SlideShare una empresa de Scribd logo
1 de 58
Descargar para leer sin conexión
PANDUAN PRAKTIS SMK FULLDAY
Disarikan dari praktik terbaik SMK Indonesia
KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
Direktorat Pembinaan SMK
Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah
2017
PANDUAN PRAKTIS SMK FULL DAY
Disarikan dari praktik terbaik SMK Indonesia
Copyright © 2017, Direktorat Pembinaan SMK
All rights Reserved
Penyusun
Dr. Jumintono, MPd.
Perumus
Dr. Budi Santosa	
Dr. Tri Kuat	
Dr. Ir. Dwi Sulisworo, MT.	
Muhammad Sayuti, M.Ed., PhD.	
Dr. Fatwa Tentama, MPsi.	
Pembahas
Drs. M. Mustaghfirin Amin, MBA. (Direktur PSMK)
Arie Wibowo Khurniawan, S.Si., M.Ak. (Kasubdit Evaluasi PSMK)
Arfah Laidiah Razik, SH., MA. (Staf subdit Evaluasi PSMK)
Hendra, ST. (Staf subdit Evaluasi PSMK)
Dr. Bambang Noor Achsan (Dosen Magister Pendidikan Vokasi Universitas Ahmad Dahlan)
Drs. Ima Ismara, M.Pd.,M.Kes. (Dosen Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta)
Drs. Anastasius Ssagana Mulyanta (SMK Katolik Santo Mikael Surakarta)
Apri Nuryanto, SPd., ST., MT. (Dosen Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta)
Kepala-kepala SMK yang menjadi tempat responden di 18 kota di Indonesia
Desain dan Tata Letak:
Ari
Rayi Citha Dwisendy, S.Ds
ISBN:
Penerbit:
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan
Komplek Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan,
Gedung E, Lantai 13
Jalan Jenderal Sudirman, Senayan, Jakarta 10270
Buku panduan SMK sistem Fulldayi
Syukur Alhamdulilah, buku panduan praktis Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)
sistem fullday ini selesai disusun. Panduan disusun untuk memberikan kemudahan
bagi SMK untuk langkah mengembangkan diri dari SMK regular biasa menjadi SMK
dengan muatan lebih besar guna menjamin lulusan terserap di DUDI. Keberterimaan
(employability) lulusan SMK sampai saat ini masih menjadi permasalahan besar
bagi dunia pendidikan. Sehingga pemerintah dan masyarakat harus terus berupaya
mengambil langkah strategis untuk menjawab permasalahan ini. Panduan ini
sangat ringkas dan praktis. Untuk mempertajam pelaksanaan kegiatan dapat
dikembangkan sesuai dengan kondisi sekolah masing-masing.
Perkenankan kami menghaturkan terima kasih kepada:
1. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI
2. Direktur Pembinaan SMK Kemdikbud RI
3. Rektor Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta
4. Teman-teman dosen di Magister Pendidikan Vokasi Universitas Ahmad Dahlan
Yogyakarta
5. Para tim perumus dan pembahas dengan segala kegigihan dan komitmennya
6. Para kepala-kepala sekolah yang terlibat dalam penelitian dan sekaligus menjadi
peserta aktif dalam FGD demi tersusunnya panduan ini.
Tidak ada gading yang tidak retak, panduan ini masih membutuhkan uluran ide,
saran dan perbaikan dari berbagai pihak untuk menghasilkan buku panduan yang
mudah diikuti. Sehingga tujuan SMK untuk menghasilkan lulusan yang siap bekerja
dapat terwujud dengan baik.
Penyusun
KATA PENGANTAR
Buku panduan SMK sistem Fullday ii
SMK sistem fullday disusun bukan saja untuk menambah jam belajar siswa di
SMK tetapi dirancang untuk lebih pada kebutuhan dan tuntutan pengguna lulusan
SMK. Kebekerjaan (employability) siswa SMK adalah muara dari semua proses
penyelenggaraan SMK dengan segenap daya dukung yang harus disiapkan.
Penajaman arah lulusan SMK untuk siap bekerja adalah mengembalikan filosofi
dasar berdirinya pendidikan kejuruan.
Dalam buku panduan ini ada 3 ranah yang akan dijadikan tujuan SMK sistem fullday.
Ranah pengetahuan, lulusan SMK bukan saja mencapai level mengevaluasi tetapi
sampai pada level mencipta produk. Pada ranah keterampilan level kompetensi
lulusannya mencapai level kompeten yang lebih tajam dan dan dalam. Dari dua
ranah itu diharapkan sikap lulusannya menjadi lebih unggul, siap kekerja, disiplin
tinggi dan mandiri. Sehingga buku ini terdiri atas panduan penguatan kualifikasi
kompetensi, panduan kompetensi penunjang karir dan bagaimana mengoptimalkan
daya dukung institusi sekolah. Kepada kepala sekolah SMK silahkan dapat
diterapkan buku ini di sekolah masing-masing tentu dengan menyesuaikan
kebutuhan dan kekuatan yang ada.
Dalam pengantar ini sebagai direktur PSMK mengucapkan terima kasih kepada
tim Lembaga Penelitian dan Pengembangan Universitas Ahmad Dahlan dan subdit
evaluasi yang tidak henti-hentinya untuk menyelesaikan buku panduan tepat waktu.
Tidak ada gading yang tidak retak, kami masih memerlukan kritik, sara dan masukan
dari berbagai pihak untuk menyempurnakan buku panduan ini. Terima kasih.
					 Direktur PSMK
					 Drs. M. Mustaghfirin Amin, MBA.
PENGANTAR DIREKTUR PSMK
Buku panduan SMK sistem Fulldayiii
Kata Pengantar……………………………………….............................................	 i
Pengantar Direktur PSMK...........................................................	.......	 ii
Daftar Isi.............................................................................................	 iii
Daftar Gambar....................................................................................	 iv
Daftar Tabel........................................................................................	 v
BAB I Sekilas Fullday School dan Employability Skill........................	1
	 Fullday School .....................................................................	 2
	 Employability Skills .............................................................	 2
	 Menuju SMK sistem Fullday.................................................	 3
BAB II Penguatan Kualifikasi Kompetensi ......................................	7
	 Lomba Kompetensi Siswa (LKS mini)..................................	 8
	 Revitalisasi Teaching Factory atau Unit Produksi
	 atau Bisnis Center................................................................	 9
	 Gerakan Penumbuhan Budi Pekerti.....................................	 11
	 Gerakan Literasi Sekolah.....................................................	 14
	 Uji kompetensi dan Sertifikasi LSP P 1................................	 15
BAB III Kompetensi Penunjang Karir...............................................	 21
	 SMK ber-KAIZEN .................................................................	 22
	 Ketarunaan/ke-smapta-an...................................................	 25
	 Achievement Motivation Training........................................	 27
	 Pengembangan Karir model Adversity Quotient .................	 34
	 SMK Siaga Bencana.............................................................	 35
	 Safety Health Environmental (SHE) .....................................	 36
BAB IV Daya Dukung Institusi..........................................................	 39
	 Workshop/Bengkel...............................................................	40
	 Guru......................................................................................	40
	 Assessor...............................................................................	41
	 Dunia Usaha Dunia Industri (DUDI)......................................	 42
	 Stakeholder Luar..................................................................	 42
BAB V Penutup ...............................................................................	 45
Daftar Pustaka....................................................................................	 47
DAFTAR ISI
Buku panduan SMK sistem Fullday iv
Gambar 1. SMK sistem fullday....................................................... 	 4
Gambar 2. Model 1 Pembelajaran Teaching Factory..................... 	 9
Gambar 3. Model 2 Pembelajaran Teaching Factory..................... 	 10
Gambar 4. Gerakan Penumbuhan Budi Pekerti.............................	 11
Gambar 5. Uji Kompetensi Terpadu...............................................	 18
Gambar 6. Arti Kaizen.................................................................... 	 22
Gambar 7. Program Kaizen............................................................	 23
Gambar 8. Milestone program SMK ber-Kaizen............................. 	 23
Gambar 9. Contoh Pelaksanaan Program SMK ber-Kaizen...........	 25
DAFTAR GAMBAR
Buku panduan SMK sistem Fulldayv
Tabel 1. Tahapan pelaksanaan GLS di SMK......................................	 15
Tabel 2. Contoh Format Skill Passport Kompetensi Keahlian Teknik
	 Kendaraan Ringan...............................................................	 19
Tabel 3. Struktur program SMK ber-Kaizen.......................................	 24
Tabel 4. Pembagian tugas program SMK ber-Kaizen........................	 24
Tabel 5. Jadwal Achievement Motivation Training............................	 27
DAFTAR TABEL
Buku panduan SMK sistem Fullday 1
BAB I
FULLDAY SCHOOL DAN
EMPLOTABILITY SKILLS
Buku panduan SMK sistem Fullday2
Program fullday school pada hakekatnya tidak hanya upaya menambah waktu
dan memperbanyak materi pelajaran saja, namun untuk mengkondisikan siswa
agarmemilikipembiasaanhidupyangbaiksertapembinaankejiwaan,mentaldan
moral anak. Oleh karena itu sekolah dengan sistem ini harus dilengkapi dengan
program rekreatif dalam pembelajaran agar tidak timbul kebosanan dalam
menempuh studinya. Secara de facto banyak Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)
di Indonesia yang sudah menerapkan sistem fullday school. Penerapan sistem
ini didasarkan pada kebutuhan capaian pembelajaran di setiap kompetensi. SMK
sistem fullday dapat dilihat pada hampir semua pembelajaran kejuruan terutama
praktik sudah menggunakan sistem blok atau semi blok. Selain itu pembelajaran
di SMK dilaksanakan di dalam dan atau di luar sekolah dalam hal ini Dunia
Usaha dan Dunia Industri (DUDI) serta pembelajaran dilakukan di dalam jam
formal di luar jam formal. Bahkan di beberapa sekolah ada yang harus masuk
malam karena menyesuaikan dengan perilaku praktik yang dibutuhkan, misalnya
praktik pemijahan benih ikan harus dilakukan pada malam hari. Ada beberapa
definisi tentang fullday school. Menurut Baharudin (2009:231) fullday school
mempunyai beberapa keunggulan yaitu siswa akan mendapatkan pendidikan
umum dan pendidikan keIslaman serta dapat mengembangkan potensi siswa
melalui kegiatan ekstra kurikuler. Hasan (2006:111) menegaskan fullday school
bertujuan untuk mengembangkan seluruh potensi kepribadian siswa dengan
lebih seimbang. Sedangkan menurut Nur Asni Alfiana Alfiah (2014) menjelaskan
sekolah model fullday school dapat meningkatkan kecerdasan emosional dan
tingkat penyesuaian sosial. Sementara itu Budi Winarni (2015) menengarahi
adanya pengaruh antara penerapan fullday school terhadap kedisiplinan siswa.
Dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa fullday school adalah
model sekolah yang menerapkan pendidikan yang dapat mengembangkan
seluruh potensi siswa dan meningkatkan kecerdasan emosional dan tingkat
penyesuaian sosial yang dilakukan sehari penuh.
Secara sederhana employability skills adalah ketrampilan yang dapat digunakan
untuk bekerja atau istilah populernya adalah kebekerjaan. Menurut Goodwin
(2012: 3) employability skill meliputi: non-technical skills, including generic
1. FULLDAY SCHOOL
2. EMPLOYABILITY SKILLS
BAB I
FULLDAY SCHOOL DAN EMPLOTABILITY SKILLS
Buku panduan SMK sistem Fullday 3
skills, essential skills, soft skills, key competencies, transferable skills, enterprise
skills and general capabilities. Employability skill diperoleh pada saat seseorang
mengikuti pembelajaran. Ketrampilan non teknik (non-technical skills) bukan saja
ketrampilan yang berhubungan dengan kemampuan bekerja secara langsung,
tetapi kemampuan yang secara luas yang berhubungan dengan kemasyarkatan,
seperti kewarganegaraan dan etika berperilaku. Kompetensi kunci (key
competencies) adalah kompetensi yang berkaitan dengan jenis pekerjaan.
Sedangkan transferable skills adalah ketrampilan mentranfer jika ditempat
pekerjaan ada perkembangan/perubahan ketrampilan kunci. Seseorang yang
memiliki employability skill yang baik akan mempunyai kinerja yang baik pula.
Goodwin (2012: 3) membuat kerangka kerja yang menghubungkan antara
employability skills, technical skills, dan ketrampilan inti dalam berbahasa
dan berhitung dikaitkan dengan kinerja. Kerangka kerja tersebut menunjukkan
bahwa kinerja sangat ditentukan oleh ketrampilan bekerja, ketrampilan teknik,
ketrampilan berbahasa dan berhitung. Employability skills adalah suatu
ketrampilan yang memungkinkan seseorang untuk mendapatkan pekerjaan
atau untuk dapat tetap bekerja, meliputi ketrampilan personal, ketrampilan
interpersonal, sikap kebiasaan, dan perilaku (Lankard, 1990). Employability skills
juga dimaknai sebagai sekumpulan ketrampilan non-teknis yang bersifat dapat
ditransfer yang diperlukan untuk memasuki dunia kerja, untuk tetap bertahan
dan mengembangkan karir di tempat kerja, ataupun untuk pengembangan karir
di tempat kerja baru (Yorke, 2006). Dari beberapa pendapat diatas, employability
skills dapat disimpulkan sebagai ketrampilan teknis dan non teknis yang dapat
digunakan untuk bekerja.
SMK sistem fullday tidak lain bertujuan untuk mencapai tingkat employability
skills siswa yang tinggi. Tujuan ini sangat penting karena mengfokuskan lulusan
SMKyangsiapbekerja,baikuntukdirinyamaupunoranglain,adalaheratkaitannya
dengan kualitas penyelenggaraan proses pembelajaran di sekolah. Menambah
atau bahkan mengaburkan dengan tujuan lain bisa jadi akan memperburuk citra
SMK bahkan menurunkan kualitas lulusannya. Secara mudah bagaimana SMK
sistem fullday bekerja adalah seperti yang gambar di bawah ini.
3. MENUJU SMK SISTEM FULLDAY
Buku panduan SMK sistem Fullday4
Gambar di atas menunjukkan bahwa SMK sistem fullday memiliki konsekuensi
yang sangat luas. Pencapaian pengetahuan dan ketrampilan serta sikap siswa
harus memiliki nilai lebih dari SMK sistem reguler. Pengetahuan yang dicapai
harus sampai pada tahap mencipta, sementara ranah keterampilan SMK sistem
fullday harus mencapai level kompetensi yang lebih kuat dan tajam. Demikian juga
sikap siswa yang dihasilkan adalah lebih baik dari SMK lainnya. Guna menjamin
ketercapaian employability skills siswa yang tinggi, SMK harus memiliki dukungan
kuat dari dalam maupun luar institusi. Dari internal sekolah penguatan 8 Standar
Nasional Pendidikan (SNP) sudah harus memiliki kelebihan dan keunggulan. Dari
eksternal sekolah meliputi DUDI sebagai mitra wajib, asosiasi profesi dan LSP
sebagai tolok ukur ketercapaian setiap kompetensi siswa menjadi sangat penting.
Ketercapaian proses kualitas pelatian dapat terlihat dari berjalannya Praktek Kerja
Lapangan (PKL) minimal 6 bulan, magang minimal 8 bulan (khusus untuk SMK 4
tahun) dengan baik, berjalannya Teaching Factory atau Unit Produksi atau Bisnis
Center sampai menghasilkan profit.
Berdasarkan kebutuhan DUDI lulusan SMK selain dibutuhkan kualifikasi minimal
tamatan, tetapi juga dituntut memiliki kemampuan pengembangan karir sebagai
pekerja. Kualifikasi minimal tamatan, sekolah dapat dilakukan dengan dengan
penajaman kompetensi, pengelolaan Usaha Produk Kreatif, Revitalisasi Teaching
Factory atau Unit Produksi atau Bisnis Center, menumbuhkan Gerakan Budi Pekerti,
Gambar 1. SMK Sitem Fullday
Buku panduan SMK sistem Fullday 5
Gerakan Literasi Sekolah, Sinkronisasi Kurikulum DUDI dan sekolah, Uji kompetensi
dan sertifikasi minimal LSP P 1, Praktek Kerja Lapangan (PKL) 6 bulan, Magang 8
bulan (SMK 4 th) dan menguasai bahasa internasional selain English. Sementara
pengembangan karir siswa, sekolah dapat melakukan pramuka yang mendukung
kompetensi siswa, SMK ber-KAIZEN, mengembangkan ketarunaan/ke-smapta-
an, mengadakan kegiatan Achievement Motivation Training, pengembangan karir
pakai model Adversity Quotient, SMK siaga bencana dan kegiatan Safety Health
Environmental (SHE).
Buku panduan SMK sistem Fullday6
Buku panduan SMK sistem Fullday 7
BAB II
PENGUAT KUALIFIKASI
KOMPETENSI
Buku panduan SMK sistem Fullday8
Pengembangan SMK sistem fullday adalah bagaiamana mewujudkan kompetensi
siswa menjadi lebih kuat dan lebih tajam. Salah satu langkahnya adalah
mengadakan Lomba Kompetensi Siswa (LKS mini). LKS mini adalah kompetisi
yang dapat dilakukan dalam periode tertentu antar siswa sesuai bidang keahlian
yang diajarkan pada SMK. Kompetisi ini dititikberatkan pada bidang keterampilan
praktik yang didukung oleh pemahaman teori yang relevan dan sikap kerja dalam
menyelesaikan pekerjaan sesuai standar industri. Pengetahuan, keterampilan
dan sikap kerja yang dimaksud adalah manifestasi kemampuan yang
dilandasi oleh daya pikir, daya qolbu, dan daya fisik, untuk siap menjadi
tenaga kerja tingkat menengah yang handal dalam bidang masing-masing
sesuai tuntutan kebutuhan dunia kerja. LKS mini dapat dijadikan pembibitan awal
untuk menjadi wakil sekolah pada LKS tingkat di atasnya, baik tingkat kabupaten,
provinsi, nasional bahkan sampai pada tingkat dunia yaitu world skills international
competition (Kompetisi Keahlian tingkat Dunia). Bagaimana LKS mini sekolah
dijalankan dapat dilakukan langkah-langkah sebagai berikut:
1. LOMBA KOMPETENSI SISWA (LKS MINI)
Membentuk panitia tetap baik di tingkat jurusan maupun sekolah
Panitia membuat prosedur dan aturan kerja praktek sebelum kompetisi.
Panitia kompetisi menyiapkan fasilitas kompetisi sebisa mungkin seperti
suasana di DUDI
Pelaksanaan dapat dilakukan di dalam maupun di luar sekolah atau kombinasi
antar keduanya.
Penilaian kompetisi menentukan pola dan teknik penilaian, baik teori maupun
praktek
Dalam hal penjurian, sekolah dapat melibatkan pihak luar baik DUDI atau
asosiasi profesi atau yang lain yang lebih kompeten di bidangnya.
Guna meningkatkan motivasi lomba, sekolah dapat menyiapkan hadiah
sebagai stimulus.
Perekrutan peserta lomba dapat melalui penunjukkan langsung atau
pendaftaran secara sukarela.
Lomba sebaiknya dilakukan secara rutin dan berkala sehingga peserta dapat
mempersiapkan diri dengan baik.
Waktu lomba murni menggunakan sistem blok dengan durasi tertentu.
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.
BAB II
PENGUATAN KUALIFIKASI KOMPETENSI
Buku panduan SMK sistem Fullday 9
Model Pembelajaran Teaching Factory adalah Model Pembelajaran yang
memanfaatkan sarana prasarana yang dimiliki Sekolah dalam menciptakan
suasana industri di sekolah untuk mencapai kompetensi satu atau beberapa
mata pelajaran produktif. Siswa diberi pengalaman langsung suasana kerja
industri meskipun di sekolah dengan dihadapkan pada pekerjaan nyata sesuai
kompetensi yang harus dimiliki dari satu atau beberapa mata pelajaran produktif
baik yang bersifat produk maupun jasa. Sehingga kompetensi yang dicapai
sesuai dengan yang seharusnya dan tidak terjadi kesenjangan kemampuan/
kompetensi antara kebutuhan/tuntutan industri dengan kemampuan /
Teaching Factory ini dapat dilakukan kerjasama antara sekolah yang tidak
atau kurang memiliki alat untuk praktik dan industri yang memproduksi
produk yang dapat dikembangkan sesuai dengan program keahlian yang
dimiliki sekolah. Sekolah dipersyaratkan mempunyai lahan yang cukup
agar supaya industri dapat mendirikan site plan di sekolah. Dengan
demikian ada kerja sama yang saling menguntungkan antara sekolah
dengan industri. Pelaksanaannya siswa akan mendapatkan kompetensi
sesuai dengan kebutuhan industri, kurikulum berasal dari industri, sehingga
sebelumnya guru produktif akan mendapatkan pelatihan terlebih dahulu di
industri sampai merasa memiliki kompetensi yang akan ditularkan kepada
siswanya. Harapanya di dalam pembelajran guru dapat melatih siswa
dalam mencapai kompetensi yang diminta oleh industri yang bekerja sama
a.
Gambar 2. Model 1 Pembelajaran Teaching Factory
2. REVITALISASI TEACHING FACTORY / UNIT PRODUKSI ATAU BISNIS CENTER
Buku panduan SMK sistem Fullday10
Model Pembelajaran Teaching Factory ini, dapat dilaksanakan oleh sekolah
yang memiliki peralatan untuk praktik yang sama atau hampir sama yang
dimiliki di industri. Jadi sekolah mencukupi alat-alat atau sarana prasarana
yang memenuhi delapan standar pendidikan. Menurut Kuswantoro
(2014), teaching factory menjadi konsep pembelajaran dalam keadaan
yang sesungguhnya untuk menjembatani kesenjangan kompetensi antara
pengetahuan yang diberikan sekolah dan kebutuhan industri. Teaching
factory merupakan pengembangan dari unit produksi yakni penerapan
sistem industri mitra di unit produksi atau bisnis center yang telah ada
di SMK. Unit produksi atau bisnis center adalah pengembangan bidang
usaha sekolah selain untuk menambah penghasilan sekolah yang dapat
digunakan dalam upaya pemeliharaan peralatan, peningkatan SDM, dll
juga untuk memberikan pengalaman kerja yang benar-benar nyata pada
siswanya. Penerapan unit produksi sendiri memiliki landasan hukum yaitu
Peraturan Pemerintah Nomor 29 Tahun 1990 pasal 29 ayat 2 yaitu “Untuk
mempersiapkan siswa sekolah menengah kejuruan menjadi tenaga kerja,
pada sekolah menengah kejuruan dapat didirikan unit produksi yang
beroperasi secara profesional.”
Pembelajaran melalui teaching factory bertujuan untuk menumbuh-
kembangkan karakter dan etos kerja (disiplin, tanggung jawab, jujur,
kerjasama, kepemimpinan, dan lain-lain) yang dibutuhkan DU/DI serta
meningkatkan kualitas hasil pembelajaran dari sekedar membekali
kompetensi (competency based training) menuju ke pembelajaran yang
membekali kemampuan memproduksi barang/jasa (production based
training).
b.
Gambar 3. Model 2 Pembelajaran Teaching Factory
Buku panduan SMK sistem Fullday 11
Gerakan Penumbuhan Budi Pekerti (GPBP) adalah kegiatan pembiasaan sikap
dan perilaku positif di sekolah yang dimulai sejak dari masa orientasi siswa
baru sampai dengan kelulusan. Seorang siswa tidak mungkin bisa berbudi
pekerti dalam waktu sekejap. Budi pekerti membutuhkan langkah panjang
dan pembiasaan-pembiasaan. Hal ini sesuai dengan Permendikbud No. 23
Tahun 2015 tentang Penumbuhan Budi Pekertimerupakan salah satu ikhtiar
menerjemahkan visi Kemendikbud 2014-2019.
Tujuan dilaksanakannya Gerakan Penumbuhan Budi Pekerti di SMK sistem
fullday adalah sebagai berikut:
Membentuk insan dan ekosistem pendidikan dan kebudayaan yang
berkarakter.
Menjadikan sekolah sebagai taman belajar yang menyenangkan bagi warga
sekolah
Menumbuh-kembangkan kebiasaan yang baik sebagai bentuk pendidikan
karakter sejak di sekolah.
Menjadikan pendidikan sebagai gerakan yang melibatkan pemerintah,
pemerintah daerah, masyarakat, dan keluarga.
Menumbuh-kembangkan lingkungan dan budaya belajar yang serasi antara
sekolah, masyarakat, dan keluarga.
Sementara pembiasaan-pembiasaan yang dapat dikembangkan di SMK
meliputi pembiasaan umum, harian, mingguan, bulanan, tengah tahunan
dan tahunan. Lihat gambar berikut.
a.
b.
c.
d.
e.
Gambar 4. Gerakan Penumbuhan Budi Pekerti
3. GERAKAN PENUMBUHAN BUDI PEKERTI
Buku panduan SMK sistem Fullday12
a. Pembiasaan Umum
a. Pembiasaan Harian
Memberi salam, senyum, dan sapaan kepada setiap orang di komunitas
sekolah;
Membersihkan lingkungan sekolah dari limbah fisik dan visual
Santun dalam berbicara, bersikap, dan berperilaku;
Berpakaian sopan sesuai norma dan budaya nasional dan/atau lokal;
Menggunakan sumber daya sekolah (air, listrik, telpon, dsb.) secara efisien
untuk mencegah berbagai bentuk pemborosan;
Mengurangi penggunaan plastik/bahan lain yang tidak mudah terurai;
Mematikan lampu dan semua alat yang menggunakan listrik saat tidak
diperlukan;
Mematikan kran air saat tidak diperlukan;
Membuang sampah pada tempat yang telah disediakan;
Membersihkan sanitasi seperti toilet, wastafel, kamar mandi, dan/atau
saluran air sekolah;
Menjaga ketertiban dan kenyamanan layanan sekolah;
Menyanyikan lagu-lagu bermuatan moral;
Setiap warga sekolah menjenguk warga sekolah lainnya yang mengalami
musibah, seperti sakit, kematian, dan sebagainya;
Siswa membiasakan membuat skala prioritas kebutuhan sesuai dengan
tingkat kepentingannya; dan
Siswa membiasakan diri untuk memiliki tabungan dalam berbagai bentuk
(misalnya bank, celengan, dan sejenisnya).
Siswa mencium tangan dan/atau memeluk orang tua/wali sebelum
berangkat ke sekolah;
Guru dan tenaga kependidikan datang lebih awal untuk menyambut
kedatangan siswa sesuai dengan tata nilai yang berlaku;
Siswa berbaris menjelang masuk kelas yang dipimpin oleh satu orang siswa
secara bergantian;
Secara bersama siswa mengucapkan salam hormat kepada guru sebelum
pembelajaran dimulai, dipimpin oleh seorang siswa secara bergantian;
Siswa berdoa bersama sebelum dan sesudah pembelajaran, dipimpin oleh
seorang siswa secara bergantian berdasarkan kesepakatan kelas;
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
1.
2.
3.
4.
5.
Buku panduan SMK sistem Fullday 13
c. Pembiasaan Mingguan
Siswa dan warga sekolah harus membaca buku bacaan minimal 15 (lima
belas) menit setiap hari sebelum pembelajaran dimulai di sekolah;
Siswa membiasakan diri untuk bertanya kepada guru selama proses
pembelajaran dan/atau setelah selesai pembelajaran, dengan mengangkat
tangan untuk memohon ijin terlebih dahulu;
Siswa selalu merapikan bangku masing-masing sebelum meninggalkan
ruang kelas diakhir proses pembelajaran;
Warga sekolah menyanyikan lagu wajib nasional, lagu daerah, dan/ atau
lagu patriotik, seperti Bagimu Negeri, Halo-Halo Bandung, Pancasila Rumah
Kita, Kebyar– Kebyar, Bendera, Garuda di Dadaku, dan lain-lain;
Siswa melaksanakan piket kebersihan kelas secara beregu dan bergantian
regu;
Warga sekolah menunaikan ibadah bersama di sekolah sesuai dengan
agama dan kepercayaannya; dan
Setiap siswa dapat menjadi pemimpin dalam setiap kegiatan bersama,
seperti berbaris menjelang masuk kelas, membaca doa sebelum dan
sesudah belajar, piket kelas, kerja bakti.
Pemeriksaan isi tas dan gawai (gadget) siswa secara acak;
Menyelenggarakan kantin yang memenuhi standar kesehatan; dan
Melaksanakan kegiatan bank sampah bekerja sama dengan dinas
kebersihan setempat.
Melaksanakan apel bendera setiap hari Senin dengan berpakaian seragam
sekolah;
Melaksanakan senam nasional bersama dan/atau senam yang diciptakan
oleh daerah masing-masing;
Pemeriksaan kebersihan pakaian, gigi, kuku, dan rambut oleh Usaha
Kesehatan Sekolah (UKS);
Pembiasaan Bulanan
Menjaga dan merawat tanaman di lingkungan sekolah;
Melaksanakan kerja bakti;
Penataan ruang kelas sesuai dengan kondisi dan kebutuhan kelas;
membuat buletin dan/atau majalah dinding;
Siswa melakukan diskusi kelompok dihadiri oleh guru dan tenaga
kependidikan; dan
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
Buku panduan SMK sistem Fullday14
d. Pembiasaan Tengah Tahunan
e. Pembiasaan Tahunan
Sekolah menyediakan ruang publik untuk berkreasi siswa secara bebas dan
bertanggung jawab.
Melaksanakan kerja bakti untuk lingkungan sekitar sekolah;
Melaksanakan berbagai jenis lomba antarkelas;
Menyelenggarakan forum diskusi siswa dengan narasumber berasal dari
siswa dihadiri oleh guru dan tenaga kependidikan;
Memelihara bangku kelas dan fasilitas sekolah lainnya agar selalu tetap
bersih dari coretan dalam bentuk apapun; dan
Siswa berlatih membuat produk kreatif yang dapat dijual.
Memperingati hari besar nasional dan keagamaan;
Melaksanakan kerja bakti bersama warga lingkungan sekitar sekolah;
Melaksanakan lomba kelas sehat secara berkelanjutan;
Mengikutsertakan perwakilan siswa dalam penyusunan tata tertib sekolah;
Melaksanakan pentas seni dan/atau pameran karya siswa; dan
Mengikuti kegiatan perlombaan dan festival di luar sekolah baik tingkat
sekolah, kecamatan, kabupaten/kota, provinsi atau nasional.
Menumbuhkembangkan budi pekerti peserta didik SMK.
Membangun ekosistem literasi sekolah di SMK.
Menjadikan SMK sebagai organisasi pembelajaran (learning organization)
Mempraktikkan kegiatan pengelolaan pengetahuan (knowledge
management) di SMK.
Menjaga keberlanjutan budaya literasi di SMK.
12.
1.
2.
3.
4.
5.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
a.
b.
c.
d.
e.
Gerakan Literasi Sekolah (GLS) merupakan sebuah upaya yang dilakukan
secara menyeluruh untuk menjadikan sekolah sebagai organisasi pembelajaran
yang warganya literat sepanjang hayat melalui pelibatan publik. Tujuan Umum
GLS adalah menumbuh-kembangkan budi pekerti peserta didik melalui
pembudayaan ekosistem literasi agar mereka menjadi pembelajar sepanjang
hayat. Sementara tujuan khususnya meliputi:
4. GERAKAN LITERASI SEKOLAH
Buku panduan SMK sistem Fullday 15
Tabel 1. Tahapan pelaksanaan GLS di SMK
- 15 menit membaca
- Pembuatan jurnal
membaca siswa
- Penyiapan sarana
literasi (penyediaan area
baca, buku bacaan dan
akses internet)
- Menciptakan
lingkungan sosial dan
afektif yang nyaman
untuk membaca
- Pembimbingan
e-literasi secara
bertanggung jawab
- Memperkenalkan etika
perilaku dan hukum
dalam menggunakan
teknologi informasi dan
komunikasi
- Minat baca untuk
meningkatkan
kemampuan literasi
- 15 menit membaca
- Pembuatan respons
bacaan: graphic
organizers, peta cerita,
Penilaian non-akademik
- Pembuatan bahan kaya
teks oleh siswa
- Pembimbingan
penggunaan k omputer
dan internet untuk
kegiatan literasi
- Pengenalan
- Penggunaan berbagai
bahan referensi cetak
dan digital untuk
mencari informasi
- 15 menit membaca
- Pemanfaatan berbagai
strategi literasi dalam
pembelajaran
- Pengembangan
kemampuan e-literasi
dalam pembelajaran
bagi guru dan siswa
- Penilaian akademik
- Pengembangan
lingkungan fisik, sosial,
afektif, dan akademik
- Memilih cara dan
jenis e-literasi yang
tepat untuk proses
pembelajaran, produksi
pengetahuan, dan
menyebarkannya di
kalangan warga SMK
Pengembangan Standar Kompetensi
Dikembangkan berdasarkan paduan antara Standar Nasional/SNP
dan Standar Kompetensi Lulusan/SKL Kemendikbud dengan Standar
Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI)
Disesuaikan dengan kebutuhan kompetensi di industri
a.
1.
2.
Ujikompetensiadalahsuatuprosespengumpulanbuktikompetensiyangmenjadi
dasar untuk memutuskan seorang kompeten atau tidak kompeten. Dalam
Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia/SKKNI menyebutkan bahwa
panduan penilaian praktik ketrampilan dasar dapat dinilai melalui pekerjaan
dan tidak melalui pekerjaan. Ini mengandung makna bahwa uji kompetensi
dapat dilakukan secara terpadu pada saat siswa SMK melaksanakan praktik
kerja industri dan dilakukan dengan metode melalui porto folio. Uji kompetensi
5. UJI KOMPETENSI DAN SERTIFIKASI LSP P 1.
TAHAP 1 TAHAP 2 TAHAP 3
Buku panduan SMK sistem Fullday16
Pengembangan Kurikulum
Pengembangan Praktik Kerja Lapangan di Industri
Pengembangan Pembelajaran Praktik di SMK
Sinkronisasi kurikulum berupa identifikasi dan validasi kompetensi dan
kriteria unjuk kerjanya dengan dunia usaha dan dunia industri (DUDI)
dilakukan setiap tahun.
Disahkan dan ditandatangani oleh: Kepala SMK, asosiasi DUDI, Komite
Sekolah, Dinas Pendidikan Kota, dan Dinas Pendidikan Propinsi.
Siswa diarahkan memilih tempat praktik yang telah memiliki MoU
dengan Sekolah
Siswa melakukan observasi di tempat praktik dan menentukan pilihan
fokus pekerjaan dan harus disetujui oleh industri.
Guru wajib memiliki sertifikat kompetensi dan menjadi asesor teknik
dari lembaga independen sesuai dengan bidang kompetensi yang
diampunya.
Guru mengajar/mengampu pada kluster kompetensi tertentu.
Pelajaran teori kejuruan mendukung pelajaran praktik.
Model pembelajaran berbasis kompetensi/ competency-based training
(CBT).
Modul wajib digunakan dalam pembelajaran.
Siswa dibekali dengan soft skill (materi siswa SMK ber-Kaizen)
Siswa dibekali dengan skill passport sebagai panduan untuk mencapai
kompetensi.
Meskipun siswa belajar dalam kelompok kerja, setiap siswa
mempelajari job yang berbeda.
SMK memiliki Tempat Uji Kompetensi (TUK)
Sebelum melaksanakan uji kompetensi, siswa wajib melakukan uji
mandiri
Uji kompetensi dapat menyatu dengan pembelajaran.
Materi uji kompetensi meliputi aspek pengetahuan, sikap dan
ketrampilan
Materi uji kompetensi meliputi kluster kompetensi (mengacu pekerjaan
yang ada di industri).
Hasil uji kompetensi dicatat dalam skill passport.
b.
d.
c.
1.
2.
1.
2.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
Buku panduan SMK sistem Fullday 17
Siswa bekerja berdasarkan pilihan fokus pekerjaannya dengan
dibimbing oleh pembimbing industri.
Bila pilihan pekerjaan pada saat itu tidak ada, siswa tetap bekerja pada
pekerjaan yang ada saat itu.
Skill passport menjadi acuan dalam belajar/bekerja
Uji kompetensi dilakukan melalui pekerjaan riil
Pembimbing industri menguji siswa.
Siswa dapat berpindah fokus pekerjaan yang lain setelah dinyatakan
lulus uji kompetensi.
Kompetensi yang telah dikuasai siswa dicatat dalam skill passport.
SMK memiliki Lembaga Sertifikasi Profesi Pihak 1/LSPP-1.
LSPP-1 mengadakan uji kompetensi sesuai pilihan siswa dan
kemampuan TUK/LSPP-1
LSPP-1 memverifikasi kompetensi-kompetensi yang telah dimiliki
siswa yang tertuang dalam skill passport.
Skill passport menjadi bukti dalam penentuan kompetensi yang telah
dimiliki oleh siswa.
Siswa yang belum dinyatakan kompeten pada saat prakerin dapat
mengikuti uji kompetensi dengan pola simulasi di TUK/LSPP-1 SMK.
Siswa yang telah memenuhi seluruh paket kompetensi (43 kompetensi)
akan mendapat sertifikat sebagai teknisi yunior kendaraan ringan
dan bagi yang belum memenuhi akan mendapat sertifikat sesuai
kompetensi yang telah dikuasai yang tertuang dalam skill passport.
Ada jaminan kompetensi bagi lulusan SMK.
Sertifikat kompetensi diterbitkan sesuai kompetensi yang telah dimiliki
siswa.
Skill Passport dan sertifikat kompetensi merupakan bagian yang tak
terpisahkan.
Sertifikat kompetensi diterbitkan oleh BNSP/LSPP-1.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
1.
2.
3.
4.
Pengembangan Uji Kompetensi Terpadu
Out Put
e.
f.
Buku panduan SMK sistem Fullday18
Gambar 5. Uji Kompetensi Terpadu
Secara singkat model uji kompetensi terpadu dapat dilihat pada gambar berikut
Komponen uji kompetensi meliputi: skill passport, tempat uji kompetensi, dan
Lembaga Sertifikasi Profesi Pihak 1/LSPP-1. Secara rinci komponen-komponen uji
kompetensi terpadu adalah:
Seluruh kompetensi yang harus dikuasai oleh siswa SMK selama belajar di
SMK maupun di uspense diidentifikasi, dipilah per semester, dan diuraikan
kriteria unjuk kerjanya. Penyusunan skill passport melibatkan industri dan
setiap tahun harus di-update sesuai perkembangan ilmu dan teknologi.
Kompetensi dasar/basic competence dipelajari di SMK dan diuji oleh guru
dengan skor nilai 0-100. Kompetensi kerja/working competence dipelajari
di industri pada saat siswa melaksanakan praktik kerja industri /prakerin
dan diuji oleh pembimbing industri dengan acuan standar kompetensi di
uspense tempat siswa prakerin dan dengan skor “kompeten” atau “belum
kompeten”. Siswa yang sudah dinyatakan kompeten di industri, skill
passport-nya ditandatangani oleh pihak industri.
Skill Passporta.
Buku panduan SMK sistem Fullday 19
Conventional Engine
tune-up / OTO.
KR.02.001.03
Servis/ perbaikan
rem / OTO.
KR.04.003.03
Servis/ perbaikan
transmisi / OTO.
KR.03.004.03
Servis/ perbaikan
kopling/ OTO.
KR.03.002.03
Servis/ perbaikan
uspense/ OTO.
KR.04.014.03
• Prosedur engine tune-up diidentifikasi
• Engine tune-up pada mobil dilakukan
sesuai spesifikasi dan SOP
• Prosedur servis rem diidentifikasi
• Sistem rem pada mobil diservis dan
diperbaiki sesuai spesifikasi dan SOP
tanpa menyebabkan kerusakan
• Prosedur servis transmisi diidentifikasi
• Transmisi pada mobil diservis dan
diperbaiki sesuai spesifikasi dan SOP
tanpa menyebabkan kerusakan
• Prosedur servis kopling diidentifikasi
• Sistem kopling pada mobil diservis dan
diperbaiki sesuai spesifikasi dan SOP
tanpa menyebabkan kerusakan
• Prosedur servis suspense diidentifikasi
• Sistem uspense pada mobil diservis
dan diperbaiki sesuai spesifikasi dan SOP
tanpa menyebabkan kerusakan
STANDAR KOMPETENSI/
KODE SKKNI
KRITERIA UNTUK KERJA
UJI MANDIRI
SISWA
KOMPETEN
TGL TTD & CAP
Tabel 2. Contoh Format Skill Passport Kompetensi
Keahlian Teknik Kendaraan Ringan
Tempat Uji Kompetensi adalah tempat yang berdasarkan penilaian
dinyatakan layak dan mampu melaksanakan uji kompetensi. Tujuan TUK
adalah: untuk memfasilitasi pelaksanaan uji kompetensi bagi peserta didik
kursus dan satuan pendidikan nonformal lainnya serta warga masyarakat
yang belajar mandiri berdasarkan standar kompetensi yang ditetapkan.
Tempat Uji Kompetensi harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:
Tempat Uji Kompetensi/TUKb.
Buku panduan SMK sistem Fullday20
Persyaratan administrasi
Persyaratan teknis:
Memiliki struktur organisasi.
Memiliki alamat sekretariat yang tetap.
Mengajukan proposal untuk menjadi tempat uji kompetensi.
Memiliki sarana dan prasarana untuk ujian teori dan praktik yang
memadai baik jumlah maupun kualitasnya.
Letak TUK strategis dan mudah dijangkau.
Memiliki ventilasi/pengatur udara yang baik dan penerangan
yang cukup untuk terlaksananya uji kompetensi yang lancar,
tertib, aman, dan nyaman.
Memiliki peralatan kantor yang memadai baik jumlah maupun
kualitasnya.
1.
2.
a.
b.
a.
b.
c.
d.
e.
Struktur Organisasi, TUK dipimpin oleh seorang ketua, dibantu
oleh seorang sekretaris, seorang bendahara, dan 2 (dua) orang
tenaga operasional atau sesuai kebutuhan. Tugas TUK adalah:
merencanakan, mengkoordinasikan, melaksanakan, mengontrol,
serta mengevaluasi seluruh pelaksanaan kegiatan uji kompetensi.
LSPP-1 adalah lembaga sertifikasi profesi yang ada dalam lembaga
pendidikan kejuruan seperti SMK, yang mempunyai kewenangan untuk
melakukan uji kompetensi/sertifkasi kepada para siswanya. Kebijakan,
prosedur, dan administrasi lembaga sertifikasi harus terkait dengan
kriteria sertifikasi, harus jujur dan wajar terhadap seluruh calon dan harus
memenuhi semua persyaratan dan peraturan Lembaga Pendidikan dan
Pelatihan Profesinya serta perundang-undangan yang berlaku. LSPP-1
tidak boleh menggunakan prosedur yang menghambat dan menghalangi
akses oleh asesi dan calon, kecuali yang ditetapkan dalam pedoman BNSP
nomor 217 tahun 2009.
LSPP-1 dibentuk oleh SMK dengan mengajukan kepada Badan Nasional
Sertifikasi Profesi/BNSP, yang minimal terdiri dari minimal terdiri atas
ketua, bagian administrasi, manajemen teknis sertifikasi dan manajemen
mutu.
Lembaga Sertifikasi Profesi Pihak Pertama /LSPP-1c.
Buku panduan SMK sistem Fullday 21
BAB III
kompetensi penunjang karir
Buku panduan SMK sistem Fullday22
SMK sistem fullday dapat diisi dengan SMK ber-KAIZEN. Salah satu tujuannya
adalah upaya membangun karakter ‘problem solving’ menuju Indonesia yang
lebih baik. Persaingan usaha dan tenaga kerja yang semakin ketat seiring dengan
terbukanya pasar bebas. Profil daya serap tenaga kerja dan pengangguran terbuka
gapnya terlalu besar. Institusi pendidikan memiliki peran strategis dan perlu
menyiapkan lulusan yang memiliki daya saing untuk memenangkan persaingan ke
depan. Maka perlu diupayakan generasi yang siap bersaing di dunia bisnis yang
memiliki karakter problem solving (Kaizen). Kaizen berasal dari bahasa Jepang
yang artinya seperti gambar berikut.
Kaizen bisa dilakukan oleh siapa saja baik karyawan, manager, direktur, pemilik,
siswa bahkan ibu rumah tangga sekalipun dengan biaya yang diperlukan relatif
murah. Secara umum program Kaizen dapat digambarkan seperti Gambar 7.
1. SMK BER-KAIZEN
Gambar 6. Arti Kaizen
BAB III
KOMPETENSI PENUNJANG KARIR
Buku panduan SMK sistem Fullday 23
Sumber: Star Consulting Kaizen
Gambar 7. Program Kaizen
Gambar 8. Milestone program SMK ber-Kaizen
Adapun materi program SMK ber-Kaizen meliputi:
Kaizen dan pilarnya
Manfaat program
Skema problem solving
Metode Pengajaran
Materi Ajar 06
On the Job Training
Peran dan Fungsi
Milestone
Tools
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
Buku panduan SMK sistem Fullday24
Tabel 3. Struktur program SMK ber-Kaizen
(2 jam per pekan dalam 6 bulan)
Tabel 4. Pembagian tugas program SMK ber-Kaizen
Materi On the Job Training antara lain:
Praktik 5 R di kelas
Praktik Kaizen di rumah
Praktik Kaizen di lingkungan sekolah
Kerja praktik di tempat kerja aktual (bengkel, pabrik, dll)
a.
b.
c.
d.
1
2
3
4
5
6
Pengertian & Pilar Kaizen
Problem Solving
Tool problem solving
Perangkat-perangkat ‘Kaizen’ - Gugus Kendali Mutu (QCC)
Ide Berkonsep
On the Job Training/OJT
TOTAL
2 JP
10 JP
6 JP
4 JP
4 JP
6 JP
32 JP
NO KEGIATAN JUMLAH JAM
- Menyiapkan Guru
- Mempromosikan Program
ke siswa
- Menyediakan Tempat
Belajar dan Praktek
- Menentukan tempat On the
Job Training
- Mengontrol seluruh Proses
Belajar
- Membuat Materi Ajar (Buku
Pelajaran dan Alat Peraga)
- Mengajar Trainer (Guru)
- Memberi Konsultasi Teknis
- Sertifikasi
- Publikasi & promosi program &
outputnya
- Memiliki Buku
Pelajaran program
Kaizen
- Belajar seluruh teori
pelajaran & lulus ujian
- Melaksanakan On the
Job Training
- Menerima sertifikat
SMK KONSULTAN KAIZEN SISWA SMK
Buku panduan SMK sistem Fullday 25
Langkah-langkah yang dapat dilakukan dalam program SMK ber-Kaizen adalah
sebagi berikut:
Berikut adalah salah satu contoh bukti pelaksanaan program SMK ber-Kaizen
Melakukan MoU dengan Konsultan Kaizen.
Melaksanakan Training of Trainer/ToT bagi guru.
Malaksanakan pembelajaran bagi siswa.
Melaksanakan On the Job Training bagi siswa.
Melakukan penilaian program SMK ber-Kaizen bagi siswa.
Menerbitkan sertifikat bagi siswa yang lulus.
a.
b.
c.
d.
e.
f.
Gambar 9. Contoh Pelaksanaan Program SMK ber-Kaizen
Ketarunaan/ke-smapta-an adalah sistem pendidikan semi militer yang diterapkan di
beberapa sekolah baik Perguruan tinggi, SMA, maupun SMK. Ketarunaan diartikan
sebagai sistem pendidikan yang menerapkan prinsip-prinsip militer yang bertujuan
untuk membentuk karakter siswa. Prinsip militer yang diterapkan bukanlah militer
murni, tetapi menganut pada sebagiannya guna mencetak disipin dan karakter
siswa yang kuat. Ada tiga hal dalam pembentukan karakter yang berlangsung
secara terpadu. Pertama, siswa mengerti baik dan buruk, mengerti tindakan
apa yang harus diambil, mampu memberikan prioritas hal-hal yang baik. Kedua,
siswa mempunyai kecintaan terhadap kebajikan, dan membenci perbuatan buruk.
Kecintaan ini merupakan obor atau semangat untuk berbuat kebajikan. Misalnya,
2. KETARUNAAN/KE-SMAPTA-AN
Buku panduan SMK sistem Fullday26
anak tidak mau mencuri, karena tahu mencuri itu buruk, ia tidak mau melakukannya
karena mencintai kebajikan. Ketiga, siswa mampu melakukan kebajikan dan
sekaligus terbiasa melakukannya. Ranah pengembangan ketarunaan meliputi:
Materi ketarunaan/ke-smapta-an dapat meliputi: wasawasan kebangsaan, etika,
nilai-nilai sejarah perjuangan bangsa dan pelestarian nilai 45, kesadaran nasional,
disiplin nasional, wawasan nusantara, ketahanan nasional dan pembangunan
nasional. Namun demikian dapat dilakukan penambahan sesuai dengan kebutuhan
sekolah misalnya peraturan Baris-berbaris, tata upacara, pembinaan jasmani, peduli
lingkungan, atau ketangkasan individu dan kelompok. Bagaimana langkah-langkah
menerapkan ketarunaan/ke-smapta-an adalah sebagai berikut:
Latihan Dasar Ketarunaan
Mental Dan Daya Tahan
Kedisiplinan
Keagamaan
Latihan Dasar Ketarunaan dilaksanakan untuk memberi landasan dasar-
dasar untuk menjadi sang taruna sejati. Latihan ini sangat keras atau lebih
dikenal dengan semi militer sehingga akan mendapatkan fisik yang sangat
kuat. Latihan ini diterapkan dengan melibatkan militer asli atau turunannya.
Daya tahan atau daya banting diajarkan untuk menjadi orang yang mentalnya
kuat dan tahan terhadap segala cobaan dan rintangan. Setiap pagi akan di
gembleng, bangun pagi sekali untuk melakukan sholat subuh, selesai lari
pagi atau joging. Hal ini diterapkan untuk melatih mental dan daya tahan
dalam kedisiplinan dalam mengatur waktu.
Disiplin dalam sistem ketarunaan adalah mutlak dan tidak boleh ada yang
melanggar kalau tidak kena sanksi hukuman. Contoh kegiatan makan harus
mengikuti tata tertib dan nilai kesopanan. Termasuk datang ke sekolah dan
mengikuti segala kegiatan sekolah harus selalu tiba tepat waktu. Berpakaian
Sikap dan perilaku keagamaan adalah tiang dan akhlak seorang taruna yang
sejati. Kalau dalam Islam terutama dalam sholat jamaah dan baca alqur’an.
Siswa dengan agama lain akan menyesuaikan sendiri sesuai keyakinannya.
a.
c.
b.
d.
Buku panduan SMK sistem Fullday 27
Sekolah membentuk komite/satgas/gugus ketarunaan/ke-smapta-an SMK
Komite/satgas/gugus menyusun prosedur dan aturan baku ketarunaan/ke-
smapta-an SMK.
Komite/satgas/gugus dapat diketuai oleh komandan taruna.
Komite/satgas/gugus dapat melakukkan kerja sama dengan militer atau
turunanya untuk memulai awal program.
Sekolah menyiapkan anggaran khusus, sarana dan prasarananya secara
representatif
Guna menjamin ketarunaan/ke-smapta-an berjalan dengan baik, sekolah
dapat mengalokasikan pelatihan secara rutin dengan sistem blok setiap
minggu dengan durasi sehari penuh atau sesuai kebutuhan.
Sistem ketarunaan/ke-smapta-an dapat diintegrasikan ke semua kegiatan
proses belajar mengajar baik praktek maupun teori.
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
Achievement Motivation Training adalah serangkaian kegiatan yang pada intinya
memberikan kesadaran pada siswa untuk mengetahui potensi yang dimilikinya
serta menyuntikkan semangat siswa untuk berprestasi semaksimal mungkin.
Tujuan Achievement Motivation Training ini bukan menilai kepribadian siswa, tetapi
untuk membantu mengembangkan potensi siswa melalui usaha pencapaian tujuan
yang bersifat prestatif (achieving).
Contoh pelaksanaan Achievement Motivation Training dapat dilihat pada tabel
berikut ini.
3. ACHIEVEMENT MOTIVATION TRAINING
Tabel 5. Jadwal Achievement Motivation Training
SESI 1
09.00-09.15 • Kertas gambar
• Spidol
• Double tape
PermainanPerkenalan antar
Peserta
berprestasi”
Membangun
kedekatan dan
Supaya saling
mengenal satu sama
lain dan merasa ada
hubungan dengan
pelaksana
WAKTU ALATMETODEACARA TUJUAN
Buku panduan SMK sistem Fullday28
09.15-09.30
09.30-09.40
09.40-12.00
12.00-12.30
12.30-12.45
12.45-13.15
13.15-13.30
• Laptop
• LCD proyektor
• Lembar informed
consent
• Laptop
• LCD proyektor
Ceramah
Ceramah, video
tugas, presentasi
dan game terkait
materi
Tanya jawab
Role play
Menjelaskan
Manfaat dan
Tujuan pelatihan
“Pelatihan motivasi
berprestasi”
Informed Consent
Materi “Who am I”
Sesi Tanya Jawab
Relaksasi
- Mereview Kembali
Materi Yang Sudah
Diberikan
- Refleksi
Penutup
Peserta mengetahui
manfaat yang akan
didapatkan jika
mengikuti pelatihan
“Motivasi Berpestasi”
Meminta persetujuan
dari peserta dan
meminta kesedian
peserta untuk
mengikuti pelatihan
ini dari awal hingga
akhir.
Peserta mengetahui
tentang siapa
diri mereka dan
menemukan potensi
yang ada dalam diri.
Peserta
mengeksplorasi
materi yang diberikan
Merefresh pikiran
Peserta lebih paham
tentang point-poin
penting didalam
materi yang sudah
disampaikan
Buku panduan SMK sistem Fullday 29
SESI 2
09.00-09.15
09.15-09.25
09.25-11.30
11.30-12.00
12.00-12.45
Ceramah
Permainan
Ceramah, video
penugasan kelas,
presentasi dan
game terkait materi
Role play
Role play
Mereview Materi
Yang Diberikan Hari
Pertama
Ice Breaking
Materi 2:
Motivasi Diri (Self
Motivation)
Relaksasi
Praktek Stimulasi
Mengingatkan
kembali kepada
peserta tentang
materi 1
Mencairkan suasana
dan memompa
semangat peserta
Peserta dapat
mengenal
kemampuan diri,
menanamkan
dorongan positif
di dalam diri,
membangun dan
memelihara motivasi
untuk terus meraih
prestasi terbaik
sesuai dengan usaha
yang dilakukan, serta
sikap mental terhadap
diri sendiri
Membuat diri rileks
dan santai
Peserta lebih paham
tentang poin-poin
penting didalam
materi yang sudah
disampaikan
Buku panduan SMK sistem Fullday30
12.45-13.30
13.30-13.45
SESI 3
08.00-08.30
08.30-09.00
09.00-09.30
09.00-09.30
Lembar identifikasi
• Kertas plano
• Spidol
• Lembar diskusi
Tugas
Ceramah
Permainan
Pemberian Tugas
Kepada Peserta
Dalam Memotivasi
Diri
Penutup
Mereview Materi
Yang Diberikan Hari
Kedua
Ice Breaking
Mendiskusikan
Tugas
Mendiskusikan
Tugas
Peserta sudah
mulai belajar
mengidentifikasi
kemampuan diri,
menanamkan
dorongan positif, dan
memelihara motivasi
untuk terus meraih
prestasi
Mengingatkan
kembali kepada
peserta tentang
materi 2,
Mencairkan suasana
dan memompa
semangat peserta
Pembicara
mengetahui
mengidentifikasi
kemampuan diri,
menanamkan
dorongan positif, dan
memelihara motivasi
untuk terus meraih
prestasi
Buku panduan SMK sistem Fullday 31
09.30-12.00
12.00-12.15
12.15-12.45
12.45-13.00
SESI 4
09.00-09.15
09.15-09.25
09.25-10.30
• Laptop
• LCD proyektor
Role play Praktek
langsung dan
diskusi
Permainan
Ceramah
Permainan
Ceramah dan
diskusi
Materi 3:
Pendukung
Motivasi dan
Hambatan Motivasi
Ice Breaking
Mereview Materi 3
Penutup
Mereview materi
yang diberikan hari
ketiga
Ice Breaking
Materi 4:
Menumbuhkan
Motivasi
Peserta dapat
mengidentifikasi
pendukung dan
hambatan motivasi
Mencairkan suasana
dan memompa
semangat peserta
Peserta lebih paham
tentang point2
penting didalam
materi yang sudah
disampaikan
Mengingatkan
kembali kepada
peserta tentang
materi 3,
Mencairkan suasana
dan memompa
semangat peserta
Peserta mengetahui
pentingnya
membentuk
lingkungan anak
dengan mengajak
anggota keluarga
maupun masyarakat
untuk memberikan
stimulus secara
menyeluruh.
Buku panduan SMK sistem Fullday32
10.30-10.40
10.40-11.00
11.00-11.45
11.45-12.00
SESI 5
08.00-08.15
08.15-08.30
• Kertas plano
• Spidol
• Kertas plano
• Spidol
Mencairkan
suasana dan
memompa
Ceramah dan
Diskusi
Ceramah
Permainan
Ice Breaking
Mereview Materi 4
Pemaknaan semua
materi yang ada
Penutup
Mereview materi
yang diberikan hari
keempat
Ice Breaking
Mencairkan suasana
dan memompa
semangat peserta
Peserta lebih paham
tentang point2
penting di dalam
materi yang sudah
disampaikan
Peserta mampu
memaknai arti
pentingnya
menumbuhkan rasa
motivasi prestasi
dalam diri
Mengingatkan
kembali kepada
peserta tentang
materi 4
Mencairkan suasana
dan memompa
semangat peserta
Buku panduan SMK sistem Fullday 33
08.30-11.30
11.30-12.00
12.00-12.30
12.30-13.00
13.00-13.15
SESI 6
08.00-08.15
08.15-08.25
• Laptop
• LCD proyektor
• Kertas plano
• Spidol
• Kertas plano
• Spidol
Ceramah, video
penugasan kelas,
dan game terkait
materi
Role play
Ceramah dan
Diskusi
Ceramah
Permainan
Materi 5: Goal
Setting dan
Achievement
Planning
Relaksasi
Meriview Materi 5
Refleksi /
pemaknaan semua
materi yang ada
Penutup
Meriview materi
yang diberikan hari
kelima
Ice Breaking
Peserta mampu
mencapai tujuan
yang telah ditetapkan
dengan asupan materi
pencapaian prestasi
kecil demi prestasi
kecil dan prestasi
bersama
Membuat diri rileks
dan santai
Peserta menuliskan
tujuan hidup dan
membuat rencana
berprestasi dalam
bentuk mind map
Peserta mampu
memaknai arti
pentingnya
pencapaian tujuan
tersebut
Mengingatkan
kembali kepada
peserta tentang
materi 5
Mencairkan suasana
dan memompa
semangat peserta
Buku panduan SMK sistem Fullday34
08.25-11.00
11.00-11.15
11.15-12.00
12.00-12.30
• Laptop
• LCD proyektor
• Kertas plano
• Spidol
Ceramah, diskusi
kasus tanya jawab
Role play
Kasus Video
Role Play
Materi 5: Problem
Solving disertai
Kasus dan Simulasi
Relaksasi
Refleksi diri
Penutup
Melalui kasus dan
simulasi dengan
menerapkan materi
cara menumbuhkan
motivasi dan
bagaimana menjadi
problem solver yang
handal
Meregangkan otot
dan ketegangan tubuh
agar merasai santai
dan nyaman
Pemaknaan materi
terhadap diri peserta
Konsep tentang kecerdasan adversity atau adversity intelligence (AI) dibangun
berdasarkan hasil studi empirik yang dilakukan oleh banyak ilmuwan serta lebih
dari lima ratus kajian di seluruh dunia, dengan memanfaatkan tiga disiplin ilmu
pengetahuan, yaitu psikologi kognitif, psikoneuroimunologi, dan neurofisiologi.
Kecerdasan adversity memasukkan dua komponen penting dari setiap konsep
praktis, yaitu teori ilmiah dan aplikasinya dalam dunia nyata. Konsep kecerdasan
adversity pertama kali digagas oleh Paul G. Stoltz (Jaffar, 2003). Menurut Stoltz
(2005), pengertian kecerdasan adversity tertuang ke dalam tiga bentuk, yaitu:
pertama, kecerdasan adversity sebagai suatu kerangka kerja konseptual yang baru
yang digunakan untuk memahami dan meningkatkan semua segi kesuksesan.
Kedua, kecerdasan adversity sebagai suatu ukuran untuk mengetahui reaksi
seseorang terhadap kesulitan yang dihadapinya. Ketiga, kecerdasan adversity
sebagai seperangkat peralatan yang memiliki landasan ilmiah untuk merekonstruksi
reaksi terhadap kesulitan.
4. PENGEMBANGAN KARIR MODEL ADVERSITY QUOTIENT
Buku panduan SMK sistem Fullday 35
Menurut Stoltz (2005), merumuskan bahwa Adversity Quotient merupakan
penjumlahan dari CO2RE (C+Ow+Or+R+E). C (Control) : kendali, O2 (Ow + Or) Origin
& Ownership kependekan dari “Origin” (asal usul) dan “Ownership” (Pengakuan). O2
mempertanyakan dua hal: Siapa atau apa yang menjadi asal usul kesulitan? Dan
sampai sejauh mana saya mengakui akibat-akibat kesulitan ini? Reach berkaitan
dengan pertanyaan sejauh manakah kesulitan akan menjangkau bagian-bagian
lain dalam kehidupan saya? Endurance mempertanyakan dua hal penting yaitu:
Berapa lama kesulitan akan berlangsung dan berapa lama penyebab kesulitan
itu akan berlangsung? Langkah-langkah yang dapat dilakukan dalam program
pengembangan karir model Adversity Quotient adalah sebagi berikut:
SMK Sekolah Siaga Bencana (SSB) adalah program berbasis sekolah dalam rangka
membangun kesiapsiagaan masyarakat terhadap potensi bencana di Indonesia.
Program ini bertujuan menggugah kesadaran seluruh unsur, baik individu maupun
kolektif, di sekolah dan lingkungan sekolah agar memahami dan siap menghadapi
bencana yang mungkin terjadi. Sekolah Siaga Bencana dicanangkan secara
nasional oleh Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana terkait tingginya
frekuensi bencana dan banyaknya potensi bencana di Indonesia.
Ada beberapa syarat minimal untuk dapat menjalankan program sekolah siaga
bencana di Indonesia. Syarat-syarat tersebut adalah sebagai berikut:
Melakukan MoU dengan Konsultan Adversity Quotient.
Melaksanakan Training of Trainer/ToT tentang Adversity Quotient bagi guru.
Malaksanakan Training tentang Adversity Quotient bagi siswa.
Melaksanakan On the Job Training bagi siswa.
Melakukan penilaian Training tentang Adversity Quotient bagi siswa.
Menerbitkan sertifikat bagi siswa yang lulus.
Memiliki komitmen dari kepala sekolah dan komunitas sekolah.
Didukung oleh dinas pendidikan di wilayahnya.
Memiliki dukungan dari organisasi terkait pengurangan risiko bencana.
Melakukan penguatan kapasitas pengetahuan dan keterampilan bagi guru
dan siswa sekolah.
Melakukan latihan berkala yang jelas dan terukur.
Melibatkan dukungan terus-menerus dari dinas pendidikan dan organisasi
terkait Penanggulangan Risiko Bencana (PRB), termasuk dalam proses
pemantauan dan evaluasi sekolah.
a.
b.
c.
d.
e.
f.
a.
b.
c.
d.
e.
f.
5. SMK SIAGA BENCANA
Buku panduan SMK sistem Fullday36
Safety Health Environmental (SHE) dalam SMK sistem fullday dapat dilaksanakan
dibawah koordinasi wakil kepala sekolah bidang sarana prasarana. Tujuan SHE
adalah untuk memastikan program kesehatan dan keselamatan kerja dalam
kampus sekolah teridentifikasi dan berjalan secara sistemik. Tujuan lainnya
aadalah terlaksananya kesehatan kerja dan keselamatan kerja sesuai peraturan
yang berlaku. Bagaimana SHE dijalankan dapat dilakukan langkah-langkah sebagai
berikut:
Tahapan menuju SMK SSB dapat dilakukan langkah-langkah sebagai berikut:
Membentuk komite/satgas kesehatan dan keselamatan kerja di sekolah
Membuat prosedur dan aturan baku kesehatan dan keselamatan kerja di
setiap pekerjaan terutama praktek.
Membentuk petugas reaksi cepat untuk kondisi darurat.
Menyiapkan tim investigasi terhadap cedera dan merujuknya ke lembaga lain
dengan tepat dan cepat
Memeriksa bangunan, tempat kerja, peralatan keselamatan dan Kesehatan
Kerja Secara rutin
Mengadakan pelatihan kesehatan dan keselamatan kerja bagi guru dan siswa.
Menyediakan pertolongan pertama untuk penghuni dan pengunjung sekolah
Mengidentifikasi, menghilangkan, mengendalikan tindakan dan kondisi yang
tidak aman
Sekolah membentuk komite/satgas/gugus SMK SSB
Komite/satgas/gugus menyusun prosedur dan aturan baku kesehatan dan
keselamatan kerja di setiap pekerjaan terutama praktek.
Membentuk petugas tetap reaksi cepat untuk kondisi darurat.
komite/satgas menetapkan SOP langkah-langkah Pra Bencana, Saat Bencana
maupun Setelah Bencana
Kalau diperlukan membentuk satgas sesuai dengan bentuk bencana, mulai
dari kebakaran, tanah longsor, gempa bumi, tsunami dan lain-lain
Sekolah menyiapkan anggaran khusus, sarana dan prasarananya secara
representatif
GunamenjaminSMKSSBberjalandenganbaik,sekolahdapatmengalokasikan
pelatihan secara rutin setiap bulan dengan durasi 2 X 30 menit atau sesuai
kebutuhan.
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
a.
b.
c.
d.
e.
f.
6. SAFETY HEALTH ENVIRONMENTAL (SHE)
Buku panduan SMK sistem Fullday 37
Menyediakan untuk pencegahan kebakaran dan keselamatan semua
bangunan
Memastikan bahwa kontraktor melakukan tugas mereka dengan cara yang
aman dan bertanggung jawab
Memberi nasihat dan arahan ke semua lini dan unit kerja untuk mematuhi
kesehatan dan keselamatan kerja
Mengadakan advokasi pada peristiwa kesehatan dan keselamatan kerja
Guna menjamin SHE berjalan dengan baik, sekolah dapat mengalokasikan
pelatihan secara rutin setiap minggu dengan durasi 2 X 30 menit atau sesuai
kebutuhan.
i.
j.
k.
l.
m.
Buku panduan SMK sistem Fullday38
Buku panduan SMK sistem Fullday 39
BAB IV
DAYA DUKUNG INSTITUSI
Buku panduan SMK sistem Fullday40
Prasyarat minimal SMK sistem fullday berjalan efektif adalah terpenuhinya daya
dukung institusi SMK sebagaimana ketentuan pada Peraturan Pemerintah Nomor
19 Tahun 2015 tentang Standar Nasional Pendidikan serta ketentuan yang lebih detil
sebagaimana tercantum dalam Peraturan-Peraturan Menteri yang mengatur tentang
standar sarana-prasarana serta standar kompetensi guru. Daya dukung minimal SMK
sistem fullday meliputi tersedianya DUDI itu sendiri sebagai pasangan utama sekolah,
Workshop/Bengkel yang memadai, adanya pendidik yang memenuhi persyaratan
kualitas dan kuantitas, adanya assesor, dan tersedianya dukungan institusi luar baik
langsung maupun tidak langsung. Berikut adalah penjelasannya.
Sebagaimana model yang telah dijelaskan di bagian awal buku ini, implementasi
SMK sistem fullday akan efektif apabila kualitas dan manajemen bengkel SMK
tidak hanya memenuhi standar sarana-prasarana sebagaimana termuat dalam
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 40 Tahun 2008 tentang Standar
Sarana dan Prasarana SMK dan MAK, namun juga tersertifikasi oleh Lembaga
Sertifikasi Profesi (LSP). Artinya adalah kualitas dan manajemen bengkel SMK
juga harus memenuhi syarat untuk menjadi Tempat Uji Kompetensi (TUK). Jangka
waktu berlakunya bengkel sebagai TUK yang hanya tiga tahun menjadi tantangan
tersendiri bagi SMK, sebab mereka harus menjaga kualitas bengkel yang dimiki
agar setelah masa aktif sertifikat habis dan bengkel tetap memenuhi syarat jika
diakreditasi oleh LSP. Tantangan terberat adalah dalam hal menjamin bahwa
peralatan bengkel masih memenuhi syarat disaat re-kalibrasi ulang serta memenuhi
perkembangan teknologi yang berjalan cepat. Ketentuan tentang bengkel SMK
untuk dapat menjadi Tempat Uji Kompetensi dapat dilihat pada Pedoman BNSP
Nomor 206 dan Nomor 214 Tahun 2014.
Guru produktif di SMK sistem fullday dituntut untuk memiliki pengetahuan dan
kompetensi dalam mengelola Competence-based Training (CBT), Project-based
Training (PBT), Work-based Training (WBT) serta Production-based Training.
1. WORKSHOP/BENGKEL
2. GURU
BAB IV
DAYA DUKUNG INSTITUSI
Buku panduan SMK sistem Fullday 41
SMK berkewajiban untuk membangun pengetahuan dan kompetensi guru dalam
empat bidang di atas baik melalui in service training di internal SMK maupun
mengirimkan ke provider lain, misalnya Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan,
Kementerian Ketenagakerjaan, Kementerian Perindustrian, Kementerian Badan
Usaha Milik Negara atau Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi.
Kementerian tersebut telah terikat dengan Memorandum of Understanding (MoU)
untuk peningkatan link and match pendidikan vokasi. Termasuk dalam butir
kesepakatan untuk peningkatan kapasitas guru SMK. MoU tersebut merupakan
kelanjutan dari Instruksi Presiden Nomor No 9 Tahun 2016 tentang Revitalisasi
Sekolah Menengah Kejuruan.
Implementasi SMK sistem fullday mensyaratkan terpenuhinya jumlah guru
produktif yang memiliki sertifikat kompetensi serta sertifikat sebagai asesor
menurut Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP)-BNSP. Kondisi saat ini menunjukkan
bahwa jumlah guru SMK yang bersertifikat kompeten menurut LSP masih sedikit,
apalagi yang memiliki sertifikat asesor. Sementara kebutuhan akan guru yang
memiliki dua jenis sertifikat di atas tinggi. Terlebih lagi pada SMK yang memiliki
jumlah rombongan belajar yang besar. Model yang ditawarkan dalam panduan
ini menuntut siswa SMK mendapatkan sertifikat kompetensi pada saat lulus.
Sementara praktik sertifikasi kompetensi melarang guru untuk mensertifikasi
muridnya sendiri. Konsekuensinya adalah pemenuhan kualifikasi guru sebagai
asesor dilakukan secara parallel oleh SMK-SMK dalam kabupaten/kota yang
berdekatan atau oleh SMK-SMK dalam satu provinsi. Sehingga memungkinkan
silang asesor antara satu SMK dengan SMK lainnya.
SMK sistem fullday harus menyiapkan guru dengan pelatihan khusus agar guru
siap dalam sertifikasi kompetensi. Langkah kedua yang harus disiapkan adalah
melatih guru untuk menjadi asesor sertifikasi. Apabila dirasa guru telah siap untuk
mengikuti dua sertifikasi di atas, maka SMK perlu mempersiapkan biaya untuk
sertifikasi kompetensi guru lewat TUK dan LSP yang terjangkau. Apabila semua
guru produktif telah mendapatkan dua jenis sertifikasi di atas, maka kompetensi
mereka dianggap telah teruji serta memenuhi syarat untuk menjadi asesor bagi
siswa SMK. Ketentuan sertifikasi asesor untuk guru SMK dapat dilihat secara lebih
jelas pada Pedoman BNSP Nomor 203 dan 204 Tahun 2007 serta nomor 218 Tahun
2013.
3. ASSESOR
Buku panduan SMK sistem Fullday42
Guna mengimplementasikan SMK sistem fullday, SMK dituntut untuk memiliki
kerjasama yang kuat dengan DUDI. Sebab jika SMK ingin menjalankan sistem
ganda secara konsekuen, maka dibutuhkan mitra kerjasama yang kuat karena
siswa akan menjalankan pekerjaaan di industri dengan alokasi waktu yang
mencapai sekitar 50%. Tanpa dukungan kerjasama yang kuat tentu tidak mudah
untuk mendapatkan DUDI yang bersedia menerima siswa SMK dalam paket ideal
dual sistem sebagaimana telah dijalankan dengan kuat di Jerman, misalnya. Dalam
menggandeng DUDI, SMK harus melibatkannya sejak awal siswa masuk, proses
PBM sampai mengantarkannya ke dunia kerja. Di awal siswa masuk DUDI dapat
diminta mengelaborasi kompetensi dasar da kompetensi tambahan apa yang
dibutuhkan. Pada proses PBM, DUDI dapat dilibatkan dalam menyusun kurikulum
dan capaian pembelajaran mulai pengetahuan, ketrampilan dan sikap yang
ingin dicapai. Sementara pada akhir lulusan, DUDI bisa langsung menerima atau
menyalurkannya sesuai dengan kompetensi yang telah dicapai di sekolah.
Secara langsung SMK sistem fullday dituntut menjalin lembaga dukung luar
institusi seperti asosiasi-asosiasi profesi sejenis, para pakar yang kompeten di
bidangnya, komite sekolah sebagai pemakai langsung jasa sekolah dan perguruan
tinggi sebagai pengembangan keilmuan tolok ukur kekuatan utama sekolah yaitu
sumber daya manusia. Namun demikian SMK sistem fullday didorong untuk
memiliki jaringan luas dalam penyediaan alternatif sumber pendanaan, penyedia
paket pelatihan untuk guru dan siswa, serta sumber daya lain yang penting bagi
implementasi dual system, teaching factory serta sertifikasi kompetensi. Cukup
banyak SMK yang telah memanfaatkan sumber pendanaan pendidikan dari
Corporate Social Responsibility (CSR) korporasi. Non Government Organisation
(NGO) yang bekerja pada sektor pendidikan kejuruan juga memiliki banyak
paket pelatihan untuk guru SMK. Stakeholder lain yang bisa dimobilisasi untuk
implementasi SMK sistem fullday tersedia cukup banyak di dalam negeri serta
dari luar negeri. Dibutuhkan kreativitas serta daya jelajah kerjasama yang kuat
untuk dapat mengakses stakeholders yang potensial untuk mengimplementasikan
FDS. Payung MoU yang disebutkan di depan membuka peluang bagi SMK untuk
bekerjasama saling menguntungkan dengan Badan Usaha Milik Negara (BUMN)
yang berada di bawah koordinasi Kementerian BUMN.
4. DUNIA USAHA DUNIA INDUSTRI (DUDI)
5. STAKEHOLDER LUAR
Buku panduan SMK sistem Fullday 43
Implementasi SMK sistem fullday secara ideal mensyaratkan SMK untuk
secara sengaja membangun kerjasama dengan banyak pihak di luar sekolah.
Kerjasama tersebut akan menjadi solusi dari keterbatasan internal SMK serta
internal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dalam penyediaan dana dan
sarana prasarana untuk SMK. Kemampuan Kepala Sekolah atau unit lain yang
bertanggung jawab dalam hal kerjasama akan menjadi kunci keberhasilan SMK
dalam mengimplementasikan SMK sistem fullday agar employability skills siswa
SMK optimal.
Buku panduan SMK sistem Fullday44
Buku panduan SMK sistem Fullday 45
BAB V
PENUTUP
Buku panduan SMK sistem Fullday46
Melaksanakan SMK sistem fullday adalah memastikan semua proses yang telah
disepakati dapat berjalan secara konsisten, sistemik dan terus menerus mengalami
perbaikan-perbaikan. Kepala sekolah dan guru sebagai garda terdepan dalam
mengawal terlaksananya SMK sistem fullday menjadi faktor kunci keberhasilan sistem
ini. Dukungan dan bimbingan dari luar sistem sekolah juga tidak bisa diabaikan begitu
saja. Pemerintah sebagai pembina dan penjamin mutu SMK sistem fullday memiliki
peran yang sangat strategis untuk selalu memberi arah dan memberikan penguatan
di setiap lini proses di sekolah.
Panduan praktis yang tersusun ini merupakan panduan global bagi sekolah untuk
mendesain, melaksanakan dan mengevaluasi SMK sistem fullday. Walaupun tidak
sempurnadansedetailsepertiyangdiharapkan,panduanpraktisdapatdisempurnakan
sesuai dengan kekhususan sekolah masing-masing. Prasyarat dan kondisi dasar yang
dibutuhkan dalam melaksanakannya adalah sangat bergantung dari kesadaran dan
kepedulian semua pelaku, pemerhati, orang tua akan pentingnya menyiapkan masa
depan anak bangsa menjadi manusia yang produktif dan kompetitif. Semoga panduan
ini adalah menjadi bagian kepedulian masa depan bangsa ini, bangsa Indonesia.
BAB V
PENUTUP
Buku panduan SMK sistem Fullday 47
Dikmenjur. (1999). Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik
Indonesia Nomor 323/U/1997 tentang Penyelenggaraan Pendidikan Sistem Ganda
pada Sekolah Menengah Kejuruan.
Goodwin, Sue et.al. (2012). Employability skill framework, stage 1. Departement
Education, Employment and Workplace Relations.
Hildebrand,Charlene.(2010).Effectofallday,andhalf-daykindergartenprogramming
on reading, writing, math and classroom social behaviors.National FORUM Journal
University of Nebraska-Kearney.
James Bisset etc. (2014). A review of the literature on current practice in the
development of employability skills. The Society of College, National and University
Libraries (SCONUL). www.sconul.ac.uk
Lankard, B. A. (1990). Employability the fifth basic skill. ERIC Digest No. 104.
Columbus: Center on Education and Training for Employment. The Ohio State
University.
National Council for Vocational Education (NCVE). (1996). The Concept of
pendidikan sistem ganda in Vocational Secondary School in Indonesia. Jakarta.
OECD. (2015), OECD Skills Outlook 2015: Youth, Skills and Employability, OECD
Publishing.http://dx.doi.org/ 10.1787/9789264234178-en
Prosser, C. A. & Quigley, T. H. (1949). Vocational Education in a Democracy. American
Technical Society, Chicago, Illinois, 1949.
Santosa, Budi. (2014). Pengembangan Model Uji Kompetensi Terpadu di Sekolah
Menengah Kejuruan Bidang Otomotif. Yogyakarta, Disertasi, UNY.
Santosa, Budi. (2016). Skill Passport Bidang Teknik Kendaraan Ringan di Sekolah
Menengah Kejuruan. Program Pascasarjana Universitas Ahmad Dahlan, Magister
Pendidikan Vokasi.
Supriyadi, Dedi. (2002). Sejarah Pendidikan Teknik dan Kejuruan di Indonesia.
Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional, Direktorat Pendidikan Menengah
Kejuruan.
Yorke, M. (2006). Employability in higher education: what it is - what it is not Learning
and Employability Series: Higher Education Academy.
DAFTAR PUSTAKA
Buku panduan SMK sistem Fullday48
Buku panduan SMK sistem Fullday 49

Más contenido relacionado

La actualidad más candente

38158039 03-kode-02-a1-b-penyusunan-program-dan-pengawasan-sekolah
38158039 03-kode-02-a1-b-penyusunan-program-dan-pengawasan-sekolah38158039 03-kode-02-a1-b-penyusunan-program-dan-pengawasan-sekolah
38158039 03-kode-02-a1-b-penyusunan-program-dan-pengawasan-sekolah
mielaanjani
 
Juknis penilaian-sd-2014-tt-dirjen
Juknis penilaian-sd-2014-tt-dirjenJuknis penilaian-sd-2014-tt-dirjen
Juknis penilaian-sd-2014-tt-dirjen
Nia Piliang
 
PKPS - PENYUSUNAN PROGRAM PENGAWASAN
PKPS - PENYUSUNAN PROGRAM PENGAWASANPKPS - PENYUSUNAN PROGRAM PENGAWASAN
PKPS - PENYUSUNAN PROGRAM PENGAWASAN
NASuprawoto Sunardjo
 

La actualidad más candente (20)

Spektrum
SpektrumSpektrum
Spektrum
 
Teknik penyusunan modul
Teknik penyusunan modulTeknik penyusunan modul
Teknik penyusunan modul
 
Panduan penilaian-smp
Panduan penilaian-smpPanduan penilaian-smp
Panduan penilaian-smp
 
Panduan Penilaian Kurikulum 2013 SMP
Panduan Penilaian Kurikulum 2013 SMPPanduan Penilaian Kurikulum 2013 SMP
Panduan Penilaian Kurikulum 2013 SMP
 
Panduan penilaian untuk sma
Panduan penilaian untuk sma Panduan penilaian untuk sma
Panduan penilaian untuk sma
 
Juknis pkb 2017
Juknis pkb 2017Juknis pkb 2017
Juknis pkb 2017
 
Panduan smp
Panduan smpPanduan smp
Panduan smp
 
Instrumen supervisi-akademik-versi-word
Instrumen supervisi-akademik-versi-wordInstrumen supervisi-akademik-versi-word
Instrumen supervisi-akademik-versi-word
 
Panduan penilaian rapor sd ara - 24 june 2015
Panduan penilaian   rapor sd ara - 24 june 2015Panduan penilaian   rapor sd ara - 24 june 2015
Panduan penilaian rapor sd ara - 24 june 2015
 
buku kerja
buku kerjabuku kerja
buku kerja
 
Penilaian Prestasi Kerja Pegawai Negeri Sipil
Penilaian Prestasi Kerja Pegawai Negeri SipilPenilaian Prestasi Kerja Pegawai Negeri Sipil
Penilaian Prestasi Kerja Pegawai Negeri Sipil
 
Panduan penilaian untuk sekolah dasar (SD) berdasarkan Permendikbud No. 53 Ta...
Panduan penilaian untuk sekolah dasar (SD) berdasarkan Permendikbud No. 53 Ta...Panduan penilaian untuk sekolah dasar (SD) berdasarkan Permendikbud No. 53 Ta...
Panduan penilaian untuk sekolah dasar (SD) berdasarkan Permendikbud No. 53 Ta...
 
BUKU KERJA PENGAWAS SEKOLAH
BUKU KERJA PENGAWAS SEKOLAHBUKU KERJA PENGAWAS SEKOLAH
BUKU KERJA PENGAWAS SEKOLAH
 
38158039 03-kode-02-a1-b-penyusunan-program-dan-pengawasan-sekolah
38158039 03-kode-02-a1-b-penyusunan-program-dan-pengawasan-sekolah38158039 03-kode-02-a1-b-penyusunan-program-dan-pengawasan-sekolah
38158039 03-kode-02-a1-b-penyusunan-program-dan-pengawasan-sekolah
 
Juknis penilaian-sd-2014-tt-dirjen
Juknis penilaian-sd-2014-tt-dirjenJuknis penilaian-sd-2014-tt-dirjen
Juknis penilaian-sd-2014-tt-dirjen
 
PKPS - PENYUSUNAN PROGRAM PENGAWASAN
PKPS - PENYUSUNAN PROGRAM PENGAWASANPKPS - PENYUSUNAN PROGRAM PENGAWASAN
PKPS - PENYUSUNAN PROGRAM PENGAWASAN
 
Buku ajar pengembangan kurikulum
Buku ajar pengembangan kurikulumBuku ajar pengembangan kurikulum
Buku ajar pengembangan kurikulum
 
Program supervisi kepala sekolah contoh untuk smk
Program supervisi kepala sekolah contoh untuk smkProgram supervisi kepala sekolah contoh untuk smk
Program supervisi kepala sekolah contoh untuk smk
 
Teaching Factory dan Techo Park
Teaching Factory dan Techo ParkTeaching Factory dan Techo Park
Teaching Factory dan Techo Park
 
Konsep Pengembangan dan Implementasi Kurikulum Merdeka SMK.pptx
Konsep Pengembangan dan Implementasi Kurikulum Merdeka SMK.pptxKonsep Pengembangan dan Implementasi Kurikulum Merdeka SMK.pptx
Konsep Pengembangan dan Implementasi Kurikulum Merdeka SMK.pptx
 

Similar a Panduan Praktis SMK Fullday

8. Panduan PIP-rev_opt Copy.pdf
8. Panduan PIP-rev_opt Copy.pdf8. Panduan PIP-rev_opt Copy.pdf
8. Panduan PIP-rev_opt Copy.pdf
syahrini4
 
02. Teknik Analisis Manajemen (datadikdasmen.com).pdf
02. Teknik Analisis Manajemen (datadikdasmen.com).pdf02. Teknik Analisis Manajemen (datadikdasmen.com).pdf
02. Teknik Analisis Manajemen (datadikdasmen.com).pdf
Nur Rohman
 
Penggunaan Program Pengolah Kata untuk Penyiapan Bahan Ajar Matematika SD
Penggunaan Program Pengolah Kata untuk Penyiapan Bahan Ajar Matematika SDPenggunaan Program Pengolah Kata untuk Penyiapan Bahan Ajar Matematika SD
Penggunaan Program Pengolah Kata untuk Penyiapan Bahan Ajar Matematika SD
NASuprawoto Sunardjo
 
Penggunaan Program Pengolah Kata untuk Penyiapan Bahan Ajar Matematika SD
Penggunaan Program Pengolah Kata untuk Penyiapan Bahan Ajar Matematika SDPenggunaan Program Pengolah Kata untuk Penyiapan Bahan Ajar Matematika SD
Penggunaan Program Pengolah Kata untuk Penyiapan Bahan Ajar Matematika SD
NASuprawoto Sunardjo
 
Edisi Revisi-Panduan Pendampingan Implementasi Pembelajaran pada Program SMK ...
Edisi Revisi-Panduan Pendampingan Implementasi Pembelajaran pada Program SMK ...Edisi Revisi-Panduan Pendampingan Implementasi Pembelajaran pada Program SMK ...
Edisi Revisi-Panduan Pendampingan Implementasi Pembelajaran pada Program SMK ...
PutimasuraiPutimasur
 
Penyusunan Proposal Penelitian Tindakan Kelas Dalam Pembelajaran Matematika d...
Penyusunan Proposal Penelitian Tindakan Kelas Dalam Pembelajaran Matematika d...Penyusunan Proposal Penelitian Tindakan Kelas Dalam Pembelajaran Matematika d...
Penyusunan Proposal Penelitian Tindakan Kelas Dalam Pembelajaran Matematika d...
NASuprawoto Sunardjo
 

Similar a Panduan Praktis SMK Fullday (20)

Panduan penilaian smk 2017
Panduan penilaian smk 2017Panduan penilaian smk 2017
Panduan penilaian smk 2017
 
Supervisi dan pkg
Supervisi dan pkg   Supervisi dan pkg
Supervisi dan pkg
 
8. Panduan PIP-rev_opt Copy.pdf
8. Panduan PIP-rev_opt Copy.pdf8. Panduan PIP-rev_opt Copy.pdf
8. Panduan PIP-rev_opt Copy.pdf
 
Modul 1 kurikulum 2013 dan profesionalisasi bk
Modul 1 kurikulum 2013 dan profesionalisasi bkModul 1 kurikulum 2013 dan profesionalisasi bk
Modul 1 kurikulum 2013 dan profesionalisasi bk
 
Modul1kurikulum2013danprofesionalisasibk 160331042433
Modul1kurikulum2013danprofesionalisasibk 160331042433Modul1kurikulum2013danprofesionalisasibk 160331042433
Modul1kurikulum2013danprofesionalisasibk 160331042433
 
Pengkajian program
Pengkajian programPengkajian program
Pengkajian program
 
Pedoman Lap Skripsi STMIK Nusa Mandiri Jakarta Periode I 2021.pdf
Pedoman Lap Skripsi STMIK Nusa Mandiri Jakarta Periode I 2021.pdfPedoman Lap Skripsi STMIK Nusa Mandiri Jakarta Periode I 2021.pdf
Pedoman Lap Skripsi STMIK Nusa Mandiri Jakarta Periode I 2021.pdf
 
02. Teknik Analisis Manajemen (datadikdasmen.com).pdf
02. Teknik Analisis Manajemen (datadikdasmen.com).pdf02. Teknik Analisis Manajemen (datadikdasmen.com).pdf
02. Teknik Analisis Manajemen (datadikdasmen.com).pdf
 
Penggunaan Program Pengolah Kata untuk Penyiapan Bahan Ajar Matematika SD
Penggunaan Program Pengolah Kata untuk Penyiapan Bahan Ajar Matematika SDPenggunaan Program Pengolah Kata untuk Penyiapan Bahan Ajar Matematika SD
Penggunaan Program Pengolah Kata untuk Penyiapan Bahan Ajar Matematika SD
 
Penggunaan Program Pengolah Kata untuk Penyiapan Bahan Ajar Matematika SD
Penggunaan Program Pengolah Kata untuk Penyiapan Bahan Ajar Matematika SDPenggunaan Program Pengolah Kata untuk Penyiapan Bahan Ajar Matematika SD
Penggunaan Program Pengolah Kata untuk Penyiapan Bahan Ajar Matematika SD
 
Laporan On the Job Learning Cakep Muhammadiyah 2012
Laporan On the Job Learning Cakep Muhammadiyah 2012Laporan On the Job Learning Cakep Muhammadiyah 2012
Laporan On the Job Learning Cakep Muhammadiyah 2012
 
Edisi Revisi-Panduan Pendampingan Implementasi Pembelajaran pada Program SMK ...
Edisi Revisi-Panduan Pendampingan Implementasi Pembelajaran pada Program SMK ...Edisi Revisi-Panduan Pendampingan Implementasi Pembelajaran pada Program SMK ...
Edisi Revisi-Panduan Pendampingan Implementasi Pembelajaran pada Program SMK ...
 
Penyusunan Proposal Penelitian Tindakan Kelas Dalam Pembelajaran Matematika d...
Penyusunan Proposal Penelitian Tindakan Kelas Dalam Pembelajaran Matematika d...Penyusunan Proposal Penelitian Tindakan Kelas Dalam Pembelajaran Matematika d...
Penyusunan Proposal Penelitian Tindakan Kelas Dalam Pembelajaran Matematika d...
 
Panduan SD Bertaraf Internasional
Panduan SD Bertaraf InternasionalPanduan SD Bertaraf Internasional
Panduan SD Bertaraf Internasional
 
Koloid
KoloidKoloid
Koloid
 
Laporan PPL - Junior.pdf
Laporan PPL - Junior.pdfLaporan PPL - Junior.pdf
Laporan PPL - Junior.pdf
 
Pedoman penulisan skripsi pgmi STKIP Nurul Huda
Pedoman penulisan skripsi pgmi STKIP Nurul HudaPedoman penulisan skripsi pgmi STKIP Nurul Huda
Pedoman penulisan skripsi pgmi STKIP Nurul Huda
 
Kinerja guru
Kinerja guruKinerja guru
Kinerja guru
 
Modul elektronika
Modul elektronikaModul elektronika
Modul elektronika
 
Buku panduan kerja kepala sekolah.pdf 1
Buku panduan kerja kepala sekolah.pdf  1Buku panduan kerja kepala sekolah.pdf  1
Buku panduan kerja kepala sekolah.pdf 1
 

Más de Pristiadi Utomo

Más de Pristiadi Utomo (20)

PP 13 Tahun 2017 RTRWN new - RENCANA TATA RUANG WILAYAH NASIONAL
PP 13 Tahun 2017 RTRWN new - RENCANA TATA RUANG WILAYAH NASIONALPP 13 Tahun 2017 RTRWN new - RENCANA TATA RUANG WILAYAH NASIONAL
PP 13 Tahun 2017 RTRWN new - RENCANA TATA RUANG WILAYAH NASIONAL
 
PKG Pedoman Pengamatan dan Pemantauan
PKG Pedoman Pengamatan dan PemantauanPKG Pedoman Pengamatan dan Pemantauan
PKG Pedoman Pengamatan dan Pemantauan
 
Blangko blangko pkg
Blangko blangko pkgBlangko blangko pkg
Blangko blangko pkg
 
Analisis buku guru dan siswa
Analisis buku guru dan siswaAnalisis buku guru dan siswa
Analisis buku guru dan siswa
 
Contoh RPP kur 13
Contoh RPP kur 13Contoh RPP kur 13
Contoh RPP kur 13
 
agama islam_buku_guru kelas 1 sd
agama islam_buku_guru kelas 1 sdagama islam_buku_guru kelas 1 sd
agama islam_buku_guru kelas 1 sd
 
Format raport word
Format raport wordFormat raport word
Format raport word
 
Contoh RPP kur 13
Contoh RPP kur 13Contoh RPP kur 13
Contoh RPP kur 13
 
Tugas penilaian pembelajaran
Tugas penilaian pembelajaranTugas penilaian pembelajaran
Tugas penilaian pembelajaran
 
Format analisis buku siswa
Format analisis buku siswaFormat analisis buku siswa
Format analisis buku siswa
 
Analisis buku guru dan siswa
Analisis buku guru dan siswaAnalisis buku guru dan siswa
Analisis buku guru dan siswa
 
Penilaian Produk
Penilaian ProdukPenilaian Produk
Penilaian Produk
 
Test praktik perbuatan
Test praktik perbuatanTest praktik perbuatan
Test praktik perbuatan
 
Skala sikap
Skala sikapSkala sikap
Skala sikap
 
Proyek
ProyekProyek
Proyek
 
Portofolio
PortofolioPortofolio
Portofolio
 
Pengamatan
PengamatanPengamatan
Pengamatan
 
Angket
AngketAngket
Angket
 
jurnal (sikap)
jurnal (sikap)jurnal (sikap)
jurnal (sikap)
 
instrumen lembar penilaian antar peserta didik (sikap)
instrumen lembar penilaian antar peserta didik (sikap)instrumen lembar penilaian antar peserta didik (sikap)
instrumen lembar penilaian antar peserta didik (sikap)
 

Panduan Praktis SMK Fullday

  • 1.
  • 2.
  • 3. PANDUAN PRAKTIS SMK FULLDAY Disarikan dari praktik terbaik SMK Indonesia KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN Direktorat Pembinaan SMK Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah 2017
  • 4. PANDUAN PRAKTIS SMK FULL DAY Disarikan dari praktik terbaik SMK Indonesia Copyright © 2017, Direktorat Pembinaan SMK All rights Reserved Penyusun Dr. Jumintono, MPd. Perumus Dr. Budi Santosa Dr. Tri Kuat Dr. Ir. Dwi Sulisworo, MT. Muhammad Sayuti, M.Ed., PhD. Dr. Fatwa Tentama, MPsi. Pembahas Drs. M. Mustaghfirin Amin, MBA. (Direktur PSMK) Arie Wibowo Khurniawan, S.Si., M.Ak. (Kasubdit Evaluasi PSMK) Arfah Laidiah Razik, SH., MA. (Staf subdit Evaluasi PSMK) Hendra, ST. (Staf subdit Evaluasi PSMK) Dr. Bambang Noor Achsan (Dosen Magister Pendidikan Vokasi Universitas Ahmad Dahlan) Drs. Ima Ismara, M.Pd.,M.Kes. (Dosen Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta) Drs. Anastasius Ssagana Mulyanta (SMK Katolik Santo Mikael Surakarta) Apri Nuryanto, SPd., ST., MT. (Dosen Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta) Kepala-kepala SMK yang menjadi tempat responden di 18 kota di Indonesia Desain dan Tata Letak: Ari Rayi Citha Dwisendy, S.Ds ISBN: Penerbit: Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan Komplek Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Gedung E, Lantai 13 Jalan Jenderal Sudirman, Senayan, Jakarta 10270
  • 5. Buku panduan SMK sistem Fulldayi Syukur Alhamdulilah, buku panduan praktis Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) sistem fullday ini selesai disusun. Panduan disusun untuk memberikan kemudahan bagi SMK untuk langkah mengembangkan diri dari SMK regular biasa menjadi SMK dengan muatan lebih besar guna menjamin lulusan terserap di DUDI. Keberterimaan (employability) lulusan SMK sampai saat ini masih menjadi permasalahan besar bagi dunia pendidikan. Sehingga pemerintah dan masyarakat harus terus berupaya mengambil langkah strategis untuk menjawab permasalahan ini. Panduan ini sangat ringkas dan praktis. Untuk mempertajam pelaksanaan kegiatan dapat dikembangkan sesuai dengan kondisi sekolah masing-masing. Perkenankan kami menghaturkan terima kasih kepada: 1. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI 2. Direktur Pembinaan SMK Kemdikbud RI 3. Rektor Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta 4. Teman-teman dosen di Magister Pendidikan Vokasi Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta 5. Para tim perumus dan pembahas dengan segala kegigihan dan komitmennya 6. Para kepala-kepala sekolah yang terlibat dalam penelitian dan sekaligus menjadi peserta aktif dalam FGD demi tersusunnya panduan ini. Tidak ada gading yang tidak retak, panduan ini masih membutuhkan uluran ide, saran dan perbaikan dari berbagai pihak untuk menghasilkan buku panduan yang mudah diikuti. Sehingga tujuan SMK untuk menghasilkan lulusan yang siap bekerja dapat terwujud dengan baik. Penyusun KATA PENGANTAR
  • 6. Buku panduan SMK sistem Fullday ii SMK sistem fullday disusun bukan saja untuk menambah jam belajar siswa di SMK tetapi dirancang untuk lebih pada kebutuhan dan tuntutan pengguna lulusan SMK. Kebekerjaan (employability) siswa SMK adalah muara dari semua proses penyelenggaraan SMK dengan segenap daya dukung yang harus disiapkan. Penajaman arah lulusan SMK untuk siap bekerja adalah mengembalikan filosofi dasar berdirinya pendidikan kejuruan. Dalam buku panduan ini ada 3 ranah yang akan dijadikan tujuan SMK sistem fullday. Ranah pengetahuan, lulusan SMK bukan saja mencapai level mengevaluasi tetapi sampai pada level mencipta produk. Pada ranah keterampilan level kompetensi lulusannya mencapai level kompeten yang lebih tajam dan dan dalam. Dari dua ranah itu diharapkan sikap lulusannya menjadi lebih unggul, siap kekerja, disiplin tinggi dan mandiri. Sehingga buku ini terdiri atas panduan penguatan kualifikasi kompetensi, panduan kompetensi penunjang karir dan bagaimana mengoptimalkan daya dukung institusi sekolah. Kepada kepala sekolah SMK silahkan dapat diterapkan buku ini di sekolah masing-masing tentu dengan menyesuaikan kebutuhan dan kekuatan yang ada. Dalam pengantar ini sebagai direktur PSMK mengucapkan terima kasih kepada tim Lembaga Penelitian dan Pengembangan Universitas Ahmad Dahlan dan subdit evaluasi yang tidak henti-hentinya untuk menyelesaikan buku panduan tepat waktu. Tidak ada gading yang tidak retak, kami masih memerlukan kritik, sara dan masukan dari berbagai pihak untuk menyempurnakan buku panduan ini. Terima kasih. Direktur PSMK Drs. M. Mustaghfirin Amin, MBA. PENGANTAR DIREKTUR PSMK
  • 7. Buku panduan SMK sistem Fulldayiii Kata Pengantar………………………………………............................................. i Pengantar Direktur PSMK........................................................... ....... ii Daftar Isi............................................................................................. iii Daftar Gambar.................................................................................... iv Daftar Tabel........................................................................................ v BAB I Sekilas Fullday School dan Employability Skill........................ 1 Fullday School ..................................................................... 2 Employability Skills ............................................................. 2 Menuju SMK sistem Fullday................................................. 3 BAB II Penguatan Kualifikasi Kompetensi ...................................... 7 Lomba Kompetensi Siswa (LKS mini).................................. 8 Revitalisasi Teaching Factory atau Unit Produksi atau Bisnis Center................................................................ 9 Gerakan Penumbuhan Budi Pekerti..................................... 11 Gerakan Literasi Sekolah..................................................... 14 Uji kompetensi dan Sertifikasi LSP P 1................................ 15 BAB III Kompetensi Penunjang Karir............................................... 21 SMK ber-KAIZEN ................................................................. 22 Ketarunaan/ke-smapta-an................................................... 25 Achievement Motivation Training........................................ 27 Pengembangan Karir model Adversity Quotient ................. 34 SMK Siaga Bencana............................................................. 35 Safety Health Environmental (SHE) ..................................... 36 BAB IV Daya Dukung Institusi.......................................................... 39 Workshop/Bengkel............................................................... 40 Guru...................................................................................... 40 Assessor............................................................................... 41 Dunia Usaha Dunia Industri (DUDI)...................................... 42 Stakeholder Luar.................................................................. 42 BAB V Penutup ............................................................................... 45 Daftar Pustaka.................................................................................... 47 DAFTAR ISI
  • 8. Buku panduan SMK sistem Fullday iv Gambar 1. SMK sistem fullday....................................................... 4 Gambar 2. Model 1 Pembelajaran Teaching Factory..................... 9 Gambar 3. Model 2 Pembelajaran Teaching Factory..................... 10 Gambar 4. Gerakan Penumbuhan Budi Pekerti............................. 11 Gambar 5. Uji Kompetensi Terpadu............................................... 18 Gambar 6. Arti Kaizen.................................................................... 22 Gambar 7. Program Kaizen............................................................ 23 Gambar 8. Milestone program SMK ber-Kaizen............................. 23 Gambar 9. Contoh Pelaksanaan Program SMK ber-Kaizen........... 25 DAFTAR GAMBAR
  • 9. Buku panduan SMK sistem Fulldayv Tabel 1. Tahapan pelaksanaan GLS di SMK...................................... 15 Tabel 2. Contoh Format Skill Passport Kompetensi Keahlian Teknik Kendaraan Ringan............................................................... 19 Tabel 3. Struktur program SMK ber-Kaizen....................................... 24 Tabel 4. Pembagian tugas program SMK ber-Kaizen........................ 24 Tabel 5. Jadwal Achievement Motivation Training............................ 27 DAFTAR TABEL
  • 10. Buku panduan SMK sistem Fullday 1 BAB I FULLDAY SCHOOL DAN EMPLOTABILITY SKILLS
  • 11. Buku panduan SMK sistem Fullday2 Program fullday school pada hakekatnya tidak hanya upaya menambah waktu dan memperbanyak materi pelajaran saja, namun untuk mengkondisikan siswa agarmemilikipembiasaanhidupyangbaiksertapembinaankejiwaan,mentaldan moral anak. Oleh karena itu sekolah dengan sistem ini harus dilengkapi dengan program rekreatif dalam pembelajaran agar tidak timbul kebosanan dalam menempuh studinya. Secara de facto banyak Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di Indonesia yang sudah menerapkan sistem fullday school. Penerapan sistem ini didasarkan pada kebutuhan capaian pembelajaran di setiap kompetensi. SMK sistem fullday dapat dilihat pada hampir semua pembelajaran kejuruan terutama praktik sudah menggunakan sistem blok atau semi blok. Selain itu pembelajaran di SMK dilaksanakan di dalam dan atau di luar sekolah dalam hal ini Dunia Usaha dan Dunia Industri (DUDI) serta pembelajaran dilakukan di dalam jam formal di luar jam formal. Bahkan di beberapa sekolah ada yang harus masuk malam karena menyesuaikan dengan perilaku praktik yang dibutuhkan, misalnya praktik pemijahan benih ikan harus dilakukan pada malam hari. Ada beberapa definisi tentang fullday school. Menurut Baharudin (2009:231) fullday school mempunyai beberapa keunggulan yaitu siswa akan mendapatkan pendidikan umum dan pendidikan keIslaman serta dapat mengembangkan potensi siswa melalui kegiatan ekstra kurikuler. Hasan (2006:111) menegaskan fullday school bertujuan untuk mengembangkan seluruh potensi kepribadian siswa dengan lebih seimbang. Sedangkan menurut Nur Asni Alfiana Alfiah (2014) menjelaskan sekolah model fullday school dapat meningkatkan kecerdasan emosional dan tingkat penyesuaian sosial. Sementara itu Budi Winarni (2015) menengarahi adanya pengaruh antara penerapan fullday school terhadap kedisiplinan siswa. Dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa fullday school adalah model sekolah yang menerapkan pendidikan yang dapat mengembangkan seluruh potensi siswa dan meningkatkan kecerdasan emosional dan tingkat penyesuaian sosial yang dilakukan sehari penuh. Secara sederhana employability skills adalah ketrampilan yang dapat digunakan untuk bekerja atau istilah populernya adalah kebekerjaan. Menurut Goodwin (2012: 3) employability skill meliputi: non-technical skills, including generic 1. FULLDAY SCHOOL 2. EMPLOYABILITY SKILLS BAB I FULLDAY SCHOOL DAN EMPLOTABILITY SKILLS
  • 12. Buku panduan SMK sistem Fullday 3 skills, essential skills, soft skills, key competencies, transferable skills, enterprise skills and general capabilities. Employability skill diperoleh pada saat seseorang mengikuti pembelajaran. Ketrampilan non teknik (non-technical skills) bukan saja ketrampilan yang berhubungan dengan kemampuan bekerja secara langsung, tetapi kemampuan yang secara luas yang berhubungan dengan kemasyarkatan, seperti kewarganegaraan dan etika berperilaku. Kompetensi kunci (key competencies) adalah kompetensi yang berkaitan dengan jenis pekerjaan. Sedangkan transferable skills adalah ketrampilan mentranfer jika ditempat pekerjaan ada perkembangan/perubahan ketrampilan kunci. Seseorang yang memiliki employability skill yang baik akan mempunyai kinerja yang baik pula. Goodwin (2012: 3) membuat kerangka kerja yang menghubungkan antara employability skills, technical skills, dan ketrampilan inti dalam berbahasa dan berhitung dikaitkan dengan kinerja. Kerangka kerja tersebut menunjukkan bahwa kinerja sangat ditentukan oleh ketrampilan bekerja, ketrampilan teknik, ketrampilan berbahasa dan berhitung. Employability skills adalah suatu ketrampilan yang memungkinkan seseorang untuk mendapatkan pekerjaan atau untuk dapat tetap bekerja, meliputi ketrampilan personal, ketrampilan interpersonal, sikap kebiasaan, dan perilaku (Lankard, 1990). Employability skills juga dimaknai sebagai sekumpulan ketrampilan non-teknis yang bersifat dapat ditransfer yang diperlukan untuk memasuki dunia kerja, untuk tetap bertahan dan mengembangkan karir di tempat kerja, ataupun untuk pengembangan karir di tempat kerja baru (Yorke, 2006). Dari beberapa pendapat diatas, employability skills dapat disimpulkan sebagai ketrampilan teknis dan non teknis yang dapat digunakan untuk bekerja. SMK sistem fullday tidak lain bertujuan untuk mencapai tingkat employability skills siswa yang tinggi. Tujuan ini sangat penting karena mengfokuskan lulusan SMKyangsiapbekerja,baikuntukdirinyamaupunoranglain,adalaheratkaitannya dengan kualitas penyelenggaraan proses pembelajaran di sekolah. Menambah atau bahkan mengaburkan dengan tujuan lain bisa jadi akan memperburuk citra SMK bahkan menurunkan kualitas lulusannya. Secara mudah bagaimana SMK sistem fullday bekerja adalah seperti yang gambar di bawah ini. 3. MENUJU SMK SISTEM FULLDAY
  • 13. Buku panduan SMK sistem Fullday4 Gambar di atas menunjukkan bahwa SMK sistem fullday memiliki konsekuensi yang sangat luas. Pencapaian pengetahuan dan ketrampilan serta sikap siswa harus memiliki nilai lebih dari SMK sistem reguler. Pengetahuan yang dicapai harus sampai pada tahap mencipta, sementara ranah keterampilan SMK sistem fullday harus mencapai level kompetensi yang lebih kuat dan tajam. Demikian juga sikap siswa yang dihasilkan adalah lebih baik dari SMK lainnya. Guna menjamin ketercapaian employability skills siswa yang tinggi, SMK harus memiliki dukungan kuat dari dalam maupun luar institusi. Dari internal sekolah penguatan 8 Standar Nasional Pendidikan (SNP) sudah harus memiliki kelebihan dan keunggulan. Dari eksternal sekolah meliputi DUDI sebagai mitra wajib, asosiasi profesi dan LSP sebagai tolok ukur ketercapaian setiap kompetensi siswa menjadi sangat penting. Ketercapaian proses kualitas pelatian dapat terlihat dari berjalannya Praktek Kerja Lapangan (PKL) minimal 6 bulan, magang minimal 8 bulan (khusus untuk SMK 4 tahun) dengan baik, berjalannya Teaching Factory atau Unit Produksi atau Bisnis Center sampai menghasilkan profit. Berdasarkan kebutuhan DUDI lulusan SMK selain dibutuhkan kualifikasi minimal tamatan, tetapi juga dituntut memiliki kemampuan pengembangan karir sebagai pekerja. Kualifikasi minimal tamatan, sekolah dapat dilakukan dengan dengan penajaman kompetensi, pengelolaan Usaha Produk Kreatif, Revitalisasi Teaching Factory atau Unit Produksi atau Bisnis Center, menumbuhkan Gerakan Budi Pekerti, Gambar 1. SMK Sitem Fullday
  • 14. Buku panduan SMK sistem Fullday 5 Gerakan Literasi Sekolah, Sinkronisasi Kurikulum DUDI dan sekolah, Uji kompetensi dan sertifikasi minimal LSP P 1, Praktek Kerja Lapangan (PKL) 6 bulan, Magang 8 bulan (SMK 4 th) dan menguasai bahasa internasional selain English. Sementara pengembangan karir siswa, sekolah dapat melakukan pramuka yang mendukung kompetensi siswa, SMK ber-KAIZEN, mengembangkan ketarunaan/ke-smapta- an, mengadakan kegiatan Achievement Motivation Training, pengembangan karir pakai model Adversity Quotient, SMK siaga bencana dan kegiatan Safety Health Environmental (SHE).
  • 15. Buku panduan SMK sistem Fullday6
  • 16. Buku panduan SMK sistem Fullday 7 BAB II PENGUAT KUALIFIKASI KOMPETENSI
  • 17. Buku panduan SMK sistem Fullday8 Pengembangan SMK sistem fullday adalah bagaiamana mewujudkan kompetensi siswa menjadi lebih kuat dan lebih tajam. Salah satu langkahnya adalah mengadakan Lomba Kompetensi Siswa (LKS mini). LKS mini adalah kompetisi yang dapat dilakukan dalam periode tertentu antar siswa sesuai bidang keahlian yang diajarkan pada SMK. Kompetisi ini dititikberatkan pada bidang keterampilan praktik yang didukung oleh pemahaman teori yang relevan dan sikap kerja dalam menyelesaikan pekerjaan sesuai standar industri. Pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja yang dimaksud adalah manifestasi kemampuan yang dilandasi oleh daya pikir, daya qolbu, dan daya fisik, untuk siap menjadi tenaga kerja tingkat menengah yang handal dalam bidang masing-masing sesuai tuntutan kebutuhan dunia kerja. LKS mini dapat dijadikan pembibitan awal untuk menjadi wakil sekolah pada LKS tingkat di atasnya, baik tingkat kabupaten, provinsi, nasional bahkan sampai pada tingkat dunia yaitu world skills international competition (Kompetisi Keahlian tingkat Dunia). Bagaimana LKS mini sekolah dijalankan dapat dilakukan langkah-langkah sebagai berikut: 1. LOMBA KOMPETENSI SISWA (LKS MINI) Membentuk panitia tetap baik di tingkat jurusan maupun sekolah Panitia membuat prosedur dan aturan kerja praktek sebelum kompetisi. Panitia kompetisi menyiapkan fasilitas kompetisi sebisa mungkin seperti suasana di DUDI Pelaksanaan dapat dilakukan di dalam maupun di luar sekolah atau kombinasi antar keduanya. Penilaian kompetisi menentukan pola dan teknik penilaian, baik teori maupun praktek Dalam hal penjurian, sekolah dapat melibatkan pihak luar baik DUDI atau asosiasi profesi atau yang lain yang lebih kompeten di bidangnya. Guna meningkatkan motivasi lomba, sekolah dapat menyiapkan hadiah sebagai stimulus. Perekrutan peserta lomba dapat melalui penunjukkan langsung atau pendaftaran secara sukarela. Lomba sebaiknya dilakukan secara rutin dan berkala sehingga peserta dapat mempersiapkan diri dengan baik. Waktu lomba murni menggunakan sistem blok dengan durasi tertentu. a. b. c. d. e. f. g. h. i. j. BAB II PENGUATAN KUALIFIKASI KOMPETENSI
  • 18. Buku panduan SMK sistem Fullday 9 Model Pembelajaran Teaching Factory adalah Model Pembelajaran yang memanfaatkan sarana prasarana yang dimiliki Sekolah dalam menciptakan suasana industri di sekolah untuk mencapai kompetensi satu atau beberapa mata pelajaran produktif. Siswa diberi pengalaman langsung suasana kerja industri meskipun di sekolah dengan dihadapkan pada pekerjaan nyata sesuai kompetensi yang harus dimiliki dari satu atau beberapa mata pelajaran produktif baik yang bersifat produk maupun jasa. Sehingga kompetensi yang dicapai sesuai dengan yang seharusnya dan tidak terjadi kesenjangan kemampuan/ kompetensi antara kebutuhan/tuntutan industri dengan kemampuan / Teaching Factory ini dapat dilakukan kerjasama antara sekolah yang tidak atau kurang memiliki alat untuk praktik dan industri yang memproduksi produk yang dapat dikembangkan sesuai dengan program keahlian yang dimiliki sekolah. Sekolah dipersyaratkan mempunyai lahan yang cukup agar supaya industri dapat mendirikan site plan di sekolah. Dengan demikian ada kerja sama yang saling menguntungkan antara sekolah dengan industri. Pelaksanaannya siswa akan mendapatkan kompetensi sesuai dengan kebutuhan industri, kurikulum berasal dari industri, sehingga sebelumnya guru produktif akan mendapatkan pelatihan terlebih dahulu di industri sampai merasa memiliki kompetensi yang akan ditularkan kepada siswanya. Harapanya di dalam pembelajran guru dapat melatih siswa dalam mencapai kompetensi yang diminta oleh industri yang bekerja sama a. Gambar 2. Model 1 Pembelajaran Teaching Factory 2. REVITALISASI TEACHING FACTORY / UNIT PRODUKSI ATAU BISNIS CENTER
  • 19. Buku panduan SMK sistem Fullday10 Model Pembelajaran Teaching Factory ini, dapat dilaksanakan oleh sekolah yang memiliki peralatan untuk praktik yang sama atau hampir sama yang dimiliki di industri. Jadi sekolah mencukupi alat-alat atau sarana prasarana yang memenuhi delapan standar pendidikan. Menurut Kuswantoro (2014), teaching factory menjadi konsep pembelajaran dalam keadaan yang sesungguhnya untuk menjembatani kesenjangan kompetensi antara pengetahuan yang diberikan sekolah dan kebutuhan industri. Teaching factory merupakan pengembangan dari unit produksi yakni penerapan sistem industri mitra di unit produksi atau bisnis center yang telah ada di SMK. Unit produksi atau bisnis center adalah pengembangan bidang usaha sekolah selain untuk menambah penghasilan sekolah yang dapat digunakan dalam upaya pemeliharaan peralatan, peningkatan SDM, dll juga untuk memberikan pengalaman kerja yang benar-benar nyata pada siswanya. Penerapan unit produksi sendiri memiliki landasan hukum yaitu Peraturan Pemerintah Nomor 29 Tahun 1990 pasal 29 ayat 2 yaitu “Untuk mempersiapkan siswa sekolah menengah kejuruan menjadi tenaga kerja, pada sekolah menengah kejuruan dapat didirikan unit produksi yang beroperasi secara profesional.” Pembelajaran melalui teaching factory bertujuan untuk menumbuh- kembangkan karakter dan etos kerja (disiplin, tanggung jawab, jujur, kerjasama, kepemimpinan, dan lain-lain) yang dibutuhkan DU/DI serta meningkatkan kualitas hasil pembelajaran dari sekedar membekali kompetensi (competency based training) menuju ke pembelajaran yang membekali kemampuan memproduksi barang/jasa (production based training). b. Gambar 3. Model 2 Pembelajaran Teaching Factory
  • 20. Buku panduan SMK sistem Fullday 11 Gerakan Penumbuhan Budi Pekerti (GPBP) adalah kegiatan pembiasaan sikap dan perilaku positif di sekolah yang dimulai sejak dari masa orientasi siswa baru sampai dengan kelulusan. Seorang siswa tidak mungkin bisa berbudi pekerti dalam waktu sekejap. Budi pekerti membutuhkan langkah panjang dan pembiasaan-pembiasaan. Hal ini sesuai dengan Permendikbud No. 23 Tahun 2015 tentang Penumbuhan Budi Pekertimerupakan salah satu ikhtiar menerjemahkan visi Kemendikbud 2014-2019. Tujuan dilaksanakannya Gerakan Penumbuhan Budi Pekerti di SMK sistem fullday adalah sebagai berikut: Membentuk insan dan ekosistem pendidikan dan kebudayaan yang berkarakter. Menjadikan sekolah sebagai taman belajar yang menyenangkan bagi warga sekolah Menumbuh-kembangkan kebiasaan yang baik sebagai bentuk pendidikan karakter sejak di sekolah. Menjadikan pendidikan sebagai gerakan yang melibatkan pemerintah, pemerintah daerah, masyarakat, dan keluarga. Menumbuh-kembangkan lingkungan dan budaya belajar yang serasi antara sekolah, masyarakat, dan keluarga. Sementara pembiasaan-pembiasaan yang dapat dikembangkan di SMK meliputi pembiasaan umum, harian, mingguan, bulanan, tengah tahunan dan tahunan. Lihat gambar berikut. a. b. c. d. e. Gambar 4. Gerakan Penumbuhan Budi Pekerti 3. GERAKAN PENUMBUHAN BUDI PEKERTI
  • 21. Buku panduan SMK sistem Fullday12 a. Pembiasaan Umum a. Pembiasaan Harian Memberi salam, senyum, dan sapaan kepada setiap orang di komunitas sekolah; Membersihkan lingkungan sekolah dari limbah fisik dan visual Santun dalam berbicara, bersikap, dan berperilaku; Berpakaian sopan sesuai norma dan budaya nasional dan/atau lokal; Menggunakan sumber daya sekolah (air, listrik, telpon, dsb.) secara efisien untuk mencegah berbagai bentuk pemborosan; Mengurangi penggunaan plastik/bahan lain yang tidak mudah terurai; Mematikan lampu dan semua alat yang menggunakan listrik saat tidak diperlukan; Mematikan kran air saat tidak diperlukan; Membuang sampah pada tempat yang telah disediakan; Membersihkan sanitasi seperti toilet, wastafel, kamar mandi, dan/atau saluran air sekolah; Menjaga ketertiban dan kenyamanan layanan sekolah; Menyanyikan lagu-lagu bermuatan moral; Setiap warga sekolah menjenguk warga sekolah lainnya yang mengalami musibah, seperti sakit, kematian, dan sebagainya; Siswa membiasakan membuat skala prioritas kebutuhan sesuai dengan tingkat kepentingannya; dan Siswa membiasakan diri untuk memiliki tabungan dalam berbagai bentuk (misalnya bank, celengan, dan sejenisnya). Siswa mencium tangan dan/atau memeluk orang tua/wali sebelum berangkat ke sekolah; Guru dan tenaga kependidikan datang lebih awal untuk menyambut kedatangan siswa sesuai dengan tata nilai yang berlaku; Siswa berbaris menjelang masuk kelas yang dipimpin oleh satu orang siswa secara bergantian; Secara bersama siswa mengucapkan salam hormat kepada guru sebelum pembelajaran dimulai, dipimpin oleh seorang siswa secara bergantian; Siswa berdoa bersama sebelum dan sesudah pembelajaran, dipimpin oleh seorang siswa secara bergantian berdasarkan kesepakatan kelas; 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 1. 2. 3. 4. 5.
  • 22. Buku panduan SMK sistem Fullday 13 c. Pembiasaan Mingguan Siswa dan warga sekolah harus membaca buku bacaan minimal 15 (lima belas) menit setiap hari sebelum pembelajaran dimulai di sekolah; Siswa membiasakan diri untuk bertanya kepada guru selama proses pembelajaran dan/atau setelah selesai pembelajaran, dengan mengangkat tangan untuk memohon ijin terlebih dahulu; Siswa selalu merapikan bangku masing-masing sebelum meninggalkan ruang kelas diakhir proses pembelajaran; Warga sekolah menyanyikan lagu wajib nasional, lagu daerah, dan/ atau lagu patriotik, seperti Bagimu Negeri, Halo-Halo Bandung, Pancasila Rumah Kita, Kebyar– Kebyar, Bendera, Garuda di Dadaku, dan lain-lain; Siswa melaksanakan piket kebersihan kelas secara beregu dan bergantian regu; Warga sekolah menunaikan ibadah bersama di sekolah sesuai dengan agama dan kepercayaannya; dan Setiap siswa dapat menjadi pemimpin dalam setiap kegiatan bersama, seperti berbaris menjelang masuk kelas, membaca doa sebelum dan sesudah belajar, piket kelas, kerja bakti. Pemeriksaan isi tas dan gawai (gadget) siswa secara acak; Menyelenggarakan kantin yang memenuhi standar kesehatan; dan Melaksanakan kegiatan bank sampah bekerja sama dengan dinas kebersihan setempat. Melaksanakan apel bendera setiap hari Senin dengan berpakaian seragam sekolah; Melaksanakan senam nasional bersama dan/atau senam yang diciptakan oleh daerah masing-masing; Pemeriksaan kebersihan pakaian, gigi, kuku, dan rambut oleh Usaha Kesehatan Sekolah (UKS); Pembiasaan Bulanan Menjaga dan merawat tanaman di lingkungan sekolah; Melaksanakan kerja bakti; Penataan ruang kelas sesuai dengan kondisi dan kebutuhan kelas; membuat buletin dan/atau majalah dinding; Siswa melakukan diskusi kelompok dihadiri oleh guru dan tenaga kependidikan; dan 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11.
  • 23. Buku panduan SMK sistem Fullday14 d. Pembiasaan Tengah Tahunan e. Pembiasaan Tahunan Sekolah menyediakan ruang publik untuk berkreasi siswa secara bebas dan bertanggung jawab. Melaksanakan kerja bakti untuk lingkungan sekitar sekolah; Melaksanakan berbagai jenis lomba antarkelas; Menyelenggarakan forum diskusi siswa dengan narasumber berasal dari siswa dihadiri oleh guru dan tenaga kependidikan; Memelihara bangku kelas dan fasilitas sekolah lainnya agar selalu tetap bersih dari coretan dalam bentuk apapun; dan Siswa berlatih membuat produk kreatif yang dapat dijual. Memperingati hari besar nasional dan keagamaan; Melaksanakan kerja bakti bersama warga lingkungan sekitar sekolah; Melaksanakan lomba kelas sehat secara berkelanjutan; Mengikutsertakan perwakilan siswa dalam penyusunan tata tertib sekolah; Melaksanakan pentas seni dan/atau pameran karya siswa; dan Mengikuti kegiatan perlombaan dan festival di luar sekolah baik tingkat sekolah, kecamatan, kabupaten/kota, provinsi atau nasional. Menumbuhkembangkan budi pekerti peserta didik SMK. Membangun ekosistem literasi sekolah di SMK. Menjadikan SMK sebagai organisasi pembelajaran (learning organization) Mempraktikkan kegiatan pengelolaan pengetahuan (knowledge management) di SMK. Menjaga keberlanjutan budaya literasi di SMK. 12. 1. 2. 3. 4. 5. 1. 2. 3. 4. 5. 6. a. b. c. d. e. Gerakan Literasi Sekolah (GLS) merupakan sebuah upaya yang dilakukan secara menyeluruh untuk menjadikan sekolah sebagai organisasi pembelajaran yang warganya literat sepanjang hayat melalui pelibatan publik. Tujuan Umum GLS adalah menumbuh-kembangkan budi pekerti peserta didik melalui pembudayaan ekosistem literasi agar mereka menjadi pembelajar sepanjang hayat. Sementara tujuan khususnya meliputi: 4. GERAKAN LITERASI SEKOLAH
  • 24. Buku panduan SMK sistem Fullday 15 Tabel 1. Tahapan pelaksanaan GLS di SMK - 15 menit membaca - Pembuatan jurnal membaca siswa - Penyiapan sarana literasi (penyediaan area baca, buku bacaan dan akses internet) - Menciptakan lingkungan sosial dan afektif yang nyaman untuk membaca - Pembimbingan e-literasi secara bertanggung jawab - Memperkenalkan etika perilaku dan hukum dalam menggunakan teknologi informasi dan komunikasi - Minat baca untuk meningkatkan kemampuan literasi - 15 menit membaca - Pembuatan respons bacaan: graphic organizers, peta cerita, Penilaian non-akademik - Pembuatan bahan kaya teks oleh siswa - Pembimbingan penggunaan k omputer dan internet untuk kegiatan literasi - Pengenalan - Penggunaan berbagai bahan referensi cetak dan digital untuk mencari informasi - 15 menit membaca - Pemanfaatan berbagai strategi literasi dalam pembelajaran - Pengembangan kemampuan e-literasi dalam pembelajaran bagi guru dan siswa - Penilaian akademik - Pengembangan lingkungan fisik, sosial, afektif, dan akademik - Memilih cara dan jenis e-literasi yang tepat untuk proses pembelajaran, produksi pengetahuan, dan menyebarkannya di kalangan warga SMK Pengembangan Standar Kompetensi Dikembangkan berdasarkan paduan antara Standar Nasional/SNP dan Standar Kompetensi Lulusan/SKL Kemendikbud dengan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) Disesuaikan dengan kebutuhan kompetensi di industri a. 1. 2. Ujikompetensiadalahsuatuprosespengumpulanbuktikompetensiyangmenjadi dasar untuk memutuskan seorang kompeten atau tidak kompeten. Dalam Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia/SKKNI menyebutkan bahwa panduan penilaian praktik ketrampilan dasar dapat dinilai melalui pekerjaan dan tidak melalui pekerjaan. Ini mengandung makna bahwa uji kompetensi dapat dilakukan secara terpadu pada saat siswa SMK melaksanakan praktik kerja industri dan dilakukan dengan metode melalui porto folio. Uji kompetensi 5. UJI KOMPETENSI DAN SERTIFIKASI LSP P 1. TAHAP 1 TAHAP 2 TAHAP 3
  • 25. Buku panduan SMK sistem Fullday16 Pengembangan Kurikulum Pengembangan Praktik Kerja Lapangan di Industri Pengembangan Pembelajaran Praktik di SMK Sinkronisasi kurikulum berupa identifikasi dan validasi kompetensi dan kriteria unjuk kerjanya dengan dunia usaha dan dunia industri (DUDI) dilakukan setiap tahun. Disahkan dan ditandatangani oleh: Kepala SMK, asosiasi DUDI, Komite Sekolah, Dinas Pendidikan Kota, dan Dinas Pendidikan Propinsi. Siswa diarahkan memilih tempat praktik yang telah memiliki MoU dengan Sekolah Siswa melakukan observasi di tempat praktik dan menentukan pilihan fokus pekerjaan dan harus disetujui oleh industri. Guru wajib memiliki sertifikat kompetensi dan menjadi asesor teknik dari lembaga independen sesuai dengan bidang kompetensi yang diampunya. Guru mengajar/mengampu pada kluster kompetensi tertentu. Pelajaran teori kejuruan mendukung pelajaran praktik. Model pembelajaran berbasis kompetensi/ competency-based training (CBT). Modul wajib digunakan dalam pembelajaran. Siswa dibekali dengan soft skill (materi siswa SMK ber-Kaizen) Siswa dibekali dengan skill passport sebagai panduan untuk mencapai kompetensi. Meskipun siswa belajar dalam kelompok kerja, setiap siswa mempelajari job yang berbeda. SMK memiliki Tempat Uji Kompetensi (TUK) Sebelum melaksanakan uji kompetensi, siswa wajib melakukan uji mandiri Uji kompetensi dapat menyatu dengan pembelajaran. Materi uji kompetensi meliputi aspek pengetahuan, sikap dan ketrampilan Materi uji kompetensi meliputi kluster kompetensi (mengacu pekerjaan yang ada di industri). Hasil uji kompetensi dicatat dalam skill passport. b. d. c. 1. 2. 1. 2. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14.
  • 26. Buku panduan SMK sistem Fullday 17 Siswa bekerja berdasarkan pilihan fokus pekerjaannya dengan dibimbing oleh pembimbing industri. Bila pilihan pekerjaan pada saat itu tidak ada, siswa tetap bekerja pada pekerjaan yang ada saat itu. Skill passport menjadi acuan dalam belajar/bekerja Uji kompetensi dilakukan melalui pekerjaan riil Pembimbing industri menguji siswa. Siswa dapat berpindah fokus pekerjaan yang lain setelah dinyatakan lulus uji kompetensi. Kompetensi yang telah dikuasai siswa dicatat dalam skill passport. SMK memiliki Lembaga Sertifikasi Profesi Pihak 1/LSPP-1. LSPP-1 mengadakan uji kompetensi sesuai pilihan siswa dan kemampuan TUK/LSPP-1 LSPP-1 memverifikasi kompetensi-kompetensi yang telah dimiliki siswa yang tertuang dalam skill passport. Skill passport menjadi bukti dalam penentuan kompetensi yang telah dimiliki oleh siswa. Siswa yang belum dinyatakan kompeten pada saat prakerin dapat mengikuti uji kompetensi dengan pola simulasi di TUK/LSPP-1 SMK. Siswa yang telah memenuhi seluruh paket kompetensi (43 kompetensi) akan mendapat sertifikat sebagai teknisi yunior kendaraan ringan dan bagi yang belum memenuhi akan mendapat sertifikat sesuai kompetensi yang telah dikuasai yang tertuang dalam skill passport. Ada jaminan kompetensi bagi lulusan SMK. Sertifikat kompetensi diterbitkan sesuai kompetensi yang telah dimiliki siswa. Skill Passport dan sertifikat kompetensi merupakan bagian yang tak terpisahkan. Sertifikat kompetensi diterbitkan oleh BNSP/LSPP-1. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 1. 2. 3. 4. Pengembangan Uji Kompetensi Terpadu Out Put e. f.
  • 27. Buku panduan SMK sistem Fullday18 Gambar 5. Uji Kompetensi Terpadu Secara singkat model uji kompetensi terpadu dapat dilihat pada gambar berikut Komponen uji kompetensi meliputi: skill passport, tempat uji kompetensi, dan Lembaga Sertifikasi Profesi Pihak 1/LSPP-1. Secara rinci komponen-komponen uji kompetensi terpadu adalah: Seluruh kompetensi yang harus dikuasai oleh siswa SMK selama belajar di SMK maupun di uspense diidentifikasi, dipilah per semester, dan diuraikan kriteria unjuk kerjanya. Penyusunan skill passport melibatkan industri dan setiap tahun harus di-update sesuai perkembangan ilmu dan teknologi. Kompetensi dasar/basic competence dipelajari di SMK dan diuji oleh guru dengan skor nilai 0-100. Kompetensi kerja/working competence dipelajari di industri pada saat siswa melaksanakan praktik kerja industri /prakerin dan diuji oleh pembimbing industri dengan acuan standar kompetensi di uspense tempat siswa prakerin dan dengan skor “kompeten” atau “belum kompeten”. Siswa yang sudah dinyatakan kompeten di industri, skill passport-nya ditandatangani oleh pihak industri. Skill Passporta.
  • 28. Buku panduan SMK sistem Fullday 19 Conventional Engine tune-up / OTO. KR.02.001.03 Servis/ perbaikan rem / OTO. KR.04.003.03 Servis/ perbaikan transmisi / OTO. KR.03.004.03 Servis/ perbaikan kopling/ OTO. KR.03.002.03 Servis/ perbaikan uspense/ OTO. KR.04.014.03 • Prosedur engine tune-up diidentifikasi • Engine tune-up pada mobil dilakukan sesuai spesifikasi dan SOP • Prosedur servis rem diidentifikasi • Sistem rem pada mobil diservis dan diperbaiki sesuai spesifikasi dan SOP tanpa menyebabkan kerusakan • Prosedur servis transmisi diidentifikasi • Transmisi pada mobil diservis dan diperbaiki sesuai spesifikasi dan SOP tanpa menyebabkan kerusakan • Prosedur servis kopling diidentifikasi • Sistem kopling pada mobil diservis dan diperbaiki sesuai spesifikasi dan SOP tanpa menyebabkan kerusakan • Prosedur servis suspense diidentifikasi • Sistem uspense pada mobil diservis dan diperbaiki sesuai spesifikasi dan SOP tanpa menyebabkan kerusakan STANDAR KOMPETENSI/ KODE SKKNI KRITERIA UNTUK KERJA UJI MANDIRI SISWA KOMPETEN TGL TTD & CAP Tabel 2. Contoh Format Skill Passport Kompetensi Keahlian Teknik Kendaraan Ringan Tempat Uji Kompetensi adalah tempat yang berdasarkan penilaian dinyatakan layak dan mampu melaksanakan uji kompetensi. Tujuan TUK adalah: untuk memfasilitasi pelaksanaan uji kompetensi bagi peserta didik kursus dan satuan pendidikan nonformal lainnya serta warga masyarakat yang belajar mandiri berdasarkan standar kompetensi yang ditetapkan. Tempat Uji Kompetensi harus memenuhi persyaratan sebagai berikut: Tempat Uji Kompetensi/TUKb.
  • 29. Buku panduan SMK sistem Fullday20 Persyaratan administrasi Persyaratan teknis: Memiliki struktur organisasi. Memiliki alamat sekretariat yang tetap. Mengajukan proposal untuk menjadi tempat uji kompetensi. Memiliki sarana dan prasarana untuk ujian teori dan praktik yang memadai baik jumlah maupun kualitasnya. Letak TUK strategis dan mudah dijangkau. Memiliki ventilasi/pengatur udara yang baik dan penerangan yang cukup untuk terlaksananya uji kompetensi yang lancar, tertib, aman, dan nyaman. Memiliki peralatan kantor yang memadai baik jumlah maupun kualitasnya. 1. 2. a. b. a. b. c. d. e. Struktur Organisasi, TUK dipimpin oleh seorang ketua, dibantu oleh seorang sekretaris, seorang bendahara, dan 2 (dua) orang tenaga operasional atau sesuai kebutuhan. Tugas TUK adalah: merencanakan, mengkoordinasikan, melaksanakan, mengontrol, serta mengevaluasi seluruh pelaksanaan kegiatan uji kompetensi. LSPP-1 adalah lembaga sertifikasi profesi yang ada dalam lembaga pendidikan kejuruan seperti SMK, yang mempunyai kewenangan untuk melakukan uji kompetensi/sertifkasi kepada para siswanya. Kebijakan, prosedur, dan administrasi lembaga sertifikasi harus terkait dengan kriteria sertifikasi, harus jujur dan wajar terhadap seluruh calon dan harus memenuhi semua persyaratan dan peraturan Lembaga Pendidikan dan Pelatihan Profesinya serta perundang-undangan yang berlaku. LSPP-1 tidak boleh menggunakan prosedur yang menghambat dan menghalangi akses oleh asesi dan calon, kecuali yang ditetapkan dalam pedoman BNSP nomor 217 tahun 2009. LSPP-1 dibentuk oleh SMK dengan mengajukan kepada Badan Nasional Sertifikasi Profesi/BNSP, yang minimal terdiri dari minimal terdiri atas ketua, bagian administrasi, manajemen teknis sertifikasi dan manajemen mutu. Lembaga Sertifikasi Profesi Pihak Pertama /LSPP-1c.
  • 30. Buku panduan SMK sistem Fullday 21 BAB III kompetensi penunjang karir
  • 31. Buku panduan SMK sistem Fullday22 SMK sistem fullday dapat diisi dengan SMK ber-KAIZEN. Salah satu tujuannya adalah upaya membangun karakter ‘problem solving’ menuju Indonesia yang lebih baik. Persaingan usaha dan tenaga kerja yang semakin ketat seiring dengan terbukanya pasar bebas. Profil daya serap tenaga kerja dan pengangguran terbuka gapnya terlalu besar. Institusi pendidikan memiliki peran strategis dan perlu menyiapkan lulusan yang memiliki daya saing untuk memenangkan persaingan ke depan. Maka perlu diupayakan generasi yang siap bersaing di dunia bisnis yang memiliki karakter problem solving (Kaizen). Kaizen berasal dari bahasa Jepang yang artinya seperti gambar berikut. Kaizen bisa dilakukan oleh siapa saja baik karyawan, manager, direktur, pemilik, siswa bahkan ibu rumah tangga sekalipun dengan biaya yang diperlukan relatif murah. Secara umum program Kaizen dapat digambarkan seperti Gambar 7. 1. SMK BER-KAIZEN Gambar 6. Arti Kaizen BAB III KOMPETENSI PENUNJANG KARIR
  • 32. Buku panduan SMK sistem Fullday 23 Sumber: Star Consulting Kaizen Gambar 7. Program Kaizen Gambar 8. Milestone program SMK ber-Kaizen Adapun materi program SMK ber-Kaizen meliputi: Kaizen dan pilarnya Manfaat program Skema problem solving Metode Pengajaran Materi Ajar 06 On the Job Training Peran dan Fungsi Milestone Tools a. b. c. d. e. f. g. h. i.
  • 33. Buku panduan SMK sistem Fullday24 Tabel 3. Struktur program SMK ber-Kaizen (2 jam per pekan dalam 6 bulan) Tabel 4. Pembagian tugas program SMK ber-Kaizen Materi On the Job Training antara lain: Praktik 5 R di kelas Praktik Kaizen di rumah Praktik Kaizen di lingkungan sekolah Kerja praktik di tempat kerja aktual (bengkel, pabrik, dll) a. b. c. d. 1 2 3 4 5 6 Pengertian & Pilar Kaizen Problem Solving Tool problem solving Perangkat-perangkat ‘Kaizen’ - Gugus Kendali Mutu (QCC) Ide Berkonsep On the Job Training/OJT TOTAL 2 JP 10 JP 6 JP 4 JP 4 JP 6 JP 32 JP NO KEGIATAN JUMLAH JAM - Menyiapkan Guru - Mempromosikan Program ke siswa - Menyediakan Tempat Belajar dan Praktek - Menentukan tempat On the Job Training - Mengontrol seluruh Proses Belajar - Membuat Materi Ajar (Buku Pelajaran dan Alat Peraga) - Mengajar Trainer (Guru) - Memberi Konsultasi Teknis - Sertifikasi - Publikasi & promosi program & outputnya - Memiliki Buku Pelajaran program Kaizen - Belajar seluruh teori pelajaran & lulus ujian - Melaksanakan On the Job Training - Menerima sertifikat SMK KONSULTAN KAIZEN SISWA SMK
  • 34. Buku panduan SMK sistem Fullday 25 Langkah-langkah yang dapat dilakukan dalam program SMK ber-Kaizen adalah sebagi berikut: Berikut adalah salah satu contoh bukti pelaksanaan program SMK ber-Kaizen Melakukan MoU dengan Konsultan Kaizen. Melaksanakan Training of Trainer/ToT bagi guru. Malaksanakan pembelajaran bagi siswa. Melaksanakan On the Job Training bagi siswa. Melakukan penilaian program SMK ber-Kaizen bagi siswa. Menerbitkan sertifikat bagi siswa yang lulus. a. b. c. d. e. f. Gambar 9. Contoh Pelaksanaan Program SMK ber-Kaizen Ketarunaan/ke-smapta-an adalah sistem pendidikan semi militer yang diterapkan di beberapa sekolah baik Perguruan tinggi, SMA, maupun SMK. Ketarunaan diartikan sebagai sistem pendidikan yang menerapkan prinsip-prinsip militer yang bertujuan untuk membentuk karakter siswa. Prinsip militer yang diterapkan bukanlah militer murni, tetapi menganut pada sebagiannya guna mencetak disipin dan karakter siswa yang kuat. Ada tiga hal dalam pembentukan karakter yang berlangsung secara terpadu. Pertama, siswa mengerti baik dan buruk, mengerti tindakan apa yang harus diambil, mampu memberikan prioritas hal-hal yang baik. Kedua, siswa mempunyai kecintaan terhadap kebajikan, dan membenci perbuatan buruk. Kecintaan ini merupakan obor atau semangat untuk berbuat kebajikan. Misalnya, 2. KETARUNAAN/KE-SMAPTA-AN
  • 35. Buku panduan SMK sistem Fullday26 anak tidak mau mencuri, karena tahu mencuri itu buruk, ia tidak mau melakukannya karena mencintai kebajikan. Ketiga, siswa mampu melakukan kebajikan dan sekaligus terbiasa melakukannya. Ranah pengembangan ketarunaan meliputi: Materi ketarunaan/ke-smapta-an dapat meliputi: wasawasan kebangsaan, etika, nilai-nilai sejarah perjuangan bangsa dan pelestarian nilai 45, kesadaran nasional, disiplin nasional, wawasan nusantara, ketahanan nasional dan pembangunan nasional. Namun demikian dapat dilakukan penambahan sesuai dengan kebutuhan sekolah misalnya peraturan Baris-berbaris, tata upacara, pembinaan jasmani, peduli lingkungan, atau ketangkasan individu dan kelompok. Bagaimana langkah-langkah menerapkan ketarunaan/ke-smapta-an adalah sebagai berikut: Latihan Dasar Ketarunaan Mental Dan Daya Tahan Kedisiplinan Keagamaan Latihan Dasar Ketarunaan dilaksanakan untuk memberi landasan dasar- dasar untuk menjadi sang taruna sejati. Latihan ini sangat keras atau lebih dikenal dengan semi militer sehingga akan mendapatkan fisik yang sangat kuat. Latihan ini diterapkan dengan melibatkan militer asli atau turunannya. Daya tahan atau daya banting diajarkan untuk menjadi orang yang mentalnya kuat dan tahan terhadap segala cobaan dan rintangan. Setiap pagi akan di gembleng, bangun pagi sekali untuk melakukan sholat subuh, selesai lari pagi atau joging. Hal ini diterapkan untuk melatih mental dan daya tahan dalam kedisiplinan dalam mengatur waktu. Disiplin dalam sistem ketarunaan adalah mutlak dan tidak boleh ada yang melanggar kalau tidak kena sanksi hukuman. Contoh kegiatan makan harus mengikuti tata tertib dan nilai kesopanan. Termasuk datang ke sekolah dan mengikuti segala kegiatan sekolah harus selalu tiba tepat waktu. Berpakaian Sikap dan perilaku keagamaan adalah tiang dan akhlak seorang taruna yang sejati. Kalau dalam Islam terutama dalam sholat jamaah dan baca alqur’an. Siswa dengan agama lain akan menyesuaikan sendiri sesuai keyakinannya. a. c. b. d.
  • 36. Buku panduan SMK sistem Fullday 27 Sekolah membentuk komite/satgas/gugus ketarunaan/ke-smapta-an SMK Komite/satgas/gugus menyusun prosedur dan aturan baku ketarunaan/ke- smapta-an SMK. Komite/satgas/gugus dapat diketuai oleh komandan taruna. Komite/satgas/gugus dapat melakukkan kerja sama dengan militer atau turunanya untuk memulai awal program. Sekolah menyiapkan anggaran khusus, sarana dan prasarananya secara representatif Guna menjamin ketarunaan/ke-smapta-an berjalan dengan baik, sekolah dapat mengalokasikan pelatihan secara rutin dengan sistem blok setiap minggu dengan durasi sehari penuh atau sesuai kebutuhan. Sistem ketarunaan/ke-smapta-an dapat diintegrasikan ke semua kegiatan proses belajar mengajar baik praktek maupun teori. a. b. c. d. e. f. g. Achievement Motivation Training adalah serangkaian kegiatan yang pada intinya memberikan kesadaran pada siswa untuk mengetahui potensi yang dimilikinya serta menyuntikkan semangat siswa untuk berprestasi semaksimal mungkin. Tujuan Achievement Motivation Training ini bukan menilai kepribadian siswa, tetapi untuk membantu mengembangkan potensi siswa melalui usaha pencapaian tujuan yang bersifat prestatif (achieving). Contoh pelaksanaan Achievement Motivation Training dapat dilihat pada tabel berikut ini. 3. ACHIEVEMENT MOTIVATION TRAINING Tabel 5. Jadwal Achievement Motivation Training SESI 1 09.00-09.15 • Kertas gambar • Spidol • Double tape PermainanPerkenalan antar Peserta berprestasi” Membangun kedekatan dan Supaya saling mengenal satu sama lain dan merasa ada hubungan dengan pelaksana WAKTU ALATMETODEACARA TUJUAN
  • 37. Buku panduan SMK sistem Fullday28 09.15-09.30 09.30-09.40 09.40-12.00 12.00-12.30 12.30-12.45 12.45-13.15 13.15-13.30 • Laptop • LCD proyektor • Lembar informed consent • Laptop • LCD proyektor Ceramah Ceramah, video tugas, presentasi dan game terkait materi Tanya jawab Role play Menjelaskan Manfaat dan Tujuan pelatihan “Pelatihan motivasi berprestasi” Informed Consent Materi “Who am I” Sesi Tanya Jawab Relaksasi - Mereview Kembali Materi Yang Sudah Diberikan - Refleksi Penutup Peserta mengetahui manfaat yang akan didapatkan jika mengikuti pelatihan “Motivasi Berpestasi” Meminta persetujuan dari peserta dan meminta kesedian peserta untuk mengikuti pelatihan ini dari awal hingga akhir. Peserta mengetahui tentang siapa diri mereka dan menemukan potensi yang ada dalam diri. Peserta mengeksplorasi materi yang diberikan Merefresh pikiran Peserta lebih paham tentang point-poin penting didalam materi yang sudah disampaikan
  • 38. Buku panduan SMK sistem Fullday 29 SESI 2 09.00-09.15 09.15-09.25 09.25-11.30 11.30-12.00 12.00-12.45 Ceramah Permainan Ceramah, video penugasan kelas, presentasi dan game terkait materi Role play Role play Mereview Materi Yang Diberikan Hari Pertama Ice Breaking Materi 2: Motivasi Diri (Self Motivation) Relaksasi Praktek Stimulasi Mengingatkan kembali kepada peserta tentang materi 1 Mencairkan suasana dan memompa semangat peserta Peserta dapat mengenal kemampuan diri, menanamkan dorongan positif di dalam diri, membangun dan memelihara motivasi untuk terus meraih prestasi terbaik sesuai dengan usaha yang dilakukan, serta sikap mental terhadap diri sendiri Membuat diri rileks dan santai Peserta lebih paham tentang poin-poin penting didalam materi yang sudah disampaikan
  • 39. Buku panduan SMK sistem Fullday30 12.45-13.30 13.30-13.45 SESI 3 08.00-08.30 08.30-09.00 09.00-09.30 09.00-09.30 Lembar identifikasi • Kertas plano • Spidol • Lembar diskusi Tugas Ceramah Permainan Pemberian Tugas Kepada Peserta Dalam Memotivasi Diri Penutup Mereview Materi Yang Diberikan Hari Kedua Ice Breaking Mendiskusikan Tugas Mendiskusikan Tugas Peserta sudah mulai belajar mengidentifikasi kemampuan diri, menanamkan dorongan positif, dan memelihara motivasi untuk terus meraih prestasi Mengingatkan kembali kepada peserta tentang materi 2, Mencairkan suasana dan memompa semangat peserta Pembicara mengetahui mengidentifikasi kemampuan diri, menanamkan dorongan positif, dan memelihara motivasi untuk terus meraih prestasi
  • 40. Buku panduan SMK sistem Fullday 31 09.30-12.00 12.00-12.15 12.15-12.45 12.45-13.00 SESI 4 09.00-09.15 09.15-09.25 09.25-10.30 • Laptop • LCD proyektor Role play Praktek langsung dan diskusi Permainan Ceramah Permainan Ceramah dan diskusi Materi 3: Pendukung Motivasi dan Hambatan Motivasi Ice Breaking Mereview Materi 3 Penutup Mereview materi yang diberikan hari ketiga Ice Breaking Materi 4: Menumbuhkan Motivasi Peserta dapat mengidentifikasi pendukung dan hambatan motivasi Mencairkan suasana dan memompa semangat peserta Peserta lebih paham tentang point2 penting didalam materi yang sudah disampaikan Mengingatkan kembali kepada peserta tentang materi 3, Mencairkan suasana dan memompa semangat peserta Peserta mengetahui pentingnya membentuk lingkungan anak dengan mengajak anggota keluarga maupun masyarakat untuk memberikan stimulus secara menyeluruh.
  • 41. Buku panduan SMK sistem Fullday32 10.30-10.40 10.40-11.00 11.00-11.45 11.45-12.00 SESI 5 08.00-08.15 08.15-08.30 • Kertas plano • Spidol • Kertas plano • Spidol Mencairkan suasana dan memompa Ceramah dan Diskusi Ceramah Permainan Ice Breaking Mereview Materi 4 Pemaknaan semua materi yang ada Penutup Mereview materi yang diberikan hari keempat Ice Breaking Mencairkan suasana dan memompa semangat peserta Peserta lebih paham tentang point2 penting di dalam materi yang sudah disampaikan Peserta mampu memaknai arti pentingnya menumbuhkan rasa motivasi prestasi dalam diri Mengingatkan kembali kepada peserta tentang materi 4 Mencairkan suasana dan memompa semangat peserta
  • 42. Buku panduan SMK sistem Fullday 33 08.30-11.30 11.30-12.00 12.00-12.30 12.30-13.00 13.00-13.15 SESI 6 08.00-08.15 08.15-08.25 • Laptop • LCD proyektor • Kertas plano • Spidol • Kertas plano • Spidol Ceramah, video penugasan kelas, dan game terkait materi Role play Ceramah dan Diskusi Ceramah Permainan Materi 5: Goal Setting dan Achievement Planning Relaksasi Meriview Materi 5 Refleksi / pemaknaan semua materi yang ada Penutup Meriview materi yang diberikan hari kelima Ice Breaking Peserta mampu mencapai tujuan yang telah ditetapkan dengan asupan materi pencapaian prestasi kecil demi prestasi kecil dan prestasi bersama Membuat diri rileks dan santai Peserta menuliskan tujuan hidup dan membuat rencana berprestasi dalam bentuk mind map Peserta mampu memaknai arti pentingnya pencapaian tujuan tersebut Mengingatkan kembali kepada peserta tentang materi 5 Mencairkan suasana dan memompa semangat peserta
  • 43. Buku panduan SMK sistem Fullday34 08.25-11.00 11.00-11.15 11.15-12.00 12.00-12.30 • Laptop • LCD proyektor • Kertas plano • Spidol Ceramah, diskusi kasus tanya jawab Role play Kasus Video Role Play Materi 5: Problem Solving disertai Kasus dan Simulasi Relaksasi Refleksi diri Penutup Melalui kasus dan simulasi dengan menerapkan materi cara menumbuhkan motivasi dan bagaimana menjadi problem solver yang handal Meregangkan otot dan ketegangan tubuh agar merasai santai dan nyaman Pemaknaan materi terhadap diri peserta Konsep tentang kecerdasan adversity atau adversity intelligence (AI) dibangun berdasarkan hasil studi empirik yang dilakukan oleh banyak ilmuwan serta lebih dari lima ratus kajian di seluruh dunia, dengan memanfaatkan tiga disiplin ilmu pengetahuan, yaitu psikologi kognitif, psikoneuroimunologi, dan neurofisiologi. Kecerdasan adversity memasukkan dua komponen penting dari setiap konsep praktis, yaitu teori ilmiah dan aplikasinya dalam dunia nyata. Konsep kecerdasan adversity pertama kali digagas oleh Paul G. Stoltz (Jaffar, 2003). Menurut Stoltz (2005), pengertian kecerdasan adversity tertuang ke dalam tiga bentuk, yaitu: pertama, kecerdasan adversity sebagai suatu kerangka kerja konseptual yang baru yang digunakan untuk memahami dan meningkatkan semua segi kesuksesan. Kedua, kecerdasan adversity sebagai suatu ukuran untuk mengetahui reaksi seseorang terhadap kesulitan yang dihadapinya. Ketiga, kecerdasan adversity sebagai seperangkat peralatan yang memiliki landasan ilmiah untuk merekonstruksi reaksi terhadap kesulitan. 4. PENGEMBANGAN KARIR MODEL ADVERSITY QUOTIENT
  • 44. Buku panduan SMK sistem Fullday 35 Menurut Stoltz (2005), merumuskan bahwa Adversity Quotient merupakan penjumlahan dari CO2RE (C+Ow+Or+R+E). C (Control) : kendali, O2 (Ow + Or) Origin & Ownership kependekan dari “Origin” (asal usul) dan “Ownership” (Pengakuan). O2 mempertanyakan dua hal: Siapa atau apa yang menjadi asal usul kesulitan? Dan sampai sejauh mana saya mengakui akibat-akibat kesulitan ini? Reach berkaitan dengan pertanyaan sejauh manakah kesulitan akan menjangkau bagian-bagian lain dalam kehidupan saya? Endurance mempertanyakan dua hal penting yaitu: Berapa lama kesulitan akan berlangsung dan berapa lama penyebab kesulitan itu akan berlangsung? Langkah-langkah yang dapat dilakukan dalam program pengembangan karir model Adversity Quotient adalah sebagi berikut: SMK Sekolah Siaga Bencana (SSB) adalah program berbasis sekolah dalam rangka membangun kesiapsiagaan masyarakat terhadap potensi bencana di Indonesia. Program ini bertujuan menggugah kesadaran seluruh unsur, baik individu maupun kolektif, di sekolah dan lingkungan sekolah agar memahami dan siap menghadapi bencana yang mungkin terjadi. Sekolah Siaga Bencana dicanangkan secara nasional oleh Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana terkait tingginya frekuensi bencana dan banyaknya potensi bencana di Indonesia. Ada beberapa syarat minimal untuk dapat menjalankan program sekolah siaga bencana di Indonesia. Syarat-syarat tersebut adalah sebagai berikut: Melakukan MoU dengan Konsultan Adversity Quotient. Melaksanakan Training of Trainer/ToT tentang Adversity Quotient bagi guru. Malaksanakan Training tentang Adversity Quotient bagi siswa. Melaksanakan On the Job Training bagi siswa. Melakukan penilaian Training tentang Adversity Quotient bagi siswa. Menerbitkan sertifikat bagi siswa yang lulus. Memiliki komitmen dari kepala sekolah dan komunitas sekolah. Didukung oleh dinas pendidikan di wilayahnya. Memiliki dukungan dari organisasi terkait pengurangan risiko bencana. Melakukan penguatan kapasitas pengetahuan dan keterampilan bagi guru dan siswa sekolah. Melakukan latihan berkala yang jelas dan terukur. Melibatkan dukungan terus-menerus dari dinas pendidikan dan organisasi terkait Penanggulangan Risiko Bencana (PRB), termasuk dalam proses pemantauan dan evaluasi sekolah. a. b. c. d. e. f. a. b. c. d. e. f. 5. SMK SIAGA BENCANA
  • 45. Buku panduan SMK sistem Fullday36 Safety Health Environmental (SHE) dalam SMK sistem fullday dapat dilaksanakan dibawah koordinasi wakil kepala sekolah bidang sarana prasarana. Tujuan SHE adalah untuk memastikan program kesehatan dan keselamatan kerja dalam kampus sekolah teridentifikasi dan berjalan secara sistemik. Tujuan lainnya aadalah terlaksananya kesehatan kerja dan keselamatan kerja sesuai peraturan yang berlaku. Bagaimana SHE dijalankan dapat dilakukan langkah-langkah sebagai berikut: Tahapan menuju SMK SSB dapat dilakukan langkah-langkah sebagai berikut: Membentuk komite/satgas kesehatan dan keselamatan kerja di sekolah Membuat prosedur dan aturan baku kesehatan dan keselamatan kerja di setiap pekerjaan terutama praktek. Membentuk petugas reaksi cepat untuk kondisi darurat. Menyiapkan tim investigasi terhadap cedera dan merujuknya ke lembaga lain dengan tepat dan cepat Memeriksa bangunan, tempat kerja, peralatan keselamatan dan Kesehatan Kerja Secara rutin Mengadakan pelatihan kesehatan dan keselamatan kerja bagi guru dan siswa. Menyediakan pertolongan pertama untuk penghuni dan pengunjung sekolah Mengidentifikasi, menghilangkan, mengendalikan tindakan dan kondisi yang tidak aman Sekolah membentuk komite/satgas/gugus SMK SSB Komite/satgas/gugus menyusun prosedur dan aturan baku kesehatan dan keselamatan kerja di setiap pekerjaan terutama praktek. Membentuk petugas tetap reaksi cepat untuk kondisi darurat. komite/satgas menetapkan SOP langkah-langkah Pra Bencana, Saat Bencana maupun Setelah Bencana Kalau diperlukan membentuk satgas sesuai dengan bentuk bencana, mulai dari kebakaran, tanah longsor, gempa bumi, tsunami dan lain-lain Sekolah menyiapkan anggaran khusus, sarana dan prasarananya secara representatif GunamenjaminSMKSSBberjalandenganbaik,sekolahdapatmengalokasikan pelatihan secara rutin setiap bulan dengan durasi 2 X 30 menit atau sesuai kebutuhan. a. b. c. d. e. f. g. h. a. b. c. d. e. f. 6. SAFETY HEALTH ENVIRONMENTAL (SHE)
  • 46. Buku panduan SMK sistem Fullday 37 Menyediakan untuk pencegahan kebakaran dan keselamatan semua bangunan Memastikan bahwa kontraktor melakukan tugas mereka dengan cara yang aman dan bertanggung jawab Memberi nasihat dan arahan ke semua lini dan unit kerja untuk mematuhi kesehatan dan keselamatan kerja Mengadakan advokasi pada peristiwa kesehatan dan keselamatan kerja Guna menjamin SHE berjalan dengan baik, sekolah dapat mengalokasikan pelatihan secara rutin setiap minggu dengan durasi 2 X 30 menit atau sesuai kebutuhan. i. j. k. l. m.
  • 47. Buku panduan SMK sistem Fullday38
  • 48. Buku panduan SMK sistem Fullday 39 BAB IV DAYA DUKUNG INSTITUSI
  • 49. Buku panduan SMK sistem Fullday40 Prasyarat minimal SMK sistem fullday berjalan efektif adalah terpenuhinya daya dukung institusi SMK sebagaimana ketentuan pada Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2015 tentang Standar Nasional Pendidikan serta ketentuan yang lebih detil sebagaimana tercantum dalam Peraturan-Peraturan Menteri yang mengatur tentang standar sarana-prasarana serta standar kompetensi guru. Daya dukung minimal SMK sistem fullday meliputi tersedianya DUDI itu sendiri sebagai pasangan utama sekolah, Workshop/Bengkel yang memadai, adanya pendidik yang memenuhi persyaratan kualitas dan kuantitas, adanya assesor, dan tersedianya dukungan institusi luar baik langsung maupun tidak langsung. Berikut adalah penjelasannya. Sebagaimana model yang telah dijelaskan di bagian awal buku ini, implementasi SMK sistem fullday akan efektif apabila kualitas dan manajemen bengkel SMK tidak hanya memenuhi standar sarana-prasarana sebagaimana termuat dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 40 Tahun 2008 tentang Standar Sarana dan Prasarana SMK dan MAK, namun juga tersertifikasi oleh Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP). Artinya adalah kualitas dan manajemen bengkel SMK juga harus memenuhi syarat untuk menjadi Tempat Uji Kompetensi (TUK). Jangka waktu berlakunya bengkel sebagai TUK yang hanya tiga tahun menjadi tantangan tersendiri bagi SMK, sebab mereka harus menjaga kualitas bengkel yang dimiki agar setelah masa aktif sertifikat habis dan bengkel tetap memenuhi syarat jika diakreditasi oleh LSP. Tantangan terberat adalah dalam hal menjamin bahwa peralatan bengkel masih memenuhi syarat disaat re-kalibrasi ulang serta memenuhi perkembangan teknologi yang berjalan cepat. Ketentuan tentang bengkel SMK untuk dapat menjadi Tempat Uji Kompetensi dapat dilihat pada Pedoman BNSP Nomor 206 dan Nomor 214 Tahun 2014. Guru produktif di SMK sistem fullday dituntut untuk memiliki pengetahuan dan kompetensi dalam mengelola Competence-based Training (CBT), Project-based Training (PBT), Work-based Training (WBT) serta Production-based Training. 1. WORKSHOP/BENGKEL 2. GURU BAB IV DAYA DUKUNG INSTITUSI
  • 50. Buku panduan SMK sistem Fullday 41 SMK berkewajiban untuk membangun pengetahuan dan kompetensi guru dalam empat bidang di atas baik melalui in service training di internal SMK maupun mengirimkan ke provider lain, misalnya Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Kementerian Ketenagakerjaan, Kementerian Perindustrian, Kementerian Badan Usaha Milik Negara atau Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi. Kementerian tersebut telah terikat dengan Memorandum of Understanding (MoU) untuk peningkatan link and match pendidikan vokasi. Termasuk dalam butir kesepakatan untuk peningkatan kapasitas guru SMK. MoU tersebut merupakan kelanjutan dari Instruksi Presiden Nomor No 9 Tahun 2016 tentang Revitalisasi Sekolah Menengah Kejuruan. Implementasi SMK sistem fullday mensyaratkan terpenuhinya jumlah guru produktif yang memiliki sertifikat kompetensi serta sertifikat sebagai asesor menurut Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP)-BNSP. Kondisi saat ini menunjukkan bahwa jumlah guru SMK yang bersertifikat kompeten menurut LSP masih sedikit, apalagi yang memiliki sertifikat asesor. Sementara kebutuhan akan guru yang memiliki dua jenis sertifikat di atas tinggi. Terlebih lagi pada SMK yang memiliki jumlah rombongan belajar yang besar. Model yang ditawarkan dalam panduan ini menuntut siswa SMK mendapatkan sertifikat kompetensi pada saat lulus. Sementara praktik sertifikasi kompetensi melarang guru untuk mensertifikasi muridnya sendiri. Konsekuensinya adalah pemenuhan kualifikasi guru sebagai asesor dilakukan secara parallel oleh SMK-SMK dalam kabupaten/kota yang berdekatan atau oleh SMK-SMK dalam satu provinsi. Sehingga memungkinkan silang asesor antara satu SMK dengan SMK lainnya. SMK sistem fullday harus menyiapkan guru dengan pelatihan khusus agar guru siap dalam sertifikasi kompetensi. Langkah kedua yang harus disiapkan adalah melatih guru untuk menjadi asesor sertifikasi. Apabila dirasa guru telah siap untuk mengikuti dua sertifikasi di atas, maka SMK perlu mempersiapkan biaya untuk sertifikasi kompetensi guru lewat TUK dan LSP yang terjangkau. Apabila semua guru produktif telah mendapatkan dua jenis sertifikasi di atas, maka kompetensi mereka dianggap telah teruji serta memenuhi syarat untuk menjadi asesor bagi siswa SMK. Ketentuan sertifikasi asesor untuk guru SMK dapat dilihat secara lebih jelas pada Pedoman BNSP Nomor 203 dan 204 Tahun 2007 serta nomor 218 Tahun 2013. 3. ASSESOR
  • 51. Buku panduan SMK sistem Fullday42 Guna mengimplementasikan SMK sistem fullday, SMK dituntut untuk memiliki kerjasama yang kuat dengan DUDI. Sebab jika SMK ingin menjalankan sistem ganda secara konsekuen, maka dibutuhkan mitra kerjasama yang kuat karena siswa akan menjalankan pekerjaaan di industri dengan alokasi waktu yang mencapai sekitar 50%. Tanpa dukungan kerjasama yang kuat tentu tidak mudah untuk mendapatkan DUDI yang bersedia menerima siswa SMK dalam paket ideal dual sistem sebagaimana telah dijalankan dengan kuat di Jerman, misalnya. Dalam menggandeng DUDI, SMK harus melibatkannya sejak awal siswa masuk, proses PBM sampai mengantarkannya ke dunia kerja. Di awal siswa masuk DUDI dapat diminta mengelaborasi kompetensi dasar da kompetensi tambahan apa yang dibutuhkan. Pada proses PBM, DUDI dapat dilibatkan dalam menyusun kurikulum dan capaian pembelajaran mulai pengetahuan, ketrampilan dan sikap yang ingin dicapai. Sementara pada akhir lulusan, DUDI bisa langsung menerima atau menyalurkannya sesuai dengan kompetensi yang telah dicapai di sekolah. Secara langsung SMK sistem fullday dituntut menjalin lembaga dukung luar institusi seperti asosiasi-asosiasi profesi sejenis, para pakar yang kompeten di bidangnya, komite sekolah sebagai pemakai langsung jasa sekolah dan perguruan tinggi sebagai pengembangan keilmuan tolok ukur kekuatan utama sekolah yaitu sumber daya manusia. Namun demikian SMK sistem fullday didorong untuk memiliki jaringan luas dalam penyediaan alternatif sumber pendanaan, penyedia paket pelatihan untuk guru dan siswa, serta sumber daya lain yang penting bagi implementasi dual system, teaching factory serta sertifikasi kompetensi. Cukup banyak SMK yang telah memanfaatkan sumber pendanaan pendidikan dari Corporate Social Responsibility (CSR) korporasi. Non Government Organisation (NGO) yang bekerja pada sektor pendidikan kejuruan juga memiliki banyak paket pelatihan untuk guru SMK. Stakeholder lain yang bisa dimobilisasi untuk implementasi SMK sistem fullday tersedia cukup banyak di dalam negeri serta dari luar negeri. Dibutuhkan kreativitas serta daya jelajah kerjasama yang kuat untuk dapat mengakses stakeholders yang potensial untuk mengimplementasikan FDS. Payung MoU yang disebutkan di depan membuka peluang bagi SMK untuk bekerjasama saling menguntungkan dengan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang berada di bawah koordinasi Kementerian BUMN. 4. DUNIA USAHA DUNIA INDUSTRI (DUDI) 5. STAKEHOLDER LUAR
  • 52. Buku panduan SMK sistem Fullday 43 Implementasi SMK sistem fullday secara ideal mensyaratkan SMK untuk secara sengaja membangun kerjasama dengan banyak pihak di luar sekolah. Kerjasama tersebut akan menjadi solusi dari keterbatasan internal SMK serta internal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dalam penyediaan dana dan sarana prasarana untuk SMK. Kemampuan Kepala Sekolah atau unit lain yang bertanggung jawab dalam hal kerjasama akan menjadi kunci keberhasilan SMK dalam mengimplementasikan SMK sistem fullday agar employability skills siswa SMK optimal.
  • 53. Buku panduan SMK sistem Fullday44
  • 54. Buku panduan SMK sistem Fullday 45 BAB V PENUTUP
  • 55. Buku panduan SMK sistem Fullday46 Melaksanakan SMK sistem fullday adalah memastikan semua proses yang telah disepakati dapat berjalan secara konsisten, sistemik dan terus menerus mengalami perbaikan-perbaikan. Kepala sekolah dan guru sebagai garda terdepan dalam mengawal terlaksananya SMK sistem fullday menjadi faktor kunci keberhasilan sistem ini. Dukungan dan bimbingan dari luar sistem sekolah juga tidak bisa diabaikan begitu saja. Pemerintah sebagai pembina dan penjamin mutu SMK sistem fullday memiliki peran yang sangat strategis untuk selalu memberi arah dan memberikan penguatan di setiap lini proses di sekolah. Panduan praktis yang tersusun ini merupakan panduan global bagi sekolah untuk mendesain, melaksanakan dan mengevaluasi SMK sistem fullday. Walaupun tidak sempurnadansedetailsepertiyangdiharapkan,panduanpraktisdapatdisempurnakan sesuai dengan kekhususan sekolah masing-masing. Prasyarat dan kondisi dasar yang dibutuhkan dalam melaksanakannya adalah sangat bergantung dari kesadaran dan kepedulian semua pelaku, pemerhati, orang tua akan pentingnya menyiapkan masa depan anak bangsa menjadi manusia yang produktif dan kompetitif. Semoga panduan ini adalah menjadi bagian kepedulian masa depan bangsa ini, bangsa Indonesia. BAB V PENUTUP
  • 56. Buku panduan SMK sistem Fullday 47 Dikmenjur. (1999). Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 323/U/1997 tentang Penyelenggaraan Pendidikan Sistem Ganda pada Sekolah Menengah Kejuruan. Goodwin, Sue et.al. (2012). Employability skill framework, stage 1. Departement Education, Employment and Workplace Relations. Hildebrand,Charlene.(2010).Effectofallday,andhalf-daykindergartenprogramming on reading, writing, math and classroom social behaviors.National FORUM Journal University of Nebraska-Kearney. James Bisset etc. (2014). A review of the literature on current practice in the development of employability skills. The Society of College, National and University Libraries (SCONUL). www.sconul.ac.uk Lankard, B. A. (1990). Employability the fifth basic skill. ERIC Digest No. 104. Columbus: Center on Education and Training for Employment. The Ohio State University. National Council for Vocational Education (NCVE). (1996). The Concept of pendidikan sistem ganda in Vocational Secondary School in Indonesia. Jakarta. OECD. (2015), OECD Skills Outlook 2015: Youth, Skills and Employability, OECD Publishing.http://dx.doi.org/ 10.1787/9789264234178-en Prosser, C. A. & Quigley, T. H. (1949). Vocational Education in a Democracy. American Technical Society, Chicago, Illinois, 1949. Santosa, Budi. (2014). Pengembangan Model Uji Kompetensi Terpadu di Sekolah Menengah Kejuruan Bidang Otomotif. Yogyakarta, Disertasi, UNY. Santosa, Budi. (2016). Skill Passport Bidang Teknik Kendaraan Ringan di Sekolah Menengah Kejuruan. Program Pascasarjana Universitas Ahmad Dahlan, Magister Pendidikan Vokasi. Supriyadi, Dedi. (2002). Sejarah Pendidikan Teknik dan Kejuruan di Indonesia. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional, Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan. Yorke, M. (2006). Employability in higher education: what it is - what it is not Learning and Employability Series: Higher Education Academy. DAFTAR PUSTAKA
  • 57. Buku panduan SMK sistem Fullday48
  • 58. Buku panduan SMK sistem Fullday 49