Metode Mengajar Driill, Diskusi, Demonstrasi dan Penemuan
metode pembelajaran
1. METODE PEMBELAJARAN
1. Metode Ceramah (Preaching Method)
Metode ceramah yaitu sebuah metode mengajar dengan menyampaikan informasi
dan pengetahuan saecara lisan kepada sejumlah siswa yang pada umumnya
mengikuti secara pasif. Muhibbin Syah, (2000). Metode ceramah dapat dikatakan
sebagai satu-satunya metode yang paling ekonomis untuk menyampaikan informasi,
dan paling efektif dalam mengatasi kelangkaan literatur atau rujukan yang sesuai
dengan jangkauan daya beli dan paham siswa.
Beberapa kelemahan metode ceramah adalah :
Membuat siswa pasif
Mengandung unsur paksaan kepada siswa
Mengandung daya kritis siswa ( Daradjat, 1985)
Anak didik yang lebih tanggap dari visi visual akan menjadi rugi dan anak didik
yang lebih tanggap auditifnya dapat lebih besar menerimanya.
Sukar mengontrol sejauhmana pemerolehan belajar anak didik.
Kegiatan pengajaran menjadi verbalisme (pengertian kata-kata).
Bila terlalu lama membosankan.(Syaiful Bahri Djamarah, 2000)
Beberapa kelebihan metode ceramah adalah :
Guru mudah menguasai kelas.
Guru mudah menerangkan bahan pelajaran berjumlah besar
Dapat diikuti anak didik dalam jumlah besar.
Mudah dilaksanakan (Syaiful Bahri Djamarah, 2000)
2. Metode diskusi ( Discussion method )
Muhibbin Syah ( 2000 ), mendefinisikan bahwa metode diskusi adalah metode
mengajar yang sangat erat hubungannya dengan memecahkan masalah (problem
solving). Metode ini lazim juga disebut sebagai diskusi kelompok (group discussion)
dan resitasi bersama ( socialized recitation ).
Metode diskusi diaplikasikan dalam proses belajar mengajar untuk :
Mendorong siswa berpikir kritis.
Mendorong siswa mengekspresikan pendapatnya secara bebas.
2. Mendorong siswa menyumbangkan buah pikirnya untuk memecahkan
masalah bersama.
Mengambil satu alternatif jawaban atau beberapa alternatif jawaban untuk
memecahkan masalah berdsarkan pertimbangan yang seksama.
Kelebihan metode diskusi sebagai berikut :
Menyadarkan anak didik bahwa masalah dapat dipecahkan dengan berbagai
jalan
Menyadarkan ank didik bahwa dengan berdiskusi mereka saling
mengemukakan pendapat secara konstruktif sehingga dapat diperoleh
keputusan yang lebih baik.
Membiasakan anak didik untuk mendengarkan pendapat orang lain sekalipun
berbeda dengan pendapatnya dan membiasakan bersikap toleransi. (Syaiful
Bahri Djamarah, 2000)
Kelemahan metode diskusi sebagai berikut :
tidak dapat dipakai dalam kelompok yang besar.
Peserta diskusi mendapat informasi yang terbatas.
Dapat dikuasai oleh orang-orang yang suka berbicara.
Biasanya orang menghendaki pendekatan yang lebih formal (Syaiful Bahri
Djamarah, 2000)
3. Metode demontrasi ( Demonstration method )
Metode demonstrasi adalah metode mengajar dengan cara memperagakan barang,
kejadian, aturan, dan urutan melakukan suatu kegiatan, baik secara langsung
maupun melalui penggunaan media pengajaran yang relevan dengan pokok bahasan
atau materi yang sedang disajikan. Muhibbin Syah ( 2000). Metode demonstrasi
adalah metode yang digunakan untuk memperlihatkan sesuatu proses atau cara
kerja suatu benda yang berkenaan dengan bahan pelajaran. Syaiful Bahri Djamarah, (
2000).
Manfaat psikologis pedagogis dari metode demonstrasi adalah :
Perhatian siswa dapat lebih dipusatkan .
Proses belajar siswa lebih terarah pada materi yang sedang dipelajari.
3. Pengalaman dan kesan sebagai hasil pembelajaran lebih melekat dalam diri
siswa (Daradjat, 1985)
Kelebihan metode demonstrasi sebagai berikut :
Membantu anak didik memahami dengan jelas jalannya suatu proses atu
kerja suatu benda.
Memudahkan berbagai jenis penjelasan .
Kesalahan-kesalahan yeng terjadi dari hasil ceramah dapat diperbaiki melaui
pengamatan dan contoh konkret, drngan menghadirkan obyek sebenarnya
(Syaiful Bahri Djamarah, 2000).
Kelemahan metode demonstrasi sebagai berikut :
Anak didik terkadang sukar melihat dengan jelas benda yang akan
dipertunjukkan.
Tidak semua benda dapat didemonstrasikan
Sukar dimengerti bila didemonstrasikan oleh guru yang kurang menguasai
apa yang didemonstrasikan (Syaiful Bahri Djamarah, 2000).
4. Metode ceramah plus
Metode ceramah plus adalah metode mengajar yang menggunakan lebih dari satu
metode, yakni metode ceramah gabung dengan metode lainnya.
Dalam hal ini penulis akan menguraikan tiga macam metode ceramah plus yaitu :
Metode ceramah plus tanya jawab dan tugas (CPTT). Metode ini adalah
metode mengajar gabungan antara ceramah dengan tanya jawab dan
pemberian tugas. Metode campuran ini idealnya dilakukan secar tertib, yaitu
: 1). Penyampaian materi oleh guru. 2). Pemberian peluang bertanya jawab
antara guru dan siswa. 3). Pemberian tugas kepada siswa.
Metode ceramah plus diskusi dan tugas (CPDT) Metode ini dilakukan secara
tertib sesuai dengan urutan pengkombinasiannya, yaitu pertama guru
menguraikan materi pelajaran, kemudian mengadakan diskusi, dan akhirnya
memberi tugas.
Metode ceramah plus demonstrasi dan latihan (CPDL) Metode ini dalah
merupakan kombinasi antara kegiatan menguraikan materi pelajaran dengan
4. kegiatan memperagakan dan latihan (drill) Macam-macam Metode
Pembelajaran
5. Metode resitasi ( Recitation method )
Metode resitasi adalah suatu metode mengajar dimana siswa diharuskan membuat
resume dengan kalimat sendiri.
Kelebihan metode resitasi sebagai berikut :
Pengetahuan yang anak didik peroleh dari hasil belajar sendiri akan dapat
diingat lebih lama.
Anak didik berkesempatan memupuk perkembangan dan keberanian
mengambil inisiatif, bertanggung jawab dan berdiri sendiri (Syaiful Bahri
Djamarah, 2000)
Kelemahan metode resitasi sebagai berikut :
Terkadang anak didik melakukan penipuan dimana anak didik hanya meniru
hasil pekerjaan temennya tanpa mau bersusah payah mengerjakan sendiri.
Terkadang tugas dikerjakan oleh orang lain tanpa pengawasan.
Sukar memberikan tugas yang memenuhi perbedaan individual (Syaiful Bahri
Djamarah, 2000)
6. Metode percobaan ( Experimental method )
Metode percobaan adalah metode pemberian kesempatan kepada anak didik
perorangan atau kelompok, untuk dilatih melakukan suatu proses atau percobaan.
Syaiful Bahri Djamarah, (2000) Metode percobaan adalah suatu metode mengajar
yang menggunakan tertentu dan dilakukan lebih dari satu kali. Misalnya di
Laboratorium.
Kelebihan metode percobaan sebagai berikut :
Metode ini dapat membuat anak didik lebih percaya atas kebenaran atau
kesimpulan berdasarkan percobaannya sendiri daripada hanya menerima
kata guru atau buku.
Anak didik dapat mengembangkan sikap untuk mengadakan studi eksplorasi
(menjelajahi) tentang ilmu dan teknologi.
5. Dengan metode ini akan terbina manusia yang dapat membawa terobosan-
terobosan baru dengan penemuan sebagai hasil percobaan yang diharapkan
dapat bermanfaat bagi kesejahteraan hidup manusia.
Kekurangan metode percobaan sebagai berikut :
Tidak cukupnya alat-alat mengakibatkan tidak setiap anak didik
berkesempatan mengadakan ekperimen.
Jika eksperimen memerlukan jangka waktu yang lama, anak didik harus
menanti untuk melanjutkan pelajaran.
Metode ini lebih sesuai untuk menyajikan bidang-bidang ilmu dan teknologi.
7. Metode Karya Wisata
Metode karya wisata adalah suatu metode mengajar yang dirancang terlebih dahulu
oleh pendidik dan diharapkan siswa membuat laporan dan didiskusikan bersama
dengan peserta didik yang lain serta didampingi oleh pendidik, yang kemudian
dibukukan.
Kelebihan metode karyawisata sebagai berikut :
Karyawisata menerapkan prinsip pengajaran modern yang memanfaatkan
lingkungan nyata dalam pengajaran.
Membuat bahan yang dipelajari di sekolah menjadi lebih relevan dengan
kenyataan dan kebutuhan yang ada di masyarakat.
Pengajaran dapat lebih merangsang kreativitas anak.
Siswa dapat berpartisispasi dalam berbagai kegiatan yang dilakukan oleh para
petugas pada obyek karya wisata itu, serta mengalami dan menghayati
langsung apa pekerjaan mereka. Hal mana tidak mungkin diperoleh
disekolah, sehingga kesempatan tersebut dapat mengembangkan bakat
khusus atau ketrampilan mereka,
Siswa dapat melihat berbagai kegiatan para petugas secara individu maupun
secara kelompok dan dihayati secara langsung yang akan memperdalam dan
memperluas pengalaman mereka,
Dalam kesempatan ini siswa dapat bertanya jawab, menemukan sumber
informasi yang pertama untuk memecahkan segala persoalan yang dihadapi,
6. sehingga mungkin mereka menemukan bukti kebenaran teorinya, atau
mencobakan teorinya ke dalam praktek,
Dengan obyek yang ditinjau itu siswa dapat memperoleh bermacam-macam
pengetahuan dan pengalaman yang terintegrasi, yang tidak terpisah-pisah
dan terpadu
Kekurangan metode karyawisata sebagai berikut :
Memerlukan persiapan yang melibatkan banyak pihak.
Memerlukan perencanaan dengan persiapan yang matang.
Dalam karyawisata sering unsur rekreasi menjadi prioritas daripada tujuan
utama, sedangkan unsur studinya terabaikan.
Memerlukan pengawasan yang lebih ketat terhadap setiap gerak-gerik anak
didik di lapangan.
Biayanya cukup mahal.
Memerlukan tanggung jawab guru dan sekolah atas kelancaran karyawisata
dan keselamatan anak didik, terutama karyawisata jangka panjang dan jauh.
Kadang-kadang dalam proses belajar mengajar siswa perlu diajak ke luar
sekolah, untuk meninjau tempat tertentu atau obyek yang lain.
Agar penggunaan teknik karya wisata dapat efektif, maka pelaksanaannya perlu
memeperhatikan langkah-langkah sebagai berikut:
Persiapan, dimana guru perlu menetapkan tujuan pembelajaran dengan jelas,
mempertimbangkan pemilihan teknik, menghubungi pemimpin obyek yang
akan dikunjungi untuk merundingkan segala sesuatunya, penyusunan
rencana yang masak, membagi tugas-tugas, mempersiapkan sarana,
pembagian siswa dalam kelompok, serta mengirim utusan,
Pelaksanaan karya wisata, dimana pemimpin rombongan mengatur
segalanya dibantu petugas-petugas lainnya, memenuhi tata tertib yang telah
ditentukan bersama, mengawasi petugas-petugas pada setiap seksi, demikian
pula tugas-tugas kelompok sesuai dengan tanggungjawabnya, serta memberi
petunjuk bila perlu,
Akhir karya wisata, pada waktu itu siswa mengadakan diskusi mengenai
segala hal hasil karya wisata, menyusun laporan atau paper yang memuat
7. kesimpulan yang diperoleh, menindaklanjuti hasil kegiatan karya wisata
seperti membuat grafik, gambar, model-model, diagram, serta alat-alat lain
dan sebagainya.
8. Metode latihan keterampilan ( Drill method )
Metode latihan keterampilan adalah suatu metode mengajar , dimana siswa diajak
ke tempat latihan keterampilan untuk melihat bagaimana cara membuat sesuatu,
bagaimana cara menggunakannya, untuk apa dibuat, apa manfaatnya dan
sebagainya. Contoh latihan keterampilan membuat tas dari mute/pernik-pernik.
Kelebihan metode latihan keterampilan sebagai berikut :
Dapat untuk memperoleh kecakapan motoris, seperti menulis, melafalkan
huruf, membuat dan menggunakan alat-alat.
Dapat untuk memperoleh kecakapan mental, seperti dalam perkalian,
penjumlahan, pengurangan, pembagian, tanda-tanda/simbol, dan
sebagainya.
Dapat membentuk kebiasaan dan menambah ketepatan dan kecepatan
pelaksanaan.
Kekurangan metode latihan keterampilan sebagai berikut :
Menghambat bakat dan inisiatif anak didik karena anak didik lebih banyak
dibawa kepada penyesuaian dan diarahkan kepada jauh dari pengertian.
Menimbulkan penyesuaian secara statis kepada lingkungan.
Kadang-kadang latihan tyang dilaksanakan secara berulang-ulang merupakan
hal yang monoton dan mudah membosankan.
Dapat menimbulkan verbalisme.
9. Metode mengajar beregu ( Team teaching method )
Metode mengajar beregu adalah suatu metode mengajar dimana pendidiknya lebih
dari satu orang yang masing-masing mempunyai tugas. Biasanya salah seorang
pendidik ditunjuk sebagai kordinator. Cara pengujiannya, setiap pendidik membuat
soal, kemudian digabung. Jika ujian lisan maka setiap siswa yang diuji harus langsung
berhadapan dengan team pendidik tersebut.
10. Metode mengajar sesama teman ( Peer teaching method )
8. Metode mengajar sesama teman adalah suatu metode mengajar yang dibantu oleh
temannya sendiri.
11. Metode pemecahan masalah ( Problem solving method ) Metode ini adalah suatu
metode mengajar yang mana siswanya diberi soal-soal, lalu diminta pemecahannya.
Adapun keunggulan metode problem solving sebagai berikut:
Melatih siswa untuk mendesain suatu penemuan.
Berpikir dan bertindak kreatif.
Memecahkan masalah yang dihadapi secara realistis
Mengidentifikasi dan melakukan penyelidikan.
Menafsirkan dan mengevaluasi hasil pengamatan.
Merangsang perkembangan kemajuan berfikir siswa untuk menyelesaikan
masalah yang dihadapi dengan tepat.
Dapat membuat pendidikan sekolah lebih relevan dengan kehidupan,
khususnya dunia kerja.
Kelemahan metode problem solving sebagai berikut:
Beberapa pokok bahasan sangat sulit untuk menerapkan metode ini. Misal
terbatasnya alat-alat laboratorium menyulitkan siswa untuk melihat dan
mengamati serta akhirnya dapat menyimpulkan kejadian atau konsep
tersebut.
Memerlukan alokasi waktu yang lebih panjang dibandingkan dengan metode
pembelajaran yang lain.
12. Metode perancangan ( projeck method ) yaitu suatu metode mengajar dimana
pendidik harus merancang suatu proyek yang akan diteliti sebagai obyek kajian.
Kelebihan metode perancangan sebagai berikut :
Dapat merombak pola pikir anak didik dari yang sempit menjadi lebih luas
dan menyuluruh dalam memandang dan memecahkan masalah yang
dihadapi dalam kehidupan.
Melalui metode ini, anak didik dibina dengan membiasakan menerapkan
pengetahuan, sikap, dan keterampilan dengan terpadu, yang diharapkan
praktis dan berguna dalam kehidupan sehari-hari.
Kekurangan metode perancangan sebagai berikut :
9. Kurikulum yang berlaku di negara kita saat ini, baik secara vertikal maupun
horizontal, belum menunjang pelaksanaan metode ini.
Organisasi bahan pelajaran, perencanaan, dan pelaksanaan metode ini sukar
dan memerlukan keahlian khusus dari guru, sedangkan para guru belum
disiapkan untuk ini.
Harus dapat memilih topik unit yang tepat sesuai kebutuhan anak didik,
cukup fasilitas, dan memiliki sumber-sumber belajar yang diperlukan.
Bahan pelajaran sering menjadi luas sehingga dapat mengaburkan pokok unit
yang dibahas.
13. Metode Bagian ( Teileren method )
Metode Bagian yaitu suatu metode mengajar dengan menggunakan sebagian-
sebagian, misalnya ayat per ayat kemudian disambung lagi dengan ayat lainnya yang
tentu saja berkaitan dengan masalahnya.
14. Metode Global (Ganze method )
Metode global yaitu suatu metode mengajar dimana siswa disuruh membaca
keseluruhan materi, kemudian siswa meresume apa yang dapat mereka serap atau
ambil intisari dari materi tersebut.
15. Metode Discovery
Salah satu metode mengajar yang akhir-akhir ini banyak digunakan di sekolah-
sekolah yang sudah maju adalah metode discovery, hal itu disebabkan karena
metode discovery ini: (a) Merupakan suatu cara untuk mengembangkan cara belajar
siswa aktif, (b) Dengan menemukan sendiri, menyelidiki sendiri, maka hasil yang
diperoleh akan setia dan tahan lama dalam ingatan, tidak akan mudah dilupakan
siswa, (c) Pengertian yang ditemukan sendiri merupakan pengertian yang betul-betul
dikuasai dan mudah digunakan atau ditransfer dalam situasi lain, (d) Dengan
menggunakan strategi penemuan, anak belajar menguasai salah satu metode ilmiah
yang akan dapat dikembangkannya sendiri, (e) dengan metode penemuan ini juga,
anak belajar berfikir analisis dan mencoba memecahkan probela yang dihadapi
sendiri, kebiasaan ini akan ditransfer dalam kehidupan bermasyarakat.
Langkah-langkah pelaksanaan metode penemuan menurut Suryosubroto (2002:197)
yang mengutip pendapat Gilstrap (1975) adalah:
10. Menilai kebutuhan dan minat siswa, dan menggunakannya sebagai dasar
untuk menentukan tujuan yang berguna dan realities untuk mengajar dengan
penemuan,
Seleksi pendahuluan atas dasar kebutuhan dan minat siswa, prinsip-prinsip,
generalisasi, pengertian dalam hubungannya dengan apa yang akan
dipelajarai,
Mengatur susunan kelas sedemikian rupa sehingga memudahkan terlibatnya
arus bebas pikiran siswa dalam belajar dengan penemuan,
Berkomunikasi dengan siswa akan membantu menjelaskan peranan
penemuan,
menyiapkan suatu situasi yang mengandung masalah yang minta dipecahkan,
Mengecek pengertian siswa tentang maslah yang digunakan untuk
merangsang belajar dengan penemuan,
Menambah berbagai alat peraga untuk kepentingan pelaksanaan penemuan,
memberi kesempatan kepada siswa untuk bergiat mengumpulkan dan
bekerja dengan data, misalnya tiap siswa mempunyai data harga bahan-
bahan pokok dan jumlah orang yang membutuhkan bahan-bahan pokok
tersebut,
Mempersilahkan siswa mengumpulkan dan mengatur data sesuai dengan
kecepatannya sendiri, sehingga memperoleh tilikan umum,
Memberi kesempatan kepada siswa melanjutkan pengalaman belajarnya,
walaupun sebagian atas tanggung jawabnya sendiri,
memberi jawaban dengan cepat dan tepat sesuai dengan data dan informasi
bila ditanya dan diperlukan siswa dalam kelangsungan kegiatannya,
Memimpin analisisnya sendiri melalui percakapan dan eksplorasinya sendiri
dengan pertanyaan yang mengarahkan dan mengidentifikasi proses,
Mengajarkan ketrampilan untuk belajar dengan penemuan yang diidentifikasi
oleh kebutuhan siswa, misalnya latihan penyelidikan,
Merangsang interaksi siswa dengan siswa, misalnya merundingkan strategi
penemuan, mendiskusikan hipotesis dan data yang terkumpul,
11. Mengajukan pertanyaan tingkat tinggi maupun pertanyaan tingkat yang
sederhana,
Bersikap membantu jawaban siswa, ide siswa, pandanganan dan tafsiran
yang berbeda. Bukan menilai secara kritis tetapi membantu menarik
kesimpulan yang benar,
Membesarkan siswa untuk memperkuat pernyataannya dengan alas an dan
fakta,
Memuji siswa yang sedang bergiat dalam proses penemuan, misalnya
seorang siswa yang bertanya kepada temannya atau guru tentang berbagai
tingkat kesukaran dan siswa siswa yang mengidentifikasi hasil dari
penyelidikannya sendiri,
membantu siswa menulis atau merumuskan prinsip, aturan ide, generalisasi
atau pengertian yang menjadi pusat dari masalah semula dan yang telah
ditemukan melalui strategi penemuan,
Mengecek apakah siswa menggunakan apa yang telah ditemukannya,
misalnya teori atau teknik, dalam situasi berikutnya, yaitu situasi dimana
siswa bebas menentukan pendekatannya.
Metode discovery memiliki kebaikan-kebaikan seperti diungkapkan oleh
Suryosubroto (2002:200) yaitu:
Dianggap membantu siswa mengembangkan atau memperbanyak persediaan
dan penguasaan ketrampilan dan proses kognitif siswa, andaikata siswa itu
dilibatkan terus dalam penemuan terpimpin. Kekuatan dari proses penemuan
datang dari usaha untuk menemukan, jadi seseorang belajar bagaimana
belajar itu,
Pengetahuan diperoleh dari strategi ini sangat pribadi sifatnya dan mungkin
merupakan suatu pengetahuan yang sangat kukuh, dalam arti pendalaman
dari pengertian retensi dan transfer,
Strategi penemuan membangkitkan gairah pada siswa, misalnya siswa
merasakan jerih payah penyelidikannya, menemukan keberhasilan dan
kadang-kadang kegagalan,
12. metode ini memberi kesempatan kepada siswa untuk bergerak maju sesuai
dengan kemampuannya sendiri,
metode ini menyebabkan siswa mengarahkan sendiri cara belajarnya
sehingga ia lebih merasa terlibat dan bermotivasi sendiri untuk belajar, paling
sedikit pada suatu proyek penemuan khusus,
Metode discovery dapat membantu memperkuat pribadi siswa dengan
bertambahnya kepercayaan pada diri sendiri melalui proses-proses
penemuan. Dapat memungkinkan siswa sanggup mengatasi kondisi yang
mengecewakan,
Strategi ini berpusat pada anak, misalnya memberi kesempatan pada siswa
dan guru berpartisispasi sebagai sesame dalam situasi penemuan yang
jawaban nya belum diketahui sebelumnya,
Membantu perkembangan siswa menuju skeptisssisme yang sehat untuk
menemukan kebenaran akhir dan mutlak.
Kelemahan metode discovery Suryosubroto (2002:2001) adalah:
Dipersyaratkan keharusan adanya persiapan mental untuk cara belajar ini.
Misalnya siswa yang lamban mungkin bingung dalam usanya
mengembangkan pikirannya jika berhadapan dengan hal-hal yang abstrak,
atau menemukan saling ketergantungan antara pengertian dalam suatu
subyek, atau dalam usahanya menyusun suatu hasil penemuan dalam bentuk
tertulis. Siswa yang lebih pandai mungkin akan memonopoli penemuan dan
akan menimbulkan frustasi pada siswa yang lain,
Metode ini kurang berhasil untuk mengajar kelas besar. Misalnya sebagian
besar waktu dapat hilang karena membantu seorang siswa menemukan
teori-teori, atau menemukan bagaimana ejaan dari bentuk kata-kata
tertentu.
Harapan yang ditumpahkan pada strategi ini mungkin mengecewakan guru
dan siswa yang sudahy biasa dengan perencanaan dan pengajaran secara
tradisional,
Mengajar dengan penemuan mungkin akan dipandang sebagai terlalu
mementingkan memperoleh pengertian dan kurang memperhatikan
13. diperolehnya sikap dan ketrampilan. Sedangkan sikap dan ketrampilan
diperlukan untuk memperoleh pengertian atau sebagai perkembangan
emosional sosial secara keseluruhan,
dalam beberapa ilmu, fasilitas yang dibutuhkan untuk mencoba ide-ide,
mungkin tidak ada,
Strategi ini mungkin tidak akan memberi kesempatan untuk berpikir kreatif,
kalau pengertian-pengertian yang akan ditemukan telah diseleksi terlebih
dahulu oleh guru, demikian pula proses-proses di bawah pembinaannya.
Tidak semua pemecahan masalah menjamin penemuan yang penuh arti.
16. Metode Inquiry
Metode inquiry adalah metode yang mampu menggiring peserta didik untuk
menyadari apa yang telah didapatkan selama belajar. Inquiry menempatkan peserta
didik sebagai subyek belajar yang aktif (Mulyasa , 2003:234). Kendatipun metode ini
berpusat pada kegiatan peserta didik, namun guru tetap memegang peranan penting
sebagai pembuat desain pengalaman belajar. Guru berkewajiban menggiring peserta
didik untuk melakukan kegiatan. Kadang kala guru perlu memberikan penjelasan,
melontarkan pertanyaan, memberikan komentar, dan saran kepada peserta didik.
Guru berkewajiban memberikan kemudahan belajar melalui penciptaan iklim yang
kondusif, dengan menggunakan fasilitas media dan materi pembelajaran yang
bervariasi. Inquiry pada dasarnya adalah cara menyadari apa yang telah dialami.
Karena itu inquiry menuntut peserta didik berfikir. Metode ini melibatkan mereka
dalam kegiatan intelektual. Metode ini menuntut peserta didik memproses
pengalaman belajar menjadi suatu yang bermakna dalam kehidupan nyata. Dengan
demikian , melalui metode ini peserta didik dibiasakan untuk produktif, analitis , dan
kritis. Macam Metode Pembelajaran. Macam-macam Metode Pembelajaran
Langkah-langkah dalam proses inquiry adalah menyadarkan keingintahuan terhadap
sesuatu, mempradugakan suatu jawaban, serta menarik kesimpulan dan membuat
keputusan yang valid untuk menjawab permasalahan yang didukung oleh bukti-
bukti. Berikutnya adalah menggunakan kesimpulan untuk menganalisis data yang
baru (Mulyasa, 2005:235). Strategi pelaksanaan inquiry adalah:
Guru memberikan penjelasan, instruksi atau pertanyaan terhadap materi
yang akan diajarkan.
14. Memberikan tugas kepada peserta didik untuk menjawab pertanyaan, yang
jawabannya bisa didapatkan pada proses pembelajaran yang dialami siswa.
Guru memberikan penjelasan terhadap persoalan-persoalan yang mungkin
membingungkan peserta didik.
Resitasi untuk menanamkan fakta-fakta yang telah dipelajari sebelumnya.
Siswa merangkum dalam bentuk rumusan sebagai kesimpulan yang dapat
dipertanggungjawabkan (Mulyasa, 2005:236).
Macam-macam metode belajar Teknik inquiry ini memiliki keunggulan yaitu :
Dapat membentuk dan mengembangkan konsep dasar kepada siswa,
sehingga siswa dapat mengerti tentang konsep dasar ide-ide dengan lebih
baik.
Membantu dalam menggunakan ingatan dan transfer pada situasi proses
belajar yang baru.
mendorong siswa untuk berfikir dan bekerja atas inisiatifnya sendiri, bersifat
jujur, obyektif, dan terbuka.
Mendorong siswa untuk berpikir intuitif dan merumuskan hipotesanya
sendiri. (e) Memberi kepuasan yang bersifat intrinsik.
Situasi pembelajaran lebih menggairahkan.
Dapat mengembangkan bakat atau kecakapan individu.
Memberi kebebasan siswa untuk belajar sendiri.
Menghindarkan diri dari cara belajar tradisional.
Dapat memberikan waktu kepada siswa secukupnya sehingga mereka dapat
mengasimilasi dan mengakomodasi informasi.
17. Lesson Study
Lesson Study adalah suatu metode yang dikembankan di Jepang yang dalam bahasa
Jepangnya disebut Jugyokenkyuu. Istilah ‘lesson study’ sendiri diciptakan oleh
Makoto Yoshida. Lesson Study merupakan suatu proses dalam mengembangkan
profesionalitas guru-guru di Jepang dengan jalan menyelidiki/ menguji praktik
mengajar mereka agar menjadi lebih efektif.
Adapun langkah-langkahnya sebagai berikut:
1) Sejumlah guru bekerjasama dalam suatu kelompok. Kerjasama ini meliputi:
15. Perencanaan.
Praktek mengajar.
Observasi.
Refleksi/ kritikan terhadap pembelajaran.
2) Salah satu guru dalam kelompok tersebut melakukan tahap perencanaan
yaitu membuat rencana pembelajaran yang matang dilengkapi dengan dasar-
dasar teori yang menunjang.
3) Guru yang telah membuat rencana pembelajaran pada (2) kemudian
mengajar di kelas sesungguhnya. Berarti tahap praktek mengajar terlaksana.
4) Guru-guru lain dalam kelompok tersebut mengamati proses pembelajaran
sambil mencocokkan rencana pembelajaran yang telah dibuat. Berarti tahap
observasi terlalui.
5) Semua guru dalam kelompok termasuk guru yang telah mengajar kemudian
bersama-sama mendiskusikan pengamatan mereka terhadap pembelajaran
yang telah berlangsung. Tahap ini merupakan tahap refleksi. Dalam tahap ini
juga didiskusikan langkah-langkah perbaikan untuk pembelajaran berikutnya.
6) Hasil pada (5) selanjutnya diimplementasikan pada kelas/ pembelajaran
berikutnya dan seterusnya kembali ke (2).
Adapun kelebihan metode ‘lesson study’ sebagai berikut:
Dapat diterapkan di setiap bidang mulai seni, bahasa, sampai matematika
dan olahraga dan pada setiap tingkatan kelas.
Dapat dilaksanakan antar/ lintas sekolah.
18. Examples Non Examples
Examples Non Examples adalah metode belajar yang menggunakan contoh-contoh.
Contoh-contoh dapat dari kasus / gambar yang relevan dengan KD. Langkah-langkah:
1) Guru mempersiapkan gambar-gambar sesuai dengan tujuan pembelajaran.
2) Guru menempelkan gambar di papan atau ditayangkan lewat OHP.
3) Guru memberi petunjuk dan memberi kesempatan kepada siswa untuk
memperhatikan / menganalisa gambar.
4) Melalui diskusi kelompok 2-3 orang siswa, hasil diskusi dari analisa gambar
tersebut dicatat pada kertas.
16. 5) Tiap kelompok diberi kesempatan membacakan hasil diskusinya.
6) Mulai dari komentar / hasil diskusi siswa, guru mulai menjelaskan materi
sesuai tujuan yang ingin dicapai.
7) Kesimpulan.
Keunggulan-keunggulan dari metode ini:
Siswa lebih kritis dalam menganalisa gambar.
Siswa mengetahui aplikasi dari materi berupa contoh gambar.
Siswa diberi kesempatan untuk mengemukakan pendapatnya.
Kekurangan-kekurangan dalam metode ini:
Tidak semua materi dapat disajikan dalam bentuk gambar.
Memakan waktu yang lama.
19. Picture and Picture
Picture and Picture adalah suatu metode belajar yang menggunakan gambar dan
dipasangkan / diurutkan menjadi urutan logis. Langkah-langkah:
1) Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai.
2) Menyajikan materi sebagai pengantar.
3) Guru menunjukkan / memperlihatkan gambar-gambar yang berkaitan
dengan materi.
4) Guru menunjuk / memanggil siswa secara bergantian memasang /
mengurutkan gambar-gambar menjadi urutan yang logis.
5) Guru menanyakan alas an / dasar pemikiran urutan gambar tersebut
6) Dari alasan / urutan gambar tersebut guru memulai menanamkan konsep /
materi sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai.
7) Kesimpulan / rangkuman.
Kebaikan-kebaikan dari metode ini :
Guru lebih mengetahui kemampuan masing-masing siswa.
Melatih berpikir logis dan sistematis.
Kekurangan-kekurangan dari metode ini:
Memakan banyak waktu.
Banyak siswa yang pasif.
20. Numbered Heads Together
17. Numbered Heads Together adalah suatu metode belajar dimana setiap siswa diberi
nomor kemudian dibuat suatu kelompok kemudian secara acak guru memanggil
nomor dari siswa. Langkah-langkah:
1) Siswa dibagi dalam kelompok, setiap siswa dalam setiap kelompok mendapat
nomor.
2) Guru memberikan tugas dan masing-masing kelompok mengerjakannya.
3) Kelompok mendiskusikan jawaban yang benar dan memastikan tiap anggota
kelompok dapat mengerjakannya.
4) Guru memanggil salah satu nomor siswa dengan nomor yang dipanggil
melaporkan hasil kerjasama mereka.
5) Tanggapan dari teman yang lain, kemudian guru menunjuk nomor yang lain.
6) Kesimpulan.
Kelebihan-kelebihan dari metode ini:
Setiap siswa menjadi siap semua.
Dapat melakukan diskusi dengan sungguh-sungguh.
Siswa yang pandai dapat mengajari siswa yang kurang pandai.
Kelemahan-kelemahan dari metode ini:
Kemungkinan nomor yang dipanggil, dipanggil lagi oleh guru.
Tidak semua anggota kelompok dipanggil oleh guru.
21. Cooperative Script
Skrip kooperatif adalah metode belajar dimana siswa bekerja berpasangan dan
secara lisan mengikhtisarkan bagian-bagian dari materi yang dipelajari. Langkah-
langkah:
1) Guru membagi siswa untuk berpasangan.
2) Guru membagikan wacana / materi tiap siswa untuk dibaca dan membuat
ringkasan.
3) Guru dan siswa menetapkan siapa yang pertama berperan sebagai pembicara
dan siapa yang berperan sebagai pendengar.
4) Pembicara membacakan ringkasannya selengkap mungkin, dengan
memasukkan ide-ide pokok dalam ringkasannya. Sementara pendengar
menyimak / mengoreksi / menunjukkan ide-ide pokok yang kurang lengkap
18. dan membantu mengingat / menghapal ide-ide pokok dengan
menghubungkan materi sebelumnya atau dengan materi lainnya.
5) Bertukar peran, semula sebagai pembicara ditukar menjadi pendengar dan
sebaliknya, serta lakukan seperti di atas.
6) Kesimpulan guru.
7) Penutup.
Kelebihan-kelebihan dari metode ini:
Melatih pendengaran, ketelitian / kecermatan.
Setiap siswa mendapat peran.
Melatih mengungkapkan kesalahan orang lain dengan lisan.
Kekurangan-kekurangan dari metode ini:
Hanya digunakan untuk mata pelajaran tertentu.
Hanya dilakukan dua orang (tidak melibatkan seluruh kelas sehingga koreksi
hanya sebatas pada dua orang tersebut).
22. Pembelajaran Berdasarkan Masalah
Problem Based Instruction (PBI) memusatkan pada masalah kehidupannya yang
bermakna bagi siswa, peran guru menyajikan masalah, mengajukan pertanyaan dan
memfasilitasi penyelidikan dan dialog. Langkah-langkah:
1) Guru menjelaskan tujuan pembelajaran. Menjelaskan logistik yang
dibutuhkan. Memotivasi siswa terlibat dalam aktivitas pemecahan masalah
yang dipilih.
2) Guru membantu siswa mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas belajar
yang berhubungan dengan masalah tersebut (menetapkan topik, tugas,
jadwal, dll.)
3) Guru mendorong siswa untuk mengumpulkan informasi yang sesuai,
melaksanakan eksperimen untuk mendapatkan penjelasan dan pemecahan
masalah, pengumpulan data, hipotesis, pemecahan masalah.
4) Guru membantu siswa dalam merencanakan dan menyiapkan karya yang
sesuai seperti laporan dan membantu mereka berbagi tugas dengan
temannya.
19. 5) Guru membantu siswa untuk melakukan refleksi atau evaluasi terhadap
penyelidikan mereka dan proses-proses yang mereka gunakan.
Kelebihan-kelebihan dari metode ini:
Siswa dilibatkan pada kegiatan belajar sehingga pengetahuannya benar-
benar diserapnya dengan baik.
Dilatih untuk dapat bekerjasama dengan siswa lain.
Dapat memperoleh dari berbagai sumber.
Kekurangan-kekurangan dari metode ini:
Untuk siswa yang malas tujuan dari metode tersebut tidak dapat tercapai.
Membutuhkan banyak waktu dan dana.
Tidak semua mata pelajaran dapat diterapkan dengan metode ini.
23. Explicit Instruction (Pengajaran Langsung)
Pembelajaran langsung khusus dirancang untuk mengembangkan belajar siswa
tentang pengetahuan prosedural dan pengetahuan deklaratif yang dapat diajarkan
dengan pola selangkah demi selangkah. Langkah-langkah:
1) Menyampaikan tujuan dan mempersiapkan siswa.
2) Mendemonstrasikan pengetahuan dan ketrampilan.
3) Membimbing pelatihan.
4) Mengecek pemahaman dan memberikan umpan balik.
5) Memberikan kesempatan untuk latihan lanjutan.
Kelebihan-kelebihan dari metode ini:
Siswa benar-benar dapat menguasai pengetahuannya.
Semua siswa aktif / terlibat dalam pembelajaran.
Kekurangan-kekurangan dari metode ini:
Memerlukan waktu lama sehingga siswa yang tampil tidak begitu lama.
Untuk mata pelajaran tertentu.
24. Inside – Outside – Circle (Lingkaran kecil – Lingkaran besar)
Dimana siswa saling membagi informasi pada saat yang bersamaan, dengan
pasangan yang berbeda dengan singkat dan teratur. Langkah-langkah:
1) Separuh kelas berdiri membentuk lingkaran kecil dan menghadap keluar.
20. 2) Separuh kelas lainnya membentuk lingkaran di luar lingkaran pertama,
menghadap keluar.
3) Dua siswa yang berpasangan dari lingkaran kecil dan besar berbagi informasi.
Pertukaran informasi ini bisa dilakukan oleh semua pasangan dalam waktu
yang bersamaan.
4) Kemudian siswa berada di lingkaran kecil diam di tempat, sementara siswa
yang berada di lingkaran besar bergeser satu atau dua langkah searah jarum
jam sehingga masing-masing siswa mendapat pasangan baru.
5) Sekarang giliran siswa berada di lingkaran besar yang membagi informasi.
Demikian seterusnya.
Kelebihan dari metode ini:
Mendapatkan informasi yang berbeda pada saat bersamaan.
Kekurangan-kekurangan dari metode ini:
Membutuhkan ruang kelas yang besar.
Terlalu lama sehingga tidak konsentrasi dan disalahgunakan untuk bergurau.
Rumit untuk dilakukan.
25. Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC)
Pada metode ini siswa dibentuk kelompok untuk memberikan tanggapan terhadap
wacana/ kliping. Langkah-langkah:
1) Membentuk kelompok yang anggotanya 4 orang yang secara heterogen.
2) Guru memberikan wacana / kliping sesuai dengan topik pembelajaran.
3) Siswa bekerjasama saling membacakan dan menemukan ide pokok dan
memberi tanggapan terhadap wacana / kliping dan ditulis pada lembar
kertas.
4) Mempresentasikan / membacakan hasil kelompok.
5) Guru membuat kesimpulan bersama.
6) Penutup.
Kelebihan-kelebihan dari metode ini:
Siswa dapat memberikan tanggapannya secara bebas.
Dilatih untuk dapat bekerjasama dan menghargai pendapat orang lain.
Kekurangan dari metode ini:
21. Pada saat presentasi hanya siswa yang aktif yang tampil.
26. Student Facilitator and Explaining
Dimana Siswa / peserta mempresentasikan ide / pendapat pada rekan peserta
lainnya. Langkah-langkah:
1) Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai.
2) Guru mendemonstrasikan / menyajikan materi.
3) Memberikan kesempatan siswa / peserta untuk menjelaskan kepada peserta
lainnya baik melalui bagan / peta konsep maupun yang lainnya.
4) Guru menyimpulkan ide / pendapat dari siswa.
5) Guru menerangkan semua materi yang disajikan saat itu.
Penutup.
Kelebihan-kelebihan dari metode ini:
Siswa diajak untuk dapat menerangkan kepada siswa lain, dapat
mengeluarkan ide-ide yang ada di pikirannya sehingga lebih dapat
memahami materi tersebut.
Kekurangan-kekurangan dari metode ini:
Adanya pendapat yang sama sehingga hanya sebagian saja yang tampil.
Banyak siswa yang kurang aktif.
27. Course Review Horay
Suatu metode pembelajaran dengan pengujian pemahaman menggunakan kotak
yang diisi dengan nomor untuk menuliskan jawabannya, yang paling dulu
mendapatkan tanda benar langsung berteriak horay. Langkah-langkah:
1) Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai.
2) Guru mendemonstrasikan / menyajikan materi sesuai tpk.
3) Memberikan siswa tanya jawab.
4) Untuk menguji pemahaman, siswa disuruh membuat kotak 9 / 16 / 25 sesuai
dengan kebutuhan dan tiap kotak diisi angka sesuai dengan selera masing-
masing.
5) Guru membaca soal secara acak dan siswa menulis jawaban di dalam kotak
yang nomornya disebutkan guru dan langsung didiskusikan, kalau benar diisi
tanda benar (v) dan salah diisi tanda silang (x).
22. 6) Siswa yang sudah mendapat tanda v vertikal atau horisontal, atau diagonal
harus segera berteriak horay atau yel-yel lainnya.
7) Nilai siswa dihitung dari jawaban benar dan jumlah horay yang diperoleh.
8) Penutup.
Kelebihan-kelebihan dari metode ini:
Pembelajarannya menarik mendorong untuk dapat terjun ke dalamnya.
Melatih kerjasama.
Kekurangan-kekurangan dari metode ini:
Siswa aktif dan pasif nilainya disamakan.
Adanya peluang untuk curang.
28. Talking Stick
Metode pembelajaran dengan bantuan tongkat, siapa yang memegang tongkat wajib
menjawab pertanyaan dari guru setelah siswa mempelajari materi pokoknya.
Langkah-langkah:
1) Guru menyiapkan sebuah tongkat.
2) Guru menyampaikan materi pokok yang akan dipelajari, kemudian
memberikan kesempatan kepada siswa untuk membaca dan mempelajari
materi pada pegangannya/ paketnya.
3) Setelah selesai membaca buku dan mempelajarinya guru mempersilahkan
siswa untuk menutup bukunya.
4) Guru mengambil tongkat dan memberikan kepada siswa, setelah itu guru
memberi pertanyaan dan siswa yang memegang tongkat tersebut harus
menjawabnya, demikian seterusnya sampai sebagian besar siswa mendapat
bagian untuk menjawab setiap pertanyaan dari guru.
5) Guru memberikan kesimpulan.
6) Evaluasi.
7) Penutup.
Kelebihan-kelebihan dari metode ini:
Menguji kesiapan siswa.
Melatih membaca dan memahami dengan cepat.
Agar lebih giat belajar (belajar dahulu).
23. Kekurangan dari metode ini:
Membuat siswa senam jantung.
29. Bertukar Pasangan
Siswa berpasangan kemudian bergabung dengan pasangan lain dan bertukar
pasangan untuk saling menanyakan dan mengukuhkan jawaban masing-masing.
Langkah-langkah:
1) Setiap siswa mendapat satu pasangan (guru biasa menunjukkan pasangannya
atau siswa menunjukkan pasangannya).
2) Guru memberikan tugas dan siswa mengerjakan tugas dengan pasangannya.
3) Setelah selesai setiap siswa yang berpasangan bergabung dengan satu
pasangan lain.
4) Kedua pasangan tersebut bertukar pasangan, masing-masing pasangan yang
baru ini saling menanyakan dan mengukuhkan jawaban mereka.
5) Temuan baru yang didapat dari pertukaran pasangan kemudian dibagikan
kepada pasangan semula.
Kelebihan-kelebihan dari metode ini:
Siswa dilatih untuk dapat bekerjasama, mempertahankan pendapat.
Semua siswa terlibat.
Kekurangan-kekurangan dari metode ini:
Memerlukan waktu yang lama.
Guru tidak dapat mengetahui kemampuan siswa masing-masing.
30. Snowball Throwing
Dibentuk kelompok yang diwakili ketua kelompok untuk mendapat tugas dari guru
kemudian masing-masing siswa membuat pertanyaan yang dibentuk seperti bola
(kertas pertanyaan) lalu dilempar ke siswa lain yang masing-masing siswa menjawab
pertanyaan dari bola yang diperoleh. Langkah-langkah:
1) Guru menyampaikan materi yang akan disajikan.
2) Guru membentuk kelompok-kelompok dan memanggil masing-masing ketua
kelompok untuk memberikan penjelasan tentang materi.
24. 3) Masing-masing ketua kelompok kembali ke kelompoknya masing-masing,
kemudian menjelaskan materi yang disampaikan oleh guru kepada
temannya.
4) Kemudian masing-masing siswa diberikan satu lembar kerja untuk
menuliskan pertanyaan apa saja yang menyangkut materi yang sudah
dijelaskan oleh ketua kelompok.
5) Kemudian kertas tersebut dibuat seperti bola dan dilempar dari satu siswa ke
siswa yang lain selama kurang lebih 5 menit.
6) Setelah siswa mendapat satu bola / satu pertanyaan diberikan kesempatan
kepada siswa untuk menjawab pertanyaan yang tertulis dalam kertas
berbentuk bola tersebut secara bergantian.
7) Guru memberikan kesimpulan.
8) Evaluasi.
9) Penutup.
Kelebihan-kelebihan dari metode ini:
Melatih kesiapan siswa.
Saling memberikan pengetahuan.
Kekurangan-kekurangan dari metode ini:
Pengetahuan tidak luas hanya berkutat pada pengetahuan sekitar siswa.
Tidak efektif.
31. Artikulasi
Siswa membentuk kelompok berpasangan, kemudian seorang menceritakan materi
yang disampaikan oleh guru dan yang lain sebagai pendengar setelah itu berganti
peran. Langkah-langkah:
1) Menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.
2) Guru menyajikan materi sebagaimana biasa.
3) Untuk mengetahui daya serap siswa, bentuklah kelompok berpasangan dua
orang.
4) Suruhlah seorang dari pasangan itu menceritakan materi yang baru diterima
dari guru dan pasangannya mendengar sambil membuat catatan kecil,
kemudian berganti peran. Begitu juga kelompok lainnya.
25. 5) Suruh siswa secara bergiliran/ diacak menyampaikan hasil wawancaranya
dengan teman pasangannya, sampai sebagian siswa sudah menyampaikan
hasil wawancaranya.
6) Guru mengulangi / menjelaskan kembali materi yang sekiranya belum
dipahami siswa.
7) Kesimpulan/ penutup.
Kelebihan-kelebihan dari metode ini:
Semua siswa terlibat (mendapat peran).
Melatih kesiapan siswa.
Melatih daya serap pemahaman dari orang lain.
Kekurangan-kekurangan dari metode ini:
Untuk mata pelajaran tertentu.
Waktu yang dibutuhkan banyak.
Materi yang didapat sedikit.
32. Mind Mapping
Suatu metode pembelajaran yang sangat baik digunakan untuk pengetahuan awal
siswa atau untuk menemukan alternatif jawaban. Langkah-langkah:
1) Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai.
2) Guru mengemukakan konsep/ permasalahan yang akan ditanggapi oleh siswa
, sebaiknya permasalahan yang mempunyai alternatif jawaban.
3) Membentuk kelompok yang anggotanya 2-5 orang.
4) Tiap kelompok menginventarisasi/ mencatat alternatif jawaban hasil diskusi.
5) Tiap kelompok membaca hasil diskusinya dan guru mencatat di papan dan
mengelompokkan sesuai kebutuhan guru.
6) Dari data-data di papan siswa diminta membuat kesimpulan atau guru
memberi bandingan sesuai konsep yang disediakan guru.
Kelebihan-kelebihan dari metode ini:
Dapat mengemukakan pendapat secara bebas.
Dapat bekerjasama dengan teman lainnya.
Kekurangan-kekurangan dari metode ini:
Hanya siswa yang aktif yang terlibat.
26. Tidak sepenuhnya murid yang belajar.
33. Student Teams – Achievement Divisions (STAD)
Siswa dikelompokkan secara heterogen kemudian siswa yang pandai menjelaskan
anggota lain sampai mengerti. Langkah-langkah:
1) Membentuk kelompok yang anggotanya 4 orang secara heterogen
(campuran menurut prestasi, jenis kelamin, suku, dll.).
2) Guru menyajikan pelajaran.
3) Guru memberi tugas kepada kelompok untuk dikerjakan oleh anggota
kelompok. Anggota yang tahu menjelaskan kepada anggota lainnya sampai
semua anggota dalam kelompok itu mengerti.
4) Guru memberi kuis / pertanyaan kepada seluruh siswa. Pada saat menjawab
kuis tidak boleh saling membantu.
5) Memberi evaluasi.
6) Penutup.
Kelebihan-kelebihan dari metode ini:
Seluruh siswa menjadi lebih siap.
Melatih kerjasama dengan baik.
Kekurangan-kekurangan dari metode ini:
Anggota kelompok semua mengalami kesulitan.
Membedakan siswa.
34. Kepala Bernomor Struktur (Modifikasi dari Number Heads)
Siswa dikelompokkan dengan diberi nomor dan setiap nomor mendapat tugas
berbeda dan nantinya dapat bergabung dengan kelompok lain yang bernomor sama
untuk bekerjasama. Langkah-langkah:
1) Siswa dibagi dalam kelompok, setiap siswa dalam setiap kelompok mendapat
nomor.
2) Penugasan diberikan kepada setiap siswa berdasarkan nomornya terhadap
tugas yang berangkai.
3) Jika perlu, guru bisa menyuruh kerjasama antarkelompok, siswa disuruh
keluar dari kelompoknya dan bergabung bersama beberapa siswa bernomor
27. sama dari kelompok lain. Dalam kesempatan ini, siswa dengan tugas yang
sama bisa saling membantu atau mencocokkan hasil kerjasama mereka.
4) Laporan hasil kelompok dan tanggapan dari kelompok yang lain.
Kesimpulan.
Kelebihan-kelebihan dari metode ini:
Setiap siswa menjadi siap semua.
Dapat melakukan diskusi dengan sungguh-sungguh.
Dapat bertukar pikiran dengan siswa yang lain.
Kekurangan-kekurangan dari metode ini:
Guru tidak mengetahui kemampuan masing-masing siswa.
Waktu yang dibutuhkan banyak.
35. Scramble
Metode pembelajaran dengan membagikan lembar kerja yang diisi siswa. Langkah-
langkah:
1) Guru menyajikan materi sesuai topik.
2) Membagikan lembar kerja dengan jawaban yang diacak susunannya.
Kelebihan:
Memudahkan mencari jawab.
Mendorong siswa untuk belajar mengerjakan soal tersebut.
Kekurangan-kekurangan dari metode ini:
Siswa kurang berpikir kritis.
Bisa saja mencontek jawaban teman lain.
36. Word Square
Siswa diberikan lembar kegiatan kemudian menjawab soal dan mengarsir huruf
dalam kotak sesuai jawaban. Langkah-langkah:
1) Guru menyampaikan materi sesuai kompetensi
2) Guru membagikan lembar kegiatan sesuai contoh.
3) Siswa disuruh menjawab soal kemudian mengarsir huruf dalam kotak sesuai
jawaban.
4) Berikan poin setiap jawaban dalam kotak.
Kelebihan:
28. Kegiatan tersebut mendorong pemahaman siswa terhadap materi pelajaran.
Melatih untuk berdisiplin.
Kekurangan:
Mematikan kreatifitas siswa.
Siswa tinggal menerima bahan mentah.
37. Kartu Arisan
Siswa dibentuk kelompok dan setiap jawaban digulung dan dimasukkan ke dalam
gelas kemudian siswa yang memegang kartu jawaban menjawab setelah dikocok
terlebih dahulu. Langkah-langkah:
1) Bentuk kelompok orang secara heterogen.
2) Kertas jawaban bagikan pada siswa masing-masing 1 lembar / kartu soal
digulung dan dimasukkan ke dalam gelas.
3) Gelas yang telah berisi gulungan soal dikocok, kemudian salah satu yang jatuh
diberikan agar dijawab oleh siswa yang memegang kartu jawaban.
4) Apabila jawaban benar maka siswa dipersilakan tepuk tangan atau yel-yel
lainnya.
5) Setiap jawaban yang benar diberi poin 1 sebagai nilai kelompok sehingga nilai
total kelompok merupakan penjumlahan poin dari para anggotanya.
Kelebihan dari metode ini:
Pembelajaran yang menarik dihubungkan dengan kehidupan nyata.
Kekurangan-kekurangan dari metode ini:
Tidak semua terlibat dalam kegiatan pembelajaran.
Nilai tergantung pada individu yang mempengaruhi nilai teman lain.
38. Concept Sentence
Siswa dibentuk kelompok heterogen dan membuat kalimat dengan minimal 4 kata
kunci sesuai materi yang disajikan. Langkah-langkah:
1) Guru menyampaikan tujuan.
2) Guru menyajikan materi secukupnya.
3) Guru membentuk kelompok yang anggotanya kurang lebih 4 orang secara
heterogen.
4) Menyajikan beberapa kata kunci sesuai materi/ tpk yang disajikan.
29. 5) Tiap kelompok disuruh membuat beberapa kalimat dengan menggunakan
minimal 4 kata kunci setiap kalimat.
6) Hasil diskusi kelompok didiskusikan lagi secara pleno yang dipandu guru.
7) Kesimpulan.
Kelebihan-kelebihan dari metode ini:
Lebih memahami kata kunci dari materi pokok pelajaran.
Siswa yang lebih pandai mengajari siswa yang kurang pandai.
Kekurangan-kekurangan dari metode ini:
Hanya untuk mata pelajaran tertentu.
Untuk yang pasif mengambil jawaban dari temannya.
39. Make – A Match (Mencari Pasangan)
Siswa disuruh untuk mencari pasangan kartu yang merupakan jawaban / soal
sebelum batas waktunya, yang dapat mencocokkan kartunya diberi poin. Langkah-
langkah:
1) Guru menyiapkan beberapa kartu yang berisi beberapa konsep atau topik
yang cocok untuk sesi review, sebaliknya satu bagian kartu soal dan bagian
lainnya kartu jawaban.
2) Setiap siswa mendapat satu buah kartu.
3) Tiap siswa memikirkan jawaban / soal dari kartu yang dipegang.
4) Setiap siswa mencari pasangan yang mempunyai kartu yang cocok dengan
kartunya (soal jawaban).
5) Setiap siswa yang dapat mencocokkan kartunya sebelum batas waktu diberi
poin.
6) Setelah satu babak kartu dikocok lagi agar tiap siswa mendapat kartu yang
berbeda dari sebelumnya. Demikian seterusnya.
7) Kesimpulan.
8) Penutup.
Kelebihan dari metode ini:
Melatih untuk ketelitian, kecermatan dan ketepatan serta kecepatan.
Kekurangan:
Waktu yang cepat, kurang konsentrasi.
30. 40. Take and Give
Siswa diberi kartu untuk dihapal sebentar kemudian mencari pasangan untuk saling
menginformasikan, selanjutnya siswa diberi pertanyaan sesuai dengan kartunya.
Langkah-langkah:
1) Siapkan kelas sebagaimana mestinya.
2) Jelaskan materi sesuai topik menit.
3) Untuk memantapkan penguasaan peserta, tiap siswa diberi masing-masing
satu kartu untuk dipelajari (dihapal) kurang lebih 5 menit.
4) Semua siswa disuruh berdiri dan mencari pasangan untuk saling
menginformasikan materi sesuai kartu masing-masing. Tiap siswa harus
mencatat nama pasangannya pada kartu control.
5) Demikian seterusnya sampai tiap peserta dapat saling memberi dan
menerima materi masing-masing.
6) Untuk mengevaluasi keberhasilan, berikan siswa pertanyaan yang sesuai
dengan kartunya (kartu orang lain).
7) Strategi ini dapat dimodifikasikan sesuai keadaan.
8) Kesimpulan.
Kelebihan dari metode ini:
Dilatih memahami materi dengan waktu yang cepat.
Kekurangan dari metode ini:
Tidak efektif dan terlalu bertele-tele.
41. Tebak Kata
Metode ini menggunakan kartu yaitu kartu ukuran 10 x 10 cm dan diidi ciri-ciri kata
lainnya yang mengarah pada jawaban, yang kedua kartu ukuran 5 x 2 cm untuk
menulis kata / istilah yang mau ditebak. Langkah-langkah:
1) Jelaskan materi menit.
2) Suruh siswa berdiri di depan kelas dan berpasangan.
3) Seorang siswa diberi kartu yang berukuran 10 x 10 cm yang nanti dibacakan
pada pasangannya. Seorang siswa lainnya diberi kartu berukuran 5 x 2 cm
yang isinya tidak boleh dibaca (dilipat) kemudian ditempelkan di dahi atau
diselipkan di telinga.
31. 4) Sementara siswa membawa kartu 10 x 10 cm membacakan kata-kata yang
tertulis di dalamnya sementara pasangannya menebak apa yang dimaksud
pada kartu 10 x 10cm. Jawab yang tepat bila sesuai dengan isi kartu yang
ditempel di dahi.
5) Apabila jawabannya tepat (sesuai yang tertulis pada kartu) maka pasangan
itu boleh duduk. Bila belum tepat pada waktu yang telah ditetapkan boleh
mengarahkan dengan kata-kata lain asal jangan langsung memberi
jawabannya.
Kelebihan:
Sangat menarik sehingga setiap siswa ingin mencobanya.
Kekurangan:
Bila siswa tidak menjawab dengan benar maka tidak semua siswa dapat maju
karena waktu terbatas.
42. Metode Jigsaw
Pada dasarnya, dalam model ini guru membagi satuan informasi yang besar menjadi
komponen-komponen lebih kecil. Selanjutnya guru membagi siswa ke dalam
kelompok belajar kooperatif yang terdiri dari empat orang siswa sehingga setiap
anggota bertanggungjawab terhadap penguasaan setiap komponen/subtopik yang
ditugaskan guru dengan sebaik-baiknya. Siswa dari masing-masing kelompok yang
bertanggungjawab terhadap subtopik yang sama membentuk kelompok lagi yang
terdiri dari yang terdiri dari dua atau tiga orang.
Siswa-siswa ini bekerja sama untuk menyelesaikan tugas kooperatifnya dalam: a)
belajar dan menjadi ahli dalam subtopik bagiannya; b) merencanakan bagaimana
mengajarkan subtopik bagiannya kepada anggota kelompoknya semula. Setelah itu
siswa tersebut kembali lagi ke kelompok masing-masing sebagai “ahli” dalam
subtopiknya dan mengajarkan informasi penting dalam subtopik tersebut kepada
temannya. Ahli dalam subtopik lainnya juga bertindak serupa. Sehingga seluruh
siswa bertanggung jawab untuk menunjukkan penguasaannya terhadap seluruh
materi yang ditugaskan oleh guru. Dengan demikian, setiap siswa dalam kelompok
harus menguasai topik secara keseluruhan.
43. Metode Investigasi Kelompok (Group Investigation)
32. Metode investigasi kelompok sering dipandang sebagai metode yang paling
kompleks dan paling sulit untuk dilaksanakan dalam pembelajaran kooperatif.
Metode ini melibatkan siswa sejak perencanaan, baik dalam menentukan topik
maupun cara untuk mempelajarinya melalui investigasi. Metode ini menuntut para
siswa untuk memiliki kemampuan yang baik dalam berkomunikasi maupun dalam
ketrampilan proses kelompok (group process skills). Para guru yang menggunakan
metode investigasi kelompok umumnya membagi kelas menjadi beberapa kelompok
yang beranggotakan 5 hingga 6 siswa dengan karakteristik yang heterogen.
Pembagian kelompok dapat juga didasarkan atas kesenangan berteman atau
kesamaan minat terhadap suatu topik tertentu. Para siswa memilih topik yang ingin
dipelajari, mengikuti investigasi mendalam terhadap berbagai subtopik yang telah
dipilih, kemudian menyiapkan dan menyajikan suatu laporan di depan kelas secara
keseluruhan. Adapun deskripsi mengenai langkah-langkah metode investigasi
kelompok dapat dikemukakan sebagai berikut:
1) Seleksi topik
Para siswa memilih berbagai subtopik dalam suatu wilayah masalah umum
yang biasanya digambarkan lebih dahulu oleh guru. Para siswa selanjutnya
diorganisasikan menjadi kelompok-kelompok yang berorientasi pada tugas
(task oriented groups) yang beranggotakan 2 hingga 6 orang. Komposisi
kelompok heterogen baik dalam jenis kelamin, etnik maupun kemampuan
akademik.
2) Merencanakan kerjasama
Para siswa beserta guru merencanakan berbagai prosedur belajar khusus,
tugas dan tujuan umum yang konsisten dengan berbagai topik dan subtopik
yang telah dipilih dari langkah a) di atas.
3) Implementasi
Para siswa melaksanakan rencana yang telah dirumuskan pada langkah b).
Pembelajaran harus melibatkan berbagai aktivitas dan ketrampilan dengan
variasi yang luas dan mendorong para siswa untuk menggunakan berbagai
sumber baik yang terdapat di dalam maupun di luar sekolah. Guru secara
terus-menerus mengikuti kemajuan tiap kelompok dan memberikan bantuan
jika diperlukan.
33. 4) Analisis dan sintesis
Para siswa menganalisis dan mensintesis berbagai informasi yang diperoleh
pada langkah 3) dan merencanakan agar dapat diringkaskan dalam suatu
penyajian yang menarik di depan kelas.
5) Penyajian hasil akhir
Semua kelompok menyajikan suatu presentasi yang menarik dari berbagai
topik yang telah dipelajari agar semua siswa dalam kelas saling terlibat dan
mencapai suatu perspektif yang luas mengenai topik tersebut. Presentasi
kelompok dikoordinir oleh guru.
6) Evaluasi
Guru beserta siswa melakukan evaluasi mengenai kontribusi tiap kelompok
terhadap pekerjaan kelas sebagai suatu keseluruhan. Evaluasi dapat
mencakup tiap siswa secara individu atau kelompok, atau keduanya.
44. Metode Role Playing
Metode Role Playing adalah suatu cara penguasaan bahan-bahan pelajaran melalui
pengembangan imajinasi dan penghayatan siswa. Pengembangan imajinasi dan
penghayatan dilakukan siswa dengan memerankannya sebagai tokoh hidup atau
benda mati. Permainan ini pada umumnya dilakukan lebih dari satu orang, hal itu
bergantung kepada apa yang diperankan.
Kelebihan metode Role Playing:
1) Melibatkan seluruh siswa dapat berpartisipasi mempunyai kesempatan untuk
memajukan kemampuannya dalam bekerjasama.
2) Siswa bebas mengambil keputusan dan berekspresi secara utuh.
3) Permainan merupakan penemuan yang mudah dan dapat digunakan dalam
situasi dan waktu yang berbeda.
4) Guru dapat mengevaluasi pemahaman tiap siswa melalui pengamatan pada
waktu melakukan permainan.
5) Permainan merupakan pengalaman belajar yang menyenangkan bagi anak.
45. Metode Team Games Tournament (TGT)
Pembelajaran kooperatif model TGT adalah salah satu tipe atau model pembelajaran
kooperatif yang mudah diterapkan, melibatkan aktivitas seluruh siswa tanpa harus
ada perbedaan status, melibatkan peran siswa sebagai tutor sebaya dan
34. mengandung unsur permainan dan reinforcement.
Aktivitas belajar dengan permainan yang dirancang dalam pembelajaran kooperatif
model TGT memungkinkan siswa dapat belajar lebih rileks disamping menumbuhkan
tanggung jawab, kerjasama, persaingan sehat dan keterlibatan belajar.
Ada 5 komponen utama dalam komponen utama dalam TGT yaitu:
1) Penyajian kelas
Pada awal pembelajaran guru menyampaikan materi dalam penyajian
kelas, biasanya dilakukan dengan pengajaran langsung atau dengan
ceramah, diskusi yang dipimpin guru. Pada saat penyajian kelas ini siswa
harus benar-benar memperhatikan dan memahami materi yang
disampaikan guru, karena akan membantu siswa bekerja lebih baik pada
saat kerja kelompok dan pada saat game karena skor game akan
menentukan skor kelompok.
2) Kelompok (team)
Kelompok biasanya terdiri dari 4 sampai 5 orang siswa yang anggotanya
heterogen dilihat dari prestasi akademik, jenis kelamin dan ras atau etnik.
Fungsi kelompok adalah untuk lebih mendalami materi bersama teman
kelompoknya dan lebih khusus untuk mempersiapkan anggota kelompok
agar bekerja dengan baik dan optimal pada saat game.
3) Game
Game terdiri dari pertanyaan-pertanyaan yang dirancang untuk menguji
pengetahuan yang didapat siswa dari penyajian kelas dan belajar
kelompok. Kebanyakan game terdiri dari pertanyaan-pertanyaan
sederhana bernomor. Siswa memilih kartu bernomor dan mencoba
menjawab pertanyaan yang sesuai dengan nomor itu. Siswa yang
menjawab benar pertanyaan itu akan mendapat skor. Skor ini yang
nantinya dikumpulkan siswa untuk turnamen mingguan.
4) Turnamen
Biasanya turnamen dilakukan pada akhir minggu atau pada setiap unit
setelah guru melakukan presentasi kelas dan kelompok sudah
mengerjakan lembar kerja. Turnamen pertama guru membagi siswa ke
dalam beberapa meja turnamen. Tiga siswa tertinggi prestasinya
35. dikelompokkan pada meja I, tiga siswa selanjutnya pada meja II dan
seterusnya.
5) Team recognize (penghargaan kelompok)
Guru kemudian mengumumkan kelompok yang menang, masing-masing
team akan mendapat sertifikat atau hadiah apabila rata-rata skor
memenuhi kriteria yang ditentukan. Team mendapat julukan “Super
Team” jika rata-rata skor 45 atau lebih, “Great Team” apabila rata-rata
mencapai 40-45 dan “Good Team” apabila rata-ratanya 30-40.
46. Kooperatif (CL, Cooperative Learning)
Pembelajaran koperatif sesuai dengan fitrah manusia sebagai makhluk sosial yang
penuh ketergantungan dengan otrang lain, mempunyai tujuan dan tanggung jawab
bersama, pembegian tugas, dan rasa senasib. Dengan memanfaatkan kenyatan itu,
belajar berkelompok secara koperatif, siswa dilatih dan dibiasakan untuk saling
berbagi (sharing) pengetahuan, pengalaman, tugas, tanggung jawab. Saling
membantu dan berlatih berinteraksi-komunikasi-sosialisasi karena koperatif adalah
miniature dari hidup bermasyarakat, dan belajar menyadari kekurangan dan
kelebihan masing-masing.
Jadi model pembelajaran koperatif adalah kegiatan pembelajaran dengan cara
berkelompok untuk bekerja sama saling membantu mengkontruksu konsep,
menyelesaikan persoalan, atau inkuiri. Menurut teori dan pengalaman agar
kelompok kohesif (kompak-partisipatif), tiap anggota kelompok terdiri dari 4 – 5
orang, siswa heterogen (kemampuan, gender, karekter), ada control dan fasilitasi,
dan meminta tanggung jawab hasil kelompok berupa laporan atau presentasi.
Sintaks pembelajaran koperatif adalah informasi, pengarahan-strategi, membentuk
kelompok heterogen, kerja kelompok, presentasi hasil kelompok, dan pelaporan.
47. Kontekstual (CTL, Contextual Teaching and Learning)
Pembelajaran kontekstual adalah pembelajaran yang dimulai dengan sajian atau
tanya jawab lisan (ramah, terbuka, negosiasi) yang terkait dengan dunia nyata
kehidupan siswa (daily life modeling), sehingga akan terasa manfaat dari materi yang
akan disajkan, motivasi belajar muncul, dunia pikiran siswa menjadi konkret, dan
suasana menjadi kondusif – nyaman dan menyenangkan. Pensip pembelajaran
36. kontekstual adalah aktivitas siswa, siswa melakukan dan mengalami, tidak hanya
menonton dan mencatat, dan pengembangan kemampuan sosialisasi.
Ada tujuh indokator pembelajarn kontekstual sehingga bisa dibedakan dengan
model lainnya, yaitu modeling (pemusatan perhatian, motivasi, penyampaian
kompetensi-tujuan, pengarahan-petunjuk, rambu-rambu, contoh), questioning
(eksplorasi, membimbing, menuntun, mengarahkan, mengembangkan, evaluasi,
inkuiri, generalisasi), learning community (seluruh siswa partisipatif dalam belajar
kelompok atau individual, minds-on, hands-on, mencoba, mengerjakan), inquiry
(identifikasi, investigasi, hipotesis, konjektur, generalisasi, menemukan),
constructivism (membangun pemahaman sendiri, mengkonstruksi konsep-aturan,
analisis-sintesis), reflection (reviu, rangkuman, tindak lanjut), authentic assessment
(penilaian selama proses dan sesudah pembelajaran, penilaian terhadap setiap
aktvitas-usaha siswa, penilaian portofolio, penilaian se-objektif-objektifnya
dareiberbagai aspek dengan berbagai cara).
48. Realistik (RME, Realistic Mathematics Education)
Realistic Mathematics Education (RME) dikembangkan oleh Freud di Belanda dengan
pola guided reinventiondalam mengkontruksi konsep-aturan melalui process of
mathematization, yaitu matematika horizontal (tools, fakta, konsep, prinsip,
algoritma, aturan uantuk digunakan dalam menyelesaikan persoalan, proses dunia
empirik) dan vertikal (reoorganisasi matematik melalui proses dalam dunia rasio,
pengemabngan mateastika).
Prinsip RME adalah aktivitas (doing) konstruksivis, realitas (kebermaknaan proses-
aplikasi), pemahaman (menemukan-informal daam konteks melalui refleksi, informal
ke formal), inter-twinment (keterkaitan-intekoneksi antar konsep), interaksi
(pembelajaran sebagai aktivitas sosial, sharing), dan bimbingan (dari guru dalam
penemuan).
49. Pembelajaran Langsung (DL, Direct Learning)
Pengetahuan yang bersifat informasi dan prosedural yang menjurus pada
ketrampilan dasar akan lebih efektif jika disampaikan dengan cara pembelajaran
langsung. Sintaknya adalah menyiapkan siswa, sajian informasi dan prosedur, latihan
terbimbing, refleksi, latihan mandiri, dan evaluasi. Cara ini sering disebut dengan
metode ceramah atau ekspositori (ceramah bervariasi).
37. 50. Problem Posing
Bentuk lain dari problem posing adaslah problem posing, yaitu pemecahan masalah
dngan melalui elaborasi, yaitu merumuskan kembali masalah menjadi bagian-bagian
yang lebih simple sehingga dipahami. Sintaknya adalah: pemahaman, jalan keluar,
identifikasi kekeliruan, menimalisasi tulisan-hitungan, cari alternative, menyusun
soal-pertanyaan.
51. Problem Terbuka (OE, Open Ended)
Pembelajaran dengan problem (masalah) terbuka artinya pembelajaran yang
menyajikan permasalahan dengan pemecahan berbagai cara (flexibility) dan
solusinya juga bisa beragam (multi jawab, fluency). Pembelajaran ini melatih dan
menumbuhkan orisinilitas ide, kreativitas, kognitif tinggi, kritis, komunikasi-interaksi,
sharing, keterbukaan, dan sosialisasi. Siswa dituntuk unrtuk berimprovisasi
mengembangkan metode, cara, atau pendekatan yang bervariasi dalam memperoleh
jawaban, jawaban siswa beragam. Selanjtnya siswa juga diminta untuk menjelaskan
proses mencapai jawaban tersebut. Dengan demikian model pembelajaran ini lebih
mementingkan proses daripada produk yang akan membentiuk pola pikir
keterpaduan, keterbukaan, dan ragam berpikir.
Sajian masalah haruslah kontekstual kaya makna secara matematik (gunakan
gambar, diagram, table), kembangkan permasalahan sesuai dengan kemampuan
berpikir siswa, kaitakkan dengan materui selanjutnya, siapkan rencana bimibingan
(sedikit demi sedikit dilepas mandiri).
Sintaknya adalah menyajikan masalah, pengorganisasian pembelajaran, perhatikan
dan catat respon siswa, bimbingan dan pengarahan, membuat kesimpulan.
52. Probing-prompting
Teknik probing-prompting adalah pembelajaran dengan cara guru menyajikan
serangkaian petanyaan yang sifatnya menuntun dan menggali sehingga terjadi
proses berpikir yang mengaitkan pengetahuan setiap siswa dan pengalamannya
dengan pengetahuan baru yang sedang dipelajari. Selanjutnya siswa mengkonstruksi
konsep-prinsip-aturan menjadi pengetahuan baru, dengan demikian pengetahuan
baru tidak diberitahukan.
Dengan model pembelajaran ini proses tanya jawab dilakukan dengan menunjuk
siswa secara acak sehingga setiap siswa mau tidak mau harus berpartisipasi aktif,
38. siswa tidak bisa menghindar dari prses pembelajaran, setiap saat ia bisa dilibatkan
dalam proses tanya jawab. Kemungkinan akan terjadi susana tegang, namun
demikian bisa dibiasakan. Untuk mengurangi kondisi tersebut, guru hendaknya
serangkaian pertanyaan disertai dengan wajah ramah, suara menyejukkan, nada
lembut. Ada canda, senyum, dan tertawa, sehingga suasana menjadi nyaman,
menyenangkan, dan ceria. Jangan lupa, bahwa jawaban siswa yang salah harus
dihargai karena salah adalah cirinya dia sedang belajar, ia telah berpartisipasi.
53. Pembelajaran Bersiklus (cycle learning)
Ramsey (1993) mengemukakan bahwa pembelajaran efektif secara bersiklus, mulai
dari eksplorasi (deskripsi), kemudian eksplanasi (empiric), dan diakhiri dengan
aplikasi (aduktif). Eksplorasi berarti menggali pengetahuan prasyarat, eksplorasi
berarti mengenalkan konsep baru dan alternative pemecahan, dan aplikasi berarti
menggunakan konsep dalam konteks yang berbeda.
54. Reciprocal Learning
Weinstein & Meyer (1998) mengemukakan bahwa dalam pembelajaran harus
memperhatikan empat hal, yaitu bagaimana siswa belajar, mengingat, berpikir, dan
memotivasi diri. Sedangkan Resnik (1999) mwengemukan bhawa belajar efektif
dengan cara membaca bermakna, merangkum, bertanya, representasi, hipotesis.
Untuk mewujudkan belajar efektif, Donna Meyer (1999) mengemukakan cara
pembelajaran resiprokal, yaitu: informasi, pengarahan, berkelompok mengerjakan
LKSD-modul, membaca-merangkum.
55. SAVI
Pembelajaran SAVI adalah pembelajaran yang menekankan bahwa belajar haruslah
memanfaatkan semua alat indra yang dimiliki siswa. Istilah SAVI sendiri adalah
kependekan dari: Somatic yang bermakna gerakan tubuh (hands-on, aktivitas fisik) di
mana belajar dengan mengalami dan melakukan; Auditory yang bermakna bahwa
belajar haruslah dengan melaluui mendengarkan, menyimak, berbicara, presentasi,
argumentasi, mengemukakan pendapat, dan menanggapi; Visualization yang
bermakna belajar haruslah menggunakan indra mata melalui mengamati,
menggambar, mendemonstrasikan, membaca, menggunakan media dan alat peraga;
dan Intellectualy yang bermakna bahawa belajar haruslah menggunakan
kemampuan berpikir (minds-on) belajar haruslah dengan konsentrasi pikiran dan
39. berlatih menggunakannya melalui bernalar, menyelidiki, mengidentifikasi,
menemukan, mencipta, mengkonstruksi, memecahkan masalah, dan menerapkan.
56.