SlideShare una empresa de Scribd logo
1 de 19
Descargar para leer sin conexión
METODE PENULISAN
KARANGAN ILMIAH
oleh:
LAMUDDIN FINOZA
1
PENDAHULUAN
Rencana menulis makalah ini berawal dari keprihatinan saya melihat
kenyataan sebagian besar mahasiswa mengalami kesulitan menuliskan hasil
pemikirannya menjadi karangan. Saya makin tertarik membahas masalah karangan
karena ternyata menulis karangan ilmiah juga menjadi kendala bagi sebagian
sarjana. Masih banyak sarjana yang terus berkeinginan menulis karya ilmiah, namun
terhambat oleh kurangnya keterampilan menulis. Hal itu akan menjadi masalah
serius bagi mereka yang memilih profesi sebagai dosen. Seperti kita ketahui, untuk
persyaratan kenaikan pangkat akademik, setiap dosen harus menulis karangan
ilmiah.
Setelah mengamati tulisan para mahasiswa melalui tugas-tugas mereka,
termasuk skripsi, dan setelah membaca tulisan beberapa sarjana dalam majalah,
termasuk majalah yang meng-claim dirinya sebagai majalah ilmiah, saya
memperoleh kesan bahwa kurangnya pemahaman tentang metode ilmiah dan
lemahnya penguasaan bahasa Indonesia tulis telah mengakibatkan pekerjaan
menulis karangan menjadi sesuatu yang sulit dan karangan mereka menjadi kurang
berbobot.
Kondisi tersebut di atas mengundang sejumlah pertanyaan yang akan
diupayakan untuk menjawabnya dalam makalah ini. Inti pertanyaan itu adalah
sebagai berikut.
1. Apa kriteria karangan ilmiah?
2
2. Bagaimana mengorganisasikan karangan ilmiah yang ideal?
3. Apakah faktor bakat sangat dominan untuk dapat mengarang?
Makalah sederhana ini berisi pembahasan tentang metode penulisan
karangan ilmiah tanpa membicarakan masalah teknis penulisan. Untuk menulis
karangan ilmiah, penguasaan metode merupakan hal yang utama mengingat
pengertian metode itu sendiri adalah suatu prosedur atau cara mengetahui sesuatu
dengan langkah-langkah sistematis (Senn, 1971:4; dan Suriasumantri, 1995:119).
Adapun yang dimaksud dengna teknis tidak lain adalah pengetahuan tentang
operasionalisasi suatu metode. Tanpa metode, pengetahuan tentang teknis
penulisan menjadi kurang berarti, dan karangan tidak mungkin mencapai bentuknya
yang ideal.
3
1. MENGENALI KARANGAN ILMIAH
1.1 Pengertian Karangan dan Karangan ilmiah
Pada hakikatnya karangan adalah penjabaran suatu pikiran secara resmi dan
teratur tentang suatu topik dengan mengindahkan prinsip komposisi dan konvensi
pernaskahan.
Karangan yang paling sederhana dapat berupa satu alinea. Namun, ide suatu
karangan pada prinsipnya lebih luas dari ide alinea sehingga karangan disebut juga
suatu wacana.
Wacana ilmiah adalah karangan yang berisi argumentasi penalaran keilmuan
yang dikomunikasikan lewat bahasa tulis (Suriasumantri, 1995:307). Suatu karangan
akan disebut ilmiah apabila karangan atau tulisan itu merupakan laporan dan
analisis dari suatu hasil penelitian, walau bagaimanapun sederhananya.
1.2 Ciri Karangan Ilmiah
Ciri karangan ilmiah (karil) yang membedakannya dengan karangan
nonilmiah, selain harus merupakan hasil penelitian (faktual objektif ) adalah tersusun
secara sistematis (sistematik); menggunakan metode ilmiah (metodik); berlaku
umum/bersifat universal, dan ditulis dengan ragam bahasa ilmiah (Darmodjo,
1986:12 dan Jasin, 1994:10).
4
Faktual objektif berarti ada faktanya dan sesuai dengan objek yang diteliti.
Kesesuaian itu harus dibuktikan dengan pengamatan atau empiri. Objektif juga
mengandung pengertian adanya sikap jujur dan tidak memihak, serta memakai
ukuran umum dalam menilai sesuatu, bukan ukuran subjektif (selera perseorangan) .
Sistematik berarti tersusun atau terorganisasi dalam suatu sistem. Bagian-
bagiannya tidak ada yang berdiri sendiri. Bagian yang satu dengan bagian yang lain
harus saling berkaitan, saling menjelaskan, dan saling melengkapi sehingga secara
keseluruhan karangan merupakan suatu kesatuan yang utuh.
Metodik berarti menggunakan metode atau cara tertentu dengan langkah-
langkah yang teratur dan terkontrol melalui proses pengidentifikasian masalah,
penyusunan hipotesis, pengujian hipotesis, dan penarikan kesimpulan.
Berlaku umum berarti fenomena pengetahuan yang diobservasi tidak hanya
berlaku atau dapat diamati oleh seseorang atau oleh beberapa orang saja. Siapa
saja dengan cara eksperimen dan kondisi yang sama akan memperoleh hasil yang
sama dengan yang diperoleh pendahulunya secara konsisten.
Betapa perlunya menguasai bahasa ilmiah dalam penulisan karil kiranya tidak
perlu diragukan. Tentang ciri bahasa ilmiah ini, Brotowidjoyo (1985:79) berpendapat:
bahasa dalam karangan disebut ilmiah apabila lafal, kosakata, peristilahan, tata
kalimat, dan ejaan mengikuti bahasa yang telah dibakukan (distandardisasi).
Seorang pakar penulisan ilmiah, Jujun S. Suriasumantri, menilai persoalan
kebahasaan begitu pentingnya sehingga dalam bukunya Pedoman Penulisan Ilmiah
(1986:59) kepada para calon penulis dia berpesan sebagai berikut.
5
Penulis ilmiah harus menggunakan bahasa yang baik dan benar. Sebuah
kalimat yang tidak bisa diidentifikasikan mana yang merupakan subjek dan
mana yang merupakan predikat serta hubungan apa yang terkait antara
subjek dan predikat kemungkinan besar akan merupakan informasi yang
tidak jelas. Tata bahasa merupakan ekspresi dari logika bepikir: tata
bahasa yang tidak cermat merupakan logika berpikir yang tidak cermat
pula. oleh sebab itu, langkah pertama dalam menulis karangan ilmiah
yang baik adalah mempergunakan tata bahasa yang benar.
Pakar yang lain, Surakhmad (1978 :12), juga mengatakan bahasa adalah
medium terpenting di dalam karangan. Diingatkannya, apabila bahasa yang dipakai
kurang cermat, karangan bukan saja sukar untuk dipahami, tetapi juga mudah
menimbulkan salah pengertian. “Bahasa karangan yang kacau menggambarkan
kekacauan pikiran pengarangnya,” tambahnya.
1.3 Sistematika Karangan ilmiah
Pada dasarnya isi karangan secara umum dapat dibagi atas tiga bagian, yaitu
(1) pendahuluan, (2) isi/uraian, (3) penutup. Sebenarnya, pembabakan tersebut
hanya cocok untuk karangan nonilmiah (nonkaril). Adapun sistematika karangan
ilmiah yang ideal adalah (1) pendahuluan, (2) teori, (3) data, (4) analisis, (5)
kesimpulan dan saran (kalau ada).
Dari uraian di atas tampak bahwa faktor terpenting yang membedakan karil
dan nonkaril adalah ada atau tidaknya analisis. Analisis adalah kegiatan menghitung
(menambah, mengurangi, membagi), menimbang-nimbang, membandingkan antara
teori dan praktik serta mengkaji satu atau beberapa aspek berdasarkan satu atau
berbagai sudut pandang. Muara dari kegiatan menganalisis adalah menarik
6
simpulan, yaitu memberi penilaian yang objektif tentang maju mundur, untung rugi,
berhasil tidak berhasil, baik buruk, atau gabungan hal tersebut yang didasari oleh
argumentasi yang tepat dan ukuran yang akurat. Bila menganalisis sesuatu yang
merupakan kelemahan, dalam bagian itu pula sekaligus diberikan saran perbaikan
beserta alasan mengapa menyarankan seperti itu (Finoza, 1994: 78).
Dari kelima bagian isi karil, porsi yang terbesar adalah bagian analisis. Bagian
analisis merupakan tempat pengarang/penulis berimprovisasi mengolah kata dan
kalimat membedah materi sesuai dengan selera dan pandangannya untuk mencapai
tujuan yang diinginkan. Dengan membaca bagian analisis inilah pembaca dapat
melihat sikap kritis dan ketajaman nalar seorang penulis.
Setiap penulis karil perlu menyadari bahwa bagian analisis dari karangannya
itulah yang orisinal merupakan karya ciptanya yang murni. Adapun menulis teori dan
data sebenarnya tidak lebih dari kegiatan mengutip atau memindahkan teori dan
data itu dari sumbernya ke dalam karangan, walaupun harus diakui bahwa
menyusunnya menjadi bagian yang terintegrasi ke dalam suatu karangan tetap
merupakan jasa penulisnya.
7
2. METODE PENULISAN KARANGAN ILMIAH
2.1 Prosedur Mengarang
Kegiatan menulis karil harus mengikuti prosedur :
1) memilih/menetapkan topik
2) mengidentifikasikan masalah
3) merumuskan tema/tujuan/tesis/hipotesis
4) menyusun kerangka (outline)
5) mengumpulkan data dan bahan rujukan (referensi)
5) melakukan penulisan awal (drafting)
7) melakukan penyuntingan (editing)
8) melakukan penulisan final.
Dalam makalah ini tidak semua langkah-langkah itu dibahas. Garis besar bagian
terpenting akan diuraikan berikut ini.
2 .1.1 Topik dan Judul Karangan
Topik adalah pokok pembicaraan tentang suatu hal yang akan digarap
menjadi karangan. Topik karangan merupakan jawaban atas pertanyaan: masalah
apa yang akan ditulis? atau hendak menulis tentang apa? Ciri khas topik terletak
pada permasalahannya yang bersifat umum dan belum terurai, misalnya perbankan,
polusi, korupsi, pengangguran, bencana alam.
8
Mengingat topik sering kali bersifat umum sehingga terlalu luas untuk
dijadikan judul karangan, topik perlu dipersempit sampai batas dan ruang lingkupnya
sesuai dengan keinginan penulis.
Selain harus menghindari topik yang terlalu luas, penulis juga disarankan
jangan memilih topik yang terlalu sempit dan yang terlalu teknis. Ukuran yang dapat
kita jadikan patokan untuk itu diberikan oleh Cash (1977:17) seperti tersebut di
bawah ini.
Suatu topik dikatakan terlalu luas (too broad) apabila untuk membahasnya
secara mendalam diperlukan waktu maupun jumlah halaman yang lebih
banyak; dikatakan terlalu sempit (too narrow) apabila untuk nambahasnya
secara mendalam sulit menemukan referensi yang cukup; dan dikatakan
terlalu teknis (too technical) apabila untuk menulisnya diperlukan
pengetahuan khusus yang dirasakan tidak dimiliki oleh penulisnya secara
memadai.
Jadi, topik yang akan dipilih tentulah yang menarik perhatian penulis dan
permasalahannya benar-benar penulis kuasai.
Adapun judul karangan adalah perincian atau penjabaran dari topik. Jika
dibandingkan dengan topik, judul lebih spesifik dan telah menyiratkan permasalahan
atau variabel yang akan dibahas. Memang topik boleh saja dijadikan judul, tetapi
judul karangan tidaklah harus sama dengan topik. Jika topik sekaligus dijadikan
judul, tentu saja karangannya akan bersifat umum dan ruang lingkupnya juga pasti
sangat luas.
Dengan uraian di atas dimaksudkan agar dipahami bahwa langkah pertama
untuk mengarang adalah menetapkan topik, bukan judul. Dari satu topik dapat
dibuat berbagai judul dan judul itu dapat diubah-ubah sesuai dengan tema atau
tujuan pengarang; sedangkan topik tidak boleh diubah, kecuali jika akan mengubah
karangan secara total.
9
2.1.2 Tema dan Tesis
Tema berarti pokok pemikiran, ide, atau gagasan terutama yang akan
dituangkan oleh penulis dalam karangannya. Tema adalah sesuatu yang melatar
belakangi dan mendorong seseorang menuliskan karangannya. Dalam kasus
kelangkaan BBM di tanah air kita, misalnya, seseorang yang mengetahui penyebab
kelangkaan itu ingin membagi “pengetahuannya” itu kepada pembaca. Dalam
tulisannya ia akan menuangkan pokok pemikirannya untuk mengatasi kelangkaan
tersebut. Pokok pemikiran itulah yang disebut tema. Penetapan tema sebelum mulai
mengarang sangat penting sebagai pedoman untuk menulis karangan secara teratur
dan jelas sehingga isi karangan tidak menyimpang dari tujuan yang ditetapkan oleh
penulis sejak semula.
Ide yang kita tangkap setelah selesai mambaca tulisan seseorang terlepas
dari kita menyetujui atau menolak pemikiran penulisnya itulah yang disebut tema.
Tema yang kita peroleh setelah selesai membaca karangan seseorang disebut tema
akhir. Dalam karya ilmiah mahasiswa, tema harus dirumuskan sejak awal untuk
diketahui oleh dosen pembimbing karya tulis. Tema seperti itu disebut tema awal.
Ilustrasi tersebut di atas dimaksud untuk menjelaskan ekstensi tema dan
kedudukan serta peranan tema dalam karangan. Tema, seperti halnya judul, dapat
dibuat bervariasi dan dapat diganti-ganti jika penulis beranggapan tidak tersedia
bahan yang cukup untuk digarap menjadi karangan, sementara topik atau pokok
pembicaraannya dapat saja tetap seperti semula.
Jika seseorang memikirkan sesuatu (tema) tentulah terkandung maksud,
tujuan, atau sasaran tertentu yang ingin dicapainya. Maksud dan tujuan itu disebut
10
tesis. Tesis adalah pernyataan singkat tentang maksud dan tujuan penulis. Karena
itu, tesis sering disebut pengungkapan maksud. Tesis harus lugas sehingga perlu
diungkapkan dalam suatu kalimat lengkap. Dalam karangan ilmiah murni, tesis
sering disebut dengan istilah hipotesis, yaitu pernyataan yang masih rendah, dan
oleh karena itu perlu dibuktikan kebenarannya.
Tema boleh dirumuskan dalam beberapa kalimat, sebab di dalamnya terdapat
pokok pemikiran. Berbeda dengan tesis, menjabarkan tema sering kali tidak cukup
dengan satu kalimat. Yang perlu diperhatikan adalah seluruh kalimat dalam sebuah
tema harus bersama-sama mengungkapkan satu ide atau satu gagasan (ide
karangan).
Jika penulis merasa dalam karangannya cukup dengan merumuskan tesis, ia
tidak perlu lagi merumuskan tema. Namun, jika dengan tesis terasa belum cukup,
penulis perlu merumuskan tema secara eksplisit untuk memudahkan penyusun bab
dan subbab dalam karangannya nanti. Perhatikan contoh di bawah ini.
1) Topik: Cara Mengemukakan Pendapat yang Efektif
Tesis: Mengemukakan pendapat haruslah secara logis dan sistematis dengan
menggunakan bahasa yang tepat dan cocok.
2) Topik: Dampak Buruk Aborsi
Tesis: Aborsi berdampak buruk ditinjau dari sudut pandang kesehatan, moral,
dan agama
3) Topik: Kelangkaan BBM di Beberapa Kota di Indonesia
Tesis: kelangkaan BBM di beberapa kota disebabkan oleh kelemahan
manajemen Pertamina.
Dalam contoh berikut ini tampak jelas kedudukan tema dalam suatu kerangka
karangan.
Topik : Kemacetan Lalu-lintas
11
Subtopik : Upaya Mengatasi Kemacetan Lalu-lintas
Tema : Upaya mengatasi kemacetan lalu-lintas bukanlah seata-mata menjadi
tanggung jawab aparat kepolisian, melainkan juga menjadi tanggung
jawab seluruh warga masyarakat pemakai jalan. Permasalahan lalu
lintas tidak mungkin dapat dipecahkan tanpa bantuan semua pihak
yang terkait. Dalam hal ini yang paling diperlukan adalah kesadaran
berlalu-lintas secara baik, teratur, sopan, dan bertanggung jawab.
Permusan tema seperti contoh di atas pasti akan memudahkan penulis
menyusun kerangka karangan. Penyusunan pokok-pokok bahasan dalam kerangka
karangan akan lebih sulit dilakukan jika hanya berpatokan pada judul, apalagi pada
topik, sebab topik dan judul belum terurai.
2.1.3 Rumusan Masalah
Suatu hal yang menjadi “masalah” dalam penulisan karil adaIah mencari
masalah yang dapat dijadikan rumusan masalah. Apakah masalah itu? Apa saja
yang dapat dijadikan masalah?
Beberapa definisi yang diformulasikan oleh para pakar menunjukkan
pendapat mereka tentang masalah dapat digeneralisasikan. Para pakar umumnya
sepakat bahwa yang dimaksud dengan masalah adalah kesenjangan antara
bagaimana seharusnya (das solen) dan bagaimana senyatanya (das sain). Dengan
perkataan lain, masalah adalah dampak yang timbul akibat ketidaksesuaian antara
teori dan praktik.
Apa saja yang dapat dijadikan masalah? Menurut M. Nazir (1985:133),
masalah selalu ada di sekeliling kita. Masalah timbul karena adanya kesangsian
terhadap suatu fenomena, adanya gap antarkegiatan dan antarfenomena yang telah
ada ataupun yang akan ada. Selanjutnya M. Nazir mengetengahkan 11 sumber
12
untuk memperoleh masalah. Salah satu sumber itu adalah pengalaman atau catatan
pribadi (lihat M. Nazir. 1985:140).
Kegunaan rumusan masalah dalam karil adalah sebagai titik sentral
pembahasan. Teori dan data yang diangkat ke dalam karil harus relevan dengan
rumusan masalah. HaI itu sekaligus berarti analisis juga harus terfokus pada
rumusan masalah. Akhirnya, kesimpulan harus pula merupakan jawaban terhadap
rumusan masalah yang memang harus dibuat dalam bentuk pertanyaan.
2.1.4 Kerangka (Outline) Karangan
Kerangka karangan adalah rencana teratur tentang pembagian dan
penyusunan gagasan dalam karangan. Fungsi utamanya untuk menunjukan
hubungan di antara gagasan yang ada. Dengan demikian, pengarang dapat
mengadakan penyesuaian sebelum menulis (bandingkan dengan blue print atau
cetak biru pembangunan gedung).
Rencana kerja dalam kerangka itu dapat mengalami perubahan terus
menerus untuk mencapai suatu bentuk yang lebih sempurna. Kerangka karangan
dapat berbentuk catatan-catatan sederhana, namun dapat juga mendetail dan
digarap dengan sangat cermat.
Dalam penyusunan karangan ada tahap yang perlu dilakukan, yaitu memilih
topik, mengumpulkan informasi, mengatur gagasan, dan menulis karangan itu
sendiri. Pengaturan gagasan itulah yang dapat diumpamakan sebagai kerangka.
Jadi, di dalam kerangka terdapat strategi penempatan ide dan gagasan.
13
Outline tidak sama dengan rencana daftar isi. Rencana daftar isi memang
merupakan salah satu isi outline yang disebut dengan istilah sistematika/
penbabakan skripsi. Outline adalah rencana penulisan karangan secara
keseluruhan.
Berdasarkan pengamatan dan pengalaman di lapangan, selama ini terdapat
kekeliruan penafsiran tentang pengertian dan hakikat outline. Dalam praktik, outline
yang dibawa oleh mahasiswa pada waktu berkonsultasi dengan penbimbing skripsi
adalah satu atau dua lembar kertas yang di dalamnya tertulis judul-judul bab dan
subbab yang nantinya akan menjadi daftar isi dari skripsi yang akan ditulisnya tanpa
diskripsi sama sekali.
Outline skripsi memang dapat diartikan sebagai garis besar rencana kerja
penulisan skripsi. Rupanya yang dipegang sebagai key word selama ini adalah frasa
garis besar, sedangkan frasa rencana kerja ternyata dikesampingkan. Seharusnya,
pengertian rencana kerjalah yang harus lebih dimasyarakatkan. Secara harfiah,
rencana kerja berarti penyusunan kegiatan yang akan dilaksanakan. Di sini tampak
kata rencana secara implisit mengandung arti strategi.
Pengertian outline hendaknya disejajarkan dengan proposal karena
sebenarnya outline tidak lain adalah proposal penulisan laporan penelitian (mis.
tentang suatu perusahaan). Kalau rumusan ini disepakati, barulah dapat
diformulasikan lebih lanjut bahwa isi outline analog dengan isi proposal yang
umumnya meliputi dasar pemikiran/ latar belakang, tujuan dan manfaat, ruang
lingkup, waktu dan tempat kegiatan, dst., (bandingkan dengan isi desain peneIitian).
14
Perbedaan yang prinsipal antara outline dan proposal adalah terdapatnya
komponen biaya dan kepanitiaan dalam proposal. Kedua komponen tersebut tidak
ada dalam outline. Komponen lainnya boleh dikatakan hampir sama. Oleh karena
itu, tidak mengherankan jika ada perguruan tinggi yang menamakan outline sebagai
Rancangan Usul Penulisan Skripsi (RUPS). Menurut konsep ini, RUPS sekurang-
kurangnya memuat (a) judul, (b) Iatar belakang permasalahan, (c) masalah pokok
skripsi, (d) kerangka teori, (e) hipotesis, (f) tujuan penelitian, (g) metode penelitian,
(h) sistematika/pembabakan skripsi (i) daftar pustaka, (j) rencana jadwal
penyelesaian skripsi (Ronda dan Muntaha, 1985 :64)
Rumusan Ronda dan Muntaha tersebut di atas rasanya logis atau masuk
akal. Dari segi penamaan mungkin terdapat perbedaan selera, namun dari segi isi
atau komponen ideal yang harus terdapat dalam outline dirasakan sangat tepat.
Outline yang baik seyogianya berisi uraian singkat tentang keseluruhan rencana
kerja penyusunan skripsi mulai dari latar belakang pemilihan judul dan
permasalahannya sampai dengan rencana jadwal penulisan atau penyelesaian
skripsi.
Uraian singkat dari setiap butir outline berguna untuk memberi gambaran
terutama kepada pembimbing atau siapa saja yang akan membaca outline itu dan
sekaligus menjawab pertanyaan yang timbul di hati mereka. Melalui. outline yang
terurai, pembaca akan mengetahui metode penelitian yang dipakai, teknik
pengumpulan data dan teknik analisisnya, sumber data dan sumber pustaka,
pendekatan teoritis, dan sebagainya, yang tidak mungkin terjawab jika outline-nya
berupa judul-judul semata.
15
Sebagai penutup uraian, ingin saya singgung sedikit di sini tentang peranan
bakat dalam mengarang. Berdasarkan pengamatan dan pengalaman, untuk dapat
menulis karangan fiksi, faktor bakat sangat dituntut dari seseorang. Untuk menulis
karangan nonfiksi, termasuk karil, faktor bakat tidak dominan dan tidak dituntut
secara mutlak dari seseorang.
Jika seseorang berbakat menulis, tentu saja mengarang akan lebih mudah
baginya. Bagi orang yang kurang berbakat, kemampuan menulis sampai taraf
tertentu sebenarnya bisa dipelajari dan dilatih. Menulis adalah suatu keterampilan.
Semua orang yang normal bisa bernyanyi dan menggambarsampai tahap tertentu,
walaupun dia bukan penyanyi dan pelukis. Demikian pula halnya menulis. Setiap
siswa, mahasiswa, apalagi sarjana, seyogianya bisa menulis seperti halnya
bernyanyi dan menggambar sampai taraf tertentu dengan mengikuti norma-norma
penulisan tanpa mesti menjadi essais atau kolumnis yang memang menuntut
adanya talent khusus.
16
KESIMPULAN
1. Kriteria karil yang sekaligus menjadi ciri pembeda dengan karangan nonilmiah
terletak pada ada atau tidaknya masalah (teori), hasil penelitian (data), dan
analisis.
2. Karil harus diorganisasikan sesuai dengan metode ilmiah dengan mengikuti
prosedur pemilihan topik sampai penulisan final serta harus mengindahkan
konvensi pemaskahan.
3. Untuk dapat menulis karil, kualifikasi pendidikan lebih berperan daripada
bakat, dan menulis ilmiah merupakan keterampilan yang bisa dilatih dan
dipelajari.
4. Di samping penguasaan metode dan teknik penulisan, kemampuan
menggunakan bahasa tulis ilmiah sangat menentukan mutu dan efektivitas
suatu karangan.
17
KEPUSTAKAAN
Brotowidjoyo, Mukayat D.,1985, Penulisan Karangan llmiah, Jakarta: Akademika.
Cash, Phyllis., 1977, How to write A Research Paper Step By Step, New York:
Monarch Press.
Darmodjo, Hendro, 1985, Ilmu Alamiah Dasar, Jakarta: Karunika.
Finoza, Lamuddin, 1994., Aneka Surat Statuta, Laporan, dan Notula, Jakarta:
Mawar Gempita.
Jasin, Maskoeri., 1994, IImu Alamiah Dasar, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Nazir, Mohammad, 1994, Metode Penelitian, Jakarta: Ghalia Indonesia.
Ronda, Mirza, 1995, dan Ahmad Muntaha., Metode Penulisan Skripsi,
Jakarta: Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Sahid.
Senn, Peter R., 1971, Social Science and its Methods, Boston: Holbrook
Surakhmad, Winarno , 1978, Paper, Thesis, dan Disertasi, Bandung: Tarsito
Suriasumantri, Jujun S., 1986, Pedoman Penulisan llmiah, Jakarta: Fakultas
Pascasarjana IKIP Jakarta.
Suriasumantri, Jujun S., 1995 , Filsafat llmu, Jakarta: Sinar Harapan.
Turabian, Kate L., 1973, A Manual For Writets, Fourth Edition, Chicago: The
Chicago University Press.
18
BIODATA SINGKAT
Lamuddin Finoza lahir di Takengon, Aceh: 15 Agustus 1945. Lulus sebagai Sarjana
Sastra Jurusan Bahasa Indonesia dari Fakultas Sastra Universitas Indonesia (1977)
dan Program Akta Mengajar V UT/IKIP Jakarta (1987)
Sejak tahun 1981 menatar dalam bidang bahasa dan korespondensi Indonesia pada
berbagai instansi pemerintah dan swasta di Jakarta dan di daerah. Dapat disebut di
sini, Sekretariat Negara RI, Caltex Pacific Indonesia, dan Freeport Indonesia adalah
contoh lembaga/perusahaan yang pernah beliau jambangi.
Pekerjaan sekarang: Dosen tetap STIE Kampus Ungu, mengajar pada beberapa
perguruan tinggi di Jakarta, termasuk Universitas Indonesia.
Publikasi :
(a) Menulis artikel ilmiah dan features dalam harian Abadi, Berita Yudha,
Indonesia Raya (1971 - l975)
(b) Menulis buku pelajaran untuk SLTP dan SLTA yang diterbitkan oleh Penerbit
Yudhistira dan Mutiara (1978 - 1980)
(c) Menulis naskah untuk Siaran Pembinaan Bahasa Indonesia melalui TVRI
(1978 -1991)
(d) Menulis buku bahasa Indonesia dan korespondensi
1. Aneka Surat Sekretaris dan Surat Bisnis Indonesia (199I)
2. Komposisi Bahasa Indonesia (1993)
3. Aneka Surat Statuta, Laporan, dan Proposal (1994)
4. Bahasa Indonesia Kualifikasi Semenjana untuk SMK (2005)

Más contenido relacionado

La actualidad más candente

Kumpulan pertanyaan otonomi
Kumpulan pertanyaan otonomiKumpulan pertanyaan otonomi
Kumpulan pertanyaan otonomiArya D Ningrat
 
PENULISAN KARYA ILMIAH - Konsep Dasar, Pengertian, Kegunaan, Jenis
PENULISAN KARYA ILMIAH - Konsep Dasar, Pengertian, Kegunaan, JenisPENULISAN KARYA ILMIAH - Konsep Dasar, Pengertian, Kegunaan, Jenis
PENULISAN KARYA ILMIAH - Konsep Dasar, Pengertian, Kegunaan, JenisDiana Amelia Bagti
 
Evaluasi Formatif dan Sumatif
Evaluasi Formatif dan SumatifEvaluasi Formatif dan Sumatif
Evaluasi Formatif dan SumatifMuhammad Bahrudin
 
Contoh analisis dan interpretasi data pada penelitian kualitatif
Contoh analisis dan interpretasi data pada penelitian kualitatifContoh analisis dan interpretasi data pada penelitian kualitatif
Contoh analisis dan interpretasi data pada penelitian kualitatifMuhammad Alfiansyah Alfi
 
Kelemahan dan kelebihan jurnal
Kelemahan dan kelebihan jurnalKelemahan dan kelebihan jurnal
Kelemahan dan kelebihan jurnalAgus Martha
 
Project Based Learning (Pembelajaran Berbasis Proyek)
Project Based Learning (Pembelajaran Berbasis Proyek)Project Based Learning (Pembelajaran Berbasis Proyek)
Project Based Learning (Pembelajaran Berbasis Proyek)Ifik Firdaus
 
Penelitian kualitatif
Penelitian kualitatifPenelitian kualitatif
Penelitian kualitatifocwunj_fip
 
Cover Makalah Ilmu Lingkungan
Cover Makalah Ilmu LingkunganCover Makalah Ilmu Lingkungan
Cover Makalah Ilmu LingkunganNursidiq 92
 
contoh Bab 1. pendahuluan makalah
contoh Bab 1. pendahuluan makalahcontoh Bab 1. pendahuluan makalah
contoh Bab 1. pendahuluan makalahRizki Kamaratih
 
Bab VII pancasila sebagai sistem filsafat bangsa indonesia
Bab VII pancasila sebagai sistem filsafat bangsa indonesiaBab VII pancasila sebagai sistem filsafat bangsa indonesia
Bab VII pancasila sebagai sistem filsafat bangsa indonesiayudikrismen1
 
Memaknai Nilai-Nilai Keindonesiaan
Memaknai Nilai-Nilai KeindonesiaanMemaknai Nilai-Nilai Keindonesiaan
Memaknai Nilai-Nilai KeindonesiaanLestari Moerdijat
 
Pengertian dan urgensi penelitian
Pengertian dan urgensi penelitianPengertian dan urgensi penelitian
Pengertian dan urgensi penelitianFredika Ayu Lestari
 
Teori falsifikasi karl
Teori falsifikasi karlTeori falsifikasi karl
Teori falsifikasi karlAchmad Ridha
 
Filsafat Ilmu : Ontologi
Filsafat Ilmu : OntologiFilsafat Ilmu : Ontologi
Filsafat Ilmu : OntologiHosyatul Aliyah
 
Ppt lomba esai nasional wasment-esys
Ppt lomba esai nasional wasment-esysPpt lomba esai nasional wasment-esys
Ppt lomba esai nasional wasment-esysilmahnurmaYanti
 
Jobdesk panitia ospek ft uny 2016
Jobdesk panitia ospek ft uny 2016Jobdesk panitia ospek ft uny 2016
Jobdesk panitia ospek ft uny 2016M Abdul Rochim
 

La actualidad más candente (20)

P7 kajian teori
P7 kajian teoriP7 kajian teori
P7 kajian teori
 
Kumpulan pertanyaan otonomi
Kumpulan pertanyaan otonomiKumpulan pertanyaan otonomi
Kumpulan pertanyaan otonomi
 
PENULISAN KARYA ILMIAH - Konsep Dasar, Pengertian, Kegunaan, Jenis
PENULISAN KARYA ILMIAH - Konsep Dasar, Pengertian, Kegunaan, JenisPENULISAN KARYA ILMIAH - Konsep Dasar, Pengertian, Kegunaan, Jenis
PENULISAN KARYA ILMIAH - Konsep Dasar, Pengertian, Kegunaan, Jenis
 
Evaluasi Formatif dan Sumatif
Evaluasi Formatif dan SumatifEvaluasi Formatif dan Sumatif
Evaluasi Formatif dan Sumatif
 
Contoh analisis dan interpretasi data pada penelitian kualitatif
Contoh analisis dan interpretasi data pada penelitian kualitatifContoh analisis dan interpretasi data pada penelitian kualitatif
Contoh analisis dan interpretasi data pada penelitian kualitatif
 
Kelemahan dan kelebihan jurnal
Kelemahan dan kelebihan jurnalKelemahan dan kelebihan jurnal
Kelemahan dan kelebihan jurnal
 
Jurnal lengkap
Jurnal lengkapJurnal lengkap
Jurnal lengkap
 
Project Based Learning (Pembelajaran Berbasis Proyek)
Project Based Learning (Pembelajaran Berbasis Proyek)Project Based Learning (Pembelajaran Berbasis Proyek)
Project Based Learning (Pembelajaran Berbasis Proyek)
 
Penelitian kualitatif
Penelitian kualitatifPenelitian kualitatif
Penelitian kualitatif
 
REVIEW SKRIPSI
REVIEW SKRIPSI REVIEW SKRIPSI
REVIEW SKRIPSI
 
Cover Makalah Ilmu Lingkungan
Cover Makalah Ilmu LingkunganCover Makalah Ilmu Lingkungan
Cover Makalah Ilmu Lingkungan
 
contoh Bab 1. pendahuluan makalah
contoh Bab 1. pendahuluan makalahcontoh Bab 1. pendahuluan makalah
contoh Bab 1. pendahuluan makalah
 
Bab VII pancasila sebagai sistem filsafat bangsa indonesia
Bab VII pancasila sebagai sistem filsafat bangsa indonesiaBab VII pancasila sebagai sistem filsafat bangsa indonesia
Bab VII pancasila sebagai sistem filsafat bangsa indonesia
 
Memaknai Nilai-Nilai Keindonesiaan
Memaknai Nilai-Nilai KeindonesiaanMemaknai Nilai-Nilai Keindonesiaan
Memaknai Nilai-Nilai Keindonesiaan
 
Pengertian dan urgensi penelitian
Pengertian dan urgensi penelitianPengertian dan urgensi penelitian
Pengertian dan urgensi penelitian
 
Teori falsifikasi karl
Teori falsifikasi karlTeori falsifikasi karl
Teori falsifikasi karl
 
Filsafat Ilmu : Ontologi
Filsafat Ilmu : OntologiFilsafat Ilmu : Ontologi
Filsafat Ilmu : Ontologi
 
Tugas paper
Tugas paperTugas paper
Tugas paper
 
Ppt lomba esai nasional wasment-esys
Ppt lomba esai nasional wasment-esysPpt lomba esai nasional wasment-esys
Ppt lomba esai nasional wasment-esys
 
Jobdesk panitia ospek ft uny 2016
Jobdesk panitia ospek ft uny 2016Jobdesk panitia ospek ft uny 2016
Jobdesk panitia ospek ft uny 2016
 

Similar a Metode penulisan

Teknik Penulisan Karangan
Teknik Penulisan KaranganTeknik Penulisan Karangan
Teknik Penulisan KaranganReni Ringgarna
 
Menulis karya ilmiah - metodologi penelitian
Menulis karya ilmiah - metodologi penelitianMenulis karya ilmiah - metodologi penelitian
Menulis karya ilmiah - metodologi penelitianAjengIlla
 
Makalah ilmiah education
Makalah ilmiah educationMakalah ilmiah education
Makalah ilmiah educationRita Seran
 
Karya ilmiah bahasa indonesia
Karya ilmiah bahasa indonesiaKarya ilmiah bahasa indonesia
Karya ilmiah bahasa indonesiaryurifay
 
PPt B INdo Karya Ilmiah Kelompok 2.pptx
PPt B INdo Karya Ilmiah Kelompok 2.pptxPPt B INdo Karya Ilmiah Kelompok 2.pptx
PPt B INdo Karya Ilmiah Kelompok 2.pptxFadhlanazmyh
 
KATA PENGANTAR.docx
KATA PENGANTAR.docxKATA PENGANTAR.docx
KATA PENGANTAR.docxUlilAydiy
 
Contoh Makalah Bahasa Indonesia
Contoh Makalah Bahasa IndonesiaContoh Makalah Bahasa Indonesia
Contoh Makalah Bahasa IndonesiaReski Aprilia
 
Contohmakalahbi 131128063656-phpapp02(1)
Contohmakalahbi 131128063656-phpapp02(1)Contohmakalahbi 131128063656-phpapp02(1)
Contohmakalahbi 131128063656-phpapp02(1)Into Setiawan
 
Karangan ilmiah ( harits w)
Karangan ilmiah ( harits w)Karangan ilmiah ( harits w)
Karangan ilmiah ( harits w)Rietz Wiguna
 
Karangan bhs indo( azizah)
Karangan bhs indo( azizah)Karangan bhs indo( azizah)
Karangan bhs indo( azizah)Aziza Zea
 
Penulis karya ilmiah
Penulis karya ilmiahPenulis karya ilmiah
Penulis karya ilmiahDedi Yulianto
 
Kelompok4 131128183730-phpapp01
Kelompok4 131128183730-phpapp01Kelompok4 131128183730-phpapp01
Kelompok4 131128183730-phpapp01Kimenus Wenda
 
Makalah penulisan laporan penelitian
Makalah penulisan laporan penelitianMakalah penulisan laporan penelitian
Makalah penulisan laporan penelitianJerusman Marbun
 
Contoh makalah mahasiswa_yang_benar_bese
Contoh makalah mahasiswa_yang_benar_beseContoh makalah mahasiswa_yang_benar_bese
Contoh makalah mahasiswa_yang_benar_besetutorialtekkomkunade
 

Similar a Metode penulisan (20)

Teknik Penulisan Karangan
Teknik Penulisan KaranganTeknik Penulisan Karangan
Teknik Penulisan Karangan
 
Karangan Ilmiah
Karangan IlmiahKarangan Ilmiah
Karangan Ilmiah
 
KTI.pptx
KTI.pptxKTI.pptx
KTI.pptx
 
Bahasa indonesoa
Bahasa indonesoaBahasa indonesoa
Bahasa indonesoa
 
Menulis karya ilmiah - metodologi penelitian
Menulis karya ilmiah - metodologi penelitianMenulis karya ilmiah - metodologi penelitian
Menulis karya ilmiah - metodologi penelitian
 
Makalah ilmiah education
Makalah ilmiah educationMakalah ilmiah education
Makalah ilmiah education
 
Karya ilmiah bahasa indonesia
Karya ilmiah bahasa indonesiaKarya ilmiah bahasa indonesia
Karya ilmiah bahasa indonesia
 
PPt B INdo Karya Ilmiah Kelompok 2.pptx
PPt B INdo Karya Ilmiah Kelompok 2.pptxPPt B INdo Karya Ilmiah Kelompok 2.pptx
PPt B INdo Karya Ilmiah Kelompok 2.pptx
 
KATA PENGANTAR.docx
KATA PENGANTAR.docxKATA PENGANTAR.docx
KATA PENGANTAR.docx
 
Contoh makalah bi
Contoh makalah biContoh makalah bi
Contoh makalah bi
 
Contoh Makalah Bahasa Indonesia
Contoh Makalah Bahasa IndonesiaContoh Makalah Bahasa Indonesia
Contoh Makalah Bahasa Indonesia
 
Contohmakalahbi 131128063656-phpapp02(1)
Contohmakalahbi 131128063656-phpapp02(1)Contohmakalahbi 131128063656-phpapp02(1)
Contohmakalahbi 131128063656-phpapp02(1)
 
Karangan ilmiah ( harits w)
Karangan ilmiah ( harits w)Karangan ilmiah ( harits w)
Karangan ilmiah ( harits w)
 
Karangan bhs indo( azizah)
Karangan bhs indo( azizah)Karangan bhs indo( azizah)
Karangan bhs indo( azizah)
 
tugas karangan
tugas karangan tugas karangan
tugas karangan
 
Kelas xii materi bindo
Kelas xii materi  bindoKelas xii materi  bindo
Kelas xii materi bindo
 
Penulis karya ilmiah
Penulis karya ilmiahPenulis karya ilmiah
Penulis karya ilmiah
 
Kelompok4 131128183730-phpapp01
Kelompok4 131128183730-phpapp01Kelompok4 131128183730-phpapp01
Kelompok4 131128183730-phpapp01
 
Makalah penulisan laporan penelitian
Makalah penulisan laporan penelitianMakalah penulisan laporan penelitian
Makalah penulisan laporan penelitian
 
Contoh makalah mahasiswa_yang_benar_bese
Contoh makalah mahasiswa_yang_benar_beseContoh makalah mahasiswa_yang_benar_bese
Contoh makalah mahasiswa_yang_benar_bese
 

Más de Rahmatdi Black

Surat permohonan sch.id
Surat permohonan sch.idSurat permohonan sch.id
Surat permohonan sch.idRahmatdi Black
 
Laporan akhir penyebaran virus komputer - rahmatdi
Laporan akhir penyebaran virus komputer - rahmatdiLaporan akhir penyebaran virus komputer - rahmatdi
Laporan akhir penyebaran virus komputer - rahmatdiRahmatdi Black
 
Tema, topik dan karangan
Tema, topik dan karanganTema, topik dan karangan
Tema, topik dan karanganRahmatdi Black
 
Abstrak penyebaran virus kompute
Abstrak  penyebaran virus komputeAbstrak  penyebaran virus kompute
Abstrak penyebaran virus komputeRahmatdi Black
 
Jti vol1 no2_politeknik telkom_lisana_pembuatan aplikasi multimedia pembelajaran
Jti vol1 no2_politeknik telkom_lisana_pembuatan aplikasi multimedia pembelajaranJti vol1 no2_politeknik telkom_lisana_pembuatan aplikasi multimedia pembelajaran
Jti vol1 no2_politeknik telkom_lisana_pembuatan aplikasi multimedia pembelajaranRahmatdi Black
 
Estimasi kebutuhan daya listrik sulawesi selatan sampai tahun 2017
Estimasi kebutuhan daya listrik sulawesi selatan sampai tahun 2017Estimasi kebutuhan daya listrik sulawesi selatan sampai tahun 2017
Estimasi kebutuhan daya listrik sulawesi selatan sampai tahun 2017Rahmatdi Black
 
Sistem informasi dan pengujian golongan darah sistem a b o via sms
Sistem informasi dan pengujian golongan darah sistem a b o via smsSistem informasi dan pengujian golongan darah sistem a b o via sms
Sistem informasi dan pengujian golongan darah sistem a b o via smsRahmatdi Black
 
Skripsi structural equation_modeling
Skripsi structural equation_modelingSkripsi structural equation_modeling
Skripsi structural equation_modelingRahmatdi Black
 
Pertemuan I Sistem Berkas
Pertemuan I Sistem BerkasPertemuan I Sistem Berkas
Pertemuan I Sistem BerkasRahmatdi Black
 

Más de Rahmatdi Black (17)

Surat permohonan sch.id
Surat permohonan sch.idSurat permohonan sch.id
Surat permohonan sch.id
 
Laporan akhir penyebaran virus komputer - rahmatdi
Laporan akhir penyebaran virus komputer - rahmatdiLaporan akhir penyebaran virus komputer - rahmatdi
Laporan akhir penyebaran virus komputer - rahmatdi
 
Tema, topik dan karangan
Tema, topik dan karanganTema, topik dan karangan
Tema, topik dan karangan
 
Software enginering
Software engineringSoftware enginering
Software enginering
 
Abstrak penyebaran virus kompute
Abstrak  penyebaran virus komputeAbstrak  penyebaran virus kompute
Abstrak penyebaran virus kompute
 
Jti vol1 no2_politeknik telkom_lisana_pembuatan aplikasi multimedia pembelajaran
Jti vol1 no2_politeknik telkom_lisana_pembuatan aplikasi multimedia pembelajaranJti vol1 no2_politeknik telkom_lisana_pembuatan aplikasi multimedia pembelajaran
Jti vol1 no2_politeknik telkom_lisana_pembuatan aplikasi multimedia pembelajaran
 
Estimasi kebutuhan daya listrik sulawesi selatan sampai tahun 2017
Estimasi kebutuhan daya listrik sulawesi selatan sampai tahun 2017Estimasi kebutuhan daya listrik sulawesi selatan sampai tahun 2017
Estimasi kebutuhan daya listrik sulawesi selatan sampai tahun 2017
 
Sistem informasi dan pengujian golongan darah sistem a b o via sms
Sistem informasi dan pengujian golongan darah sistem a b o via smsSistem informasi dan pengujian golongan darah sistem a b o via sms
Sistem informasi dan pengujian golongan darah sistem a b o via sms
 
Skripsi structural equation_modeling
Skripsi structural equation_modelingSkripsi structural equation_modeling
Skripsi structural equation_modeling
 
Php
PhpPhp
Php
 
01 pengenalan si
01   pengenalan si01   pengenalan si
01 pengenalan si
 
2 alfabet dan string
2 alfabet dan string2 alfabet dan string
2 alfabet dan string
 
SLIDE KE-4 DFA
SLIDE KE-4 DFASLIDE KE-4 DFA
SLIDE KE-4 DFA
 
SLIDE KE:5 NFA
SLIDE KE:5 NFASLIDE KE:5 NFA
SLIDE KE:5 NFA
 
Belajar html!!
Belajar html!!Belajar html!!
Belajar html!!
 
Pertemuan I Sistem Berkas
Pertemuan I Sistem BerkasPertemuan I Sistem Berkas
Pertemuan I Sistem Berkas
 
5 method
5 method5 method
5 method
 

Último

Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNSLatsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNSdheaprs
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfbibizaenab
 
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptxPPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptxssuser8905b3
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxssuser35630b
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfDimanWr1
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..ikayogakinasih12
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxIgitNuryana13
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...Kanaidi ken
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BAbdiera
 
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxdeskaputriani1
 
aksi nyata - aksi nyata refleksi diri dalam menyikapi murid.pdf
aksi nyata - aksi nyata refleksi diri dalam menyikapi murid.pdfaksi nyata - aksi nyata refleksi diri dalam menyikapi murid.pdf
aksi nyata - aksi nyata refleksi diri dalam menyikapi murid.pdfwalidumar
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTIndraAdm
 
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMMAKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMMIGustiBagusGending
 
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdfModul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdfanitanurhidayah51
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfirwanabidin08
 
PPT PENELITIAN TINDAKAN KELAS MODUL 5.pptx
PPT PENELITIAN TINDAKAN KELAS MODUL 5.pptxPPT PENELITIAN TINDAKAN KELAS MODUL 5.pptx
PPT PENELITIAN TINDAKAN KELAS MODUL 5.pptxSaefAhmad
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDNurainiNuraini25
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxRizkyPratiwi19
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7IwanSumantri7
 
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxMODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxSlasiWidasmara1
 

Último (20)

Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNSLatsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
 
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptxPPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
 
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
 
aksi nyata - aksi nyata refleksi diri dalam menyikapi murid.pdf
aksi nyata - aksi nyata refleksi diri dalam menyikapi murid.pdfaksi nyata - aksi nyata refleksi diri dalam menyikapi murid.pdf
aksi nyata - aksi nyata refleksi diri dalam menyikapi murid.pdf
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
 
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMMAKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
 
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdfModul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
 
PPT PENELITIAN TINDAKAN KELAS MODUL 5.pptx
PPT PENELITIAN TINDAKAN KELAS MODUL 5.pptxPPT PENELITIAN TINDAKAN KELAS MODUL 5.pptx
PPT PENELITIAN TINDAKAN KELAS MODUL 5.pptx
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
 
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxMODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
 

Metode penulisan

  • 2. 1 PENDAHULUAN Rencana menulis makalah ini berawal dari keprihatinan saya melihat kenyataan sebagian besar mahasiswa mengalami kesulitan menuliskan hasil pemikirannya menjadi karangan. Saya makin tertarik membahas masalah karangan karena ternyata menulis karangan ilmiah juga menjadi kendala bagi sebagian sarjana. Masih banyak sarjana yang terus berkeinginan menulis karya ilmiah, namun terhambat oleh kurangnya keterampilan menulis. Hal itu akan menjadi masalah serius bagi mereka yang memilih profesi sebagai dosen. Seperti kita ketahui, untuk persyaratan kenaikan pangkat akademik, setiap dosen harus menulis karangan ilmiah. Setelah mengamati tulisan para mahasiswa melalui tugas-tugas mereka, termasuk skripsi, dan setelah membaca tulisan beberapa sarjana dalam majalah, termasuk majalah yang meng-claim dirinya sebagai majalah ilmiah, saya memperoleh kesan bahwa kurangnya pemahaman tentang metode ilmiah dan lemahnya penguasaan bahasa Indonesia tulis telah mengakibatkan pekerjaan menulis karangan menjadi sesuatu yang sulit dan karangan mereka menjadi kurang berbobot. Kondisi tersebut di atas mengundang sejumlah pertanyaan yang akan diupayakan untuk menjawabnya dalam makalah ini. Inti pertanyaan itu adalah sebagai berikut. 1. Apa kriteria karangan ilmiah?
  • 3. 2 2. Bagaimana mengorganisasikan karangan ilmiah yang ideal? 3. Apakah faktor bakat sangat dominan untuk dapat mengarang? Makalah sederhana ini berisi pembahasan tentang metode penulisan karangan ilmiah tanpa membicarakan masalah teknis penulisan. Untuk menulis karangan ilmiah, penguasaan metode merupakan hal yang utama mengingat pengertian metode itu sendiri adalah suatu prosedur atau cara mengetahui sesuatu dengan langkah-langkah sistematis (Senn, 1971:4; dan Suriasumantri, 1995:119). Adapun yang dimaksud dengna teknis tidak lain adalah pengetahuan tentang operasionalisasi suatu metode. Tanpa metode, pengetahuan tentang teknis penulisan menjadi kurang berarti, dan karangan tidak mungkin mencapai bentuknya yang ideal.
  • 4. 3 1. MENGENALI KARANGAN ILMIAH 1.1 Pengertian Karangan dan Karangan ilmiah Pada hakikatnya karangan adalah penjabaran suatu pikiran secara resmi dan teratur tentang suatu topik dengan mengindahkan prinsip komposisi dan konvensi pernaskahan. Karangan yang paling sederhana dapat berupa satu alinea. Namun, ide suatu karangan pada prinsipnya lebih luas dari ide alinea sehingga karangan disebut juga suatu wacana. Wacana ilmiah adalah karangan yang berisi argumentasi penalaran keilmuan yang dikomunikasikan lewat bahasa tulis (Suriasumantri, 1995:307). Suatu karangan akan disebut ilmiah apabila karangan atau tulisan itu merupakan laporan dan analisis dari suatu hasil penelitian, walau bagaimanapun sederhananya. 1.2 Ciri Karangan Ilmiah Ciri karangan ilmiah (karil) yang membedakannya dengan karangan nonilmiah, selain harus merupakan hasil penelitian (faktual objektif ) adalah tersusun secara sistematis (sistematik); menggunakan metode ilmiah (metodik); berlaku umum/bersifat universal, dan ditulis dengan ragam bahasa ilmiah (Darmodjo, 1986:12 dan Jasin, 1994:10).
  • 5. 4 Faktual objektif berarti ada faktanya dan sesuai dengan objek yang diteliti. Kesesuaian itu harus dibuktikan dengan pengamatan atau empiri. Objektif juga mengandung pengertian adanya sikap jujur dan tidak memihak, serta memakai ukuran umum dalam menilai sesuatu, bukan ukuran subjektif (selera perseorangan) . Sistematik berarti tersusun atau terorganisasi dalam suatu sistem. Bagian- bagiannya tidak ada yang berdiri sendiri. Bagian yang satu dengan bagian yang lain harus saling berkaitan, saling menjelaskan, dan saling melengkapi sehingga secara keseluruhan karangan merupakan suatu kesatuan yang utuh. Metodik berarti menggunakan metode atau cara tertentu dengan langkah- langkah yang teratur dan terkontrol melalui proses pengidentifikasian masalah, penyusunan hipotesis, pengujian hipotesis, dan penarikan kesimpulan. Berlaku umum berarti fenomena pengetahuan yang diobservasi tidak hanya berlaku atau dapat diamati oleh seseorang atau oleh beberapa orang saja. Siapa saja dengan cara eksperimen dan kondisi yang sama akan memperoleh hasil yang sama dengan yang diperoleh pendahulunya secara konsisten. Betapa perlunya menguasai bahasa ilmiah dalam penulisan karil kiranya tidak perlu diragukan. Tentang ciri bahasa ilmiah ini, Brotowidjoyo (1985:79) berpendapat: bahasa dalam karangan disebut ilmiah apabila lafal, kosakata, peristilahan, tata kalimat, dan ejaan mengikuti bahasa yang telah dibakukan (distandardisasi). Seorang pakar penulisan ilmiah, Jujun S. Suriasumantri, menilai persoalan kebahasaan begitu pentingnya sehingga dalam bukunya Pedoman Penulisan Ilmiah (1986:59) kepada para calon penulis dia berpesan sebagai berikut.
  • 6. 5 Penulis ilmiah harus menggunakan bahasa yang baik dan benar. Sebuah kalimat yang tidak bisa diidentifikasikan mana yang merupakan subjek dan mana yang merupakan predikat serta hubungan apa yang terkait antara subjek dan predikat kemungkinan besar akan merupakan informasi yang tidak jelas. Tata bahasa merupakan ekspresi dari logika bepikir: tata bahasa yang tidak cermat merupakan logika berpikir yang tidak cermat pula. oleh sebab itu, langkah pertama dalam menulis karangan ilmiah yang baik adalah mempergunakan tata bahasa yang benar. Pakar yang lain, Surakhmad (1978 :12), juga mengatakan bahasa adalah medium terpenting di dalam karangan. Diingatkannya, apabila bahasa yang dipakai kurang cermat, karangan bukan saja sukar untuk dipahami, tetapi juga mudah menimbulkan salah pengertian. “Bahasa karangan yang kacau menggambarkan kekacauan pikiran pengarangnya,” tambahnya. 1.3 Sistematika Karangan ilmiah Pada dasarnya isi karangan secara umum dapat dibagi atas tiga bagian, yaitu (1) pendahuluan, (2) isi/uraian, (3) penutup. Sebenarnya, pembabakan tersebut hanya cocok untuk karangan nonilmiah (nonkaril). Adapun sistematika karangan ilmiah yang ideal adalah (1) pendahuluan, (2) teori, (3) data, (4) analisis, (5) kesimpulan dan saran (kalau ada). Dari uraian di atas tampak bahwa faktor terpenting yang membedakan karil dan nonkaril adalah ada atau tidaknya analisis. Analisis adalah kegiatan menghitung (menambah, mengurangi, membagi), menimbang-nimbang, membandingkan antara teori dan praktik serta mengkaji satu atau beberapa aspek berdasarkan satu atau berbagai sudut pandang. Muara dari kegiatan menganalisis adalah menarik
  • 7. 6 simpulan, yaitu memberi penilaian yang objektif tentang maju mundur, untung rugi, berhasil tidak berhasil, baik buruk, atau gabungan hal tersebut yang didasari oleh argumentasi yang tepat dan ukuran yang akurat. Bila menganalisis sesuatu yang merupakan kelemahan, dalam bagian itu pula sekaligus diberikan saran perbaikan beserta alasan mengapa menyarankan seperti itu (Finoza, 1994: 78). Dari kelima bagian isi karil, porsi yang terbesar adalah bagian analisis. Bagian analisis merupakan tempat pengarang/penulis berimprovisasi mengolah kata dan kalimat membedah materi sesuai dengan selera dan pandangannya untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Dengan membaca bagian analisis inilah pembaca dapat melihat sikap kritis dan ketajaman nalar seorang penulis. Setiap penulis karil perlu menyadari bahwa bagian analisis dari karangannya itulah yang orisinal merupakan karya ciptanya yang murni. Adapun menulis teori dan data sebenarnya tidak lebih dari kegiatan mengutip atau memindahkan teori dan data itu dari sumbernya ke dalam karangan, walaupun harus diakui bahwa menyusunnya menjadi bagian yang terintegrasi ke dalam suatu karangan tetap merupakan jasa penulisnya.
  • 8. 7 2. METODE PENULISAN KARANGAN ILMIAH 2.1 Prosedur Mengarang Kegiatan menulis karil harus mengikuti prosedur : 1) memilih/menetapkan topik 2) mengidentifikasikan masalah 3) merumuskan tema/tujuan/tesis/hipotesis 4) menyusun kerangka (outline) 5) mengumpulkan data dan bahan rujukan (referensi) 5) melakukan penulisan awal (drafting) 7) melakukan penyuntingan (editing) 8) melakukan penulisan final. Dalam makalah ini tidak semua langkah-langkah itu dibahas. Garis besar bagian terpenting akan diuraikan berikut ini. 2 .1.1 Topik dan Judul Karangan Topik adalah pokok pembicaraan tentang suatu hal yang akan digarap menjadi karangan. Topik karangan merupakan jawaban atas pertanyaan: masalah apa yang akan ditulis? atau hendak menulis tentang apa? Ciri khas topik terletak pada permasalahannya yang bersifat umum dan belum terurai, misalnya perbankan, polusi, korupsi, pengangguran, bencana alam.
  • 9. 8 Mengingat topik sering kali bersifat umum sehingga terlalu luas untuk dijadikan judul karangan, topik perlu dipersempit sampai batas dan ruang lingkupnya sesuai dengan keinginan penulis. Selain harus menghindari topik yang terlalu luas, penulis juga disarankan jangan memilih topik yang terlalu sempit dan yang terlalu teknis. Ukuran yang dapat kita jadikan patokan untuk itu diberikan oleh Cash (1977:17) seperti tersebut di bawah ini. Suatu topik dikatakan terlalu luas (too broad) apabila untuk membahasnya secara mendalam diperlukan waktu maupun jumlah halaman yang lebih banyak; dikatakan terlalu sempit (too narrow) apabila untuk nambahasnya secara mendalam sulit menemukan referensi yang cukup; dan dikatakan terlalu teknis (too technical) apabila untuk menulisnya diperlukan pengetahuan khusus yang dirasakan tidak dimiliki oleh penulisnya secara memadai. Jadi, topik yang akan dipilih tentulah yang menarik perhatian penulis dan permasalahannya benar-benar penulis kuasai. Adapun judul karangan adalah perincian atau penjabaran dari topik. Jika dibandingkan dengan topik, judul lebih spesifik dan telah menyiratkan permasalahan atau variabel yang akan dibahas. Memang topik boleh saja dijadikan judul, tetapi judul karangan tidaklah harus sama dengan topik. Jika topik sekaligus dijadikan judul, tentu saja karangannya akan bersifat umum dan ruang lingkupnya juga pasti sangat luas. Dengan uraian di atas dimaksudkan agar dipahami bahwa langkah pertama untuk mengarang adalah menetapkan topik, bukan judul. Dari satu topik dapat dibuat berbagai judul dan judul itu dapat diubah-ubah sesuai dengan tema atau tujuan pengarang; sedangkan topik tidak boleh diubah, kecuali jika akan mengubah karangan secara total.
  • 10. 9 2.1.2 Tema dan Tesis Tema berarti pokok pemikiran, ide, atau gagasan terutama yang akan dituangkan oleh penulis dalam karangannya. Tema adalah sesuatu yang melatar belakangi dan mendorong seseorang menuliskan karangannya. Dalam kasus kelangkaan BBM di tanah air kita, misalnya, seseorang yang mengetahui penyebab kelangkaan itu ingin membagi “pengetahuannya” itu kepada pembaca. Dalam tulisannya ia akan menuangkan pokok pemikirannya untuk mengatasi kelangkaan tersebut. Pokok pemikiran itulah yang disebut tema. Penetapan tema sebelum mulai mengarang sangat penting sebagai pedoman untuk menulis karangan secara teratur dan jelas sehingga isi karangan tidak menyimpang dari tujuan yang ditetapkan oleh penulis sejak semula. Ide yang kita tangkap setelah selesai mambaca tulisan seseorang terlepas dari kita menyetujui atau menolak pemikiran penulisnya itulah yang disebut tema. Tema yang kita peroleh setelah selesai membaca karangan seseorang disebut tema akhir. Dalam karya ilmiah mahasiswa, tema harus dirumuskan sejak awal untuk diketahui oleh dosen pembimbing karya tulis. Tema seperti itu disebut tema awal. Ilustrasi tersebut di atas dimaksud untuk menjelaskan ekstensi tema dan kedudukan serta peranan tema dalam karangan. Tema, seperti halnya judul, dapat dibuat bervariasi dan dapat diganti-ganti jika penulis beranggapan tidak tersedia bahan yang cukup untuk digarap menjadi karangan, sementara topik atau pokok pembicaraannya dapat saja tetap seperti semula. Jika seseorang memikirkan sesuatu (tema) tentulah terkandung maksud, tujuan, atau sasaran tertentu yang ingin dicapainya. Maksud dan tujuan itu disebut
  • 11. 10 tesis. Tesis adalah pernyataan singkat tentang maksud dan tujuan penulis. Karena itu, tesis sering disebut pengungkapan maksud. Tesis harus lugas sehingga perlu diungkapkan dalam suatu kalimat lengkap. Dalam karangan ilmiah murni, tesis sering disebut dengan istilah hipotesis, yaitu pernyataan yang masih rendah, dan oleh karena itu perlu dibuktikan kebenarannya. Tema boleh dirumuskan dalam beberapa kalimat, sebab di dalamnya terdapat pokok pemikiran. Berbeda dengan tesis, menjabarkan tema sering kali tidak cukup dengan satu kalimat. Yang perlu diperhatikan adalah seluruh kalimat dalam sebuah tema harus bersama-sama mengungkapkan satu ide atau satu gagasan (ide karangan). Jika penulis merasa dalam karangannya cukup dengan merumuskan tesis, ia tidak perlu lagi merumuskan tema. Namun, jika dengan tesis terasa belum cukup, penulis perlu merumuskan tema secara eksplisit untuk memudahkan penyusun bab dan subbab dalam karangannya nanti. Perhatikan contoh di bawah ini. 1) Topik: Cara Mengemukakan Pendapat yang Efektif Tesis: Mengemukakan pendapat haruslah secara logis dan sistematis dengan menggunakan bahasa yang tepat dan cocok. 2) Topik: Dampak Buruk Aborsi Tesis: Aborsi berdampak buruk ditinjau dari sudut pandang kesehatan, moral, dan agama 3) Topik: Kelangkaan BBM di Beberapa Kota di Indonesia Tesis: kelangkaan BBM di beberapa kota disebabkan oleh kelemahan manajemen Pertamina. Dalam contoh berikut ini tampak jelas kedudukan tema dalam suatu kerangka karangan. Topik : Kemacetan Lalu-lintas
  • 12. 11 Subtopik : Upaya Mengatasi Kemacetan Lalu-lintas Tema : Upaya mengatasi kemacetan lalu-lintas bukanlah seata-mata menjadi tanggung jawab aparat kepolisian, melainkan juga menjadi tanggung jawab seluruh warga masyarakat pemakai jalan. Permasalahan lalu lintas tidak mungkin dapat dipecahkan tanpa bantuan semua pihak yang terkait. Dalam hal ini yang paling diperlukan adalah kesadaran berlalu-lintas secara baik, teratur, sopan, dan bertanggung jawab. Permusan tema seperti contoh di atas pasti akan memudahkan penulis menyusun kerangka karangan. Penyusunan pokok-pokok bahasan dalam kerangka karangan akan lebih sulit dilakukan jika hanya berpatokan pada judul, apalagi pada topik, sebab topik dan judul belum terurai. 2.1.3 Rumusan Masalah Suatu hal yang menjadi “masalah” dalam penulisan karil adaIah mencari masalah yang dapat dijadikan rumusan masalah. Apakah masalah itu? Apa saja yang dapat dijadikan masalah? Beberapa definisi yang diformulasikan oleh para pakar menunjukkan pendapat mereka tentang masalah dapat digeneralisasikan. Para pakar umumnya sepakat bahwa yang dimaksud dengan masalah adalah kesenjangan antara bagaimana seharusnya (das solen) dan bagaimana senyatanya (das sain). Dengan perkataan lain, masalah adalah dampak yang timbul akibat ketidaksesuaian antara teori dan praktik. Apa saja yang dapat dijadikan masalah? Menurut M. Nazir (1985:133), masalah selalu ada di sekeliling kita. Masalah timbul karena adanya kesangsian terhadap suatu fenomena, adanya gap antarkegiatan dan antarfenomena yang telah ada ataupun yang akan ada. Selanjutnya M. Nazir mengetengahkan 11 sumber
  • 13. 12 untuk memperoleh masalah. Salah satu sumber itu adalah pengalaman atau catatan pribadi (lihat M. Nazir. 1985:140). Kegunaan rumusan masalah dalam karil adalah sebagai titik sentral pembahasan. Teori dan data yang diangkat ke dalam karil harus relevan dengan rumusan masalah. HaI itu sekaligus berarti analisis juga harus terfokus pada rumusan masalah. Akhirnya, kesimpulan harus pula merupakan jawaban terhadap rumusan masalah yang memang harus dibuat dalam bentuk pertanyaan. 2.1.4 Kerangka (Outline) Karangan Kerangka karangan adalah rencana teratur tentang pembagian dan penyusunan gagasan dalam karangan. Fungsi utamanya untuk menunjukan hubungan di antara gagasan yang ada. Dengan demikian, pengarang dapat mengadakan penyesuaian sebelum menulis (bandingkan dengan blue print atau cetak biru pembangunan gedung). Rencana kerja dalam kerangka itu dapat mengalami perubahan terus menerus untuk mencapai suatu bentuk yang lebih sempurna. Kerangka karangan dapat berbentuk catatan-catatan sederhana, namun dapat juga mendetail dan digarap dengan sangat cermat. Dalam penyusunan karangan ada tahap yang perlu dilakukan, yaitu memilih topik, mengumpulkan informasi, mengatur gagasan, dan menulis karangan itu sendiri. Pengaturan gagasan itulah yang dapat diumpamakan sebagai kerangka. Jadi, di dalam kerangka terdapat strategi penempatan ide dan gagasan.
  • 14. 13 Outline tidak sama dengan rencana daftar isi. Rencana daftar isi memang merupakan salah satu isi outline yang disebut dengan istilah sistematika/ penbabakan skripsi. Outline adalah rencana penulisan karangan secara keseluruhan. Berdasarkan pengamatan dan pengalaman di lapangan, selama ini terdapat kekeliruan penafsiran tentang pengertian dan hakikat outline. Dalam praktik, outline yang dibawa oleh mahasiswa pada waktu berkonsultasi dengan penbimbing skripsi adalah satu atau dua lembar kertas yang di dalamnya tertulis judul-judul bab dan subbab yang nantinya akan menjadi daftar isi dari skripsi yang akan ditulisnya tanpa diskripsi sama sekali. Outline skripsi memang dapat diartikan sebagai garis besar rencana kerja penulisan skripsi. Rupanya yang dipegang sebagai key word selama ini adalah frasa garis besar, sedangkan frasa rencana kerja ternyata dikesampingkan. Seharusnya, pengertian rencana kerjalah yang harus lebih dimasyarakatkan. Secara harfiah, rencana kerja berarti penyusunan kegiatan yang akan dilaksanakan. Di sini tampak kata rencana secara implisit mengandung arti strategi. Pengertian outline hendaknya disejajarkan dengan proposal karena sebenarnya outline tidak lain adalah proposal penulisan laporan penelitian (mis. tentang suatu perusahaan). Kalau rumusan ini disepakati, barulah dapat diformulasikan lebih lanjut bahwa isi outline analog dengan isi proposal yang umumnya meliputi dasar pemikiran/ latar belakang, tujuan dan manfaat, ruang lingkup, waktu dan tempat kegiatan, dst., (bandingkan dengan isi desain peneIitian).
  • 15. 14 Perbedaan yang prinsipal antara outline dan proposal adalah terdapatnya komponen biaya dan kepanitiaan dalam proposal. Kedua komponen tersebut tidak ada dalam outline. Komponen lainnya boleh dikatakan hampir sama. Oleh karena itu, tidak mengherankan jika ada perguruan tinggi yang menamakan outline sebagai Rancangan Usul Penulisan Skripsi (RUPS). Menurut konsep ini, RUPS sekurang- kurangnya memuat (a) judul, (b) Iatar belakang permasalahan, (c) masalah pokok skripsi, (d) kerangka teori, (e) hipotesis, (f) tujuan penelitian, (g) metode penelitian, (h) sistematika/pembabakan skripsi (i) daftar pustaka, (j) rencana jadwal penyelesaian skripsi (Ronda dan Muntaha, 1985 :64) Rumusan Ronda dan Muntaha tersebut di atas rasanya logis atau masuk akal. Dari segi penamaan mungkin terdapat perbedaan selera, namun dari segi isi atau komponen ideal yang harus terdapat dalam outline dirasakan sangat tepat. Outline yang baik seyogianya berisi uraian singkat tentang keseluruhan rencana kerja penyusunan skripsi mulai dari latar belakang pemilihan judul dan permasalahannya sampai dengan rencana jadwal penulisan atau penyelesaian skripsi. Uraian singkat dari setiap butir outline berguna untuk memberi gambaran terutama kepada pembimbing atau siapa saja yang akan membaca outline itu dan sekaligus menjawab pertanyaan yang timbul di hati mereka. Melalui. outline yang terurai, pembaca akan mengetahui metode penelitian yang dipakai, teknik pengumpulan data dan teknik analisisnya, sumber data dan sumber pustaka, pendekatan teoritis, dan sebagainya, yang tidak mungkin terjawab jika outline-nya berupa judul-judul semata.
  • 16. 15 Sebagai penutup uraian, ingin saya singgung sedikit di sini tentang peranan bakat dalam mengarang. Berdasarkan pengamatan dan pengalaman, untuk dapat menulis karangan fiksi, faktor bakat sangat dituntut dari seseorang. Untuk menulis karangan nonfiksi, termasuk karil, faktor bakat tidak dominan dan tidak dituntut secara mutlak dari seseorang. Jika seseorang berbakat menulis, tentu saja mengarang akan lebih mudah baginya. Bagi orang yang kurang berbakat, kemampuan menulis sampai taraf tertentu sebenarnya bisa dipelajari dan dilatih. Menulis adalah suatu keterampilan. Semua orang yang normal bisa bernyanyi dan menggambarsampai tahap tertentu, walaupun dia bukan penyanyi dan pelukis. Demikian pula halnya menulis. Setiap siswa, mahasiswa, apalagi sarjana, seyogianya bisa menulis seperti halnya bernyanyi dan menggambar sampai taraf tertentu dengan mengikuti norma-norma penulisan tanpa mesti menjadi essais atau kolumnis yang memang menuntut adanya talent khusus.
  • 17. 16 KESIMPULAN 1. Kriteria karil yang sekaligus menjadi ciri pembeda dengan karangan nonilmiah terletak pada ada atau tidaknya masalah (teori), hasil penelitian (data), dan analisis. 2. Karil harus diorganisasikan sesuai dengan metode ilmiah dengan mengikuti prosedur pemilihan topik sampai penulisan final serta harus mengindahkan konvensi pemaskahan. 3. Untuk dapat menulis karil, kualifikasi pendidikan lebih berperan daripada bakat, dan menulis ilmiah merupakan keterampilan yang bisa dilatih dan dipelajari. 4. Di samping penguasaan metode dan teknik penulisan, kemampuan menggunakan bahasa tulis ilmiah sangat menentukan mutu dan efektivitas suatu karangan.
  • 18. 17 KEPUSTAKAAN Brotowidjoyo, Mukayat D.,1985, Penulisan Karangan llmiah, Jakarta: Akademika. Cash, Phyllis., 1977, How to write A Research Paper Step By Step, New York: Monarch Press. Darmodjo, Hendro, 1985, Ilmu Alamiah Dasar, Jakarta: Karunika. Finoza, Lamuddin, 1994., Aneka Surat Statuta, Laporan, dan Notula, Jakarta: Mawar Gempita. Jasin, Maskoeri., 1994, IImu Alamiah Dasar, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Nazir, Mohammad, 1994, Metode Penelitian, Jakarta: Ghalia Indonesia. Ronda, Mirza, 1995, dan Ahmad Muntaha., Metode Penulisan Skripsi, Jakarta: Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Sahid. Senn, Peter R., 1971, Social Science and its Methods, Boston: Holbrook Surakhmad, Winarno , 1978, Paper, Thesis, dan Disertasi, Bandung: Tarsito Suriasumantri, Jujun S., 1986, Pedoman Penulisan llmiah, Jakarta: Fakultas Pascasarjana IKIP Jakarta. Suriasumantri, Jujun S., 1995 , Filsafat llmu, Jakarta: Sinar Harapan. Turabian, Kate L., 1973, A Manual For Writets, Fourth Edition, Chicago: The Chicago University Press.
  • 19. 18 BIODATA SINGKAT Lamuddin Finoza lahir di Takengon, Aceh: 15 Agustus 1945. Lulus sebagai Sarjana Sastra Jurusan Bahasa Indonesia dari Fakultas Sastra Universitas Indonesia (1977) dan Program Akta Mengajar V UT/IKIP Jakarta (1987) Sejak tahun 1981 menatar dalam bidang bahasa dan korespondensi Indonesia pada berbagai instansi pemerintah dan swasta di Jakarta dan di daerah. Dapat disebut di sini, Sekretariat Negara RI, Caltex Pacific Indonesia, dan Freeport Indonesia adalah contoh lembaga/perusahaan yang pernah beliau jambangi. Pekerjaan sekarang: Dosen tetap STIE Kampus Ungu, mengajar pada beberapa perguruan tinggi di Jakarta, termasuk Universitas Indonesia. Publikasi : (a) Menulis artikel ilmiah dan features dalam harian Abadi, Berita Yudha, Indonesia Raya (1971 - l975) (b) Menulis buku pelajaran untuk SLTP dan SLTA yang diterbitkan oleh Penerbit Yudhistira dan Mutiara (1978 - 1980) (c) Menulis naskah untuk Siaran Pembinaan Bahasa Indonesia melalui TVRI (1978 -1991) (d) Menulis buku bahasa Indonesia dan korespondensi 1. Aneka Surat Sekretaris dan Surat Bisnis Indonesia (199I) 2. Komposisi Bahasa Indonesia (1993) 3. Aneka Surat Statuta, Laporan, dan Proposal (1994) 4. Bahasa Indonesia Kualifikasi Semenjana untuk SMK (2005)