Dokumen tersebut membahas tentang lahan kering di Indonesia, termasuk definisi, potensi, kondisi, karakteristik, permasalahan, dan pengembangan pertanian pada lahan kering. Beberapa poin kuncinya adalah lahan kering memiliki potensi besar untuk pertanian, sebagian besar berada di dataran rendah, memiliki kesuburan rendah dan rentan erosi, serta pengembangan yang difokuskan pada peningkatan produktivitas dan pendapatan petani
2. LAHAN KERING
• Menurut Soil Survey Staff (1998), lahan
kering adalah hamparan lahan yg tidak
Definisi
pernah tergenang air selama periode
Lahan Kering
sebagian besar waktu dalam setahun.
• Hidayat et al. (2000), lahan kering merupakan
salah satu ekosistem sumber daya lahan yang
mempunyai potensi besar untuk pembangunan
Potensi
Lahan Kering pertanian, baik tanaman pangan, hortikultura,
maupun perkebunan
3. LAHAN KERING
Tipologi
Lahan
Kondisi Lahan
Kering di
Indonesia
• Mulai dari dataran rendah (0-700
mdpl) hingga dataran tinggi (>700
mdpl)
• Hidayat et al. (2000), lahan kering dataran
rendah (87,4 juta ha). Jenis tanah
berkembang dari batuan vulkan (19 jt ha),
bahan induk plutonik (7,6 ha),
batugamping (6,6 jt ha), sedimen (3,1 jt
ha), dan metamorf (1 jt ha)
4. Karakteristik Lahan Kering
Biofisik
• Kesuburan tanah umunya
rendah
• Sumber pengairan dari air hujan
• Topografi umumnya tidak datar
• Lapisan olah tanah dangkal
• Rentan degradasi & erosi
• Kadar bahan organik tanah <
5. Permasalahan Lahan Kering
• Sistem usaha tani beragam
• Pertanian ekstensif
• Terpencil karena infrastruktur yg buruk
• Penduduk umumnya berpernghasilan
rendah
• Kepemilikan tanah sempit dan rumit
• Intervensi pemerintah kurang
• Ketergantungan thd iklim besar
7. Konsep Pengembangan Pertanian
Tujuan
• Meningkatkan
produktivitas lahan
• Mengurangi resiko
kegagalan
• Melindungi sumber
daya alam &
mencegah degradasi
tanah dan air
• Meningkatkan
pendapatan petani
• Memenuhi
kebutuhan sosial
9. • Pemberian
pupuk
kandang
• Pemberaan
• Pengelolaa
n sisa-sisa
tanaman
(legum)
Penggunaan Mulsa
• Tindakan
konservasi:
• pembuatan
teras
bangku/gulud
• Penanaman
tanaman dg
sistem
agroforestry
(Das Tukad
Sumaga, Das
Tukad
Grokgak)
Perbaikan kualitas tanah
(amaliorasi)
Perbaikan kualitas tanah
(konservasi)
Faktor Biofisik (Tindakan Konservasi
& Ameliorasi)
• Mengurangi
evaporasi
• Meningkatkan
kelembaban
• Menurunkan
suhu permukaan
tanah 4,5 - 8°C
• Mulsa plastik
hitam perak
menekan
evaporasi
hampir 100%
10. • Pemeliharaan
ternak sesuai
ketersediaan
pakan
sepanjang
tahun
• Peluang pasar
• Potensi
keuntungan
Aspek Manusia
• Pemilihan
jenis tanaman
yang sesusai
kondisi
biofisik tanah
• Peluang
pasar
• Keuntungan
yang
diperoleh
Aspek ternak
Aspek Tanaman
Faktor Biofisik (Aspek Tanaman
Ternak, Manusia)
• Kemampuan
sdm petani
• Penerpan
teknologi
sesuai jenis
tanaman dan
ternak yang
diusahakan
• Pengetahuan
budidaya
11. Faktor Biofisik (Aspek Sosial Ekonomi)
• Status kepemilikan dan penggunaan lahan
• Latar belakang pendidikan petani mentukan
keputusan
• Jumlah anggota keluaraga
• Mata pencaharian tambahan
• Bantuan modal dan infromasi pasar untuk
menentukan jenis tanaman
• Varietas tanaman
• Waktu tanam
12. Meningkatkan Ppproduktivitas Lahan
dan Produksi Tanaman
Sistem
tumpang
sari
Waktu
tanaman
tepat
Pola
tanam
Pengguna
an
varietas
tepat
Pengguna
an
mikoriza
dan
dolomit
13. Sistem Tumpang Sari (Intercropping)
Tanaman Pangan
Pengertian
• Menanam > 1 jenis tanaman dlm 1
setahun
• Lahan skala kecil , pemanfatan lahan
optimal
• Efisien tenaga dan waktu
Keuntungan
• Penggunaan sumber daya alam
lebih optimal
• Menekan pertumbuhan gulma
• Mengurangi resiko kegagalan panen
• Memberikan diversifikasi jenis
tanaman
14. Waktu Tanaman Yang Tepat
Memperhatikan Iklim
(mengurangi cekaman
air)
• Curah hujan
• Suhu
• Kelembaban
• Sinar matahari
Tumpangsari
• Jagung-kacang tanah,
tanam tiga minggu setelah
hujan I turun
• Tanam kentang di Baturiti,
empat minggu dari hujan I
turun masih bisa
15. Pola Tanam
Memperhatikan
Lahan Kering
Tejakula Buleleng
(Santosa, 2006)
• Ketersediaan air
• Kelas kesesuaian
lahan
• Umur tanaman
• Kebutuhan air
tanaman
• Minat petani
• Pola tanam: jagungmelon-kacang tanah
• Pertimbangan:
kesesuaian lahan,
kebutuhan air, nilai
ekonomi
16. Penggunaan Varietas Yang Tepat
Varietas Lokal
• Adaptif thd
lingkungan
• Umumnya hasil
rendah
Varietas unggul
• Belum adaptif thd
lingkungan
• Hasil lebih tinggi
• Yudiastari, 2003):
ketela rambat,
kacang tunggak
(Maharimbawa,
2002)
17. Penggunaan Mikoriza dan Dolomit
• Mengurangi kadar
keasaman (pH) tanah
• Meningkatkan kadar Ca,
dan P-tersedia
• Hasil kacang tanah >
59,2% dg dolomit 300
kg/ha
Dolomit
(kapur)
• Meningkatkan
ketersediaan air
• Meningkatkan
ketersediaan P bagi
tanaman
• Misal pada kedelai
Mikoriza
18. Pemanfaatan Sumberdaya Air Tanah
• Menyediakan air secara
berkelanjutan
• Tanaman dpt terhindar
dari drught stress
(cekaman kekeringan)
• Biaya tinggi
• Pengembangan
jaringangan, teknologi
rumit
• Ketersediaan air tanah
berkurang
• Interupsi air laut
Keuntungan
Kelemahan
19. Sistem Tiga Strata
Pengelolaan Lahan Kering Dg STS
• Luas 25 are (lahan inti 16 are, selimut 9
are)
• Jenis tanaman berbeda
• Penyediaan pangan dan makanan ternak
• Meningkatkan kesuburan tanah
• Mengurangi erosi tanah
20. Pengelolaan Lahan Kering Dg STS
Agroforestry
(Grokgak
Buleleng)
• Integrasi tanaman pertanian,
hutan dan atau hewan
secara bersamaan pada unit
lahan sama
• Sesuai kebudayaan
penduduk setempat
• Tiga komponen (pohon,
rempah, pakan ternak
1) agrisilviculture,
2) silvopasture,
3) agrosilvipasture)