SlideShare una empresa de Scribd logo
1 de 27
Descargar para leer sin conexión
PELAT BETON BERTULANG
DOSEN PENGAMPU
Karmila Achmad, S.T.
RESKI APRILIA
NIM : 120309180092
POLITEKNIK NEGERI BALIKPAPAN
JURUSAN TEKNIK SIPIL
BALIKPAPAN
2014
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
berkat rahmat, taufik dan hidayah-Nya penulis dapat menyusun dan
menyelesaikan tugas makalah Teknologi Beton sub materi Beton Pelat ini.
Penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua
pihak yang membantu dalam penulisan makalah ini, baik secara material maupun
moril. Oleh karena itu dengan segala kerendahan hati, kami ucapkan terima kasih
kepada :
1. Ibu Karmila Achmad sebagai dosen pengampu.
2. Kedua orang tua kami yang mendukung secara material dan moril.
3. Teman – teman kelas 2 Teknik Sipil 2.
Penulis menyadari bahwa penyusunan makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan, namun demikian telah memberikan manfaat bagi penulis. Akhir
kata penulis berharap makalah ini bermanfaat bagi kita semua. Kritik dan saran
yang bersifat membangun akan diterima dengan senang hati.
Balikpapan, Maret 2014
Penulis
Reski Aprilia
iii
DAFTAR ISI
Halaman
JUDUL............................................................................................... i
KATA PENGANTAR....................................................................... ii
DAFTAR ISI...................................................................................... iii
DAFTAR GAMBAR......................................................................... iv
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.............................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah......................................................................... 1
1.3 Tujuan Penelitian.......................................................................... 1
1.4 Manfaat Penelitian........................................................................ 2
1.5 Metodologi Penelitian................................................................... 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Beton.......................................................................... 3
2.2 Material Penyususn Beton........................................................... 4
2.3 Sifat Beton................................................................................... 4
2.4 Kelebihan Beton ........................................................................ 5
2.5 Kekurangan Beton....................................................................... 5
BAB III PEMBAHASAN
3.1 Pengenalan Pelat......................................................................... 7
3.2 Sistem Penulangan Pelat............................................................. 9
3.3 Pelat dengan Satu Tumpuan........................................................ 11
3.4 Pelat dengan Dua Tumpuan Sejajar............................................ 11
3.5 Pelat dengan Emapt Tumpuan Saling Sejajar............................. 12
3.6 Pekat Tangga Beton Bertulang................................................... 13
3.7 Metode Pelaksanaan Pelat Lantai............................................... 15
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan................................................................................... 17
4.2 Saran............................................................................................. 18
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
iv
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Material Penyusun Beton 4
Gambar 3.1 Penumpu Pelat 8
Gambar 3.2 Jenis perletakan pelat pada balok 9
Gambar 3.3 Contoh pelat dengan penulangan satu arah 9
Gambar 3.4 Contoh pelat dengan penulangan dua arah 10
Gambar 3.5 Contoh penulangan pelat dengan satu tumpuan 11
Gambar 3.6 Contoh penulangan pelat dengan dua tumpuan
Sejajar 12
Gambar 3.7 Contoh pelat dengan empat tumpuan saling sejajar 12
Gambar 3.8 Komponen-komponen tangga 14
Gambar 3.9 Bentuk tangga 14
Gambar 3.10 Pengerjaan pelat lantai metode konvensional 15
Gambar 3.11 Pengerjaan pelat lantai metode half slab 16
Gambar 3.12 Pengerjaan pelat lantai metode precast 17
Gambar 3.13 Pengerjaan pelat lantai metode bondek 18
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perkembangan konstruksi saat ini semakin maju, seiring dengan
pembangunan yang kian banyak dilakukan, baik berupa gedung-gedung tinggi
maupun infrastrukstur lainnya. Dalam perkembangan tersebut metode konstruksi
adalah salah satu pilarnya Beton telah menjadi salah satu konstruksi yang paling
banyak dimanfaatkan. Hal itu dikarenakan beberapa keunggulan yang dimilikinya,
baik karena material pembentuknya yang mudah didapatkan juga karena mudah
dalam pembuatan.
Beton seiring perkembangannya dalam hal konstruksi bangunan sering
digunakan sebagai struktur dan dapat digunakan untuk hal-hal lainnya lagi.
Banyak hal yang dapat dilakukan dengan beton dalam bangunan, contohnya saja
dalam struktur beton yang kini telah terdiri dari kolom, pondasi dan pela.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian dari latar belakang diatas, maka permasalahan dapat
dirumuskan adalah:
1. Bagaimana sistem penulangan pada pelat beton bertulang?
2. Bagaimana sistem penerapan pelat beton bertulang dalam dunia
konstruksi?
3. Bagaimana cara membaca simbol-simbol dalam penulangan pelat beton
bertulang?
1.3 Tujuan Penelitian
Dari rumusan permasalahan, maka makalah ini disusun dengan tujuan:
2
1. Mengetahui definisi beton.
2. Mengetahui material penyusun beton.
3. Mengetahui sifat – sifat serta kelebihan dan kekurangan beton.
4. Mengetahui definisi pelat beton bertulang.
5. Mengetahui penerapan plat beton bertulang dalam konstruksi.
6. Mengetahui cara membaca simbol-simbol pada gambar penulangan
1.4 Manfaat Peneliatian
Manfaat yang diperoleh dalam makalah ini adalah dapat menambah
khazanah ilmu pengetahuan bidang Teknik Sipil seperti penerapan pelat beton
bertulang dalam dunia konstruksi, sistem penulangan, tumpuan serta jenis-jenis
perletakan pelat pada balok yang sangat berguna terutama dalam dunia kerja
dikemudian hari.
1.5 Metode Penelitian
Dalam penulisan makalah ini, untuk mendapatkan data dan informasi yang
diperlukan, kami mempergunakan metode studi pustaka. Metode studi pustaka
atau literatur ini dilakukan dengan cara mendapatkan data atau informasi tertulis
yang bersumber dari buku-buku, dan berbagai artikel diinternet yang menurut
kami dapat mendukung penelitian ini.
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Beton
Beton didefinisikan “sebagai campuran antara semen portland atau semen
hidraulik yang lain, agregat halus, agregat kasar, dan air, dengan atau tanpa
bahan tambahan membentuk massa padat” (SK SNI T-15-1991-03). Sifat-sifat
dan karakteristik material penyusun beton akan mempengaruhi kinerja dari beton
yang dibuat. Pemilihan material yang memenuhi persyaratan sangat penting dalam
perencanaan beton, sehingga diperoleh kekuatan yang optimum. Selain itu
kemudahan pengerjaan (workabilitas) juga sangat dibutuhkan pada perancangan
beton. Meskipun suatu struktur beton dirancang agar mempunyai kuat tekan yang
tinggi, tetapi jika rancangan tersebut tidak dapat diimplementasikan di lapangan
karena sulit untuk dikerjakan, maka rancangan tersebut menjadi percuma.
Biasanya dipercayai bahwa beton mengering setelah pencampuran dan
peletakan. Sebenarnya, beton tidak menjadi padat karena airmenguap, tetapi
semen berhidrasi, mengelem komponen lainnya bersama dan akhirnya
membentuk material seperti-batu. Beton digunakan untuk membuat perkerasan
jalan, struktur bangunan, fondasi, jalan, jembatan penyeberangan, struktur
parkiran, dasar untuk pagar/gerbang, dan semen dalam bata atau tembok blok.
Nama lama untuk beton adalah batu cair.
Dalam perkembangannya banyak ditemukan beton baru hasil modifikasi,
seperti beton ringan, beton semprot (eng: shotcrete), beton fiber,beton
berkekuatan tinggi, beton berkekuatan sangat tinggi, beton mampat sendiri (eng:
self compacted concrete) dll. Saat ini beton merupakan bahan bangunan yang
paling banyak dipakai di dunia.
4
2.2 Material Penyusun Beton
Semen yang diaduk dengan air akan membentuk pasta semen. Jika pasta
semen ditambah dengan pasir akan menjadi mortar semen. Jika ditambah lagi
dengan kerikil/batu pecah disebut beton. Pada umumnya, beton mengandung
rongga udara sekitar 1% - 2%, pasta semen (semen dan air) sekitar 25% - 40%
dan agregat (agregat halus dan agregat kasar) sekitar 60% - 75%. Untuk
mendapatkan kekuatan yang baik, sifat dan karakteristik dari masing-masing
bahan penyusun tersebut perlu dipelajari.
Gambar 2.1 Material Penyusun Beton
2.3 Sifat Beton
Sebagaimana disebutkan sebelumnya, beton memiliki kuat tekan yang
tinggi namun kuat tarik yang lemah. Untuk kuat tekan, di Indonesia sering
digunakan satuan kg/cm² dengan simbol K. Misal, beton mutu K300 berarti
memiliki kuat tekan 30 MPa. Kuat hancur dari beton sangat dipengaruhi oleh
beberapa faktor :
 Jenis dan kualitas semen
 Jenis dan lekak lekul bidang permukaan agregat. Kenyataan menunjukkan
bahwa penggunaan agregat akan menghasilkan beton dengan kuat tekan
dan kuat tarik lebih besar daripada penggunaan kerikil halus dari sungai.
5
 Perawatan. Kehilangan kekuatan sampai dengan sekitar 40% dapat terjadi
bila pengeringan diadakan sebelum waktunya. Perawatan adalah hal yang
sangat penting pada pekerjaan lapangan dan pada pembuatan benda uji.
 Suhu. Pada umumnya kecepatan pengerasan beton bertambah dengan
bertambahnya suhu. Pada titik beku kuat tekan akan tetap rendah untuk
waktu yang lama.
 Umur. Pada kekeadaan yang normal kekuatan beton bertambah dengan
umurnya.
2.4 Kelebihan Beton
 Harganya relatif murah karena menggunakan bahan-bahan dasar dari
bahan lokal, kecuali semen Portland.
 Beton termasuk tahan aus dan tahan kebakaran, sehingga biaya perawatan
termasuk rendah
 Beton termasuk bahan yang berkekuatan tekan tinggi, serta mempunyai
sifat tahan terhadap pengkaratan/pembusukan oleh kondisi lingkungan.
 Ukuran lebih kecil jika dibandingkan dengan beton tak bertulang atau
pasangan batu.
 Beton segar dapat dengan mudah diangkut maupun dicetak dalam bentuk
apapun dan ukuran seberapapun tergantung keinginan .
2.5 Kekurangan Beton
 Kuat tarik rendah, sehingga mudah retak. Oleh karena itu perlu diberi baja
tulangan, atau tulangan kasa.
 Beton segar mengerut saat pengeringan dan beton keras mengembang jika
basah sehingga dilatasi (constraction joint) perlu diadakan pada beton
yang panjang/lebar untuk memberi tempat bagi susut pengerasan dan
pengembangan beton.
 Beton keras mengembang dan menyusut bila terjadi perubahan suhu
sehingga perlu dibuat dilatasi (expansion joint) untuk mencegah terjadinya
retak-retak akibat perubahan suhu.
6
 Beton sulit untuk kedap air secara sempurna, sehingga selalu dapat
dimasuki air, dan air yang membawa kandungan garam dapat merusakkan
beton.
 Bersifat getas (tidak daktail) sehingga harus dihitung dan didetail secara
seksama agar setelah dikombinasikan dengan baja tulangan menjadi
bersifat daktail, terutama pada struktur tahan gempa.
7
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Pengenalan Pelat
3.1.1 Definisi Pelat
Pelat beton bertulang yaitu struktur tipis yang dibuat dari beton bertulang
dengan bidang yang arahnya horizontal dan beban yang bekerja tegak lurus pada
bidang struktur tersebut. Ketebalan bidang pelat ini relatif sangat kecil apabila
dibandingkan dengan bentang panjang atau lebar bidangnya. Pelat beton bertulang
ini sangat kaku dan arahnya horizontal, sehingga pada bangunan gedung pelat ini
berfungsi sebagai diafragma atau unsur pengaku horizontal yang sangat
bermanfaat untuk mendukung ketegaran balok portal.
Pelat beton bertulang banyak digunakan pada bangunan sipil baik sebagai
lantai bangunan, lantai atap dari suatu gedung, lantai jembatan maupun lantai pada
dermaga. Beban yang bekerja pada pelat umumnya diperhitungkan terhadap
beban gravitasi (beban mati dan/atau beban hidup). Beban tersebut mengakibatkan
terjadi momen lentur, oleh karena itu pelat juga direncanakan terhadap beban
lentur.
3.1.2 Tumpuan Pelat
Untuk bangunan gedung, umumnya pelat tersebut ditumpu oleh balok-
balok dengan berbagai sistem sebagai berikut:
 Monolit, yaitu pelat dan balok dicor bersama-sama sehingga menjadi satu
kesatuan.
 Ditumpu dinding-dinding/tembok bangunan.
 Didukung oleh balok-balok baja dengan sistem komposit.
 Didukung oleh kolom secara langsung tanpa balok, dikenal dengan pelat
cendawan.
8
Gambar 3.1 Penumpu Pelat
3.1.3 Jenis Perletakan Pelat pada Balok
 Terletak bebas
Jika pelat diletakkan begitu saja diatas balok, atau antara pelat dan balok
tidak dicor bersama-sama sehingga pelat dapat berotasi bebas pada
tumpuan tersebut.
 Terjepit elastis
Jika pelat dan balok dicor bersama-sama secara monolit, tetapi ukuran
balok cukup kecil shingga balok tidak cukup kuat untuk mencegah
terjadinya rotasi.
 Terjepit penuh
Jika pelat dan balok dicor bersama-sama secara monolit, dan ukuran balok
cukup besar sehingga mampu untuk mencegah terjadinya rotasi pelat.
9
Gambar 3.2 Jenis perletakan pelat pada balok
3.2 Sistem Penulangan Pelat
3.2.1 Penulangan Pelat Satu Arah
Pelat dengan tulangan pokok satu arah ini dijumpai jika pelat beton lebih
dominan menahan beban yang berupa momen lentur pada bentang satu arah saja.
Gambar 3.3 Contoh pelat dengan penulangan satu arah
Karena momen lentur hanya bekerja pada satu arah saja, yaitu searah
dengan bentang λ, maka tulangan pokok juga dipasang satu arah yang searah
bentang λ tersebut. Untuk menjaga kedudukan tulangan pokok pada saat
10
pengecoran beton tidak berubah dari tempat semula, maka dipasang pula tulangan
tambahan yang arahnya tegak lurus tulangan pokok. Tulangan tambahan ini
disebut tulangan bagi.
Kedudukan tulangan pokok dan tulangan bagi selalu bersilangan tegak
lurus, tulangan pokok dipasang dekat dengan tepi luar beton. Sedangkan tulangan
bagi dipasang di bagian dalamnya dan menempel pada tulangan pokok.
3.2.2 Penulangan Pelat Dua Arah
Pelat dengan tulangan pokok dua arah ini akan dijumpai jika pelat beton
menahan beban yang berupa momen lentur pada bentang dua arah.
Gambar 3.4 Contoh pelat dengan penulangan dua arah
Karena momen lentur bekerja pada dua arah yaitu searah dengan bentang
lx dan bentang ly, maka tulangan pokok juga dipasang pada dua arah yang saling
tegak lurus (bersilangan), sehingga tidak perlu lagi tulangan bagi.
11
3.3 Pelat dengan Satu Tumpuan
Pelat yang ditumpu satu sisi (tumpuan jepit). Pada umumnya pelat satu
tumpuan sering disebut pelat luifel atau pelat kantilever. Pelat ini termasuk jenis
pelat satu arah, karena beban lentur hanya bekerja pada satu arah saja yang
menghasilkan momen negatif.
Karena termasuk pelat satu arah, maka harus dihitung tulangan pokok serta
tulangan bagi (tulangan susut dan suhu) dan karena momen lenturnya negatif,
maka kedua tulangan tersebut dipasang dibagian atas.
Gambar 3.5 Contoh penulangan pelat dengan satu tumpuan
3.4 Pelat dengan Dua Tumpuan Sejajar
Pelat yang ditumpu oleh dua tumpuan berpasangan, yang dapat berupa
tumpuan bebas, tumpuan jepit elastis, maupun tumpuan jepit penuh. Pelat ini
termasuk jenis pelat satu arah yang dapat menghasilkan momen positif di
lapangan atau bentang tengah dan momen negatif di ujung pelat.
Untuk daerah momen positif yaitu di daerah bentang tengah tulangan
dipasang di bawah, sedangkan untuk daerah momen negatif yaitu di daerah ujung
pelat tulangan dipasang di atas. Baik daerah momen positif maupun momen
negatif tersebut harus dipasang dua jenis tulangan, yaitu tulangan pokok dan
tulangan bagi.
12
Gambar 3.6 Contoh penulangan pelat dengan dua tumpuan sejajar
3.5 Pelat dengan Empat Tumpuan Saling Sejajar
Pelat dengan empat tumpuan yang saling sejajar termasuk pelat dua arah,
karena menahan momen lentur dalam dua arah yaitu arah lx dan arah ly. Beban
merata q yang bekerja di atas pelat dapat mengakibatkan lendutan pada pelat,
sehingga pelat melengkung ke bawah. Lendutan maksimal pada pelat akan terjadi
di tengah bentang, kemudian menyebar ke semua arah di antara bentang lx
maupun bentang ly dan secara berangsur-angsur lendutannya semakin kecil
menuju ke tumpuan (balok).
Gambar 3.7 Contoh pelat dengan empat tumpuan saling sejajar
13
Lendutan dan momen lentur yang terjadi merupakan fungsi dari beban
yang bekerja pada pelat. Semakin besar beban yang bekerja di atas pelat, semakin
besar pula lendutan maupun momen lentur yang akan ditimbulkannya.
3.6 Pelat Tangga Beton Bertulang
Tangga merupakan salah satu sarana pendukung dari dua tempat yang
berbeda level atau ketinggiannya. Pada bangunan gedung bertingkat, umumnya
tangga digunakan sebagai sarana penghubung antara lantai tingkat yang satu
dengan lantai tingkat lain, khususnya bagi pejalan kaki.
Menurut Djojowirono (1984), penentuan sudut kemiringan tangga
bergantung pada fungsi tangga yang akan dibangun, sebagai pedoman dapat
diambil ketentuan berikut:
 Tangga mobil masuk garasi, sudut maksimal 12,5 atau dengan kemiringan
1 : 4,5.
 Tangga diluar bangunan, sudut kemiringan 30 – 35 atau kemiringan 1 : 7,5
sampai 1 : 1,4.
 Tangga perumahan dan bangunan gedung pada umumnya sudut
kemiringan 30 – 35 atau kemiringan 1 : 1,7 sampai 1 : 1,4.
 Tangga dengan sudut kemiringan sama atau lebih besar dari 41, disebut
tangga curam.
3.6.1 Komponen Tangga
 Badan/pelat tangga, digunakan sebagai saran lalu lintas naik turun antar
lantai.
 Bordes, digunakan sebagai tempat berhenti sementara bagi pejalan yang
merasa lelah pada saat melewati tangga.
 Anak tangga, digunakan sebagai tempat kaki berpijak ketika melalui
tangga.
 Sandaran, digunakan sebagai pegangan agar lebih aman dapat melewati
tangga.
14
Gambar 3.8 Komponen-komponen tangga
3.6.2 Bentuk Tangga
 Jika ruangannya luas, maka tangga dapat dibuat dengan bentuk “L”.
 Jika ruanggan agak sempit dan panjang, maka tangga dapat dibuat dengan
bentuk “I”.
 Jika ruangannya sempit dan tidak panjang, maka dapat dibuat tangga
putar.
 Jika ruangan luas dengan pertimbangan arsitektur, maka dibuat tangga
layang.
Gambar 3.9 Bentuk tangga
15
3.7 Metode Pelaksanaan Pelat Lantai
3.7.1 Metode Konvensional
Seluruh struktur plat lantai dikerjakan ditempat, bekisting menggunakan
plywood dengan perancah scaffolding. Ini merupakan cara lama yang paling
banyak digunkana namun membutuhkan waktu lama serta biaya tinggi. Kondisi
ini kemudian menyebabkan banyak pekerja proyek berlomba-lomba melakukan
inovasi untuk mendapatkan hasil yang lebih baik sekaligus biaya termurah.
Gambar 3.10 Pengerjaan pelat lantai metode konvensional
16
3.7.2 Metode Half Slab
Disebut half slab karena separuh struktur palt lantai dikerjakan dengan
sistem precast, bagian tersebut bisa dibuat di pabrik lalu dikirim ke lokasi proyek
untuk dipasang, selanjutnya dilakukan pemasangan besi tulangan bagian atas lalu
dilakukan pengecoran separuh plat ditempat. Kelebihannya yaitu adanya
pengurangan waktu serta biaya pekerjaan bekisting. Namun, tidak semua bagian
plat gedung bisa dibuat dengan sistem half slab, contohnya area plat kantilever
baguan pinggir biasanya tetap dipasangan dengan sistem konvensional, are toilet
juga sebaiknya dibuat secara konvensional untuk menghindari kebocoran.
Gambar 3.11 Pengerjaan pelat lantai metode half slab
3.7.3 Metode Precast
Bisa dibilang bahwa ini merupakan sistem paling cepat, nmaun yang perlu
diperhatikan jika menggunkan metode ini adalah segi kekuatan alat angkat.
Misalnya kuat angkat ujung tower crane harus lebih besar dan total berat beton
17
precast dapat dilakukan dipabrik sejak dini lalu tinggal dikirim ke lokasi proyek
untuk dipasang.
Gambar 3.12 Pengerjaan pelat lantai metode precast
3.7.4 Metode Bondek
Tulangan bawah dihilangkan dan fungsinya digantikan oleh plat bondek
dengan begini diharapkan ada penghematan besi tulangan dan bekisting
dibawahnya. Tulangan atas bisa dibuat dalam bentuk batangan atau diganti
dengan besi wiremesh agar lebih cepat saat pemasangan.
18
Gambar 3.13 Pengerjaan pelat lantai metode bondek
19
BAB IV
PENUTUP
Kesimpulan
Pelat beton bertulang sangat kaku dan arahnya horizontal, sehingga pada
bangunan gedung pelat ini berfungsi sebagai diafragma atau unsur pengaku
horizontal yang sangat bermanfaat untuk mendukung ketegaran balok portal
dengan memperhitungkan beban yang bekerja pada pelat terhadap beban gravitasi.
Dalam pengaplikasiannya dalam konstruksi, pelat digunakan sebagai lantai
bangunan, lantai atap sebuah gedung, lantai jembatan, lantai dermaga serta tanga.
Jenis perletakan pelat pada balok yaitu terletak bebas, terjepit elastis dan
terjepit penuh. Sistem penulangannya terbagi atas penulangan satu arah dan dua
arah. Dan berdasarkan tumpuan terdiri dari satu tumpuan, dua tumpuan saling
sejajar dan emapat tumpuan saling sejajar.
20
DAFTAR PUSTAKA
Asroni, Ali. (2010). Balok dan Pelat Beton Bertulang. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Serbaneka, B. (2013). Menggambar Rencana Pelat Lantai Bangunan. Diambil
pada 8 Maret 2014 dari
http://belajarserbaneka.blogspot.com/2013/11/menggambar-rencana-pelat-
lantai-bangunan.html
Vis, W.C., Kusuma, Gideon. (1993). Dasar – Dasar Perencanaan Beton
Bertulang (CUR-1). Jakarta: Erlangga (Anggota IKAPI).
21
LAMPIRAN
22
23
Catatan:
Untuk mengatasi kesulitan memabaca simbol-simbol dan keterangan dalan
penggambaran konstruksi.

Más contenido relacionado

La actualidad más candente

contoh soal menghitung momen ultimate pada balok
contoh soal menghitung momen ultimate pada balokcontoh soal menghitung momen ultimate pada balok
contoh soal menghitung momen ultimate pada balokShaleh Afif Hasibuan
 
SNI 1726-2012 Tata cara perencanaan ketahanan gempa untuk struktur bangunan g...
SNI 1726-2012 Tata cara perencanaan ketahanan gempa untuk struktur bangunan g...SNI 1726-2012 Tata cara perencanaan ketahanan gempa untuk struktur bangunan g...
SNI 1726-2012 Tata cara perencanaan ketahanan gempa untuk struktur bangunan g...Mira Pemayun
 
Eksentrisitas pada-pondasi
Eksentrisitas pada-pondasiEksentrisitas pada-pondasi
Eksentrisitas pada-pondasidwidam
 
Daya dukung pondasi dengan analisis terzaghi
Daya dukung pondasi dengan analisis terzaghiDaya dukung pondasi dengan analisis terzaghi
Daya dukung pondasi dengan analisis terzaghiAyu Fatimah Zahra
 
Contoh metode pelaksanaan pekerjaan jalan raya
Contoh metode pelaksanaan pekerjaan jalan rayaContoh metode pelaksanaan pekerjaan jalan raya
Contoh metode pelaksanaan pekerjaan jalan rayaMOSES HADUN
 
Struktur baja-5 lentur-balok
Struktur baja-5 lentur-balokStruktur baja-5 lentur-balok
Struktur baja-5 lentur-balokLeticia Freidac
 
Perencanaan struktur kolom komposit
Perencanaan struktur kolom kompositPerencanaan struktur kolom komposit
Perencanaan struktur kolom kompositAfret Nobel
 
SNI 2847-2013 Persyaratan Beton Struktural Untuk Bangunan Gedung
SNI 2847-2013 Persyaratan Beton Struktural Untuk Bangunan GedungSNI 2847-2013 Persyaratan Beton Struktural Untuk Bangunan Gedung
SNI 2847-2013 Persyaratan Beton Struktural Untuk Bangunan GedungMira Pemayun
 
perhitungan jembatan
perhitungan jembatanperhitungan jembatan
perhitungan jembatanFarid Thahura
 
Pelat beton bertulang
Pelat beton bertulangPelat beton bertulang
Pelat beton bertulangReski Aprilia
 
contoh kerjaan struktur beton bertulang 2
contoh kerjaan struktur beton bertulang 2contoh kerjaan struktur beton bertulang 2
contoh kerjaan struktur beton bertulang 2Aryo Bimantoro
 
TUGAS BESAR GEOMETRIK JALAN RAYA
TUGAS BESAR GEOMETRIK JALAN RAYATUGAS BESAR GEOMETRIK JALAN RAYA
TUGAS BESAR GEOMETRIK JALAN RAYAAristo Amir
 
Sni 1725 2016 pembebanan untuk jembatan
Sni 1725 2016 pembebanan untuk jembatanSni 1725 2016 pembebanan untuk jembatan
Sni 1725 2016 pembebanan untuk jembatanterbott
 
Bab 2 perencanaan gording
Bab 2 perencanaan gordingBab 2 perencanaan gording
Bab 2 perencanaan gordingGraham Atmadja
 

La actualidad más candente (20)

contoh soal menghitung momen ultimate pada balok
contoh soal menghitung momen ultimate pada balokcontoh soal menghitung momen ultimate pada balok
contoh soal menghitung momen ultimate pada balok
 
Tabel baja-wf-lrfd
Tabel baja-wf-lrfdTabel baja-wf-lrfd
Tabel baja-wf-lrfd
 
SNI 1726-2012 Tata cara perencanaan ketahanan gempa untuk struktur bangunan g...
SNI 1726-2012 Tata cara perencanaan ketahanan gempa untuk struktur bangunan g...SNI 1726-2012 Tata cara perencanaan ketahanan gempa untuk struktur bangunan g...
SNI 1726-2012 Tata cara perencanaan ketahanan gempa untuk struktur bangunan g...
 
Eksentrisitas pada-pondasi
Eksentrisitas pada-pondasiEksentrisitas pada-pondasi
Eksentrisitas pada-pondasi
 
Daya dukung pondasi dengan analisis terzaghi
Daya dukung pondasi dengan analisis terzaghiDaya dukung pondasi dengan analisis terzaghi
Daya dukung pondasi dengan analisis terzaghi
 
Contoh metode pelaksanaan pekerjaan jalan raya
Contoh metode pelaksanaan pekerjaan jalan rayaContoh metode pelaksanaan pekerjaan jalan raya
Contoh metode pelaksanaan pekerjaan jalan raya
 
Struktur baja-5 lentur-balok
Struktur baja-5 lentur-balokStruktur baja-5 lentur-balok
Struktur baja-5 lentur-balok
 
Perencanaan struktur kolom komposit
Perencanaan struktur kolom kompositPerencanaan struktur kolom komposit
Perencanaan struktur kolom komposit
 
SNI 2847-2013 Persyaratan Beton Struktural Untuk Bangunan Gedung
SNI 2847-2013 Persyaratan Beton Struktural Untuk Bangunan GedungSNI 2847-2013 Persyaratan Beton Struktural Untuk Bangunan Gedung
SNI 2847-2013 Persyaratan Beton Struktural Untuk Bangunan Gedung
 
105567761 tabel-baja-gunung-garuda
105567761 tabel-baja-gunung-garuda105567761 tabel-baja-gunung-garuda
105567761 tabel-baja-gunung-garuda
 
perhitungan jembatan
perhitungan jembatanperhitungan jembatan
perhitungan jembatan
 
Pelat beton bertulang
Pelat beton bertulangPelat beton bertulang
Pelat beton bertulang
 
contoh kerjaan struktur beton bertulang 2
contoh kerjaan struktur beton bertulang 2contoh kerjaan struktur beton bertulang 2
contoh kerjaan struktur beton bertulang 2
 
Perencanaan Kolom
Perencanaan KolomPerencanaan Kolom
Perencanaan Kolom
 
TUGAS BESAR GEOMETRIK JALAN RAYA
TUGAS BESAR GEOMETRIK JALAN RAYATUGAS BESAR GEOMETRIK JALAN RAYA
TUGAS BESAR GEOMETRIK JALAN RAYA
 
2. pci girder
2. pci girder2. pci girder
2. pci girder
 
Sni 1725 2016 pembebanan untuk jembatan
Sni 1725 2016 pembebanan untuk jembatanSni 1725 2016 pembebanan untuk jembatan
Sni 1725 2016 pembebanan untuk jembatan
 
1 perhitungan-balok
1 perhitungan-balok1 perhitungan-balok
1 perhitungan-balok
 
Bab 2 perencanaan gording
Bab 2 perencanaan gordingBab 2 perencanaan gording
Bab 2 perencanaan gording
 
PENGENALAN PONDASI
PENGENALAN PONDASIPENGENALAN PONDASI
PENGENALAN PONDASI
 

Destacado

Perancangan campuran beton
Perancangan campuran betonPerancangan campuran beton
Perancangan campuran betonindah0330
 
Modul 10-geometrik-jalan-rel-jalan-rel
Modul 10-geometrik-jalan-rel-jalan-relModul 10-geometrik-jalan-rel-jalan-rel
Modul 10-geometrik-jalan-rel-jalan-relikhwan215
 
Struktur Beton - Kolom
Struktur Beton - KolomStruktur Beton - Kolom
Struktur Beton - KolomReski Aprilia
 
diklat pisk palembang Pengendalian mutu beton
diklat pisk palembang Pengendalian mutu beton diklat pisk palembang Pengendalian mutu beton
diklat pisk palembang Pengendalian mutu beton Abdul Majid
 
Sni pengujian beton
Sni pengujian betonSni pengujian beton
Sni pengujian betongede sancita
 
analisa perhitungan tulangan pelat lantai
analisa perhitungan tulangan pelat lantaianalisa perhitungan tulangan pelat lantai
analisa perhitungan tulangan pelat lantaiYusron Dwi Mangestika
 
Teknologi Beton - Perkembangan Beton
Teknologi Beton - Perkembangan BetonTeknologi Beton - Perkembangan Beton
Teknologi Beton - Perkembangan Betonnoussevarenna
 
Teknik Sipil - Perancangan beton metode aci
Teknik Sipil - Perancangan beton metode aciTeknik Sipil - Perancangan beton metode aci
Teknik Sipil - Perancangan beton metode acinoussevarenna
 
Perbaikan Beton dan pelaksanaannyaa
Perbaikan Beton dan pelaksanaannyaaPerbaikan Beton dan pelaksanaannyaa
Perbaikan Beton dan pelaksanaannyaaAdita Utami
 
Gambar Kerja Rumah 2 Lantai (Gambar Arsitektural, Mekanikal Elektrikal & Plum...
Gambar Kerja Rumah 2 Lantai (Gambar Arsitektural, Mekanikal Elektrikal & Plum...Gambar Kerja Rumah 2 Lantai (Gambar Arsitektural, Mekanikal Elektrikal & Plum...
Gambar Kerja Rumah 2 Lantai (Gambar Arsitektural, Mekanikal Elektrikal & Plum...caturprasetyo11tgb1
 
Uji kuat&point load test
Uji kuat&point load testUji kuat&point load test
Uji kuat&point load testhamdi101996
 
Sni 1972-2008 cara-uji_slump_beton
Sni 1972-2008 cara-uji_slump_betonSni 1972-2008 cara-uji_slump_beton
Sni 1972-2008 cara-uji_slump_betonFeryanto Berutu
 
274264497 cara-memperbaiki-bangunan-sederhana-yang-rusak-akibat-gempa
274264497 cara-memperbaiki-bangunan-sederhana-yang-rusak-akibat-gempa274264497 cara-memperbaiki-bangunan-sederhana-yang-rusak-akibat-gempa
274264497 cara-memperbaiki-bangunan-sederhana-yang-rusak-akibat-gempaRie Aizawa
 
01 mix design_aci211.1_2009
01 mix design_aci211.1_200901 mix design_aci211.1_2009
01 mix design_aci211.1_2009Tony Wang
 
Perkerasan Kaku dan Lentur (Perkerasan Jalan Raya)
Perkerasan Kaku dan Lentur (Perkerasan Jalan Raya)Perkerasan Kaku dan Lentur (Perkerasan Jalan Raya)
Perkerasan Kaku dan Lentur (Perkerasan Jalan Raya)Herlyn Meylisa
 
SNI beton 7833-2012 Tata cara perancangan beton pracetak dan beton prategang ...
SNI beton 7833-2012 Tata cara perancangan beton pracetak dan beton prategang ...SNI beton 7833-2012 Tata cara perancangan beton pracetak dan beton prategang ...
SNI beton 7833-2012 Tata cara perancangan beton pracetak dan beton prategang ...Mira Pemayun
 
Gambar Kerja Rumah Minimalis 1 Lantai Lomba AutoCAD Skills Competition 2017 U...
Gambar Kerja Rumah Minimalis 1 Lantai Lomba AutoCAD Skills Competition 2017 U...Gambar Kerja Rumah Minimalis 1 Lantai Lomba AutoCAD Skills Competition 2017 U...
Gambar Kerja Rumah Minimalis 1 Lantai Lomba AutoCAD Skills Competition 2017 U...caturprasetyo11tgb1
 

Destacado (20)

Perancangan campuran beton
Perancangan campuran betonPerancangan campuran beton
Perancangan campuran beton
 
Modul 10-geometrik-jalan-rel-jalan-rel
Modul 10-geometrik-jalan-rel-jalan-relModul 10-geometrik-jalan-rel-jalan-rel
Modul 10-geometrik-jalan-rel-jalan-rel
 
Struktur Beton - Kolom
Struktur Beton - KolomStruktur Beton - Kolom
Struktur Beton - Kolom
 
diklat pisk palembang Pengendalian mutu beton
diklat pisk palembang Pengendalian mutu beton diklat pisk palembang Pengendalian mutu beton
diklat pisk palembang Pengendalian mutu beton
 
Bismillah
BismillahBismillah
Bismillah
 
Sni pengujian beton
Sni pengujian betonSni pengujian beton
Sni pengujian beton
 
analisa perhitungan tulangan pelat lantai
analisa perhitungan tulangan pelat lantaianalisa perhitungan tulangan pelat lantai
analisa perhitungan tulangan pelat lantai
 
Teknologi Beton - Perkembangan Beton
Teknologi Beton - Perkembangan BetonTeknologi Beton - Perkembangan Beton
Teknologi Beton - Perkembangan Beton
 
Hammer test report
Hammer test reportHammer test report
Hammer test report
 
Teknik Sipil - Perancangan beton metode aci
Teknik Sipil - Perancangan beton metode aciTeknik Sipil - Perancangan beton metode aci
Teknik Sipil - Perancangan beton metode aci
 
Perbaikan Beton dan pelaksanaannyaa
Perbaikan Beton dan pelaksanaannyaaPerbaikan Beton dan pelaksanaannyaa
Perbaikan Beton dan pelaksanaannyaa
 
Gambar Kerja Rumah 2 Lantai (Gambar Arsitektural, Mekanikal Elektrikal & Plum...
Gambar Kerja Rumah 2 Lantai (Gambar Arsitektural, Mekanikal Elektrikal & Plum...Gambar Kerja Rumah 2 Lantai (Gambar Arsitektural, Mekanikal Elektrikal & Plum...
Gambar Kerja Rumah 2 Lantai (Gambar Arsitektural, Mekanikal Elektrikal & Plum...
 
Jalan rel-27112010
Jalan rel-27112010Jalan rel-27112010
Jalan rel-27112010
 
Uji kuat&point load test
Uji kuat&point load testUji kuat&point load test
Uji kuat&point load test
 
Sni 1972-2008 cara-uji_slump_beton
Sni 1972-2008 cara-uji_slump_betonSni 1972-2008 cara-uji_slump_beton
Sni 1972-2008 cara-uji_slump_beton
 
274264497 cara-memperbaiki-bangunan-sederhana-yang-rusak-akibat-gempa
274264497 cara-memperbaiki-bangunan-sederhana-yang-rusak-akibat-gempa274264497 cara-memperbaiki-bangunan-sederhana-yang-rusak-akibat-gempa
274264497 cara-memperbaiki-bangunan-sederhana-yang-rusak-akibat-gempa
 
01 mix design_aci211.1_2009
01 mix design_aci211.1_200901 mix design_aci211.1_2009
01 mix design_aci211.1_2009
 
Perkerasan Kaku dan Lentur (Perkerasan Jalan Raya)
Perkerasan Kaku dan Lentur (Perkerasan Jalan Raya)Perkerasan Kaku dan Lentur (Perkerasan Jalan Raya)
Perkerasan Kaku dan Lentur (Perkerasan Jalan Raya)
 
SNI beton 7833-2012 Tata cara perancangan beton pracetak dan beton prategang ...
SNI beton 7833-2012 Tata cara perancangan beton pracetak dan beton prategang ...SNI beton 7833-2012 Tata cara perancangan beton pracetak dan beton prategang ...
SNI beton 7833-2012 Tata cara perancangan beton pracetak dan beton prategang ...
 
Gambar Kerja Rumah Minimalis 1 Lantai Lomba AutoCAD Skills Competition 2017 U...
Gambar Kerja Rumah Minimalis 1 Lantai Lomba AutoCAD Skills Competition 2017 U...Gambar Kerja Rumah Minimalis 1 Lantai Lomba AutoCAD Skills Competition 2017 U...
Gambar Kerja Rumah Minimalis 1 Lantai Lomba AutoCAD Skills Competition 2017 U...
 

Similar a Pelat Beton Bertulang

Modul-Praktek-Kerja-Beton (2).pdf
Modul-Praktek-Kerja-Beton (2).pdfModul-Praktek-Kerja-Beton (2).pdf
Modul-Praktek-Kerja-Beton (2).pdfDonKabo1
 
ilmu-bahan-beton-2a.ppt
ilmu-bahan-beton-2a.pptilmu-bahan-beton-2a.ppt
ilmu-bahan-beton-2a.pptAndin60
 
Bengkel beton
Bengkel betonBengkel beton
Bengkel betonYoshua .
 
idoc.pub_makalah-struktur-beton-bertulang.pdf
idoc.pub_makalah-struktur-beton-bertulang.pdfidoc.pub_makalah-struktur-beton-bertulang.pdf
idoc.pub_makalah-struktur-beton-bertulang.pdfCandraSartiko
 
LAPORAN PKL PEKERJAAN KOLOM LANTAI 1 DAN K3
LAPORAN PKL  PEKERJAAN KOLOM LANTAI 1 DAN K3 LAPORAN PKL  PEKERJAAN KOLOM LANTAI 1 DAN K3
LAPORAN PKL PEKERJAAN KOLOM LANTAI 1 DAN K3 sukrohejo
 
jteknologi_2015_12_2_7_soumokil.pdf
jteknologi_2015_12_2_7_soumokil.pdfjteknologi_2015_12_2_7_soumokil.pdf
jteknologi_2015_12_2_7_soumokil.pdfNizarTarmidzi
 
Gambar dan spec
Gambar dan specGambar dan spec
Gambar dan specian skay
 
Teknologi beton mutu tinggi
Teknologi beton mutu tinggiTeknologi beton mutu tinggi
Teknologi beton mutu tinggiIndah Samad
 
Self compacting concrete
Self compacting concreteSelf compacting concrete
Self compacting concreteIndah Samad
 
Bab inew-update-24juni
Bab inew-update-24juniBab inew-update-24juni
Bab inew-update-24juniAdi Sansakerta
 
1c. PENDAHULUAN ( PENGERTIAN BTN BRTL ).pdf
1c. PENDAHULUAN ( PENGERTIAN  BTN  BRTL ).pdf1c. PENDAHULUAN ( PENGERTIAN  BTN  BRTL ).pdf
1c. PENDAHULUAN ( PENGERTIAN BTN BRTL ).pdfQurniaSari1
 
TEKNIK PEMASANGAN TIANG PANCANG ULIN MENARA PENGAWAS MANGROVE DI MANGROVE CEN...
TEKNIK PEMASANGAN TIANG PANCANG ULIN MENARA PENGAWAS MANGROVE DI MANGROVE CEN...TEKNIK PEMASANGAN TIANG PANCANG ULIN MENARA PENGAWAS MANGROVE DI MANGROVE CEN...
TEKNIK PEMASANGAN TIANG PANCANG ULIN MENARA PENGAWAS MANGROVE DI MANGROVE CEN...Reski Aprilia
 
Slide-TSP208-TSP-208-001-Teknologi-Bahan-Konstruksi.pdf
Slide-TSP208-TSP-208-001-Teknologi-Bahan-Konstruksi.pdfSlide-TSP208-TSP-208-001-Teknologi-Bahan-Konstruksi.pdf
Slide-TSP208-TSP-208-001-Teknologi-Bahan-Konstruksi.pdfMVikriRamadhan
 
Perhitungan Beton Bertulang
Perhitungan Beton BertulangPerhitungan Beton Bertulang
Perhitungan Beton BertulangAsep Nuroni
 
Seminar Kerja Praktek (Internship Seminar Presentation)
Seminar Kerja Praktek (Internship Seminar Presentation)Seminar Kerja Praktek (Internship Seminar Presentation)
Seminar Kerja Praktek (Internship Seminar Presentation)Dita Lestari
 
PPT Kerja Praktek Bore Pile.pptx
PPT Kerja Praktek Bore Pile.pptxPPT Kerja Praktek Bore Pile.pptx
PPT Kerja Praktek Bore Pile.pptxJothysaMaheswari
 

Similar a Pelat Beton Bertulang (20)

Modul-Praktek-Kerja-Beton (2).pdf
Modul-Praktek-Kerja-Beton (2).pdfModul-Praktek-Kerja-Beton (2).pdf
Modul-Praktek-Kerja-Beton (2).pdf
 
ilmu-bahan-beton-2a.ppt
ilmu-bahan-beton-2a.pptilmu-bahan-beton-2a.ppt
ilmu-bahan-beton-2a.ppt
 
Bengkel beton
Bengkel betonBengkel beton
Bengkel beton
 
idoc.pub_makalah-struktur-beton-bertulang.pdf
idoc.pub_makalah-struktur-beton-bertulang.pdfidoc.pub_makalah-struktur-beton-bertulang.pdf
idoc.pub_makalah-struktur-beton-bertulang.pdf
 
Makalah Teknologi Bangunan
Makalah Teknologi BangunanMakalah Teknologi Bangunan
Makalah Teknologi Bangunan
 
TBK
TBKTBK
TBK
 
LAPORAN PKL PEKERJAAN KOLOM LANTAI 1 DAN K3
LAPORAN PKL  PEKERJAAN KOLOM LANTAI 1 DAN K3 LAPORAN PKL  PEKERJAAN KOLOM LANTAI 1 DAN K3
LAPORAN PKL PEKERJAAN KOLOM LANTAI 1 DAN K3
 
Alat dan bahan bab3
Alat dan bahan bab3Alat dan bahan bab3
Alat dan bahan bab3
 
jteknologi_2015_12_2_7_soumokil.pdf
jteknologi_2015_12_2_7_soumokil.pdfjteknologi_2015_12_2_7_soumokil.pdf
jteknologi_2015_12_2_7_soumokil.pdf
 
Gambar dan spec
Gambar dan specGambar dan spec
Gambar dan spec
 
Teknologi beton mutu tinggi
Teknologi beton mutu tinggiTeknologi beton mutu tinggi
Teknologi beton mutu tinggi
 
Self compacting concrete
Self compacting concreteSelf compacting concrete
Self compacting concrete
 
pondasi
pondasipondasi
pondasi
 
Bab inew-update-24juni
Bab inew-update-24juniBab inew-update-24juni
Bab inew-update-24juni
 
1c. PENDAHULUAN ( PENGERTIAN BTN BRTL ).pdf
1c. PENDAHULUAN ( PENGERTIAN  BTN  BRTL ).pdf1c. PENDAHULUAN ( PENGERTIAN  BTN  BRTL ).pdf
1c. PENDAHULUAN ( PENGERTIAN BTN BRTL ).pdf
 
TEKNIK PEMASANGAN TIANG PANCANG ULIN MENARA PENGAWAS MANGROVE DI MANGROVE CEN...
TEKNIK PEMASANGAN TIANG PANCANG ULIN MENARA PENGAWAS MANGROVE DI MANGROVE CEN...TEKNIK PEMASANGAN TIANG PANCANG ULIN MENARA PENGAWAS MANGROVE DI MANGROVE CEN...
TEKNIK PEMASANGAN TIANG PANCANG ULIN MENARA PENGAWAS MANGROVE DI MANGROVE CEN...
 
Slide-TSP208-TSP-208-001-Teknologi-Bahan-Konstruksi.pdf
Slide-TSP208-TSP-208-001-Teknologi-Bahan-Konstruksi.pdfSlide-TSP208-TSP-208-001-Teknologi-Bahan-Konstruksi.pdf
Slide-TSP208-TSP-208-001-Teknologi-Bahan-Konstruksi.pdf
 
Perhitungan Beton Bertulang
Perhitungan Beton BertulangPerhitungan Beton Bertulang
Perhitungan Beton Bertulang
 
Seminar Kerja Praktek (Internship Seminar Presentation)
Seminar Kerja Praktek (Internship Seminar Presentation)Seminar Kerja Praktek (Internship Seminar Presentation)
Seminar Kerja Praktek (Internship Seminar Presentation)
 
PPT Kerja Praktek Bore Pile.pptx
PPT Kerja Praktek Bore Pile.pptxPPT Kerja Praktek Bore Pile.pptx
PPT Kerja Praktek Bore Pile.pptx
 

Más de Reski Aprilia

Power point tgl 16 12-2014 (2)
Power point tgl 16 12-2014 (2)Power point tgl 16 12-2014 (2)
Power point tgl 16 12-2014 (2)Reski Aprilia
 
Laporan On the Job Training (OJT)
Laporan On the Job Training (OJT)Laporan On the Job Training (OJT)
Laporan On the Job Training (OJT)Reski Aprilia
 
TEKNIK PEMASANGAN TIANG PANCANG ULIN MENARA PENGAWAS MANGROVE DI MANGROVE CEN...
TEKNIK PEMASANGAN TIANG PANCANG ULIN MENARA PENGAWAS MANGROVE DI MANGROVE CEN...TEKNIK PEMASANGAN TIANG PANCANG ULIN MENARA PENGAWAS MANGROVE DI MANGROVE CEN...
TEKNIK PEMASANGAN TIANG PANCANG ULIN MENARA PENGAWAS MANGROVE DI MANGROVE CEN...Reski Aprilia
 
Rencana Anggaran Biaya (RAB) Rumah Tinggal Tipe 193
Rencana Anggaran Biaya (RAB) Rumah Tinggal Tipe 193Rencana Anggaran Biaya (RAB) Rumah Tinggal Tipe 193
Rencana Anggaran Biaya (RAB) Rumah Tinggal Tipe 193Reski Aprilia
 
Perhitungan Volume Pekerjaan Rumah Tinggal Tipe 193
Perhitungan Volume Pekerjaan Rumah Tinggal Tipe 193Perhitungan Volume Pekerjaan Rumah Tinggal Tipe 193
Perhitungan Volume Pekerjaan Rumah Tinggal Tipe 193Reski Aprilia
 
Struktur Kayu - Meranti Putih
Struktur Kayu - Meranti PutihStruktur Kayu - Meranti Putih
Struktur Kayu - Meranti PutihReski Aprilia
 
Sistem Penerapan Drainase
Sistem Penerapan DrainaseSistem Penerapan Drainase
Sistem Penerapan DrainaseReski Aprilia
 
Sistem Penerapan Drainase
Sistem Penerapan DrainaseSistem Penerapan Drainase
Sistem Penerapan DrainaseReski Aprilia
 
SISTEM DAN MEKANISME PENGELOLAAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PADA PELAKSA...
SISTEM DAN MEKANISME PENGELOLAAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PADA PELAKSA...SISTEM DAN MEKANISME PENGELOLAAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PADA PELAKSA...
SISTEM DAN MEKANISME PENGELOLAAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PADA PELAKSA...Reski Aprilia
 
Sistem dan Mekanisme Pengelolaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada Pelaksa...
Sistem dan Mekanisme Pengelolaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada Pelaksa...Sistem dan Mekanisme Pengelolaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada Pelaksa...
Sistem dan Mekanisme Pengelolaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada Pelaksa...Reski Aprilia
 
Matematika Teknik - Matriks
Matematika Teknik - MatriksMatematika Teknik - Matriks
Matematika Teknik - MatriksReski Aprilia
 
Matematika Teknik - Diferensial
Matematika Teknik - DiferensialMatematika Teknik - Diferensial
Matematika Teknik - DiferensialReski Aprilia
 
Laboratorium Uji Tanah - CBR Lapangan
Laboratorium Uji Tanah - CBR LapanganLaboratorium Uji Tanah - CBR Lapangan
Laboratorium Uji Tanah - CBR LapanganReski Aprilia
 
Laboratorium Uji Tanah - Percobaan Kerucut Pasir
Laboratorium Uji Tanah - Percobaan Kerucut PasirLaboratorium Uji Tanah - Percobaan Kerucut Pasir
Laboratorium Uji Tanah - Percobaan Kerucut PasirReski Aprilia
 
Laboratorium Uji Tanah - Berat Jenis Tanah
Laboratorium Uji Tanah - Berat Jenis TanahLaboratorium Uji Tanah - Berat Jenis Tanah
Laboratorium Uji Tanah - Berat Jenis TanahReski Aprilia
 
Laboratorium Uji Tanah - Pemeriksaan Kadar Air dan Berat Isi Tanah
Laboratorium Uji Tanah - Pemeriksaan Kadar Air dan Berat Isi TanahLaboratorium Uji Tanah - Pemeriksaan Kadar Air dan Berat Isi Tanah
Laboratorium Uji Tanah - Pemeriksaan Kadar Air dan Berat Isi TanahReski Aprilia
 
Laboratorium Uji Tanah - Pengambilan Contoh Tanah
Laboratorium Uji Tanah - Pengambilan Contoh TanahLaboratorium Uji Tanah - Pengambilan Contoh Tanah
Laboratorium Uji Tanah - Pengambilan Contoh TanahReski Aprilia
 
Laboratorium Uji Tanah - Soil Boring
Laboratorium Uji Tanah - Soil BoringLaboratorium Uji Tanah - Soil Boring
Laboratorium Uji Tanah - Soil BoringReski Aprilia
 
Laboratorium Uji Tanah - Survey Geoteknik
Laboratorium Uji Tanah - Survey GeoteknikLaboratorium Uji Tanah - Survey Geoteknik
Laboratorium Uji Tanah - Survey GeoteknikReski Aprilia
 

Más de Reski Aprilia (20)

Power point tgl 16 12-2014 (2)
Power point tgl 16 12-2014 (2)Power point tgl 16 12-2014 (2)
Power point tgl 16 12-2014 (2)
 
Laporan On the Job Training (OJT)
Laporan On the Job Training (OJT)Laporan On the Job Training (OJT)
Laporan On the Job Training (OJT)
 
TEKNIK PEMASANGAN TIANG PANCANG ULIN MENARA PENGAWAS MANGROVE DI MANGROVE CEN...
TEKNIK PEMASANGAN TIANG PANCANG ULIN MENARA PENGAWAS MANGROVE DI MANGROVE CEN...TEKNIK PEMASANGAN TIANG PANCANG ULIN MENARA PENGAWAS MANGROVE DI MANGROVE CEN...
TEKNIK PEMASANGAN TIANG PANCANG ULIN MENARA PENGAWAS MANGROVE DI MANGROVE CEN...
 
Rencana Anggaran Biaya (RAB) Rumah Tinggal Tipe 193
Rencana Anggaran Biaya (RAB) Rumah Tinggal Tipe 193Rencana Anggaran Biaya (RAB) Rumah Tinggal Tipe 193
Rencana Anggaran Biaya (RAB) Rumah Tinggal Tipe 193
 
Perhitungan Volume Pekerjaan Rumah Tinggal Tipe 193
Perhitungan Volume Pekerjaan Rumah Tinggal Tipe 193Perhitungan Volume Pekerjaan Rumah Tinggal Tipe 193
Perhitungan Volume Pekerjaan Rumah Tinggal Tipe 193
 
Meranti putih
Meranti putihMeranti putih
Meranti putih
 
Struktur Kayu - Meranti Putih
Struktur Kayu - Meranti PutihStruktur Kayu - Meranti Putih
Struktur Kayu - Meranti Putih
 
Sistem Penerapan Drainase
Sistem Penerapan DrainaseSistem Penerapan Drainase
Sistem Penerapan Drainase
 
Sistem Penerapan Drainase
Sistem Penerapan DrainaseSistem Penerapan Drainase
Sistem Penerapan Drainase
 
SISTEM DAN MEKANISME PENGELOLAAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PADA PELAKSA...
SISTEM DAN MEKANISME PENGELOLAAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PADA PELAKSA...SISTEM DAN MEKANISME PENGELOLAAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PADA PELAKSA...
SISTEM DAN MEKANISME PENGELOLAAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PADA PELAKSA...
 
Sistem dan Mekanisme Pengelolaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada Pelaksa...
Sistem dan Mekanisme Pengelolaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada Pelaksa...Sistem dan Mekanisme Pengelolaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada Pelaksa...
Sistem dan Mekanisme Pengelolaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada Pelaksa...
 
Matematika Teknik - Matriks
Matematika Teknik - MatriksMatematika Teknik - Matriks
Matematika Teknik - Matriks
 
Matematika Teknik - Diferensial
Matematika Teknik - DiferensialMatematika Teknik - Diferensial
Matematika Teknik - Diferensial
 
Laboratorium Uji Tanah - CBR Lapangan
Laboratorium Uji Tanah - CBR LapanganLaboratorium Uji Tanah - CBR Lapangan
Laboratorium Uji Tanah - CBR Lapangan
 
Laboratorium Uji Tanah - Percobaan Kerucut Pasir
Laboratorium Uji Tanah - Percobaan Kerucut PasirLaboratorium Uji Tanah - Percobaan Kerucut Pasir
Laboratorium Uji Tanah - Percobaan Kerucut Pasir
 
Laboratorium Uji Tanah - Berat Jenis Tanah
Laboratorium Uji Tanah - Berat Jenis TanahLaboratorium Uji Tanah - Berat Jenis Tanah
Laboratorium Uji Tanah - Berat Jenis Tanah
 
Laboratorium Uji Tanah - Pemeriksaan Kadar Air dan Berat Isi Tanah
Laboratorium Uji Tanah - Pemeriksaan Kadar Air dan Berat Isi TanahLaboratorium Uji Tanah - Pemeriksaan Kadar Air dan Berat Isi Tanah
Laboratorium Uji Tanah - Pemeriksaan Kadar Air dan Berat Isi Tanah
 
Laboratorium Uji Tanah - Pengambilan Contoh Tanah
Laboratorium Uji Tanah - Pengambilan Contoh TanahLaboratorium Uji Tanah - Pengambilan Contoh Tanah
Laboratorium Uji Tanah - Pengambilan Contoh Tanah
 
Laboratorium Uji Tanah - Soil Boring
Laboratorium Uji Tanah - Soil BoringLaboratorium Uji Tanah - Soil Boring
Laboratorium Uji Tanah - Soil Boring
 
Laboratorium Uji Tanah - Survey Geoteknik
Laboratorium Uji Tanah - Survey GeoteknikLaboratorium Uji Tanah - Survey Geoteknik
Laboratorium Uji Tanah - Survey Geoteknik
 

Último

Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptx
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptxPembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptx
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptxmuhammadrizky331164
 
TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdf
TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdfTEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdf
TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdfYogiCahyoPurnomo
 
materi pengendalian proyek konstruksi.pptx
materi pengendalian proyek konstruksi.pptxmateri pengendalian proyek konstruksi.pptx
materi pengendalian proyek konstruksi.pptxsiswoST
 
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++FujiAdam
 
Manual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptx
Manual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptxManual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptx
Manual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptxRemigius1984
 
Strategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di IndonesiaStrategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di IndonesiaRenaYunita2
 
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptxMuhararAhmad
 
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studio
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open StudioSlide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studio
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studiossuser52d6bf
 

Último (8)

Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptx
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptxPembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptx
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptx
 
TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdf
TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdfTEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdf
TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdf
 
materi pengendalian proyek konstruksi.pptx
materi pengendalian proyek konstruksi.pptxmateri pengendalian proyek konstruksi.pptx
materi pengendalian proyek konstruksi.pptx
 
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
 
Manual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptx
Manual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptxManual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptx
Manual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptx
 
Strategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di IndonesiaStrategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
 
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx
 
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studio
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open StudioSlide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studio
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studio
 

Pelat Beton Bertulang

  • 1. PELAT BETON BERTULANG DOSEN PENGAMPU Karmila Achmad, S.T. RESKI APRILIA NIM : 120309180092 POLITEKNIK NEGERI BALIKPAPAN JURUSAN TEKNIK SIPIL BALIKPAPAN 2014
  • 2. ii KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat, taufik dan hidayah-Nya penulis dapat menyusun dan menyelesaikan tugas makalah Teknologi Beton sub materi Beton Pelat ini. Penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang membantu dalam penulisan makalah ini, baik secara material maupun moril. Oleh karena itu dengan segala kerendahan hati, kami ucapkan terima kasih kepada : 1. Ibu Karmila Achmad sebagai dosen pengampu. 2. Kedua orang tua kami yang mendukung secara material dan moril. 3. Teman – teman kelas 2 Teknik Sipil 2. Penulis menyadari bahwa penyusunan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, namun demikian telah memberikan manfaat bagi penulis. Akhir kata penulis berharap makalah ini bermanfaat bagi kita semua. Kritik dan saran yang bersifat membangun akan diterima dengan senang hati. Balikpapan, Maret 2014 Penulis Reski Aprilia
  • 3. iii DAFTAR ISI Halaman JUDUL............................................................................................... i KATA PENGANTAR....................................................................... ii DAFTAR ISI...................................................................................... iii DAFTAR GAMBAR......................................................................... iv BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang.............................................................................. 1 1.2 Rumusan Masalah......................................................................... 1 1.3 Tujuan Penelitian.......................................................................... 1 1.4 Manfaat Penelitian........................................................................ 2 1.5 Metodologi Penelitian................................................................... 2 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Beton.......................................................................... 3 2.2 Material Penyususn Beton........................................................... 4 2.3 Sifat Beton................................................................................... 4 2.4 Kelebihan Beton ........................................................................ 5 2.5 Kekurangan Beton....................................................................... 5 BAB III PEMBAHASAN 3.1 Pengenalan Pelat......................................................................... 7 3.2 Sistem Penulangan Pelat............................................................. 9 3.3 Pelat dengan Satu Tumpuan........................................................ 11 3.4 Pelat dengan Dua Tumpuan Sejajar............................................ 11 3.5 Pelat dengan Emapt Tumpuan Saling Sejajar............................. 12 3.6 Pekat Tangga Beton Bertulang................................................... 13 3.7 Metode Pelaksanaan Pelat Lantai............................................... 15 BAB IV PENUTUP 4.1 Kesimpulan................................................................................... 17 4.2 Saran............................................................................................. 18 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
  • 4. iv DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 2.1 Material Penyusun Beton 4 Gambar 3.1 Penumpu Pelat 8 Gambar 3.2 Jenis perletakan pelat pada balok 9 Gambar 3.3 Contoh pelat dengan penulangan satu arah 9 Gambar 3.4 Contoh pelat dengan penulangan dua arah 10 Gambar 3.5 Contoh penulangan pelat dengan satu tumpuan 11 Gambar 3.6 Contoh penulangan pelat dengan dua tumpuan Sejajar 12 Gambar 3.7 Contoh pelat dengan empat tumpuan saling sejajar 12 Gambar 3.8 Komponen-komponen tangga 14 Gambar 3.9 Bentuk tangga 14 Gambar 3.10 Pengerjaan pelat lantai metode konvensional 15 Gambar 3.11 Pengerjaan pelat lantai metode half slab 16 Gambar 3.12 Pengerjaan pelat lantai metode precast 17 Gambar 3.13 Pengerjaan pelat lantai metode bondek 18
  • 5. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan konstruksi saat ini semakin maju, seiring dengan pembangunan yang kian banyak dilakukan, baik berupa gedung-gedung tinggi maupun infrastrukstur lainnya. Dalam perkembangan tersebut metode konstruksi adalah salah satu pilarnya Beton telah menjadi salah satu konstruksi yang paling banyak dimanfaatkan. Hal itu dikarenakan beberapa keunggulan yang dimilikinya, baik karena material pembentuknya yang mudah didapatkan juga karena mudah dalam pembuatan. Beton seiring perkembangannya dalam hal konstruksi bangunan sering digunakan sebagai struktur dan dapat digunakan untuk hal-hal lainnya lagi. Banyak hal yang dapat dilakukan dengan beton dalam bangunan, contohnya saja dalam struktur beton yang kini telah terdiri dari kolom, pondasi dan pela. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian dari latar belakang diatas, maka permasalahan dapat dirumuskan adalah: 1. Bagaimana sistem penulangan pada pelat beton bertulang? 2. Bagaimana sistem penerapan pelat beton bertulang dalam dunia konstruksi? 3. Bagaimana cara membaca simbol-simbol dalam penulangan pelat beton bertulang? 1.3 Tujuan Penelitian Dari rumusan permasalahan, maka makalah ini disusun dengan tujuan:
  • 6. 2 1. Mengetahui definisi beton. 2. Mengetahui material penyusun beton. 3. Mengetahui sifat – sifat serta kelebihan dan kekurangan beton. 4. Mengetahui definisi pelat beton bertulang. 5. Mengetahui penerapan plat beton bertulang dalam konstruksi. 6. Mengetahui cara membaca simbol-simbol pada gambar penulangan 1.4 Manfaat Peneliatian Manfaat yang diperoleh dalam makalah ini adalah dapat menambah khazanah ilmu pengetahuan bidang Teknik Sipil seperti penerapan pelat beton bertulang dalam dunia konstruksi, sistem penulangan, tumpuan serta jenis-jenis perletakan pelat pada balok yang sangat berguna terutama dalam dunia kerja dikemudian hari. 1.5 Metode Penelitian Dalam penulisan makalah ini, untuk mendapatkan data dan informasi yang diperlukan, kami mempergunakan metode studi pustaka. Metode studi pustaka atau literatur ini dilakukan dengan cara mendapatkan data atau informasi tertulis yang bersumber dari buku-buku, dan berbagai artikel diinternet yang menurut kami dapat mendukung penelitian ini.
  • 7. 3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Beton Beton didefinisikan “sebagai campuran antara semen portland atau semen hidraulik yang lain, agregat halus, agregat kasar, dan air, dengan atau tanpa bahan tambahan membentuk massa padat” (SK SNI T-15-1991-03). Sifat-sifat dan karakteristik material penyusun beton akan mempengaruhi kinerja dari beton yang dibuat. Pemilihan material yang memenuhi persyaratan sangat penting dalam perencanaan beton, sehingga diperoleh kekuatan yang optimum. Selain itu kemudahan pengerjaan (workabilitas) juga sangat dibutuhkan pada perancangan beton. Meskipun suatu struktur beton dirancang agar mempunyai kuat tekan yang tinggi, tetapi jika rancangan tersebut tidak dapat diimplementasikan di lapangan karena sulit untuk dikerjakan, maka rancangan tersebut menjadi percuma. Biasanya dipercayai bahwa beton mengering setelah pencampuran dan peletakan. Sebenarnya, beton tidak menjadi padat karena airmenguap, tetapi semen berhidrasi, mengelem komponen lainnya bersama dan akhirnya membentuk material seperti-batu. Beton digunakan untuk membuat perkerasan jalan, struktur bangunan, fondasi, jalan, jembatan penyeberangan, struktur parkiran, dasar untuk pagar/gerbang, dan semen dalam bata atau tembok blok. Nama lama untuk beton adalah batu cair. Dalam perkembangannya banyak ditemukan beton baru hasil modifikasi, seperti beton ringan, beton semprot (eng: shotcrete), beton fiber,beton berkekuatan tinggi, beton berkekuatan sangat tinggi, beton mampat sendiri (eng: self compacted concrete) dll. Saat ini beton merupakan bahan bangunan yang paling banyak dipakai di dunia.
  • 8. 4 2.2 Material Penyusun Beton Semen yang diaduk dengan air akan membentuk pasta semen. Jika pasta semen ditambah dengan pasir akan menjadi mortar semen. Jika ditambah lagi dengan kerikil/batu pecah disebut beton. Pada umumnya, beton mengandung rongga udara sekitar 1% - 2%, pasta semen (semen dan air) sekitar 25% - 40% dan agregat (agregat halus dan agregat kasar) sekitar 60% - 75%. Untuk mendapatkan kekuatan yang baik, sifat dan karakteristik dari masing-masing bahan penyusun tersebut perlu dipelajari. Gambar 2.1 Material Penyusun Beton 2.3 Sifat Beton Sebagaimana disebutkan sebelumnya, beton memiliki kuat tekan yang tinggi namun kuat tarik yang lemah. Untuk kuat tekan, di Indonesia sering digunakan satuan kg/cm² dengan simbol K. Misal, beton mutu K300 berarti memiliki kuat tekan 30 MPa. Kuat hancur dari beton sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor :  Jenis dan kualitas semen  Jenis dan lekak lekul bidang permukaan agregat. Kenyataan menunjukkan bahwa penggunaan agregat akan menghasilkan beton dengan kuat tekan dan kuat tarik lebih besar daripada penggunaan kerikil halus dari sungai.
  • 9. 5  Perawatan. Kehilangan kekuatan sampai dengan sekitar 40% dapat terjadi bila pengeringan diadakan sebelum waktunya. Perawatan adalah hal yang sangat penting pada pekerjaan lapangan dan pada pembuatan benda uji.  Suhu. Pada umumnya kecepatan pengerasan beton bertambah dengan bertambahnya suhu. Pada titik beku kuat tekan akan tetap rendah untuk waktu yang lama.  Umur. Pada kekeadaan yang normal kekuatan beton bertambah dengan umurnya. 2.4 Kelebihan Beton  Harganya relatif murah karena menggunakan bahan-bahan dasar dari bahan lokal, kecuali semen Portland.  Beton termasuk tahan aus dan tahan kebakaran, sehingga biaya perawatan termasuk rendah  Beton termasuk bahan yang berkekuatan tekan tinggi, serta mempunyai sifat tahan terhadap pengkaratan/pembusukan oleh kondisi lingkungan.  Ukuran lebih kecil jika dibandingkan dengan beton tak bertulang atau pasangan batu.  Beton segar dapat dengan mudah diangkut maupun dicetak dalam bentuk apapun dan ukuran seberapapun tergantung keinginan . 2.5 Kekurangan Beton  Kuat tarik rendah, sehingga mudah retak. Oleh karena itu perlu diberi baja tulangan, atau tulangan kasa.  Beton segar mengerut saat pengeringan dan beton keras mengembang jika basah sehingga dilatasi (constraction joint) perlu diadakan pada beton yang panjang/lebar untuk memberi tempat bagi susut pengerasan dan pengembangan beton.  Beton keras mengembang dan menyusut bila terjadi perubahan suhu sehingga perlu dibuat dilatasi (expansion joint) untuk mencegah terjadinya retak-retak akibat perubahan suhu.
  • 10. 6  Beton sulit untuk kedap air secara sempurna, sehingga selalu dapat dimasuki air, dan air yang membawa kandungan garam dapat merusakkan beton.  Bersifat getas (tidak daktail) sehingga harus dihitung dan didetail secara seksama agar setelah dikombinasikan dengan baja tulangan menjadi bersifat daktail, terutama pada struktur tahan gempa.
  • 11. 7 BAB III PEMBAHASAN 3.1 Pengenalan Pelat 3.1.1 Definisi Pelat Pelat beton bertulang yaitu struktur tipis yang dibuat dari beton bertulang dengan bidang yang arahnya horizontal dan beban yang bekerja tegak lurus pada bidang struktur tersebut. Ketebalan bidang pelat ini relatif sangat kecil apabila dibandingkan dengan bentang panjang atau lebar bidangnya. Pelat beton bertulang ini sangat kaku dan arahnya horizontal, sehingga pada bangunan gedung pelat ini berfungsi sebagai diafragma atau unsur pengaku horizontal yang sangat bermanfaat untuk mendukung ketegaran balok portal. Pelat beton bertulang banyak digunakan pada bangunan sipil baik sebagai lantai bangunan, lantai atap dari suatu gedung, lantai jembatan maupun lantai pada dermaga. Beban yang bekerja pada pelat umumnya diperhitungkan terhadap beban gravitasi (beban mati dan/atau beban hidup). Beban tersebut mengakibatkan terjadi momen lentur, oleh karena itu pelat juga direncanakan terhadap beban lentur. 3.1.2 Tumpuan Pelat Untuk bangunan gedung, umumnya pelat tersebut ditumpu oleh balok- balok dengan berbagai sistem sebagai berikut:  Monolit, yaitu pelat dan balok dicor bersama-sama sehingga menjadi satu kesatuan.  Ditumpu dinding-dinding/tembok bangunan.  Didukung oleh balok-balok baja dengan sistem komposit.  Didukung oleh kolom secara langsung tanpa balok, dikenal dengan pelat cendawan.
  • 12. 8 Gambar 3.1 Penumpu Pelat 3.1.3 Jenis Perletakan Pelat pada Balok  Terletak bebas Jika pelat diletakkan begitu saja diatas balok, atau antara pelat dan balok tidak dicor bersama-sama sehingga pelat dapat berotasi bebas pada tumpuan tersebut.  Terjepit elastis Jika pelat dan balok dicor bersama-sama secara monolit, tetapi ukuran balok cukup kecil shingga balok tidak cukup kuat untuk mencegah terjadinya rotasi.  Terjepit penuh Jika pelat dan balok dicor bersama-sama secara monolit, dan ukuran balok cukup besar sehingga mampu untuk mencegah terjadinya rotasi pelat.
  • 13. 9 Gambar 3.2 Jenis perletakan pelat pada balok 3.2 Sistem Penulangan Pelat 3.2.1 Penulangan Pelat Satu Arah Pelat dengan tulangan pokok satu arah ini dijumpai jika pelat beton lebih dominan menahan beban yang berupa momen lentur pada bentang satu arah saja. Gambar 3.3 Contoh pelat dengan penulangan satu arah Karena momen lentur hanya bekerja pada satu arah saja, yaitu searah dengan bentang λ, maka tulangan pokok juga dipasang satu arah yang searah bentang λ tersebut. Untuk menjaga kedudukan tulangan pokok pada saat
  • 14. 10 pengecoran beton tidak berubah dari tempat semula, maka dipasang pula tulangan tambahan yang arahnya tegak lurus tulangan pokok. Tulangan tambahan ini disebut tulangan bagi. Kedudukan tulangan pokok dan tulangan bagi selalu bersilangan tegak lurus, tulangan pokok dipasang dekat dengan tepi luar beton. Sedangkan tulangan bagi dipasang di bagian dalamnya dan menempel pada tulangan pokok. 3.2.2 Penulangan Pelat Dua Arah Pelat dengan tulangan pokok dua arah ini akan dijumpai jika pelat beton menahan beban yang berupa momen lentur pada bentang dua arah. Gambar 3.4 Contoh pelat dengan penulangan dua arah Karena momen lentur bekerja pada dua arah yaitu searah dengan bentang lx dan bentang ly, maka tulangan pokok juga dipasang pada dua arah yang saling tegak lurus (bersilangan), sehingga tidak perlu lagi tulangan bagi.
  • 15. 11 3.3 Pelat dengan Satu Tumpuan Pelat yang ditumpu satu sisi (tumpuan jepit). Pada umumnya pelat satu tumpuan sering disebut pelat luifel atau pelat kantilever. Pelat ini termasuk jenis pelat satu arah, karena beban lentur hanya bekerja pada satu arah saja yang menghasilkan momen negatif. Karena termasuk pelat satu arah, maka harus dihitung tulangan pokok serta tulangan bagi (tulangan susut dan suhu) dan karena momen lenturnya negatif, maka kedua tulangan tersebut dipasang dibagian atas. Gambar 3.5 Contoh penulangan pelat dengan satu tumpuan 3.4 Pelat dengan Dua Tumpuan Sejajar Pelat yang ditumpu oleh dua tumpuan berpasangan, yang dapat berupa tumpuan bebas, tumpuan jepit elastis, maupun tumpuan jepit penuh. Pelat ini termasuk jenis pelat satu arah yang dapat menghasilkan momen positif di lapangan atau bentang tengah dan momen negatif di ujung pelat. Untuk daerah momen positif yaitu di daerah bentang tengah tulangan dipasang di bawah, sedangkan untuk daerah momen negatif yaitu di daerah ujung pelat tulangan dipasang di atas. Baik daerah momen positif maupun momen negatif tersebut harus dipasang dua jenis tulangan, yaitu tulangan pokok dan tulangan bagi.
  • 16. 12 Gambar 3.6 Contoh penulangan pelat dengan dua tumpuan sejajar 3.5 Pelat dengan Empat Tumpuan Saling Sejajar Pelat dengan empat tumpuan yang saling sejajar termasuk pelat dua arah, karena menahan momen lentur dalam dua arah yaitu arah lx dan arah ly. Beban merata q yang bekerja di atas pelat dapat mengakibatkan lendutan pada pelat, sehingga pelat melengkung ke bawah. Lendutan maksimal pada pelat akan terjadi di tengah bentang, kemudian menyebar ke semua arah di antara bentang lx maupun bentang ly dan secara berangsur-angsur lendutannya semakin kecil menuju ke tumpuan (balok). Gambar 3.7 Contoh pelat dengan empat tumpuan saling sejajar
  • 17. 13 Lendutan dan momen lentur yang terjadi merupakan fungsi dari beban yang bekerja pada pelat. Semakin besar beban yang bekerja di atas pelat, semakin besar pula lendutan maupun momen lentur yang akan ditimbulkannya. 3.6 Pelat Tangga Beton Bertulang Tangga merupakan salah satu sarana pendukung dari dua tempat yang berbeda level atau ketinggiannya. Pada bangunan gedung bertingkat, umumnya tangga digunakan sebagai sarana penghubung antara lantai tingkat yang satu dengan lantai tingkat lain, khususnya bagi pejalan kaki. Menurut Djojowirono (1984), penentuan sudut kemiringan tangga bergantung pada fungsi tangga yang akan dibangun, sebagai pedoman dapat diambil ketentuan berikut:  Tangga mobil masuk garasi, sudut maksimal 12,5 atau dengan kemiringan 1 : 4,5.  Tangga diluar bangunan, sudut kemiringan 30 – 35 atau kemiringan 1 : 7,5 sampai 1 : 1,4.  Tangga perumahan dan bangunan gedung pada umumnya sudut kemiringan 30 – 35 atau kemiringan 1 : 1,7 sampai 1 : 1,4.  Tangga dengan sudut kemiringan sama atau lebih besar dari 41, disebut tangga curam. 3.6.1 Komponen Tangga  Badan/pelat tangga, digunakan sebagai saran lalu lintas naik turun antar lantai.  Bordes, digunakan sebagai tempat berhenti sementara bagi pejalan yang merasa lelah pada saat melewati tangga.  Anak tangga, digunakan sebagai tempat kaki berpijak ketika melalui tangga.  Sandaran, digunakan sebagai pegangan agar lebih aman dapat melewati tangga.
  • 18. 14 Gambar 3.8 Komponen-komponen tangga 3.6.2 Bentuk Tangga  Jika ruangannya luas, maka tangga dapat dibuat dengan bentuk “L”.  Jika ruanggan agak sempit dan panjang, maka tangga dapat dibuat dengan bentuk “I”.  Jika ruangannya sempit dan tidak panjang, maka dapat dibuat tangga putar.  Jika ruangan luas dengan pertimbangan arsitektur, maka dibuat tangga layang. Gambar 3.9 Bentuk tangga
  • 19. 15 3.7 Metode Pelaksanaan Pelat Lantai 3.7.1 Metode Konvensional Seluruh struktur plat lantai dikerjakan ditempat, bekisting menggunakan plywood dengan perancah scaffolding. Ini merupakan cara lama yang paling banyak digunkana namun membutuhkan waktu lama serta biaya tinggi. Kondisi ini kemudian menyebabkan banyak pekerja proyek berlomba-lomba melakukan inovasi untuk mendapatkan hasil yang lebih baik sekaligus biaya termurah. Gambar 3.10 Pengerjaan pelat lantai metode konvensional
  • 20. 16 3.7.2 Metode Half Slab Disebut half slab karena separuh struktur palt lantai dikerjakan dengan sistem precast, bagian tersebut bisa dibuat di pabrik lalu dikirim ke lokasi proyek untuk dipasang, selanjutnya dilakukan pemasangan besi tulangan bagian atas lalu dilakukan pengecoran separuh plat ditempat. Kelebihannya yaitu adanya pengurangan waktu serta biaya pekerjaan bekisting. Namun, tidak semua bagian plat gedung bisa dibuat dengan sistem half slab, contohnya area plat kantilever baguan pinggir biasanya tetap dipasangan dengan sistem konvensional, are toilet juga sebaiknya dibuat secara konvensional untuk menghindari kebocoran. Gambar 3.11 Pengerjaan pelat lantai metode half slab 3.7.3 Metode Precast Bisa dibilang bahwa ini merupakan sistem paling cepat, nmaun yang perlu diperhatikan jika menggunkan metode ini adalah segi kekuatan alat angkat. Misalnya kuat angkat ujung tower crane harus lebih besar dan total berat beton
  • 21. 17 precast dapat dilakukan dipabrik sejak dini lalu tinggal dikirim ke lokasi proyek untuk dipasang. Gambar 3.12 Pengerjaan pelat lantai metode precast 3.7.4 Metode Bondek Tulangan bawah dihilangkan dan fungsinya digantikan oleh plat bondek dengan begini diharapkan ada penghematan besi tulangan dan bekisting dibawahnya. Tulangan atas bisa dibuat dalam bentuk batangan atau diganti dengan besi wiremesh agar lebih cepat saat pemasangan.
  • 22. 18 Gambar 3.13 Pengerjaan pelat lantai metode bondek
  • 23. 19 BAB IV PENUTUP Kesimpulan Pelat beton bertulang sangat kaku dan arahnya horizontal, sehingga pada bangunan gedung pelat ini berfungsi sebagai diafragma atau unsur pengaku horizontal yang sangat bermanfaat untuk mendukung ketegaran balok portal dengan memperhitungkan beban yang bekerja pada pelat terhadap beban gravitasi. Dalam pengaplikasiannya dalam konstruksi, pelat digunakan sebagai lantai bangunan, lantai atap sebuah gedung, lantai jembatan, lantai dermaga serta tanga. Jenis perletakan pelat pada balok yaitu terletak bebas, terjepit elastis dan terjepit penuh. Sistem penulangannya terbagi atas penulangan satu arah dan dua arah. Dan berdasarkan tumpuan terdiri dari satu tumpuan, dua tumpuan saling sejajar dan emapat tumpuan saling sejajar.
  • 24. 20 DAFTAR PUSTAKA Asroni, Ali. (2010). Balok dan Pelat Beton Bertulang. Yogyakarta: Graha Ilmu. Serbaneka, B. (2013). Menggambar Rencana Pelat Lantai Bangunan. Diambil pada 8 Maret 2014 dari http://belajarserbaneka.blogspot.com/2013/11/menggambar-rencana-pelat- lantai-bangunan.html Vis, W.C., Kusuma, Gideon. (1993). Dasar – Dasar Perencanaan Beton Bertulang (CUR-1). Jakarta: Erlangga (Anggota IKAPI).
  • 26. 22
  • 27. 23 Catatan: Untuk mengatasi kesulitan memabaca simbol-simbol dan keterangan dalan penggambaran konstruksi.