Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas sejarah kedatangan bangsa Jepang ke Indonesia dan proses perumusan Undang-Undang Dasar 1945.
2. Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) dibentuk untuk mempersiapkan kemerdekaan Indonesia.
3. Pada tanggal 17 Agustus 1945, Proklamasi Kemerdekaan Indonesia diumumkan oleh Soekarno dan Mohammad Hatta.
1. SEJARAH
XI MIA 2
ANGGOTA :
IFFAH AZZAH M
FAHRI ALI S
FELIX L
JUNIANUR
LIDIA PERMATA N
M YOGA
M IQBAL
PUTRI SAGITA U
ROFI ABDUL M
ZHAFIRA KHAIRANA
2. KEDATANGAN BANGSA JEPANG KE
INDONESIA
Jepang mendarat di
Tarakan, Kal-Tim.
Selanjutnya Balikpapan,
Palembang dan Plaju
Jepang menduduki tiga
kota di pulau Jawa
yaitu: Teluk Banten,
daerah pantura, dan
kota Pasuruan.
Pemerintah Hindia
Belanda menyerah
tanpa syarat kepada
Jepang. Jendral Ter
Poorten menyerah
tanpa syarat kepada
Jendral Hitoshi
Immamura.
11 Januari 1942
1 Maret 1942
8 Maret 1942
3. Pada masa Jepang, wilayah Indonesia dibagi
menjadi 3 wilayah memerintahan militer.
Wilayah Militer I
Jawa dan Madura
berpusat di
Jakarta
Wilayah Militer II
Sumatera
berpusat di
Bukittinggi
Wilayah Militer III
Kalimantan,
Sulawesi, Bali,
Nusa Tenggara,
dan Maluku.
4. Tujuan utama pendudukan Jepang
di Jawa adalah menyusun dan
mengarahkan kembali
perekonomian peninggalan
pemerintah Hindia Belanda dalam
rangka menopang upaya perang
Jepang dan rencana-rencananya
bagi ekonomi jangka panjang
terhadap Asia Timur dan Tenggara.
Tujuan utama ini mengarahkan
kebijakan-kebijakan pemerintah
militer untuk menghapuskan
pengaruh-pengaruh barat di
kalangan rakyat Jawa dan
memobilisasi rakyat Jawa demi
kemenangan Jepang dalam perang
Asia Timur Raya.
5. Pada awal kedatangannya
Jepang disambut baik oleh
orang-orang Jawa yang
beranggapan bahwa
kedatangan tentara Jepang
sesuai dengan ramalan
Joyoboyo.Oleh sebab itu,
ketika tentara Jepang
mendirikan pemerintahan
militernya orang-orang Jawa
menerimanya dengan
sukarela.
6. Jepang berusaha menarik simpati rakyat
Indonesia yaitu dengan cara:
1. Mengijinkan mengibarkan bendera
Merah Putih disamping bendera hinomaru
2. Mengijinkan menggunakan bahasa
Indonesia
3. Mengijinkan menyanyikan lagu Indonesia
Raya berdampingan dengan lagu Kimigayo
Tentu saja hal itu membuat hati rakyat
Indonesia bahagia, karena mereka
menganggap bahwa kedatangan bangsa
Jepang dapat membebaskan belenggu dari
penjajah Belanda.
7. Untuk memikat hati rakyat, Jepang membuat propaganda (Sendebu)
meliputi :
• Tiga A
• mengangkat orang-orang pribumi dalam pelbagai pemerintahan
yang prinsip turun-temurunnya dihapuskan
• menetapkan wilayah-wilayah voorstenlanden sebagai kochi (daerah
istimewa).
8. Tanggal 7 September 1944
mengeluarkan pernyataan
bahwa " akan diberi
kemerdekaan di kemudian
hari". Pernyataan Koiso
tersebut kemudian terkenal
dengan sebutan "Janji Koiso".
Perdana Menteri Koiso
9. Awal persiapan kemerdekaan oleh
1 Maret 1945 mengumumkan
dibentuknya
"Badan Penyelidik Usaha-Usaha
Persiapan Kemerdekaan Indonesia"
(BPUPKI)
untuk menyelidiki, mempelajari dan
memepersiapakan hal-hal yang
terkait dengan masalah tata
pemerintahan guna mendirikan
suatu negara Indonesia merdeka.
Jenderal Kumakichi Harada
pimpinan pemerintah
pendudukan militer Jepang
di Jawa
10. Profil
Tanggal resmi dibentuk : 29 April 1945 (ulang tahun
Kaisar Hirohito)
Tanggal dibubarkan : 7 Agustus 1945 (dibentuknya PPKI)
Ketua : Dr. Radjiman Wedyodiningrat
Wakil ketua : Raden Pandji Soeroso*
Ichibangase Yosio
Anggota : 67 orang
*Selain menjadi wakil ketua, Raden Pandji Soeroso juga diangkat sebagai kepala kantor
tata usaha BPUPKI dibantu Masuda Toyohiko dan Mr. Abdoel Gafar Pringgodigdo.
11. Sidang I
29 Mei-1 Juni 1945
dengan tujuan membahas bentuk
negara Indonesia, filsafat negara
"Indonesia Merdeka" serta merumuskan dasar
negara Indonesia.
Jalan Pejambon 6, Jakarta.
12. Tokoh Bangsa Dalam Perumusan
29 Mei 1945Mr. Mohammad Yamin
menyampaikan usul dasar negara Baik dalam
kerangka uraian pidato maupun dalam presentasi
lisan
Muh Yamin mengemukakan lima calon dasar negara
yaitu:
1. Peri Kebangsaan
2. Peri Kemanusiaan
3. Peri ke-Tuhanan
4. Peri Kerakyatan
5. Kesejahteraan Rakyat
13. Selain usulan lisan Muh Yamin tercatat
menyampaikan usulan tertulis mengenai rancangan
dasar negara, yaitu:
1. Ketuhanan Yang Maha Esa
2. Kebangsaan Persatuan Indonesia
3. Rasa Kemanusiaan yang Adil dan Beradab
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh Hikmat
kebijaksanaan dalam permusyawaratan
perwakilan
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
14. Rumusan dasar Negara yang diajukan
oleh Mr. Soepomo tanggal 31
mei 1945.
1. Persatuan Indonesia
2. Ketuhanan Yang Maha esa
3. Kerakyatan yang berdasarkan
permusyawaratan perwakilan
4. Pemerataan keadilan sosial bagi
seluruh rakyat Indonesia
5. Kemakmuran Indonesia dalam ikatan
Asia Timur Raya
15. 1 Juni 1945 Ir. Soekarno
menyampaikan usul negara yang kemudian
dikenal sebagai hari lahir Pancasila. Sukarno pula-
lah yang mengemukakan dan menggunakan
istilah “Pancasila” (secara harfiah berarti lima
dasar)
Rumusan Pancasila
1. Kebangsaan Indonesia
2. Internasionalisme,-atau peri-kemanusiaan
3. Mufakat,-atau demokrasi
4. Kesejahteraan sosial
5. ke-Tuhanan yang maha esa
16. Sidang II
10 Juli -14 Juli 1945
Sidang ini membahas :
Wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia
Kewarganegaraan Indonesia
RancanganUndang-Undang Dasar
Ekonomi dan keuangan
Pembelaan negara
Pendidikan dan pengajaran.
17. Sidang II
10 Juli -14 Juli 1945
Sidang ini membahas :
Wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia
Kewarganegaraan Indonesia
RancanganUndang-Undang Dasar
Ekonomi dan keuangan
Pembelaan negara
Pendidikan dan pengajaran.
Pada persidangan BPUPKI yang kedua ini,
anggota BPUPKI dibagi-bagi dalam panitia-
panitia kecil. Panitia-panitia kecil yang
terbentuk itu antara lain:
1. Panitia Perancang Undang-Undang
Dasar (diketuai oleh Ir. Soekarno)
2. Panitia Pembelaan Tanah Air (diketuai
oleh Raden Abikusno Tjokrosoejoso)
3. Panitia Ekonomi dan Keuangan (diketuai
oleh Drs. Mohammad Hatta)
18. Panitia Sembilan adalah panitia yang
beranggotakan 9 orang yang bertugas untuk
merumuskan dasar negara Indonesia yang
tercantum dalam UUD 1945.
19. Panitia Sembilan dibentuk pada 1
Juni 1945. Adapun anggota Panitia
Sembilan adalah sebagai berikut:
1. Ir. Soekarno (ketua)
2. Drs. Moh. Hatta (wakil ketua)
3. Mr. Achmad Soebardjo (anggota)
4. Mr. Muhammad Yamin (anggota)
5. KH. Wachid Hasyim (anggota)
6. Abdul Kahar Muzakir (anggota)
7. Abikoesno Tjokrosoejoso (anggota)
8. H. Agus Salim (anggota)
9. Mr. A.A. Maramis (anggota)
20. Setelah melakukan kompromi
antara 4 orang dari kaum
kebangsaan (nasionalis) dan 4 orang
dari pihak Islam, tanggal 22 Juni
1945 Panitia Sembilan
menghasilkan rumusan dasar negara
yang dikenal dengan
Piagam Jakarta
(Jakarta Charter)
21. Pada saat penyusunan UUD pada Sidang
Kedua BPUPKI, Piagam Jakarta
dijadikan Muqaddimah (preambule).
Selanjutnya pada pengesahan UUD’45 18
Agustus 1945 oleh PPKI, istilah Muqaddimah
diubah menjadi Pembukaan UUD.
Untuk menghindarkan perpecahan, butir
pertama yang berisi kewajiban
menjalankan Syariat Islam bagi pemeluknya,
diganti menjadi Ketuhanan Yang Maha Esa
oleh Drs. M. Hatta atas usul A.A. Maramis .
22. Profil
Tanggal resmi dibentuk : 7 Agustus 1945
Tanggal bubar : 29 Agustus 1945
Ketua : Ir. Soekarno
Wakil ketua : Moh. Hatta
Anggota : 21 orang (+6 orang)
23. Sidang I
(18 Agustus 1945)
• Mengesahkan Undang-Undang Dasar 1945
Sebelum disahkan, terdapat perubahan dalam UUD 1945, yaitu:
1. Kata Muqaddimah Pembukaan.
2. Pembukaan alinea IV kalimat Ketuhanan, dengan menjalankan syariat Islam bagi
pemeluk-pemeluknya Ketuhanan yang Maha Esa.
3. Pembukaan alinea IV anak kalimat Menurut kemanusiaan yang adil dan
beradab Kemanusiaan yang adil dan beradab.
4. Pasal 6 Ayat (1) yang semula berbunyi Presiden ialah orang Indonesia asli dan
beragama Islam Presiden ialah orang Indonesia asli.
• Memilih dan mengangkat Presiden (Ir. Soekarno) dan Wakil Presiden (Moh. Hatta)
• Tugas Presiden sementara dibantu oleh Komite Nasional sebelum dibentuknya
MPR dan DPR
24. Sidang II
(19 Agustus 1945)
• Membentuk 12
Kementerian dan 4
Menteri Negara
• Membentuk
Pemerintahan
Daerah
Indonesia dibagi
menjadi 8 provinsi
yang dipimpin oleh
seorang gubernur.
25. • Membentuk Komite Nasional
Indonesia
• Membentuk Partai Nasional
Indonesia
• Membentuk Badan Keamanan
Rakyat
Pembentukan Badan Keamanan
Rakyat (BKR) bertujuan agar tidak
memancing permusuhan dengan
tentara asing di Indonesia.
Anggota BKR adalah himpunan
bekas anggotaPETA, Heiho,
Seinendan, dan Keibodan.
27. Kronologis
6 & 9 Agustus 1945
Nagasaki dan
Hiroshima di Bom
oleh sekutu
15 Agustus 1945
Jepang menyerah
tanpa syarat
terhadap sekutu
16 Agustus 1945
Peristiwa
Rengasdengklok
17 Agustus 1945
Proklamasi
Kemerdekaan
Indonesia
28. Perundingan antara golongan muda
dan golongan tua dalam penyusunan
teks Proklamasi Kemerdekaan
Indonesia berlangsung pukul 02.00 -
04.00 dini hari.
Teks proklamasi ditulis di ruang
makan di laksamana Tadashi Maeda
Jln Imam Bonjol No 1. Para
penyusun teks proklamasi itu adalah
Ir. Soekarno, Drs. Moh. Hatta, dan
Mr. Ahmad Soebarjo.
Konsep teks proklamasi ditulis oleh
Ir. Soekarno sendiri. Di ruang
depan, hadir B.M Diah, Sayuti Melik,
Sukarni, dan Soediro.
Laksamana Muda Maeda
29. Perundingan antara golongan muda
dan golongan tua dalam penyusunan
teks Proklamasi Kemerdekaan
Indonesia berlangsung pukul 02.00 -
04.00 dini hari.
Teks proklamasi ditulis di ruang
makan di laksamana Tadashi Maeda
Jln Imam Bonjol No 1. Para
penyusun teks proklamasi itu adalah
Ir. Soekarno, Drs. Moh. Hatta, dan
Mr. Ahmad Soebarjo.
Konsep teks proklamasi ditulis oleh
Ir. Soekarno sendiri. Di ruang
depan, hadir B.M Diah, Sayuti Melik,
Sukarni, dan Soediro.
Sukarni mengusulkan agar yang
menandatangani teks proklamasi itu adalah Ir.
Soekarno dan Drs. Moh. Hatta atas nama
bangsa Indonesia. Teks Proklamasi Indonesia
itu diketik oleh Sayuti Melik.
Pagi harinya, 17 Agustus 1945, di kediaman
Soekarno,Jalan Pegangsaan Timur 56 telah
hadir antara lain Soewirjo, Wilopo, Gafar
Pringgodigdo, Tabrani dan Trimurti.
Acara dimulai pada pukul 10:00 dengan
pembacaan proklamasi oleh Soekarno dan
disambung pidato singkat tanpa teks. Kemudian
pengibaran bendera Merah Putih, yang dijahit
Ibu Fatmawati oleh Latief Hendraningrat
dibantu Soehoed disusul dengan sambutan
oleh Soewirjo, wakil walikota Jakarta saat itu
dan Moewardi, pimpinan Barisan Pelopor.
Laksamana Muda Maeda