SlideShare una empresa de Scribd logo
1 de 4
PEMBAHASAN


                                 PENGANTAR
         I.     ASAS
Asas hukum adalah asas yang menjadi dasar pembentukan kaidah-kaidah hukum,
termasuk didalamnya hukum tata pemerintahan. Kaidah atau norma adalah
ketentuan-ketentuan tentang bagaimana seharusnya manusia beringkah laku
dengan pergaulan hidupnya dengan manusia lainnya. Dengan kata lain bagaimana
manusia bertingkah laku dengan hubungan hukum yang diciptakannya itu.


   A. ASAS LEGALITAS
           Asas Legalitas dalam Hukum Acara Pidana adalah hal yang berbeda
dengan Asas Legalitas dalam KUHP. Dalam KUHP Asas legalitas adalah asas yang
manyatakan bahwa tidak ada satu perbuatan pun yang dapat dihukum tanpa adanya
aturan yang mengatur sebelumnya. Namun dalam Hukum Acara Pidana asas
legalitas dimaknai sebagai asas yang menyatakan bahwa setiap Penuntut Umum
wajib menuntut setiap perkara. Artinya, legalitas yang dimaksudkan dalam hal ini
adalah bahwa setiap perkara hanya dapat diproses di pengadilan setelah ada
tuntutan dan gugatan terhadapnya. Sedangkan Asas Oportunitas adalah asas yang
menyatakan bahwa Penuntut Umum memiliki hak untuk menuntut atau tidak
menuntut sebuah perkara.

Kedua asas ini pada dasarnya bukanlah hal yang kontradiksi, karena Asas Legalitas
berkenaan dengan Perkara yang akan diproses di pengadilan (lagalitas terhadap
perkaranya) sedangkan asas oportunitas berkenaan dengan hak penuntut umum.
Apabila Penuntut Umum menggunakan haknya untuk menuntut di pengadilan maka
perkara tersebut mendapatkan legalitasnya untuk dip roses di pengadilan.


Asas legalitas merupakan asas yang digunakan untuk menentukan suatu
perbuatan termasuk dalam kategori perbuatan pidana yang merupakan terjemahan
dari principle of legality. Ruba`i (2001) mengemukakan bahwa Von Feuerbach
(1775-1833) murumuskan asas tersebut didalam bahasa latin yang sampai saat ini
merupakan istilah yang seringkali digunakan oleh para pakar sebagai “Nullum
delictum nullapoena sina praevia lege” yang artinya “Tidak ada tindak pidana,
tidak ada pidana tanpa peraturan terlebih dahulu”.
Asas legalitas ini merupakan perlindungan kepada perorangan terhadap
kesewenang-wenangan yang mungkin dilakukan penguasa terhadap rakyatnya.
Oleh karena itu, asas legalitas merupakan asas yang esensiel di dalam penerapan
hukum pidana. Pasal 1 ayat (1) KUHP mencantumkan asas legalitas ini sebagai
berikut :
“Tiada suatu perbuatan dapat dipidana kecuali atas ketentuan-ketentuan pidana
dalam perundang-undangan yang telah ada sebelum perbuatan dilakukan”.

    Dari rumusan tersebut, dapat diartikan bahwa suatu perbuatan baru dapat
dipidana jika :
         1. Ada ketentuan pidana tentang perbuatan tersebut yang dirumuskan
dalam Undang-Undang atau tertulis sebagaimana disebutkan dalam kalimat “atas
ketentuan-ketentuan pidana dalam perundang-undangan”.
         2. Dilakukan setelah ada rumusannya didalam peraturan perundang-
undangan sebagaimana tercantum dalam kalimat “ketentuan perundang-undangan
sudah ada sebelum perbuatan dilakukan”. Dengan perkataan lain ketentuan pidana
tidak berlaku surut (retro aktif).
Perkecualian terhadap larangan retro aktif atau berlaku surut ini dimungkinkan oleh
pasal 1 ayat (2) KUHP yang berbunyi :
“Apabila ada perubahan perundang-undangan sesudah perbuatan terjadi, maka
haruslah dipakai ketentuan teringan bagi terdakwa”.
Dari ketentuan pasal 1 ayat (2) tersebut, Ruba`i (2001) mengartikan bahwa larangan
berlaku surut dapat disimpangi bila :
        1. Sesudah terdakwa melakukan tindak pidana ada perubahan dalam
perundang-undangan.
        2. Peraturan yang baru lebih meringankan terdakwa.
Sumber :
Anny Isfandyarie dan Fachrizal Afandi, 2006, Tanggung Jawab Hukum dan Sanksi
bagi Dokter, Buku ku II, Prestasi Pustaka Publisher, h.59-61


. B. ASAS OPORTUNITAS

            Sesungguhnya makna harfiah tentang asas oportunitas adalah
menguntungkan atau kesempatan untuk mempergunakan manfaat yang baik guna
kepentingan masyarakat dalam kehidupan hukum. Berbicara masalah kepentingan
umum didalam hukum Islam sangat memperhatikan tentang kemaslahatan dan
keadilan terutama berkenaan dengan pengambilan keputusan hukum demi
kepentingan umum. Karena sebenarnya hukum Islam tidak lain kecuali hanya demi
kepentigan bersama. Penelitian ini merupakan penelitian hukum normatif yang
bersifat deskriptif analisis.

Tekhnik pengumpulan data adalah studi kepustakaan, yaitu pengumpulan data yang
ada hubungannya dengan masalah yang diteliti. Selanjutnya data yang diperoleh
kemudian dipelajari, diklasifikasikan dengan menggunakan kerangka metodologi
yang dianalisis lebih lanjut sesuai dengan tujuan dan permasalahan penelitian. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa pengaturan asas oportunitas dalam KUHAP antara
lain: asas oportunitas diatur dalam Pasal 35c Undang-Undang No.16 Tahun 2004
tentang Kejaksaan Republik Indonesia dengan tegas menyatakan asas oportunitas
itu dianut di Indonesia. Pasal itu berbunyi sebagai berikut: quot;Jaksa Agung dapat
menyampingkan perkara berdasarkan kepentingan umum quot;. Searah dengan
hukum Islam yang sangat memperhatikan tentang kemaslahatan dan keadilan
terutama berkenaan dengan pengambilan keputusan hukum demi kepentingan
umum dengan kaidah-kaidah hukum tertentu yang mengacu pada tujuan hukum
Islam tidak lain kecuali hanya demi kepentigan bersama.



   C. ASAS ADAPTASI

         Asas ini menghendaki pejabat pemerintah didalam mengambil keputusasn
selalu diberi kesempatan untuk mengadakan perubahan guna penyesuaian dengan
keadaan.

Penerapan asas ini dapat dilihat pada kalimat dalam suatu keputusan pemerintah
didalam berbagai bentuknya yang menunjuk pada klausul yang berbunyi :

"Jika ternyata terdapat kekeliruan dalam keputusan ini maka akan ditinjau kembali"

Dengan kalimat ini memungkinkan suatu keputusan dapat diubah jika keadaan
menghendakinya.



   D. ASAS KONTINUITAS

      Asas ini menjamin keberlangsungan berlakunya sesuatu keputusan, walaupun
pejabat yang menandatangani berganti. Berhubungan karena itu setiap keputusan
pemerintah apapun bentuknya penandatanganan selalu menunjuk jabatan dari
pejabat yang menandatanganinya, apalagi jabatan itu sendiri bukan saja sebagai
subjek hukum dalam lapangan hukum tata pemerintahan tetapi karena sifatnya ia
dikatakan”duurzam” tetap tidak berubah.



   E. ASAS PRIORITAS

Asas ini memberikan perlindungan dan mengutamakan kepada kepentingan umum.
Artinya jabatan aparatur pemerintah didalam mengambil tindakan haruslah selalu
mendahulukan kepentingan umum daripada kepentingan perseorangan.

Contoh DPR dalam sidang anggaran semua itu harus berorientasi atau berpedoman
dapa kepentingan masyarakat, seperti pembangunan, infrastrktur dll.
Makalah hukum tata pemerintahan

Más contenido relacionado

La actualidad más candente

2 kepentingandanasashkacpid
2 kepentingandanasashkacpid2 kepentingandanasashkacpid
2 kepentingandanasashkacpid
Ronalto_Tan
 
Sosiologi hukum
Sosiologi hukumSosiologi hukum
Sosiologi hukum
Meehawk
 
Anatomi kontrak
Anatomi kontrakAnatomi kontrak
Anatomi kontrak
DIAN EKA PERMATASARI
 
Filsafat dan Agama (Persamaan dan Perbedaannya)
Filsafat dan Agama (Persamaan dan Perbedaannya)Filsafat dan Agama (Persamaan dan Perbedaannya)
Filsafat dan Agama (Persamaan dan Perbedaannya)
Ria Widia
 

La actualidad más candente (20)

Hukum pidana khusus - Definisi, ruang lingkup, dan posisi hukum pidana khusus...
Hukum pidana khusus - Definisi, ruang lingkup, dan posisi hukum pidana khusus...Hukum pidana khusus - Definisi, ruang lingkup, dan posisi hukum pidana khusus...
Hukum pidana khusus - Definisi, ruang lingkup, dan posisi hukum pidana khusus...
 
P. 2 sejarah viktimologi..
P. 2 sejarah viktimologi..P. 2 sejarah viktimologi..
P. 2 sejarah viktimologi..
 
Perbandingan Hukum Pidana
Perbandingan Hukum PidanaPerbandingan Hukum Pidana
Perbandingan Hukum Pidana
 
2 kepentingandanasashkacpid
2 kepentingandanasashkacpid2 kepentingandanasashkacpid
2 kepentingandanasashkacpid
 
SOCIOLOGICAL JURISPRUDENCE
SOCIOLOGICAL JURISPRUDENCESOCIOLOGICAL JURISPRUDENCE
SOCIOLOGICAL JURISPRUDENCE
 
Makalah sosiologi hukum vika
Makalah sosiologi hukum vikaMakalah sosiologi hukum vika
Makalah sosiologi hukum vika
 
Kriminologi
KriminologiKriminologi
Kriminologi
 
Hak Asasi Manusia (HAM) dan Rule Of Law
Hak Asasi Manusia (HAM) dan Rule Of LawHak Asasi Manusia (HAM) dan Rule Of Law
Hak Asasi Manusia (HAM) dan Rule Of Law
 
hukum Adat
hukum Adathukum Adat
hukum Adat
 
Sosiologi hukum s-1
Sosiologi hukum s-1Sosiologi hukum s-1
Sosiologi hukum s-1
 
Makalah teori kejahatan
Makalah teori kejahatanMakalah teori kejahatan
Makalah teori kejahatan
 
Sosiologi hukum
Sosiologi hukumSosiologi hukum
Sosiologi hukum
 
Hukum pidana
Hukum pidanaHukum pidana
Hukum pidana
 
Perbarengan Tindak Pidana
Perbarengan Tindak PidanaPerbarengan Tindak Pidana
Perbarengan Tindak Pidana
 
Anatomi kontrak
Anatomi kontrakAnatomi kontrak
Anatomi kontrak
 
Filsafat dan Agama (Persamaan dan Perbedaannya)
Filsafat dan Agama (Persamaan dan Perbedaannya)Filsafat dan Agama (Persamaan dan Perbedaannya)
Filsafat dan Agama (Persamaan dan Perbedaannya)
 
Politik Hukum - Pertemuan Pertama - 1. politik hukum suatu pengantar
Politik Hukum - Pertemuan Pertama - 1. politik hukum suatu pengantarPolitik Hukum - Pertemuan Pertama - 1. politik hukum suatu pengantar
Politik Hukum - Pertemuan Pertama - 1. politik hukum suatu pengantar
 
Hukum acara perdata - Asas-asas hukum acara perdata (Idik Saeful Bahri)
Hukum acara perdata - Asas-asas hukum acara perdata (Idik Saeful Bahri)Hukum acara perdata - Asas-asas hukum acara perdata (Idik Saeful Bahri)
Hukum acara perdata - Asas-asas hukum acara perdata (Idik Saeful Bahri)
 
Aliran yg menghubungkan uu,hakim,hukum
Aliran yg menghubungkan uu,hakim,hukumAliran yg menghubungkan uu,hakim,hukum
Aliran yg menghubungkan uu,hakim,hukum
 
Soal dan Jawaban Hukum lingkungan
Soal dan Jawaban Hukum lingkungan Soal dan Jawaban Hukum lingkungan
Soal dan Jawaban Hukum lingkungan
 

Destacado

Resume Hukum Tata Negara
Resume Hukum Tata NegaraResume Hukum Tata Negara
Resume Hukum Tata Negara
Ica Diennissa
 
Definisi dan ruang lingkup ilmu pemerintahan
Definisi dan ruang lingkup ilmu pemerintahanDefinisi dan ruang lingkup ilmu pemerintahan
Definisi dan ruang lingkup ilmu pemerintahan
Nina Muhaemin
 
Pengantar ilmu hukum_tata_negara.pdf
Pengantar ilmu hukum_tata_negara.pdfPengantar ilmu hukum_tata_negara.pdf
Pengantar ilmu hukum_tata_negara.pdf
jampanx
 
Power Point Skripsi Syahripel
Power Point Skripsi SyahripelPower Point Skripsi Syahripel
Power Point Skripsi Syahripel
Syahripel Syahfez
 
Hakekat dan konsep perspektif global
Hakekat dan konsep perspektif globalHakekat dan konsep perspektif global
Hakekat dan konsep perspektif global
Deny Mustikasari
 

Destacado (20)

Makalah hukum tata negara
Makalah hukum tata negaraMakalah hukum tata negara
Makalah hukum tata negara
 
Resume Hukum Tata Negara
Resume Hukum Tata NegaraResume Hukum Tata Negara
Resume Hukum Tata Negara
 
Makalah hukum tata negara
Makalah hukum tata negaraMakalah hukum tata negara
Makalah hukum tata negara
 
Definisi dan ruang lingkup ilmu pemerintahan
Definisi dan ruang lingkup ilmu pemerintahanDefinisi dan ruang lingkup ilmu pemerintahan
Definisi dan ruang lingkup ilmu pemerintahan
 
Hukum tata negara
Hukum tata negaraHukum tata negara
Hukum tata negara
 
Makalah kedudukan dan fungsi hukum
Makalah kedudukan dan fungsi hukumMakalah kedudukan dan fungsi hukum
Makalah kedudukan dan fungsi hukum
 
Pengantar ilmu hukum_tata_negara.pdf
Pengantar ilmu hukum_tata_negara.pdfPengantar ilmu hukum_tata_negara.pdf
Pengantar ilmu hukum_tata_negara.pdf
 
Makalah hukum agraria di indonesia
Makalah hukum agraria di indonesiaMakalah hukum agraria di indonesia
Makalah hukum agraria di indonesia
 
Power Point Skripsi Syahripel
Power Point Skripsi SyahripelPower Point Skripsi Syahripel
Power Point Skripsi Syahripel
 
No.12 masudin 04_08
No.12 masudin 04_08No.12 masudin 04_08
No.12 masudin 04_08
 
Logika
LogikaLogika
Logika
 
Logika
LogikaLogika
Logika
 
Makalah ilmu logika
Makalah ilmu logikaMakalah ilmu logika
Makalah ilmu logika
 
Logika pendahuluan
Logika pendahuluanLogika pendahuluan
Logika pendahuluan
 
SEJARAH LOGIKA
SEJARAH LOGIKASEJARAH LOGIKA
SEJARAH LOGIKA
 
Makalah logika (1)
Makalah logika (1)Makalah logika (1)
Makalah logika (1)
 
Hakekat dan konsep perspektif global
Hakekat dan konsep perspektif globalHakekat dan konsep perspektif global
Hakekat dan konsep perspektif global
 
Bab i. dasar dasar logika
Bab i. dasar dasar logikaBab i. dasar dasar logika
Bab i. dasar dasar logika
 
02.logika
02.logika02.logika
02.logika
 
Makalah Filsafat Ilmu dan Logika - Manusia menurut Ahli Filsafat
Makalah Filsafat Ilmu dan Logika - Manusia menurut Ahli FilsafatMakalah Filsafat Ilmu dan Logika - Manusia menurut Ahli Filsafat
Makalah Filsafat Ilmu dan Logika - Manusia menurut Ahli Filsafat
 

Similar a Makalah hukum tata pemerintahan

Legalitas-perekonomian indonesia
Legalitas-perekonomian indonesiaLegalitas-perekonomian indonesia
Legalitas-perekonomian indonesia
Mas Mito
 
Sistem hukum 1
Sistem hukum 1Sistem hukum 1
Sistem hukum 1
Riya Zayn
 
Asas asas Hukum Pidana & Pengertian Perbuatan Pidana menurut Para Ahli
Asas asas Hukum Pidana & Pengertian Perbuatan Pidana menurut Para AhliAsas asas Hukum Pidana & Pengertian Perbuatan Pidana menurut Para Ahli
Asas asas Hukum Pidana & Pengertian Perbuatan Pidana menurut Para Ahli
Ica Diennissa
 
Tugas merangkum ilmu hukum
Tugas merangkum ilmu hukumTugas merangkum ilmu hukum
Tugas merangkum ilmu hukum
Andrew Hutabarat
 
Perlindungan hukum
Perlindungan hukumPerlindungan hukum
Perlindungan hukum
iwan Alit
 
Penjelasan kitab undang undang hukum acara pidana
Penjelasan kitab undang undang hukum acara pidanaPenjelasan kitab undang undang hukum acara pidana
Penjelasan kitab undang undang hukum acara pidana
Sei Enim
 
Bab ii-karakteristik
Bab ii-karakteristikBab ii-karakteristik
Bab ii-karakteristik
Umar Al Faruq
 
Penerapan asas asas hukum acara peradilan dalam pengujian peraturan perundang...
Penerapan asas asas hukum acara peradilan dalam pengujian peraturan perundang...Penerapan asas asas hukum acara peradilan dalam pengujian peraturan perundang...
Penerapan asas asas hukum acara peradilan dalam pengujian peraturan perundang...
Shalahuddin Al Ayoubi
 
Pengertian dan penggolongan
Pengertian dan penggolonganPengertian dan penggolongan
Pengertian dan penggolongan
wnanang28
 

Similar a Makalah hukum tata pemerintahan (20)

XII. Asas Hukum.pptx
XII. Asas Hukum.pptxXII. Asas Hukum.pptx
XII. Asas Hukum.pptx
 
Asas Legalitas dan Retroaktif dalam HPI
Asas Legalitas dan Retroaktif dalam HPIAsas Legalitas dan Retroaktif dalam HPI
Asas Legalitas dan Retroaktif dalam HPI
 
Legalitas-perekonomian indonesia
Legalitas-perekonomian indonesiaLegalitas-perekonomian indonesia
Legalitas-perekonomian indonesia
 
Sistem hukum 1
Sistem hukum 1Sistem hukum 1
Sistem hukum 1
 
Asas asas Hukum Pidana & Pengertian Perbuatan Pidana menurut Para Ahli
Asas asas Hukum Pidana & Pengertian Perbuatan Pidana menurut Para AhliAsas asas Hukum Pidana & Pengertian Perbuatan Pidana menurut Para Ahli
Asas asas Hukum Pidana & Pengertian Perbuatan Pidana menurut Para Ahli
 
Tugas merangkum ilmu hukum
Tugas merangkum ilmu hukumTugas merangkum ilmu hukum
Tugas merangkum ilmu hukum
 
Hukum bab 5 kelas x
Hukum bab 5 kelas xHukum bab 5 kelas x
Hukum bab 5 kelas x
 
Uu 04 2004 Pjls
Uu 04 2004 PjlsUu 04 2004 Pjls
Uu 04 2004 Pjls
 
Perlindungan hukum
Perlindungan hukumPerlindungan hukum
Perlindungan hukum
 
Nur Sania Dasopang
Nur Sania DasopangNur Sania Dasopang
Nur Sania Dasopang
 
2. POWER POINT PHI (1).ppt
2. POWER POINT PHI (1).ppt2. POWER POINT PHI (1).ppt
2. POWER POINT PHI (1).ppt
 
Penjelasan kitab undang undang hukum acara pidana
Penjelasan kitab undang undang hukum acara pidanaPenjelasan kitab undang undang hukum acara pidana
Penjelasan kitab undang undang hukum acara pidana
 
Bab ii-karakteristik
Bab ii-karakteristikBab ii-karakteristik
Bab ii-karakteristik
 
Penerapan asas asas hukum acara peradilan dalam pengujian peraturan perundang...
Penerapan asas asas hukum acara peradilan dalam pengujian peraturan perundang...Penerapan asas asas hukum acara peradilan dalam pengujian peraturan perundang...
Penerapan asas asas hukum acara peradilan dalam pengujian peraturan perundang...
 
XIII. Penemuan dan Pembentukan Hukum.pptx
XIII. Penemuan dan Pembentukan Hukum.pptxXIII. Penemuan dan Pembentukan Hukum.pptx
XIII. Penemuan dan Pembentukan Hukum.pptx
 
A
AA
A
 
Materi_1_hakikat_perlindungan_dan_penega.ppt
Materi_1_hakikat_perlindungan_dan_penega.pptMateri_1_hakikat_perlindungan_dan_penega.ppt
Materi_1_hakikat_perlindungan_dan_penega.ppt
 
Pengantar ilmu hukum
Pengantar ilmu hukumPengantar ilmu hukum
Pengantar ilmu hukum
 
Pengertian dan penggolongan
Pengertian dan penggolonganPengertian dan penggolongan
Pengertian dan penggolongan
 
Pengertian sistem hukum
Pengertian sistem hukumPengertian sistem hukum
Pengertian sistem hukum
 

Makalah hukum tata pemerintahan

  • 1. PEMBAHASAN PENGANTAR I. ASAS Asas hukum adalah asas yang menjadi dasar pembentukan kaidah-kaidah hukum, termasuk didalamnya hukum tata pemerintahan. Kaidah atau norma adalah ketentuan-ketentuan tentang bagaimana seharusnya manusia beringkah laku dengan pergaulan hidupnya dengan manusia lainnya. Dengan kata lain bagaimana manusia bertingkah laku dengan hubungan hukum yang diciptakannya itu. A. ASAS LEGALITAS Asas Legalitas dalam Hukum Acara Pidana adalah hal yang berbeda dengan Asas Legalitas dalam KUHP. Dalam KUHP Asas legalitas adalah asas yang manyatakan bahwa tidak ada satu perbuatan pun yang dapat dihukum tanpa adanya aturan yang mengatur sebelumnya. Namun dalam Hukum Acara Pidana asas legalitas dimaknai sebagai asas yang menyatakan bahwa setiap Penuntut Umum wajib menuntut setiap perkara. Artinya, legalitas yang dimaksudkan dalam hal ini adalah bahwa setiap perkara hanya dapat diproses di pengadilan setelah ada tuntutan dan gugatan terhadapnya. Sedangkan Asas Oportunitas adalah asas yang menyatakan bahwa Penuntut Umum memiliki hak untuk menuntut atau tidak menuntut sebuah perkara. Kedua asas ini pada dasarnya bukanlah hal yang kontradiksi, karena Asas Legalitas berkenaan dengan Perkara yang akan diproses di pengadilan (lagalitas terhadap perkaranya) sedangkan asas oportunitas berkenaan dengan hak penuntut umum. Apabila Penuntut Umum menggunakan haknya untuk menuntut di pengadilan maka perkara tersebut mendapatkan legalitasnya untuk dip roses di pengadilan. Asas legalitas merupakan asas yang digunakan untuk menentukan suatu perbuatan termasuk dalam kategori perbuatan pidana yang merupakan terjemahan dari principle of legality. Ruba`i (2001) mengemukakan bahwa Von Feuerbach (1775-1833) murumuskan asas tersebut didalam bahasa latin yang sampai saat ini merupakan istilah yang seringkali digunakan oleh para pakar sebagai “Nullum delictum nullapoena sina praevia lege” yang artinya “Tidak ada tindak pidana, tidak ada pidana tanpa peraturan terlebih dahulu”. Asas legalitas ini merupakan perlindungan kepada perorangan terhadap kesewenang-wenangan yang mungkin dilakukan penguasa terhadap rakyatnya. Oleh karena itu, asas legalitas merupakan asas yang esensiel di dalam penerapan hukum pidana. Pasal 1 ayat (1) KUHP mencantumkan asas legalitas ini sebagai berikut :
  • 2. “Tiada suatu perbuatan dapat dipidana kecuali atas ketentuan-ketentuan pidana dalam perundang-undangan yang telah ada sebelum perbuatan dilakukan”. Dari rumusan tersebut, dapat diartikan bahwa suatu perbuatan baru dapat dipidana jika : 1. Ada ketentuan pidana tentang perbuatan tersebut yang dirumuskan dalam Undang-Undang atau tertulis sebagaimana disebutkan dalam kalimat “atas ketentuan-ketentuan pidana dalam perundang-undangan”. 2. Dilakukan setelah ada rumusannya didalam peraturan perundang- undangan sebagaimana tercantum dalam kalimat “ketentuan perundang-undangan sudah ada sebelum perbuatan dilakukan”. Dengan perkataan lain ketentuan pidana tidak berlaku surut (retro aktif). Perkecualian terhadap larangan retro aktif atau berlaku surut ini dimungkinkan oleh pasal 1 ayat (2) KUHP yang berbunyi : “Apabila ada perubahan perundang-undangan sesudah perbuatan terjadi, maka haruslah dipakai ketentuan teringan bagi terdakwa”. Dari ketentuan pasal 1 ayat (2) tersebut, Ruba`i (2001) mengartikan bahwa larangan berlaku surut dapat disimpangi bila : 1. Sesudah terdakwa melakukan tindak pidana ada perubahan dalam perundang-undangan. 2. Peraturan yang baru lebih meringankan terdakwa. Sumber : Anny Isfandyarie dan Fachrizal Afandi, 2006, Tanggung Jawab Hukum dan Sanksi bagi Dokter, Buku ku II, Prestasi Pustaka Publisher, h.59-61 . B. ASAS OPORTUNITAS Sesungguhnya makna harfiah tentang asas oportunitas adalah menguntungkan atau kesempatan untuk mempergunakan manfaat yang baik guna kepentingan masyarakat dalam kehidupan hukum. Berbicara masalah kepentingan umum didalam hukum Islam sangat memperhatikan tentang kemaslahatan dan keadilan terutama berkenaan dengan pengambilan keputusan hukum demi kepentingan umum. Karena sebenarnya hukum Islam tidak lain kecuali hanya demi kepentigan bersama. Penelitian ini merupakan penelitian hukum normatif yang bersifat deskriptif analisis. Tekhnik pengumpulan data adalah studi kepustakaan, yaitu pengumpulan data yang ada hubungannya dengan masalah yang diteliti. Selanjutnya data yang diperoleh kemudian dipelajari, diklasifikasikan dengan menggunakan kerangka metodologi yang dianalisis lebih lanjut sesuai dengan tujuan dan permasalahan penelitian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengaturan asas oportunitas dalam KUHAP antara lain: asas oportunitas diatur dalam Pasal 35c Undang-Undang No.16 Tahun 2004 tentang Kejaksaan Republik Indonesia dengan tegas menyatakan asas oportunitas
  • 3. itu dianut di Indonesia. Pasal itu berbunyi sebagai berikut: quot;Jaksa Agung dapat menyampingkan perkara berdasarkan kepentingan umum quot;. Searah dengan hukum Islam yang sangat memperhatikan tentang kemaslahatan dan keadilan terutama berkenaan dengan pengambilan keputusan hukum demi kepentingan umum dengan kaidah-kaidah hukum tertentu yang mengacu pada tujuan hukum Islam tidak lain kecuali hanya demi kepentigan bersama. C. ASAS ADAPTASI Asas ini menghendaki pejabat pemerintah didalam mengambil keputusasn selalu diberi kesempatan untuk mengadakan perubahan guna penyesuaian dengan keadaan. Penerapan asas ini dapat dilihat pada kalimat dalam suatu keputusan pemerintah didalam berbagai bentuknya yang menunjuk pada klausul yang berbunyi : "Jika ternyata terdapat kekeliruan dalam keputusan ini maka akan ditinjau kembali" Dengan kalimat ini memungkinkan suatu keputusan dapat diubah jika keadaan menghendakinya. D. ASAS KONTINUITAS Asas ini menjamin keberlangsungan berlakunya sesuatu keputusan, walaupun pejabat yang menandatangani berganti. Berhubungan karena itu setiap keputusan pemerintah apapun bentuknya penandatanganan selalu menunjuk jabatan dari pejabat yang menandatanganinya, apalagi jabatan itu sendiri bukan saja sebagai subjek hukum dalam lapangan hukum tata pemerintahan tetapi karena sifatnya ia dikatakan”duurzam” tetap tidak berubah. E. ASAS PRIORITAS Asas ini memberikan perlindungan dan mengutamakan kepada kepentingan umum. Artinya jabatan aparatur pemerintah didalam mengambil tindakan haruslah selalu mendahulukan kepentingan umum daripada kepentingan perseorangan. Contoh DPR dalam sidang anggaran semua itu harus berorientasi atau berpedoman dapa kepentingan masyarakat, seperti pembangunan, infrastrktur dll.