SlideShare una empresa de Scribd logo
1 de 25
Descargar para leer sin conexión
1
CGE Model adalah salah satu
alat analisis yang dapat
digunakan untuk model
pengambilan keputusan atau
kebijakan pariwisata
A GENERAL EQUILIBRIUM ANALYSIS OF CLIMATE CHANGE
IMPACTS ON TOURISM
Mengukur Dampak Perubahan Iklim pada Industri Pariwisata menggunakan Model
Computable General Equilibrium
Tugas Perseorangan Untuk Matakuliah Metode Pariwisata
Review Oleh
I GUSTI BAGUS RAI UTAMA
NIM. 1090771010
PROGRAM PASCA SARJANA S3 Doktor Pariwisata
Universitas Udayana, DENPASAR
Keunggulan dan Kelemahan Model Computable General
Equilibrium
CGE Model adalah salah satu alat analisis yang dapat digunakan untuk model
pengambilan keputusan atau kebijakan pariwisata (Gillham, 2009)
Pemilihan alat analisis untuk merumuskan kebijakan pariwisata, sangat
beragam jumlahnya dan ini sangat tergantung pada
kemauan dan kemampuan kita untuk memilih dan
menggunakannya, ketersediaan data, serta factor
lainnya. Jika kita ingin membuat prediksi
permintaan, menghitung elastisitas, mencari trend
sebuah data, dan mencari sebuah impact sebuah peristiwa atau membuat sebuah
pemodelan impact, maka CGE adalah pilihannya (Gillham, 2009)
2
CGE juga dikenal sebagai
alat analisis numerical
simulation model
CGE adalah sebuah model
sedangkan TSA adalah sebuah
alat control
CGE model biasanya digunakan oleh
institusi pemerintahan baik daerah, Negara
maupun regional dengan mengukuran berbagai
indicator ekonomi yang berhubungan dengan pariwisata serta pengaruhnya terhadap
industri pariwisata di suatu daerah, Negara, ataupun region (Gillham, 2009)
Dibeberapa studi model CGE juga dikenal sebagai alat analisis numerical
simulation model, karena harus ada number yang diukur untuk mengukur antara
impact dan effect, pada kesempatan yang sama, alat ini juga dikenal dengan alat
analisis meodel keseimbangan antara permintaan dan penawaran secara simultan.
Harus tersedia data misalnya GDP, welfare, output, employment , dan data yang
lainnya yang dapat diukur (Gillham, 2009)
CGE Model dikembangkan dan berkembang sejak tahun 1970-an oleh
Jorgenson dan John Whalley, yang sebelumnya CGE berasal dari General equilibrium
model dan Input_Output model yang lebih popular di ilmu ekonomi dan
penerapannya (Gillham, 2009)
Selanjutanya pada tahun 1980-an, model ini
dipakai oleh WTO “world Trade Organisation”
sebagai sebuah model baru di kalangan periset
ekonomi, dan akhirnya pada saat ini, model ini telah diterapkan dibidang pariwisata
oleh Adams dan Parmenter sejak tahun 1995 (Peterson, 2003).
3
CGE Model dapat
menggambarkan secara detail
pengaruh pariwisata terhadap
sector lain secara simultan
berkembang pada sebuah
kawasan
CGE adalah sebuah model sedangkan TSA adalah sebuah alat control, CGE
Model dapat menghasilkan keduanya baik untuk control dan juga sebuah model yang
dapat diaplikasikan ditingkat nasional bahkan lebih luas dari itu (Gillham, 2009)
Prinsif kerja dari CGE model adalah membangun sebuah matematis ekonomi
model atau analisis matematis untuk menghasilkan model baru ekonomi impact
model (Gillham, 2009). Proses kerjanya diawali dengan pengumpulan data yang
dapat diolah secara matematis, kemudian mengolahnya kedalam analisis matematis
untuk menghasilkan model. Sedangkan hasil yang diharapkan adalah agar model
yang dihasilkan dapat menggambarkan keadaan
sebelum dan sesudah terjadinya sebuah effect
“shock” sebuah peristiwa.Di beberapa studi kasus,
CGE model berhasil menggambarkan effect dari
pengeluaran wisatawan di sebuah destinasi atau Negara tujuan dan impactnya
terhadap sector lain yang berkembang secara simultan dinegara yang sedang
dipelajari. Di beberaoa kasus penelitian dengan CGE, dihasilkan tiga jenis effect dari
pengeluran wisatawan, diantaranya adalah sebagai berikut: (1) direct effect;
peningkatan pendapatan secara langsung disebabkan oleh pengeluaran wisatawan
secara langsung. (2) Indirect effect, yakni peningkatan pendapatan yang disebabkan
peningkatan terhadap permintaan akan barang dan jasa oleh industry terkait
pariwisata. (3) induced effect, yakni; Pendapatan yang diterima dari sector pariwisata
akan mengakibatkan atau memperkuat daya beli “spending” (Gillham, 2009)
4
CGE dianggap terlalu
sederhana, hasil analisis akan
menjadi sangat mungkin
hanya menjadi “kotak hitam”
yang harus dipelajari dengan
seksama lagi.
CGE Model dapat menggambarkan secara detail pengaruh pariwisata terhadap
sector lain secara simultan berkembang pada sebuah kawasan. Misalnya menganalisis
akibat sebuah krisis yang disebabkan oleh peristiwa “shock” missal peristiwa Bomb
Bali atau Bomb WTC karena CGE dapat menggambarkan data sebelum dan sesudah
peristiwa, serta akibatnya terhadap sector lainnya. Jadi CGE sangat layak diterapkan
di sector pariwisata yang dianggap paling rentan dibandingkan sector lainnya
(Gillham, 2009).
Kekuatan CGE Model adalah dapat mengetahui perilaku konsumen, produsen,
pemerintah secara tidak langsung dapat
digambarkan. Kekuatan lainnya adalah; dapat
mengukur effect dari peningkatan atau penurunan
pendapatan masyarakat terhadap sector lainnya.
Dapat menggambarkan sebab dan akibat sebuah
peristiwa yang telah dan akan berlangsung (Gillham, 2009)
Walaupun CGE Model memiliki banyak keunggulan namun masih tetap ada
kelemahannya, yakni; model CGE dianggap terlalu sederhana, Data harus numeric
“parametric” dan kalibrasi, terlalu banyak asumsi yang mungkin tidak dapat dipenuhi
oleh sebuah wilayah kajian atau peristiwa, hasil analisis akan menjadi sangat
mungkin hanya menjadi “kotak hitam” yang harus dipelajari dengan seksama lagi.
5
Analisis yang dilakukan
menitikberatkan pada
sejumlah arus pengeluaran
wisatawan yang berpengaruh
pada ekonomi regional secara
langsung dihubungkan dengan
sejumlah arus pengeluran
wisatawan
Mengukur Dampak Perubahan Iklim pada Industri Pariwisata
sebuah kajian oleh Andrea Bigano, Roberto Roson, dan Ricard S.J.
Tol.
Pengantar
Laporan Penelitian ini adalah sebuah evaluasi dan simulasi dampak ekonomi
pada perubahan iklim terhadap permintaan pariwisata menggunakan computable
general equilibrium model. Tahapan pertama, model CGE disesuaikan untuk
beberapa tahun ke depan, untuk merumuskan hipotesis benchmark equilibria,
berdasarkan pada perubahan-perubahan drastis “shocks”, dan simulasi dampak
perubahan iklim.
Laporan ini pada intinya adalah hasil
evaluasi dan simulasi dampak perubahan iklim
pada pariwisata berdasarkan rata-rata dua set data
“shock” yang terjadi secara simultan. Data
peristiwa shock yang pertama diperkirakan berasal
dari data komsumsi wisatawan terhadap produk
yang dihasilkan oleh sebuah kawasan atau domestik, Data kedua merupakan simulasi
pengeluaran wisatawan di kawasan tertentu.
Analisis yang dilakukan menitikberatkan pada sejumlah arus pengeluaran
wisatawan yang berpengaruh pada ekonomi regional secara langsung dihubungkan
dengan sejumlah arus pengeluran wisatawan. Pada skala global, perubahan iklim
6
10% dari GDP dunia
dipengaruhi oleh sektor
pariwisata khususnya pada
pengeluaran untuk rekreasi
dan perjalanan wisata itu
sendiri.
membawa pengaruh pada penurunan kesejahteraan, dan akan menimbulkan
kesenjangan di beberapa kawasan.
Ketiga peneliti tersebut percaya bahwa 10%
dari GDP dunia dipengaruhi oleh sektor pariwisata
khususnya pada pengeluaran untuk rekreasi dan
perjalanan wisata itu sendiri. Berdasarkan alasan di atas maka evaluasi dan simulasi
ini dianggap penting untuk diadakan. Pada kesempatan ini, ketiga peneliti ini meneliti
tentang dampak ekonomi akibat perubahan iklim terhadap sector pariwisata. Hasil
penelitian disajikan menjadi 7 seksi, yakni; (1) Pengantar, (2) Estimasi arus
perubahan wisatawan dunia, (3) Outline GE model, (4) Gambaran keterlibatan
wisatawan dalam model CGE, (5) Diskusi tentang Data data penting di Pariwisata,
(6) Hasil Analisis dampak perubahan Iklim, (7)Kesimpulan. Sajian tersebut
dipaparkan sebagai berikut:
7
1.1 Prediksi Perubahan Arus Wisatawan Dunia (Estimates of Changes in
international tourist flows).
Figure The change in arrivals and departures due to climate change, as a
percentage of arrivals and departures without climate change; countries are
ranked to their average annual temperature in 1961-1990.
Pada studi ini diprediksi bahwa, perkembangan jumlah wisatawan dunia
dipengaruhi oleh (1) pertumbuhan jumlah penduduk, (2) pendapatan perkapita, dan
(3) iklim. Sedangkan attractiveness dari daerah tujuan wisata dipengaruhi oleh
pendapatan perkapita, iklim, kemiripan destinasi terhadap asal daerah wisatawan, dan
jarak geografis dari asal wisatawan itu sendiri.
Pada figure di atas dapat digambarkan bahwa preferensi wisatawan terhadap
perjalanan wisata, namun sangat disayangkan, dampak dari perubahan iklim tidak
dengan jelas dapat dilihat, ini disebabkan ada dua dampak perubahan iklim itu, yakni
8
sisi positif dan juga dampak negative. Dari sisi positif, perubahan iklim menyebabkan
daerah tujuan wisata semakin atraktif dalam ber-inovasi untuk pengembangan
destinasinya, di sisi negative, terdapat kecenderungan bahwa wisatawan cenderung
memilih berlibur di wilayahnya sendiri dibandingkan berlibur ke wilayah lain yang
jauh wilayah tempat tinggalnya. Sebagai contohnya, di Inggris terjadi perubahan
preferensi pilihan berlibur yang cenderung memilih berlibur di dalam negerinya atau
di negara sekitarnya. Sedangkan di Zimbabwe justru terjadi kebalikannya, namun gap
kedua kenyataan antara arrival dan departure belum begitu jelas dapat diterangkan
atau diprediksi pada model CGE.
1.2 Evaluasi menggunakan CGE dan Strategi Simulasi Struktur. (Assessing
the general equilibrium effects: model structure and simulation strategy)
Model GE effects kali ini mengacu pada data histori pada pelenelitian
sebelumnya yang telah dilakukan oleh Dixon and Rimmer (2002), dengan
menambahkan model kalibrasi data, dan model prediksi berdasarkan beberapa
variable ekonomi, untuk merumuskan hipotesis yang akan diuji, untuk membuat
dugaan dimasa yang akan datang.
Pada saat penelitian ini dilakukan dan beberapa tahun ke depan, penelitian ini
lebih difokuskan pada sisi penawaran untuk memprediksi perubahan terhadap
kontribusi penyerapan tenaga kerja, penyerapan modal asing, penggunaan lahan,
pemanfaatan sumberdaya alam, dan juga beberapa faktor lain yang mempengaruhi
9
produktifitas yang semuanya itu disebut dengan “naturally exogenous” pada CGE
models.
Dengan menambahkan IMAGE model yang fokus pada variabel pemanfaatan
lahan pertanian, dan produktivitas lahan, didapatkan model prediksi minimalisasi
dampak peningkatan suhu untuk memperlambat perubahan iklim.
1.3 Model Analisis Dampak pada GE Model. (Impact modeling in the CGE
Framework)
Model yang diterapkan pada industry pariwisata yang berhubungan dengan
dampak dari climate change atau perubahan iklim, ditampilkan dalam bentuk
eksperimen simulasi berdasarkan beberapa variabel shocking atau kejutan ke dalam
model CGE.
Prosedurnya dengan mengkondisikan fakta-fakta pada database yang mengacu
pada konsep Gross Domestik Produk. Sedangkan national income didefinisikan
sebagai pendapatan yang dihasilkan pada sebuah kawasan tertentu, tidak perduli
tentang kewarganegaraannya
“This should be kept in mind when considering the influence on the
national income of an extra foreign tourist. Because of the GDP
definition, the additional expenditure generated by tourism activities
is not accounted for as exports, but as additional domestic
consumption. Furthermore, foreign income spent inside the national
territory amounts to a sort of income transfer. Accordingly, in the
model we simulated the effects of a tourists’ flows variation by
altering two sets of variables, considering changes in the structure of
final consumption and changes in international income transfers”
10
Model Dampak dengan CGE menghasilkan dua hipotesis:
Dengan asumsi pertama: pengeluaran agregat sector pariwisata proporsional terhadap
jumlah wisatawan, baik wisatawan asing maupun domestic yang mengunjungi
Negara tertentu pada tahun tersebut. Perubahan variasi kedatangan wisatawan asing
seiiring dengan variasi keberadaan wisatawan domestic.
1. Asumsi kedua: pengeluaran wisatawan terbagi menjadi dua komponen,
komponen pertama yakni; pengeluaran wisatawan domestic di dalam negeri dan
pengeluaran wisatawan domestic yang berangkat ke destinasi luar negeri sebagai
seorang wisatawan. Komponen kedua yakni; pengeluaran wisatawan asing pada
pengeluaran untuk hotels, restaurants, dan aktivitas rekreasi selama liburan.
sedangkan pengeluran yang tidak nampak jelas seperti biaya transportasi tidak
ikut dihitung pada model ini.
2. Asumsi yang lainnya tidak ditentukan secara khusus berhubung keterbatasan
data.
Untuk membuat estimasi perubahan kedatangan, keberangkatan dan wisatawan
domestik baik dengan dan tanpa adanya perubahan iklim. Jumlah wisatawan dapat
ditentukan dengan formula sebagai berikut:
11
Dimana:
 Ar = interregional arrivals ( Ar0 in the baseline, i.e. without climate change)
 Dr are interregional departures (Dr0 in the baseline),
 r RT is the number of regional domestic tourists. We define 0r RT , in the
baseline, as 0 0 0r r r RT = RA + NT , where 0r RA are intra-regional
arrivals and 0r NT is the basis of domestic tourists in the baseline. the
assumption that the basis of domestic tourists in each country,
 r NT , is unaffected by climate change.
 This assumption is reasonable, at least for limited climate impacts, and it is
unavoidable for our study because of the lack of estimates on the effect of
climate change on domestic tourism.
Sebagai catatan, untuk mengukur perubahan arus wisatawan, digunakan data
kedatangan interregional, dan keberangkatan dipisahkan menjadi dua yakni
keberangkatan ked dan keluar negeri diantara sesama kawasan. Hal ini dilakukan
untuk menghindari overestimasi pada regional income transfer, tetapi justru akan
mengaburkan dampak dari climate change terhadap permintaan sector pariwisata
pada kawasan yang diukur sehingga hasilnya tidak akan nampak dengan jelas dan
antara ke datangan dan keberangan pada kawasan harus sama jumlahnya.
Untuk Pengeluaran Wisatawan, baik aktivitas rekreasi, hotel, restaurant, dan
pengeluaran terkait dikelompokkan kedalam Macro industry “Market Services”.
Untuk mendapatkan share dari sub-industry “recreational industry” secara agregat,
digunakan rumus sebagai berikut:
12
“where VDP stands for “value of domestic purchases” for recreational
services (Rcr)and total Market Services (MS) in the base year. The term on the
denominator was obtained from the GTAP 5 database at its maximum level of
disaggregation”
Dimisalkan, hotels and restaurants (HT), maka Untuk Pengeluaran Wisatawan untuk
hotel dan restaurant adalah sebagai berikut.
Karena hotels dan restaurant digabung pada “Trade” pada GTAP 5 database,
sehingga dianggap sebagai sumber informasi untuk expenditure on hotels
and restaurants pada tahun dasar (Euromonitor, 2002). Perubahan exogenus terhadap
permintaan pasar jasa, termasuk variasi arus wisatawan baik negative maupun positif,
dapat diukur berdasarkan “terms of share of the base year expenditure” dengan
rumus sebagai berikut:
13
Sehingga tingkat konsumsi, termasuk sejumlah pasar jasa adalah endogenus
variable pada model ini. Akibatnya, input datanya menggunakan “additional tourism
expenditure” dengan mengabaikan pengaruh simultan perubahan harga pada pasar
yang lainnya.
Selanjutnya, untuk mengukur extra income diperlukan data keuangan yang
berhubungan dengan pengeluaran wisatawan asing, dengan dua variasi, yakni dengan
dan tanpa climate change, sebagai net tourism inflow (arrivals – departures) di tiap
Negara. Rumusnya adalah sebagai berikut:
Pada simulasi, elemen ini ditambahkan sebagai “equation computing the
national income as the total value of all domestic primary resources”. Untuk
meyakinkan alokasi pendapatan global itu netral dan pendapatan shocks memiliki
tanda yang sama terhadap permintaan shocks.
14
1.4 Data Dasar Perkiraan Volume Wisatawan Domestik (Baseline estimates for
domestic tourism volumes)
Untuk mengukur estimasi variasi jumlah wisatawan, beberapa data yang
berhubungan dengan wisatawan domestic dianggap baseline ( NTr0 ). Parameter ini
termasuk 0r RT , denominator of equation (1). Pada kebanyakan Negara, jumlah arus
wisatawan domestic mengacu pada data tahun 1997 pada Euromonitor tahun 2002.
Untuk beberapa Negara yang lainnya diperlukan data yang berasal dari biro pusat
statistic, lembaga pemerintah atau lembaga terkait. Untuk Negara kecil yang tidak
lebih dari dua Negara bagian atau provinnsi, diasumsikan jumlah wisatawan domestic
dianggap nol. Sedangkan dibeberapa Negara yang datanya tidak tersedia bias
digunakan data pada Negara terdekat pada satu kawasan.
Untuk membuat simulasi terhadap tahun 2010, 2030, dan 2050 menjawab
equation (2), menurut Hamilton et al. (2004), digunakan formula sebagai berikut:
Dimana Dti, popi and Yi are, respectively, domestic tourists, population and
per capita income in country i. The updated values of domestic tourists in country i in
year t can be estimated from baseline data through:
15
Agregat regional value untuk tahun 2010, 2030 dan 2050 digambarkan pada table
berikut
Pada tabel di atas, wisatawan domestic sebagai tahun dasar proyeksi untuk
simulasi tahun tersebut. Dalam bentuk rasio (kiri) rasio wisatawan terhadap jumlah
penduduk dan (kanan) jumlah wisatawan dalam ribuan.
Pada tahun 1997, wisatawan lebih rendah dari penduduk pada kawasan, kecuali
USA. Juga digambarkan bahwa aktivitas wisatawan domestik relatif tidak berubah,
sehingga pada tahun 2050 terdapat cukup pendapatan setidaknya 1,26 wisatawan
domestik per orang secara global untuk melakukan aktivitas wisata.
16
1.5 Hasil Simulasi CGE (Simulation Results)
Hasil simulasi dari model ini menunjukkan bahwa, dampak ekonomi sangat
ditentukan oleh waktu, sebab kenaikan suhu akan terus terjadi dari waktu ke waktu.
Waktu memegang peranan penting pada distribusi biaya, keuntungan, yang akan
membawa beberapa perubahan secara kualitatif atau non-numerical. Pada simulasi
ini, akan difokuskan pada pembahasan hasil tahun 2050 sebagai bahan diskusi.
1.5.1 Variabel Kejutan/Perubahan (Shocked variables)
Tabel di atas menunjukan bahwa perubahan iklim berdampak pada
permintaan swasta dan pendapatan rumahtangga dalam negeri. Pada Negara Uni
Eropa akan terjadi shocks pada tahun 2010 dan 2030, tetapi akan menjadi negatif
pada tahun 2050. Namun pada tingkat global, beberapa shock tidak nampak jelas
baik positif maupun negatif.
17
Perubahan perubahan terhadap permintaan dan pendapatan yang terlihat
berbeda sebelum dan sesudah simulasi dilakukan, karena terjadi imposed swing
didasarkan oleh partial equilibrium assumption dari harga yang tak tergantikan dan
pendapatan. Perbedaan antara shocks dan equilibrium level akan relatif besar terjadi
pada shocks permintaan dibandingkan shocks pendapatan.
1.5.2 Perdagangan (Trade)
Figure di atas menunjukkan pengaruh pada neraca perdagangan regional.
Terdapat peningkatan dan juga penurunan pada pengeluaran pariwisata secara
keseluruhan jika dihubungkan terhadap peningkatan ataupun penurunan net import.
Tergambar terjadi overlapping effect, yang pertama; pendapatan
mempengaruhi lebih tingginya import. Pada model GE membutuhkan keseimbangan
18
neraca pembayaran, tetapi neraca perdagangan mungkin akan defisit, jika hal ini
terjadi maka akan digantikan oleh capital inflow atau masuknya modal asing.
Penanaman modal asing digerakkan oleh harapan pengembalian modal yang
berhubungan dengan kondisi tingkat pengembalian saat ini. Tingginya permintaan
dalam negeri memicu peningkatan harga-harga bahan pokok, tingginya tingkat
pengembalian modal akan menarik minat penanaman modal asing. Dengan alasan
identitas keuangan, dapat diketahui keseimbangan atau ketidakseimbangan neraca
perdagangan, apakah sedang berada pada kondisi surplus atau defisit.
1.5.3 GDP (Gross Domestic Product)
GDP percentage changes with respect to the baseline in 2050.
19
Pada figure di atas terlihat bahwa pada umumnya GDP juga mengikuti shock
yang terjadi, sehingga pada analisis ini diasumsikan, jika perdagangan dan terjadi
efek barang pengganti, maka akan cenderung menimbulan initial shocks.
1.5.4 Faktor Primer dan Output Industri (Primary factors and industrial
output)
Figure di atas menunjukkan bahwa, permintaan terhadap faktor pokok
berhubungan dengan permintaan akhir. Pada pasar jasa tidak menggunakan faktor
lahan dan juga tidak menggunakan faktor sumber daya alam tetapi menggunakan
indikator modal dan penyerapan tenaga kerja. Pada beberapa kasus di beberapa
kawasan terjadi positive shock dan vice versa.
Penawaran terhadap faktor pokok akan tetap terjadi pada waktu singkat jika
permintaan terhadap jasa meningkat, ongkos buruh meningkat dan modal juga
meningkat. Namun di lain pihak, harga sumber daya pokok menurun, walaupun
20
secara faktual terjadi positive shocks yang berhubungan dengan peningkatan
pengeluran wisatawan asing. Pada kasus ini, jika peningkatan tingkat pengembalian
modal terjadi maka akan berdampak pada peningkatan penanaman modal asing.
1.5.5 Emisi Gas (CO2 emissions)
CO2 emissions. Changes with respect to the baselines in 2010 (wide, light
bars; left axis) and in 2050 (narrow, dark bars; right axis).
Figure di atas menjelaskan bahwa dampak CO2 emission terjadi setiap
tahunnya, pada simulasi yang telah dilakukan pada model ini, variasi pada CO2
emission relatif terjadi sangat kecil, sehingga mengharuskan melibatkan industri
transportasi pada aktivitas pariwisata.
21
Menariknya bahwa, emisi bertolak belakang dengan arah GDP dan shocks
permintaan. Diartikan bahwa jika pariwisata meningkat maka cenderung konsumsi
meningkat seiring dengan kesadaran akan industri yang ramah lingkungan.
1.5.6 Kesejahteraan (Welfare)
Equivalent variation in 2010 (wide, light bars; left axis) and in 2050
(narrow, dark bars; right axis).
Figure di atas menggambarkan pengaruh dari pendapatan sejalan dengan
variasi kesejahteraan, di mana kesejahteraan menurun selama tiga periode. Pada
tingkat regional, dampak dari kesejahteraan memiliki ciri yang sama dengan
pendapatan dan shock permintaan.
Pada simulasi ini, pemenangnya adalah negara-negara yang berada pada iklim
saat ini dingin seperti Rusia dan Kanada. Uni Eropa mengalami hanya sedikit
peningkatan kesejahteraan namun menjadi tidak berarti apa-apa pada tahun 2050.
22
Perubahan iklim akan
berdampak pada sektor
pariwisata, dan secara
langsung membawa akibat
pada perubahan ekonomi.
Yang paling mengalami dampak dari perubahan iklim akan sangat terasa oleh
Negara-negara miskin yang bertumpu pada industri pariwisata, seperti terjadinya
peningkatan ketinggian air laut yang mungkin akan menenggelamkan beberapa
kawasan kepulauan yang berada pada dataran rendah (Bosello et al., 2004).
1.6 Kesimpulan (Conclusion)
Perubahan Iklim akan berdampak pada
beberapa aspek kehidupan, perubahan kebiasaan
berlibur yang disebabkan oleh variasi perubahan
iklim. Dampaknya akan sangat terasa pada sektor
jasa, sektor pariwisata, dan secara langsung membawa akibat pada perubahan
ekonomi.
Hasil penelitian ini adalah evaluasi tentang dampak dengan menggunakan GE
Model yang menunjukan dua hal penting sedang terjadi. Kedua hal itu adalah; (1)
Pariwisata berdampak pada ekonomi, (2) diprediksi bahwa, dampak ekonomi secara
keseluruhan akan merubah pariwisata dunia yang disebabkan oleh perubahan iklim.
Dampak pada permintaan domestik dan pendapatan rumah tangga berujung
pada kegiatan ekonomi khususnya berhubungan dengan barang dan jasa dan juga
berpengaruh pada permintaan fackor primer, dan harga. Begitu juga terjadinya
perubahan rate of return of capital akan mempengaruhi arus modal yang juga akan
mempengaruhi pendapatan dan kesejahteraan.
23
perubahan iklim membawa
dampak yang luas terhadap
perubahan preferensi
pemilihan daerah tujuan
berlibur atau destinasi,
kisaran dampaknya terhadap
GDP -0,3% s.d. +0,5% pada
tahun 2050.
Pada hasil analisis ini, juga dapat digambarkan bahwa perubahan iklim
membawa dampak yang luas terhadap perubahan preferensi pemilihan daerah tujuan
berlibur atau destinasi, kisaran dampaknya terhadap GDP -0,3% s.d. +0,5% pada
tahun 2050. Dampak perubahan iklim sangat
terasa pada sebuah kawasan, namun dampak pada
ekonomi global sangat kecil yakni mendekati nol
pada tahun 2010.
Sedikit terasa dampak pada kawasan eropa
barat, negara exporter energy, dan kawasan The rest of the world. Namun akan sangat
nyata dampaknya bagi Negara-negara yang berada pada kawasan mediterania yang
saat ini mengandalkan kawasan wisata dan akan mengalami penurunan kunjungan
wisatawan. kawasan The rest of the world juga akan mengalami peningkatan suhu
yang sangat panas dan juga kawasan tropis lainnya. Namun ada beberapa kawasan
yang tidak popular saat ini akan menjadi lebih dikenal oleh karena pemanasan global.
Bebarapa Negara exporter energy akan mengalami dampaknya pemanasan global
secara nyata.
Walau bagaimanapun, karya tulis ini masih memiliki banyak kelemahan yang
harus disempurnakan lagi, kelemahan tersebut adalah sebagai berikut: (1) evaluasi ini
dilakukan secara global namun tidak penyeluruh, seharusnya dilakukan pada tiap
kawasan sehingga perubahan yang sebenarnya terjadi pada setiap kawasan, dapat
digambarkan secara lengkap. (2) Evaluasi ini hanya mengukur dampak pemanasan
24
global terhadap sektor pariwisata, yang mungkin akan mempengaruhi lebih besar
terhadap sektor lainnya. (3) Evaluasi ini juga tidak menyertakan peningkatan
ketinggian air laut akibat pemanasan global yang mungkin beberapa pulau akan
tenggelam oleh karenanya. (4) Secara keseluruhan, model ini tidak dapat menjawab
berapakah biaya dari perubahan iklim tersebut jika dilakukan kuantifikasi. (5) yang
terakhir, evaluasi ini juga tidak dapat memprediksi kawasan-kawasan wisata bahari
atau perairan manakah yang akan menjadi popular.
25
2 Daftar Pustaka
Berrittella, Maria at al. .2004. A GENERAL EQUILIBRIUM ANALYSIS
OF CLIMATE CHANGE IMPACTS ON TOURISM: EEE
WORKING PAPERS SERIES - N. 17, Online Publication, and
retrieve from http://www.users.ictp.it/~eee/files/wp17.pdf
Departement of labour. 2009. Scenarios using a computable general
equilibrium model of the New Zealand economy: Economic Impacts
of Immigration Working Paper. Published: October 2009, retrieve
from www.dol.govt.nz › Publications › Research.
Gillham, Jonathan. .2009. Tourism Policy Modelling: Department for
Culture, Media and Sport. Tourism Policy Modelling. Jonathan
Gillham. Economist. Department for Culture Media and Sport.
London, Online Publication Retrieve from
www.culture.gov.uk/.../32TourismPolicyModelling1.pdf
Peterson, Sonja. 2003. Integrated Climate Models: An interdisciplinary
assessment of climate impacts and policies. Germany: Kiel Institute
for World Economics

Más contenido relacionado

Último

Sistem-Informasi-Akuntansi-Pertemuan-10.ppt
Sistem-Informasi-Akuntansi-Pertemuan-10.pptSistem-Informasi-Akuntansi-Pertemuan-10.ppt
Sistem-Informasi-Akuntansi-Pertemuan-10.ppt
Ika Putri
 
Abortion pills in Muscat ( Oman) +966572737505! Get CYTOTEC, unwanted kit mis...
Abortion pills in Muscat ( Oman) +966572737505! Get CYTOTEC, unwanted kit mis...Abortion pills in Muscat ( Oman) +966572737505! Get CYTOTEC, unwanted kit mis...
Abortion pills in Muscat ( Oman) +966572737505! Get CYTOTEC, unwanted kit mis...
Abortion pills in Riyadh +966572737505 get cytotec
 
bahan paparan satgas penilaian kinerja tpps.pptx
bahan paparan satgas penilaian kinerja tpps.pptxbahan paparan satgas penilaian kinerja tpps.pptx
bahan paparan satgas penilaian kinerja tpps.pptx
ZainalArifin848408
 
Perkembangan Perbankan di Indonesia Perkembangan Perbankan di Indonesia
Perkembangan Perbankan di Indonesia Perkembangan Perbankan di IndonesiaPerkembangan Perbankan di Indonesia Perkembangan Perbankan di Indonesia
Perkembangan Perbankan di Indonesia Perkembangan Perbankan di Indonesia
langkahgontay88
 
Hub. 0821 4281 1002, Rekomendasi Restoran Rumah Makan Kulineran Warung Depot ...
Hub. 0821 4281 1002, Rekomendasi Restoran Rumah Makan Kulineran Warung Depot ...Hub. 0821 4281 1002, Rekomendasi Restoran Rumah Makan Kulineran Warung Depot ...
Hub. 0821 4281 1002, Rekomendasi Restoran Rumah Makan Kulineran Warung Depot ...
syafiraw266
 
ATRIUM GAMING : SLOT GACOR MUDAH MENANG 2024 TERBARU
ATRIUM GAMING : SLOT GACOR MUDAH MENANG 2024 TERBARUATRIUM GAMING : SLOT GACOR MUDAH MENANG 2024 TERBARU
ATRIUM GAMING : SLOT GACOR MUDAH MENANG 2024 TERBARU
sayangkamuu240203
 

Último (20)

STRATEGI BERSAING MENGGUNAKAN ANALISIS SWOT
STRATEGI BERSAING MENGGUNAKAN ANALISIS SWOTSTRATEGI BERSAING MENGGUNAKAN ANALISIS SWOT
STRATEGI BERSAING MENGGUNAKAN ANALISIS SWOT
 
analisa kelayakan bisnis aspek keuangan.
analisa kelayakan bisnis aspek keuangan.analisa kelayakan bisnis aspek keuangan.
analisa kelayakan bisnis aspek keuangan.
 
Sistem-Informasi-Akuntansi-Pertemuan-10.ppt
Sistem-Informasi-Akuntansi-Pertemuan-10.pptSistem-Informasi-Akuntansi-Pertemuan-10.ppt
Sistem-Informasi-Akuntansi-Pertemuan-10.ppt
 
Bab 11 Liabilitas Jangka Pendek dan Penggajian.pptx
Bab 11 Liabilitas Jangka Pendek dan   Penggajian.pptxBab 11 Liabilitas Jangka Pendek dan   Penggajian.pptx
Bab 11 Liabilitas Jangka Pendek dan Penggajian.pptx
 
Abortion pills in Muscat ( Oman) +966572737505! Get CYTOTEC, unwanted kit mis...
Abortion pills in Muscat ( Oman) +966572737505! Get CYTOTEC, unwanted kit mis...Abortion pills in Muscat ( Oman) +966572737505! Get CYTOTEC, unwanted kit mis...
Abortion pills in Muscat ( Oman) +966572737505! Get CYTOTEC, unwanted kit mis...
 
bahan paparan satgas penilaian kinerja tpps.pptx
bahan paparan satgas penilaian kinerja tpps.pptxbahan paparan satgas penilaian kinerja tpps.pptx
bahan paparan satgas penilaian kinerja tpps.pptx
 
Pelembagaan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes)ppt
Pelembagaan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes)pptPelembagaan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes)ppt
Pelembagaan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes)ppt
 
Perkembangan Perbankan di Indonesia Perkembangan Perbankan di Indonesia
Perkembangan Perbankan di Indonesia Perkembangan Perbankan di IndonesiaPerkembangan Perbankan di Indonesia Perkembangan Perbankan di Indonesia
Perkembangan Perbankan di Indonesia Perkembangan Perbankan di Indonesia
 
PPT Klp 5 Sistem Informasi Manajemen.pdf
PPT Klp 5 Sistem Informasi Manajemen.pdfPPT Klp 5 Sistem Informasi Manajemen.pdf
PPT Klp 5 Sistem Informasi Manajemen.pdf
 
Hub. 0821 4281 1002, Rekomendasi Restoran Rumah Makan Kulineran Warung Depot ...
Hub. 0821 4281 1002, Rekomendasi Restoran Rumah Makan Kulineran Warung Depot ...Hub. 0821 4281 1002, Rekomendasi Restoran Rumah Makan Kulineran Warung Depot ...
Hub. 0821 4281 1002, Rekomendasi Restoran Rumah Makan Kulineran Warung Depot ...
 
ppt kelompok 3 bentuk bentuk organisasi.pptx
ppt kelompok 3 bentuk bentuk organisasi.pptxppt kelompok 3 bentuk bentuk organisasi.pptx
ppt kelompok 3 bentuk bentuk organisasi.pptx
 
6. CONTAINER (MATKUL CARGO HANDLING) .ppt
6. CONTAINER (MATKUL CARGO HANDLING) .ppt6. CONTAINER (MATKUL CARGO HANDLING) .ppt
6. CONTAINER (MATKUL CARGO HANDLING) .ppt
 
LAPORAN HASIL OBSERVASI ENGLISH COURSE (1).docx
LAPORAN HASIL OBSERVASI ENGLISH COURSE (1).docxLAPORAN HASIL OBSERVASI ENGLISH COURSE (1).docx
LAPORAN HASIL OBSERVASI ENGLISH COURSE (1).docx
 
"Bawal99: Menikmati Sensasi Taruhan Olahraga Online dengan Aman dan Nyaman"
"Bawal99: Menikmati Sensasi Taruhan Olahraga Online dengan Aman dan Nyaman""Bawal99: Menikmati Sensasi Taruhan Olahraga Online dengan Aman dan Nyaman"
"Bawal99: Menikmati Sensasi Taruhan Olahraga Online dengan Aman dan Nyaman"
 
abortion pills in Kuwait City+966572737505 get Cytotec
abortion pills in Kuwait City+966572737505 get Cytotecabortion pills in Kuwait City+966572737505 get Cytotec
abortion pills in Kuwait City+966572737505 get Cytotec
 
Administrasi Kelompok Tani atau kelompok wanita tani
Administrasi Kelompok Tani  atau kelompok wanita taniAdministrasi Kelompok Tani  atau kelompok wanita tani
Administrasi Kelompok Tani atau kelompok wanita tani
 
Media Pembelajaran Ekonomi XI - Bab 5.pptx
Media Pembelajaran Ekonomi XI - Bab 5.pptxMedia Pembelajaran Ekonomi XI - Bab 5.pptx
Media Pembelajaran Ekonomi XI - Bab 5.pptx
 
BAMBUHOKI88 Situs Game Gacor Menggunakan Doku Mudah Jackpot Besar
BAMBUHOKI88 Situs Game Gacor Menggunakan Doku Mudah Jackpot BesarBAMBUHOKI88 Situs Game Gacor Menggunakan Doku Mudah Jackpot Besar
BAMBUHOKI88 Situs Game Gacor Menggunakan Doku Mudah Jackpot Besar
 
APAKAH LOGISTIK SIAP UNTUK PERTUMBUHAN? Michael Rada
APAKAH LOGISTIK SIAP UNTUK PERTUMBUHAN? Michael RadaAPAKAH LOGISTIK SIAP UNTUK PERTUMBUHAN? Michael Rada
APAKAH LOGISTIK SIAP UNTUK PERTUMBUHAN? Michael Rada
 
ATRIUM GAMING : SLOT GACOR MUDAH MENANG 2024 TERBARU
ATRIUM GAMING : SLOT GACOR MUDAH MENANG 2024 TERBARUATRIUM GAMING : SLOT GACOR MUDAH MENANG 2024 TERBARU
ATRIUM GAMING : SLOT GACOR MUDAH MENANG 2024 TERBARU
 

Destacado

How Race, Age and Gender Shape Attitudes Towards Mental Health
How Race, Age and Gender Shape Attitudes Towards Mental HealthHow Race, Age and Gender Shape Attitudes Towards Mental Health
How Race, Age and Gender Shape Attitudes Towards Mental Health
ThinkNow
 
Social Media Marketing Trends 2024 // The Global Indie Insights
Social Media Marketing Trends 2024 // The Global Indie InsightsSocial Media Marketing Trends 2024 // The Global Indie Insights
Social Media Marketing Trends 2024 // The Global Indie Insights
Kurio // The Social Media Age(ncy)
 

Destacado (20)

2024 State of Marketing Report – by Hubspot
2024 State of Marketing Report – by Hubspot2024 State of Marketing Report – by Hubspot
2024 State of Marketing Report – by Hubspot
 
Everything You Need To Know About ChatGPT
Everything You Need To Know About ChatGPTEverything You Need To Know About ChatGPT
Everything You Need To Know About ChatGPT
 
Product Design Trends in 2024 | Teenage Engineerings
Product Design Trends in 2024 | Teenage EngineeringsProduct Design Trends in 2024 | Teenage Engineerings
Product Design Trends in 2024 | Teenage Engineerings
 
How Race, Age and Gender Shape Attitudes Towards Mental Health
How Race, Age and Gender Shape Attitudes Towards Mental HealthHow Race, Age and Gender Shape Attitudes Towards Mental Health
How Race, Age and Gender Shape Attitudes Towards Mental Health
 
AI Trends in Creative Operations 2024 by Artwork Flow.pdf
AI Trends in Creative Operations 2024 by Artwork Flow.pdfAI Trends in Creative Operations 2024 by Artwork Flow.pdf
AI Trends in Creative Operations 2024 by Artwork Flow.pdf
 
Skeleton Culture Code
Skeleton Culture CodeSkeleton Culture Code
Skeleton Culture Code
 
PEPSICO Presentation to CAGNY Conference Feb 2024
PEPSICO Presentation to CAGNY Conference Feb 2024PEPSICO Presentation to CAGNY Conference Feb 2024
PEPSICO Presentation to CAGNY Conference Feb 2024
 
Content Methodology: A Best Practices Report (Webinar)
Content Methodology: A Best Practices Report (Webinar)Content Methodology: A Best Practices Report (Webinar)
Content Methodology: A Best Practices Report (Webinar)
 
How to Prepare For a Successful Job Search for 2024
How to Prepare For a Successful Job Search for 2024How to Prepare For a Successful Job Search for 2024
How to Prepare For a Successful Job Search for 2024
 
Social Media Marketing Trends 2024 // The Global Indie Insights
Social Media Marketing Trends 2024 // The Global Indie InsightsSocial Media Marketing Trends 2024 // The Global Indie Insights
Social Media Marketing Trends 2024 // The Global Indie Insights
 
Trends In Paid Search: Navigating The Digital Landscape In 2024
Trends In Paid Search: Navigating The Digital Landscape In 2024Trends In Paid Search: Navigating The Digital Landscape In 2024
Trends In Paid Search: Navigating The Digital Landscape In 2024
 
5 Public speaking tips from TED - Visualized summary
5 Public speaking tips from TED - Visualized summary5 Public speaking tips from TED - Visualized summary
5 Public speaking tips from TED - Visualized summary
 
ChatGPT and the Future of Work - Clark Boyd
ChatGPT and the Future of Work - Clark Boyd ChatGPT and the Future of Work - Clark Boyd
ChatGPT and the Future of Work - Clark Boyd
 
Getting into the tech field. what next
Getting into the tech field. what next Getting into the tech field. what next
Getting into the tech field. what next
 
Google's Just Not That Into You: Understanding Core Updates & Search Intent
Google's Just Not That Into You: Understanding Core Updates & Search IntentGoogle's Just Not That Into You: Understanding Core Updates & Search Intent
Google's Just Not That Into You: Understanding Core Updates & Search Intent
 
How to have difficult conversations
How to have difficult conversations How to have difficult conversations
How to have difficult conversations
 
Introduction to Data Science
Introduction to Data ScienceIntroduction to Data Science
Introduction to Data Science
 
Time Management & Productivity - Best Practices
Time Management & Productivity -  Best PracticesTime Management & Productivity -  Best Practices
Time Management & Productivity - Best Practices
 
The six step guide to practical project management
The six step guide to practical project managementThe six step guide to practical project management
The six step guide to practical project management
 
Beginners Guide to TikTok for Search - Rachel Pearson - We are Tilt __ Bright...
Beginners Guide to TikTok for Search - Rachel Pearson - We are Tilt __ Bright...Beginners Guide to TikTok for Search - Rachel Pearson - We are Tilt __ Bright...
Beginners Guide to TikTok for Search - Rachel Pearson - We are Tilt __ Bright...
 

Mengukur impact of climate change pada industri pariwisata menggunakan model computable equilibrium

  • 1. 1 CGE Model adalah salah satu alat analisis yang dapat digunakan untuk model pengambilan keputusan atau kebijakan pariwisata A GENERAL EQUILIBRIUM ANALYSIS OF CLIMATE CHANGE IMPACTS ON TOURISM Mengukur Dampak Perubahan Iklim pada Industri Pariwisata menggunakan Model Computable General Equilibrium Tugas Perseorangan Untuk Matakuliah Metode Pariwisata Review Oleh I GUSTI BAGUS RAI UTAMA NIM. 1090771010 PROGRAM PASCA SARJANA S3 Doktor Pariwisata Universitas Udayana, DENPASAR Keunggulan dan Kelemahan Model Computable General Equilibrium CGE Model adalah salah satu alat analisis yang dapat digunakan untuk model pengambilan keputusan atau kebijakan pariwisata (Gillham, 2009) Pemilihan alat analisis untuk merumuskan kebijakan pariwisata, sangat beragam jumlahnya dan ini sangat tergantung pada kemauan dan kemampuan kita untuk memilih dan menggunakannya, ketersediaan data, serta factor lainnya. Jika kita ingin membuat prediksi permintaan, menghitung elastisitas, mencari trend sebuah data, dan mencari sebuah impact sebuah peristiwa atau membuat sebuah pemodelan impact, maka CGE adalah pilihannya (Gillham, 2009)
  • 2. 2 CGE juga dikenal sebagai alat analisis numerical simulation model CGE adalah sebuah model sedangkan TSA adalah sebuah alat control CGE model biasanya digunakan oleh institusi pemerintahan baik daerah, Negara maupun regional dengan mengukuran berbagai indicator ekonomi yang berhubungan dengan pariwisata serta pengaruhnya terhadap industri pariwisata di suatu daerah, Negara, ataupun region (Gillham, 2009) Dibeberapa studi model CGE juga dikenal sebagai alat analisis numerical simulation model, karena harus ada number yang diukur untuk mengukur antara impact dan effect, pada kesempatan yang sama, alat ini juga dikenal dengan alat analisis meodel keseimbangan antara permintaan dan penawaran secara simultan. Harus tersedia data misalnya GDP, welfare, output, employment , dan data yang lainnya yang dapat diukur (Gillham, 2009) CGE Model dikembangkan dan berkembang sejak tahun 1970-an oleh Jorgenson dan John Whalley, yang sebelumnya CGE berasal dari General equilibrium model dan Input_Output model yang lebih popular di ilmu ekonomi dan penerapannya (Gillham, 2009) Selanjutanya pada tahun 1980-an, model ini dipakai oleh WTO “world Trade Organisation” sebagai sebuah model baru di kalangan periset ekonomi, dan akhirnya pada saat ini, model ini telah diterapkan dibidang pariwisata oleh Adams dan Parmenter sejak tahun 1995 (Peterson, 2003).
  • 3. 3 CGE Model dapat menggambarkan secara detail pengaruh pariwisata terhadap sector lain secara simultan berkembang pada sebuah kawasan CGE adalah sebuah model sedangkan TSA adalah sebuah alat control, CGE Model dapat menghasilkan keduanya baik untuk control dan juga sebuah model yang dapat diaplikasikan ditingkat nasional bahkan lebih luas dari itu (Gillham, 2009) Prinsif kerja dari CGE model adalah membangun sebuah matematis ekonomi model atau analisis matematis untuk menghasilkan model baru ekonomi impact model (Gillham, 2009). Proses kerjanya diawali dengan pengumpulan data yang dapat diolah secara matematis, kemudian mengolahnya kedalam analisis matematis untuk menghasilkan model. Sedangkan hasil yang diharapkan adalah agar model yang dihasilkan dapat menggambarkan keadaan sebelum dan sesudah terjadinya sebuah effect “shock” sebuah peristiwa.Di beberapa studi kasus, CGE model berhasil menggambarkan effect dari pengeluaran wisatawan di sebuah destinasi atau Negara tujuan dan impactnya terhadap sector lain yang berkembang secara simultan dinegara yang sedang dipelajari. Di beberaoa kasus penelitian dengan CGE, dihasilkan tiga jenis effect dari pengeluran wisatawan, diantaranya adalah sebagai berikut: (1) direct effect; peningkatan pendapatan secara langsung disebabkan oleh pengeluaran wisatawan secara langsung. (2) Indirect effect, yakni peningkatan pendapatan yang disebabkan peningkatan terhadap permintaan akan barang dan jasa oleh industry terkait pariwisata. (3) induced effect, yakni; Pendapatan yang diterima dari sector pariwisata akan mengakibatkan atau memperkuat daya beli “spending” (Gillham, 2009)
  • 4. 4 CGE dianggap terlalu sederhana, hasil analisis akan menjadi sangat mungkin hanya menjadi “kotak hitam” yang harus dipelajari dengan seksama lagi. CGE Model dapat menggambarkan secara detail pengaruh pariwisata terhadap sector lain secara simultan berkembang pada sebuah kawasan. Misalnya menganalisis akibat sebuah krisis yang disebabkan oleh peristiwa “shock” missal peristiwa Bomb Bali atau Bomb WTC karena CGE dapat menggambarkan data sebelum dan sesudah peristiwa, serta akibatnya terhadap sector lainnya. Jadi CGE sangat layak diterapkan di sector pariwisata yang dianggap paling rentan dibandingkan sector lainnya (Gillham, 2009). Kekuatan CGE Model adalah dapat mengetahui perilaku konsumen, produsen, pemerintah secara tidak langsung dapat digambarkan. Kekuatan lainnya adalah; dapat mengukur effect dari peningkatan atau penurunan pendapatan masyarakat terhadap sector lainnya. Dapat menggambarkan sebab dan akibat sebuah peristiwa yang telah dan akan berlangsung (Gillham, 2009) Walaupun CGE Model memiliki banyak keunggulan namun masih tetap ada kelemahannya, yakni; model CGE dianggap terlalu sederhana, Data harus numeric “parametric” dan kalibrasi, terlalu banyak asumsi yang mungkin tidak dapat dipenuhi oleh sebuah wilayah kajian atau peristiwa, hasil analisis akan menjadi sangat mungkin hanya menjadi “kotak hitam” yang harus dipelajari dengan seksama lagi.
  • 5. 5 Analisis yang dilakukan menitikberatkan pada sejumlah arus pengeluaran wisatawan yang berpengaruh pada ekonomi regional secara langsung dihubungkan dengan sejumlah arus pengeluran wisatawan Mengukur Dampak Perubahan Iklim pada Industri Pariwisata sebuah kajian oleh Andrea Bigano, Roberto Roson, dan Ricard S.J. Tol. Pengantar Laporan Penelitian ini adalah sebuah evaluasi dan simulasi dampak ekonomi pada perubahan iklim terhadap permintaan pariwisata menggunakan computable general equilibrium model. Tahapan pertama, model CGE disesuaikan untuk beberapa tahun ke depan, untuk merumuskan hipotesis benchmark equilibria, berdasarkan pada perubahan-perubahan drastis “shocks”, dan simulasi dampak perubahan iklim. Laporan ini pada intinya adalah hasil evaluasi dan simulasi dampak perubahan iklim pada pariwisata berdasarkan rata-rata dua set data “shock” yang terjadi secara simultan. Data peristiwa shock yang pertama diperkirakan berasal dari data komsumsi wisatawan terhadap produk yang dihasilkan oleh sebuah kawasan atau domestik, Data kedua merupakan simulasi pengeluaran wisatawan di kawasan tertentu. Analisis yang dilakukan menitikberatkan pada sejumlah arus pengeluaran wisatawan yang berpengaruh pada ekonomi regional secara langsung dihubungkan dengan sejumlah arus pengeluran wisatawan. Pada skala global, perubahan iklim
  • 6. 6 10% dari GDP dunia dipengaruhi oleh sektor pariwisata khususnya pada pengeluaran untuk rekreasi dan perjalanan wisata itu sendiri. membawa pengaruh pada penurunan kesejahteraan, dan akan menimbulkan kesenjangan di beberapa kawasan. Ketiga peneliti tersebut percaya bahwa 10% dari GDP dunia dipengaruhi oleh sektor pariwisata khususnya pada pengeluaran untuk rekreasi dan perjalanan wisata itu sendiri. Berdasarkan alasan di atas maka evaluasi dan simulasi ini dianggap penting untuk diadakan. Pada kesempatan ini, ketiga peneliti ini meneliti tentang dampak ekonomi akibat perubahan iklim terhadap sector pariwisata. Hasil penelitian disajikan menjadi 7 seksi, yakni; (1) Pengantar, (2) Estimasi arus perubahan wisatawan dunia, (3) Outline GE model, (4) Gambaran keterlibatan wisatawan dalam model CGE, (5) Diskusi tentang Data data penting di Pariwisata, (6) Hasil Analisis dampak perubahan Iklim, (7)Kesimpulan. Sajian tersebut dipaparkan sebagai berikut:
  • 7. 7 1.1 Prediksi Perubahan Arus Wisatawan Dunia (Estimates of Changes in international tourist flows). Figure The change in arrivals and departures due to climate change, as a percentage of arrivals and departures without climate change; countries are ranked to their average annual temperature in 1961-1990. Pada studi ini diprediksi bahwa, perkembangan jumlah wisatawan dunia dipengaruhi oleh (1) pertumbuhan jumlah penduduk, (2) pendapatan perkapita, dan (3) iklim. Sedangkan attractiveness dari daerah tujuan wisata dipengaruhi oleh pendapatan perkapita, iklim, kemiripan destinasi terhadap asal daerah wisatawan, dan jarak geografis dari asal wisatawan itu sendiri. Pada figure di atas dapat digambarkan bahwa preferensi wisatawan terhadap perjalanan wisata, namun sangat disayangkan, dampak dari perubahan iklim tidak dengan jelas dapat dilihat, ini disebabkan ada dua dampak perubahan iklim itu, yakni
  • 8. 8 sisi positif dan juga dampak negative. Dari sisi positif, perubahan iklim menyebabkan daerah tujuan wisata semakin atraktif dalam ber-inovasi untuk pengembangan destinasinya, di sisi negative, terdapat kecenderungan bahwa wisatawan cenderung memilih berlibur di wilayahnya sendiri dibandingkan berlibur ke wilayah lain yang jauh wilayah tempat tinggalnya. Sebagai contohnya, di Inggris terjadi perubahan preferensi pilihan berlibur yang cenderung memilih berlibur di dalam negerinya atau di negara sekitarnya. Sedangkan di Zimbabwe justru terjadi kebalikannya, namun gap kedua kenyataan antara arrival dan departure belum begitu jelas dapat diterangkan atau diprediksi pada model CGE. 1.2 Evaluasi menggunakan CGE dan Strategi Simulasi Struktur. (Assessing the general equilibrium effects: model structure and simulation strategy) Model GE effects kali ini mengacu pada data histori pada pelenelitian sebelumnya yang telah dilakukan oleh Dixon and Rimmer (2002), dengan menambahkan model kalibrasi data, dan model prediksi berdasarkan beberapa variable ekonomi, untuk merumuskan hipotesis yang akan diuji, untuk membuat dugaan dimasa yang akan datang. Pada saat penelitian ini dilakukan dan beberapa tahun ke depan, penelitian ini lebih difokuskan pada sisi penawaran untuk memprediksi perubahan terhadap kontribusi penyerapan tenaga kerja, penyerapan modal asing, penggunaan lahan, pemanfaatan sumberdaya alam, dan juga beberapa faktor lain yang mempengaruhi
  • 9. 9 produktifitas yang semuanya itu disebut dengan “naturally exogenous” pada CGE models. Dengan menambahkan IMAGE model yang fokus pada variabel pemanfaatan lahan pertanian, dan produktivitas lahan, didapatkan model prediksi minimalisasi dampak peningkatan suhu untuk memperlambat perubahan iklim. 1.3 Model Analisis Dampak pada GE Model. (Impact modeling in the CGE Framework) Model yang diterapkan pada industry pariwisata yang berhubungan dengan dampak dari climate change atau perubahan iklim, ditampilkan dalam bentuk eksperimen simulasi berdasarkan beberapa variabel shocking atau kejutan ke dalam model CGE. Prosedurnya dengan mengkondisikan fakta-fakta pada database yang mengacu pada konsep Gross Domestik Produk. Sedangkan national income didefinisikan sebagai pendapatan yang dihasilkan pada sebuah kawasan tertentu, tidak perduli tentang kewarganegaraannya “This should be kept in mind when considering the influence on the national income of an extra foreign tourist. Because of the GDP definition, the additional expenditure generated by tourism activities is not accounted for as exports, but as additional domestic consumption. Furthermore, foreign income spent inside the national territory amounts to a sort of income transfer. Accordingly, in the model we simulated the effects of a tourists’ flows variation by altering two sets of variables, considering changes in the structure of final consumption and changes in international income transfers”
  • 10. 10 Model Dampak dengan CGE menghasilkan dua hipotesis: Dengan asumsi pertama: pengeluaran agregat sector pariwisata proporsional terhadap jumlah wisatawan, baik wisatawan asing maupun domestic yang mengunjungi Negara tertentu pada tahun tersebut. Perubahan variasi kedatangan wisatawan asing seiiring dengan variasi keberadaan wisatawan domestic. 1. Asumsi kedua: pengeluaran wisatawan terbagi menjadi dua komponen, komponen pertama yakni; pengeluaran wisatawan domestic di dalam negeri dan pengeluaran wisatawan domestic yang berangkat ke destinasi luar negeri sebagai seorang wisatawan. Komponen kedua yakni; pengeluaran wisatawan asing pada pengeluaran untuk hotels, restaurants, dan aktivitas rekreasi selama liburan. sedangkan pengeluran yang tidak nampak jelas seperti biaya transportasi tidak ikut dihitung pada model ini. 2. Asumsi yang lainnya tidak ditentukan secara khusus berhubung keterbatasan data. Untuk membuat estimasi perubahan kedatangan, keberangkatan dan wisatawan domestik baik dengan dan tanpa adanya perubahan iklim. Jumlah wisatawan dapat ditentukan dengan formula sebagai berikut:
  • 11. 11 Dimana:  Ar = interregional arrivals ( Ar0 in the baseline, i.e. without climate change)  Dr are interregional departures (Dr0 in the baseline),  r RT is the number of regional domestic tourists. We define 0r RT , in the baseline, as 0 0 0r r r RT = RA + NT , where 0r RA are intra-regional arrivals and 0r NT is the basis of domestic tourists in the baseline. the assumption that the basis of domestic tourists in each country,  r NT , is unaffected by climate change.  This assumption is reasonable, at least for limited climate impacts, and it is unavoidable for our study because of the lack of estimates on the effect of climate change on domestic tourism. Sebagai catatan, untuk mengukur perubahan arus wisatawan, digunakan data kedatangan interregional, dan keberangkatan dipisahkan menjadi dua yakni keberangkatan ked dan keluar negeri diantara sesama kawasan. Hal ini dilakukan untuk menghindari overestimasi pada regional income transfer, tetapi justru akan mengaburkan dampak dari climate change terhadap permintaan sector pariwisata pada kawasan yang diukur sehingga hasilnya tidak akan nampak dengan jelas dan antara ke datangan dan keberangan pada kawasan harus sama jumlahnya. Untuk Pengeluaran Wisatawan, baik aktivitas rekreasi, hotel, restaurant, dan pengeluaran terkait dikelompokkan kedalam Macro industry “Market Services”. Untuk mendapatkan share dari sub-industry “recreational industry” secara agregat, digunakan rumus sebagai berikut:
  • 12. 12 “where VDP stands for “value of domestic purchases” for recreational services (Rcr)and total Market Services (MS) in the base year. The term on the denominator was obtained from the GTAP 5 database at its maximum level of disaggregation” Dimisalkan, hotels and restaurants (HT), maka Untuk Pengeluaran Wisatawan untuk hotel dan restaurant adalah sebagai berikut. Karena hotels dan restaurant digabung pada “Trade” pada GTAP 5 database, sehingga dianggap sebagai sumber informasi untuk expenditure on hotels and restaurants pada tahun dasar (Euromonitor, 2002). Perubahan exogenus terhadap permintaan pasar jasa, termasuk variasi arus wisatawan baik negative maupun positif, dapat diukur berdasarkan “terms of share of the base year expenditure” dengan rumus sebagai berikut:
  • 13. 13 Sehingga tingkat konsumsi, termasuk sejumlah pasar jasa adalah endogenus variable pada model ini. Akibatnya, input datanya menggunakan “additional tourism expenditure” dengan mengabaikan pengaruh simultan perubahan harga pada pasar yang lainnya. Selanjutnya, untuk mengukur extra income diperlukan data keuangan yang berhubungan dengan pengeluaran wisatawan asing, dengan dua variasi, yakni dengan dan tanpa climate change, sebagai net tourism inflow (arrivals – departures) di tiap Negara. Rumusnya adalah sebagai berikut: Pada simulasi, elemen ini ditambahkan sebagai “equation computing the national income as the total value of all domestic primary resources”. Untuk meyakinkan alokasi pendapatan global itu netral dan pendapatan shocks memiliki tanda yang sama terhadap permintaan shocks.
  • 14. 14 1.4 Data Dasar Perkiraan Volume Wisatawan Domestik (Baseline estimates for domestic tourism volumes) Untuk mengukur estimasi variasi jumlah wisatawan, beberapa data yang berhubungan dengan wisatawan domestic dianggap baseline ( NTr0 ). Parameter ini termasuk 0r RT , denominator of equation (1). Pada kebanyakan Negara, jumlah arus wisatawan domestic mengacu pada data tahun 1997 pada Euromonitor tahun 2002. Untuk beberapa Negara yang lainnya diperlukan data yang berasal dari biro pusat statistic, lembaga pemerintah atau lembaga terkait. Untuk Negara kecil yang tidak lebih dari dua Negara bagian atau provinnsi, diasumsikan jumlah wisatawan domestic dianggap nol. Sedangkan dibeberapa Negara yang datanya tidak tersedia bias digunakan data pada Negara terdekat pada satu kawasan. Untuk membuat simulasi terhadap tahun 2010, 2030, dan 2050 menjawab equation (2), menurut Hamilton et al. (2004), digunakan formula sebagai berikut: Dimana Dti, popi and Yi are, respectively, domestic tourists, population and per capita income in country i. The updated values of domestic tourists in country i in year t can be estimated from baseline data through:
  • 15. 15 Agregat regional value untuk tahun 2010, 2030 dan 2050 digambarkan pada table berikut Pada tabel di atas, wisatawan domestic sebagai tahun dasar proyeksi untuk simulasi tahun tersebut. Dalam bentuk rasio (kiri) rasio wisatawan terhadap jumlah penduduk dan (kanan) jumlah wisatawan dalam ribuan. Pada tahun 1997, wisatawan lebih rendah dari penduduk pada kawasan, kecuali USA. Juga digambarkan bahwa aktivitas wisatawan domestik relatif tidak berubah, sehingga pada tahun 2050 terdapat cukup pendapatan setidaknya 1,26 wisatawan domestik per orang secara global untuk melakukan aktivitas wisata.
  • 16. 16 1.5 Hasil Simulasi CGE (Simulation Results) Hasil simulasi dari model ini menunjukkan bahwa, dampak ekonomi sangat ditentukan oleh waktu, sebab kenaikan suhu akan terus terjadi dari waktu ke waktu. Waktu memegang peranan penting pada distribusi biaya, keuntungan, yang akan membawa beberapa perubahan secara kualitatif atau non-numerical. Pada simulasi ini, akan difokuskan pada pembahasan hasil tahun 2050 sebagai bahan diskusi. 1.5.1 Variabel Kejutan/Perubahan (Shocked variables) Tabel di atas menunjukan bahwa perubahan iklim berdampak pada permintaan swasta dan pendapatan rumahtangga dalam negeri. Pada Negara Uni Eropa akan terjadi shocks pada tahun 2010 dan 2030, tetapi akan menjadi negatif pada tahun 2050. Namun pada tingkat global, beberapa shock tidak nampak jelas baik positif maupun negatif.
  • 17. 17 Perubahan perubahan terhadap permintaan dan pendapatan yang terlihat berbeda sebelum dan sesudah simulasi dilakukan, karena terjadi imposed swing didasarkan oleh partial equilibrium assumption dari harga yang tak tergantikan dan pendapatan. Perbedaan antara shocks dan equilibrium level akan relatif besar terjadi pada shocks permintaan dibandingkan shocks pendapatan. 1.5.2 Perdagangan (Trade) Figure di atas menunjukkan pengaruh pada neraca perdagangan regional. Terdapat peningkatan dan juga penurunan pada pengeluaran pariwisata secara keseluruhan jika dihubungkan terhadap peningkatan ataupun penurunan net import. Tergambar terjadi overlapping effect, yang pertama; pendapatan mempengaruhi lebih tingginya import. Pada model GE membutuhkan keseimbangan
  • 18. 18 neraca pembayaran, tetapi neraca perdagangan mungkin akan defisit, jika hal ini terjadi maka akan digantikan oleh capital inflow atau masuknya modal asing. Penanaman modal asing digerakkan oleh harapan pengembalian modal yang berhubungan dengan kondisi tingkat pengembalian saat ini. Tingginya permintaan dalam negeri memicu peningkatan harga-harga bahan pokok, tingginya tingkat pengembalian modal akan menarik minat penanaman modal asing. Dengan alasan identitas keuangan, dapat diketahui keseimbangan atau ketidakseimbangan neraca perdagangan, apakah sedang berada pada kondisi surplus atau defisit. 1.5.3 GDP (Gross Domestic Product) GDP percentage changes with respect to the baseline in 2050.
  • 19. 19 Pada figure di atas terlihat bahwa pada umumnya GDP juga mengikuti shock yang terjadi, sehingga pada analisis ini diasumsikan, jika perdagangan dan terjadi efek barang pengganti, maka akan cenderung menimbulan initial shocks. 1.5.4 Faktor Primer dan Output Industri (Primary factors and industrial output) Figure di atas menunjukkan bahwa, permintaan terhadap faktor pokok berhubungan dengan permintaan akhir. Pada pasar jasa tidak menggunakan faktor lahan dan juga tidak menggunakan faktor sumber daya alam tetapi menggunakan indikator modal dan penyerapan tenaga kerja. Pada beberapa kasus di beberapa kawasan terjadi positive shock dan vice versa. Penawaran terhadap faktor pokok akan tetap terjadi pada waktu singkat jika permintaan terhadap jasa meningkat, ongkos buruh meningkat dan modal juga meningkat. Namun di lain pihak, harga sumber daya pokok menurun, walaupun
  • 20. 20 secara faktual terjadi positive shocks yang berhubungan dengan peningkatan pengeluran wisatawan asing. Pada kasus ini, jika peningkatan tingkat pengembalian modal terjadi maka akan berdampak pada peningkatan penanaman modal asing. 1.5.5 Emisi Gas (CO2 emissions) CO2 emissions. Changes with respect to the baselines in 2010 (wide, light bars; left axis) and in 2050 (narrow, dark bars; right axis). Figure di atas menjelaskan bahwa dampak CO2 emission terjadi setiap tahunnya, pada simulasi yang telah dilakukan pada model ini, variasi pada CO2 emission relatif terjadi sangat kecil, sehingga mengharuskan melibatkan industri transportasi pada aktivitas pariwisata.
  • 21. 21 Menariknya bahwa, emisi bertolak belakang dengan arah GDP dan shocks permintaan. Diartikan bahwa jika pariwisata meningkat maka cenderung konsumsi meningkat seiring dengan kesadaran akan industri yang ramah lingkungan. 1.5.6 Kesejahteraan (Welfare) Equivalent variation in 2010 (wide, light bars; left axis) and in 2050 (narrow, dark bars; right axis). Figure di atas menggambarkan pengaruh dari pendapatan sejalan dengan variasi kesejahteraan, di mana kesejahteraan menurun selama tiga periode. Pada tingkat regional, dampak dari kesejahteraan memiliki ciri yang sama dengan pendapatan dan shock permintaan. Pada simulasi ini, pemenangnya adalah negara-negara yang berada pada iklim saat ini dingin seperti Rusia dan Kanada. Uni Eropa mengalami hanya sedikit peningkatan kesejahteraan namun menjadi tidak berarti apa-apa pada tahun 2050.
  • 22. 22 Perubahan iklim akan berdampak pada sektor pariwisata, dan secara langsung membawa akibat pada perubahan ekonomi. Yang paling mengalami dampak dari perubahan iklim akan sangat terasa oleh Negara-negara miskin yang bertumpu pada industri pariwisata, seperti terjadinya peningkatan ketinggian air laut yang mungkin akan menenggelamkan beberapa kawasan kepulauan yang berada pada dataran rendah (Bosello et al., 2004). 1.6 Kesimpulan (Conclusion) Perubahan Iklim akan berdampak pada beberapa aspek kehidupan, perubahan kebiasaan berlibur yang disebabkan oleh variasi perubahan iklim. Dampaknya akan sangat terasa pada sektor jasa, sektor pariwisata, dan secara langsung membawa akibat pada perubahan ekonomi. Hasil penelitian ini adalah evaluasi tentang dampak dengan menggunakan GE Model yang menunjukan dua hal penting sedang terjadi. Kedua hal itu adalah; (1) Pariwisata berdampak pada ekonomi, (2) diprediksi bahwa, dampak ekonomi secara keseluruhan akan merubah pariwisata dunia yang disebabkan oleh perubahan iklim. Dampak pada permintaan domestik dan pendapatan rumah tangga berujung pada kegiatan ekonomi khususnya berhubungan dengan barang dan jasa dan juga berpengaruh pada permintaan fackor primer, dan harga. Begitu juga terjadinya perubahan rate of return of capital akan mempengaruhi arus modal yang juga akan mempengaruhi pendapatan dan kesejahteraan.
  • 23. 23 perubahan iklim membawa dampak yang luas terhadap perubahan preferensi pemilihan daerah tujuan berlibur atau destinasi, kisaran dampaknya terhadap GDP -0,3% s.d. +0,5% pada tahun 2050. Pada hasil analisis ini, juga dapat digambarkan bahwa perubahan iklim membawa dampak yang luas terhadap perubahan preferensi pemilihan daerah tujuan berlibur atau destinasi, kisaran dampaknya terhadap GDP -0,3% s.d. +0,5% pada tahun 2050. Dampak perubahan iklim sangat terasa pada sebuah kawasan, namun dampak pada ekonomi global sangat kecil yakni mendekati nol pada tahun 2010. Sedikit terasa dampak pada kawasan eropa barat, negara exporter energy, dan kawasan The rest of the world. Namun akan sangat nyata dampaknya bagi Negara-negara yang berada pada kawasan mediterania yang saat ini mengandalkan kawasan wisata dan akan mengalami penurunan kunjungan wisatawan. kawasan The rest of the world juga akan mengalami peningkatan suhu yang sangat panas dan juga kawasan tropis lainnya. Namun ada beberapa kawasan yang tidak popular saat ini akan menjadi lebih dikenal oleh karena pemanasan global. Bebarapa Negara exporter energy akan mengalami dampaknya pemanasan global secara nyata. Walau bagaimanapun, karya tulis ini masih memiliki banyak kelemahan yang harus disempurnakan lagi, kelemahan tersebut adalah sebagai berikut: (1) evaluasi ini dilakukan secara global namun tidak penyeluruh, seharusnya dilakukan pada tiap kawasan sehingga perubahan yang sebenarnya terjadi pada setiap kawasan, dapat digambarkan secara lengkap. (2) Evaluasi ini hanya mengukur dampak pemanasan
  • 24. 24 global terhadap sektor pariwisata, yang mungkin akan mempengaruhi lebih besar terhadap sektor lainnya. (3) Evaluasi ini juga tidak menyertakan peningkatan ketinggian air laut akibat pemanasan global yang mungkin beberapa pulau akan tenggelam oleh karenanya. (4) Secara keseluruhan, model ini tidak dapat menjawab berapakah biaya dari perubahan iklim tersebut jika dilakukan kuantifikasi. (5) yang terakhir, evaluasi ini juga tidak dapat memprediksi kawasan-kawasan wisata bahari atau perairan manakah yang akan menjadi popular.
  • 25. 25 2 Daftar Pustaka Berrittella, Maria at al. .2004. A GENERAL EQUILIBRIUM ANALYSIS OF CLIMATE CHANGE IMPACTS ON TOURISM: EEE WORKING PAPERS SERIES - N. 17, Online Publication, and retrieve from http://www.users.ictp.it/~eee/files/wp17.pdf Departement of labour. 2009. Scenarios using a computable general equilibrium model of the New Zealand economy: Economic Impacts of Immigration Working Paper. Published: October 2009, retrieve from www.dol.govt.nz › Publications › Research. Gillham, Jonathan. .2009. Tourism Policy Modelling: Department for Culture, Media and Sport. Tourism Policy Modelling. Jonathan Gillham. Economist. Department for Culture Media and Sport. London, Online Publication Retrieve from www.culture.gov.uk/.../32TourismPolicyModelling1.pdf Peterson, Sonja. 2003. Integrated Climate Models: An interdisciplinary assessment of climate impacts and policies. Germany: Kiel Institute for World Economics