SlideShare una empresa de Scribd logo
1 de 16
Descargar para leer sin conexión
34 
3 ELEMEN KOMUNIKASI RADIO DAN 
SPEKTRUM FREKUENSI 
Overview 
Dalam sistem komunikasi berbasis radio paket diperlukan perangkat-perangkat 
pendukung untuk terselenggaranya komunikasi ini, dan harus 
PAGE 10 
diketahui pada frekuensi berapa sistem ini bekerja. 
Tujuan 
1. Mahasiswa mengetahui elemen pendukung dan cara kerja sistem 
komunikasi radio. 
2. Mahasiswa memahami frekuensi kerja sistem ini. 
3. Mahasiswa dapat meyelesaikan berbagai persoalan dan fenomena yang 
terkait dengan perangkat.
35 
PAGE 10 
3.1 Intro 
Pada bab sebelumnya, telah dibahas tentang dasar sistem komunikasi 
radio beserta berbagai property pendukung kinerja sistem tersebut. Diantara 
property pendukung sistem, perangkat atau elemen yang tidak boleh 
dilupakan, mengingat bagian inilah yang akan berperan saat ingin mengadakan 
suatu konektivitas termasuk spektrum frekuensi yang digunakan. 
Untuk lebih jelasnya, berikut arsitektur sistem komunikasi bergerak 
Gambar 3.1 Komunikasi Radio 
Keterangan gambar : 
• Mobile Station (MS) : Basic bagi komunikasi bergerak, adalah perangkat 
mobile user. 
• Base Station (BS) : Cakupan area pada jarngan seluler dibagi menjadi 
area-area kecil yang disebut sel. Sel lain memiliki base station yang 
secara simultan berkomunikasi dengan seluruh mobile di sekitar sel, dan 
melewatkan trafik ke Mobile Switching Centre. Base station di 
koneksikan ke mobile phone via radio interface. 
• Mobile Switching Centre (MSC) : Mengontrol jumlah sel atau kluster, 
mengatur base station dan kanal-kanal untuk mobiles phone dan handle 
koneksi. 
• National Carrier Exchange : Adalah gateway untuk ke national fixed 
public switched telephone network (PSTN). Ini mengatur untuk 
kepentingan koneksi pada sistem komunikasi nasional, dan selalu 
terintegrasi dengan MSC.
36 
PAGE 10 
3.2 Modulasi Sinyal Radio 
Konsep yang digunakan adalah transmisi data parallel yang berarti 
menggunakan teknik modulasi Frequency Division Multiplexing (FDM). 
Menggunakan data streaming yang parallel dan FDM dengan overlapping 
subkanal untuk menghindari pengguna equalisasi high data dan untuk melawan 
dorongan noise, distrosi multipath sebaik available bandwidth yang digunakan. 
Salah satu aplikasinya yaitu pada komunikasi militer. Pada perangkat 
telekomunikasi, pada bagian Discrete Multi-Tone (DMT), Modulasi multikanal 
dan modulasi multicarrier (MCM) yang menggunakan pita lebar dan kadang 
mengganti dengan OFDM. 
Pada OFDM carrier lain orthogonal terhadap carrier lainnya. 
Bagaimanapun kondisi ini tidak selalu memperbaiki MCM, berikut skema 
multicarrier transmition OFDM 
Gambar 3.2 Modulasi 
Gambar 3.3 Spectrum
Skema OFDM, membagi bandwidth menjadi narrow subband 
37 
PAGE 10 
orthogonal. Sistem Multiple Akses : 
a. OFDMA (Orthogonal Frequency Division Multiple Access) 
b. Sub-carrier divide into a groupsub-channel 
Gambar 3.4 Perbandingan kinerja OFDM dan OFDMA 
Jenis modulasi lain : 
1. AM (Amplitudo Modulation) 
Gambar 3.5 Amplitudo Modulation
38 
PAGE 10 
2. FM (Frequency Modulation) 
Gambar 3.6 Frequency Modulation 
3. QPSK (Quadrature Phase Shift Keying) 
Gambar 3.7 QPSK
39 
PAGE 10 
4. MSK (Minimum Shift Keying) 
Gambar 3.8 MSK 
3.3 Propagasi Sinyal Radio 
Mekanisme fisik yang mempengaruhi propagasi radio sangat kompleks 
dan bermacam-macam, tapi secara umum ada 3 faktor penting yang sangat 
perlu diperhatikan. 
Refleksi (pemantulan) 
1. Terjadi saat gelombang mengenai halngan yang ukurannya agak lebih 
besar dibandingkan dengan panjang gelombang sinyal. 
2. Contoh refleksi dari bumi ke gedung. 
3. Refleksi ini mungkin mengganggu sinyal original secara konstruktif atau 
destruktif (merusak). 
4. Terdapat sinyal tak langsung datang ke receiver setelah mengalami 
pantulan terhadap object. Mungkin terdapat banyak pantulan yang 
berkontribusi terhadap besarnya delay.
Difraksi/ Refraksi 
1. Terjadi saat radio path antara pengirim dan penerima dihalangi oleh 
2. Mennjelaskan bagaimana sinyal radio mampu melakukan perjalanan 
40 
benda yang tidak dapat ditembus dan oleh permukaan dengan yang 
tajam tidak beraturan. 
PAGE 10 
dengan perangkat urban dan rural tanpa line of sight. 
3. Propagasi melewati object yang cukup besar  seolah-olah 
menghasilkan sumber sekunder, seperti puncak bukit dsb. 
Scattering (penghamburan) 
1. Propagasi melewati object yang kecil dan/atau kasar yang menyebabkan 
banyak pantulan untuk arah-arah yang berbeda. 
2. Terjadi saat kanal radio terdiri dari obyek yang memiliki ukuran 
sebesar panjang gelombang atau kurang dari gelombang propagasi dan 
juga saat jumlah obstacle (penghalang) cukup besar. 
3. Scattering dihasilkan oleh obyek-obyek kecil, permukaan kasar dan 
ketidakteraturan yang lain pada kanal. 
4. Sebagaimana prinsip difraksi. 
5. Menyebabkan energi penirim diradiasikan di banyak tempat. 
6. Penyangga lampu atau penenda jalan bisa menyebabkan scattering. 
Gambar 3.9 terjadinya difraksi, refleksi dan scattering
Free Space Loss 
1. Diasumsikan terdapat satu sinyal langsung (line of sight path), sangat 
41 
PAGE 10 
mudah memprediksi dengan free space formula. 
2. Digunakan prediksi bahwa sinyal yang diterima sangat kuat yaitu saat 
kondisi antara transmitter dan receiver kosong, tanpa penghalang, 
tanpa gannguan. 
3. Power delay di receiver adalah fungsi dari jarak pemisahan transmitter 
dan receiver yang dinaikkan menuju beberapa power. 
4. Redaman sinyal memiliki kuantitas positif dalam dB dan didefinisikan 
antara power transmitter yang efektif dan power yang diterima. 
3.4 Sinyal Power dan Sinyal Noise To Ratio 
Teori yang dilahirkan Claude Shannon pada tahun 1948, menyatakan 
bahwa kapasitas kanal (dalam bit per second) adalah fungsi bandwidth, 
kekuatan sinyal, dan noise, memberikan infinite time. Sehingga dinyatakan 
dalam rumus untuk single transmitter ke receiver path : 
C = B · Log2[1+ S /N] 
Untuk C adalah kapasitas kanal dalam bits per second (bps), B adalah 
bandwidth kanal dalam Hertz (Hz), dan S adalah signal power, sedangkan N 
adalah noise power. Rumus ini sangat mendukung untuk memahami 
keterbatasan teori fundamental. Transmisi data pada rate tertentu adalah 
memungkinkan untuk perubahan bandwidth tiba-tiba dibagi ketersediaan S/N 
ratio yang dapat dicapai pada penerima. 
Pada data di lapangan S/N akan senantiasa lebih kecil daripada C, dan 
memerlukan lipatan yang cukup pada sisi encoder/decoder untuk digunakan 
sebagai pendekatan C. Walaupun jika salah satu pihak menginginkan 
peningkatan kapasitas kanal dalam perbaikan bandwidth, ada dua hal yang 
harus dipertimbangkan yaitu S/N dan C. 
Faktor lain yaitu energi sinyal yang berlebih dalam satuan perbit harus 
ditransmisikan, atau noise dan interference perbit harus dikurangi. 
Tergantung pada link aplikasi komunikasi, penurunan ini significant. 
Contoh aplikasinya, untuk radio militer, faktor-faktor seperti 
kebutuhan power, ukuran, dan berat harus cukup dan sesuai lapangan, apalagi 
saat ingin menaikkan transmisi dan/atau daya proses.
fixed, mungkin faktor kebutuhan power, ukuran, dan berat tidak begitu 
berpengaruh karena infrastrukturnya dapat direncanakan, diinstal dan 
disupport. 
bandwidth atau spektrum RF mampu memberi pengaruh kuat yang spesifik 
pada karakteristik operasional untuk aplikasi spesifik dan gangguan yang 
buruk. 
yang infinite terhadap waktu, sinyal yang mengenai ruangan yang luas (misal 
kemampuan untuk reuse bandwidth yang sama pada lokasi berbeda), yang 
berarti bahwa noise memiliki karakteristik statistik untuk derau putih dan 
noise Gaussian, serta tidak cukup untuk mengurangi keberadaan interference. 
perhitungan yang cukup untuk advanced communication systems, maka banyak 
yang harus dilakukan secara ekstrim untuk mengasumsikan beberapa hal 
dalam teori Shannon. 
42 
Pada kasus lain, jika link komunikasi antara dua tower yang kondisinya 
Di samping itu, throughout hasil penelitian ini menyatakan bahwa kanal 
Rumus Shannon juga mampu memberikan asumsi jumlah. Asumsi sinyal 
Karena sistem ini mempengaruhi secara signifikan, dan harus dilakukan 
PAGE 10 
3.5 Attenuation (Redaman) 
Untuk membuat desain sistem wireless, harus memiliki pemahaman 
yang cukup tentang transmisi wireless LAN dan sistem perbaikannya, seperti 
attenuation atau redaman, radio frequency (RF) interference, dan alikasinya 
serta pertimbangan struktural. Sebagaimana kita tahu, banyak sekali hal-hal 
yang harus diperhitungkan sat desain baik pada hubungan point-to-point dan 
point-to-multipoint pada implementasi wireless, yang berarti cakupan 
wireless pada implementasi ini tidak keluar area, tapi lebih difokuskan pada 
point yang spesifik. 
Attenuation adalah penurunan atau peredaman kekuatan gelombang 
radio, penurunan daya sebagaimana efek dari jarak dari tingginya antenna. Hal 
ini dapat disebabkan oleh kondktivitas yang natural atau resistance yang 
dihasilkan oleh seluruh perangkat fisik. Tapi resistor terbaik untuk gelombang 
radio adalh bumi. Energi radiasi dari bumi, dan interference dari pohon dan 
bangunan akan menyebabkan attenuation untuk snyal gelombang tanah, 
sebagai radiasi energi dan interference dari air dan partikel-partikel pada 
atmosphere akan mempengaruhi sinyal gelombang langit. 
Harus direncanakan desain dan perangkat yang akan digunakan 
berdasar pada factor pengaruh propagasi gelombang tanah dan langit, seperti 
tinggi pemancar, factor radiasi. Rendahnya frekuensi propagasi radio pada
transmisi gelombang tanah dan langit dapat digunakan untuk bermacam-macam 
jarak, propagasi gelombang high-frequency (3,000 kHz to 30 Mhz) 
memancarkan lebih pada sky waves untuk transmisi dan jarak sekitar 12,000 
miles. Propagasi gelombang very high frequency (sekitar 30 MHz) mengalami 
transmisi gelombang line-of-sight langsung. 
43 
PAGE 10 
3.6 Rain, Snow and Fog Attenuation 
Pada kondisi ekstrim, attenuation yang dikarenakan hujan tidak 
memberikan dampak serius untuk frekuensi antara range 6 atau 8 GHz. 
Ketika gelombang mikro memiliki frekuensi 11 atau 12 GHz atau diantara 
keduanya, attenuation hujan menjadi lebih peting, khususnya di area yang 
curah hujannya memiliki densitas yang tinggi dan durasi waktunya cenderung 
lama. 
Attenuation rate untuk salju umunya lebih tinggi, tergantung ukuran 
dari partikel-partikel salju, juga untuk material hujan dan kabut, pada 
perbandingan panjang gelombang sinal. 
Sebagai contoh sinyal 2.4 GHz akan memiliki panjang gelombang 
approximately 125 millimeters, atau 4.9 inches. Sinyal 23 GHz memiliki 
panjang gelombang approximately 0.5 inches. Sedangkan raindrop mendekati 
0.25 inches. Pada sinyal 2.4 GHz, air hujan atau salju, tidak akan memiliki 
pengaruh yang cukup kuat pada sistem wireless, betapapun pada 23 GHz, 
panjang gelombang akan diredam separuhnya oleh hujan. Pada ukuran ini, 
hujan atau salju menjadi bidang permukaan refleksi (bidang pantul) dan 
menghamburkan sinyal 23 GHz. 
Pada kasus umum, efek dari kabut setingkat atau sama seperti efek 
hujan. Meskipun kabut mampu memberi pengaruh kuat terhadap radio link 
ketika digabungkan dengan kondisi atmospheric seperti pembalikan suhu. 
Pembalikan suhu meniadakan jarak, dan udara dapat menyebabkan 
refraksi atau refleksi yang kuat, dengan hasil yang tidak mampu diprediksi. 
Pembalikan suhu juga mampu menyebabkan pengembunan, yang bisa jadi 
meningkatkan potensi kemungkinan terjadinya interference antara system 
yang tidak normal. Dimana kondisi ini exist saat menggunakan path pendek 
dan jarak ruang yang cukup.
44 
PAGE 10 
3.7 Penetrasi 
Adalah proses penembusan terhadap benda-benda material, 
merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi perjalanan sinyal, yang 
membuat sinyal lebih kuat. Juga tidak hanya berpengaruh terhadap sinyal, tpi 
member efek langsung yang cukup kuat terhadp gelombang elektromagnetik 
dan kecepatan perjalanannya. 
3.8 Bouncing (Pemantulan) 
Refleksi terjadi jika terdapat sinyal tak langsung datang ke receiver 
setelah mengalami pantulan terhadap obyek. Terdapat banyak pantulan yang 
berkontribusi terhadap besarnya delay. 
Gambar 3.10 refleksi atau pantulan terjadi karena ground waves terserap 
bumi 
Gambar 3.11 pantulan terhadap bumi
 Dalam kanal radio bergerak, sebuah lintasan tunggal antara base station 
dan sebuah mobile station jarang terjadi, sehingga model free space 
menjadi tidak akurat apabila digunakan sendirian. 
 Untuk itu diperlukan model lain yang mengakomodasi lintasan lain. 
Model yang mengakomodasi lintasan pantulan (reflection) salah satunya 
adalah: ground reflection (2 ray) model. 
 Model ini menggunakan model propagasi berdasarkan geometric optic 
dan mempertimbangkan 2 lintasan antara pemancar dan penerima, yaitu 
lintasan langsung (direct path) dan lintasan pantul ( ground reflected 
propagation path). 
 Model ini dianggap akurat untuk memprediksi kuat sinyal large scale 
dalam jarak beberapa kilometer untuk sistem radio bergerak yang 
menggunakan tinggi tower diatas 50 m. 
45 
PAGE 10 
3.9 Line Of Sight 
Hubungan Line Of Sight biasa digunakan untuk broadband connectivity 
communication, dengan frekuensi pembawa umumnya diatas 1 GHz. 
Informasi yang dibawa bisa jadi adalah satu atau campuran dari informasi 
sebagai berikut : 
 Kanal telepon 
 Informasi data 
 Telegraph 
 Telex 
 Facsimile 
 Video 
 Program channel 
 Telemetry 
Modulasi yang digunakan dalam komunikasi LOS bisa modulasi analog 
(FM) ataupun dengan memakai modulasi digital. Link Line Of Sight, atau sering 
juga disebut hop, umumnya memiliki panjang 10 - 100 km. 
Empat Langkah Proses Desain : 
1) Perencanaan awal dan pemilihan lokasi menara 
Meliputi perencanaan modulasi, beberapa syarat sistem komunikasi 
(digital / analog), besar informasi yang hendak dikirimkan, jenis service ( 
syarat QoS ) , dsb. Perencana juga harus mengetahui apakah komunikasi 
yang dilakukan adalah independen atau merupakan bagian dari network 
yang lebih besar
46 
PAGE 10 
2) Menggambar profil lintasan 
Yang diperhatikan : profil bumi sepanjang lintasan, path clearance, 
refleksi bumi. 
3) Analisis lintasan 
Daya pancar yang diperlukan, metoda-metoda perbaikan. 
4) Survey lokasi 
Detail lokasi site (lintang dan bujur), lokasi antena, ketersediaan catu 
daya, data cuaca lokasi, survei EMI (Electromagnetic Interference), dan 
berbagai faktor pembatas lokasi lainnya. 
Rumus Praktis Jari-Jari Fresnell I 
d d 
17.3 1 2 
GHz 
I d f 
R 
. 
R1 jari-jari fresnell ( dalam meter ) 
d1 , d2, dan d jarak ( dalam kilometer ) 
f frekuensi ( dalam GHz ) 
d d 
 72.1 1 2 
GHz 
I d f 
R 
. 
R1 jari-jari fresnell ( dalam feet ) 
d1 , d2, dan d jarak ( dalam statute mile ) 
f frekuensi ( dalam GHz ) 
Clearance Factor 
Biasanya 
diinginkan 
clearance factor 
= 0,6 untuk 
C 
I 
clearance 
C   
RI first fresnell radius 
R 
mendapatkan penerimaan yang sama dengan kondisi bebas pandang.
Rugi Lintasan 
a) Hubungan LOS banyak diaplikasikan untuk VHF/UHF serta terutama 
gelombang mikro, keadaan perambatan rata-rata dianggap sebagai gelombang 
langsung 
b) Redaman lintasan (pathloss) dianggap seolah adalah redaman ruang bebas 
(free space loss) , jika clearance factor = 0,6 
47 
PAGE 10 
( ) ( ) ( ) 32,5 20log 20log fs MHz km L dB   f  d 
( ) ( ) ( ) 92,45 20log 20log fs GHz km L dB   f  d 
( ) ( ) ( ) 36,5 20log 20log fs MHz mi L dB   f  d 
c) Path loss akan berubah dari harga free space pathloss jika clearance 
factor  0,6. 
d) Clearance Factor = 0,6 sangat disukai dalam desain , karena Lp = Lfs 
untuk jenis medium pemantul apapun. 
e) Perubahan Harga Pathloss 
R= 0.3 
R = 1.0 Smooth Sphere Diffraction 
From Free Space ( dB )
48 
PAGE 10 
3.10 Spektrum Frekuensi 
Pembagian spektrum frekuensi berdasarkan pada panjang gelombang-nya, 
dan digunakan untuk berbagai jenis komunikasi yang berbeda. Berikut 
pembagian spektrum frekuensi sesuai kesepakatan IMT-2000.
Latihan 
49 
1. Jelaskan perangkat-perngkat dalam arsitektur siskomber! 
2. Jelaskan perbedaan OFDM dan OFDMA! 
3. Jelaskan konsep refleksi, difraksi dan scattering! 
4. Apa yang Anda pahami tentang Free Space Loss, jelaskan rumusnya! 
5. Jelaskan pengaruh redaman terhadap sinyal! 
6. Sebutkan jenis-jenis redaman yang sering mempengaruhi sinyal radio! 
7. Apakah yang mendasari pembagian frekuensi setiap jenis komunikasi? 
PAGE 10

Más contenido relacionado

La actualidad más candente

2.saluran transmisi
2.saluran transmisi2.saluran transmisi
2.saluran transmisi
ampas03
 
Trobleshooting instalasi wireless lan
Trobleshooting instalasi wireless lanTrobleshooting instalasi wireless lan
Trobleshooting instalasi wireless lan
Budi Wicaksono
 
Satellite transmission - Wawas Ihsan P
Satellite transmission - Wawas Ihsan PSatellite transmission - Wawas Ihsan P
Satellite transmission - Wawas Ihsan P
Wawas P
 
Materi tugas saluran transmisi dan matching impedance
Materi tugas saluran transmisi dan matching impedanceMateri tugas saluran transmisi dan matching impedance
Materi tugas saluran transmisi dan matching impedance
Emyu Rahmawan
 

La actualidad más candente (20)

Modul#6.media transmisi
Modul#6.media transmisiModul#6.media transmisi
Modul#6.media transmisi
 
Pengertian PM dan FM
Pengertian PM dan FMPengertian PM dan FM
Pengertian PM dan FM
 
SALURAN TRANSMISI [Praktikum DST]
SALURAN TRANSMISI [Praktikum DST]SALURAN TRANSMISI [Praktikum DST]
SALURAN TRANSMISI [Praktikum DST]
 
2.saluran transmisi
2.saluran transmisi2.saluran transmisi
2.saluran transmisi
 
modulasi analog
modulasi analogmodulasi analog
modulasi analog
 
PROPAGASI GELOMBANG RADIO
PROPAGASI GELOMBANG RADIOPROPAGASI GELOMBANG RADIO
PROPAGASI GELOMBANG RADIO
 
Te 09-1313 #07 - sistem antena&proagasi (ver1)
Te 09-1313 #07 - sistem antena&proagasi (ver1)Te 09-1313 #07 - sistem antena&proagasi (ver1)
Te 09-1313 #07 - sistem antena&proagasi (ver1)
 
Trobleshooting instalasi wireless lan
Trobleshooting instalasi wireless lanTrobleshooting instalasi wireless lan
Trobleshooting instalasi wireless lan
 
Satellite transmission - Wawas Ihsan P
Satellite transmission - Wawas Ihsan PSatellite transmission - Wawas Ihsan P
Satellite transmission - Wawas Ihsan P
 
Teknologi Komunikasi 3
Teknologi Komunikasi 3Teknologi Komunikasi 3
Teknologi Komunikasi 3
 
KOMUNIKASI DATA
KOMUNIKASI DATAKOMUNIKASI DATA
KOMUNIKASI DATA
 
Management frekuensi
Management frekuensiManagement frekuensi
Management frekuensi
 
Makalah
MakalahMakalah
Makalah
 
Memahami sifat dasar signal audio
Memahami sifat dasar signal audioMemahami sifat dasar signal audio
Memahami sifat dasar signal audio
 
Alokasi dan aplikasi spectrum elektromagnetik
Alokasi dan aplikasi spectrum elektromagnetikAlokasi dan aplikasi spectrum elektromagnetik
Alokasi dan aplikasi spectrum elektromagnetik
 
Materi tugas saluran transmisi dan matching impedance
Materi tugas saluran transmisi dan matching impedanceMateri tugas saluran transmisi dan matching impedance
Materi tugas saluran transmisi dan matching impedance
 
Pengenalan BTS (Base Tranceiver Station)
Pengenalan BTS (Base Tranceiver Station)Pengenalan BTS (Base Tranceiver Station)
Pengenalan BTS (Base Tranceiver Station)
 
Dasar telekomunikasi
Dasar telekomunikasiDasar telekomunikasi
Dasar telekomunikasi
 
Alokasi Frekuensi Pada Selular
Alokasi Frekuensi Pada SelularAlokasi Frekuensi Pada Selular
Alokasi Frekuensi Pada Selular
 
Jenis - Jenis Gangguan dalam Sistem Transmisi
Jenis - Jenis Gangguan dalam Sistem TransmisiJenis - Jenis Gangguan dalam Sistem Transmisi
Jenis - Jenis Gangguan dalam Sistem Transmisi
 

Similar a ELEMEN KOMUNIKASI RADIO DAN SPEKTRUM FREKUENSI

Trobleshooting instalasi wireless lan
Trobleshooting instalasi wireless lanTrobleshooting instalasi wireless lan
Trobleshooting instalasi wireless lan
Budi Wicaksono
 
Bab 1.-pendahuluan-fakultas-teknik-elektro
Bab 1.-pendahuluan-fakultas-teknik-elektroBab 1.-pendahuluan-fakultas-teknik-elektro
Bab 1.-pendahuluan-fakultas-teknik-elektro
Fairuz Zabadi
 
16067356 teknologi-jaringan-bawah-air
16067356 teknologi-jaringan-bawah-air16067356 teknologi-jaringan-bawah-air
16067356 teknologi-jaringan-bawah-air
Lina Ernita
 
8. media komunikasi jaringan komputer
8. media komunikasi jaringan komputer8. media komunikasi jaringan komputer
8. media komunikasi jaringan komputer
Muh Ramadhan
 

Similar a ELEMEN KOMUNIKASI RADIO DAN SPEKTRUM FREKUENSI (20)

Komunikasi Data - Pengertian Data dan Media Transmisi
Komunikasi Data - Pengertian Data dan Media TransmisiKomunikasi Data - Pengertian Data dan Media Transmisi
Komunikasi Data - Pengertian Data dan Media Transmisi
 
Media Transmisi Data Kabel Dan Nirkabel
Media Transmisi Data Kabel Dan NirkabelMedia Transmisi Data Kabel Dan Nirkabel
Media Transmisi Data Kabel Dan Nirkabel
 
Antena_dan_Propagsi_Gelombang_GELOMBANG.pdf
Antena_dan_Propagsi_Gelombang_GELOMBANG.pdfAntena_dan_Propagsi_Gelombang_GELOMBANG.pdf
Antena_dan_Propagsi_Gelombang_GELOMBANG.pdf
 
Trobleshooting instalasi wireless lan
Trobleshooting instalasi wireless lanTrobleshooting instalasi wireless lan
Trobleshooting instalasi wireless lan
 
Ppt bab 8
Ppt  bab 8Ppt  bab 8
Ppt bab 8
 
Ppt bab 8
Ppt  bab 8Ppt  bab 8
Ppt bab 8
 
Ppt bab 8
Ppt  bab 8Ppt  bab 8
Ppt bab 8
 
Ppt bab 8
Ppt  bab 8Ppt  bab 8
Ppt bab 8
 
Bab 1.-pendahuluan-fakultas-teknik-elektro
Bab 1.-pendahuluan-fakultas-teknik-elektroBab 1.-pendahuluan-fakultas-teknik-elektro
Bab 1.-pendahuluan-fakultas-teknik-elektro
 
P3 jarkom
P3 jarkomP3 jarkom
P3 jarkom
 
16067356 teknologi-jaringan-bawah-air
16067356 teknologi-jaringan-bawah-air16067356 teknologi-jaringan-bawah-air
16067356 teknologi-jaringan-bawah-air
 
TUGAS SISTRAN_FADIL WIJAYA_1955031013.pptx
TUGAS SISTRAN_FADIL WIJAYA_1955031013.pptxTUGAS SISTRAN_FADIL WIJAYA_1955031013.pptx
TUGAS SISTRAN_FADIL WIJAYA_1955031013.pptx
 
8. media komunikasi jaringan komputer
8. media komunikasi jaringan komputer8. media komunikasi jaringan komputer
8. media komunikasi jaringan komputer
 
media_transmisi_komunikasi_data.pptx
media_transmisi_komunikasi_data.pptxmedia_transmisi_komunikasi_data.pptx
media_transmisi_komunikasi_data.pptx
 
Media transmisi
Media transmisiMedia transmisi
Media transmisi
 
Angga Jaya Saputra - Konsep Pendahuluan Telekomunikasi
Angga Jaya Saputra - Konsep Pendahuluan TelekomunikasiAngga Jaya Saputra - Konsep Pendahuluan Telekomunikasi
Angga Jaya Saputra - Konsep Pendahuluan Telekomunikasi
 
Media transmisi
Media transmisiMedia transmisi
Media transmisi
 
Vol 2 no 09 jul 2014
Vol 2 no 09 jul 2014Vol 2 no 09 jul 2014
Vol 2 no 09 jul 2014
 
komunikasi data
komunikasi datakomunikasi data
komunikasi data
 
Bab 8
Bab 8Bab 8
Bab 8
 

ELEMEN KOMUNIKASI RADIO DAN SPEKTRUM FREKUENSI

  • 1. 34 3 ELEMEN KOMUNIKASI RADIO DAN SPEKTRUM FREKUENSI Overview Dalam sistem komunikasi berbasis radio paket diperlukan perangkat-perangkat pendukung untuk terselenggaranya komunikasi ini, dan harus PAGE 10 diketahui pada frekuensi berapa sistem ini bekerja. Tujuan 1. Mahasiswa mengetahui elemen pendukung dan cara kerja sistem komunikasi radio. 2. Mahasiswa memahami frekuensi kerja sistem ini. 3. Mahasiswa dapat meyelesaikan berbagai persoalan dan fenomena yang terkait dengan perangkat.
  • 2. 35 PAGE 10 3.1 Intro Pada bab sebelumnya, telah dibahas tentang dasar sistem komunikasi radio beserta berbagai property pendukung kinerja sistem tersebut. Diantara property pendukung sistem, perangkat atau elemen yang tidak boleh dilupakan, mengingat bagian inilah yang akan berperan saat ingin mengadakan suatu konektivitas termasuk spektrum frekuensi yang digunakan. Untuk lebih jelasnya, berikut arsitektur sistem komunikasi bergerak Gambar 3.1 Komunikasi Radio Keterangan gambar : • Mobile Station (MS) : Basic bagi komunikasi bergerak, adalah perangkat mobile user. • Base Station (BS) : Cakupan area pada jarngan seluler dibagi menjadi area-area kecil yang disebut sel. Sel lain memiliki base station yang secara simultan berkomunikasi dengan seluruh mobile di sekitar sel, dan melewatkan trafik ke Mobile Switching Centre. Base station di koneksikan ke mobile phone via radio interface. • Mobile Switching Centre (MSC) : Mengontrol jumlah sel atau kluster, mengatur base station dan kanal-kanal untuk mobiles phone dan handle koneksi. • National Carrier Exchange : Adalah gateway untuk ke national fixed public switched telephone network (PSTN). Ini mengatur untuk kepentingan koneksi pada sistem komunikasi nasional, dan selalu terintegrasi dengan MSC.
  • 3. 36 PAGE 10 3.2 Modulasi Sinyal Radio Konsep yang digunakan adalah transmisi data parallel yang berarti menggunakan teknik modulasi Frequency Division Multiplexing (FDM). Menggunakan data streaming yang parallel dan FDM dengan overlapping subkanal untuk menghindari pengguna equalisasi high data dan untuk melawan dorongan noise, distrosi multipath sebaik available bandwidth yang digunakan. Salah satu aplikasinya yaitu pada komunikasi militer. Pada perangkat telekomunikasi, pada bagian Discrete Multi-Tone (DMT), Modulasi multikanal dan modulasi multicarrier (MCM) yang menggunakan pita lebar dan kadang mengganti dengan OFDM. Pada OFDM carrier lain orthogonal terhadap carrier lainnya. Bagaimanapun kondisi ini tidak selalu memperbaiki MCM, berikut skema multicarrier transmition OFDM Gambar 3.2 Modulasi Gambar 3.3 Spectrum
  • 4. Skema OFDM, membagi bandwidth menjadi narrow subband 37 PAGE 10 orthogonal. Sistem Multiple Akses : a. OFDMA (Orthogonal Frequency Division Multiple Access) b. Sub-carrier divide into a groupsub-channel Gambar 3.4 Perbandingan kinerja OFDM dan OFDMA Jenis modulasi lain : 1. AM (Amplitudo Modulation) Gambar 3.5 Amplitudo Modulation
  • 5. 38 PAGE 10 2. FM (Frequency Modulation) Gambar 3.6 Frequency Modulation 3. QPSK (Quadrature Phase Shift Keying) Gambar 3.7 QPSK
  • 6. 39 PAGE 10 4. MSK (Minimum Shift Keying) Gambar 3.8 MSK 3.3 Propagasi Sinyal Radio Mekanisme fisik yang mempengaruhi propagasi radio sangat kompleks dan bermacam-macam, tapi secara umum ada 3 faktor penting yang sangat perlu diperhatikan. Refleksi (pemantulan) 1. Terjadi saat gelombang mengenai halngan yang ukurannya agak lebih besar dibandingkan dengan panjang gelombang sinyal. 2. Contoh refleksi dari bumi ke gedung. 3. Refleksi ini mungkin mengganggu sinyal original secara konstruktif atau destruktif (merusak). 4. Terdapat sinyal tak langsung datang ke receiver setelah mengalami pantulan terhadap object. Mungkin terdapat banyak pantulan yang berkontribusi terhadap besarnya delay.
  • 7. Difraksi/ Refraksi 1. Terjadi saat radio path antara pengirim dan penerima dihalangi oleh 2. Mennjelaskan bagaimana sinyal radio mampu melakukan perjalanan 40 benda yang tidak dapat ditembus dan oleh permukaan dengan yang tajam tidak beraturan. PAGE 10 dengan perangkat urban dan rural tanpa line of sight. 3. Propagasi melewati object yang cukup besar  seolah-olah menghasilkan sumber sekunder, seperti puncak bukit dsb. Scattering (penghamburan) 1. Propagasi melewati object yang kecil dan/atau kasar yang menyebabkan banyak pantulan untuk arah-arah yang berbeda. 2. Terjadi saat kanal radio terdiri dari obyek yang memiliki ukuran sebesar panjang gelombang atau kurang dari gelombang propagasi dan juga saat jumlah obstacle (penghalang) cukup besar. 3. Scattering dihasilkan oleh obyek-obyek kecil, permukaan kasar dan ketidakteraturan yang lain pada kanal. 4. Sebagaimana prinsip difraksi. 5. Menyebabkan energi penirim diradiasikan di banyak tempat. 6. Penyangga lampu atau penenda jalan bisa menyebabkan scattering. Gambar 3.9 terjadinya difraksi, refleksi dan scattering
  • 8. Free Space Loss 1. Diasumsikan terdapat satu sinyal langsung (line of sight path), sangat 41 PAGE 10 mudah memprediksi dengan free space formula. 2. Digunakan prediksi bahwa sinyal yang diterima sangat kuat yaitu saat kondisi antara transmitter dan receiver kosong, tanpa penghalang, tanpa gannguan. 3. Power delay di receiver adalah fungsi dari jarak pemisahan transmitter dan receiver yang dinaikkan menuju beberapa power. 4. Redaman sinyal memiliki kuantitas positif dalam dB dan didefinisikan antara power transmitter yang efektif dan power yang diterima. 3.4 Sinyal Power dan Sinyal Noise To Ratio Teori yang dilahirkan Claude Shannon pada tahun 1948, menyatakan bahwa kapasitas kanal (dalam bit per second) adalah fungsi bandwidth, kekuatan sinyal, dan noise, memberikan infinite time. Sehingga dinyatakan dalam rumus untuk single transmitter ke receiver path : C = B · Log2[1+ S /N] Untuk C adalah kapasitas kanal dalam bits per second (bps), B adalah bandwidth kanal dalam Hertz (Hz), dan S adalah signal power, sedangkan N adalah noise power. Rumus ini sangat mendukung untuk memahami keterbatasan teori fundamental. Transmisi data pada rate tertentu adalah memungkinkan untuk perubahan bandwidth tiba-tiba dibagi ketersediaan S/N ratio yang dapat dicapai pada penerima. Pada data di lapangan S/N akan senantiasa lebih kecil daripada C, dan memerlukan lipatan yang cukup pada sisi encoder/decoder untuk digunakan sebagai pendekatan C. Walaupun jika salah satu pihak menginginkan peningkatan kapasitas kanal dalam perbaikan bandwidth, ada dua hal yang harus dipertimbangkan yaitu S/N dan C. Faktor lain yaitu energi sinyal yang berlebih dalam satuan perbit harus ditransmisikan, atau noise dan interference perbit harus dikurangi. Tergantung pada link aplikasi komunikasi, penurunan ini significant. Contoh aplikasinya, untuk radio militer, faktor-faktor seperti kebutuhan power, ukuran, dan berat harus cukup dan sesuai lapangan, apalagi saat ingin menaikkan transmisi dan/atau daya proses.
  • 9. fixed, mungkin faktor kebutuhan power, ukuran, dan berat tidak begitu berpengaruh karena infrastrukturnya dapat direncanakan, diinstal dan disupport. bandwidth atau spektrum RF mampu memberi pengaruh kuat yang spesifik pada karakteristik operasional untuk aplikasi spesifik dan gangguan yang buruk. yang infinite terhadap waktu, sinyal yang mengenai ruangan yang luas (misal kemampuan untuk reuse bandwidth yang sama pada lokasi berbeda), yang berarti bahwa noise memiliki karakteristik statistik untuk derau putih dan noise Gaussian, serta tidak cukup untuk mengurangi keberadaan interference. perhitungan yang cukup untuk advanced communication systems, maka banyak yang harus dilakukan secara ekstrim untuk mengasumsikan beberapa hal dalam teori Shannon. 42 Pada kasus lain, jika link komunikasi antara dua tower yang kondisinya Di samping itu, throughout hasil penelitian ini menyatakan bahwa kanal Rumus Shannon juga mampu memberikan asumsi jumlah. Asumsi sinyal Karena sistem ini mempengaruhi secara signifikan, dan harus dilakukan PAGE 10 3.5 Attenuation (Redaman) Untuk membuat desain sistem wireless, harus memiliki pemahaman yang cukup tentang transmisi wireless LAN dan sistem perbaikannya, seperti attenuation atau redaman, radio frequency (RF) interference, dan alikasinya serta pertimbangan struktural. Sebagaimana kita tahu, banyak sekali hal-hal yang harus diperhitungkan sat desain baik pada hubungan point-to-point dan point-to-multipoint pada implementasi wireless, yang berarti cakupan wireless pada implementasi ini tidak keluar area, tapi lebih difokuskan pada point yang spesifik. Attenuation adalah penurunan atau peredaman kekuatan gelombang radio, penurunan daya sebagaimana efek dari jarak dari tingginya antenna. Hal ini dapat disebabkan oleh kondktivitas yang natural atau resistance yang dihasilkan oleh seluruh perangkat fisik. Tapi resistor terbaik untuk gelombang radio adalh bumi. Energi radiasi dari bumi, dan interference dari pohon dan bangunan akan menyebabkan attenuation untuk snyal gelombang tanah, sebagai radiasi energi dan interference dari air dan partikel-partikel pada atmosphere akan mempengaruhi sinyal gelombang langit. Harus direncanakan desain dan perangkat yang akan digunakan berdasar pada factor pengaruh propagasi gelombang tanah dan langit, seperti tinggi pemancar, factor radiasi. Rendahnya frekuensi propagasi radio pada
  • 10. transmisi gelombang tanah dan langit dapat digunakan untuk bermacam-macam jarak, propagasi gelombang high-frequency (3,000 kHz to 30 Mhz) memancarkan lebih pada sky waves untuk transmisi dan jarak sekitar 12,000 miles. Propagasi gelombang very high frequency (sekitar 30 MHz) mengalami transmisi gelombang line-of-sight langsung. 43 PAGE 10 3.6 Rain, Snow and Fog Attenuation Pada kondisi ekstrim, attenuation yang dikarenakan hujan tidak memberikan dampak serius untuk frekuensi antara range 6 atau 8 GHz. Ketika gelombang mikro memiliki frekuensi 11 atau 12 GHz atau diantara keduanya, attenuation hujan menjadi lebih peting, khususnya di area yang curah hujannya memiliki densitas yang tinggi dan durasi waktunya cenderung lama. Attenuation rate untuk salju umunya lebih tinggi, tergantung ukuran dari partikel-partikel salju, juga untuk material hujan dan kabut, pada perbandingan panjang gelombang sinal. Sebagai contoh sinyal 2.4 GHz akan memiliki panjang gelombang approximately 125 millimeters, atau 4.9 inches. Sinyal 23 GHz memiliki panjang gelombang approximately 0.5 inches. Sedangkan raindrop mendekati 0.25 inches. Pada sinyal 2.4 GHz, air hujan atau salju, tidak akan memiliki pengaruh yang cukup kuat pada sistem wireless, betapapun pada 23 GHz, panjang gelombang akan diredam separuhnya oleh hujan. Pada ukuran ini, hujan atau salju menjadi bidang permukaan refleksi (bidang pantul) dan menghamburkan sinyal 23 GHz. Pada kasus umum, efek dari kabut setingkat atau sama seperti efek hujan. Meskipun kabut mampu memberi pengaruh kuat terhadap radio link ketika digabungkan dengan kondisi atmospheric seperti pembalikan suhu. Pembalikan suhu meniadakan jarak, dan udara dapat menyebabkan refraksi atau refleksi yang kuat, dengan hasil yang tidak mampu diprediksi. Pembalikan suhu juga mampu menyebabkan pengembunan, yang bisa jadi meningkatkan potensi kemungkinan terjadinya interference antara system yang tidak normal. Dimana kondisi ini exist saat menggunakan path pendek dan jarak ruang yang cukup.
  • 11. 44 PAGE 10 3.7 Penetrasi Adalah proses penembusan terhadap benda-benda material, merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi perjalanan sinyal, yang membuat sinyal lebih kuat. Juga tidak hanya berpengaruh terhadap sinyal, tpi member efek langsung yang cukup kuat terhadp gelombang elektromagnetik dan kecepatan perjalanannya. 3.8 Bouncing (Pemantulan) Refleksi terjadi jika terdapat sinyal tak langsung datang ke receiver setelah mengalami pantulan terhadap obyek. Terdapat banyak pantulan yang berkontribusi terhadap besarnya delay. Gambar 3.10 refleksi atau pantulan terjadi karena ground waves terserap bumi Gambar 3.11 pantulan terhadap bumi
  • 12.  Dalam kanal radio bergerak, sebuah lintasan tunggal antara base station dan sebuah mobile station jarang terjadi, sehingga model free space menjadi tidak akurat apabila digunakan sendirian.  Untuk itu diperlukan model lain yang mengakomodasi lintasan lain. Model yang mengakomodasi lintasan pantulan (reflection) salah satunya adalah: ground reflection (2 ray) model.  Model ini menggunakan model propagasi berdasarkan geometric optic dan mempertimbangkan 2 lintasan antara pemancar dan penerima, yaitu lintasan langsung (direct path) dan lintasan pantul ( ground reflected propagation path).  Model ini dianggap akurat untuk memprediksi kuat sinyal large scale dalam jarak beberapa kilometer untuk sistem radio bergerak yang menggunakan tinggi tower diatas 50 m. 45 PAGE 10 3.9 Line Of Sight Hubungan Line Of Sight biasa digunakan untuk broadband connectivity communication, dengan frekuensi pembawa umumnya diatas 1 GHz. Informasi yang dibawa bisa jadi adalah satu atau campuran dari informasi sebagai berikut :  Kanal telepon  Informasi data  Telegraph  Telex  Facsimile  Video  Program channel  Telemetry Modulasi yang digunakan dalam komunikasi LOS bisa modulasi analog (FM) ataupun dengan memakai modulasi digital. Link Line Of Sight, atau sering juga disebut hop, umumnya memiliki panjang 10 - 100 km. Empat Langkah Proses Desain : 1) Perencanaan awal dan pemilihan lokasi menara Meliputi perencanaan modulasi, beberapa syarat sistem komunikasi (digital / analog), besar informasi yang hendak dikirimkan, jenis service ( syarat QoS ) , dsb. Perencana juga harus mengetahui apakah komunikasi yang dilakukan adalah independen atau merupakan bagian dari network yang lebih besar
  • 13. 46 PAGE 10 2) Menggambar profil lintasan Yang diperhatikan : profil bumi sepanjang lintasan, path clearance, refleksi bumi. 3) Analisis lintasan Daya pancar yang diperlukan, metoda-metoda perbaikan. 4) Survey lokasi Detail lokasi site (lintang dan bujur), lokasi antena, ketersediaan catu daya, data cuaca lokasi, survei EMI (Electromagnetic Interference), dan berbagai faktor pembatas lokasi lainnya. Rumus Praktis Jari-Jari Fresnell I d d 17.3 1 2 GHz I d f R . R1 jari-jari fresnell ( dalam meter ) d1 , d2, dan d jarak ( dalam kilometer ) f frekuensi ( dalam GHz ) d d  72.1 1 2 GHz I d f R . R1 jari-jari fresnell ( dalam feet ) d1 , d2, dan d jarak ( dalam statute mile ) f frekuensi ( dalam GHz ) Clearance Factor Biasanya diinginkan clearance factor = 0,6 untuk C I clearance C   RI first fresnell radius R mendapatkan penerimaan yang sama dengan kondisi bebas pandang.
  • 14. Rugi Lintasan a) Hubungan LOS banyak diaplikasikan untuk VHF/UHF serta terutama gelombang mikro, keadaan perambatan rata-rata dianggap sebagai gelombang langsung b) Redaman lintasan (pathloss) dianggap seolah adalah redaman ruang bebas (free space loss) , jika clearance factor = 0,6 47 PAGE 10 ( ) ( ) ( ) 32,5 20log 20log fs MHz km L dB   f  d ( ) ( ) ( ) 92,45 20log 20log fs GHz km L dB   f  d ( ) ( ) ( ) 36,5 20log 20log fs MHz mi L dB   f  d c) Path loss akan berubah dari harga free space pathloss jika clearance factor  0,6. d) Clearance Factor = 0,6 sangat disukai dalam desain , karena Lp = Lfs untuk jenis medium pemantul apapun. e) Perubahan Harga Pathloss R= 0.3 R = 1.0 Smooth Sphere Diffraction From Free Space ( dB )
  • 15. 48 PAGE 10 3.10 Spektrum Frekuensi Pembagian spektrum frekuensi berdasarkan pada panjang gelombang-nya, dan digunakan untuk berbagai jenis komunikasi yang berbeda. Berikut pembagian spektrum frekuensi sesuai kesepakatan IMT-2000.
  • 16. Latihan 49 1. Jelaskan perangkat-perngkat dalam arsitektur siskomber! 2. Jelaskan perbedaan OFDM dan OFDMA! 3. Jelaskan konsep refleksi, difraksi dan scattering! 4. Apa yang Anda pahami tentang Free Space Loss, jelaskan rumusnya! 5. Jelaskan pengaruh redaman terhadap sinyal! 6. Sebutkan jenis-jenis redaman yang sering mempengaruhi sinyal radio! 7. Apakah yang mendasari pembagian frekuensi setiap jenis komunikasi? PAGE 10