SlideShare una empresa de Scribd logo
1 de 1
Descargar para leer sin conexión
ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA TAHUN 2014
MEMANTAPKAN PEREKONOMIAN NASIONAL BAGI PENINGKATAN KESEJAHTERAAN RAKYAT YANG BERKEADIL AN
PEMERINTAH BEKERJA SAMA DENGAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT RI TELAH MENYEPAKATI ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA TAHUN 2014
ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA TAHUN 2014
MEMANTAPKAN PEREKONOMIAN NASIONAL BAGI PENINGKATAN KESEJAHTERAAN RAKYAT YANG BERKEADIL AN
PEMERINTAH BEKERJA SAMA DENGAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT RI TELAH MENYEPAKATI ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA TAHUN 2014
Kapasitas Fiskal
Januari - Februari 2013
Pidato Presiden
Penyampaian
Nota Keuangan &
RAPBN
16 Agustus 2013
UU tentang APBN 2014
Oktober 2013 Pembahasan dengan DPR
28 Agustus -
23 Oktober 2013
SB tentang Revisi Pagu Indikatif
Menteri Keuangan dan Menteri
Perencanaan Pembangunan Nasional
14 Juni 2013
SB Pagu Indikatif
Menteri Keuangan dan Menteri
Perencanaan Pembangunan Nasional
5 April 2013
Pembicaraan
Pendahuluan
3 Juni - 10 Juli 2013
Keputusan Menteri
Keuangan tentang
Pagu Anggaran K/L
17 Juli 2013
Keputusan Menteri
Keuangan tentang
Pagu Anggaran
K/L (termasuk New
Initiatives)
23 Juli 2013Surat Menteri Keuangan
tentang Alokasi Anggaran
Sidang Paripurna DPR tentang
Pengesahan UU APBN
25 Oktober 2013
28 Oktober 2013
Keputusan Presiden
tentang Rincian
Anggaran
27 November 2013
Strategi untuk menjaga kesinambungan fiskal: mendorong agar APBN lebih produktif untuk meningkatkan kapasitas perekonomian dengan tetap menjaga
keseimbangan dalam rangka memperkuat kapasitas dan daya tahan fiskal, namun tetap dikelola secara hati-hati.
1.	Mengendalikan Defisit Anggaran:
•	 Optimalisasi pendapatan negara dengan meningkatkan iklim investasi dan menjaga konservasi lingkungan;
•	 Meningkatkan kualitas belanja melalui (i) meningkatkan belanja modal untuk pembangunan infrastruktur; (ii) pengendalian subsidi; dan (iii) efisiensi
belanja barang (operasional & perjalanan dinas).
2.	Mengendalikan Keseimbangan Primer:
•	 Optimalisasi pendapatan negara;
•	 Memperbaiki struktur belanja melalui pembatasan belanja terkait, belanja mandatori, dan efisiensi subsidi untuk kualitas belanja.
3.	Menurunkan rasio utang terhadap PDB:
•	 Pengendalian pembiayaan yang bersumber dari pinjaman;
•	 Negative net flow;
•	 Mengarahkan agar pemanfaatan pinjaman harus untuk kegiatan produktif yang meningkatkan nilai tambah atau meningkatkan kapasitas
perekonomian.
APBN 2014
ASUMSI DASAR EKONOMI MAKRO
Rp1.667,1
TRILIUN
Rp250,9
TRILIUN
Langkah Optimalisasi Penerimaan Pajak
•	 Penyempurnaan Sistem Administrasi Perpajakan untuk meningkatkan
kepatuhan Wajib Pajak (WP);
•	 Ekstensifikasi WP orang pribadi berpendapatan tinggi dan menengah;
•	 Perluasan basis pajak, termasuk kepada sektor-sektor yang selama ini
tidak terlalu banyak digali potensinya;
•	 Optimalisasi pemanfaatan kewajiban penyampaian data dan informasi yang
berkaitan dengan perpajakan dari institusi Pemerintah, Lembaga, Asosiasi,
dan pihak lain;
•	 Perbaikan kinerja BUMN untuk memberikan dukungan pada APBN melalui
peningkatan dividen BUMN, dengan tetap mempertimbangkan kebutuhan
belanja modal BUMN;
•	 Merevisi jenis dan tarif PNBP pada K/L agar sesuai dengan kondisi aktual,
serta optimalisasi pengelolaan dan pengawasan pemungutan PNBP yang
lebih baik.
Kebijakan Insentif Perpajakan
tetap menjaga iklim investasi dan keberlanjutan dunia usaha
PERKEMBANGAN PNBPPERKEMBANGAN PENERIMAAN PERPAJAKAN
•	 Penguatan penegakan hukum bagi penghindar pajak;
•	 Penyempurnaan peraturan perpajakan untuk lebih memberi kepastian hukum
dan perlakuan yang adil dan wajar.
Langkah Optimalisasi Kepabeanan dan Cukai
•	 Mengantisipasi pemberian konsesi tarif bea masuk nol persen terhadap impor
bahan baku terkait kebijakan FTA;
•	 Ekstensifikasi Barang Kena Cukai; dan
•	 Penyesuaian tarif cukai minuman beralkohol.
Langkah Optimalisasi PNBP
•	 Mengoptimalkan lifting Minyak dan Gas dengan didukung investasi di sektor
Migas untuk peningkatan cadangan minyak Indonesia;
•	 Pemanfaatan Sumber Daya Alam secara seimbang dengan tetap
memperhatikan kesinambungan produksi dan kelestarian lingkungan hidup;
•	 Penyesuaian tarif royalti dan penjualan hasil tambang untuk Izin Usaha
Pertambangan (IUP) menjadi sebesar 13,5% (agar sama dengan PKP2B),
sesuai kesepakatan Pemerintah dengan DPR;
•	 Penanaman modal bagi industri hilir pertambangan dan disinsentif
bea keluar untuk ekspor barang tambang mentah;
•	 Pengembangan industri intermediate dalam rangka substitusi
impor, dalam bentuk pembebasan bea masuk dan tax allowance;
•	 Fasilitas PPnBM untuk Low Cost Green Car (LCGC).
658,7
619,9
658,7
723,3
980,5
1.148,4
1.280,4
13,3
0
200
400
600
800
1000
1200
1400
10
11
12
13
14
2008
%
Sumber: Kementerian Keuangan
2009 2010 2011 2012 APBNP
2013
APBN
2014
11,0
11,3
11,9
12,2
12,3
11,8
873,9
Triliun Rupiah
Penerimaan Perpajakan
Triliun Rupiah
-
50,0
100,0
150,0
200,0
250,0
300,0
350,0
400,0
211,6
109,0
2008
125,8
101,4
2009
152,7
116,2
2010
193,5
138,0
2011
205,8
146,0
2012
180,6
168,5
APBNP
2013
196,5
188,9
APBN
2014
PNBP Migas
PNBP Nonmigas
PEMBIAYAANRp175,4 triliun
Seiring dengan kebutuhan dana pembangunan untuk mencapai kesejahteraan rakyat yang semakin meningkat, kebutuhan pembiayaan anggaran tahun 2014
direncanakan Rp175,4 T. Sumber pembiayaan berasal dari dalam negeri sebesar Rp196,3 T dan luar negeri sebesar negatif Rp20,9 T
Sumber pembiayaan APBN 2014 utamanya dari penerbitan Surat Berharga Negara berdenominasi Rupiah. Hal ini menunjukkan bahwa pembiayaan ke depan akan
lebih mengutamakan pembiayaan yang bersumber dari dalam negeri, sehingga bebas dari risiko nilai tukar.
Rasio utang Pemerintah terhadap PDB Indonesia relatif kecil dan diperkirakan sebesar 23,0 persen pada tahun 2014. Angka ini menunjukkan semakin membaiknya
kondisi perekonomian negara.
Pengeluaran pembiayaan antara lain guna mendukung pembangunan infrastruktur yaitu:
•	 Penyertaan Modal Negara kepada PT Sarana Multigriya Finansial dan Lembaga Penjaminan Ekspor Indonesia;
•	 Dana bergulir kepada LPDB KUMKM dan Pusat Pembiayaan Perumahan; serta
•	 Kewajiban Penjaminan.
Memperkuat Pertumbuhan Ekonomi yang Inklusif,
Berkualitas, dan Berkelanjutan Melalui Pelaksanaan
Kebijakan Fiskal yang Sehat dan Efektif
Arah
Kebijakan
Fiskal
Pertumbuhan Ekonomi 6,0%
Inflasi 5,5%
Suku Bunga SPN 3 Bulan 5,5%
Nilai Tukar Rp10.500,00/US$
Harga Minyak ICP US$105/barel
Lifting Minyak 870 ribu barel/hari
Lifting Gas 1.240 ribu barel setara minyak per hari
PENDAPATAN NEGARA Rp1.667,1 triliun
RASIO UTANG PEMERINTAH TERHADAP PDB
BELANJA NEGARA Rp1.842,5 triliun
TRANSFER KE
DAERAH
BELANJA
PEMERINTAH
PUSAT
Rp1.249,9
triliun
Rp592,6
triliun
Dana Perimbangan Rp487,9 triliun, terdiri atas:
•	 DBH Rp113,7 T dialokasikan kepada
daerah berdasarkan pendapatan APBN
guna mendanai kebutuhan daerah dalam
rangka pelaksanaan desentralisasi;
•	 DAU Rp341,2 T dialokasikan sebagai
alat pemerataan kemampuan keuangan
antardaerah dan mengurangi kesenjangan
fiskal antardaerah; dan
•	 DAK Rp33,0 T dialokasikan untuk urusan
daerah dan sesuai dengan prioritas
nasional dalam rangka mendorong
percepatan pembangunan daerah dan
pencapaian sasaran nasional.
Dana Otonomi Khusus dan Penyesuaian Rp104,6 triliun, terdiri atas:
•	 Dana Otonomi Khusus Rp16,1 T, dibagi untuk Provinsi Papua, Provinsi Papua
Barat, dan Provinsi Aceh, termasuk dana tambahan Otsus Infrastruktur Rp2,5 T, untuk
Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat. Dana tambahan Otsus Infrastruktur
digunakan untuk mempercepat pembangunan dan pemeliharaan infrastruktur
Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat.
•	 Dana Keistimewaan Daerah Istimewa Yogyakarta Rp523,9 miliar, dialokasikan
untuk penyelenggaraan urusan Keistimewaan Daerah Istimewa Yogyakarta.
•	 Dana Penyesuaian Rp87,9 T, dialokasikan antara lain untuk:
- Tunjangan Profesi Guru PNSD, Bantuan Operasional Sekolah (BOS);
- Dana Insentif Daerah (DID) diberikan agar daerah berupaya untuk mengelola
keuangannya dengan lebih baik yang ditunjukkan dengan perolehan opini
Badan Pemeriksa Keuangan atas laporan keuangan pemerintah daerah dan
menetapkan APBD secara tepat waktu.
Kebijakan Transfer ke Daerah, antara lain:
•	 meningkatkan kapasitas fiskal daerah serta
mengurangi kesenjangan fiskal antara pusat dan
daerah, serta antardaerah;
•	 meningkatkan transparansi, akuntabilitas, dan
ketepatan waktu pengalokasian dan penyaluran
anggaran Transfer ke Daerah;
•	 meningkatkan kualitas pelayanan publik di daerah
dan mengurangi kesenjangan pelayanan publik
antardaerah;
•	 meningkatkan perhatian terhadap pembangunan di
daerah tertinggal, terluar, dan terdepan; serta
•	 meningkatkan pelaksanaan pemantauan dan
evaluasi terhadap jenis dana transfer tertentu guna
meningkatkan kualitas belanja daerah.
Kebijakan Transfer ke Daerah
Informasi lebih lanjut: Biro Komunikasi dan Layanan Informasi
www.kemenkeu.go.id email: infoapbn@depkeu.go.id
Menteri Keuangan Republik IndonesiaMenteri Keuangan Republik Indonesia
Rp1.842,5
TRILIUN
Rp75,5
TRILIUN
Subsidi Energi Rp282,1 triliun
Kebijakan dan besaran subsidi energi (BBM dan listrik) di bawah
tanggung jawab Kementerian ESDM.
Subsidi BBM Rp210,7 triliun
Di bidang subsidi BBM tahun 2014 akan dilaksanakan langkah
kebijakan:
•	 melanjutkan program konversi BBM ke gas;
•	 melanjutkan program konversi minyak tanah ke LPG tabung 3 kg;
dan
•	 melakukan pengendalian BBM bersubsidi dengan pola penyaluran
tertutup.
Subsidi listrik Rp71,4 triliun
Di bidang subsidi listrik tahun 2014 akan dilakukan langkah
kebijakan:
•	 meningkatkan efisiensi anggaran subsidi listrik dan ketepatan
target sasaran;
•	 meningkatkan rasio elektrifikasi.
Subsidi
Rp333,7 triliun
Arah Kebijakan Subsidi
Arah kebijakan subsidi dalam
tahun 2014 untuk meningkatkan
efisiensi subsidi energi dan
meningkatkan ketepatan
target sasaran dalam rangka
peningkatan kualitas belanja.
Subsidi Non Energi Rp51,6 triliun
Subsidi non-energi meliputi:
•	 Penyediaan beras dengan harga murah untuk rakyat miskin (subsidi
pangan): Rp18,8 T, dengan sasaran 15,5 juta Rumah Tangga Sasaran
(RTS) @ 15 Kg per RTS selama 12 bulan;
•	 Subsidi pupuk Rp21,0 T dan subsidi benih Rp1,6 T, untuk membantu
petani memenuhi kebutuhan pupuk dan benih dengan harga terjangkau,
dan upaya mendukung upaya peningkatan ketahanan pangan;
•	 Subsidi PSO sebesar Rp2,2 T untuk:
- PSO penumpang angkutan kereta api;
- PSO penumpang angkutan kapal laut kelas ekonomi; dan
- PSO informasi publik.
•	 Subsidi bunga kredit program Rp3,2 T, untuk mendukung program
pengembangan UMKM, peningkatan ketahanan pangan, dan program
diversifikasi energi; dan
•	 Subsidi pajak Rp4,7 T, untuk mendukung program stabilisasi harga
kebutuhan pokok dan pengembangan industri strategis.
•	 Untuk mempertahankan
daya beli dan penguatan
pasar domestik;
•	 Untuk memberikan
perlindungan kepada
rakyat terutama di masa
krisis;
•	 Saat ini Pemerintah
sedang merumuskan
“Keep Buying Strategy”
dengan penyiapan paket
stimulus, untuk mencegah
terjadinya pemutusan
hubungan kerja;
•	 Upaya ekstra juga
dilakukan untuk
mengendalikan inflasi, agar
daya beli dan konsumsi
masyarakat tetap terjaga.
“Keep Buying
Strategy”
Pembangunan Infrastruktur Pendorong Pertumbuhan Ekonomi
Peningkatan Perlindungan Sosial dan Kesejahteraan Rakyat
Pemeliharaan Stabilitas Sosial dan Politik
Infrastruktur Perhubungan: mendukung Keterhubungan Antar
Wilayah
•	 Peningkatan kapasitas jalan sepanjang 3.854 km;
•	 Pembangunan 98,1 km jalur kereta api baru, termasuk jalur ganda; serta
pengadaan 66 unit lokomotif, Kereta Rel Disel (KRD), Kereta Rel Listrik
(KRL), tram, dan railbus;
•	 Pembangunan 20 bandar udara baru, serta pengembangan dan
rehabilitasi sekitar 120 bandar udara;
•	 Pembangunan prasarana 60 dermaga penyeberangan.
*Kementerian Pekerjaan Umum juga memiliki tugas dan fungsi terkait infrastruktur sumber
daya air dan permukiman
Infrastruktur Energi dan Lainnya: Menunjang
Ketahanan Energi
•	 Peningkatan kapasitas hingga 164 megawatt;
pembangunan transmisi sekitar 4.881 kmr, gardu induk
1.020 MVA, dan gardu distribusi 136,72 MVA;
•	 Penambahan jaringan gas pada empat kota;
•	 Peningkatan rasio elektrifikasi mencapai sekitar 81,4%.
Infrastruktur Perumahan dan Permukiman
Pembangunan 100 twin block rusunawa serta
penyediaan fasilitasi dan stimulasi prasarana,
sarana, dan utilitas kawasan perumahan dan
permukiman sebanyak 38.179 unit.
Pendidikan Murah, Terjangkau, dan Berkualitas Rp368,9 T
Perluasan jangkauan pemerataan pendidikan, antara lain dengan:
•	 Melanjutkan program Bantuan Operasional Sekolah (BOS) dalam rangka
menuntaskan wajib belajar 9 tahun bagi 30,5 juta siswa SD/SDLB/MI/Ula
dan 14,1 juta siswa SMP/SMPLB/MTs/Wustha;
•	 Melanjutkan pelaksanaan Pendidikan Menengah Universal (PMU) bagi
penduduk usia 16-18 tahun untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang
menengah atas, melalui: (a) penyediaan BOS pendidikan menengah bagi
sekitar 9,8 juta siswa SMA/MA/SMK; dan (b) pembangunan ruang kelas
baru dan rehab ruang kelas rusak;
•	 Menyediakan bantuan bagi sekitar 9,5 juta siswa miskin SD/SDLB/MI, 3,8
juta siswa miskin SMP/SMPLB/MTs, 2,1 juta siswa miskin SMA/SMK/MA
dan sekitar 200 ribu mahasiswa kurang mampu penerima Bidik Misi.
Peningkatan kualitas pendidikan, antara lain melalui:
•	 Memastikan perbandingan antara guru dengan murid sebesar 1:32 (SD &
MI) dan 1:40 (SMP & MTs);
•	 Pemantapan pelaksanaan sistem pendidikan nasional antara lain dengan
Penyempurnaan Kurikulum, Sistem Pembelajaran dan Perbukuan;
•	 Penyediaan dana tunjangan profesi guru: Rp60,5 T.
Pengentasan dan Penanggulangan Kemiskinan
Program penanggulangan kemiskinan, meliputi:
•	 Klaster I : Bantuan dan Perlindungan Sosial;
•	 Klaster II : Pemberdayaan Masyarakat;
•	 Klaster III : Pengembangan Usaha Kecil dan Mikro; dan
•	 Klaster IV : Program Pro Rakyat Melalui Penyediaan
Prasarana/Sarana Murah.
Sasaran utama tahun 2014 menurunkan tingkat
kemiskinan menjadi sekitar 9-10,5%, dengan program-
program dan kegiatan penanggulangan kemiskinan, yang
meliputi:
•	 Program Keluarga Harapan (PKH) sebesar Rp5,5
triliun, berupa bantuan tunai bersyarat untuk sekitar
3,2 juta Rumah Tangga Sangat Miskin (RTSM) dengan
syarat memeriksakan kesehatan dan memenuhi tingkat
kehadiran pendidikan bagi anggota keluarganya;
•	 Pemberdayaan Masyarakat melalui Program Nasional
Pemberdayaan Masyarakat (PNPM), antara lain
meliputi:
- PNPM Perdesaan sebesar Rp9,3 triliun bagi 5.260
kecamatan; dan
- PNPM Perkotaan sebesar Rp2,0 triliun bagi 11.066
kelurahan.
Kesehatan Murah untuk Masyarakat
•	 Mencapai persentase penduduk (termasuk
seluruh penduduk miskin) yang memiliki jaminan
kesehatan hingga mencapai 80,1%;
•	 Meningkatkan persentase bayi usia 0-11 bulan
yang mendapat imunisasi dasar lengkap hingga
mencapai 90%;
•	 Meningkatkan jumlah puskesmas yang menjadi
puskesmas perawatan di perbatasan dan pulau-
pulau kecil terluar yang berpenduduk sebanyak
96 puskesmas;
•	 Meningkatkan persentase ibu bersalin yang
ditolong oleh tenaga kesehatan terlatih hingga
mencapai 90%;
•	 Anggaran untuk pelaksanaan SJSN bidang
kesehatan:
-	 Penambahan sebanyak 4.145 tempat tidur
(TT) di kelas III Rumah Sakit Pemerintah dalam
rangka peningkatan upaya kesehatan rujukan.
-	 Pengalokasian anggaran untuk iuran bagi
Penerima Bantuan Iuran (PBI), yaitu orang
miskin dan tidak mampu sebanyak 86,4
juta jiwa dalam rangka pelaksanaan SJSN
Kesehatan.
Mendukung Pelaksanaan Pemilu Tahun 2014 yang Lancar,
Demokratis, dan Aman
•	 Dukungan tahapan Pemilu 2014 termasuk pemutahiran data pemilih, dan
pengawasannya;
•	 Pendidikan politik/pemilih termasuk orang miskin, pemuda, perempuan
dan penyandang cacat;
•	 Peningkatan pengawasan Pemilu yang partisipatif;
•	 Pengamanan Pemilu.
Pemantapan Keamanan Dalam Negeri
•	 Pemenuhan rasio ideal Polisi terhadap
masyarakat 1:575;
•	 Pemenuhan alat utama dan alat khusus kepolisian
secara bertahap mencapai 41%.
Peningkatan Kemampuan Pertahanan dalam
menegakkan kedaulatan dan keutuhan NKRI
•	 Modernisasi dan peningkatan alat utama sistem
persenjataan (Alutsista) integratif mencapai 28%;
matra darat (25%), matra laut (21%), dan matra udara
(32%);
•	 Memperluas pendayagunaan industri pertahanan
nasional, dan mengutamakan pengadaan Alutsista
hasil produksi industri dalam negeri mencapai 25%.
Ketahanan Pangan untuk Stabilisasi Harga dan Memenuhi Kebutuhan Pangan Rakyat
•	 Peningkatan produksi padi sebesar 6,25% (menjadi sebesar 76,6 juta ton GKG);
•	 Pertumbuhan produksi bahan pangan lainnya, yaitu: jagung dengan target pertumbuhan produksi sebesar 10,0%; kedelai
(20,0%); tebu (12,6%); dan daging sapi (7,3%);
•	 Peningkatan produksi perikanan menjadi 22,4 juta ton yang terdiri dari perikanan tangkap sebesar 5,5 juta ton dan perikanan
budidaya sebesar 16,9 juta ton; dan
•	 Peningkatan kesejahteraan petani dan nelayan yang diukur melalui indeks Nilai Tukar Petani (NTP) dan Nilai Tukar Nelayan
(NTN) di atas 105.
•	 Terlaksananya rehabilitasi, peningkatan jaringan irigasi dan operasi dan pemeliharaan pada areal seluas 3.023,8 ribu ha.
Kementerian Pekerjaan Umum*: Rp84,1 triliun Kementerian Perumahan Rakyat:
Rp4,6 triliun
Kementerian Perhubungan: Rp40,4 triliun
Kementerian ESDM: Rp16,3 triliun
Transfer ke Daerah Rp238,6 triliun
Belanja K/L Rp130,3 triliun
Kemendikbud: Rp80,7 triliun
Kemenag: Rp42,6 triliun
Kementerian Dalam Negeri: Rp14,9 triliun
Kementerian Kesehatan: Rp46,5 triliun
Kementerian Sosial: Rp7,7 triliun
Kementerian Koperasi & UKM: Rp1,6 triliun
Badan POM: Rp1,1 triliun
Kementerian Pertanian: Rp15,5 triliun
Kementerian Kelautan & Perikanan: Rp6,5 triliun
Komisi Pemilihan Umum: Rp15,4 triliun
Kepolisian: Rp45,0 triliun
Badan Pengawas Pemilu: Rp3,3 triliun
Kementerian Pertahanan: Rp86,4 triliun
Sumber-Sumber
Penerimaan
Kebutuhan
Pengeluaran
PENDAPATAN NEGARA
PENERIMAAN PEMBIAYAAN
Rp1,3 triliun : Penarikan Pinjaman Dalam Negeri (Bruto)
Rp1,0 Triliun : Hasil Pengelolaan Aset
Rp205,1 triliun : Penerbitan Surat Berharga Negara
Rp3,9 triliun : Pinjaman Program
Rp35,2 triliun : Pinjaman Proyek
Rp4,4 triliun : Perbankan Dalam Negeri
Rp1,4 triliun : Hibah
Rp385,4 triliun :
Penerimaan Negara
Bukan Pajak
Rp170,2 triliun : Kepabeanan & Cukai
Rp1.110,2 triliun:
Pajak
Rp637,8 triliun :
Belanja Kementerian
Negara / Lembaga
Rp333,7 triliun : Subsidi
Rp121,3 triliun : Pembayaran Bunga Utang
Rp157,1 triliun : Belanja Lainnya
Rp487,9 triliun : Dana Perimbangan
Rp104,6 triliun : Dana Otonomi Khusus dan Penyesuaian
BELANJA NEGARA
PENGELUARAN PEMBIAYAAN
Rp4,0 triliun : Dana Bergulir
Rp1,2 triliun : Penerusan Pinjaman
Rp1,1 triliun : Kewajiban Penjaminan
Rp5,0 triliun : Penyertaan Modal Negara
Rp58,8 triliun : Pembayaran Cicilan Pokok Utang Luar Negeri
Rp0,3 triliun : Pembayaran Cicilan Pokok Pinjaman Dalam Negeri
Rp5,1 triliun : Cadangan Pembiayaan
Desember
2013
Penyerahan
DIPA
K/L lainnya: Rp7,1 triliun
Catatan: Target merupakan target RKP
0
2.000
4.000
6.000
8.000
10.000
12.000
1.636
33,1%
28,4%
26,1%
24,4%
2008
5.606
1.591
2009
6.447
2010
7.423
2011
8.242
2012
9.405
2013 *)
4.949
1.682 1.809 1.975 2.198 2.384
10.376
APBN
2014
Triliun Rupiah
PDB
Rasio Utang
15%
10%
5%
0%
20%
25%
30%
35%
24,0%
23,4%
23,0%
*) Proyeksi
Tax Ratio
Outstanding Utang

Más contenido relacionado

La actualidad más candente

Beberapa rincian tentang apbn 2013
Beberapa rincian tentang apbn 2013Beberapa rincian tentang apbn 2013
Beberapa rincian tentang apbn 2013Yesica Adicondro
 
Paparan Men pd pers conference nk & rapbn 2011 tanpa ekonomi makro
Paparan Men pd pers conference nk & rapbn 2011 tanpa ekonomi makroPaparan Men pd pers conference nk & rapbn 2011 tanpa ekonomi makro
Paparan Men pd pers conference nk & rapbn 2011 tanpa ekonomi makromekon
 
Hubungan keuangan antar pemerintah
Hubungan keuangan antar pemerintahHubungan keuangan antar pemerintah
Hubungan keuangan antar pemerintahDahlan Tampubolon
 
Paparan Menkeu Pokok-Pokok Nota Keuangan Dan RAPBN 2011
Paparan Menkeu Pokok-Pokok Nota Keuangan Dan RAPBN 2011Paparan Menkeu Pokok-Pokok Nota Keuangan Dan RAPBN 2011
Paparan Menkeu Pokok-Pokok Nota Keuangan Dan RAPBN 2011mekon
 
PEMANDANGAN UMUM FRAKSI ATAS RAPERDA PERTANGGUNGJAWABAN PELAKSANAAN APBD 2009...
PEMANDANGAN UMUM FRAKSI ATAS RAPERDA PERTANGGUNGJAWABAN PELAKSANAAN APBD 2009...PEMANDANGAN UMUM FRAKSI ATAS RAPERDA PERTANGGUNGJAWABAN PELAKSANAAN APBD 2009...
PEMANDANGAN UMUM FRAKSI ATAS RAPERDA PERTANGGUNGJAWABAN PELAKSANAAN APBD 2009...Ade Suerani
 
Pp seminsr efektifitas pemungutan pajak restoran kota palembang
Pp seminsr efektifitas pemungutan pajak restoran kota palembangPp seminsr efektifitas pemungutan pajak restoran kota palembang
Pp seminsr efektifitas pemungutan pajak restoran kota palembangfaniaelisa17
 
2013 2-01062-ak bab4001
2013 2-01062-ak bab40012013 2-01062-ak bab4001
2013 2-01062-ak bab4001anzaniaza15
 
Provinsi Bengkulu dalam angka tahun 2006
Provinsi Bengkulu dalam angka tahun 2006Provinsi Bengkulu dalam angka tahun 2006
Provinsi Bengkulu dalam angka tahun 2006avturangga
 
LKPD Provinsi Bengkulu 2009
LKPD Provinsi Bengkulu 2009LKPD Provinsi Bengkulu 2009
LKPD Provinsi Bengkulu 2009Usman Yasin
 
Tinjauan atas formula Perhitungan Dana Alokasi Umum (DAU) ppt
Tinjauan atas formula Perhitungan Dana Alokasi Umum (DAU) pptTinjauan atas formula Perhitungan Dana Alokasi Umum (DAU) ppt
Tinjauan atas formula Perhitungan Dana Alokasi Umum (DAU) pptEnvaPya
 
Gambaran Umum PP 71 Tahun 2010
Gambaran Umum PP 71 Tahun 2010Gambaran Umum PP 71 Tahun 2010
Gambaran Umum PP 71 Tahun 2010Tatang Suwandi
 

La actualidad más candente (19)

Tugas kebijakan fiskal
Tugas kebijakan fiskalTugas kebijakan fiskal
Tugas kebijakan fiskal
 
Beberapa rincian tentang apbn 2013
Beberapa rincian tentang apbn 2013Beberapa rincian tentang apbn 2013
Beberapa rincian tentang apbn 2013
 
Final informasi apbn 2018
Final informasi apbn 2018 Final informasi apbn 2018
Final informasi apbn 2018
 
Paparan Men pd pers conference nk & rapbn 2011 tanpa ekonomi makro
Paparan Men pd pers conference nk & rapbn 2011 tanpa ekonomi makroPaparan Men pd pers conference nk & rapbn 2011 tanpa ekonomi makro
Paparan Men pd pers conference nk & rapbn 2011 tanpa ekonomi makro
 
Liftng, Cost Recovery dan Kinerja PNBP Migas
Liftng, Cost Recovery dan Kinerja PNBP MigasLiftng, Cost Recovery dan Kinerja PNBP Migas
Liftng, Cost Recovery dan Kinerja PNBP Migas
 
Informasi APBN 2017 (071216)
Informasi APBN 2017 (071216)Informasi APBN 2017 (071216)
Informasi APBN 2017 (071216)
 
Hubungan keuangan antar pemerintah
Hubungan keuangan antar pemerintahHubungan keuangan antar pemerintah
Hubungan keuangan antar pemerintah
 
Paparan Menkeu Pokok-Pokok Nota Keuangan Dan RAPBN 2011
Paparan Menkeu Pokok-Pokok Nota Keuangan Dan RAPBN 2011Paparan Menkeu Pokok-Pokok Nota Keuangan Dan RAPBN 2011
Paparan Menkeu Pokok-Pokok Nota Keuangan Dan RAPBN 2011
 
PEMANDANGAN UMUM FRAKSI ATAS RAPERDA PERTANGGUNGJAWABAN PELAKSANAAN APBD 2009...
PEMANDANGAN UMUM FRAKSI ATAS RAPERDA PERTANGGUNGJAWABAN PELAKSANAAN APBD 2009...PEMANDANGAN UMUM FRAKSI ATAS RAPERDA PERTANGGUNGJAWABAN PELAKSANAAN APBD 2009...
PEMANDANGAN UMUM FRAKSI ATAS RAPERDA PERTANGGUNGJAWABAN PELAKSANAAN APBD 2009...
 
Pp seminsr efektifitas pemungutan pajak restoran kota palembang
Pp seminsr efektifitas pemungutan pajak restoran kota palembangPp seminsr efektifitas pemungutan pajak restoran kota palembang
Pp seminsr efektifitas pemungutan pajak restoran kota palembang
 
Tansfer ke daerah full
Tansfer ke daerah fullTansfer ke daerah full
Tansfer ke daerah full
 
Nota Keuangan dan RAPBN 2011 (Bab V)
Nota Keuangan dan RAPBN 2011 (Bab V)Nota Keuangan dan RAPBN 2011 (Bab V)
Nota Keuangan dan RAPBN 2011 (Bab V)
 
2013 2-01062-ak bab4001
2013 2-01062-ak bab40012013 2-01062-ak bab4001
2013 2-01062-ak bab4001
 
Provinsi Bengkulu dalam angka tahun 2006
Provinsi Bengkulu dalam angka tahun 2006Provinsi Bengkulu dalam angka tahun 2006
Provinsi Bengkulu dalam angka tahun 2006
 
5614[penegakan hukum] pendapatan negara. f inal
5614[penegakan hukum] pendapatan negara. f inal5614[penegakan hukum] pendapatan negara. f inal
5614[penegakan hukum] pendapatan negara. f inal
 
Index
IndexIndex
Index
 
LKPD Provinsi Bengkulu 2009
LKPD Provinsi Bengkulu 2009LKPD Provinsi Bengkulu 2009
LKPD Provinsi Bengkulu 2009
 
Tinjauan atas formula Perhitungan Dana Alokasi Umum (DAU) ppt
Tinjauan atas formula Perhitungan Dana Alokasi Umum (DAU) pptTinjauan atas formula Perhitungan Dana Alokasi Umum (DAU) ppt
Tinjauan atas formula Perhitungan Dana Alokasi Umum (DAU) ppt
 
Gambaran Umum PP 71 Tahun 2010
Gambaran Umum PP 71 Tahun 2010Gambaran Umum PP 71 Tahun 2010
Gambaran Umum PP 71 Tahun 2010
 

Similar a Advertorial APBN 2014

Sambutan Kemenkeu pada Musrenbag Prov Jambi Tahun 2017
Sambutan Kemenkeu  pada Musrenbag Prov Jambi Tahun 2017Sambutan Kemenkeu  pada Musrenbag Prov Jambi Tahun 2017
Sambutan Kemenkeu pada Musrenbag Prov Jambi Tahun 2017Panembahan Senopati Sudarmanto
 
Fgd bank indonesia keb fiskal dalam kerangka otonomi daerah
Fgd bank indonesia keb fiskal dalam kerangka otonomi daerahFgd bank indonesia keb fiskal dalam kerangka otonomi daerah
Fgd bank indonesia keb fiskal dalam kerangka otonomi daerahArie Maulana
 
optimalisasi pajak.pptx
optimalisasi pajak.pptxoptimalisasi pajak.pptx
optimalisasi pajak.pptxbandisyah3
 
paparan-kementerian-keuangan-dalam-musrenbang-prov-bali-2019-60.pptx
paparan-kementerian-keuangan-dalam-musrenbang-prov-bali-2019-60.pptxpaparan-kementerian-keuangan-dalam-musrenbang-prov-bali-2019-60.pptx
paparan-kementerian-keuangan-dalam-musrenbang-prov-bali-2019-60.pptxRISWIDIANTORO
 
Bahan kesimpulan pada raker iii
Bahan kesimpulan pada raker iiiBahan kesimpulan pada raker iii
Bahan kesimpulan pada raker iiimekon
 
Kebijakan Umum Anggaran (Kua) induk 2017 08nov2016
Kebijakan Umum Anggaran (Kua) induk 2017 08nov2016Kebijakan Umum Anggaran (Kua) induk 2017 08nov2016
Kebijakan Umum Anggaran (Kua) induk 2017 08nov2016Tidore Tidore
 
Bab iii kebijakan umum pengelolaan keuangan daerah amj
Bab iii kebijakan umum pengelolaan keuangan daerah amjBab iii kebijakan umum pengelolaan keuangan daerah amj
Bab iii kebijakan umum pengelolaan keuangan daerah amjCahyo Wiryanto
 
2019-03-28 APBN dan Arah Kebijakan fiskal Indonesia 2019
2019-03-28 APBN dan Arah Kebijakan fiskal Indonesia 20192019-03-28 APBN dan Arah Kebijakan fiskal Indonesia 2019
2019-03-28 APBN dan Arah Kebijakan fiskal Indonesia 2019Ahmad Abdul Haq
 
KERANGKA ACUAN KEU.pdf
KERANGKA ACUAN KEU.pdfKERANGKA ACUAN KEU.pdf
KERANGKA ACUAN KEU.pdfSitiAwaliyah10
 
Bahan Materi Sosialisasi UU HKPD Updated.pdf
Bahan Materi Sosialisasi UU HKPD Updated.pdfBahan Materi Sosialisasi UU HKPD Updated.pdf
Bahan Materi Sosialisasi UU HKPD Updated.pdfGreJr
 
Belanja-Berkualitas-dan-Penguatan-Kapasitas-Belanja-Daerah-Final-converted-co...
Belanja-Berkualitas-dan-Penguatan-Kapasitas-Belanja-Daerah-Final-converted-co...Belanja-Berkualitas-dan-Penguatan-Kapasitas-Belanja-Daerah-Final-converted-co...
Belanja-Berkualitas-dan-Penguatan-Kapasitas-Belanja-Daerah-Final-converted-co...aryoirhamna1
 
IMPLEMENTASI KEBIJAKAN FISKAL DALAM RANGKA MENDUKUNG PEMULIHAN EKONOMI DAN RE...
IMPLEMENTASI KEBIJAKAN FISKAL DALAM RANGKA MENDUKUNG PEMULIHAN EKONOMI DAN RE...IMPLEMENTASI KEBIJAKAN FISKAL DALAM RANGKA MENDUKUNG PEMULIHAN EKONOMI DAN RE...
IMPLEMENTASI KEBIJAKAN FISKAL DALAM RANGKA MENDUKUNG PEMULIHAN EKONOMI DAN RE...BappedaLampungUtara
 

Similar a Advertorial APBN 2014 (20)

Apbn 2016- presiden joko widodo indonesia raya
Apbn 2016- presiden joko widodo indonesia raya Apbn 2016- presiden joko widodo indonesia raya
Apbn 2016- presiden joko widodo indonesia raya
 
hukum pajak.docx
hukum pajak.docxhukum pajak.docx
hukum pajak.docx
 
Sambutan Kemenkeu pada Musrenbag Prov Jambi Tahun 2017
Sambutan Kemenkeu  pada Musrenbag Prov Jambi Tahun 2017Sambutan Kemenkeu  pada Musrenbag Prov Jambi Tahun 2017
Sambutan Kemenkeu pada Musrenbag Prov Jambi Tahun 2017
 
Fgd bank indonesia keb fiskal dalam kerangka otonomi daerah
Fgd bank indonesia keb fiskal dalam kerangka otonomi daerahFgd bank indonesia keb fiskal dalam kerangka otonomi daerah
Fgd bank indonesia keb fiskal dalam kerangka otonomi daerah
 
optimalisasi pajak.pptx
optimalisasi pajak.pptxoptimalisasi pajak.pptx
optimalisasi pajak.pptx
 
paparan-kementerian-keuangan-dalam-musrenbang-prov-bali-2019-60.pptx
paparan-kementerian-keuangan-dalam-musrenbang-prov-bali-2019-60.pptxpaparan-kementerian-keuangan-dalam-musrenbang-prov-bali-2019-60.pptx
paparan-kementerian-keuangan-dalam-musrenbang-prov-bali-2019-60.pptx
 
Bahan kesimpulan pada raker iii
Bahan kesimpulan pada raker iiiBahan kesimpulan pada raker iii
Bahan kesimpulan pada raker iii
 
Kebijakan Umum Anggaran (Kua) induk 2017 08nov2016
Kebijakan Umum Anggaran (Kua) induk 2017 08nov2016Kebijakan Umum Anggaran (Kua) induk 2017 08nov2016
Kebijakan Umum Anggaran (Kua) induk 2017 08nov2016
 
Informasi APBN 2018
Informasi APBN 2018Informasi APBN 2018
Informasi APBN 2018
 
Bab iii kebijakan umum pengelolaan keuangan daerah amj
Bab iii kebijakan umum pengelolaan keuangan daerah amjBab iii kebijakan umum pengelolaan keuangan daerah amj
Bab iii kebijakan umum pengelolaan keuangan daerah amj
 
2019-03-28 APBN dan Arah Kebijakan fiskal Indonesia 2019
2019-03-28 APBN dan Arah Kebijakan fiskal Indonesia 20192019-03-28 APBN dan Arah Kebijakan fiskal Indonesia 2019
2019-03-28 APBN dan Arah Kebijakan fiskal Indonesia 2019
 
KUA PPAS Kota Singkawang Tahun 2016
KUA PPAS Kota Singkawang Tahun 2016KUA PPAS Kota Singkawang Tahun 2016
KUA PPAS Kota Singkawang Tahun 2016
 
KERANGKA ACUAN KEU.pdf
KERANGKA ACUAN KEU.pdfKERANGKA ACUAN KEU.pdf
KERANGKA ACUAN KEU.pdf
 
Bahan Materi Sosialisasi UU HKPD Updated.pdf
Bahan Materi Sosialisasi UU HKPD Updated.pdfBahan Materi Sosialisasi UU HKPD Updated.pdf
Bahan Materi Sosialisasi UU HKPD Updated.pdf
 
APBN 2020
APBN 2020APBN 2020
APBN 2020
 
Konferensi pers apbn 2020
Konferensi pers apbn 2020Konferensi pers apbn 2020
Konferensi pers apbn 2020
 
Belanja-Berkualitas-dan-Penguatan-Kapasitas-Belanja-Daerah-Final-converted-co...
Belanja-Berkualitas-dan-Penguatan-Kapasitas-Belanja-Daerah-Final-converted-co...Belanja-Berkualitas-dan-Penguatan-Kapasitas-Belanja-Daerah-Final-converted-co...
Belanja-Berkualitas-dan-Penguatan-Kapasitas-Belanja-Daerah-Final-converted-co...
 
Arahan Menteri Keuangan RAKORNAS 28092018 Peningkatan peran apip dalam optim...
Arahan Menteri Keuangan RAKORNAS 28092018  Peningkatan peran apip dalam optim...Arahan Menteri Keuangan RAKORNAS 28092018  Peningkatan peran apip dalam optim...
Arahan Menteri Keuangan RAKORNAS 28092018 Peningkatan peran apip dalam optim...
 
IMPLEMENTASI KEBIJAKAN FISKAL DALAM RANGKA MENDUKUNG PEMULIHAN EKONOMI DAN RE...
IMPLEMENTASI KEBIJAKAN FISKAL DALAM RANGKA MENDUKUNG PEMULIHAN EKONOMI DAN RE...IMPLEMENTASI KEBIJAKAN FISKAL DALAM RANGKA MENDUKUNG PEMULIHAN EKONOMI DAN RE...
IMPLEMENTASI KEBIJAKAN FISKAL DALAM RANGKA MENDUKUNG PEMULIHAN EKONOMI DAN RE...
 
Kua2012
Kua2012Kua2012
Kua2012
 

Más de Reza Yudhalaksana

SKRIPSI PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) DAN INDEKS PEMBANGUNAN...
SKRIPSI PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) DAN INDEKS PEMBANGUNAN...SKRIPSI PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) DAN INDEKS PEMBANGUNAN...
SKRIPSI PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) DAN INDEKS PEMBANGUNAN...Reza Yudhalaksana
 
Paper kel 3 dilema dana pensiun
Paper kel 3 dilema dana pensiunPaper kel 3 dilema dana pensiun
Paper kel 3 dilema dana pensiunReza Yudhalaksana
 
PERGESERAN PARADIGMA STRUKTUR TEKNOLOGI INFORMASI DARI SENTRALISASI KE DESENT...
PERGESERAN PARADIGMA STRUKTUR TEKNOLOGI INFORMASI DARI SENTRALISASI KE DESENT...PERGESERAN PARADIGMA STRUKTUR TEKNOLOGI INFORMASI DARI SENTRALISASI KE DESENT...
PERGESERAN PARADIGMA STRUKTUR TEKNOLOGI INFORMASI DARI SENTRALISASI KE DESENT...Reza Yudhalaksana
 
manajemen risiko coso-erm, as/nzs ISO 31000, basel, pbi, spip
manajemen risiko coso-erm, as/nzs ISO 31000, basel, pbi, spipmanajemen risiko coso-erm, as/nzs ISO 31000, basel, pbi, spip
manajemen risiko coso-erm, as/nzs ISO 31000, basel, pbi, spipReza Yudhalaksana
 
persamaan dan perbedaan akuntansi manajemen komersial dan pemerintah
persamaan dan perbedaan akuntansi manajemen komersial dan pemerintahpersamaan dan perbedaan akuntansi manajemen komersial dan pemerintah
persamaan dan perbedaan akuntansi manajemen komersial dan pemerintahReza Yudhalaksana
 
CSR as philanthropic strategy, intervening variable, promotion and tax avoidance
CSR as philanthropic strategy, intervening variable, promotion and tax avoidanceCSR as philanthropic strategy, intervening variable, promotion and tax avoidance
CSR as philanthropic strategy, intervening variable, promotion and tax avoidanceReza Yudhalaksana
 
pemberantasan korupsi di finlandia
pemberantasan korupsi di finlandiapemberantasan korupsi di finlandia
pemberantasan korupsi di finlandiaReza Yudhalaksana
 
pemberantasan korupsi di cina
pemberantasan korupsi di cinapemberantasan korupsi di cina
pemberantasan korupsi di cinaReza Yudhalaksana
 
pemberantasan korupsi di korea
pemberantasan korupsi di koreapemberantasan korupsi di korea
pemberantasan korupsi di koreaReza Yudhalaksana
 
Nilai-nila Kepemimpinan Musa AS
Nilai-nila Kepemimpinan Musa ASNilai-nila Kepemimpinan Musa AS
Nilai-nila Kepemimpinan Musa ASReza Yudhalaksana
 
pemberantasan korupsi di singapura
pemberantasan korupsi di singapurapemberantasan korupsi di singapura
pemberantasan korupsi di singapuraReza Yudhalaksana
 
pemberantasan korupsi di jepang
pemberantasan korupsi di jepangpemberantasan korupsi di jepang
pemberantasan korupsi di jepangReza Yudhalaksana
 

Más de Reza Yudhalaksana (12)

SKRIPSI PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) DAN INDEKS PEMBANGUNAN...
SKRIPSI PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) DAN INDEKS PEMBANGUNAN...SKRIPSI PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) DAN INDEKS PEMBANGUNAN...
SKRIPSI PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) DAN INDEKS PEMBANGUNAN...
 
Paper kel 3 dilema dana pensiun
Paper kel 3 dilema dana pensiunPaper kel 3 dilema dana pensiun
Paper kel 3 dilema dana pensiun
 
PERGESERAN PARADIGMA STRUKTUR TEKNOLOGI INFORMASI DARI SENTRALISASI KE DESENT...
PERGESERAN PARADIGMA STRUKTUR TEKNOLOGI INFORMASI DARI SENTRALISASI KE DESENT...PERGESERAN PARADIGMA STRUKTUR TEKNOLOGI INFORMASI DARI SENTRALISASI KE DESENT...
PERGESERAN PARADIGMA STRUKTUR TEKNOLOGI INFORMASI DARI SENTRALISASI KE DESENT...
 
manajemen risiko coso-erm, as/nzs ISO 31000, basel, pbi, spip
manajemen risiko coso-erm, as/nzs ISO 31000, basel, pbi, spipmanajemen risiko coso-erm, as/nzs ISO 31000, basel, pbi, spip
manajemen risiko coso-erm, as/nzs ISO 31000, basel, pbi, spip
 
persamaan dan perbedaan akuntansi manajemen komersial dan pemerintah
persamaan dan perbedaan akuntansi manajemen komersial dan pemerintahpersamaan dan perbedaan akuntansi manajemen komersial dan pemerintah
persamaan dan perbedaan akuntansi manajemen komersial dan pemerintah
 
CSR as philanthropic strategy, intervening variable, promotion and tax avoidance
CSR as philanthropic strategy, intervening variable, promotion and tax avoidanceCSR as philanthropic strategy, intervening variable, promotion and tax avoidance
CSR as philanthropic strategy, intervening variable, promotion and tax avoidance
 
pemberantasan korupsi di finlandia
pemberantasan korupsi di finlandiapemberantasan korupsi di finlandia
pemberantasan korupsi di finlandia
 
pemberantasan korupsi di cina
pemberantasan korupsi di cinapemberantasan korupsi di cina
pemberantasan korupsi di cina
 
pemberantasan korupsi di korea
pemberantasan korupsi di koreapemberantasan korupsi di korea
pemberantasan korupsi di korea
 
Nilai-nila Kepemimpinan Musa AS
Nilai-nila Kepemimpinan Musa ASNilai-nila Kepemimpinan Musa AS
Nilai-nila Kepemimpinan Musa AS
 
pemberantasan korupsi di singapura
pemberantasan korupsi di singapurapemberantasan korupsi di singapura
pemberantasan korupsi di singapura
 
pemberantasan korupsi di jepang
pemberantasan korupsi di jepangpemberantasan korupsi di jepang
pemberantasan korupsi di jepang
 

Último

PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptxPPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptxZefanya9
 
KEPEMIMPINAN DALAM MENJALANKAN USAHA/BISNIS
KEPEMIMPINAN DALAM MENJALANKAN USAHA/BISNISKEPEMIMPINAN DALAM MENJALANKAN USAHA/BISNIS
KEPEMIMPINAN DALAM MENJALANKAN USAHA/BISNISHakamNiazi
 
Ukuran Letak Data kuartil dan beberapa pembagian lainnya
Ukuran Letak Data  kuartil  dan  beberapa pembagian  lainnyaUkuran Letak Data  kuartil  dan  beberapa pembagian  lainnya
Ukuran Letak Data kuartil dan beberapa pembagian lainnyaIndhasari3
 
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bank
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non BankPresentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bank
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bankzulfikar425966
 
Introduction fixed asset (Aset Tetap).ppt
Introduction fixed asset (Aset Tetap).pptIntroduction fixed asset (Aset Tetap).ppt
Introduction fixed asset (Aset Tetap).ppttami83
 
WAWASAN NUSANTARA SEBAGAI GEOPOLITIK INDONESIA.pptx
WAWASAN NUSANTARA SEBAGAI GEOPOLITIK INDONESIA.pptxWAWASAN NUSANTARA SEBAGAI GEOPOLITIK INDONESIA.pptx
WAWASAN NUSANTARA SEBAGAI GEOPOLITIK INDONESIA.pptxMunawwarahDjalil
 
KELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskal
KELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskalKELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskal
KELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskalAthoillahEconomi
 
Perhitungan Bunga dan Nilai Uang (mankeu).ppt
Perhitungan Bunga dan Nilai Uang (mankeu).pptPerhitungan Bunga dan Nilai Uang (mankeu).ppt
Perhitungan Bunga dan Nilai Uang (mankeu).pptSalsabillaPutriAyu
 
DAMPAK MASIF KORUPSI yang kian merajalela
DAMPAK MASIF KORUPSI yang kian merajalelaDAMPAK MASIF KORUPSI yang kian merajalela
DAMPAK MASIF KORUPSI yang kian merajalelaarmanamo012
 
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...ChairaniManasye1
 
uang dan lembaga keuangan uang dan lembaga keuangan
uang dan lembaga keuangan uang dan lembaga keuanganuang dan lembaga keuangan uang dan lembaga keuangan
uang dan lembaga keuangan uang dan lembaga keuanganlangkahgontay88
 
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.ppt
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.pptModal Kerja manajemen keuangan modal kerja.ppt
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.pptFrida Adnantara
 
MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...
MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...
MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...OknaRyana1
 
Cryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptx
Cryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptxCryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptx
Cryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptxumusilmi2019
 
Slide Pengisian SPT Tahunan 2015 - OP 1770 Pembukuan.ppt
Slide Pengisian SPT Tahunan 2015 - OP 1770 Pembukuan.pptSlide Pengisian SPT Tahunan 2015 - OP 1770 Pembukuan.ppt
Slide Pengisian SPT Tahunan 2015 - OP 1770 Pembukuan.pptwxmnxfm57w
 
BAB 18_PENDAPATAN57569-7854545gj-65.pptx
BAB 18_PENDAPATAN57569-7854545gj-65.pptxBAB 18_PENDAPATAN57569-7854545gj-65.pptx
BAB 18_PENDAPATAN57569-7854545gj-65.pptxFrida Adnantara
 
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptxPERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptxHakamNiazi
 
Materi Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro I
Materi Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro IMateri Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro I
Materi Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro IIkaAliciaSasanti
 
Ekonomi Teknik dan perencanaan kegiatan usaha
Ekonomi Teknik dan perencanaan kegiatan usahaEkonomi Teknik dan perencanaan kegiatan usaha
Ekonomi Teknik dan perencanaan kegiatan usahaWahyuKamilatulFauzia
 
PSAK-10-Pengaruh-Perubahan-Valuta-Asing-IAS-21-23032015.pptx
PSAK-10-Pengaruh-Perubahan-Valuta-Asing-IAS-21-23032015.pptxPSAK-10-Pengaruh-Perubahan-Valuta-Asing-IAS-21-23032015.pptx
PSAK-10-Pengaruh-Perubahan-Valuta-Asing-IAS-21-23032015.pptxRito Doank
 

Último (20)

PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptxPPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
 
KEPEMIMPINAN DALAM MENJALANKAN USAHA/BISNIS
KEPEMIMPINAN DALAM MENJALANKAN USAHA/BISNISKEPEMIMPINAN DALAM MENJALANKAN USAHA/BISNIS
KEPEMIMPINAN DALAM MENJALANKAN USAHA/BISNIS
 
Ukuran Letak Data kuartil dan beberapa pembagian lainnya
Ukuran Letak Data  kuartil  dan  beberapa pembagian  lainnyaUkuran Letak Data  kuartil  dan  beberapa pembagian  lainnya
Ukuran Letak Data kuartil dan beberapa pembagian lainnya
 
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bank
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non BankPresentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bank
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bank
 
Introduction fixed asset (Aset Tetap).ppt
Introduction fixed asset (Aset Tetap).pptIntroduction fixed asset (Aset Tetap).ppt
Introduction fixed asset (Aset Tetap).ppt
 
WAWASAN NUSANTARA SEBAGAI GEOPOLITIK INDONESIA.pptx
WAWASAN NUSANTARA SEBAGAI GEOPOLITIK INDONESIA.pptxWAWASAN NUSANTARA SEBAGAI GEOPOLITIK INDONESIA.pptx
WAWASAN NUSANTARA SEBAGAI GEOPOLITIK INDONESIA.pptx
 
KELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskal
KELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskalKELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskal
KELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskal
 
Perhitungan Bunga dan Nilai Uang (mankeu).ppt
Perhitungan Bunga dan Nilai Uang (mankeu).pptPerhitungan Bunga dan Nilai Uang (mankeu).ppt
Perhitungan Bunga dan Nilai Uang (mankeu).ppt
 
DAMPAK MASIF KORUPSI yang kian merajalela
DAMPAK MASIF KORUPSI yang kian merajalelaDAMPAK MASIF KORUPSI yang kian merajalela
DAMPAK MASIF KORUPSI yang kian merajalela
 
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
 
uang dan lembaga keuangan uang dan lembaga keuangan
uang dan lembaga keuangan uang dan lembaga keuanganuang dan lembaga keuangan uang dan lembaga keuangan
uang dan lembaga keuangan uang dan lembaga keuangan
 
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.ppt
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.pptModal Kerja manajemen keuangan modal kerja.ppt
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.ppt
 
MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...
MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...
MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...
 
Cryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptx
Cryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptxCryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptx
Cryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptx
 
Slide Pengisian SPT Tahunan 2015 - OP 1770 Pembukuan.ppt
Slide Pengisian SPT Tahunan 2015 - OP 1770 Pembukuan.pptSlide Pengisian SPT Tahunan 2015 - OP 1770 Pembukuan.ppt
Slide Pengisian SPT Tahunan 2015 - OP 1770 Pembukuan.ppt
 
BAB 18_PENDAPATAN57569-7854545gj-65.pptx
BAB 18_PENDAPATAN57569-7854545gj-65.pptxBAB 18_PENDAPATAN57569-7854545gj-65.pptx
BAB 18_PENDAPATAN57569-7854545gj-65.pptx
 
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptxPERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
 
Materi Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro I
Materi Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro IMateri Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro I
Materi Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro I
 
Ekonomi Teknik dan perencanaan kegiatan usaha
Ekonomi Teknik dan perencanaan kegiatan usahaEkonomi Teknik dan perencanaan kegiatan usaha
Ekonomi Teknik dan perencanaan kegiatan usaha
 
PSAK-10-Pengaruh-Perubahan-Valuta-Asing-IAS-21-23032015.pptx
PSAK-10-Pengaruh-Perubahan-Valuta-Asing-IAS-21-23032015.pptxPSAK-10-Pengaruh-Perubahan-Valuta-Asing-IAS-21-23032015.pptx
PSAK-10-Pengaruh-Perubahan-Valuta-Asing-IAS-21-23032015.pptx
 

Advertorial APBN 2014

  • 1. ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA TAHUN 2014 MEMANTAPKAN PEREKONOMIAN NASIONAL BAGI PENINGKATAN KESEJAHTERAAN RAKYAT YANG BERKEADIL AN PEMERINTAH BEKERJA SAMA DENGAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT RI TELAH MENYEPAKATI ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA TAHUN 2014 ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA TAHUN 2014 MEMANTAPKAN PEREKONOMIAN NASIONAL BAGI PENINGKATAN KESEJAHTERAAN RAKYAT YANG BERKEADIL AN PEMERINTAH BEKERJA SAMA DENGAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT RI TELAH MENYEPAKATI ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA TAHUN 2014 Kapasitas Fiskal Januari - Februari 2013 Pidato Presiden Penyampaian Nota Keuangan & RAPBN 16 Agustus 2013 UU tentang APBN 2014 Oktober 2013 Pembahasan dengan DPR 28 Agustus - 23 Oktober 2013 SB tentang Revisi Pagu Indikatif Menteri Keuangan dan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional 14 Juni 2013 SB Pagu Indikatif Menteri Keuangan dan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional 5 April 2013 Pembicaraan Pendahuluan 3 Juni - 10 Juli 2013 Keputusan Menteri Keuangan tentang Pagu Anggaran K/L 17 Juli 2013 Keputusan Menteri Keuangan tentang Pagu Anggaran K/L (termasuk New Initiatives) 23 Juli 2013Surat Menteri Keuangan tentang Alokasi Anggaran Sidang Paripurna DPR tentang Pengesahan UU APBN 25 Oktober 2013 28 Oktober 2013 Keputusan Presiden tentang Rincian Anggaran 27 November 2013 Strategi untuk menjaga kesinambungan fiskal: mendorong agar APBN lebih produktif untuk meningkatkan kapasitas perekonomian dengan tetap menjaga keseimbangan dalam rangka memperkuat kapasitas dan daya tahan fiskal, namun tetap dikelola secara hati-hati. 1. Mengendalikan Defisit Anggaran: • Optimalisasi pendapatan negara dengan meningkatkan iklim investasi dan menjaga konservasi lingkungan; • Meningkatkan kualitas belanja melalui (i) meningkatkan belanja modal untuk pembangunan infrastruktur; (ii) pengendalian subsidi; dan (iii) efisiensi belanja barang (operasional & perjalanan dinas). 2. Mengendalikan Keseimbangan Primer: • Optimalisasi pendapatan negara; • Memperbaiki struktur belanja melalui pembatasan belanja terkait, belanja mandatori, dan efisiensi subsidi untuk kualitas belanja. 3. Menurunkan rasio utang terhadap PDB: • Pengendalian pembiayaan yang bersumber dari pinjaman; • Negative net flow; • Mengarahkan agar pemanfaatan pinjaman harus untuk kegiatan produktif yang meningkatkan nilai tambah atau meningkatkan kapasitas perekonomian. APBN 2014 ASUMSI DASAR EKONOMI MAKRO Rp1.667,1 TRILIUN Rp250,9 TRILIUN Langkah Optimalisasi Penerimaan Pajak • Penyempurnaan Sistem Administrasi Perpajakan untuk meningkatkan kepatuhan Wajib Pajak (WP); • Ekstensifikasi WP orang pribadi berpendapatan tinggi dan menengah; • Perluasan basis pajak, termasuk kepada sektor-sektor yang selama ini tidak terlalu banyak digali potensinya; • Optimalisasi pemanfaatan kewajiban penyampaian data dan informasi yang berkaitan dengan perpajakan dari institusi Pemerintah, Lembaga, Asosiasi, dan pihak lain; • Perbaikan kinerja BUMN untuk memberikan dukungan pada APBN melalui peningkatan dividen BUMN, dengan tetap mempertimbangkan kebutuhan belanja modal BUMN; • Merevisi jenis dan tarif PNBP pada K/L agar sesuai dengan kondisi aktual, serta optimalisasi pengelolaan dan pengawasan pemungutan PNBP yang lebih baik. Kebijakan Insentif Perpajakan tetap menjaga iklim investasi dan keberlanjutan dunia usaha PERKEMBANGAN PNBPPERKEMBANGAN PENERIMAAN PERPAJAKAN • Penguatan penegakan hukum bagi penghindar pajak; • Penyempurnaan peraturan perpajakan untuk lebih memberi kepastian hukum dan perlakuan yang adil dan wajar. Langkah Optimalisasi Kepabeanan dan Cukai • Mengantisipasi pemberian konsesi tarif bea masuk nol persen terhadap impor bahan baku terkait kebijakan FTA; • Ekstensifikasi Barang Kena Cukai; dan • Penyesuaian tarif cukai minuman beralkohol. Langkah Optimalisasi PNBP • Mengoptimalkan lifting Minyak dan Gas dengan didukung investasi di sektor Migas untuk peningkatan cadangan minyak Indonesia; • Pemanfaatan Sumber Daya Alam secara seimbang dengan tetap memperhatikan kesinambungan produksi dan kelestarian lingkungan hidup; • Penyesuaian tarif royalti dan penjualan hasil tambang untuk Izin Usaha Pertambangan (IUP) menjadi sebesar 13,5% (agar sama dengan PKP2B), sesuai kesepakatan Pemerintah dengan DPR; • Penanaman modal bagi industri hilir pertambangan dan disinsentif bea keluar untuk ekspor barang tambang mentah; • Pengembangan industri intermediate dalam rangka substitusi impor, dalam bentuk pembebasan bea masuk dan tax allowance; • Fasilitas PPnBM untuk Low Cost Green Car (LCGC). 658,7 619,9 658,7 723,3 980,5 1.148,4 1.280,4 13,3 0 200 400 600 800 1000 1200 1400 10 11 12 13 14 2008 % Sumber: Kementerian Keuangan 2009 2010 2011 2012 APBNP 2013 APBN 2014 11,0 11,3 11,9 12,2 12,3 11,8 873,9 Triliun Rupiah Penerimaan Perpajakan Triliun Rupiah - 50,0 100,0 150,0 200,0 250,0 300,0 350,0 400,0 211,6 109,0 2008 125,8 101,4 2009 152,7 116,2 2010 193,5 138,0 2011 205,8 146,0 2012 180,6 168,5 APBNP 2013 196,5 188,9 APBN 2014 PNBP Migas PNBP Nonmigas PEMBIAYAANRp175,4 triliun Seiring dengan kebutuhan dana pembangunan untuk mencapai kesejahteraan rakyat yang semakin meningkat, kebutuhan pembiayaan anggaran tahun 2014 direncanakan Rp175,4 T. Sumber pembiayaan berasal dari dalam negeri sebesar Rp196,3 T dan luar negeri sebesar negatif Rp20,9 T Sumber pembiayaan APBN 2014 utamanya dari penerbitan Surat Berharga Negara berdenominasi Rupiah. Hal ini menunjukkan bahwa pembiayaan ke depan akan lebih mengutamakan pembiayaan yang bersumber dari dalam negeri, sehingga bebas dari risiko nilai tukar. Rasio utang Pemerintah terhadap PDB Indonesia relatif kecil dan diperkirakan sebesar 23,0 persen pada tahun 2014. Angka ini menunjukkan semakin membaiknya kondisi perekonomian negara. Pengeluaran pembiayaan antara lain guna mendukung pembangunan infrastruktur yaitu: • Penyertaan Modal Negara kepada PT Sarana Multigriya Finansial dan Lembaga Penjaminan Ekspor Indonesia; • Dana bergulir kepada LPDB KUMKM dan Pusat Pembiayaan Perumahan; serta • Kewajiban Penjaminan. Memperkuat Pertumbuhan Ekonomi yang Inklusif, Berkualitas, dan Berkelanjutan Melalui Pelaksanaan Kebijakan Fiskal yang Sehat dan Efektif Arah Kebijakan Fiskal Pertumbuhan Ekonomi 6,0% Inflasi 5,5% Suku Bunga SPN 3 Bulan 5,5% Nilai Tukar Rp10.500,00/US$ Harga Minyak ICP US$105/barel Lifting Minyak 870 ribu barel/hari Lifting Gas 1.240 ribu barel setara minyak per hari PENDAPATAN NEGARA Rp1.667,1 triliun RASIO UTANG PEMERINTAH TERHADAP PDB BELANJA NEGARA Rp1.842,5 triliun TRANSFER KE DAERAH BELANJA PEMERINTAH PUSAT Rp1.249,9 triliun Rp592,6 triliun Dana Perimbangan Rp487,9 triliun, terdiri atas: • DBH Rp113,7 T dialokasikan kepada daerah berdasarkan pendapatan APBN guna mendanai kebutuhan daerah dalam rangka pelaksanaan desentralisasi; • DAU Rp341,2 T dialokasikan sebagai alat pemerataan kemampuan keuangan antardaerah dan mengurangi kesenjangan fiskal antardaerah; dan • DAK Rp33,0 T dialokasikan untuk urusan daerah dan sesuai dengan prioritas nasional dalam rangka mendorong percepatan pembangunan daerah dan pencapaian sasaran nasional. Dana Otonomi Khusus dan Penyesuaian Rp104,6 triliun, terdiri atas: • Dana Otonomi Khusus Rp16,1 T, dibagi untuk Provinsi Papua, Provinsi Papua Barat, dan Provinsi Aceh, termasuk dana tambahan Otsus Infrastruktur Rp2,5 T, untuk Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat. Dana tambahan Otsus Infrastruktur digunakan untuk mempercepat pembangunan dan pemeliharaan infrastruktur Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat. • Dana Keistimewaan Daerah Istimewa Yogyakarta Rp523,9 miliar, dialokasikan untuk penyelenggaraan urusan Keistimewaan Daerah Istimewa Yogyakarta. • Dana Penyesuaian Rp87,9 T, dialokasikan antara lain untuk: - Tunjangan Profesi Guru PNSD, Bantuan Operasional Sekolah (BOS); - Dana Insentif Daerah (DID) diberikan agar daerah berupaya untuk mengelola keuangannya dengan lebih baik yang ditunjukkan dengan perolehan opini Badan Pemeriksa Keuangan atas laporan keuangan pemerintah daerah dan menetapkan APBD secara tepat waktu. Kebijakan Transfer ke Daerah, antara lain: • meningkatkan kapasitas fiskal daerah serta mengurangi kesenjangan fiskal antara pusat dan daerah, serta antardaerah; • meningkatkan transparansi, akuntabilitas, dan ketepatan waktu pengalokasian dan penyaluran anggaran Transfer ke Daerah; • meningkatkan kualitas pelayanan publik di daerah dan mengurangi kesenjangan pelayanan publik antardaerah; • meningkatkan perhatian terhadap pembangunan di daerah tertinggal, terluar, dan terdepan; serta • meningkatkan pelaksanaan pemantauan dan evaluasi terhadap jenis dana transfer tertentu guna meningkatkan kualitas belanja daerah. Kebijakan Transfer ke Daerah Informasi lebih lanjut: Biro Komunikasi dan Layanan Informasi www.kemenkeu.go.id email: infoapbn@depkeu.go.id Menteri Keuangan Republik IndonesiaMenteri Keuangan Republik Indonesia Rp1.842,5 TRILIUN Rp75,5 TRILIUN Subsidi Energi Rp282,1 triliun Kebijakan dan besaran subsidi energi (BBM dan listrik) di bawah tanggung jawab Kementerian ESDM. Subsidi BBM Rp210,7 triliun Di bidang subsidi BBM tahun 2014 akan dilaksanakan langkah kebijakan: • melanjutkan program konversi BBM ke gas; • melanjutkan program konversi minyak tanah ke LPG tabung 3 kg; dan • melakukan pengendalian BBM bersubsidi dengan pola penyaluran tertutup. Subsidi listrik Rp71,4 triliun Di bidang subsidi listrik tahun 2014 akan dilakukan langkah kebijakan: • meningkatkan efisiensi anggaran subsidi listrik dan ketepatan target sasaran; • meningkatkan rasio elektrifikasi. Subsidi Rp333,7 triliun Arah Kebijakan Subsidi Arah kebijakan subsidi dalam tahun 2014 untuk meningkatkan efisiensi subsidi energi dan meningkatkan ketepatan target sasaran dalam rangka peningkatan kualitas belanja. Subsidi Non Energi Rp51,6 triliun Subsidi non-energi meliputi: • Penyediaan beras dengan harga murah untuk rakyat miskin (subsidi pangan): Rp18,8 T, dengan sasaran 15,5 juta Rumah Tangga Sasaran (RTS) @ 15 Kg per RTS selama 12 bulan; • Subsidi pupuk Rp21,0 T dan subsidi benih Rp1,6 T, untuk membantu petani memenuhi kebutuhan pupuk dan benih dengan harga terjangkau, dan upaya mendukung upaya peningkatan ketahanan pangan; • Subsidi PSO sebesar Rp2,2 T untuk: - PSO penumpang angkutan kereta api; - PSO penumpang angkutan kapal laut kelas ekonomi; dan - PSO informasi publik. • Subsidi bunga kredit program Rp3,2 T, untuk mendukung program pengembangan UMKM, peningkatan ketahanan pangan, dan program diversifikasi energi; dan • Subsidi pajak Rp4,7 T, untuk mendukung program stabilisasi harga kebutuhan pokok dan pengembangan industri strategis. • Untuk mempertahankan daya beli dan penguatan pasar domestik; • Untuk memberikan perlindungan kepada rakyat terutama di masa krisis; • Saat ini Pemerintah sedang merumuskan “Keep Buying Strategy” dengan penyiapan paket stimulus, untuk mencegah terjadinya pemutusan hubungan kerja; • Upaya ekstra juga dilakukan untuk mengendalikan inflasi, agar daya beli dan konsumsi masyarakat tetap terjaga. “Keep Buying Strategy” Pembangunan Infrastruktur Pendorong Pertumbuhan Ekonomi Peningkatan Perlindungan Sosial dan Kesejahteraan Rakyat Pemeliharaan Stabilitas Sosial dan Politik Infrastruktur Perhubungan: mendukung Keterhubungan Antar Wilayah • Peningkatan kapasitas jalan sepanjang 3.854 km; • Pembangunan 98,1 km jalur kereta api baru, termasuk jalur ganda; serta pengadaan 66 unit lokomotif, Kereta Rel Disel (KRD), Kereta Rel Listrik (KRL), tram, dan railbus; • Pembangunan 20 bandar udara baru, serta pengembangan dan rehabilitasi sekitar 120 bandar udara; • Pembangunan prasarana 60 dermaga penyeberangan. *Kementerian Pekerjaan Umum juga memiliki tugas dan fungsi terkait infrastruktur sumber daya air dan permukiman Infrastruktur Energi dan Lainnya: Menunjang Ketahanan Energi • Peningkatan kapasitas hingga 164 megawatt; pembangunan transmisi sekitar 4.881 kmr, gardu induk 1.020 MVA, dan gardu distribusi 136,72 MVA; • Penambahan jaringan gas pada empat kota; • Peningkatan rasio elektrifikasi mencapai sekitar 81,4%. Infrastruktur Perumahan dan Permukiman Pembangunan 100 twin block rusunawa serta penyediaan fasilitasi dan stimulasi prasarana, sarana, dan utilitas kawasan perumahan dan permukiman sebanyak 38.179 unit. Pendidikan Murah, Terjangkau, dan Berkualitas Rp368,9 T Perluasan jangkauan pemerataan pendidikan, antara lain dengan: • Melanjutkan program Bantuan Operasional Sekolah (BOS) dalam rangka menuntaskan wajib belajar 9 tahun bagi 30,5 juta siswa SD/SDLB/MI/Ula dan 14,1 juta siswa SMP/SMPLB/MTs/Wustha; • Melanjutkan pelaksanaan Pendidikan Menengah Universal (PMU) bagi penduduk usia 16-18 tahun untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang menengah atas, melalui: (a) penyediaan BOS pendidikan menengah bagi sekitar 9,8 juta siswa SMA/MA/SMK; dan (b) pembangunan ruang kelas baru dan rehab ruang kelas rusak; • Menyediakan bantuan bagi sekitar 9,5 juta siswa miskin SD/SDLB/MI, 3,8 juta siswa miskin SMP/SMPLB/MTs, 2,1 juta siswa miskin SMA/SMK/MA dan sekitar 200 ribu mahasiswa kurang mampu penerima Bidik Misi. Peningkatan kualitas pendidikan, antara lain melalui: • Memastikan perbandingan antara guru dengan murid sebesar 1:32 (SD & MI) dan 1:40 (SMP & MTs); • Pemantapan pelaksanaan sistem pendidikan nasional antara lain dengan Penyempurnaan Kurikulum, Sistem Pembelajaran dan Perbukuan; • Penyediaan dana tunjangan profesi guru: Rp60,5 T. Pengentasan dan Penanggulangan Kemiskinan Program penanggulangan kemiskinan, meliputi: • Klaster I : Bantuan dan Perlindungan Sosial; • Klaster II : Pemberdayaan Masyarakat; • Klaster III : Pengembangan Usaha Kecil dan Mikro; dan • Klaster IV : Program Pro Rakyat Melalui Penyediaan Prasarana/Sarana Murah. Sasaran utama tahun 2014 menurunkan tingkat kemiskinan menjadi sekitar 9-10,5%, dengan program- program dan kegiatan penanggulangan kemiskinan, yang meliputi: • Program Keluarga Harapan (PKH) sebesar Rp5,5 triliun, berupa bantuan tunai bersyarat untuk sekitar 3,2 juta Rumah Tangga Sangat Miskin (RTSM) dengan syarat memeriksakan kesehatan dan memenuhi tingkat kehadiran pendidikan bagi anggota keluarganya; • Pemberdayaan Masyarakat melalui Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM), antara lain meliputi: - PNPM Perdesaan sebesar Rp9,3 triliun bagi 5.260 kecamatan; dan - PNPM Perkotaan sebesar Rp2,0 triliun bagi 11.066 kelurahan. Kesehatan Murah untuk Masyarakat • Mencapai persentase penduduk (termasuk seluruh penduduk miskin) yang memiliki jaminan kesehatan hingga mencapai 80,1%; • Meningkatkan persentase bayi usia 0-11 bulan yang mendapat imunisasi dasar lengkap hingga mencapai 90%; • Meningkatkan jumlah puskesmas yang menjadi puskesmas perawatan di perbatasan dan pulau- pulau kecil terluar yang berpenduduk sebanyak 96 puskesmas; • Meningkatkan persentase ibu bersalin yang ditolong oleh tenaga kesehatan terlatih hingga mencapai 90%; • Anggaran untuk pelaksanaan SJSN bidang kesehatan: - Penambahan sebanyak 4.145 tempat tidur (TT) di kelas III Rumah Sakit Pemerintah dalam rangka peningkatan upaya kesehatan rujukan. - Pengalokasian anggaran untuk iuran bagi Penerima Bantuan Iuran (PBI), yaitu orang miskin dan tidak mampu sebanyak 86,4 juta jiwa dalam rangka pelaksanaan SJSN Kesehatan. Mendukung Pelaksanaan Pemilu Tahun 2014 yang Lancar, Demokratis, dan Aman • Dukungan tahapan Pemilu 2014 termasuk pemutahiran data pemilih, dan pengawasannya; • Pendidikan politik/pemilih termasuk orang miskin, pemuda, perempuan dan penyandang cacat; • Peningkatan pengawasan Pemilu yang partisipatif; • Pengamanan Pemilu. Pemantapan Keamanan Dalam Negeri • Pemenuhan rasio ideal Polisi terhadap masyarakat 1:575; • Pemenuhan alat utama dan alat khusus kepolisian secara bertahap mencapai 41%. Peningkatan Kemampuan Pertahanan dalam menegakkan kedaulatan dan keutuhan NKRI • Modernisasi dan peningkatan alat utama sistem persenjataan (Alutsista) integratif mencapai 28%; matra darat (25%), matra laut (21%), dan matra udara (32%); • Memperluas pendayagunaan industri pertahanan nasional, dan mengutamakan pengadaan Alutsista hasil produksi industri dalam negeri mencapai 25%. Ketahanan Pangan untuk Stabilisasi Harga dan Memenuhi Kebutuhan Pangan Rakyat • Peningkatan produksi padi sebesar 6,25% (menjadi sebesar 76,6 juta ton GKG); • Pertumbuhan produksi bahan pangan lainnya, yaitu: jagung dengan target pertumbuhan produksi sebesar 10,0%; kedelai (20,0%); tebu (12,6%); dan daging sapi (7,3%); • Peningkatan produksi perikanan menjadi 22,4 juta ton yang terdiri dari perikanan tangkap sebesar 5,5 juta ton dan perikanan budidaya sebesar 16,9 juta ton; dan • Peningkatan kesejahteraan petani dan nelayan yang diukur melalui indeks Nilai Tukar Petani (NTP) dan Nilai Tukar Nelayan (NTN) di atas 105. • Terlaksananya rehabilitasi, peningkatan jaringan irigasi dan operasi dan pemeliharaan pada areal seluas 3.023,8 ribu ha. Kementerian Pekerjaan Umum*: Rp84,1 triliun Kementerian Perumahan Rakyat: Rp4,6 triliun Kementerian Perhubungan: Rp40,4 triliun Kementerian ESDM: Rp16,3 triliun Transfer ke Daerah Rp238,6 triliun Belanja K/L Rp130,3 triliun Kemendikbud: Rp80,7 triliun Kemenag: Rp42,6 triliun Kementerian Dalam Negeri: Rp14,9 triliun Kementerian Kesehatan: Rp46,5 triliun Kementerian Sosial: Rp7,7 triliun Kementerian Koperasi & UKM: Rp1,6 triliun Badan POM: Rp1,1 triliun Kementerian Pertanian: Rp15,5 triliun Kementerian Kelautan & Perikanan: Rp6,5 triliun Komisi Pemilihan Umum: Rp15,4 triliun Kepolisian: Rp45,0 triliun Badan Pengawas Pemilu: Rp3,3 triliun Kementerian Pertahanan: Rp86,4 triliun Sumber-Sumber Penerimaan Kebutuhan Pengeluaran PENDAPATAN NEGARA PENERIMAAN PEMBIAYAAN Rp1,3 triliun : Penarikan Pinjaman Dalam Negeri (Bruto) Rp1,0 Triliun : Hasil Pengelolaan Aset Rp205,1 triliun : Penerbitan Surat Berharga Negara Rp3,9 triliun : Pinjaman Program Rp35,2 triliun : Pinjaman Proyek Rp4,4 triliun : Perbankan Dalam Negeri Rp1,4 triliun : Hibah Rp385,4 triliun : Penerimaan Negara Bukan Pajak Rp170,2 triliun : Kepabeanan & Cukai Rp1.110,2 triliun: Pajak Rp637,8 triliun : Belanja Kementerian Negara / Lembaga Rp333,7 triliun : Subsidi Rp121,3 triliun : Pembayaran Bunga Utang Rp157,1 triliun : Belanja Lainnya Rp487,9 triliun : Dana Perimbangan Rp104,6 triliun : Dana Otonomi Khusus dan Penyesuaian BELANJA NEGARA PENGELUARAN PEMBIAYAAN Rp4,0 triliun : Dana Bergulir Rp1,2 triliun : Penerusan Pinjaman Rp1,1 triliun : Kewajiban Penjaminan Rp5,0 triliun : Penyertaan Modal Negara Rp58,8 triliun : Pembayaran Cicilan Pokok Utang Luar Negeri Rp0,3 triliun : Pembayaran Cicilan Pokok Pinjaman Dalam Negeri Rp5,1 triliun : Cadangan Pembiayaan Desember 2013 Penyerahan DIPA K/L lainnya: Rp7,1 triliun Catatan: Target merupakan target RKP 0 2.000 4.000 6.000 8.000 10.000 12.000 1.636 33,1% 28,4% 26,1% 24,4% 2008 5.606 1.591 2009 6.447 2010 7.423 2011 8.242 2012 9.405 2013 *) 4.949 1.682 1.809 1.975 2.198 2.384 10.376 APBN 2014 Triliun Rupiah PDB Rasio Utang 15% 10% 5% 0% 20% 25% 30% 35% 24,0% 23,4% 23,0% *) Proyeksi Tax Ratio Outstanding Utang