SlideShare una empresa de Scribd logo
1 de 34
Descargar para leer sin conexión
Bab 5. Awan, Hujan,
Angin dan Pengaruhnya
terhadap Tanaman
Penulis Dr. Ir. Ismangil, MS.
Editor kelas: Purwandaru Widyasunu (Lab.
Tanah / Sumberdaya Lahan, Faperta, Unsoed)
AWAN DAN HUJAN
Definisi
Awan adalah kumpulan partikel air yang tampak di
atmosfer, sebagai hasil dari kondensasi uap air.
Partikel air itu dapat berupa tetes air maupun kristal es.
Kondensasi adalah perubahan fase gas ke fase cair
Hujan adalah curahan yang terdiri atas tetes air yang
diameternya lebih dari 500 µm dan kecepatan jatuhnya >3
m/detik.
Pembentukan awan dan hujan
Prasarat pembentukan awan dan hujan adalah tersedianya:
1. inti pengembunan (kondensasi)
2. uap air
3. suhu rendah (dingin)
Perubahan dari uap air menjadi partikel air (embun) membu-
tuhkan permukaan, tanpa permukaan sulit terjadi partikel air
(embun). Contoh pengembunan di permukaan bumi pengem-
bunan terjadi pada permukaan tanaman, tanah, dll. Di atmosfer
bumi pengembunan terjadi pada partikel yang melayang,
dengan ukuran antara 0,001 dan 10 µm, dan bersifat
higroskopis.
debu  pembakaran, tanah tiupan angin
asap  pembakaran
SO2  hasil kegunungapian, cerobong penyulingan
minyak
NaCl  deburan gelombang laut
benda kecil  spora, dll
Pembentukan awan dan hujan ….
Pada kondensasi terbentuk uap jenuh, terjadi
kesetimbangan uap air dan air
uap air === air  ea = es
Bila udara didinginkan, maka kelembaban nisbinya naik
menjadi 100 %, tetapi sebelum tercapai keadaan ini,
pengembun-an dimulai dari permukaan inti pengembun
yang ukuran besar. Tetes yang terbentuk akan tumbuh
mencapai tetes awan pada saat KN mendekati 100 %.
Efek larutan dilawan efek kelengkungan. Akibatnya inti
pengembunan kecil kurang aktif karena inti
pengembunan yang besar ada telah diguna-kan oleh
uap air. Oleh sebab itu, banyak tetes awan di dalam
suatu volume lebih kecil dari pada banyaknya inti
kondensasi.
Tetes awan dan hujan
r tetes awan antara 1,0 dan 20 µm atau Ø 2 dan 40 µm
r tetes hujan antara 100 dan 3000 µm atau Ø 200 dan
6000 µm
Tetes awan dan hujan
.
0,1 -5 cm/detik
> 5 cm/detik
Tidak akan jatuh
Inti kondensasi,
∅: 0.001-10 µm
∅: 2-20 µm
Pengubahan tetes awan  tetes hujan
Teori tumbukan-penggabungan
Teori tumbukan
Suhu > 0oC,
awan panas
Proses hujan panas
Macam awan
Di atmosfer terdapat banyak bentuk awan. Berdasar
bentuknya awan digolongkan menjadi
1. awan berserat (sirus)- a. tinggi (>7 km)
2. awan berlapis (stratus)-a. tengahan (2-7 km)
3. awan bergumpal (kumulus)-awan rendah (< 2 km)
sirus = rambut/serat
Sirokumulus
sirostratus
altokumulus
altostratus
nimbostratus
stratokumulus
stratus
kumulus
kumolonimbus
Macam awan
Awan sirus (cirrus), stratus, dan kumolonimbus
cirrus
kumolonimbus
stratus
Macam hujan
Hujan konveksi terjadi sebagai arus vertikal (udara hangat
dan lembab) yang disebabkan oleh pemanasan adia-
batik  awan kumulus  kumolonimbus.
Pemanasan adiabatik adalah proses yang tidak ada
pertukaran bahang antara sistem dan lingkungannya
Hujan Orografik adalah hujan terbetuk oleh uap air dipaksa
naik pegunungan.
Hujan frontal adalah hujan pada lintang tengah akibat naik-
nya masa udara yang mengalami konvergensi. Hujan
ini terjadi pertemuan masa udara dingin yang kering
dan hangat yang lembab. Terbentuk awan stratus dan
awan kumulus pada musim panas.
Hujan gangguan adalah hujan yang terbentuk oleh uap air
yang mengalami konvergensi
Cara mengukur awan dan hujan
Ombrometer
Observatorium Otomatis elektronik
Pengamatan Hujan
Hujan yang diamati adalah tebal air hujan yang diterima di
permukaan bumi sebelum mengalami evaporasi dan peresapan
ke dalam tanah.
Hujan yang diamati adalah yang mempunyai ketebalan > 0,5
mm.
Alat penakar hujan (ombrometer) dipasang bebas dari gang-
guan tegakan (benda yang berdiri), misalnya gedung, pohon,
menara, dll.
Ombrogen bisa menggunakan yang non rekam (manual), dan
yang rekam (otomatis).
Otomatis = waktu hujan direkam
intensitas hujan bisa dihitung
pengukuran tidak setiap hari
Kegunaan data curah hujan
• Bulan basah
• Bulan kering Schimdt-Ferguson,
• Bulan lembab Oldeman
Variabel
klasifikasi iklim
Peluang Hujan P75 = (0,82 CHb-30)mm
Hujan memasok air tanah untuk tanaman
.
Kadar air di bawah TLT terjadi defisit air
pertumbuhan tanaman terganggu, kecuali tanaman
toleran kekeringan
Kadar air antara KL dan TLT merupakan air yang
tersedia bagi banyak tanaman.
kadar air tanah di atas KL merupakan air yang
mengisi pori makro tersedia untuk tanaman hidrofit.
lembab basahkering
Kapasitas lapangan (KL)Titik layu
tetap (TLT)
Curah hujan untuk evaluasi kesesuaian lahan
Untuk evaluasi lahan atau mencari lokasi untuk tanaman,
curah hujan yang digunakan adalah curah hujan bulanan atau
tahunan. Dalam evaluasi kesesuaian lahan tidak berdasarkan
kadar air tanah tersebut, tetapi berdasarkan pembatas
pertumbuhan atau produksi tanaman, maka dibuat kisaran CH
tahunan yang termasuk dalam S1 (sangat sesuai), S2 (cukup
sesuai), S3 (sesuai marginal), dan N (tidak sesuai).
Tanaman S1 S2 S3 N
----------------- (mm) -------------------
Padi 175-500 500-650
125-175
650-750
100-125
<100
>750
Jagung 500-1200 1200-1600
450-500
>1600
300-450 < 300
Sorgum 400-900 300-400
900-1200
150-300
1200-1400
> 1400
< 150
Kacang
hijau
350-600 600-1000
300-350
>1000
250-300 <250
Kebutuhan hujan beberapa tanaman
Tanaman S1 S2 S3 N
--------------------- (mm ) -----------------------
Ujbi jalar 800-1500 600-800
1500-2500
400-600
2500-4000
< 400
>4000
Ubi Kayu 1000-2000 600-1000
2000-3000
400-600
2500-4000
< 500
>5000
Durian 2000-3000 1750-2000
3000-3500
1250-1750
3500-4000
>4000
<1250
Kedele 350-1100 250-350
1100-1600
180-250
1600-1900
< 180
>1900
Kentang
Bulan 1
Bulan 2 dan
3
Bulan 4
>45
> 80
>20
30-45
65-80
< 20
20-30
50-65
<20
<50
Mangga 1250-1750 1750-2000
1000-1250
2000-2500
750-1000
> 2500
< 7500
Rambutan 2000-3000 1750-2000
3000-3500
1250-1750
3500-4000
< 1250
> 4000
Salak 1000-2000 500-1000
2000-3000
250-500
3000-4000
< 250
>4000
Hujan merupakan faktor pembentuk tanah
Pengaruh hujan terhadap OPT
Secara tak langsung hujan berpengaruh thd populasi serangga hama
melalui pertumbuhan tanaman
Secara langsung hujan berpengaruh terhadap water balance tubuh
serangga hama
Pada hujan  kN tinggi beberapa parasit tidak mencari inang (host)
Kepekaan serangga hama terhadap serangan penyakit jamur, bakteri,
ataupun virus juga berubah pada lingkungan lembab akibat hujan.
Kondisi lembab-basah memungkinkan menyebarnya patogen serangga dan
juga mempengaruhi survival dan virulensinya.
Sabetan hujan secara langsung menyebabkan kematian telur dan
larva serangga hama.
Air menggenang, banjr, serangga hama tidak bisa menghindar,
maka lemah dan mati
ANGIN
Definisi
Angin adalah gerak nisbi atmosfer (udara) terhadap
permukaan bumi.
Gerak nisbi itu bisa secara horisontal dan vertikal. Umumnya
gerak atmosfer horisontal > gerak atmosfer vertika.
Apa pentingnya angin dalam cuaca?
Perubahan atmosfer dari jam ke jam, hari ke hari, bulan ke
bulan, di muka bumi ini adalah hasil gerak atmosfer yang
dihasilkan dari gaya gradient tekanan, gaya koriolis, gaya
gesek, dan gaya gravitasi.
Secara statika angin = udara adalah benda yang mempunyai
berat dan bisa mengalir (fluida)
Angin …
Secara statika, angin = udara adalah benda yang
mempunyai berat dan bisa mengalir (fluida).
Pengaliran udara berlaku kaidah fisika.
Hukum Newton I
Bahwa benda yang dalam keadaan diam atau
bergerak akan tetap bertahan pada keadaannya,
kecuali ada gaya dari luar yang bekerja padanya
Hukum Newton II
Bahwa perubahan gerak terhadap suatu benda
berhubungan langsung dengan gaya yang
mengerakan benda tersebut
Hukum Newton III,
Bahwa suatu gaya adalah salah satu segi kerja dari
kerja timbal balik antar dua benda (aksi-reaksi).
Pembentukan angin
Angin = gerak atmosfer terbentuk oleh adanya
ketidakseimbangan radiasi bersih, kelembaban dan
momentum di antara lintang rendah dan tinggi
(horisontal), dan antara permukaan bumi dan dan
atmosfer (vertikal).
Ketidakseimbangan radiasi bersih, kelembaban dan
momentum di antara lintang rendah dan tinggi, dan
antara permukaan bumi dan dan atmosfer gerak
atmosfer yang dihasilkan dari gaya gradien tekanan
(penggerak utama), gaya koriolis, gaya gesek, dan
gaya gravitasi.
Pengendali gerak atmosfer tsb. adalah topografi,
distribusi permukaan daratan dan lautan, dan arus
laut.
Pembentukan angin …
 Gradient tekanan terbentuk oleh perbedaan termal
 Gaya koriolis adalah gaya khayal (semu) yang
dimunculkan oleh rotasi bumi. Pengaruh gaya ini di
belahan utara membelokkan gerak udara ke kanan,
sedangkan di belahan selatan membelokkan gerakan
udara ke kiri.
Sh. tinggiSh. rendah
P rendahP tinggi
BB utara
BB
selatan
Gaya Koriolis
depan
depan
kanan
kiri
Macam angin …
Angin muson (monsoon) adalah sistem sirkulasi udara yang
berbalik arah secara musiman yang terbentuk oleh perbedaan
sifat termal (panas) antara benua dan lautan
Muson Barat adalah angin muson yang membentang dari ujung
Sumatera bagian selatan, jawa, bali, Lombok, NT-Papua pada
bulan Desember,Januari, Februari, dan bertiup dari barat
Muson Barat daya adalah angin muson yang menguasai
wilayah Sumatera dan Kal. Barat pada bulan Juni, Juli, dan
Agustus, dan bertiup dari barat daya ke timur laut.
Muson Timur adalah angin muson yang membentang dari
ujung Sumatera bagian selatan, jawa, bali, Lombok, NT-Papua
pada bulan Juni, Juli, Agustus dan bertiup dari timur ke barat
Muson Timur laut adalah angin muson yang mencakup bagian
besar wilayah Sumatera pada bulan Desember, Januari, dan
februari dan bertiup dari timur laut ke barat daya.
Macam angin …
Angin lembah dan angin gunung = angin anabatik.
Angin yang terbentuk oleh perbedaan suhu antara
bagian lembah dan punggung gunung.
Angin lembah adalah angin yang menaiki lereng
punggung gunung pada siang hari (sebelum tengah
hari), karena suhu pada punggung gunung lebih tinggi
daripada lembah.
Angin gunung adalah angin yang menuruni lereng
punggung gunung pada malam hari, karena suhu pada
punggung gu-nung lebih rendah daripada suhu lembah.
Fohn adalah angin yang terbentuk di bagian belakang
atau di bagian bawah gunung api atau pegunungan
yang bersifat pa-nas, kering, kencang dan ribut. Angin
ini terbentuk karena udara dipaksa naik puncak gunung
api atau pegunungan. Udara tersebut mengalami
pemanasan adiabatik kemudian menuruni lereng.
Macam angin …
Angin Fohn.
Angin Fohn Indonesia : a. Kumbang; a. Bohorok, a.
Gending, a. Grenggong, a. Brubu, a.
Wambaraw
h
hujanSirkulasi
sekunder
Angin Fonh
Cara mengukur kecepatan dan arah angin
anemometer
Karakteristik angin
Angin mempunyai parameter utama yaitu kecepatan dan arah
angin.
Kec. Angin siang hari  0-2 m/det  ringan
2-5 m/det  moderat
5-8 m/det  kuat
>8 m/det  sangat kuat
Kecepatan angin bisa diduga dari gejala alam. Cara mendu-ganya
menggunakan sekala BEAUFORT (dibuat 12 sekala ke-cepatan
angin).
Arah angin ditentukan dari arah datangnya agin.
Angin darat = angin yang bertiup dari daratan
Angin laut = angin yang bertiup dari laut
dst.
Karakteristik angin …
Sekala Kecepatan angin
(mil/jam)
Gejala alam
0 1, calm Asap naik tegak lurus
1 1-3, light air Arah angin dapat dilihat dengan asap,
tetapi tidak terdeteksi oleh wind vane
2 4-7, Light breeze
(breeze = spoi-
spoi)
Anin spoi-spoi basah, terasa pada
muka, wind vane bergerak
3 8-12, gentle
breeze
Daun-daun dan ranting kecil bergerak
konstan dan dapat menggerakkan
bendera tipis
4 13-18, moderate
breeze
Debu mulai beterbangan, dapat
menerbang-kan kertas dan cabang
kecil mulai bergerak
5 19-24, fresh
breeze
Batang-batang kecil mulai bergerak,
dan dapat menyebabkan gelombang
kecil di permukaan air di darat
(selokan atau sungai)
Karakteristik angin …
Sekala Kecepatan angin
(mil/jam)
Gejala alam
6 25-31, strong
breeze
Cabang-cabang besar mulai bergerak
dan menyulitkan orang menggunakan
payung
7 32-38, moderat
gale
(gale = badai)
Semua pohon bergerak dan
menyulitkan orang berjalan
8 39-46, fresh gale Mematahkan ranting-ranting kecil
9 47-54, strong
gale
Menimbulkan kerusakan-kerusakan
ringan pada bangunan. Cerobong kecil
10 55-63, whole
gale
Pohon tumbang, bangunan rusak
berat, tetapi jarang terjadi di daratan
11 64-75, strom Menyebabkan keruskan bangunan
berat sekali , tetapi jarang terjadi
12 > 75, Hurricane Sangat-sangat rusak berat, hancur
rata tanah
Pengaruh angin terhadap tanaman
Pada kecepatan angin rendah (kec. ringan – sedang)
1. membantu penyerapan unsur hara melalui
transpirasi
2. membantu penyerbukan beberapa tanaman
3. membantu memasok CO2 daun pada fotosintesis
4. membantu penyebaran tanaman
Pada kecepatan angin tinggi
1. mematahkan ranting-menumbangkan tanaman
2. menimbulkan erosi tanah
3. dll.
Pengaruh angin terhadap tanah
Tiupan angin mendinginkan tanah, menurunkan
kadar air tanah
Tiupan angin pada musim kemarau menerbangkan
partikel tanah berukuran pasir sangat halus-koloid
Melalui tumbangnya tanaman (rungkat) dapat
mengaduk tanah
Pada wilayah gurun kegiatan angin menyediakan
bahan endapan aeolian  tanah loes.
Pengaruh angin terhadap OPT
Angin dapat digunakan sebagai lintasan migrasi
serangga hama.
Angin pasat dan angin muson sebagai jalur (lintasan)
migrasi serangga hama dari daerah tropika ke
subtropika 
Angin dapat menggeser serangga hama, oleh karena itu
angin dapat menjarangkan populasi hama dan juga
mema-datkan populasi hama 
Banyak serangga hama dan patogen muncul di suatu
daerah karena terbawa angin 
Angin juga mematikan serangga hama 
..
Terimakasih

Más contenido relacionado

La actualidad más candente

Perbanyakan tanaman
Perbanyakan  tanamanPerbanyakan  tanaman
Perbanyakan tanamanAli Babang
 
Agroklimatologi Pembentukan awan dan hujan
Agroklimatologi Pembentukan awan dan hujanAgroklimatologi Pembentukan awan dan hujan
Agroklimatologi Pembentukan awan dan hujanJoel mabes
 
Laporan agroklimatologi alat-alat agroklimatologi
Laporan agroklimatologi alat-alat agroklimatologiLaporan agroklimatologi alat-alat agroklimatologi
Laporan agroklimatologi alat-alat agroklimatologiJoel mabes
 
Agroklimat acara 1 pengenalan stasiun dan peralatan stasiun
Agroklimat acara 1 pengenalan stasiun dan peralatan stasiunAgroklimat acara 1 pengenalan stasiun dan peralatan stasiun
Agroklimat acara 1 pengenalan stasiun dan peralatan stasiunRiski Lubis
 
Laporan Praktikum Pengukuran luas daun
Laporan Praktikum Pengukuran luas daunLaporan Praktikum Pengukuran luas daun
Laporan Praktikum Pengukuran luas daunSandi Purnama Jaya
 
Hubungan tanah air dan tanaman
Hubungan tanah air dan tanamanHubungan tanah air dan tanaman
Hubungan tanah air dan tanamanmuhammadirfhan
 
Laporan praktikum fisiologi tanaman respirasi
Laporan praktikum fisiologi tanaman respirasiLaporan praktikum fisiologi tanaman respirasi
Laporan praktikum fisiologi tanaman respirasifahmiganteng
 
Bakteri penyakit pada tanaman
Bakteri penyakit pada tanamanBakteri penyakit pada tanaman
Bakteri penyakit pada tanamanAli Babang
 
Peran serangga dalam kehidupan manusia
Peran serangga dalam kehidupan manusiaPeran serangga dalam kehidupan manusia
Peran serangga dalam kehidupan manusiaAfifi Rahmadetiassani
 
Laporan identifikasi benih dan kecambah
Laporan identifikasi benih dan kecambahLaporan identifikasi benih dan kecambah
Laporan identifikasi benih dan kecambahTidar University
 
RADIASI MATAHARI
RADIASI MATAHARIRADIASI MATAHARI
RADIASI MATAHARIEDIS BLOG
 
Contoh Makalah ( Makalah anggrek)
Contoh Makalah ( Makalah anggrek)Contoh Makalah ( Makalah anggrek)
Contoh Makalah ( Makalah anggrek)Youone Lumbanraja
 
05 hubungan air, tanah dan tanaman
05   hubungan air, tanah dan tanaman05   hubungan air, tanah dan tanaman
05 hubungan air, tanah dan tanamanKharistya Amaru
 

La actualidad más candente (20)

Penyerapan dan Pengangkutan Air
Penyerapan dan Pengangkutan AirPenyerapan dan Pengangkutan Air
Penyerapan dan Pengangkutan Air
 
Perbanyakan tanaman
Perbanyakan  tanamanPerbanyakan  tanaman
Perbanyakan tanaman
 
Agroklimatologi Pembentukan awan dan hujan
Agroklimatologi Pembentukan awan dan hujanAgroklimatologi Pembentukan awan dan hujan
Agroklimatologi Pembentukan awan dan hujan
 
Laporan agroklimatologi alat-alat agroklimatologi
Laporan agroklimatologi alat-alat agroklimatologiLaporan agroklimatologi alat-alat agroklimatologi
Laporan agroklimatologi alat-alat agroklimatologi
 
Penyerapan dan Transpor Zat Hara
Penyerapan dan Transpor Zat HaraPenyerapan dan Transpor Zat Hara
Penyerapan dan Transpor Zat Hara
 
Agroklimat acara 1 pengenalan stasiun dan peralatan stasiun
Agroklimat acara 1 pengenalan stasiun dan peralatan stasiunAgroklimat acara 1 pengenalan stasiun dan peralatan stasiun
Agroklimat acara 1 pengenalan stasiun dan peralatan stasiun
 
Laporan Praktikum Pengukuran luas daun
Laporan Praktikum Pengukuran luas daunLaporan Praktikum Pengukuran luas daun
Laporan Praktikum Pengukuran luas daun
 
Hubungan tanah air dan tanaman
Hubungan tanah air dan tanamanHubungan tanah air dan tanaman
Hubungan tanah air dan tanaman
 
Laporan praktikum fisiologi tanaman respirasi
Laporan praktikum fisiologi tanaman respirasiLaporan praktikum fisiologi tanaman respirasi
Laporan praktikum fisiologi tanaman respirasi
 
suhu tanah
suhu tanahsuhu tanah
suhu tanah
 
Bakteri penyakit pada tanaman
Bakteri penyakit pada tanamanBakteri penyakit pada tanaman
Bakteri penyakit pada tanaman
 
Peran serangga dalam kehidupan manusia
Peran serangga dalam kehidupan manusiaPeran serangga dalam kehidupan manusia
Peran serangga dalam kehidupan manusia
 
Laporan identifikasi benih dan kecambah
Laporan identifikasi benih dan kecambahLaporan identifikasi benih dan kecambah
Laporan identifikasi benih dan kecambah
 
Agroklimatologi
AgroklimatologiAgroklimatologi
Agroklimatologi
 
Laporan Agroklimatologi Acara 2
Laporan Agroklimatologi Acara 2Laporan Agroklimatologi Acara 2
Laporan Agroklimatologi Acara 2
 
Botani umum
Botani umumBotani umum
Botani umum
 
Agroforestri
AgroforestriAgroforestri
Agroforestri
 
RADIASI MATAHARI
RADIASI MATAHARIRADIASI MATAHARI
RADIASI MATAHARI
 
Contoh Makalah ( Makalah anggrek)
Contoh Makalah ( Makalah anggrek)Contoh Makalah ( Makalah anggrek)
Contoh Makalah ( Makalah anggrek)
 
05 hubungan air, tanah dan tanaman
05   hubungan air, tanah dan tanaman05   hubungan air, tanah dan tanaman
05 hubungan air, tanah dan tanaman
 

Destacado

Beberapa perubahan-pengaturan-pengajuan-kenaikan-jabatan-fungsional-dan-pangk...
Beberapa perubahan-pengaturan-pengajuan-kenaikan-jabatan-fungsional-dan-pangk...Beberapa perubahan-pengaturan-pengajuan-kenaikan-jabatan-fungsional-dan-pangk...
Beberapa perubahan-pengaturan-pengajuan-kenaikan-jabatan-fungsional-dan-pangk...nasrul
 
Kelembaban udara & tekanan udara
Kelembaban udara & tekanan udaraKelembaban udara & tekanan udara
Kelembaban udara & tekanan udaraZhafirah Yumna
 
DDA Tanaman dan faktor lingkungan
DDA Tanaman dan faktor lingkunganDDA Tanaman dan faktor lingkungan
DDA Tanaman dan faktor lingkunganJoel mabes
 
Presentasi Jenis-Jenis Awan Geografi Kelas 10
Presentasi Jenis-Jenis Awan Geografi Kelas 10Presentasi Jenis-Jenis Awan Geografi Kelas 10
Presentasi Jenis-Jenis Awan Geografi Kelas 10NaFis NaFis
 

Destacado (7)

Beberapa perubahan-pengaturan-pengajuan-kenaikan-jabatan-fungsional-dan-pangk...
Beberapa perubahan-pengaturan-pengajuan-kenaikan-jabatan-fungsional-dan-pangk...Beberapa perubahan-pengaturan-pengajuan-kenaikan-jabatan-fungsional-dan-pangk...
Beberapa perubahan-pengaturan-pengajuan-kenaikan-jabatan-fungsional-dan-pangk...
 
Kelembaban udara & tekanan udara
Kelembaban udara & tekanan udaraKelembaban udara & tekanan udara
Kelembaban udara & tekanan udara
 
DDA Tanaman dan faktor lingkungan
DDA Tanaman dan faktor lingkunganDDA Tanaman dan faktor lingkungan
DDA Tanaman dan faktor lingkungan
 
Angin ppt
Angin pptAngin ppt
Angin ppt
 
Materi Awan
Materi AwanMateri Awan
Materi Awan
 
Angin
AnginAngin
Angin
 
Presentasi Jenis-Jenis Awan Geografi Kelas 10
Presentasi Jenis-Jenis Awan Geografi Kelas 10Presentasi Jenis-Jenis Awan Geografi Kelas 10
Presentasi Jenis-Jenis Awan Geografi Kelas 10
 

Similar a Bab 5. awan, hujan, angin dan pengaruhnya terhadap tanaman

Laporan 8
Laporan 8Laporan 8
Laporan 8isanuri
 
Laporan praktikum agroklimatologi hujan ferli
Laporan praktikum agroklimatologi hujan ferliLaporan praktikum agroklimatologi hujan ferli
Laporan praktikum agroklimatologi hujan ferliFerli Dian SAputra
 
Laporan Praktikum Klimatologi Acara 8&9 Shinta Rebecca Naibaho
Laporan Praktikum Klimatologi Acara 8&9 Shinta Rebecca NaibahoLaporan Praktikum Klimatologi Acara 8&9 Shinta Rebecca Naibaho
Laporan Praktikum Klimatologi Acara 8&9 Shinta Rebecca NaibahoShinta R Naibaho
 
Laporan 5&6
Laporan 5&6Laporan 5&6
Laporan 5&6isanuri
 
Materi BAB 2 Unsur Cuaca dan Iklim.pptx
Materi BAB 2 Unsur Cuaca dan Iklim.pptxMateri BAB 2 Unsur Cuaca dan Iklim.pptx
Materi BAB 2 Unsur Cuaca dan Iklim.pptxMeliagustin12
 
Tugas kuliah ilmu alamiah dasar atmosper
Tugas kuliah ilmu alamiah dasar atmosperTugas kuliah ilmu alamiah dasar atmosper
Tugas kuliah ilmu alamiah dasar atmosperdasriyanti
 
Geografi bab 6 atmosfer
Geografi bab 6 atmosferGeografi bab 6 atmosfer
Geografi bab 6 atmosferSelvie Lokito
 
Laporan 7
Laporan 7Laporan 7
Laporan 7isanuri
 
Klimatologi
KlimatologiKlimatologi
KlimatologiYuliLovy
 
Hidrosfer dan Atmosfer (Pelatda Jkt).pptx
Hidrosfer dan Atmosfer (Pelatda Jkt).pptxHidrosfer dan Atmosfer (Pelatda Jkt).pptx
Hidrosfer dan Atmosfer (Pelatda Jkt).pptxiphank1
 
PENDAHULUAN METEOROLOGI DASAR KULIAH UMUM
PENDAHULUAN METEOROLOGI DASAR KULIAH UMUMPENDAHULUAN METEOROLOGI DASAR KULIAH UMUM
PENDAHULUAN METEOROLOGI DASAR KULIAH UMUMamirulramadhan364
 
fisika lingkungan Angin
fisika lingkungan Anginfisika lingkungan Angin
fisika lingkungan Anginathox zoemanta
 
Laporan praktikum klimatologi awan
Laporan praktikum klimatologi awanLaporan praktikum klimatologi awan
Laporan praktikum klimatologi awanFerli Dian SAputra
 
Pertemuan 2- Unsur Cuaca dan Iklim
Pertemuan 2- Unsur Cuaca dan IklimPertemuan 2- Unsur Cuaca dan Iklim
Pertemuan 2- Unsur Cuaca dan IklimRanti Priyanti
 

Similar a Bab 5. awan, hujan, angin dan pengaruhnya terhadap tanaman (20)

Laporan 8
Laporan 8Laporan 8
Laporan 8
 
Atmosfer
AtmosferAtmosfer
Atmosfer
 
Laporan praktikum agroklimatologi hujan ferli
Laporan praktikum agroklimatologi hujan ferliLaporan praktikum agroklimatologi hujan ferli
Laporan praktikum agroklimatologi hujan ferli
 
Laporan Praktikum Klimatologi Acara 8&9 Shinta Rebecca Naibaho
Laporan Praktikum Klimatologi Acara 8&9 Shinta Rebecca NaibahoLaporan Praktikum Klimatologi Acara 8&9 Shinta Rebecca Naibaho
Laporan Praktikum Klimatologi Acara 8&9 Shinta Rebecca Naibaho
 
Laporan 5&6
Laporan 5&6Laporan 5&6
Laporan 5&6
 
Materi BAB 2 Unsur Cuaca dan Iklim.pptx
Materi BAB 2 Unsur Cuaca dan Iklim.pptxMateri BAB 2 Unsur Cuaca dan Iklim.pptx
Materi BAB 2 Unsur Cuaca dan Iklim.pptx
 
Tugas kuliah ilmu alamiah dasar atmosper
Tugas kuliah ilmu alamiah dasar atmosperTugas kuliah ilmu alamiah dasar atmosper
Tugas kuliah ilmu alamiah dasar atmosper
 
Geografi bab 6 atmosfer
Geografi bab 6 atmosferGeografi bab 6 atmosfer
Geografi bab 6 atmosfer
 
Laporan 7
Laporan 7Laporan 7
Laporan 7
 
Nusriatul hidayah
Nusriatul hidayahNusriatul hidayah
Nusriatul hidayah
 
Nusriatul hidayah
Nusriatul hidayahNusriatul hidayah
Nusriatul hidayah
 
Klimatologi
KlimatologiKlimatologi
Klimatologi
 
Hidrosfer dan Atmosfer (Pelatda Jkt).pptx
Hidrosfer dan Atmosfer (Pelatda Jkt).pptxHidrosfer dan Atmosfer (Pelatda Jkt).pptx
Hidrosfer dan Atmosfer (Pelatda Jkt).pptx
 
PENDAHULUAN METEOROLOGI DASAR KULIAH UMUM
PENDAHULUAN METEOROLOGI DASAR KULIAH UMUMPENDAHULUAN METEOROLOGI DASAR KULIAH UMUM
PENDAHULUAN METEOROLOGI DASAR KULIAH UMUM
 
fisika lingkungan Angin
fisika lingkungan Anginfisika lingkungan Angin
fisika lingkungan Angin
 
Atmosfer
AtmosferAtmosfer
Atmosfer
 
ips mengenai angin-hujan-iklim-cuaca
ips mengenai angin-hujan-iklim-cuacaips mengenai angin-hujan-iklim-cuaca
ips mengenai angin-hujan-iklim-cuaca
 
Laporan praktikum klimatologi awan
Laporan praktikum klimatologi awanLaporan praktikum klimatologi awan
Laporan praktikum klimatologi awan
 
Pertemuan 2- Unsur Cuaca dan Iklim
Pertemuan 2- Unsur Cuaca dan IklimPertemuan 2- Unsur Cuaca dan Iklim
Pertemuan 2- Unsur Cuaca dan Iklim
 
Tugas Geografi
Tugas GeografiTugas Geografi
Tugas Geografi
 

Más de Purwandaru Widyasunu

Dasar-Dasar Ilmu Tanah: kimia kesuburan tanah dan unsur hara tanaman
Dasar-Dasar Ilmu Tanah: kimia kesuburan tanah dan unsur hara tanamanDasar-Dasar Ilmu Tanah: kimia kesuburan tanah dan unsur hara tanaman
Dasar-Dasar Ilmu Tanah: kimia kesuburan tanah dan unsur hara tanamanPurwandaru Widyasunu
 
Bab 1. pendahuluan evaluasi lahan s1 agrotek by ndaru
Bab 1. pendahuluan evaluasi lahan s1 agrotek by ndaruBab 1. pendahuluan evaluasi lahan s1 agrotek by ndaru
Bab 1. pendahuluan evaluasi lahan s1 agrotek by ndaruPurwandaru Widyasunu
 
Membangun dan menggerakkan petani pertanian organik
Membangun dan menggerakkan petani pertanian organikMembangun dan menggerakkan petani pertanian organik
Membangun dan menggerakkan petani pertanian organikPurwandaru Widyasunu
 
Irigasi dan Drainase. Bagian 2 Bahan kuliah irigasi bab 5-7 Prodi Agroteknologi
Irigasi dan Drainase. Bagian 2 Bahan kuliah irigasi bab 5-7 Prodi AgroteknologiIrigasi dan Drainase. Bagian 2 Bahan kuliah irigasi bab 5-7 Prodi Agroteknologi
Irigasi dan Drainase. Bagian 2 Bahan kuliah irigasi bab 5-7 Prodi AgroteknologiPurwandaru Widyasunu
 
Bagian 1 Bahan Kuliah Irigasi dan Drainase Bab 1 4 Prodi Agroteknologi Fapert...
Bagian 1 Bahan Kuliah Irigasi dan Drainase Bab 1 4 Prodi Agroteknologi Fapert...Bagian 1 Bahan Kuliah Irigasi dan Drainase Bab 1 4 Prodi Agroteknologi Fapert...
Bagian 1 Bahan Kuliah Irigasi dan Drainase Bab 1 4 Prodi Agroteknologi Fapert...Purwandaru Widyasunu
 
Bagian 1 survei pemetaan dan evaluasi lahan d3 psl
Bagian 1 survei pemetaan dan evaluasi lahan d3 pslBagian 1 survei pemetaan dan evaluasi lahan d3 psl
Bagian 1 survei pemetaan dan evaluasi lahan d3 pslPurwandaru Widyasunu
 
Bahan Kuliah Pertanian Terpadu Bab 3 Prinsip Dasar Pertanian Terpadu
Bahan Kuliah Pertanian Terpadu Bab 3 Prinsip Dasar Pertanian TerpaduBahan Kuliah Pertanian Terpadu Bab 3 Prinsip Dasar Pertanian Terpadu
Bahan Kuliah Pertanian Terpadu Bab 3 Prinsip Dasar Pertanian TerpaduPurwandaru Widyasunu
 
Bahan Kuliah Agroklimatologi Bab Perubahan Iklim Global
Bahan Kuliah Agroklimatologi Bab Perubahan Iklim GlobalBahan Kuliah Agroklimatologi Bab Perubahan Iklim Global
Bahan Kuliah Agroklimatologi Bab Perubahan Iklim GlobalPurwandaru Widyasunu
 

Más de Purwandaru Widyasunu (9)

Dasar-Dasar Ilmu Tanah: kimia kesuburan tanah dan unsur hara tanaman
Dasar-Dasar Ilmu Tanah: kimia kesuburan tanah dan unsur hara tanamanDasar-Dasar Ilmu Tanah: kimia kesuburan tanah dan unsur hara tanaman
Dasar-Dasar Ilmu Tanah: kimia kesuburan tanah dan unsur hara tanaman
 
Bab 1. pendahuluan evaluasi lahan s1 agrotek by ndaru
Bab 1. pendahuluan evaluasi lahan s1 agrotek by ndaruBab 1. pendahuluan evaluasi lahan s1 agrotek by ndaru
Bab 1. pendahuluan evaluasi lahan s1 agrotek by ndaru
 
Membangun dan menggerakkan petani pertanian organik
Membangun dan menggerakkan petani pertanian organikMembangun dan menggerakkan petani pertanian organik
Membangun dan menggerakkan petani pertanian organik
 
Irigasi dan Drainase. Bagian 2 Bahan kuliah irigasi bab 5-7 Prodi Agroteknologi
Irigasi dan Drainase. Bagian 2 Bahan kuliah irigasi bab 5-7 Prodi AgroteknologiIrigasi dan Drainase. Bagian 2 Bahan kuliah irigasi bab 5-7 Prodi Agroteknologi
Irigasi dan Drainase. Bagian 2 Bahan kuliah irigasi bab 5-7 Prodi Agroteknologi
 
Bagian 1 Bahan Kuliah Irigasi dan Drainase Bab 1 4 Prodi Agroteknologi Fapert...
Bagian 1 Bahan Kuliah Irigasi dan Drainase Bab 1 4 Prodi Agroteknologi Fapert...Bagian 1 Bahan Kuliah Irigasi dan Drainase Bab 1 4 Prodi Agroteknologi Fapert...
Bagian 1 Bahan Kuliah Irigasi dan Drainase Bab 1 4 Prodi Agroteknologi Fapert...
 
Bagian 2 evaluasi lahan d3 psl
Bagian 2  evaluasi lahan d3 pslBagian 2  evaluasi lahan d3 psl
Bagian 2 evaluasi lahan d3 psl
 
Bagian 1 survei pemetaan dan evaluasi lahan d3 psl
Bagian 1 survei pemetaan dan evaluasi lahan d3 pslBagian 1 survei pemetaan dan evaluasi lahan d3 psl
Bagian 1 survei pemetaan dan evaluasi lahan d3 psl
 
Bahan Kuliah Pertanian Terpadu Bab 3 Prinsip Dasar Pertanian Terpadu
Bahan Kuliah Pertanian Terpadu Bab 3 Prinsip Dasar Pertanian TerpaduBahan Kuliah Pertanian Terpadu Bab 3 Prinsip Dasar Pertanian Terpadu
Bahan Kuliah Pertanian Terpadu Bab 3 Prinsip Dasar Pertanian Terpadu
 
Bahan Kuliah Agroklimatologi Bab Perubahan Iklim Global
Bahan Kuliah Agroklimatologi Bab Perubahan Iklim GlobalBahan Kuliah Agroklimatologi Bab Perubahan Iklim Global
Bahan Kuliah Agroklimatologi Bab Perubahan Iklim Global
 

Bab 5. awan, hujan, angin dan pengaruhnya terhadap tanaman

  • 1. Bab 5. Awan, Hujan, Angin dan Pengaruhnya terhadap Tanaman Penulis Dr. Ir. Ismangil, MS. Editor kelas: Purwandaru Widyasunu (Lab. Tanah / Sumberdaya Lahan, Faperta, Unsoed)
  • 2. AWAN DAN HUJAN Definisi Awan adalah kumpulan partikel air yang tampak di atmosfer, sebagai hasil dari kondensasi uap air. Partikel air itu dapat berupa tetes air maupun kristal es. Kondensasi adalah perubahan fase gas ke fase cair Hujan adalah curahan yang terdiri atas tetes air yang diameternya lebih dari 500 µm dan kecepatan jatuhnya >3 m/detik.
  • 3. Pembentukan awan dan hujan Prasarat pembentukan awan dan hujan adalah tersedianya: 1. inti pengembunan (kondensasi) 2. uap air 3. suhu rendah (dingin) Perubahan dari uap air menjadi partikel air (embun) membu- tuhkan permukaan, tanpa permukaan sulit terjadi partikel air (embun). Contoh pengembunan di permukaan bumi pengem- bunan terjadi pada permukaan tanaman, tanah, dll. Di atmosfer bumi pengembunan terjadi pada partikel yang melayang, dengan ukuran antara 0,001 dan 10 µm, dan bersifat higroskopis. debu  pembakaran, tanah tiupan angin asap  pembakaran SO2  hasil kegunungapian, cerobong penyulingan minyak NaCl  deburan gelombang laut benda kecil  spora, dll
  • 4. Pembentukan awan dan hujan …. Pada kondensasi terbentuk uap jenuh, terjadi kesetimbangan uap air dan air uap air === air  ea = es Bila udara didinginkan, maka kelembaban nisbinya naik menjadi 100 %, tetapi sebelum tercapai keadaan ini, pengembun-an dimulai dari permukaan inti pengembun yang ukuran besar. Tetes yang terbentuk akan tumbuh mencapai tetes awan pada saat KN mendekati 100 %. Efek larutan dilawan efek kelengkungan. Akibatnya inti pengembunan kecil kurang aktif karena inti pengembunan yang besar ada telah diguna-kan oleh uap air. Oleh sebab itu, banyak tetes awan di dalam suatu volume lebih kecil dari pada banyaknya inti kondensasi. Tetes awan dan hujan r tetes awan antara 1,0 dan 20 µm atau Ø 2 dan 40 µm r tetes hujan antara 100 dan 3000 µm atau Ø 200 dan 6000 µm
  • 5. Tetes awan dan hujan . 0,1 -5 cm/detik > 5 cm/detik Tidak akan jatuh Inti kondensasi, ∅: 0.001-10 µm ∅: 2-20 µm
  • 6. Pengubahan tetes awan  tetes hujan Teori tumbukan-penggabungan Teori tumbukan Suhu > 0oC, awan panas Proses hujan panas
  • 7. Macam awan Di atmosfer terdapat banyak bentuk awan. Berdasar bentuknya awan digolongkan menjadi 1. awan berserat (sirus)- a. tinggi (>7 km) 2. awan berlapis (stratus)-a. tengahan (2-7 km) 3. awan bergumpal (kumulus)-awan rendah (< 2 km) sirus = rambut/serat Sirokumulus sirostratus altokumulus altostratus nimbostratus stratokumulus stratus kumulus kumolonimbus
  • 9. Awan sirus (cirrus), stratus, dan kumolonimbus cirrus kumolonimbus stratus
  • 10. Macam hujan Hujan konveksi terjadi sebagai arus vertikal (udara hangat dan lembab) yang disebabkan oleh pemanasan adia- batik  awan kumulus  kumolonimbus. Pemanasan adiabatik adalah proses yang tidak ada pertukaran bahang antara sistem dan lingkungannya Hujan Orografik adalah hujan terbetuk oleh uap air dipaksa naik pegunungan. Hujan frontal adalah hujan pada lintang tengah akibat naik- nya masa udara yang mengalami konvergensi. Hujan ini terjadi pertemuan masa udara dingin yang kering dan hangat yang lembab. Terbentuk awan stratus dan awan kumulus pada musim panas. Hujan gangguan adalah hujan yang terbentuk oleh uap air yang mengalami konvergensi
  • 11. Cara mengukur awan dan hujan Ombrometer Observatorium Otomatis elektronik
  • 12. Pengamatan Hujan Hujan yang diamati adalah tebal air hujan yang diterima di permukaan bumi sebelum mengalami evaporasi dan peresapan ke dalam tanah. Hujan yang diamati adalah yang mempunyai ketebalan > 0,5 mm. Alat penakar hujan (ombrometer) dipasang bebas dari gang- guan tegakan (benda yang berdiri), misalnya gedung, pohon, menara, dll. Ombrogen bisa menggunakan yang non rekam (manual), dan yang rekam (otomatis). Otomatis = waktu hujan direkam intensitas hujan bisa dihitung pengukuran tidak setiap hari
  • 13. Kegunaan data curah hujan • Bulan basah • Bulan kering Schimdt-Ferguson, • Bulan lembab Oldeman Variabel klasifikasi iklim Peluang Hujan P75 = (0,82 CHb-30)mm
  • 14. Hujan memasok air tanah untuk tanaman . Kadar air di bawah TLT terjadi defisit air pertumbuhan tanaman terganggu, kecuali tanaman toleran kekeringan Kadar air antara KL dan TLT merupakan air yang tersedia bagi banyak tanaman. kadar air tanah di atas KL merupakan air yang mengisi pori makro tersedia untuk tanaman hidrofit. lembab basahkering Kapasitas lapangan (KL)Titik layu tetap (TLT)
  • 15. Curah hujan untuk evaluasi kesesuaian lahan Untuk evaluasi lahan atau mencari lokasi untuk tanaman, curah hujan yang digunakan adalah curah hujan bulanan atau tahunan. Dalam evaluasi kesesuaian lahan tidak berdasarkan kadar air tanah tersebut, tetapi berdasarkan pembatas pertumbuhan atau produksi tanaman, maka dibuat kisaran CH tahunan yang termasuk dalam S1 (sangat sesuai), S2 (cukup sesuai), S3 (sesuai marginal), dan N (tidak sesuai). Tanaman S1 S2 S3 N ----------------- (mm) ------------------- Padi 175-500 500-650 125-175 650-750 100-125 <100 >750 Jagung 500-1200 1200-1600 450-500 >1600 300-450 < 300 Sorgum 400-900 300-400 900-1200 150-300 1200-1400 > 1400 < 150 Kacang hijau 350-600 600-1000 300-350 >1000 250-300 <250
  • 16. Kebutuhan hujan beberapa tanaman Tanaman S1 S2 S3 N --------------------- (mm ) ----------------------- Ujbi jalar 800-1500 600-800 1500-2500 400-600 2500-4000 < 400 >4000 Ubi Kayu 1000-2000 600-1000 2000-3000 400-600 2500-4000 < 500 >5000 Durian 2000-3000 1750-2000 3000-3500 1250-1750 3500-4000 >4000 <1250 Kedele 350-1100 250-350 1100-1600 180-250 1600-1900 < 180 >1900 Kentang Bulan 1 Bulan 2 dan 3 Bulan 4 >45 > 80 >20 30-45 65-80 < 20 20-30 50-65 <20 <50 Mangga 1250-1750 1750-2000 1000-1250 2000-2500 750-1000 > 2500 < 7500 Rambutan 2000-3000 1750-2000 3000-3500 1250-1750 3500-4000 < 1250 > 4000 Salak 1000-2000 500-1000 2000-3000 250-500 3000-4000 < 250 >4000
  • 17. Hujan merupakan faktor pembentuk tanah
  • 18. Pengaruh hujan terhadap OPT Secara tak langsung hujan berpengaruh thd populasi serangga hama melalui pertumbuhan tanaman Secara langsung hujan berpengaruh terhadap water balance tubuh serangga hama Pada hujan  kN tinggi beberapa parasit tidak mencari inang (host) Kepekaan serangga hama terhadap serangan penyakit jamur, bakteri, ataupun virus juga berubah pada lingkungan lembab akibat hujan. Kondisi lembab-basah memungkinkan menyebarnya patogen serangga dan juga mempengaruhi survival dan virulensinya. Sabetan hujan secara langsung menyebabkan kematian telur dan larva serangga hama. Air menggenang, banjr, serangga hama tidak bisa menghindar, maka lemah dan mati
  • 19. ANGIN Definisi Angin adalah gerak nisbi atmosfer (udara) terhadap permukaan bumi. Gerak nisbi itu bisa secara horisontal dan vertikal. Umumnya gerak atmosfer horisontal > gerak atmosfer vertika. Apa pentingnya angin dalam cuaca? Perubahan atmosfer dari jam ke jam, hari ke hari, bulan ke bulan, di muka bumi ini adalah hasil gerak atmosfer yang dihasilkan dari gaya gradient tekanan, gaya koriolis, gaya gesek, dan gaya gravitasi. Secara statika angin = udara adalah benda yang mempunyai berat dan bisa mengalir (fluida)
  • 20. Angin … Secara statika, angin = udara adalah benda yang mempunyai berat dan bisa mengalir (fluida). Pengaliran udara berlaku kaidah fisika. Hukum Newton I Bahwa benda yang dalam keadaan diam atau bergerak akan tetap bertahan pada keadaannya, kecuali ada gaya dari luar yang bekerja padanya Hukum Newton II Bahwa perubahan gerak terhadap suatu benda berhubungan langsung dengan gaya yang mengerakan benda tersebut Hukum Newton III, Bahwa suatu gaya adalah salah satu segi kerja dari kerja timbal balik antar dua benda (aksi-reaksi).
  • 21. Pembentukan angin Angin = gerak atmosfer terbentuk oleh adanya ketidakseimbangan radiasi bersih, kelembaban dan momentum di antara lintang rendah dan tinggi (horisontal), dan antara permukaan bumi dan dan atmosfer (vertikal). Ketidakseimbangan radiasi bersih, kelembaban dan momentum di antara lintang rendah dan tinggi, dan antara permukaan bumi dan dan atmosfer gerak atmosfer yang dihasilkan dari gaya gradien tekanan (penggerak utama), gaya koriolis, gaya gesek, dan gaya gravitasi. Pengendali gerak atmosfer tsb. adalah topografi, distribusi permukaan daratan dan lautan, dan arus laut.
  • 22. Pembentukan angin …  Gradient tekanan terbentuk oleh perbedaan termal  Gaya koriolis adalah gaya khayal (semu) yang dimunculkan oleh rotasi bumi. Pengaruh gaya ini di belahan utara membelokkan gerak udara ke kanan, sedangkan di belahan selatan membelokkan gerakan udara ke kiri. Sh. tinggiSh. rendah P rendahP tinggi
  • 24. Macam angin … Angin muson (monsoon) adalah sistem sirkulasi udara yang berbalik arah secara musiman yang terbentuk oleh perbedaan sifat termal (panas) antara benua dan lautan Muson Barat adalah angin muson yang membentang dari ujung Sumatera bagian selatan, jawa, bali, Lombok, NT-Papua pada bulan Desember,Januari, Februari, dan bertiup dari barat Muson Barat daya adalah angin muson yang menguasai wilayah Sumatera dan Kal. Barat pada bulan Juni, Juli, dan Agustus, dan bertiup dari barat daya ke timur laut. Muson Timur adalah angin muson yang membentang dari ujung Sumatera bagian selatan, jawa, bali, Lombok, NT-Papua pada bulan Juni, Juli, Agustus dan bertiup dari timur ke barat Muson Timur laut adalah angin muson yang mencakup bagian besar wilayah Sumatera pada bulan Desember, Januari, dan februari dan bertiup dari timur laut ke barat daya.
  • 25. Macam angin … Angin lembah dan angin gunung = angin anabatik. Angin yang terbentuk oleh perbedaan suhu antara bagian lembah dan punggung gunung. Angin lembah adalah angin yang menaiki lereng punggung gunung pada siang hari (sebelum tengah hari), karena suhu pada punggung gunung lebih tinggi daripada lembah. Angin gunung adalah angin yang menuruni lereng punggung gunung pada malam hari, karena suhu pada punggung gu-nung lebih rendah daripada suhu lembah. Fohn adalah angin yang terbentuk di bagian belakang atau di bagian bawah gunung api atau pegunungan yang bersifat pa-nas, kering, kencang dan ribut. Angin ini terbentuk karena udara dipaksa naik puncak gunung api atau pegunungan. Udara tersebut mengalami pemanasan adiabatik kemudian menuruni lereng.
  • 26. Macam angin … Angin Fohn. Angin Fohn Indonesia : a. Kumbang; a. Bohorok, a. Gending, a. Grenggong, a. Brubu, a. Wambaraw h hujanSirkulasi sekunder Angin Fonh
  • 27. Cara mengukur kecepatan dan arah angin anemometer
  • 28. Karakteristik angin Angin mempunyai parameter utama yaitu kecepatan dan arah angin. Kec. Angin siang hari  0-2 m/det  ringan 2-5 m/det  moderat 5-8 m/det  kuat >8 m/det  sangat kuat Kecepatan angin bisa diduga dari gejala alam. Cara mendu-ganya menggunakan sekala BEAUFORT (dibuat 12 sekala ke-cepatan angin). Arah angin ditentukan dari arah datangnya agin. Angin darat = angin yang bertiup dari daratan Angin laut = angin yang bertiup dari laut dst.
  • 29. Karakteristik angin … Sekala Kecepatan angin (mil/jam) Gejala alam 0 1, calm Asap naik tegak lurus 1 1-3, light air Arah angin dapat dilihat dengan asap, tetapi tidak terdeteksi oleh wind vane 2 4-7, Light breeze (breeze = spoi- spoi) Anin spoi-spoi basah, terasa pada muka, wind vane bergerak 3 8-12, gentle breeze Daun-daun dan ranting kecil bergerak konstan dan dapat menggerakkan bendera tipis 4 13-18, moderate breeze Debu mulai beterbangan, dapat menerbang-kan kertas dan cabang kecil mulai bergerak 5 19-24, fresh breeze Batang-batang kecil mulai bergerak, dan dapat menyebabkan gelombang kecil di permukaan air di darat (selokan atau sungai)
  • 30. Karakteristik angin … Sekala Kecepatan angin (mil/jam) Gejala alam 6 25-31, strong breeze Cabang-cabang besar mulai bergerak dan menyulitkan orang menggunakan payung 7 32-38, moderat gale (gale = badai) Semua pohon bergerak dan menyulitkan orang berjalan 8 39-46, fresh gale Mematahkan ranting-ranting kecil 9 47-54, strong gale Menimbulkan kerusakan-kerusakan ringan pada bangunan. Cerobong kecil 10 55-63, whole gale Pohon tumbang, bangunan rusak berat, tetapi jarang terjadi di daratan 11 64-75, strom Menyebabkan keruskan bangunan berat sekali , tetapi jarang terjadi 12 > 75, Hurricane Sangat-sangat rusak berat, hancur rata tanah
  • 31. Pengaruh angin terhadap tanaman Pada kecepatan angin rendah (kec. ringan – sedang) 1. membantu penyerapan unsur hara melalui transpirasi 2. membantu penyerbukan beberapa tanaman 3. membantu memasok CO2 daun pada fotosintesis 4. membantu penyebaran tanaman Pada kecepatan angin tinggi 1. mematahkan ranting-menumbangkan tanaman 2. menimbulkan erosi tanah 3. dll.
  • 32. Pengaruh angin terhadap tanah Tiupan angin mendinginkan tanah, menurunkan kadar air tanah Tiupan angin pada musim kemarau menerbangkan partikel tanah berukuran pasir sangat halus-koloid Melalui tumbangnya tanaman (rungkat) dapat mengaduk tanah Pada wilayah gurun kegiatan angin menyediakan bahan endapan aeolian  tanah loes.
  • 33. Pengaruh angin terhadap OPT Angin dapat digunakan sebagai lintasan migrasi serangga hama. Angin pasat dan angin muson sebagai jalur (lintasan) migrasi serangga hama dari daerah tropika ke subtropika  Angin dapat menggeser serangga hama, oleh karena itu angin dapat menjarangkan populasi hama dan juga mema-datkan populasi hama  Banyak serangga hama dan patogen muncul di suatu daerah karena terbawa angin  Angin juga mematikan serangga hama 