Dokumen tersebut membahas tentang kepemimpinan sebagai pemimpin hamba yang mendahulukan orang lain. Pemimpin hamba harus mampu memperoleh kepercayaan dari pengikutnya dengan cara melayani terlebih dahulu. Konsep kepemimpinan hamba telah ada sejak lama dalam berbagai tradisi dan agama.
1. KEPEMIMPINAN HAMBA: Mengubah dan Menggerakkan dengan Melayani
Lebih Dulu
Pemimpin
Sepintas lalu, pemimpin-pemimpin sejati adalah orang yang
menggerakkan kita. Mereka memberi inspirasi, mencipta keadaan,
menjalin suasana dan struktur sehingga kita bergerak. Kita merasakan
suasana yang ia ciptakan membuat impian kita berkembang dan
dipertajam. Menurut seorang ahli ilmu kepemimpinan, para pemimpin
memang menyebabkan potensi atau hal-hal yang baik dari diri kita jadi
kentara. Contoh yang jelas terlihat dalam diri Pendeta Martin Luther King,
Junior. Dari sebuah kota kecil di Alabama, ia mengubah persepsi orang
tentang tatanan sosial. Persepsi ini menjadi persepsi yang mendunia.
Kebencian dan prasangka digantikan dengan apresiasi dan eksplorasi
antar etnis.
2. Dalam bahasa yang lebih ilmiah, disebutkan bahwa, pemimpin memang
bertugas merumuskan visi bersama, menggerakkan orang bersamanya
dan menghasilkan transformasi, baik pada dirinya dan orang lain atau
organisasinya. Ketiga hal itulah yang membedakan seorang pemimpin
sejati dari pemimpin kebetulan atau seorang pengelola alias manager dan
birokrat saja.
Dari para pemimpin sejati yang kini bekerja keras didapatkan bahwa
mereka berhasil menggerakkan orang bersamanya dan menghasilkan
transformasi karena mereka menerima kepercayaan dari banyak pihak,
terutama dari mereka yang mengikutinya. Hal inilah yang dapat kita garis
bawahi. Pekerjaan besar utama seorang pemimpin sejati
adalah mendapatkan kepercayaan dari mereka yang ada
disekitarnya.
Bagaimana cara terbaik melakukan hal itu? Bagi lingkungan Kristiani,
jawab terhadap pertanyaan itu adalah dengan menjadi pemimpin hamba.
Hamba di dalam dunia kuno adalah jabatan yang sangat rendah
statusnya, bahkan tepatnya, tanpa status. Hamba dapat diperjual-belikan,
hamba juga tidak memiliki masa depan. Hamba juga mendahulukan
mereka yang ia layani. Hamba juga menekankan kesetiaan tanpa pamrih.
Tentunya terasa paradox, bagaimana mungkin seorang tanpa status dan
3. menjadi orang yang tidak dihargai dapat menimbulkan dampak yang
menginspirasikan?
Marilah kita teliti konsep ini. Apakah ini konsep yang berasal dari dunia
Kristen semata-mata?
Kurang lebih 2500 tahun yang lalu, Lao-Tse berujar:
Alasan mengapa sungai-sungai dan laut menerima ratusan aliran air
gunung adalah karena mereka meletakkan diri di bawah gunung
tadi. Jadi seorang bijak meletakkan diri dibawah pengikut bila ia
ingin memimpin mereka, dan berjalan dibelakang mereka agar ia
berada dimuka. Jadi walaupun ia berada di atas mereka, pengikut
tidak merasa berat, dan mereka tidak terhina dengan ia berada di
depan
Sementara itu didunia modern, Albert Einstein mengatakan dalam
Ideas and Opinions, “’not mastery but service’ will lead people on
the right way.”
Di kalangan gereja Katolik, bunda Theresa mengatakan, “unless life
is lived for others, it is not worth while.” (kecuali bila hidup adalah
dijalani untuk orang lain, hal tadi tidak bernilai)
4. Di dalam lingkungan kristiani, konsep tadi menjadi sangat sentral
karena beberapa alasan. Pertama, Kristus sendiri menekankan,
sikap mendahulukan orang lain, “aku datang bukan untuk dilayani
namun untuk melayani.”
Kedua, di dalam sejarah, banyak orang yang menekankan hidup
sebagai pemimpin hamba. Pendeta Dietrich Bonhoeffer, sang
martyr modern di jaman Hitler, mengatakan juga, “Sebuah gereja is
gereja sejati bila ia hadir untuk orang lain.””
Ketiga, perlu diingat juga bahwa, memang konsep ini sangat mendasar
bagi kepemimpinan Kristiani karena sifatnya selaras dengan sifat dasar
dari persekutuan Kristiani dan Kerajaan Allah yang diciptakan Tuhan.
Persekutuan Kristiani adalah persekutuan spiritual. Jadi bila pemimpin
diikuti orang karena kepandaiannya, gelarnya, atau pesonanya serta
bukan karena kualitas spiritualitasnya khususnya sebagai mana tercermin
dalam keseharian dan pengabdiannya sebagai hamba maka ada sesuatu
hal yang sudah keliru.
Bagaimana sosok kepemimpinan hamba
5. Secara teologis seorang yang dipilih melayani Tuhan adalah seorang
hamba. Inilah esensinya, namun di dalam fungsinya, sang hamba ini bisa
diminta oleh tuannya untuk menjadi pelukis, pematung, pemasak, atau
pemimpin.
A. Pemimpin Yang Melayani
Di dunia Timur orang sering beranggapan bahwa seorang pemimpin
haruslah menjadi orang dihormati dan dilayani oleh para pengikutnya.
Tanpa hak-hak serupa itu, maka seorang pemimpin dirasakan tidak akan
dapat melaksanakan tugasnya dengan baik. Semakin otoriter dan
berwibawa, atau semakin misterius seorang pemimpin, semakin orang
merasakan kepemimpinnya. Ia dapat menjadi pemimpin yang melayani
bila, memiliki hati yang melayani. Berbeda dari pemahaman tentang
seorang pemimpin serupa itu adalah paradigma kepemimpinan yang
melayani. Bila seorang pemimpin adalah seorang yang menggerakkan
dan mentransformasi, maka pemimpin yang melayani adalah seorang
yang menggerakkan dan mentransformasi orang secara khas.
Seorang pemimpin hamba hanya dapat melakukan hal itu bila ia
menghayati makna peran sebagai orang yang melayani. Seorang yang
melayani tidak melakukan hal itu karena ia ingin menebus dosa atau
kesalahannya di masa lalu. Ia juga bukan melakukan hal itu agar orang
6. merasa iba padanya. Pemimpin yang melayani melakukan hal itu karena
ia ingin dengan melayani orang-orang, ia terdorong untuk membuka
kesempatan agar orang-orang di sekitarnya memiliki kebebasan lebih luas
untuk berkembang atau mengalami transformasi. Dengan bahasa
sederhana ia dapat menjadi pemimpin yang melayani bila, memiliki hati
yang melayani. Seringkali ia melakukan hal ini karena ia pernah
merasakan dilayani seseorang, mengalami pemulihan karena ditolong
seorang pemimpin, atau mampu mengembangkan visi yang tajam karena
dialog dengan seorang pemimpin dan sebagainya. Seorang dapat
menjadi pemimpin yang melayani karena menghayati rasa berhutang atas
kasih-kebaikan Tuhan pada dirinya.
Seorang pemimpin hamba adalah seorang pemimpin yang sangat perduli
atas pertumbuhan dan dinamika kehidupan pengikut, dirinya dan
komunitasnya dan karenanya ia mendahulukan hal-hal tadi daripada
pencapaian ambisi pribadi atau pola dan kesukaannya saja. Ukuran
kesuksesan sang pemimpin adalah jumlah dan kualitas pemimpin baru
yang ia hasilkan dengan sengaja.
B. Tampilan pemimpin yang melayani
7. 1. Pemimpin yang melayani memberikan teladan-teladan untuk perilaku dan
sikap yang ia ingin hadir dan menjadi bagian utama dari hidup
pengikutnya. Jadi ia tidak memaksa orang untuk mengambil alih suatu
perilaku atau memaksa dengan berbagai aturan hal-hal yang ia inginkan.
Ia memberikan ilham melalui demonstrasi model, pemberian teladan dan
penentuan batas-batas perilaku dengan melaksanakannya sendiri.
2. Pemimpin yang melayani sering bekerja dalam kerangka pikir waktu yang
panjang. Ia tidak mengharapkan hasil spektakuler terlalu cepat karena ia
menyadari bahwa untuk menggerakkan dan mentransformasi orang
diperlukan waktu yang panjang dan proses yang sinambung.
3. Pemimpin yang melayani melakukan komunikasi yang bersifat dua arah
4. Pemimpin yang melayani juga dapat hidup di tengah kepelbagaian
pendapat, bahkan ia merasa tidak nyaman bila pendapat, paradigma, dan
gaya kerja hanyalah sejenis
5. Pemimpin yang melayani memberikan kepercayaan dan wewenang pada
pengikutnya. Ia memiliki gambaran positif dan optimis tentang mereka.
Ia memberdayakan mereka melalui sharing pengetahuan, skil dan
perspektif.
8. 6. Pemimpin yang melayani menggunakan persuasi dan logika untuk
mempengaruhi orang selain peneladanan.
7. Pemimpin yang melayani tidak berupaya menjadi pahlawan, namun
menciptakan dan melahirkan pahlawan-pahlawan.
8. Pemimpin yang melayani mengerjakan banyak hal dan juga menghindar
dari berbagai hal yang orang lain dapat lakukan.
Hal yang perlu dicatat disini adalah bahwa pemimpin yang melayani tidak
berarti akan menghindar dari masalah atau konflik. Ia tidak juga menjadi
sosok yang dikendalikan oleh berbagai kelompok yang kuat. Tidak juga ia
harus tampil manis dan ramah.
Dalam pekerjaan sehari-hari seorang pemimpin yang melayani
mendahulukan orang lain. Ia juga membuat orang jadi terinspirasi,
terdorong, belajar, dan mengambil alih teladannya. Pendekatannya
bukanlah pendekatan kuasa tapi pendekatan hubungan atau relasional.
Prasyarat
Hanya dengan bermodal rasa syukur dan terpesona serta merasa
berhutang pada Tuhan, sang Tuannya, seorang pemimpin hamba
menmfokuskan diri pada mendahulukan kebutuhan orang lain,
9. pertumbuhan orang lain, dan kesejahteraan orang lain daripada dirinya
sendiri.
Hal ini hanya dapat terjadi bila secara esensial ia tidak lagi terkungkung
atau terobsesi dengan urusan dirinya sendiri. Karena itu seorang yang
ingin hidup sebagai pemimpin hamba adalah seorang yang berani
menghadapi masalah pemulihan hubungan antara dirimnya dengan masa
lalunya, dengan orang-orang di sekitarnya (termasuk tokoh ayah dan ibu),
dengan masyarakat dimana ia berada dan lebih dalam lagi ialah dengan
Tuhannya. Seorang pemimpin hamba mencolok dalam kedamaian yang
muncul dari dirinya, bahkan dalam keadaan yang paling suram. Untuk
mencapai titik ini ia perlu rela terus menerus memeriksa diri untuk
menemukan luka-luka yang mungkin masih diidapnya, seperti, luka yang
diakibatkan oleh kemarahan terpendam, kepahitan, ketakutan yang
mendalam, rasa tak berdaya, kebencian, atau kesepian. Luka-luka yang
tidak pernah diselesaikannya dengan Tuhan membuat dirinya sulit
memiliki percaya diri, dan sulit juga mempercayakan diri pada orang lain,
karena pada dasarnya kepercayaan atau kebergantungannya pada Tuhan
sangat rendah. Luka-luka tadi menghalangi dirinya untuk memeluk Tuhan
lebih erat. Bahkan tidak mustahil luka tadi menampakkan diri kelak pada
saat yang tidak tepat dalam wujud kemarukan kuasa, kemarukan uang,
penggunaan pengaruh seksualitas secara keliru, atau tindakan self-
destruktif dalam hubungan antar manusia.
10. Pemulihan tercermin dalam kisah antara seorang anak wanita Vietnam
dengan seorang pilot Amerika di masa perang. Anak itu terbakar karena
bom napalm yang dijatuhkan dari kapal terbang sang pilot. Photonya
sebagai anak berusia 9 tahun yang berlari dan terbakar memenangkan
hadiah terkenal. Bertahun-tahun sang pilot terus terganggu photo tadi
dan berupaya melacak sang anak yang kini tinggal di Amerika. Ketika
dijumpai, anak yang kini telah menjadi jururawat kepala, hanya
memeluknya dan mengatakan “sudah lama aku menantikan saat ini dan
ingin mengatakan bahwa aku sudah mengampuni Anda.” Sang pilot
hanya dapat menangis …
Dengan paham demikian maka ia akan juga memiliki beberapa ciri lain:
1. ia harus terus belajar di dalam hidupnya, baik mengenai Tuhan yang
memanggilnya, orang lain, dan dirinya
2. ia selalu siap bekerja sebagai bagian dari kepemimpinan yang lebih besar,
dan bukan berjalan sendirian, karena ia telah menyadari batas daya dan
ketidakberdayaan nya.
3. ia selalu menyediakan waktu untuk merenungkan makna atau
kehendakNya dan sementara itu ia mempercayakan diri dan
komunitasnya ke dalam pemeliharaan Tuhan..
11. Penutup
Ketika profil pemimpin hamba dipaparkan, mungkin Anda tertawa dan
mengatakan “apa mungkin hal itu muncul disini? Pendeta saja belum
tentu bisa, apalagi kami di komisi atau majelis jemaat dan di lembaga
Kristen.” Apalagi bila melihat masyarakat. Tidakkah mereka yang
dinamakan para pemimpin seringkali adalah komplotan koruptor yang
besar dan canggih. Jawabnya begini: Hal yang terindah dalam inti
kepemimpinan hamba adalah bahwa hal itu merupakan masalah hati.
Selama Anda memiliki hati tadi, mustinya profil dan kualitas tersebut
Tuhan mungkinkan hadir dalam hidup Anda.
Robby I Chandra
Bacaan lebih lanjut
A. Buku
Autry, J.A. (2001). The Servant Leader. Roseville, CA: Prima
Avolio, B.J. & Bass, B.M. (1998). “Transformational Leadership: Charisma and
beyond”. In J.G. Hunt, B.R. Baliga, H.P. Dachler & C.A. Schriesheim (Eds.),
12. Emerging Leadership Vistas: 29-49. Lexington, MA: D.C. Health and
Company.
Badaracco, J.L. & Ellasworth, R.R (1989). Leadership and The Quest for
Integrity. Boston, MA: Harvard Business School Press
Banks, R. & Powell, K. (Eds.) (2000). Faith in Leadership. San Francisco: Jossey
Bass.
Barna, George. (1997). Leaders on Leadership. Venture, CA: Regal.
_________(2001) The Power of Team Leadership. Colorado:
Watterbrook.
Bass, B.M. (1981). Stogdill’s Handbook of Leadership. New York: Free Press.
. (1985). Leadership and Performance Beyond Expectations. New
York: Free Press.
Bennis, Warren et all, eds. (2001) The Future of Leadership: Today’s
Top Leadership Thinkers Speak To Tomorrow’s Leaders. San
Francisco: Jossey-Bass.
13. Bennis, W.G. & Nanus, B. (1985). Leaders: The Strategies for Taking Charge.
New York: Harper & Row.
Blackaby, Henry dan Richard Blackbay. (2001) Spiritual Leadership.
Nashville: Broadman and Holman.
Blanchard, K. (1997). “Servant Leadership Revisited”. In L.C. Spears (ed.),
Insight on Servant Leadership: Service, stewardship, spirit and
servant leadership: 21-28. New York: Wiley.
Bollier, D. (1996). Aiming Higher: 25 stories of how companies prosper by
combining sound management and social vision. New York: Amacom.
Bowman, M.A. (1997). “Popular Approaches to Leadership”. In P.G. Northouse
(Ed.), Leadership: Theory and Practice. Thousand Oaks, CA: Sage
Publications.
Burns, J.M. (1978). Leadership. New York: Harper & Row.
Ciulla, J.B. (2003). Ethics of Leadership. Belmont, CA: Thomson.
Clinton, R.J. (1988). Making of a Leader. Colorado Springs, CO: Navpress.
14. Conger, J.A. (1994). Spirit at Work: Discovering the spirituality in
leadership (1
st
ed.). San Francisco: Jossey-Bass.
D’Souza, Anthony. (2001) Empowering Leadership, Lead with Vision
and Strategy. Hagai Institute for Advanced Leadership Training,
Atlanta, GA.
Daft, R.L. & Lengel, R.H. (2000). Fusion Leadership: Unlocking the subtle
forces that change people and organizations. San Francisco: Berrett-
Koehler.
De Pree, M. (1989). Leadership is An Art. New York: Dell Publishing.
. (1992). Leadership Jazz. New York: Dell Publishing.
Fairholm, G.W. (1997). Capturing The Heart of Leadership: Spirituality and
community in the new American work place. Westport, CT: Praeger.
. (1998). Perspective on Leadership: From the science of
management to its spiritual heart. Westport, Conn: Quorum.
15. Ford, L. (1991). Transforming Leadership: Jesus way creating vision,
shaping values and empowering change. Downers Grove, IL: Inter
Varsity Press.
Frakas, Charles M. dan De backer Philippe. (1996) Maximum
Leadership: The World’s Leading CEO’ s Share Their Five
Strategies for Success. New York: Henry Holt and Company.
Graham, J.W. (1997). “Servant Leadership and Enterprise Strategy”. In L.C.
Spears (Ed.), Insight on Servant Leadership: Service, stewardship,
spirit, and servant leadership: 145-156. New York: Wiley.
Greenleaf, R.K. (1973). The Servant as a Leader ([Rev.] Ed). [Cambridge, Mass.]
Peterborough, N.H.: Center for Applied Studies; distributed by Windy Row
Press.
. (1975). Trustees as Servant ([Rev.] Ed). [Cambridge, Mass.]
Peterborough, N.H.: Center for Applied Studies; distributed by Windy Row
Press.
. (1976). The Institutions as Servant [Cambridge, Mass.]
Peterborough, N.H.: Center for Applied Studies; distributed by Windy Row
Press.
. (1977). Servant Leadership. Mahwah, NJ: Paulist Press.
16. . (1980). Servant, Retrospect, & Prospect. [Cambridge, Mass.]
Peterborough, N.H.: Center for Applied Studies; distributed by Windy Row
Press.
Greenleaf, R.K., Fraker, A.T., & Spears, L.C. (1996). Seeker and Servant:
reflections on religious leadership (1
st
ed.). San Francisco: Jossey-
Bass.
Greenleaf, R.K. & Spears, L.C. (1998). The Power of Servant Leadership:
Essays. San Francisco, CA: Berrett-Koehler Publishers.
Grint, K. (Ed.) (1997). Leadership: Classical, contemporary, and critical
approaches. New York: Oxford University Press.
Hawkins, John. (2001) Leadership as a Lifestyle. Utah: Executive
Excellence.
Herrington, Jim dan Mike Bonem. (2000) Leading Congregational
Change. San Franscisco: Jossey-Bass.
Higginson, Richard. (1996) Transforming Leadership. London: SPCK.
17. Jaworski, J. (1997). “Destiny and the Leader”. In L.C. Spears (Ed.), Insight on
Servant Leadership: Service, stewardship, spirit, and servant
leadership: 258-268. New York: Wiley.
Koestenbaum, Peter.(2002) Leadership: The Inner Side of Greatness, A
Philosophy for Leaders. San Francisco: Yossey-Bass.
Kouzes, James. M dan Posner. Barry Z. (2002) Leadership Challenge.
San Francisco: Jossey-Bass.
Kouzes, J.M. & Posner, B.Z. (1995). The Leadership Challenge: How to keep
getting extraordinary things done in organizations. San Francisco:
Jossey-Bass.
Lowe, J. (1998). Trust: The invaluable asset. In L.C. Spears (Ed.), Insight on
Servant Leadership: Service, stewardship, spirit, and servant
leadership: 258-268. New York: Wiley.
Marshall, T. (1991). Understanding Leadership: Fresh perspective on the
essentials of New Testament Leadership. England: Sovereign World.
Maxwell, J.C. (1998). The 21 Irrefutable Laws of Leadership. Nashville. TN:
Thomas Nelson.
18. McAlpine, A., Sun, T., & Machiavelli, N. (2000). The Ruthless Leader: Three
classics of strategy and power. New York: Wiley.
McGee-Cooper, A. & Looper, G. (2001). The Essentials of Servant Leadership:
Principles in practice, innovations in management. Waltham, MA:
Miller, C.M. (1995). The Empowered Leader. Nashville, TN: Broadman and
Holman.
Moxley, R.S. (2000). Leadership and Spirit: Breathing new vitality and
energy into individuals and organizations. San Francisco: Jossey-
Bass.
Nair, K. (1994). A Higher Standard of Leadership: Lessons from the life of
Gandhi. San Francisco: Berrett-Koehler.
Nouwen, H.J.M. (1989). In The Name of Jesus: Reflections on Christian
leadership. New York: Crossroads.
Palmer, P.J. (1998). “Leading from Within”. In L.C. Spears (Ed.), Insight on
Servant Leadership: Service, stewardship, spirit, and servant
leadership: 197-208. New York: Wiley.
19. Quinn, Robert. E dan Sue R. Faerman et al. (1990) Becoming A Master
Manager. New York: John Willey and Sons.
Quinn, Robert E. (1996) Deep Change; Discovering the Leader
Within. San Francisco: Jossey-Bass.
Roebuck, Chris. (1999) Effective Leadership. New York: Amakom.
Schuster, J.P. (1997). “Servant, Ego, and Shoeshines: A world of sacramental
possibility”. In L.C. Spears (Ed.), Insight on Servant Leadership:
Service, stewardship, spirit, and servant leadership: 271-278. New
York: Wiley.
Senge, Peter M (1999). Dance of Change. New York: Doubble Day
------------ (1995). “Robert Greenleaf’s Legacy: A new foundation for 21
st
century
institutions”. In L.C. Spears (Ed.), Reflections on Leadership. New York:
Wiley.
Sergiovanni, T.J. (1992). Moral Leadership: Getting to the heart of school
improvement. San Francisco: Jossey-Bass.
20. Sernett, G.L. (1990). The Relationship between Trends in Educational
Administration and Exemplary Lutheran Secondary School
Practice.
Spears, L.C. (1995). Servant Leadership and Greenleaf Legacy. In Spears, L.C.
(Ed.), Reflections on Leadership. New York: Wiley.
Spears, L.C. (Ed.) (1998). Insight on Servant Leadership: Service,
stewardship, spirit, and servant leadership: 197-208. New York:
Wiley.
Spears, L.C. & Lawrence, M. (2002). Focus on Leadership: Servant-
leadership for 21st
century. New York: John Wiley & Sons.
Stogdill, Ralph M. Handbook of Leadership: A Survey of Theory and
Research. New York: The Free Press, 1974.
Tichy, Noel. M dan Cardwell, Nancy. The Cycle of Leadership. New York:
Harper Business, 2002.
Vroom, Victor H. dan Jago, Arthur G. The New Leadership: Managing
Participation in Organizations. Englewood Cliffs, New Jersey:
Prentice Halls, 1988.
21. Wilkes, C.Gene. (1998). Jesus on Leadership: Discovering the secrets of
servant leadership from the life of Christ. Wheaton, IL: Tyndale
House.
Wright, W.C. (2000). Relational Leadership: A biblical model for influence
and service. Cumbria: Paternoster.
Young, D.S. & NetLibrary Inc. (1999). Servant Leadership for Church Renewal
Shepherds by the Living Springs. Scottsdale, PA: Herald Press.
B. Artikel-artikel
Arnold, K.A., Barling, J., & Kelloway, E.K. (2001). “Transformational Leadership or
The Iron Cage: Which predict trust, commitment and team efficacy?”
Leadership & Organization Development Journal, 22(7): 315-320.
Avolio, B.J. & Locke, E.E. (2002). “Contrasting Different Philosophies of Leader
Motivation: Altruism versus Egoism”. Leadership Quarterly, 13: 169-
191.
Avolio, B.J. & Kahai, S.S. (2003). “Adding E to E-Leadership: How It May Impact
Your Leadership”. Organizational Dynamics, 31(4): 325-338.
Bain, A. & Loader, D. (1998). “Leadership and Vulnerability”. Incorporated
Association of Registered Teachers of Victoria (IARTV) Occasional
Papers, 54: 17.
22. Bass, B.M. (1999). “On The Taming of Charisma: A Reply to Janice Beyer”.
Leadership Quarterly, 10(4): 541-553.
. (2000). “The Future of Leadership in Learning Organizations”. Journal
of Leadership Studies, 7(3): 18-40.
Bass, B.M. & Steidlmeier, P. (1999). “Ethics, Character, and Authentic
Transformational Leadership Behavior”. Leadership Quarterly, 10(2):
181-217.
Buchen, I.H. (1998). “Servant Leadership: A model for future faculty and future
institutions”. Journal of Leadership Studies, 5(1): 125-134.
Cardona, P. (2000). “Transcendental Leadership”. Leadership & Organization
Development Journal, 21(4): 201-206.
Chappel, D. (2000). Fortune’s “Best Companies to Work For” Embrace
Servant Leadership., The Servant Leader. Vol. Spring
Choi, Y. & Mai-Dalton, R.R. (1998). “On The Leadership Function of Self-sacrifice”.
Leadership Quarterly, 9(4): 475-501.
. (1999). “The Model Followers’ responses to Self-
sacrificial Leadership: An empirical test”. Leadership Quarterly, 10(3):
397-421.
Ciulla, J.B. (1995). “Leadership Ethics: Mapping territory”. Business Ethics
Quarterly, 5(1): 5-25.
Collins, J. (2001). “Level 5 Leadership: The triumph of humility and fierce resolve”.
Harvard Business Review, January: 67-76.
23. Conger, J.A. (1993). “Max Weber’s Conceptualization of Charismatic Authority: Its
influence on organizational research”. Leadership Quarterly, 4(3/4):
277-288.
Craig, S.B. & Gustafson, S.B. (1998). “Perceived Leader Integrity Scale: An
instrument for assessing employee perceptions of leader integrity”.
Leadership Quarterly, 9(2): 127-145.
Deluga, R.J. (1994). “Supervisor Trust Building, Leader-Member Exchange and
Organizational Citizenship Behavior”. Journal of Occupational and
Organizational Psychology, 67: 315-326.
Duignan, P.A. & Bhindi, N. (1997). “Authenticity in Leadership: An emerging
perspective”. Journal of Educational Administration, 35(3): 195-209.
Farling, M.L., Stone, A.G., & Winston, B.E. (1999). “Servant Leadership: Setting
the stage for empirical research”. Journal of Leadership Studies,
6(1/2): 49-72.
Goleman, D., Boyatzis, R., & McKee, A. (2001). “Primal Leadership: The hidden
driver of great performance”. Harvard Business Review, 79(11): 42-51.
Graham, J. (1991). “Servant Leadership in Organizations: Inspirational and
moral”. Leadership Quarterly, 2(2): 105-119.
Graham, J.W. (1995). “Leadership, Moral Development, and Citizenship
Behavior”. Business Ethics Quarterly, 5(1): 43-54.
Gronn, P. (1995). “Greatness Re-visited: The current obsession with
transformational leadership”. Leading & Managing, 1(1):14-27.
24. Hicks, D.A. (2002). “Spiritual and Religious Diversity in the Workplace:
Implications for leadership”. Leadership Quarterly, 13(2): 379-396.
Hollander, E.P. (1992). “Leadership, Followership, Self and Others”. Leadership
Quarterly, 3(1):43-54.
. (1995). “Ethical Challenges in The Leader-Follower Relationship”.
Business Ethics Quarterly, 5(1): 55-65.
Howell, J.M. & Avolio, B.J. (1992). “The Ethics of Charismatic Leadership:
Submission or liberation”? Academy of Management Executive, 6(2):
43-54.
Korac-Kakabadse, N., Kouzmin, A., & Kakabadse, A. (2002). “ Spirituality and
Leadership Praxis”. Journal of Managerial Psychology, 17(3): 165-182.
Petrick, J.A. & Quinn, J.F. (2001). “The Challenge of Leadership Accountability for
Integrity Capacity as A Strategic Asset”. Journal of Business Ethics,
34(3/4): 331-343.
Pillai, R., Schriesheim, C.A., & William, E.S. (1999). “Fairness Perceptions and
Study”. Journal of Management, 25(6): 897-933.
Podsakoff, P.M., MacKenzie, S.B., Moorman, R.H., & Fetter, R. (1990).
“Transformational Leaders Behaviors and Their Effects on Followers’ Trust
in Leader, Satisfaction, and Organizational Citizenship Behaviors”.
Leadership Quarterly, 1(2): 107-142.
Podsakoff, P.M., MacKenzie, S.B., Ahearne, M., & Bommer, W.H. (1995).
“Searching for A Needle in A Haystack: Trying to identify the illusive
25. moderators of leadership behaviors”. Journal of Management,
21(3):423-470.
Podsakoff, P.M., MacKenzie, S.B., & Bommer, W.H. (1996). “Transformational
Leader Behaviors and Substitutes for Leadership as Determinants of
Employee Satisfaction, Commitment, Trust, and Organizational Citizenship
Behaviors”. Journal of Management, 22(2): 259-298.
Pollard, C.W. (1997). “The Leaders Who Serves”. Strategy and Leadership.
25(5): 49-51.
Price, T.L. (2003). “The Ethics of Authentic Transformational Leadership”.
Leadership Quarterly, 14(1): 67-81.
Russell, R.F. (2001). “The Role of Values in Servant Leadership”. Leadership &
Organization Development Journal, 22(2): 76-83.
Sendjaya, S. & Sarros, J.C. (2002). “Servant Leadership: Its origin, development,
and applications in organizations”. Journal of Leadership and
Organizational Studies, 9(2):57-64.
Sendjaya, S. (2002). Toward a Morally Attractive Leadership Theory: The
ethical side of transformational leaders. Paper presented at the 16
th
Australia and New Zealand Academy of Management (ANZAM)
Conference, Beechworth, Vic, 4-7 Dec. 2002.
Senge, P.M. (1990). “The Leaders New Work: Building learning organizations”.
Sloan Management Review, 32(1):7-24.
26. Sosik, J.J. & Dworakicsky, A.C. (1998). “Self-concept Based Aspect on The
Charismatic Leader: More than meets the eye”. Leadership Quarterly,
9(4): 503-526.
Turner, N., Baling, J., Epitropaki, O., Butcher, V., & Milner, C. (2002).
“Transformational Leadership and Moral Reasoning”. Journal of Applied
Psychology, 87(2), 304-311.
Yukl, G. (1989). “Managerial Leadership: A review of theory and research”.
Journal of Management, 15(2): 251-289.
. (1999). “An Evaluation of Conceptual Weaknesses in Transformational
and Charismatic Leadership Theories”. Leadership Quarterly, 10(2):
285-305.