SlideShare una empresa de Scribd logo
1 de 7
Descargar para leer sin conexión
Makalah Seminar Tugas Akhir

       PERANCANGAN HALF BRIDGE INVERTER UNTUK CATU DAYA
          PEMANAS INDUKSI PADA ALAT EXTRUDER PLASTIK
                                        Rezon Arif Budiman 1, Agung Warsito 2, Karnoto 2
                                Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik – Universitas Diponegoro
                                       Jl. Prof. Soedarto, S.H., Tembalang, Semarang 50275
                                      email : rezon_arif@yahoo.com, karnoto69@gmail.com


ABSTRACT – In the plastics processing often occur either                induksi yang menghasilkan waktu pemanasan yang relatif
through technical fault, chemical or human error that                   cepat dibandingkan dengan proses pemanasan secara
caused the failure of production that produce a lot of                  konvensional.
plastic waste and recycling processes needs to be done                           Proses pemanasan secara induksi membutuhkan
using an instrument called the extruder so it waste can be              frekuensi tinggi sehingga dibutuhkan catu daya yang
use again. This recycling process initially utilizing heat              digunakan untuk mensuplai pemanas induksi tersebut.
from conventional heating processes using a band heater                 Dalam penelitian kali ini penulis akan merancang Inverter
but it takes a long start-up and requires considerable                  frekuensi tinggi dengan topologi resonan paralel setengah
electric power.                                                         jembatan (half-bridge paralel resonant inverter) yang dapat
          In order to solve this problem, it can be used                menghasilkan listrik bolak balik frekuensi tinggi yang
induction heating method. In this Final Project, it designed            digunakan untuk mensuplai kumparan pemanas pada badan
a high frequency parallel resonant inverter power supply                extruder.
with half bridge topology using MOSFET as switching
devices. Switch is controlled by the control circuit IC 4047.           1.2 Tujuan Penelitian
Power supply consists of half-bridge inverter, the control                  Tujuan dari penelitian Tugas Akhir antara lain:
circuit, a full wave rectifier. Inverter will supply the                  1. Membuat perancangan Inverter Resonan Paralel
heating coils which located in the extruder body.                             Setengah Jembatan (Half-bridge Paralel Resonant
          The heater that has been designed can raise the                     Inverter) dengan sumber tegangan 220V 50 Hz yang
temperature of the extruder up to 224.50C in 9 minutes 30                     diaplikasikan untuk memanaskan extruder plastik
seconds with 400 Watt power input when the inverter is                        hingga suhu 225oC.
operated at frequency of 52 kHz. The increase in average                  2. Mengetahui karakteristik perubahan daya terhadap
temperature is 0.3930C per second. Average inverter                           perubahan frekuensi pemicuan inverter .
efficiency is 86.52%.                                                     3. Mengetahui pengaruh kecepatan pertambahan suhu
                                                                              terhadap perubahan beberapa frekuensi resonan .
                                                                          4. Mengetahui perbandingan daya masukan dan daya
Keywords: induction heating, extruder,                half bridge             keluaran dari inverter.
inverter
                                                                        1.3 Batasan Masalah
                       I.   PENDAHULUAN                                     Pembahasan dibatasi pada:
                                                                          1. Sumber daya listrik yang digunakan adalah tegangan
1.1 Latar Belakang                                                            AC 1 Fasa 220V/50Hz.
         Dalam proses pembuatan barang-barang plastik                     2. Inverter yang digunakan yaitu Inverter Resonan
sering kali terjadi kesalahan baik secara teknis, kimia                       Paralel topologi Halfbridge dengan komponen
maupun human error yang menyebabkan kegagalan                                 pensaklaran menggunakan MOSFET.
produksi. Kegagalan produksi ini akan menghasilkan waste                  3. Rangkaian kontrol pemicuan menggunakan IC 4047.
/limbah plastik yang banyak dan perlu dilakukan proses daur               4. Daya keluaran pada pemanas induksi dapat diatur
ulang agar dapat dimanfaatkan kembali. Proses daur ulang                      melalui pengaturan frekuensi pemicuan dari inverter.
ini disebut dengan Reclaim menggunakan sebuah alat yang                   5. Sistem yang digunakan pada perancangan inverter
disebut dengan extruder. Extruder digunakan pada industri                     resonan ini adalah open loop.
plastik untuk mengolah serpihan plastik menjadi bentuk                    6. Tidak membahas adanya harmonisa tegangan dan arus
pelet plastik yang nantinya akan digunakan kembali sebagai                    pada sisi sumber listrik.
bahan baku pembuatan barang-barang plastik Proses daur                    7. Tidak membahas pengaruh daya terhadap beban kerja
ulang ini mulanya memanfaatkan suhu panas yang                                yang digunakan. Beban kerja yang digunakan tetap
didapatkan dari proses pemanasan konvensional yaitu                           yaitu pipa besi untuk ekstruder.
menggunakan band heater / pita pemanas. Proses pemanasan                  8. Seluruh komponen dan rangkaian yang digunakan
konvensional ini membutuhkan waktu start-up yang lama                         hanya dibahas pada fungsi kerjanya masing – masing.
dan membutuhkan daya yang cukup besar. Untuk mengatasi                    9. Proses ekstrusi plastik menjadi pellet pada alat
masalah tersebut digunakanlah metode pemanasan secara                         extruder tidak dibahas secara mendetail.

[1]
      Mahasiswa Jurusan Teknik Elektro Undip [2]Dosen Jurusan Teknik Elektro Undip
II. DASAR TEORI                             menginduksi kembali konduktor sehingga timbul arus eddy
                                                                 seperti terlihat pada gambar 2.2b. Arus eddy ini melawan
2.1 Prinsip Pemanasan Induksi                                    arah arus utama pada bagian pusat konduktor dan searah
     Pemanasan induksi adalah sebuah proses pemanasan            pada permukaan konduktor. Ini menyebabkan distribusi arus
tanpa adanya kontak fisik antara pemanas dan benda yang          utama tidak merata, yaitu arus berkurang dibagian tengah
dipanaskan. Hal ini berbeda dengan metode pemanasan lain         dan paling besar pada bagian permukaan. Hal ini disebut
dimana panas dihasilkan melalui pembakaran kemudian              efek kulit.
diterapkan ke benda kerja yang dipanaskan. Pemanasan
secara induksi berdasarkan pada prinsip induksi
elektromagnetik menggunakan frekuensi tinggi. Prinsip ini
dijelaskan pertama kali oleh Michael Faraday pada tahun
1831 [11].

2.1.1 Arus Eddy [14] [17][3]
       Arus eddy memiliki peranan yang paling dominan                  Gambar 2.2 Distribusi arus konduktor yang dialiri arus AC
dalam proses pemanasan induksi. Panas yang dihasilkan            2.2 Perancangan Rangkaian Elektronika Daya
pada material sangat bergantung kepada besarnya arus eddy        2.2.1 Rangkaian Kontrol Menggunakan IC 4047
yang diinduksikan oleh lilitan penginduksi. Ketika lilitan              Komponen utama pada rangkaian kontrol adalah IC
dialiri oleh arus bolak-balik, maka akan timbul medan            4047. IC 4047 merupakan jenis IC CMOS yang memiliki
magnet di sekitar kawat penghantar. Medan magnet tersebut        fungsi menghasilkan gelombang kotak pada mode operasi
besarnya berubah-ubah sesuai dengan arus yang mengalir           astable dan monostable multivibrator[19]. Dasar pemilihan
pada lilitan tersebut. Jika terdapat bahan konduktif disekitar   menggunakan IC ini adalah rangkaian yang digunakan
medan magnet yang berubah-ubah tersebut, maka pada               cukup sederhana dan banyak tersedia di pasaran. Pada tugas
bahan konduktif tersebut akan mengalir arus yang disebut         akhir IC digunakan untuk menghasilkan gelombang
arus eddy.                                                       pemicuan kotak dan difungsikan pada mode operasi astable
                                                                 multivibrator dengan duty cycle 50%.
2.1.2 Rugi Histerisis, Fluks Sisa dan Gaya Koersif                        Periode pemicuan yang dihasilkan merupakan
       Rugi-rugi hysterisis memiliki peranan penting dalam       fungsi dari komponen R dan C eksternal yang terpasang.
proses pemanasan, namun hal ini hanya berlaku pada benda         Berdasarkan datasheet IC 4047, periode pemicuan dapat
yang bersifat ferromagnetik[14]. Jika sebuah kumparan            ditentukan dengan menggunakan persamaan berikut :
dihubungkan dengan sebuah sumber arus AC, maka akan                                 TA (10,11) = 4,40 R.C
menghasilkan arus I, dengan nilai dari nol sampai maksimal.
                                                                     Sehingga                     1      1
Seiring dengan pertambahan arus I maka nilai H (intensitas                        f (10 ,11)       
medan magnet) dan B (intensistas fluks) juga meningkat                                           T A 4,40.R.C
(berbanding lurus). Peningkatan nilai H dan B akan terlihat                                             CD4047
                                                                                                       TOP VIEW
seperti gambar 2.1                                                                               C 1              14   VDD
                                                                                                 R 2              13   OSC OUT
                                                                                      R-C COMMON 3                12   RETRIGGER
                                                                                         ASTABLE 4                11     Q
                                                                                         ASTABLE 5                10     Q
                                                                                        - TRIGGER 6               9 EXT. RESET
                                                                                             VSS 7                8 + TRIGGER

                                                                                    Gambar 2.3 Skema IC 4047 [19]
                                                                 2.2.2 Penyearah 1Fasa Gelombang Penuh
                                                                          Penyearah adalah salah satu konverter yang
                                                                 berfungsi untuk merubah tegangan bolak – balik (AC)
             Gambar 2.1 Induksi sisa dan gaya koersif[14]
                                                                 menjadi tegangan searah (DC). Salah satu jenis penyearah
                                                                 yang sering digunakan adalah penyearah satu fasa tak
       Ketika arus naik, maka medan magnet B akan naik           terkontrol gelombang penuh. Penyearah jenis ini
diikuti kenaikan H sesuai kurva 0a, dan ketika arus turun        menggunakan susunan empat buah dioda[8].
menuju nol, maka akan diikuti dengan penurunan B, akan                    Pada inverter dibutuhkan suplai DC yang rata
tetapi penurunannya mengikuti kurva ab di atas kurva oa.         dengan riak (ripple) yang sekecil mungkin. Oleh karena itu
Sama juga berarti jika menurunkan intensitas medan magnet,       dipasang kapasitor filter. Filter kapasitor digunakan untuk
maka intensitas fluks akan berusaha untuk mempertahankan         menghaluskan keluaran penyearah yang mengandung riak.
                                                                                                                               Vs

nilainya, hal ini disebut hysteresis. Akibatnya saat H                                                                  Vm


diturunkan hingga mencapai harga nol, masih ada nilai                                                                     0
                                                                                                                                                           2
                                                                                                                                                                 t

intensitas medan (B) yang tersisa. [14]                                                                                 -V m

                                                                                                                               VL
                                                                                                                         Vm
2.1.3 Efek Kulit
                                                                                                                                                               t
        Jika arus bolak-balik dialirkan melalui sebuah                                                                    0
                                                                                                                               VD
                                                                                                                                                           2
                                                                                                                          0
                                                                                                                                                              t
konduktor, arus tidak tersebar secara merata. Konduktor                                                                                                     2

tunggal yang dialiri arus AC seperti pada gambar 2.2a, akan                                                            -V m
                                                                                                                                    V D2,V D3   V D1,V D4

dikelilingi medan magnet konsentris H(t). Medan ini akan         Gambar 2.4 Rangkaian penyearah gelombang penuh dengan filter
                                                                 kapasitor[8]
Besar tegangan rata rata yang dihasilkan penyearah                         Vm .I m                1
gelombang penuh setelah dipasang kapasitor menjadi :                       P0            .
                                                                                    2                     0         
                                                                                                                            2

                        V DC  Vm                                                             12  Q 2 .
                                                                                                                   
                                                                                                                       
                                                                                                         0            
dimana                  Vm  2 .VLN                                       Pada saat f = f0, maka nilai ω akan sama dengan
                        VDC  2 .VLN                              ω0 sehingga persamaan diatas menjadi :
maka                                                                            V .I
                                                                           P0  m m cos , dengan cosψ = 1
                                                                                   2
2.2.3 Half Bridge Paralel Resonant Inverter                                    Vm .I m
         Salah satu jenis inverter yang digunakan dalam           Maka P0             Watt
perancangan inverter adalah topologi inverter setengah
                                                                                 2
jembatan dengan resonan paralel. Rangkaian ini terdiri dari
                                                                     III. Perancangan Dan Pembuatan Perangkat Keras
dua buah saklar bidireksional S1 dan S2 serta rangkaian
resonan pada beban yang terdiri dari L – C – R. Setiap saklar
                                                                         Blok diagram keseluruhan dari inverter frekuensi
terdiri dari sebuah transistor (MOSFET) dan sebuah dioda
                                                                  tinggi dapat dilihat pada gambar berikut ini.
antiparalel. Pada rangkaian ini dioda instrinsik di dalam
MOSFET dapat digunakan sebagai dioda antiparalel. Saklar
ini dapat mengalirkan arus positif maupun negatif pada saat
dipicu. Pada saat transistor (MOSFET) dimatikan maka
hanya akan mengalirkan arus negatif melalui dioda
antiparalel. Transistor dipicu secara bergantian oleh VGS1 dan
VGS2 dengan duty ratio 50 %. Transistor tidak boleh dipicu
secara bersamaan agar tidak terjadi hubung singkat pada
rangkaian karena arus akan langsung mengalir dari positif ke
negatif. Berikut adalah rangkaian inverter setengah jembatan
resonan paralel :




               (a)                                (b)
                                                         [3]
          Gambar 2.5 Rangkaian ekuivalen resonan paralel                    Gambar 3.1 Blok Diagram inverter secara keseluruhan

         Pada rangkaian RLC paralel (resistor, induktor,
kapasitor) besarnya admitansi total adalah :                      3.1 Rangkaian Kontrol Menggunakan IC 4047
                                                                       Pada penelitian tugas akhir ini, inverter dapat
                                                                  dioperasikan pada frekuensi 5 kHz – 225 kHz. Berdasarkan
                             j
                             ωC
                                                                  persamaan yang ada pada datasheet IC 4047 seperti yang
                                                                  tertulis dibawah ini :
                                                                        t  4,40  RC                        1
                                                                                                   f 
                                                                                                         4,40  RC
                                                           [18]
          Gambar 2.6 Rangkaian ekuivalen resonan paralel          Kapasitor yang digunakan sebesar 1 nF sehingga nilai
Admitansi total                                                   resistor yang harrus digunakan adalah
          1     1
                
                      1
                         
                              1   = 1  j  jC                                                 RT 
                                                                                                               1
        Z total R jL  j           R L                                                               4, 40  CT  f osc
                               C                                 f maksimal 225 kHz , R                     1
                                                                                                                           1010,10 
          1     1           1                                                         T
                                                                                                   4,40  10 9  225.103
                 j  C     
       Z total R           L                                   f minimal 5 kHz , RT          1
                                                                                                              45454,55
Saat resonansi                                                                          4,40  10 9  5.103
          1             1                      1                  Kemudian dengan menyesuaikan komponen yang tersedia
  C        0  C                  2 
         L            L                     LC                  dipasaran yaitu :
                    1   1                                               CT: 1 nF ; RT: 1000  ; VR: 50 K 
            f0 
                   2   LC
         Daya keluaran Inverter resonan paralel ditunjukkan
oleh persamaan berikut :
                   2
                 I m .R Vm .I m
          P0                  cos
                    2     2
3. Menentukan MOSFET yang digunakan
                                                                        Hal yang perlu diperhatikan antara lain :
                                                                         Tegangan kerja MOSFET
                                                                          Tegangan keluaran penyearah gelombang penuh
                                                                          sebesar 311 Volt DC. Tegangan inilah yang harus
                                                                          mampu ditahan oleh MOSFET.
                                                                         Arus Maksimal
                                                                          Inverter dirancang bekerja dengan daya maksimal 400
                                                                          W. Maka resistansi beban minimal sebesar :
                                                                                          2
                                                                                    8V S   8.30 2
                                                                              R                    1,825
                                                                                     P0 3,14 2.400
                                                                                     2


                                                                         Besarnya arus maksimal yang mengalir pada sisi
  Gambar 3.2 Rangkaian Kontrol Pemicuan dengan IC 4047 keseluruhan       sekunder trafo stepdown sebesar :
                                                                                     Vm 4V S 4VS cos
                                                                              Im          
                                                                                     Z  .Z     R
3.2 Rangkaian Penyearah Gelombang Penuh                                  Pada kondisi resonan nilai Z = R maka ψ =1
       Rangkaian penyearah gelombang penuh satu fasa tak                          4V      4.30
terkontrol ini menggunakan dioda bridge KBPC3506 yang                        I  S 
                                                                               m                 20,93 Ampere
                                                                                        R         .1,825
membentuk konfigurasi penyerah gelombang penuh. Dioda
                                                                         Maka arus yang mengalir di MOSFET dan sisi primer
ini mampu bekerja pada tegangan 220 V dan kemampuan
                                                                         trafo stepdown yaitu :
mengalirkan arus hingga 35 A. Hasil tegangan keluaran
                                                                                         Ns         6
dioda ditapis oleh dua buah kapasitor polar 470 uF agar                       I     I .
                                                                               primer        20,93.  4,05 Ampere
                                                                                              m
didapatkan tegangan searah dengan riak yang rendah.                                               Np         31
                                                                           Berdasar pada ketentuan diatas maka MOSFET yang
                                                                           dipilih untuk digunakan dalam perancangan inverter ini
                                                                           adalah MOSFET SK2611 Toshiba dengan spesifikasi
                                                                           sebagai berikut :
                                                                            Drain – source breakdown voltage : 900 Volt
                                                                            Gate – source breakdown voltage        : 30 Volt
          Gambar 3.3 Rangkaian penyearah gelombang penuh satu fasa          Gate – threshold voltage               : 4 Volt
                                                                            Drain current                          : 9 Ampere
3.3 Rangkaian Inverter Resonan Paralel                                      Drain source ON resistance RDS (ON) : 1,1 Ω
                                                                           Arus dalam perhitungan hanya digunakan untuk
                                                                           perancangan karena arus sebenarnya tergantung pada
                                                                           beban dan bahan yang akan dipanaskan. Arus maksimal
                                                                           yang mengalir pada perancangan sebesar 4,05 A.
                                                                     4. Membuat kumparan kerja (work coil)
                                                                                Dalam perancangan kumparan kerja atau kumparan
                                                                        pemanas ini harus diperhatikan kapasitas arus yang akan
                                                                        digunakan . Karena resistansi benda tidak dapat diketahui,
                                                                        maka digunakan kawat dengan diameter yang cukup besar
          Gambar 3.4 Rangkaian daya inverter resonan paralel            agar lebih kuat dilewati arus besar jika tahanan benda
                                                                        terlalu kecil. Pada tugas akhir ini digunakan kawat
Langkah dalam perancangan inveter yaitu :
1. Menentukan spesifikasi inverter.                                     berbentuk pipa tembaga dengan diameter 6 mm. Jumlah
   Inverter yang akan dirancang memiliki spesifikasi sebagai            lilitan pada kumparan kerja adalah 7 lilit.
   berikut :                                                         5. Mengukur nilai Induktansi Kumparan
                                                                        Besar nilai kumparan kerja untuk pemanas yang digunakan
      Inverter bekerja pada tegangan 220 V / 50 Hz .
                                                                        adalah sebesar 2,13 μH.
      Frekuensi resonan 52 kHz, 75 kHz, dan 100 kHz
                                                                     6. Mengukur nilai kapasitor resonan
      Daya maksimal inverter 400 W.                                    Pada perancangan tugas akhir ini dilakukan untuk tiga
2. Menentukan perbandingan Trafo Stepdown                               variasi frekuensi resonan. Nilai kapasitor yang digunakan
   Trafo stepdown rangkaian daya digunakan untuk                        adalah 1,19 μF; 2,09 μF; dan 4,29 μF. Sehingga frekuensi
   menurunkan tegangan dari nilai 155 Volt menjadi                      resonan dapat ditentukan sebagai berikut:
   tegangan kerja 30 . Trafo yang digunakan harus dapat                                           1
   bekerja pada frekuensi tinggi sehingga digunakan trafo inti                     f0 
   ferit. Perbandingan trafo yang direncanakan adalah 1 : 5 ,                             2 LC
   agar sesuai dengan tegangan kerja yaitu :                           Untuk nilai C = 1,19 μF, f = 100 kHz, untuk nilai C = 2,09
      Np Vp         Np 155           Np 155 Np  31 lilitan            μF f = 75,4 kHz, untuk nilai C = 4,29 μF f = 52,67 kHz
                                      
     Ns    Vs        Ns    30             6     30
Dengan perbandingan ini maka diperkirakan kumparan                   7. Menentukan tegangan kapasitor resonan
primer akan menahan tegangan 5 Volt per lilitan, sedangkan              Besarnya tegangan yang harus ditahan oleh kapasitor
kumparan sekunder akan menahan tegangan 5 Volt per lilit.               ditentukan oleh nilai faktor kualitas rangkaian. Pada
                                                                        kondisi paling buruk misalkan nilai faktor kualitas
rangkaian adalah 10, maka tegangan maksimal yang harus                4.2 Pengujian       Pengaturan    Frekuensi     Terhadap
  dapat ditahan oleh kapasitor adalah sebagai berikut:                       Perubahan Daya Inverter
                                  4VS QL 4.30.10                             Daya yang digunakan oleh inverter resonan dapat diatur
VCM (max)  VL (max)  QLVm                     382,16 V             dengan cara merubah frekuensi kerja dari inverter tersebut.
                                          3,14
                                                                        Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh
  Kapasitor yang digunakan adalah 104pF / 630 Volt                      frekuensi terhadap daya yang dikonsumsi oleh inverter.
  sehingga dengan nilai ini diharapkan kapasitor dapat lebih            Frekuensi yang digunakan pada pengujian kali ini adalah
  handal.                                                               100 kHz, 75 kHz, dan 52 khz disesuaikan dengan kapasitor
                                                                        resonan yang dipasang tanpa merubah nilai induktansi
               IV. PENGUJIAN dan ANALISA                                kumparan pemanas. Suplai tegangan yang digunakan berasal
                                                                        dari jala – jala PLN dengan tegangan 220 Vac, frekuensi 50
       Setelah dilakukan perancangan dan pembuatan                      Hz. Berdasar pada ketiga hasil pengujian perubahan
perangkat keras maka selanjutnya dilakukan pengujian dan                frekuensi terhadap perubahan daya inverter maka dapat
analisa terhadap masing-masing blok dan sistem secara                   dibandingkan melalui grafik perbandingan daya dan
keseluruhan.                                                            frekuensi untuk tiap frekuensi kerja resonan seperti yang
                                                                        terlihat pada gambar berikut :
4.1 Pengujian Bentuk Gelombang Keluaran
    Bentuk gelombang keluaran hasil pengukuran pada                                        520
output IC 4047 dan keluaran driver trafo pulsa dapat dilihat                               480
pada gambar 4.1                                                                            440
                                                                                           400

                                                                                           360




                                                                             Daya (Watt)
                                                                                           320

                                                                                           280
                                                                                                                                                                                                      F = 100 kHz
                                                                                           240                                                                                                        F = 75 kHz
                                                                                           200                                                                                                        F = 52 kHz

                                                                                           160
                                                                                           120

                                                                                            80
  Gambar 4.1 Bentuk gelombang hasil pengujian keluaran IC 4047 dan
                                                                                            40
             driver trafo pulsa                                                                  20        30       40    50    60        70         80   90 100 110                      120       130        140         150        160          170
    Pengukuran diatas diambil pada skala 10 μs/div dan 5                                                                                             Frekuensi (kHz)

V/ div. Sehingga dapat dihitung besarnya frekuensi dan                                              Gambar 4.4 Grafik perubahan frekuensi terhadap daya
tegangan sebagai berikut :
                                 1
T = 1,6 x 10 μs/div = 16 μs, f    = 62,5 kHz                           4.3 Pengujian Kenaikan Suhu Panas
                                     16s
                                                                            Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui tingkat
dengan amplitudo peak to peak = 3,2 x 5 V/div = 16 Volt.                kecepatan kenaikan suhu benda kerja pada beberapa variasi
MOSFET SK2611 memiliki tegangan pemicuan VGS                            frekuensi resonan. Pengukuran ini dilakukan menggunakan
maksimal ± 30 Volt sehingga tegangan keluaran driver dan                Termometer Digital Krisbow dengan suhu ruangan awal 290
trafo pulsa ini sudah cukup aman dan sesuai untuk memicu                C. Frekuensi yang digunakan dalam pengujian ini yaitu 100
MOSFET pada rangkaian daya.                                             kHz, 75 kHz, dan 52,63 kHz. Tegangan sumber yang
                                                                        digunakan untuk suplai daya yaitu dari jala –jala PLN
    Bentuk gelombang sisi primer dan sekunder trafo                     dengan tegangan 220 V frekuensi 50 Hz.
stepdown pada rangkaian inverter dapat dilihat pada gambar
4.2                                                                                240
                                                                                   220
                                                                                   200
                                                                                   180
                                                                                   160
                                                                         S u h u (C )




                                                                                   140
                                                                                   120
                                                                                   100
                                                                                           80
Gambar 4.2 Gelombang tegangan sisi primer dan sekunder trafo stepdown                      60                                                                                                                                         f = 100 kHz
                                                                                           40                                                                                                                                         f = 75 kHz
                                                                                           20                                                                                                                                         f = 52 kHz
                                                                                           0
                                                                                                0
                                                                                                      88
                                                                                                           1 76
                                                                                                                  2 64
                                                                                                                         3 52
                                                                                                                         4 40
                                                                                                                                5 28
                                                                                                                                       6 16
                                                                                                                                              7 04
                                                                                                                                                     7 92
                                                                                                                                                            8 80
                                                                                                                                                                   9 68
                                                                                                                                                                          10 56
                                                                                                                                                                          11 44
                                                                                                                                                                                  12 32
                                                                                                                                                                                           13 20
                                                                                                                                                                                                   14 08
                                                                                                                                                                                                           14 96
                                                                                                                                                                                                                   15 84
                                                                                                                                                                                                                           16 72
                                                                                                                                                                                                                                   17 60
                                                                                                                                                                                                                                           18 48
                                                                                                                                                                                                                                                   19 36
                                                                                                                                                                                                                                                           20 24
                                                                                                                                                                                                                                                                   21 12




                                                                                                                                                                   Waktu (detik)

                                                                                Gambar 4.5 Grafik pertambahan suhu pada berbagai kondisi f resonan



       Gambar 4.3 Gelombang tegangan induktor dan kapasitor resonan
4.4 Pengujian Perbandingan Daya Masukan dan                     Tabel 4.1 Efisiensi inverter resonan
    Keluaran Inverter                                             Frek. Resonan      P in (Watt)    P out (Watt) Efisiensi
    Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan             52 kHz             452            400      88,495%
daya atau efisiensi inverter. Daya masukan (P.in) diukur
                                                                      75 kHz             251            222       88,44%
menggunakan Power Quality Analyzer HIOKI. Untuk daya
keluaran (P.out) dihitung berdasarkan nilai parameter                100 kHz             151           124,8      82,65%
tegangan dan arus pada sekunder trafo stepdown yang diukur           Dari tabel 4.1 diatas didapatkan efisiensi rata rata
menggunakan osiloskop.                                          invertersebesar 86,52 %
    Berikut adalah hasil pengukuran daya masukan inverter       4.5 Pengujian Extruder
pada frekuensi kerja 52 kHz dengan menggunakan power                 Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui hasil
quality analyzer.                                               pemanasan pada Extruder yang digunakan untuk melelehkan
                                                                plastik. Extruder digerakkan oleh motor DC yang dikopel
                                                                langsung ke poros extruder. Hasil dari pengujian ini adalah
                                                                pertambahan suhu pada extruder sehingga dapat melelehkan
                                                                plastik. Frekuensi inverter yang mencatu kumparan adalah
                                                                sebesar 52 kHz karena pada frekuensi ini didapatkan daya
                                                                terbesar dan proses pemanasan yang cepat.


              (a)                                  (b)
       Gambar 4.6 Daya masukan inverter pada frekuensi 52 kHz
   Hasil pengukuran daya pada sisi keluaran yang diambil
menggunakan osiloskop dapat dilihat pada gambar berikut :



                                                                                 Gambar 4.8 proses pelelehan plastik




       a. Tegangan keluaran               b. Arus keluaran
     Gambar 4.7 Daya keluaran inverter pada frekuensi 52 kHz
      Dari gambar 4.6 diatas dapat dilihat bahwa tegangan
keluaran berupa sinusoidal dengan skala pengukuran 1 v/div
dan faktor pengali 10 x maka besarnya tegangan maksimum
yang terukur adalah
       V pp            4, 4.1.10                                                 Gambar 4.9 Hasil pelelehan plastik
Vm           Vm                  22 Volt
        2                  2                                                            V. PENUTUP
      Untuk arus, pengukuran dilakukan dengan memasang          5.1 Kesimpulan
resistor secara seri dengan rangkaian yaitu menggunakan               Berdasarkan pada perancangan,pengujian dan analisa
resistor sebesar 0.055 Ω. Dengan skala pengukuran 2 v/div       yang telah dilakukan, maka dapat diambil kesimpulan
dan faktor pengali 1 maka nilai terukur sebenarnya adalah :     sebagai berikut :
       V             2  2  1 ; I  36,3636 A                  1. Catu daya inverter halfbridge resonan paralel frekuensi
 I m  PP ; I m                  m
       2.R           2.0,055                                       tinggi yang telah dirancang dan dibuat dapat bekerja pada
Dari hasil pengukuran diatas maka dapat dihitung daya              tegangan 220 Volt AC/ 50 Hz dengan frekuensi inverter 5
keluaran inverter dengan persamaan :                               kHz sampai 225 kHz.
        V I                        V .I                         2. Penggunaan daya inverter dapat diatur dengan mengatur
 Pout  m m cos Pout  m m cos , nilai cos ψ = 1                 besarnnya frekuensi pemicuan inverter. Dari pengujian
           2 2                         2                           didapat daya terbesar yaitu pada saat inverter bekerja
Maka Pout   V m .I m            22  36,36 P  399,96 Watt        dengan frekuensi 52,67 kHz dengan daya input 452 W
                         Pout               out
                                                                   dan daya output 400 W.
                2                     2
≈ 400 Watt                                                      3. Frekuensi yang diterapkan pada saat proses pemanasan
      Dengan daya masukan sebesar 452 Watt dan daya                extruder sebesar 52 kHz karena pada frekuensi ini didapat
keluaran sebesar 400 Watt maka dapat dihitung                      daya terbesar dan kenaikan suhu pada badan extruder
perbandingan daya masukan dan keluaran inverter sebagai            yang lebih cepat.
berikut :                                                       4. Perbandingan daya input dan daya output inverter terbesar
      P out                                                        yaitu pada frekuensi 52 kHz sebesar 88,495 %
                         400
           100% ;        100% ;   88,495%               5.2 Saran
      Pin                452                                    1. Penelitian ini dapat dikembangkan lagi dengan membuat
    Sehingga pada frekuensi 52 kHz didapat efisiensi               sistem kontrol close loop pada rangkian pemicuannya.
inverter sebesar 88,495 %                                       2. Jika menginginkan daya yang lebih besar maka dapat
                                                                   digunakan metode full bridge series resonant inverter .
3. Efisiensi yang lebih tinggi dan pengaturan daya secara        [19.] --------,CD4047BC Low Power Monostable/Astable
   otomatis dan adaptif pada inverter dapat dibuat dengan              Multivibrator, Fairchild Semiconductor, 1999
   sistem phase shifting PWM pada kontrolnya                     [20.] --------,     Induction     Heating,    (Online      ),
   menggunakan IC UCC 3895.                                            (http://www.richieburnett.co.uk diakses 20 Maret
                                                                       2011 jam 7:25:37 AM)
                     DAFTAR PUSTAKA                              [21.] --------,             Inverter            (electrical),
[1.]    Balogh Laszlo, Design And Application Guide For                (http://www.wikipedia.org Wikipedia, the free
        High Speed MOSFET Gate Drive Circuits.                         encyclopedia: diakses 20 Maret 2011 jam 13:51 )
[2.]    Callebaut Jean, Power Quality and Utilisation Guide,     [22.] --------, Series Resonant Induction Heater – (Online)
        www.leonardo-energy.org, 2007                                  (http://www.blogspot.com/uzzors2k diakses 29 April
[3.]    Dwi Baskara. Rieza, Perancangan Inverter Resonan               2011 jam 10:20:13 )
        Paralel Frekuensi Tinggi Menggunakan IGBT
        Sebagai Pemanas Induksi, Universitas Diponegoro,                                  BIODATA
        2012.
[4.]    Jung-gi Lee, Sun-kyoung Lim, Kwang-hee Nam,              Rezon Arif B. (L2F008082)
        Dong-ik Choi, Design Method of an Optimal
        Induction Heater Capasitance for Maximum Power                                   Penulis lahir di Semarang, 3 Mei
        Dissipation and Minimum Power Loss Caused by                                     1990. Menempuh jalur pendidikan
        ESR.                                                                             dasar di TK Nurul Islam Semarang,
[5.]    Kang C.H., Sakamoto H., Harada K, A Half-Bridge                                  SD Negeri Purwoyoso 03 Semarang,
        Converter using Series-Resonant Technology and                                   SMP N 1 Semarang, dan SMA
        Saturable Inductor Commutation, Energy Electronic                                Negeri 3 Semarang dan saat ini
        Laboratory Sojo University, Japan, 2001.                                         sedang menjalani pendidikan S1 di
[6.]    Kazimierczuk Marian K, Czarkowski Darius,                                        Teknik      Elektro    Universitas
        Resonant Power Converter, John Wiley and Sons,                                   Diponegoro Semarang Konsentrasi
        Inc.                                                                             Teknik Energi Listrik.
[7.]    Kurniawan, Singgih, Sistem Induction Heater Mesin
        Extruder Untuk Pengolahan Waste Pada Proses                                      Mengetahui,
        Reclaim, Laporan Kerja Praktek, Universitas
        Diponegoro 2011.                                             Pembimbing I                        Pembimbing II
[8.]    M. Rashid, Power Electronics Circuit, Device, and
        Aplication 2nd, Prentice-Hall International Inc, 1988.
[9.]    Nugraha. Alberth Z, Agung Warsito, Abdul Syakur,
        Perancangan Modul Inverter Frekuensi Tinggi
        Sebagai Pemanas Induksi Untuk Aplikasi Pengering
        Pakaian, Universitas Diponegoro, 2010.                     Ir.Agung Warsito, DHET                Karnoto, ST, MT.
[10.]   Pratama. Pandu Sandi, Agung Warsito, Karnoto,               NIP. 195806171987031002            NIP. 196907091997021001
        Perancangan Inverter Resonan Seri Frekuensi Tinggi
        Sebagai Suplai Pemanas Induksi Pada Alat Pemanas
        Bearing, Universitas Diponegoro, 2010.
[11.]   Rudnev Valery, Loveless Don, Cook Raymond,
        Handbook of Induction Heating, Marcel Decker, Inc,
        New York, 2003.
[12.]   Satriansyah , Adam, Rangkaian AC Paralel R-L-C,
        (Online),
        (http://ntrux.wordpress.com/2011/07/07/rangkaian-ac-
        paralel-r-l-c/, diakses 2 Juni 2012 jam 14:12 )
[13.]   Sippola Mika, Developments for the High Frequency
        Power Transformer Design and Implementation .
[14.]   Wildi Toldore. Electrical Machine, Driver, and
        Power Systems, Prentice-Hall International Inc, 1981.
[15.]   Wong Fu Keung, High Frequency Transformer for
        Switching Mode Power Supply, School of
        Microelectronic Engineering, Faculty of Engineering
        and Information Technology, Griffith University,
        Brisbane, Australia. 2004.
[16.]   Zinn Stanley, Semiatin SL, Coil design and
        fabrication: basic design and modifications, Heat
        Treating, 1988.
[17.]   ------, AN9012 : Induction Heating System Topology
        Review, Fairchild semiconductor, 2000.
[18.]   -------, Buku Teknik Elektronika , PPPPTK/VEDC
        Malang

Más contenido relacionado

La actualidad más candente

Jelaskan dan gambarkan karakteristik dioda
Jelaskan dan gambarkan karakteristik diodaJelaskan dan gambarkan karakteristik dioda
Jelaskan dan gambarkan karakteristik dioda
Adi S P
 
Makalah elektronika analog
Makalah elektronika analogMakalah elektronika analog
Makalah elektronika analog
Nur Aoliya
 
Model-model Energi dalam Zat Padat
Model-model Energi dalam Zat PadatModel-model Energi dalam Zat Padat
Model-model Energi dalam Zat Padat
Risdawati Hutabarat
 
Alat ukur & pengukuran listrik
Alat ukur & pengukuran listrikAlat ukur & pengukuran listrik
Alat ukur & pengukuran listrik
faqih12
 
Pertemuan ke-2-ikatan-atomik-dalam-kristal
Pertemuan ke-2-ikatan-atomik-dalam-kristalPertemuan ke-2-ikatan-atomik-dalam-kristal
Pertemuan ke-2-ikatan-atomik-dalam-kristal
andrainiesta
 
RL - RANGKAIAN 3 FASA
RL - RANGKAIAN 3 FASARL - RANGKAIAN 3 FASA
RL - RANGKAIAN 3 FASA
Muhammad Dany
 

La actualidad más candente (20)

5 daya listrik
5 daya listrik5 daya listrik
5 daya listrik
 
Teori kegagalan isolasi
Teori kegagalan isolasiTeori kegagalan isolasi
Teori kegagalan isolasi
 
Rangkaian penyearah
Rangkaian penyearahRangkaian penyearah
Rangkaian penyearah
 
Jelaskan dan gambarkan karakteristik dioda
Jelaskan dan gambarkan karakteristik diodaJelaskan dan gambarkan karakteristik dioda
Jelaskan dan gambarkan karakteristik dioda
 
Smk3 listrik
Smk3 listrikSmk3 listrik
Smk3 listrik
 
Generator ac (rev)
Generator ac (rev)Generator ac (rev)
Generator ac (rev)
 
Makalah elektronika analog
Makalah elektronika analogMakalah elektronika analog
Makalah elektronika analog
 
Ikatan Kristal - Fisika Zat Padat
Ikatan Kristal - Fisika Zat PadatIkatan Kristal - Fisika Zat Padat
Ikatan Kristal - Fisika Zat Padat
 
Model-model Energi dalam Zat Padat
Model-model Energi dalam Zat PadatModel-model Energi dalam Zat Padat
Model-model Energi dalam Zat Padat
 
Alat ukur & pengukuran listrik
Alat ukur & pengukuran listrikAlat ukur & pengukuran listrik
Alat ukur & pengukuran listrik
 
semikonduktor
semikonduktorsemikonduktor
semikonduktor
 
Sifat termal-bahan
Sifat termal-bahanSifat termal-bahan
Sifat termal-bahan
 
Kuis1 elektrodinamika-2014-2015
Kuis1 elektrodinamika-2014-2015Kuis1 elektrodinamika-2014-2015
Kuis1 elektrodinamika-2014-2015
 
ANALISIS DAMPAK SAMBARAN PETIR PADA SISTEM KELISTRIKAN PESAWAT
ANALISIS DAMPAK SAMBARAN PETIR PADA SISTEM KELISTRIKAN PESAWATANALISIS DAMPAK SAMBARAN PETIR PADA SISTEM KELISTRIKAN PESAWAT
ANALISIS DAMPAK SAMBARAN PETIR PADA SISTEM KELISTRIKAN PESAWAT
 
2 medan listrik 1
2 medan listrik 12 medan listrik 1
2 medan listrik 1
 
Pertemuan ke-2-ikatan-atomik-dalam-kristal
Pertemuan ke-2-ikatan-atomik-dalam-kristalPertemuan ke-2-ikatan-atomik-dalam-kristal
Pertemuan ke-2-ikatan-atomik-dalam-kristal
 
RL - RANGKAIAN 3 FASA
RL - RANGKAIAN 3 FASARL - RANGKAIAN 3 FASA
RL - RANGKAIAN 3 FASA
 
Struktur Kristal
Struktur KristalStruktur Kristal
Struktur Kristal
 
Fisika Zat Padat
Fisika Zat PadatFisika Zat Padat
Fisika Zat Padat
 
7 jenis beban ac
7 jenis beban ac7 jenis beban ac
7 jenis beban ac
 

Destacado

INDUCTION HEATING BY HIGH FREQUENCY RESONANT INVERTER
INDUCTION HEATING BY HIGH FREQUENCY RESONANT INVERTERINDUCTION HEATING BY HIGH FREQUENCY RESONANT INVERTER
INDUCTION HEATING BY HIGH FREQUENCY RESONANT INVERTER
Uday Kumar Adha
 
Induction heating applications
Induction heating applicationsInduction heating applications
Induction heating applications
ramavatarmeena
 

Destacado (16)

INDUCTION HEATING BY HIGH FREQUENCY RESONANT INVERTER
INDUCTION HEATING BY HIGH FREQUENCY RESONANT INVERTERINDUCTION HEATING BY HIGH FREQUENCY RESONANT INVERTER
INDUCTION HEATING BY HIGH FREQUENCY RESONANT INVERTER
 
Induction Heating
Induction HeatingInduction Heating
Induction Heating
 
Induction Heating Fundamentals
Induction Heating FundamentalsInduction Heating Fundamentals
Induction Heating Fundamentals
 
Induction Heating – Operation, Applications and Case Studies - Presentation S...
Induction Heating – Operation, Applications and Case Studies - Presentation S...Induction Heating – Operation, Applications and Case Studies - Presentation S...
Induction Heating – Operation, Applications and Case Studies - Presentation S...
 
INDUCTION HARDENING by Jeevan B M
INDUCTION HARDENING by Jeevan B M INDUCTION HARDENING by Jeevan B M
INDUCTION HARDENING by Jeevan B M
 
5 principle of induction heating
5 principle of induction heating5 principle of induction heating
5 principle of induction heating
 
Induction Hardening of Gears and Sprockets
Induction Hardening of Gears and SprocketsInduction Hardening of Gears and Sprockets
Induction Hardening of Gears and Sprockets
 
Induction heating applications
Induction heating applicationsInduction heating applications
Induction heating applications
 
Laporan ndt
Laporan ndtLaporan ndt
Laporan ndt
 
Contoh proposal pkm yang didanai dikti
Contoh proposal pkm yang didanai diktiContoh proposal pkm yang didanai dikti
Contoh proposal pkm yang didanai dikti
 
Induction Hardening
Induction HardeningInduction Hardening
Induction Hardening
 
Heat treatment processes
Heat treatment processesHeat treatment processes
Heat treatment processes
 
Laporan modul 7 (rangkaian seri rlc)
Laporan modul 7 (rangkaian seri rlc)Laporan modul 7 (rangkaian seri rlc)
Laporan modul 7 (rangkaian seri rlc)
 
Induction Hardening and Flame Hardening
Induction Hardening and Flame HardeningInduction Hardening and Flame Hardening
Induction Hardening and Flame Hardening
 
Heat treatment process for steel
Heat treatment process for steelHeat treatment process for steel
Heat treatment process for steel
 
Heat treatment process
Heat treatment processHeat treatment process
Heat treatment process
 

Similar a Pemanas Induksi dengan catu daya Inverter Half Bridge

Pengenalan elektronika dan_komponen_dasa
Pengenalan elektronika dan_komponen_dasaPengenalan elektronika dan_komponen_dasa
Pengenalan elektronika dan_komponen_dasa
Elka Pranika
 
Penuntun praktikum e lka 2 uin
Penuntun praktikum e lka 2 uinPenuntun praktikum e lka 2 uin
Penuntun praktikum e lka 2 uin
Syihab Ikbal
 
Kondensator a’lim abror c2
 Kondensator a’lim abror c2 Kondensator a’lim abror c2
Kondensator a’lim abror c2
Aliem Sgralhtobat
 
Sistem refrigerasi thermoelectric
Sistem refrigerasi thermoelectricSistem refrigerasi thermoelectric
Sistem refrigerasi thermoelectric
Triandi Walian
 
Materi fister rekayasa pembangkit listrik
Materi  fister rekayasa pembangkit listrikMateri  fister rekayasa pembangkit listrik
Materi fister rekayasa pembangkit listrik
Adhi Susanto
 

Similar a Pemanas Induksi dengan catu daya Inverter Half Bridge (20)

Ml2 f004456
Ml2 f004456Ml2 f004456
Ml2 f004456
 
TRAFO
TRAFOTRAFO
TRAFO
 
Makalah Elektronika Industri
Makalah Elektronika IndustriMakalah Elektronika Industri
Makalah Elektronika Industri
 
Dasar kelistrikan otomotif
Dasar kelistrikan otomotifDasar kelistrikan otomotif
Dasar kelistrikan otomotif
 
Teori dasar listrik
Teori dasar listrikTeori dasar listrik
Teori dasar listrik
 
Chapter ii
Chapter iiChapter ii
Chapter ii
 
Chapter ii 2
Chapter ii 2Chapter ii 2
Chapter ii 2
 
Pengenalan elektronika dan_komponen_dasa
Pengenalan elektronika dan_komponen_dasaPengenalan elektronika dan_komponen_dasa
Pengenalan elektronika dan_komponen_dasa
 
Ketenagalistrikan 01 kb1
Ketenagalistrikan 01 kb1Ketenagalistrikan 01 kb1
Ketenagalistrikan 01 kb1
 
Ketenagalistrikan 01 kb1
Ketenagalistrikan 01 kb1Ketenagalistrikan 01 kb1
Ketenagalistrikan 01 kb1
 
Penuntun praktikum e lka 2 uin
Penuntun praktikum e lka 2 uinPenuntun praktikum e lka 2 uin
Penuntun praktikum e lka 2 uin
 
Laporan Praktikum LR03
Laporan Praktikum LR03Laporan Praktikum LR03
Laporan Praktikum LR03
 
4.teoridasarlistrik01
4.teoridasarlistrik014.teoridasarlistrik01
4.teoridasarlistrik01
 
Kondensator a’lim abror c2
 Kondensator a’lim abror c2 Kondensator a’lim abror c2
Kondensator a’lim abror c2
 
Karya ilmiah
Karya ilmiahKarya ilmiah
Karya ilmiah
 
MEDIA AJAR SISTEM_PENGAPIAN..pdf
MEDIA AJAR SISTEM_PENGAPIAN..pdfMEDIA AJAR SISTEM_PENGAPIAN..pdf
MEDIA AJAR SISTEM_PENGAPIAN..pdf
 
PPT_BAB 4_PEMBANGKIT_TENAGA_LISTRIK.pptx
PPT_BAB 4_PEMBANGKIT_TENAGA_LISTRIK.pptxPPT_BAB 4_PEMBANGKIT_TENAGA_LISTRIK.pptx
PPT_BAB 4_PEMBANGKIT_TENAGA_LISTRIK.pptx
 
Sistem refrigerasi thermoelectric
Sistem refrigerasi thermoelectricSistem refrigerasi thermoelectric
Sistem refrigerasi thermoelectric
 
Percobaan 3 (Common Emitter)
Percobaan 3 (Common Emitter)Percobaan 3 (Common Emitter)
Percobaan 3 (Common Emitter)
 
Materi fister rekayasa pembangkit listrik
Materi  fister rekayasa pembangkit listrikMateri  fister rekayasa pembangkit listrik
Materi fister rekayasa pembangkit listrik
 

Más de rezon arif (8)

aplikasi PLC omron CP1L
aplikasi PLC omron CP1Laplikasi PLC omron CP1L
aplikasi PLC omron CP1L
 
material isolasi kabel XLPE_elektro undip
material isolasi kabel XLPE_elektro undipmaterial isolasi kabel XLPE_elektro undip
material isolasi kabel XLPE_elektro undip
 
Lightning arrester dan gejala petir
Lightning arrester dan gejala petirLightning arrester dan gejala petir
Lightning arrester dan gejala petir
 
Lembar asistensi ml 2011
Lembar asistensi ml 2011Lembar asistensi ml 2011
Lembar asistensi ml 2011
 
PLTGU Combine cycle
PLTGU Combine cyclePLTGU Combine cycle
PLTGU Combine cycle
 
makalah trafo 3 fasa Elektro UnDip
makalah trafo 3 fasa Elektro UnDipmakalah trafo 3 fasa Elektro UnDip
makalah trafo 3 fasa Elektro UnDip
 
Converter Ac Ac_Rezon
Converter Ac Ac_RezonConverter Ac Ac_Rezon
Converter Ac Ac_Rezon
 
Cable present
Cable presentCable present
Cable present
 

Último

HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptHAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
nabilafarahdiba95
 
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 20241. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
DessyArliani
 

Último (20)

DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptxDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
 
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptHAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
 
Latihan Soal untuk US dan Tryout SMP 2024
Latihan Soal untuk  US dan Tryout SMP 2024Latihan Soal untuk  US dan Tryout SMP 2024
Latihan Soal untuk US dan Tryout SMP 2024
 
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
 
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxBab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
 
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024
 
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptxPPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
 
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
 
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMKAksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
668579210-Visi-Gp-Berdasarkan-Tahapan-Bagja.pdf
668579210-Visi-Gp-Berdasarkan-Tahapan-Bagja.pdf668579210-Visi-Gp-Berdasarkan-Tahapan-Bagja.pdf
668579210-Visi-Gp-Berdasarkan-Tahapan-Bagja.pdf
 
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...
 
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptxAKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
 
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusiaKonseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
 
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAYSOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
 
PANDUAN PENGEMBANGAN KSP SMA SUMBAR TAHUN 2024 (1).pptx
PANDUAN PENGEMBANGAN KSP SMA SUMBAR TAHUN 2024 (1).pptxPANDUAN PENGEMBANGAN KSP SMA SUMBAR TAHUN 2024 (1).pptx
PANDUAN PENGEMBANGAN KSP SMA SUMBAR TAHUN 2024 (1).pptx
 
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 20241. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
 
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxvIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
 

Pemanas Induksi dengan catu daya Inverter Half Bridge

  • 1. Makalah Seminar Tugas Akhir PERANCANGAN HALF BRIDGE INVERTER UNTUK CATU DAYA PEMANAS INDUKSI PADA ALAT EXTRUDER PLASTIK Rezon Arif Budiman 1, Agung Warsito 2, Karnoto 2 Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik – Universitas Diponegoro Jl. Prof. Soedarto, S.H., Tembalang, Semarang 50275 email : rezon_arif@yahoo.com, karnoto69@gmail.com ABSTRACT – In the plastics processing often occur either induksi yang menghasilkan waktu pemanasan yang relatif through technical fault, chemical or human error that cepat dibandingkan dengan proses pemanasan secara caused the failure of production that produce a lot of konvensional. plastic waste and recycling processes needs to be done Proses pemanasan secara induksi membutuhkan using an instrument called the extruder so it waste can be frekuensi tinggi sehingga dibutuhkan catu daya yang use again. This recycling process initially utilizing heat digunakan untuk mensuplai pemanas induksi tersebut. from conventional heating processes using a band heater Dalam penelitian kali ini penulis akan merancang Inverter but it takes a long start-up and requires considerable frekuensi tinggi dengan topologi resonan paralel setengah electric power. jembatan (half-bridge paralel resonant inverter) yang dapat In order to solve this problem, it can be used menghasilkan listrik bolak balik frekuensi tinggi yang induction heating method. In this Final Project, it designed digunakan untuk mensuplai kumparan pemanas pada badan a high frequency parallel resonant inverter power supply extruder. with half bridge topology using MOSFET as switching devices. Switch is controlled by the control circuit IC 4047. 1.2 Tujuan Penelitian Power supply consists of half-bridge inverter, the control Tujuan dari penelitian Tugas Akhir antara lain: circuit, a full wave rectifier. Inverter will supply the 1. Membuat perancangan Inverter Resonan Paralel heating coils which located in the extruder body. Setengah Jembatan (Half-bridge Paralel Resonant The heater that has been designed can raise the Inverter) dengan sumber tegangan 220V 50 Hz yang temperature of the extruder up to 224.50C in 9 minutes 30 diaplikasikan untuk memanaskan extruder plastik seconds with 400 Watt power input when the inverter is hingga suhu 225oC. operated at frequency of 52 kHz. The increase in average 2. Mengetahui karakteristik perubahan daya terhadap temperature is 0.3930C per second. Average inverter perubahan frekuensi pemicuan inverter . efficiency is 86.52%. 3. Mengetahui pengaruh kecepatan pertambahan suhu terhadap perubahan beberapa frekuensi resonan . 4. Mengetahui perbandingan daya masukan dan daya Keywords: induction heating, extruder, half bridge keluaran dari inverter. inverter 1.3 Batasan Masalah I. PENDAHULUAN Pembahasan dibatasi pada: 1. Sumber daya listrik yang digunakan adalah tegangan 1.1 Latar Belakang AC 1 Fasa 220V/50Hz. Dalam proses pembuatan barang-barang plastik 2. Inverter yang digunakan yaitu Inverter Resonan sering kali terjadi kesalahan baik secara teknis, kimia Paralel topologi Halfbridge dengan komponen maupun human error yang menyebabkan kegagalan pensaklaran menggunakan MOSFET. produksi. Kegagalan produksi ini akan menghasilkan waste 3. Rangkaian kontrol pemicuan menggunakan IC 4047. /limbah plastik yang banyak dan perlu dilakukan proses daur 4. Daya keluaran pada pemanas induksi dapat diatur ulang agar dapat dimanfaatkan kembali. Proses daur ulang melalui pengaturan frekuensi pemicuan dari inverter. ini disebut dengan Reclaim menggunakan sebuah alat yang 5. Sistem yang digunakan pada perancangan inverter disebut dengan extruder. Extruder digunakan pada industri resonan ini adalah open loop. plastik untuk mengolah serpihan plastik menjadi bentuk 6. Tidak membahas adanya harmonisa tegangan dan arus pelet plastik yang nantinya akan digunakan kembali sebagai pada sisi sumber listrik. bahan baku pembuatan barang-barang plastik Proses daur 7. Tidak membahas pengaruh daya terhadap beban kerja ulang ini mulanya memanfaatkan suhu panas yang yang digunakan. Beban kerja yang digunakan tetap didapatkan dari proses pemanasan konvensional yaitu yaitu pipa besi untuk ekstruder. menggunakan band heater / pita pemanas. Proses pemanasan 8. Seluruh komponen dan rangkaian yang digunakan konvensional ini membutuhkan waktu start-up yang lama hanya dibahas pada fungsi kerjanya masing – masing. dan membutuhkan daya yang cukup besar. Untuk mengatasi 9. Proses ekstrusi plastik menjadi pellet pada alat masalah tersebut digunakanlah metode pemanasan secara extruder tidak dibahas secara mendetail. [1] Mahasiswa Jurusan Teknik Elektro Undip [2]Dosen Jurusan Teknik Elektro Undip
  • 2. II. DASAR TEORI menginduksi kembali konduktor sehingga timbul arus eddy seperti terlihat pada gambar 2.2b. Arus eddy ini melawan 2.1 Prinsip Pemanasan Induksi arah arus utama pada bagian pusat konduktor dan searah Pemanasan induksi adalah sebuah proses pemanasan pada permukaan konduktor. Ini menyebabkan distribusi arus tanpa adanya kontak fisik antara pemanas dan benda yang utama tidak merata, yaitu arus berkurang dibagian tengah dipanaskan. Hal ini berbeda dengan metode pemanasan lain dan paling besar pada bagian permukaan. Hal ini disebut dimana panas dihasilkan melalui pembakaran kemudian efek kulit. diterapkan ke benda kerja yang dipanaskan. Pemanasan secara induksi berdasarkan pada prinsip induksi elektromagnetik menggunakan frekuensi tinggi. Prinsip ini dijelaskan pertama kali oleh Michael Faraday pada tahun 1831 [11]. 2.1.1 Arus Eddy [14] [17][3] Arus eddy memiliki peranan yang paling dominan Gambar 2.2 Distribusi arus konduktor yang dialiri arus AC dalam proses pemanasan induksi. Panas yang dihasilkan 2.2 Perancangan Rangkaian Elektronika Daya pada material sangat bergantung kepada besarnya arus eddy 2.2.1 Rangkaian Kontrol Menggunakan IC 4047 yang diinduksikan oleh lilitan penginduksi. Ketika lilitan Komponen utama pada rangkaian kontrol adalah IC dialiri oleh arus bolak-balik, maka akan timbul medan 4047. IC 4047 merupakan jenis IC CMOS yang memiliki magnet di sekitar kawat penghantar. Medan magnet tersebut fungsi menghasilkan gelombang kotak pada mode operasi besarnya berubah-ubah sesuai dengan arus yang mengalir astable dan monostable multivibrator[19]. Dasar pemilihan pada lilitan tersebut. Jika terdapat bahan konduktif disekitar menggunakan IC ini adalah rangkaian yang digunakan medan magnet yang berubah-ubah tersebut, maka pada cukup sederhana dan banyak tersedia di pasaran. Pada tugas bahan konduktif tersebut akan mengalir arus yang disebut akhir IC digunakan untuk menghasilkan gelombang arus eddy. pemicuan kotak dan difungsikan pada mode operasi astable multivibrator dengan duty cycle 50%. 2.1.2 Rugi Histerisis, Fluks Sisa dan Gaya Koersif Periode pemicuan yang dihasilkan merupakan Rugi-rugi hysterisis memiliki peranan penting dalam fungsi dari komponen R dan C eksternal yang terpasang. proses pemanasan, namun hal ini hanya berlaku pada benda Berdasarkan datasheet IC 4047, periode pemicuan dapat yang bersifat ferromagnetik[14]. Jika sebuah kumparan ditentukan dengan menggunakan persamaan berikut : dihubungkan dengan sebuah sumber arus AC, maka akan TA (10,11) = 4,40 R.C menghasilkan arus I, dengan nilai dari nol sampai maksimal. Sehingga 1 1 Seiring dengan pertambahan arus I maka nilai H (intensitas f (10 ,11)   medan magnet) dan B (intensistas fluks) juga meningkat T A 4,40.R.C (berbanding lurus). Peningkatan nilai H dan B akan terlihat CD4047 TOP VIEW seperti gambar 2.1 C 1 14 VDD R 2 13 OSC OUT R-C COMMON 3 12 RETRIGGER ASTABLE 4 11 Q ASTABLE 5 10 Q - TRIGGER 6 9 EXT. RESET VSS 7 8 + TRIGGER Gambar 2.3 Skema IC 4047 [19] 2.2.2 Penyearah 1Fasa Gelombang Penuh Penyearah adalah salah satu konverter yang berfungsi untuk merubah tegangan bolak – balik (AC) Gambar 2.1 Induksi sisa dan gaya koersif[14] menjadi tegangan searah (DC). Salah satu jenis penyearah yang sering digunakan adalah penyearah satu fasa tak Ketika arus naik, maka medan magnet B akan naik terkontrol gelombang penuh. Penyearah jenis ini diikuti kenaikan H sesuai kurva 0a, dan ketika arus turun menggunakan susunan empat buah dioda[8]. menuju nol, maka akan diikuti dengan penurunan B, akan Pada inverter dibutuhkan suplai DC yang rata tetapi penurunannya mengikuti kurva ab di atas kurva oa. dengan riak (ripple) yang sekecil mungkin. Oleh karena itu Sama juga berarti jika menurunkan intensitas medan magnet, dipasang kapasitor filter. Filter kapasitor digunakan untuk maka intensitas fluks akan berusaha untuk mempertahankan menghaluskan keluaran penyearah yang mengandung riak. Vs nilainya, hal ini disebut hysteresis. Akibatnya saat H Vm diturunkan hingga mencapai harga nol, masih ada nilai 0  2 t intensitas medan (B) yang tersisa. [14] -V m VL Vm 2.1.3 Efek Kulit t Jika arus bolak-balik dialirkan melalui sebuah 0 VD  2 0  t konduktor, arus tidak tersebar secara merata. Konduktor 2 tunggal yang dialiri arus AC seperti pada gambar 2.2a, akan -V m V D2,V D3 V D1,V D4 dikelilingi medan magnet konsentris H(t). Medan ini akan Gambar 2.4 Rangkaian penyearah gelombang penuh dengan filter kapasitor[8]
  • 3. Besar tegangan rata rata yang dihasilkan penyearah Vm .I m 1 gelombang penuh setelah dipasang kapasitor menjadi : P0  . 2   0  2 V DC  Vm 12  Q 2 .       0  dimana Vm  2 .VLN Pada saat f = f0, maka nilai ω akan sama dengan VDC  2 .VLN ω0 sehingga persamaan diatas menjadi : maka V .I P0  m m cos , dengan cosψ = 1 2 2.2.3 Half Bridge Paralel Resonant Inverter Vm .I m Salah satu jenis inverter yang digunakan dalam Maka P0  Watt perancangan inverter adalah topologi inverter setengah 2 jembatan dengan resonan paralel. Rangkaian ini terdiri dari III. Perancangan Dan Pembuatan Perangkat Keras dua buah saklar bidireksional S1 dan S2 serta rangkaian resonan pada beban yang terdiri dari L – C – R. Setiap saklar Blok diagram keseluruhan dari inverter frekuensi terdiri dari sebuah transistor (MOSFET) dan sebuah dioda tinggi dapat dilihat pada gambar berikut ini. antiparalel. Pada rangkaian ini dioda instrinsik di dalam MOSFET dapat digunakan sebagai dioda antiparalel. Saklar ini dapat mengalirkan arus positif maupun negatif pada saat dipicu. Pada saat transistor (MOSFET) dimatikan maka hanya akan mengalirkan arus negatif melalui dioda antiparalel. Transistor dipicu secara bergantian oleh VGS1 dan VGS2 dengan duty ratio 50 %. Transistor tidak boleh dipicu secara bersamaan agar tidak terjadi hubung singkat pada rangkaian karena arus akan langsung mengalir dari positif ke negatif. Berikut adalah rangkaian inverter setengah jembatan resonan paralel : (a) (b) [3] Gambar 2.5 Rangkaian ekuivalen resonan paralel Gambar 3.1 Blok Diagram inverter secara keseluruhan Pada rangkaian RLC paralel (resistor, induktor, kapasitor) besarnya admitansi total adalah : 3.1 Rangkaian Kontrol Menggunakan IC 4047 Pada penelitian tugas akhir ini, inverter dapat dioperasikan pada frekuensi 5 kHz – 225 kHz. Berdasarkan j ωC persamaan yang ada pada datasheet IC 4047 seperti yang tertulis dibawah ini : t  4,40  RC 1 f  4,40  RC [18] Gambar 2.6 Rangkaian ekuivalen resonan paralel Kapasitor yang digunakan sebesar 1 nF sehingga nilai Admitansi total resistor yang harrus digunakan adalah 1 1   1  1 = 1  j  jC RT  1 Z total R jL  j R L 4, 40  CT  f osc C f maksimal 225 kHz , R  1  1010,10  1 1  1  T 4,40  10 9  225.103   j  C   Z total R  L  f minimal 5 kHz , RT  1  45454,55 Saat resonansi 4,40  10 9  5.103 1 1 1 Kemudian dengan menyesuaikan komponen yang tersedia C   0  C  2  L L LC dipasaran yaitu : 1 1 CT: 1 nF ; RT: 1000  ; VR: 50 K  f0  2 LC Daya keluaran Inverter resonan paralel ditunjukkan oleh persamaan berikut : 2 I m .R Vm .I m P0   cos 2 2
  • 4. 3. Menentukan MOSFET yang digunakan Hal yang perlu diperhatikan antara lain :  Tegangan kerja MOSFET Tegangan keluaran penyearah gelombang penuh sebesar 311 Volt DC. Tegangan inilah yang harus mampu ditahan oleh MOSFET.  Arus Maksimal Inverter dirancang bekerja dengan daya maksimal 400 W. Maka resistansi beban minimal sebesar : 2 8V S 8.30 2 R   1,825  P0 3,14 2.400 2 Besarnya arus maksimal yang mengalir pada sisi Gambar 3.2 Rangkaian Kontrol Pemicuan dengan IC 4047 keseluruhan sekunder trafo stepdown sebesar : Vm 4V S 4VS cos Im    Z  .Z R 3.2 Rangkaian Penyearah Gelombang Penuh Pada kondisi resonan nilai Z = R maka ψ =1 Rangkaian penyearah gelombang penuh satu fasa tak 4V 4.30 terkontrol ini menggunakan dioda bridge KBPC3506 yang I  S  m  20,93 Ampere R  .1,825 membentuk konfigurasi penyerah gelombang penuh. Dioda Maka arus yang mengalir di MOSFET dan sisi primer ini mampu bekerja pada tegangan 220 V dan kemampuan trafo stepdown yaitu : mengalirkan arus hingga 35 A. Hasil tegangan keluaran Ns 6 dioda ditapis oleh dua buah kapasitor polar 470 uF agar I I . primer  20,93.  4,05 Ampere m didapatkan tegangan searah dengan riak yang rendah. Np 31 Berdasar pada ketentuan diatas maka MOSFET yang dipilih untuk digunakan dalam perancangan inverter ini adalah MOSFET SK2611 Toshiba dengan spesifikasi sebagai berikut :  Drain – source breakdown voltage : 900 Volt  Gate – source breakdown voltage : 30 Volt Gambar 3.3 Rangkaian penyearah gelombang penuh satu fasa  Gate – threshold voltage : 4 Volt  Drain current : 9 Ampere 3.3 Rangkaian Inverter Resonan Paralel  Drain source ON resistance RDS (ON) : 1,1 Ω Arus dalam perhitungan hanya digunakan untuk perancangan karena arus sebenarnya tergantung pada beban dan bahan yang akan dipanaskan. Arus maksimal yang mengalir pada perancangan sebesar 4,05 A. 4. Membuat kumparan kerja (work coil) Dalam perancangan kumparan kerja atau kumparan pemanas ini harus diperhatikan kapasitas arus yang akan digunakan . Karena resistansi benda tidak dapat diketahui, maka digunakan kawat dengan diameter yang cukup besar Gambar 3.4 Rangkaian daya inverter resonan paralel agar lebih kuat dilewati arus besar jika tahanan benda terlalu kecil. Pada tugas akhir ini digunakan kawat Langkah dalam perancangan inveter yaitu : 1. Menentukan spesifikasi inverter. berbentuk pipa tembaga dengan diameter 6 mm. Jumlah Inverter yang akan dirancang memiliki spesifikasi sebagai lilitan pada kumparan kerja adalah 7 lilit. berikut : 5. Mengukur nilai Induktansi Kumparan Besar nilai kumparan kerja untuk pemanas yang digunakan  Inverter bekerja pada tegangan 220 V / 50 Hz . adalah sebesar 2,13 μH.  Frekuensi resonan 52 kHz, 75 kHz, dan 100 kHz 6. Mengukur nilai kapasitor resonan  Daya maksimal inverter 400 W. Pada perancangan tugas akhir ini dilakukan untuk tiga 2. Menentukan perbandingan Trafo Stepdown variasi frekuensi resonan. Nilai kapasitor yang digunakan Trafo stepdown rangkaian daya digunakan untuk adalah 1,19 μF; 2,09 μF; dan 4,29 μF. Sehingga frekuensi menurunkan tegangan dari nilai 155 Volt menjadi resonan dapat ditentukan sebagai berikut: tegangan kerja 30 . Trafo yang digunakan harus dapat 1 bekerja pada frekuensi tinggi sehingga digunakan trafo inti f0  ferit. Perbandingan trafo yang direncanakan adalah 1 : 5 , 2 LC agar sesuai dengan tegangan kerja yaitu : Untuk nilai C = 1,19 μF, f = 100 kHz, untuk nilai C = 2,09 Np Vp Np 155 Np 155 Np  31 lilitan μF f = 75,4 kHz, untuk nilai C = 4,29 μF f = 52,67 kHz    Ns Vs Ns 30 6 30 Dengan perbandingan ini maka diperkirakan kumparan 7. Menentukan tegangan kapasitor resonan primer akan menahan tegangan 5 Volt per lilitan, sedangkan Besarnya tegangan yang harus ditahan oleh kapasitor kumparan sekunder akan menahan tegangan 5 Volt per lilit. ditentukan oleh nilai faktor kualitas rangkaian. Pada kondisi paling buruk misalkan nilai faktor kualitas
  • 5. rangkaian adalah 10, maka tegangan maksimal yang harus 4.2 Pengujian Pengaturan Frekuensi Terhadap dapat ditahan oleh kapasitor adalah sebagai berikut: Perubahan Daya Inverter 4VS QL 4.30.10 Daya yang digunakan oleh inverter resonan dapat diatur VCM (max)  VL (max)  QLVm    382,16 V dengan cara merubah frekuensi kerja dari inverter tersebut.  3,14 Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh Kapasitor yang digunakan adalah 104pF / 630 Volt frekuensi terhadap daya yang dikonsumsi oleh inverter. sehingga dengan nilai ini diharapkan kapasitor dapat lebih Frekuensi yang digunakan pada pengujian kali ini adalah handal. 100 kHz, 75 kHz, dan 52 khz disesuaikan dengan kapasitor resonan yang dipasang tanpa merubah nilai induktansi IV. PENGUJIAN dan ANALISA kumparan pemanas. Suplai tegangan yang digunakan berasal dari jala – jala PLN dengan tegangan 220 Vac, frekuensi 50 Setelah dilakukan perancangan dan pembuatan Hz. Berdasar pada ketiga hasil pengujian perubahan perangkat keras maka selanjutnya dilakukan pengujian dan frekuensi terhadap perubahan daya inverter maka dapat analisa terhadap masing-masing blok dan sistem secara dibandingkan melalui grafik perbandingan daya dan keseluruhan. frekuensi untuk tiap frekuensi kerja resonan seperti yang terlihat pada gambar berikut : 4.1 Pengujian Bentuk Gelombang Keluaran Bentuk gelombang keluaran hasil pengukuran pada 520 output IC 4047 dan keluaran driver trafo pulsa dapat dilihat 480 pada gambar 4.1 440 400 360 Daya (Watt) 320 280 F = 100 kHz 240 F = 75 kHz 200 F = 52 kHz 160 120 80 Gambar 4.1 Bentuk gelombang hasil pengujian keluaran IC 4047 dan 40 driver trafo pulsa 20 30 40 50 60 70 80 90 100 110 120 130 140 150 160 170 Pengukuran diatas diambil pada skala 10 μs/div dan 5 Frekuensi (kHz) V/ div. Sehingga dapat dihitung besarnya frekuensi dan Gambar 4.4 Grafik perubahan frekuensi terhadap daya tegangan sebagai berikut : 1 T = 1,6 x 10 μs/div = 16 μs, f  = 62,5 kHz 4.3 Pengujian Kenaikan Suhu Panas 16s Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui tingkat dengan amplitudo peak to peak = 3,2 x 5 V/div = 16 Volt. kecepatan kenaikan suhu benda kerja pada beberapa variasi MOSFET SK2611 memiliki tegangan pemicuan VGS frekuensi resonan. Pengukuran ini dilakukan menggunakan maksimal ± 30 Volt sehingga tegangan keluaran driver dan Termometer Digital Krisbow dengan suhu ruangan awal 290 trafo pulsa ini sudah cukup aman dan sesuai untuk memicu C. Frekuensi yang digunakan dalam pengujian ini yaitu 100 MOSFET pada rangkaian daya. kHz, 75 kHz, dan 52,63 kHz. Tegangan sumber yang digunakan untuk suplai daya yaitu dari jala –jala PLN Bentuk gelombang sisi primer dan sekunder trafo dengan tegangan 220 V frekuensi 50 Hz. stepdown pada rangkaian inverter dapat dilihat pada gambar 4.2 240 220 200 180 160 S u h u (C ) 140 120 100 80 Gambar 4.2 Gelombang tegangan sisi primer dan sekunder trafo stepdown 60 f = 100 kHz 40 f = 75 kHz 20 f = 52 kHz 0 0 88 1 76 2 64 3 52 4 40 5 28 6 16 7 04 7 92 8 80 9 68 10 56 11 44 12 32 13 20 14 08 14 96 15 84 16 72 17 60 18 48 19 36 20 24 21 12 Waktu (detik) Gambar 4.5 Grafik pertambahan suhu pada berbagai kondisi f resonan Gambar 4.3 Gelombang tegangan induktor dan kapasitor resonan
  • 6. 4.4 Pengujian Perbandingan Daya Masukan dan Tabel 4.1 Efisiensi inverter resonan Keluaran Inverter Frek. Resonan P in (Watt) P out (Watt) Efisiensi Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan 52 kHz 452 400 88,495% daya atau efisiensi inverter. Daya masukan (P.in) diukur 75 kHz 251 222 88,44% menggunakan Power Quality Analyzer HIOKI. Untuk daya keluaran (P.out) dihitung berdasarkan nilai parameter 100 kHz 151 124,8 82,65% tegangan dan arus pada sekunder trafo stepdown yang diukur Dari tabel 4.1 diatas didapatkan efisiensi rata rata menggunakan osiloskop. invertersebesar 86,52 % Berikut adalah hasil pengukuran daya masukan inverter 4.5 Pengujian Extruder pada frekuensi kerja 52 kHz dengan menggunakan power Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui hasil quality analyzer. pemanasan pada Extruder yang digunakan untuk melelehkan plastik. Extruder digerakkan oleh motor DC yang dikopel langsung ke poros extruder. Hasil dari pengujian ini adalah pertambahan suhu pada extruder sehingga dapat melelehkan plastik. Frekuensi inverter yang mencatu kumparan adalah sebesar 52 kHz karena pada frekuensi ini didapatkan daya terbesar dan proses pemanasan yang cepat. (a) (b) Gambar 4.6 Daya masukan inverter pada frekuensi 52 kHz Hasil pengukuran daya pada sisi keluaran yang diambil menggunakan osiloskop dapat dilihat pada gambar berikut : Gambar 4.8 proses pelelehan plastik a. Tegangan keluaran b. Arus keluaran Gambar 4.7 Daya keluaran inverter pada frekuensi 52 kHz Dari gambar 4.6 diatas dapat dilihat bahwa tegangan keluaran berupa sinusoidal dengan skala pengukuran 1 v/div dan faktor pengali 10 x maka besarnya tegangan maksimum yang terukur adalah V pp 4, 4.1.10 Gambar 4.9 Hasil pelelehan plastik Vm  Vm   22 Volt 2 2 V. PENUTUP Untuk arus, pengukuran dilakukan dengan memasang 5.1 Kesimpulan resistor secara seri dengan rangkaian yaitu menggunakan Berdasarkan pada perancangan,pengujian dan analisa resistor sebesar 0.055 Ω. Dengan skala pengukuran 2 v/div yang telah dilakukan, maka dapat diambil kesimpulan dan faktor pengali 1 maka nilai terukur sebenarnya adalah : sebagai berikut : V 2  2  1 ; I  36,3636 A 1. Catu daya inverter halfbridge resonan paralel frekuensi I m  PP ; I m  m 2.R 2.0,055 tinggi yang telah dirancang dan dibuat dapat bekerja pada Dari hasil pengukuran diatas maka dapat dihitung daya tegangan 220 Volt AC/ 50 Hz dengan frekuensi inverter 5 keluaran inverter dengan persamaan : kHz sampai 225 kHz. V I V .I 2. Penggunaan daya inverter dapat diatur dengan mengatur Pout  m m cos Pout  m m cos , nilai cos ψ = 1 besarnnya frekuensi pemicuan inverter. Dari pengujian 2 2 2 didapat daya terbesar yaitu pada saat inverter bekerja Maka Pout  V m .I m 22  36,36 P  399,96 Watt dengan frekuensi 52,67 kHz dengan daya input 452 W Pout  out dan daya output 400 W. 2 2 ≈ 400 Watt 3. Frekuensi yang diterapkan pada saat proses pemanasan Dengan daya masukan sebesar 452 Watt dan daya extruder sebesar 52 kHz karena pada frekuensi ini didapat keluaran sebesar 400 Watt maka dapat dihitung daya terbesar dan kenaikan suhu pada badan extruder perbandingan daya masukan dan keluaran inverter sebagai yang lebih cepat. berikut : 4. Perbandingan daya input dan daya output inverter terbesar P out yaitu pada frekuensi 52 kHz sebesar 88,495 % 400   100% ;    100% ;   88,495% 5.2 Saran Pin 452 1. Penelitian ini dapat dikembangkan lagi dengan membuat Sehingga pada frekuensi 52 kHz didapat efisiensi sistem kontrol close loop pada rangkian pemicuannya. inverter sebesar 88,495 % 2. Jika menginginkan daya yang lebih besar maka dapat digunakan metode full bridge series resonant inverter .
  • 7. 3. Efisiensi yang lebih tinggi dan pengaturan daya secara [19.] --------,CD4047BC Low Power Monostable/Astable otomatis dan adaptif pada inverter dapat dibuat dengan Multivibrator, Fairchild Semiconductor, 1999 sistem phase shifting PWM pada kontrolnya [20.] --------, Induction Heating, (Online ), menggunakan IC UCC 3895. (http://www.richieburnett.co.uk diakses 20 Maret 2011 jam 7:25:37 AM) DAFTAR PUSTAKA [21.] --------, Inverter (electrical), [1.] Balogh Laszlo, Design And Application Guide For (http://www.wikipedia.org Wikipedia, the free High Speed MOSFET Gate Drive Circuits. encyclopedia: diakses 20 Maret 2011 jam 13:51 ) [2.] Callebaut Jean, Power Quality and Utilisation Guide, [22.] --------, Series Resonant Induction Heater – (Online) www.leonardo-energy.org, 2007 (http://www.blogspot.com/uzzors2k diakses 29 April [3.] Dwi Baskara. Rieza, Perancangan Inverter Resonan 2011 jam 10:20:13 ) Paralel Frekuensi Tinggi Menggunakan IGBT Sebagai Pemanas Induksi, Universitas Diponegoro, BIODATA 2012. [4.] Jung-gi Lee, Sun-kyoung Lim, Kwang-hee Nam, Rezon Arif B. (L2F008082) Dong-ik Choi, Design Method of an Optimal Induction Heater Capasitance for Maximum Power Penulis lahir di Semarang, 3 Mei Dissipation and Minimum Power Loss Caused by 1990. Menempuh jalur pendidikan ESR. dasar di TK Nurul Islam Semarang, [5.] Kang C.H., Sakamoto H., Harada K, A Half-Bridge SD Negeri Purwoyoso 03 Semarang, Converter using Series-Resonant Technology and SMP N 1 Semarang, dan SMA Saturable Inductor Commutation, Energy Electronic Negeri 3 Semarang dan saat ini Laboratory Sojo University, Japan, 2001. sedang menjalani pendidikan S1 di [6.] Kazimierczuk Marian K, Czarkowski Darius, Teknik Elektro Universitas Resonant Power Converter, John Wiley and Sons, Diponegoro Semarang Konsentrasi Inc. Teknik Energi Listrik. [7.] Kurniawan, Singgih, Sistem Induction Heater Mesin Extruder Untuk Pengolahan Waste Pada Proses Mengetahui, Reclaim, Laporan Kerja Praktek, Universitas Diponegoro 2011. Pembimbing I Pembimbing II [8.] M. Rashid, Power Electronics Circuit, Device, and Aplication 2nd, Prentice-Hall International Inc, 1988. [9.] Nugraha. Alberth Z, Agung Warsito, Abdul Syakur, Perancangan Modul Inverter Frekuensi Tinggi Sebagai Pemanas Induksi Untuk Aplikasi Pengering Pakaian, Universitas Diponegoro, 2010. Ir.Agung Warsito, DHET Karnoto, ST, MT. [10.] Pratama. Pandu Sandi, Agung Warsito, Karnoto, NIP. 195806171987031002 NIP. 196907091997021001 Perancangan Inverter Resonan Seri Frekuensi Tinggi Sebagai Suplai Pemanas Induksi Pada Alat Pemanas Bearing, Universitas Diponegoro, 2010. [11.] Rudnev Valery, Loveless Don, Cook Raymond, Handbook of Induction Heating, Marcel Decker, Inc, New York, 2003. [12.] Satriansyah , Adam, Rangkaian AC Paralel R-L-C, (Online), (http://ntrux.wordpress.com/2011/07/07/rangkaian-ac- paralel-r-l-c/, diakses 2 Juni 2012 jam 14:12 ) [13.] Sippola Mika, Developments for the High Frequency Power Transformer Design and Implementation . [14.] Wildi Toldore. Electrical Machine, Driver, and Power Systems, Prentice-Hall International Inc, 1981. [15.] Wong Fu Keung, High Frequency Transformer for Switching Mode Power Supply, School of Microelectronic Engineering, Faculty of Engineering and Information Technology, Griffith University, Brisbane, Australia. 2004. [16.] Zinn Stanley, Semiatin SL, Coil design and fabrication: basic design and modifications, Heat Treating, 1988. [17.] ------, AN9012 : Induction Heating System Topology Review, Fairchild semiconductor, 2000. [18.] -------, Buku Teknik Elektronika , PPPPTK/VEDC Malang