SlideShare una empresa de Scribd logo
1 de 10
Descargar para leer sin conexión
LOURENSIA PERMATASARI
JURUSAN MATEMATIKA IAIN TULUNGAGUNG 1
MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA TENTANG SELISIH DUA KUADRAT DAN
TRINOMIAL KUADRAT SEMPURNA KOEFISIEN NEGATIF DENGAN MENGGUNAKAN
PETAK ALJABAR
Lourensia Permatasari
Program Studi Tadris Matematika
Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Tulungagung
e-mail: permatarencia@yahoo.co.id
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: Meningkatkan Pemahaman Siswa
Tentang Selisih Dua Kuadrat dan Trinomial Kuadrat Sempurna Koefisien Negatif
dengan Menggunakan Petak Aljabar. Penelitian dilaksanakan pada siswa kelas XI
dengan beberapa subjek wawancara. Hasil penelitian ini adalah 1) penggunaan media
petak aljabar dapat meningkatkan pemahaman siswa tentang polynomial kuadrat. 2)
pembelajaran menggunakan media petak aljabar dapat meningkatkan pemahaman
siswa tentang konsep polynomial kuadrat. Berdasarkan hasil penelitian ini diharapkan
akan menjadi bahan informasi dan masukan bagi sekolah, pada khususnya tenaga
pengajar matematika kelas XI semester 2.
Kata kunci : petak aljabar, selisih dua kuadrat, trinomial kuadrat sempurna.
ABSTRAK
This study aims to determine: increase students’ understanding of the
difference of two squares and a perfect square trinomial negative coefficients using
algebra plot. The experiment was conducted in class XI with some interview subjects
. The results of this study were: 1) the use of media plots algebra can improve
students' understanding of quadratic polynomial. 2) learning using algebra plot media
can enhance students' understanding of the concept of quadratic polynomial. Based
on the results of this study are expected to be material and input information for
schools, in particular mathematics teachers in class XI
Keywords: plot algebra , the difference of two squares , perfect square trinomial.
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pemerintah Belanda
menyediakan sekolah yang
beraneka ragam bagi orang
Indonesia untuk memenuhi
kebutuhan berbagai lapisan
masyarakat pada zaman kolonial.
Ciri yang khas dari sekolah-sekolah
ini ialah tidak ada hubungan
berbagai ragam sekolah itu.
Pendidikah bagi anak-anak
Indonesia semula terbatas pada
pendidikan rendah (Nasution, 2011:
1) Namun seiring berjalannya
waktu, anak-anak Indonesia
mengikuti pendidikan menengah
dan mencapai puncaknya di
perguruan tinggi.
LOURENSIA PERMATASARI
JURUSAN MATEMATIKA IAIN TULUNGAGUNG 2
Pada hakikatnya pendidikan
adalah usaha manusia untuk
memanusiakan manusia itu sendiri.
Pendidikan merupakan rangkaian
proses pemberdayaan potensi dan
kompetensi individu untuk menjadi
manusia berkualitas yang
berlangsung sepanjang hayat.
Belajar adalah proses orang
memperoleh berbagai kecakapan,
ketrampilan, dan sikap
(Aunurrahman, 2012: 38). Dengan
demikian dapat kita simpulkan,
tidak ada ruang dan waktu dimana
manusia dapat manusia dapat
melepaskan dirinya dari kegiatan
belajar, dan itu berarti pula bahwa
belajar tidak pernah dibatasi usia,
tempat maupun waktu, karena
perubahan yang menuntut
terjadinya aktivitas belajar itu juga
tidak pernah berhenti.
Keberhasilan dalam proses
belajar tidak terlepas dari
kemampuan guru mengembangkan
model-model pembelajaran yang
berorientasi pada peningkatan
intensitas keterlibatan siswa secara
efektif di dalam proses
pembelajaran (Aunurrahman,
2012:140). Pengembangan model
pembelajaran yang tepat pada
dasarnya bertujuan untuk
menciptakan kondisi pembelajaran
yang memungkinkan siswa dapat
belajar secara aktif dan
menyenangkan sehingga siswa
dapat meraih hasil belajar dan
prestasi yang optimal.
Menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia, Pembelajaran adalah
proses, cara, perbuatan menjadikan
orang atau makhluk hidup belajar.
Pembelajaran adalah proses
interaksi peserta didik dengan
pendidik dan sumber belajar pada
suatu lingkungan belajar.
Pembelajaran merupakan bantuan
yang diberikan pendidik agar dapat
terjadi proses perolehan ilmu dan
pengetahuan, penguasaan
kemahiran dan tabiat, serta
pembentukan sikap dan
kepercayaan pada peserta didik.
Dengan kata lain, pembelajaran
adalah proses untuk membantu
peserta didik agar dapat belajar
dengan baik. Dalam pembelajaran,
terdapat beberapa mata pelajaran
yang dianggap sulit oleh peserta
didik, contohnya seperti mata
pelajaran matematika.
Dalam rangka mencapai hasil
belajar yang optimal, guru harus
mengetahui dan dapat membuat
sebuah pembaharuan dalam dunia
pendidikan agar dapat
mengembangkan proses
pembelajaran yang kondusif
sehingga dapat diperoleh hasil yang
maksimal. Dengan kegiatan di
dalam kelas yang membuat siswa
lebih aktif dan mendominasi maka
daya tangkap siswa terhadap
pelajaran matematika lebih besar
dan memungkinkan meningkatkan
hasil belajar siswa (Herman
Hudojo, 1990:62). Nilai
matematika yang rendah dapat
disebabkan oleh pengajaran yang
lebih didominasi guru, artinya guru
lebih aktif dibanding siswa. Siswa
hanya menerima informasi.
Matematika merupakan ilmu
logika yang sangat penting (Siska
Wulansari,2008:5). matematika
menjadi pelajaran yang wajib
dipelajari di semua jenjang sekolah,
mulai dari pra-TK hingga
perguruan tinggi. Anehnya,
LOURENSIA PERMATASARI
JURUSAN MATEMATIKA IAIN TULUNGAGUNG 3
matematika sangat tidak disukai
bagi kebanyakan siswa karena
dianggap peajaran yang sulit.
Dalam penerapannya,
ilmu matematika merupakan ilmu
yang banyak diperlukan dalam
kehidupan sehari-hari. Karena
itulah konsep-konsep dasar
matematika harus dikuasai siswa
sejak dini, yang akhirnya terampil
dan dapat menerapkannya dalam
kehidupan sehari-hari.
Banyak fakta dalam Al-Qur’an
yang menunjukkan bahwa Allah
SWT. “Mahapintar” dalam
matematika. Banyak pula hal yang
di sampaikan secara sistematis,
seperti penentuan waktu shalat,
perhitungan zakat, perhitungan
kalender, pembagian warisan, dan
sebagainya (Abdul Halim fathani,
2009: 7). Begitu pula dalam
kehidupan sehari-hari, kita tidak
dapat berpisah dari keterlibatan
matematika dalam menyelesaikan
berbagai masalah. Misalnya dalam
praktik jual beli,
Operasi penjumlahan dan
pengurangan adalah salah satu
operasi hitung yang mulai diajarkan
di kelas I (satu) Sekolah Dasar.
Selanjutnya setelah siswa
memahami operasi tersebut, maka
yang akan dibahas adalah perkalian
dan pembagian. Operasi
tersebut merupakan prasyarat yang
harus dikuasai oleh siswa untuk
melanjutkan ke pembelajaran
selanjutnya termasuk pemfaktoran.
Pemfaktoran merupakan salah
satu wujud dari penjumlahan-
pengurangan, dan perkalian-
pembagian. Karena pemfaktoran
melibatkan beberapa operasi-
operasi dalam matematika.
Pemfaktoran adalah materi yang
cukup sulit. walaupun sudah
mengerti cara pengoperasiannya,
tetapi belum tentu mereka
mengetahui langkah apa yang harus
dilakukan selanjutnya.
Ada beberapa prosedur dalam
pemfaktoran, contohnya Faktor
persekutuan monomial, selisih dua
kuadrat, trinomial kuadrat
sempurna, dan lain sebagainya.
Pada saat guru menjelaskan satu
persatu dari berbagai konsep
tersebut, maka siswa akan
memahaminya dengan baik.
Masalah yang sering timbul
adalah siswa sering menganggap
sama antara selisih dua kuadrat dan
trinomial kuadrat sempurna negatif,
yaitu antara dan .
Padahal antara selisih dua kuadrat
dan trinomial kuadrat sempurna
mempunyai arti yang sangatlah
berbeda.
Operasi materi pemfaktoran,
khususnya selisih dua kuadrat dan
trinomial kuadrat sempurna negatif
dapat dikembangkan dengan
menggunakan berbagai media yang
bersifat edukatif, contohnya petak
aljabar. Di sini guru sangat
berperan dalam mengolah kegiatan
belajar mengajar tersebut untuk
dapat mendorong, merangsang dan
menarik minat siswa untuk
melakukan kegiatan belajar
mengajar secara optimal. Dengan
kegiatan yang optimal maka tujuan
pendidikan yang diharapkan akan
tercapai.
Berdasarkan uraian di atas,
untuk mengajarkan suatu konsep
matematika harus disesuaikan
dengan tahap perkembangan
kognitif siswa. Untuk materi
LOURENSIA PERMATASARI
JURUSAN MATEMATIKA IAIN TULUNGAGUNG 4
pemfaktoran ini, lebih tepatnya
guru menggunakan benda-benda
yang konkret yang ada dalam
kehidupan sehari-hari untuk
mewujudkan objek matematika
yang bersifat abstrak.
KAJIAN TEORI
A. Pengertian Media
Media berasal dari bahasa latin
medius yang secara harfiah berarti
‘tengah’, ‘perantara’ atau
‘pengantar’. Gerlach & Erly
mengatakan bahwa media apabila
dipahami secara garis besar adalah
manusia, materi, atau kejadian yang
membangun kondisi yang membuat
siswa mampu memperoleh
pengetahuan, keterampilan, atau
sikap (Azhar Arsyad,2005: 3).
Dalam pengertian ini guru, buku
teks, dan lingkungan sekolah
merupakan media. Secara lebih
khusus, pengertian media dalam
proses belajar mengajar cenderung
diartikan sebagai alat-alat grafis,
photografis, atau elektronis untuk
menangkap, memproses, dan
menyusun kembali informasi visual
atau verbal.
Ringkasnya, media adalah alat
yang menyampaikan atau
mengantarkan pesan-pesan
pembelajaran.
B. Fungsi dan Manfaat Media
Dua unsur yang amat penting
dalam suatu proses belajar
mengajar adalah metode mengajar
dan media pembelajaran. Kedua
aspek ini saling berkaitan (Azhar
Arsyad,2005: 15). Pemilihan salah
satu metode mengajar tertentu akan
mempengaruhi jenis media
pembelajaran yang sesuai,
meskipun masih ada berbagai aspek
lain yang harus diperhatikan dalam
memilih media, antara lain tujuan
pembelajaran, jenis tugas dan
respon yang diharapkan siswa
kuasai setelah pembelajaran
berlangsung, dan konteks
pembelajaran termasuk
karakteristik siswa. Meskipun
demikian, dapat dikatakan bahwa
salah satu fungsi utama media
pembelajaran adalah sebagai alat
bantu mengajar yang turut
mempengaruhi iklim, kondisi, dan
lingkungan belajar yang ditata dan
diciptakan oleh guru.
Media pembelajaran dapat
direalisasikan dengan teknik drama
atau hiburan. Hasil yang diharapkan
adalah melahirkan minat dan
merangsang pada siswa atau
pendengar untuk bertindak (turut
bertanggung jawab, melayani
secara suka rela, atau memberikan
sumbangan material). Pencapaian
yang akan mempengaruhi sikap,
nilai, dan emosi.
C. Macam-macam Media
Pembelajaran
Media pembelajaran sangat
beraneka ragam jenisnya.
Tergantung apa yang dibutuhkan
oleh guru dan peserta didik untuk
Tanpa media, komunikasi tidak
akan terjadi dan proses
pembelajaran sebagai proses
komunikasi juga tidak akan bisa
berlangsung secara optimal. Jenis
media dapat dikelompokkan dari
aspek-aspek yang berbeda,
misalnya:
a. Dari bahan, berupa media cetak
dan media non-cetak. Misalnya
lembar kerja siswa.
LOURENSIA PERMATASARI
JURUSAN MATEMATIKA IAIN TULUNGAGUNG 5
b. Dari tayangan, berupa media
proyeksi dan media non-
proyeksi. Misalnya proyektor.
c. Dari kelistrikan, berupa media
elektronik dan media non-
elektronik. Misalnya LCD, OHP.
d. Dari ukuran kemajuan, media
sederhana dan media modern
(Gatot Muhsetyo dkk, 2008:4).
Ada berbagai cara dan sudut
pandang untuk menggolongkan
jenis media. Rudy Bretz (1971)
yang dikutip Sadiman, dkk (1996 :
20), mengidentifikasi jenis jenis
media berdasarkan tiga unsur pokok
yaitu: suara, visual dan gerak.
Berdasarkan tiga unsur tersebut,
Bretz mengklasifikasikan media ke
dalam delapankelompok, yaitu:
a. media audio
b. media cetak
c. media visual diam
d. media visual gerak,
e. media audio semi gerak
f. media semi gerak
g. media audio visual diam
h. media audio visual gerak.
Media tertentu akan dapat
mengalami perubahan dalam
penggolongannya. Misalnya, pada
tahun 1950-an media televisi
dikategorikan media paling tinggi.
Tetapi kemudian pada tahun 1970-
an kategori tersebut bergeser
dengan hadirnya media computer
(eprints.uny, 2014). Pada masa
tersebut, komputer digolongkan
pada media dengan teknologi yang
paling tinggi.. Sebagai seorang
guru, perlu mengikuti
perkembangan teknologi khususnya
yang berkaitan dengan media
pembelajaran. Sehingga paling
tidak kita dapat lebih mengenalnya.
PEMBAHASAN
A. Masalah Peserta Didik dalam
Mempelajari Polynomial
Matematika merupakan
pelajaran yang banyak ditakuti oleh
kalangan peserta didik karena
kerumitannya. Mereka menganggap
matematika sangat membosankan
dan membutuhkan pemikiran yang
lebih. Sebenarnya memang rumit.
Tetapi jika kita mempelajarinya
dengan hati yang senang dan
bersungguh-sungguh maka semua
itu akan teratasi. Cara pengajaran
guru juga sangat berpengaruh bagi
peserta didik.
Siswa kelas XI semester 2,
mereka mendapatkan materi tentang
polynomial. Polynomial adalah
sekelompok benda atau dalam
matematika, dua suku atau lebih
yang terikat bersama-sama. Setiap
suku mengandung sebuah peubah
dengan pangkat bilangan bulat yang
bukan negative yang kadang-
kadang dengan sebuah koefisien di
depannya. Kadang terdapat sebuah
suku dengan peubah yang tidak
terlihat yang di sebut konstanta,
tetapi sebenarnya mempunyai
peubah berpangkat 0! (Refina
Indriasari.2004:42).
Materi polynomial masih di
rasa sulit oleh peserta didik. Hal ini
disebabkan karena kurangnya
pemahaman konsep awal tentang
pemfaktoran dengan baik.
Sebenarnya sebagian besar
polynomial bisa dikerjakan. Hanya
saja bagaimana pola pikir anak
tersebut melakukan langkah-
langkah pengerjaannya.
LOURENSIA PERMATASARI
JURUSAN MATEMATIKA IAIN TULUNGAGUNG 6
Sering kali anak-anak masih
sulit membedakan antara selisih dua
kuadrat dan trinomial kuadrat
sempurna yang koefisiennya
negative. Meraka sering
menyamakan kedua polynomial
tersebut pada saat mengerjakan
salah satu polynomial. Padahal
antara selisih dua kuadrat koefisien
negative ( ) dan trinomial
kuadrat sempurna koefisien
negative itu sangatlah
berbeda.
Pada saat guru memberikan
soal tentang salah satu polynomial
tersebut, mungkin peserta didik
beranggapan bahwa hasil dari
sama saja bila
dikuadratkan yang hasilnya menjadi
( ), dan juga sebaliknnya.
Dalam hal ini peserta didik harus
bisa membedakan apa itu Selisih
Dua Kuadrat Koefisien Negative
( ) dan Trinomial Kuadrat
Sempurna Koefisien Negative
.
Penelitian ini juga didukung
oleh penelitian terdahulu, yaitu:
Hasil penelitian yang dilakukan
Cahyo Budiarto yang berjudul “
Implementasi Model Pembelajaran
Advance Organizer Menggunakan
Kertas Petak Pada Materi Pokok
Pemfaktoran Polinomial Kuadrat
Untuk Meningkatkan Hasil Belajar
Peserta Didik Kelas XI Di Ma
Miftahul Huda Brakas Dempet
Demak Tahun Pelajaran
2010/2011”, mempunyai persamaan
yaitu sama-sama menggunakan
media pembelajaran Kertas Petak/
Petak Aljabar. Perbedaannya dalam
penelitian yang dilakukan oleh
Julius adalah memggunakan Model
Pembelajaran Advance Organizer,
sedangkan peneliti menggunakan
media dan dengan otomatis akan
akan menggunakan model
pembelajaran Demonstrasi terhadap
siswa kelas XI.
B. Solusi untuk Mempermudah
Pemahaman tentang Selisih Dua
Kuadrat Koefisien Negative
( ) dan Trinomial Kuadrat
Sempurna Koefisien Negative
dengan Menggunakan
Petak Aljabar
Pola-pola dalam polynomial
sering kita temukan, yaitu
diantaranya , ,
( ), ( ), dan masih
banyak lagi. Tetapi yang
bermasalah disini adalah peserta
didik sulit membedakan antara
Selisih Dua Kuadrat Koefisien
Negative ( ) dan Trinomial
Kuadrat Sempurna Koefisien
Negative . Mungkin
bentuk ini bisa dikatakan agak
mirip, tapi sangatlah berbeda dalam
pengerjaan dan bentuknya.
Supaya peserta didik ingat dan
untuk mempermudah
pemahamannya, dan tidak
menyamakan lagi antara Selisih
Dua Kuadrat Koefisien Negative
( ) dan Trinomial Kuadrat
Sempurna Koefisien Negative
, maka guru harus
memberikan cara pembelajaran
yang berbeda dari sebelumnya,
misalnya dengan menggunakan
media. Disini guru sangat berperan
dalam kelangsungan pembelajaran,
supaya apa yang diajarkannya dapat
diterima peserta didik dengan baik.
LOURENSIA PERMATASARI
JURUSAN MATEMATIKA IAIN TULUNGAGUNG 7
Supaya peserta didik tidak
merasa bosan dengan penjelasan-
penjelasan sebelumnya dengan
menggunakan metode tertentu,
mungkin dengan menggunakan
media petak aljabar akan lebih
mudah dalam penangkapan dan
penjelasan mengenai Selisih Dua
Kuadrat Koefisien Negative dan
Trinomial Kuadrat Sempurna
Koefisien Negative. Hal ini
disebabkan karena media ini bisa
dicoba secara langsung oleh peserta
didik setelah guru
mendemonstrasikan bagaimana cara
pemakaian media tersebut.
1. Untuk menunjukkan identitas
aljabar ( a – b )
2
= a
2
– 2ab + b
2
secara geometris sebagai langkah
menuju abstraksi konsep aljabar,
sebagai berikut:
Bingkai tempat meletakan
keping-keping
Petunjuk Penggunaan:
 Perhatikah bahwa panjang sisi
kotak bingkai adalah a sehingga
luasnya .
 Masukan satu keping dan
2 keping ab seperti gambar di
bawah.
 Dengan demikian bingkai
dipenuhi oleh satu keping dan
2 keping ab tetapi kedua keeping
ab saling bertumpang tindih
seluas . Ini dapat diperagakan
dengan menambah keeping
pada daerah yang
beririsan/tumpang tindih
tersebut.
 Dengan demikian luas kotak
bingkai sama dengan – +
2ab – . Jika ditulis:
– atau
Contohnya :
ab
a
b
( )
b
a
b
a
b
a
LOURENSIA PERMATASARI
JURUSAN MATEMATIKA IAIN TULUNGAGUNG 8
2. Untuk menunjukkan identitas
aljabar
secara geometris sebagai
langkah menuju abstraksi konsep
aljabar, sebagai berikut:
Petunjuk Penggunaan
 Perhatikan bahwa bingkai di
sebelah kiri alat peraga di atas
berbentuk persegipanjang
dengan luas adalah (a +b)(a – b).
 Masukkan kepin (i) dan (ii) ke
dalam bingkai di sebelah kiri
tersebut. Jumlah luas kedua
keping tersebut menunjukkan
(a+b)(a-b)
 Lalu pindahkan kedua buah
keping tersebut ke bingkai
sebelah kanan. Tetapi ada bagian
yang tidak dapat dipenuhi
keping, (lihat gambar di bawah)
 Untuk melengkapinya
dibutuhkan keping (iii)
 Luas bingkai di sebelah kanan
adalah . Sementara luas
keping (iii) adalah
 Maka dengan demikian
diperoleh bahwa = (a+b)(a-
b)+ atau (a+b)(a-b)= –
. (Pujiati,2004).
( )
2
x.2
x.2
x
i
ii
iii
a
a
a+b
a-b
a
a
a+b
a-b
a
a
a+b
a-b
LOURENSIA PERMATASARI
JURUSAN MATEMATIKA IAIN TULUNGAGUNG 9
Contohnya:
Jadi, dengan menggunakan
media ini, guru akan lebih mudah
untuk menanamkan konsep peserta
didik khususnya tentang materi
pemfaktoran, khususnya
polynomial kuadrat. Dengan
demikian peserta didik akan mampu
mengingat bagaimana jika
mengerjakan soal Selisih Dua
Kuadrat Koefisien Negative dan
bagaimana jika Trinomial Kuadrat
Sempurna Koefisien Negative.
Karena peserta didik bisa langsung
mencoba sendiri media petak
aljabar ini. Dengan mengingat cara
bekerjanya, peserta didik akan lebih
mudah untuk membedakan antara
keduanya.
KESIMPULAN
Dalam mempelajari polynomial,
Sering kali peserta didik masih sulit
membedakan antara selisih dua
kuadrat dan trinomial kuadrat
sempurna yang koefisiennya negative.
Meraka masih merasa bingung, dan
sering menyamakan kedua polynomial
tersebut pada saat mengerjakan salah
satu polynomial. Padahal antara selisih
dua kuadrat koefisien negative
( ) dan trinomial kuadrat
sempurna koefisien negative
itu sangatlah berbeda.
Untuk mempermudah
pemahaman konsep peserta didik
tentang Selisih Dua Kuadrat Koefisien
Negative ( ) dan Trinomial
Kuadrat Sempurna Koefisien Negative
, guru dapat menggunakan
media petak aljabar. Setelah guru
mendemonstrasikan bagaimana cara
pemakaiannya, peserta didik bisa
langsung mencoba sendiri media yang
telah di siapkan oleh guru. Dengan
demikian mereka akan ingat dan tidak
menyamakan lagi antara kedua
polynomial tersebut. Selain untuk
mempermudah pemahaman peserta
didik, media pembelajaran juga bisa
untuk mengatasi kejenuhan peserta
didik tentang metode tertentu yang
digunakan guru sebelumnya.
REFERENSI
[1] Arsyad, Azhar. 2005. Media
Pembelajaran. Jakarta:
RajaGrafindo Persada
[2] Aunurrahman. 2012. Belajar dan
Pembelajaran. Bandung: Alfabeta
[3] Fathani, Abdul Halim. 2009.
Matematika Praktis. Jogjakarta:
Mitra Pelajar
[4] Hudojo, Herman. 1990. Strategi
Mengajar Belajar Matematika.
Malang:IKIP
x
x
LOURENSIA PERMATASARI
JURUSAN MATEMATIKA IAIN TULUNGAGUNG 10
[5] Indriasari, Refina. 2004.
Matematika dasar. Erlangga
[6] Muhsetyo, Gatot dkk. 2008.
Pembelajaran Matematika SD.
Jakarta: Universitas Terbuka.
Nasution. 2011. Sejarah Pendidikan
Indonesia. Jakarta: Bumi Aksara
[7] Pujiati. 2004. Penggunaan Alat
Peraga Dalam Pembelajaran
Matematika SMP. PPPPTK
Matematika.Yogyakarta.
[8] Wulansari, Siska. 2008. Belajar
Mudah Matematika SD.
Yogyakarta: Gala Ilmu Semesta
[9] http://eprints.uny.ac.id/9432/12/
%20BAB%20II-08503247004.pdf

Más contenido relacionado

La actualidad más candente

4. artikel jurnal (karunia eka lestari matematika)
4. artikel jurnal (karunia eka lestari matematika)4. artikel jurnal (karunia eka lestari matematika)
4. artikel jurnal (karunia eka lestari matematika)ulfah Nasution
 
MEMBANGUN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELAL...
MEMBANGUN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA  PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELAL...MEMBANGUN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA  PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELAL...
MEMBANGUN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELAL...IAIN SEKH NURJATI CIREBON
 
Bab II PTK Oimpiade matematika pada Polinomial
Bab II PTK Oimpiade matematika pada PolinomialBab II PTK Oimpiade matematika pada Polinomial
Bab II PTK Oimpiade matematika pada PolinomialAri Sanjaya
 
contoh Jurnal Matematika
contoh Jurnal Matematikacontoh Jurnal Matematika
contoh Jurnal Matematikaimam syafii
 

La actualidad más candente (15)

Bab i
Bab iBab i
Bab i
 
Skripsi New
Skripsi NewSkripsi New
Skripsi New
 
Rini
RiniRini
Rini
 
Rini
RiniRini
Rini
 
Rini
RiniRini
Rini
 
Rini
RiniRini
Rini
 
PROPOSAL
PROPOSALPROPOSAL
PROPOSAL
 
4. artikel jurnal (karunia eka lestari matematika)
4. artikel jurnal (karunia eka lestari matematika)4. artikel jurnal (karunia eka lestari matematika)
4. artikel jurnal (karunia eka lestari matematika)
 
MEMBANGUN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELAL...
MEMBANGUN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA  PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELAL...MEMBANGUN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA  PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELAL...
MEMBANGUN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELAL...
 
Jurnal widodo winarso at-tarbiyah_2014
Jurnal widodo winarso at-tarbiyah_2014Jurnal widodo winarso at-tarbiyah_2014
Jurnal widodo winarso at-tarbiyah_2014
 
Bab II PTK Oimpiade matematika pada Polinomial
Bab II PTK Oimpiade matematika pada PolinomialBab II PTK Oimpiade matematika pada Polinomial
Bab II PTK Oimpiade matematika pada Polinomial
 
Proposal SKRIPSI
Proposal SKRIPSIProposal SKRIPSI
Proposal SKRIPSI
 
proposal penelitian tindakan kelas Bab i , ii, iii,
proposal penelitian tindakan kelas Bab i , ii, iii,proposal penelitian tindakan kelas Bab i , ii, iii,
proposal penelitian tindakan kelas Bab i , ii, iii,
 
contoh Jurnal Matematika
contoh Jurnal Matematikacontoh Jurnal Matematika
contoh Jurnal Matematika
 
117 356-1-pb
117 356-1-pb117 356-1-pb
117 356-1-pb
 

Similar a MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA TENTANG SELISIH DUA KUADRAT DAN TRINOMIAL KUADRAT SEMPURNA KOEFISIEN NEGATIF DENGAN MENGGUNAKAN PETAK ALJABAR

Proposal penelitian
Proposal penelitianProposal penelitian
Proposal penelitianantiantika
 
118-Article Text-232-1-10-20191029 (1).pdf
118-Article Text-232-1-10-20191029 (1).pdf118-Article Text-232-1-10-20191029 (1).pdf
118-Article Text-232-1-10-20191029 (1).pdfslbputraberlian
 
Penggunaanmediaanimasidalammodelpembelajaranlangsunguntukmeningkatkanhasilbel...
Penggunaanmediaanimasidalammodelpembelajaranlangsunguntukmeningkatkanhasilbel...Penggunaanmediaanimasidalammodelpembelajaranlangsunguntukmeningkatkanhasilbel...
Penggunaanmediaanimasidalammodelpembelajaranlangsunguntukmeningkatkanhasilbel...sushanblue
 
STUDI PERBANDINGAN RATA-RATA HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA SISWA SMA KELAS X ...
STUDI PERBANDINGAN RATA-RATA HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA SISWA SMA KELAS X ...STUDI PERBANDINGAN RATA-RATA HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA SISWA SMA KELAS X ...
STUDI PERBANDINGAN RATA-RATA HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA SISWA SMA KELAS X ...Arvina Frida Karela
 
Laporan mini riset Pembelajaran Berbasis Masalah
Laporan mini riset Pembelajaran Berbasis MasalahLaporan mini riset Pembelajaran Berbasis Masalah
Laporan mini riset Pembelajaran Berbasis MasalahNailul Hasibuan
 
Paper penerapan konteks-listing-dan-counting-dengan-media-kancing-dan-boneka (1)
Paper penerapan konteks-listing-dan-counting-dengan-media-kancing-dan-boneka (1)Paper penerapan konteks-listing-dan-counting-dengan-media-kancing-dan-boneka (1)
Paper penerapan konteks-listing-dan-counting-dengan-media-kancing-dan-boneka (1)Vina Dwi Purnamasari
 
Paper penerapan konteks-listing-dan-counting-dengan-media-kancing-dan-boneka (1)
Paper penerapan konteks-listing-dan-counting-dengan-media-kancing-dan-boneka (1)Paper penerapan konteks-listing-dan-counting-dengan-media-kancing-dan-boneka (1)
Paper penerapan konteks-listing-dan-counting-dengan-media-kancing-dan-boneka (1)Lusi Kurnia
 
Penggunaan Media animasi dalam model pembelajaran langsung untuk meningkatkan...
Penggunaan Media animasi dalam model pembelajaran langsung untuk meningkatkan...Penggunaan Media animasi dalam model pembelajaran langsung untuk meningkatkan...
Penggunaan Media animasi dalam model pembelajaran langsung untuk meningkatkan...Harsidi Side
 
Matematika realistik indonesia
Matematika realistik indonesiaMatematika realistik indonesia
Matematika realistik indonesiasinaramdhani
 
Kajian tindakan (kaedah)bib
Kajian tindakan (kaedah)bibKajian tindakan (kaedah)bib
Kajian tindakan (kaedah)bibHabibah Abdullah
 
Pengembangan pembelajaranmatematika unit_1_0
Pengembangan pembelajaranmatematika unit_1_0Pengembangan pembelajaranmatematika unit_1_0
Pengembangan pembelajaranmatematika unit_1_0wirentakewirentake
 

Similar a MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA TENTANG SELISIH DUA KUADRAT DAN TRINOMIAL KUADRAT SEMPURNA KOEFISIEN NEGATIF DENGAN MENGGUNAKAN PETAK ALJABAR (20)

Proposal penelitian
Proposal penelitianProposal penelitian
Proposal penelitian
 
Pkp wa boy
Pkp wa boyPkp wa boy
Pkp wa boy
 
Ptk
PtkPtk
Ptk
 
118-Article Text-232-1-10-20191029 (1).pdf
118-Article Text-232-1-10-20191029 (1).pdf118-Article Text-232-1-10-20191029 (1).pdf
118-Article Text-232-1-10-20191029 (1).pdf
 
Penggunaanmediaanimasidalammodelpembelajaranlangsunguntukmeningkatkanhasilbel...
Penggunaanmediaanimasidalammodelpembelajaranlangsunguntukmeningkatkanhasilbel...Penggunaanmediaanimasidalammodelpembelajaranlangsunguntukmeningkatkanhasilbel...
Penggunaanmediaanimasidalammodelpembelajaranlangsunguntukmeningkatkanhasilbel...
 
rancangan PTK Aulia rahmawati
rancangan PTK Aulia rahmawati rancangan PTK Aulia rahmawati
rancangan PTK Aulia rahmawati
 
Proposal ptk (ike yuliarni sma n 13 muaro jambi)
Proposal ptk (ike yuliarni sma n 13 muaro jambi)Proposal ptk (ike yuliarni sma n 13 muaro jambi)
Proposal ptk (ike yuliarni sma n 13 muaro jambi)
 
Jon hendri tugas ptk
Jon hendri tugas ptkJon hendri tugas ptk
Jon hendri tugas ptk
 
STUDI PERBANDINGAN RATA-RATA HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA SISWA SMA KELAS X ...
STUDI PERBANDINGAN RATA-RATA HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA SISWA SMA KELAS X ...STUDI PERBANDINGAN RATA-RATA HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA SISWA SMA KELAS X ...
STUDI PERBANDINGAN RATA-RATA HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA SISWA SMA KELAS X ...
 
Tugas Desain Pembelajaran
Tugas Desain PembelajaranTugas Desain Pembelajaran
Tugas Desain Pembelajaran
 
Bab 1 3
Bab 1 3Bab 1 3
Bab 1 3
 
Laporan mini riset Pembelajaran Berbasis Masalah
Laporan mini riset Pembelajaran Berbasis MasalahLaporan mini riset Pembelajaran Berbasis Masalah
Laporan mini riset Pembelajaran Berbasis Masalah
 
JURNAL IBNU.docx
JURNAL IBNU.docxJURNAL IBNU.docx
JURNAL IBNU.docx
 
Paper penerapan konteks-listing-dan-counting-dengan-media-kancing-dan-boneka (1)
Paper penerapan konteks-listing-dan-counting-dengan-media-kancing-dan-boneka (1)Paper penerapan konteks-listing-dan-counting-dengan-media-kancing-dan-boneka (1)
Paper penerapan konteks-listing-dan-counting-dengan-media-kancing-dan-boneka (1)
 
Paper penerapan konteks-listing-dan-counting-dengan-media-kancing-dan-boneka (1)
Paper penerapan konteks-listing-dan-counting-dengan-media-kancing-dan-boneka (1)Paper penerapan konteks-listing-dan-counting-dengan-media-kancing-dan-boneka (1)
Paper penerapan konteks-listing-dan-counting-dengan-media-kancing-dan-boneka (1)
 
Seminar Usul penelitian
Seminar Usul penelitianSeminar Usul penelitian
Seminar Usul penelitian
 
Penggunaan Media animasi dalam model pembelajaran langsung untuk meningkatkan...
Penggunaan Media animasi dalam model pembelajaran langsung untuk meningkatkan...Penggunaan Media animasi dalam model pembelajaran langsung untuk meningkatkan...
Penggunaan Media animasi dalam model pembelajaran langsung untuk meningkatkan...
 
Matematika realistik indonesia
Matematika realistik indonesiaMatematika realistik indonesia
Matematika realistik indonesia
 
Kajian tindakan (kaedah)bib
Kajian tindakan (kaedah)bibKajian tindakan (kaedah)bib
Kajian tindakan (kaedah)bib
 
Pengembangan pembelajaranmatematika unit_1_0
Pengembangan pembelajaranmatematika unit_1_0Pengembangan pembelajaranmatematika unit_1_0
Pengembangan pembelajaranmatematika unit_1_0
 

MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA TENTANG SELISIH DUA KUADRAT DAN TRINOMIAL KUADRAT SEMPURNA KOEFISIEN NEGATIF DENGAN MENGGUNAKAN PETAK ALJABAR

  • 1. LOURENSIA PERMATASARI JURUSAN MATEMATIKA IAIN TULUNGAGUNG 1 MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA TENTANG SELISIH DUA KUADRAT DAN TRINOMIAL KUADRAT SEMPURNA KOEFISIEN NEGATIF DENGAN MENGGUNAKAN PETAK ALJABAR Lourensia Permatasari Program Studi Tadris Matematika Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Tulungagung e-mail: permatarencia@yahoo.co.id ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: Meningkatkan Pemahaman Siswa Tentang Selisih Dua Kuadrat dan Trinomial Kuadrat Sempurna Koefisien Negatif dengan Menggunakan Petak Aljabar. Penelitian dilaksanakan pada siswa kelas XI dengan beberapa subjek wawancara. Hasil penelitian ini adalah 1) penggunaan media petak aljabar dapat meningkatkan pemahaman siswa tentang polynomial kuadrat. 2) pembelajaran menggunakan media petak aljabar dapat meningkatkan pemahaman siswa tentang konsep polynomial kuadrat. Berdasarkan hasil penelitian ini diharapkan akan menjadi bahan informasi dan masukan bagi sekolah, pada khususnya tenaga pengajar matematika kelas XI semester 2. Kata kunci : petak aljabar, selisih dua kuadrat, trinomial kuadrat sempurna. ABSTRAK This study aims to determine: increase students’ understanding of the difference of two squares and a perfect square trinomial negative coefficients using algebra plot. The experiment was conducted in class XI with some interview subjects . The results of this study were: 1) the use of media plots algebra can improve students' understanding of quadratic polynomial. 2) learning using algebra plot media can enhance students' understanding of the concept of quadratic polynomial. Based on the results of this study are expected to be material and input information for schools, in particular mathematics teachers in class XI Keywords: plot algebra , the difference of two squares , perfect square trinomial. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemerintah Belanda menyediakan sekolah yang beraneka ragam bagi orang Indonesia untuk memenuhi kebutuhan berbagai lapisan masyarakat pada zaman kolonial. Ciri yang khas dari sekolah-sekolah ini ialah tidak ada hubungan berbagai ragam sekolah itu. Pendidikah bagi anak-anak Indonesia semula terbatas pada pendidikan rendah (Nasution, 2011: 1) Namun seiring berjalannya waktu, anak-anak Indonesia mengikuti pendidikan menengah dan mencapai puncaknya di perguruan tinggi.
  • 2. LOURENSIA PERMATASARI JURUSAN MATEMATIKA IAIN TULUNGAGUNG 2 Pada hakikatnya pendidikan adalah usaha manusia untuk memanusiakan manusia itu sendiri. Pendidikan merupakan rangkaian proses pemberdayaan potensi dan kompetensi individu untuk menjadi manusia berkualitas yang berlangsung sepanjang hayat. Belajar adalah proses orang memperoleh berbagai kecakapan, ketrampilan, dan sikap (Aunurrahman, 2012: 38). Dengan demikian dapat kita simpulkan, tidak ada ruang dan waktu dimana manusia dapat manusia dapat melepaskan dirinya dari kegiatan belajar, dan itu berarti pula bahwa belajar tidak pernah dibatasi usia, tempat maupun waktu, karena perubahan yang menuntut terjadinya aktivitas belajar itu juga tidak pernah berhenti. Keberhasilan dalam proses belajar tidak terlepas dari kemampuan guru mengembangkan model-model pembelajaran yang berorientasi pada peningkatan intensitas keterlibatan siswa secara efektif di dalam proses pembelajaran (Aunurrahman, 2012:140). Pengembangan model pembelajaran yang tepat pada dasarnya bertujuan untuk menciptakan kondisi pembelajaran yang memungkinkan siswa dapat belajar secara aktif dan menyenangkan sehingga siswa dapat meraih hasil belajar dan prestasi yang optimal. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Pembelajaran adalah proses, cara, perbuatan menjadikan orang atau makhluk hidup belajar. Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan pendidik agar dapat terjadi proses perolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaan kemahiran dan tabiat, serta pembentukan sikap dan kepercayaan pada peserta didik. Dengan kata lain, pembelajaran adalah proses untuk membantu peserta didik agar dapat belajar dengan baik. Dalam pembelajaran, terdapat beberapa mata pelajaran yang dianggap sulit oleh peserta didik, contohnya seperti mata pelajaran matematika. Dalam rangka mencapai hasil belajar yang optimal, guru harus mengetahui dan dapat membuat sebuah pembaharuan dalam dunia pendidikan agar dapat mengembangkan proses pembelajaran yang kondusif sehingga dapat diperoleh hasil yang maksimal. Dengan kegiatan di dalam kelas yang membuat siswa lebih aktif dan mendominasi maka daya tangkap siswa terhadap pelajaran matematika lebih besar dan memungkinkan meningkatkan hasil belajar siswa (Herman Hudojo, 1990:62). Nilai matematika yang rendah dapat disebabkan oleh pengajaran yang lebih didominasi guru, artinya guru lebih aktif dibanding siswa. Siswa hanya menerima informasi. Matematika merupakan ilmu logika yang sangat penting (Siska Wulansari,2008:5). matematika menjadi pelajaran yang wajib dipelajari di semua jenjang sekolah, mulai dari pra-TK hingga perguruan tinggi. Anehnya,
  • 3. LOURENSIA PERMATASARI JURUSAN MATEMATIKA IAIN TULUNGAGUNG 3 matematika sangat tidak disukai bagi kebanyakan siswa karena dianggap peajaran yang sulit. Dalam penerapannya, ilmu matematika merupakan ilmu yang banyak diperlukan dalam kehidupan sehari-hari. Karena itulah konsep-konsep dasar matematika harus dikuasai siswa sejak dini, yang akhirnya terampil dan dapat menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Banyak fakta dalam Al-Qur’an yang menunjukkan bahwa Allah SWT. “Mahapintar” dalam matematika. Banyak pula hal yang di sampaikan secara sistematis, seperti penentuan waktu shalat, perhitungan zakat, perhitungan kalender, pembagian warisan, dan sebagainya (Abdul Halim fathani, 2009: 7). Begitu pula dalam kehidupan sehari-hari, kita tidak dapat berpisah dari keterlibatan matematika dalam menyelesaikan berbagai masalah. Misalnya dalam praktik jual beli, Operasi penjumlahan dan pengurangan adalah salah satu operasi hitung yang mulai diajarkan di kelas I (satu) Sekolah Dasar. Selanjutnya setelah siswa memahami operasi tersebut, maka yang akan dibahas adalah perkalian dan pembagian. Operasi tersebut merupakan prasyarat yang harus dikuasai oleh siswa untuk melanjutkan ke pembelajaran selanjutnya termasuk pemfaktoran. Pemfaktoran merupakan salah satu wujud dari penjumlahan- pengurangan, dan perkalian- pembagian. Karena pemfaktoran melibatkan beberapa operasi- operasi dalam matematika. Pemfaktoran adalah materi yang cukup sulit. walaupun sudah mengerti cara pengoperasiannya, tetapi belum tentu mereka mengetahui langkah apa yang harus dilakukan selanjutnya. Ada beberapa prosedur dalam pemfaktoran, contohnya Faktor persekutuan monomial, selisih dua kuadrat, trinomial kuadrat sempurna, dan lain sebagainya. Pada saat guru menjelaskan satu persatu dari berbagai konsep tersebut, maka siswa akan memahaminya dengan baik. Masalah yang sering timbul adalah siswa sering menganggap sama antara selisih dua kuadrat dan trinomial kuadrat sempurna negatif, yaitu antara dan . Padahal antara selisih dua kuadrat dan trinomial kuadrat sempurna mempunyai arti yang sangatlah berbeda. Operasi materi pemfaktoran, khususnya selisih dua kuadrat dan trinomial kuadrat sempurna negatif dapat dikembangkan dengan menggunakan berbagai media yang bersifat edukatif, contohnya petak aljabar. Di sini guru sangat berperan dalam mengolah kegiatan belajar mengajar tersebut untuk dapat mendorong, merangsang dan menarik minat siswa untuk melakukan kegiatan belajar mengajar secara optimal. Dengan kegiatan yang optimal maka tujuan pendidikan yang diharapkan akan tercapai. Berdasarkan uraian di atas, untuk mengajarkan suatu konsep matematika harus disesuaikan dengan tahap perkembangan kognitif siswa. Untuk materi
  • 4. LOURENSIA PERMATASARI JURUSAN MATEMATIKA IAIN TULUNGAGUNG 4 pemfaktoran ini, lebih tepatnya guru menggunakan benda-benda yang konkret yang ada dalam kehidupan sehari-hari untuk mewujudkan objek matematika yang bersifat abstrak. KAJIAN TEORI A. Pengertian Media Media berasal dari bahasa latin medius yang secara harfiah berarti ‘tengah’, ‘perantara’ atau ‘pengantar’. Gerlach & Erly mengatakan bahwa media apabila dipahami secara garis besar adalah manusia, materi, atau kejadian yang membangun kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan, atau sikap (Azhar Arsyad,2005: 3). Dalam pengertian ini guru, buku teks, dan lingkungan sekolah merupakan media. Secara lebih khusus, pengertian media dalam proses belajar mengajar cenderung diartikan sebagai alat-alat grafis, photografis, atau elektronis untuk menangkap, memproses, dan menyusun kembali informasi visual atau verbal. Ringkasnya, media adalah alat yang menyampaikan atau mengantarkan pesan-pesan pembelajaran. B. Fungsi dan Manfaat Media Dua unsur yang amat penting dalam suatu proses belajar mengajar adalah metode mengajar dan media pembelajaran. Kedua aspek ini saling berkaitan (Azhar Arsyad,2005: 15). Pemilihan salah satu metode mengajar tertentu akan mempengaruhi jenis media pembelajaran yang sesuai, meskipun masih ada berbagai aspek lain yang harus diperhatikan dalam memilih media, antara lain tujuan pembelajaran, jenis tugas dan respon yang diharapkan siswa kuasai setelah pembelajaran berlangsung, dan konteks pembelajaran termasuk karakteristik siswa. Meskipun demikian, dapat dikatakan bahwa salah satu fungsi utama media pembelajaran adalah sebagai alat bantu mengajar yang turut mempengaruhi iklim, kondisi, dan lingkungan belajar yang ditata dan diciptakan oleh guru. Media pembelajaran dapat direalisasikan dengan teknik drama atau hiburan. Hasil yang diharapkan adalah melahirkan minat dan merangsang pada siswa atau pendengar untuk bertindak (turut bertanggung jawab, melayani secara suka rela, atau memberikan sumbangan material). Pencapaian yang akan mempengaruhi sikap, nilai, dan emosi. C. Macam-macam Media Pembelajaran Media pembelajaran sangat beraneka ragam jenisnya. Tergantung apa yang dibutuhkan oleh guru dan peserta didik untuk Tanpa media, komunikasi tidak akan terjadi dan proses pembelajaran sebagai proses komunikasi juga tidak akan bisa berlangsung secara optimal. Jenis media dapat dikelompokkan dari aspek-aspek yang berbeda, misalnya: a. Dari bahan, berupa media cetak dan media non-cetak. Misalnya lembar kerja siswa.
  • 5. LOURENSIA PERMATASARI JURUSAN MATEMATIKA IAIN TULUNGAGUNG 5 b. Dari tayangan, berupa media proyeksi dan media non- proyeksi. Misalnya proyektor. c. Dari kelistrikan, berupa media elektronik dan media non- elektronik. Misalnya LCD, OHP. d. Dari ukuran kemajuan, media sederhana dan media modern (Gatot Muhsetyo dkk, 2008:4). Ada berbagai cara dan sudut pandang untuk menggolongkan jenis media. Rudy Bretz (1971) yang dikutip Sadiman, dkk (1996 : 20), mengidentifikasi jenis jenis media berdasarkan tiga unsur pokok yaitu: suara, visual dan gerak. Berdasarkan tiga unsur tersebut, Bretz mengklasifikasikan media ke dalam delapankelompok, yaitu: a. media audio b. media cetak c. media visual diam d. media visual gerak, e. media audio semi gerak f. media semi gerak g. media audio visual diam h. media audio visual gerak. Media tertentu akan dapat mengalami perubahan dalam penggolongannya. Misalnya, pada tahun 1950-an media televisi dikategorikan media paling tinggi. Tetapi kemudian pada tahun 1970- an kategori tersebut bergeser dengan hadirnya media computer (eprints.uny, 2014). Pada masa tersebut, komputer digolongkan pada media dengan teknologi yang paling tinggi.. Sebagai seorang guru, perlu mengikuti perkembangan teknologi khususnya yang berkaitan dengan media pembelajaran. Sehingga paling tidak kita dapat lebih mengenalnya. PEMBAHASAN A. Masalah Peserta Didik dalam Mempelajari Polynomial Matematika merupakan pelajaran yang banyak ditakuti oleh kalangan peserta didik karena kerumitannya. Mereka menganggap matematika sangat membosankan dan membutuhkan pemikiran yang lebih. Sebenarnya memang rumit. Tetapi jika kita mempelajarinya dengan hati yang senang dan bersungguh-sungguh maka semua itu akan teratasi. Cara pengajaran guru juga sangat berpengaruh bagi peserta didik. Siswa kelas XI semester 2, mereka mendapatkan materi tentang polynomial. Polynomial adalah sekelompok benda atau dalam matematika, dua suku atau lebih yang terikat bersama-sama. Setiap suku mengandung sebuah peubah dengan pangkat bilangan bulat yang bukan negative yang kadang- kadang dengan sebuah koefisien di depannya. Kadang terdapat sebuah suku dengan peubah yang tidak terlihat yang di sebut konstanta, tetapi sebenarnya mempunyai peubah berpangkat 0! (Refina Indriasari.2004:42). Materi polynomial masih di rasa sulit oleh peserta didik. Hal ini disebabkan karena kurangnya pemahaman konsep awal tentang pemfaktoran dengan baik. Sebenarnya sebagian besar polynomial bisa dikerjakan. Hanya saja bagaimana pola pikir anak tersebut melakukan langkah- langkah pengerjaannya.
  • 6. LOURENSIA PERMATASARI JURUSAN MATEMATIKA IAIN TULUNGAGUNG 6 Sering kali anak-anak masih sulit membedakan antara selisih dua kuadrat dan trinomial kuadrat sempurna yang koefisiennya negative. Meraka sering menyamakan kedua polynomial tersebut pada saat mengerjakan salah satu polynomial. Padahal antara selisih dua kuadrat koefisien negative ( ) dan trinomial kuadrat sempurna koefisien negative itu sangatlah berbeda. Pada saat guru memberikan soal tentang salah satu polynomial tersebut, mungkin peserta didik beranggapan bahwa hasil dari sama saja bila dikuadratkan yang hasilnya menjadi ( ), dan juga sebaliknnya. Dalam hal ini peserta didik harus bisa membedakan apa itu Selisih Dua Kuadrat Koefisien Negative ( ) dan Trinomial Kuadrat Sempurna Koefisien Negative . Penelitian ini juga didukung oleh penelitian terdahulu, yaitu: Hasil penelitian yang dilakukan Cahyo Budiarto yang berjudul “ Implementasi Model Pembelajaran Advance Organizer Menggunakan Kertas Petak Pada Materi Pokok Pemfaktoran Polinomial Kuadrat Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Peserta Didik Kelas XI Di Ma Miftahul Huda Brakas Dempet Demak Tahun Pelajaran 2010/2011”, mempunyai persamaan yaitu sama-sama menggunakan media pembelajaran Kertas Petak/ Petak Aljabar. Perbedaannya dalam penelitian yang dilakukan oleh Julius adalah memggunakan Model Pembelajaran Advance Organizer, sedangkan peneliti menggunakan media dan dengan otomatis akan akan menggunakan model pembelajaran Demonstrasi terhadap siswa kelas XI. B. Solusi untuk Mempermudah Pemahaman tentang Selisih Dua Kuadrat Koefisien Negative ( ) dan Trinomial Kuadrat Sempurna Koefisien Negative dengan Menggunakan Petak Aljabar Pola-pola dalam polynomial sering kita temukan, yaitu diantaranya , , ( ), ( ), dan masih banyak lagi. Tetapi yang bermasalah disini adalah peserta didik sulit membedakan antara Selisih Dua Kuadrat Koefisien Negative ( ) dan Trinomial Kuadrat Sempurna Koefisien Negative . Mungkin bentuk ini bisa dikatakan agak mirip, tapi sangatlah berbeda dalam pengerjaan dan bentuknya. Supaya peserta didik ingat dan untuk mempermudah pemahamannya, dan tidak menyamakan lagi antara Selisih Dua Kuadrat Koefisien Negative ( ) dan Trinomial Kuadrat Sempurna Koefisien Negative , maka guru harus memberikan cara pembelajaran yang berbeda dari sebelumnya, misalnya dengan menggunakan media. Disini guru sangat berperan dalam kelangsungan pembelajaran, supaya apa yang diajarkannya dapat diterima peserta didik dengan baik.
  • 7. LOURENSIA PERMATASARI JURUSAN MATEMATIKA IAIN TULUNGAGUNG 7 Supaya peserta didik tidak merasa bosan dengan penjelasan- penjelasan sebelumnya dengan menggunakan metode tertentu, mungkin dengan menggunakan media petak aljabar akan lebih mudah dalam penangkapan dan penjelasan mengenai Selisih Dua Kuadrat Koefisien Negative dan Trinomial Kuadrat Sempurna Koefisien Negative. Hal ini disebabkan karena media ini bisa dicoba secara langsung oleh peserta didik setelah guru mendemonstrasikan bagaimana cara pemakaian media tersebut. 1. Untuk menunjukkan identitas aljabar ( a – b ) 2 = a 2 – 2ab + b 2 secara geometris sebagai langkah menuju abstraksi konsep aljabar, sebagai berikut: Bingkai tempat meletakan keping-keping Petunjuk Penggunaan:  Perhatikah bahwa panjang sisi kotak bingkai adalah a sehingga luasnya .  Masukan satu keping dan 2 keping ab seperti gambar di bawah.  Dengan demikian bingkai dipenuhi oleh satu keping dan 2 keping ab tetapi kedua keeping ab saling bertumpang tindih seluas . Ini dapat diperagakan dengan menambah keeping pada daerah yang beririsan/tumpang tindih tersebut.  Dengan demikian luas kotak bingkai sama dengan – + 2ab – . Jika ditulis: – atau Contohnya : ab a b ( ) b a b a b a
  • 8. LOURENSIA PERMATASARI JURUSAN MATEMATIKA IAIN TULUNGAGUNG 8 2. Untuk menunjukkan identitas aljabar secara geometris sebagai langkah menuju abstraksi konsep aljabar, sebagai berikut: Petunjuk Penggunaan  Perhatikan bahwa bingkai di sebelah kiri alat peraga di atas berbentuk persegipanjang dengan luas adalah (a +b)(a – b).  Masukkan kepin (i) dan (ii) ke dalam bingkai di sebelah kiri tersebut. Jumlah luas kedua keping tersebut menunjukkan (a+b)(a-b)  Lalu pindahkan kedua buah keping tersebut ke bingkai sebelah kanan. Tetapi ada bagian yang tidak dapat dipenuhi keping, (lihat gambar di bawah)  Untuk melengkapinya dibutuhkan keping (iii)  Luas bingkai di sebelah kanan adalah . Sementara luas keping (iii) adalah  Maka dengan demikian diperoleh bahwa = (a+b)(a- b)+ atau (a+b)(a-b)= – . (Pujiati,2004). ( ) 2 x.2 x.2 x i ii iii a a a+b a-b a a a+b a-b a a a+b a-b
  • 9. LOURENSIA PERMATASARI JURUSAN MATEMATIKA IAIN TULUNGAGUNG 9 Contohnya: Jadi, dengan menggunakan media ini, guru akan lebih mudah untuk menanamkan konsep peserta didik khususnya tentang materi pemfaktoran, khususnya polynomial kuadrat. Dengan demikian peserta didik akan mampu mengingat bagaimana jika mengerjakan soal Selisih Dua Kuadrat Koefisien Negative dan bagaimana jika Trinomial Kuadrat Sempurna Koefisien Negative. Karena peserta didik bisa langsung mencoba sendiri media petak aljabar ini. Dengan mengingat cara bekerjanya, peserta didik akan lebih mudah untuk membedakan antara keduanya. KESIMPULAN Dalam mempelajari polynomial, Sering kali peserta didik masih sulit membedakan antara selisih dua kuadrat dan trinomial kuadrat sempurna yang koefisiennya negative. Meraka masih merasa bingung, dan sering menyamakan kedua polynomial tersebut pada saat mengerjakan salah satu polynomial. Padahal antara selisih dua kuadrat koefisien negative ( ) dan trinomial kuadrat sempurna koefisien negative itu sangatlah berbeda. Untuk mempermudah pemahaman konsep peserta didik tentang Selisih Dua Kuadrat Koefisien Negative ( ) dan Trinomial Kuadrat Sempurna Koefisien Negative , guru dapat menggunakan media petak aljabar. Setelah guru mendemonstrasikan bagaimana cara pemakaiannya, peserta didik bisa langsung mencoba sendiri media yang telah di siapkan oleh guru. Dengan demikian mereka akan ingat dan tidak menyamakan lagi antara kedua polynomial tersebut. Selain untuk mempermudah pemahaman peserta didik, media pembelajaran juga bisa untuk mengatasi kejenuhan peserta didik tentang metode tertentu yang digunakan guru sebelumnya. REFERENSI [1] Arsyad, Azhar. 2005. Media Pembelajaran. Jakarta: RajaGrafindo Persada [2] Aunurrahman. 2012. Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Alfabeta [3] Fathani, Abdul Halim. 2009. Matematika Praktis. Jogjakarta: Mitra Pelajar [4] Hudojo, Herman. 1990. Strategi Mengajar Belajar Matematika. Malang:IKIP x x
  • 10. LOURENSIA PERMATASARI JURUSAN MATEMATIKA IAIN TULUNGAGUNG 10 [5] Indriasari, Refina. 2004. Matematika dasar. Erlangga [6] Muhsetyo, Gatot dkk. 2008. Pembelajaran Matematika SD. Jakarta: Universitas Terbuka. Nasution. 2011. Sejarah Pendidikan Indonesia. Jakarta: Bumi Aksara [7] Pujiati. 2004. Penggunaan Alat Peraga Dalam Pembelajaran Matematika SMP. PPPPTK Matematika.Yogyakarta. [8] Wulansari, Siska. 2008. Belajar Mudah Matematika SD. Yogyakarta: Gala Ilmu Semesta [9] http://eprints.uny.ac.id/9432/12/ %20BAB%20II-08503247004.pdf