Teks tersebut membahas tentang guru yang efektif dan cara memotivasi peserta didik untuk belajar. Beberapa hal penting yang disebutkan adalah guru harus berfikir, bertutur, dan berbuat secara positif, memahami kapasitas peserta didik, dan menggunakan berbagai metode pengajaran. Guru juga perlu memiliki komitmen dan motivasi untuk menjadi guru yang efektif.
3. Guru yang Efektif
Guru yang Efektif adalah guru yang
bisa memotivasi peserta didik untuk
belajar dan meningkatkan semangat
belajar yang tumbuh dari kesadaran diri
peserta didik, bukan karena takut pada
gurunya.
Guruyang punya komitmen dan
termotivasi bisa menjadi guru efektif.
4. Guru yang Efektif
Berfikir, bertutur, dan berbuat secara positif.
Berkomunikasi dengan minat dan antusias.
Perhatian terhadap peserta didik yang diajak
bicara.
Mengungkapkan pertanyaan, arahan, dan
pernyataan dengan jelas.
Memberikan perhatian pada peserta didik
dengan penuh emfati.
Mengidentifikasi sumber masalah.
5. Guru yang Efektif
Memahami kapasitas peserta didik dalam
menerima informasi dengan memberikan
informasi sesuai dengan kapasitas peserta
didik.
Menjelaskan dan memberi ilustrasi sebuah
konsep secara abstrak maupun dengan
contoh nyata)
Mengajar secara urut dan runtut dan meliputi
semua aspek yang harus diajarkan.
Mengundang pendapat peserta didik dengan
pertanyaan yang kritis, tetapi bertanya
dengan suasana rileks.
6. Guru yang Efektif
Menggunakan berbagai metode
pengajaran.
Mengantisipasi apa yang akan terjadi di
kelas.
Mengenal perilaku peserta didik yang
tidak sesuai dengan aktivitas yang sedang
berlangsung di kelas.
Memanfaat humor agar suasana kelas
menarik.
Memiliki kepekaan atas kebutuhan
peserta didik, dan mampu menasehati
7. Guru yang Efektif
Tahu bagaiman cara mencapai tujuan kelas.
Tenang dalam menghadapi masalah.
Menghindari perilaku marah yang
berlebihan.
Memanfaatkan ruangan kelas secara
optimal dalam mengajar tidak hanya
berdiri di depan kelas saja.
Lebih menekankan apresiasi daripada
hukuman dalam mendisiplinkan murid.
8. Tingkat Motivasi Belajar
Obedience.Anak mau belajar karena
takut dihukum oleh gurunya. Orang
patuh pada peraturan karena dia akan
dihukum bila melanggar. Dia akan
mendapat penghargaan bila mematuhi.
Konsekuensinya anak harus selalu
diawasi agar dia mau belajar.
9. Tingkat Motivasi Belajar
Identification.Anak mau belajar
karena senang dan hormat pada
gurunya. Di saat anak didik tidak
senang pada gurunya maka semangat
belajarnya. Konsekuensinya, sekali
anak tidak menyukai gurunya makan
hilanglah semangat belajar.
10. Tingkat Motivasi Belajar
Internalization: Anak mau
belajar disebabkan karena anak
menghayati manfaat belajar bagi
dirinya sendiri dan masyarakat.
(Herbert Kelman)
12. Perilaku Guru Pada Tiap Level
Obedience :
Guru mengancam peserta didik dengan
mengatakan “Ayo kerjakan soal-soal” dengan
pandangan guru yang penuh tekanan dan ancaman.
Identification :
Guru menunjukkan perilaku yang menyenangkan
dengan perhatian pada murid.
Internalization :
Guru menginspirasi peserta didik dengan cerita
yang berisi kesuksesan karena rajin sekolah
(misalnya murid yang berhasil menjadi orang
terkenal jadi menteri, jadi presiden. Orang yang
banyak berkeliling ke berbagai negara).
13. Hidup adalah Perlombaan
Ada dua jenis perlombaan yaitu:
Perlombaan untuk menonjol
(kaya, sukses, terkenal yang sangat
bersifat hedonistik dan lahiriah)
Perlombaan untuk menjadi terbaik dalam
menjadi rahmat bagi alam semesata
(rahmatan lil-alamin )ini bersifat
batiniah, (Greatness dalam eight habit).
14. Hidup adalah Perlombaan
Perlombaan bersifat hedonistik –
lahiriah telah menimbulkan
permasalahan psikologis,
Hasil studi menunjukkan bahwa kekayaan
materi, kepopuleran, kesuksesan lahiriah
berkorelasi negatif dengan kebahagiaan hidup.
Semakin sukses semakin banyak penderitaan
batin (angka bunuh diri tinggi, kecanduan obat
terlarang, kekerasan dalam rumah tangga,
anak lari dari rumah, dan kehamilan remaja.
16. HIRARKI KEBUTUHAN
LEBIH TINGGI pengembangan
& penggunaan
(BERMAKNA, seluruh potensi
secara sangat kreatif
MULIA, UNGGUL)
AKTUALISASI DIRI
harga diri, rasa memiliki
kompetensi dan keahlian
respek, prestise, pengakuan
PENGHARGAAN
LEBIH kasih sayang, afeksi, sense of belonging
RENDAH SOSIAL
rasa aman, perlindungan & stabilitas
(kehidupan sehari-hari, fisik, antarpribadi)
RASA AMAN
perawatan biologis, makanan, air, seks, dsb.
FISIOLOGIS
17. Manusia sebagai Rahmat
bagi Alam Semesta
Aku takut mati,
bukan karena mati itu sendiri,
tetapi takut bahwa sebelum
sempat aku
memberi makna bagi hidup ini,
mati telah menjemputku,
sehingga hidupku sia-sia …
18. Perlombaan Menjadi Rahmat
bagi Alam Semesta
Berlomba-lomba untuk menjadi manusia
berguna bagi banyak orang.
Dalam perlombaan seperti ini untuk menjadi
juara setiap orang harus memiliki sifat seperti
dalam Olimpiade :
Citius (lebih cepat)
Altius (lebih tinggi)
Fortius (lebih kuat)
19. Faktor Penentu
apakah akan jadi Juara
Tentukanlah nasib anda kalau tidak nasib anda
akan ditentukan oleh orang lain.
(Jack Welch, mantan CEO General Electric)
Tuhan tidak mengubah nasib suatu kaum
kecuali dia sendiri yang merubahnya.
(Dikutip Bung Karno dari Kitab Suci).
Kunci Sukses adalah pada kemauan diri sendiri
20. Bayangkan seorang tokoh
yang sukses dalam kehidupan
karir yang dia pilih.
Faktor Apa Sajakah Yang Membuat Dia
Sukses?
21. Hidup Dengan Komitmen
Komitmen hanya muncul
apabila setiap guru memiliki 3
hal:
Kebermaknaan dalam hidup
(meaning)
Kebersamaan sebagai anggota
(membership)
Pengetahuan untuk menjadi
guru yang unggul (mastery)
22. Kebermaknaan hidup
(Meaning)
Kebermaknaan hidup hanya akan muncul
apabila orang memiliki visi kehidupan yang
berarti ( arti hidup yang sesungguhnya).
Visikehidupan yang benar akan membuat
setiap anggota Guru memiliki:
Optimisme
Antusiasme
Semangat hidup yang menggelora (“passion”)
23. Kebermaknaan hidup
(Meaning)
Ada tiga orang tukang batu yang bekerja
dengan gaji Rp 40.000.- sehari.Tapi ketiga
tukang batu itu ditanya bagaimana mereka
melihat makna pekerjaannya, jawabannya
sangat berbeda:
Tukang batu A mengatakan pekerjaan saya
“menyusun bata menjadi tembok”
Tukang batu B mengatakan pekerjaan saya
“membuat rumah kecil tempat berteduh”
Tukang batu C mengatakan pekerjaan saya
membuat rumah ibadah yang sangat indah dan
semua orang kagum melihatnya”
Tukang Batu manakah yang paling
bersemangat dalam melaksanakan
pekerjaannya?
24. Makna Pekerjaan Guru
Apakah sekadar mencari “makan” atau mencari
“makna”, kalau menjadi guru hanya untuk mencari
makan maka hidup sangat tidak bermakna.
Waktu tiga orang guru ditanya apa makna pekerjaan
sebagai guru? Jawaban mereka:
Guru-A: Hanya buat cari nafkah, karena tidak ada
pekerjaan lainnya.
Guru-B: Karena senang bekerja dengan anak-anak .
Guru-C: Ingin mempersiapkan anak didik dengan
pendidikan yang baik sehingga mereka punya peluang
menjadi orang yang penting bagi negara, dan terhindar dari
hidup sebagai preman karena tidak punya pendidikan yang
memadai.
25. Kebersamaan sebagai anggota
(Membership)
Suasana di sekolah yang berazaskan Kekitaan:
Rumah Kita dan Milik Kita ( Bukan Rumah
Saya, atau Rumah Kamu, Milik Saya atau Milik
Kamu)
Setiap orang merasa menjadi anggota yang
berarti bila warga suatu sekolah:
Saling menghormati (respect)
Berlaku adil sesama anggota Guru (fairness).
Menghargai prestasi dan kontribusi rekannya
(Apreciation)
26. Pengetahuan dan Kompetensi untuk
Menjadi Guru yang unggul (Mastery)
Seorang guru sejati adalah guru yang
senantiasa menambah pengetahuan dan
kompetensinya dalam mengajar.
Sekolah yang memupuk pembelajaran akan
terwujud bila masing-masing guru berbagi
pengalaman, dan berbagi pengetahuan.
Sekolah adalah tempat belajar guna
memperluas wawasan tentang arti hidup yang
bermakna. Secara bersama-sama guru perlu
mengembangkan media pembelajaran (Berbagi
bacaan, dan soft-file bahan presentasi yang
diterima dari penataran atau sumber lainnya).
27. Dari Seven Habits ke Eighth
Habit
Guru yang Efektif (Effective Teacher) bermula dari
Tujuh Kebiasaan yang diterapkan dalam kehidupan (
7Habits of Highly Effective Family)
Guru yang Hebat (Great Teacher) adalah guru yang
memunculkan kebiasaan yang dibangun dalam
kehidupan agar membuat hidup menjadi bermakna
dan menjadi inspirasi buat orang lain ( 8th Habit for
the Greatness of Teacher)
28. Seven Habits
Proaktif
Membangun visi (cita-cita)
Menyusun prioritas kehidupan
Berusaha memahami orang
lain lebih dulu baru
mengharapkan orang lain
memahami kita
Saling menyenangkan dalam
hubungan dengan orang lain
Bersinergi dengan orang lain
Memperbaharui kehidupan
29. Eight Habit
(Kebebasan Memilih)
Pemberian Tuhan pada kita:
Kebebasan memilih (hanya manusia yang punya
pilihan mesin dan binatang tidak punya
Marah-Sabar, Sedih Gembira adalah pilihan
sendiri. Kebiasan berfikir positif (proaktif) akan
menentukan kita akan mendapat apa.
Sukses dan gagal adalah cara memandang
kehidupan, dan cara memandang potensi diri
sendiri.
30. Eight Habit
(Ciri Manusia yang Bebas Memilih)
Ciri
orang yang mengembangkan kebiasan
“Kebebasan Memilih”
tidak pernah menyalahkan orang lain
tidak berprasangka negatif pada orang lain
tidak menghadapi kebuntuan pikiran
melihat peluang yang tersedia
Tidak bersifat menilai (judgmental)
31. Eight Habit
Berpegang Pada Hukum dan Prinsip
Alam
Berpegang pada prinsip kehidupan alam
Guru hebat sama halnya dengan tanaman yang subur dan
banyak buahnya. Ia harus dipelihara, dipupuk, dan
dibersihkan hamanya.
Pupuk adalah semangat kasih sayang yang membuat pohon Guru
akarnya kuat mampu menahan terpaan badai.
Pemeliharan adalah menjaga jangan sampai terserang hama dan
penyakit
Kalau ingin hidup bahagia, bahagiakan orang lain Jangan
merusak lingkungan alam (membabat hutan), Alam akan
membalas dengan banjir dan tanah longsor. Jangan melukai
perasaan orang lain kalau perasaan diri sendiri tidak mau
dilukai.
32. Eight Habit
(Sifat manusia Universal)
Hukum dan Prinsip Alam (Natural Laws
and Principles) yang menjadi pemelihara
kehidupan dan bersifat abadi adalah:
Menghargai orang lain
Jujur
Baik hati
integritas (sesuai kata dan perbuatan)
Melayani orang lain
Adil pada orang lain
33. Eight Habit
(Empat Tipe Kecerdasan)
No.1 Kecerdasan Mental
Kemampuan nalar dan obyektif dalam melihat
suatu persoalan (tidak harus berpendidikan
tinggi untuk bisa memiliki kecerdasan mental).
Perintah agama untuk selalu berfikir obyektif
di dalam melihat isi alam semesta (termasuk
kehidupan Guru).
34. Kecerdasan Mental
(Vision)
Harapan tentang masa depan
Mengantisipasi masa depan
Pandangan jangka panjang
Idealisme
Berfikir strategik
35. Eight Habit
(Empat Tipe Kecerdasan)
No.2 Kecerdasan Fisik (Physical
Intelligence)
Badan yang sehat akan membuat pikiran
sehat. Guru yang sehat fisik lebih besar
kemungkinan untuk bisa mengajar
dengan kualitas prima.
36. Kecerdasan Fisik
(disiplin)
Fokus
Realistis
Mengambil tindakan
Komitmen
otonomi
mengambil inisiatif
Rela berkorban
Kompeten
Disiplin diri
Konsisten
37. Eight Habit
(Empat Tipe Kecerdasan)
No. 3 Kecerdasan Emosional
Pemahaman terhadap diri, sensitivitas
sosial, emfati pada orang lain, dan
kemampuan berkomunikasi yang
sambung rasa.
39. Kecerdasan Emosi
Kecerdasan emosi adalah
kemampuan seseorang dalam
mengelola emosi di dalam
menghadapi persoalan
kehidupan:
Kompetensi Diri:
Kesadaran pada diri
Pengelolaan diri
Motivasi
Kompetensi Sosial
Empati
Ketrampilan sosial (social Skill)
40. Kecerdasan Emosi(1)
Sifat kepribadian yang mendukung
Guru Efektif.
Kesadaran Pada Diri
Kemampuan untuk mengenal diri
sendiri, keunggulan dan kelemahan
pada berbagai aspek diri
Kesadaran emosi: Memahami
emosi sendiri (emosi sehat dan
tidak sehat)
Kemampuan menilai diri (
Mengenal kekuatan diri serta
manfaatnya pada diri)
Rasa percaya diri (Merasa diri
berharga dan memiliki
kemampuan).
41. Kecerdasan Emosional (2)
Sifat kepribadian yang mendukung
Efektivitas Guru
Kemampuan mengontrol diri
Kemampuan mengontrol emosi yang
merusak dan impuls yang negatif.
Kejujuran pada diri sendiri dan orang
lain
Bertanggungjawab atas tindakan
sendiri
Kemampuan mengelola diri
Tidak kaku di dalam menghadapi
perubahan
Tidak mempermasalahkan hal-
kecil, dan mudah beradaptasi dengan
perubahan
42. Kecerdasan Emosional (3)
Sifat kepribadian yang mendukung
Efektivitas Guru
Motivasi:
Berusaha agar mencapai sesuatu standar
prima dalam hidup.
Komitmen :
Menyesuaikan diri dengan
komitmen bersama
Inisiatif
Kemampuan untuk membuat
gagasan dan
melaksanakannya
Optimisme
Tabah dalam mencapai tujuan
walaupun banyak hambatan
43. Kecerdasan Emosional (4)
Sifat kepribadian yang mendukung
Efektivitas Guru
Empati
Kemampuan merasakan apa yang
dirasakan oleh orang lain.
Memahami orang lain
Pemahaman terhadap perasaan dan cara pandang
orang lain
Mengembangkan orang lain:
Memiliki sensitifitas terhadap kebutuhan orang
lain untuk berkembang dan menjadi dirinya sendiri.
Melayani orang lain
Kemampuan untuk mengantisipasi dan mengenali
serta memenuhikebutuhan orang lain
Kemampuan menerima keanekaragaman
Menyadari bahwa di dunia ini banyak
keanekaragaman yang harus diterima
44. Kecerdasan Emosional (5)
Sifat kepribadian yang mendukung
Efektivitas Guru
Ketrampilan sosial
Kemampuan untuk berinteraksi dengan orang lain
dan membuat orang lain mau mengikuti
keinginannya dengan suka rela.
Kemampuan mempengaruhi orang lain (persuasi,
apresiasi)
Kemampuan komunikasi dengan bahasa enak dan jelas
Manajemen konflik yang membuat semua orang merasa
menang.
Kepemimpinan yang transformasional ( egaliter,
mengajakorang membangun cita-cita bersama,
membangun saling percaya, dll)
45. Eighth Habit
Empat Kecerdasan
No 4 Kecerdasan Spiritual
Pendorong kehidupan, agar hidup kita
di dunia menjadi bermakna.
Keinginan untuk menjadikan diri
sendiri dan agar menjadi sinar
(keteladanan) bagi orang lain.
Keinginan untuk menjadikan diri
sendiri sebagai berkah bagi orang lain.
46. Kecerdasan Spiritual
(Hati Nurani)
Antusias
Tanggung jawab
Moralitas
Arif
Melayani
Rendah Hati
Adil
Murahhati
Menghargai orang lain
47. Kecerdasan Emosional
dan Kecerdasan Spiritual
Pesan Kearifan
Hati-hatilah anda dengan pikiran anda karena
pikiran anda akan menentukan ucapan anda.
Hati-hatilah anda dengan ucapan anda karena
ucapan anda akan menentukan perilaku anda.
Hati-hatilah anda dengan perilaku anda karena
perilaku anda akan menjadi watak anda
Hati-hatilah dengan watak anda karena waktu
anda akan menentukan nasib anda
(Thomas Lickona, 2005)
48. HASRAT UNTUK MENGUBAH DIRI
Ketika aku masih muda serta bebas berfikir
dengan khayalanku, Aku bermimpi untuk
mengubah dunia
Seiring dengan bertambahnya usia dan
kearifanku, Kudapati bahwa dunia tidak
kunjung berubah,
Maka cita-cita itupun kupersempit
Dan kuputuskan untuk hanya mengubah
negeriku. Namun tampaknya itupun tiada
hasilnya.
Ketika usia senja mulai kujelang,
Lewat upaya terakhir yang penuh
keputusasaan, Kuputuskan untuk mengubah
49. Dan kini, sementara berbaring di
tempat tidur Menjelang kematianku,
baru kusadari:
“Andaikan yang pertama-tama ku
ubah adalah diriku sendiri, maka lewat
memberi contoh sebagai panutan,
mungkin Guruku bisa kuubah,
dan berkat inspirasi dan dorongan
mereka, kemudian aku menjadi
mampu memperbaiki negeriku dan
siapa tahu, bahkan aku juga bisa
mengubah dunia”