SlideShare una empresa de Scribd logo
1 de 77
MATERI TRAINING 
Latihan Kader I memiliki materi-materi dasar yang sifatnya penanaman 
dasar organisasi HMI, atau dengan kata lain materi yang disampaikan 
pada LK I merupakan fondasi dalam membentuk kader sesuai dengan 
kualitas insan cita. Adapun materi yang diberikan dalam LK I ini harus 
seragam dan standar di seluruh cabang, karena jika fondasi ini beragam 
akan mengakibatkan konstruksi yang lemah. 
Materi-materi yang diberikan dalam LK I ini dibagi menjadi dua kelompok, 
yaitu materi pokok dan materi penunjang atau tambahan. Materi pokok 
adalah kelompok materi yang wajib ada dan disampaikan dalam forum LK 
I, materi ini merupakan materi standar secara “internasional” bagi 
pelaksanaan LK I HMI. Alokasi waktu dan prinsip nilai dalam materi pokok 
tidak boleh ditambah, apalagi dikurangi, penambahan terhadap materi 
pokok dapat ditoleransi hanya menyentuh aspek sudut pandang atau 
pengembangan kearifan lokal (misal penekanan pada pembelaan kaum 
tertindas dengan studi kasus tertentu). Sedangkan materi penunjang atau 
tambahan adalah materi yang telah menjadi kemestian untuk ada dalam 
training (misal materi perkenalan dan orientasi latihan, dan materi evaluasi 
dan rencana tindak lanjut), atau materi yang merupakan prasyarat 
tercapainya pemahaman materi pokok (misal materi pengantar ideologi, 
dan materi pengantar filsafat ilmu, sebagai prasyarat optimalisasi 
pemahaman materi Nilai Dasar Perjuangan, atau materi teknik dan etika 
diskusi, sebagai prasyarat berjalannya diskusi yang baik dalam 
pertrainingan), atau materi yang memiliki hubungan/penurunan dari materi 
pokok dan memiliki keterkaitan dengan tujuan perkaderan yang menjadi 
karakter lokal. 
3.1 MATERI POKOK 
Materi pokok yang diberikan dalam Latihan Kader I meliputi (1) Materi 
Sejarah Perjuangan HMI, (2) Materi Konstitusi HMI, (3) Materi Nilai Dasar 
Perjuangan, (4) Materi Misi HMI, dan (5) Materi Kepemimpinan dan 
Manajemen Organisasi. 
3.1.1 Materi Sejarah Perjuangan HMI 
A. Silabus 
JENJANG 
LATIHAN KADER I 
SEJARAH 
PERJUANGAN HMI 
ALOKASI WAKTU: 
8 JAM 
Tujuan Pembelajaran Umum: 
Peserta dapat memahami sejarah dan dinamika perjuangan HMI 
BADAN KOORDINASI NASIONAL LEMBAGA PENGELOLA LATIHAN 
PENGURUS BESAR HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM
Panduan Latihan Kader I - 
Tujuan Pembelajaran Khusus: 
1 . Peserta dapat menjelaskan latar belakang berdirinya HMI. 
2. Peserta dapat menjelaskan gagasan dan visi pendiri HMI. 
3. Peserta dapat mengklafisikasikan fase-fase perjuangan HMI. 
Pokok Bahasan/Sub Pokok Bahasan: 
1 . Pengantar Ilmu Sejarah. 
1.1. Pengertian Ilmu Sejarah. 
1.2. Manfaat dan Kegunaan Mempelajari Sejarah. 
2. Misi Kelahiran Islam. 
2.1. Masyarakat Arab Pra Islam. 
2.2. Periode Kenabian Muhammad. 
2.2.1. Fase Makkah. 
2.2.2. Fase Madinah. 
3. Latar Belakang Berdirinya HMI. 
3.1. Kondisi Islam di Dunia. 
3.2. Kondisi Islam di Indonesia. 
3.3. Kondisi Perguruan Tinggi dan Mahasiswa Islam. 
3.4. Saat Berdirinya HMI. 
4. Gagasan dan Visi Pendiri HMI. 
12 
4.1. Sosok Lafran Pane. 
4.2. Gagasan Pembaruan Pemikiran ke-Islaman. 
4.3. Gagasan dan Visi Perjuangan Sosial-budaya. 
4.4. Komitmen ke-Islaman dan Kebangsaan sebagai dasar 
perjuangan HMI. 
5. Dinamika Sejarah Perjuangan HMI dalam Sejarah Perjuangan 
Bangsa. 
5.1. HMI Dalam Fase Perjuangan Fisik 
5.2. HMI Dalam Fase Pertumbuhan dan Konsolidasi Bangsa 
5.3. HMI Dalam Fase Transisi Orde Lama dan Orde Baru 
5.4. HMI Dalam Fase Pembangunan dan Modernisasi Bangsa 
5.5. HMI Daiam Fase Pasca Orde Baru 
Metode : 
Menjunjung tinggi kearifan lokal 
Evaluasi: 
Memberikan test objektif/subjektif dan penugasan dalam bentuk 
resume. 
Referensi : 
1. Drs. Agus Salim Sitompul, Sejarah Perjuangan HMI (1974-1975), 
Bina Ilmu 
2. DR. Victor I. Tanja, HMI, Sejarah dan Kedudukannya Ditengah 
Gerakan Muslim Pembaharu Indonesia, Sinar Harapan, 1982. 
3. Prof. DR. Deliar Noer, Partai Islam Dipentas Nasional, Graffiti Pers, 
1984 
BADAN KOORDINASI NASIONAL BADAN PENGELOLA LATIHAN 
PENGURUS BESAR HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM
Panduan Latihan Kader I - 
13 
4. Sulastomo, Hari-hari Yang Panjang, PT. Gunung Agung, 1988 
5. Agus-Salim Sitompul, Historiografi HMI, Tintamas, 1995 
6. Ramli Yusuf (ed), 50 tahun HMI Mengabdi, LASPI, 1997. 
7. Ridwan Saidi, Biografi A. Dahlan Ranuwiharjo, LSPI, 1994. 
8. M. Rusli Karim, HMI MPO Dalam Pergulatan Politik di Indonesia, 
Mizan, 1997 
9. Muhammad Kamal Hasan, Modernisasi Indonesia, Respon 
Cendikiawan Muslim Masa Orde Baru, LSI 1987. 
10.Muhammad Hussein Haikal, Sejarah Hidup Muhammad, 
LiteraAntarNusa 
11.Dr. Badri Yatim, MA, Sejarah Peradaban Islam, I, II, III, Rajawali 
Pers 
12.Thomas W. Arnold, Sejarah Dakwah Islam 
13.Moksen ldris Sirfefa et. Al (ed), Mencipta dan Mengabdi, PB HMI, 
1997 
14.Hasil-hasil Kongres HMI 
15.Sejarah Kohati 
16.Sharsono, HMI Daiam Lingkaran Politik Ummat Islam, Cl IS, 1997. 
17.Prof. DR. Deliar Noer, Gerakan Modern Islam Indonesia 
(1902-1942), LP3ES, 1980. 
18.Literatur lain yang relevan 
B. Materi Terurai 
PENGANTAR ILMU SEJARAH 
Pengertian 
Sejarah adalah suatu kebetulan terjadi di masa yang telah lalu dan benar-benar 
terjadi, dan kebetulan pula dicatat, biasanya kebenaran sejarah 
didukung bukti-bukti yang membenarkan peristiwa itu benar-benar terjadi. 
Menurut kamus besar bahasa Indonesia, ilmu sejarah adalah suatu 
pengetahuan atau uraian mengenai peristiwa-peristiwa dan kejadian-kejadian 
yang benar-benar terjadi di masa lampau. Dari pengertian atau 
definisi di atas maka dapatlah dibedakan antara sejarah dan ilmu sejarah, 
sejarah adalah kejadian atau peristiwanya, sedangkan ilmu sejarah adalah 
ilmu yang mempelajari kejadian atau peristiwa tersebut. 
Manfaat dan Kegunaan Mempelajari Ilmu Sejarah 
Manfaat dan kegunaan yang dapat diambil dari kejadian yang telah 
lampau adalah pengetahuan tentang peristiwa-peristiwa yang terjadi pada 
saat itu, dan dengan mempelajari maka dapat diambil hikmah/pelajaran 
dari peristiwa tersebut. Pada peristiwa yang terjadi dapat dianalisis 
kelebihan dan kekurangan yang ada dari peristiwa itu, dan pengetahuan 
tersebut dapat meningkatkan kehati-hatian dalam mengambil keputusan 
pada masa saat ini dengan mempertimbangkan prinsip nilai yang terjadi di 
masa lalu, karena pada dasarnya peristiwa masa lalu linear dengan masa 
saat ini dan yang akan datang. 
BADAN KOORDINASI NASIONAL BADAN PENGELOLA LATIHAN 
PENGURUS BESAR HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM
Panduan Latihan Kader I - 
MISI KELAHIRAN ISLAM 
14 
Masyarakat Arab Pra Islam 
Masyarakat Arab pra Islam atau yang lebih dikenal dengan masyarakat 
jahiliyah hidup dalam keterbelakangan, baik pengetahuan, sosial budaya 
maupun peradaban. Masyarakat arab pra Islam tidak mengenal tulis dan 
baca, walaupun ada yang dapat menulis dan membaca itu hanya 
sebagian kecil saja, namun pemahaman atau kebanggaan akan sastra 
demikian tingginya, jadi dapat disimpulkan bahwa masyarakat Arab pada 
masa itu hidup dalam kebodohan. Posisi wanita pada saat itu tidak 
dihargai, mereka hanya dipandang sebagai benda bergerak yang 
menyenangkan, bahkan wanita dianggap sebagai beban dan sumber 
bencana, implikasinya adalah ada anggapan jika memiliki anak wanita 
akan mengakibatkan kemiskinan. Dampak dari pandangan itu, maka tak 
heran jika mereka sering mengubur bayi wanita hidup-hidup (kalau 
sekarang, belum lahir sudah dibunuh). Selain itu masyarakat Arab pra 
Islam hidup dalam perpecahan klan (keluarga besar), karena mereka lebih 
menonjolkan ego kesukuan atau kabilah, ini menyebabkan masyarakat 
Arab sering berperang antar kabilah dan tidak memiliki rasa kebangsaan 
yang menyebabkan bangsa Arab menjadi lemah dan terpecah-pecah. 
Periode Kenabian Muhammad 
# Fase Makkah 
Muhammad lahir di Makkah pada masa keadaan masyarakat yang buruk 
sekali. Muhammad lahir pada tanggal 12 Rabiul Awal tahun Gajah, 
bertepatan dengan tanggal 20 April 571 M. Muhammad putra tunggal 
dari pasangan Abdullah dan Aminah. Sejak kecil Muhammad memiliki 
sifat yang terpuji sehingga kemudian ia dijuluki “al-amin” atau orang 
yang dapat dipercaya. Pada usia yang ke-25 Muhammad menikah 
dengan seorang janda kaya yang bernama Khadijah. Dalam masa 
pernikahannya ini Muhammad sering melakukan 
perenungan/kontemplasi di luar kota Makkah, tepatnya di sebuah gua 
yang bernama Hira, beliau selalu memikirkan keadaan masyarakatnya 
yang demikian rusak. 
Pada saat Muhammad mendekati usia 40 tahun, beliau makin sering 
stress memikirkan bangsanya, sehingga pelariannya dengan menyepi di 
gua Hira semakin sering kuantitasnya. Suatu malam di bulan 
Ramadhan tepatnya tanggal 17 Ramadhan yang bertepatan dengan 
tanggal 6 Agustus 610, datanglah suatu penampakan yang ternyata 
adalah malaikat Jibril yang menyampaikan wahyu pertama (Al-Alaq : 1 – 
5), dan ini pertanda bahwa Muhammad telah dilantik menjadi rasul dan 
nabi walaupun tanpa berita acara. Pasca wahyu di gua Hira, 
Muhammad s.a.w. mendapat wahyu-wahyu berikutnya yang 
BADAN KOORDINASI NASIONAL BADAN PENGELOLA LATIHAN 
PENGURUS BESAR HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM
Panduan Latihan Kader I - 
15 
memerintahkan kepada Muhammad s.a.w untuk menyampaikan 
dakwah. Isi dakwahnya adalah ajakan untuk melakukan perubahan-perubahan 
yang revolusioner, perubahan yang dibawa antara lain 
perubahan akhlak, karena Islam mengajarkan akhlak yang baik. 
Perubahan lain adalah nilai persamaan, yang dimaksud adalah 
kesetaraan antar umat manusia, tidak ada perbedaan antara laki-laki 
dan perempuan, antar ras, bangsa, dan lain sebagainya, di mata Allah 
yang berbeda adalah ketaqwaan. Selain itu, ilmu pengetahuan menjadi 
sesuatu yang penting untuk dilakukan, serta membangun solidaritas 
persaudaraan yang berimplikasi pada penguatan nasionalisme atau 
keutuhan dalam berbangsa dan beragama. 
Pada fase Makkah ajaran yang disampaikan Muhammad s.a.w berkaitan 
atau berhubungan pada nilai ketauhidan atau iman, karena pada saat itu 
jaran Islam baru tegak kembali, sehingga yang harus dibangun pertama-tama 
adalah fondasi aqidah atau iman yang dijadikan landasan 
fundamental. 
Tiap tahun kota Makkah selalu didatangi oleh kabilah-kabilah dari 
seluruh Arab yang datang untuk untuk melakukan shoping atau ibadah 
haji. Muhammad s.a.w melakukan dakwah terhadap orang-orang 
tersebut, dan usaha ini tidak sia-sia karena dari kalangan yang berasal 
dari daerah-daerah tersebut ada yang menyatakan keimanannya, 
diantaranya dari Yastrib. Konsekuensi logis dari gerakan revolusioner 
berdampak pada peningkatan konstelasi politik masyarakat Makkah, 
yang pada akhirnya memberikan satu pilihan kepada Muhammad s.a.w 
untuk meninggalkan Makkah. Pada hijrah yang kedua, Muhammad 
s.a.w. menginstruksikan kepada para pendukungnya untuk 
meninggalkan kota Makkah menuju Yastrib yang dikemudian hari 
dikenal dengan Madinah. Muhammad s.a.w pun pada akhirnya terpaksa 
harus meninggalkan Makkah menuju Madinah, maka dimulailah babak 
baru dalam Islam, fase Madinah. 
# Fase Madinah 
Fase Madinah dimulai sejak hijrahnya Muhammad s.a.w dari Makkah ke 
Madinah, karena Madinah dianggap baik untuk pembenihan Islam. 
Kaum muslimin yang berada di Madinah terbagi menjadi dua kelompok, 
yaitu Anshar (kaum muslimin tuan rumah) dan Muhajirin (kaum muslimin 
pendatang dari Makkah), maka langkah pertama yang dilakukan adalah 
mempertalikan hubungan kekeluargaan atau hubungan persaudaraan 
antara kaum Anshar dan Muhajirin, karena hanya dengan persatuanlah, 
maka umat Islam akan kuat. Selanjutnya dilakukan lobi-lobi politik atau 
perjanjian dengan kelompok di luar Islam yang ada di Madinah, karena 
pada saat itu telah ada kelompok lain yang tinggal di sana, antara lain 
Yahudi. 
BADAN KOORDINASI NASIONAL BADAN PENGELOLA LATIHAN 
PENGURUS BESAR HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM
Panduan Latihan Kader I - 
16 
Dimadinahlah Muhammad s.a.w. melakukan pembinaan masyarakat 
Islam. Pembinaan masyarakat ini tidak hanya di bidang aqidah, tetapi 
juga menyangkut masalah politik, ekonomi, dan sosial budaya. Di 
Madinah perkembangan ajaran Islam maju dengan pesat, pada fase ini 
ajaran lebih ditekankan pada hukum kemasyarakatan atau lebih kepada 
muamallah. Dengan semakin besarnya kamum muslimin, dianggap 
merupakan ancaman bagi kelompok lain, maka semakin benci pula 
orang-orang Quraisy kepada Muhammad s.a.w. dan para 
pendukungnya. Konstelasi kebencian makin meningkat sehingga 
mengakibatkan timbulnya peperangan, antara lain Badr, Uhud, Ahzab, 
Khandaq, dan beberapa perang lainnya. Pada prinsipnya bagi kaum 
muslimin peperangan ini adalah upaya defensif dan dalam rangka 
menegakkan kalimah tauhid. 
Muhammad s.a.w. mangkat dan dimakamkan di Madinah di usia 63 
tahun, pada tanggal 12 Rabiul Awal 11 H, bertepatan dengan tanggal 8 
Juni 632. 
LATAR BELAKANG BERDIRINYA HMI 
Kondisi Islam di Dunia 
Kondisi umat Islam dunia pada saat menjelang kelahiran HMI dapat 
dikatakan ketinggalan dibandingkan masyarakat Eropa dengan 
Reinasance-nya. Ini dapat dilihat dari penguasaan teknologi maupun 
pengetahuan, bahkan sebagain besar umat Islam berada di bawah ketiak 
penindasan nekolim barat yang notabene dimotori oleh kelompok Kristen. 
Umat Islam hanya terpaku, terlena oleh kejayaan masa lampau atau pada 
zaman keemasan Islam. Umat Islam pada umumnya tidak memahami 
ajaran Islam secara komprehensif, sehingga mereka hanya berkutat 
seputar ubudiyah atau ritual semata tanpa memahami bahwa ajaran Islam 
adalah ajaran paripurna yang tidak hanya mengajarkan hubungan 
manusia dengan Tuhan, namun lebih jauh daripada itu menderivasikan 
hubungan transenden ke dalam seluruh aspek kehidupan. 
Berangkat dari pemahaman ajaran Islam yang kurang, umat berada dalam 
keterbelakangan dan fenomena ini terjadi dapat dikatakan di seluruh 
dunia. Hal tersebut mengakibatkan terpuruknya umat Islam yang 
dijanjikan Allah untuk dipusakai alam semesta. Lebih ironis lagi ketika 
umat terbagi menjadi berbagai golongan yang hanya berangkat dari 
masalah khilafiyah, yang bedampak pada melemahnya kekuatan Islam. 
Kondisi Islam di Indonesia 
Tidak jauh berbeda dengan apa yang terjadi di dunia saat itu, umat Islam 
berada dalam cengkaraman nekolim barat. Penjajah memperlakukan 
umat Islam sebagai masyarakat kelas bawah dan diperlakukan tidak adil, 
BADAN KOORDINASI NASIONAL BADAN PENGELOLA LATIHAN 
PENGURUS BESAR HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM
Panduan Latihan Kader I - 
17 
serta hanya menguntungkan kelompok mereka sendiri atau rakyat yang 
sudah seideologi dengan mereka. 
Umat Islam Indonesia hanya mementingkan kehidupan akhirat (katanya 
sich), dengan penonjolan simbolisasi Isalam dalam ubudiyah, sebagai 
upaya kompensasi atas ketidakberdayaan untuk melawan nekolim, 
sehingga pemahaman umat tidak secara benar dan kaffah. Bahkan ada 
sebagian ulama yang menyatakan bahwa pintu ijtihad telah ditutup, hal ini 
menyebabkan umat hidup dalam suasana taqlid dan jumud. Selain itu 
umat Islam Indonesia berada dalam perpecahan berbagai macam 
aliran/firqah dan masing-masing golongan melakukan truth claim, hal ini 
menyebabkan umat Islam Indonesia tidak kuat akibat kurang persatuan di 
kalangan umat Islam di Indonesia. 
Kondisi Perguruan Tinggi dan Mahasiswa Islam 
Perguruan tinggi adalah tempat untuk menuntut ilmu yang akan 
menghasilkan para pemimpin untuk masa sekarang dan masa yang akan 
datang. Selain itu perguruan tinggi adalah motor penggerak perubahan, 
dan perubahan tersebut diharapkan menuju sesuatu yang lebih baik. 
Begitu pentingnya perguruan tinggi, maka banyak golongan yang ingin 
menguasainya demi untuk kepentingan golongan tersebut. 
Sejalan dengan perguruan tinggi dan dunia kemahasiswaan yang 
strategis tersebut, ada beberapa faktor dominan yang menguasai dan 
mewarnai perguruan tinggi dan dunia kemahasiswaan, antara lain sistem 
yang diterapkan khususnya di perguruan tinggi adalah sistem pendidikan 
barat yang mengarah pada sekularisme dan dapat menyebabkan 
dangkalnya agama atau aqidah dalam kehidupan. Selain itu adanya 
organisasi kemahasiswaan yang berhaluan komunis dan ini menyebabkan 
aspirasi Islam dan umat Islam kurang terakomodir. 
Faktor-faktor di atas adalah ancaman yang serius, karena menyebabkan 
masalah dalam hidup dan kehidupan serta keberadaan Islam dan umat 
Islam. Mahasiswa Islam kurang memiliki ruang gerak karena berada 
dalam sistem yang sekuler dan tidak sesuai dengan ajaran Islam, dan 
harus menghadapi tantangan dari mahasiswa komunis yang sangat 
bertentangan dengan fitrah manusia dan bertentangan pula dengan ajaran 
Islam. Jelas sudah bahwa mahasiswa Islam sangat sulit untuk bergerak 
memperjuangkan aspirasi umat Islam. 
Saat Berdirinya Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) 
HMI lahir pada saat umat Islam Indonesia berada dalam kondisi yang 
memprihatinkan, yaitu terjadinya kesenjangan dan kejumudan 
pengetahuan, pemahaman, penghayatan ajaran Islam sehingga tidak 
tercermin dalam kehidupan nyata. 
Pada saat HMI berdiri, sudah ada organisasi kemahasiswaan, yaitu 
Perserikatan Mahasiswa Yogyakarta (PMY), namun PMY didominasi oleh 
BADAN KOORDINASI NASIONAL BADAN PENGELOLA LATIHAN 
PENGURUS BESAR HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM
Panduan Latihan Kader I - 
18 
partai sosialis yang berpaham komunis. Akibat didominasi oleh partai 
sosialis maka PMY tidak independen untuk memperjuangkan aspirasi 
mahasiswa, maka banyak mahasiswa yang tidak sepakat dan tidak bisa 
membiarkan mahasiswa terlbat dalam polarisasi politik. Sebagai realisasi 
dari keinginan tersebut maka di Yogyakarta pada tanggal 14 Rabiul Awal 
1366 H, bertepatan dengan tanggal 5 Pebruari 1947 sebuah organisasi 
kemahasiswaan, yaitu Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) sebagai 
organisasi independen dan sebagai anak umat dan anak bangsa. 
GAGASAN DAN VISI PENDIRI HMI 
Sosok Lafran Pane 
Berdasarkan penelusuran dan penelitian sejarah, maka Kongres XI HMI 
tahun 1974 di Bogor menetapkan Lafran Pane sebagai pemrakarsa 
berdirinya HMI, dan disebut sebagai pendiri HMI. 
Lafran Pane adalah anak keenam dari Sutan Pangurabaan Pane, lahir di 
Padang Sidempuan, 5 Pebruari 1922, pendidikan Lafran Pane tidak 
berjalan “normal” dan “lurus”. Lafran Pane mengalami perubahan 
kejiwaan yang radikal sehingga mendorong dirinya untuk mencari hakikat 
hidup sebenarnya. Desember 1945 Lafran Pane pindah ke Yogyakarta, 
karena Sekolah Tinggi Islam (STI) tempat ia menimba ilmu pindah dari 
Jakarta ke Yogyakarta. Pendidikan agama Islam yang lebih intensif ia 
peroleh dari dosen-dosen STI, mengubur masa lampau yang kelam. 
Bagi Lafran Pane, Islam merupakan satu-satunya pedoman hidup yang 
sempurna, karena Islam menjadikan manusia sejahtera dan selamat di 
dunia dan akhirat. Pada tahun 1948, Lafran Pane pindah studi ke 
Akademi Ilmu Politik (AIP). Saat Balai Perguruan Tinggi Gadjah Mada 
dan fakultas kedokteran di Klaten, serta AIP Yogyakarta dinegerikan pada 
tanggal 19 Desember 1949 menjadi Universitas Gadjah Mada (UGM), 
secara otomatis Lafran Pane termasuk mahasiswa pertama UGM. 
Setelah bergabung menjadi UGM, AIP berubah menjadi Fakultas Hukum 
Ekonomi Sosial Politik, dan Lafran Pane menjadi sarjana pertama dalam 
ilmu politik dari fakultas tersebut pada tanggal 26 Januari 1953. 
Gagasan Pembaharuan Pemikiran Keislaman 
Untuk melakukan pembaharuan dalam Islam, maka pengetahuan, 
pemahaman, penghayatan dan pengamalanumat Islam akan agamanya 
harus ditingkatkan, sehingga dapat mengetahui dan memahami ajaran 
Islam secara benar dan utuh. Kebenaran Islam memiliki jaminan 
kesempurnaannya sebagai peraturan untuk kehidupan yang dapat 
menghantarkan manusia kepada kebahagian dunia dan akhirat. 
Tugas suci umat Islam dalah mengajak umat manusia kepada kebenaran 
Illahi dan kewajiban umat Islam adalah menciptakan masyarakat adil 
makmur material dan spiritual. Dengan adanya gagasan pembaharuan 
BADAN KOORDINASI NASIONAL BADAN PENGELOLA LATIHAN 
PENGURUS BESAR HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM
Panduan Latihan Kader I - 
19 
pemikiran keislaman, diharapkan kesenjangan dan kejumudan 
pengetahuan, pemahaman, penghayatan dan pengamalan ajaran Islam 
dapat dilakukan dan dilaksanakan sesuai dengan ajaran Islam. Kebekuan 
pemikiran umat Islam telah membawa pada arti agama yang kaku dan 
sempit, tidak lebih dari agama yang hanya melakukan peribadatan. Al- 
Qur’an hanya dijadikan sebatas bahan bacaan, Islam tidak ditempatkan 
sebagai agama universal. Gagasan pembaharuan pemikiran Islam ini pun 
hendaknya dapat menyadarkan umat Islam yang terlena dengan 
kebesaran dan kejayaan masa lalu. 
Gagasan dan Visi Perjuangan Sosial Budaya 
Ciri utama masyarakat Indonesia adalah kemajemukan sosial budaya, 
kemajemukan tersebut merupakan sumber kekayaan bangsa yang tidak 
ternilai, tetapi keberagaman yang tidak terorganisir akan mengakibatkan 
perpecahan dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia. 
Tujuan awal saat HMI berdiri juga tidak terlepas pada gagasan dan visi 
perjuangan sosial budaya, yaitu : 
1. Mempertahankan negara Republik Indonesia dan mempertinggi 
derajat rakyat Indonesia 
2. Menegakkan dan mengembangkan ajaran Islam 
Dari tujuan tersebut jelaslah bahwa HMI ingin agar kehidupan sosial 
budaya yang ada menjadi perekat persatuan dan kesatuan bangsa 
Indonesia guna mempertahankan kemerdekaan yang baru diraih. Untuk 
menegakkan dan mengembangkan ajaran Islam pun harus dipelajari 
kondisi sosial budaya gara tidak terjadi benturan kultur. 
Masyarakat muslim Indonesia yang hanya memahami ajaran Islam 
sebatas ritual harus diubah pemahamannya dan keadaan sosial budaya 
yang telah mengakar ini tidak dapat diubah serta merta, tetapi melalui 
proses panjang dan bertahap. 
Komitmen Keislaman dan Kebangsaan sebagai Dasar Perjuangan 
HMI 
Dari awal terbentuknya HMI telah ada komitmen keumatan dan 
kebangsaan yang bersatu secara integral sebagai dasar perjuangan HMI 
yang dirumuskan dalam tujuan HMI yaitu : 
a) Mempertahankan negara Republik Indonesia dan mempertinggi 
derajat rakyat Indonesia yang didalamnya terkandung wawasan atau 
pemikiran kebangsaan atau ke-Indonesiaan 
b) Menegakkan dan mengembangkan ajaran Islam yang didalamnya 
terkandung pemikiran ke-Islaman 
Komitmen tersebut menjadi dasar perjuangan HMI didalam kehidupan 
berbangsa dan bernegara. Sebagai organisasi kader, wujud nyata 
perjuangan HMI dalam komitmen keumatan dan kebangsaan adalah 
melakukan proses perkaderan yang ingin menciptakan kader berkualitas 
BADAN KOORDINASI NASIONAL BADAN PENGELOLA LATIHAN 
PENGURUS BESAR HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM
Panduan Latihan Kader I - 
20 
insan cita yang mampu menjadi pemimpin yang amanah untuk membawa 
bangsa Indonesia mencapai asanya. 
Komitmen keislaman dan kebangsaan sebagai dasar perjuangan masih 
melekat dalam gerakan HMI. Kedua komitmen ini secara jelas tersurat 
dalam rumusan tujuan HMI (hasil Kongres IX HMI di Malang tahun 1969) 
sampai sekarang, “Terbinanya insan akademis, pencipta, pengabdi yang 
bernafaskan Islam, dan bertanggung jawab atas terwujudnya masyarakat 
adil makmur yang diridhoi Allah SWT”. Namun kedua komitmen itu tidak 
dilakukan secara institusional, melainkan dampak dari proses 
pembentukan kader yang dilakukan oleh HMI. 
DINAMIKA SEJARAH PERJUANGAN HMI 
DALAM SEJARAH PERJUANGAN BANGSA 
HMI dalam Fase Perjuangan Fisik 
HMI ikut berjuang dalam perjuangan fisik ketika terjadi pemberontakan 
PKI di Madiun pada tahun 1948. Pemberontakan tersebut bertujuan 
mengambil alih kekuasaan pemerintahan yang sah dan ingin mendirikan 
“Soviet Republik Indonesia”. Menghadapi hal tersebut, HMI menggalang 
seluruh kekuatan mahasiswa dengan membentuk Corps Mahasiswa. 
Selama waktu krisis tersebut anggota HMI terpaksa meninggalkan bangku 
kuliah untuk mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia dari 
pengkhianatan PKI, selain itu HMI pun terlibat dalam perjuangan fisik 
menghadapi agresi militer Belanda. 
Sebagai anak umat dan anak bangsa, HMI selalu ikut dalam perjuangan 
fisik demi mempertahankan negara Republik Indonesia. Dalam 
mempertahakan NKRI, anggota-anggota HMI mengganti pena dengan 
memanggul senjata, HMI merasa ikut bertanggung jawab dalam 
mempertahankan kedaulatan NKRI. HMI berkeyakinan bahwa dalam 
masyarakat yang berdaulat dan merdeka akan tercipta keadilan dan 
kesejahteraan rakyat. Oleh karena itu HMI selalu berusaha untuk 
mempertahankan dan mempersatukan bangsa. 
HMI dalam Fase Pertumbuhan dan Konsolidasi Bangsa 
Saat HMI baru saja berdiri, terjadi pemberontakan PKI di Madiun yang 
merupakan ancaman terhadap kedaulatan bangsa, umat Islam, dan HMI 
sendiri. Kekuatan PKI ini makin memuncak pada era 60-an, PKI menjadi 
salah satu kekuatan sosial politik besar di Indonesia. Posisi HMI saat itu 
adalah menentang ajaran komunis dan mengajak semua pihak yang ada 
untuk menentang komunis. Persoalan komunis bukan hanya persoalan 
bangsa dan negara, tetapi juga persoalan HMI, akibat sikap HMI tersebut 
maka PKI menempatkan HMI sebagai salah satu musuh utama yang 
harus diberangus. HMI menggalang konsolidasi dengan semua pihak 
yang non komunis, karena komunis bertentangan dengan dasar negara, 
yaitu Pancasila. Selain itu PKI selalu berusaha untuk merebut 
pemerintahan dan kekuasaan yang sah. 
BADAN KOORDINASI NASIONAL BADAN PENGELOLA LATIHAN 
PENGURUS BESAR HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM
Panduan Latihan Kader I - 
21 
Untuk menghadapi pemilu 1955, HMI mengadakan Konferensi Akbar di 
Kaliuarang Yogyakarta paa tanggal 9 – 11 April 1955, keputusan yang 
diambil adalah : 
1) Menyerukan kepada khalayak ramai untuk memilih partai-partai Islam 
dalam pemilu yang akan datang 
2) Menyerukan kepada partai-partai Islam supaya mengurangi 
keruncingan-keruncingan, tidak saling menyerang 
3) Kepada warga dan anggota HMI supaya : 
a) Wajib aktif dalam pemilu 
b) Wajib aktif memilih salah satu partai Islam 
c) Mempunyai hak dan kebebasan untuk membantu dan memilih 
partai Islam yang disenangi 
Dalam menghadapi sidang pleno Majelis Konstituante, PB HMI 
mengirimkan seruan kepada seluruh anggota fraksi partai-partai Islam di 
konstituante agar dapat memikul amanah umat Islam di Indonesia. 
Ketika Demokrasi Terpimpin berjalan, HMI mendapat tekanan kuat, 
karena ada tuduhan bahwa HMI kontra revolusi, dan lain-lain. Oleh 
karena itu HMI menggelar Musyawarah Nasional Ekonomi HMI se- 
Indonesia di Jakarta pada tahun 1962. Ada beberapa pertanyaan yang 
diajukan kepada HMI saat itu menyangkut sikap yang diambil HMI, yaitu 
(1) Apakah HMI mendukung Manipol/Usdek atau tidak ? (2) HMI setuju 
pancasila atau tidak ? dan (3) HMI setuju sosialisme Indonesia atau 
tidak ? 
Munas memberikan jawaban sebagai berikut : 
1) Ya, HMI mendukung Manipol/Usdek sebagai haluan negara yang 
ditetapkan oleh MPRS 
2) Ya, HMI setuju Pancasila yang merupakan rancangan kesatuan 
dengan Piagam Jakarta 
3) Ya, HMI setuju sosialisme Indonesia, yaitu masyarakat adil makmur 
yang diridhoi Tuhan Yang Maha Esa 
Dengan melakukan pendekatan-pendekatan itu maka HMI dapat 
terselamatkan, isu dan tuduhan yang dilancarkan terhadap HMI tidak 
berhasil untuk mengubur HMI dalam percaturan sejarah. 
HMI dalam Transisi Orde Lama dan Orde Baru 
Tahun 1965, HMI mengalami tantangan yang berat, HMI terancam 
dibubarkan, dan lagi-lagi HMI lulus dalam ujian sejarah sehingga HMI 
dapat mempertahankan eksistensinya hingga saat ini (entah esok hari, 
entah lusa nanti, entah……). HMI adalah salah satu komponen bangsa 
yang menentang faham dan ajaran komunis, sedangkan PKI saat itu 
merupakan kekuatan sosial politik yang besar di negara Republik 
Indonesia. PKI berkeinginan untuk membubarkan HMI karena merupakan 
salah satu musuh utamanya, usaha untuk membubarkan HMI dilakukan 
PKI dengan gencar (Kalau tidak mampu membubarkan HMI, lebih baik 
BADAN KOORDINASI NASIONAL BADAN PENGELOLA LATIHAN 
PENGURUS BESAR HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM
Panduan Latihan Kader I - 
22 
pakai sarung saja), apalagi menjelang Gestapu atau Gestok (istilah 
Pemimpin Besar Revolusi Soekarno). Masalah pembubaran HMI bukan 
hanya menjadi masalah internal, tapi lebih jauh daripada itu, hal tersebut 
merupakan masalah umat Islam dan bangsa Indonesia pada umumnya. 
Puncak dari usaha PKI untuk merebut kekuasaan dan kedaulatan negara 
Republik Indonesia adalah dengan melakukan pemberontakan Gerakan 
30 Sepetember/PKI tahun 1965. Pemberontakan tersebut dimulai melalui 
cara penculikan terhadap para perwira tinggi TNI-AD (kecuali Pangkostrad 
yang merupakan jabatan strategis, why ?), dan menghabisi para perwira 
itu. Menyikapi hal ini, HMI mengutuk Gestapu dan menyatakan bahwa 
gerakan tersebut dilakukan oleh PKI (pernyataan bahwa G30S/PKI diotaki 
oleh PKI pertama kali dilontarkan oleh HMI –sumber Agussalim Sitompul), 
HMI ikut membantu pemerintah dalam menumpas G30S/PKI dan kerelaan 
HMI untuk membantu sepenuhnya ABRI. Setelah turunnya Soekarno dan 
naiknya Soeharto sebagai Presiden Republik Indonesia, HMI bersikap 
mendukung pemerintahan baru yang ingin menjalankan Pancasila dan 
UUD 1945 secara murni dan konsekuen (katanya sih gitu waktu naik) dan 
HMI ikut dalam usaha-usaha untuk menumpas sisa-sisa PKI serta 
organisasi underbouw PKI. 
HMI dalam Fase Pembangunan dan Modernisasi Bangsa 
Berdasarkan tujuan HMI, maka kader HMI harus memiliki kualitas insan 
cita, yang karenanya akan tercipta kader yang memiliki intelektual tinggi 
yang dilandasi oleh iman serta diabdikan kepada umat dan bangsa. 
Pengabdian para kader ini akan dapat dijadikan penopang dalam 
pembangunan bangsa dan negara Republik Indonesia. 
Peran HMI dalam pembangunan bangsa dapat dijabarkan sebagai berikut: 
1) Partisipasi dalam pembentukan situasi dan iklim 
2) Partisipasi dalam pemberian konsep 
3) Partisipasi dalam bentuk pelaksanaan 
Dalam menjalani peran tersebut, banyak halangan dan rintangan yang 
justru sebenarnya lebih dominan faktor internal, misalnya pergeseran nilai 
yang berdampak pada hilangnya ruh perjuangan HMI. Selain itu faktor 
eksternal memaksa HMI untuk terbawa pusaran kekuasaan, misal 
masalah asas tunggal yang mengakibatkan perpecahan HMI menjadi dua 
yaitu HMI yang bermarkas di Diponegoro dan HMI yang menamakan 
dirinya Majelis Penyelamat Organisasi. 
HMI dan Fase Pasca Orde Baru 
Setelah runtuhnya Orde Baru, dimulailah babak baru perjalanan bangsa 
yang dikenal dengan sebutan Reformasi. Namun ternyata sampai saat ini 
reformasi masih berupa angan yang belum dapat terealisir, ironisnya 
kehilangan arah, karena banyak komponen bangsa yang ingin merasakan 
sesuatu yang instan, tetapi dengan harapan berumur panjang. 
BADAN KOORDINASI NASIONAL BADAN PENGELOLA LATIHAN 
PENGURUS BESAR HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM
Panduan Latihan Kader I - 
23 
Peran HMI dalam reformasi banyak dipertanyakan orang, analisa 
sementara ini diakibatkan penempatan peran HMI yang “salah” pada fase 
pembangunan. Bahkan gerakan mahasiswa di luar HMI seringkali 
menempatkan HMI sebagai common enemy. 
Dinamika organisasi di manapun akan selalu mengalami fluktuasi, 
akankah HMI tetap bertahan ? 
3.1.2 Materi Konstitusi HMI 
A. Silabus 
JENJANG: 
LATIHAN 
KADER I 
KONSTITUSI HMI ALOKASI WAKTU: 
10 JAM 
Tujuan Pembelajaran Umum: 
Peserta dapat Memahami ruang lingkup konstitusi 
Tujuan Pembelajaran Khusus: 
1. Peserta dapat menjelaskan ruang lingkup 
konstitusi HMI dan hubungannya dengan pedoman pokok organisasi 
lainnya. 
2. Peserta dapat mempedomani konstitusi HMI 
dan pedoman-pedoman pokok organisasi dalam kehidupan 
berorganisasi. 
Pokok Bahasan/Sub Pokok Bahasan 
1. Pengantar Ilmu Hukum 
1.1. Pengertian dan Fungsi Hukum 
1.2. Hakekat Hukum 
1.3. Pengertian Konstitusi dan arti pentingnya dalam organisasi 
2. Ruang lingkup Konstitusi HMI 
Makna Mukodimah AD HMI 
Makna HMI sebagai organisasi yang berasaskan Islam 
Anggaran Dasar dan Rumah Tangga HMI 
Masalah keanggotaan 
Masalah Struktur Kekuasaan 
Masalah Struktur Kepemimpinan 
3. Pedoman-pedoman Dasar Organisasi 
3.1. Pedoman Perkaderan. 
3.2. Pedoman Kohati 
3.3. Pedoman Lembaga Kekaryaan 
3.4. Pedoman atribut HMI 
3.5. GPPO dan PKN 
BADAN KOORDINASI NASIONAL BADAN PENGELOLA LATIHAN 
PENGURUS BESAR HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM
Panduan Latihan Kader I - 
4. Hubungan Konstitusi AD/ART dengan 
pedoman-pedoman Organisasi lainnya. 
Metode : 
Menjunjung tinggi kearifan lokal 
Evaluasi: 
Melaksanakan test Objektif/subjektif dan penugasan. 
Referensi: 
1. Hasil-hasil kongres. 
2. Zainal Abidin Ahmad, 
Piagam Muhammad, Bulan Bintang, t.t. 
24 
3. Prof. DR. Mukhtar 
Kusuatmadja, SH, LMM dan DR. B. Sidharta, SH, Pengantar Ilmu 
Hukum; Suatu pengenalan Pertama berlakunya Ilmu Hukum, Penerbit 
Alumni, Bandung, 2000. 
4. Prof. Chainur Arrasjid, SH. 
Dasar-dasar Ilmu Hukum, Sinar Grafika, Jakarta, 2000 
5. UUD 1945 (untuk 
perbandingan) 
6. Literatur lain yang relevan. 
B. Materi Terurai 
Pengertian 
Konstitusi adalah bentuk peraturan perundangan yang tertinggi yang 
menjadi dasar dan sumber semua peraturan perundangan yang 
dibawahnya dalam suatu organisasi/negara. 
Konstitusi : - Aturan pokok 
- Hukum pokok 
Qur’an & Hadist  Islam 
Pancasila & UUD 1945  Indonesia 
AD/ART  Organisasi 
Syarat yang harus dimiliki agar konstitusi menjadi penentu arah, tindakan 
dan piagam (sebagai dasar pijakan) : 
1. Bentuknya 
Sebagai naskah tertulis yang merupakan perundangan tertinggi yang 
berlaku dalam suatu organisasi/negara. 
2. Isinya 
Merupakan peraturan yang bersifat fundamental; artinya tidak semua 
masalah yang penting harus dibuat, melainkan hal-hal yang bersifat 
pokok, dasar atau azas-azasnya saja. 
3. Sifatnya 
· Universal 
BADAN KOORDINASI NASIONAL BADAN PENGELOLA LATIHAN 
PENGURUS BESAR HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM
Panduan Latihan Kader I - 
· Fleksibel 
· Luwes 
PIAGAM MADINAH 
(Untuk perbandingan) 
Prinsip-prinsip umum atau pokok-pokok pikiran 
1. Monotheisme 
25 
Konsep tauhid terdapat dalam Mukadimmah, pasal 22, 23, 42 dan 
akhir pasal 47 
2. Persatuan dan kesatuan 
Terdapat dalam pasal 1, 15, 17, 25, dan 37 
3. Persamaan dan keadilan 
Terdapat pada pasal 13, 15, 16, 22, 24, 37, dan 40 
4. Kebebasan beragama 
Terdapat pada pasal 25 
5. Bela negara 
Tersirat dalam pasal 24, 37, 38, dan 44 
6. Pelestarian adat yang baik 
Terdapat dalam pasal 2 – 10. Adat yang dipertahankan seperti 
gotong-royong, pembayaran diat dan tebusan tawanan. 
Ruang Lingkup Konstitusi HMI 
Mukadimmah 
Alinea 1 : 
1) Islam ajaran yang haq dan sempurna (Ali Imron 19) 
2) Fitrah manusia : Hanief/cenderung pada kebenaran (Al-Araf 172) 
3) Khalifah fil ardh (Al-Baqarah 30) 
4) Pengabdian diri (Az-Zariat 56) 
Alinea 2 : 
Azas keseimbangan (Al-Qashash 77) 
Duniawi – Ukhrawi, Individu – Sosial, Iman – Ilmu – Amal 
Alinea 3 : 
1) Kemerdekaan merupakan rahmat Allah SWT 
(At-Taubah 41, Al-Baqarah 105, Yunus 25) 
2) Umat Islam wajib mengisi kemerdekaan (fungsi umat Islam) 
(Al-Anfal 61, Al-Jum’ah 10, Ar-Radu 11) 
3) Adil makmur 
Alinea 4 : 
1) Fungsi generasi muda Islam 
2) Orientasi pengabdian kepada Allah SWT (Az-Zariat 56) 
Makna HMI sebagai Organisasi berasaskan Islam 
BADAN KOORDINASI NASIONAL BADAN PENGELOLA LATIHAN 
PENGURUS BESAR HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM
Panduan Latihan Kader I - 
26 
HMI adalah organisasi yang menghimpun mahasiswa yang (mengaku) 
beragama Islam dimana secara individu dan organisatoris memiliki cirri-ciri 
keislaman, dan menjadikan Al-Qur’an dan As-Sunah sebagai sumber 
norma, sumber nilai, sumber inspirasi dan sumber aspirasi di dalam setiap 
aktivitas dan dinamika organisasi. 
Anggaran Dasar dan Rumah Tangga HMI 
Anggaran Dasar dan Rumah Tangga HMI merupakan konstitusi HMI, 
isinya memuat aturan-aturan pokok organisasi yang bersifat fundamental. 
Secara khusus masalah-masalah yang memerlukan penjelasan lebih 
lanjut diurai dalam beberapa naskah, yaitu penjelasan dan pedoman-pedoman 
organisasi lainnya. 
Hal utama yang harus diketahui kader selain asas dan implikasinya 
adalah masalah tentang keanggotaan, dan struktur organisasi. 
Yang dapat menjadi anggota HMI adalah mahasiswa Islam yang terdaftar 
pada perguruan tinggi dan/atau yang sederajat yang ditetapkan oleh 
Pengurus HMI Cabang/Pengurus Besar HMI. Keanggotaan HMI dibagi 
menjadi tiga, yaitu : 
1) Anggota Muda 
Anggota muda adalah mahasiswa Islam yang menuntut ilmu di 
perguruan tinggi atau yang sederajat dan telah mengikuti Maperca 
2) Anggota Biasa 
Anggota biasa adalah anggota muda yang telah memenuhi syarat dan 
atau anggota muda yang telah mengikuti Latihan Kader I 
3) Anggota Kehormatan 
Anggota kehormatan adalah orang yang berjasa kepada HMI yang 
telah ditetapkan oleh Pengurus HMI Cabang/Pengurus Besar HMI. 
Setiap mahasiswa Islam yang berkeinginan untuk bergabung di HMI 
dengan status sebagai anggota harus mengajukan permohonan secara 
menyatakan secara tertulis kesediaan mengikuti dan menjalankan 
AD/ART serta pedoman HMI lainnya kepada pengurus cabang setempat. 
Apabila yang bersangkutan memenuhi syarat dan telah mengikuti 
Maperca, maka dinyatakan sebagai anggota muda HMI, kemudian jika 
anggota muda tersebut telah megikuti dan lulus Latihan Kader I akan 
dinyatakan sebagai anggota biasa HMI. 
Masa keanggotaan HMI dihitung sejak kelulusan dari Latihan Kader I dan 
akan berakhir maksimum 5 (lima) tahun untuk program S0, 7 (tujuh) tahun 
untuk program S1, dan 9 (sembilan) tahun untuk program pasca sarjana. 
Perhitungan tahun antar program bukan dibuat akumulasi. Selain habis 
masa keanggotaan, status anggota HMI juga dapat berakhir jika anggota 
yang bersangkutan meninggal dunia, mengundurkan diri, dan 
diberhentikan atau dipecat. Dalam keadaan tertentu masa keanggotaan 
dapat diperpanjang apabila yang bersangkutan masih menduduki 
BADAN KOORDINASI NASIONAL BADAN PENGELOLA LATIHAN 
PENGURUS BESAR HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM
Panduan Latihan Kader I - 
27 
kepengurusan di HMI, dan akan diperpanjang sampai masa 
kepengurusannya berakhir. 
Anggota muda HMI mempunyai hak bicara tetapi tidak mempunyai hak 
suara (gimana bisa bicara kalo bersuara tidak boleh), dan mengikuti 
Latihan Kader I. Anggota biasa memiliki hak suara sehingga otomatis 
punya hak bicara, mengikuti latihan dalam organisasi sesuai dengan 
peruntukannya, dan mempunyai hak untuk dipilih sebagai fungsionaris 
pengurus HMI sesuai dengan peruntukannya. Anggota kehormatan dapat 
mengajukan saran/usul dan pertanyaan kepada pengurus secara lisan 
atau tertulis. 
Anggota HMI berkewajiban untuk menjaga nama baik organisasi, 
berpartisipasi dalam seluruh kegiatan HMI. Khusus untuk anggota muda 
dan anggota biasa, juga harus membayar uang pangkal dan iuran 
organisasi. 
Anggota HMI dapat dipecat karena dua hal : 
1) Bertindak bertentangan dengan ketentuan-ketentuan yang telah 
ditetapkan oleh HMI 
2) Bertindak merugikan atau mencemarkan nama baik organisasi 
Yang bisa mencabut status keanggotaan HMI adalah Pengurus HMI 
Cabang dan Pengurus Besar HMI, dengan prosedur yang telah diatur 
secara khusus. 
STRUKTUR ORGANISASI 
Struktur organisasi HMI terbagi menjadi 2 (dua), yaitu (1) Struktur 
Kekuasaan, dan (2) Struktur Pimpinan. 
Struktur kekuasaan secara hirarki terdiri dari : 
1) Kongres 
2) Konferensi/Musyawarah Cabang 
3) Rapat Anggota Komisariat 
Struktur pimpinan secara hirarki terdiri dari : 
1) Pengurus Besar HMI 
2) Pengurus HMI Cabang 
3) Pengurus HMI Komisariat 
Pedoman-Pedoman Dasar Organisasi 
Pedoman Perkaderan 
Pedoman perkaderan adalah aturan yang khusus membahas tentang 
sistem perkaderan yang dilakukan di HMI. Sistem inilah yang 
dilaksanakan secara masif, seragam, standar, dan menyeluruh oleh 
seluruh komponen HMI. 
Hal-hal yang menjadi pokok dalam sistem perkaderan HMI adalah : 
BADAN KOORDINASI NASIONAL BADAN PENGELOLA LATIHAN 
PENGURUS BESAR HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM
Panduan Latihan Kader I - 
1. Tujuan Perkaderan 
28 
Terciptanya kader Muslim-Intelektual-Profesional yang berakhlakul 
karimah serta mampu mengemban amanah Allah sebagai khalifah fil 
ardh dalam upaya mencapai tujuan organisasi. 
2. Aspek Perkaderan 
· Pembentukan integritas watak dan kepribadian 
· Pengembangan kualitas intelektual 
· Pengembangan kemampuan professional 
3. Landasan Perkaderan 
 Landasan teologis 
 Landasan ideologis 
 Landasan konstitusi 
 Landasan historis 
 Landasan sosio-kultural 
4. Pola Dasar Perkaderan 
· Rekrutmen 
· Pembentukan Kader 
- Training Formal 
- Pengembangan : 
 Up-Grading 
 Pelatihan 
 Aktivitas 
· Pengabdian 
Pedoman KOHATI 
KOHATI adalah singkatan dari Korps HMI-Wati. KOHATI merupakan 
badan khusus HMI yang bertugas untuk membina, mengembangkan dan 
meningkatkan potensi HMI-Wati dalam wacana dan dinamika gerakan 
keperempuanan. KOHATI didirikan pada tanggal 2 Jumadil Akhir 1386 H 
yang bertepatan dengan tanggal 17 September 1966 pada Kongres VIII 
HMI di Solo, KOHATI berkedudukan dimana HMI berada. 
KOHATI bertujuan “Terbinanya muslimah yang berkualitas insan cita”. 
KOHATI merupakan organisasi yang bersifat semi otonom. KOHATI 
memiliki fungsi sebagai wadah peningkatan dan pengembangan potensi 
kader HMI dalam wacana dan dinamika gerakan keperempuanan. Dalam 
internal HMI, KOHATI berfungsi sebagai bidang keperempuanan, dan di 
eksternal HMI, KOHATI berfungsi sebagai organisasi perempuan. 
KOHATI berperan sebagai pencetak dan pembinan muslimah sejati untuk 
menegakkan dan mengembangkan nilai-nilai keislaman dan 
keindonesiaan. Yang dapat menjadi anggota KOHATI adalah HMI-Wati 
yang telah lulus Latihan Kader I HMI. 
Pedoman Lembaga Kekaryaan 
BADAN KOORDINASI NASIONAL BADAN PENGELOLA LATIHAN 
PENGURUS BESAR HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM
Panduan Latihan Kader I - 
29 
Sejarah Lembaga Kekaryaan HMI 
Terbentuknya lembaga kekaryaan sebagai satu dari institusi HMI terjadi 
pada kongres ke tujuh HMI di Jakarta pada tahun 1963 dengan 
diputusakannya mendirikan beberapa lembaga khusus (sekarang 
lembaga kekaryaan) dengan pengurus pusatnya ditentukan berdasarkan 
kuota yang mempunyai potensi terbesar pada jenis aktifitas lembaga 
kekaryaan yang bersangkutan diantaranya : 
· Lembaga Kesehatan Mahasiswa Islam (LKMI) dipusatkan di Surabaya 
· Lembaga Da’wah mahasiswa Islam (LDMI) yang dipusatkan di 
Bandung 
· Lembaga Pembangunan Mahasiswa Islam (LPMI) pusatnya di 
Makassar 
· Lembaga Seni Budaya Mahasiswa Islam (LSBMI) pusatnya di 
Yogyakarta 
Dan kondisi politik tahun 60-an berorientasi massa, lembaga kekaryaan 
pun semakin menarik sebagai suatu faktor bagi berkembang pesatnya 
lembaga kekaryaan ditunjukkan dari : 
· Adanya hasil penelitian yang menginginkan dipertegasnya status 
lembaga kekaryaan, struktur organisasi dan wewenang lembaga 
kekaryaan 
· Keinginan untuk menjadi lembaga kekaryaan otonom penuh terhadap 
organisasi induk HMI 
Kemudian sampai pada tahun 1966 diikuti oleh pembentukan Lembaga 
Tekhnik Mahasiswa Islam (LTMI), Lembaga Pertanian Mahasiswa Islam 
(LPMI), Lembaga Astronomi Mahasiswa Islam (LAMI). Akhirnya dengan 
latar belakang di atas melalui kongres VIII HMI di Solo melahirkan 
keputusan Kongres dengan memberikan status otonom penuh kepada 
lembaga kekaryaan dengan memberikan hak yang lebih kepada lembaga 
kekaryaan tersebut, antara lain : 
a. Punya struktur organiasasi yang bersifat nasional dari tingkat pusat 
sampai rayon 
b. Memiliki Pedoman Dasar dan Pedoman Rumah Tangga (PD/PRT) 
sendiri 
c. Bentuk megadakan musyawarah lembaga termasuk memilih 
pimpinan lembaga 
Keputusan-keputusan di atas di satu pihak lebih mengarahkan kepada 
kegiatan lembaga, namun di lain pihak lebih merugikan organisasi ke 
tingkat induk bahkan justru menimbulkan permasalahan serius. Ini 
dibuktikan dengan adanya evaluasi pada kongres di Malang pada tahun 
1969, dimana kondisi pada saat tersebut lembaga kekaryaan sudah 
cenderung mengarah kepada perkembangan untuk melepaskan diri dari 
organisasi induknya, sehingga dalam evaluasi kongres IX HMI di Malang 
tahun 1969 antara lain melalui papernya mempertanyakan : 
BADAN KOORDINASI NASIONAL BADAN PENGELOLA LATIHAN 
PENGURUS BESAR HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM
Panduan Latihan Kader I - 
30 
a. Status lembaga dan hubungan dengan organisasi induknya 
(HMI) 
b. Perlu tidaknya penegasan oleh kongres, bahwa lembaga 
kekaryaan adalah bagian mutlak dari HMI misalnya LKMI menjadi LK 
HMI, LDMI menjadi LD HMI, dsb. 
Setelah kongres X di Palembang tahun 1971, perubahan kelembagaan 
tidak lagi menjadi permasalahan dan perhatian Himpunan. Ha ini 
mengakibatkan lembaga kekaryaan perlahan-lahan mengalami 
kemunduran dan puncaknya terjadi saat diterbitkannya SK Mendikbud 
tentang pengaturan kehidupan kemahasiswaan melalui NKK/BKK tahun 
1978. 
Namun realitas perkembangan organisasi merasakan perlu dihidupkannya 
kembali, lembaga kekaryaan yang dikukuhkan melalui kongres XIII HMI di 
Ujung Pandang. Kemudian LK menjadi perhatian/alternatf baru bagi HMI 
karena gencarnya isu profesionalisme. Melalui kongres XVI di Padang 
tahun 1986 pendayagunaan LK kembali dicanangkan. 
Lembaga Kekaryaan 
Yang dimaksud dengan Lembaga Kekaryaan adalah badan-badan khusus 
HMI (diluar KOHATI, LPL) yang bertugas melaksanakan kewajiban-kewajiban 
HMI sesuai dengan fungsi dan bidangnya (ladang garapan) 
masing-masing, latihan kerja berupa dharma bhakti kemasyarakatan 
dalam proses pembangunan bangsa dan negara. Sebagaimana terdapat 
dalam unsur-unsur pokok Esensi Kepribadian HMI yang meliputi : 
1. Dasar Tauhid yang bersumber pada Al-Qur’an dan Sunnah Rasul 
yakni dasar keyakinan bahwa “Tiada Tuhan melainkan Allah”, dan 
Allah adalah merupakan inti daripada iman, Islam dan Ihsan. 
2. Dasar keseimbangan yaitu keharmonisan antara pemenuhan tugas 
dunia dan akhirat, jasmaniah dan rohaniah, iman dan ilmu menuju 
kebahagiaan hidup dunia dan akhirat. 
3. Kreatif, yakni memiliki kemampuan dengan cipta dan daya pikir 
nasional dan kritis, hingga memilki kebijakan untuk berilmu amaliah 
dan beramal ilmiah. 
4. Dinamis, yaitu selalu dalam keadaan gerak dan terus berkembang 
serta dengan cepat memberikan respon terhadap setiap tantangan 
yang dihadapi sehingga memiliki fungsi pelopor yang militan. 
5. Pemersatu, yaitu sikap dan perbuatan angkatan muda yang 
merupakan kader seluruh umat Islam Indonesia menuju persatuan 
nasional. 
6. Progresif dan Pembaharu, yaitu sikap dan perbuatan orang muda 
patriotik mengutamakan kepentingan bersama bangsa datas 
kepentingan pribadi. Memihak dan membela kaum-kaum yang lemah 
dan tertindas dengan menentang penyimpangan dan kebatilan dalam 
bentuk dan manifestasinya. Aktif dalam pembentukan dan peranan 
umat Islam Indonesia yang adil dan makmur yang diridhoi oleh Allah 
SWT. 
BADAN KOORDINASI NASIONAL BADAN PENGELOLA LATIHAN 
PENGURUS BESAR HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM
Panduan Latihan Kader I - 
31 
Dilihat dari jenisnya, maka lembaga kekaryaan yang pernah ada : 
a. Lembaga Kesehatan Mahasiswa Islam (LKMI) 
b. Lembaga Pers Mahasiswa Islam (LAPMI) 
c. Lembaga Da’wah Mahasiswa Islam (LDMI) 
d. Lembaga Pendidikan Mahasiswa Islam (LAPENMI) 
e. Lembaga Pertanian Mahasiswa Islam (LPMI) 
f. Lembaga Teknologi Mahasiswa Islam (LTMI) 
g. Lembaga Seni Budaya Mahasiswa Islam (LSMI) 
h. Lembaga Astronomi Mahasswa Islam (LAMI) 
i. Lembaga Ekonomi Mahasiswa Islam (LEMI) 
j. Lembaga Hukum Mahasiswa Islam (LHMI) 
k. Lembaga Penelitian Mahasiswa Islam (LEPMI) 
l. Dan lembaga-lembaga yang dibentuk sesuai dengan kebutuhan 
karena lembaga kekaryaan adalah badan pembantu pimpinan HMI, 
maka dengan melaksanakan tugas/fungsional (sesuai dengan 
bidangnya masing-masing) haruslah terlebih dahulu dirumuskan dalam 
suatu musyawarah tersendiri. Musyawarah badan yang selanjutnya 
disebut rapat kerja itu, bertugas untuk menjabarkan program HMI yang 
telah diputuskan oleh instansi-instansi kekuasaan HMI. 
Maksud dan Fungsi Lembaga Kekaryaan 
Adanya lembaga kekaryaan dimaksudkan untuk mempertajam alat 
pencapai tujuan HMI, sehingga dalam proses dapat terbentuk arah yang 
jelas, agar pelaksanaan, pembinaan dan pengembangan Lembaga 
Kekaryaan benar dapat terkoordinasikan. 
Adapun fungsi dari lembaga kekaryaan adalah : 
a. Melaksanakan peningkatan wawasan profesionalsme 
anggota, sesuai dengan bidang masing-masing, (Pasal 59 ART HMI) 
dan lembaga kekeryaan bertanggung jawab kepada pengurus HMI 
setempat, (Pasal 60 ayat d ART HMI) 
b. Melaksanakan dan mengembangkan kebijaksanaan HMI 
untuk meningkatkan keahlian para anggota melalui pendidikan, 
penelitian dan latihan kerja praktis serta darma bakti kemasyarakatan 
(pasal 60 ayat b ART HMI) 
Pedoman Atribut HMI 
Pedoman atribut HMI berisi tentang lagu, lambing dan berbagai macam 
penerapannya. Lagu yang dijadikan sebagai Hymne HMI adalah lagu 
yang diciptakan oleh RM Akbar sebagai berikut : 
HYMNE 
HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM 
Bersyukur dan Ikhlas 
Himpunan Mahasiswa Islam 
Yakin Usaha Sampai 
BADAN KOORDINASI NASIONAL BADAN PENGELOLA LATIHAN 
PENGURUS BESAR HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM
Panduan Latihan Kader I - 
Untuk kemajuan 
Hidayah dan taufiq 
Bahagia HMI 
Berdoa dan Ikrar 
Menjunjung tinggi syiar Islam 
Turut Qur’an dan hadist 
Jalan keselamatan 
Ya Allah berkati 
Bahagia HMI 
Lambang HMI adalah sebagai berikut : 
1. Bentuk huruf alif : 
32 
- Sebagai huruf hidup, lambang optimis kehidupan 
HMI 
- Huruf alif merupakan angka 1 (satu) lambang, 
dasar/semangat HMI 
2. Bentuk perisai : 
Lambang kepeloporan HMI 
3. Bentuk jantung : 
Jantung adalah pusat kehidupan manusia, lambang proses 
perkaderan HMI 
4. Bentuk pena : 
Melambangkan bahwa HMI adalah organisasi mahasiswa yang 
senantiasa haus akan ilmu pengetahuan 
5. Gambar bulan bintang : 
Lambang keimanan seluruh umat Islam di dunia 
6. Warna hijau : 
Lambang keimanan dan kemakmuran 
7. Warna hitam : 
Lambang ilmu pengetahuan 
8. Keseimbangan warna hijau dan hitam : 
Lambang keseimbangan, esensi kepribadian HMI 
9. Warna putih : 
Lambang kesucian dan kemurnian perjuangan HMI 
10.Puncak tiga : 
- Lambang Iman, Islam dan Ikhsan 
- Lambang Iman, Ilmu dan Amal 
11.Tulisan HMI : 
Kepanjangan dari Himpunan Mahasiswa Islam 
Pengunaan lambang HMI dapat diterapkan pada : 
a) Lencana/Badge HMI 
b) Bendera 
c) Stempel 
d) Kartu Anggota 
BADAN KOORDINASI NASIONAL BADAN PENGELOLA LATIHAN 
PENGURUS BESAR HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM
Panduan Latihan Kader I - 
33 
e) Papan Nama HMI 
f) Gordon/Selempang HMI 
g) Aksesoris atau perlengkapan lain dengan tidak menyimpang dari 
lambang dan penggunaannya 
Aturan penggunaan dan lainnya diatur dengan rinci. 
Atribut lain yang digunakan dalam HMI adalah : 
1) Muts/Peci HMI 
2) Baret HMI 
Segala sesuatu yang berkaitan dengan atribut diatur dalam ketentuan 
khusus. 
Hubungan Konstitusi dan Pedoman lainnya 
Pada dasarnya konstitusi hanya memberikan aturan yang bersifat umum, 
aturan secara khusus dijelaskan dalam pedoman-pedoman lainnya. 
Pedoman lain berfungsi sebagai penjelasan teknis hal-hal yang dibahas 
dalam konstitusi, sehingga tidak boleh bertentangan dengan konstitusi. 
Secara hirarki hukum konstitusi merupakan aturan tertinggi. 
3.1.3 Materi Nilai Dasar Perjuangan 
A. Silabus 
JENJANG: 
LATIHAN 
KADER I 
NILAI DASAR PERJUANGAN ALOKASI 
WAKTU: 
8 JAM 
Tujuan Pembelajaran Umum 
Peserta dapat memahami latar belakang perumusan dan kedudukan NDP 
serta subtansi materi secara garis besar dalam organisasi. 
Tujuan Pembelajaran Khusus 
1. Peserta dapat 
menjelaskan sejarah perumusan NDP dan kedudukannya dalam 
organisasi 
2. Peserta dapat 
menjelaskan hakikat sebuah kehidupan 
3. Peserta dapat 
menjelaskan hakikat kebenaran 
4. Peserta dapat 
menjelaskan hakikat penciptaan alam semesta 
5. Peserta dapat 
menjelaskan hakikat penciptaan manusia 
6. Peserta dapat 
menjelaskan hakikat masyarakat 
BADAN KOORDINASI NASIONAL BADAN PENGELOLA LATIHAN 
PENGURUS BESAR HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM
Panduan Latihan Kader I - 
34 
7. Peserta dapat 
menjelaskan hubungan antara iman, ilmu dan amal 
Pokok Bahasan/Sub Pokok Bahasan 
1. Sejarah perumusan NDP dan kedudukan NDP dalam organisasi HMI 
1.1. Pengertian NDP 
1.2. Sejarah Perumusan dan lahirnya NDP 
1.3. NDP sebagai kerangka Global Pemahaman Islam dalam 
konteks organisasi HMI 
1.4. Hubungan antara NDP dan Mision HMI 
1.5. Metode pemahaman NDP 
2. Garis besar Materi NDP 
2.1. Hakikat Kehidupan 
2.1.1. Analisa Kebutuhan Manusia 
2.1.2. Mencari kebenaran sebagai kebutuhan dasar manusia 
2.1.3. Islam sebagai sumber kebenaran 
2.2. Hakikat Kebenaran 
2.2.1. Konsep Tauhid La Ila Ha Illallah 
2.2.2. Eksistensi dan sifat-sifat Allah 
2.2.3. Rukun iman sebagai sebagai upaya mencari kebenaran 
2.3. Hakikat Penciptaan Alam Semesta 
2.3.1. Eksistensi Alam 
2.3.2. Fungsi dan Tujuan Penciptaan Alam 
2.4. Hakikat-hakikat penciptaan Manusia 
2.4.1. Eksistensi Manusia dan Kedudukannya diantara mahkluk 
lainnya 
2.4.2. Kesetaraan dan kedudukan manusia sebagai khalifah 
dimuka bumi 
2.4.3. Manusia sebagai hamba Allah 
2.4.4. Fitrah, kebebasan dan tanggungjawab manusia 
2.5. Hakikat Masyarakat 
2.5.1. Perlunya menegakan keadilan dalam masyarakat 
2.5.2. Hubungan Keadilan dan Kemerdekaan 
2.5.3. Hubungan Keadilan dan kemakmuran 
2.5.4. Kepemimpinan untuk menegakkan keadilan 
2.6. Hakikat Ilmu 
2.6.1. Ilmu sebagai jalanmencari kebenaran 
2.6.2. Jenis-jenis Ilmu 
3. Hubungan antara Iman, Ilmu dan Amal 
Metode : 
Menjunjung tinggi kearifan lokal 
Evaluasi : 
Test objektif/subjektif, penugasan dan membuat kuisoner 
Referensi : 
1. Al-Qur’an dan terjemah 
BADAN KOORDINASI NASIONAL BADAN PENGELOLA LATIHAN 
PENGURUS BESAR HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM
Panduan Latihan Kader I - 
35 
2. Teks NDP 
3. Literatur lain yang relevan 
B. Materi Terurai 
Sejarah Perumusan NDP 
Sampai pada fase perjuangan HMI dalam transisi orde lama dan orde 
baru, pedoman perjuangan HMI yang mendasar dan sistematis belum 
ada, setelah fase berikutnya baru disusun Nilai Dasar Perjuangan HMI, 
yang pada Kongres XVI HMI di Padang tahun 1986 pernah berubah nama 
menjadi Nilai Identitas Kader (NIK), pada dasarnya tidak ada perubahan 
atas isi dari NDP. Perubahan ini didasari atas pertimbangan politik 
setelah keluarnya UU No.5 tahun 1985 yang menyatakan bahwa 
Pancasila satu-satunya azas organisasi kemasyarakatan. Pada Kongres 
XXII HMI di Jambi tahun 1999 nama NIK kembali ditukar menjadi NDP, 
seirama dengan pertukaran azas organisasi. 
Kelahiran NDP dilatarbelakangi oleh : 
1) Keadaan negara 
Bangsa Indonesia sekitar 1966-1968 tengah mengalami perbaikan dari 
segi infra struktur maupun supra struktur, karena bangsa Indonesia 
baru dilanda badai pengkhianatan PKI 
2) Keadaan umat Islam 
Nurkholis Madjid dalam buku HMI Menjawab Tantangan Jaman 
mengungkapkan bahwa muslim Indonesia adalah termasuk yang 
paling sedikit ter”Arab”kan. Di Indonesia pemahaman Islam masih 
dangkal, sehingga masih ada persoalan bagaimana menghayati nilai-nilai 
Islam itu sendiri. 
3) Antek-antek PKI mempunyai pedoman yang baik 
Untuk memberikan pemahaman tentang kekomunisan, para kader PKI 
di masa jayanya (1960-an) mempunyai buku saku yang bisa dibaca 
dimanapun dan kapanpun. Melihat keadaan ini timbul keinginan Cak 
Nur untuk menyusun dasar-dasar nilai Islam melalui kerangka 
sistematis yang kemudian beliau beri nama NDI (Nilai Dasar Islam) 
dengan tujuan NaDI ini mampu berfungsi sebagai pemahaman global 
tentang ajaran Islam. 
4) Literatur yang tersedia belum memuaskan 
Pada waktu itu para kader HMI masih jarang sekali menuangkan ide 
keislaman mereka dalam bentuk tulisan, salah satu penyebabnya 
adalah kesibukan melawan PKI secara fisik. 
Pada masa kepengurusan Nurkholis Madjid, HMI berusaha membuat 
pedoman perjuangan dan pada Kongres X HMI di Palembang tahun 1971, 
ditetapkan menjadi Nilai Dasar Perjuangan (NDP), yang berasal dari 
naskah NDI yang disampaikan Cak Nur dalam Kongres IX HMI di Malang 
tahun 1969 yang selanjutnya kongres menugaskan kepada Nurkholis 
Madjid, Sakib Mahmud, dan Endang Saifudin Anshari (alm.) untuk 
menyempurnakannya. Pemilihan nama NDP sendiri memiliki alasan, yaitu 
BADAN KOORDINASI NASIONAL BADAN PENGELOLA LATIHAN 
PENGURUS BESAR HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM
Panduan Latihan Kader I - 
36 
(1) Nama NDI terlalu mengklaim Islam yang bahkan akan mempersimpit 
ajaran Islam itu sendiri, (2) Terinspirasi oleh buku “Perjuangan Kita”-nya 
Syahrir. 
Ahmad Wahib dalam buku harian yang kemudian diterbitkan menjadi buku 
oleh Johan Effendi dengan tajuk “Pergolakan Pemikiran Islam” yang 
dianggap controversial, menuliskan bahwa perumusan NDI tersebut 
dipengaruhi oleh perjalanan Nurkholis Madjid ke universitas-universitas di 
Amerika atas undangan pemerintah Amerika pada tahun 1968. Hal ini 
dibantah oleh Cak Nur dalam buku HMI Menjawab Tantangan Jaman, 
bahwa sebenarnya perjalanan ke Amerika tidak berpengaruh banyak 
terhadap dirinya, karena selain perjalanan ke Amerika, Cak Nur juga 
melanjutkan lawatan ke Timur Tengah dengan menggunakan sisa uang 
saku yang dihematnya waktu di Amerika. Di Timur Tengah perjalanan 
dimulai dari Damaskus, Kuwait, Saudi Arabia, Turki, Lebanon, dan terakhir 
Mesir. Dalam perjalanan di Timur Tengah inilah untuk pertama kalinya 
Cak Nur bertemu Gus Dur, padahal mereka satu kampung. Di Riyadh 
Cak Nur bertemu dengan Dr. Farid Mustafa dan mendapat banyak hal 
darinya. Selama di Timur Tengah Cak Nur sering mengadakan diskusi 
kritis tentang berbagai hal keislaman. 
Sepulang Cak Nur dari menunaikan ibadah haji atas undangan Menteri 
Pendidikan Arab Saudi (Syekh hasan bin Abdullah Ali) sekitar bulan April 
1969, keinginannya untuk menulis NDI makin menggebu-gebu. 
Kedudukan NDP dalam tubuh HMI 
NDP merupakan landasan perjuangan HMI, dan ini perlu disosialisikan 
pada setiap kader. Tujuan NDP dalam HMI merupakan filsafat sosial 
dalam melakukan perubahan sesuai tujuan HMI. Hubungan NDP dalam 
HMI dapat digambarkan sebagai berikut : 
Berdasarkan skema tersebut, maka NDP merupakan filsafat sosial yang 
bersumber dari ajaran Islam. Filsafat sosial ini diturunkan menjadi teori- 
BADAN KOORDINASI NASIONAL BADAN PENGELOLA LATIHAN 
PENGURUS BESAR HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM 
ISLAM 
NDP HMI 
MISSION HMI 
GPPO & PKN HMI 
Landasan Teologis 
Landasan Ideologis 
Landasan Filosofis 
Landasan Sosiologis
Panduan Latihan Kader I - 
37 
teori sosial yang teori-teori ini akan memberikan konsepsi yang jelas pada 
arah gerak perubahan sosial yang dilakukan oleh HMI. 
C. Teks NDP 
NILAI DASAR PERJUANGAN HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM 
A. DASAR-DASAR KEPERCAYAAN 
Manusia memerlukan suatu bentuk kepercayaan. Kepercayaan itu akan 
melahirkan tata nilai guna menopang hidup dan budayanya. Sikap tanpa 
percaya atau ragu yang sempurna tidak mungkin dapat terjadi. Tetapi 
selain kepercayaan itu dianut karena kebutuhan dalam waktu yang sama 
juga harus merupakan kebenaran. Demikian pula cara berkepercayaan 
harus pula benar. Menganut kepercayaan yang salah bukan saja tidak 
dikehendaki akan tetapi bahkan berbahaya. 
Disebabkan kepercayaan itu diperlukan, maka dalam kenyataan kita temui 
bentuk-bentuk kepercayaan yang beraneka ragam di kalangan 
masyarakat. Karena bentuk- bentuk kepercayaan itu berbeda satu dengan 
yang lain, maka sudah tentu ada dua kemungkinan: kesemuanya itu salah 
atau salah satu saja diantaranya yang benar. Disamping itu masing-masing 
bentuk kepercayaan mungkin mengandung unsur-unsur 
kebenaran dan kepalsuan yang campur baur. 
Sekalipun demikian, kenyataan menunjukkan bahwa kepercayaan itu 
melahirkan nilai-nilai. Nilai-nilai itu kemudian melembaga dalam tradis-tradisi 
yang diwariskan turun temurun dan mengikat anggota masyarakat 
yang mendukungnya. Karena kecenderungan tradisi untuk tetap 
mempertahankan diri terhadap kemungkinan perubahan nilai-nilai, maka 
dalam kenyataan ikatan-ikatan tradisi sering menjadi penghambat 
perkembangan peradaban dan kemajuan manusia. Disinilah terdapat 
kontradiksi kepercayaan diperlukan sebagai sumber tatanilai guna 
menopang peradaban manusia, tetapi nilai-nilai itu melembaga dalam 
tradisi yang membeku dan mengikat, maka justru merugikan peradaban. 
Oleh karena itu, pada dasarnya, guna perkembangan peradaban dan 
kemajuannya, manusia harus selalu bersedia meninggalkan setiap bentuk 
kepercayaan dan tata nilai yang tradisional, dan menganut kepercayaan 
yang sungguh-sungguh yang merupakan kebenaran. Maka satu-satunya 
sumber nilai sumber dan pangkal nilai itu haruslah kebenaran itu sendiri. 
Kebenaran merupakan asal dan tujuan segala kenyataan. Kebenaran 
yang mutlak adalah Tuhan Allah. 
BADAN KOORDINASI NASIONAL BADAN PENGELOLA LATIHAN 
PENGURUS BESAR HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM
Panduan Latihan Kader I - 
38 
Perumusan kalimat persaksian (Syahadat) Islam yang kesatu : Tiada 
Tuhan selain Allah mengandung gabungan antara peniadaan dan 
pengecualian. Perkataan "Tidak ada Tuhan" meniadakan segala bentuk 
kepercayaan, sedangkan perkataan "Selain Allah" memperkecualikan satu 
kepercayaan kepada kebenaran. Dengan peniadaan itu dimaksudkan 
agar manusia membebaskan dirinya dari belenggu segenap kepercayaan 
yang ada dengan segala akibatnya, dan dengan pengecualian itu 
dimaksudkan agar manusia hanya tunduk pada ukuran kebenaran dalam 
menetapkan dan memilih nilai - nilai, itu berarti tunduk pada Allah, Tuhan 
Yang Maha Esa, Pencipta segala yang ada termasuk manusia. Tunduk 
dan pasrah itu disebut Islam. 
Tuhan itu ada, dan ada secara mutlak hanyalah Tuhan. Pendekatan ke 
arah pengetahuan akan adanya Tuhan dapat ditempuh manusia dengan 
berbagai jalan, baik yang bersifat intuitif, ilmiah, historis, pengalaman dan 
lain-lain. Tetapi karena kemutlakan Tuhan dan kenisbian manusia, maka 
manusia tidak dapat menjangkau sendiri kepada pengertian akan hakekat 
Tuhan yang sebenarnya. Namun demi kelengkapan kepercayaan kepada 
Tuhan, manusia memerlukan pengetahuan secukupnya tentang 
Ketuhanan dan tatanilai yang bersumber kepada-Nya. Oleh sebab itu 
diperlukan sesuatu yang lain yang lebih tinggi namun tidak bertentangan 
dengan insting dan indera. 
Sesuatu yang diperlukan itu adalah "Wahyu" yaitu pengajaran atau 
pemberitahuan yang langsung dari Tuhan sendiri kepada manusia. Tetapi 
sebagaimana kemampuan menerima pengetahuan sampai ketingkat yang 
tertinggi tidak dimiliki oleh setiap orang, demikian juga wahyu tidak 
diberikan kepada setiap orang. Wahyu itu diberikan kepada manusia 
tertentu yang memenuhi syarat dan dipilih oleh Tuhan sendiri yaitu para 
Nabi dan Rosul atau utusan Tuhan. Dengan kewajiban para Rosul itu 
untuk menyampaikannya kepada seluruh ummat manusia. Para rosul dan 
nabi itu telah lewat dalam sejarah semenjak Adam, Nuh, Ibrahim, 
Musa,Isa atau Yesus anak Mariam sampai pada Muhammad SAW. 
Muhammad adalah Rosul penghabisan, jadi tiada Rosul lagi sesudahnya. 
Jadi para Nabi dan Rosul itu adalah manusia biasa dengan kelebihan 
bahwa mereka menerima wahyu dari Tuhan. 
Wahyu Tuhan yang diberikan kepada Muhammad SAW terkumpul 
seluruhnya dalam kitab suci Al-Quran. Selain berarti bacaan, kata Al- 
Quran juga bearti "kumpulan" atau kompilasi, yaitu kompilasi dari segala 
keterangan. Sekalipun garis-garis besar Al-Quran merupakan suatu 
kompendium, yang singkat namun mengandung keterangan-keterangan 
tentang segala sesuatu sejak dari sekitar alam dan manusia sampai 
kepada hal-hal gaib yang tidak mungkin diketahui manusia dengan cara 
lain. Jadi untuk memahami Ketuhanan Yang Maha Esa dan ajaran-ajaran- 
Nya, manusia harus berpegang kepada Al-Quran dengan terlebih dahulu 
mempercayai kerasulan Muhammmad SAW. Maka kalimat kesaksian 
yang kedua memuat esensi kedua dari kepercayaan yang harus dianut 
BADAN KOORDINASI NASIONAL BADAN PENGELOLA LATIHAN 
PENGURUS BESAR HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM
Panduan Latihan Kader I - 
39 
manusia, yaitu bahwa Muhammad adalah Rosul Allah. Kemudian di dalam 
Al-Quran didapat keterangan lebih lanjut tentang Ketuhanan Yang maha 
Esa ajaran-ajaranNya yang merupakan garis besar dan jalan hidup yang 
mesti diikuti oleh manusia. Tentang Tuhan antara lain: surat Al-Ikhlas 
menerangkan secara singkat ; katakanlah : "Dia adalah Tuhan Yang Maha 
Esa. Dia itu adalah Tuhan. Tuhan tempat menaruh segala harapan. Tiada 
Ia berputra dan tiada pula berbapa. Selanjutnya Ia adalah Maha Kuasa, 
Maha Mengetahui, Maha Adil, Maha Bijaksana, Maha Kasih dan Maha 
Sayang, Maha Pengampun dan seterusnya daripada segala sifat 
kesempurnaan yang selayaknya bagi Yang Maha Agung dan Maha Mulia, 
Tuhan seru sekalian Alam. 
Juga diterangkan bahwa Tuhan adalah yang pertama dan yang 
penghabisan, Yang lahir dan Yang Bathin, dan "kemanapun manusia 
berpaling maka disanalah wajah Tuhan". Dan "Dia itu bersama kamu 
kemanapun kamu berada". Jadi Tuhan tidak terikat ruang dan waktu. 
Sebagai "yang pertama dan yang penghabisan", maka sekaligus Tuhan 
adalah asal dan tujuan segala yang ada, termasuk tata nilai. Artinya ; 
sebagaimana tata nilai harus bersumber kepada kebenaran dan 
berdasarkan kecintaan kepadaNya, Iapun sekaligus menuju kepada 
kebenaran dan mengarah kepada "persetujuan" atau "ridhanya ". Inilah 
kesatuan antara asal dan tujuan hidup yang sebenarnya (Tuhan sebagai 
tujuan hidup yang benar, diterangkan dalam bagian yang lain) 
Tuhan menciptakan alam raya ini dengan sebenarnya, dan mengaturnya 
dengan pasti. Oleh karena itu alam mempunyai eksistensi yang riil dan 
obyektif, serta berjalan mengikuti hukum-hukum yang tetap. Dan sebagai 
ciptaan daripada sebaik-baiknya penciptanya, maka alam mengandung 
kebaikan pada diriNya dan teratur secara harmonis. Nilai ciptaan ini untuk 
manusia bagi keperluan perkembangan peradabannya. Maka alam dapat 
dan dijadikan obyek penyelidikan guna dimengerti hukum-hukum Tuhan 
(sunnatullah) yang berlaku didalamnya. Kemudian manusia 
memanfaatkan alam sesuai dengan hukum-hukumnya sendiri. 
Jika kenyataan alam ini berbeda dengan persangkaan idealisme maupun 
agama Hindu yang mengatakan bahwa alam tidak mempunyai eksistensi 
riil dan obyektif, melainkan semua palsu atau maya atau sekedar 
emansipasi atau pancaran daripada dunia lain yang kongkrit, yaitu idea 
atau nirwana. Juga tidak seperti dikatakan filsafat Agnosticisme yang 
mengatakan bahwa alam tidak mungkin dimengerti manusia. Dan 
sekalipun filsafat materialisme mengatakan bahwa alam ini mempunyai 
eksistensi riil dan obyektif sehingga dapat dimengerti oleh manusia, 
namun filsafat itu mengatakan bahwa alam ada dengan sendirinya. 
Peniadaan pencipta ataupun peniadaan Tuhan adalah satu sudut 
daripada filsafat materialisme. 
BADAN KOORDINASI NASIONAL BADAN PENGELOLA LATIHAN 
PENGURUS BESAR HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM
Panduan Latihan Kader I - 
40 
Manusia adalah puncak ciptaan dan mahluk-Nya yang tertinggi. Sebagai 
mahluk tertinggi manusia dijadikan "Khalifah" atau wakil Tuhan di bumi. 
Manusia ditumbuhkan dari bumi dan diserahi untuk memakmurkannya. 
Maka urusan di dunia telah diserahkan Tuhan kepada manusia. Manusia 
sepenuhnya bertanggungjawab atas segala perbuatannya di dunia. 
Perbuatan manusia ini membentuk rentetan peristiwa yang disebut 
"sejarah". Dunia adalah wadah bagi sejarah, dimana manusia menjadi 
pemilik atau "rajanya". 
Sebenarnya terdapat hukum-hukum Tuhan yang pasti (sunattullah) yang 
menguasai sejarah, sebagaimana adanya hukum yang menguasai alam 
tetapi berbeda dengan alam yang telah ada secara otomatis tunduk 
kepada sunatullah itu, manusia karena kesadaran dan kemampuannya 
untuk mengadakan pilihan untuk tidak terlalu tunduk kepada hukum-hukum 
kehidupannya sendiri. Ketidakpatuhan itu disebabkan karena sikap 
menentang atau kebodohan. Hukum dasar alami daripada segala yang 
ada inilah "perubahan dan perkembangan", sebab : segala sesuatu ini 
adalah ciptaan Tuhan dan pengembangan olehNya dalam suatu proses 
yang tiada henti-hentinya. Segala sesuatu ini adalah berasal dari Tuhan 
dan menuju kepada Tuhan. Maka satu-satunya yang tak mengenal 
perubahan hanyalah Tuhan sendiri, asal dan tujuan segala sesuatu. Di 
dalam memenuhi tugas sejarah, manusia harus berbuat sejalan dengan 
arus perkembangan itu menunju kepada kebenaran. Hal itu berarti bahwa 
manusia harus selalu berorientasi kepada kebenaran, dan untuk itu harus 
mengetahui jalan menuju kebenaran itu. Dia tidak mesti selalu mewarisi 
begitu saja nilai-nilai tradisional yang tidak diketahuinya dengan pasti akan 
kebenarannya. 
Oleh karena itu kehidupan yang baik adalah yang disemangati oleh iman 
dan ilmu. Bidang iman dan pencabangannya menjadi wewenang wahyu 
sedangkan bidang ilmu pengetahuan menjadi wewenang manusia untuk 
mengusahakan dan mengumpulkannya dalam kehidupan dunia ini. Ilmu 
itu meliputi tentang alam dan tentang manusia (sejarah). Untuk 
memperoleh ilmu pengetahuan tentang nilai kebenaran sejauh mungkin, 
manusia harus melihat alam dan kehidupan ini sebagaimana adanya 
tanpa melekatkan padanya kualitas-kualitas yang bersifat ketuhanan. 
Sebab sebagaimana diterangkan dimuka, alam diciptakan dengan wujud 
yang nyata dan objektif sebagaimana adanya. Alam tidak menyerupai 
Tuhan, dan Tuhan pun untuk sebagian atau seluruhnya tidak sama 
dengan alam. Sikap memper-Tuhan-kan atau mensucikan (sakralisasi) 
haruslah ditujukan kepada Tuhan sendiri. Tuhan Allah Yang Maha Esa. 
Ini disebut "Tauhid" dan lawannya disebut "syirik" artinya mengadakan 
tandingan terhadap Tuhan, baik seluruhnya atau sebagian maka jelasnya 
bahwa syirik menghalangi perkembangan dan kemajuan peradaban, 
kemanusiaan menuju kebenaran. 
BADAN KOORDINASI NASIONAL BADAN PENGELOLA LATIHAN 
PENGURUS BESAR HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM
Panduan Latihan Kader I - 
41 
Sesudahnya atau kehidupan duniawi ini ialah "hari kiamat". Kiamat 
merupakan permulaan bentuk kehidupan yang tidak lagi bersifat sejarah 
atau duniawi, yaitu kehidupan akhirat. Kiamat disebut juga "hari agama", 
atau yaumuddin, dimana Tuhan menjadi satu-satunya pemilik dan raja. 
Disitu tidak lagi terdapat kehidupan historis, seperti kebebasan, usaha dan 
tata masyarakat. Tetapi yang ada adalah pertanggunggan jawab individu 
manusia yang bersifat mutlak dihadapan illahi atas segala perbuatannya 
dahulu didalam sejarah. 
Selanjutnya kiamat merupakan "hari agama", maka tidak yang mungkin 
kita ketahui selain daripada yang diterangkan dalam wahyu. Tentang hari 
kiamat dan kelanjutannya / kehidupan akhirat yang non-historis manusia 
hanya diharuskan percaya tanpa kemungkinan mengetahui kejadian-kejadiannya. 
B. PENGERTIAN-PENGERTIAN DASAR TENTANG KEMANUSIAAN 
Telah disebutkan di muka, bahwa manusia adalah puncak ciptaan, 
merupakan mahluk yang tertinggi dan adalah wakil dari Tuhan di bumi. 
Sesuatu yang membuat manusia yang menjadi manusia bukan hanya 
beberapa sifat atau kegiatan yang ada padanya, melainkan suatu 
keseluruhan susunan sebagai sifat-sifat dan kegiatan-kegiatan yang 
khusus dimiliki manusia saja yaitu Fitrah. Fitrah membuat manusia 
berkeinginan suci dan secara kodrati cenderung kepada kebenaran 
(Hanief). 
"Dlamier" atau hati nurani adalah pemancar keinginan pada kebaikan, 
kesucian dan kebenaran. Tujuan hidup manusia ialah kebenaran yang 
mutlak atau kebenaran yang terakhir, yaitu Tuhan Yang Maha Esa. Fitrah 
merupakan bentuk keseluruhan tentang diri manusia yang secara asasi 
dan prinsipil membedakannya dari mahluk-mahluk yang lain. Dengan 
memenuhi hati nurani, seseorang berada dalam fitrahnya dan menjadi 
manusia sejati. 
Kehidupan dinyatakan dalam kerja atau amal perbuatanya. Nilai- nilai 
tidak dapat dikatakan hidup dan berarti sebelum menyatakan diri dalam 
kegiatan-kegiatan amaliah yang kongkrit. Nilai hidup manusia tergantung 
kepada nilai kerjanya. Di dalam dan melalui amal perbuatan yang 
berperikemanusiaan (fitrah sesuai dengan tuntutan hati nurani) manusia 
mengecap kebahagiaan, dan sebaliknya di dalam dan melalui amal 
perbuatan yang tidak berperikemanusiaan (jihad) ia menderita kepedihan. 
Hidup yang penuh dan berarti ialah yang dijalani dengan sungguh-sungguh 
dan sempurna, yang didalamnya manusia dapat mewujudkan 
dirinya dengan mengembangkan kecakapan-kecakapan dan memenuhi 
keperluan-keperluannya. Manusia yang hidup berarti dan berharga ialah 
dia yang merasakan kebahagiaan dan kenikmatan dalam kegiatan-kegiatan 
yang membawa perubahan kearah kemajuan-kemajuan baik 
yang mengenai alam maupun masyarakat yaitu hidup berjuang dalam arti 
BADAN KOORDINASI NASIONAL BADAN PENGELOLA LATIHAN 
PENGURUS BESAR HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM
Panduan Latihan Kader I - 
42 
yang seluas-luasnya. Dia diliputi oleh semangat mencari kebaikan, 
keindahan dan kebenaran. Dia menyerap segala sesuatu yang baru dan 
berharga sesuai dengan perkembangan kemanusiaan dan menyatakan 
dalam hidup berperadaban dan berkebudayaan. Dia adalah aktif, kreatif 
dan kaya akan kebijaksanaan (widom, hikmah). 
Dia berpengalaman luas, berpikir bebas, berpandangan lapang dan 
terbuka, bersedia mengikuti kebenaran dari manapun datangnya. Dia 
adalah manusia toleran dalam arti kata yang benar, penahan amarah dan 
pemaaf. Keutamaan itu merupakan kekayaan manusia yang menjadi milik 
daripada pribadi-pribadi yang senantiasa berkembang dan selamanya 
tumbuh kearah yang lebih baik. 
Seorang manusia sejati (insan kamil) ialah yang kegiatan mental dan 
phisiknya merupakan suatu keseluruhan. Kerja jasmani dan kerja rohani 
bukanlah dua kenyataan yang terpisah. Malahan dia tidak mengenal 
perbedaan antara kerja dan kesenangan, kerja baginya adalah 
kesenggangan dan kesenangan ada dalam dan melalui kerja. Dia 
berkepribadian, merdeka, memiliki dirinya sendiri, menyatakan ke luar 
corak perorangannya dan mengembangkan kepribadian dan wataknya 
secara harmonis. Dia tidak mengenal perbedaan antara kehidupan 
individu dan kehidupan komunal, tidak membedakan antara perorangan 
dan sebagai anggota masyarakat, hak dan kewajiban serta kegiatan-kegiatan 
untuk dirinya adalah juga sekaligus untuk sesama ummat 
manusia. 
Baginya tidak ada pembagian dua (dichotomy) antara kegiatan-kegiatan 
rokhani dan jasmani, pribadi dan masyarakat, agama dan politik maupun 
dunia akherat. Kesemuanya dimanifestasikan dalam suatu kesatuan kerja 
yang tunggal pancaran niatnya, yaitu mencari kebaikan, keindahan dan 
kebenaran. Dia seorang yang ikhlas, artinya seluruh amal perbuatannya 
benar-benar berasal dari dirinya sendiri dan merupakan pancaran 
langsung dari pada kecenderungannya yang suci yang murni. Suatu 
pekerjaan dilakukan karena keyakinan akan nilai pekerjaan itu sendiri bagi 
kebaikan dan kebenaran, bukan karena hendak memperoleh tujuan lain 
yang nilainya lebih rendah (pamrih). Kerja yang ikhlas mengangkat nilai 
kemanusiaan pelakunya dan memberikannya kebahagiaan. Hal itu akan 
menghilangkan sebab-sebab suatu jenis pekerjaan ditinggalkan dan kerja 
amal akan menjadi kegiatan kemanusiaan yang paling berharga. 
Keikhlasan adalah kunci kebahagiaan hidup manusia, tidak ada 
kebahagiaan sejati tanpa keikhlasan dan keikhlasan selalu menimbulkan 
kebahagiaan. 
Hidup fitrah ialah bekerja secara ikhlas yang memancarkan dari hati 
nurani yang hanief atau suci. 
C. KEMERDEKAAN MANUSIA (IKHTIAR) DAN KEHARUSAN 
UNIVERSAL (TAKDIR) 
BADAN KOORDINASI NASIONAL BADAN PENGELOLA LATIHAN 
PENGURUS BESAR HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM
Panduan Latihan Kader I - 
43 
Keikhlasan yang insani itu tidak mungkin ada tanpa kemerdekaan. 
Kemerdekaan dalam arti kerja sukarela tanpa paksaan yang didorong oleh 
kemauan yang murni, kemerdekaan dalam pengertian kebebasan memilih 
sehingga pekerjaan itu benar-benar dilakukan sejalan dengan hati nurani. 
Keikhlasan merupakan pernyataan kreatif kehidupan manusia yang 
berasal dari perkembangan tak terkekang daripada kemauan baiknya. 
Keikhlasan adalah gambaran terpenting daripada kehidupan manusia 
sejati. Kehidupan sekarang di dunia dan abadi (external) berupa 
kehidupan kelak sesudah mati di akherat. Dalam aspek pertama manusia 
melakukan amal perbuatan dengan baik dan buruk yang harus dipikul 
secara individual, dan komunal sekaligus. Sedangkan dalam aspek kedua 
manusia tidak lagi melakukan amal perbuatan, melainkan hanya 
menerima akibat baik dan buruknya dari amalnya dahulu di dunia secara 
individual. Di akherat tidak terdapat pertanggung jawaban perseorangan 
(mutlak). Manusia dilahirkan sebagai individu, hidup ditengah alam dan 
masyarakat sesamanya, kemudian menjadi individu kembali. 
Jadi individualitas adalah pernyataan asasi yang pertama dan terakhir, 
dari pada kemanusiaan, serta letak kebenarannya daripada nilai 
kemanusiaan itu sendiri. Karena individu adalah penanggung jawab 
terakhir dan mutlak daripada awal perbuatannya, maka kemerdekaan 
pribadi, adalah haknya yang pertama dan asasi. 
Tetapi individualitas hanyalah pernyataan yang asasi dan primer saja dari 
pada kemanusiaan. Kenyataan lain, sekalipun sifat sekunder , ialah 
bahwa individu dalam suatu hubungan tertentu dengan dunia sekitarnya. 
Manusia hidup ditengah alam sebagai makhluk sosial hidup ditengah 
sesama. Dari segi ini manusia adalah bagian dari keseluruhan alam yang 
merupakan satu kesatuan. Oleh karena itu kemerdekaan harus diciptakan 
untuk pribadi dalam kontek hidup ditengah masyarakat. Sekalipun 
kemerdekaan adalah esensi daripada kemanusiaan, tidak berarti bahwa 
manusia selalu dan dimana saja merdeka. Adanya batas-batas dari 
kemerdekaan adalah suatu kenyataan. Batas-batas tertentu itu 
dikarenakan adanya hukum-hukum yang pasti dan tetap menguasai alam. 
Hukum yang menguasai benda-benda maupun masyarakat manusia 
sendiri yang tidak tunduk dan tidak pula bergantung kepada kemauan 
manusia. Hukum-hukum itu mengakibatkan adanya "keharusan Universal 
" atau "kepastian hukum " dan takdir. 3) jadi kalau kemerdekaan pribadi 
diwujudkan dalam kontek hidup di tengah alam dan masyarakat dimana 
terdapat keharusan universal yang tidak tertaklukan, maka apakah bentuk 
yang harus dipunyai oleh seseorang kepada dunia sekitarnya? 
Sudah tentu bukan hubungan penyerahan, sebab penyerahan berarti 
peniadaan terhadap kemerdekaan itu sendiri. Pengakuan akan adanya 
keharusan universal yang diartikan sebagai penyerahan kepadanya 
sebelum suatu usaha dilakukan berarti perbudakan. Pengakuan akan 
adanya kepastian umum atau takdir hanyalah pengakuan akan adanya 
batas-batas kemerdekaan. Sebaliknya suatu persyaratan yang positif 
BADAN KOORDINASI NASIONAL BADAN PENGELOLA LATIHAN 
PENGURUS BESAR HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM
Panduan Latihan Kader I - 
44 
daripada kemerdekaan adalah pengetahuan tentang adanya 
kemungkinan-kemungkinan kretif manusia. Yaitu tempat bagi adanya 
usaha yang bebas dan dinamakan "ikhtiar" artinya pilih merdeka. 
Ikhtiar adalah kegiatan kemerdekaan dari individu, juga berarti kegiatan 
dari manusia merdeka. Ikhtiar merupakan usaha yang ditentukan sendiri 
dimana manusia berbuat sebagai pribadi banyak segi yang integral dan 
bebas; dan dimana manusia tidak diperbudak oleh suatu yang lain kecuali 
oleh keinginannya sendiri dan kecintaannya kepada kebaikan. Tanpa 
adanya kesempatan untuk berbuat atau berikhtiar, manusia menjadi tidak 
merdeka dan menjadi tidak bisa dimengerti untuk memberikan 
pertanggung jawaban pribadi dari amal perbuatannya. Kegiatan merdeka 
berarti perbuatan manusia yang merubah dunia dan dirinya sendiri. Jadi 
sekalipun terdapat keharusan universal atau takdir manusia dengan 
haknya untuk berikhtiar mempunyai peranan aktif dan menentukan bagi 
dunia dan dirinya sendiri. 
Manusia tidak dapat berbicara mengenai takdir suatu kejadian sebelum 
kejadian itu menjadi kenyataan. Maka percaya kepada takdir akan 
membawa keseimbangan jiwa tidak terlalu berputus asa karena suatu 
kegagalan dan tidak perlu membanggakan diri karena suatu kemunduran. 
Sebab segala sesuatu tidak hanya terkandung pada dirinya sendiri, 
melainkan juga kepada keharusan yang universal itu. 
D. KETUHANAN YANG MAHA ESA DAN KEMANUSIAAN 
Telah jelas bahwa hubungan yang benar antara individu manusia dengan 
dunia sekitarnya bukan hubungan penyerahan. Sebab penyerahan 
meniadakan kemerdekaan dan keikhklasan dan kemanusiaan. Tatapi 
jelas pula bahwa tujuan manusia hidup merdeka dengan segala 
kegiatannya ialah kebenaran. Oleh karena itu sekalipun tidak tunduk pada 
sesuatu apapun dari dunia sekelilingnya, namun manusia merdeka masih 
dan mesti tunduk kepada kebenaran. Karena menjadikan sesuatu sebagai 
tujuan adalah berarti pengabdian kepada-Nya. 
Jadi kebenaran-kebenaran menjadi tujuan hidup dan apabila demikian 
maka sesuai dengan pembicaraan terdahulu maka tujuan hidup yang 
terakhir dan mutlak ialah kebenaran terakhir dan mutlak sebagai tujuan 
dan tempat menundukkan diri. Adakah kebenaran terakhir dan mutlak 
itu ?. Ada, sebagaimana tujuan akhir dan mutlak daripada hidup itu ada. 
Karena sikapnya yang terakhir (ultimate) dan mutlak maka sudah pasti 
kebenaran itu hanya satu secara mutlak pula. 
Dalam perbendaharaan kata dan kulturiil, kita sebut kebenaran mutlak itu 
"Tuhan", kemudian sesuai dengan uraian bab I, Tuhan itu menyatakan diri 
kepada manusia sebagai Allah. Karena kemutlakannya, Tuhan bukan saja 
tujuan segala kebenaran. Maka dia adalah Yang Maha Benar. Setiap 
pikiran yang maha benar adalah pada hakikatnya pikiran tentang Tuhan 
BADAN KOORDINASI NASIONAL BADAN PENGELOLA LATIHAN 
PENGURUS BESAR HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM
Panduan Latihan Kader I - 
45 
YME. Oleh sebab itu seseorang manusia merdeka ialah yang ber-ketuhanan 
Yang Maha Esa. Keiklasan tiada lain adalah kegiatan yang 
dilakukan semata-mata bertujuan kepada Tuhan YME, yaitu kebenaran 
mutlak, guna memperoleh persetujuan atau "ridho" daripada-Nya. 
Sebagaimana kemanusiaan terjadi karena adanya kemerdekaan dan 
kemerdekaan ada karena adanya tujuan kepada Tuhan semata-mata. Hal 
itu berarti segala bentuk kegiatan hidup dilakukan hanyalah karena nilai 
kebenaran itu yang terkandung didalamnya guna mendapat pesetujuan 
atau ridho kebenaran mutlak. Dan hanya pekerjaan "karena Allah" itulah 
yang bakal memberikan rewarding bagi kemanusiaan. Kata "iman" berarti 
percaya dalam hal ini percaya kepada Tuhan sebagai tujuan hidup yang 
mutlak dan tempat mengabdikan diri kepada-Nya. Sikap menyerahkan diri 
dan mengabdi kepada Tuhan itu disebut Islam. Islam menjadi nama 
segenap ajaran pengabdian kepada Tuhan YME. Pelakunya disebut 
"Muslim". Tidak lagi diperbudak oleh sesama manusia atau sesuatu yang 
lain dari dunia sekelilingnya, manusia muslim adalah manusia yang 
merdeka yang menyerahkan dan menyembahkan diri kepada Tuhan YME. 
Semangat tauhid (memutuskan pengabdian hanya kepada Tuhan YME) 
menimbulkan kesatuan tujuan hidup, kesatuan kepribadian dan 
kemasyarakatan. Kehidupan bertauhid tidak lagi berat sebelah, parsial 
dan terbatas. Manusia bertauhid adalah manusia yang sejati dan 
sempurna yang kesadaran akan dirinya tidak mengenal batas. 
Dia adalah pribadi manusia yang sifat perorangannya adalah keseluruhan 
(totalitas) dunia kebudayaan dan peradaban. Dia memiliki seluruh dunia 
ini dalam arti kata mengambil bagian sepenuh mungkin dalam 
menciptakan dan menikmati kebaikan-kebaikan dan peradaban 
kebudayaan. 
Pembagian kemanusiaan tidak selaras dengan dasar kesatuan 
kemanusiaan (human totality) itu antara lain, ialah pemisahan antara 
eksistensi ekonomi dan moral manusia, antara kegiatan duniawi dan 
ukhrowi antara tugas-tugas peradaban dan agama. Demikian pula 
sebaliknya, anggapan bahwa manusia adalah tujuan pada dirinya 
membela kemanusiaan seseorang menjadi : manusia sebagai pelaku 
kegiatan dan manusia sebagai tujuan kegiatan. Kepribadian yang pecah 
berlawanan dengan kepribadian kesatuan (human totality) yang homogen 
dan harmonis pada dirinya sendiri : jadi berlawanan dengan kemanusiaan. 
Oleh karena hakikat hidup adalah amal perbuatan atau kerja, maka nilai-nilai 
tidak dapat dikatakan ada sebelum menyatakan diri dalam kegiatan-kegiatan 
konkrit dan nyata. Kecintaan kepada Tuhan sebagai kebaikan, 
keindahan dan kebenaran yang mutlak dengan sendirinya memancar 
dalam kehidupan sehari-hari dalam hubungannya dengan alam dan 
masyarakat, berupa usaha-usaha yang nyata guna menciptakan sesuatu 
yang membawa kebaikan, keindahan dan kebenaran bagi sesama 
manusia "amal saleh" (harafiah: pekerjaan yang selaras dengan 
kemanusiaan) merupakan pancaran langsung daripada iman. Jadi 
BADAN KOORDINASI NASIONAL BADAN PENGELOLA LATIHAN 
PENGURUS BESAR HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM
Panduan Latihan Kader I - 
46 
Ketuhanan YME memancar dalam perikemanusiaan. Sebaliknya karena 
kemanusiaan adalah kelanjutan kecintaan kepada kebenaran maka tidak 
ada perikemanusiaan tanpa Ketuhanan YME. Perikemanusiaan tanpa 
Ketuhanan adalah tidak sejati. Oleh karena itu semangat Ketuhanan YME 
dan semangat mencari ridho daripada-Nya adalah dasar peradaban yang 
benar dan kokoh. Dasar selain itu pasti goyah dan akhirnya membawa 
keruntuhan peradabannya. 
"Syirik" merupakan kebalikan dari tauhid, secara harafiah artinya 
mengadakan tandingan, dalam hal ini kepada Tuhan. Syirik adalah sifat 
menyerah dan menghambakan diri kepada sesuatu selain kebenaran baik 
kepada sesama manusia maupun alam. Karena sifatnya yang 
meniadakan kemerdekaan asasi, syirik merupakan kejahatan terbesar 
kepada kemanusiaan. Pada hakikatnya segala bentuk kejahatan 
dilakukan orang karena syirik. Sebab dalam melakukan kejahatan itu dia 
menghambakan diri kepada motif yang mendorong dilakukannya 
kejahatan tersebut yang bertentangan dengan prinsip-prinsip kebenaran. 
Demikian pula karena syirik seseorang mengadakan pamrih atas 
pekerjaan yang dilakukannya. Dia bekerja bukan karena nilai pekerjaan itu 
sendiri dalam hubungannya dengan kebaikan, keindahan dan kebenaran, 
tetapi karena hendak memperoleh sesuatu yang lain. 
"Musyrik" adalah pelaku daripada syirik. Seseorang yang menghambakan 
diri kepada sesuatu selain Tuhan baik manusia maupun alam disebut 
musyrik, sebab dia mengangkat sesuatu selain Tuhan menjadi setingkat 
dengan Tuhan. 
Demikian pula seseorang yang menghambakan (sebagaimana dengan 
jiran atau diktator) adalah musyrik, sebab dia mengangkat dirinya sendiri 
setingkat dengan Tuhan. 
Kedua perlakuan itu merupakan penentang terhadap kemanusiaan, baik 
bagi dirinya sendiri maupun kepada orang lain. Maka sikap 
berperikemanusiaan adalah sikap yang adil, yaitu sikap menempatkan 
sesuatu kepada tempatnya yang wajar, seseorang yang adil (wajar) ialah 
yang memandang manusia. Tidak melebihkan sehingga menghambakan 
dirinya kepada-Nya. Dia selau menyimpan itikad baik dan lebih baik 
(ikhsan) maka kebutuhan menimbulkan sikap yang adil kepada manusia. 
E. INDIVIDU DAN MASYARAKAT 
Telah diterangkan dimuka, bahwa pusat kemanusiaan adalah masing-masing 
pribadinya dan bahwa kemerdekaan pribadi adalah hak asasinya 
yang pertama. Tidak sesuatu yang lebih berharga daripada kemerdekaan 
itu. Juga telah dikemukakan bahwa manusia hidup dalam suatu bentuk 
hubungan tertentu dengan dunia sekitarnya, sebagai mahkluk sosial, 
manusia tidak mungkin memenuhi kebutuhan kemanusiaannya dengan 
BADAN KOORDINASI NASIONAL BADAN PENGELOLA LATIHAN 
PENGURUS BESAR HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM
Panduan Latihan Kader I - 
47 
baik tanpa berada ditengah sesamanya dalam bentuk-bentuk hubungan 
tertentu. Maka dalam masyarakat itulah kemerdekaan asasi diwujudkan. 
Justru karena adanya kemerdekaan pribadi itu maka timbul perbedaan-perbedaan 
antara suatu pribadi dengan lainnya. Sebenarnya perbedaan-perbedaan 
itu adalah untuk kebaikannya sendiri : sebab kenyataan yang 
penting dan prinsipil, ialah bahwa kehidupan ekonomi, sosial, dan kultural 
menghendaki pembagian kerja yang berbeda-beda. 
Pemenuhan suatu bidang kegiatan guna kepentingan masyarakat adalah 
suatu keharusan, sekalipun hanya oleh sebagian anggota saja. Namun 
sejalan dengan prinsip kemanusiaan dan kemerdekaan, dalam kehidupan 
yang teratur tiap-tiap orang harus diberi kesempatan untuk 
mengembangkan kecakapannya melalui aktifitas dan kerja yang sesuai 
dengan kecenderungannya dan bakatnya. Namun inilah kontradiksi yang 
ada pada manusia dia adalah mahkluk yang sempurna dengan 
kecerdasan dan kemerdekaannya dapat berbuat baik kepada sesamanya, 
tetapi pada waktu yang sama ia merasakan adanya pertentangan yang 
konstan dan keinginan tak terbatas sebagai hawa nafsu. Hawa nafsu 
cenderung kearah merugikan orang lain (kejahatan) dan kejahatan 
dilakukan orang karena mengikuti hawa nafsu. Ancaman atas 
kemerdekaan masyarakat, dan karena itu juga berarti ancaman terhadap 
kemerdekaan pribadi anggotanya ialah keinginan tak terbatas atau hawa 
nafsu tersebut, maka selain kemerdekaan, persamaan hak antara sesama 
manusia adalah esensi kemanusiaan yang harus ditegakkan. Realisasi 
persamaan dicapai dengan membatasi kemerdekaan. Kemerdekaan tak 
terbatas hanya dapat dipunyai satu orang, sedangkan untuk lebih satu 
orang, kemerdekaan tak terbatas tidak dilaksanakan dalam waktu yang 
bersamaan, kemerdekaan seseorang dibatasi oleh kemerdekaan orang 
lain. Pelaksanaan kemerdekaan tak terbatas hanya berarti pemberian 
kemerdekaan kepada pihak yang kuat atas yang lemah (perbudakan 
dalam segala bentuknya), sudah tentu hak itu bertentangan dengan 
prinsip keadilan. Kemerdekaan dan keadilan merupakan dua nilai yang 
saling menopang. Sebab harga diri manusia terletak pada adanya hak 
bagi orang lain untuk mengembangkan kepribadiannya. Sebagai kawan 
hidup dengan tingkat yang sama. Anggota masyarakat harus saling 
menolong dalam membentuk masyarakat yang bahagia. 
Sejarah dan perkembangannya bukanlah suatu yang tidak mungkin 
dirubah. Hubungan yang benar antara manusia dengan sejarah bukanlah 
penyerahan pasif, tetapi sejarah ditentukan oleh manusia sendiri. Tanpa 
pengertian ini adanya azab Tuhan (akibat buruk) dan pahala (akibat baik) 
bagi satu amal perbuatan mustahil ditanggung manusia. 
Manusia merasakan akibat amal perbuatannya sesuai dengan ikhtiar. 
Dalam hidup ini (dalam sejarah) dalam hidup kemudian (sesudah sejarah). 
Semakin seseorang bersungguh-sungguh dalam kekuatan yang 
bertanggung jawab dengan kesadaran yang terus menerus akan tujuan 
dalam membentuk masyarakat semakin ia mendekati tujuan. 
BADAN KOORDINASI NASIONAL BADAN PENGELOLA LATIHAN 
PENGURUS BESAR HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM
Panduan Latihan Kader I - 
48 
Manusia mengenali dirinya sebagai makhluk yang nilai dan martabatnya 
dapat sepenuhnya dinyatakan, jika ia mempunyai kemerdekaan tidak saja 
mengatur hidupnya sendiri tetapi juga untuk memperbaiki dengan sesama 
manusia dalam lingkungan masyarakat. Dasar hidup gotong-royong ini 
ialah keistimewaan dan kecintaan sesama manusia dalam pengakuan 
akan adanya persamaan dan kehormatan bagi setiap orang. 
F. KEADILAN SOSIAL DAN KEADILAN EKONOMI 
Telah kita bicarakan tentang hubungan antara individu dengan 
masyarakat dimana kemerdekaan dan pembatas kemerdekaan saling 
bergantungan, dan dimana perbaikan kondisi masyarakat tergantung pada 
perencanaan manusia dan usaha-usaha bersamanya. Jika kemerdekaan 
dicirikan dalam bentuk yang tidak bersyarat (kemerdekaan tak terbatas) 
maka sudah terang bahwa setiap orang diperbolehkan mengejar dengan 
bebas segala keinginan pribadinya. Akibatnya pertarungan keinginan yang 
bermacam-macam itu satu sama lain dalam kekacauan atau anarchi. 
Sudah barang tentu menghancurkan masyarakat dan meniadakan 
kemanusiaan sebab itu harus ditegakkan keadilan dalam masyarakat. 
Siapakah yang harus menegakkan keadilan dalam masyarakat? Sudah 
barang pasti ialah masyarakat sendiri, tetapi dalam prakteknya diperlukan 
adanya satu kelompok dalam masyarakat yang karena kualitas-kualitas 
yang dimilikinya senantiasa mengadakan usaha-usaha menegakkan 
keadilan itu dengan jalan selalu menganjurkan sesuatu yang bersifat 
kemanusiaan serta mencegah terjadinya sesuatu yang berlawanan 
dengan kemanusiaan. 
Kualitas yang harus dipunyai, rasa kemanusiaan yang tinggi sebagai 
pancaran kecintaan yang tak terbatas pada Tuhan. Di samping itu 
diperlukan kecakapan yang cukup. Kelompok orang-orang itu adalah 
pemimpin masyarakat. Memimpin adalah menegakkan keadilan, menjaga 
agar setiap orang memperoleh hak asasinya dan dalam jangka waktu 
yang sama menghormati kemerdekaan orang lain dan martabat 
kemanusiaannya sebagai manifestasi kesadarannya akan tanggung jawab 
sosial. 
Negara adalah bentuk masyarakat yang terpenting, dan pemerintah 
adalah susunan masyarakat yang terkuat dan berpengaruh. Oleh sebab 
itu pemerintah yang pertama berkewajiban menegakkan kadilan. Maksud 
semula dan fundamental daripada didirikannya negara dan pemerintah 
ialah guna melindungi manusia yang menjadi warga negara daripada 
kemungkinan perusakkan terhadap kemerdekaan dan harga diri sebagai 
manusia sebaliknya setiap orang mengambil bagian pertanggungjawaban 
dalam masalah-masalah atas dasar persamaan yang diperoleh melalui 
demokrasi. 
Pada dasarnya masyarakat dengan masing-masing pribadi yang ada 
didalamnya haruslah memerintah dan memimpin diri sendiri. Oleh karena 
BADAN KOORDINASI NASIONAL BADAN PENGELOLA LATIHAN 
PENGURUS BESAR HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM
Panduan Latihan Kader I - 
49 
itu pemerintah haruslah merupakan kekuatan pimpinan yang lahir dari 
masyarakat sendiri. Pemerintah haruslah demokratis, berasal dari rakyat, 
oleh rakyat dan untuk rakyat, menjalankan kebijaksanaan atas 
persetujuan rakyat berdasarkan musyawarah dan dimana keadilan dan 
martabat kemanusiaan tidak terganggu. Kekuatan yang sebenarnya 
didalam negara ada ditangan rakyat, dan pemerintah harus bertanggung 
jawab pada rakyat. 
Menegakkan keadilan mencakup penguasaan atas keinginan-keinginan 
dan kepentingan-kepentingan pribadi yang tak mengenal batas (hawa 
nafsu) adalah kewajiban dari negara sendiri dan kekuatan-kekuatan sosial 
untuk menjunjung tinggi prinsip kegotongroyongan dan kecintaan sesama 
manusia. Menegakkan keadilan amanat rakyat kepada pemerintah yang 
musti dilaksanakan. Disadari oleh sikap hidup yang benar, ketaatan 
kapada pemerintah termasuk dalam lingkungan ketaatan kepada Tuhan 
(kebenaran mutlak). Pemerintah yang benar dan harus ditaati ialah 
mengabdi kepada kemanusiaan, kebenaran dan akhirnya kepada Tuhan 
YME. 
Perwujudan menegakkan keadilan yang terpenting dan berpengaruh ialah 
menegakkan keadilan di bidang ekonomi atau pembagian kekeyaan 
diantara anggota masyarakat. Keadilan menuntut agar setiap orang dapat 
bagian yang wajar dari kekayaan atau rejeki. Dalam masyarakat yang 
tidak mengenal batas-batas individual, sejarah merupakan perjuangan 
dialektis yang berjalan tanpa kendali dari pertentangan-pertentangan 
golongan yang didorong oleh ketidakserasian antara pertumbuhan 
kekuatan produksi disatu pihak dan pengumpulan kekayaan oleh 
golongan-golongan kecil dengan hak-hak istimewa dilain pihak. Karena 
kemerdekaan tak terbatas mendorong timbulnya jurang-jurang pemisah 
antara kekayaan dan kemiskinan yang semakin dalam. Proses 
selanjutnya yaitu bila sudah mencapai batas maksimal pertentangan 
golongan itu akan menghancurkan sendi-sendi tatanan sosial dan 
membinasakan kemanusiaan dan peradabannya. 
Dalam masyarakat yang tidak adil, kekeyaan dan kemiskinan akan terjadi 
dalam kualitas dan proporsi yang tidak wajar sekalipun realitas selalu 
menunjukkan perbedaan-perbedaan antara manusia dalam kemampuan 
fisik maupun mental namun dalam kemiskinan dalam masyarakat dengan 
pemerintah yang tidak menegakkan keadilan adalah keadilan yang 
merupakan perwujudan dari kezaliman. Orang-orang kaya menjadi pelaku 
daripada kezaliman sedangkan orang-orang miskin dijadikan sasaran atau 
korbannya. Oleh karena itu sebagai yang menjadi sasaran kezaliman, 
orang-orang miskin berada dipihak yang benar. Pertentangan antara 
kaum miskin menjadi pertentangan antara kaum yang menjalankan 
kezaliman dan yang dizalimi. Dikarenakan kebenaran pasti menag 
terhadap kebhatilan, maka pertentangan itu disudahi dengan kemenangan 
tak terhindar bagi kaum miskin, kemudian mereka memegang tampuk 
pimpinan dalam masyarakat. 
BADAN KOORDINASI NASIONAL BADAN PENGELOLA LATIHAN 
PENGURUS BESAR HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM
Panduan Latihan Kader I - 
50 
Kejahatan di bidang ekonomi yang menyeluruh adalah penindasan oleh 
kapitalisme. Dengan kapitalisme dengan mudah seseorang dapat 
memeras orang-orang yang berjuang mempertahankan hidupnya karena 
kemiskinan, kemudian merampas hak-haknya secara tidak sah, berkat 
kemampuannya untuk memaksakan persyaratan kerjanya dan hidup 
kepada mereka. Oleh karena itu menegakkan keadilan mencakup 
pemberantasan kapitalisme dan segenap usaha akumulasi kekayaan 
pada sekelompok kecil masyarakat. Sesudah syirik kejahatan terbesar 
kepada kemanusiaan adalah penumpukan harta kekayaan beserta 
penggunaanya yang tidak benar, menyimpang dari kepentingan umum, 
tidak mengikuti jalan Tuhan. Maka menegakkan keadilan inilah 
membimbing manusia ke arah pelaksanaan tata masyarakat yang akan 
memberikan kepada setiap orang kesempatan yang sama untuk mengatur 
hidupnya secara bebas dan terhormat (amar ma'ruf) dan pertentangan 
terus menerus terhadap segala bentuk penindasan kepada manusia 
kepada kebenaran asasinya dan rasa kemanusiaan (nahi munkar). 
Dengan perkataan lain harus diadakan restriksi-restriksi atau cara-cara 
memperoleh, mengumpulkan dan menggunakan kekayaan itu. Cara yang 
tidak bertentangan dengan kamanusiaan diperbolehkan (yang ma'ruf 
dihalalkan) sedangkan cara yang bertentangan dengan kemanusiaan 
dilarang (yang munkar diharamkan). 
Pembagian ekonomi secara tidak benar itu hanya ada dalam suatu 
masyarakat yang tidak menjalankan prisip Ketuhanan YME, dalam hal ini 
pengakuan berketuhanan YME tetapi tidak melaksanakannya sama 
nilainya dengan tidak berketuhanan sama sekali. Sebab nilai-nilai yang 
tidak dapat dikatakan hidup sebelum menyatakan diri dalam amal 
perbuatan yang nyata. 
Dalam suatu masyarakat yang tidak menjadikan Tuhan sebagai satu-satunya 
tempat tunduk dan menyerahkan diri, manusia dapat 
diperbudaknya antara lain oleh harta benda. Tidak lagi seorang pekerja 
menguasai hasil pekerjaanya, tetapi justru dikuasai oleh hasil pekerjaan 
itu. Produksi seorang buruh memperbesar kapital majikan dan kapital itu 
selanjutnya lebih memperbudak buruh. Demikian pula terjadi pada 
majikan bukan ia menguasai kapital tetapi kapital itulah yang 
menguasainya. Kapital atau kekayaan telah menggenggam dan 
memberikan sifat-sifat tertentu seperti keserakahan, ketamakan dan 
kebengisan. 
Oleh karena itu menegakkan keadilan bukan saja dengan amar ma'ruf 
nahi munkar sebagaimana diterapkan dimuka, tetapi juga melalui 
pendidikan yang intensif terhadap pribadi-pribadi agar tetap mencintai 
kebenaran dan menyadari secara mendalam akan andanya tuhan. 
Sembahyang merupakan pendidikan yang kontinue, sebagai bentuk formil 
peringatan kepada tuhan. Sembahyang yang benar akan lebih efektif 
dalam meluruskan dan membetulkan garis hidup manusia. Sebagaimana 
ia mencegah kekejian dan kemungkaran. Jadi sembahyang merupakan 
BADAN KOORDINASI NASIONAL BADAN PENGELOLA LATIHAN 
PENGURUS BESAR HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM
Materi training HMI
Materi training HMI
Materi training HMI
Materi training HMI
Materi training HMI
Materi training HMI
Materi training HMI
Materi training HMI
Materi training HMI
Materi training HMI
Materi training HMI
Materi training HMI
Materi training HMI
Materi training HMI
Materi training HMI
Materi training HMI
Materi training HMI
Materi training HMI
Materi training HMI
Materi training HMI
Materi training HMI
Materi training HMI
Materi training HMI
Materi training HMI
Materi training HMI
Materi training HMI
Materi training HMI
Materi training HMI
Materi training HMI
Materi training HMI
Materi training HMI
Materi training HMI
Materi training HMI
Materi training HMI
Materi training HMI
Materi training HMI
Materi training HMI

Más contenido relacionado

La actualidad más candente

IPTEK dalam Pandangan Islam
IPTEK dalam Pandangan IslamIPTEK dalam Pandangan Islam
IPTEK dalam Pandangan Islameryeryey
 
Powerpoint ragam bahasa indonesia
Powerpoint ragam bahasa indonesiaPowerpoint ragam bahasa indonesia
Powerpoint ragam bahasa indonesiaWaQhyoe Arryee
 
Kumpulan pertanyaan & jawaban mata kuliah filsafat ilmu
Kumpulan pertanyaan & jawaban mata kuliah filsafat ilmuKumpulan pertanyaan & jawaban mata kuliah filsafat ilmu
Kumpulan pertanyaan & jawaban mata kuliah filsafat ilmuPutriAgilya
 
Bab iv 3.tahap-tahap pemikiran strategi nasional
Bab iv  3.tahap-tahap pemikiran strategi nasionalBab iv  3.tahap-tahap pemikiran strategi nasional
Bab iv 3.tahap-tahap pemikiran strategi nasionalnatal kristiono
 
Contoh skripsi
Contoh skripsiContoh skripsi
Contoh skripsiAbu Hamid
 
Subjek dan objek pendidikan
Subjek dan objek pendidikanSubjek dan objek pendidikan
Subjek dan objek pendidikanDewi Bahagia
 
TANGGUNG JAWAB ILMUWAN MENURUT ISLAM, INTEGRASI IMAN, PENGALAMAN DAN MANFAAT
TANGGUNG JAWAB ILMUWAN MENURUT ISLAM, INTEGRASI IMAN, PENGALAMAN DAN MANFAATTANGGUNG JAWAB ILMUWAN MENURUT ISLAM, INTEGRASI IMAN, PENGALAMAN DAN MANFAAT
TANGGUNG JAWAB ILMUWAN MENURUT ISLAM, INTEGRASI IMAN, PENGALAMAN DAN MANFAATSara Santika
 
Format penulisan laporan
Format penulisan laporanFormat penulisan laporan
Format penulisan laporanYuliana
 
Tanya Jawab Materi Pengantar Filsafat Ilmu Dari Sudut Pandang Ontologi, Epist...
Tanya Jawab Materi Pengantar Filsafat Ilmu Dari Sudut Pandang Ontologi, Epist...Tanya Jawab Materi Pengantar Filsafat Ilmu Dari Sudut Pandang Ontologi, Epist...
Tanya Jawab Materi Pengantar Filsafat Ilmu Dari Sudut Pandang Ontologi, Epist...YuliaKartika6
 
Contoh kesimpulan-dan-saran-makalah
Contoh kesimpulan-dan-saran-makalahContoh kesimpulan-dan-saran-makalah
Contoh kesimpulan-dan-saran-makalahhermanwae
 
Makalah integrasi ilmu
Makalah integrasi ilmuMakalah integrasi ilmu
Makalah integrasi ilmuAbuy Thea
 
Contoh Presentasi Proposal Skripsi
Contoh Presentasi Proposal SkripsiContoh Presentasi Proposal Skripsi
Contoh Presentasi Proposal SkripsiArry Rahmawan
 
Sumber hukum
Sumber hukumSumber hukum
Sumber hukumroellys
 

La actualidad más candente (20)

IPTEK dalam Pandangan Islam
IPTEK dalam Pandangan IslamIPTEK dalam Pandangan Islam
IPTEK dalam Pandangan Islam
 
Powerpoint ragam bahasa indonesia
Powerpoint ragam bahasa indonesiaPowerpoint ragam bahasa indonesia
Powerpoint ragam bahasa indonesia
 
REVIEW SKRIPSI
REVIEW SKRIPSI REVIEW SKRIPSI
REVIEW SKRIPSI
 
Kumpulan pertanyaan & jawaban mata kuliah filsafat ilmu
Kumpulan pertanyaan & jawaban mata kuliah filsafat ilmuKumpulan pertanyaan & jawaban mata kuliah filsafat ilmu
Kumpulan pertanyaan & jawaban mata kuliah filsafat ilmu
 
Bab iv 3.tahap-tahap pemikiran strategi nasional
Bab iv  3.tahap-tahap pemikiran strategi nasionalBab iv  3.tahap-tahap pemikiran strategi nasional
Bab iv 3.tahap-tahap pemikiran strategi nasional
 
Tugas makalah wawasan nusantara
Tugas makalah wawasan nusantaraTugas makalah wawasan nusantara
Tugas makalah wawasan nusantara
 
Contoh skripsi
Contoh skripsiContoh skripsi
Contoh skripsi
 
Pertanyaan presentasi
Pertanyaan presentasiPertanyaan presentasi
Pertanyaan presentasi
 
Subjek dan objek pendidikan
Subjek dan objek pendidikanSubjek dan objek pendidikan
Subjek dan objek pendidikan
 
TANGGUNG JAWAB ILMUWAN MENURUT ISLAM, INTEGRASI IMAN, PENGALAMAN DAN MANFAAT
TANGGUNG JAWAB ILMUWAN MENURUT ISLAM, INTEGRASI IMAN, PENGALAMAN DAN MANFAATTANGGUNG JAWAB ILMUWAN MENURUT ISLAM, INTEGRASI IMAN, PENGALAMAN DAN MANFAAT
TANGGUNG JAWAB ILMUWAN MENURUT ISLAM, INTEGRASI IMAN, PENGALAMAN DAN MANFAAT
 
Pengantar studi islam
Pengantar studi islamPengantar studi islam
Pengantar studi islam
 
Format penulisan laporan
Format penulisan laporanFormat penulisan laporan
Format penulisan laporan
 
Tanya Jawab Materi Pengantar Filsafat Ilmu Dari Sudut Pandang Ontologi, Epist...
Tanya Jawab Materi Pengantar Filsafat Ilmu Dari Sudut Pandang Ontologi, Epist...Tanya Jawab Materi Pengantar Filsafat Ilmu Dari Sudut Pandang Ontologi, Epist...
Tanya Jawab Materi Pengantar Filsafat Ilmu Dari Sudut Pandang Ontologi, Epist...
 
Materi kewarganegaraan
Materi kewarganegaraanMateri kewarganegaraan
Materi kewarganegaraan
 
Contoh kesimpulan-dan-saran-makalah
Contoh kesimpulan-dan-saran-makalahContoh kesimpulan-dan-saran-makalah
Contoh kesimpulan-dan-saran-makalah
 
Hak Asasi Manusia
Hak Asasi ManusiaHak Asasi Manusia
Hak Asasi Manusia
 
Proposal PKM-Kewirausahaan LOLOS PKM
Proposal PKM-Kewirausahaan LOLOS PKMProposal PKM-Kewirausahaan LOLOS PKM
Proposal PKM-Kewirausahaan LOLOS PKM
 
Makalah integrasi ilmu
Makalah integrasi ilmuMakalah integrasi ilmu
Makalah integrasi ilmu
 
Contoh Presentasi Proposal Skripsi
Contoh Presentasi Proposal SkripsiContoh Presentasi Proposal Skripsi
Contoh Presentasi Proposal Skripsi
 
Sumber hukum
Sumber hukumSumber hukum
Sumber hukum
 

Similar a Materi training HMI

Revisi Makalah SPI (Lembaga Pendidikan Islam Al-Ribath)
Revisi Makalah SPI (Lembaga Pendidikan Islam Al-Ribath)Revisi Makalah SPI (Lembaga Pendidikan Islam Al-Ribath)
Revisi Makalah SPI (Lembaga Pendidikan Islam Al-Ribath)Ali Murfi
 
Lembaga Pendidikan Islam (Ribath)
Lembaga Pendidikan Islam (Ribath)Lembaga Pendidikan Islam (Ribath)
Lembaga Pendidikan Islam (Ribath)Ali Murfi
 
01 Konsep Dasar SPI.pptx
01 Konsep Dasar SPI.pptx01 Konsep Dasar SPI.pptx
01 Konsep Dasar SPI.pptxPutrielza1
 
FILSAFAT PENDIDIKAN (2).pdf
FILSAFAT PENDIDIKAN (2).pdfFILSAFAT PENDIDIKAN (2).pdf
FILSAFAT PENDIDIKAN (2).pdfNurTasya9
 
Peta Konsep_Filsuf Muslim klasik dan modern.pdf
Peta Konsep_Filsuf Muslim klasik dan modern.pdfPeta Konsep_Filsuf Muslim klasik dan modern.pdf
Peta Konsep_Filsuf Muslim klasik dan modern.pdfIrfan Pathurahman
 
Makalah Pendidikan Agama Islam
Makalah Pendidikan Agama IslamMakalah Pendidikan Agama Islam
Makalah Pendidikan Agama IslamDeaApriliyanti19
 
Kapita Selekta Islamiyah FKIP UNIDA
Kapita Selekta Islamiyah FKIP UNIDAKapita Selekta Islamiyah FKIP UNIDA
Kapita Selekta Islamiyah FKIP UNIDAWandi Budiman
 
Dinamika Ilmu Sebagai Warisan Intelektual Ummah
Dinamika Ilmu Sebagai Warisan Intelektual Ummah   Dinamika Ilmu Sebagai Warisan Intelektual Ummah
Dinamika Ilmu Sebagai Warisan Intelektual Ummah Fazril Saleh
 
1 a. ppt sejarah_pendidikan_islam.pptx
1 a. ppt sejarah_pendidikan_islam.pptx1 a. ppt sejarah_pendidikan_islam.pptx
1 a. ppt sejarah_pendidikan_islam.pptxArifFanani2
 
Iran - Penukaran Dari Sunni Menjadi Syiah: Ringkasan Sejarah
Iran - Penukaran Dari Sunni Menjadi Syiah: Ringkasan SejarahIran - Penukaran Dari Sunni Menjadi Syiah: Ringkasan Sejarah
Iran - Penukaran Dari Sunni Menjadi Syiah: Ringkasan Sejarahestoreportal
 
Hadist Pendekatan Pendidikan Islam.docx
Hadist Pendekatan Pendidikan Islam.docxHadist Pendekatan Pendidikan Islam.docx
Hadist Pendekatan Pendidikan Islam.docxZukét Printing
 
Terminologi pendidikan dalam islam
Terminologi pendidikan dalam islamTerminologi pendidikan dalam islam
Terminologi pendidikan dalam islamMuktarIsnanHasibuan
 
Terminologi Pendidikan Dalam Islam.docx
Terminologi Pendidikan Dalam Islam.docxTerminologi Pendidikan Dalam Islam.docx
Terminologi Pendidikan Dalam Islam.docxWildatlZuhra
 
Konsep pembaharuan dalam pendidikan islam
Konsep pembaharuan dalam pendidikan islamKonsep pembaharuan dalam pendidikan islam
Konsep pembaharuan dalam pendidikan islamNizar Syamsi
 
perangkat pembelajaran ski kelas 8 sem 2
perangkat pembelajaran ski kelas 8 sem 2perangkat pembelajaran ski kelas 8 sem 2
perangkat pembelajaran ski kelas 8 sem 2budiismuliadi
 

Similar a Materi training HMI (20)

analisis buku SKI MTS
analisis buku SKI MTSanalisis buku SKI MTS
analisis buku SKI MTS
 
Revisi Makalah SPI (Lembaga Pendidikan Islam Al-Ribath)
Revisi Makalah SPI (Lembaga Pendidikan Islam Al-Ribath)Revisi Makalah SPI (Lembaga Pendidikan Islam Al-Ribath)
Revisi Makalah SPI (Lembaga Pendidikan Islam Al-Ribath)
 
Lembaga Pendidikan Islam (Ribath)
Lembaga Pendidikan Islam (Ribath)Lembaga Pendidikan Islam (Ribath)
Lembaga Pendidikan Islam (Ribath)
 
01 Konsep Dasar SPI.pptx
01 Konsep Dasar SPI.pptx01 Konsep Dasar SPI.pptx
01 Konsep Dasar SPI.pptx
 
FILSAFAT PENDIDIKAN (2).pdf
FILSAFAT PENDIDIKAN (2).pdfFILSAFAT PENDIDIKAN (2).pdf
FILSAFAT PENDIDIKAN (2).pdf
 
Peta Konsep_Filsuf Muslim klasik dan modern.pdf
Peta Konsep_Filsuf Muslim klasik dan modern.pdfPeta Konsep_Filsuf Muslim klasik dan modern.pdf
Peta Konsep_Filsuf Muslim klasik dan modern.pdf
 
Makalah Pendidikan Agama Islam
Makalah Pendidikan Agama IslamMakalah Pendidikan Agama Islam
Makalah Pendidikan Agama Islam
 
Kapita Selekta Islamiyah FKIP UNIDA
Kapita Selekta Islamiyah FKIP UNIDAKapita Selekta Islamiyah FKIP UNIDA
Kapita Selekta Islamiyah FKIP UNIDA
 
Dinamika Ilmu Sebagai Warisan Intelektual Ummah
Dinamika Ilmu Sebagai Warisan Intelektual Ummah   Dinamika Ilmu Sebagai Warisan Intelektual Ummah
Dinamika Ilmu Sebagai Warisan Intelektual Ummah
 
1 a. ppt sejarah_pendidikan_islam.pptx
1 a. ppt sejarah_pendidikan_islam.pptx1 a. ppt sejarah_pendidikan_islam.pptx
1 a. ppt sejarah_pendidikan_islam.pptx
 
modul ski .docx
modul ski .docxmodul ski .docx
modul ski .docx
 
Antara Pendidikan Barat & Islam
Antara Pendidikan Barat & IslamAntara Pendidikan Barat & Islam
Antara Pendidikan Barat & Islam
 
Iran - Penukaran Dari Sunni Menjadi Syiah: Ringkasan Sejarah
Iran - Penukaran Dari Sunni Menjadi Syiah: Ringkasan SejarahIran - Penukaran Dari Sunni Menjadi Syiah: Ringkasan Sejarah
Iran - Penukaran Dari Sunni Menjadi Syiah: Ringkasan Sejarah
 
Bab i
Bab iBab i
Bab i
 
Hadist Pendekatan Pendidikan Islam.docx
Hadist Pendekatan Pendidikan Islam.docxHadist Pendekatan Pendidikan Islam.docx
Hadist Pendekatan Pendidikan Islam.docx
 
Lembaga pendidikan islam
Lembaga pendidikan islamLembaga pendidikan islam
Lembaga pendidikan islam
 
Terminologi pendidikan dalam islam
Terminologi pendidikan dalam islamTerminologi pendidikan dalam islam
Terminologi pendidikan dalam islam
 
Terminologi Pendidikan Dalam Islam.docx
Terminologi Pendidikan Dalam Islam.docxTerminologi Pendidikan Dalam Islam.docx
Terminologi Pendidikan Dalam Islam.docx
 
Konsep pembaharuan dalam pendidikan islam
Konsep pembaharuan dalam pendidikan islamKonsep pembaharuan dalam pendidikan islam
Konsep pembaharuan dalam pendidikan islam
 
perangkat pembelajaran ski kelas 8 sem 2
perangkat pembelajaran ski kelas 8 sem 2perangkat pembelajaran ski kelas 8 sem 2
perangkat pembelajaran ski kelas 8 sem 2
 

Último

Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfSalinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfWidyastutyCoyy
 
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptxPPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptxDEAAYUANGGREANI
 
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...pipinafindraputri1
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdfKanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdfAkhyar33
 
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdfProv.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdfIwanSumantri7
 
PANDUAN PENGEMBANGAN KSP SMA SUMBAR TAHUN 2024 (1).pptx
PANDUAN PENGEMBANGAN KSP SMA SUMBAR TAHUN 2024 (1).pptxPANDUAN PENGEMBANGAN KSP SMA SUMBAR TAHUN 2024 (1).pptx
PANDUAN PENGEMBANGAN KSP SMA SUMBAR TAHUN 2024 (1).pptxfitriaoskar
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTXAKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTXIksanSaputra6
 
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024RahmadLalu1
 
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - PerencanaanProgram Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - PerencanaanAdePutraTunggali
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptx
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptxTEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptx
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptxMOHDAZLANBINALIMoe
 
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAYSOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAYNovitaDewi98
 
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptxMemperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptxsalmnor
 
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...Kanaidi ken
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHANTUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHANwawan479953
 
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptKenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptnovibernadina
 
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdfAksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdfEniNuraeni29
 

Último (20)

Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfSalinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
 
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptxPPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
 
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdfKanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
 
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdfProv.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
 
PANDUAN PENGEMBANGAN KSP SMA SUMBAR TAHUN 2024 (1).pptx
PANDUAN PENGEMBANGAN KSP SMA SUMBAR TAHUN 2024 (1).pptxPANDUAN PENGEMBANGAN KSP SMA SUMBAR TAHUN 2024 (1).pptx
PANDUAN PENGEMBANGAN KSP SMA SUMBAR TAHUN 2024 (1).pptx
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTXAKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
 
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024
 
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - PerencanaanProgram Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptx
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptxTEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptx
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptx
 
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAYSOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
 
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptxMemperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
 
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHANTUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
 
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptKenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
 
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdfAksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
 

Materi training HMI

  • 1. MATERI TRAINING Latihan Kader I memiliki materi-materi dasar yang sifatnya penanaman dasar organisasi HMI, atau dengan kata lain materi yang disampaikan pada LK I merupakan fondasi dalam membentuk kader sesuai dengan kualitas insan cita. Adapun materi yang diberikan dalam LK I ini harus seragam dan standar di seluruh cabang, karena jika fondasi ini beragam akan mengakibatkan konstruksi yang lemah. Materi-materi yang diberikan dalam LK I ini dibagi menjadi dua kelompok, yaitu materi pokok dan materi penunjang atau tambahan. Materi pokok adalah kelompok materi yang wajib ada dan disampaikan dalam forum LK I, materi ini merupakan materi standar secara “internasional” bagi pelaksanaan LK I HMI. Alokasi waktu dan prinsip nilai dalam materi pokok tidak boleh ditambah, apalagi dikurangi, penambahan terhadap materi pokok dapat ditoleransi hanya menyentuh aspek sudut pandang atau pengembangan kearifan lokal (misal penekanan pada pembelaan kaum tertindas dengan studi kasus tertentu). Sedangkan materi penunjang atau tambahan adalah materi yang telah menjadi kemestian untuk ada dalam training (misal materi perkenalan dan orientasi latihan, dan materi evaluasi dan rencana tindak lanjut), atau materi yang merupakan prasyarat tercapainya pemahaman materi pokok (misal materi pengantar ideologi, dan materi pengantar filsafat ilmu, sebagai prasyarat optimalisasi pemahaman materi Nilai Dasar Perjuangan, atau materi teknik dan etika diskusi, sebagai prasyarat berjalannya diskusi yang baik dalam pertrainingan), atau materi yang memiliki hubungan/penurunan dari materi pokok dan memiliki keterkaitan dengan tujuan perkaderan yang menjadi karakter lokal. 3.1 MATERI POKOK Materi pokok yang diberikan dalam Latihan Kader I meliputi (1) Materi Sejarah Perjuangan HMI, (2) Materi Konstitusi HMI, (3) Materi Nilai Dasar Perjuangan, (4) Materi Misi HMI, dan (5) Materi Kepemimpinan dan Manajemen Organisasi. 3.1.1 Materi Sejarah Perjuangan HMI A. Silabus JENJANG LATIHAN KADER I SEJARAH PERJUANGAN HMI ALOKASI WAKTU: 8 JAM Tujuan Pembelajaran Umum: Peserta dapat memahami sejarah dan dinamika perjuangan HMI BADAN KOORDINASI NASIONAL LEMBAGA PENGELOLA LATIHAN PENGURUS BESAR HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM
  • 2. Panduan Latihan Kader I - Tujuan Pembelajaran Khusus: 1 . Peserta dapat menjelaskan latar belakang berdirinya HMI. 2. Peserta dapat menjelaskan gagasan dan visi pendiri HMI. 3. Peserta dapat mengklafisikasikan fase-fase perjuangan HMI. Pokok Bahasan/Sub Pokok Bahasan: 1 . Pengantar Ilmu Sejarah. 1.1. Pengertian Ilmu Sejarah. 1.2. Manfaat dan Kegunaan Mempelajari Sejarah. 2. Misi Kelahiran Islam. 2.1. Masyarakat Arab Pra Islam. 2.2. Periode Kenabian Muhammad. 2.2.1. Fase Makkah. 2.2.2. Fase Madinah. 3. Latar Belakang Berdirinya HMI. 3.1. Kondisi Islam di Dunia. 3.2. Kondisi Islam di Indonesia. 3.3. Kondisi Perguruan Tinggi dan Mahasiswa Islam. 3.4. Saat Berdirinya HMI. 4. Gagasan dan Visi Pendiri HMI. 12 4.1. Sosok Lafran Pane. 4.2. Gagasan Pembaruan Pemikiran ke-Islaman. 4.3. Gagasan dan Visi Perjuangan Sosial-budaya. 4.4. Komitmen ke-Islaman dan Kebangsaan sebagai dasar perjuangan HMI. 5. Dinamika Sejarah Perjuangan HMI dalam Sejarah Perjuangan Bangsa. 5.1. HMI Dalam Fase Perjuangan Fisik 5.2. HMI Dalam Fase Pertumbuhan dan Konsolidasi Bangsa 5.3. HMI Dalam Fase Transisi Orde Lama dan Orde Baru 5.4. HMI Dalam Fase Pembangunan dan Modernisasi Bangsa 5.5. HMI Daiam Fase Pasca Orde Baru Metode : Menjunjung tinggi kearifan lokal Evaluasi: Memberikan test objektif/subjektif dan penugasan dalam bentuk resume. Referensi : 1. Drs. Agus Salim Sitompul, Sejarah Perjuangan HMI (1974-1975), Bina Ilmu 2. DR. Victor I. Tanja, HMI, Sejarah dan Kedudukannya Ditengah Gerakan Muslim Pembaharu Indonesia, Sinar Harapan, 1982. 3. Prof. DR. Deliar Noer, Partai Islam Dipentas Nasional, Graffiti Pers, 1984 BADAN KOORDINASI NASIONAL BADAN PENGELOLA LATIHAN PENGURUS BESAR HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM
  • 3. Panduan Latihan Kader I - 13 4. Sulastomo, Hari-hari Yang Panjang, PT. Gunung Agung, 1988 5. Agus-Salim Sitompul, Historiografi HMI, Tintamas, 1995 6. Ramli Yusuf (ed), 50 tahun HMI Mengabdi, LASPI, 1997. 7. Ridwan Saidi, Biografi A. Dahlan Ranuwiharjo, LSPI, 1994. 8. M. Rusli Karim, HMI MPO Dalam Pergulatan Politik di Indonesia, Mizan, 1997 9. Muhammad Kamal Hasan, Modernisasi Indonesia, Respon Cendikiawan Muslim Masa Orde Baru, LSI 1987. 10.Muhammad Hussein Haikal, Sejarah Hidup Muhammad, LiteraAntarNusa 11.Dr. Badri Yatim, MA, Sejarah Peradaban Islam, I, II, III, Rajawali Pers 12.Thomas W. Arnold, Sejarah Dakwah Islam 13.Moksen ldris Sirfefa et. Al (ed), Mencipta dan Mengabdi, PB HMI, 1997 14.Hasil-hasil Kongres HMI 15.Sejarah Kohati 16.Sharsono, HMI Daiam Lingkaran Politik Ummat Islam, Cl IS, 1997. 17.Prof. DR. Deliar Noer, Gerakan Modern Islam Indonesia (1902-1942), LP3ES, 1980. 18.Literatur lain yang relevan B. Materi Terurai PENGANTAR ILMU SEJARAH Pengertian Sejarah adalah suatu kebetulan terjadi di masa yang telah lalu dan benar-benar terjadi, dan kebetulan pula dicatat, biasanya kebenaran sejarah didukung bukti-bukti yang membenarkan peristiwa itu benar-benar terjadi. Menurut kamus besar bahasa Indonesia, ilmu sejarah adalah suatu pengetahuan atau uraian mengenai peristiwa-peristiwa dan kejadian-kejadian yang benar-benar terjadi di masa lampau. Dari pengertian atau definisi di atas maka dapatlah dibedakan antara sejarah dan ilmu sejarah, sejarah adalah kejadian atau peristiwanya, sedangkan ilmu sejarah adalah ilmu yang mempelajari kejadian atau peristiwa tersebut. Manfaat dan Kegunaan Mempelajari Ilmu Sejarah Manfaat dan kegunaan yang dapat diambil dari kejadian yang telah lampau adalah pengetahuan tentang peristiwa-peristiwa yang terjadi pada saat itu, dan dengan mempelajari maka dapat diambil hikmah/pelajaran dari peristiwa tersebut. Pada peristiwa yang terjadi dapat dianalisis kelebihan dan kekurangan yang ada dari peristiwa itu, dan pengetahuan tersebut dapat meningkatkan kehati-hatian dalam mengambil keputusan pada masa saat ini dengan mempertimbangkan prinsip nilai yang terjadi di masa lalu, karena pada dasarnya peristiwa masa lalu linear dengan masa saat ini dan yang akan datang. BADAN KOORDINASI NASIONAL BADAN PENGELOLA LATIHAN PENGURUS BESAR HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM
  • 4. Panduan Latihan Kader I - MISI KELAHIRAN ISLAM 14 Masyarakat Arab Pra Islam Masyarakat Arab pra Islam atau yang lebih dikenal dengan masyarakat jahiliyah hidup dalam keterbelakangan, baik pengetahuan, sosial budaya maupun peradaban. Masyarakat arab pra Islam tidak mengenal tulis dan baca, walaupun ada yang dapat menulis dan membaca itu hanya sebagian kecil saja, namun pemahaman atau kebanggaan akan sastra demikian tingginya, jadi dapat disimpulkan bahwa masyarakat Arab pada masa itu hidup dalam kebodohan. Posisi wanita pada saat itu tidak dihargai, mereka hanya dipandang sebagai benda bergerak yang menyenangkan, bahkan wanita dianggap sebagai beban dan sumber bencana, implikasinya adalah ada anggapan jika memiliki anak wanita akan mengakibatkan kemiskinan. Dampak dari pandangan itu, maka tak heran jika mereka sering mengubur bayi wanita hidup-hidup (kalau sekarang, belum lahir sudah dibunuh). Selain itu masyarakat Arab pra Islam hidup dalam perpecahan klan (keluarga besar), karena mereka lebih menonjolkan ego kesukuan atau kabilah, ini menyebabkan masyarakat Arab sering berperang antar kabilah dan tidak memiliki rasa kebangsaan yang menyebabkan bangsa Arab menjadi lemah dan terpecah-pecah. Periode Kenabian Muhammad # Fase Makkah Muhammad lahir di Makkah pada masa keadaan masyarakat yang buruk sekali. Muhammad lahir pada tanggal 12 Rabiul Awal tahun Gajah, bertepatan dengan tanggal 20 April 571 M. Muhammad putra tunggal dari pasangan Abdullah dan Aminah. Sejak kecil Muhammad memiliki sifat yang terpuji sehingga kemudian ia dijuluki “al-amin” atau orang yang dapat dipercaya. Pada usia yang ke-25 Muhammad menikah dengan seorang janda kaya yang bernama Khadijah. Dalam masa pernikahannya ini Muhammad sering melakukan perenungan/kontemplasi di luar kota Makkah, tepatnya di sebuah gua yang bernama Hira, beliau selalu memikirkan keadaan masyarakatnya yang demikian rusak. Pada saat Muhammad mendekati usia 40 tahun, beliau makin sering stress memikirkan bangsanya, sehingga pelariannya dengan menyepi di gua Hira semakin sering kuantitasnya. Suatu malam di bulan Ramadhan tepatnya tanggal 17 Ramadhan yang bertepatan dengan tanggal 6 Agustus 610, datanglah suatu penampakan yang ternyata adalah malaikat Jibril yang menyampaikan wahyu pertama (Al-Alaq : 1 – 5), dan ini pertanda bahwa Muhammad telah dilantik menjadi rasul dan nabi walaupun tanpa berita acara. Pasca wahyu di gua Hira, Muhammad s.a.w. mendapat wahyu-wahyu berikutnya yang BADAN KOORDINASI NASIONAL BADAN PENGELOLA LATIHAN PENGURUS BESAR HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM
  • 5. Panduan Latihan Kader I - 15 memerintahkan kepada Muhammad s.a.w untuk menyampaikan dakwah. Isi dakwahnya adalah ajakan untuk melakukan perubahan-perubahan yang revolusioner, perubahan yang dibawa antara lain perubahan akhlak, karena Islam mengajarkan akhlak yang baik. Perubahan lain adalah nilai persamaan, yang dimaksud adalah kesetaraan antar umat manusia, tidak ada perbedaan antara laki-laki dan perempuan, antar ras, bangsa, dan lain sebagainya, di mata Allah yang berbeda adalah ketaqwaan. Selain itu, ilmu pengetahuan menjadi sesuatu yang penting untuk dilakukan, serta membangun solidaritas persaudaraan yang berimplikasi pada penguatan nasionalisme atau keutuhan dalam berbangsa dan beragama. Pada fase Makkah ajaran yang disampaikan Muhammad s.a.w berkaitan atau berhubungan pada nilai ketauhidan atau iman, karena pada saat itu jaran Islam baru tegak kembali, sehingga yang harus dibangun pertama-tama adalah fondasi aqidah atau iman yang dijadikan landasan fundamental. Tiap tahun kota Makkah selalu didatangi oleh kabilah-kabilah dari seluruh Arab yang datang untuk untuk melakukan shoping atau ibadah haji. Muhammad s.a.w melakukan dakwah terhadap orang-orang tersebut, dan usaha ini tidak sia-sia karena dari kalangan yang berasal dari daerah-daerah tersebut ada yang menyatakan keimanannya, diantaranya dari Yastrib. Konsekuensi logis dari gerakan revolusioner berdampak pada peningkatan konstelasi politik masyarakat Makkah, yang pada akhirnya memberikan satu pilihan kepada Muhammad s.a.w untuk meninggalkan Makkah. Pada hijrah yang kedua, Muhammad s.a.w. menginstruksikan kepada para pendukungnya untuk meninggalkan kota Makkah menuju Yastrib yang dikemudian hari dikenal dengan Madinah. Muhammad s.a.w pun pada akhirnya terpaksa harus meninggalkan Makkah menuju Madinah, maka dimulailah babak baru dalam Islam, fase Madinah. # Fase Madinah Fase Madinah dimulai sejak hijrahnya Muhammad s.a.w dari Makkah ke Madinah, karena Madinah dianggap baik untuk pembenihan Islam. Kaum muslimin yang berada di Madinah terbagi menjadi dua kelompok, yaitu Anshar (kaum muslimin tuan rumah) dan Muhajirin (kaum muslimin pendatang dari Makkah), maka langkah pertama yang dilakukan adalah mempertalikan hubungan kekeluargaan atau hubungan persaudaraan antara kaum Anshar dan Muhajirin, karena hanya dengan persatuanlah, maka umat Islam akan kuat. Selanjutnya dilakukan lobi-lobi politik atau perjanjian dengan kelompok di luar Islam yang ada di Madinah, karena pada saat itu telah ada kelompok lain yang tinggal di sana, antara lain Yahudi. BADAN KOORDINASI NASIONAL BADAN PENGELOLA LATIHAN PENGURUS BESAR HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM
  • 6. Panduan Latihan Kader I - 16 Dimadinahlah Muhammad s.a.w. melakukan pembinaan masyarakat Islam. Pembinaan masyarakat ini tidak hanya di bidang aqidah, tetapi juga menyangkut masalah politik, ekonomi, dan sosial budaya. Di Madinah perkembangan ajaran Islam maju dengan pesat, pada fase ini ajaran lebih ditekankan pada hukum kemasyarakatan atau lebih kepada muamallah. Dengan semakin besarnya kamum muslimin, dianggap merupakan ancaman bagi kelompok lain, maka semakin benci pula orang-orang Quraisy kepada Muhammad s.a.w. dan para pendukungnya. Konstelasi kebencian makin meningkat sehingga mengakibatkan timbulnya peperangan, antara lain Badr, Uhud, Ahzab, Khandaq, dan beberapa perang lainnya. Pada prinsipnya bagi kaum muslimin peperangan ini adalah upaya defensif dan dalam rangka menegakkan kalimah tauhid. Muhammad s.a.w. mangkat dan dimakamkan di Madinah di usia 63 tahun, pada tanggal 12 Rabiul Awal 11 H, bertepatan dengan tanggal 8 Juni 632. LATAR BELAKANG BERDIRINYA HMI Kondisi Islam di Dunia Kondisi umat Islam dunia pada saat menjelang kelahiran HMI dapat dikatakan ketinggalan dibandingkan masyarakat Eropa dengan Reinasance-nya. Ini dapat dilihat dari penguasaan teknologi maupun pengetahuan, bahkan sebagain besar umat Islam berada di bawah ketiak penindasan nekolim barat yang notabene dimotori oleh kelompok Kristen. Umat Islam hanya terpaku, terlena oleh kejayaan masa lampau atau pada zaman keemasan Islam. Umat Islam pada umumnya tidak memahami ajaran Islam secara komprehensif, sehingga mereka hanya berkutat seputar ubudiyah atau ritual semata tanpa memahami bahwa ajaran Islam adalah ajaran paripurna yang tidak hanya mengajarkan hubungan manusia dengan Tuhan, namun lebih jauh daripada itu menderivasikan hubungan transenden ke dalam seluruh aspek kehidupan. Berangkat dari pemahaman ajaran Islam yang kurang, umat berada dalam keterbelakangan dan fenomena ini terjadi dapat dikatakan di seluruh dunia. Hal tersebut mengakibatkan terpuruknya umat Islam yang dijanjikan Allah untuk dipusakai alam semesta. Lebih ironis lagi ketika umat terbagi menjadi berbagai golongan yang hanya berangkat dari masalah khilafiyah, yang bedampak pada melemahnya kekuatan Islam. Kondisi Islam di Indonesia Tidak jauh berbeda dengan apa yang terjadi di dunia saat itu, umat Islam berada dalam cengkaraman nekolim barat. Penjajah memperlakukan umat Islam sebagai masyarakat kelas bawah dan diperlakukan tidak adil, BADAN KOORDINASI NASIONAL BADAN PENGELOLA LATIHAN PENGURUS BESAR HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM
  • 7. Panduan Latihan Kader I - 17 serta hanya menguntungkan kelompok mereka sendiri atau rakyat yang sudah seideologi dengan mereka. Umat Islam Indonesia hanya mementingkan kehidupan akhirat (katanya sich), dengan penonjolan simbolisasi Isalam dalam ubudiyah, sebagai upaya kompensasi atas ketidakberdayaan untuk melawan nekolim, sehingga pemahaman umat tidak secara benar dan kaffah. Bahkan ada sebagian ulama yang menyatakan bahwa pintu ijtihad telah ditutup, hal ini menyebabkan umat hidup dalam suasana taqlid dan jumud. Selain itu umat Islam Indonesia berada dalam perpecahan berbagai macam aliran/firqah dan masing-masing golongan melakukan truth claim, hal ini menyebabkan umat Islam Indonesia tidak kuat akibat kurang persatuan di kalangan umat Islam di Indonesia. Kondisi Perguruan Tinggi dan Mahasiswa Islam Perguruan tinggi adalah tempat untuk menuntut ilmu yang akan menghasilkan para pemimpin untuk masa sekarang dan masa yang akan datang. Selain itu perguruan tinggi adalah motor penggerak perubahan, dan perubahan tersebut diharapkan menuju sesuatu yang lebih baik. Begitu pentingnya perguruan tinggi, maka banyak golongan yang ingin menguasainya demi untuk kepentingan golongan tersebut. Sejalan dengan perguruan tinggi dan dunia kemahasiswaan yang strategis tersebut, ada beberapa faktor dominan yang menguasai dan mewarnai perguruan tinggi dan dunia kemahasiswaan, antara lain sistem yang diterapkan khususnya di perguruan tinggi adalah sistem pendidikan barat yang mengarah pada sekularisme dan dapat menyebabkan dangkalnya agama atau aqidah dalam kehidupan. Selain itu adanya organisasi kemahasiswaan yang berhaluan komunis dan ini menyebabkan aspirasi Islam dan umat Islam kurang terakomodir. Faktor-faktor di atas adalah ancaman yang serius, karena menyebabkan masalah dalam hidup dan kehidupan serta keberadaan Islam dan umat Islam. Mahasiswa Islam kurang memiliki ruang gerak karena berada dalam sistem yang sekuler dan tidak sesuai dengan ajaran Islam, dan harus menghadapi tantangan dari mahasiswa komunis yang sangat bertentangan dengan fitrah manusia dan bertentangan pula dengan ajaran Islam. Jelas sudah bahwa mahasiswa Islam sangat sulit untuk bergerak memperjuangkan aspirasi umat Islam. Saat Berdirinya Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) HMI lahir pada saat umat Islam Indonesia berada dalam kondisi yang memprihatinkan, yaitu terjadinya kesenjangan dan kejumudan pengetahuan, pemahaman, penghayatan ajaran Islam sehingga tidak tercermin dalam kehidupan nyata. Pada saat HMI berdiri, sudah ada organisasi kemahasiswaan, yaitu Perserikatan Mahasiswa Yogyakarta (PMY), namun PMY didominasi oleh BADAN KOORDINASI NASIONAL BADAN PENGELOLA LATIHAN PENGURUS BESAR HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM
  • 8. Panduan Latihan Kader I - 18 partai sosialis yang berpaham komunis. Akibat didominasi oleh partai sosialis maka PMY tidak independen untuk memperjuangkan aspirasi mahasiswa, maka banyak mahasiswa yang tidak sepakat dan tidak bisa membiarkan mahasiswa terlbat dalam polarisasi politik. Sebagai realisasi dari keinginan tersebut maka di Yogyakarta pada tanggal 14 Rabiul Awal 1366 H, bertepatan dengan tanggal 5 Pebruari 1947 sebuah organisasi kemahasiswaan, yaitu Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) sebagai organisasi independen dan sebagai anak umat dan anak bangsa. GAGASAN DAN VISI PENDIRI HMI Sosok Lafran Pane Berdasarkan penelusuran dan penelitian sejarah, maka Kongres XI HMI tahun 1974 di Bogor menetapkan Lafran Pane sebagai pemrakarsa berdirinya HMI, dan disebut sebagai pendiri HMI. Lafran Pane adalah anak keenam dari Sutan Pangurabaan Pane, lahir di Padang Sidempuan, 5 Pebruari 1922, pendidikan Lafran Pane tidak berjalan “normal” dan “lurus”. Lafran Pane mengalami perubahan kejiwaan yang radikal sehingga mendorong dirinya untuk mencari hakikat hidup sebenarnya. Desember 1945 Lafran Pane pindah ke Yogyakarta, karena Sekolah Tinggi Islam (STI) tempat ia menimba ilmu pindah dari Jakarta ke Yogyakarta. Pendidikan agama Islam yang lebih intensif ia peroleh dari dosen-dosen STI, mengubur masa lampau yang kelam. Bagi Lafran Pane, Islam merupakan satu-satunya pedoman hidup yang sempurna, karena Islam menjadikan manusia sejahtera dan selamat di dunia dan akhirat. Pada tahun 1948, Lafran Pane pindah studi ke Akademi Ilmu Politik (AIP). Saat Balai Perguruan Tinggi Gadjah Mada dan fakultas kedokteran di Klaten, serta AIP Yogyakarta dinegerikan pada tanggal 19 Desember 1949 menjadi Universitas Gadjah Mada (UGM), secara otomatis Lafran Pane termasuk mahasiswa pertama UGM. Setelah bergabung menjadi UGM, AIP berubah menjadi Fakultas Hukum Ekonomi Sosial Politik, dan Lafran Pane menjadi sarjana pertama dalam ilmu politik dari fakultas tersebut pada tanggal 26 Januari 1953. Gagasan Pembaharuan Pemikiran Keislaman Untuk melakukan pembaharuan dalam Islam, maka pengetahuan, pemahaman, penghayatan dan pengamalanumat Islam akan agamanya harus ditingkatkan, sehingga dapat mengetahui dan memahami ajaran Islam secara benar dan utuh. Kebenaran Islam memiliki jaminan kesempurnaannya sebagai peraturan untuk kehidupan yang dapat menghantarkan manusia kepada kebahagian dunia dan akhirat. Tugas suci umat Islam dalah mengajak umat manusia kepada kebenaran Illahi dan kewajiban umat Islam adalah menciptakan masyarakat adil makmur material dan spiritual. Dengan adanya gagasan pembaharuan BADAN KOORDINASI NASIONAL BADAN PENGELOLA LATIHAN PENGURUS BESAR HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM
  • 9. Panduan Latihan Kader I - 19 pemikiran keislaman, diharapkan kesenjangan dan kejumudan pengetahuan, pemahaman, penghayatan dan pengamalan ajaran Islam dapat dilakukan dan dilaksanakan sesuai dengan ajaran Islam. Kebekuan pemikiran umat Islam telah membawa pada arti agama yang kaku dan sempit, tidak lebih dari agama yang hanya melakukan peribadatan. Al- Qur’an hanya dijadikan sebatas bahan bacaan, Islam tidak ditempatkan sebagai agama universal. Gagasan pembaharuan pemikiran Islam ini pun hendaknya dapat menyadarkan umat Islam yang terlena dengan kebesaran dan kejayaan masa lalu. Gagasan dan Visi Perjuangan Sosial Budaya Ciri utama masyarakat Indonesia adalah kemajemukan sosial budaya, kemajemukan tersebut merupakan sumber kekayaan bangsa yang tidak ternilai, tetapi keberagaman yang tidak terorganisir akan mengakibatkan perpecahan dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia. Tujuan awal saat HMI berdiri juga tidak terlepas pada gagasan dan visi perjuangan sosial budaya, yaitu : 1. Mempertahankan negara Republik Indonesia dan mempertinggi derajat rakyat Indonesia 2. Menegakkan dan mengembangkan ajaran Islam Dari tujuan tersebut jelaslah bahwa HMI ingin agar kehidupan sosial budaya yang ada menjadi perekat persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia guna mempertahankan kemerdekaan yang baru diraih. Untuk menegakkan dan mengembangkan ajaran Islam pun harus dipelajari kondisi sosial budaya gara tidak terjadi benturan kultur. Masyarakat muslim Indonesia yang hanya memahami ajaran Islam sebatas ritual harus diubah pemahamannya dan keadaan sosial budaya yang telah mengakar ini tidak dapat diubah serta merta, tetapi melalui proses panjang dan bertahap. Komitmen Keislaman dan Kebangsaan sebagai Dasar Perjuangan HMI Dari awal terbentuknya HMI telah ada komitmen keumatan dan kebangsaan yang bersatu secara integral sebagai dasar perjuangan HMI yang dirumuskan dalam tujuan HMI yaitu : a) Mempertahankan negara Republik Indonesia dan mempertinggi derajat rakyat Indonesia yang didalamnya terkandung wawasan atau pemikiran kebangsaan atau ke-Indonesiaan b) Menegakkan dan mengembangkan ajaran Islam yang didalamnya terkandung pemikiran ke-Islaman Komitmen tersebut menjadi dasar perjuangan HMI didalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Sebagai organisasi kader, wujud nyata perjuangan HMI dalam komitmen keumatan dan kebangsaan adalah melakukan proses perkaderan yang ingin menciptakan kader berkualitas BADAN KOORDINASI NASIONAL BADAN PENGELOLA LATIHAN PENGURUS BESAR HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM
  • 10. Panduan Latihan Kader I - 20 insan cita yang mampu menjadi pemimpin yang amanah untuk membawa bangsa Indonesia mencapai asanya. Komitmen keislaman dan kebangsaan sebagai dasar perjuangan masih melekat dalam gerakan HMI. Kedua komitmen ini secara jelas tersurat dalam rumusan tujuan HMI (hasil Kongres IX HMI di Malang tahun 1969) sampai sekarang, “Terbinanya insan akademis, pencipta, pengabdi yang bernafaskan Islam, dan bertanggung jawab atas terwujudnya masyarakat adil makmur yang diridhoi Allah SWT”. Namun kedua komitmen itu tidak dilakukan secara institusional, melainkan dampak dari proses pembentukan kader yang dilakukan oleh HMI. DINAMIKA SEJARAH PERJUANGAN HMI DALAM SEJARAH PERJUANGAN BANGSA HMI dalam Fase Perjuangan Fisik HMI ikut berjuang dalam perjuangan fisik ketika terjadi pemberontakan PKI di Madiun pada tahun 1948. Pemberontakan tersebut bertujuan mengambil alih kekuasaan pemerintahan yang sah dan ingin mendirikan “Soviet Republik Indonesia”. Menghadapi hal tersebut, HMI menggalang seluruh kekuatan mahasiswa dengan membentuk Corps Mahasiswa. Selama waktu krisis tersebut anggota HMI terpaksa meninggalkan bangku kuliah untuk mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia dari pengkhianatan PKI, selain itu HMI pun terlibat dalam perjuangan fisik menghadapi agresi militer Belanda. Sebagai anak umat dan anak bangsa, HMI selalu ikut dalam perjuangan fisik demi mempertahankan negara Republik Indonesia. Dalam mempertahakan NKRI, anggota-anggota HMI mengganti pena dengan memanggul senjata, HMI merasa ikut bertanggung jawab dalam mempertahankan kedaulatan NKRI. HMI berkeyakinan bahwa dalam masyarakat yang berdaulat dan merdeka akan tercipta keadilan dan kesejahteraan rakyat. Oleh karena itu HMI selalu berusaha untuk mempertahankan dan mempersatukan bangsa. HMI dalam Fase Pertumbuhan dan Konsolidasi Bangsa Saat HMI baru saja berdiri, terjadi pemberontakan PKI di Madiun yang merupakan ancaman terhadap kedaulatan bangsa, umat Islam, dan HMI sendiri. Kekuatan PKI ini makin memuncak pada era 60-an, PKI menjadi salah satu kekuatan sosial politik besar di Indonesia. Posisi HMI saat itu adalah menentang ajaran komunis dan mengajak semua pihak yang ada untuk menentang komunis. Persoalan komunis bukan hanya persoalan bangsa dan negara, tetapi juga persoalan HMI, akibat sikap HMI tersebut maka PKI menempatkan HMI sebagai salah satu musuh utama yang harus diberangus. HMI menggalang konsolidasi dengan semua pihak yang non komunis, karena komunis bertentangan dengan dasar negara, yaitu Pancasila. Selain itu PKI selalu berusaha untuk merebut pemerintahan dan kekuasaan yang sah. BADAN KOORDINASI NASIONAL BADAN PENGELOLA LATIHAN PENGURUS BESAR HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM
  • 11. Panduan Latihan Kader I - 21 Untuk menghadapi pemilu 1955, HMI mengadakan Konferensi Akbar di Kaliuarang Yogyakarta paa tanggal 9 – 11 April 1955, keputusan yang diambil adalah : 1) Menyerukan kepada khalayak ramai untuk memilih partai-partai Islam dalam pemilu yang akan datang 2) Menyerukan kepada partai-partai Islam supaya mengurangi keruncingan-keruncingan, tidak saling menyerang 3) Kepada warga dan anggota HMI supaya : a) Wajib aktif dalam pemilu b) Wajib aktif memilih salah satu partai Islam c) Mempunyai hak dan kebebasan untuk membantu dan memilih partai Islam yang disenangi Dalam menghadapi sidang pleno Majelis Konstituante, PB HMI mengirimkan seruan kepada seluruh anggota fraksi partai-partai Islam di konstituante agar dapat memikul amanah umat Islam di Indonesia. Ketika Demokrasi Terpimpin berjalan, HMI mendapat tekanan kuat, karena ada tuduhan bahwa HMI kontra revolusi, dan lain-lain. Oleh karena itu HMI menggelar Musyawarah Nasional Ekonomi HMI se- Indonesia di Jakarta pada tahun 1962. Ada beberapa pertanyaan yang diajukan kepada HMI saat itu menyangkut sikap yang diambil HMI, yaitu (1) Apakah HMI mendukung Manipol/Usdek atau tidak ? (2) HMI setuju pancasila atau tidak ? dan (3) HMI setuju sosialisme Indonesia atau tidak ? Munas memberikan jawaban sebagai berikut : 1) Ya, HMI mendukung Manipol/Usdek sebagai haluan negara yang ditetapkan oleh MPRS 2) Ya, HMI setuju Pancasila yang merupakan rancangan kesatuan dengan Piagam Jakarta 3) Ya, HMI setuju sosialisme Indonesia, yaitu masyarakat adil makmur yang diridhoi Tuhan Yang Maha Esa Dengan melakukan pendekatan-pendekatan itu maka HMI dapat terselamatkan, isu dan tuduhan yang dilancarkan terhadap HMI tidak berhasil untuk mengubur HMI dalam percaturan sejarah. HMI dalam Transisi Orde Lama dan Orde Baru Tahun 1965, HMI mengalami tantangan yang berat, HMI terancam dibubarkan, dan lagi-lagi HMI lulus dalam ujian sejarah sehingga HMI dapat mempertahankan eksistensinya hingga saat ini (entah esok hari, entah lusa nanti, entah……). HMI adalah salah satu komponen bangsa yang menentang faham dan ajaran komunis, sedangkan PKI saat itu merupakan kekuatan sosial politik yang besar di negara Republik Indonesia. PKI berkeinginan untuk membubarkan HMI karena merupakan salah satu musuh utamanya, usaha untuk membubarkan HMI dilakukan PKI dengan gencar (Kalau tidak mampu membubarkan HMI, lebih baik BADAN KOORDINASI NASIONAL BADAN PENGELOLA LATIHAN PENGURUS BESAR HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM
  • 12. Panduan Latihan Kader I - 22 pakai sarung saja), apalagi menjelang Gestapu atau Gestok (istilah Pemimpin Besar Revolusi Soekarno). Masalah pembubaran HMI bukan hanya menjadi masalah internal, tapi lebih jauh daripada itu, hal tersebut merupakan masalah umat Islam dan bangsa Indonesia pada umumnya. Puncak dari usaha PKI untuk merebut kekuasaan dan kedaulatan negara Republik Indonesia adalah dengan melakukan pemberontakan Gerakan 30 Sepetember/PKI tahun 1965. Pemberontakan tersebut dimulai melalui cara penculikan terhadap para perwira tinggi TNI-AD (kecuali Pangkostrad yang merupakan jabatan strategis, why ?), dan menghabisi para perwira itu. Menyikapi hal ini, HMI mengutuk Gestapu dan menyatakan bahwa gerakan tersebut dilakukan oleh PKI (pernyataan bahwa G30S/PKI diotaki oleh PKI pertama kali dilontarkan oleh HMI –sumber Agussalim Sitompul), HMI ikut membantu pemerintah dalam menumpas G30S/PKI dan kerelaan HMI untuk membantu sepenuhnya ABRI. Setelah turunnya Soekarno dan naiknya Soeharto sebagai Presiden Republik Indonesia, HMI bersikap mendukung pemerintahan baru yang ingin menjalankan Pancasila dan UUD 1945 secara murni dan konsekuen (katanya sih gitu waktu naik) dan HMI ikut dalam usaha-usaha untuk menumpas sisa-sisa PKI serta organisasi underbouw PKI. HMI dalam Fase Pembangunan dan Modernisasi Bangsa Berdasarkan tujuan HMI, maka kader HMI harus memiliki kualitas insan cita, yang karenanya akan tercipta kader yang memiliki intelektual tinggi yang dilandasi oleh iman serta diabdikan kepada umat dan bangsa. Pengabdian para kader ini akan dapat dijadikan penopang dalam pembangunan bangsa dan negara Republik Indonesia. Peran HMI dalam pembangunan bangsa dapat dijabarkan sebagai berikut: 1) Partisipasi dalam pembentukan situasi dan iklim 2) Partisipasi dalam pemberian konsep 3) Partisipasi dalam bentuk pelaksanaan Dalam menjalani peran tersebut, banyak halangan dan rintangan yang justru sebenarnya lebih dominan faktor internal, misalnya pergeseran nilai yang berdampak pada hilangnya ruh perjuangan HMI. Selain itu faktor eksternal memaksa HMI untuk terbawa pusaran kekuasaan, misal masalah asas tunggal yang mengakibatkan perpecahan HMI menjadi dua yaitu HMI yang bermarkas di Diponegoro dan HMI yang menamakan dirinya Majelis Penyelamat Organisasi. HMI dan Fase Pasca Orde Baru Setelah runtuhnya Orde Baru, dimulailah babak baru perjalanan bangsa yang dikenal dengan sebutan Reformasi. Namun ternyata sampai saat ini reformasi masih berupa angan yang belum dapat terealisir, ironisnya kehilangan arah, karena banyak komponen bangsa yang ingin merasakan sesuatu yang instan, tetapi dengan harapan berumur panjang. BADAN KOORDINASI NASIONAL BADAN PENGELOLA LATIHAN PENGURUS BESAR HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM
  • 13. Panduan Latihan Kader I - 23 Peran HMI dalam reformasi banyak dipertanyakan orang, analisa sementara ini diakibatkan penempatan peran HMI yang “salah” pada fase pembangunan. Bahkan gerakan mahasiswa di luar HMI seringkali menempatkan HMI sebagai common enemy. Dinamika organisasi di manapun akan selalu mengalami fluktuasi, akankah HMI tetap bertahan ? 3.1.2 Materi Konstitusi HMI A. Silabus JENJANG: LATIHAN KADER I KONSTITUSI HMI ALOKASI WAKTU: 10 JAM Tujuan Pembelajaran Umum: Peserta dapat Memahami ruang lingkup konstitusi Tujuan Pembelajaran Khusus: 1. Peserta dapat menjelaskan ruang lingkup konstitusi HMI dan hubungannya dengan pedoman pokok organisasi lainnya. 2. Peserta dapat mempedomani konstitusi HMI dan pedoman-pedoman pokok organisasi dalam kehidupan berorganisasi. Pokok Bahasan/Sub Pokok Bahasan 1. Pengantar Ilmu Hukum 1.1. Pengertian dan Fungsi Hukum 1.2. Hakekat Hukum 1.3. Pengertian Konstitusi dan arti pentingnya dalam organisasi 2. Ruang lingkup Konstitusi HMI Makna Mukodimah AD HMI Makna HMI sebagai organisasi yang berasaskan Islam Anggaran Dasar dan Rumah Tangga HMI Masalah keanggotaan Masalah Struktur Kekuasaan Masalah Struktur Kepemimpinan 3. Pedoman-pedoman Dasar Organisasi 3.1. Pedoman Perkaderan. 3.2. Pedoman Kohati 3.3. Pedoman Lembaga Kekaryaan 3.4. Pedoman atribut HMI 3.5. GPPO dan PKN BADAN KOORDINASI NASIONAL BADAN PENGELOLA LATIHAN PENGURUS BESAR HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM
  • 14. Panduan Latihan Kader I - 4. Hubungan Konstitusi AD/ART dengan pedoman-pedoman Organisasi lainnya. Metode : Menjunjung tinggi kearifan lokal Evaluasi: Melaksanakan test Objektif/subjektif dan penugasan. Referensi: 1. Hasil-hasil kongres. 2. Zainal Abidin Ahmad, Piagam Muhammad, Bulan Bintang, t.t. 24 3. Prof. DR. Mukhtar Kusuatmadja, SH, LMM dan DR. B. Sidharta, SH, Pengantar Ilmu Hukum; Suatu pengenalan Pertama berlakunya Ilmu Hukum, Penerbit Alumni, Bandung, 2000. 4. Prof. Chainur Arrasjid, SH. Dasar-dasar Ilmu Hukum, Sinar Grafika, Jakarta, 2000 5. UUD 1945 (untuk perbandingan) 6. Literatur lain yang relevan. B. Materi Terurai Pengertian Konstitusi adalah bentuk peraturan perundangan yang tertinggi yang menjadi dasar dan sumber semua peraturan perundangan yang dibawahnya dalam suatu organisasi/negara. Konstitusi : - Aturan pokok - Hukum pokok Qur’an & Hadist  Islam Pancasila & UUD 1945  Indonesia AD/ART  Organisasi Syarat yang harus dimiliki agar konstitusi menjadi penentu arah, tindakan dan piagam (sebagai dasar pijakan) : 1. Bentuknya Sebagai naskah tertulis yang merupakan perundangan tertinggi yang berlaku dalam suatu organisasi/negara. 2. Isinya Merupakan peraturan yang bersifat fundamental; artinya tidak semua masalah yang penting harus dibuat, melainkan hal-hal yang bersifat pokok, dasar atau azas-azasnya saja. 3. Sifatnya · Universal BADAN KOORDINASI NASIONAL BADAN PENGELOLA LATIHAN PENGURUS BESAR HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM
  • 15. Panduan Latihan Kader I - · Fleksibel · Luwes PIAGAM MADINAH (Untuk perbandingan) Prinsip-prinsip umum atau pokok-pokok pikiran 1. Monotheisme 25 Konsep tauhid terdapat dalam Mukadimmah, pasal 22, 23, 42 dan akhir pasal 47 2. Persatuan dan kesatuan Terdapat dalam pasal 1, 15, 17, 25, dan 37 3. Persamaan dan keadilan Terdapat pada pasal 13, 15, 16, 22, 24, 37, dan 40 4. Kebebasan beragama Terdapat pada pasal 25 5. Bela negara Tersirat dalam pasal 24, 37, 38, dan 44 6. Pelestarian adat yang baik Terdapat dalam pasal 2 – 10. Adat yang dipertahankan seperti gotong-royong, pembayaran diat dan tebusan tawanan. Ruang Lingkup Konstitusi HMI Mukadimmah Alinea 1 : 1) Islam ajaran yang haq dan sempurna (Ali Imron 19) 2) Fitrah manusia : Hanief/cenderung pada kebenaran (Al-Araf 172) 3) Khalifah fil ardh (Al-Baqarah 30) 4) Pengabdian diri (Az-Zariat 56) Alinea 2 : Azas keseimbangan (Al-Qashash 77) Duniawi – Ukhrawi, Individu – Sosial, Iman – Ilmu – Amal Alinea 3 : 1) Kemerdekaan merupakan rahmat Allah SWT (At-Taubah 41, Al-Baqarah 105, Yunus 25) 2) Umat Islam wajib mengisi kemerdekaan (fungsi umat Islam) (Al-Anfal 61, Al-Jum’ah 10, Ar-Radu 11) 3) Adil makmur Alinea 4 : 1) Fungsi generasi muda Islam 2) Orientasi pengabdian kepada Allah SWT (Az-Zariat 56) Makna HMI sebagai Organisasi berasaskan Islam BADAN KOORDINASI NASIONAL BADAN PENGELOLA LATIHAN PENGURUS BESAR HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM
  • 16. Panduan Latihan Kader I - 26 HMI adalah organisasi yang menghimpun mahasiswa yang (mengaku) beragama Islam dimana secara individu dan organisatoris memiliki cirri-ciri keislaman, dan menjadikan Al-Qur’an dan As-Sunah sebagai sumber norma, sumber nilai, sumber inspirasi dan sumber aspirasi di dalam setiap aktivitas dan dinamika organisasi. Anggaran Dasar dan Rumah Tangga HMI Anggaran Dasar dan Rumah Tangga HMI merupakan konstitusi HMI, isinya memuat aturan-aturan pokok organisasi yang bersifat fundamental. Secara khusus masalah-masalah yang memerlukan penjelasan lebih lanjut diurai dalam beberapa naskah, yaitu penjelasan dan pedoman-pedoman organisasi lainnya. Hal utama yang harus diketahui kader selain asas dan implikasinya adalah masalah tentang keanggotaan, dan struktur organisasi. Yang dapat menjadi anggota HMI adalah mahasiswa Islam yang terdaftar pada perguruan tinggi dan/atau yang sederajat yang ditetapkan oleh Pengurus HMI Cabang/Pengurus Besar HMI. Keanggotaan HMI dibagi menjadi tiga, yaitu : 1) Anggota Muda Anggota muda adalah mahasiswa Islam yang menuntut ilmu di perguruan tinggi atau yang sederajat dan telah mengikuti Maperca 2) Anggota Biasa Anggota biasa adalah anggota muda yang telah memenuhi syarat dan atau anggota muda yang telah mengikuti Latihan Kader I 3) Anggota Kehormatan Anggota kehormatan adalah orang yang berjasa kepada HMI yang telah ditetapkan oleh Pengurus HMI Cabang/Pengurus Besar HMI. Setiap mahasiswa Islam yang berkeinginan untuk bergabung di HMI dengan status sebagai anggota harus mengajukan permohonan secara menyatakan secara tertulis kesediaan mengikuti dan menjalankan AD/ART serta pedoman HMI lainnya kepada pengurus cabang setempat. Apabila yang bersangkutan memenuhi syarat dan telah mengikuti Maperca, maka dinyatakan sebagai anggota muda HMI, kemudian jika anggota muda tersebut telah megikuti dan lulus Latihan Kader I akan dinyatakan sebagai anggota biasa HMI. Masa keanggotaan HMI dihitung sejak kelulusan dari Latihan Kader I dan akan berakhir maksimum 5 (lima) tahun untuk program S0, 7 (tujuh) tahun untuk program S1, dan 9 (sembilan) tahun untuk program pasca sarjana. Perhitungan tahun antar program bukan dibuat akumulasi. Selain habis masa keanggotaan, status anggota HMI juga dapat berakhir jika anggota yang bersangkutan meninggal dunia, mengundurkan diri, dan diberhentikan atau dipecat. Dalam keadaan tertentu masa keanggotaan dapat diperpanjang apabila yang bersangkutan masih menduduki BADAN KOORDINASI NASIONAL BADAN PENGELOLA LATIHAN PENGURUS BESAR HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM
  • 17. Panduan Latihan Kader I - 27 kepengurusan di HMI, dan akan diperpanjang sampai masa kepengurusannya berakhir. Anggota muda HMI mempunyai hak bicara tetapi tidak mempunyai hak suara (gimana bisa bicara kalo bersuara tidak boleh), dan mengikuti Latihan Kader I. Anggota biasa memiliki hak suara sehingga otomatis punya hak bicara, mengikuti latihan dalam organisasi sesuai dengan peruntukannya, dan mempunyai hak untuk dipilih sebagai fungsionaris pengurus HMI sesuai dengan peruntukannya. Anggota kehormatan dapat mengajukan saran/usul dan pertanyaan kepada pengurus secara lisan atau tertulis. Anggota HMI berkewajiban untuk menjaga nama baik organisasi, berpartisipasi dalam seluruh kegiatan HMI. Khusus untuk anggota muda dan anggota biasa, juga harus membayar uang pangkal dan iuran organisasi. Anggota HMI dapat dipecat karena dua hal : 1) Bertindak bertentangan dengan ketentuan-ketentuan yang telah ditetapkan oleh HMI 2) Bertindak merugikan atau mencemarkan nama baik organisasi Yang bisa mencabut status keanggotaan HMI adalah Pengurus HMI Cabang dan Pengurus Besar HMI, dengan prosedur yang telah diatur secara khusus. STRUKTUR ORGANISASI Struktur organisasi HMI terbagi menjadi 2 (dua), yaitu (1) Struktur Kekuasaan, dan (2) Struktur Pimpinan. Struktur kekuasaan secara hirarki terdiri dari : 1) Kongres 2) Konferensi/Musyawarah Cabang 3) Rapat Anggota Komisariat Struktur pimpinan secara hirarki terdiri dari : 1) Pengurus Besar HMI 2) Pengurus HMI Cabang 3) Pengurus HMI Komisariat Pedoman-Pedoman Dasar Organisasi Pedoman Perkaderan Pedoman perkaderan adalah aturan yang khusus membahas tentang sistem perkaderan yang dilakukan di HMI. Sistem inilah yang dilaksanakan secara masif, seragam, standar, dan menyeluruh oleh seluruh komponen HMI. Hal-hal yang menjadi pokok dalam sistem perkaderan HMI adalah : BADAN KOORDINASI NASIONAL BADAN PENGELOLA LATIHAN PENGURUS BESAR HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM
  • 18. Panduan Latihan Kader I - 1. Tujuan Perkaderan 28 Terciptanya kader Muslim-Intelektual-Profesional yang berakhlakul karimah serta mampu mengemban amanah Allah sebagai khalifah fil ardh dalam upaya mencapai tujuan organisasi. 2. Aspek Perkaderan · Pembentukan integritas watak dan kepribadian · Pengembangan kualitas intelektual · Pengembangan kemampuan professional 3. Landasan Perkaderan  Landasan teologis  Landasan ideologis  Landasan konstitusi  Landasan historis  Landasan sosio-kultural 4. Pola Dasar Perkaderan · Rekrutmen · Pembentukan Kader - Training Formal - Pengembangan :  Up-Grading  Pelatihan  Aktivitas · Pengabdian Pedoman KOHATI KOHATI adalah singkatan dari Korps HMI-Wati. KOHATI merupakan badan khusus HMI yang bertugas untuk membina, mengembangkan dan meningkatkan potensi HMI-Wati dalam wacana dan dinamika gerakan keperempuanan. KOHATI didirikan pada tanggal 2 Jumadil Akhir 1386 H yang bertepatan dengan tanggal 17 September 1966 pada Kongres VIII HMI di Solo, KOHATI berkedudukan dimana HMI berada. KOHATI bertujuan “Terbinanya muslimah yang berkualitas insan cita”. KOHATI merupakan organisasi yang bersifat semi otonom. KOHATI memiliki fungsi sebagai wadah peningkatan dan pengembangan potensi kader HMI dalam wacana dan dinamika gerakan keperempuanan. Dalam internal HMI, KOHATI berfungsi sebagai bidang keperempuanan, dan di eksternal HMI, KOHATI berfungsi sebagai organisasi perempuan. KOHATI berperan sebagai pencetak dan pembinan muslimah sejati untuk menegakkan dan mengembangkan nilai-nilai keislaman dan keindonesiaan. Yang dapat menjadi anggota KOHATI adalah HMI-Wati yang telah lulus Latihan Kader I HMI. Pedoman Lembaga Kekaryaan BADAN KOORDINASI NASIONAL BADAN PENGELOLA LATIHAN PENGURUS BESAR HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM
  • 19. Panduan Latihan Kader I - 29 Sejarah Lembaga Kekaryaan HMI Terbentuknya lembaga kekaryaan sebagai satu dari institusi HMI terjadi pada kongres ke tujuh HMI di Jakarta pada tahun 1963 dengan diputusakannya mendirikan beberapa lembaga khusus (sekarang lembaga kekaryaan) dengan pengurus pusatnya ditentukan berdasarkan kuota yang mempunyai potensi terbesar pada jenis aktifitas lembaga kekaryaan yang bersangkutan diantaranya : · Lembaga Kesehatan Mahasiswa Islam (LKMI) dipusatkan di Surabaya · Lembaga Da’wah mahasiswa Islam (LDMI) yang dipusatkan di Bandung · Lembaga Pembangunan Mahasiswa Islam (LPMI) pusatnya di Makassar · Lembaga Seni Budaya Mahasiswa Islam (LSBMI) pusatnya di Yogyakarta Dan kondisi politik tahun 60-an berorientasi massa, lembaga kekaryaan pun semakin menarik sebagai suatu faktor bagi berkembang pesatnya lembaga kekaryaan ditunjukkan dari : · Adanya hasil penelitian yang menginginkan dipertegasnya status lembaga kekaryaan, struktur organisasi dan wewenang lembaga kekaryaan · Keinginan untuk menjadi lembaga kekaryaan otonom penuh terhadap organisasi induk HMI Kemudian sampai pada tahun 1966 diikuti oleh pembentukan Lembaga Tekhnik Mahasiswa Islam (LTMI), Lembaga Pertanian Mahasiswa Islam (LPMI), Lembaga Astronomi Mahasiswa Islam (LAMI). Akhirnya dengan latar belakang di atas melalui kongres VIII HMI di Solo melahirkan keputusan Kongres dengan memberikan status otonom penuh kepada lembaga kekaryaan dengan memberikan hak yang lebih kepada lembaga kekaryaan tersebut, antara lain : a. Punya struktur organiasasi yang bersifat nasional dari tingkat pusat sampai rayon b. Memiliki Pedoman Dasar dan Pedoman Rumah Tangga (PD/PRT) sendiri c. Bentuk megadakan musyawarah lembaga termasuk memilih pimpinan lembaga Keputusan-keputusan di atas di satu pihak lebih mengarahkan kepada kegiatan lembaga, namun di lain pihak lebih merugikan organisasi ke tingkat induk bahkan justru menimbulkan permasalahan serius. Ini dibuktikan dengan adanya evaluasi pada kongres di Malang pada tahun 1969, dimana kondisi pada saat tersebut lembaga kekaryaan sudah cenderung mengarah kepada perkembangan untuk melepaskan diri dari organisasi induknya, sehingga dalam evaluasi kongres IX HMI di Malang tahun 1969 antara lain melalui papernya mempertanyakan : BADAN KOORDINASI NASIONAL BADAN PENGELOLA LATIHAN PENGURUS BESAR HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM
  • 20. Panduan Latihan Kader I - 30 a. Status lembaga dan hubungan dengan organisasi induknya (HMI) b. Perlu tidaknya penegasan oleh kongres, bahwa lembaga kekaryaan adalah bagian mutlak dari HMI misalnya LKMI menjadi LK HMI, LDMI menjadi LD HMI, dsb. Setelah kongres X di Palembang tahun 1971, perubahan kelembagaan tidak lagi menjadi permasalahan dan perhatian Himpunan. Ha ini mengakibatkan lembaga kekaryaan perlahan-lahan mengalami kemunduran dan puncaknya terjadi saat diterbitkannya SK Mendikbud tentang pengaturan kehidupan kemahasiswaan melalui NKK/BKK tahun 1978. Namun realitas perkembangan organisasi merasakan perlu dihidupkannya kembali, lembaga kekaryaan yang dikukuhkan melalui kongres XIII HMI di Ujung Pandang. Kemudian LK menjadi perhatian/alternatf baru bagi HMI karena gencarnya isu profesionalisme. Melalui kongres XVI di Padang tahun 1986 pendayagunaan LK kembali dicanangkan. Lembaga Kekaryaan Yang dimaksud dengan Lembaga Kekaryaan adalah badan-badan khusus HMI (diluar KOHATI, LPL) yang bertugas melaksanakan kewajiban-kewajiban HMI sesuai dengan fungsi dan bidangnya (ladang garapan) masing-masing, latihan kerja berupa dharma bhakti kemasyarakatan dalam proses pembangunan bangsa dan negara. Sebagaimana terdapat dalam unsur-unsur pokok Esensi Kepribadian HMI yang meliputi : 1. Dasar Tauhid yang bersumber pada Al-Qur’an dan Sunnah Rasul yakni dasar keyakinan bahwa “Tiada Tuhan melainkan Allah”, dan Allah adalah merupakan inti daripada iman, Islam dan Ihsan. 2. Dasar keseimbangan yaitu keharmonisan antara pemenuhan tugas dunia dan akhirat, jasmaniah dan rohaniah, iman dan ilmu menuju kebahagiaan hidup dunia dan akhirat. 3. Kreatif, yakni memiliki kemampuan dengan cipta dan daya pikir nasional dan kritis, hingga memilki kebijakan untuk berilmu amaliah dan beramal ilmiah. 4. Dinamis, yaitu selalu dalam keadaan gerak dan terus berkembang serta dengan cepat memberikan respon terhadap setiap tantangan yang dihadapi sehingga memiliki fungsi pelopor yang militan. 5. Pemersatu, yaitu sikap dan perbuatan angkatan muda yang merupakan kader seluruh umat Islam Indonesia menuju persatuan nasional. 6. Progresif dan Pembaharu, yaitu sikap dan perbuatan orang muda patriotik mengutamakan kepentingan bersama bangsa datas kepentingan pribadi. Memihak dan membela kaum-kaum yang lemah dan tertindas dengan menentang penyimpangan dan kebatilan dalam bentuk dan manifestasinya. Aktif dalam pembentukan dan peranan umat Islam Indonesia yang adil dan makmur yang diridhoi oleh Allah SWT. BADAN KOORDINASI NASIONAL BADAN PENGELOLA LATIHAN PENGURUS BESAR HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM
  • 21. Panduan Latihan Kader I - 31 Dilihat dari jenisnya, maka lembaga kekaryaan yang pernah ada : a. Lembaga Kesehatan Mahasiswa Islam (LKMI) b. Lembaga Pers Mahasiswa Islam (LAPMI) c. Lembaga Da’wah Mahasiswa Islam (LDMI) d. Lembaga Pendidikan Mahasiswa Islam (LAPENMI) e. Lembaga Pertanian Mahasiswa Islam (LPMI) f. Lembaga Teknologi Mahasiswa Islam (LTMI) g. Lembaga Seni Budaya Mahasiswa Islam (LSMI) h. Lembaga Astronomi Mahasswa Islam (LAMI) i. Lembaga Ekonomi Mahasiswa Islam (LEMI) j. Lembaga Hukum Mahasiswa Islam (LHMI) k. Lembaga Penelitian Mahasiswa Islam (LEPMI) l. Dan lembaga-lembaga yang dibentuk sesuai dengan kebutuhan karena lembaga kekaryaan adalah badan pembantu pimpinan HMI, maka dengan melaksanakan tugas/fungsional (sesuai dengan bidangnya masing-masing) haruslah terlebih dahulu dirumuskan dalam suatu musyawarah tersendiri. Musyawarah badan yang selanjutnya disebut rapat kerja itu, bertugas untuk menjabarkan program HMI yang telah diputuskan oleh instansi-instansi kekuasaan HMI. Maksud dan Fungsi Lembaga Kekaryaan Adanya lembaga kekaryaan dimaksudkan untuk mempertajam alat pencapai tujuan HMI, sehingga dalam proses dapat terbentuk arah yang jelas, agar pelaksanaan, pembinaan dan pengembangan Lembaga Kekaryaan benar dapat terkoordinasikan. Adapun fungsi dari lembaga kekaryaan adalah : a. Melaksanakan peningkatan wawasan profesionalsme anggota, sesuai dengan bidang masing-masing, (Pasal 59 ART HMI) dan lembaga kekeryaan bertanggung jawab kepada pengurus HMI setempat, (Pasal 60 ayat d ART HMI) b. Melaksanakan dan mengembangkan kebijaksanaan HMI untuk meningkatkan keahlian para anggota melalui pendidikan, penelitian dan latihan kerja praktis serta darma bakti kemasyarakatan (pasal 60 ayat b ART HMI) Pedoman Atribut HMI Pedoman atribut HMI berisi tentang lagu, lambing dan berbagai macam penerapannya. Lagu yang dijadikan sebagai Hymne HMI adalah lagu yang diciptakan oleh RM Akbar sebagai berikut : HYMNE HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM Bersyukur dan Ikhlas Himpunan Mahasiswa Islam Yakin Usaha Sampai BADAN KOORDINASI NASIONAL BADAN PENGELOLA LATIHAN PENGURUS BESAR HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM
  • 22. Panduan Latihan Kader I - Untuk kemajuan Hidayah dan taufiq Bahagia HMI Berdoa dan Ikrar Menjunjung tinggi syiar Islam Turut Qur’an dan hadist Jalan keselamatan Ya Allah berkati Bahagia HMI Lambang HMI adalah sebagai berikut : 1. Bentuk huruf alif : 32 - Sebagai huruf hidup, lambang optimis kehidupan HMI - Huruf alif merupakan angka 1 (satu) lambang, dasar/semangat HMI 2. Bentuk perisai : Lambang kepeloporan HMI 3. Bentuk jantung : Jantung adalah pusat kehidupan manusia, lambang proses perkaderan HMI 4. Bentuk pena : Melambangkan bahwa HMI adalah organisasi mahasiswa yang senantiasa haus akan ilmu pengetahuan 5. Gambar bulan bintang : Lambang keimanan seluruh umat Islam di dunia 6. Warna hijau : Lambang keimanan dan kemakmuran 7. Warna hitam : Lambang ilmu pengetahuan 8. Keseimbangan warna hijau dan hitam : Lambang keseimbangan, esensi kepribadian HMI 9. Warna putih : Lambang kesucian dan kemurnian perjuangan HMI 10.Puncak tiga : - Lambang Iman, Islam dan Ikhsan - Lambang Iman, Ilmu dan Amal 11.Tulisan HMI : Kepanjangan dari Himpunan Mahasiswa Islam Pengunaan lambang HMI dapat diterapkan pada : a) Lencana/Badge HMI b) Bendera c) Stempel d) Kartu Anggota BADAN KOORDINASI NASIONAL BADAN PENGELOLA LATIHAN PENGURUS BESAR HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM
  • 23. Panduan Latihan Kader I - 33 e) Papan Nama HMI f) Gordon/Selempang HMI g) Aksesoris atau perlengkapan lain dengan tidak menyimpang dari lambang dan penggunaannya Aturan penggunaan dan lainnya diatur dengan rinci. Atribut lain yang digunakan dalam HMI adalah : 1) Muts/Peci HMI 2) Baret HMI Segala sesuatu yang berkaitan dengan atribut diatur dalam ketentuan khusus. Hubungan Konstitusi dan Pedoman lainnya Pada dasarnya konstitusi hanya memberikan aturan yang bersifat umum, aturan secara khusus dijelaskan dalam pedoman-pedoman lainnya. Pedoman lain berfungsi sebagai penjelasan teknis hal-hal yang dibahas dalam konstitusi, sehingga tidak boleh bertentangan dengan konstitusi. Secara hirarki hukum konstitusi merupakan aturan tertinggi. 3.1.3 Materi Nilai Dasar Perjuangan A. Silabus JENJANG: LATIHAN KADER I NILAI DASAR PERJUANGAN ALOKASI WAKTU: 8 JAM Tujuan Pembelajaran Umum Peserta dapat memahami latar belakang perumusan dan kedudukan NDP serta subtansi materi secara garis besar dalam organisasi. Tujuan Pembelajaran Khusus 1. Peserta dapat menjelaskan sejarah perumusan NDP dan kedudukannya dalam organisasi 2. Peserta dapat menjelaskan hakikat sebuah kehidupan 3. Peserta dapat menjelaskan hakikat kebenaran 4. Peserta dapat menjelaskan hakikat penciptaan alam semesta 5. Peserta dapat menjelaskan hakikat penciptaan manusia 6. Peserta dapat menjelaskan hakikat masyarakat BADAN KOORDINASI NASIONAL BADAN PENGELOLA LATIHAN PENGURUS BESAR HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM
  • 24. Panduan Latihan Kader I - 34 7. Peserta dapat menjelaskan hubungan antara iman, ilmu dan amal Pokok Bahasan/Sub Pokok Bahasan 1. Sejarah perumusan NDP dan kedudukan NDP dalam organisasi HMI 1.1. Pengertian NDP 1.2. Sejarah Perumusan dan lahirnya NDP 1.3. NDP sebagai kerangka Global Pemahaman Islam dalam konteks organisasi HMI 1.4. Hubungan antara NDP dan Mision HMI 1.5. Metode pemahaman NDP 2. Garis besar Materi NDP 2.1. Hakikat Kehidupan 2.1.1. Analisa Kebutuhan Manusia 2.1.2. Mencari kebenaran sebagai kebutuhan dasar manusia 2.1.3. Islam sebagai sumber kebenaran 2.2. Hakikat Kebenaran 2.2.1. Konsep Tauhid La Ila Ha Illallah 2.2.2. Eksistensi dan sifat-sifat Allah 2.2.3. Rukun iman sebagai sebagai upaya mencari kebenaran 2.3. Hakikat Penciptaan Alam Semesta 2.3.1. Eksistensi Alam 2.3.2. Fungsi dan Tujuan Penciptaan Alam 2.4. Hakikat-hakikat penciptaan Manusia 2.4.1. Eksistensi Manusia dan Kedudukannya diantara mahkluk lainnya 2.4.2. Kesetaraan dan kedudukan manusia sebagai khalifah dimuka bumi 2.4.3. Manusia sebagai hamba Allah 2.4.4. Fitrah, kebebasan dan tanggungjawab manusia 2.5. Hakikat Masyarakat 2.5.1. Perlunya menegakan keadilan dalam masyarakat 2.5.2. Hubungan Keadilan dan Kemerdekaan 2.5.3. Hubungan Keadilan dan kemakmuran 2.5.4. Kepemimpinan untuk menegakkan keadilan 2.6. Hakikat Ilmu 2.6.1. Ilmu sebagai jalanmencari kebenaran 2.6.2. Jenis-jenis Ilmu 3. Hubungan antara Iman, Ilmu dan Amal Metode : Menjunjung tinggi kearifan lokal Evaluasi : Test objektif/subjektif, penugasan dan membuat kuisoner Referensi : 1. Al-Qur’an dan terjemah BADAN KOORDINASI NASIONAL BADAN PENGELOLA LATIHAN PENGURUS BESAR HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM
  • 25. Panduan Latihan Kader I - 35 2. Teks NDP 3. Literatur lain yang relevan B. Materi Terurai Sejarah Perumusan NDP Sampai pada fase perjuangan HMI dalam transisi orde lama dan orde baru, pedoman perjuangan HMI yang mendasar dan sistematis belum ada, setelah fase berikutnya baru disusun Nilai Dasar Perjuangan HMI, yang pada Kongres XVI HMI di Padang tahun 1986 pernah berubah nama menjadi Nilai Identitas Kader (NIK), pada dasarnya tidak ada perubahan atas isi dari NDP. Perubahan ini didasari atas pertimbangan politik setelah keluarnya UU No.5 tahun 1985 yang menyatakan bahwa Pancasila satu-satunya azas organisasi kemasyarakatan. Pada Kongres XXII HMI di Jambi tahun 1999 nama NIK kembali ditukar menjadi NDP, seirama dengan pertukaran azas organisasi. Kelahiran NDP dilatarbelakangi oleh : 1) Keadaan negara Bangsa Indonesia sekitar 1966-1968 tengah mengalami perbaikan dari segi infra struktur maupun supra struktur, karena bangsa Indonesia baru dilanda badai pengkhianatan PKI 2) Keadaan umat Islam Nurkholis Madjid dalam buku HMI Menjawab Tantangan Jaman mengungkapkan bahwa muslim Indonesia adalah termasuk yang paling sedikit ter”Arab”kan. Di Indonesia pemahaman Islam masih dangkal, sehingga masih ada persoalan bagaimana menghayati nilai-nilai Islam itu sendiri. 3) Antek-antek PKI mempunyai pedoman yang baik Untuk memberikan pemahaman tentang kekomunisan, para kader PKI di masa jayanya (1960-an) mempunyai buku saku yang bisa dibaca dimanapun dan kapanpun. Melihat keadaan ini timbul keinginan Cak Nur untuk menyusun dasar-dasar nilai Islam melalui kerangka sistematis yang kemudian beliau beri nama NDI (Nilai Dasar Islam) dengan tujuan NaDI ini mampu berfungsi sebagai pemahaman global tentang ajaran Islam. 4) Literatur yang tersedia belum memuaskan Pada waktu itu para kader HMI masih jarang sekali menuangkan ide keislaman mereka dalam bentuk tulisan, salah satu penyebabnya adalah kesibukan melawan PKI secara fisik. Pada masa kepengurusan Nurkholis Madjid, HMI berusaha membuat pedoman perjuangan dan pada Kongres X HMI di Palembang tahun 1971, ditetapkan menjadi Nilai Dasar Perjuangan (NDP), yang berasal dari naskah NDI yang disampaikan Cak Nur dalam Kongres IX HMI di Malang tahun 1969 yang selanjutnya kongres menugaskan kepada Nurkholis Madjid, Sakib Mahmud, dan Endang Saifudin Anshari (alm.) untuk menyempurnakannya. Pemilihan nama NDP sendiri memiliki alasan, yaitu BADAN KOORDINASI NASIONAL BADAN PENGELOLA LATIHAN PENGURUS BESAR HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM
  • 26. Panduan Latihan Kader I - 36 (1) Nama NDI terlalu mengklaim Islam yang bahkan akan mempersimpit ajaran Islam itu sendiri, (2) Terinspirasi oleh buku “Perjuangan Kita”-nya Syahrir. Ahmad Wahib dalam buku harian yang kemudian diterbitkan menjadi buku oleh Johan Effendi dengan tajuk “Pergolakan Pemikiran Islam” yang dianggap controversial, menuliskan bahwa perumusan NDI tersebut dipengaruhi oleh perjalanan Nurkholis Madjid ke universitas-universitas di Amerika atas undangan pemerintah Amerika pada tahun 1968. Hal ini dibantah oleh Cak Nur dalam buku HMI Menjawab Tantangan Jaman, bahwa sebenarnya perjalanan ke Amerika tidak berpengaruh banyak terhadap dirinya, karena selain perjalanan ke Amerika, Cak Nur juga melanjutkan lawatan ke Timur Tengah dengan menggunakan sisa uang saku yang dihematnya waktu di Amerika. Di Timur Tengah perjalanan dimulai dari Damaskus, Kuwait, Saudi Arabia, Turki, Lebanon, dan terakhir Mesir. Dalam perjalanan di Timur Tengah inilah untuk pertama kalinya Cak Nur bertemu Gus Dur, padahal mereka satu kampung. Di Riyadh Cak Nur bertemu dengan Dr. Farid Mustafa dan mendapat banyak hal darinya. Selama di Timur Tengah Cak Nur sering mengadakan diskusi kritis tentang berbagai hal keislaman. Sepulang Cak Nur dari menunaikan ibadah haji atas undangan Menteri Pendidikan Arab Saudi (Syekh hasan bin Abdullah Ali) sekitar bulan April 1969, keinginannya untuk menulis NDI makin menggebu-gebu. Kedudukan NDP dalam tubuh HMI NDP merupakan landasan perjuangan HMI, dan ini perlu disosialisikan pada setiap kader. Tujuan NDP dalam HMI merupakan filsafat sosial dalam melakukan perubahan sesuai tujuan HMI. Hubungan NDP dalam HMI dapat digambarkan sebagai berikut : Berdasarkan skema tersebut, maka NDP merupakan filsafat sosial yang bersumber dari ajaran Islam. Filsafat sosial ini diturunkan menjadi teori- BADAN KOORDINASI NASIONAL BADAN PENGELOLA LATIHAN PENGURUS BESAR HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM ISLAM NDP HMI MISSION HMI GPPO & PKN HMI Landasan Teologis Landasan Ideologis Landasan Filosofis Landasan Sosiologis
  • 27. Panduan Latihan Kader I - 37 teori sosial yang teori-teori ini akan memberikan konsepsi yang jelas pada arah gerak perubahan sosial yang dilakukan oleh HMI. C. Teks NDP NILAI DASAR PERJUANGAN HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM A. DASAR-DASAR KEPERCAYAAN Manusia memerlukan suatu bentuk kepercayaan. Kepercayaan itu akan melahirkan tata nilai guna menopang hidup dan budayanya. Sikap tanpa percaya atau ragu yang sempurna tidak mungkin dapat terjadi. Tetapi selain kepercayaan itu dianut karena kebutuhan dalam waktu yang sama juga harus merupakan kebenaran. Demikian pula cara berkepercayaan harus pula benar. Menganut kepercayaan yang salah bukan saja tidak dikehendaki akan tetapi bahkan berbahaya. Disebabkan kepercayaan itu diperlukan, maka dalam kenyataan kita temui bentuk-bentuk kepercayaan yang beraneka ragam di kalangan masyarakat. Karena bentuk- bentuk kepercayaan itu berbeda satu dengan yang lain, maka sudah tentu ada dua kemungkinan: kesemuanya itu salah atau salah satu saja diantaranya yang benar. Disamping itu masing-masing bentuk kepercayaan mungkin mengandung unsur-unsur kebenaran dan kepalsuan yang campur baur. Sekalipun demikian, kenyataan menunjukkan bahwa kepercayaan itu melahirkan nilai-nilai. Nilai-nilai itu kemudian melembaga dalam tradis-tradisi yang diwariskan turun temurun dan mengikat anggota masyarakat yang mendukungnya. Karena kecenderungan tradisi untuk tetap mempertahankan diri terhadap kemungkinan perubahan nilai-nilai, maka dalam kenyataan ikatan-ikatan tradisi sering menjadi penghambat perkembangan peradaban dan kemajuan manusia. Disinilah terdapat kontradiksi kepercayaan diperlukan sebagai sumber tatanilai guna menopang peradaban manusia, tetapi nilai-nilai itu melembaga dalam tradisi yang membeku dan mengikat, maka justru merugikan peradaban. Oleh karena itu, pada dasarnya, guna perkembangan peradaban dan kemajuannya, manusia harus selalu bersedia meninggalkan setiap bentuk kepercayaan dan tata nilai yang tradisional, dan menganut kepercayaan yang sungguh-sungguh yang merupakan kebenaran. Maka satu-satunya sumber nilai sumber dan pangkal nilai itu haruslah kebenaran itu sendiri. Kebenaran merupakan asal dan tujuan segala kenyataan. Kebenaran yang mutlak adalah Tuhan Allah. BADAN KOORDINASI NASIONAL BADAN PENGELOLA LATIHAN PENGURUS BESAR HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM
  • 28. Panduan Latihan Kader I - 38 Perumusan kalimat persaksian (Syahadat) Islam yang kesatu : Tiada Tuhan selain Allah mengandung gabungan antara peniadaan dan pengecualian. Perkataan "Tidak ada Tuhan" meniadakan segala bentuk kepercayaan, sedangkan perkataan "Selain Allah" memperkecualikan satu kepercayaan kepada kebenaran. Dengan peniadaan itu dimaksudkan agar manusia membebaskan dirinya dari belenggu segenap kepercayaan yang ada dengan segala akibatnya, dan dengan pengecualian itu dimaksudkan agar manusia hanya tunduk pada ukuran kebenaran dalam menetapkan dan memilih nilai - nilai, itu berarti tunduk pada Allah, Tuhan Yang Maha Esa, Pencipta segala yang ada termasuk manusia. Tunduk dan pasrah itu disebut Islam. Tuhan itu ada, dan ada secara mutlak hanyalah Tuhan. Pendekatan ke arah pengetahuan akan adanya Tuhan dapat ditempuh manusia dengan berbagai jalan, baik yang bersifat intuitif, ilmiah, historis, pengalaman dan lain-lain. Tetapi karena kemutlakan Tuhan dan kenisbian manusia, maka manusia tidak dapat menjangkau sendiri kepada pengertian akan hakekat Tuhan yang sebenarnya. Namun demi kelengkapan kepercayaan kepada Tuhan, manusia memerlukan pengetahuan secukupnya tentang Ketuhanan dan tatanilai yang bersumber kepada-Nya. Oleh sebab itu diperlukan sesuatu yang lain yang lebih tinggi namun tidak bertentangan dengan insting dan indera. Sesuatu yang diperlukan itu adalah "Wahyu" yaitu pengajaran atau pemberitahuan yang langsung dari Tuhan sendiri kepada manusia. Tetapi sebagaimana kemampuan menerima pengetahuan sampai ketingkat yang tertinggi tidak dimiliki oleh setiap orang, demikian juga wahyu tidak diberikan kepada setiap orang. Wahyu itu diberikan kepada manusia tertentu yang memenuhi syarat dan dipilih oleh Tuhan sendiri yaitu para Nabi dan Rosul atau utusan Tuhan. Dengan kewajiban para Rosul itu untuk menyampaikannya kepada seluruh ummat manusia. Para rosul dan nabi itu telah lewat dalam sejarah semenjak Adam, Nuh, Ibrahim, Musa,Isa atau Yesus anak Mariam sampai pada Muhammad SAW. Muhammad adalah Rosul penghabisan, jadi tiada Rosul lagi sesudahnya. Jadi para Nabi dan Rosul itu adalah manusia biasa dengan kelebihan bahwa mereka menerima wahyu dari Tuhan. Wahyu Tuhan yang diberikan kepada Muhammad SAW terkumpul seluruhnya dalam kitab suci Al-Quran. Selain berarti bacaan, kata Al- Quran juga bearti "kumpulan" atau kompilasi, yaitu kompilasi dari segala keterangan. Sekalipun garis-garis besar Al-Quran merupakan suatu kompendium, yang singkat namun mengandung keterangan-keterangan tentang segala sesuatu sejak dari sekitar alam dan manusia sampai kepada hal-hal gaib yang tidak mungkin diketahui manusia dengan cara lain. Jadi untuk memahami Ketuhanan Yang Maha Esa dan ajaran-ajaran- Nya, manusia harus berpegang kepada Al-Quran dengan terlebih dahulu mempercayai kerasulan Muhammmad SAW. Maka kalimat kesaksian yang kedua memuat esensi kedua dari kepercayaan yang harus dianut BADAN KOORDINASI NASIONAL BADAN PENGELOLA LATIHAN PENGURUS BESAR HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM
  • 29. Panduan Latihan Kader I - 39 manusia, yaitu bahwa Muhammad adalah Rosul Allah. Kemudian di dalam Al-Quran didapat keterangan lebih lanjut tentang Ketuhanan Yang maha Esa ajaran-ajaranNya yang merupakan garis besar dan jalan hidup yang mesti diikuti oleh manusia. Tentang Tuhan antara lain: surat Al-Ikhlas menerangkan secara singkat ; katakanlah : "Dia adalah Tuhan Yang Maha Esa. Dia itu adalah Tuhan. Tuhan tempat menaruh segala harapan. Tiada Ia berputra dan tiada pula berbapa. Selanjutnya Ia adalah Maha Kuasa, Maha Mengetahui, Maha Adil, Maha Bijaksana, Maha Kasih dan Maha Sayang, Maha Pengampun dan seterusnya daripada segala sifat kesempurnaan yang selayaknya bagi Yang Maha Agung dan Maha Mulia, Tuhan seru sekalian Alam. Juga diterangkan bahwa Tuhan adalah yang pertama dan yang penghabisan, Yang lahir dan Yang Bathin, dan "kemanapun manusia berpaling maka disanalah wajah Tuhan". Dan "Dia itu bersama kamu kemanapun kamu berada". Jadi Tuhan tidak terikat ruang dan waktu. Sebagai "yang pertama dan yang penghabisan", maka sekaligus Tuhan adalah asal dan tujuan segala yang ada, termasuk tata nilai. Artinya ; sebagaimana tata nilai harus bersumber kepada kebenaran dan berdasarkan kecintaan kepadaNya, Iapun sekaligus menuju kepada kebenaran dan mengarah kepada "persetujuan" atau "ridhanya ". Inilah kesatuan antara asal dan tujuan hidup yang sebenarnya (Tuhan sebagai tujuan hidup yang benar, diterangkan dalam bagian yang lain) Tuhan menciptakan alam raya ini dengan sebenarnya, dan mengaturnya dengan pasti. Oleh karena itu alam mempunyai eksistensi yang riil dan obyektif, serta berjalan mengikuti hukum-hukum yang tetap. Dan sebagai ciptaan daripada sebaik-baiknya penciptanya, maka alam mengandung kebaikan pada diriNya dan teratur secara harmonis. Nilai ciptaan ini untuk manusia bagi keperluan perkembangan peradabannya. Maka alam dapat dan dijadikan obyek penyelidikan guna dimengerti hukum-hukum Tuhan (sunnatullah) yang berlaku didalamnya. Kemudian manusia memanfaatkan alam sesuai dengan hukum-hukumnya sendiri. Jika kenyataan alam ini berbeda dengan persangkaan idealisme maupun agama Hindu yang mengatakan bahwa alam tidak mempunyai eksistensi riil dan obyektif, melainkan semua palsu atau maya atau sekedar emansipasi atau pancaran daripada dunia lain yang kongkrit, yaitu idea atau nirwana. Juga tidak seperti dikatakan filsafat Agnosticisme yang mengatakan bahwa alam tidak mungkin dimengerti manusia. Dan sekalipun filsafat materialisme mengatakan bahwa alam ini mempunyai eksistensi riil dan obyektif sehingga dapat dimengerti oleh manusia, namun filsafat itu mengatakan bahwa alam ada dengan sendirinya. Peniadaan pencipta ataupun peniadaan Tuhan adalah satu sudut daripada filsafat materialisme. BADAN KOORDINASI NASIONAL BADAN PENGELOLA LATIHAN PENGURUS BESAR HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM
  • 30. Panduan Latihan Kader I - 40 Manusia adalah puncak ciptaan dan mahluk-Nya yang tertinggi. Sebagai mahluk tertinggi manusia dijadikan "Khalifah" atau wakil Tuhan di bumi. Manusia ditumbuhkan dari bumi dan diserahi untuk memakmurkannya. Maka urusan di dunia telah diserahkan Tuhan kepada manusia. Manusia sepenuhnya bertanggungjawab atas segala perbuatannya di dunia. Perbuatan manusia ini membentuk rentetan peristiwa yang disebut "sejarah". Dunia adalah wadah bagi sejarah, dimana manusia menjadi pemilik atau "rajanya". Sebenarnya terdapat hukum-hukum Tuhan yang pasti (sunattullah) yang menguasai sejarah, sebagaimana adanya hukum yang menguasai alam tetapi berbeda dengan alam yang telah ada secara otomatis tunduk kepada sunatullah itu, manusia karena kesadaran dan kemampuannya untuk mengadakan pilihan untuk tidak terlalu tunduk kepada hukum-hukum kehidupannya sendiri. Ketidakpatuhan itu disebabkan karena sikap menentang atau kebodohan. Hukum dasar alami daripada segala yang ada inilah "perubahan dan perkembangan", sebab : segala sesuatu ini adalah ciptaan Tuhan dan pengembangan olehNya dalam suatu proses yang tiada henti-hentinya. Segala sesuatu ini adalah berasal dari Tuhan dan menuju kepada Tuhan. Maka satu-satunya yang tak mengenal perubahan hanyalah Tuhan sendiri, asal dan tujuan segala sesuatu. Di dalam memenuhi tugas sejarah, manusia harus berbuat sejalan dengan arus perkembangan itu menunju kepada kebenaran. Hal itu berarti bahwa manusia harus selalu berorientasi kepada kebenaran, dan untuk itu harus mengetahui jalan menuju kebenaran itu. Dia tidak mesti selalu mewarisi begitu saja nilai-nilai tradisional yang tidak diketahuinya dengan pasti akan kebenarannya. Oleh karena itu kehidupan yang baik adalah yang disemangati oleh iman dan ilmu. Bidang iman dan pencabangannya menjadi wewenang wahyu sedangkan bidang ilmu pengetahuan menjadi wewenang manusia untuk mengusahakan dan mengumpulkannya dalam kehidupan dunia ini. Ilmu itu meliputi tentang alam dan tentang manusia (sejarah). Untuk memperoleh ilmu pengetahuan tentang nilai kebenaran sejauh mungkin, manusia harus melihat alam dan kehidupan ini sebagaimana adanya tanpa melekatkan padanya kualitas-kualitas yang bersifat ketuhanan. Sebab sebagaimana diterangkan dimuka, alam diciptakan dengan wujud yang nyata dan objektif sebagaimana adanya. Alam tidak menyerupai Tuhan, dan Tuhan pun untuk sebagian atau seluruhnya tidak sama dengan alam. Sikap memper-Tuhan-kan atau mensucikan (sakralisasi) haruslah ditujukan kepada Tuhan sendiri. Tuhan Allah Yang Maha Esa. Ini disebut "Tauhid" dan lawannya disebut "syirik" artinya mengadakan tandingan terhadap Tuhan, baik seluruhnya atau sebagian maka jelasnya bahwa syirik menghalangi perkembangan dan kemajuan peradaban, kemanusiaan menuju kebenaran. BADAN KOORDINASI NASIONAL BADAN PENGELOLA LATIHAN PENGURUS BESAR HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM
  • 31. Panduan Latihan Kader I - 41 Sesudahnya atau kehidupan duniawi ini ialah "hari kiamat". Kiamat merupakan permulaan bentuk kehidupan yang tidak lagi bersifat sejarah atau duniawi, yaitu kehidupan akhirat. Kiamat disebut juga "hari agama", atau yaumuddin, dimana Tuhan menjadi satu-satunya pemilik dan raja. Disitu tidak lagi terdapat kehidupan historis, seperti kebebasan, usaha dan tata masyarakat. Tetapi yang ada adalah pertanggunggan jawab individu manusia yang bersifat mutlak dihadapan illahi atas segala perbuatannya dahulu didalam sejarah. Selanjutnya kiamat merupakan "hari agama", maka tidak yang mungkin kita ketahui selain daripada yang diterangkan dalam wahyu. Tentang hari kiamat dan kelanjutannya / kehidupan akhirat yang non-historis manusia hanya diharuskan percaya tanpa kemungkinan mengetahui kejadian-kejadiannya. B. PENGERTIAN-PENGERTIAN DASAR TENTANG KEMANUSIAAN Telah disebutkan di muka, bahwa manusia adalah puncak ciptaan, merupakan mahluk yang tertinggi dan adalah wakil dari Tuhan di bumi. Sesuatu yang membuat manusia yang menjadi manusia bukan hanya beberapa sifat atau kegiatan yang ada padanya, melainkan suatu keseluruhan susunan sebagai sifat-sifat dan kegiatan-kegiatan yang khusus dimiliki manusia saja yaitu Fitrah. Fitrah membuat manusia berkeinginan suci dan secara kodrati cenderung kepada kebenaran (Hanief). "Dlamier" atau hati nurani adalah pemancar keinginan pada kebaikan, kesucian dan kebenaran. Tujuan hidup manusia ialah kebenaran yang mutlak atau kebenaran yang terakhir, yaitu Tuhan Yang Maha Esa. Fitrah merupakan bentuk keseluruhan tentang diri manusia yang secara asasi dan prinsipil membedakannya dari mahluk-mahluk yang lain. Dengan memenuhi hati nurani, seseorang berada dalam fitrahnya dan menjadi manusia sejati. Kehidupan dinyatakan dalam kerja atau amal perbuatanya. Nilai- nilai tidak dapat dikatakan hidup dan berarti sebelum menyatakan diri dalam kegiatan-kegiatan amaliah yang kongkrit. Nilai hidup manusia tergantung kepada nilai kerjanya. Di dalam dan melalui amal perbuatan yang berperikemanusiaan (fitrah sesuai dengan tuntutan hati nurani) manusia mengecap kebahagiaan, dan sebaliknya di dalam dan melalui amal perbuatan yang tidak berperikemanusiaan (jihad) ia menderita kepedihan. Hidup yang penuh dan berarti ialah yang dijalani dengan sungguh-sungguh dan sempurna, yang didalamnya manusia dapat mewujudkan dirinya dengan mengembangkan kecakapan-kecakapan dan memenuhi keperluan-keperluannya. Manusia yang hidup berarti dan berharga ialah dia yang merasakan kebahagiaan dan kenikmatan dalam kegiatan-kegiatan yang membawa perubahan kearah kemajuan-kemajuan baik yang mengenai alam maupun masyarakat yaitu hidup berjuang dalam arti BADAN KOORDINASI NASIONAL BADAN PENGELOLA LATIHAN PENGURUS BESAR HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM
  • 32. Panduan Latihan Kader I - 42 yang seluas-luasnya. Dia diliputi oleh semangat mencari kebaikan, keindahan dan kebenaran. Dia menyerap segala sesuatu yang baru dan berharga sesuai dengan perkembangan kemanusiaan dan menyatakan dalam hidup berperadaban dan berkebudayaan. Dia adalah aktif, kreatif dan kaya akan kebijaksanaan (widom, hikmah). Dia berpengalaman luas, berpikir bebas, berpandangan lapang dan terbuka, bersedia mengikuti kebenaran dari manapun datangnya. Dia adalah manusia toleran dalam arti kata yang benar, penahan amarah dan pemaaf. Keutamaan itu merupakan kekayaan manusia yang menjadi milik daripada pribadi-pribadi yang senantiasa berkembang dan selamanya tumbuh kearah yang lebih baik. Seorang manusia sejati (insan kamil) ialah yang kegiatan mental dan phisiknya merupakan suatu keseluruhan. Kerja jasmani dan kerja rohani bukanlah dua kenyataan yang terpisah. Malahan dia tidak mengenal perbedaan antara kerja dan kesenangan, kerja baginya adalah kesenggangan dan kesenangan ada dalam dan melalui kerja. Dia berkepribadian, merdeka, memiliki dirinya sendiri, menyatakan ke luar corak perorangannya dan mengembangkan kepribadian dan wataknya secara harmonis. Dia tidak mengenal perbedaan antara kehidupan individu dan kehidupan komunal, tidak membedakan antara perorangan dan sebagai anggota masyarakat, hak dan kewajiban serta kegiatan-kegiatan untuk dirinya adalah juga sekaligus untuk sesama ummat manusia. Baginya tidak ada pembagian dua (dichotomy) antara kegiatan-kegiatan rokhani dan jasmani, pribadi dan masyarakat, agama dan politik maupun dunia akherat. Kesemuanya dimanifestasikan dalam suatu kesatuan kerja yang tunggal pancaran niatnya, yaitu mencari kebaikan, keindahan dan kebenaran. Dia seorang yang ikhlas, artinya seluruh amal perbuatannya benar-benar berasal dari dirinya sendiri dan merupakan pancaran langsung dari pada kecenderungannya yang suci yang murni. Suatu pekerjaan dilakukan karena keyakinan akan nilai pekerjaan itu sendiri bagi kebaikan dan kebenaran, bukan karena hendak memperoleh tujuan lain yang nilainya lebih rendah (pamrih). Kerja yang ikhlas mengangkat nilai kemanusiaan pelakunya dan memberikannya kebahagiaan. Hal itu akan menghilangkan sebab-sebab suatu jenis pekerjaan ditinggalkan dan kerja amal akan menjadi kegiatan kemanusiaan yang paling berharga. Keikhlasan adalah kunci kebahagiaan hidup manusia, tidak ada kebahagiaan sejati tanpa keikhlasan dan keikhlasan selalu menimbulkan kebahagiaan. Hidup fitrah ialah bekerja secara ikhlas yang memancarkan dari hati nurani yang hanief atau suci. C. KEMERDEKAAN MANUSIA (IKHTIAR) DAN KEHARUSAN UNIVERSAL (TAKDIR) BADAN KOORDINASI NASIONAL BADAN PENGELOLA LATIHAN PENGURUS BESAR HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM
  • 33. Panduan Latihan Kader I - 43 Keikhlasan yang insani itu tidak mungkin ada tanpa kemerdekaan. Kemerdekaan dalam arti kerja sukarela tanpa paksaan yang didorong oleh kemauan yang murni, kemerdekaan dalam pengertian kebebasan memilih sehingga pekerjaan itu benar-benar dilakukan sejalan dengan hati nurani. Keikhlasan merupakan pernyataan kreatif kehidupan manusia yang berasal dari perkembangan tak terkekang daripada kemauan baiknya. Keikhlasan adalah gambaran terpenting daripada kehidupan manusia sejati. Kehidupan sekarang di dunia dan abadi (external) berupa kehidupan kelak sesudah mati di akherat. Dalam aspek pertama manusia melakukan amal perbuatan dengan baik dan buruk yang harus dipikul secara individual, dan komunal sekaligus. Sedangkan dalam aspek kedua manusia tidak lagi melakukan amal perbuatan, melainkan hanya menerima akibat baik dan buruknya dari amalnya dahulu di dunia secara individual. Di akherat tidak terdapat pertanggung jawaban perseorangan (mutlak). Manusia dilahirkan sebagai individu, hidup ditengah alam dan masyarakat sesamanya, kemudian menjadi individu kembali. Jadi individualitas adalah pernyataan asasi yang pertama dan terakhir, dari pada kemanusiaan, serta letak kebenarannya daripada nilai kemanusiaan itu sendiri. Karena individu adalah penanggung jawab terakhir dan mutlak daripada awal perbuatannya, maka kemerdekaan pribadi, adalah haknya yang pertama dan asasi. Tetapi individualitas hanyalah pernyataan yang asasi dan primer saja dari pada kemanusiaan. Kenyataan lain, sekalipun sifat sekunder , ialah bahwa individu dalam suatu hubungan tertentu dengan dunia sekitarnya. Manusia hidup ditengah alam sebagai makhluk sosial hidup ditengah sesama. Dari segi ini manusia adalah bagian dari keseluruhan alam yang merupakan satu kesatuan. Oleh karena itu kemerdekaan harus diciptakan untuk pribadi dalam kontek hidup ditengah masyarakat. Sekalipun kemerdekaan adalah esensi daripada kemanusiaan, tidak berarti bahwa manusia selalu dan dimana saja merdeka. Adanya batas-batas dari kemerdekaan adalah suatu kenyataan. Batas-batas tertentu itu dikarenakan adanya hukum-hukum yang pasti dan tetap menguasai alam. Hukum yang menguasai benda-benda maupun masyarakat manusia sendiri yang tidak tunduk dan tidak pula bergantung kepada kemauan manusia. Hukum-hukum itu mengakibatkan adanya "keharusan Universal " atau "kepastian hukum " dan takdir. 3) jadi kalau kemerdekaan pribadi diwujudkan dalam kontek hidup di tengah alam dan masyarakat dimana terdapat keharusan universal yang tidak tertaklukan, maka apakah bentuk yang harus dipunyai oleh seseorang kepada dunia sekitarnya? Sudah tentu bukan hubungan penyerahan, sebab penyerahan berarti peniadaan terhadap kemerdekaan itu sendiri. Pengakuan akan adanya keharusan universal yang diartikan sebagai penyerahan kepadanya sebelum suatu usaha dilakukan berarti perbudakan. Pengakuan akan adanya kepastian umum atau takdir hanyalah pengakuan akan adanya batas-batas kemerdekaan. Sebaliknya suatu persyaratan yang positif BADAN KOORDINASI NASIONAL BADAN PENGELOLA LATIHAN PENGURUS BESAR HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM
  • 34. Panduan Latihan Kader I - 44 daripada kemerdekaan adalah pengetahuan tentang adanya kemungkinan-kemungkinan kretif manusia. Yaitu tempat bagi adanya usaha yang bebas dan dinamakan "ikhtiar" artinya pilih merdeka. Ikhtiar adalah kegiatan kemerdekaan dari individu, juga berarti kegiatan dari manusia merdeka. Ikhtiar merupakan usaha yang ditentukan sendiri dimana manusia berbuat sebagai pribadi banyak segi yang integral dan bebas; dan dimana manusia tidak diperbudak oleh suatu yang lain kecuali oleh keinginannya sendiri dan kecintaannya kepada kebaikan. Tanpa adanya kesempatan untuk berbuat atau berikhtiar, manusia menjadi tidak merdeka dan menjadi tidak bisa dimengerti untuk memberikan pertanggung jawaban pribadi dari amal perbuatannya. Kegiatan merdeka berarti perbuatan manusia yang merubah dunia dan dirinya sendiri. Jadi sekalipun terdapat keharusan universal atau takdir manusia dengan haknya untuk berikhtiar mempunyai peranan aktif dan menentukan bagi dunia dan dirinya sendiri. Manusia tidak dapat berbicara mengenai takdir suatu kejadian sebelum kejadian itu menjadi kenyataan. Maka percaya kepada takdir akan membawa keseimbangan jiwa tidak terlalu berputus asa karena suatu kegagalan dan tidak perlu membanggakan diri karena suatu kemunduran. Sebab segala sesuatu tidak hanya terkandung pada dirinya sendiri, melainkan juga kepada keharusan yang universal itu. D. KETUHANAN YANG MAHA ESA DAN KEMANUSIAAN Telah jelas bahwa hubungan yang benar antara individu manusia dengan dunia sekitarnya bukan hubungan penyerahan. Sebab penyerahan meniadakan kemerdekaan dan keikhklasan dan kemanusiaan. Tatapi jelas pula bahwa tujuan manusia hidup merdeka dengan segala kegiatannya ialah kebenaran. Oleh karena itu sekalipun tidak tunduk pada sesuatu apapun dari dunia sekelilingnya, namun manusia merdeka masih dan mesti tunduk kepada kebenaran. Karena menjadikan sesuatu sebagai tujuan adalah berarti pengabdian kepada-Nya. Jadi kebenaran-kebenaran menjadi tujuan hidup dan apabila demikian maka sesuai dengan pembicaraan terdahulu maka tujuan hidup yang terakhir dan mutlak ialah kebenaran terakhir dan mutlak sebagai tujuan dan tempat menundukkan diri. Adakah kebenaran terakhir dan mutlak itu ?. Ada, sebagaimana tujuan akhir dan mutlak daripada hidup itu ada. Karena sikapnya yang terakhir (ultimate) dan mutlak maka sudah pasti kebenaran itu hanya satu secara mutlak pula. Dalam perbendaharaan kata dan kulturiil, kita sebut kebenaran mutlak itu "Tuhan", kemudian sesuai dengan uraian bab I, Tuhan itu menyatakan diri kepada manusia sebagai Allah. Karena kemutlakannya, Tuhan bukan saja tujuan segala kebenaran. Maka dia adalah Yang Maha Benar. Setiap pikiran yang maha benar adalah pada hakikatnya pikiran tentang Tuhan BADAN KOORDINASI NASIONAL BADAN PENGELOLA LATIHAN PENGURUS BESAR HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM
  • 35. Panduan Latihan Kader I - 45 YME. Oleh sebab itu seseorang manusia merdeka ialah yang ber-ketuhanan Yang Maha Esa. Keiklasan tiada lain adalah kegiatan yang dilakukan semata-mata bertujuan kepada Tuhan YME, yaitu kebenaran mutlak, guna memperoleh persetujuan atau "ridho" daripada-Nya. Sebagaimana kemanusiaan terjadi karena adanya kemerdekaan dan kemerdekaan ada karena adanya tujuan kepada Tuhan semata-mata. Hal itu berarti segala bentuk kegiatan hidup dilakukan hanyalah karena nilai kebenaran itu yang terkandung didalamnya guna mendapat pesetujuan atau ridho kebenaran mutlak. Dan hanya pekerjaan "karena Allah" itulah yang bakal memberikan rewarding bagi kemanusiaan. Kata "iman" berarti percaya dalam hal ini percaya kepada Tuhan sebagai tujuan hidup yang mutlak dan tempat mengabdikan diri kepada-Nya. Sikap menyerahkan diri dan mengabdi kepada Tuhan itu disebut Islam. Islam menjadi nama segenap ajaran pengabdian kepada Tuhan YME. Pelakunya disebut "Muslim". Tidak lagi diperbudak oleh sesama manusia atau sesuatu yang lain dari dunia sekelilingnya, manusia muslim adalah manusia yang merdeka yang menyerahkan dan menyembahkan diri kepada Tuhan YME. Semangat tauhid (memutuskan pengabdian hanya kepada Tuhan YME) menimbulkan kesatuan tujuan hidup, kesatuan kepribadian dan kemasyarakatan. Kehidupan bertauhid tidak lagi berat sebelah, parsial dan terbatas. Manusia bertauhid adalah manusia yang sejati dan sempurna yang kesadaran akan dirinya tidak mengenal batas. Dia adalah pribadi manusia yang sifat perorangannya adalah keseluruhan (totalitas) dunia kebudayaan dan peradaban. Dia memiliki seluruh dunia ini dalam arti kata mengambil bagian sepenuh mungkin dalam menciptakan dan menikmati kebaikan-kebaikan dan peradaban kebudayaan. Pembagian kemanusiaan tidak selaras dengan dasar kesatuan kemanusiaan (human totality) itu antara lain, ialah pemisahan antara eksistensi ekonomi dan moral manusia, antara kegiatan duniawi dan ukhrowi antara tugas-tugas peradaban dan agama. Demikian pula sebaliknya, anggapan bahwa manusia adalah tujuan pada dirinya membela kemanusiaan seseorang menjadi : manusia sebagai pelaku kegiatan dan manusia sebagai tujuan kegiatan. Kepribadian yang pecah berlawanan dengan kepribadian kesatuan (human totality) yang homogen dan harmonis pada dirinya sendiri : jadi berlawanan dengan kemanusiaan. Oleh karena hakikat hidup adalah amal perbuatan atau kerja, maka nilai-nilai tidak dapat dikatakan ada sebelum menyatakan diri dalam kegiatan-kegiatan konkrit dan nyata. Kecintaan kepada Tuhan sebagai kebaikan, keindahan dan kebenaran yang mutlak dengan sendirinya memancar dalam kehidupan sehari-hari dalam hubungannya dengan alam dan masyarakat, berupa usaha-usaha yang nyata guna menciptakan sesuatu yang membawa kebaikan, keindahan dan kebenaran bagi sesama manusia "amal saleh" (harafiah: pekerjaan yang selaras dengan kemanusiaan) merupakan pancaran langsung daripada iman. Jadi BADAN KOORDINASI NASIONAL BADAN PENGELOLA LATIHAN PENGURUS BESAR HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM
  • 36. Panduan Latihan Kader I - 46 Ketuhanan YME memancar dalam perikemanusiaan. Sebaliknya karena kemanusiaan adalah kelanjutan kecintaan kepada kebenaran maka tidak ada perikemanusiaan tanpa Ketuhanan YME. Perikemanusiaan tanpa Ketuhanan adalah tidak sejati. Oleh karena itu semangat Ketuhanan YME dan semangat mencari ridho daripada-Nya adalah dasar peradaban yang benar dan kokoh. Dasar selain itu pasti goyah dan akhirnya membawa keruntuhan peradabannya. "Syirik" merupakan kebalikan dari tauhid, secara harafiah artinya mengadakan tandingan, dalam hal ini kepada Tuhan. Syirik adalah sifat menyerah dan menghambakan diri kepada sesuatu selain kebenaran baik kepada sesama manusia maupun alam. Karena sifatnya yang meniadakan kemerdekaan asasi, syirik merupakan kejahatan terbesar kepada kemanusiaan. Pada hakikatnya segala bentuk kejahatan dilakukan orang karena syirik. Sebab dalam melakukan kejahatan itu dia menghambakan diri kepada motif yang mendorong dilakukannya kejahatan tersebut yang bertentangan dengan prinsip-prinsip kebenaran. Demikian pula karena syirik seseorang mengadakan pamrih atas pekerjaan yang dilakukannya. Dia bekerja bukan karena nilai pekerjaan itu sendiri dalam hubungannya dengan kebaikan, keindahan dan kebenaran, tetapi karena hendak memperoleh sesuatu yang lain. "Musyrik" adalah pelaku daripada syirik. Seseorang yang menghambakan diri kepada sesuatu selain Tuhan baik manusia maupun alam disebut musyrik, sebab dia mengangkat sesuatu selain Tuhan menjadi setingkat dengan Tuhan. Demikian pula seseorang yang menghambakan (sebagaimana dengan jiran atau diktator) adalah musyrik, sebab dia mengangkat dirinya sendiri setingkat dengan Tuhan. Kedua perlakuan itu merupakan penentang terhadap kemanusiaan, baik bagi dirinya sendiri maupun kepada orang lain. Maka sikap berperikemanusiaan adalah sikap yang adil, yaitu sikap menempatkan sesuatu kepada tempatnya yang wajar, seseorang yang adil (wajar) ialah yang memandang manusia. Tidak melebihkan sehingga menghambakan dirinya kepada-Nya. Dia selau menyimpan itikad baik dan lebih baik (ikhsan) maka kebutuhan menimbulkan sikap yang adil kepada manusia. E. INDIVIDU DAN MASYARAKAT Telah diterangkan dimuka, bahwa pusat kemanusiaan adalah masing-masing pribadinya dan bahwa kemerdekaan pribadi adalah hak asasinya yang pertama. Tidak sesuatu yang lebih berharga daripada kemerdekaan itu. Juga telah dikemukakan bahwa manusia hidup dalam suatu bentuk hubungan tertentu dengan dunia sekitarnya, sebagai mahkluk sosial, manusia tidak mungkin memenuhi kebutuhan kemanusiaannya dengan BADAN KOORDINASI NASIONAL BADAN PENGELOLA LATIHAN PENGURUS BESAR HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM
  • 37. Panduan Latihan Kader I - 47 baik tanpa berada ditengah sesamanya dalam bentuk-bentuk hubungan tertentu. Maka dalam masyarakat itulah kemerdekaan asasi diwujudkan. Justru karena adanya kemerdekaan pribadi itu maka timbul perbedaan-perbedaan antara suatu pribadi dengan lainnya. Sebenarnya perbedaan-perbedaan itu adalah untuk kebaikannya sendiri : sebab kenyataan yang penting dan prinsipil, ialah bahwa kehidupan ekonomi, sosial, dan kultural menghendaki pembagian kerja yang berbeda-beda. Pemenuhan suatu bidang kegiatan guna kepentingan masyarakat adalah suatu keharusan, sekalipun hanya oleh sebagian anggota saja. Namun sejalan dengan prinsip kemanusiaan dan kemerdekaan, dalam kehidupan yang teratur tiap-tiap orang harus diberi kesempatan untuk mengembangkan kecakapannya melalui aktifitas dan kerja yang sesuai dengan kecenderungannya dan bakatnya. Namun inilah kontradiksi yang ada pada manusia dia adalah mahkluk yang sempurna dengan kecerdasan dan kemerdekaannya dapat berbuat baik kepada sesamanya, tetapi pada waktu yang sama ia merasakan adanya pertentangan yang konstan dan keinginan tak terbatas sebagai hawa nafsu. Hawa nafsu cenderung kearah merugikan orang lain (kejahatan) dan kejahatan dilakukan orang karena mengikuti hawa nafsu. Ancaman atas kemerdekaan masyarakat, dan karena itu juga berarti ancaman terhadap kemerdekaan pribadi anggotanya ialah keinginan tak terbatas atau hawa nafsu tersebut, maka selain kemerdekaan, persamaan hak antara sesama manusia adalah esensi kemanusiaan yang harus ditegakkan. Realisasi persamaan dicapai dengan membatasi kemerdekaan. Kemerdekaan tak terbatas hanya dapat dipunyai satu orang, sedangkan untuk lebih satu orang, kemerdekaan tak terbatas tidak dilaksanakan dalam waktu yang bersamaan, kemerdekaan seseorang dibatasi oleh kemerdekaan orang lain. Pelaksanaan kemerdekaan tak terbatas hanya berarti pemberian kemerdekaan kepada pihak yang kuat atas yang lemah (perbudakan dalam segala bentuknya), sudah tentu hak itu bertentangan dengan prinsip keadilan. Kemerdekaan dan keadilan merupakan dua nilai yang saling menopang. Sebab harga diri manusia terletak pada adanya hak bagi orang lain untuk mengembangkan kepribadiannya. Sebagai kawan hidup dengan tingkat yang sama. Anggota masyarakat harus saling menolong dalam membentuk masyarakat yang bahagia. Sejarah dan perkembangannya bukanlah suatu yang tidak mungkin dirubah. Hubungan yang benar antara manusia dengan sejarah bukanlah penyerahan pasif, tetapi sejarah ditentukan oleh manusia sendiri. Tanpa pengertian ini adanya azab Tuhan (akibat buruk) dan pahala (akibat baik) bagi satu amal perbuatan mustahil ditanggung manusia. Manusia merasakan akibat amal perbuatannya sesuai dengan ikhtiar. Dalam hidup ini (dalam sejarah) dalam hidup kemudian (sesudah sejarah). Semakin seseorang bersungguh-sungguh dalam kekuatan yang bertanggung jawab dengan kesadaran yang terus menerus akan tujuan dalam membentuk masyarakat semakin ia mendekati tujuan. BADAN KOORDINASI NASIONAL BADAN PENGELOLA LATIHAN PENGURUS BESAR HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM
  • 38. Panduan Latihan Kader I - 48 Manusia mengenali dirinya sebagai makhluk yang nilai dan martabatnya dapat sepenuhnya dinyatakan, jika ia mempunyai kemerdekaan tidak saja mengatur hidupnya sendiri tetapi juga untuk memperbaiki dengan sesama manusia dalam lingkungan masyarakat. Dasar hidup gotong-royong ini ialah keistimewaan dan kecintaan sesama manusia dalam pengakuan akan adanya persamaan dan kehormatan bagi setiap orang. F. KEADILAN SOSIAL DAN KEADILAN EKONOMI Telah kita bicarakan tentang hubungan antara individu dengan masyarakat dimana kemerdekaan dan pembatas kemerdekaan saling bergantungan, dan dimana perbaikan kondisi masyarakat tergantung pada perencanaan manusia dan usaha-usaha bersamanya. Jika kemerdekaan dicirikan dalam bentuk yang tidak bersyarat (kemerdekaan tak terbatas) maka sudah terang bahwa setiap orang diperbolehkan mengejar dengan bebas segala keinginan pribadinya. Akibatnya pertarungan keinginan yang bermacam-macam itu satu sama lain dalam kekacauan atau anarchi. Sudah barang tentu menghancurkan masyarakat dan meniadakan kemanusiaan sebab itu harus ditegakkan keadilan dalam masyarakat. Siapakah yang harus menegakkan keadilan dalam masyarakat? Sudah barang pasti ialah masyarakat sendiri, tetapi dalam prakteknya diperlukan adanya satu kelompok dalam masyarakat yang karena kualitas-kualitas yang dimilikinya senantiasa mengadakan usaha-usaha menegakkan keadilan itu dengan jalan selalu menganjurkan sesuatu yang bersifat kemanusiaan serta mencegah terjadinya sesuatu yang berlawanan dengan kemanusiaan. Kualitas yang harus dipunyai, rasa kemanusiaan yang tinggi sebagai pancaran kecintaan yang tak terbatas pada Tuhan. Di samping itu diperlukan kecakapan yang cukup. Kelompok orang-orang itu adalah pemimpin masyarakat. Memimpin adalah menegakkan keadilan, menjaga agar setiap orang memperoleh hak asasinya dan dalam jangka waktu yang sama menghormati kemerdekaan orang lain dan martabat kemanusiaannya sebagai manifestasi kesadarannya akan tanggung jawab sosial. Negara adalah bentuk masyarakat yang terpenting, dan pemerintah adalah susunan masyarakat yang terkuat dan berpengaruh. Oleh sebab itu pemerintah yang pertama berkewajiban menegakkan kadilan. Maksud semula dan fundamental daripada didirikannya negara dan pemerintah ialah guna melindungi manusia yang menjadi warga negara daripada kemungkinan perusakkan terhadap kemerdekaan dan harga diri sebagai manusia sebaliknya setiap orang mengambil bagian pertanggungjawaban dalam masalah-masalah atas dasar persamaan yang diperoleh melalui demokrasi. Pada dasarnya masyarakat dengan masing-masing pribadi yang ada didalamnya haruslah memerintah dan memimpin diri sendiri. Oleh karena BADAN KOORDINASI NASIONAL BADAN PENGELOLA LATIHAN PENGURUS BESAR HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM
  • 39. Panduan Latihan Kader I - 49 itu pemerintah haruslah merupakan kekuatan pimpinan yang lahir dari masyarakat sendiri. Pemerintah haruslah demokratis, berasal dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat, menjalankan kebijaksanaan atas persetujuan rakyat berdasarkan musyawarah dan dimana keadilan dan martabat kemanusiaan tidak terganggu. Kekuatan yang sebenarnya didalam negara ada ditangan rakyat, dan pemerintah harus bertanggung jawab pada rakyat. Menegakkan keadilan mencakup penguasaan atas keinginan-keinginan dan kepentingan-kepentingan pribadi yang tak mengenal batas (hawa nafsu) adalah kewajiban dari negara sendiri dan kekuatan-kekuatan sosial untuk menjunjung tinggi prinsip kegotongroyongan dan kecintaan sesama manusia. Menegakkan keadilan amanat rakyat kepada pemerintah yang musti dilaksanakan. Disadari oleh sikap hidup yang benar, ketaatan kapada pemerintah termasuk dalam lingkungan ketaatan kepada Tuhan (kebenaran mutlak). Pemerintah yang benar dan harus ditaati ialah mengabdi kepada kemanusiaan, kebenaran dan akhirnya kepada Tuhan YME. Perwujudan menegakkan keadilan yang terpenting dan berpengaruh ialah menegakkan keadilan di bidang ekonomi atau pembagian kekeyaan diantara anggota masyarakat. Keadilan menuntut agar setiap orang dapat bagian yang wajar dari kekayaan atau rejeki. Dalam masyarakat yang tidak mengenal batas-batas individual, sejarah merupakan perjuangan dialektis yang berjalan tanpa kendali dari pertentangan-pertentangan golongan yang didorong oleh ketidakserasian antara pertumbuhan kekuatan produksi disatu pihak dan pengumpulan kekayaan oleh golongan-golongan kecil dengan hak-hak istimewa dilain pihak. Karena kemerdekaan tak terbatas mendorong timbulnya jurang-jurang pemisah antara kekayaan dan kemiskinan yang semakin dalam. Proses selanjutnya yaitu bila sudah mencapai batas maksimal pertentangan golongan itu akan menghancurkan sendi-sendi tatanan sosial dan membinasakan kemanusiaan dan peradabannya. Dalam masyarakat yang tidak adil, kekeyaan dan kemiskinan akan terjadi dalam kualitas dan proporsi yang tidak wajar sekalipun realitas selalu menunjukkan perbedaan-perbedaan antara manusia dalam kemampuan fisik maupun mental namun dalam kemiskinan dalam masyarakat dengan pemerintah yang tidak menegakkan keadilan adalah keadilan yang merupakan perwujudan dari kezaliman. Orang-orang kaya menjadi pelaku daripada kezaliman sedangkan orang-orang miskin dijadikan sasaran atau korbannya. Oleh karena itu sebagai yang menjadi sasaran kezaliman, orang-orang miskin berada dipihak yang benar. Pertentangan antara kaum miskin menjadi pertentangan antara kaum yang menjalankan kezaliman dan yang dizalimi. Dikarenakan kebenaran pasti menag terhadap kebhatilan, maka pertentangan itu disudahi dengan kemenangan tak terhindar bagi kaum miskin, kemudian mereka memegang tampuk pimpinan dalam masyarakat. BADAN KOORDINASI NASIONAL BADAN PENGELOLA LATIHAN PENGURUS BESAR HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM
  • 40. Panduan Latihan Kader I - 50 Kejahatan di bidang ekonomi yang menyeluruh adalah penindasan oleh kapitalisme. Dengan kapitalisme dengan mudah seseorang dapat memeras orang-orang yang berjuang mempertahankan hidupnya karena kemiskinan, kemudian merampas hak-haknya secara tidak sah, berkat kemampuannya untuk memaksakan persyaratan kerjanya dan hidup kepada mereka. Oleh karena itu menegakkan keadilan mencakup pemberantasan kapitalisme dan segenap usaha akumulasi kekayaan pada sekelompok kecil masyarakat. Sesudah syirik kejahatan terbesar kepada kemanusiaan adalah penumpukan harta kekayaan beserta penggunaanya yang tidak benar, menyimpang dari kepentingan umum, tidak mengikuti jalan Tuhan. Maka menegakkan keadilan inilah membimbing manusia ke arah pelaksanaan tata masyarakat yang akan memberikan kepada setiap orang kesempatan yang sama untuk mengatur hidupnya secara bebas dan terhormat (amar ma'ruf) dan pertentangan terus menerus terhadap segala bentuk penindasan kepada manusia kepada kebenaran asasinya dan rasa kemanusiaan (nahi munkar). Dengan perkataan lain harus diadakan restriksi-restriksi atau cara-cara memperoleh, mengumpulkan dan menggunakan kekayaan itu. Cara yang tidak bertentangan dengan kamanusiaan diperbolehkan (yang ma'ruf dihalalkan) sedangkan cara yang bertentangan dengan kemanusiaan dilarang (yang munkar diharamkan). Pembagian ekonomi secara tidak benar itu hanya ada dalam suatu masyarakat yang tidak menjalankan prisip Ketuhanan YME, dalam hal ini pengakuan berketuhanan YME tetapi tidak melaksanakannya sama nilainya dengan tidak berketuhanan sama sekali. Sebab nilai-nilai yang tidak dapat dikatakan hidup sebelum menyatakan diri dalam amal perbuatan yang nyata. Dalam suatu masyarakat yang tidak menjadikan Tuhan sebagai satu-satunya tempat tunduk dan menyerahkan diri, manusia dapat diperbudaknya antara lain oleh harta benda. Tidak lagi seorang pekerja menguasai hasil pekerjaanya, tetapi justru dikuasai oleh hasil pekerjaan itu. Produksi seorang buruh memperbesar kapital majikan dan kapital itu selanjutnya lebih memperbudak buruh. Demikian pula terjadi pada majikan bukan ia menguasai kapital tetapi kapital itulah yang menguasainya. Kapital atau kekayaan telah menggenggam dan memberikan sifat-sifat tertentu seperti keserakahan, ketamakan dan kebengisan. Oleh karena itu menegakkan keadilan bukan saja dengan amar ma'ruf nahi munkar sebagaimana diterapkan dimuka, tetapi juga melalui pendidikan yang intensif terhadap pribadi-pribadi agar tetap mencintai kebenaran dan menyadari secara mendalam akan andanya tuhan. Sembahyang merupakan pendidikan yang kontinue, sebagai bentuk formil peringatan kepada tuhan. Sembahyang yang benar akan lebih efektif dalam meluruskan dan membetulkan garis hidup manusia. Sebagaimana ia mencegah kekejian dan kemungkaran. Jadi sembahyang merupakan BADAN KOORDINASI NASIONAL BADAN PENGELOLA LATIHAN PENGURUS BESAR HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM