SlideShare una empresa de Scribd logo
1 de 57
Audit Laporan Keuangan
  dan Tanggungjawab
         Audit



               Mengapa Lap Keu perlu diaudit
Menyajikan informasi
    Lap Keu                                    yang berguna untuk
Hasil akhir dari proses                           pengambilan
 akuntansi (Neraca,                              keputusan oleh
 R/L, dal Aliran Kas                             berbagai pihak


                      Dengan diaudit lap keu
                        dapat berguna dan
                      meningkatkan keyakinan
                       para pemakai lap keu



  Lap keu yang berguna                     Lap keu yang berkualitas
bagi pengambil keputusan

                                       Lap keu yang memenuhi kriteria :
                                       1.Relevani (Keberpautan)
                                       2.Realibilitas (Keterandalan)
1. Bila lap keu punya nilai prediktif
  Relevansi               (prediktive value)
                       2. Bila lap keu mempunyai nilai
                          balikan (feetback value) dan
                       3. Bila lap keu disajikan tepat waktu

                       1. Keterujian (verifiability)
  Reliability          2. Kenetralan (Neutrality)
                       3. Ketepatan penyimpulan
                          (refresentation faithfullness)



Para pemakai laporan dengan melihat laporan auditor
independen dapat memastikan bahwa lap keu yang diaudit
telah memenuhi kedua kriteria tsb (relevansi dan reliability)
sehingga pemakai lap keu lebih yakin terhadap kualitas lap
keu yang telah di audit.
Ada empat alasan yang dapat menjawab
pertanyaan mengapa audit atas laporan
keuangan diperlukan

            Perbedaan kepentingan

            Konsekuensi

            Kompleksitas

            Keterbatasan akses
1.Perbedaan
kepentingan
                         Manajemen sebagai pembuat dan penyaji
                         laporan keuangan
                         Manajemen mempunyai kepentingan untuk
                         mempertahankan jabatannya, manajemen akan
                         berusaha agar laporan keuangan perusahaan
                         yang dipimpinnya memperlihatkan kinerja yang
                         baik
                         Misalnya mengubah metode perlakuan akuntansi
                         sehingga laba menjadi lebih besar
Ada perbedaan
kepentingan yang dapat
menimbulkan konflik
                         Para pemakai laporan keuangan
                         Pemegang saham lebih senang kebijakan
                         dividen yang liberal yang memberi dividen lebih
                         besar
2. Konsekuensi



     Investor, kreditor, dan para pembuat keputusan ekonomi lainnya
     sangat mengandalkan laporan keuangan yang dipublikasikan.

     Mereka menginginkan agar laporan keuangan berisi sebanyak
     mungkin informasi yang relevan untuk pengambilan keputusan.

     Mereka menginginkan adanya pengungkapan (disclo­sure) yang
     memadai.

     Para pemakai laporan keuangan mengandalkan auditor independen
     untuk memastikan bahwa laporan keuangan disusun sesuai prinsip
     akuntansi yang berterima umum dan berisi pengungkapan yang
     diperlukan bagi para pemakai yang berpengetahuan dan mengerti
     tentang laporan keuangan
3. Kompleksitas



     Dunia bisnis yang selalu berkembang pesat mengakibatkan
     permasalahan akuntansi dan proses penyajian laporan keuangan
     semakin kompleks.

     Peningkatan kompleksitas ini mengakibatkan semakin tingginya
     risiko kesalahan interpretasi dan penyajian laporan keuangan.

     Hal ini menyulitkan para pemakai laporan keuangan dalam
     mengevaluasi kualitas laporan keuangan.

     Oleh karena itu, mereka mengandalkan laporan auditor independen
     atas laporan keuangan auditan untuk memastikan kualitas laporan
     keuangan yang bersangkutan.
4. Keterbatasan Akses
(Remoteness)


       Ada jarak antara pemakai dengan aktivitas perusahaan yang
       mengeluarkan laporan keuangan.

       Jika para pemakai ingin mengakses data secara langsung, maka
       mereka akan menghadapi kendala waktu, biaya, ketelitian, dan
       tenaga.

       Oleh karena itu, mereka mempercayakan pemeriksaan kepada
       pihak ketiga yaitu auditor independen

Empat kondisi (alasan) di atas secara bersama-sama membentuk adanya
 Empat kondisi (alasan) di atas secara bersama-sama membentuk adanya
risiko informasi (information risk), yaitu risiko bahwa laporan keuangan
 risiko informasi (information risk), yaitu risiko bahwa laporan keuangan
mungkin tidak benar, tidak lengkap, atau bias. Oleh karena itu, dapat
 mungkin tidak benar, tidak lengkap, atau bias. Oleh karena itu, dapat
dikatakan bahwa audit laporan keuangan dapat meningkatkan kredibilitas
 dikatakan bahwa audit laporan keuangan dapat meningkatkan kredibilitas
laporan keuangan dengan cara menekan risiko informasi
 laporan keuangan dengan cara menekan risiko informasi
Menurut Sofyan Safri Harahap kebutuhan permintaan jasa audit lebih
banyak karena terpaksa antara lain seperti:

1.Ketentuan bank dalam pemberian kredit
2.Ketentuan Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan
(BAPEPAM-
LK) bagi perusahaan yang go public
3.Ketentuan tender, penawaran, pendaftaran rekanan
4.Keadaan terpaksa karena terjadinya kecurangan
5.Ketentuan organisasi yang diatur dalam anggaran dasar.




                                                  Manfaat ekonomi audit
MANFAAT EKONOMIS AUDIT
MANFAAT EKONOMIS AUDIT




      1. Meningkatkan kredibilitas perusahaan
      2. Meningkatkan efisiensi dan kejujuran
      3. Meningkatkan efisiensi operasional perusahaan
      4. Mendorong efisiensi pasar modal
1. Meningkatkan kredibilitas perusahaan
   Sumbangan auditor adalah memberikan keterpercayaan terhadap
   laporan keuangan atau menjadikan laporan keuangan lebih handal
   sehingga dapat digunakan untuk pengambilan keputusan.

   laporan keuangan perusahaan itu akan lebih dipercaya oleh para
   pemakai laporan keuangan dari pada laporan keuangan yang tidak
   diaudit




         Kredibilitas perusahaan di mata pemakai laporan keuangan
         akan meningkat.
         Dengan demikian, para pemakai, terutama para investor dan
         kreditor, akan memandang bahwa risiko investasi atas
         perusahaan tersebut relatif rendah daripada perusahaan yang
         laporan keuangannya tidak diaudit
2. Meningkatkan efisiensi dan kejujuran
3. Meningkatkan efisiensi operasional perusahaan

   Audit laporan keuangan yang dilakukan secara berfrekuensi
   teratur akan membawa dampak positif bagi efisiensi dan
   kejujuran karyawan. Bila karyawan mengetahui bahwa audit
   independen akan dilakukan, maka ia akan berusaha
   menekan sekecil mungkin kesalahan dalam proses
   akuntansi dan mengurangi kesalahan penilaian aktiva. Di
   samping itu, auditor independen, berdasar pengujiannya,
   dapat     memberikan      rekomendasi-rekomendasi   untuk
   memperbaiki pengendalian internal dan untuk meningkatkan
   efisiensi operasional perusahaan klien
4. Meningkatkan efisiensi operasional perusahaan
   Audit vang dilakukan secara efektif akan menghasilkan
   laporan keuangan auditan yang berkualitas, relevan
   (berpaut) dan handal atau reliable.

   Dengan demikian, pasar modal, yang menggunakan
   informasi yang dihasilkan laporan keuangan sebagai sumber
   informasi utamanya, akan dapat berjalan secara efisien.

   Pasar modal yang efisien akan menghasilkan alokasi
   sumber daya yang efisien pula sehingga perekonomian
   nasional akan berjalan secara efisien.


                                          Manfaat audit dari sisi
                                              pengawasan
MANFAAT AUDIT DARI SISI PENGAWASAN


                                                 3
            1
                                         Reporting Control
   Preventive Control             Setiap kesalahan perhitungan,
 Tenaga akuntansi akan         penyajian atau pengungkapan yang
bekerja lebih berhati-hati       tidak dikoreksi dalam keuangan
 dan akurat bila mereka          akan disebutkan dalam laporan
                                 pemeriksaan. Dengan demikian
 menyadari akan diaudit
                                    pembaca laporan keuangan
                               terhindar dari informasi yang keliru
                                        atau menyesatkan

                           2
                   Detective Control
     Suatu penyimpangan atau kesalahan yang terjadi
   lazimnya akan dapat diketahui dan dikoreksi melalui
                  suatu proses audit.
KETERBATASAN AUDIT LAPORAN
       KEUANGAN
              1                                                    2
    batasan ekonomi yang                             kerangka kerja akuntansi yang
                                                 ditetapkan untuk penyusunan laporan
            wajar                                              keuangan
Biaya yang memadai (reasonable cost).
                                                 Prinsip akuntansi alternatif (alternative accounting
Pembatasan       biaya   audit    dapat
                                                 principles). PABU memang memperbolehkan
menimbulkan terbatasnya pengujian, atau
                                                 penggunaan      prinsip      akuntansi     alternatif.
penarikan sampel dari catatan akuntansi
                                                 Pengguna laporan keuangan harus mempunyai
atau data pendukung yang dilakukan
                                                 pengetahuan yang luas tentang pilihan akuntansi
secara selektif.
                                                 yang dipilih oleh perusahaan dan akibatnya
Jumlah waktu yang memadai (reasonable length     terhadap laporan keuangan.
of time). Biasanya laporan auditor banyak
perusahaan akan terbit dalam waktu tiga sampai   Estimasi akuntansi (accounting estimates).
lima minggu setelah tanggal neraca. Hambatan     Estimasi adalah bagian yang melekat dengan
waktu ini dapat mempengaruhi jumlah bukti
                                                 proses akuntansi, dan tidak seorang pun
yang diperoleh tentang peristiwa dan transaksi
setelah tanggal neraca yang berdampak pada       termasuk auditor dapat meramalkan bagaimana
laporan keuangan. Lebih lagi, hanya tersedia     hasil suatu estimasi itu. Suatu audit tidak
waktu yang demikian singkat untuk memisahkan     dapatmenambahkan ketepatan dan kepastian
ketidakpastian yang ada pada tanggal laporan     pada laporan keuangan apabila faktor- faktor
keuangan                                         tersebut tidak ada, karena hanya berupa estimasi.
PEMISAHAN TANGGUNG JAWAB MANAJEMEN DAN
AUDITOR

                   2                                    1
            Manajemen                         Auditor Independen
Manajemen bertanggung jawab atas       Auditor independen bertanggung
pembuatan     dan    isi  laporan      jawab untuk memberikan pendapat
keuangan yang dimuat dalam asersi      mengenai    kewajaran    laporan
atau pernyataan manajemen              keuangan      yang    dihasilkan
                                       manajemen

                       Manajemen                  Auditor Independen
1.Tanggungjawab    Membuat laporan keuangan    Mengaudit laporan keuangan
  utama
2.Hasil Akhir      Laporan keuangan            Laporan Auditor Independen
3.Kriteria dasar   Standar Akuntansi Keuangan Standar Auditing
  tanggung jawab
HUBUNGAN YANG HARUS DIPERTAHANKAN OLEH AUDITOR




       Manajemen
       Dewan komisaris (board of directors)
       Auditor internal
       Pemegang saham
Auditor perlu mengembangkan
              hubungan yang saling percaya
              dan saling menghargai dengan
              manajemen. Dengan demikian,
              auditor dengan mudah dapat
              memperoleh data yang diperlukan
 Manajemen
              Auditor harus menjaga hubungan
              baik dengan direktur, staf kantor,
              controller, dan personel kunci lain.
              Meskipun demikian, auditor tetap
              harus menjaga independensi dan
              obyektivitasnya
Apabila     dewan    komisaris
                         sebagian besar terdiri atas
                         direktur, atau staf manajemen
                         lain, maka hubungannya seperti
                         antara       auditor   dengan
                         manajemen.
 Dewan komisaris
                         Apabila dewan komisaris terdiri
  (board of directors)   atas beberapa anggota di luar
                         manajemen perusahaan, biasa
                         membentuk dewan komite yang
                         berperan penting pada rapat
                         umum pemegang saham untuk
                         menentukan kantor akuntan
                         publik yang dipilih
Fungsi komite audit antara lain:
  1.Membantu dewan komisaris dalam memenuhi kewajiban
dan tanggung jawabnya.
  2.Mengawasi kebijakan dan praktik akuntansi, dan
pelaporan keuangan perusahaan.
  3.Memperkuat independensi akuntan publik.
  4.Menentukan kantor akuntan publik yang ditunjuk untuk
melaksanakan audit.
  5.Mendiskusikan lingkup audit dengan auditor.
  6.Melakukan komunikasi dengan auditor mengenai
masalah-masalah       tertentu     yang berkaitan dengan
pelaksanaan audit seperti pembatasan lingkup audit
oleh manajemen.
  7.Menelaah laporan keuangan dan laporan audit bersama
auditor independen
 Auditor internal
Teori dan Konsep Dasar
Hubungan antara Konsep, Standar, dan Prosedur

                     Teori auditing merupakan tuntunan
                     untuk melaksanakan audit yang
                     bersifat normatif. Dalam melakukan
                     audit, seorang auditor menerapkan
                     prosedur audit sesuai dengan standar
                     yang diterima oleh umum

                     Untuk menetapkan standar, diperlukan
                     konsep yang mendasarinya sehingga
                     standar tersebut dapat dijabarkan
                     dalam prosedur yang dapat digunakan
                     pada audit.
                     Konsep dasar sangat diperlukan
                     karena merupakan dasar untuk
                     pembuatan standar, yakni pengarah
                     dan pengukur kualitas dari mana
                     prosedur-prosedur audit diturunkan
Dengam demikian dapat ditafsirkan bahwa standar akan lebih banyak
 jumlahnya dari pada konsep dasar darimana standar tersebut diturunkan,
     prosedur tentunya akan lebih banyak jumlahnya daripada standar


1. Konsep                      Konsep adalah abstraksi-abstraksi yang
                               diturunkan dari pengalaman dan observasi,
                               dan dirancang untuk memahami kesamaan-
                               kesamaan di dalam suatu subyek, dan
                               perbedaan-perbedaannya dengan subyek
                               yang lain

2. Standar Auditing            Standar auditing adalah pengukur kualitas
                               dan tujuan, sehingga jarang berubah


3. Prosedur                    prosedur audit adalah metode-metode atau
                               teknik-teknik rinci untuk melaksanakan
   Audit                       standar, sehingga prosedur akan berubah
                               bila lingkungan auditnya berubah
Lima (5) konsep dasar yang menyusun teori Auditing menurut
                    Mautz dan Sharaf


       1                                            5
     Bukti                                   Etika perilaku
  (Evidence)                                     (Ethical
                                                conduct)
         2                                     4
Kehati-hatian dalam                       Independensi
  pemeriksaan                           (Independence)
 (Due audit care)
                             3
               Penyajian atau pengungkapan
                        yang wajar
                    (Fair presentation)
1       Tujuan memperoleh dan mengevaluasi bukti adalah
      Bukti     untuk memperoleh pengertian sebagai dasar untuk
   (Evidence)   memberikan kesimpulan atas pemeriksaan yang
                dituangkan dalam pendapat auditor
                Authoritarianisme. Bukti diperoleh berdasar informasi dari
                pihak lain. Misalnya keterangan lisan manajemen dan
                karyawan, dan pihak luar lainnya, serta keterangan tertulis
                berupa dokumen.

 Cara           Mistikisme.     Bukti dihasilkan dari intuisi. Misalnya
peroleh         pemeriksaan buku besar, penelaahan terhadap keterangan
 bukti          dari pihak luar

                Rasionalisasi. Rasionalisasi merupakan pemikiran asumsi
                yang diterima. Misalnya penghitungan kembali oleh auditor,
                dan pengamatan terhadap pengendalian intern, melakukan
                penelusuran pada prosedur pembukuan yang dilakukan

                Empirikisme.      Empirikisme merupakan pengalaman yang
                sering terjadi. Misalnya perhitungan dan pengujian secara fisik.

                Pragmatisme. Pragmatisme merupakan hasil praktik.
                Misalnya kejadian setelah tanggal selesainya pekerjaan
                lapangan (subsequent event).
2                 Due care artinya melakukan pekerjaan
Kehati-hatian dalam        dengan sangat hati-hati dan selalu
  pemeriksaan              mengindahkan norma-norma profesi
 (Due audit care)          dan norma moral yang berlaku.
                           Konsep        kehati-hatian     dalam
seorang auditor tidak
 seorang auditor tidak     pemeriksaan, didasarkan pada isu
akan
 akan lepas
         lepas daridari    pokok tingkat kehati-hatian yang
kemungkinan
 kemungkinan               diharapkan     pada     auditor  yang
berbuat kesalahan
 berbuat kesalahan
                           bertanggungjawab

sebagai       seorang
                           Dalam auditing disebut sebagai
 sebagai       seorang
profesional
 profesional auditor
                 auditor   prudent auditor. Tanggung jawab yang
dituntut melakukan
 dituntut melakukan        dimaksud adalah tanggung jawab
pekerjaannya
 pekerjaannya              profesional   dalam    melaksanakan
dengan
 dengan         tingkat
                 tingkat   tugasnya. Konsep ini lebih dikenal
kehati-hatian
 kehati-hatian yangyang
tinggi
                           dengan konsep konservatif.
 tinggi
sejauh mana batas tanggung jawab atas
 sejauh mana batas tanggung jawab atas
tingkat kehati-hatian tersebut ?
 tingkat kehati-hatian tersebut ?
garis besar pemikirannya mengenai tanggungjawab kehati hatian oleh
seorang prudent audit practitioner

  a. The prudent audit practitioner will take steps to obtain any
     knowledge readily available which will enable him or her to
     foresee unreasonable risk or harm to others

  b. Any unusual circumstances or relationships should be considered
     by the auditor in planning and performing the audit

  c. The prudent auditor must recognize unfamilliar situations and take
     any precautionary measures warranted by the circumstances

  d. The pruden t auditor will keep abreas t ofdevelopmen t in his or
     her area of competence

  e. The prudent auditor will recognize the necessity for reviewing the
     work of assistants and will perform such review with full
     understanding of its importance
3
                                   Dijabarkan 3 subkonsep
     Penyajian atau
pengungkapan yang wajar
   (Fair presentation)        1. Accounting propriety: berhubungan
                                 dengan      penerapan       prinsip
                                 akuntansi tertentu dalam kondisi
                                 tertentu
Konsep ini menuntut adanya
informasi laporan keuangan
yang bebas (tidak memihak),   2.     Adequate disclosure: berkaitan
tidak bias, dan mencermin          dengan     jumlah     dan   luas
kan posisi keuangan, hasil         pengungkapan     atau   penyajian
operasi, dan aliran kas            informasi.
perusahaan.

                              3. Audit obligation: berkaitan dengan
                                 kewajiban        auditor      untuk
                                 independen dalam memberikan
                                 pendapat
4                     Independensi merupakan suatu
             Independensi               sikap mental yang dimiliki auditor
                                        untuk     tidak   memihak    dalam
           (Independence)               melakukan       audit.  Masyarakat
                                        pengguna jasa audit memandang
                                        bahwa auditor akan independen
                                        terhadap laporan keuangan yang
                                        diperiksa     dan    pembuat   dan
                                        pemakai laporan keuangan. Jika
   Konsep independensi berkaitan dengan
                                        posisi auditor terhadap kedua hal
                                        tersebut tidak independen maka
                                        hasil kerja auditor menjadi tidak
                                        berarti sama sekali

independensi pada diri      independensi pada
pribadi auditor secara      seluruh auditor secara
individual (practitioner-   bersama-sama dalam
independence),              profesi (profession-
                            independence)
Practitioner independence
merupakan pikiran, sikap tidak memihak, dan percaya
diri yang mempengaruhi pendekatan auditor dalam
pemeriksaan. Untuk itu auditor harus independen dalam
menggunakan teknik dan prosedur audit (programming
independence), harus independen dalam memilih
aktivitas, berhubungan secara personal, kebijakan
manajemen yang akan diperiksanya (investigative
independence),     dan    harus    independen   dalam
mengemukakan fakta hasil pemeriksaannya yang
tercermin dalam pemberian pendapat dan rekomendasi
yang diberikannya (reporting independence)

Profession independence
merupakan persepsi yang timbul oleh anggota
masyarakat keuangan/ bisnis dan masyarakat umum
tentang profesi akuntan sebagai kelompok
5         Etika dalam auditing berkaitan dengan
Etika perilaku   perilaku yang ideal seorang auditor
    (Ethical     profesional yang independen dalam
   conduct)      melaksanakan audit
STANDAR AUDITING
1. Ikatan Akuntan Indonesia telah menetapkan dan mengesahkan
   standar audit­ing yang terdiri atas sepuluh standar.

2. Standar auditing merupakan suatu kaidah agar mutu auditing dapat
   dicapai sebagaimana mestinya.

3. Standar auditing ini harus diterapkan dalam setiap audit atas laporan
   keuangan yang dilakukan auditor independen.

4. Standar ini dapat diterapkan tanpa memandang ukuran besar-
   kecilnya usaha klien, bentuk organisasi bisnis, jenis industri, maupun
   apakah itu organisasi bisnis yang berorientasi laba maupun
   organisasi nirlaba.

5. Setiap standar dalam standar auditing ini saling berkaitan erat dan
   saling tergantung antara yang satu dengan yang lainnya. Standar
   tersebut dengan segala bahasannya dituangkan ke dalam sebuah
   buku yaitu buku Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP).
Pertama, bagian yang mengatur
           tentang mutu profesional auditor
           independen       atau     persyaratan
           pribadi auditor (standar umum).

           Kedua, bagian yang mengatur
           mengenai              pertimbangan-
STANDAR    pertimbangan        yang      harus
AUDITING   digunakan dalam pelaksanaan audit
           (standar pekerjaan lapangan)

           Ketiga, bagian yang mengatur
           tentang              pertimbangan-
           pertimbangan     yang     digunakan
           dalam penyusunan laporan audit
           (standar pelaporan).
Standar Umum

1.Audit harus dilaksanakan oleh seorang atau lebih
yang memiliki keahlian dan pelatihan teknis yang
cukup sebagai auditor.

2.Dalam semua hal yang berhubungan dengan
perikatan, independensi dalam sikap mental harus
dipertahankan oleh auditor.

3.Dalam pelaksanaan audit dan penyusunan
laporannya, auditor wajib menggunakan kemahiran
profesionalnya dengan cermat dan seksama
Standar Pekerjaan Lapangan

1.Pekerjaan harus direncanakan sebaik-baiknya dan jika
digunakan asisten harus disupervisi dengan semestinya.

2.Pemahaman yang memadai atas struktur pengendalian
intern harus diperoleh untuk merencanakan audit dan
menentukan     sifat, saat,  dan  lingkup  pengujian
yang akan dilakukan.

3.Bukti audit kompeten yang cukup harus diperoleh melalui
inspeksi, pengamatan, permintaan pertanyaan, dan
konfirmasi sebagai dasar yang memadai untuk menyatakan
pendapat atas laporan keuangan yang diaudit
Standar Pelaporan

1.Laporan audit harus menyatakan apakah laporan keuangan telah disusun
sesuai dengan prinsip akuntansi berterima umum di Indonesia

2.Laporan audit harus menunjukkan atau menyatakan, jika ada, ketidak
konsistenan penerapan prinsip akuntansi dalam penyusunan laporan
keuangan periode berjalan dibandingkan dengan penerapan prinsip
akuntansi tersebut dalam periode sebelumnya.

3.Pengungkapan informatif dalam laporan keuangan harus dipandang
memadai, kecuali dinyatakan lain dalam laporan auditor.

4.Laporan audit harus memuat suatu pernyataan pendapat mengenai
laporan keuangan secara keseluruhan atau suatu asersi bahwa pernyataan
demikian tidak dapat diberikan. Jika pendapat secara keseluruhan tidak
dapat diberikan, maka alasannya harus dinyatakan. Dalam hal nama auditor
dikaitkan dengan laporan keuangan, maka laporan auditor harus memuat
petunjuk yang jelas mengenai sifat pekerjaan audit yang dilaksanakan, jika
ada, dan tingkat tanggung jawab yang dipikul oleh auditor.
STANDAR UMUM
   1. Audit harus dilaksanakan oleh seorang atau lebih yang
      memiliki keahlian dan pelatihan teknis yang cukup sebagai
      auditor.

                  Kompetensi ini ditentukan oleh tiga faktor
                  yaitu:
                  a.Pendidikan    formal    dalam    bidang
                  akuntansi di suatu perguruan tinggi
 Standar
 pertama ini
                  termasuk ujian profesi auditor.
 menuntut
 kompetensi       b.Pelatihan yang bersifat praktis dan
 teknis           pengalaman dalam bidang auditing.

                  c.     Pendidikan    profesional yang
                  berkelanjutan selama menekuni karir
                  auditor profesional.
STANDAR UMUM
   2. Dalam semua hal yang berhubungan dengan perikatan,
      independensi dalam sikap mental harus dipertahankan oleh
      auditor.


                  a. Independence infact (independensi
                     senyatanya).
   Ada tiga
    aspek         b. Independence in appearance
 independen          (independensi dalam penampilan).
      si

                  c. Independence in competence
                     (independensi dari keahlian atau
                     kompetensinya).
Independence infact (independensi senyatanya)
         Auditor benar-benar tidak mempunyai kepentingan ekonomis dalam
         perusahaan yang dilihat dari keadaan yang sebenarnya, misalnya
         apakah ia sebagai direksi, komisaris, persero, atau mempunyai
         hubungan keluarga dengan pihak itu semua. Untuk menjadi independen,
         auditor harus mempunyai kejujuran yang tinggi. Jadi ada keterkaitan erat
         antara independensi infact dengan obyektivitas

Independence       in   appearance    (independensi      dalam      penampilan)
Kebebasan yang dituntut bukan saja dari fakta yang ada, tetapi juga harus bebas
dari kepentingan yang kelihatannya cenderung dimilikinya dalam perusahaan
tersebut. Hal ini dapat berupa hubungan yang intim, pengaruh yang besar dan
Iain-lain. Independensi dalam penampilan merupakan pandangan pihak-lain
terhadap diri auditor sehubungan dengan pelaksanaan audit. Auditor harus
menjaga kedudukannya sedemikian rupa sehingga pihak lain akan mempercayai
sikap independensi dan obyektivitasnya. Meskipun auditor independen telah
menjalankan audit dengan baik secara independen dan obyektif, pendapatnya
yang dinyatakan dalam laporan audit tidak akan dipercaya oleh para pemakai
jasa auditor independen bila ia tidak mampu mempertahankan independensi
dalam penampilan. Oleh karena itu, independensi dalam penampilan sangat
penting bagi perkembangan profesi auditor.
Independence in competence (independensi dari keahlian atau
kompetensinya) Independensi dari sudut keahlian berhubungan erat
dengan kompetensi atau kemampuan auditor dalam melaksanakan dan
menyelesaikan tugasnya. Auditor yang awam dalam electronic data
processing system tidak memenuhi independensi keahlian bila ia
mengaudit perusahaan yang pengolahan datanya menggunakan sistem
informasi akuntansi terkomputerisasi. Independensi dari sudut pandang
keahlian terkait erat dengan kecakapan profesional auditor. Dalam
melaksanakan tugas pemeriksaannya, ia wajib menggunakan segala
kemahiran jabatannya sebagai pemeriksa yang ahli dengan seksama dan
hati-hati. Baik dalam merencanakan, melaksanakan pemeriksaan maupun
sewaktu menyusun laporan hasil pemeriksaan.
STANDAR UMUM
   3. Dalam pelaksanaan audit dan penyusunan laporannya, auditor
      wajib meiiggunakan kemahiran profesionalnya dengan cermat
      dan seksama.

                   menuntut auditor untuk cermat dan
                   seksama dalam melaksanakan audit dan
                   dalam    mengeluarkan     laporan    atas
                   temuan-temuannya. Oleh karena itu,
                   auditor yang berpengalaman harus
 Standar           mengkaji secara kritis pekerjaan dan
 ketiga
                   judge­ment yang dibuat oleh para stafnya.
                   Kualitas jasa yang diberikan auditor
                   sangat tergantung pada kecermatan dan
                   keseksamaan dalam melaksanakan audit
                   dan dalam menyusun laporan audit.
STANDAR PEKERJAAN LAPANGAN
    4. Pekerjaan harus direncanakan sebaik-baiknya dan jika
       digunakan asisten harus disupervisi dengan semestinya


                  Pekerjaan mengaudit harus direncanakan
                  secara memadai agar audit dapat
                  dilaksanakan secara efisien dan efektif.
                  Perencanaan meliputi pengembangan
                  strategi audit dan perancangan program
  Standar         audit untuk melaksanakan audit. Meskipun
  keempat
                  auditor boleh mempekerjakan para
                  asisten, tetapi tanggung jawab atas
                  pekerjaan tersebut tetap berada di tangan
                  auditor. Oleh karena itu, auditor harus
                  mengarahkan,      mengendalikan,      dan
                  mengawasi para asistennya.
STANDAR PEKERJAAN LAPANGAN
    5. Pemahaman yang memadai atas struktur pengendalian intern
       harus diperoleh untuk merencanakan audit dan menentukan
       sifat, saat, dan lingkup pengujian yang akan dilakukan.


                   Pemahaman          mengenai        struktur
                   pengendalian intern klien akan digunakan
                   untuk:
                   1.Mengidentifikasi salah saji yang
  Standar
  kelima           potensial.
                   2.Mempertimbangkan         faktor     yang
                   mempengaruhi risiko salah saji yang
                   material.
                   3.Merancang pengujian substantif
STANDAR PEKERJAAN LAPANGAN
    6. Bukti audit kompeten yang cukup harus diperoleh melalui
       inspeksi, pengamatan, permintaan pertanyaan, dan konfirmasi
       sebagai dasar yang memadai untuk menyatakan petidapat
       atas laporan keuangan yang diaudit.



                    Audit harus menghimpun evidential matter
                    (hal-hal yang bersifat membuktikan) dan
                    tidak sekedar evident atau bukti konkrit
                    sebagai    dasar     untuk  menyatakan
  Standar           pendapat atas laporan keuangan klien.
  kelima            Yang dimaksud dengan evidential matter
                    misalnya pengetahuan yang ada di pikiran
                    auditor mengenai uang yang sebenarnya
                    dikeluarkan untuk membeli suatu aktiva
Sebagai   contoh   A    mengeluarkan    uang   Rp
100.000.000,00 untuk membeli mesin tetapi ia
memperoleh kuitansi atas pembelian itu sebesar Rp
150.000.000,00.

Auditor harus berusaha mencari dan menemukan
evidential matter (Rp 100.000.000,00) dan tidak
sekedar evident yang berupa cek sebesar Rp
150.000.000,00 tersebut.

Auditor harus menggunakan judgement profesional
dalam menentukan kecukupan jumlah, kualitas, dan
kompetensi bukti yang diperlukan.
Perbandingan antara evidence dan evidential matter

No.        Evidence                    Evidential Matter

1.    Ada di luar benak atau      Ada di dalam benak atau
      kesadaran auditor           kesadaran intelektual dan
                                  mental auditor

2.    Bersifat konkrit, empiris   Bersifat abstrak

3.    Realitas objektif           Realitas subjektif

4.    Realitas Substantif         Realitas Bentuk
STANDAR LAPORAN
   7. Laporan audit harus menyatakan apakah laporan keuangan
      telah disusun sesuai dengan prinsip akuntansi berterima
      umum di Indonesia



                  Standar ini mengharuskan auditor untuk
                  mengidentifikasikan    dan    menggunakan
 Standar          prinsip akuntansi yang berterima umum di
 ketujuh
                  Indonesia sebagai kriteria yang dipakai
                  untuk mengevaluasi asersi-asersi yang
                  dibuat oleh manajemen
STANDAR LAPORAN
   8. Laporan audit harus menunjukkan atau menyatakan,jika ada,
      ketidak konsistenan penerapan prinsip akuntansi dalam
      penyusunan laporan keuangan periode berjalan dibandingkan
      dengan penerapan prinsip akuntansi tersebut dalam periode
      sebelumnya.

                  Konsistensi merupakan suatu konsep di
                  dalam       akuntansi      yang       menuntut
                  diterapkannya standar secara terus-menerus,
 Standar          tidak diubah-ubah kecuali dengan alasan
 delapan          yang dapat dibenarkan misalnya agar laporan
                  keuangan dapat menyajikan posisi keuangan
                  perusahaan yang sebenarnya dan untuk
                  menghindari informasi yang menyesatkan.
                  Konsistensi     sangat     diperlukan    untuk
                  mendukung komparabilitas laporan keuangan
                  dari suatu periode ke periode berikutnya.
STANDAR LAPORAN

   9. Pengungkapan informatif dalam laporan keuangan harus
      dipandang memadai, kecuali dinyatakan lain dalam laporan audit



                   Standar ini berkaitan erat dengan informasi
                   tambahan      sebagai    pendukung      dan
                   pelengkap laporan keuangan. Informasi
 Standar           tambahan tersebut dapat dinyatakan dalam
 sembilan          bentuk catatan atas laporan keuangan
                   maupun bentuk pengungkapan lainnya.
                   Laporan audit tidak perlu menyatakan hal
                   ini apabila pengungkapan informatif sudah
                   memadai.
STANDAR LAPORAN

   10. Laporan audit harus memuat suatu pernyataan pendapat
      mengenai laporan keuangan secara keseluruhan atau suatu
      asersi bahwa pernyataan demikian tidak dapat diberikan. Jika
      pendapat secara keseluruhan tidak dapat diberikan, maka
      alasannya harus dinyatakan. Dalam hal nama auditor dikaitkan
      dengan laporan keuangan, maka laporan auditor harus memuat
      petunjuk yangjelas mengenai sifat pekerjaan audit yang
      dilaksanakan, jika ada, dan tingkat tanggung jawab yang dipikul
      oleh auditor
                   bertujuan untuk mencegah terjadinya salah tafsir tentang
                   tingkat tanggung jawab yang dipikul auditor bila namanya
                   dikaitkan dengan laporan keuangan.
                   Auditor harus menyatakan bahwa ia tidak dapat memberikan
                   pendapatnya atas laporan keuangan yang tidak diaudit
                   tetapi namanya dikaitkan dengan laporan keuangan
 Standar           tersebut.
 sepuluh           Auditor juga harus menyatakan bahwa ia tidak dapat
                   memberikan pendapatnya meskipun seandainya melakukan
                   beberapa prosedur audit apabila ia tidak independen
                   terhadap klien
Hubungan kesepuluh standar dengan konsep
                   auditing

Standar
Standar      didasari
              didasari     konsep
                            konsep      kehati-hatian,
                                        kehati-hatian,
Umum
 Umum        independensi, dan etika
              independensi, dan etika

Standar
 Standar
pekerjaan
 pekerjaan   didasari konsep bukti
             didasari konsep bukti
lapangan
 lapangan


Standar
 Standar     konsep penyajian atau pengungkapan
             konsep penyajian atau pengungkapan
pelaporan
 pelaporan   yang wajar
             yang wajar
Standar auditing seperti yang dikemukakan dalam buku
Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP) adalah
merupakan pedoman audit atas laporan keuangan
historis. Standar tersebut dirinci ke dalam bentuk
Pernyataan Standar Auditing (PSA). Dengan demikian
PSA merupakan penjabaran lebih lanjut masing-masing
standar yang terdapat dalam standar auditing.




                                                  53
PSA berisi ketentuan-ketentuan dan pedoman-pedoman
utama yang harus diikuti oleh akuntan publik dalam
melaksanakan penugasan audit. Kepatuhan terhadap PSA
tersebut bersifat wajib (mandatory).
Termasuk di dalam PSA adalah Interpretasi Pemyataan
Standar Auditing (IPSA).
IPSA merupakan interpretasi resmi yang dikeluarkan oleh
IAI.
IPSA memberikan jawaban atas keragu-raguan, dalam
penafsiran ketentuan-ketentuan yang dimuat dalam PSA,
sehingga merupakan perluasan lebih lanjut berbagai
ketentuan dalam PSA.
Pelaksanaan atas tafsiran tersebut juga bersifat wajib
(mandatory).
                                                    54
Jadi PSA merupakan landasan operasional. Untuk tidak
menimbulkan tafsiran yang berbeda terhadap PSA maka
disediakan wahananya berupa IPSA. Dengan demikian
secara hirarki antara Standar Auditing, Pernyataan Standar
Auditing, dan Interpretasi Pernyataan Standar Auditing




                                                         55
Hirarki antara Standar Auditing, Pernyataan Standar Auditing, dan
               Interpretasi Pernyataan Standar Auditing
                      Standar Auditing


                    Landasan Konseptual


Standar Umum    Standar Pekerjaan Lapangan        Standar Pelaporan




                    Landasan operasional



 Pernyataan Standar Auditing       Pernyataan Standar Auditing
           (PSA)                              (PSA)




   Interpretasi Pernyataan           Interpretasi Pernyataan
   Standar Auditing (IPSA)           Standar Auditing (IPSA)
                                                                  56
TERIMA KASIH



               57

Más contenido relacionado

La actualidad más candente

AKL 1 (perbedaan agen dan cabang)
AKL 1 (perbedaan agen dan cabang)AKL 1 (perbedaan agen dan cabang)
AKL 1 (perbedaan agen dan cabang)
fitria mellysusanti
 
Transaksi mata uang asing pertemuan ke 7
Transaksi mata uang asing pertemuan ke 7Transaksi mata uang asing pertemuan ke 7
Transaksi mata uang asing pertemuan ke 7
Manik Ryad
 
Kunci jawaban bab 9 teori akuntansi suwardjono
Kunci jawaban bab 9 teori akuntansi suwardjonoKunci jawaban bab 9 teori akuntansi suwardjono
Kunci jawaban bab 9 teori akuntansi suwardjono
Herna Ferari
 
Akuntansi sewa full
Akuntansi sewa fullAkuntansi sewa full
Akuntansi sewa full
shandyaa
 
Tanggung jawab auditor
Tanggung jawab auditorTanggung jawab auditor
Tanggung jawab auditor
resa_putra
 
Akuntansi positif dan akuntansi normatif
Akuntansi positif dan akuntansi normatifAkuntansi positif dan akuntansi normatif
Akuntansi positif dan akuntansi normatif
neeaem
 
review PSAK 57 Kewajiban Diestimasi, Kewajiban Kontijensi, dan Aktiva Kontije...
review PSAK 57 Kewajiban Diestimasi, Kewajiban Kontijensi, dan Aktiva Kontije...review PSAK 57 Kewajiban Diestimasi, Kewajiban Kontijensi, dan Aktiva Kontije...
review PSAK 57 Kewajiban Diestimasi, Kewajiban Kontijensi, dan Aktiva Kontije...
yufendriansyah auriga
 
Konsep hutang dan ekuitas
Konsep hutang dan ekuitasKonsep hutang dan ekuitas
Konsep hutang dan ekuitas
Rose Meea
 
Sistem Pengendalian Manajemen - Bab 6 - Transfer Pricing
Sistem Pengendalian Manajemen - Bab 6 - Transfer PricingSistem Pengendalian Manajemen - Bab 6 - Transfer Pricing
Sistem Pengendalian Manajemen - Bab 6 - Transfer Pricing
Fergieta Prahasdhika
 

La actualidad más candente (20)

AKL 1 (perbedaan agen dan cabang)
AKL 1 (perbedaan agen dan cabang)AKL 1 (perbedaan agen dan cabang)
AKL 1 (perbedaan agen dan cabang)
 
Transaksi mata uang asing pertemuan ke 7
Transaksi mata uang asing pertemuan ke 7Transaksi mata uang asing pertemuan ke 7
Transaksi mata uang asing pertemuan ke 7
 
Kunci jawaban bab 9 teori akuntansi suwardjono
Kunci jawaban bab 9 teori akuntansi suwardjonoKunci jawaban bab 9 teori akuntansi suwardjono
Kunci jawaban bab 9 teori akuntansi suwardjono
 
Peranan internal auditor di era disruption
Peranan internal auditor di era disruptionPeranan internal auditor di era disruption
Peranan internal auditor di era disruption
 
KOMBINASI BISNIS
KOMBINASI BISNISKOMBINASI BISNIS
KOMBINASI BISNIS
 
Akuntansi sewa full
Akuntansi sewa fullAkuntansi sewa full
Akuntansi sewa full
 
Tanggung jawab auditor
Tanggung jawab auditorTanggung jawab auditor
Tanggung jawab auditor
 
Akuntansi positif dan akuntansi normatif
Akuntansi positif dan akuntansi normatifAkuntansi positif dan akuntansi normatif
Akuntansi positif dan akuntansi normatif
 
Penentuan Harga Transfer
Penentuan Harga TransferPenentuan Harga Transfer
Penentuan Harga Transfer
 
Bab 8 materialitas dan risiko audit
Bab 8 materialitas dan risiko auditBab 8 materialitas dan risiko audit
Bab 8 materialitas dan risiko audit
 
review PSAK 57 Kewajiban Diestimasi, Kewajiban Kontijensi, dan Aktiva Kontije...
review PSAK 57 Kewajiban Diestimasi, Kewajiban Kontijensi, dan Aktiva Kontije...review PSAK 57 Kewajiban Diestimasi, Kewajiban Kontijensi, dan Aktiva Kontije...
review PSAK 57 Kewajiban Diestimasi, Kewajiban Kontijensi, dan Aktiva Kontije...
 
Konsep hutang dan ekuitas
Konsep hutang dan ekuitasKonsep hutang dan ekuitas
Konsep hutang dan ekuitas
 
Rerangka konseptual sak (kdpplk)
Rerangka konseptual sak (kdpplk)Rerangka konseptual sak (kdpplk)
Rerangka konseptual sak (kdpplk)
 
Sistem Pengendalian Manajemen - Bab 6 - Transfer Pricing
Sistem Pengendalian Manajemen - Bab 6 - Transfer PricingSistem Pengendalian Manajemen - Bab 6 - Transfer Pricing
Sistem Pengendalian Manajemen - Bab 6 - Transfer Pricing
 
Pengauditan siklus investasi pendanaan
Pengauditan siklus investasi pendanaanPengauditan siklus investasi pendanaan
Pengauditan siklus investasi pendanaan
 
PSAK 22 (revisi 2010) - bab 2 biaya terkait akuisisi & biaya transaksi
PSAK 22 (revisi 2010) - bab 2 biaya terkait akuisisi & biaya transaksiPSAK 22 (revisi 2010) - bab 2 biaya terkait akuisisi & biaya transaksi
PSAK 22 (revisi 2010) - bab 2 biaya terkait akuisisi & biaya transaksi
 
Bab 18 PEMERIKSAAN EKUITAS
Bab 18 PEMERIKSAAN EKUITASBab 18 PEMERIKSAAN EKUITAS
Bab 18 PEMERIKSAAN EKUITAS
 
Auditing 1
Auditing 1Auditing 1
Auditing 1
 
Kebijakan akuntansi, perubahan estimasi akuntansi & kesalahan
Kebijakan akuntansi, perubahan estimasi akuntansi & kesalahanKebijakan akuntansi, perubahan estimasi akuntansi & kesalahan
Kebijakan akuntansi, perubahan estimasi akuntansi & kesalahan
 
Standar akuntansi keuangan sektor publik
Standar akuntansi keuangan sektor publikStandar akuntansi keuangan sektor publik
Standar akuntansi keuangan sektor publik
 

Destacado

Audit Laporan Keuangan dan Tanggung Jawab Auditor
Audit Laporan Keuangan dan Tanggung Jawab AuditorAudit Laporan Keuangan dan Tanggung Jawab Auditor
Audit Laporan Keuangan dan Tanggung Jawab Auditor
Dwi Wahyu
 
tanggung jawab dan tujuan audit
tanggung jawab dan tujuan audittanggung jawab dan tujuan audit
tanggung jawab dan tujuan audit
Indah Dwi Lestari
 
Konsep materialitas dan penerapan materialitas terhadap proses audit
Konsep materialitas dan penerapan materialitas terhadap proses auditKonsep materialitas dan penerapan materialitas terhadap proses audit
Konsep materialitas dan penerapan materialitas terhadap proses audit
Dian Rahmah
 
Pelarangan penjualan buku permen no. 2 tahun 2008 pasal 11
Pelarangan penjualan buku permen no. 2 tahun 2008  pasal 11 Pelarangan penjualan buku permen no. 2 tahun 2008  pasal 11
Pelarangan penjualan buku permen no. 2 tahun 2008 pasal 11
Ontarus Suga
 
Kedudukan dan fungsi internal auditor pada pt. citra bangun, medan
Kedudukan dan fungsi internal auditor pada pt. citra bangun, medanKedudukan dan fungsi internal auditor pada pt. citra bangun, medan
Kedudukan dan fungsi internal auditor pada pt. citra bangun, medan
yogieardhensa
 

Destacado (20)

Makalah audit laporan keuangan dan tanggung jawab auditor
Makalah audit laporan keuangan dan tanggung jawab auditorMakalah audit laporan keuangan dan tanggung jawab auditor
Makalah audit laporan keuangan dan tanggung jawab auditor
 
Audit Laporan Keuangan dan Tanggung Jawab Auditor
Audit Laporan Keuangan dan Tanggung Jawab AuditorAudit Laporan Keuangan dan Tanggung Jawab Auditor
Audit Laporan Keuangan dan Tanggung Jawab Auditor
 
Audit Laporan Keuangan Dan Tanggung Jawab Auditor
Audit Laporan Keuangan Dan Tanggung Jawab AuditorAudit Laporan Keuangan Dan Tanggung Jawab Auditor
Audit Laporan Keuangan Dan Tanggung Jawab Auditor
 
tanggung jawab dan tujuan audit
tanggung jawab dan tujuan audittanggung jawab dan tujuan audit
tanggung jawab dan tujuan audit
 
Laporan Audit
Laporan AuditLaporan Audit
Laporan Audit
 
Konsep materialitas dan penerapan materialitas terhadap proses audit
Konsep materialitas dan penerapan materialitas terhadap proses auditKonsep materialitas dan penerapan materialitas terhadap proses audit
Konsep materialitas dan penerapan materialitas terhadap proses audit
 
Kewajiban Hukum Auditor
Kewajiban Hukum AuditorKewajiban Hukum Auditor
Kewajiban Hukum Auditor
 
Kewajiban legal-auditor-ppt
Kewajiban legal-auditor-pptKewajiban legal-auditor-ppt
Kewajiban legal-auditor-ppt
 
Pelarangan penjualan buku permen no. 2 tahun 2008 pasal 11
Pelarangan penjualan buku permen no. 2 tahun 2008  pasal 11 Pelarangan penjualan buku permen no. 2 tahun 2008  pasal 11
Pelarangan penjualan buku permen no. 2 tahun 2008 pasal 11
 
materialitas
materialitasmaterialitas
materialitas
 
P6
P6P6
P6
 
Kedudukan dan fungsi internal auditor pada pt. citra bangun, medan
Kedudukan dan fungsi internal auditor pada pt. citra bangun, medanKedudukan dan fungsi internal auditor pada pt. citra bangun, medan
Kedudukan dan fungsi internal auditor pada pt. citra bangun, medan
 
Pelaporan Keuangan
Pelaporan KeuanganPelaporan Keuangan
Pelaporan Keuangan
 
Welcome
WelcomeWelcome
Welcome
 
Sistem pengendalian
Sistem pengendalianSistem pengendalian
Sistem pengendalian
 
Ilustrasi istishna’
Ilustrasi istishna’Ilustrasi istishna’
Ilustrasi istishna’
 
B6 3b-presentasi-literasi informasi 2
B6 3b-presentasi-literasi informasi 2B6 3b-presentasi-literasi informasi 2
B6 3b-presentasi-literasi informasi 2
 
Materi spm 4
Materi spm 4Materi spm 4
Materi spm 4
 
Materialitas, Risiko, dan Strategi Audit Pendahuluan
Materialitas, Risiko, dan Strategi Audit PendahuluanMaterialitas, Risiko, dan Strategi Audit Pendahuluan
Materialitas, Risiko, dan Strategi Audit Pendahuluan
 
Kuliah 2 akuntansi manajemen
Kuliah 2 akuntansi manajemenKuliah 2 akuntansi manajemen
Kuliah 2 akuntansi manajemen
 

Similar a Kuliah 4 audit laporan keuangan dan tanggungjawab auditor

Pengantar Audit.pptx materi mata kuliah penantar audit
Pengantar Audit.pptx materi mata kuliah penantar auditPengantar Audit.pptx materi mata kuliah penantar audit
Pengantar Audit.pptx materi mata kuliah penantar audit
imelimel020
 
POWER POINT AKUNTANSI SEMSESTER 3 YUGI TAHOLI HIDYAN
POWER POINT AKUNTANSI SEMSESTER 3 YUGI TAHOLI HIDYANPOWER POINT AKUNTANSI SEMSESTER 3 YUGI TAHOLI HIDYAN
POWER POINT AKUNTANSI SEMSESTER 3 YUGI TAHOLI HIDYAN
Yugi Hidyan
 

Similar a Kuliah 4 audit laporan keuangan dan tanggungjawab auditor (20)

Pengantar Audit.pptx materi mata kuliah penantar audit
Pengantar Audit.pptx materi mata kuliah penantar auditPengantar Audit.pptx materi mata kuliah penantar audit
Pengantar Audit.pptx materi mata kuliah penantar audit
 
Sepuluh standar auditing
Sepuluh standar auditingSepuluh standar auditing
Sepuluh standar auditing
 
Auditor chapter 2
Auditor chapter 2Auditor chapter 2
Auditor chapter 2
 
Laporan audit bentu baku
Laporan audit bentu bakuLaporan audit bentu baku
Laporan audit bentu baku
 
Analisis Informasi Laporan Keuangan : Lingkungan pelaporan keuangan
Analisis Informasi Laporan Keuangan : Lingkungan pelaporan keuanganAnalisis Informasi Laporan Keuangan : Lingkungan pelaporan keuangan
Analisis Informasi Laporan Keuangan : Lingkungan pelaporan keuangan
 
POWER POINT AKUNTANSI SEMSESTER 3 YUGI TAHOLI HIDYAN
POWER POINT AKUNTANSI SEMSESTER 3 YUGI TAHOLI HIDYANPOWER POINT AKUNTANSI SEMSESTER 3 YUGI TAHOLI HIDYAN
POWER POINT AKUNTANSI SEMSESTER 3 YUGI TAHOLI HIDYAN
 
Audit Report
Audit ReportAudit Report
Audit Report
 
Konsep Materialitas dan Resiko Dalam Audit Serta Pertimbangan Pengendalian In...
Konsep Materialitas dan Resiko Dalam Audit Serta Pertimbangan Pengendalian In...Konsep Materialitas dan Resiko Dalam Audit Serta Pertimbangan Pengendalian In...
Konsep Materialitas dan Resiko Dalam Audit Serta Pertimbangan Pengendalian In...
 
Auditing
AuditingAuditing
Auditing
 
Yenny farlina yoris, yudhi herliansyah, audit lanjutan, materialitas, resiko ...
Yenny farlina yoris, yudhi herliansyah, audit lanjutan, materialitas, resiko ...Yenny farlina yoris, yudhi herliansyah, audit lanjutan, materialitas, resiko ...
Yenny farlina yoris, yudhi herliansyah, audit lanjutan, materialitas, resiko ...
 
Untidar Kelompok 5_Pertemuan 8 Auditing.pdf
Untidar Kelompok 5_Pertemuan 8 Auditing.pdfUntidar Kelompok 5_Pertemuan 8 Auditing.pdf
Untidar Kelompok 5_Pertemuan 8 Auditing.pdf
 
Sim, christian, hapzi ali, conceptual framework, universitas mercubuana, 2017
Sim, christian, hapzi ali, conceptual framework, universitas mercubuana, 2017Sim, christian, hapzi ali, conceptual framework, universitas mercubuana, 2017
Sim, christian, hapzi ali, conceptual framework, universitas mercubuana, 2017
 
STANDAR PROFESIONAL AKUNTAN PUBLIK (SPAP)
STANDAR PROFESIONAL AKUNTAN PUBLIK (SPAP)STANDAR PROFESIONAL AKUNTAN PUBLIK (SPAP)
STANDAR PROFESIONAL AKUNTAN PUBLIK (SPAP)
 
(Pert 1) bab 1 definisi audit
(Pert 1) bab 1 definisi audit(Pert 1) bab 1 definisi audit
(Pert 1) bab 1 definisi audit
 
Bab 1 Auditing 1
Bab 1 Auditing 1Bab 1 Auditing 1
Bab 1 Auditing 1
 
Bab 1 Auditing
Bab 1 Auditing Bab 1 Auditing
Bab 1 Auditing
 
Bab 1 auditing
Bab 1 auditingBab 1 auditing
Bab 1 auditing
 
auditing bab 1
auditing bab 1auditing bab 1
auditing bab 1
 
Standard Auditing
Standard AuditingStandard Auditing
Standard Auditing
 
Kamis
KamisKamis
Kamis
 

Más de Rose Meea

Resensi Novel Dwilogi Padang Bulan & Cinta dalam Gelas
Resensi Novel Dwilogi Padang Bulan & Cinta dalam GelasResensi Novel Dwilogi Padang Bulan & Cinta dalam Gelas
Resensi Novel Dwilogi Padang Bulan & Cinta dalam Gelas
Rose Meea
 
Kuliah 2 3 siklus pendapatan 2
Kuliah 2 3 siklus pendapatan 2Kuliah 2 3 siklus pendapatan 2
Kuliah 2 3 siklus pendapatan 2
Rose Meea
 
Kode Etik Profesi Akuntan
Kode Etik Profesi AkuntanKode Etik Profesi Akuntan
Kode Etik Profesi Akuntan
Rose Meea
 
Presentasi kka
Presentasi kkaPresentasi kka
Presentasi kka
Rose Meea
 

Más de Rose Meea (19)

Bedah kasus etika valdez
Bedah kasus etika valdezBedah kasus etika valdez
Bedah kasus etika valdez
 
FInancial accounting, theory and analysis
FInancial accounting, theory and analysisFInancial accounting, theory and analysis
FInancial accounting, theory and analysis
 
Prsentasi bab 7 Buku Scott, Perspektif Pengukuran
Prsentasi bab 7  Buku Scott, Perspektif PengukuranPrsentasi bab 7  Buku Scott, Perspektif Pengukuran
Prsentasi bab 7 Buku Scott, Perspektif Pengukuran
 
Kasus Enron dan Worldcom
Kasus Enron dan WorldcomKasus Enron dan Worldcom
Kasus Enron dan Worldcom
 
Excellence di kanada
Excellence di kanadaExcellence di kanada
Excellence di kanada
 
B4 3-presentasi-layanan perpustakaan sekolah
B4 3-presentasi-layanan perpustakaan sekolah B4 3-presentasi-layanan perpustakaan sekolah
B4 3-presentasi-layanan perpustakaan sekolah
 
B7 3-presentasi-komunikasi interpersonal pengelola dan pemus
B7 3-presentasi-komunikasi interpersonal pengelola dan pemusB7 3-presentasi-komunikasi interpersonal pengelola dan pemus
B7 3-presentasi-komunikasi interpersonal pengelola dan pemus
 
Selayang pandang SDN Purworejo dalam Lomba Sekolah Sehat
Selayang pandang  SDN Purworejo dalam Lomba Sekolah SehatSelayang pandang  SDN Purworejo dalam Lomba Sekolah Sehat
Selayang pandang SDN Purworejo dalam Lomba Sekolah Sehat
 
Kuliah 1 akuntansi manajemen
Kuliah 1 akuntansi manajemenKuliah 1 akuntansi manajemen
Kuliah 1 akuntansi manajemen
 
Kuliah 2 etika
Kuliah 2 etikaKuliah 2 etika
Kuliah 2 etika
 
Presentasi Sewa Guna Usaha (leasing)
Presentasi Sewa Guna Usaha (leasing)Presentasi Sewa Guna Usaha (leasing)
Presentasi Sewa Guna Usaha (leasing)
 
Presentasi Manajemen Biaya
Presentasi Manajemen BiayaPresentasi Manajemen Biaya
Presentasi Manajemen Biaya
 
Resensi Novel Dwilogi Padang Bulan & Cinta dalam Gelas
Resensi Novel Dwilogi Padang Bulan & Cinta dalam GelasResensi Novel Dwilogi Padang Bulan & Cinta dalam Gelas
Resensi Novel Dwilogi Padang Bulan & Cinta dalam Gelas
 
Kuliah 2 3 siklus pendapatan 2
Kuliah 2 3 siklus pendapatan 2Kuliah 2 3 siklus pendapatan 2
Kuliah 2 3 siklus pendapatan 2
 
Kuliah teori akuntansi 6 7 standar akuntansi
Kuliah teori akuntansi 6 7 standar akuntansiKuliah teori akuntansi 6 7 standar akuntansi
Kuliah teori akuntansi 6 7 standar akuntansi
 
Kuliah teori akuntansi 3 -5 tujuan laporan keuangan
Kuliah teori akuntansi 3 -5 tujuan laporan keuanganKuliah teori akuntansi 3 -5 tujuan laporan keuangan
Kuliah teori akuntansi 3 -5 tujuan laporan keuangan
 
Pengauditan Siklus Pengeluaran
Pengauditan Siklus PengeluaranPengauditan Siklus Pengeluaran
Pengauditan Siklus Pengeluaran
 
Kode Etik Profesi Akuntan
Kode Etik Profesi AkuntanKode Etik Profesi Akuntan
Kode Etik Profesi Akuntan
 
Presentasi kka
Presentasi kkaPresentasi kka
Presentasi kka
 

Kuliah 4 audit laporan keuangan dan tanggungjawab auditor

  • 1. Audit Laporan Keuangan dan Tanggungjawab Audit Mengapa Lap Keu perlu diaudit
  • 2. Menyajikan informasi Lap Keu yang berguna untuk Hasil akhir dari proses pengambilan akuntansi (Neraca, keputusan oleh R/L, dal Aliran Kas berbagai pihak Dengan diaudit lap keu dapat berguna dan meningkatkan keyakinan para pemakai lap keu Lap keu yang berguna Lap keu yang berkualitas bagi pengambil keputusan Lap keu yang memenuhi kriteria : 1.Relevani (Keberpautan) 2.Realibilitas (Keterandalan)
  • 3. 1. Bila lap keu punya nilai prediktif Relevansi (prediktive value) 2. Bila lap keu mempunyai nilai balikan (feetback value) dan 3. Bila lap keu disajikan tepat waktu 1. Keterujian (verifiability) Reliability 2. Kenetralan (Neutrality) 3. Ketepatan penyimpulan (refresentation faithfullness) Para pemakai laporan dengan melihat laporan auditor independen dapat memastikan bahwa lap keu yang diaudit telah memenuhi kedua kriteria tsb (relevansi dan reliability) sehingga pemakai lap keu lebih yakin terhadap kualitas lap keu yang telah di audit.
  • 4. Ada empat alasan yang dapat menjawab pertanyaan mengapa audit atas laporan keuangan diperlukan Perbedaan kepentingan Konsekuensi Kompleksitas Keterbatasan akses
  • 5. 1.Perbedaan kepentingan Manajemen sebagai pembuat dan penyaji laporan keuangan Manajemen mempunyai kepentingan untuk mempertahankan jabatannya, manajemen akan berusaha agar laporan keuangan perusahaan yang dipimpinnya memperlihatkan kinerja yang baik Misalnya mengubah metode perlakuan akuntansi sehingga laba menjadi lebih besar Ada perbedaan kepentingan yang dapat menimbulkan konflik Para pemakai laporan keuangan Pemegang saham lebih senang kebijakan dividen yang liberal yang memberi dividen lebih besar
  • 6. 2. Konsekuensi Investor, kreditor, dan para pembuat keputusan ekonomi lainnya sangat mengandalkan laporan keuangan yang dipublikasikan. Mereka menginginkan agar laporan keuangan berisi sebanyak mungkin informasi yang relevan untuk pengambilan keputusan. Mereka menginginkan adanya pengungkapan (disclo­sure) yang memadai. Para pemakai laporan keuangan mengandalkan auditor independen untuk memastikan bahwa laporan keuangan disusun sesuai prinsip akuntansi yang berterima umum dan berisi pengungkapan yang diperlukan bagi para pemakai yang berpengetahuan dan mengerti tentang laporan keuangan
  • 7. 3. Kompleksitas Dunia bisnis yang selalu berkembang pesat mengakibatkan permasalahan akuntansi dan proses penyajian laporan keuangan semakin kompleks. Peningkatan kompleksitas ini mengakibatkan semakin tingginya risiko kesalahan interpretasi dan penyajian laporan keuangan. Hal ini menyulitkan para pemakai laporan keuangan dalam mengevaluasi kualitas laporan keuangan. Oleh karena itu, mereka mengandalkan laporan auditor independen atas laporan keuangan auditan untuk memastikan kualitas laporan keuangan yang bersangkutan.
  • 8. 4. Keterbatasan Akses (Remoteness) Ada jarak antara pemakai dengan aktivitas perusahaan yang mengeluarkan laporan keuangan. Jika para pemakai ingin mengakses data secara langsung, maka mereka akan menghadapi kendala waktu, biaya, ketelitian, dan tenaga. Oleh karena itu, mereka mempercayakan pemeriksaan kepada pihak ketiga yaitu auditor independen Empat kondisi (alasan) di atas secara bersama-sama membentuk adanya Empat kondisi (alasan) di atas secara bersama-sama membentuk adanya risiko informasi (information risk), yaitu risiko bahwa laporan keuangan risiko informasi (information risk), yaitu risiko bahwa laporan keuangan mungkin tidak benar, tidak lengkap, atau bias. Oleh karena itu, dapat mungkin tidak benar, tidak lengkap, atau bias. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa audit laporan keuangan dapat meningkatkan kredibilitas dikatakan bahwa audit laporan keuangan dapat meningkatkan kredibilitas laporan keuangan dengan cara menekan risiko informasi laporan keuangan dengan cara menekan risiko informasi
  • 9. Menurut Sofyan Safri Harahap kebutuhan permintaan jasa audit lebih banyak karena terpaksa antara lain seperti: 1.Ketentuan bank dalam pemberian kredit 2.Ketentuan Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (BAPEPAM- LK) bagi perusahaan yang go public 3.Ketentuan tender, penawaran, pendaftaran rekanan 4.Keadaan terpaksa karena terjadinya kecurangan 5.Ketentuan organisasi yang diatur dalam anggaran dasar. Manfaat ekonomi audit
  • 10. MANFAAT EKONOMIS AUDIT MANFAAT EKONOMIS AUDIT 1. Meningkatkan kredibilitas perusahaan 2. Meningkatkan efisiensi dan kejujuran 3. Meningkatkan efisiensi operasional perusahaan 4. Mendorong efisiensi pasar modal
  • 11. 1. Meningkatkan kredibilitas perusahaan Sumbangan auditor adalah memberikan keterpercayaan terhadap laporan keuangan atau menjadikan laporan keuangan lebih handal sehingga dapat digunakan untuk pengambilan keputusan. laporan keuangan perusahaan itu akan lebih dipercaya oleh para pemakai laporan keuangan dari pada laporan keuangan yang tidak diaudit Kredibilitas perusahaan di mata pemakai laporan keuangan akan meningkat. Dengan demikian, para pemakai, terutama para investor dan kreditor, akan memandang bahwa risiko investasi atas perusahaan tersebut relatif rendah daripada perusahaan yang laporan keuangannya tidak diaudit
  • 12. 2. Meningkatkan efisiensi dan kejujuran 3. Meningkatkan efisiensi operasional perusahaan Audit laporan keuangan yang dilakukan secara berfrekuensi teratur akan membawa dampak positif bagi efisiensi dan kejujuran karyawan. Bila karyawan mengetahui bahwa audit independen akan dilakukan, maka ia akan berusaha menekan sekecil mungkin kesalahan dalam proses akuntansi dan mengurangi kesalahan penilaian aktiva. Di samping itu, auditor independen, berdasar pengujiannya, dapat memberikan rekomendasi-rekomendasi untuk memperbaiki pengendalian internal dan untuk meningkatkan efisiensi operasional perusahaan klien
  • 13. 4. Meningkatkan efisiensi operasional perusahaan Audit vang dilakukan secara efektif akan menghasilkan laporan keuangan auditan yang berkualitas, relevan (berpaut) dan handal atau reliable. Dengan demikian, pasar modal, yang menggunakan informasi yang dihasilkan laporan keuangan sebagai sumber informasi utamanya, akan dapat berjalan secara efisien. Pasar modal yang efisien akan menghasilkan alokasi sumber daya yang efisien pula sehingga perekonomian nasional akan berjalan secara efisien. Manfaat audit dari sisi pengawasan
  • 14. MANFAAT AUDIT DARI SISI PENGAWASAN 3 1 Reporting Control Preventive Control Setiap kesalahan perhitungan, Tenaga akuntansi akan penyajian atau pengungkapan yang bekerja lebih berhati-hati tidak dikoreksi dalam keuangan dan akurat bila mereka akan disebutkan dalam laporan pemeriksaan. Dengan demikian menyadari akan diaudit pembaca laporan keuangan terhindar dari informasi yang keliru atau menyesatkan 2 Detective Control Suatu penyimpangan atau kesalahan yang terjadi lazimnya akan dapat diketahui dan dikoreksi melalui suatu proses audit.
  • 15. KETERBATASAN AUDIT LAPORAN KEUANGAN 1 2 batasan ekonomi yang kerangka kerja akuntansi yang ditetapkan untuk penyusunan laporan wajar keuangan Biaya yang memadai (reasonable cost). Prinsip akuntansi alternatif (alternative accounting Pembatasan biaya audit dapat principles). PABU memang memperbolehkan menimbulkan terbatasnya pengujian, atau penggunaan prinsip akuntansi alternatif. penarikan sampel dari catatan akuntansi Pengguna laporan keuangan harus mempunyai atau data pendukung yang dilakukan pengetahuan yang luas tentang pilihan akuntansi secara selektif. yang dipilih oleh perusahaan dan akibatnya Jumlah waktu yang memadai (reasonable length terhadap laporan keuangan. of time). Biasanya laporan auditor banyak perusahaan akan terbit dalam waktu tiga sampai Estimasi akuntansi (accounting estimates). lima minggu setelah tanggal neraca. Hambatan Estimasi adalah bagian yang melekat dengan waktu ini dapat mempengaruhi jumlah bukti proses akuntansi, dan tidak seorang pun yang diperoleh tentang peristiwa dan transaksi setelah tanggal neraca yang berdampak pada termasuk auditor dapat meramalkan bagaimana laporan keuangan. Lebih lagi, hanya tersedia hasil suatu estimasi itu. Suatu audit tidak waktu yang demikian singkat untuk memisahkan dapatmenambahkan ketepatan dan kepastian ketidakpastian yang ada pada tanggal laporan pada laporan keuangan apabila faktor- faktor keuangan tersebut tidak ada, karena hanya berupa estimasi.
  • 16. PEMISAHAN TANGGUNG JAWAB MANAJEMEN DAN AUDITOR 2 1 Manajemen Auditor Independen Manajemen bertanggung jawab atas Auditor independen bertanggung pembuatan dan isi laporan jawab untuk memberikan pendapat keuangan yang dimuat dalam asersi mengenai kewajaran laporan atau pernyataan manajemen keuangan yang dihasilkan manajemen Manajemen Auditor Independen 1.Tanggungjawab Membuat laporan keuangan Mengaudit laporan keuangan utama 2.Hasil Akhir Laporan keuangan Laporan Auditor Independen 3.Kriteria dasar Standar Akuntansi Keuangan Standar Auditing tanggung jawab
  • 17. HUBUNGAN YANG HARUS DIPERTAHANKAN OLEH AUDITOR  Manajemen  Dewan komisaris (board of directors)  Auditor internal  Pemegang saham
  • 18. Auditor perlu mengembangkan hubungan yang saling percaya dan saling menghargai dengan manajemen. Dengan demikian, auditor dengan mudah dapat memperoleh data yang diperlukan  Manajemen Auditor harus menjaga hubungan baik dengan direktur, staf kantor, controller, dan personel kunci lain. Meskipun demikian, auditor tetap harus menjaga independensi dan obyektivitasnya
  • 19. Apabila dewan komisaris sebagian besar terdiri atas direktur, atau staf manajemen lain, maka hubungannya seperti antara auditor dengan manajemen.  Dewan komisaris Apabila dewan komisaris terdiri (board of directors) atas beberapa anggota di luar manajemen perusahaan, biasa membentuk dewan komite yang berperan penting pada rapat umum pemegang saham untuk menentukan kantor akuntan publik yang dipilih
  • 20. Fungsi komite audit antara lain: 1.Membantu dewan komisaris dalam memenuhi kewajiban dan tanggung jawabnya. 2.Mengawasi kebijakan dan praktik akuntansi, dan pelaporan keuangan perusahaan. 3.Memperkuat independensi akuntan publik. 4.Menentukan kantor akuntan publik yang ditunjuk untuk melaksanakan audit. 5.Mendiskusikan lingkup audit dengan auditor. 6.Melakukan komunikasi dengan auditor mengenai masalah-masalah tertentu yang berkaitan dengan pelaksanaan audit seperti pembatasan lingkup audit oleh manajemen. 7.Menelaah laporan keuangan dan laporan audit bersama auditor independen
  • 23. Hubungan antara Konsep, Standar, dan Prosedur Teori auditing merupakan tuntunan untuk melaksanakan audit yang bersifat normatif. Dalam melakukan audit, seorang auditor menerapkan prosedur audit sesuai dengan standar yang diterima oleh umum Untuk menetapkan standar, diperlukan konsep yang mendasarinya sehingga standar tersebut dapat dijabarkan dalam prosedur yang dapat digunakan pada audit. Konsep dasar sangat diperlukan karena merupakan dasar untuk pembuatan standar, yakni pengarah dan pengukur kualitas dari mana prosedur-prosedur audit diturunkan
  • 24. Dengam demikian dapat ditafsirkan bahwa standar akan lebih banyak jumlahnya dari pada konsep dasar darimana standar tersebut diturunkan, prosedur tentunya akan lebih banyak jumlahnya daripada standar 1. Konsep Konsep adalah abstraksi-abstraksi yang diturunkan dari pengalaman dan observasi, dan dirancang untuk memahami kesamaan- kesamaan di dalam suatu subyek, dan perbedaan-perbedaannya dengan subyek yang lain 2. Standar Auditing Standar auditing adalah pengukur kualitas dan tujuan, sehingga jarang berubah 3. Prosedur prosedur audit adalah metode-metode atau teknik-teknik rinci untuk melaksanakan Audit standar, sehingga prosedur akan berubah bila lingkungan auditnya berubah
  • 25. Lima (5) konsep dasar yang menyusun teori Auditing menurut Mautz dan Sharaf 1 5 Bukti Etika perilaku (Evidence) (Ethical conduct) 2 4 Kehati-hatian dalam Independensi pemeriksaan (Independence) (Due audit care) 3 Penyajian atau pengungkapan yang wajar (Fair presentation)
  • 26. 1 Tujuan memperoleh dan mengevaluasi bukti adalah Bukti untuk memperoleh pengertian sebagai dasar untuk (Evidence) memberikan kesimpulan atas pemeriksaan yang dituangkan dalam pendapat auditor Authoritarianisme. Bukti diperoleh berdasar informasi dari pihak lain. Misalnya keterangan lisan manajemen dan karyawan, dan pihak luar lainnya, serta keterangan tertulis berupa dokumen. Cara Mistikisme. Bukti dihasilkan dari intuisi. Misalnya peroleh pemeriksaan buku besar, penelaahan terhadap keterangan bukti dari pihak luar Rasionalisasi. Rasionalisasi merupakan pemikiran asumsi yang diterima. Misalnya penghitungan kembali oleh auditor, dan pengamatan terhadap pengendalian intern, melakukan penelusuran pada prosedur pembukuan yang dilakukan Empirikisme. Empirikisme merupakan pengalaman yang sering terjadi. Misalnya perhitungan dan pengujian secara fisik. Pragmatisme. Pragmatisme merupakan hasil praktik. Misalnya kejadian setelah tanggal selesainya pekerjaan lapangan (subsequent event).
  • 27. 2 Due care artinya melakukan pekerjaan Kehati-hatian dalam dengan sangat hati-hati dan selalu pemeriksaan mengindahkan norma-norma profesi (Due audit care) dan norma moral yang berlaku. Konsep kehati-hatian dalam seorang auditor tidak seorang auditor tidak pemeriksaan, didasarkan pada isu akan akan lepas lepas daridari pokok tingkat kehati-hatian yang kemungkinan kemungkinan diharapkan pada auditor yang berbuat kesalahan berbuat kesalahan bertanggungjawab sebagai seorang Dalam auditing disebut sebagai sebagai seorang profesional profesional auditor auditor prudent auditor. Tanggung jawab yang dituntut melakukan dituntut melakukan dimaksud adalah tanggung jawab pekerjaannya pekerjaannya profesional dalam melaksanakan dengan dengan tingkat tingkat tugasnya. Konsep ini lebih dikenal kehati-hatian kehati-hatian yangyang tinggi dengan konsep konservatif. tinggi sejauh mana batas tanggung jawab atas sejauh mana batas tanggung jawab atas tingkat kehati-hatian tersebut ? tingkat kehati-hatian tersebut ?
  • 28. garis besar pemikirannya mengenai tanggungjawab kehati hatian oleh seorang prudent audit practitioner a. The prudent audit practitioner will take steps to obtain any knowledge readily available which will enable him or her to foresee unreasonable risk or harm to others b. Any unusual circumstances or relationships should be considered by the auditor in planning and performing the audit c. The prudent auditor must recognize unfamilliar situations and take any precautionary measures warranted by the circumstances d. The pruden t auditor will keep abreas t ofdevelopmen t in his or her area of competence e. The prudent auditor will recognize the necessity for reviewing the work of assistants and will perform such review with full understanding of its importance
  • 29. 3 Dijabarkan 3 subkonsep Penyajian atau pengungkapan yang wajar (Fair presentation) 1. Accounting propriety: berhubungan dengan penerapan prinsip akuntansi tertentu dalam kondisi tertentu Konsep ini menuntut adanya informasi laporan keuangan yang bebas (tidak memihak), 2. Adequate disclosure: berkaitan tidak bias, dan mencermin dengan jumlah dan luas kan posisi keuangan, hasil pengungkapan atau penyajian operasi, dan aliran kas informasi. perusahaan. 3. Audit obligation: berkaitan dengan kewajiban auditor untuk independen dalam memberikan pendapat
  • 30. 4 Independensi merupakan suatu Independensi sikap mental yang dimiliki auditor untuk tidak memihak dalam (Independence) melakukan audit. Masyarakat pengguna jasa audit memandang bahwa auditor akan independen terhadap laporan keuangan yang diperiksa dan pembuat dan pemakai laporan keuangan. Jika Konsep independensi berkaitan dengan posisi auditor terhadap kedua hal tersebut tidak independen maka hasil kerja auditor menjadi tidak berarti sama sekali independensi pada diri independensi pada pribadi auditor secara seluruh auditor secara individual (practitioner- bersama-sama dalam independence), profesi (profession- independence)
  • 31. Practitioner independence merupakan pikiran, sikap tidak memihak, dan percaya diri yang mempengaruhi pendekatan auditor dalam pemeriksaan. Untuk itu auditor harus independen dalam menggunakan teknik dan prosedur audit (programming independence), harus independen dalam memilih aktivitas, berhubungan secara personal, kebijakan manajemen yang akan diperiksanya (investigative independence), dan harus independen dalam mengemukakan fakta hasil pemeriksaannya yang tercermin dalam pemberian pendapat dan rekomendasi yang diberikannya (reporting independence) Profession independence merupakan persepsi yang timbul oleh anggota masyarakat keuangan/ bisnis dan masyarakat umum tentang profesi akuntan sebagai kelompok
  • 32. 5 Etika dalam auditing berkaitan dengan Etika perilaku perilaku yang ideal seorang auditor (Ethical profesional yang independen dalam conduct) melaksanakan audit
  • 33. STANDAR AUDITING 1. Ikatan Akuntan Indonesia telah menetapkan dan mengesahkan standar audit­ing yang terdiri atas sepuluh standar. 2. Standar auditing merupakan suatu kaidah agar mutu auditing dapat dicapai sebagaimana mestinya. 3. Standar auditing ini harus diterapkan dalam setiap audit atas laporan keuangan yang dilakukan auditor independen. 4. Standar ini dapat diterapkan tanpa memandang ukuran besar- kecilnya usaha klien, bentuk organisasi bisnis, jenis industri, maupun apakah itu organisasi bisnis yang berorientasi laba maupun organisasi nirlaba. 5. Setiap standar dalam standar auditing ini saling berkaitan erat dan saling tergantung antara yang satu dengan yang lainnya. Standar tersebut dengan segala bahasannya dituangkan ke dalam sebuah buku yaitu buku Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP).
  • 34. Pertama, bagian yang mengatur tentang mutu profesional auditor independen atau persyaratan pribadi auditor (standar umum). Kedua, bagian yang mengatur mengenai pertimbangan- STANDAR pertimbangan yang harus AUDITING digunakan dalam pelaksanaan audit (standar pekerjaan lapangan) Ketiga, bagian yang mengatur tentang pertimbangan- pertimbangan yang digunakan dalam penyusunan laporan audit (standar pelaporan).
  • 35. Standar Umum 1.Audit harus dilaksanakan oleh seorang atau lebih yang memiliki keahlian dan pelatihan teknis yang cukup sebagai auditor. 2.Dalam semua hal yang berhubungan dengan perikatan, independensi dalam sikap mental harus dipertahankan oleh auditor. 3.Dalam pelaksanaan audit dan penyusunan laporannya, auditor wajib menggunakan kemahiran profesionalnya dengan cermat dan seksama
  • 36. Standar Pekerjaan Lapangan 1.Pekerjaan harus direncanakan sebaik-baiknya dan jika digunakan asisten harus disupervisi dengan semestinya. 2.Pemahaman yang memadai atas struktur pengendalian intern harus diperoleh untuk merencanakan audit dan menentukan sifat, saat, dan lingkup pengujian yang akan dilakukan. 3.Bukti audit kompeten yang cukup harus diperoleh melalui inspeksi, pengamatan, permintaan pertanyaan, dan konfirmasi sebagai dasar yang memadai untuk menyatakan pendapat atas laporan keuangan yang diaudit
  • 37. Standar Pelaporan 1.Laporan audit harus menyatakan apakah laporan keuangan telah disusun sesuai dengan prinsip akuntansi berterima umum di Indonesia 2.Laporan audit harus menunjukkan atau menyatakan, jika ada, ketidak konsistenan penerapan prinsip akuntansi dalam penyusunan laporan keuangan periode berjalan dibandingkan dengan penerapan prinsip akuntansi tersebut dalam periode sebelumnya. 3.Pengungkapan informatif dalam laporan keuangan harus dipandang memadai, kecuali dinyatakan lain dalam laporan auditor. 4.Laporan audit harus memuat suatu pernyataan pendapat mengenai laporan keuangan secara keseluruhan atau suatu asersi bahwa pernyataan demikian tidak dapat diberikan. Jika pendapat secara keseluruhan tidak dapat diberikan, maka alasannya harus dinyatakan. Dalam hal nama auditor dikaitkan dengan laporan keuangan, maka laporan auditor harus memuat petunjuk yang jelas mengenai sifat pekerjaan audit yang dilaksanakan, jika ada, dan tingkat tanggung jawab yang dipikul oleh auditor.
  • 38. STANDAR UMUM 1. Audit harus dilaksanakan oleh seorang atau lebih yang memiliki keahlian dan pelatihan teknis yang cukup sebagai auditor. Kompetensi ini ditentukan oleh tiga faktor yaitu: a.Pendidikan formal dalam bidang akuntansi di suatu perguruan tinggi Standar pertama ini termasuk ujian profesi auditor. menuntut kompetensi b.Pelatihan yang bersifat praktis dan teknis pengalaman dalam bidang auditing. c. Pendidikan profesional yang berkelanjutan selama menekuni karir auditor profesional.
  • 39. STANDAR UMUM 2. Dalam semua hal yang berhubungan dengan perikatan, independensi dalam sikap mental harus dipertahankan oleh auditor. a. Independence infact (independensi senyatanya). Ada tiga aspek b. Independence in appearance independen (independensi dalam penampilan). si c. Independence in competence (independensi dari keahlian atau kompetensinya).
  • 40. Independence infact (independensi senyatanya) Auditor benar-benar tidak mempunyai kepentingan ekonomis dalam perusahaan yang dilihat dari keadaan yang sebenarnya, misalnya apakah ia sebagai direksi, komisaris, persero, atau mempunyai hubungan keluarga dengan pihak itu semua. Untuk menjadi independen, auditor harus mempunyai kejujuran yang tinggi. Jadi ada keterkaitan erat antara independensi infact dengan obyektivitas Independence in appearance (independensi dalam penampilan) Kebebasan yang dituntut bukan saja dari fakta yang ada, tetapi juga harus bebas dari kepentingan yang kelihatannya cenderung dimilikinya dalam perusahaan tersebut. Hal ini dapat berupa hubungan yang intim, pengaruh yang besar dan Iain-lain. Independensi dalam penampilan merupakan pandangan pihak-lain terhadap diri auditor sehubungan dengan pelaksanaan audit. Auditor harus menjaga kedudukannya sedemikian rupa sehingga pihak lain akan mempercayai sikap independensi dan obyektivitasnya. Meskipun auditor independen telah menjalankan audit dengan baik secara independen dan obyektif, pendapatnya yang dinyatakan dalam laporan audit tidak akan dipercaya oleh para pemakai jasa auditor independen bila ia tidak mampu mempertahankan independensi dalam penampilan. Oleh karena itu, independensi dalam penampilan sangat penting bagi perkembangan profesi auditor.
  • 41. Independence in competence (independensi dari keahlian atau kompetensinya) Independensi dari sudut keahlian berhubungan erat dengan kompetensi atau kemampuan auditor dalam melaksanakan dan menyelesaikan tugasnya. Auditor yang awam dalam electronic data processing system tidak memenuhi independensi keahlian bila ia mengaudit perusahaan yang pengolahan datanya menggunakan sistem informasi akuntansi terkomputerisasi. Independensi dari sudut pandang keahlian terkait erat dengan kecakapan profesional auditor. Dalam melaksanakan tugas pemeriksaannya, ia wajib menggunakan segala kemahiran jabatannya sebagai pemeriksa yang ahli dengan seksama dan hati-hati. Baik dalam merencanakan, melaksanakan pemeriksaan maupun sewaktu menyusun laporan hasil pemeriksaan.
  • 42. STANDAR UMUM 3. Dalam pelaksanaan audit dan penyusunan laporannya, auditor wajib meiiggunakan kemahiran profesionalnya dengan cermat dan seksama. menuntut auditor untuk cermat dan seksama dalam melaksanakan audit dan dalam mengeluarkan laporan atas temuan-temuannya. Oleh karena itu, auditor yang berpengalaman harus Standar mengkaji secara kritis pekerjaan dan ketiga judge­ment yang dibuat oleh para stafnya. Kualitas jasa yang diberikan auditor sangat tergantung pada kecermatan dan keseksamaan dalam melaksanakan audit dan dalam menyusun laporan audit.
  • 43. STANDAR PEKERJAAN LAPANGAN 4. Pekerjaan harus direncanakan sebaik-baiknya dan jika digunakan asisten harus disupervisi dengan semestinya Pekerjaan mengaudit harus direncanakan secara memadai agar audit dapat dilaksanakan secara efisien dan efektif. Perencanaan meliputi pengembangan strategi audit dan perancangan program Standar audit untuk melaksanakan audit. Meskipun keempat auditor boleh mempekerjakan para asisten, tetapi tanggung jawab atas pekerjaan tersebut tetap berada di tangan auditor. Oleh karena itu, auditor harus mengarahkan, mengendalikan, dan mengawasi para asistennya.
  • 44. STANDAR PEKERJAAN LAPANGAN 5. Pemahaman yang memadai atas struktur pengendalian intern harus diperoleh untuk merencanakan audit dan menentukan sifat, saat, dan lingkup pengujian yang akan dilakukan. Pemahaman mengenai struktur pengendalian intern klien akan digunakan untuk: 1.Mengidentifikasi salah saji yang Standar kelima potensial. 2.Mempertimbangkan faktor yang mempengaruhi risiko salah saji yang material. 3.Merancang pengujian substantif
  • 45. STANDAR PEKERJAAN LAPANGAN 6. Bukti audit kompeten yang cukup harus diperoleh melalui inspeksi, pengamatan, permintaan pertanyaan, dan konfirmasi sebagai dasar yang memadai untuk menyatakan petidapat atas laporan keuangan yang diaudit. Audit harus menghimpun evidential matter (hal-hal yang bersifat membuktikan) dan tidak sekedar evident atau bukti konkrit sebagai dasar untuk menyatakan Standar pendapat atas laporan keuangan klien. kelima Yang dimaksud dengan evidential matter misalnya pengetahuan yang ada di pikiran auditor mengenai uang yang sebenarnya dikeluarkan untuk membeli suatu aktiva
  • 46. Sebagai contoh A mengeluarkan uang Rp 100.000.000,00 untuk membeli mesin tetapi ia memperoleh kuitansi atas pembelian itu sebesar Rp 150.000.000,00. Auditor harus berusaha mencari dan menemukan evidential matter (Rp 100.000.000,00) dan tidak sekedar evident yang berupa cek sebesar Rp 150.000.000,00 tersebut. Auditor harus menggunakan judgement profesional dalam menentukan kecukupan jumlah, kualitas, dan kompetensi bukti yang diperlukan.
  • 47. Perbandingan antara evidence dan evidential matter No. Evidence Evidential Matter 1. Ada di luar benak atau Ada di dalam benak atau kesadaran auditor kesadaran intelektual dan mental auditor 2. Bersifat konkrit, empiris Bersifat abstrak 3. Realitas objektif Realitas subjektif 4. Realitas Substantif Realitas Bentuk
  • 48. STANDAR LAPORAN 7. Laporan audit harus menyatakan apakah laporan keuangan telah disusun sesuai dengan prinsip akuntansi berterima umum di Indonesia Standar ini mengharuskan auditor untuk mengidentifikasikan dan menggunakan Standar prinsip akuntansi yang berterima umum di ketujuh Indonesia sebagai kriteria yang dipakai untuk mengevaluasi asersi-asersi yang dibuat oleh manajemen
  • 49. STANDAR LAPORAN 8. Laporan audit harus menunjukkan atau menyatakan,jika ada, ketidak konsistenan penerapan prinsip akuntansi dalam penyusunan laporan keuangan periode berjalan dibandingkan dengan penerapan prinsip akuntansi tersebut dalam periode sebelumnya. Konsistensi merupakan suatu konsep di dalam akuntansi yang menuntut diterapkannya standar secara terus-menerus, Standar tidak diubah-ubah kecuali dengan alasan delapan yang dapat dibenarkan misalnya agar laporan keuangan dapat menyajikan posisi keuangan perusahaan yang sebenarnya dan untuk menghindari informasi yang menyesatkan. Konsistensi sangat diperlukan untuk mendukung komparabilitas laporan keuangan dari suatu periode ke periode berikutnya.
  • 50. STANDAR LAPORAN 9. Pengungkapan informatif dalam laporan keuangan harus dipandang memadai, kecuali dinyatakan lain dalam laporan audit Standar ini berkaitan erat dengan informasi tambahan sebagai pendukung dan pelengkap laporan keuangan. Informasi Standar tambahan tersebut dapat dinyatakan dalam sembilan bentuk catatan atas laporan keuangan maupun bentuk pengungkapan lainnya. Laporan audit tidak perlu menyatakan hal ini apabila pengungkapan informatif sudah memadai.
  • 51. STANDAR LAPORAN 10. Laporan audit harus memuat suatu pernyataan pendapat mengenai laporan keuangan secara keseluruhan atau suatu asersi bahwa pernyataan demikian tidak dapat diberikan. Jika pendapat secara keseluruhan tidak dapat diberikan, maka alasannya harus dinyatakan. Dalam hal nama auditor dikaitkan dengan laporan keuangan, maka laporan auditor harus memuat petunjuk yangjelas mengenai sifat pekerjaan audit yang dilaksanakan, jika ada, dan tingkat tanggung jawab yang dipikul oleh auditor bertujuan untuk mencegah terjadinya salah tafsir tentang tingkat tanggung jawab yang dipikul auditor bila namanya dikaitkan dengan laporan keuangan. Auditor harus menyatakan bahwa ia tidak dapat memberikan pendapatnya atas laporan keuangan yang tidak diaudit tetapi namanya dikaitkan dengan laporan keuangan Standar tersebut. sepuluh Auditor juga harus menyatakan bahwa ia tidak dapat memberikan pendapatnya meskipun seandainya melakukan beberapa prosedur audit apabila ia tidak independen terhadap klien
  • 52. Hubungan kesepuluh standar dengan konsep auditing Standar Standar didasari didasari konsep konsep kehati-hatian, kehati-hatian, Umum Umum independensi, dan etika independensi, dan etika Standar Standar pekerjaan pekerjaan didasari konsep bukti didasari konsep bukti lapangan lapangan Standar Standar konsep penyajian atau pengungkapan konsep penyajian atau pengungkapan pelaporan pelaporan yang wajar yang wajar
  • 53. Standar auditing seperti yang dikemukakan dalam buku Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP) adalah merupakan pedoman audit atas laporan keuangan historis. Standar tersebut dirinci ke dalam bentuk Pernyataan Standar Auditing (PSA). Dengan demikian PSA merupakan penjabaran lebih lanjut masing-masing standar yang terdapat dalam standar auditing. 53
  • 54. PSA berisi ketentuan-ketentuan dan pedoman-pedoman utama yang harus diikuti oleh akuntan publik dalam melaksanakan penugasan audit. Kepatuhan terhadap PSA tersebut bersifat wajib (mandatory). Termasuk di dalam PSA adalah Interpretasi Pemyataan Standar Auditing (IPSA). IPSA merupakan interpretasi resmi yang dikeluarkan oleh IAI. IPSA memberikan jawaban atas keragu-raguan, dalam penafsiran ketentuan-ketentuan yang dimuat dalam PSA, sehingga merupakan perluasan lebih lanjut berbagai ketentuan dalam PSA. Pelaksanaan atas tafsiran tersebut juga bersifat wajib (mandatory). 54
  • 55. Jadi PSA merupakan landasan operasional. Untuk tidak menimbulkan tafsiran yang berbeda terhadap PSA maka disediakan wahananya berupa IPSA. Dengan demikian secara hirarki antara Standar Auditing, Pernyataan Standar Auditing, dan Interpretasi Pernyataan Standar Auditing 55
  • 56. Hirarki antara Standar Auditing, Pernyataan Standar Auditing, dan Interpretasi Pernyataan Standar Auditing Standar Auditing Landasan Konseptual Standar Umum Standar Pekerjaan Lapangan Standar Pelaporan Landasan operasional Pernyataan Standar Auditing Pernyataan Standar Auditing (PSA) (PSA) Interpretasi Pernyataan Interpretasi Pernyataan Standar Auditing (IPSA) Standar Auditing (IPSA) 56