SlideShare una empresa de Scribd logo
1 de 34
BIOLOGI PERIKANAN
         OLEH
   SYACHRADJAD FRAN
PENDAHULUAN
• BIOLOGI PERIKANAN, Mempelajari ikan secara ilmiah
  dengan penekanan dan tinjauan yg berbeda, tidak seperti
  ICHTIOLOGI juga mempelajari ikan secara ilmiah dengan
  penekanan pada Taxonomi dan asfek-asfek lainnya.
  BIOLOGI PERIKANAN Adalah studi mengenai ikan sebagai
  sumberdaya yg dapat dipanen oleh manusia, sedangkan
  ICHTIOLOGI merupakan studi ilmiah mengenai ikan sebagai
  organisme yg menarik perhatian.
• Kadang-kadang pengertian istilah BIOLOGI IKAN ditujukan
  kepada pengertian Fisiologi, Reproduksi, Pertumbuhan,
  Kebiasaan makanan, dan Tingkah laku. Sedangkan Biologi
  Perikanan mencakup Biologi Ikan dengan penekanan terhadap
  species penting sebagai sumberdaya. Jadi kalau kita ingin
  mempelajari Biologi Perikanan seyogyanya berminat terhadap
  semua aspek Biologi Ikan.
• Dalam hal ini ia harus mementingkan aspek biologi ikan yg
   paling banyak berhubungan dengan :
 - populasi-populasi serta faktor-faktor yg mengontrolnya,
   membatasi atau mengembangkan populasi.
 - kecepatan pertumbuhan dan waktu mencapai ukuran rata-rata
   dari berbagai macam ikan.
 - fekunditas atau jumlah telur yg dihasilkan, dan pola
   reproduksi, umur pada waktu mencapai kematangan gonad dan
   nisbah kelamin.
 - kecepatan survival dan mortalitas pd tahap-tahap daurhidup.
 - distribusi ekologi, pergerakan dan ruaya.
 - pengaruh penangkapan ikan terhadap jumlah populasi,
   reproduksi,
   pertumbuhan, dan distribusi ukuran.
 - tingkah laku ikan dalam waktu 24 jam atau dari musim ke
   musim
 - interaksi-interaksi terhadap species lain dan bagaimana
   species lain mempengaruhi produksi species yg paling
   disenangi.
Ruang Lingkup Biologi Perikanan meliputi dua cabang
  pengetahuan Yg saling menjalin. Cabang Pertama : Studi
  menganai NATURAL HISTORY, Yaitu tentang keadaan
  biologi ikan dalam suatu perairan yg Meliputi daur hidup ikan
  mulai dari sejak hidup sampai mati secara Wajar atau karena
  sebab lain. Yg dibahas dalam bagian ini antara Lain :
- Menganai induk ikan
- Keadaan induk pada waktu akan memijah,
- Bagaimana keadaan memijahnya,
- Bagaimana keturunan yg dihasilkannya,
- Pertumbuhan dan cara makanannya,
- Sampai kemudian memijah lagi dan seterusnya sampai mati.
Cabang kedua : Studi mengenai DINAMIKA dari Populasi yaitu:
-     Bagaimana kecepatan dan hasil reproduksi serta
      pengaruhnya
    terhadap populasi.
-     Kecepatan pertumbuhan,
-     sebab-sebab dan kecepatan kematian serta pengaruhnya
      terhadap populasi.
Dengan demikian dalam mempelajari Biologi Perikanan kita akan
Membahas materi antara lain tentang:
1. Sexualitas Ikan
2. Tingkat Kematangan Gonada (TKG)
3. Fekunditas.
4. R u a y a
5.   Pemijahan.

6.   Awal Daur Hidup.

7.   Kebiasaan Makanan dan Cara Makan

8.   Persaingan dan Pemangsaan

9.   Umur Ikan

10. Pertumbuhan Ikan
FEKUNDITAS
Pengetahuan mengenai fekunditas merupakan aspek yg memegang
peranan penting dalam biologi perikanan. Dari mengetahui Fekunditas
Kita akan mendapatkan informasi antara lain :
1. Menaksir jumlah anak ikan yg akan dihasilkan dan,
2. Akan menentukan jumlah ikan dalam kelas umur yg bersangkutan.

Definisi yg sangat dekat kepada kebenaran, seperti yg terdapat pada
Ikan Salmon (Onchohynchus sp), ikan ini boleh dikatakan selama
hidupnya hanya satu kali memijah dan kemudian mati. Semua telur-
telur yg akan dikeluarkan pada waktu pemijahan itulah yg dimaksudkan
Fekunditas. Tetapi karena berbagai macam ragam species ikan
Sifatnya masing-masing, maka beberapa peneliti dengan berdasar
Kepada definisi yg umum tadi telah mengembangkan definisi
      fekunditas
sehubungan dengan pokok-pokok yg ditelitinya.
Menurut Nikolsky (1963), jumlah telur yg terdapat dalam ovari
   ikan dinamakan fekunditas individu, fekunditas mutlak
   atau fekunditasTotal. Kemudian Nikolsky tahun 1969
   menyatakan bahwa Fekunditas Individu adalah, jumlah telur
   dari generasi tahun itu yg akan dikeluarkan tahun itu pula.
   Dalam ovari biasanya ada 2 macam ukuran telur Fekunditas
Individu akan sukar diterapkan utk ikan-ikan mengadakan pe-
mijahan beberapa kali dalam satu tahun, karena mengandung
telur dari beberapa tingkat dan akan lebih sulit lagi
   menentukan telur yg benar-benar akan dikeluarkan pada
tahun yg akan datang.
Jadi fekunditas individu baik diterapkan pd ikan2 yg mengada-
kan pemijahan tahunan atau satu tahun sekali, dan tidak rele-
van dengan fekunditas total. Menurut Royce (1972), fekunditas
Total ialah jumlah telur yg dihasilkan ikan selama hidup.
Fekunditas Relatif adalah, jumlah telur per satuan berat atau
Panjang. Para peneliti banyak menerapkan ada yg mengambil be-
rat sebagai pembaginya dan ada yg mengambil panjang, bahkan
Ada yg mengkombinasikan penggunaan fekunditas relatif yaitu
Ovari per satuan berat dengan panjang ikan.
Namun baik fekunditas indiv. maupun Fekunditas relatif tidak
Memperlihatkan kapasitas reproduksi dari populasi, karena
Fekunditas individu tidak menunjukkan fekunditas populasi.
Penggunaan fekunditas relatif dengan satuan berat menurut
Bagenal (Gerking, 1967) lebih mendekati kepada kondisi ikan
itu sendiri dari pada dengan panjang. Bahkan menurut Nikolsky
(1969) Lebih mencerminkan status ikan betina dan kualitas dari
Telur kalau berat yg dipakai tanpa berat alat-alat pencernaan
Makanannya.
Ikan-ikan yg tua dan besar ukurannya mempunyai fekunditas
Relatif yg lebih kecil. Umumnya fekunditas relatif lebih tinggi
Dibanding dengan fekunditas individu. Fekunditas relatif akan
Menjadi maksimum pada gol. Ikan yg masih muda. Lowe dalam
Gerking (1975) menyatakan bhw fekunditas pada ikan Tilapia
   sp
Ialah jumlah anak ikan yg dihasilkan selama masa hidup individu
Itu. Hal ini tentu sangat sukar sekali menentukan bahkan tidak
Mungkain. Sehububungan dgn sifat ikan mujair yg mengerami
Anaknya di dalam mulut, maka Bagenal (1978) mengusulkan
Istilah fekunditas utk ikan mujair sebagai berikut:
a.   “Ovarian fekundity” yaitu jumlah telur matang yg ada dalam
     ovarium sebelum dikeluarkan dalam pemijahan.
b.   “Brooding fekundity” yaitu jumlah telur yg sedang dierami
     di dalam mulutnya.

Ikan yg termasuk ke dalam golongan vivivar, yaitu ikan yg mela-
hirkan anak-anaknya mempunyai 3 macam fekunditas seoerti:
a.    “ Prefertilized fekundity” yaitu jumlah telur dalam ovarium
      sebelum terjadi pembuahan.
b.    “Fertilized fekundity” yaitu jumlah telur yg dibuahi di dalam
      ovarium.
c.    “Larval fekundity” yaitu jumlah telur yg sudah menetas menjadi
      larva tetapi belum dikeluarkan.
Menurut Bagenal (1967), utk ikan-ikan tropik dan sub tropik,
  definisi fekunditas yg paling cocok mengingat kondisinya
  ialah: Jumlah telur yg dikeluarkan oleh ikan dlm rata-rata
  masa hidupnya. Parameter ini relevan dalam studi
  populasidan dpt ditentukan karena kematangan tiap-tiap ikan
  pd waktu pertama kalinya dpt diketahui dan juga statistik
  kecepatan mortalitasnya dpt ditentukan pula dlm pengelolaan
  perikanan yg baik.
Nikolsky (1969), menyatakan bhw kapasitas reproduksi dr
  pemijahan populasi tertentu utk mengetahuinya harus
  menggunakan fekunditas populasi relatif.
Misalnya fekunditas populasi relatif dari seratus, seribu, atau sepuluh
   ribu individu dari kelompok umur tertentu. Jumlah ikan dalam tiap-
   tiap kelas umur dikalikan fekunditas rata-rata dari umur itu. Hasil
   yg didapat dr menjumlahkan semua kelompok umur memberikan
   fekunditas relatif. Fekunditas ini dpt berbeda dr tahun ketahun
   karena banyak individu yg tidak memijah tiap-tiap tahun. Apabila
   dalam satu tahun terdapat individu dalam jumlah banyak akan
   menyebabkan fekunditas rendah pd tahun yg lainnya.

Fekunditas dengan Panjang
Fekunditas sering dihubungkan dengan panjang daripada dengan berat
Karena panjang penyusutannya relatif kecil sekali tidak seperti berat
   yg dpt berkurang dgn mudah. Hal yg harus diperhatikan dlm
   membuat hubungan fekunditas dgn panjang apabila mengambil
   sampel yg berulang-ulang harus berhati-hati, karena apabila ikan yg
   diambil pd waktu gonad sedang tumbuh hal ini tidak merupakan
   pertumbuhan somatik. Jadi disini harus ada perbedaan antara
   pertumbuhan somatik dengan pertumbuhan gonad.
Kebanyakan para penulis memplotkan fekunditas mutlak dgn panjang
   ikan dan hubungan itu adalah :
                F = a.Lb
 dimana F = Fekunditas, L = Panjang ikan, a dan b merupakan
   konstanta yg didapat dari data.
Persamaan tersebut kalau ditransformasikan ke logaritma akan
   mendapatkan persamaan regresi garis lurus :
            Log F = log a + b log L
Harga eksponen b berkisar antara 2,34 – 5,28 dan kebanyakan
   berkisar diatas 3 (Bagenal dalam Gerking, 1967). Ada juga
   yg membuat korelasi antara fekunditas dgn panjang dgn cara
   regresi biasa kemudian di tes dgn melihat koefisien
   korelasinya . Hoyt (1971) mendapatkan persamaan utk
   panjang ikan dgn jumlah telur masak dari ikan silver jaw
   (Ericymba bukata) yaitu:
            Y = (- 1379,3 + 32,74 X) dgn koofisien korelasi  r
   = 0,89
Korelasi ini memperlihatkan hubungan positif dan kuat dr kedua
   variabel. Pertambahan panjang berkorelasi dengan
   pertambahan telur. Healy (1971) mendapatkan korelasi
   hampir linier antara fekunditas dgn panjang ikan goby
   (Gobius minutus pallas), tetapi variasi diantara ikan yg sama
   panjang, fekunditasnya berbeda-beda dan koefisien
   korelasinya rendah yaitu r = 0,55. Dalam menyelidiki ikan
  Fallfish (Semotilus corporalis), Reed (1971) mendapatkan
  hub. Antara fekunditas dgn panjang ikan ialah :
              F = - 14.913,3 + 76,7 L
  dengan koefiesin korelasi r = 0,958
Dennison dan Bulkley (1972) selama 2 kali musim panas meneliti
Potensi reproduksi ikan Bullhead (Ictalurus melas)
Di clear lake lowa, antara lain mendapatkan bahwa tidak ada
Korelasi antara fekunditas dengan panjang tubuh. Koefisien
Korelasi yg didapatkan utk th. 1969, r = 0,19 dan utk th. 1970,
r = 0,09. Rendahnya korelasi yg didapat mungkin disebabkan
Oleh batas kisar yg ekstrim dari fekunditas pd ukuran yg sama
Merupakan hal tidak biasa. Betts (1972) mendapatkan r yg
Rendah pd ikan Skipjack tuna (Katsuwonus pelamis),
   menunjukkan fekunditas yg bervariasi pd ukuran panjang yg
   sama.
Fekunditas dengan Berat.
   Fekunditas mutlak sering dihubungkan dengan berat, karena
Berat lebih mendekati kondisi ikan itu dari pada panjang.
namun dalam hubungan fekunditas dengan berat terdapat be-
berapa kesukaran. Berat akan cepat berubah pd waktu musim
Pemijahan. Misalnya ikan Salmon dan Sidat yg melakukan ruaya
Sebelum memijah, mereka tidak lagi mengambil makanan, jadi
Berpuasa sampai ketempat pemijahan. Material utk pertum-
buhan gonadnya diambil dari jaringan somatik. Oleh karena itu
Apabila mengikut sertakan korelasi fekunditas dengan berat
Somatik didalam membandingkan satu populasi dengan populasi
atau diantara dua musim harus berhati-hati. Jika fekunditas
mutlak secara matematis dikorelasikan dgn berat total ter-
masuk berat gonad akan menimbulkan kesukaran secara statis-
tik. Sebabnya akan termasukan telur dlm jumlah yg lebih
besar dari ikan yg sebenarnya berfekunditas kecil. Juga ke-
sulitan yg sama akan timbul apabila fekunditas dihubungkan dgn
Faktor kondisi, karena dlm faktor kondisi itu yaitu :

 K = 100 W/L3 melibatkan berat total ikan itu.
Disebabkan oleh kesulitan ini, maka banyak penulis mengguna-
kan fekunditas relatif, berat telur per satuan berat ikan.
Namun menggunakan fekunditas relatif pun mendapatkan ke-
sukaran juga, karena tidak dpt dipakai membandingkan satu
populasi dgn lainnya atau keadaan dari satu tahun ke tahun
Lainnya.
Semula penggunaan fekunditas itu utk menyatakan hasil yg
Menduga bahwa korelasi antara fekunditas dgn berat adalah
Linier, yg perumusannya adalah :
                                       F = a + b.W
Fekunditas Dengan Umur.
    Pada beberapa species ikan, hubungan fekunditas dgn umur
tidak selalu sama dlm arti bahwa umur itu ada yg tidak ber-
pengaruh pd fekunditas, ada yg pengaruhnya sedikit dan ada
pula yg pengaruhnya secara positif. Hal yg demikian itu benar
apabila yg dilihatnya hanya hub. antara fekunditas dgn umur
Saja tanpa melihat parameter lain. Ikan yg siklus hidupnya
Panjang seperti ikan Sturgion atau ikan Mas, akan memperlihat
kan penambahan jumlah telur yg cepat pada waktu umur muda
Dan kemudian akan diikuti dgn kecepatan pertambahan yang
semakin berkurang dan terus menurun mencapai keadaan yang
tetap.

Fekunditas Pemijah Berganda.
    Ikan yg berpijah berulang-ulang dlm waktu lama akan me-
Libatkan persoalan telur cadangan dan telur yg sudah berkem-
Bang. Kreterianya yaitu ada tidaknya kuning telur . Jumlah
Telur yg mempunyai kuning telur yg dihitung fekunditasnya
Untuk musim itu. Kretaria ini menurut Bagenal (1978) telah
Digunakan oleh beberapa penulis.
De Sylva dalam Bagenal (1978) telah berhasil menduga jumlah
Angkatan (batch) dan jumlah telur tiap angkatan. Apabila ikan
Mempunyai telur yg terdiri dari beberapa kelompok, maka
Kelompok telur yg sudah berkembang akan dikeluarkan pada
suatu saat. Dengan membandingkan jumlah telur yg sudah
Mempunyai kuning telur dengan jumlah telur yg sudah sangat
Berkembang , dianggap dapat memberikan jumlah telur pada
Kelompokyg dikeluarkan tiap musim.
Fekunditas Dengan ukuran Telur.
    Ukuran telur biasanya dipakai utk menentukan kualitas yg
berhubungan dgn kandungan kuning telur dimana telur yg ber-
ukuran besar menghasilkan larva berukuran besar dari pada
yg berukuran kecil. Dalam membuat perbandingan ukuran telur
dgn fekunditas harus berasal dari ovari yg sama tingkat ke-
matangannya. Sering diduga bahwa fekunditas dgn ukuran
telur berkorelasi negatif. Pada ikan yg berpijah ganda di-
dapatkan bahwa telur yg dikeluarkan pd pemijahan kemudian
berukuran kecil.
Fekunditas Dengan Ras.
    Fekunditas stokyg berbeda dari species yg sama telah
dipakai untuk pembeda ras oleh banyak peneliti. Ras yang
berbeda mempunyai sifat fekunditas yg tidak sama demikian
juga ukuran besar telurnya. Maka species yg berasal dari
satu daerah penangkapan dapat diketahui dari jumlah telurnya.
Berdasarkan hal ini, populasi dapat diketahui homogen atau
heterogen. Ikan-ikan dari satu species hidup dalam berbagai
habitat seperti sungai yg berbeda atau dalam perairan yg ber-
beda garis lintang mungkain mempunyai perbedaan telur dlm
Fekunditasnya.
Fekunditas Dan Populasi.
    Bagenal (1978), mengemukakan bahwa disamping fekunditas
mutlak ada pula fekunditas poipulasi yaitu : jumlah semua telur
dari semua fekunditas mutlak ikan betina yg akan memijah,
yaitu semua telur yg akan dikeluarkan dalam satu musim pe-
mijahan. Dalam hubungan ini fekunditas umur spesifik meru-
pakan komponen fekunditas populasi. Bila diketahui struktur
umur dari populasi tersebut dan jumlah masing-masing
anggotanya diketahui, maka fekunditas populasi dapat dike-
tahui.
Pada tiap tahun fekunditas populasi tidak sama. Sebab-sebab
variasi iniberhubungan dengan komposisi umur, faktor ling-
kungan seperti persediaan makanan, kepadatan populasi, suhu
perairan, oksigen terlarut. Ikan-ikan yg hidup pada perairan
yg kurang subur produksi telurnya rendah. Percobaan dengan
pemberian ransum pada ikan Salmon, Scott dalam Bagenal (19
78) Mendapatkan bahwa pengurangan makanan menyebabkan
pengurangan jumlah telurnya dan pada ikan Stickleback, pe-
ngurangan makanan mengakibatkan interval pemijahan lebih
pendek tetapi ukuran telurnya tidak berpengaruh.
Apabila satu populasi dalam beberapa tahun jumlahnya menjadi
Sangat berkurang akibat penangkapan (mortalitas) misalnya
Hal ini berarti akan memperbaiki persediaan makanan untuk
Populasi sisa. Ternyata dari populasi sisa tadi fekunditasnya
Semakin bertambah, sedangkan ketika populasi tadi masih leng-
Kap atau jumlahnya besar, fekunditasnya kecil.
Pada ikan yg mempunyai kandungan lemak yg berbeda, ikan yg
Gemuk mempunyai fekunditas relatif atau mutlak yg lebih
Tinggi dari pada ikan yg kurus.
Ikan sungai yg baru menjadi penghuni reservoiar yg baru dibuat
dimana pada tahun-tahun pertama biasanya banyak, menyebab-
kan ikan itu cepat masak ganadnya pada umur muda dan ter-
dapat penambahan fekunditas baik relatif atau mutlak.
Ikan yg hidup disungai fekunditasnya mempunyai hubungan dgn
tinggi air, bila tinggi air terus menerus spanjang tahun maka
fekunditasnya juga tinggi dibandingkan dengan tinggi air yg
rendah. Juga pada rawa yg setiap tahun permukaannya tidak
sama akibat pemasukan air yg tidak tetap.
Faktor-faktor yg mempengaruhi fekunditas serta hal-hal lain
yg berhubungan dgn itu, Nekolsky (1969) membuat kaedah
utama sebagai berikut:
1.   Sampai umur tertentu fekunditas itu akan bertambah ke-
     mudian menurun lagi, fekunditas relatifnya menurun
     sebelum terjadi penurunan fekunditas mutlaknya.
     fekunditas relatif max terjadi pada gol. Ikan muda. Ikan
     tua kadang-kadang tidak memijah setiap tahun, individu
     yg tumbuh dan masak lebih cepat mempunyai tendensi
     mati lebih dahulu.
2. Fekunditas mutlak atau relatif sering menjadi kecil pada ikan
   ikan atau kelas umur yg jumlahnya banyak, terjdi untuk
   species yg mempunyai perbedaan makanan diantara kelompok
   ukuran.
3.    Pengaturan fekunditas terbanyak dlm berespon terhadap
   persedian makanan berhubungan dgn telur yg dihasilkan oleh
   ikan yg cepat pertumbuhannya, lebih gemuk dan lebih besar.
   Mekanismenya berhubungan pemasakan oosit dan pengisapan
   telur. Kenaikan fekunditas populasi dapat disebabkan oleh
   kematangan gonad yg lebih awal dari individu yg tumbuh lebih
   cepat.
4. Ikan yg bentuknya kecil dgn kematangan gonad lebih awal
   serta fekunditasnya tinggimungkin disebabkan oleh kandung-
   an makanan dan predator dlm jumlah besar.
5.    Perbedaan fekunditas diantara populasi species yg hidup
   pada kondisi yg berbeda-beda, bentuk migran fekunditasnya
   lebih besar.
6.    Fekunditas disesuaikan secara otomatis melalui metabolis-
   me yg mengadakan reaksi terhadap perubahan persediaan
   makanan dan menghasilkan perubahan dalam pertumbuhan
   seperti ukuran pada umur tertentu demikian juga ukuran dan
Jumlah telur atau jumlah siklus pemijahan dlm satu tahun.
7.   Fekunditas bertambah dalam mengadakan respon terhadap
     perebaikan makanan melalui kematangan gonad
     yg terjadi lebih awal, menambah kematangan individu pada
     individu yg lebih gemuk dan mengurangi antara siklus
     pemijahan.
8.   Kualitas telur terutama isi kuning telur bergantung kepada
9.   Umur dan persediaan makanan dan dapat berbeda dari
     satu populasi ke populasi yg lain.

Más contenido relacionado

La actualidad más candente

Fisiologi hewan air
Fisiologi hewan air Fisiologi hewan air
Fisiologi hewan air Aguss Aja
 
Morfometrik dan Meristik Ikan.pptx
Morfometrik dan Meristik Ikan.pptxMorfometrik dan Meristik Ikan.pptx
Morfometrik dan Meristik Ikan.pptxBurhanuddinIhsan3
 
Karakterisitik manajemen sumberdaya perikanan
Karakterisitik manajemen sumberdaya perikananKarakterisitik manajemen sumberdaya perikanan
Karakterisitik manajemen sumberdaya perikananafdal muhammad
 
Kebijakan Konservasi Jenis Ikan
Kebijakan Konservasi Jenis IkanKebijakan Konservasi Jenis Ikan
Kebijakan Konservasi Jenis IkanDidi Sadili
 
Makalah ikhtiologi ikan nilem
Makalah ikhtiologi ikan nilemMakalah ikhtiologi ikan nilem
Makalah ikhtiologi ikan nilemRatih Sulistyo
 
7. Sistem Pencernaan Ikan.ppt
7. Sistem Pencernaan Ikan.ppt7. Sistem Pencernaan Ikan.ppt
7. Sistem Pencernaan Ikan.pptAriyandiSyamsir
 
SNI Benih Nila SNI 6140-2009
SNI Benih Nila SNI 6140-2009SNI Benih Nila SNI 6140-2009
SNI Benih Nila SNI 6140-2009Lutfi Adam
 
TUGAS MATA KULIAH MESIN DAN ALAT BANTU PENANGKAPAN IKAN (ALAT BANTU PURSE S...
TUGAS MATA KULIAH  MESIN DAN ALAT BANTU PENANGKAPAN IKAN  (ALAT BANTU PURSE S...TUGAS MATA KULIAH  MESIN DAN ALAT BANTU PENANGKAPAN IKAN  (ALAT BANTU PURSE S...
TUGAS MATA KULIAH MESIN DAN ALAT BANTU PENANGKAPAN IKAN (ALAT BANTU PURSE S...Badiuzzaman
 
Alat Tangkap Trawl.pptx
Alat Tangkap Trawl.pptxAlat Tangkap Trawl.pptx
Alat Tangkap Trawl.pptxYusep Sugianto
 
Pim1221 9 menangkap ikan dengan pancing joran
Pim1221 9 menangkap ikan dengan pancing joranPim1221 9 menangkap ikan dengan pancing joran
Pim1221 9 menangkap ikan dengan pancing joranPT. SASA
 
Laporan praktikum pengindraan
Laporan praktikum pengindraanLaporan praktikum pengindraan
Laporan praktikum pengindraanKumalaa Maulanii
 
Teknologi hasil perikanan
Teknologi hasil perikananTeknologi hasil perikanan
Teknologi hasil perikananHeru Pramono
 

La actualidad más candente (20)

Sistem perikanan budidaya
Sistem perikanan budidayaSistem perikanan budidaya
Sistem perikanan budidaya
 
Laporan praktikum ikhtiologi
Laporan praktikum ikhtiologiLaporan praktikum ikhtiologi
Laporan praktikum ikhtiologi
 
76546113 awal-daur-hidup-ikan
76546113 awal-daur-hidup-ikan76546113 awal-daur-hidup-ikan
76546113 awal-daur-hidup-ikan
 
Fisiologi hewan air
Fisiologi hewan air Fisiologi hewan air
Fisiologi hewan air
 
Morfometrik dan Meristik Ikan.pptx
Morfometrik dan Meristik Ikan.pptxMorfometrik dan Meristik Ikan.pptx
Morfometrik dan Meristik Ikan.pptx
 
Sistem perikanan
Sistem perikananSistem perikanan
Sistem perikanan
 
Tingkat kematangan gonad ikan bilih (Mystacoleucus padangensis)
Tingkat kematangan gonad ikan bilih (Mystacoleucus padangensis)Tingkat kematangan gonad ikan bilih (Mystacoleucus padangensis)
Tingkat kematangan gonad ikan bilih (Mystacoleucus padangensis)
 
Dinamika Stok Ikan
Dinamika Stok IkanDinamika Stok Ikan
Dinamika Stok Ikan
 
Karakterisitik manajemen sumberdaya perikanan
Karakterisitik manajemen sumberdaya perikananKarakterisitik manajemen sumberdaya perikanan
Karakterisitik manajemen sumberdaya perikanan
 
Kebijakan Konservasi Jenis Ikan
Kebijakan Konservasi Jenis IkanKebijakan Konservasi Jenis Ikan
Kebijakan Konservasi Jenis Ikan
 
BDPP_Pertemuan 4_komoditas dalam budidaya
BDPP_Pertemuan 4_komoditas  dalam budidayaBDPP_Pertemuan 4_komoditas  dalam budidaya
BDPP_Pertemuan 4_komoditas dalam budidaya
 
Pakan ikan
Pakan ikanPakan ikan
Pakan ikan
 
Makalah ikhtiologi ikan nilem
Makalah ikhtiologi ikan nilemMakalah ikhtiologi ikan nilem
Makalah ikhtiologi ikan nilem
 
7. Sistem Pencernaan Ikan.ppt
7. Sistem Pencernaan Ikan.ppt7. Sistem Pencernaan Ikan.ppt
7. Sistem Pencernaan Ikan.ppt
 
SNI Benih Nila SNI 6140-2009
SNI Benih Nila SNI 6140-2009SNI Benih Nila SNI 6140-2009
SNI Benih Nila SNI 6140-2009
 
TUGAS MATA KULIAH MESIN DAN ALAT BANTU PENANGKAPAN IKAN (ALAT BANTU PURSE S...
TUGAS MATA KULIAH  MESIN DAN ALAT BANTU PENANGKAPAN IKAN  (ALAT BANTU PURSE S...TUGAS MATA KULIAH  MESIN DAN ALAT BANTU PENANGKAPAN IKAN  (ALAT BANTU PURSE S...
TUGAS MATA KULIAH MESIN DAN ALAT BANTU PENANGKAPAN IKAN (ALAT BANTU PURSE S...
 
Alat Tangkap Trawl.pptx
Alat Tangkap Trawl.pptxAlat Tangkap Trawl.pptx
Alat Tangkap Trawl.pptx
 
Pim1221 9 menangkap ikan dengan pancing joran
Pim1221 9 menangkap ikan dengan pancing joranPim1221 9 menangkap ikan dengan pancing joran
Pim1221 9 menangkap ikan dengan pancing joran
 
Laporan praktikum pengindraan
Laporan praktikum pengindraanLaporan praktikum pengindraan
Laporan praktikum pengindraan
 
Teknologi hasil perikanan
Teknologi hasil perikananTeknologi hasil perikanan
Teknologi hasil perikanan
 

Destacado (6)

Hewan vertebrata
Hewan vertebrataHewan vertebrata
Hewan vertebrata
 
Industrialisasi kp feb 1012
Industrialisasi kp feb 1012Industrialisasi kp feb 1012
Industrialisasi kp feb 1012
 
Pertemuai i
Pertemuai iPertemuai i
Pertemuai i
 
Ekonomi kelautan dan perikanan
Ekonomi kelautan dan perikananEkonomi kelautan dan perikanan
Ekonomi kelautan dan perikanan
 
Ppt avertebrata
Ppt avertebrataPpt avertebrata
Ppt avertebrata
 
Avertebrata ppt
Avertebrata pptAvertebrata ppt
Avertebrata ppt
 

Similar a Bahan biologi perikanan bpk ir, syachradjad frans m.p.

Aspek biologi ikan juwi (selar boops) di area mangrove kepulauan karimunjawa
Aspek biologi ikan juwi (selar boops) di area mangrove kepulauan karimunjawaAspek biologi ikan juwi (selar boops) di area mangrove kepulauan karimunjawa
Aspek biologi ikan juwi (selar boops) di area mangrove kepulauan karimunjawaMujiyanto -
 
Makalah Dinamika Populasi Ikan tentang Mengetahui Umur dan Pertumbuhan Ikan
Makalah Dinamika Populasi Ikan tentang Mengetahui Umur dan Pertumbuhan IkanMakalah Dinamika Populasi Ikan tentang Mengetahui Umur dan Pertumbuhan Ikan
Makalah Dinamika Populasi Ikan tentang Mengetahui Umur dan Pertumbuhan IkanAmos Pangkatana
 
PERTUMBUHAN IKAN 2.ppt
PERTUMBUHAN IKAN 2.pptPERTUMBUHAN IKAN 2.ppt
PERTUMBUHAN IKAN 2.pptmuhammadsahir5
 
Bioper chapter 5 Fekunditas
Bioper chapter 5 FekunditasBioper chapter 5 Fekunditas
Bioper chapter 5 FekunditasAlfani Kurniawan
 
DINAMIKA POPULASI IKAN Tentang Umur Ikan
DINAMIKA POPULASI IKAN Tentang Umur Ikan DINAMIKA POPULASI IKAN Tentang Umur Ikan
DINAMIKA POPULASI IKAN Tentang Umur Ikan Amos Pangkatana
 
fdokumen.com_presentasi-rproduksi-ikan-baung.ppt
fdokumen.com_presentasi-rproduksi-ikan-baung.pptfdokumen.com_presentasi-rproduksi-ikan-baung.ppt
fdokumen.com_presentasi-rproduksi-ikan-baung.pptRahmadiAziz1
 
dokumen.tips_presentasi-rproduksi-ikan-baung.ppt
dokumen.tips_presentasi-rproduksi-ikan-baung.pptdokumen.tips_presentasi-rproduksi-ikan-baung.ppt
dokumen.tips_presentasi-rproduksi-ikan-baung.pptDeayuDinah
 
fisiologi tingkah laku larva ikan sub bahasan sistem digesti dan kebiasaan ma...
fisiologi tingkah laku larva ikan sub bahasan sistem digesti dan kebiasaan ma...fisiologi tingkah laku larva ikan sub bahasan sistem digesti dan kebiasaan ma...
fisiologi tingkah laku larva ikan sub bahasan sistem digesti dan kebiasaan ma...Putra putra
 
Kelompok6biola nekton
Kelompok6biola nektonKelompok6biola nekton
Kelompok6biola nektonandipurbaya
 
Kelompok6biola nekton
Kelompok6biola nektonKelompok6biola nekton
Kelompok6biola nektonandipurbaya
 
Makanan dan Pertumbuhan pada Ikan
Makanan dan Pertumbuhan pada IkanMakanan dan Pertumbuhan pada Ikan
Makanan dan Pertumbuhan pada IkanAriez Jack
 

Similar a Bahan biologi perikanan bpk ir, syachradjad frans m.p. (20)

Aspek biologi ikan juwi (selar boops) di area mangrove kepulauan karimunjawa
Aspek biologi ikan juwi (selar boops) di area mangrove kepulauan karimunjawaAspek biologi ikan juwi (selar boops) di area mangrove kepulauan karimunjawa
Aspek biologi ikan juwi (selar boops) di area mangrove kepulauan karimunjawa
 
Makalah Dinamika Populasi Ikan tentang Mengetahui Umur dan Pertumbuhan Ikan
Makalah Dinamika Populasi Ikan tentang Mengetahui Umur dan Pertumbuhan IkanMakalah Dinamika Populasi Ikan tentang Mengetahui Umur dan Pertumbuhan Ikan
Makalah Dinamika Populasi Ikan tentang Mengetahui Umur dan Pertumbuhan Ikan
 
PERTUMBUHAN IKAN 2.ppt
PERTUMBUHAN IKAN 2.pptPERTUMBUHAN IKAN 2.ppt
PERTUMBUHAN IKAN 2.ppt
 
PENGAMATAN HISTOLOGI GONAD IKAN BILIH (Mystacoleucus padangensis)
PENGAMATAN HISTOLOGI GONAD IKAN BILIH (Mystacoleucus padangensis)PENGAMATAN HISTOLOGI GONAD IKAN BILIH (Mystacoleucus padangensis)
PENGAMATAN HISTOLOGI GONAD IKAN BILIH (Mystacoleucus padangensis)
 
Bioper chapter 5 Fekunditas
Bioper chapter 5 FekunditasBioper chapter 5 Fekunditas
Bioper chapter 5 Fekunditas
 
KEMATANGAN GONAD IKAN BILIH (Mystacoleucus padangensis) MELALUI INDEKS KEMATA...
KEMATANGAN GONAD IKAN BILIH (Mystacoleucus padangensis) MELALUI INDEKS KEMATA...KEMATANGAN GONAD IKAN BILIH (Mystacoleucus padangensis) MELALUI INDEKS KEMATA...
KEMATANGAN GONAD IKAN BILIH (Mystacoleucus padangensis) MELALUI INDEKS KEMATA...
 
DINAMIKA POPULASI IKAN Tentang Umur Ikan
DINAMIKA POPULASI IKAN Tentang Umur Ikan DINAMIKA POPULASI IKAN Tentang Umur Ikan
DINAMIKA POPULASI IKAN Tentang Umur Ikan
 
Pengenalan Jenis Ikan dan Identifikasi
Pengenalan Jenis Ikan dan IdentifikasiPengenalan Jenis Ikan dan Identifikasi
Pengenalan Jenis Ikan dan Identifikasi
 
fdokumen.com_presentasi-rproduksi-ikan-baung.ppt
fdokumen.com_presentasi-rproduksi-ikan-baung.pptfdokumen.com_presentasi-rproduksi-ikan-baung.ppt
fdokumen.com_presentasi-rproduksi-ikan-baung.ppt
 
dokumen.tips_presentasi-rproduksi-ikan-baung.ppt
dokumen.tips_presentasi-rproduksi-ikan-baung.pptdokumen.tips_presentasi-rproduksi-ikan-baung.ppt
dokumen.tips_presentasi-rproduksi-ikan-baung.ppt
 
Rasio Kelamin Ikan Guppy
Rasio Kelamin Ikan GuppyRasio Kelamin Ikan Guppy
Rasio Kelamin Ikan Guppy
 
fisiologi tingkah laku larva ikan sub bahasan sistem digesti dan kebiasaan ma...
fisiologi tingkah laku larva ikan sub bahasan sistem digesti dan kebiasaan ma...fisiologi tingkah laku larva ikan sub bahasan sistem digesti dan kebiasaan ma...
fisiologi tingkah laku larva ikan sub bahasan sistem digesti dan kebiasaan ma...
 
2 elmu sidad
2   elmu sidad2   elmu sidad
2 elmu sidad
 
2 elmu sidad
2   elmu sidad2   elmu sidad
2 elmu sidad
 
Pembesaran ikan
Pembesaran ikanPembesaran ikan
Pembesaran ikan
 
Kelompok6biola nekton
Kelompok6biola nektonKelompok6biola nekton
Kelompok6biola nekton
 
Kelompok6biola nekton
Kelompok6biola nektonKelompok6biola nekton
Kelompok6biola nekton
 
Makanan dan Pertumbuhan pada Ikan
Makanan dan Pertumbuhan pada IkanMakanan dan Pertumbuhan pada Ikan
Makanan dan Pertumbuhan pada Ikan
 
TINGKAH LAKU REPRODUKSI IKAN PLATI PEDANG (Xiphophorus helleri)
TINGKAH LAKU REPRODUKSI IKAN PLATI PEDANG (Xiphophorus helleri)TINGKAH LAKU REPRODUKSI IKAN PLATI PEDANG (Xiphophorus helleri)
TINGKAH LAKU REPRODUKSI IKAN PLATI PEDANG (Xiphophorus helleri)
 
SEKSUALITAS IKAN LELE DUMBO (Clarias gariepinus)
SEKSUALITAS IKAN LELE DUMBO  (Clarias gariepinus) SEKSUALITAS IKAN LELE DUMBO  (Clarias gariepinus)
SEKSUALITAS IKAN LELE DUMBO (Clarias gariepinus)
 

Bahan biologi perikanan bpk ir, syachradjad frans m.p.

  • 1. BIOLOGI PERIKANAN OLEH SYACHRADJAD FRAN
  • 2. PENDAHULUAN • BIOLOGI PERIKANAN, Mempelajari ikan secara ilmiah dengan penekanan dan tinjauan yg berbeda, tidak seperti ICHTIOLOGI juga mempelajari ikan secara ilmiah dengan penekanan pada Taxonomi dan asfek-asfek lainnya. BIOLOGI PERIKANAN Adalah studi mengenai ikan sebagai sumberdaya yg dapat dipanen oleh manusia, sedangkan ICHTIOLOGI merupakan studi ilmiah mengenai ikan sebagai organisme yg menarik perhatian. • Kadang-kadang pengertian istilah BIOLOGI IKAN ditujukan kepada pengertian Fisiologi, Reproduksi, Pertumbuhan, Kebiasaan makanan, dan Tingkah laku. Sedangkan Biologi Perikanan mencakup Biologi Ikan dengan penekanan terhadap species penting sebagai sumberdaya. Jadi kalau kita ingin mempelajari Biologi Perikanan seyogyanya berminat terhadap semua aspek Biologi Ikan.
  • 3. • Dalam hal ini ia harus mementingkan aspek biologi ikan yg paling banyak berhubungan dengan : - populasi-populasi serta faktor-faktor yg mengontrolnya, membatasi atau mengembangkan populasi. - kecepatan pertumbuhan dan waktu mencapai ukuran rata-rata dari berbagai macam ikan. - fekunditas atau jumlah telur yg dihasilkan, dan pola reproduksi, umur pada waktu mencapai kematangan gonad dan nisbah kelamin. - kecepatan survival dan mortalitas pd tahap-tahap daurhidup. - distribusi ekologi, pergerakan dan ruaya. - pengaruh penangkapan ikan terhadap jumlah populasi, reproduksi, pertumbuhan, dan distribusi ukuran. - tingkah laku ikan dalam waktu 24 jam atau dari musim ke musim - interaksi-interaksi terhadap species lain dan bagaimana species lain mempengaruhi produksi species yg paling disenangi.
  • 4. Ruang Lingkup Biologi Perikanan meliputi dua cabang pengetahuan Yg saling menjalin. Cabang Pertama : Studi menganai NATURAL HISTORY, Yaitu tentang keadaan biologi ikan dalam suatu perairan yg Meliputi daur hidup ikan mulai dari sejak hidup sampai mati secara Wajar atau karena sebab lain. Yg dibahas dalam bagian ini antara Lain : - Menganai induk ikan - Keadaan induk pada waktu akan memijah, - Bagaimana keadaan memijahnya, - Bagaimana keturunan yg dihasilkannya, - Pertumbuhan dan cara makanannya, - Sampai kemudian memijah lagi dan seterusnya sampai mati.
  • 5. Cabang kedua : Studi mengenai DINAMIKA dari Populasi yaitu: - Bagaimana kecepatan dan hasil reproduksi serta pengaruhnya terhadap populasi. - Kecepatan pertumbuhan, - sebab-sebab dan kecepatan kematian serta pengaruhnya terhadap populasi. Dengan demikian dalam mempelajari Biologi Perikanan kita akan Membahas materi antara lain tentang: 1. Sexualitas Ikan 2. Tingkat Kematangan Gonada (TKG) 3. Fekunditas. 4. R u a y a
  • 6. 5. Pemijahan. 6. Awal Daur Hidup. 7. Kebiasaan Makanan dan Cara Makan 8. Persaingan dan Pemangsaan 9. Umur Ikan 10. Pertumbuhan Ikan
  • 7. FEKUNDITAS Pengetahuan mengenai fekunditas merupakan aspek yg memegang peranan penting dalam biologi perikanan. Dari mengetahui Fekunditas Kita akan mendapatkan informasi antara lain : 1. Menaksir jumlah anak ikan yg akan dihasilkan dan, 2. Akan menentukan jumlah ikan dalam kelas umur yg bersangkutan. Definisi yg sangat dekat kepada kebenaran, seperti yg terdapat pada Ikan Salmon (Onchohynchus sp), ikan ini boleh dikatakan selama hidupnya hanya satu kali memijah dan kemudian mati. Semua telur- telur yg akan dikeluarkan pada waktu pemijahan itulah yg dimaksudkan Fekunditas. Tetapi karena berbagai macam ragam species ikan Sifatnya masing-masing, maka beberapa peneliti dengan berdasar Kepada definisi yg umum tadi telah mengembangkan definisi fekunditas sehubungan dengan pokok-pokok yg ditelitinya.
  • 8. Menurut Nikolsky (1963), jumlah telur yg terdapat dalam ovari ikan dinamakan fekunditas individu, fekunditas mutlak atau fekunditasTotal. Kemudian Nikolsky tahun 1969 menyatakan bahwa Fekunditas Individu adalah, jumlah telur dari generasi tahun itu yg akan dikeluarkan tahun itu pula. Dalam ovari biasanya ada 2 macam ukuran telur Fekunditas Individu akan sukar diterapkan utk ikan-ikan mengadakan pe- mijahan beberapa kali dalam satu tahun, karena mengandung telur dari beberapa tingkat dan akan lebih sulit lagi menentukan telur yg benar-benar akan dikeluarkan pada tahun yg akan datang.
  • 9. Jadi fekunditas individu baik diterapkan pd ikan2 yg mengada- kan pemijahan tahunan atau satu tahun sekali, dan tidak rele- van dengan fekunditas total. Menurut Royce (1972), fekunditas Total ialah jumlah telur yg dihasilkan ikan selama hidup. Fekunditas Relatif adalah, jumlah telur per satuan berat atau Panjang. Para peneliti banyak menerapkan ada yg mengambil be- rat sebagai pembaginya dan ada yg mengambil panjang, bahkan Ada yg mengkombinasikan penggunaan fekunditas relatif yaitu Ovari per satuan berat dengan panjang ikan.
  • 10. Namun baik fekunditas indiv. maupun Fekunditas relatif tidak Memperlihatkan kapasitas reproduksi dari populasi, karena Fekunditas individu tidak menunjukkan fekunditas populasi. Penggunaan fekunditas relatif dengan satuan berat menurut Bagenal (Gerking, 1967) lebih mendekati kepada kondisi ikan itu sendiri dari pada dengan panjang. Bahkan menurut Nikolsky (1969) Lebih mencerminkan status ikan betina dan kualitas dari Telur kalau berat yg dipakai tanpa berat alat-alat pencernaan Makanannya.
  • 11. Ikan-ikan yg tua dan besar ukurannya mempunyai fekunditas Relatif yg lebih kecil. Umumnya fekunditas relatif lebih tinggi Dibanding dengan fekunditas individu. Fekunditas relatif akan Menjadi maksimum pada gol. Ikan yg masih muda. Lowe dalam Gerking (1975) menyatakan bhw fekunditas pada ikan Tilapia sp Ialah jumlah anak ikan yg dihasilkan selama masa hidup individu Itu. Hal ini tentu sangat sukar sekali menentukan bahkan tidak Mungkain. Sehububungan dgn sifat ikan mujair yg mengerami Anaknya di dalam mulut, maka Bagenal (1978) mengusulkan Istilah fekunditas utk ikan mujair sebagai berikut:
  • 12. a. “Ovarian fekundity” yaitu jumlah telur matang yg ada dalam ovarium sebelum dikeluarkan dalam pemijahan. b. “Brooding fekundity” yaitu jumlah telur yg sedang dierami di dalam mulutnya. Ikan yg termasuk ke dalam golongan vivivar, yaitu ikan yg mela- hirkan anak-anaknya mempunyai 3 macam fekunditas seoerti: a. “ Prefertilized fekundity” yaitu jumlah telur dalam ovarium sebelum terjadi pembuahan. b. “Fertilized fekundity” yaitu jumlah telur yg dibuahi di dalam ovarium. c. “Larval fekundity” yaitu jumlah telur yg sudah menetas menjadi larva tetapi belum dikeluarkan.
  • 13. Menurut Bagenal (1967), utk ikan-ikan tropik dan sub tropik, definisi fekunditas yg paling cocok mengingat kondisinya ialah: Jumlah telur yg dikeluarkan oleh ikan dlm rata-rata masa hidupnya. Parameter ini relevan dalam studi populasidan dpt ditentukan karena kematangan tiap-tiap ikan pd waktu pertama kalinya dpt diketahui dan juga statistik kecepatan mortalitasnya dpt ditentukan pula dlm pengelolaan perikanan yg baik. Nikolsky (1969), menyatakan bhw kapasitas reproduksi dr pemijahan populasi tertentu utk mengetahuinya harus menggunakan fekunditas populasi relatif.
  • 14. Misalnya fekunditas populasi relatif dari seratus, seribu, atau sepuluh ribu individu dari kelompok umur tertentu. Jumlah ikan dalam tiap- tiap kelas umur dikalikan fekunditas rata-rata dari umur itu. Hasil yg didapat dr menjumlahkan semua kelompok umur memberikan fekunditas relatif. Fekunditas ini dpt berbeda dr tahun ketahun karena banyak individu yg tidak memijah tiap-tiap tahun. Apabila dalam satu tahun terdapat individu dalam jumlah banyak akan menyebabkan fekunditas rendah pd tahun yg lainnya. Fekunditas dengan Panjang Fekunditas sering dihubungkan dengan panjang daripada dengan berat
  • 15. Karena panjang penyusutannya relatif kecil sekali tidak seperti berat yg dpt berkurang dgn mudah. Hal yg harus diperhatikan dlm membuat hubungan fekunditas dgn panjang apabila mengambil sampel yg berulang-ulang harus berhati-hati, karena apabila ikan yg diambil pd waktu gonad sedang tumbuh hal ini tidak merupakan pertumbuhan somatik. Jadi disini harus ada perbedaan antara pertumbuhan somatik dengan pertumbuhan gonad. Kebanyakan para penulis memplotkan fekunditas mutlak dgn panjang ikan dan hubungan itu adalah : F = a.Lb dimana F = Fekunditas, L = Panjang ikan, a dan b merupakan konstanta yg didapat dari data.
  • 16. Persamaan tersebut kalau ditransformasikan ke logaritma akan mendapatkan persamaan regresi garis lurus : Log F = log a + b log L Harga eksponen b berkisar antara 2,34 – 5,28 dan kebanyakan berkisar diatas 3 (Bagenal dalam Gerking, 1967). Ada juga yg membuat korelasi antara fekunditas dgn panjang dgn cara regresi biasa kemudian di tes dgn melihat koefisien korelasinya . Hoyt (1971) mendapatkan persamaan utk panjang ikan dgn jumlah telur masak dari ikan silver jaw (Ericymba bukata) yaitu: Y = (- 1379,3 + 32,74 X) dgn koofisien korelasi r = 0,89
  • 17. Korelasi ini memperlihatkan hubungan positif dan kuat dr kedua variabel. Pertambahan panjang berkorelasi dengan pertambahan telur. Healy (1971) mendapatkan korelasi hampir linier antara fekunditas dgn panjang ikan goby (Gobius minutus pallas), tetapi variasi diantara ikan yg sama panjang, fekunditasnya berbeda-beda dan koefisien korelasinya rendah yaitu r = 0,55. Dalam menyelidiki ikan Fallfish (Semotilus corporalis), Reed (1971) mendapatkan hub. Antara fekunditas dgn panjang ikan ialah : F = - 14.913,3 + 76,7 L dengan koefiesin korelasi r = 0,958 Dennison dan Bulkley (1972) selama 2 kali musim panas meneliti Potensi reproduksi ikan Bullhead (Ictalurus melas)
  • 18. Di clear lake lowa, antara lain mendapatkan bahwa tidak ada Korelasi antara fekunditas dengan panjang tubuh. Koefisien Korelasi yg didapatkan utk th. 1969, r = 0,19 dan utk th. 1970, r = 0,09. Rendahnya korelasi yg didapat mungkin disebabkan Oleh batas kisar yg ekstrim dari fekunditas pd ukuran yg sama Merupakan hal tidak biasa. Betts (1972) mendapatkan r yg Rendah pd ikan Skipjack tuna (Katsuwonus pelamis), menunjukkan fekunditas yg bervariasi pd ukuran panjang yg sama.
  • 19. Fekunditas dengan Berat. Fekunditas mutlak sering dihubungkan dengan berat, karena Berat lebih mendekati kondisi ikan itu dari pada panjang. namun dalam hubungan fekunditas dengan berat terdapat be- berapa kesukaran. Berat akan cepat berubah pd waktu musim Pemijahan. Misalnya ikan Salmon dan Sidat yg melakukan ruaya Sebelum memijah, mereka tidak lagi mengambil makanan, jadi Berpuasa sampai ketempat pemijahan. Material utk pertum- buhan gonadnya diambil dari jaringan somatik. Oleh karena itu Apabila mengikut sertakan korelasi fekunditas dengan berat
  • 20. Somatik didalam membandingkan satu populasi dengan populasi atau diantara dua musim harus berhati-hati. Jika fekunditas mutlak secara matematis dikorelasikan dgn berat total ter- masuk berat gonad akan menimbulkan kesukaran secara statis- tik. Sebabnya akan termasukan telur dlm jumlah yg lebih besar dari ikan yg sebenarnya berfekunditas kecil. Juga ke- sulitan yg sama akan timbul apabila fekunditas dihubungkan dgn Faktor kondisi, karena dlm faktor kondisi itu yaitu : K = 100 W/L3 melibatkan berat total ikan itu.
  • 21. Disebabkan oleh kesulitan ini, maka banyak penulis mengguna- kan fekunditas relatif, berat telur per satuan berat ikan. Namun menggunakan fekunditas relatif pun mendapatkan ke- sukaran juga, karena tidak dpt dipakai membandingkan satu populasi dgn lainnya atau keadaan dari satu tahun ke tahun Lainnya. Semula penggunaan fekunditas itu utk menyatakan hasil yg Menduga bahwa korelasi antara fekunditas dgn berat adalah Linier, yg perumusannya adalah : F = a + b.W
  • 22. Fekunditas Dengan Umur. Pada beberapa species ikan, hubungan fekunditas dgn umur tidak selalu sama dlm arti bahwa umur itu ada yg tidak ber- pengaruh pd fekunditas, ada yg pengaruhnya sedikit dan ada pula yg pengaruhnya secara positif. Hal yg demikian itu benar apabila yg dilihatnya hanya hub. antara fekunditas dgn umur Saja tanpa melihat parameter lain. Ikan yg siklus hidupnya Panjang seperti ikan Sturgion atau ikan Mas, akan memperlihat kan penambahan jumlah telur yg cepat pada waktu umur muda Dan kemudian akan diikuti dgn kecepatan pertambahan yang
  • 23. semakin berkurang dan terus menurun mencapai keadaan yang tetap. Fekunditas Pemijah Berganda. Ikan yg berpijah berulang-ulang dlm waktu lama akan me- Libatkan persoalan telur cadangan dan telur yg sudah berkem- Bang. Kreterianya yaitu ada tidaknya kuning telur . Jumlah Telur yg mempunyai kuning telur yg dihitung fekunditasnya Untuk musim itu. Kretaria ini menurut Bagenal (1978) telah Digunakan oleh beberapa penulis.
  • 24. De Sylva dalam Bagenal (1978) telah berhasil menduga jumlah Angkatan (batch) dan jumlah telur tiap angkatan. Apabila ikan Mempunyai telur yg terdiri dari beberapa kelompok, maka Kelompok telur yg sudah berkembang akan dikeluarkan pada suatu saat. Dengan membandingkan jumlah telur yg sudah Mempunyai kuning telur dengan jumlah telur yg sudah sangat Berkembang , dianggap dapat memberikan jumlah telur pada Kelompokyg dikeluarkan tiap musim.
  • 25. Fekunditas Dengan ukuran Telur. Ukuran telur biasanya dipakai utk menentukan kualitas yg berhubungan dgn kandungan kuning telur dimana telur yg ber- ukuran besar menghasilkan larva berukuran besar dari pada yg berukuran kecil. Dalam membuat perbandingan ukuran telur dgn fekunditas harus berasal dari ovari yg sama tingkat ke- matangannya. Sering diduga bahwa fekunditas dgn ukuran telur berkorelasi negatif. Pada ikan yg berpijah ganda di- dapatkan bahwa telur yg dikeluarkan pd pemijahan kemudian berukuran kecil.
  • 26. Fekunditas Dengan Ras. Fekunditas stokyg berbeda dari species yg sama telah dipakai untuk pembeda ras oleh banyak peneliti. Ras yang berbeda mempunyai sifat fekunditas yg tidak sama demikian juga ukuran besar telurnya. Maka species yg berasal dari satu daerah penangkapan dapat diketahui dari jumlah telurnya. Berdasarkan hal ini, populasi dapat diketahui homogen atau heterogen. Ikan-ikan dari satu species hidup dalam berbagai habitat seperti sungai yg berbeda atau dalam perairan yg ber- beda garis lintang mungkain mempunyai perbedaan telur dlm Fekunditasnya.
  • 27. Fekunditas Dan Populasi. Bagenal (1978), mengemukakan bahwa disamping fekunditas mutlak ada pula fekunditas poipulasi yaitu : jumlah semua telur dari semua fekunditas mutlak ikan betina yg akan memijah, yaitu semua telur yg akan dikeluarkan dalam satu musim pe- mijahan. Dalam hubungan ini fekunditas umur spesifik meru- pakan komponen fekunditas populasi. Bila diketahui struktur umur dari populasi tersebut dan jumlah masing-masing anggotanya diketahui, maka fekunditas populasi dapat dike- tahui.
  • 28. Pada tiap tahun fekunditas populasi tidak sama. Sebab-sebab variasi iniberhubungan dengan komposisi umur, faktor ling- kungan seperti persediaan makanan, kepadatan populasi, suhu perairan, oksigen terlarut. Ikan-ikan yg hidup pada perairan yg kurang subur produksi telurnya rendah. Percobaan dengan pemberian ransum pada ikan Salmon, Scott dalam Bagenal (19 78) Mendapatkan bahwa pengurangan makanan menyebabkan pengurangan jumlah telurnya dan pada ikan Stickleback, pe- ngurangan makanan mengakibatkan interval pemijahan lebih pendek tetapi ukuran telurnya tidak berpengaruh.
  • 29. Apabila satu populasi dalam beberapa tahun jumlahnya menjadi Sangat berkurang akibat penangkapan (mortalitas) misalnya Hal ini berarti akan memperbaiki persediaan makanan untuk Populasi sisa. Ternyata dari populasi sisa tadi fekunditasnya Semakin bertambah, sedangkan ketika populasi tadi masih leng- Kap atau jumlahnya besar, fekunditasnya kecil. Pada ikan yg mempunyai kandungan lemak yg berbeda, ikan yg Gemuk mempunyai fekunditas relatif atau mutlak yg lebih Tinggi dari pada ikan yg kurus.
  • 30. Ikan sungai yg baru menjadi penghuni reservoiar yg baru dibuat dimana pada tahun-tahun pertama biasanya banyak, menyebab- kan ikan itu cepat masak ganadnya pada umur muda dan ter- dapat penambahan fekunditas baik relatif atau mutlak. Ikan yg hidup disungai fekunditasnya mempunyai hubungan dgn tinggi air, bila tinggi air terus menerus spanjang tahun maka fekunditasnya juga tinggi dibandingkan dengan tinggi air yg rendah. Juga pada rawa yg setiap tahun permukaannya tidak sama akibat pemasukan air yg tidak tetap.
  • 31. Faktor-faktor yg mempengaruhi fekunditas serta hal-hal lain yg berhubungan dgn itu, Nekolsky (1969) membuat kaedah utama sebagai berikut: 1. Sampai umur tertentu fekunditas itu akan bertambah ke- mudian menurun lagi, fekunditas relatifnya menurun sebelum terjadi penurunan fekunditas mutlaknya. fekunditas relatif max terjadi pada gol. Ikan muda. Ikan tua kadang-kadang tidak memijah setiap tahun, individu yg tumbuh dan masak lebih cepat mempunyai tendensi mati lebih dahulu.
  • 32. 2. Fekunditas mutlak atau relatif sering menjadi kecil pada ikan ikan atau kelas umur yg jumlahnya banyak, terjdi untuk species yg mempunyai perbedaan makanan diantara kelompok ukuran. 3. Pengaturan fekunditas terbanyak dlm berespon terhadap persedian makanan berhubungan dgn telur yg dihasilkan oleh ikan yg cepat pertumbuhannya, lebih gemuk dan lebih besar. Mekanismenya berhubungan pemasakan oosit dan pengisapan telur. Kenaikan fekunditas populasi dapat disebabkan oleh kematangan gonad yg lebih awal dari individu yg tumbuh lebih cepat.
  • 33. 4. Ikan yg bentuknya kecil dgn kematangan gonad lebih awal serta fekunditasnya tinggimungkin disebabkan oleh kandung- an makanan dan predator dlm jumlah besar. 5. Perbedaan fekunditas diantara populasi species yg hidup pada kondisi yg berbeda-beda, bentuk migran fekunditasnya lebih besar. 6. Fekunditas disesuaikan secara otomatis melalui metabolis- me yg mengadakan reaksi terhadap perubahan persediaan makanan dan menghasilkan perubahan dalam pertumbuhan seperti ukuran pada umur tertentu demikian juga ukuran dan
  • 34. Jumlah telur atau jumlah siklus pemijahan dlm satu tahun. 7. Fekunditas bertambah dalam mengadakan respon terhadap perebaikan makanan melalui kematangan gonad yg terjadi lebih awal, menambah kematangan individu pada individu yg lebih gemuk dan mengurangi antara siklus pemijahan. 8. Kualitas telur terutama isi kuning telur bergantung kepada 9. Umur dan persediaan makanan dan dapat berbeda dari satu populasi ke populasi yg lain.