasakan adanya kebutuhan paradigma yang makin terintegrasi. Ritzer berharap adanya keanekaragaman yang lebih besar melalui sebuah pengembangan paradigma baru yang terintegrasi untuk menciptakan posisi hegemoni baru. Paradigma yang lebih bersifat terintegrasi diperlukan kehadirannya dalam sosiologi modern (Ritzer dan Goodman, 2004: A-15 dalam Wijono, 2012). Paragraf di atas diawali kalimat topik dan diakhiri dengan kalimat topik. Kedua kalimat topik tersebut berisi pikiran utama yang sama. Pikiran utama : perlunya paradigma terintegrasi dalam sosiologi Pikiran penjelas : 1) fungsi parafigma terintegrasi 2) parafigma terintegrasi tidak menciptakan hegemoni Pikiran utama : paradigma terintegrasi diperlukan Penalaran : deduktif-induktif 4) Kalimat Topik pada Tengah Paragraf Paragraf dengan kalimat topik di tengah paragraf, berarti diawali dengan kalimat penjelas dan diakhiri pula dengan kalimat penjelas. Paragraf ini menggunakan pola penalaran induktif-deduktif. Pasar Tanah Abang mulai dibanjiri pedagang yang hendak mempersiapkan dagangannya sejak pukul 05.00. Aktivitas jual beli di pasar ini dimulai sekitar pukul 08.00. Barang dagangan sebagian besar berupa produk tekstil, dari yang paling murah dengan harga satuan berdasarkan timbangan sampai dengan tekstil berkualitas impor dan ekspor. Pasar ini memperdagangkan berbagai jenis tekstil yang dapat memenuhi kebutuhan masyarakat ekonomi tinggi, menengah, maupun lapis bawah. Pasar Tanah Abang merupakan pusat perdagangan yang tidak pernah sepi oleh penjual maupun pembeli. Para pembeli mulai berdatangan pukul 08.00. Jumlah pembeli ini meningkat sampai pukul 11.30. Pada tengah hari, jumlah pembeli menurun. Namun, jumlah tersebut memuncak kembali pada pukul 14.00 sampai dengan pukul 16.30. Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif
  • 6. 7 Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan Paragraf di atas disusun dengan urutan kalimat 1 sampai dengan 5 menuju penalaran menuju penalaran iduktif (dari khusus ke umum) dan dari 5 sampai dengan 9 menuju penalaran deduktif (dari umum ke khusus). Penalaran keseluruhannya induktif-deduktif. gagasan yang disajikan dalam paragraf di atas, adalah : Pikiran penjelas : 1) Pasar Tanah Abang dibanjiri pedagang 2) aktivitas jual-beli 3) barang yang diperdagangkan 4) tekstil kebutuhan masyarakat Pikiran utama : Pasar Tanah Abang tidak pernah sepi Pikiran penjelas : 5) kedatangan pembeli 6) puncak kedatangan pembeli Penalaran : induktif-deduktif Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif Syarat Paragraf yang Baik a. Kesatuan Paragraf Untuk menjamin adanya kesatuan paragraf, setiap paragraf hanya berisi satu pikiran. Paragraf dapat berupa beberapa kalimat. Tetapi, seluruhnya harus merupakan kesatuan, tidak satu kalimatpun yang sumbang, yang tidak mendukung kesatuan. Jika terdapat kalimat yang sumbang, paragraf akan rusak kesatuannya. Contoh paragraf tanpa kesatuan pikiran : (6-1) Kebebasan berekspresi berdampak pada pengembangan kreativitas baru. Beberapa siswa tingkat SD sampai dengan SMU/SMK berhasil menjuarai olimpiade fisika dan matematika. Walaupun kebutuhan ekonomi masyarakat relatif rendah, beberapa siswa berhasil memenangkan kejuaraan dunia dalam lomba tersebut. Kreativitas baru tersebut membanggakan kita semua. Paragraf (6-1) di atas tanpa kesatuan pikiran. Kalimat 1 sampai dengan 3 mengungkapkan pikiran yang berbeda-beda. Masing-masing tidak membahas satu pikiran yang sama, dan kalimat 4 saja yang menunjukkan
  • 7. 8 Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan adanya hubungan. Akibatnya, paragraf menjadi tidak jelas struktur dan maknanya. Bandingkanlah dengan paragraf (6-2), di bawah ini Kebebasan berekspresi berdampak pada pengembangan kreativitas baru. Dengan kebebasan itu, para guru dapat dengan leluasa mengajar siswa dengan basis kompetensi siswa dan lingkungannya. Kondisi kebebasan tersebut menjadikan pembelajaran berlangsung secara alami, penuh gairah, dan siswa termotivasi untuk berkembang. Siswa belajar dalam suasana gembira, akitf, kreatif, dan produktif. Dampak kebebasan ini, setiap saat siswa dapat melakukan berbagai eksperimen dengan menyinergikan bahan ajar di sekolah dan lingkungannya. Kreativitasnya menjadi tidak terbendung. Paragraf (6-2) dikembangkan dengan kesatuan pikiran. Seluruh kalimat membahas pikiran yang sama yaitu kebebasan berekspresi (kalimat 1). Kalimat 2 membahas dampak pikiran pada kalimat 1 siswa dapat belajar sesuai dengan basis kompetensinya. Kalimat 3 siswa belajar penuh gairah sebagai dampak pikiran kalimat 2. Kalimat 4 berisi siswa menjadi kreatif sebagai dampak pikiran kalimat 3. Kalimat 5 siswa belajar secara sinergis teori dan praktik sebagai dampak pikiran kalimat 4. Kalimat (6-2) kreativitas siswa tidak terbendung sebagai dampak pikiran 5. b. Keterpaduan Paragraf dinyatakan terpadu jika dibangun dengan kalimat-kalimat yang saling mengait. Keterkaitan kalimat dalam paragraf menghasilkan kejelasan gagasan. Keterkaitan kalimat itu menghasilkan keterpaduan paragraf menjadi satu kesatuan konsep, pikiran, atau pendapat yang utuh, dan kompak. Keterkaitan itu dapat dibangun melalui repetisi (pengulangan) kata kunci atau sinonim, kata ganti, kata transisi, dan bentuk parallel. 1) Repetisi Semua kalimat dalam paragraf dihubungkan dengan kata kunci atau sinonimnya. Kata kunci (sinonimnya) yang telah disebutkan dalam kalimat pertama diulang pada kalimat kedua, ketiga, dan seterusnya. Dengan pengulangan itu, paragraf menjadi padu, utuh, dan kompak. Contoh : Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif
  • 8. 9 Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan Budaya merupakan sumber kreativitas baru. Budaya baik yang berupa sistem ideal, sistem sosial, maupun sistem teknologi, ketiganya dapat dijadikan sumber kreativitas baru. Budaya yang bersumber pada sistem ideal dapat mengarahkan kreativitas konsep-konsep pemikiran filsafat, ilmu pengetahuan, dan lain-lain. Budaya yang bersumber sistem sosial dapat mengendalikan perilaku sosial atau masyarakat termasuk para pemimpinnya. Budaya yang bersumber pada sistem teknologi dapat mengendalikan kreativitas baru berdasarkan geografis bangsa, misalnya sebagai negara pertanian harus memproduksi teknologi pertanian, sebagai negara kelautan harus mengembangkan teknologi kelautan, dan sebagainya. Sinergi dari ketiga sistem budaya dapat menghasilkan kreativitas yang lebih sempurna. Misalnya, produk teknologi pertanian yang sesuai dengan tuntutan masyarakat, kondisi alam, dan daya pikir masyarakat akan menghasilkan budaya yang lebih disukai. Kata kunci paragraf di atas yaitu budaya. Kata ini diulang pada setiap kalimat. Dalam paragraf kata kunci berfungsi untuk mengikat makna sehingga menghasilkan paragraf yang jelas makna dan strukturnya. Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif 2) Substitusi Kepaduan dapat dijalin dengan kata ganti, pronomina, atau padanan. Sebuah kata yang telah disebutkan pada kalimat pertama (terdahulu) dapat disebutkan kembali pada kalimat berikutnya dengan kata gantinya. Contoh : Pengusaha Indonesia kini mulai mandiri. Mereka tidak lagi mengharapkan perlindungan sepenuhnya dari pemerintah. Namun, dalam kaitannya dengan persaingan global, mereka berharap agar pemerintah melindungi produk pertanian dengan cara membatasi impor. Mereka juga berharap agar pemerintah menegakkan hukum dan memberantas KKN tanpa pandang bulu. Sebab, dengan KKN, mereka harus mengeluarkan biaya produksi yang sangat besar sehingga tidak mampu bersaing di pasar internasional. KKN segera teratasi. Hal itu ditandai dengan semakin bahayanya kasus KKN yang terungkap dan pelakunya dihukum. Dapat dipastikan bahwa hal itu segera berdampak pada penegakan hukum dan keadilan. Jika pemerintah berhasil mengatasi KKN itu, kesejahteraan dan kemakmuran rakyat akan terus meningkat.
  • 9. 10 Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan 3) Kata Transisi Kata transisi yaitu kata penghubung, konjungsi, perangkai yang menyatakan adanya hubungan, baik intrakalimat maupun antarkalimat. Penggunaan kata transisi yang tepat dapat memadukan paragraf sehingga keseluruhan kalimat menjadi padu, menyatu, dan utuh. Kata transisi digunakan berdasarkan fungsi makna yang dihubungkan. Penulisan kata transisi antarkalimat harus diikuti koma. a) Ia mahasiswa paling cerdas di kelasnya. Akan tetapi, setelah dua tahun tamat kuliah ia belum juga mendapatkan pekerjaan. b) Setelah berupaya mendapatkan pekerjaan selama dua tahun itu, ia tetap saja belum mendapatkannya. Akhirnya, ia berwirausaha. Contoh: Setelah berhasil membawa pulang medali emas bulu tangkis olimpiade 2004, Taufik Hidayat pantas menikmati penghargaan yang terus mengalir kepadanya. Mula-mulai ia menerima sebuah rumah mewah seharga 2 miliar dari gubernur DKI Jakarta, yang sekaligus menjabat ketua Koni. Kedua, ia menerima hadiah dari ketua PBSI. Ketiga, ia juga menerima hadiah dari sponsor. Akhirnya, sampai dengan 29 Agustus 2004, ia menerima total hadiah sebesar 3.3 miliar rupiah. 4) Konjungsi (Kata Perangkai) : dan, tetapi, bahkan, tambahan pula, selain itu. Saya membaca lima buku dan meringkasnya menjadi lima halaman. Buku itu telah saya pelajari, tetapi tidak menemukan bagian yang relevan dengan bahasan itu. Saya pelajari kembali beberapa bagian yang penting. Bahkan, saya diskusikan bersama teman-teman. Tambahan pula, bahasa buku-buku itu kami perbandingkan. Selain itu, kami juga menambah referensi lain yang terkait dengan bahasan itu. Hasilnya, teori yang mendasari kajian itu belum memadai. 5) Struktur Paralel Struktur paralel (kesejajaran) yaitu bentuk-bentuk sejajar: bentuk kata yang sama, struktur kalimat yang sama, repetisi atau pengulangan bentuk kata (kalimat) yang sama. Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif
  • 10. 11 Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif Contoh : Sejak 1998, pelaksanaan reformasi hukum belum menunjukkan tanda-tanda yang serius. Menurut Presiden Megawati (Kompas, Agustus 2004), pelaksanaan tersebut justru terhambat oleh para penegak hukum di lapangan. Jika kelambanan berlarut-larut, publik menduga bahwa oknum penegak hukum belum sungguh-sungguh melaksanakan tanggung jawabnya. Sementara itu, para investor dan pengusaha berharap agar penegakan hukum tersebut dipercepat. Jika berhasil, pencapaian keadilan dan kemakmuran masyarakat segera terwujud. Ini berarti, peningkatan pertumbuhan ekonomi dan iklim bisnis juga terangkat. Kata-kata yang dicetak miring merupakan bentuk sejajar (paralel). Seluruhnya menggunakan imbuhan pe-an. Kesejajaran bentuk ini berfungsi untuk mengikat makna sehingga membentuk kepaduan paragraf. Selain itu, kepaduan paragraf tersebut juga dibarengi dengan kesejajaran struktur kalimat. c. Ketuntasan dan klasifikasi 1) Klasifikasi yaitu pengelompokan objek secara lengkap dan menyeluruh. Ketuntasan klasifikasi tidak memungkinkan adanya bagian yang tidak masuk kelompok klasifikasi. Klasifikasi ada dua jenis, yaitu sederhana dan kompleks. Klasifikasi sederhana membagi sesuatu ke dalam dua kelompok, misalnya: pria dan wanita, besar dan kecil, baik dan buruk. Sedangkan klasifikasi kompleks membagi sesuatu menjadi lebih dari dua kelompok, misalnya: besar – sedang – kecil, pengusaha besar – menengah – kecil, negara maju – negara berkembang – negara terbelakang. 2) Ketuntasan bahasan yaitu kesempurnaan membahas materi secara menyeluruh dan utuh. Hal itu harus dilakukan karena pembahasan yang tidak tuntas akan menghasilkan simpulan yang salah, tidak sahih, dan tidak valid. Contoh : Mahasiswa di kelas itu terdiri dari 15 orang perempuan dan 13 orang laki-laki. Prestasi perempuan mencapai IPK 4 sebanyak 3 orang,
  • 11. 12 Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan IPK 3 sebanyak 10 orang, dan IPK 2.7 sebanyak dua orang. Sedangkan prestasi laki-laki mencapai IPK 4 sebanyak 2 orang, IPK 3 sebanyak 10 orang. Mereka yang belum mencapai IPK 4 berupaya meningkatkannya dengan menulis skripsi sesempurna mungkin sehingga dapat mengangkat IPK lebih tinggi. Sedangkan mereka yang sudah mencapai IPK 4 juga berupaya mendapatkan nilai skripsi A dengan harapan dapat mempertahankan IPK akhir tetap 4. d. Konsistensi Sudut Pandang Sudut pandang adalah cara penulis menempatkan diri dalam karangannya. Dalam cerita, pengarang sering menggunakan sudut pandang aku seolah-olah menceritakan dirinya sendiri. Selain itu, pengarang dapat menggunakan sudut pandang dia atau ia seolah-olah menceritakan dia. Dalam karangan ilmiah, pengarang menggunakan penulis. Sekali menggunakan sudut pandang tersebut harus menggunakannya secara konsisten dan tidak boleh berganti sejak awal sampai akhir. Contoh : Penulis membatasi kajian kebahasaan ini, bagaimana penulisan ilmiah mahasiswa di perguruan tinggi. Untuk memudahkan pemahaman konsep dan aplikasinya, penulis mengidentifikasi konsep-konsep tersebut dengan definisi, pengertian, dan deskripsi teoretik, untuk memudahkan aplikasinya, penulis berikan contoh-contoh yang relevan dengan teorinya. Anton adalah mahasiswa yang cerdas. Ia dapat membaca buku ilmiah amat cepat. Selain itu, ia hampir tidak pernah kelihatan belajar. Ia amat serius ketika belajar di kelas. Waktu berdiskusi ia tidak banyak berbicara dan lebih banyak mendengarkan dosen atau pendapat temannya. Nilai IPK-nya selalu di atas 3.5. Aku bukan mahasiswa yang cerdas. IPK-ku sedang-sedang saja. Aku juga tidak terlalu rajin belajar. Namun aku bersyukur, nilai IPK-ku tidak pernah di bawah 3. e. Keruntutan, adalah penyusunan urutan gagasan, konsep, pemikiran, dan Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif
  • 12. 13 Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan lain-lain dalam karangan. Gagasan demi gagasan disajikan secara runtut bagaikan air mengalir – tidak pernah putus. Karangan yang runtut enak dibaca, dapat dipahami dengan mudah, dan menyenangkan pembacanya. Keruntutan dapat dilakukan dengan beberapa cara : 1) Urutan proses dengan bilangan: Pembangunan karakter dilakukan secara bertahap. Pembangunan itu, pertama menginventarisasi…, Tahap kedua…, Tahap ketiga…, 2) Urutan proses tanpa bilangan: Pembangunan kampus dilakukan secara bertahap. Mula-mula…, Selanjutnya…, Akhirnya… 3) Tahapan: bagian pertama…, bagian kedua…, bagian ketiga… 4) Skala prioritas: unsur terpenting…, agak penting…, kurang penting… 5) Pengembangan: pemikiran yang mendasari…, pengembangan pemikiran itu…, konsep yang dihasilkan… 6) Strata (tingkatan) komunikasi yang paling efektif…, sedang…, kurang Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif efektif… 7) Hubungan antarproposisi (pernyataan yang dapat diuji kebenarannya): Kebijakan utama yaitu membangun kultur akademik merupakan prioritas kampus. Sejalan dengan hal itu kinerja penelitian dosen dan mahasiswa perlu ditingkatkan. (ilmiah, objektivitas, menyenangkan). Menulis yang runtut menuntut pengendalian pikiran dalam mengurutkan pernyataan demi pernyataan. Untuk itu, penulis memerlukan: (1) Pemahaman konsep-konsep yang akan dibahas. (2) Berkecermatan tinggi dalam menghimpun gagasan, pemikiran, data, dan fakta yang tersebar menjadi satu sajian tulisan berurutan, lengkap, dan runtut. (3) Ketekunan dalam menjaring dan mengurutkan pikiran mana yang perlu ditempatkan pada posisi awal, tengah, dan bagian akhir. (4) Gigih menemukan konsep-konsep yang berkelanjutan sampai tuntas. Keruntutan antarproposisi, misalnya: Agamawan organik. Agamawan organik adalah orang yang bisa mengartikulasikan dan menemukan “suara-suara agama” (rigious voices) menjadi kritik sosial dan counter hegemony terhadap sistem yang menindas. Agamawan organik memiliki kepekaan dalam membaca situasi sosial-
  • 13. 14 Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan politik yang ada di sekitarnya: diskriminasi, marjinalisasi, perenggutan hak asasi, ketikdadilan, dan lain-lain. Kepekaan itu juga mendorong agamawan organik untuk merespon dan menyuarakan realitas sosial politik tersebut. Ketidakadilan bukan hanya membuat agamawan organik mengetahui dan menyadari adanya realitas semacam itu, melainkan juga menggerakkannya untuk merespon dan mengkritik ketidakadilan tersebut, keberadaan agamawan organik tidak sebatas membimbing ritualitas dan spiritualitas umat, tetapi menumbuhkan kesadaran kolektif agar umat memiliki kesadaran tentang asal-usul atau sumber penindasan dan bagaimana menyikapinya. (M. Hilaly Basya “Agamawan Organik”, Kompas, 27 Agustus 2004). Keruntutan paragraf di atas dibangun dengan berbagai cara: pengulangan kata kunci (agamawan organik dalam setiap kalimat), fungsi kata kunci (fungsi agamawan organik menyebar ke dalam seluruh kalimat penjelas), ikatan makna (definisi-analisis; pengertian – fungsi agamawan organik) dan penalaran (deduktif), komunikasi penulis dan pembaca (agamawan organik bisa siapa saja, memberi kesan mengajak pembacanya untuk terlibat di dalamnya). Pendidikan berkualitas itu mahal. Mahasiswa yang mengharapkan kemampuannya berkualitas internasional harus bersedia membayar sarana yang diperlukan untuk mencapai kemampuan tersebut. Pertama, sarana standar: teknologi komputer dan software mutakhir online dengan internet, laboratorium teknis untuk praktikum, dan buku-buku mutakhir. Kedua, pengajar berkualifikasi sudah pasti menuntut bayaran yang lebih mahal. Ketiga, sarana penunjang ruang kuliah disertai mesin pendingin. Selanjutnya, penyelenggara pendidikan masih harus menyediakan sarana lain untuk memenuhi syarat administrasi berstandar internasional, misalnya ISO 9001, atau lainnya. Keruntutan paragraf di atas dilakukan dengan: ikatan makna (pendidikan berkualitas mahal, standar kualitas, penggunaan biaya), penalaran deduktif, dan kesejajaran struktur kalimat. Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif
  • 14. 15 Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif f. Jenis Paragraf Paragraf Pengantar Fungsi paragraf pengantar: (1) Menunjukkan pokok persoalan yang mendasari masalah, (2) Menarik minat pembaca dengan mengungkapkan latar belakang pentingnya pemecahan masalah, (3) Menyatakan tesis yaitu ide sentral karangan yang akan dibahas. Menyatakan pendirian (pernyataan maksud) sebagai persiapan ke arah pendirian selengkapnya sampqi dengan akhir karangan. Paragraf pengantar juga disebut paragraf topik, berfungsi sebagai pengikat makna bagi semua paragraf lain. Paragraf menentukan arah karangan selanjutnya. Oleh karena itu, paragraf pertama harus dibuat sebaik dan semenarik mungkin. Perhatikan, apa daya tarik paragraf pembuka di bawah ini. (8-1) (1) Buku yang berjudul Bahasa Indonesia, Materi Ajar Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian di Perguruan Tinggi ini merupakan materi ajar yang dikumpulkan sejak awal penulis menjadi dosen pada tahun 1981 hingga 2004. Setiap materi disusun dalam bentuk satuan acara perkuliahan dan diwujudkan dalam bentuk transparan untuk setiap tatap muka. Kumpulan pengalaman ini kiranya diperlukan oleh mahasiswa. (2) Sudah banyak materi bahasa Indonesia diajarkan di perguruan tinggi. Tetapi, mahasiswa masih tetap mengeluhkan tugas menulis makalah, paper, atau skripsi. Mahasiswa yang tidak mengeluhpun belum dapat mengarang dengan bahasa Indonesia yang baik. Mengapa hal ini terjadi? (3) Permasalahan pokok dalam bidang pendidikan yang dihadapi bangsa Indonesia adalah rendahnya mutu pendidikan pada setiap jenjang dan satuan pendidikan. Menurut Sunardi (2003:1), kritik yang memerlukan perhatian serius dalam bidang pendidikan adalah kekurangmampuan para lulusan memanfaatkan hasil pendidikan mereka untuk memecahkan berbagai masalah aktual (Sunardi, 2003:1).
  • 15. 16 Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan (4) Kehadiran dan kecepatan perkembangan teknologi informasi (TI) telah menyebabkan terjadinya proses perubahan dramatis dalam segala aspek kehidupan. Kehadiran TI tidak memberikan pilihan lain kepada dunia pendidikan selain turut serta dalam memanfaatkannya. TI sekarang ini memungkinkan terjadinya proses komunikasi yang bersifat global dari dan keseluruh penjuru dunia sehingga batas wilayah suatu negara menjadi tiada dan negara-negara di dunia terhubungkan menjadi satu kesatuan yang disebut ‘global village’ atau desa dunia. Melalui pemanfaatan TI, siapa saja dapat memperoleh layanan pendidikan dan instuisi pendidikan mana saja, dan kapan saja dikehendaki. (Paulina Pannen, M. Yunus, Teguh Prakosa, “Pemanfaatan Teknologi Informasi Peningkata Mutu Pembelajaran Bahasa Indonesia”, dalam Kongres Bahasa Indonesia VII, JakartaL Pusat Bahasa, Departemen Pendidikan Nasional RI, 2003. H. 1-14). (5) Christiaan Snouck Hurgronje (1857-1936) memang figur kontroversial dalam pentas sejarah Indonesia kontemporer. Polemik seputar pro dan kontra keberadaan Hurgronje sebagai tokoh orientalis bagaikan danau dari mata air yang tak pernah kering untuk terus direnangi oleh siapapun. Lantas, dalam konteks Indonesia masa kini, pertanyaan yang muncul adalah bagaimana memahami fenomena Snouck Hurgronje tersebut dan dimanakah pemikiran-pemikirannya itu seyogyanya ditempatkan? (St Sularto dalam Kompas, 27 Agustus 2005). g. Paragraf Peralihan yaitu paragraf penghubung yang terletak di antara dua paragraf utama. Paragraf ini relatif pendek. Fungsinya sebagai penghubung antarparagraf utama, memudahkan pikiran pembaca beralih ke gagasan lain. (8-2) (1) Kata-kata yang memiliki hubungan leksikal itu merupakan penanda hubungan leksikal, yang dapat dibedakan menjadi pengulangan, sinonim, dan hiponimi. (2) Bagaimana konsep tersebut diaplikasi? Uraian berikut akan membahas proses aplikasi tersebut secara bertahap dan tuntas. Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif
  • 16. 17 Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif h. Paragraf Penutup Selesai menyampaikan gagasan, penulis perlu meninggalkan kesan yang kuat dan mendalam. Pembaca diharapkan mengenang kesan tersebut agar komunikasi tidak sebatas dengan membaca tetapi daya guna yang besar dan kesan yang kuat. Oleh karena itu, efektivitas paragraf pendahuluan dan konklusi perlu ditekankan. (8-3) (1) Pembelajaran yang berkualitas atau pembelajaran yang efektif tersebut akan sangat ditentukan oleh: (1) ketersediaan guru yang kompeten dan professional, guru yang memiliki kemampuan reflektif, (2) keorganisasian sekolah yang dapat memfasilitasi keterlaksanaan belajar dan mengajar (di ruang kelas, sekolah, dan masyarakat), (3) partisipasi masyarat dalam penyediaan sumber-sumber dorongan, termasuk penciptaan lingkungan belajar yang kondusif. Dengan perkataan lain, implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi dapat berhasil dengan baik jika dijiwai oleh penerapan kebijakan mutu berbasis sekolah (Suwandi, 2003:13-14). (2) Harus diperhatikan bahwa klasifikasi ke dalam tipe-tipe sosial budaya terurai di atas tidak mengandung penilaian mengenai tinggi-rendah dari kebudayaan-kebudayaan itu. Klasifikasi tersebut hanya bermasuk untuk memudahkan gambaran keseluruhan mengenai aneka warna besar dari kebudayaan Indonesia itu, yang merupakan akibat dari suatu pengalaman histories yang berbeda-beda. Semua kebudayaan di Indonesia itu tidak ada yang kurang atau yang lebih tinggi. Kita semua bertolak dari suatu titik yang sama menghadapi zaman modern ini dengan potensi serta kecepatan yang sama, membangun ke arah suatu bangsa yang kuat sentosa, yang beraneka warna, tetapi toh satu. (Koentjaraningrat, 1982:1-34). (3) Harapan terbesar bangsa agar situasi nasional tidak terhegemoni oleh kepentingan penguasa, kita gantungkan salah satunya kepada agamawan organik.
  • 17. 18 Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan 1. Pengembangan Paragraf Paragraf yang baik, selain harus memenuhi syarat, paragraf harus ditulis secara logis dan memenuhi standar nalar. Hal ini dimaksudkan agar paragraf dapat mencapai target penulisan. Pengembangan paragraf, misalnya: berdasarkan jenis, berdasarkan nalar (secara alami, klimaks, antiklimaks, deduktif, induktif, dedukti-induktif, induksi-deduksi, sebab-akibat, kronologis), berdasarkan fungsi (contoh, analogi, ilustrasi, analisis, pembuktian, perbandingan, dan definisi luas). a. Secara Alamiah Pengembangan paragraf secara alamiah ini didasarkan pada urutan ruang dan waktu (kronologis). Urutan ruang merupakan urutan yang akan membawa pembaca dari satu titik ke titik berikutnya dalam suatu ruang. Adapun urutan waktu adalah urutan yang menggambarkan urutan terjadinya peristiwa, perbuatan, atau tindakan. Contoh: (8-4) (8-5) Legenda kerajaan Mycenae membuat bulu kuduk kita tegak karena penuh peristiwa berdarah. Istri Atreus digoda oleh saudara laki-lakinya, Thyestes. Sebagai pembalasan, Atreus membunuh kedua anak laki-laki, merebusnya, dan menghidangkannya dalam makan malam bagi Thyestes. Atreus kemudian sengaja memperlihatkan kepada Thyestes sisa-sisa tubuh kedua anaknya agar Thyestes tahu apa yang telah dimakannya. Sejak saat itu Atreus dan keturunannya, termasuk Agamemnon, minelaus, orestes, dikutuk para dewa. Mereka mati di tangan orang-orang terdekatnya (Myrna Ratna, “Kutukan Tujuh Turunan di Mycenae,”Kompas, 14 Agustus 2004). b. Klimaks – Antiklimaks Paragraf jenis ini lazim digunakan untuk menyajikan sebuah cerita atau konflik. Penulisan diawali dengan pengenalan tokoh, dilanjutkan konflik, mencapai puncak konflik, dan menurun menuju solusi (antiklimaks). Jenis paragraf ini dapat digunakan untuk menulis sejarah, cerita fiksi (roman, novel, cerita pendek), kisah permusuhan, atau peperangan. Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif
  • 18. 19 Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif Contoh: Pertempuran Surabaya. Pertempuran ini diawali dengan perebutan kekuasaan dan senjata dari tentara Jepang oleh pemuda dan tentara serikat yang dimulai 2 September 1945. Perebutan ini menimbulkan pergolakan, revolusi, dan konfrotatif. Jenderal D.C. Hawthorn (panglima AFNEI) 25 Oktober 1945 memerintahkan tentara serikat Inggris-Belanda Brigade 49 (bagian dari Divisi India ke-23) yang dipimpin Brigadier Jenderal A.W.S. Mallaby agar mendarat di Surabaya. Pertempuran Mallaby dan Gubernur RMTA Suryo menghasilkan berbagai kesepakatan damai. Di antaranya, RI memperkenankan Inggris (tanpa pasukan Belanda) untuk memasuki Surabaya untuk mengurus kamp-kamp tawanan. Namun, Inggris mengingkari kesepakatan tersebut. Mereka 26 oktober 1945 dibawah pimpinan Kapten Shaw membebaskan Kolonel Huiyer di penjara Kalisosok, keesokannya menduduki Pangkalan Udara Tanjung Perak, Kantor Pos Besar, Gedung Internatio, dan objek vital lainnya. Pada 27 oktober 1945 tentara serikat dengan pesawat terbang menyebarkan pamflet agar rakyat menyerahkan senjata. Kontak senjata terjadi. 28 oktober 1945 kedudukan Inggris kritis, tank-tank dilumpuhkan, sarana vital direbut kembali. Atas permintaan komando serikat, Presiden Sukarna (disertai para wakil pemerintah dan pemuda) bersama Mallaby dan Hawthorn melakukan perundingan damai bertujuan menyelamatkan pasukan Mallaby dari kehancuran. Perundingan damai berakhir pada 30 oktober 1945. Pukul 13.00 hari itu Bung Karna dan Hawthom meninggalkan Surabaya. Gedung Bank Internatio masih diduduki pasukan Inggris, Mallaby berada di dalamnya. Para pemuda mengepungnya dan menuntut agar Mallaby menyerah. Mallaby menolak dan melakukan serangan gencar dari dalam gedung, pemuda membalasnya dengan sasaran utama Mallaby. Dia ditusuk dengan bayonet dan bambu runcing. Mallaby terbunuh. Para pengawalnya melarikan diri. Pada tanggal 9 November 1945 Inggris mengultimatum agar seluruh bangsa Indonesia di Surabaya menyerahkan diri dengan tangan di atas kepala. Ultimatum itu sebagai penghinaan. Gubernur Soeryo melalui radio menyatakan menolak ultimatum. Semua kekuatan TKR, pemuda, tentara pelajar, mengatur strategi mempertahankan Surabaya. Surabaya digempur oleh angkatan laut, udara dan darat Inggris selama tiga minggu. Sektor demi sektor berhasil dipertahankan. (Marwati Djoened Poesponegoro
  • 19. 20 Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan dan Nugroho Notosusanto, Sejarah Nasional Indonesa IV, Jakarta : Balai Pustaka, 1984, h. 110-116) Karangan dengan bahasan materi sejarah perang Surabaya diatas terdiri 3 paragraf. Paragraf pertama sebagai pengantar, paragraf kedua sebagai bahasan utama yang menyajikan serangkaian peristiwa konflik dan awal sampai klimaks, dan paragraf ketiga merupakan sajian antiklimaks. Ketiga paragraf diatas dapat dijadikan satu paragraf tetapi terlalu panjang, lebih baik dipenggal menjadi paragraf pengantar, berisi pengenalan konflik; paragraf utama berisi perkembangan konflik menuju klimaks, dan paragraf ketiga berisi bahasa anti klimaks. c. Deduksi dan Induksi Deduksi adalah proses penalaran dengan menyebutkan gagasan utama yang bersifat umum dan dilanjutkan dengan gagasan-gagasan yang bersifat khusus. Contoh: Deduksi analisis. (8-6) (8-7) Pelaku bisnis sering dihadapkan dengan risiko, yaitu risiko yang bersifat strtegis dan risiko bersifat operasional. 1) Risiko strategi merupakan pengeluaran yang mengharuskan perusahaan untuk berpikir pada skala strategis. Risiko jenis ini harus dipecahkan oleh pimpinan dan memerlukan perencanaan strategis. 2) Risiko operasional mengharuskan keterlibatkan pimpinan sekaligus pada tingkat yang lebih rendah. Risiko operasional dapat terjadi pada para pemasok, yang dapat pula terjadi pada aspek produksi, yang berpengaruh kepada unit distribusi, atau pada barang dipakai. 3) Risiko strategi dan operasional terjadi secara bertumpang tindih, misalnya kebakaran dapat berdampak kepada pemasok dan distributor (Husen Umar, Manajemen Risiko Bisnis, Jakarta: Gramedia, 1998, h.14-15). Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif
  • 20. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan 21 Paragraf adalah satuan bahasa yang biasanya terdiri atas beberapa kalimat yang saling berkaitan. Perpaduan kalimat yang membentuk paragraf harus memperlihatkan kesatuan pikiran. Dengan kata lain kalimat-kalimat yang berkaitan dalam suatu paragraf harus membicarakan satu gagasan. Bila dalam sebuah paragraf terdapat lebih dari satu gagasan, paragraf itu tidak baik atau tidak dimengerti oleh pembacanya. Paragraf yang baik harus ditulis secara logis dan memenuhi standar nalar. Agar gagasaan sampai kepada pembaca, kebenaran gagasan yang dapat diukur secara empirik, terpahami dengan mudah, menghasilkan kepuasan kepada pembaca. Untuk itu diperlukan strategi menulis paragraf, yaitu cara dan upaya yang dapat memikat pembaca. Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif Rangkuman