Latar memainkan peran penting dalam cerita fiksi karena menunjukkan tempat, waktu, dan lingkungan sosial budaya dimana tokoh dan peristiwa dalam cerita berlangsung. Unsur-unsurnya mencakup latar tempat, waktu, dan lingkungan sosial budaya.
3. Cerita Fiksi Anak
Hakikat Cerita Fiksi Anak
Unsur Cerita Fiksi Anak
Macam-macam Fiksi Anak
4. Hakikat Cerita Fiksi Anak
Hakikat fiksi adalah menunjuk pada
sebuah cerita yang kebenarannya
tidak menunjuk pada kebenaran
sejarah, kebenaran empirik-faktual.
Jadi apa yang di kisahkan dalam
teks fiksi adalah segala sesuatu
khususnya untuk tokoh dan
peristiwa yang bersifat imajinatif.
5. Unsur-unsur Cerita Fiksi Anak
TOKOH MORAL
Text in here
ALUR CERITA SUDUT PANDANG
LATAR STILE DAN NADA
TEMA LAIN-LAIN: JUDUL
6. TOKOH
HAKIKAT JENIS TEKHNIK
TOKOH TOKOH PENGHADIRAN
TOKOH
7. Hakikat Tokoh
Aspek nonfiksi, mental, emosional, moral, dan sosial, dalam
hubungannya dengan tokoh cerita fiksi di pandang lebih penting dari pada
sekadar aspek fisik. Dalam realitas kehidupan sehari-hari, berbagai unsur
aspek nonfisik lebih menunjukkan jati diri seseorang, lebih menunjukkan
ciri karakter seseorang. Dalam kaitannya untuk mengenali dan
mengidentifikasi jati diri seseorangpun yang dalam hal ini adalah tokoh
cerita pemahaman aspek-aspek nonfisik itu juga lebih penting untuk
diperhatikan.
Di samping untuk memberikan bacaan yang sangat sehat dan menarik,
buku cerita fiksi anak juga di maksudkan untuk memberikan “pendidikan
“ moral tertentu lewat cerita. Tokoh cerita adalah sarana strategis untuk
memberikan tujuan pendidikan yang di maksud. Keadaan ini sering
menjadikan tokoh yang di hadirkan menjadi kurang wajar karena harus
tunduk pada kemauan pengarang untuk tujuan tersebut. Bagaimanapun,
tuntutan hadirnya tokoh cerita yang memenuhi prinsip kewajaran tetap di
perlukan dalam teks cerita fiksi anak: tokoh anak itu biarkan bertingkah
laku sebagaimana lazimnya anak-anak.
Di bandingkan dengan fiksi dewasa cerita fiksi anak memang lebih
jelas unsur dan tujuan mendidiknya, namun hal itu tidak harus di artikan
bahwa unsur dan tujuan itu mematikan kewajaran untuk fiksi yang lain
terutama unsur tokoh. Artinya, unsur dan tujuan mendidik itu haruslah
secara implisit menjadi bagian cerita dan unsur fiksi yang memuatnya.
8. Tokoh Tokoh
Rekaan dan protagonis
dan
Tokoh Antagonis
Sejarah Jenis
Tokoh
Tokoh Statis Tokoh Putih
Dan dan
Tokoh Berkembang Tokoh Hitam
Tokoh Datar
Dan
Tokoh Bulat
9. Tokoh rekaan dan
tokoh sejarah.
Sesuai dengan
namanya yang fiksi,
tokoh-tokoh cerita fiksi
juga merupakan tokoh
rekaan. Artinya,
mereka bukan
merupakan tokoh yang
secara imajinatif,
dalam arti tokoh yang
di ciptakan lewat
kekuatan imajinasi
pengarang.
10. Tokoh Protagonis dan Antagonis
Sebuah cerita fiksi menjadi menarik dan bahkan
mencekam karena terjadi pertentangan di antara
kedua kelompok tokoh yang bersebrangan.
Pertentangan yang lazim terjadi, apalagi dalam cerita
anak adalah antara tokoh-tokoh yang berkarakter baik
dan berkarakter jahat. Tokoh yang golongan pertama
lazim disebut sebagai tokoh protagonis (protagonistic
character), sedang yang kedua tokoh antagonis
(antagonistic character). Kedua jenis peran tokoh ini
mesti ada dalam cerita fiksi karena pada tarik-menarik
ketegangan antara kebaikan dan kejahatan itu pula,
antara lain, sebuah cerita manjadi menarik,
menegangkan, dan akhirnya memberikan kepuasan
lewat katarsis dengan dikalahkannya tokoh yang
berkarakter jahat.
11. Istilah tokoh putih dan
tokoh hitam lazimnya
dimaksudkan untuk
menyebut tokoh yang tokoh putih
berkarakter baik dan buruk.
Tokoh protagonis yang dan tokoh
adalah tokoh hero yang hitam
dikategorikan sebagai tokoh
putih, yaitu tokoh yang
berkarakter baik dan
sekaligus membawakan dan
memperjuangkan nilai-nilai
kebenaran. Sebaliknya,
tokoh antagonis yang
notabene sebagai tokoh
yang berkarakter jahat dan
sebagai pemicu konflik dan
pertentangan-pertentangan
dikategorikan sebagai tokoh
hitam.
12. Tokoh berkarakter datar Tokoh
adalah tokoh yang hanya Tokoh
memiliki karakter yang Datar Bulat
“itu-itu” saja, karakter
yang tertentu dan sudah
pasti mirip dengan
formula. sedangkan Tokoh
berkarakter bulat adalah
tokoh yang memiliki
banyak karakter dan
adakalanya bersifat tidak
terduga, maka
karakternya pun tidak
dapat dirumuskan
sebagaimana tokoh datar.
13. Tokoh statis dan berkembang
Tokoh statis (static character) dimaksudkan
sebagai tokoh yang secara esensial karakternya
tidak mengalami perkembangan. Artinya karakter
yang bersifat konstan. Tokoh yang bersifat statis
pada umumnya adalah tokoh yang berkarakter
datar, tidak banyak jati dirinya yang di ungkap.
Tokoh berkembang (developing character) sering
juga disebut sebagai tokoh yang dinamis
(dynamic character), di pihak lain, dapat
dipahami sebagai tokoh yang mengalami
perubahan dan perkembangan karakter sejalan
dengan alur cerita.
14. Teknik Penghadiran Tokoh
Teknik
Aksi
Komentar Teknik
Pengantar Kata-kata
Teknik
Komentar Teknik
Penampilan
Orang Lain
15. Teknik aksi dimaksudkan sebagai teknik
penghadiran tokoh lewat aksi, tindakan, dan tingkah
laku yang ditunjukkan oleh tokoh yang
bersangkutan. Aksi, tindakan dan tingkah laku
seseorang anak sekalipun, pada umumnya
menunjukkan sikap dan karakternya. Dengan
demikian, pemahaman terhadap berbagai aksi dan
tingkah laku seseorang dapat dipandang sebagai
salah satu cara untuk memahami sikap dan karakter
tokoh cerita.
TEKNIK AKSI
16. Jika teknik tingkah laku menunjukkan karakter
tokoh cerita lewat aksi dan tingkah laku nonverbal,
teknik kata-kata dapat dipahami sebagai cara
menunjukkan karakter tokoh lewat tingkah laku
verbal, lewat kata-kata yang di ucapkan. Sama
halnya dengan tingkah laku nonverbal, tingkah laku
verbal yang berwujud kata-kata juga mencerminkan
karakter tokoh yang bersangkutan. Kata-kata yang
di ucapkan tokoh adalah cermin segala sesuatu yang
hidup dalam pikiran dan perasaan, dan itu artinya
adalah sebagian dari jati dirinya.
TEKNIK KATA-KATA
17. Teknik penampilan dapat dipahami sebagai teknik
penghadiran tokoh dengan seluruh kediriannya baik yang
terlihat secara fisik maupun sikap dan perilakunya. Teknik
ini menghubungkan antara bentuk tampilan fisik yang
antara lain meliputi bentuk perawakan lengkap dengan
ciri khasnya (tinggi-rendah, besar-kecil, tampan-cantik,
gemuk-kurus, dan lain-lain ), tingkah laku nonverbal
(aksi, tindakan, tingkah laku, kebiasaan yang dilakukan,
dan lain-lain), dan kata-kata (wujud kata-kata, nada
suara, tempo berbicara dan lain-lain). Jadi, teknik
penampilan ini pada hakikatnya merupakan sesuatu yang
dapat diamati pada seorang tokoh baik yang menyangkut
aspek fisik maupun nonfiksi dalam sekali kesempatan
yang secara keseluruhan mencerminkan gambaran
tentang sikap dan karakter seseorang.
TEKNIK PENAMPILAN
18. Komentar tokoh lain merupakan salah satu
cara yang biasa dipergunakan untuk
melukiskan karakter seorang tokoh baik
untuk menunjukkan sikap dan karakter
yang belum di ungkap dengan teknik lain
maupun untuk memperkuat teknik lain
yang sudah dipergunakan, baik yang
menyangkut sikap dan karakter yang
berkualifikasi positif maupun negatif.
Komentar tentang tokoh itu dapat diberikan
oleh orang-orang dekatnya, misalnya
sesama tokoh protagonis atau justru oleh
orang lain yang menjadi tokoh antagonis.
TEKNIK KOMENTAR ORANG LAIN
19. Teknik komentar pengarang merupakan teknik
uraian yang bersifat langsung dari kata-kata
pengarang. Artinya, jati diri seorang tokoh itu
sengaja ditunjukkan langsung oleh si empunya
cerita lewat narasi. Hal-hal yang di ucapkan secara
langsung dapat menyangkut sesuatu yang bersifat
fisik seperti bentuk perawakan atau nonfiksi seperti
sikap dan tingkah laku. Teknik pelukisan tokoh yang
demikian dapat dilakukan secara singkat dan jelas
sehingga tidak mengundang kesalahpahaman
apalagi pembacanya adalah pembaca anak-anak.
Namun demikian, tidak semua jatidiri tokoh
diungkapkan secara langsung oleh pengarang
karena jika demikian halnya, cerita akan
membosankan dan terkesan menonton.
TEKNIK KOMENTAR PENGARANG
20. Alur Cerita
Hakikat Konflik dalam
Pola
Alur Pengembangan Alur
Cerita Alur Cerita Cerita
21. Hakikat Alur Cerita
Dalam kaitannya dengan sebuah teks
cerita, alur berhubungan dengan berbagai
hal seperti peristiwa, konflik yang terjadi,
dan akhirnya mencapai klimaks, serta
bagaimana kisah itu diselesaikan. Alur
berkaitan dengan masalah bagaimana
peristiwa, tokoh, dan segala sesuatu itu
digerakkan, dikisahkan sehingga menjadi
sebuah rangkaian cerita yang padu dan
menarik. Selain itu, alur juga mengatur
berbagai peristiwa dan tokoh itu tampil
dalam urutan yang enak, menarik, tetapi
juga terjaga kelogisan dan kelancaran
ceritanya.
22. Konflik dalam Pengembangan Alur Cerita
Konflik Konflik seorang
seseorang
dengan orang
dengan diri
lain.
sendiri.
Konflik
Konflik
seseorang
seseorang
dengan
dengan alam. masyarakat.
23. konflik dapat terjadi di dalam batin
seseorang dengan diri sendiri. Di dalam
batin seseorang baisa tejadi tarik menarik
antara beberapa kepentingan yang
bersebrangan yang sama-sama menuntut
untuk dipilih. Dalam hal ini boleh
dikatakan seorang tokoh memiliki “dua
hati”, hati melawan hati,gagasan melawan
gagasan.
KONFLIK SESEORANG DENGAN DIRI SENDIRI
24. Konflik yang terjadi di antara tokok-tokoh
cerita dapat digolongkan sebagai konflik
eksternal, konflik antara seseorang dengan
orang lain diluar diri sendiri. Konflik ini
lazimnya terjadi antara tokoh protagonis
dan antagois, namun juga dapat terjadi
antara sesama tokoh protagonis dan
antagonis.
KONFLIK SEORANG DENGAN ORANG LAIN
25. Konflik jenis ini juga tergolong konflik eksternal
yang terjadi antara seseorang dengan sesuatu
yang diluar drinya. Istilah masyarakat antara
lain adalah kehidupan sosial-budaya masyarakat
yang memiliki berbagai system dan konvensi
yang berbeda antara masyarakat satu dengan
masyarakat yang lain. Pebedaan itulah yag dapat
menimbulkan konflik pada diri seseorang.
KONFLIK SESEORANG DENGAN MASYARAKAT
26. Alam haruslah dipahami dalam pengertian yang
lebih luas yang meliputi berbagai kondisi
lingkungan kehidupan termasuk di dalamnya
flora dan fauna. Kondisi alam yang disebut
antagonistic force, yang tingkatan intensitasnya
mulai dari sederhana dan keseharian sampai
yang tergolong serius dan dramatik. Namun alam
tak selamanya bersahabat dengan manusia
walaupun hal itu sering dilakukan oleh manusia
itu sendiri.
KONFLIK SESEORANG DENGAN ALAM
27. Pola Alur Cerita
Bagian Bagian Bagian
Awal Cerita Tengah Cerita Akhir Cerita
Bagian awal, tengah dan akhir
cerita tersebut juga sering disebut
sebagai tahap perkenalan,
pertikaian, dan penyelesaian.
29. Hakikat Latar
Latar (setting) dapat dipahami sebagai
landas tumpu berlangsung berbagai
peristiwa dan kisah yang diceritakan dalam
cerita fiksi. Latar menunjukkan pada
tempat, yaitu lokasi dimana cerita itu
terjadi, waktu, kapan cerita itu terjadi, dan
lingkungan social-budaya, keadaan
kehidupan bermasyarakat tempat tokoh dan
peristiwa terjadi.
30. Unsur Latar
1. Latar tempat. Latar tempat menunjuk pada
penertian tempat dimana cerita yang dikisahkan
itu terjadi.
2. Latar waktu. Latar waktu dapat dipahami
sebagai kapan berlangsungnya berbagai peristiwa
yang dikisahkan dalam cerita fiksi.
3. Latar sosial budaya. Latar soaila budaya dalam
cerita fiksi dapat dipahami sebagai keadaan
kehidupan social-budaya masyarakat yang
dianggat ke dalam cerita itu.
31. Fungsi Latar
Latar fungsional
Latar sebagai antagonis
Latar sebagai pemerjelas konflik
Latar sebagai pemerjelas tokoh
Latar sebagai symbol
32. Tema
Hakikat
Tema
Penemuan
Tema
Tema Mayor
dan Minor
Fungsi
Dikdatik
33. Hakikat Tema
Hakikat tema. secara sederhana tema
dapat dpahami sebagai gagasan yang
mengikat cerita .
Tema sebuah cerita fiksi merupakan gagasan
utama dan atau makna utama cerita. Tema itu
sendiri lazimnya berkaitan dengan berbagai
permasalahan kehidupan manusia karena
sastra berbicara tentang berbagai aspek
masalah kemanusiaan: hubungan manusia
dengan tuhannya, manusia dengan diri sendiri,
manusia dengan sesama, dan manusia dengan
lingkungan alam.
34. PENEMUAN TEMA
Penemuan tema dalam sebuah cerita kadang-kadang tidak
semudah yang dibayangkan. Hal itu disebabkan adakalanya tema
diungkapkan secara ekspilit lewat pernyataan (kalimat) yang mudah
dikenali, dan adakalanya pula hanya diungkapkan secara implisit
lewat keseluruhan cerita. Namun, tema yang diungkapkan secara
eksplisit sekalipun juga perlu ditemukan lewat pembacaan dan
pemahaman cerita secara keseluruhan. Tema memiliki kaitan yang
erat dengan tokoh dan alur. Kedua unsur fakta cerita inilah yang
paling lazim “ditugasi” sebagai pembawa tema. Jika dalam cerita
terdapat tokoh protagonis dan antagonis yang jelas konfliknya,
misalnya pada fiksi fantasi, pada konflik itulah lazimnya tema
diungkapkan.
35. Tema Mayor dan Minor Fungsi didaktik
Cerita fiksi Salah satu hal
hadir untuk dominan dalam sastra,
menyamaikan dalam bacaan fiksi
sesuatu, makna anak, adalah
atau tema. Tema dominannya unsur dan
itulah yang fungsi pendidikan.
Lewat buku sastra yang
menjiwai seluruh sengaja dikreasikan
cerita. Namun, untuk bacaan anak
persoalan yang diharapkan pembaca
kemudian muncul anak-anak memperoleh
adalah bukankah sesuatu yang baik bagi
sering ada lebih perkembangan
dari satu tema jiwanya. Buku-buku
cerita fiksi lazimnya
dalam sebuah sengaja difingsikan
cerita fiksi sebagai salah satu
itu.atau, paling bacaan anak yang
tidak kita dapat memberikan
menafsirkan pendidikan, baik secara
adanya beberapa langsung maupn tidak
tema. langsung.
36. Moral merupakan tindakan manusia
yang bercorak khusus yang
didasarkan kepada pengertiannya
mengenai baik dan buruk. Moralah
yang membedakan manusia dengan
makhluk tuhan yang lainya dan
menempatkan pada posisi yang baik
diatas makhluk lain. Moral
merupakan realitas dari kepribadian Hakikat
pada umumnya bukan hasil Moral
perkembangan pribadi semata, akan
tetapi adalah merupakan tindakan
atau tingkah laku seseorang.
Moral persoalan hubungan manusia
dengan diri sendiri, hubungan
Teknik penyampaian manusia dengan sesama,
moral tidak berbeda Teknik hubungan manusia dengan
dengan teknik Penyampaian
Macam- lingkungan alam, hubungan
penyampaian tema, Moral Macam manusia dengan Tuhan.
yaitu dapat bersifat Moral
eksplisit dan implisit,
penyampaian
langsung atau tidak
langsung, secara
terang-terangan atau
terselubung.
37. Sudut Pandang
sudut pandang pada hakikatnya adalah
sebuah cara, strategi, atau siasat yang
secara sengaja dipilih pengarang untuk
mengungkapkan cerita dan gagasannya.
Secara lebih konkret dan spesifik sudut
pandang adalah siapa yang melihat, siapa
yang berbicara, atau dari kacamata siapa
sesuatu itu dibicarakan. Kesesuaian sikap
dan perilaku anak tersebut dilihat dari
kacamata psikologi, yaitu apakah sikap
dan perilaku itu sesuai dengan tingkat
perkembangan jiwa anak pada usia
tertentu.
38. Stile adalah cara
pengucapan bahasa Nada dapat diartikan
dalam prosa atau sebagai pendirian
bagaimana seorang atau sikap yang
pengarang diambil pengarang
mengungkapkan terhadap pembaca
sesuatu yang akan dan masalah yang
dikemukakan. dikemukakan. Dalam
Stilistika sebuah karya
menyarankan pada fiksinya pengarang
pengertian studi mengekspresikan Apa itu
tentang stile, kajian sikap, baik terhadap Stile dan
terhadap wujud masalah maupun Nada?
performansi pembaca, pembaca
kebahasaan, pun dapat
khususnya yang memberikan reaksi
terdapat dalam yang sama.
karya sastra.
39. Judul adalah kepala tulisan atau lukisan singkat
dari sebuah cerita. Judul merupakan sesuatu
yang pertama kali dibaca dan dikenali pembaca.
Selain itu, judul harus terkait dengan unsur fiksi
yang lain, misalnya keterkaitan antara judul
dengan isi cerita. Jadi, dengan memahami judul
cerita fiksi, pasti akan mempermudah pembaca
dalam memahami cerita fiksi secara keseluruhan.
JUDUL
40. Macam-
Macam
Fiksi
Anak
Berdasarkan
Panjang Isi
pendeknya
Cerita
Cerita
Novel Cerpen
Fiksi Fiksi Fiksi
Realistik Fantasi Historis
41. Novel dan cerpen memiliki kesamaan yaitu untuk
menampilkan cerita, dan itu suatu fakta yang tidak
Novel dapat dimungkiri. Dengan demikian, persamaan
keduanya yang utama adalah bahwa mereka sama-
sama dibangun oleh berbagai unsur intrinsik yang
sama, misalnya unsur penokohan, alur, latar, tema,
moral, hal itu berlaku baik untuk novel maupun
cerpen. Namun perbedaan anatara keduanya juga
dapat dicari pada “pengoprasian” unsur-unsur
intrinsik tersebut pada teks yang kemudian disebut
novel dan cerpen. Perbedaan sederhana yang
paling mudah dikenali antara novel dan cerpen
adalah yang menyangkut panjang cerita, novel
memiliki panjang halaman-halaman yang memuat
Cerpen
cerita dan terdiri dari beberapa halaman, cerpen
dapat dibaca sekali duduk.
42. Fiksi Realistik
cerita fiksi realistik adalah sebuah metafora dan
sekaligus model kehidupan yang ditawarkan oleh
pengarang.sebagai sebuah model, ia dapat mengangkat
sesuatu yang baik atau sebaliknya sebagai halnya
problematika kehidupan masyarakat yang bermacam-
macam.berhadapan dengan cerita fiksi realistik pada
hakikatnya berhadapan dengan sebuah kehidupan yang
memiliki kemiripan dengan kehidupan nyata sehingga
melaluinya anak dapat memaknai dan mengambilnya
sebagai filter bagi kehidupannya sendiri
43. Fiksi Fantasi
Diantara berbagai jenis cerita fiksi sering
ada yang begitu menarik dan menampilkan
sesuatu yang fantastis. Artinya, cerita yang
dikisahkan amat menarik dengan tokoh-tokoh
yang mampu melakukan sesuatu yang berada
diluar jangkauan manusia biasa, bahkan juga
tidak jarang muncul tokoh-tokoh lain yang
bukan manusia yang dapat berinteraksi dengan
tokoh manusia secara wajar, dan lain-lain yang
serba luar biasa.
44. Fiksi
fiksi historis merupakan sebuah cerita
yang mengambil bahan dari suatu periose
Historis
yang lebih awal dengan penekanan pada
peristiwa-peristiwa yang luar biasa yang
bersifat historis. jadi kata kunci untuk
sebuah fiksi historis mesti berkisah
tentang masa lalu, dan itu lazimnya
dilakukan terhadap peristiwa-peristiwa
besar yang monumental lengkap dengan
para tokoh pelaku sejarahnya. Cerita fiksi
historis adalah peristiwa dan tokoh yang
sama-sama dikenal dalam sejarah.
45. Bacaan
Nonfiksi
Anak
Macam-
Hakikat
Macam
Buku
Biografi
Informasi
46. Hakikat Bacaan Nonfiksi Anak
Cerita fiksi dan nonfiksi dapat sama-sama menampilkan sisi-sisi
kemenariakan dan kekuatannya sendiri karena karakteristiknya
berbeda. Jika dalam cerita fiksi unsur suspense dan bagaimana ia
dibangun merupakan sesuatu yang penting, dalam nonfiksi ia justru
tidak terlalu penting karena yang di pentingkan kini adalah bagaimana
fakta-fakta itu disampaikan. Jika dalam cerita fiksi bagaimana karakter
tokoh dan bagaimana ia dikembangkan merupakan sesuatu yang
esensial, dalam nonfiksi yang dipentingkan adalah penemuan bentuk
hubungan dan penerapan konsep dalam masyarakat dalam dunia
alamiah seperti dalam dunia binatang.
47. Buku informasi merupakan buku Buku
Informasi
nonfiksi karena dalam buku tersebut
menyajikan hal-hal yang berdasarkan
fakta. Buku Informasi dapat
didefinisikan sebagai sebuah
penamaan atau kategori untuk
subgenre sastra anak nonfiksi, sedang
bentuknya tidak harus berwujud buku
seperti halnya novel. Buku informasi
dapat, dan lebih banyak berupa tulisan
singkat mirip cerpan anak. Lebih dari
itu, ia juga lazim ditulis dengan gaya
cerita sehingga membaca buku
informasi, khususnya bagi pembaca
(anak), hampir tidak ada bedanya
dengan membaca cerita fiksi
48. Buku biografi tokoh
Indonesia adalah buku yang
menceritakan tentang kisah
tokoh terkenal di Indonesia
yang bertujuan untuk
memperkenalkan kepada
anak mengenai tokoh
pahlawan nasional yang ada
Buku Biografi di Indonesia. buku biografi tokoh dunia adalah
buku yang menceritakan tentang
adalah buku yang tokoh dunia yang berdasarkan
menceritakan kisah fakta, karena di Indonesia masih
belum mencatatkan rekor tokoh
atau keterangan handal seperti Graham Bell
(penemu telpon), Thomas Edison
tentang kehidupan (penemu listrik), atau Guglielmo
Marconi (penemu radio).
seseorang
Buku
Biografi