SlideShare una empresa de Scribd logo
1 de 7
Descargar para leer sin conexión
Kebijakan pengembangan SDMK adalah prime mover bergeraknya program
pengembangan SDMK. Kebijakan ini juga menjadi landasan dan panduan pengembangan
SDMK dalam jangka waktu tertentu. Kebijakan pengembangan SDM kesehatan secara
garis besar mengacu pada Sistem Kesehatan Nasional. Sumber Daya Manusia Kesehatan
(SDMK) salah satu komponen utama dalam sistem kesehatan di Indonesia. Terdapat 2
dimensi penting SDMK yang berperan dalam mekanisme bekerjanya sistem kesehatan,
yaitu: kuantitas dan kualitas. Pencapaian dan kinerja sistem kesehatan sangat ditentukan
oleh kuantitas dan kualitas SDMK secara bersama-sama.
SDM Kesehatan terdapat dalam berbagai sub-sistem dengan berbagai peran dan fungsi
yang berbeda-beda namun memiliki misi yang sama yaitu untuk mewujudkan perbaikan
status kesehatan. SDM Kesehatan terdapat pada sub sistem pelayanan (upaya) kesehatan,
pemberdayaan masyarakat, regulasi, pembiayaan, dan penelitian kesehatan. Berbagai jenis
profesi bekerja dalam setiap sub sistem, dimana setiap profesi memiliki latar belakang
pendidikan dan pelatihan yang berbeda-beda untuk menunjang kinerja sub sistem masing-
masing. Selain itu, masing-masing profesi memiliki tugas dan fungsi yang berbeda,
memiliki indikator kinerja yang berbeda, serta memiliki mekanisme pengembangan karir
yang berbeda-beda pula. Fenomena inilah yang menyebabkan kebijakan dan manajemen
SDM Kesehatan menjadi sangat kompleks.
Banyaknya fungsi dalam pengelolaan SDMK, pada kenyataannya, dikerjakan oleh
banyak pihak dengan kekuatan dan kedudukan yang sama. Situasi ini sering menimbulkan
konflik regulasi dan konflik kepentingan. Oleh sebab itu, pemetaan regulasi dan pemetaan
stakeholder pengambil kebijakan yang terlibat langsung dalam pengelolaan SDMK, mulai
dari produksi sampai dengan pelasan perlu dilakukan.
Memahami kondisi tersebut, Menteri Koordinator bidang Kesejahteraan Rakyat
membentuk Tim Koordinasi dan Fasilitasi Pengembangan Tenaga Kesehatan yang terdiri
dari berbagai pemangku kepentingan terkait untuk merumuskan dan menyepakati Rencana
Pengembangan Tenaga Kesehatan Tahun 2011-2025. Pemangku kepentingan yang terlibat
dalam proses penyusunan pengembangan SDMK sangat beragam, antara lain pada tingkat
pemerintah pusat terdapat:
1) Kementerian Riset dan Pendidikan Tinggi yang mengatur produksi tenaga kesehatan
melalui institusi pendidikan.
2) Kementerian Kesehatan yang menjadi kementrian teknis untuk mengatur Norma,
Standar, Kriteria, dan Pedoman kinerja sistem kesehatan
3) Kementerian Dalam Negeri yang menjadi rumah induk bagi tenaga kesehatan daerah
yang berstatus sebagai pegawai negeri dan bekerja di sektor publik
4) Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi yang mengatur
formasi dan standar kinerja SDMK yang berstatus sebagai aparatur negara
5) Kementerian Keuangan yang mengatur alokasi gaji dan berbagai hal lain yang
berhubungan dengan keuangan negara
6) Badan Kepegawaian Nasional dan Badan Kepegawaian Daerah yang mengatur
administrasi SDMK sebagai personel
7) Asosiasi Profesi yang menjadi wadah profesional bagi setiap profesi SDMK
8) Dan sebagainya.
Beragamnya pemangku kepentingan ini merupakan situasi alamiah yang terjadi di
Indonesia. Efektifitas kebijakan dan manajemen SDMK sangat dipengaruhi oleh sinergitas
hubungan diantara seluruh pemangku kepentingan. Regulasi yang dikeluarkan oleh masing-
masing pemangku kepentingan berpotensi untuk menimbulkan konflik pada tataran
operasional. Selain itu, persepsi SDMK untuk unjuk kinerja sangat berhubungan dengan
supervisi dari pemangku kepentingan. Persepsi menjadi sangat positif untuk melakukan unjuk
kinerja jika supervisi dilakukan oleh institusi yang menjadi atasan langsung, berhubungan
dengan pengembangan karir serta pemberian reward.
Namun banyaknya pemangku kepentingan yang berkaitan dengan tata kelola SDMK,
jumlah regulasi yang berlaku tidak sebanding dengan banyaknya pemangku kepentingan
tersebut.
Rencana Pengembangan Tenaga Kesehatan yang disepakati oleh seluruh pemangku
kepentingan di Indonesia merupakan dokumen pengembangan SDMK yang stratejik
namun secara spesifik masih terbatas pada beberapa jenis tenaga kesehatan tertentu.
Kebijakan yang ditetapkan dalam dokumen tersebut mencakup seluruh komponen dalam
subsistem SDMK pada Sistem Kesehatan Nasional yaitu perencanaan, pengadaan,
pendayagunaan, dan pembinaan dan pengawasan mutu SDMK.
Box 4. Contoh regulasi SDMK di Indonesia
• UU RI Nomor 5 tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara
• UU RI Nomor 36 tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan
• PP RI Nomor 11 tahun 2017 tentang Manajemen Pegawai Negeri Sipil
• Permenkes RI Nomor 16 tahun 2017 tentang Penugasan Khusus Tenaga
Kesehatan dalam mendukung Program Nusantara Sehat
a. Perencanaan kebutuhan dan pengembangan SDM Kesehatan
Perencanaan SDMK merupakan upaya untuk menentukan jenis, jumlah,
kualifikasi, dan distribusi tenaga kesehatan sesuai dengan kebutuhan pembangunan
kesehatan. Penetapan rencana kebutuhan dan pengembangan SDMK sangat
bergantung pada visi stratejik serta pembiayaan yang tersedia untuk pengembangan
SDMK. Selain itu, rencana kebutuhan dan pengembangan SDMK juga bergantung
pada situasi eksternal yang terjadi saat ini dan di masa mendatang. Ini sebabnya,
peran pengambil kebijakan dalam pengembangan SDMK menjadi sangat vital untuk
menetapkan arah pengembangan SDMK.
Lingkungan eksternal yang berubah akan memicu timbulnya kebutuhan akan
skills yang baru. Dalam manajemen SDM disebutkan bahwa adanya “job demand”
yang baru perlu diimbangi dengan “job resource” yang baru pula. Contohnya adalah
timbulnya trend digitalisasi kesehatan mendorong timbulnya kebutuhan akan
kompetensi pengembangan teknologi digital pada sistem kesehatan. Kebutuhan ini
bisa dipenuhi dengan merekrut ahli teknologi digital atau mengembangkan
kompetensi tenaga kesehatan yang ada agar menguasai teknologi digital.
Pembuatan rencana kebutuhan SDMK sangat efektif jika dilakukan dalam
bentuk simulasi berbasis data yang tersedia. Pembuatan rencana kebutuhan
pengembangan SDMK tidak dapat dilakukan dengan pendekatan hands off, namun
harus dipraktekkan langsung. Berikut adalah beberapa metode untuk merencanakan
kebutuhan SDMK:
1) Analisis Beban Kerja Kesehatan (ABK-Kes)
Metode ini digunakan untuk merencanakan kebutuhan SDMK baik di tingkat
manajerial maupun tingkat pelayanan, sesuai dengan beban kerja sehingga
diperoleh informasi kebutuhan jumlah pegawai, baik di fasilitas pelayanan
kesehatan pemerintah maupun swasta. Rencana kebutuhan yang dihasilkan
dengan metode ini memberikan gambaran tingkat kesesuaian antara
kesetersediaan (supply) dan kebutuhan (demand) di tingkat institusi. Hasil
rencana kebutuhan SDMK di tingkat institusi dapat dijadikan sebagai bahan
perencanaan kebutuhan SDMK di tingkat wilayah. Dokumen ini dapat menjadi
dasar rekomendasi kebijakan untuk rekrutmen personel baru, redistribusi, dan
optimalisasi beban kerja pelayanan kesehatan.
2) Standar Ketenagaan Minimal
Metode ini digunakan untuk menetapkan kebutuhan SDM kesehatan Fasilitas
Pelayanan Kesehatan (rumah sakit dan puskesmas) yang mengajukan izin
pendirian baru atau peningkatan klasifikasi. Selain itu metode ini juga
diberlakukan untuk fasilitas pelayanan kesehatan mengalami kekosongan
tenaga kesehatan tertentu di wilayah atau daerah terpencil, sangat terpencil,
perbatasan, tertinggal, dan daerah yang tidak diminati.
3) Proyeksi Kebutuhan Tenaga Kesehatan terhadap Jumlah Penduduk
Metode ini digunakan untuk membuat estimasi trend (proyeksi) rasio
ketersediaan SDMK tertentu terhadap jumlah penduduk per provinsi atau
nasional dikaitkan untuk periode 5 atau 10 tahun. Proyeksi ini dapat digunakan
mengetahui sejauh mana posisi capaian target ketersediaan SDMK dalam skala
provinsi dan nasional.
Perencanaan tahunan kebutuhan SDMK berbasis fasilitas pelayanan kesehatan dapat
menggabungkan metode ABK kesehatan dan standar ketenagaan minimal,
menyesuaikan dengan kondisi setempat.
Penyusunan rencana pengembangan SDMK dilaksanakan dengan
memperhatikan langkah-langkah sebagai berikut:
1) Identifikasi tujuan dan sasaran pengembangan SDMK (berdasarkan visi
stratejik)
2) Identifikasi kondisi lingkungan stratejik (berdasarkan analisis stratejik
lingkungan eksternal dan internal)
3) Pemetaan pemangku kepentingan terkait pengembangan SDMK (menggunakan
stakeholder analysis)
4) Penyusunan rencana pengambangan SDMK (sebagai output dari analisis
pengembangan SDMK)
b. Pengadaan/Pendidikan SDM Kesehatan
Pengadaan SDM kesehatan mencakup pendidikan dan pelatihan SDM
kesehatan. Sub komponen merupakan fungsi produksi yang menjadi hulu dari
pengelolaan SDMK dan sangat berhubungan dengan kuantitas dan kualitas SDMK
di lapangan. Oleh karena itu pelaksanaannya perlu memperhatikan standar
pelayanan kesehatan dan standar kompetensi SDMK. Pendidikan SDMK mengacu
pada peraturan yang berlaku, maka pengelolaan pendidikan tenaga kesehatan dengan
jenjang Diploma 3 keatas merupakan kewenangan pemerintah pusat. Pendidikan
tenaga penunjang/asisten tenaga kesehatan dikelola oleh Pemerintah Provinsi.
Upaya peningkatan kualitas SDMK secara berkelanjutan dilakukan melalui
pelatihan pre-service (pra-jabatan) dan in-service yang terakreditasi baik program
maupun institusinya. Kapasitas produksi SDMK dari berbagai institusi pendidikan
dan pelatihan menjadi masukan untuk memperkirakan ketersediaan SDMK sesuai
dengan jenis dan tingkat kompetensi yang dibutuhkan.
a. Pendayagunaan SDM kesehatan
Sub komponen ini mencakup berbagai upaya pemerataan dan pemanfaatan serta
pengembangan sumber daya SDMK. Upaya ini mencakup pendayagunaan SDMK
di dalam negeri dan keluar negeri. Pendayagunaan SDMK dalam negeri ditujukan
untuk mendorong pemanfaatan SDMK yang dihasilkan oleh institusi pendidikan
bidang kesehatan dalam negeri, tenaga kesehatan Indonesia lulusan institusi
pendidikan luar negeri, dan tenaga kesehatan warga negara asing, dalam pelaksanaan
pembangunan kesehatan.
Pemerataan atau distribusi SDMK sangat bergantung pada efektifitas
penempatan dan retensi SDMK di satu daerah. Penempatan yang tepat dan menjamin
kesinambungan ketersediaan SDMK menjadi faktor penentu keadilan distribusi
SDMK. Pelepasan berhubungan dengan atrisi SDMK yang berpengaruh pada
konfigurasi SDMK serta berperan untuk menjaga produktifitas SDMK.
Pemberian insentif finansial atau non finansial untuk mendukung distribusi dan
retensi SDMK di daerah yang kurang diminati (terpencil/sangat terpencil, pulau
kecil terluar, daerah rawan bencana/konflik) menjadi tanggung jawab pemerintah
pusat dan daerah. Rekrutmen tenaga penunjang pelaksanaan upaya kesehatan
berbasis masyarakat (UKBM) misalnya kader, dilaksanakan oleh pemerintah pusat
dan daerah bersama dengan masyarakat setempat.
Pemanfaatan SDMK berkaitan dengan produktifitas atau kinerja baik individu
maupun organisasi. Oleh karena itu mekanisme pemberian penghargaan dan sanksi
harus jelas. Misalnya, pemberian insentif finansial dan non finansial yang bertujuan
untuk memotivasi peningkatan produktifitas harus didasarkan pada sasaran kinerja
yang terukur. Selain itu penerapan pola karir yang jelas dan transparan untuk jabatan
struktural dan fungsional harus dilakukan untuk mendorong pemanfaatan SDMK
secara optimal.
Pengembangan SDMK dalam konteks pendayagunaan SDMK dilakukan
melalui pelaksanaan pendidikan profesi berkelanjutan untuk menunjang kompetensi
profesi kesehatan dalam mendukung upaya kesehatan.
b. Pembinaan dan Pengawasan mutu SDM kesehatan
Pembinaan dan pengawasan mutu SDMK terutama dikaitkan dengan praktik profesi.
Upaya ini dilakukan melalui uji kompetensi, sertifikasi, registrasi, dan pemberian
izin praktik/izin kerja bagi tenaga kesehatan yang
memenuhi syarat. Dalam pelaksanaannya, pembinaan dan pengawasan SDMK juga
dilakukan melalui penerapan pola karir, remunerasi dan sistem penggajian yang
memungkinkan untuk hidup layak sesuai dengan tata nilai di masyarakat dan bekerja
secara profesional sesuai beban tugas. Pengawasan terhadap SDMK dimaksudkan
untuk mencegah terjadinya pelanggaran etik/disiplin/hukum yang dilakukan oleh
tenaga kesehatan maupun tenaga pendukung/penunjang kesehatan yang bekerja
dalam bidang kesehatan.
c. Pemantauan dan Evaluasi Kebijakan Pengembangan SDM Kesehatan
Pengembangan SDM Kesehatan sebagai faktor kunci dalam keberhasilan sistem
kesehatan nasional telah diformulasikan dalam berbagai wadah strategis. Wadah
tersebut diantaranya: RPJMN, Rencana Pengembangan Tenaga Kesehatan (2011-
2025), Country Coordination & Facilitation (CCF), dan Rekomendasi Lokakarya
Nasional Pengembangan SDM Kesehatan 2013.
RPJMN Tahap 2 tahun 2010-2014 memiliki tema besar: Peningkatan dan
pengembangan akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yang berkualitas.
Selanjutnya, pada RPJMN 2015-2019, tema yang diangkat adalah Pemantapan akses
masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yang berkualitas.
Rencana Pembangunan Tenaga Kesehatan (2011-2025) merupakan acuan bagi
pemangku kepentingan untuk mengembangkan SDMK di Indonesia. RPTK disusun
untuk menciptakan sinergisme dan saling mendukung serta melengkapi, baik dari
unsur pemerintah maupun swasta, dalam upaya pengembangan SDMK di Indonesia.
Tim Koordinasi dan Fasilitasi Pengembangan Tenaga Kesehatan (TKFPTK)
dibentuk berdasarkan rekomendasi dari WHO tentang Country Coordination and
Facilitation (CCF) dan ditetapkan melalui SK Menkro Kesra no 12/2011.
Pembentukan TKFPTK bertujuan untuk meningkatkan koordinasi dalam
pengembangan tenaga kesehatan di Indonesia. Upaya strategis untuk
mempertemukan para stakeholder dalam rangka koordinasi pengembangan SDMK
dilakukan antara lain melalui lokakarya nasional.
Lokakarya nasional pengembangan SDMK (2013) menghasilkan upaya strategis dan
praktis serta peluang untuk mereplikasi best practices dalam pengembangan dan
pemberdayaan SDM Kesehatan di Indonesia. Selain itu, lokakarya nasional ini juga
merumuskan kesepakatan dan komitmen bersama dalam pelaksanaan langkah-
langkah penguatan SDMK untuk menunjang implementasi Jaminan Kesehatan
Nasional serta pencapain Sustainable Development Goals.
Banyaknya wadah strategis ini menunjukkan pentingnya SDMK dalam pencapaian
tujuan pembangunan kesehatan di Indonesia. Namun di sisi lain juga menunjukkan
kompleksnya manajemen SDMK yang berperan besar di semua komponen sistem
kesehatan. Pengelolaan SDMK melibatkan banyak pemangku kepentingan, baik dari
unsur pemerintah maupun masyakarat dan swasta, serta diatur oleh berbagai macam
regulasi, mulai dari tingkat global, nasional, sampai dengan lokal.
CCF seharusnya menjadi media utama untuk pemantauan kebijakan pengembangan
SDMK di suatu negara. Oleh sebab itu, revitalisasi TKFPTK menjadi sangat penting
dan strategis untuk menjalankan peran dan fungsinya yang sangat vital dalam
pengelolaan SDMK pada tingkat lintas sektor.

Más contenido relacionado

La actualidad más candente

09.07 V8 Buku Saku -Integrasi Pelayanan di Puskesmas (9 Juli 2022)-1.pdf
09.07 V8 Buku Saku -Integrasi Pelayanan di Puskesmas (9 Juli 2022)-1.pdf09.07 V8 Buku Saku -Integrasi Pelayanan di Puskesmas (9 Juli 2022)-1.pdf
09.07 V8 Buku Saku -Integrasi Pelayanan di Puskesmas (9 Juli 2022)-1.pdfSaptoSutardi2
 
Penyusunan kerangka acuan dan laporan kegiatan
Penyusunan kerangka acuan dan laporan kegiatanPenyusunan kerangka acuan dan laporan kegiatan
Penyusunan kerangka acuan dan laporan kegiatanWiandhariEsaBBPKCilo
 
Pedoman Tata Kelola Mutu.pptx
Pedoman Tata Kelola Mutu.pptxPedoman Tata Kelola Mutu.pptx
Pedoman Tata Kelola Mutu.pptxErniChan1
 
Kebijakan perencanaan pembangunan kesehatan (rpjmn 2015-2019)
Kebijakan perencanaan pembangunan kesehatan (rpjmn 2015-2019)Kebijakan perencanaan pembangunan kesehatan (rpjmn 2015-2019)
Kebijakan perencanaan pembangunan kesehatan (rpjmn 2015-2019)Muh Saleh
 
Peran dan Fungsi Verifikator Internal
Peran dan Fungsi Verifikator InternalPeran dan Fungsi Verifikator Internal
Peran dan Fungsi Verifikator InternalDokter Tekno
 
power point untuk presentasi Laporan Aktualisasi Habituasi Latsar CPNS
power point untuk presentasi Laporan Aktualisasi Habituasi Latsar CPNSpower point untuk presentasi Laporan Aktualisasi Habituasi Latsar CPNS
power point untuk presentasi Laporan Aktualisasi Habituasi Latsar CPNStemanna #LABEDDU
 
Soal ujian komprehensif
Soal ujian komprehensif Soal ujian komprehensif
Soal ujian komprehensif mreyrasa
 
Sistem Informasi Manajemen Puskesmas (SIMPUS) dan SIMRS
Sistem Informasi Manajemen Puskesmas (SIMPUS) dan SIMRSSistem Informasi Manajemen Puskesmas (SIMPUS) dan SIMRS
Sistem Informasi Manajemen Puskesmas (SIMPUS) dan SIMRSGeri Sugiran Abdul Sukur
 
Modul KEBIJAKAN PENGEMBANGAN KOMPETENSI SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN
Modul KEBIJAKAN PENGEMBANGAN KOMPETENSI SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATANModul KEBIJAKAN PENGEMBANGAN KOMPETENSI SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN
Modul KEBIJAKAN PENGEMBANGAN KOMPETENSI SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATANWiandhariEsaBBPKCilo
 
Laporan Aktualisasi "Pelita Mabit" dengan Penerapan Nilai-nilai Dasar BerAKHL...
Laporan Aktualisasi "Pelita Mabit" dengan Penerapan Nilai-nilai Dasar BerAKHL...Laporan Aktualisasi "Pelita Mabit" dengan Penerapan Nilai-nilai Dasar BerAKHL...
Laporan Aktualisasi "Pelita Mabit" dengan Penerapan Nilai-nilai Dasar BerAKHL...Muhammad Alfiansyah Alfi
 
Telaah staff permohonan komputer
Telaah staff permohonan komputerTelaah staff permohonan komputer
Telaah staff permohonan komputerSisca Yoliza
 
BAHAN KEBIJAKAN UKOM (1).pptx
BAHAN KEBIJAKAN UKOM (1).pptxBAHAN KEBIJAKAN UKOM (1).pptx
BAHAN KEBIJAKAN UKOM (1).pptxMyorie
 
3.1.1.3 Pedoman Manual Mutu.docx
3.1.1.3 Pedoman Manual Mutu.docx3.1.1.3 Pedoman Manual Mutu.docx
3.1.1.3 Pedoman Manual Mutu.docxSuMarni41
 
Manajemen kesehatan
Manajemen kesehatanManajemen kesehatan
Manajemen kesehatanZakiah dr
 
Model perencanaan program promosi kesehatan
Model perencanaan program promosi kesehatanModel perencanaan program promosi kesehatan
Model perencanaan program promosi kesehatanYurie Arsyad Temenggung
 

La actualidad más candente (20)

09.07 V8 Buku Saku -Integrasi Pelayanan di Puskesmas (9 Juli 2022)-1.pdf
09.07 V8 Buku Saku -Integrasi Pelayanan di Puskesmas (9 Juli 2022)-1.pdf09.07 V8 Buku Saku -Integrasi Pelayanan di Puskesmas (9 Juli 2022)-1.pdf
09.07 V8 Buku Saku -Integrasi Pelayanan di Puskesmas (9 Juli 2022)-1.pdf
 
Mi4. ppt sdmk
Mi4. ppt sdmkMi4. ppt sdmk
Mi4. ppt sdmk
 
Penyusunan kerangka acuan dan laporan kegiatan
Penyusunan kerangka acuan dan laporan kegiatanPenyusunan kerangka acuan dan laporan kegiatan
Penyusunan kerangka acuan dan laporan kegiatan
 
Pedoman Tata Kelola Mutu.pptx
Pedoman Tata Kelola Mutu.pptxPedoman Tata Kelola Mutu.pptx
Pedoman Tata Kelola Mutu.pptx
 
Kebijakan perencanaan pembangunan kesehatan (rpjmn 2015-2019)
Kebijakan perencanaan pembangunan kesehatan (rpjmn 2015-2019)Kebijakan perencanaan pembangunan kesehatan (rpjmn 2015-2019)
Kebijakan perencanaan pembangunan kesehatan (rpjmn 2015-2019)
 
Peran dan Fungsi Verifikator Internal
Peran dan Fungsi Verifikator InternalPeran dan Fungsi Verifikator Internal
Peran dan Fungsi Verifikator Internal
 
power point untuk presentasi Laporan Aktualisasi Habituasi Latsar CPNS
power point untuk presentasi Laporan Aktualisasi Habituasi Latsar CPNSpower point untuk presentasi Laporan Aktualisasi Habituasi Latsar CPNS
power point untuk presentasi Laporan Aktualisasi Habituasi Latsar CPNS
 
Soal ujian komprehensif
Soal ujian komprehensif Soal ujian komprehensif
Soal ujian komprehensif
 
Sistem Informasi Manajemen Puskesmas (SIMPUS) dan SIMRS
Sistem Informasi Manajemen Puskesmas (SIMPUS) dan SIMRSSistem Informasi Manajemen Puskesmas (SIMPUS) dan SIMRS
Sistem Informasi Manajemen Puskesmas (SIMPUS) dan SIMRS
 
Modul KEBIJAKAN PENGEMBANGAN KOMPETENSI SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN
Modul KEBIJAKAN PENGEMBANGAN KOMPETENSI SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATANModul KEBIJAKAN PENGEMBANGAN KOMPETENSI SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN
Modul KEBIJAKAN PENGEMBANGAN KOMPETENSI SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN
 
Fishbone
FishboneFishbone
Fishbone
 
Adminkes penyusunan kebjk prog
Adminkes penyusunan kebjk progAdminkes penyusunan kebjk prog
Adminkes penyusunan kebjk prog
 
Laporan Aktualisasi "Pelita Mabit" dengan Penerapan Nilai-nilai Dasar BerAKHL...
Laporan Aktualisasi "Pelita Mabit" dengan Penerapan Nilai-nilai Dasar BerAKHL...Laporan Aktualisasi "Pelita Mabit" dengan Penerapan Nilai-nilai Dasar BerAKHL...
Laporan Aktualisasi "Pelita Mabit" dengan Penerapan Nilai-nilai Dasar BerAKHL...
 
Telaah staff permohonan komputer
Telaah staff permohonan komputerTelaah staff permohonan komputer
Telaah staff permohonan komputer
 
BAHAN KEBIJAKAN UKOM (1).pptx
BAHAN KEBIJAKAN UKOM (1).pptxBAHAN KEBIJAKAN UKOM (1).pptx
BAHAN KEBIJAKAN UKOM (1).pptx
 
asi-eksklusif
asi-eksklusifasi-eksklusif
asi-eksklusif
 
3.1.1.3 Pedoman Manual Mutu.docx
3.1.1.3 Pedoman Manual Mutu.docx3.1.1.3 Pedoman Manual Mutu.docx
3.1.1.3 Pedoman Manual Mutu.docx
 
Manajemen kesehatan
Manajemen kesehatanManajemen kesehatan
Manajemen kesehatan
 
TPCB EDIT.pptx
TPCB EDIT.pptxTPCB EDIT.pptx
TPCB EDIT.pptx
 
Model perencanaan program promosi kesehatan
Model perencanaan program promosi kesehatanModel perencanaan program promosi kesehatan
Model perencanaan program promosi kesehatan
 

Similar a Kebijakan pengembangan sdm kesehatan di indonesia

Kebijakan Pengembangan SDM Kesehatan Di Indonesia
Kebijakan Pengembangan SDM Kesehatan Di IndonesiaKebijakan Pengembangan SDM Kesehatan Di Indonesia
Kebijakan Pengembangan SDM Kesehatan Di IndonesiaRicky Gunawan
 
MI 2 materi perumahsakitan
MI 2 materi perumahsakitanMI 2 materi perumahsakitan
MI 2 materi perumahsakitanljjkadinkes
 
Modul Kebijakan Pengembangan Jabfung TGM
Modul Kebijakan Pengembangan Jabfung TGMModul Kebijakan Pengembangan Jabfung TGM
Modul Kebijakan Pengembangan Jabfung TGMWiandhariEsaBBPKCilo
 
Paparan Manajemen Puskesmas.ppt
Paparan Manajemen Puskesmas.pptPaparan Manajemen Puskesmas.ppt
Paparan Manajemen Puskesmas.pptbudiikhsan4
 
ALUR_DAN_BISNIS_PROSES_APLIKASI_RENBUT_UNTUK_PENGHITUNGAN_KEBUTUHAN_TENAGA_KE...
ALUR_DAN_BISNIS_PROSES_APLIKASI_RENBUT_UNTUK_PENGHITUNGAN_KEBUTUHAN_TENAGA_KE...ALUR_DAN_BISNIS_PROSES_APLIKASI_RENBUT_UNTUK_PENGHITUNGAN_KEBUTUHAN_TENAGA_KE...
ALUR_DAN_BISNIS_PROSES_APLIKASI_RENBUT_UNTUK_PENGHITUNGAN_KEBUTUHAN_TENAGA_KE...DinasKesehatanPadang
 
Modul inti 10 penganggaran dan pembiayaan kesehatan daerah
Modul inti 10 penganggaran dan pembiayaan kesehatan daerahModul inti 10 penganggaran dan pembiayaan kesehatan daerah
Modul inti 10 penganggaran dan pembiayaan kesehatan daerahmreyrasa
 
Andrew hidayat 4914-id-kinerja-petugas-penyuluh-kesehatan-masyarakat-dalam...
 Andrew hidayat   4914-id-kinerja-petugas-penyuluh-kesehatan-masyarakat-dalam... Andrew hidayat   4914-id-kinerja-petugas-penyuluh-kesehatan-masyarakat-dalam...
Andrew hidayat 4914-id-kinerja-petugas-penyuluh-kesehatan-masyarakat-dalam...Andrew Hidayat
 
Rpjpk pembahasan diy
Rpjpk pembahasan diyRpjpk pembahasan diy
Rpjpk pembahasan diyAbi Muhlies
 
Proposal Tesin Faskes Tingkat 1
Proposal Tesin Faskes Tingkat 1Proposal Tesin Faskes Tingkat 1
Proposal Tesin Faskes Tingkat 1Eliha Mahsuna
 
LEARNING JOURNAL _ HARI 3 TUGAS INDIVIDU_AMIRULLAH_XV_2023.pdf
LEARNING JOURNAL _ HARI 3 TUGAS INDIVIDU_AMIRULLAH_XV_2023.pdfLEARNING JOURNAL _ HARI 3 TUGAS INDIVIDU_AMIRULLAH_XV_2023.pdf
LEARNING JOURNAL _ HARI 3 TUGAS INDIVIDU_AMIRULLAH_XV_2023.pdfUPTD Puskesmas Graha Indah
 
PERSENTASI NURHIDAYAT.pptx
PERSENTASI NURHIDAYAT.pptxPERSENTASI NURHIDAYAT.pptx
PERSENTASI NURHIDAYAT.pptxdayatJM
 
Rancangan Aktualisasi Diklat Prajabatan Gol II Gelombang VII Kota Gunungsitol...
Rancangan Aktualisasi Diklat Prajabatan Gol II Gelombang VII Kota Gunungsitol...Rancangan Aktualisasi Diklat Prajabatan Gol II Gelombang VII Kota Gunungsitol...
Rancangan Aktualisasi Diklat Prajabatan Gol II Gelombang VII Kota Gunungsitol...Indah Suri Zaluchu
 
20210225101816 f__13_sigit_erstanto_stula_individu
20210225101816  f__13_sigit_erstanto_stula_individu20210225101816  f__13_sigit_erstanto_stula_individu
20210225101816 f__13_sigit_erstanto_stula_individuhendarpujaanugrah
 
Manajemen SDM 2023 Universitas Mks .pptx
Manajemen SDM 2023 Universitas Mks .pptxManajemen SDM 2023 Universitas Mks .pptx
Manajemen SDM 2023 Universitas Mks .pptxArly41
 

Similar a Kebijakan pengembangan sdm kesehatan di indonesia (20)

Kebijakan Pengembangan SDM Kesehatan Di Indonesia
Kebijakan Pengembangan SDM Kesehatan Di IndonesiaKebijakan Pengembangan SDM Kesehatan Di Indonesia
Kebijakan Pengembangan SDM Kesehatan Di Indonesia
 
Ppt sdmk 1
Ppt sdmk 1Ppt sdmk 1
Ppt sdmk 1
 
MI. 4. MANAJEMEN SDM DI PUSKESMAS (1).pdf
MI. 4.  MANAJEMEN SDM DI PUSKESMAS (1).pdfMI. 4.  MANAJEMEN SDM DI PUSKESMAS (1).pdf
MI. 4. MANAJEMEN SDM DI PUSKESMAS (1).pdf
 
MI. 4. MANAJEMEN SDM DI PUSKESMAS (1).ppt
MI. 4.  MANAJEMEN SDM DI PUSKESMAS (1).pptMI. 4.  MANAJEMEN SDM DI PUSKESMAS (1).ppt
MI. 4. MANAJEMEN SDM DI PUSKESMAS (1).ppt
 
MI 2 materi perumahsakitan
MI 2 materi perumahsakitanMI 2 materi perumahsakitan
MI 2 materi perumahsakitan
 
SDM.pptx
SDM.pptxSDM.pptx
SDM.pptx
 
Modul Kebijakan Pengembangan Jabfung TGM
Modul Kebijakan Pengembangan Jabfung TGMModul Kebijakan Pengembangan Jabfung TGM
Modul Kebijakan Pengembangan Jabfung TGM
 
Paparan Manajemen Puskesmas.ppt
Paparan Manajemen Puskesmas.pptPaparan Manajemen Puskesmas.ppt
Paparan Manajemen Puskesmas.ppt
 
ALUR_DAN_BISNIS_PROSES_APLIKASI_RENBUT_UNTUK_PENGHITUNGAN_KEBUTUHAN_TENAGA_KE...
ALUR_DAN_BISNIS_PROSES_APLIKASI_RENBUT_UNTUK_PENGHITUNGAN_KEBUTUHAN_TENAGA_KE...ALUR_DAN_BISNIS_PROSES_APLIKASI_RENBUT_UNTUK_PENGHITUNGAN_KEBUTUHAN_TENAGA_KE...
ALUR_DAN_BISNIS_PROSES_APLIKASI_RENBUT_UNTUK_PENGHITUNGAN_KEBUTUHAN_TENAGA_KE...
 
Modul inti 10 penganggaran dan pembiayaan kesehatan daerah
Modul inti 10 penganggaran dan pembiayaan kesehatan daerahModul inti 10 penganggaran dan pembiayaan kesehatan daerah
Modul inti 10 penganggaran dan pembiayaan kesehatan daerah
 
Andrew hidayat 4914-id-kinerja-petugas-penyuluh-kesehatan-masyarakat-dalam...
 Andrew hidayat   4914-id-kinerja-petugas-penyuluh-kesehatan-masyarakat-dalam... Andrew hidayat   4914-id-kinerja-petugas-penyuluh-kesehatan-masyarakat-dalam...
Andrew hidayat 4914-id-kinerja-petugas-penyuluh-kesehatan-masyarakat-dalam...
 
Rpjpk pembahasan diy
Rpjpk pembahasan diyRpjpk pembahasan diy
Rpjpk pembahasan diy
 
Proposal Tesin Faskes Tingkat 1
Proposal Tesin Faskes Tingkat 1Proposal Tesin Faskes Tingkat 1
Proposal Tesin Faskes Tingkat 1
 
LEARNING JOURNAL _ HARI 3 TUGAS INDIVIDU_AMIRULLAH_XV_2023.pdf
LEARNING JOURNAL _ HARI 3 TUGAS INDIVIDU_AMIRULLAH_XV_2023.pdfLEARNING JOURNAL _ HARI 3 TUGAS INDIVIDU_AMIRULLAH_XV_2023.pdf
LEARNING JOURNAL _ HARI 3 TUGAS INDIVIDU_AMIRULLAH_XV_2023.pdf
 
PERSENTASI NURHIDAYAT.pptx
PERSENTASI NURHIDAYAT.pptxPERSENTASI NURHIDAYAT.pptx
PERSENTASI NURHIDAYAT.pptx
 
Bab i
Bab iBab i
Bab i
 
Rancangan Aktualisasi Diklat Prajabatan Gol II Gelombang VII Kota Gunungsitol...
Rancangan Aktualisasi Diklat Prajabatan Gol II Gelombang VII Kota Gunungsitol...Rancangan Aktualisasi Diklat Prajabatan Gol II Gelombang VII Kota Gunungsitol...
Rancangan Aktualisasi Diklat Prajabatan Gol II Gelombang VII Kota Gunungsitol...
 
Rsb
RsbRsb
Rsb
 
20210225101816 f__13_sigit_erstanto_stula_individu
20210225101816  f__13_sigit_erstanto_stula_individu20210225101816  f__13_sigit_erstanto_stula_individu
20210225101816 f__13_sigit_erstanto_stula_individu
 
Manajemen SDM 2023 Universitas Mks .pptx
Manajemen SDM 2023 Universitas Mks .pptxManajemen SDM 2023 Universitas Mks .pptx
Manajemen SDM 2023 Universitas Mks .pptx
 

Más de rickygunawan84

7121 format baru modul kurikulum komunikasi ilmiah
7121 format baru modul  kurikulum komunikasi ilmiah7121 format baru modul  kurikulum komunikasi ilmiah
7121 format baru modul kurikulum komunikasi ilmiahrickygunawan84
 
Pokok Bahan 1 Distribusi Kusta
Pokok Bahan 1 Distribusi KustaPokok Bahan 1 Distribusi Kusta
Pokok Bahan 1 Distribusi Kustarickygunawan84
 
Kebijakan pelatihan sdmk
Kebijakan pelatihan sdmkKebijakan pelatihan sdmk
Kebijakan pelatihan sdmkrickygunawan84
 
Sistem Pembelajaran Jarak Jauh
Sistem Pembelajaran Jarak Jauh Sistem Pembelajaran Jarak Jauh
Sistem Pembelajaran Jarak Jauh rickygunawan84
 
05. transportasi pasien gadar
05. transportasi pasien gadar05. transportasi pasien gadar
05. transportasi pasien gadarrickygunawan84
 
03. initial assessment
03. initial assessment03. initial assessment
03. initial assessmentrickygunawan84
 
02. bantuan hidup dasar ns 2020 revisi
02. bantuan hidup dasar ns 2020 revisi02. bantuan hidup dasar ns 2020 revisi
02. bantuan hidup dasar ns 2020 revisirickygunawan84
 
Petunjuk pengisian sipk p theo(1)
Petunjuk pengisian sipk p theo(1)Petunjuk pengisian sipk p theo(1)
Petunjuk pengisian sipk p theo(1)rickygunawan84
 
Review formulir indikator pendukung lainnya
Review formulir indikator pendukung lainnyaReview formulir indikator pendukung lainnya
Review formulir indikator pendukung lainnyarickygunawan84
 
Ppt review mi 5 penyuluhan dan konseling
Ppt review mi 5 penyuluhan dan konselingPpt review mi 5 penyuluhan dan konseling
Ppt review mi 5 penyuluhan dan konselingrickygunawan84
 
Review pdf mi 4. catpor pb 2 pelaporan
Review  pdf mi 4. catpor pb 2 pelaporanReview  pdf mi 4. catpor pb 2 pelaporan
Review pdf mi 4. catpor pb 2 pelaporanrickygunawan84
 
11c g. form 11c sampai g rekap laporan kemoprofilaksis kusta (lampiran pencat...
11c g. form 11c sampai g rekap laporan kemoprofilaksis kusta (lampiran pencat...11c g. form 11c sampai g rekap laporan kemoprofilaksis kusta (lampiran pencat...
11c g. form 11c sampai g rekap laporan kemoprofilaksis kusta (lampiran pencat...rickygunawan84
 
11c g. form 11c sampai g rekap laporan kemoprofilaksis kusta (lampiran pencat...
11c g. form 11c sampai g rekap laporan kemoprofilaksis kusta (lampiran pencat...11c g. form 11c sampai g rekap laporan kemoprofilaksis kusta (lampiran pencat...
11c g. form 11c sampai g rekap laporan kemoprofilaksis kusta (lampiran pencat...rickygunawan84
 
11b. form 11b kemoprofilaksis pendekatan blanket (lampiran pencatatan 11b)
11b. form 11b kemoprofilaksis pendekatan blanket (lampiran pencatatan 11b)11b. form 11b kemoprofilaksis pendekatan blanket (lampiran pencatatan 11b)
11b. form 11b kemoprofilaksis pendekatan blanket (lampiran pencatatan 11b)rickygunawan84
 
11a. form 11a kemoprofilaksis pendekatan kontak (lampiran pencatatan 11a)
11a. form 11a kemoprofilaksis pendekatan kontak (lampiran pencatatan 11a)11a. form 11a kemoprofilaksis pendekatan kontak (lampiran pencatatan 11a)
11a. form 11a kemoprofilaksis pendekatan kontak (lampiran pencatatan 11a)rickygunawan84
 
10. formulir pemantauan setelah pengobatan (lampiran pencatatan 10)
10. formulir pemantauan setelah pengobatan (lampiran pencatatan 10)10. formulir pemantauan setelah pengobatan (lampiran pencatatan 10)
10. formulir pemantauan setelah pengobatan (lampiran pencatatan 10)rickygunawan84
 
9. formulir hasil pemeriksaan kontak (lampiran pencatatan 9)
9. formulir hasil pemeriksaan kontak (lampiran pencatatan 9)9. formulir hasil pemeriksaan kontak (lampiran pencatatan 9)
9. formulir hasil pemeriksaan kontak (lampiran pencatatan 9)rickygunawan84
 
8. formulir evaluasi pengobatan prednison atau pengobatan reaksi berat (lampi...
8. formulir evaluasi pengobatan prednison atau pengobatan reaksi berat (lampi...8. formulir evaluasi pengobatan prednison atau pengobatan reaksi berat (lampi...
8. formulir evaluasi pengobatan prednison atau pengobatan reaksi berat (lampi...rickygunawan84
 

Más de rickygunawan84 (20)

7121 format baru modul kurikulum komunikasi ilmiah
7121 format baru modul  kurikulum komunikasi ilmiah7121 format baru modul  kurikulum komunikasi ilmiah
7121 format baru modul kurikulum komunikasi ilmiah
 
Lo ko mpor
Lo ko mporLo ko mpor
Lo ko mpor
 
Pokok Bahan 1 Distribusi Kusta
Pokok Bahan 1 Distribusi KustaPokok Bahan 1 Distribusi Kusta
Pokok Bahan 1 Distribusi Kusta
 
Kebijakan pelatihan sdmk
Kebijakan pelatihan sdmkKebijakan pelatihan sdmk
Kebijakan pelatihan sdmk
 
Sistem Pembelajaran Jarak Jauh
Sistem Pembelajaran Jarak Jauh Sistem Pembelajaran Jarak Jauh
Sistem Pembelajaran Jarak Jauh
 
05. transportasi pasien gadar
05. transportasi pasien gadar05. transportasi pasien gadar
05. transportasi pasien gadar
 
03. initial assessment
03. initial assessment03. initial assessment
03. initial assessment
 
02. bantuan hidup dasar ns 2020 revisi
02. bantuan hidup dasar ns 2020 revisi02. bantuan hidup dasar ns 2020 revisi
02. bantuan hidup dasar ns 2020 revisi
 
Petunjuk pengisian sipk p theo(1)
Petunjuk pengisian sipk p theo(1)Petunjuk pengisian sipk p theo(1)
Petunjuk pengisian sipk p theo(1)
 
Review pb2 supervisi
Review   pb2 supervisiReview   pb2 supervisi
Review pb2 supervisi
 
Review formulir indikator pendukung lainnya
Review formulir indikator pendukung lainnyaReview formulir indikator pendukung lainnya
Review formulir indikator pendukung lainnya
 
Ppt review mi 5 penyuluhan dan konseling
Ppt review mi 5 penyuluhan dan konselingPpt review mi 5 penyuluhan dan konseling
Ppt review mi 5 penyuluhan dan konseling
 
Review pdf mi 4. catpor pb 2 pelaporan
Review  pdf mi 4. catpor pb 2 pelaporanReview  pdf mi 4. catpor pb 2 pelaporan
Review pdf mi 4. catpor pb 2 pelaporan
 
11c g. form 11c sampai g rekap laporan kemoprofilaksis kusta (lampiran pencat...
11c g. form 11c sampai g rekap laporan kemoprofilaksis kusta (lampiran pencat...11c g. form 11c sampai g rekap laporan kemoprofilaksis kusta (lampiran pencat...
11c g. form 11c sampai g rekap laporan kemoprofilaksis kusta (lampiran pencat...
 
11c g. form 11c sampai g rekap laporan kemoprofilaksis kusta (lampiran pencat...
11c g. form 11c sampai g rekap laporan kemoprofilaksis kusta (lampiran pencat...11c g. form 11c sampai g rekap laporan kemoprofilaksis kusta (lampiran pencat...
11c g. form 11c sampai g rekap laporan kemoprofilaksis kusta (lampiran pencat...
 
11b. form 11b kemoprofilaksis pendekatan blanket (lampiran pencatatan 11b)
11b. form 11b kemoprofilaksis pendekatan blanket (lampiran pencatatan 11b)11b. form 11b kemoprofilaksis pendekatan blanket (lampiran pencatatan 11b)
11b. form 11b kemoprofilaksis pendekatan blanket (lampiran pencatatan 11b)
 
11a. form 11a kemoprofilaksis pendekatan kontak (lampiran pencatatan 11a)
11a. form 11a kemoprofilaksis pendekatan kontak (lampiran pencatatan 11a)11a. form 11a kemoprofilaksis pendekatan kontak (lampiran pencatatan 11a)
11a. form 11a kemoprofilaksis pendekatan kontak (lampiran pencatatan 11a)
 
10. formulir pemantauan setelah pengobatan (lampiran pencatatan 10)
10. formulir pemantauan setelah pengobatan (lampiran pencatatan 10)10. formulir pemantauan setelah pengobatan (lampiran pencatatan 10)
10. formulir pemantauan setelah pengobatan (lampiran pencatatan 10)
 
9. formulir hasil pemeriksaan kontak (lampiran pencatatan 9)
9. formulir hasil pemeriksaan kontak (lampiran pencatatan 9)9. formulir hasil pemeriksaan kontak (lampiran pencatatan 9)
9. formulir hasil pemeriksaan kontak (lampiran pencatatan 9)
 
8. formulir evaluasi pengobatan prednison atau pengobatan reaksi berat (lampi...
8. formulir evaluasi pengobatan prednison atau pengobatan reaksi berat (lampi...8. formulir evaluasi pengobatan prednison atau pengobatan reaksi berat (lampi...
8. formulir evaluasi pengobatan prednison atau pengobatan reaksi berat (lampi...
 

Kebijakan pengembangan sdm kesehatan di indonesia

  • 1. Kebijakan pengembangan SDMK adalah prime mover bergeraknya program pengembangan SDMK. Kebijakan ini juga menjadi landasan dan panduan pengembangan SDMK dalam jangka waktu tertentu. Kebijakan pengembangan SDM kesehatan secara garis besar mengacu pada Sistem Kesehatan Nasional. Sumber Daya Manusia Kesehatan (SDMK) salah satu komponen utama dalam sistem kesehatan di Indonesia. Terdapat 2 dimensi penting SDMK yang berperan dalam mekanisme bekerjanya sistem kesehatan, yaitu: kuantitas dan kualitas. Pencapaian dan kinerja sistem kesehatan sangat ditentukan oleh kuantitas dan kualitas SDMK secara bersama-sama. SDM Kesehatan terdapat dalam berbagai sub-sistem dengan berbagai peran dan fungsi yang berbeda-beda namun memiliki misi yang sama yaitu untuk mewujudkan perbaikan status kesehatan. SDM Kesehatan terdapat pada sub sistem pelayanan (upaya) kesehatan, pemberdayaan masyarakat, regulasi, pembiayaan, dan penelitian kesehatan. Berbagai jenis profesi bekerja dalam setiap sub sistem, dimana setiap profesi memiliki latar belakang pendidikan dan pelatihan yang berbeda-beda untuk menunjang kinerja sub sistem masing- masing. Selain itu, masing-masing profesi memiliki tugas dan fungsi yang berbeda, memiliki indikator kinerja yang berbeda, serta memiliki mekanisme pengembangan karir yang berbeda-beda pula. Fenomena inilah yang menyebabkan kebijakan dan manajemen SDM Kesehatan menjadi sangat kompleks. Banyaknya fungsi dalam pengelolaan SDMK, pada kenyataannya, dikerjakan oleh banyak pihak dengan kekuatan dan kedudukan yang sama. Situasi ini sering menimbulkan konflik regulasi dan konflik kepentingan. Oleh sebab itu, pemetaan regulasi dan pemetaan stakeholder pengambil kebijakan yang terlibat langsung dalam pengelolaan SDMK, mulai dari produksi sampai dengan pelasan perlu dilakukan. Memahami kondisi tersebut, Menteri Koordinator bidang Kesejahteraan Rakyat membentuk Tim Koordinasi dan Fasilitasi Pengembangan Tenaga Kesehatan yang terdiri dari berbagai pemangku kepentingan terkait untuk merumuskan dan menyepakati Rencana Pengembangan Tenaga Kesehatan Tahun 2011-2025. Pemangku kepentingan yang terlibat dalam proses penyusunan pengembangan SDMK sangat beragam, antara lain pada tingkat pemerintah pusat terdapat: 1) Kementerian Riset dan Pendidikan Tinggi yang mengatur produksi tenaga kesehatan melalui institusi pendidikan. 2) Kementerian Kesehatan yang menjadi kementrian teknis untuk mengatur Norma, Standar, Kriteria, dan Pedoman kinerja sistem kesehatan
  • 2. 3) Kementerian Dalam Negeri yang menjadi rumah induk bagi tenaga kesehatan daerah yang berstatus sebagai pegawai negeri dan bekerja di sektor publik 4) Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi yang mengatur formasi dan standar kinerja SDMK yang berstatus sebagai aparatur negara 5) Kementerian Keuangan yang mengatur alokasi gaji dan berbagai hal lain yang berhubungan dengan keuangan negara 6) Badan Kepegawaian Nasional dan Badan Kepegawaian Daerah yang mengatur administrasi SDMK sebagai personel 7) Asosiasi Profesi yang menjadi wadah profesional bagi setiap profesi SDMK 8) Dan sebagainya. Beragamnya pemangku kepentingan ini merupakan situasi alamiah yang terjadi di Indonesia. Efektifitas kebijakan dan manajemen SDMK sangat dipengaruhi oleh sinergitas hubungan diantara seluruh pemangku kepentingan. Regulasi yang dikeluarkan oleh masing- masing pemangku kepentingan berpotensi untuk menimbulkan konflik pada tataran operasional. Selain itu, persepsi SDMK untuk unjuk kinerja sangat berhubungan dengan supervisi dari pemangku kepentingan. Persepsi menjadi sangat positif untuk melakukan unjuk kinerja jika supervisi dilakukan oleh institusi yang menjadi atasan langsung, berhubungan dengan pengembangan karir serta pemberian reward. Namun banyaknya pemangku kepentingan yang berkaitan dengan tata kelola SDMK, jumlah regulasi yang berlaku tidak sebanding dengan banyaknya pemangku kepentingan tersebut. Rencana Pengembangan Tenaga Kesehatan yang disepakati oleh seluruh pemangku kepentingan di Indonesia merupakan dokumen pengembangan SDMK yang stratejik namun secara spesifik masih terbatas pada beberapa jenis tenaga kesehatan tertentu. Kebijakan yang ditetapkan dalam dokumen tersebut mencakup seluruh komponen dalam subsistem SDMK pada Sistem Kesehatan Nasional yaitu perencanaan, pengadaan, pendayagunaan, dan pembinaan dan pengawasan mutu SDMK. Box 4. Contoh regulasi SDMK di Indonesia • UU RI Nomor 5 tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara • UU RI Nomor 36 tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan • PP RI Nomor 11 tahun 2017 tentang Manajemen Pegawai Negeri Sipil • Permenkes RI Nomor 16 tahun 2017 tentang Penugasan Khusus Tenaga Kesehatan dalam mendukung Program Nusantara Sehat
  • 3. a. Perencanaan kebutuhan dan pengembangan SDM Kesehatan Perencanaan SDMK merupakan upaya untuk menentukan jenis, jumlah, kualifikasi, dan distribusi tenaga kesehatan sesuai dengan kebutuhan pembangunan kesehatan. Penetapan rencana kebutuhan dan pengembangan SDMK sangat bergantung pada visi stratejik serta pembiayaan yang tersedia untuk pengembangan SDMK. Selain itu, rencana kebutuhan dan pengembangan SDMK juga bergantung pada situasi eksternal yang terjadi saat ini dan di masa mendatang. Ini sebabnya, peran pengambil kebijakan dalam pengembangan SDMK menjadi sangat vital untuk menetapkan arah pengembangan SDMK. Lingkungan eksternal yang berubah akan memicu timbulnya kebutuhan akan skills yang baru. Dalam manajemen SDM disebutkan bahwa adanya “job demand” yang baru perlu diimbangi dengan “job resource” yang baru pula. Contohnya adalah timbulnya trend digitalisasi kesehatan mendorong timbulnya kebutuhan akan kompetensi pengembangan teknologi digital pada sistem kesehatan. Kebutuhan ini bisa dipenuhi dengan merekrut ahli teknologi digital atau mengembangkan kompetensi tenaga kesehatan yang ada agar menguasai teknologi digital. Pembuatan rencana kebutuhan SDMK sangat efektif jika dilakukan dalam bentuk simulasi berbasis data yang tersedia. Pembuatan rencana kebutuhan pengembangan SDMK tidak dapat dilakukan dengan pendekatan hands off, namun harus dipraktekkan langsung. Berikut adalah beberapa metode untuk merencanakan kebutuhan SDMK: 1) Analisis Beban Kerja Kesehatan (ABK-Kes) Metode ini digunakan untuk merencanakan kebutuhan SDMK baik di tingkat manajerial maupun tingkat pelayanan, sesuai dengan beban kerja sehingga diperoleh informasi kebutuhan jumlah pegawai, baik di fasilitas pelayanan kesehatan pemerintah maupun swasta. Rencana kebutuhan yang dihasilkan dengan metode ini memberikan gambaran tingkat kesesuaian antara kesetersediaan (supply) dan kebutuhan (demand) di tingkat institusi. Hasil rencana kebutuhan SDMK di tingkat institusi dapat dijadikan sebagai bahan perencanaan kebutuhan SDMK di tingkat wilayah. Dokumen ini dapat menjadi dasar rekomendasi kebijakan untuk rekrutmen personel baru, redistribusi, dan optimalisasi beban kerja pelayanan kesehatan. 2) Standar Ketenagaan Minimal
  • 4. Metode ini digunakan untuk menetapkan kebutuhan SDM kesehatan Fasilitas Pelayanan Kesehatan (rumah sakit dan puskesmas) yang mengajukan izin pendirian baru atau peningkatan klasifikasi. Selain itu metode ini juga diberlakukan untuk fasilitas pelayanan kesehatan mengalami kekosongan tenaga kesehatan tertentu di wilayah atau daerah terpencil, sangat terpencil, perbatasan, tertinggal, dan daerah yang tidak diminati. 3) Proyeksi Kebutuhan Tenaga Kesehatan terhadap Jumlah Penduduk Metode ini digunakan untuk membuat estimasi trend (proyeksi) rasio ketersediaan SDMK tertentu terhadap jumlah penduduk per provinsi atau nasional dikaitkan untuk periode 5 atau 10 tahun. Proyeksi ini dapat digunakan mengetahui sejauh mana posisi capaian target ketersediaan SDMK dalam skala provinsi dan nasional. Perencanaan tahunan kebutuhan SDMK berbasis fasilitas pelayanan kesehatan dapat menggabungkan metode ABK kesehatan dan standar ketenagaan minimal, menyesuaikan dengan kondisi setempat. Penyusunan rencana pengembangan SDMK dilaksanakan dengan memperhatikan langkah-langkah sebagai berikut: 1) Identifikasi tujuan dan sasaran pengembangan SDMK (berdasarkan visi stratejik) 2) Identifikasi kondisi lingkungan stratejik (berdasarkan analisis stratejik lingkungan eksternal dan internal) 3) Pemetaan pemangku kepentingan terkait pengembangan SDMK (menggunakan stakeholder analysis) 4) Penyusunan rencana pengambangan SDMK (sebagai output dari analisis pengembangan SDMK) b. Pengadaan/Pendidikan SDM Kesehatan Pengadaan SDM kesehatan mencakup pendidikan dan pelatihan SDM kesehatan. Sub komponen merupakan fungsi produksi yang menjadi hulu dari pengelolaan SDMK dan sangat berhubungan dengan kuantitas dan kualitas SDMK di lapangan. Oleh karena itu pelaksanaannya perlu memperhatikan standar pelayanan kesehatan dan standar kompetensi SDMK. Pendidikan SDMK mengacu pada peraturan yang berlaku, maka pengelolaan pendidikan tenaga kesehatan dengan
  • 5. jenjang Diploma 3 keatas merupakan kewenangan pemerintah pusat. Pendidikan tenaga penunjang/asisten tenaga kesehatan dikelola oleh Pemerintah Provinsi. Upaya peningkatan kualitas SDMK secara berkelanjutan dilakukan melalui pelatihan pre-service (pra-jabatan) dan in-service yang terakreditasi baik program maupun institusinya. Kapasitas produksi SDMK dari berbagai institusi pendidikan dan pelatihan menjadi masukan untuk memperkirakan ketersediaan SDMK sesuai dengan jenis dan tingkat kompetensi yang dibutuhkan. a. Pendayagunaan SDM kesehatan Sub komponen ini mencakup berbagai upaya pemerataan dan pemanfaatan serta pengembangan sumber daya SDMK. Upaya ini mencakup pendayagunaan SDMK di dalam negeri dan keluar negeri. Pendayagunaan SDMK dalam negeri ditujukan untuk mendorong pemanfaatan SDMK yang dihasilkan oleh institusi pendidikan bidang kesehatan dalam negeri, tenaga kesehatan Indonesia lulusan institusi pendidikan luar negeri, dan tenaga kesehatan warga negara asing, dalam pelaksanaan pembangunan kesehatan. Pemerataan atau distribusi SDMK sangat bergantung pada efektifitas penempatan dan retensi SDMK di satu daerah. Penempatan yang tepat dan menjamin kesinambungan ketersediaan SDMK menjadi faktor penentu keadilan distribusi SDMK. Pelepasan berhubungan dengan atrisi SDMK yang berpengaruh pada konfigurasi SDMK serta berperan untuk menjaga produktifitas SDMK. Pemberian insentif finansial atau non finansial untuk mendukung distribusi dan retensi SDMK di daerah yang kurang diminati (terpencil/sangat terpencil, pulau kecil terluar, daerah rawan bencana/konflik) menjadi tanggung jawab pemerintah pusat dan daerah. Rekrutmen tenaga penunjang pelaksanaan upaya kesehatan berbasis masyarakat (UKBM) misalnya kader, dilaksanakan oleh pemerintah pusat dan daerah bersama dengan masyarakat setempat. Pemanfaatan SDMK berkaitan dengan produktifitas atau kinerja baik individu maupun organisasi. Oleh karena itu mekanisme pemberian penghargaan dan sanksi harus jelas. Misalnya, pemberian insentif finansial dan non finansial yang bertujuan untuk memotivasi peningkatan produktifitas harus didasarkan pada sasaran kinerja yang terukur. Selain itu penerapan pola karir yang jelas dan transparan untuk jabatan struktural dan fungsional harus dilakukan untuk mendorong pemanfaatan SDMK secara optimal.
  • 6. Pengembangan SDMK dalam konteks pendayagunaan SDMK dilakukan melalui pelaksanaan pendidikan profesi berkelanjutan untuk menunjang kompetensi profesi kesehatan dalam mendukung upaya kesehatan. b. Pembinaan dan Pengawasan mutu SDM kesehatan Pembinaan dan pengawasan mutu SDMK terutama dikaitkan dengan praktik profesi. Upaya ini dilakukan melalui uji kompetensi, sertifikasi, registrasi, dan pemberian izin praktik/izin kerja bagi tenaga kesehatan yang memenuhi syarat. Dalam pelaksanaannya, pembinaan dan pengawasan SDMK juga dilakukan melalui penerapan pola karir, remunerasi dan sistem penggajian yang memungkinkan untuk hidup layak sesuai dengan tata nilai di masyarakat dan bekerja secara profesional sesuai beban tugas. Pengawasan terhadap SDMK dimaksudkan untuk mencegah terjadinya pelanggaran etik/disiplin/hukum yang dilakukan oleh tenaga kesehatan maupun tenaga pendukung/penunjang kesehatan yang bekerja dalam bidang kesehatan. c. Pemantauan dan Evaluasi Kebijakan Pengembangan SDM Kesehatan Pengembangan SDM Kesehatan sebagai faktor kunci dalam keberhasilan sistem kesehatan nasional telah diformulasikan dalam berbagai wadah strategis. Wadah tersebut diantaranya: RPJMN, Rencana Pengembangan Tenaga Kesehatan (2011- 2025), Country Coordination & Facilitation (CCF), dan Rekomendasi Lokakarya Nasional Pengembangan SDM Kesehatan 2013. RPJMN Tahap 2 tahun 2010-2014 memiliki tema besar: Peningkatan dan pengembangan akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yang berkualitas. Selanjutnya, pada RPJMN 2015-2019, tema yang diangkat adalah Pemantapan akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yang berkualitas. Rencana Pembangunan Tenaga Kesehatan (2011-2025) merupakan acuan bagi pemangku kepentingan untuk mengembangkan SDMK di Indonesia. RPTK disusun untuk menciptakan sinergisme dan saling mendukung serta melengkapi, baik dari unsur pemerintah maupun swasta, dalam upaya pengembangan SDMK di Indonesia. Tim Koordinasi dan Fasilitasi Pengembangan Tenaga Kesehatan (TKFPTK) dibentuk berdasarkan rekomendasi dari WHO tentang Country Coordination and Facilitation (CCF) dan ditetapkan melalui SK Menkro Kesra no 12/2011. Pembentukan TKFPTK bertujuan untuk meningkatkan koordinasi dalam
  • 7. pengembangan tenaga kesehatan di Indonesia. Upaya strategis untuk mempertemukan para stakeholder dalam rangka koordinasi pengembangan SDMK dilakukan antara lain melalui lokakarya nasional. Lokakarya nasional pengembangan SDMK (2013) menghasilkan upaya strategis dan praktis serta peluang untuk mereplikasi best practices dalam pengembangan dan pemberdayaan SDM Kesehatan di Indonesia. Selain itu, lokakarya nasional ini juga merumuskan kesepakatan dan komitmen bersama dalam pelaksanaan langkah- langkah penguatan SDMK untuk menunjang implementasi Jaminan Kesehatan Nasional serta pencapain Sustainable Development Goals. Banyaknya wadah strategis ini menunjukkan pentingnya SDMK dalam pencapaian tujuan pembangunan kesehatan di Indonesia. Namun di sisi lain juga menunjukkan kompleksnya manajemen SDMK yang berperan besar di semua komponen sistem kesehatan. Pengelolaan SDMK melibatkan banyak pemangku kepentingan, baik dari unsur pemerintah maupun masyakarat dan swasta, serta diatur oleh berbagai macam regulasi, mulai dari tingkat global, nasional, sampai dengan lokal. CCF seharusnya menjadi media utama untuk pemantauan kebijakan pengembangan SDMK di suatu negara. Oleh sebab itu, revitalisasi TKFPTK menjadi sangat penting dan strategis untuk menjalankan peran dan fungsinya yang sangat vital dalam pengelolaan SDMK pada tingkat lintas sektor.