1. SIKLUS MENSTRUASI
Pada wanita siklus menstruasi rata-rata terjadi sekitar 28 hari, walaupun hal ini berlaku
umum, tetapi tidak semua wanita memiliki siklus menstruasi yang sama, kadang-
kadang siklus terjadi setiap 24 hari hingga 35 hari. Menstruasi adalah luruhnya dinding
rahim endometrium karena ovum tidak mengalami pembuahan atau fertilisasi.
2. Siklus menstruasi dibagi menjadi 4 fase:
1. Fase menstruasi atau Fase aliran menstruasi (Hari 1-5)
Pada saat wanita mengalami haid atau menstruasi hari pertama pada saat itulah
dihitung hari pertama siklus menstruasi berlangsung. Jika sel telur tidak mengalami
pembuahan pada saat itu endometrium (selaput rahim) dilepaskan sehingga timbul
perdarahan dan hormon-hormon ovarium (estrogen dan progesteron) berada dalam
kadar paling rendah.
2. Fase Folikuler (Hari 1 - 13)
Pada fase ini berlangsung terutama setelah wanita selesai haid atau menstruasi.
Pada fase ini kelenjar hipofisis anterior mensekresi banyak FSH (Follicle Stimulating
Hormone) yang berperan dalam proses pematangan sel telur (ovum). Setiap siklus
menstruasi hanya 1 sel telur saja yang mengalami pematangan. Di akhir fase ini
ovarium mensekresikan estrogen untuk membuat uterus menebal kembali untuk
persiapan jika ada sel telur yang mengalami fertilisasi.
3. Fase ovulasi (Hari 10 -18)
Pada fase ini kelejar hipotalamus dan hipofisis mensekresikan hormon LH
(Luteinizing Hormone). Hormon LH ini disekresikan karena ada folikel yang sudah
matang yang mengeluarkan sel telur (oosit sekunder) yang disebut dengan ovulasi.
Ovulasi biasanya terjadi pada hari ke 14. Setelah matang sel telur akan mulai
perjalanan menuju tuba falopii (oviduk). Pada saat ini wanita bisa mengalami
kehamilan jika sel telur bertemu dengan sel sperma.
Proses Pematangan Folikel dan Oosit Primer
Setiap oosit primer dilindungi oleh folikel
Folikel terdiri dari selapis sel-sel granulose yang berbentuk pipih pada
awalnya
Kemudian folikel ini tumbuh menjadi besar dan berbentuk kubus yang disebut
dengan folikel primer
Folikel primer tumbuh menjadi lebih besar dan memiliki lebih dari satu
lapisan. Pada saat ini juga terdapat zona bening disekitar oosit primer yang
disebut dengan zona pelusida.
Folikel sekunder terbentuk saat sebagian sel-sel granulose terisi oleh cairan
dan disekitar sel granulose terbentuk lapisan pelindung yang disebut theca.
Theca ini terdiri dari 2 lapisan yaitu lapisan luar dan lapisan dalam.
Folikel mengalami pematangan pada saat sel granulose yang berisi cairan
berkumpul dalam satu daerah yang disebut antrum. Pada saat itu juga oosit
primer sudah mengalami meiosis yang pertama menjadi oosit sekunder.
3. Oosit sekunder berada ditempat yang disebut cumulus mass. Folikel yang
sudah matang disebut folikel de graaf.
Ovulasi terjadi jika oosit sekunder yang sudah matang keluar dari folikel de
graaf. Disekitar oosit sekunder ada sekumpulan sel-sel granulose dari
cumulus mass yang disebut dengan corona radiata.
Setelah terjadinya ovulasi folikel de graaf akan menjadi badan kuning atau
korpus luteum. Jika korpus luteum berdegenerasi maka akan berubah
menjadi korpus albicans jika tidak terjadi kehamilan.
4. Fase Luteal (Hari ke 15-28)
Setelah ovulasi sel telur melakukan perjalanan di tuba falopii (oviduk). Folikel
kemudian berubah menjadi badan kuning (corpus luteum) yang mensekresikan
banyak progesterone. Progesterone membuat pertumbuhan yang cepat dari
endometrium untuk menyiapkan untuk pertumbuhan embrio.
Jika sel telur mengalami fertilisasi maka korpus luteum akan mensekresikan
hormon HCG (Human Coryonic Gonadotropin). Hormon ini merupakan
pendeteksi alat kehamilan seseorang. Selain itu juga korpus luteum akan tetap
mensekresikan hormon progesterone. Zigot akan berjalan menuju uterus dan
menempel pada endometrium sekitar 6 sampai 7 hari setelah ovulasi, dimana
zigot ini akan berkembang menjadi fetus.