SlideShare una empresa de Scribd logo
1 de 52
II. Kinematika Robot
1. Pendahuluan
   Definisi :
     Kinematika : Studi analitis pergerakan lengan robot
      (robot arm) terhadap sistem kerangka koordinat
      referensi yang diam/bergerak tanpa memperhatikan
      gaya yang menyebabkan pergerakan tersebut.
      terdapat dua topik pembahasan kinematika
        Direct/Forward Kinematics : (angles to positions)
         Diketahui : panjang setiap link dan sudut setiap joint
         Informasi yang akan diperoleh : posisi dari ujung lengan
         robot dalam kerangka 3 D
        Inverse Kinematics : (Positions to angles)
         Diketahui : panjang setiap link, posisi ujung lengan robot
         Informasi yang akan diperoleh : sudut masing joint untuk   1
         dapat mencapai posisi tersebut
• Download slide di http://rumah-belajar.org




                                               2
II. Kinematika Robot
 Definisi :
   Terminologi Kinematika
      Link, Joint, End-effector, gripper (lihat kuliah yang lalu)
      Base : Link (Link 0) yang terhubung pada kerangka
       koordinat diam (fixed) biasanya terhubung langsung pada
       sistem kerangka koordinat cartesian (world coordinate)
      Kinematic chain : sejumlah link yang dihubungkan oleh joint
       (yang membentuk sebuah manipulator)
      Open kinematic chain : sejumlah link yang memiliki
       hubungan kerangka koordinat yang terbuka (acyclic)
      Mixed kinematic chain : sejumlah link yang memiliki
       hubungan tertutup




                                                               3
II. Kinematika Robot




                       4
II. Kinematika Robot
 Review : Vector dan Matriks
     Dot Product:                                        ax
       Representasi Geometri:                             ay

                                                                       bx
       A B          A B cosθ                      A
                                                      θ                by
       Representasi vektor :                                       B

                    ax         bx
        A B                              a xb x       ayby
                    ay         by

     Vektor Satuan (Unit Vector)
           Vector dalam arah vektor yang dipilih dengan magnituda = 1.

                B
         uB                                                    B
                B                                                           5
                                    uB
II. Kinematika Robot
 Review : Vector dan Matriks
    Terminologi
       Square matrix A adalah Matriks A (n x n), disebut, Matriks A
        berorde n (square matrix of order n) merupakan matriks yang
        memiliki jumlah baris dan kolom sama (m = n)
       Diagonal Matrix adalah square matrix, dengan elemen aij = 0 jika
        i j
       Identity matriks (Matriks Identitas) adalah diagonal matrix
        dimana nilai elemen aij = 1 jika i = j
       Symetric Matrix (Normal Matrix) adalah square matrix dimana
        nilai transpose adalah nilai matrik itu sendiri, A = AT atau elemen
        aij = aji
       Skew Matrix adalah square matrix dimana nilai elemen aij = - aji
        atau jika A adalah Skew Matrix maka A = - AT
       Sebuah symetric matrix A dapat dibuat dari sebuah non-symetric
        matrix B, dengan operasi A = B + BT/2
       Orthogonal Matrik adalah AT = A-1                                6
II. Kinematika Robot
 Review : Vector dan Matriks
    Matrix Multiplication:
       Matriks A (m x n) dan Matriks B (n x p), dapat dikalikan jika
        jumlah kolom Matriks A sama dengan jumlah baris Matriks B.
       Perkalian matriks tidak secara umum tidak bersifat komutatif
        (Non-Commutative Multiplication)       AB is NOT equal to BA

            a b      e    f      ae bg       af   bh
            c d      g    h      ce dg       cf   dh
     Matrix Addition:
            a b       e   f      a e     b    f
            c d       g   h      c g      d h

                                                                  7
II. Kinematika Robot
 Review : Vector dan Matriks
    Matrix Determinant
                         n                     n
            .A               aik Aik              akj Akj
                        k 1                  k 1

            Cofactor
                                  j k
                 Ajk          1         M jk
    Inverse Matrix : (matriks cofactor dibagi dengan determinant)
                                         1
           a11   a12    . . . a1n                A11    A21 . . . An1
           a21   a22    . . . a2 n               A12    A22 . . . An 2
       1
           a31   a32    . . . .                1 A13    A23 . . . .
   A
            .     .     . . . .                A .       .     . . . .
            .     .     . . . .                   .      .     . . . .
           an1   an 2   . . . ann                A1n    A2 n   . . . Ann
                                                                           8
II. Kinematika Robot
 Matrix dan Vector Review
   Karakteristik Matriks
       Rank sebuah matriks A (m x n) = orde dari sub matriks A terbesar
        dengan determinan = 0
       Sebuah matrik dengan orde yang lebih besar dari Rank adalah matriks
        Singular
       Jika | A | 0, maka Matriks A adalah non singular
       Matriks yang non singular memiliki inverse
       Inverse of a diagonal Matrix     a 0    1/ a 0
                                         0 b    0   1/ d

       Inverse dari symmetrical matrix adalah symmetrical matrix
       Inverse dari non-symmetrical matrix adalah non-symmetrical matrix
       Inverse dari perkalian matriks adalah . A B 1 B 1 A 1

                                                                  9
 Transformasi Dasar
   Dua persoalan Transformasi :
       Bagaimana menghitung nilai sebuah titik terhadap sebuah KK
        tertentu yang mengalami rotasi
          o Penentuan Matrik Rotasi Dasar
       Bagaimana menghitung nilai sebuah titik tehadap sebuah KK
        tertentu yang mengalami translasi/pergeseran
          o Penentuan Vektor Translasi
 Matrik Rotasi Dasar
   Perhatikan dua buah Kerangka Koordinat (KK) 0XYZ
    dan 0UVW yang pada saat awal berimpit
       OXYZ merupakan KK diam
       OUVW merupakan KK bergerak
       Titik P ikut bergerak bersama KK OUVW
   Pada saat KK OUVW bergerak/berputar, titik pusat
   (origin) selalu berimpit dengan titik pusat KK OXYZ
   (coincident)
                                                               10
 Matrik Rotasi Dasar
   Titik P dapat direpresentasikan dalam nilai koordinat
    terhadap KK OXYZ maupun KK OUVW,
       pUVW = (pu, pv, pw)T
       pXYZ = (px, py, pz)T
   Persoalannya adalah bagaimana menghitung matrik
    transformasi (3 x 3) yang akan mentransformasikan
    koordinat pUVW menjadi nilai koordinat yang dinyatakan
    terhadap KK OXYZ
       pXYZ = R pUVW




                                                       11
 Matrik Rotasi Dasar
   titik pUVW dan pXYZ , masing-masing dapat dinyatakan
    dalam nilai komponen vektor, yang menyatakan proyeksi
    titik P terhadap masing-masing sumbu dari KK
       pXYZ = px ix + py jy + pz kz)
       pUVW = pu iu + pv jv + pw kw)
       i, j, k = vektor satuan dalam arah sumbu KK
   Berdasarkan definisi dari Dot product




                                                     12
 Matrik Rotasi Dasar
   Persamaan sebelumnya dapat diekspresikan ke dalam
    bentuk matrik




   Dengan cara yang sama, kita dapat memperoleh nilai koor
    dinat pUVW terhadap koordinat pXYZ, pUVW = Q pXYZ




                                                        13
 Matrik Rotasi Dasar
   Karena Dot Product bersifat komutatif
       Q = R-1 = RT
       QR = RTR = R-1R = I
   Q, R disebut matrik transformasi orthogonal
   Disebut juga matrik transformasi orthonormal karena
    elemen-elemen nya berupa vektor satuan (unit vector)




                                                       14
 Matrik Rotasi Dasar
                             Rotasi Terhadap Sumbu X




 Rotasi Terhadap Sumbu Y    Rotasi Terhadap Sumbu Z




                                                 15
 Matrik Rotasi Dasar
                         Rotasi Terhadap Sumbu X




 pXYZ = Rx, pUVW
    ix   iu



                                             16
 Matrik Rotasi Dasar
                             pXYZ = Ry, pUVW
                                jy   jv




 Rotasi Terhadap Sumbu Y




                                                17
 Matrik Rotasi Dasar
                         pXYZ = Rz, pUVW
                            kz   kw




                          Rotasi Terhadap Sumbu Z




                                              18
 Matrik Rotasi Dasar (Contoh)
    Diketahui dua buah titik auvw = (4,3,2)T dan buvw = (6,2,4)T
     terhadap KK OUVW hitunglah nilai titik tersebut terhadap
     KK OXYZ (axyz dan bxyz) jika KK OUVW diputar terhadap
     sumbu OZ sebesar 60o




                                                             19
 Matrik Rotasi Dasar (Contoh)
    Diketahui dua buah titik axyz = (4,3,2)T dan bxyz = (6,2,4)T
     terhadap KK OXYZ hitunglah nilai titik tersebut terhadap
     KK OUVW (auvw dan bovw) jika KK OUVW diputar
     terhadap sumbu OZ sebesar 60o




                                                              20
 Matrik Rotasi Komposit
    Matrik rotasi dasar dapat dikalikan untuk menyatakan
     rotasi terhadap beberapa sumbu dari Kerangka Koordinat
    Mengingat bahwa perkalian matriks tidak bersifat
     komutatif, maka urutan rotasi terhadap beberapa sumbu
     menjadi penting
       Contoh 1, Pada saat awal KK OXYZ dan KK OUVW berimpit.
        Hitunglah nilai matrik rotasi, apabila KK OUVW berturut-turut :
          diputar terhadap sumbu OX sebesar sudut , kemudian
          diputar terhadap sumbu OZ sebesar sudut , kemudian
          diputar terhadap sumbu OY sebesar sudut




                                                                    21
 Matrik Rotasi Komposit
       Contoh 2, Pada saat awal KK OXYZ dan KK OUVW berimpit.
        Hitunglah nilai matrik rotasi, apabila KK OUVW berturut-turut :
          diputar terhadap sumbu OY sebesar sudut , kemudian
          diputar terhadap sumbu OZ sebesar sudut , kemudian
          diputar terhadap sumbu OX sebesar sudut




                                                                    22
 Matrik Rotasi Komposit
    KK OUVW (bergerak) selain dapat diputar terhadap KK
     OXYZ (referensi/diam) dapat pula diputar terhadap
     sumbunya sendiri (sumbu OU, sumbu OV atau sumbu OW)
    Aturan umum untuk menghitung matriks transformasi
     komposit yang mencakup dua kemungkinan rotasi diatas
     (berputar terhadap sumbu KK diam atau KK dirinya
     sendiri) adalah :
      Pada saat awal dua buah KK tersebut berimpit (coincident) dengan
       demikian matrik rotasi adalah matrik Identitas/Satuan, I
      Bila KK OUVW diputar terhadap salah satu sumbu dari KK
       OXYZ lakukan proses perkalian premultiply sesuai dengan matriks
       rotasi dasar dan urutannya
      Bila KK OUVW diputar terhadap salah satu sumbu dari KK nya
       sendiri (OUVW) lakukan proses perkalian postmultiply sesuai
       dengan matriks rotasi dasar dan urutannya
                                                                   23
 Matrik Rotasi Komposit
       Contoh, Pada saat awal KK OXYZ dan KK OUVW berimpit.
        Hitunglah nilai matrik rotasi, apabila KK OUVW berturut-turut :
          diputar terhadap sumbu OY sebesar sudut , kemudian
          diputar terhadap sumbu OW sebesar sudut , kemudian
          diputar terhadap sumbu OU sebesar sudut




       Perhatikan contoh diatas menghasilkan nilai matrik rotasi komposit
        yang sama dengan contoh sebelumnya namun berbeda dalam 24
        urutan rotasi
 Rotasi Terhadap Sumbu Sembarang
    Selain rotasi terhadap sumbu-sumbu dari KK (diam atau
     bergerak) dapat juga terjadi rotasi sebesar sudut terhadap
     sebuah sumbu sembarang. OR, yang memiliki komponen
     vektor rx, ry, rz melalui titik pusat (origin) KK. Salah satu
     keuntungan dengan cara rotasi terhadap sumbu sembarang
     adalah tidak diperlukan rotasi terhadap beberapa sumbu dari
     KK.
    Untuk menurunkan matrik rotasi, Rr, , pertama kali perlu
     dilakukan beberapa kali rotasi terhadap sumbu KK OXYZ
     agar sumbu OR searah dengan sumbu OZ. Kemudian
     lakukan rotasi terhadap sumbu OR (atau sumbu OZ) dengan
     sudut dan terhadap sumbu KK OXYZ untuk
     mengembalikan sumbu OR ke posisi semula

                                                             25
 Rotasi Terhadap Sumbu Sembarang
 Untuk mensejajarkan Sumbu OR dengan sumbu OZ dapat dilakukan dengan
  cara memutar sumbu OR terhadap sumbu OX sebesar sudut (sumbu OR
  sekarang berada di bidang XZ) kemudian diputar terhadap sumbu OY sebesar
  sudut - (Sumbu OR sejajar dengan sumbu OZ).
 Setelah diputar terhadap sumbu OZ (atau sumbu OR) sebesar , kembalikan
  lagi sumbu OR ke posisi semula dengan cara membalik urutan diatas dengan
  sudut yang berlawanan




                                                                      26
 Rotasi Terhadap Sumbu Sembarang
 Dengan demikian, Matrik Rotasi ,Rr, , yang merepresentasikan putaran
  terhadap sumbu sembarang dapat dinyatakan menjadi




Dimana :




                                                                         27
 Rotasi Terhadap Sumbu Sembarang
 CONTOH : Hitunglah matrik rotasi Rr, yang merepresentasikan
  putaran sebesar sudut terhadap vektor r = (1, 1, 1)T
  Karena vektor r bukan vektor satuan maka komponen vektornya
  perlu dinormalisasi sepanjang sumbu-sumbu utama dari KK
  OXYZ, yaitu :



 Dengan mensubstitusi persamaan diatas dengan persamaan
 sebelumnya , diperoleh :




                                                          28
 Rotasi Dengan sudut Euleur
 Perputaran sudut dari sebuah KK seringkali dinyatakan dalam
  perputaran sudut Euler, yaitu , , dan terhadap KK referensi
 Terdapat 3 sistem perputaran sudut Euleur yang pada dasarnya
  perbedaannya terletak pada urutan putarannya. Tiga sistem
  perputaran ditunjukkan dalam Tabel dibawah ini
            Sudut Euler   Sudut Euler   Sudut Euler
            Sistem I      Sistem II     Sistem III
   Urutan                               (Roll, Pitch
                                        and Yaw
      1       Terhadap      Terhadap      Terhadap
            sumbu OZ      sumbu OZ      sumbu OX
      2       Terhadap      Terhadap      Terhadap
            sumbu OU      sumbu OV      sumbu OY
      3       Terhadap      Terhadap      Terhadap
            sumbu OW      sumbu OW      sumbu OZ
                                                           29
 Rotasi Dengan sudut Euleur Sistem I

                          Perputaran ini dapat dinyatakan
                           dalam KK OXYZ (KK referensi)
                           dengan urutan :
                             Terhadap OZ sebesar
                             Terhadap OX sebesar , dan
                             Terhadap OZ sebesar




                                                      30
 Rotasi Dengan sudut Euleur Sistem II

                          Perputaran ini dapat dinyatakan
                           dalam KK OXYZ (KK referensi)
                           dengan urutan :
                             Terhadap OZ sebesar
                             Terhadap OY sebesar , dan
                             Terhadap OZ sebesar




                                                      31
 Rotasi dengan sudut Euleur Sistem III (Roll, Pitch,Yaw, RPY)




                                                             32
Matriks Transformasi Homogen
• Matrik Rotasi (3 x 3)                C1        S1 0
                             T1        S1        C1       0
                                       0         0        1


• Vector Translasi (3 x 1)
                                           x1
                                  R1       y1
                                           z1
• Matrik Homogen (4 x 4)
                                           C1         S1 0        x1
                                            S1       C1       0   y1
                              TH
                                            0         0       1   z1
                                            0         0       0   1


                                                                       33
Matrik Transformasi Homogen
• Bentuk Matrik hanya translasi                 1 0 0    x
                                                0 1 0    y
                                          TT
                                                0 0 1    z
                                                0 0 0 1

• Bentuk Matrik rotasi saja
                                               C1   S1 0 0
                                               S1   C1   0 0
                                         TR
                                               0    0    1 0
                                               0    0    0 1

• Aturan matrik transformasi homogen bentuk komposit sama dengan
  aturan sebelumnya untuk bentuk rotasi/translasi terhadap KK diam
  atau KK berputar.



                                                                     34
D-H Parameters
  • Denavit-Hartenberg (D-H) digunakan untuk menggambarkan hubungan
    link dari robot dimana link diasumsikan berbentuk benda tegar (rigid body)
  • Setiap linki memiliki sebuah kerangka koordinat (KKi).
  •   Setiap KK ditentukan berdasarkan kaidah [K.S. Fu et.al] :
       – Arah sumbu Zi berimpit dengan sumbu pergerakan dari joint i+1
       – Arah sumbu Xi  Sejajar Zi-1 X Zi (Cross product).
                            Apabila Zi-1 dan Zi paralel, maka arah sumbu Xi sejajar
                             dengan garis tegak lurus bersama antara Z i-1 dengan Zi.
       – Sumbu Yi-1 mengikuti aturan tangan kanan
       – Titik pusat KKi
           – Pada titik potong antara sumbu Z i-1 dengan Zi di sumbu Zi
                                                                                   z2
           – Titik potong garis tegak lurus bersama antara Z i-1 dengan Zi.
                           z1                     Link  2


                                                                              Joint 3

                            Joint 2                                    x2
                                                            0
Perhatikan sumbu Z adalah sumbu Joint                                               35
                                              y1
D-H Parameters
• Terdapat 4 parameter
    – ai (link length); Jarak dari titik potong antara sumbu Zi-1
      dengan sumbu Xi menuju titik pusat KKi sepanjang sumbu Xi         LINK
      (atau jarak terpendek antara sumbu Zi-1 dengan sumbu Zi )         PARAMETER
    –    i (link twist); Sudut dari sumbu Zi-1 menuju sumbu Zi          (Lokasi relatif
      terhadap sumbu Xi (menggunakan aturan tangan kanan)               2 buah sumbu di
                                                                        dalam Ruang)
    – di (link offset); Jarak dari titik pusat KK i-1 menuju ke titik
      potong antara sumbu Zi-1 dengan sumbu Xi sepanjang sumbu
                                                                        JOINT
      Zi-1
                                                                        PARAMETER
    –   i (joint angle); Sudut dari sumbu Xi-1 menuju sumbu Xi
      terhadap sumbu Zi-1 (menggunakan aturan tangan kanan)




                                                                              36
ai (link length)
• ai (link length); Jarak dari titik potong antara sumbu Zi-1 dengan sumbu
  Xi menuju titik pusat KKi sepanjang sumbu Xi. (atau jarak terpendek
   antara sumbu Zi-1 dengan sumbu Zi )
• Jarak dari sumbu Zi-1 ke sumbu Z i sepanjang garis tegak lurus
  bersama (common perpendicular)
    – Common perpendicular adalah jarak terpendek dua buah garis dalam
      ruang.
    – Common perpendicular tidak selalu terletak di dalam link.
    – Jika sumbu ZI-1 dan Sumbu Zi berpotongan ai = 0
    – Tidak didefinisikan untuk Joint Prismatic, ai = 0

                        z1                                               z2
                                                          x2




                                                     a2                  37
i(link   twist)
i   (link twist); Sudut dari sumbu Zi-1 menuju sumbu Zi terhadap sumbu Xi
– Sudut offset
– Biasanya kelipatan dari 90o
– Sumbu Zi-1 // Zi,   i=   0
                                                                z2
      z1
                                            x2

                               2




                                                                     38
di (link offset)
• di (link offset); Jarak dari titik pusat KK i-1 menuju ke titik
  potong antara sumbu Zi-1 dengan sumbu Xi sepanjang sumbu
  Zi-1
   – Berupa variabel untuk untuk Prismatic joint



                     n   (Joint Angle)
• Sudut dari sumbu Xi-1 menuju sumbu Xi terhadap sumbu
  Zi-1 (menggunakan aturan tangan kanan)




                                                              39
Robot PUMA 560




            40
Robot Stanford




           41
D-H Parameter
• Setelah parameter (a, , d, ) setiap link telah
  ditentukan, persamaan matriks homogen dapat dibangun untuk
  membentuk hubungan antar KK terdekat (adjacent), atau
  hubungan KK i dengan KK i-1, dimana i menyatakan link ke
  i, yang pada prinsipnya adalah membuat agar kedua KK
  koordinat tersebut berimpit, yaitu melalui urutan operasi
   – Putar sebesar sudut i terhadap sumbu Zi-1 agar sumbu Xi-1 dengan sumbu
     Xi sejajar/paralel
   – Translasikan sejauh di sepanjang sumbu Z i-1 agar sumbu X i dan sumbu
     Xi-1 berimpit (coincidence)
   – Translasikan sejauh ai sepanjang sumbu Xi agar kedua titik pusat
     berimpit
   – Putar sebesar sudut i terhadap sumbu Xi agar kedua KK berimpit


                                                                      42
D-H Parameter
• Untuk joint berputar ai, i dan di adalah konstanta,   i variabel
  memenuhi hubungan : i-1 A i = Tz,d Tz, Tx,a Tx,




• Bentuk Inverse


                                                              43
D-H Parameter
• Untuk joint prismatic ai, i dan i adalah konstanta, di variabel
  memenuhi hubungan : i-1 A i = Tz, Tz,d Tx,




• Bentuk Inverse




                                                             44
D-H Parameter
• Contoh Matrik Transformasi untuk Robot PUMA dimana
  semua jointnya berputar




                                                       45
Persamaan Kinematik untuk Manipulator
• Matriks Transformasi homogen 0Ti yang menyatakan lokasi KK ke i
  terhadap kerangka koordinat dasar (base, KK ke 0) merupakan rantai
  perkalian dari matrik transformasi i-1Ai dan diekspresikan sebagai :




 • Dimana
   [xi, yi, zi] = Matrik orientasi KKi pada link i terhadap KK dasar/base .
                  Merupakan matriks 3x3, terletak disebelah kiri atas dari 0Ti
            pi = Vektor posisi yang berarah dari titik pusat KK dasar menuju
                 titik pusat KK i. Merupakan vektor 3x1, terletak disebelah
                 kanan atas dari 0Ti

                                                                           46
Persamaan Kinematik untuk Manipulator
• Sebagai contoh, untuk i = 6, matrik transformasi T = 0A6, yang
  menyatakan posisi dan orintasi dari ujung lengan robot terhadap KK dasar
  (matriks ini seringkali disebut arm matrix), yang berbentuk :




                                                                       47
Persamaan Kinematik untuk Manipulator
• Dimana (diasumsikan bentuk tangan parallel-jaw)

    n = Normal vector, arah tegak lurus terhadap jari dari tangan robot

    s = Sliding vector, searah dengan pergerakan jari, gripper open/close

    a = Approach vector, arah tegak lurus dengan telapak/muka tangan

    p = Position vector, arah dari titik pusat KK dasar menuju titik pusat KK
        tangan




                                                                            48
Persamaan Kinematik untuk Robot PUMA




• Dimana




                                            49
Persamaan Kinematik untuk Robot PUMA
• Persamaan Arm Matrix, 0T6




                                              50
Tugas Akhir (Manipulator and Mobile Robot)
Low-level control
    • motors                                  E
    • purely reactive control
    • behavioral control
Sensing and Modeling
                                  A   C
    • sensors
    • kinematics
    • workspace modeling
Spatial reasoning
                                                  X
    • decomposing space
    • path planning with
    • and w/o full knowledge
Handling uncertainty
    • building maps
    • localization
    • sensor fusion & filtering
                                  B       D
Vision
    • tracking
                                              E       51
    • visual servoing
• Download slide di http://rumah-belajar.org




                                               52

Más contenido relacionado

La actualidad más candente

Model Matematis untuk Rangkaian Elektrik
Model Matematis untuk Rangkaian ElektrikModel Matematis untuk Rangkaian Elektrik
Model Matematis untuk Rangkaian ElektrikRumah Belajar
 
Bab 5 penyederhanaan fungsi boolean
Bab 5 penyederhanaan fungsi booleanBab 5 penyederhanaan fungsi boolean
Bab 5 penyederhanaan fungsi booleanCliquerz Javaneze
 
sistem koordinat vektor (kartesian, silindris, bola)
sistem koordinat vektor (kartesian, silindris, bola)sistem koordinat vektor (kartesian, silindris, bola)
sistem koordinat vektor (kartesian, silindris, bola)Albara I Arizona
 
Sistem LTI Waktu Kontinyu
Sistem LTI Waktu KontinyuSistem LTI Waktu Kontinyu
Sistem LTI Waktu Kontinyuyusufbf
 
pemodelan state space
pemodelan state spacepemodelan state space
pemodelan state spaceRumah Belajar
 
Slide week 1b deret fourier & transformasi fourier
Slide week 1b   deret fourier & transformasi fourierSlide week 1b   deret fourier & transformasi fourier
Slide week 1b deret fourier & transformasi fourierBeny Nugraha
 
Bab 5 counter
Bab 5 counterBab 5 counter
Bab 5 counterpersonal
 
Rangkaian Listrik Resonansi
Rangkaian Listrik ResonansiRangkaian Listrik Resonansi
Rangkaian Listrik ResonansiFauzi Nugroho
 
Bab ii discrete time
Bab ii   discrete timeBab ii   discrete time
Bab ii discrete timeRumah Belajar
 
Hand out sinyal & sistem
Hand out sinyal & sistemHand out sinyal & sistem
Hand out sinyal & sistemSetyo Wibowo'
 

La actualidad más candente (20)

Model Matematis untuk Rangkaian Elektrik
Model Matematis untuk Rangkaian ElektrikModel Matematis untuk Rangkaian Elektrik
Model Matematis untuk Rangkaian Elektrik
 
Metode transformasi fourier
Metode transformasi fourierMetode transformasi fourier
Metode transformasi fourier
 
Bab 5 penyederhanaan fungsi boolean
Bab 5 penyederhanaan fungsi booleanBab 5 penyederhanaan fungsi boolean
Bab 5 penyederhanaan fungsi boolean
 
State space
State spaceState space
State space
 
sistem koordinat vektor (kartesian, silindris, bola)
sistem koordinat vektor (kartesian, silindris, bola)sistem koordinat vektor (kartesian, silindris, bola)
sistem koordinat vektor (kartesian, silindris, bola)
 
Bab 2 sistem kontrol
Bab 2 sistem kontrolBab 2 sistem kontrol
Bab 2 sistem kontrol
 
Sistem LTI Waktu Kontinyu
Sistem LTI Waktu KontinyuSistem LTI Waktu Kontinyu
Sistem LTI Waktu Kontinyu
 
Medan vektor
Medan vektorMedan vektor
Medan vektor
 
Bjt
BjtBjt
Bjt
 
pemodelan state space
pemodelan state spacepemodelan state space
pemodelan state space
 
Laporan Modulo Counter
Laporan Modulo CounterLaporan Modulo Counter
Laporan Modulo Counter
 
Contoh soal
Contoh soalContoh soal
Contoh soal
 
Slide week 1b deret fourier & transformasi fourier
Slide week 1b   deret fourier & transformasi fourierSlide week 1b   deret fourier & transformasi fourier
Slide week 1b deret fourier & transformasi fourier
 
Bab 5 counter
Bab 5 counterBab 5 counter
Bab 5 counter
 
Dioda
DiodaDioda
Dioda
 
Rangkaian Listrik Resonansi
Rangkaian Listrik ResonansiRangkaian Listrik Resonansi
Rangkaian Listrik Resonansi
 
Diktat sistem-linier
Diktat sistem-linierDiktat sistem-linier
Diktat sistem-linier
 
Integral Garis
Integral GarisIntegral Garis
Integral Garis
 
Bab ii discrete time
Bab ii   discrete timeBab ii   discrete time
Bab ii discrete time
 
Hand out sinyal & sistem
Hand out sinyal & sistemHand out sinyal & sistem
Hand out sinyal & sistem
 

Destacado

Lapres invers kinematika robot planar 2 dof
Lapres invers kinematika robot planar 2 dofLapres invers kinematika robot planar 2 dof
Lapres invers kinematika robot planar 2 dofYuda Bima Mimpi
 
Bab iv. dinamika robot manipulator
Bab iv. dinamika robot manipulatorBab iv. dinamika robot manipulator
Bab iv. dinamika robot manipulatorRumah Belajar
 
Chapter 2 robot kinematics
Chapter 2   robot kinematicsChapter 2   robot kinematics
Chapter 2 robot kinematicsnguyendattdh
 
Bab vi. perencanaan trayektori (trajectory planning)
Bab vi. perencanaan trayektori (trajectory planning)Bab vi. perencanaan trayektori (trajectory planning)
Bab vi. perencanaan trayektori (trajectory planning)Rumah Belajar
 
Artificial Control of PUMA Robot Manipulator: A-Review of Fuzzy Inference Eng...
Artificial Control of PUMA Robot Manipulator: A-Review of Fuzzy Inference Eng...Artificial Control of PUMA Robot Manipulator: A-Review of Fuzzy Inference Eng...
Artificial Control of PUMA Robot Manipulator: A-Review of Fuzzy Inference Eng...Waqas Tariq
 
Mikrokontroler pertemuan 7
Mikrokontroler pertemuan 7Mikrokontroler pertemuan 7
Mikrokontroler pertemuan 7Rumah Belajar
 
Mikrokontroler pertemuan 8
Mikrokontroler pertemuan 8Mikrokontroler pertemuan 8
Mikrokontroler pertemuan 8Rumah Belajar
 
Mikrokontroler pertemuan 4
Mikrokontroler pertemuan 4Mikrokontroler pertemuan 4
Mikrokontroler pertemuan 4Rumah Belajar
 
06 object measurement
06 object measurement06 object measurement
06 object measurementRumah Belajar
 
Lie Group Formulation for Robot Mechanics
Lie Group Formulation for Robot MechanicsLie Group Formulation for Robot Mechanics
Lie Group Formulation for Robot MechanicsTerry Taewoong Um
 
Mikrokontroler pertemuan 2
Mikrokontroler pertemuan 2Mikrokontroler pertemuan 2
Mikrokontroler pertemuan 2Rumah Belajar
 
Travelling Salesman Problem, Robotics & Inverse Kinematics
Travelling Salesman Problem, Robotics & Inverse KinematicsTravelling Salesman Problem, Robotics & Inverse Kinematics
Travelling Salesman Problem, Robotics & Inverse Kinematicsmcoond
 
Mikrokontroler pertemuan 3
Mikrokontroler pertemuan 3Mikrokontroler pertemuan 3
Mikrokontroler pertemuan 3Rumah Belajar
 
Denavit hartenberg convention
Denavit hartenberg conventionDenavit hartenberg convention
Denavit hartenberg conventionnguyendattdh
 
Lie Group Formulation for Robot Mechanics
Lie Group Formulation for Robot MechanicsLie Group Formulation for Robot Mechanics
Lie Group Formulation for Robot MechanicsTerry Taewoong Um
 
Mikrokontroler pertemuan 5
Mikrokontroler pertemuan 5Mikrokontroler pertemuan 5
Mikrokontroler pertemuan 5Rumah Belajar
 

Destacado (20)

Lapres invers kinematika robot planar 2 dof
Lapres invers kinematika robot planar 2 dofLapres invers kinematika robot planar 2 dof
Lapres invers kinematika robot planar 2 dof
 
Bab iv. dinamika robot manipulator
Bab iv. dinamika robot manipulatorBab iv. dinamika robot manipulator
Bab iv. dinamika robot manipulator
 
Robotika 1
Robotika 1Robotika 1
Robotika 1
 
Chapter 2 robot kinematics
Chapter 2   robot kinematicsChapter 2   robot kinematics
Chapter 2 robot kinematics
 
Bab vi. perencanaan trayektori (trajectory planning)
Bab vi. perencanaan trayektori (trajectory planning)Bab vi. perencanaan trayektori (trajectory planning)
Bab vi. perencanaan trayektori (trajectory planning)
 
Robotika 2
Robotika 2Robotika 2
Robotika 2
 
Artificial Control of PUMA Robot Manipulator: A-Review of Fuzzy Inference Eng...
Artificial Control of PUMA Robot Manipulator: A-Review of Fuzzy Inference Eng...Artificial Control of PUMA Robot Manipulator: A-Review of Fuzzy Inference Eng...
Artificial Control of PUMA Robot Manipulator: A-Review of Fuzzy Inference Eng...
 
Mikrokontroler pertemuan 7
Mikrokontroler pertemuan 7Mikrokontroler pertemuan 7
Mikrokontroler pertemuan 7
 
Mikrokontroler pertemuan 8
Mikrokontroler pertemuan 8Mikrokontroler pertemuan 8
Mikrokontroler pertemuan 8
 
Mikrokontroler pertemuan 4
Mikrokontroler pertemuan 4Mikrokontroler pertemuan 4
Mikrokontroler pertemuan 4
 
06 object measurement
06 object measurement06 object measurement
06 object measurement
 
Lie Group Formulation for Robot Mechanics
Lie Group Formulation for Robot MechanicsLie Group Formulation for Robot Mechanics
Lie Group Formulation for Robot Mechanics
 
Mikrokontroler pertemuan 2
Mikrokontroler pertemuan 2Mikrokontroler pertemuan 2
Mikrokontroler pertemuan 2
 
Travelling Salesman Problem, Robotics & Inverse Kinematics
Travelling Salesman Problem, Robotics & Inverse KinematicsTravelling Salesman Problem, Robotics & Inverse Kinematics
Travelling Salesman Problem, Robotics & Inverse Kinematics
 
Mikrokontroler pertemuan 3
Mikrokontroler pertemuan 3Mikrokontroler pertemuan 3
Mikrokontroler pertemuan 3
 
Denavit hartenberg convention
Denavit hartenberg conventionDenavit hartenberg convention
Denavit hartenberg convention
 
Lie Group Formulation for Robot Mechanics
Lie Group Formulation for Robot MechanicsLie Group Formulation for Robot Mechanics
Lie Group Formulation for Robot Mechanics
 
Mikrokontroler pertemuan 5
Mikrokontroler pertemuan 5Mikrokontroler pertemuan 5
Mikrokontroler pertemuan 5
 
3. kebisingan-industri
3. kebisingan-industri3. kebisingan-industri
3. kebisingan-industri
 
point processing
point processingpoint processing
point processing
 

Similar a Ii. kinematika robot

topik1analisisvektor-140911004300-phpapp02.pdf
topik1analisisvektor-140911004300-phpapp02.pdftopik1analisisvektor-140911004300-phpapp02.pdf
topik1analisisvektor-140911004300-phpapp02.pdfGaungPradana2
 
Modul 1 medan elektromagnetik
Modul 1 medan elektromagnetikModul 1 medan elektromagnetik
Modul 1 medan elektromagnetikKira R. Yamato
 
09 a analis_vektor
09 a analis_vektor09 a analis_vektor
09 a analis_vektorTri Wahyuni
 
2112032_ Tugas 1 a_ALJABAR LINIER.pptx
2112032_ Tugas 1 a_ALJABAR LINIER.pptx2112032_ Tugas 1 a_ALJABAR LINIER.pptx
2112032_ Tugas 1 a_ALJABAR LINIER.pptxYanuarWahyu1
 
Fismat 1 17 feb 2017
Fismat 1 17 feb 2017Fismat 1 17 feb 2017
Fismat 1 17 feb 2017agusroma dhon
 
Kuliah-1b-Vektor-A.pdf
Kuliah-1b-Vektor-A.pdfKuliah-1b-Vektor-A.pdf
Kuliah-1b-Vektor-A.pdfArfandiAhmad
 
PPT BAB 1 VEKTOR KELAS 11.pptx
PPT BAB 1 VEKTOR KELAS 11.pptxPPT BAB 1 VEKTOR KELAS 11.pptx
PPT BAB 1 VEKTOR KELAS 11.pptxderistysabrinaap
 
Perkaian silang dua vektor kls x ipa pJJ sma kmn 2-ds
Perkaian silang dua vektor kls x ipa pJJ sma kmn 2-dsPerkaian silang dua vektor kls x ipa pJJ sma kmn 2-ds
Perkaian silang dua vektor kls x ipa pJJ sma kmn 2-dsYayasan Kemurnian Jakarta
 
Besaran-dan-satuan kelas X IPAS SMKN 2 K
Besaran-dan-satuan kelas X IPAS  SMKN 2 KBesaran-dan-satuan kelas X IPAS  SMKN 2 K
Besaran-dan-satuan kelas X IPAS SMKN 2 KMariaJemina
 
Besaran-dan-satuan.ppt
Besaran-dan-satuan.pptBesaran-dan-satuan.ppt
Besaran-dan-satuan.ppttriwiyoko2
 
Matrix (Alin 1.3 1.5, 1.7)
Matrix (Alin 1.3 1.5, 1.7)Matrix (Alin 1.3 1.5, 1.7)
Matrix (Alin 1.3 1.5, 1.7)satriahelmy
 
Alin 1.3 1.5, 1.7
Alin 1.3 1.5, 1.7Alin 1.3 1.5, 1.7
Alin 1.3 1.5, 1.7satriahelmy
 

Similar a Ii. kinematika robot (20)

topik1analisisvektor-140911004300-phpapp02.pdf
topik1analisisvektor-140911004300-phpapp02.pdftopik1analisisvektor-140911004300-phpapp02.pdf
topik1analisisvektor-140911004300-phpapp02.pdf
 
Modul 1 medan elektromagnetik
Modul 1 medan elektromagnetikModul 1 medan elektromagnetik
Modul 1 medan elektromagnetik
 
09 a analis_vektor
09 a analis_vektor09 a analis_vektor
09 a analis_vektor
 
09 a analis_vektor
09 a analis_vektor09 a analis_vektor
09 a analis_vektor
 
2112032_ Tugas 1 a_ALJABAR LINIER.pptx
2112032_ Tugas 1 a_ALJABAR LINIER.pptx2112032_ Tugas 1 a_ALJABAR LINIER.pptx
2112032_ Tugas 1 a_ALJABAR LINIER.pptx
 
Fismat 1 17 feb 2017
Fismat 1 17 feb 2017Fismat 1 17 feb 2017
Fismat 1 17 feb 2017
 
Model linear
Model linearModel linear
Model linear
 
R5 g kel 5 allin2 1
R5 g kel 5 allin2 1R5 g kel 5 allin2 1
R5 g kel 5 allin2 1
 
Zz
ZzZz
Zz
 
Kuliah-1b-Vektor-A.pdf
Kuliah-1b-Vektor-A.pdfKuliah-1b-Vektor-A.pdf
Kuliah-1b-Vektor-A.pdf
 
PPT BAB 1 VEKTOR KELAS 11.pptx
PPT BAB 1 VEKTOR KELAS 11.pptxPPT BAB 1 VEKTOR KELAS 11.pptx
PPT BAB 1 VEKTOR KELAS 11.pptx
 
Perkaian silang dua vektor kls x ipa pJJ sma kmn 2-ds
Perkaian silang dua vektor kls x ipa pJJ sma kmn 2-dsPerkaian silang dua vektor kls x ipa pJJ sma kmn 2-ds
Perkaian silang dua vektor kls x ipa pJJ sma kmn 2-ds
 
Bab 2 Vektor
Bab 2 VektorBab 2 Vektor
Bab 2 Vektor
 
Vektor
Vektor Vektor
Vektor
 
Besaran-dan-satuan kelas X IPAS SMKN 2 K
Besaran-dan-satuan kelas X IPAS  SMKN 2 KBesaran-dan-satuan kelas X IPAS  SMKN 2 K
Besaran-dan-satuan kelas X IPAS SMKN 2 K
 
Besaran-dan-satuan.ppt
Besaran-dan-satuan.pptBesaran-dan-satuan.ppt
Besaran-dan-satuan.ppt
 
Matrix (Alin 1.3 1.5, 1.7)
Matrix (Alin 1.3 1.5, 1.7)Matrix (Alin 1.3 1.5, 1.7)
Matrix (Alin 1.3 1.5, 1.7)
 
Alin 1.3 1.5, 1.7
Alin 1.3 1.5, 1.7Alin 1.3 1.5, 1.7
Alin 1.3 1.5, 1.7
 
Analisis vektor
Analisis vektorAnalisis vektor
Analisis vektor
 
vektor_tm_ur_2010.ppt
vektor_tm_ur_2010.pptvektor_tm_ur_2010.ppt
vektor_tm_ur_2010.ppt
 

Más de Rumah Belajar

Image segmentation 2
Image segmentation 2 Image segmentation 2
Image segmentation 2 Rumah Belajar
 
Image segmentation 3 morphology
Image segmentation 3 morphologyImage segmentation 3 morphology
Image segmentation 3 morphologyRumah Belajar
 
02 2d systems matrix
02 2d systems matrix02 2d systems matrix
02 2d systems matrixRumah Belajar
 
01 introduction image processing analysis
01 introduction image processing analysis01 introduction image processing analysis
01 introduction image processing analysisRumah Belajar
 
04 image enhancement edge detection
04 image enhancement edge detection04 image enhancement edge detection
04 image enhancement edge detectionRumah Belajar
 
Bab 11 bantalan dan sistem pelumasan
Bab 11 bantalan dan sistem pelumasanBab 11 bantalan dan sistem pelumasan
Bab 11 bantalan dan sistem pelumasanRumah Belajar
 
Bab 10 spring arif hary
Bab 10 spring  arif hary Bab 10 spring  arif hary
Bab 10 spring arif hary Rumah Belajar
 
Bab 06 kriteria kegagalan lelah
Bab 06 kriteria kegagalan lelahBab 06 kriteria kegagalan lelah
Bab 06 kriteria kegagalan lelahRumah Belajar
 
Bab 09 kekuatan sambungan las
Bab 09 kekuatan sambungan lasBab 09 kekuatan sambungan las
Bab 09 kekuatan sambungan lasRumah Belajar
 
Bab 08 screws, fasteners and connection syarif
Bab 08 screws, fasteners and connection  syarif Bab 08 screws, fasteners and connection  syarif
Bab 08 screws, fasteners and connection syarif Rumah Belajar
 
Bab 07 poros dan aksesoriny
Bab 07 poros dan aksesorinyBab 07 poros dan aksesoriny
Bab 07 poros dan aksesorinyRumah Belajar
 
Bab 05 kriteria kegagalan 1
Bab 05 kriteria kegagalan 1Bab 05 kriteria kegagalan 1
Bab 05 kriteria kegagalan 1Rumah Belajar
 
Bab 04 tegangan regangan defleksi
Bab 04 tegangan regangan defleksiBab 04 tegangan regangan defleksi
Bab 04 tegangan regangan defleksiRumah Belajar
 
Bab 03 load analysis
Bab 03 load analysisBab 03 load analysis
Bab 03 load analysisRumah Belajar
 
Bab 02 material dan proses
Bab 02 material dan prosesBab 02 material dan proses
Bab 02 material dan prosesRumah Belajar
 
Bab 11 bantalan dan sistem pelumasan
Bab 11 bantalan dan sistem pelumasanBab 11 bantalan dan sistem pelumasan
Bab 11 bantalan dan sistem pelumasanRumah Belajar
 
Mikrokontroler pertemuan 1
Mikrokontroler pertemuan 1Mikrokontroler pertemuan 1
Mikrokontroler pertemuan 1Rumah Belajar
 
Mikrokontroler pertemuan 6
Mikrokontroler pertemuan 6Mikrokontroler pertemuan 6
Mikrokontroler pertemuan 6Rumah Belajar
 
15. ide pata dan sata
15. ide pata dan sata15. ide pata dan sata
15. ide pata dan sataRumah Belajar
 

Más de Rumah Belajar (20)

Image segmentation 2
Image segmentation 2 Image segmentation 2
Image segmentation 2
 
Image segmentation 3 morphology
Image segmentation 3 morphologyImage segmentation 3 morphology
Image segmentation 3 morphology
 
03 image transform
03 image transform03 image transform
03 image transform
 
02 2d systems matrix
02 2d systems matrix02 2d systems matrix
02 2d systems matrix
 
01 introduction image processing analysis
01 introduction image processing analysis01 introduction image processing analysis
01 introduction image processing analysis
 
04 image enhancement edge detection
04 image enhancement edge detection04 image enhancement edge detection
04 image enhancement edge detection
 
Bab 11 bantalan dan sistem pelumasan
Bab 11 bantalan dan sistem pelumasanBab 11 bantalan dan sistem pelumasan
Bab 11 bantalan dan sistem pelumasan
 
Bab 10 spring arif hary
Bab 10 spring  arif hary Bab 10 spring  arif hary
Bab 10 spring arif hary
 
Bab 06 kriteria kegagalan lelah
Bab 06 kriteria kegagalan lelahBab 06 kriteria kegagalan lelah
Bab 06 kriteria kegagalan lelah
 
Bab 09 kekuatan sambungan las
Bab 09 kekuatan sambungan lasBab 09 kekuatan sambungan las
Bab 09 kekuatan sambungan las
 
Bab 08 screws, fasteners and connection syarif
Bab 08 screws, fasteners and connection  syarif Bab 08 screws, fasteners and connection  syarif
Bab 08 screws, fasteners and connection syarif
 
Bab 07 poros dan aksesoriny
Bab 07 poros dan aksesorinyBab 07 poros dan aksesoriny
Bab 07 poros dan aksesoriny
 
Bab 05 kriteria kegagalan 1
Bab 05 kriteria kegagalan 1Bab 05 kriteria kegagalan 1
Bab 05 kriteria kegagalan 1
 
Bab 04 tegangan regangan defleksi
Bab 04 tegangan regangan defleksiBab 04 tegangan regangan defleksi
Bab 04 tegangan regangan defleksi
 
Bab 03 load analysis
Bab 03 load analysisBab 03 load analysis
Bab 03 load analysis
 
Bab 02 material dan proses
Bab 02 material dan prosesBab 02 material dan proses
Bab 02 material dan proses
 
Bab 11 bantalan dan sistem pelumasan
Bab 11 bantalan dan sistem pelumasanBab 11 bantalan dan sistem pelumasan
Bab 11 bantalan dan sistem pelumasan
 
Mikrokontroler pertemuan 1
Mikrokontroler pertemuan 1Mikrokontroler pertemuan 1
Mikrokontroler pertemuan 1
 
Mikrokontroler pertemuan 6
Mikrokontroler pertemuan 6Mikrokontroler pertemuan 6
Mikrokontroler pertemuan 6
 
15. ide pata dan sata
15. ide pata dan sata15. ide pata dan sata
15. ide pata dan sata
 

Último

Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxMembuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxNurindahSetyawati1
 
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...asepsaefudin2009
 
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfMAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfChananMfd
 
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasar
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah DasarPPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasar
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasarrenihartanti
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdfsdn3jatiblora
 
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.ppt
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.pptppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.ppt
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.pptAgusRahmat39
 
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatanssuser963292
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfirwanabidin08
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAAndiCoc
 
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)MustahalMustahal
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx
(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx
(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptxSirlyPutri1
 
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptxPPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptxssuser8905b3
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...Kanaidi ken
 
presentasi lembaga negara yang ada di indonesia
presentasi lembaga negara yang ada di indonesiapresentasi lembaga negara yang ada di indonesia
presentasi lembaga negara yang ada di indonesiaNILAMSARI269850
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSovyOktavianti
 
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaIntegrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaAtiAnggiSupriyati
 
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajaraksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajarHafidRanggasi
 
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNSLatsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNSdheaprs
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxssuser35630b
 

Último (20)

Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxMembuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
 
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
 
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfMAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
 
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasar
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah DasarPPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasar
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasar
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
 
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.ppt
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.pptppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.ppt
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.ppt
 
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx
(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx
(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx
 
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptxPPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
 
presentasi lembaga negara yang ada di indonesia
presentasi lembaga negara yang ada di indonesiapresentasi lembaga negara yang ada di indonesia
presentasi lembaga negara yang ada di indonesia
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
 
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaIntegrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajaraksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
 
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNSLatsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
 

Ii. kinematika robot

  • 1. II. Kinematika Robot 1. Pendahuluan  Definisi :  Kinematika : Studi analitis pergerakan lengan robot (robot arm) terhadap sistem kerangka koordinat referensi yang diam/bergerak tanpa memperhatikan gaya yang menyebabkan pergerakan tersebut. terdapat dua topik pembahasan kinematika  Direct/Forward Kinematics : (angles to positions) Diketahui : panjang setiap link dan sudut setiap joint Informasi yang akan diperoleh : posisi dari ujung lengan robot dalam kerangka 3 D  Inverse Kinematics : (Positions to angles) Diketahui : panjang setiap link, posisi ujung lengan robot Informasi yang akan diperoleh : sudut masing joint untuk 1 dapat mencapai posisi tersebut
  • 2. • Download slide di http://rumah-belajar.org 2
  • 3. II. Kinematika Robot  Definisi :  Terminologi Kinematika  Link, Joint, End-effector, gripper (lihat kuliah yang lalu)  Base : Link (Link 0) yang terhubung pada kerangka koordinat diam (fixed) biasanya terhubung langsung pada sistem kerangka koordinat cartesian (world coordinate)  Kinematic chain : sejumlah link yang dihubungkan oleh joint (yang membentuk sebuah manipulator)  Open kinematic chain : sejumlah link yang memiliki hubungan kerangka koordinat yang terbuka (acyclic)  Mixed kinematic chain : sejumlah link yang memiliki hubungan tertutup 3
  • 5. II. Kinematika Robot  Review : Vector dan Matriks  Dot Product: ax Representasi Geometri: ay bx A B A B cosθ A θ by Representasi vektor : B ax bx A B a xb x ayby ay by  Vektor Satuan (Unit Vector) Vector dalam arah vektor yang dipilih dengan magnituda = 1. B uB B B 5 uB
  • 6. II. Kinematika Robot  Review : Vector dan Matriks  Terminologi  Square matrix A adalah Matriks A (n x n), disebut, Matriks A berorde n (square matrix of order n) merupakan matriks yang memiliki jumlah baris dan kolom sama (m = n)  Diagonal Matrix adalah square matrix, dengan elemen aij = 0 jika i j  Identity matriks (Matriks Identitas) adalah diagonal matrix dimana nilai elemen aij = 1 jika i = j  Symetric Matrix (Normal Matrix) adalah square matrix dimana nilai transpose adalah nilai matrik itu sendiri, A = AT atau elemen aij = aji  Skew Matrix adalah square matrix dimana nilai elemen aij = - aji atau jika A adalah Skew Matrix maka A = - AT  Sebuah symetric matrix A dapat dibuat dari sebuah non-symetric matrix B, dengan operasi A = B + BT/2  Orthogonal Matrik adalah AT = A-1 6
  • 7. II. Kinematika Robot  Review : Vector dan Matriks  Matrix Multiplication:  Matriks A (m x n) dan Matriks B (n x p), dapat dikalikan jika jumlah kolom Matriks A sama dengan jumlah baris Matriks B.  Perkalian matriks tidak secara umum tidak bersifat komutatif (Non-Commutative Multiplication) AB is NOT equal to BA a b e f ae bg af bh c d g h ce dg cf dh  Matrix Addition: a b e f a e b f c d g h c g d h 7
  • 8. II. Kinematika Robot  Review : Vector dan Matriks  Matrix Determinant n n  .A aik Aik akj Akj k 1 k 1  Cofactor j k Ajk 1 M jk  Inverse Matrix : (matriks cofactor dibagi dengan determinant) 1 a11 a12 . . . a1n A11 A21 . . . An1 a21 a22 . . . a2 n A12 A22 . . . An 2 1 a31 a32 . . . . 1 A13 A23 . . . . A . . . . . . A . . . . . . . . . . . . . . . . . . an1 an 2 . . . ann A1n A2 n . . . Ann 8
  • 9. II. Kinematika Robot  Matrix dan Vector Review  Karakteristik Matriks  Rank sebuah matriks A (m x n) = orde dari sub matriks A terbesar dengan determinan = 0  Sebuah matrik dengan orde yang lebih besar dari Rank adalah matriks Singular  Jika | A | 0, maka Matriks A adalah non singular  Matriks yang non singular memiliki inverse  Inverse of a diagonal Matrix a 0 1/ a 0 0 b 0 1/ d  Inverse dari symmetrical matrix adalah symmetrical matrix  Inverse dari non-symmetrical matrix adalah non-symmetrical matrix  Inverse dari perkalian matriks adalah . A B 1 B 1 A 1 9
  • 10.  Transformasi Dasar  Dua persoalan Transformasi :  Bagaimana menghitung nilai sebuah titik terhadap sebuah KK tertentu yang mengalami rotasi o Penentuan Matrik Rotasi Dasar  Bagaimana menghitung nilai sebuah titik tehadap sebuah KK tertentu yang mengalami translasi/pergeseran o Penentuan Vektor Translasi  Matrik Rotasi Dasar  Perhatikan dua buah Kerangka Koordinat (KK) 0XYZ dan 0UVW yang pada saat awal berimpit  OXYZ merupakan KK diam  OUVW merupakan KK bergerak  Titik P ikut bergerak bersama KK OUVW  Pada saat KK OUVW bergerak/berputar, titik pusat (origin) selalu berimpit dengan titik pusat KK OXYZ (coincident) 10
  • 11.  Matrik Rotasi Dasar  Titik P dapat direpresentasikan dalam nilai koordinat terhadap KK OXYZ maupun KK OUVW,  pUVW = (pu, pv, pw)T  pXYZ = (px, py, pz)T  Persoalannya adalah bagaimana menghitung matrik transformasi (3 x 3) yang akan mentransformasikan koordinat pUVW menjadi nilai koordinat yang dinyatakan terhadap KK OXYZ  pXYZ = R pUVW 11
  • 12.  Matrik Rotasi Dasar  titik pUVW dan pXYZ , masing-masing dapat dinyatakan dalam nilai komponen vektor, yang menyatakan proyeksi titik P terhadap masing-masing sumbu dari KK  pXYZ = px ix + py jy + pz kz)  pUVW = pu iu + pv jv + pw kw)  i, j, k = vektor satuan dalam arah sumbu KK  Berdasarkan definisi dari Dot product 12
  • 13.  Matrik Rotasi Dasar  Persamaan sebelumnya dapat diekspresikan ke dalam bentuk matrik  Dengan cara yang sama, kita dapat memperoleh nilai koor dinat pUVW terhadap koordinat pXYZ, pUVW = Q pXYZ 13
  • 14.  Matrik Rotasi Dasar  Karena Dot Product bersifat komutatif  Q = R-1 = RT  QR = RTR = R-1R = I  Q, R disebut matrik transformasi orthogonal  Disebut juga matrik transformasi orthonormal karena elemen-elemen nya berupa vektor satuan (unit vector) 14
  • 15.  Matrik Rotasi Dasar  Rotasi Terhadap Sumbu X  Rotasi Terhadap Sumbu Y  Rotasi Terhadap Sumbu Z 15
  • 16.  Matrik Rotasi Dasar  Rotasi Terhadap Sumbu X  pXYZ = Rx, pUVW  ix iu 16
  • 17.  Matrik Rotasi Dasar  pXYZ = Ry, pUVW  jy jv  Rotasi Terhadap Sumbu Y 17
  • 18.  Matrik Rotasi Dasar  pXYZ = Rz, pUVW  kz kw  Rotasi Terhadap Sumbu Z 18
  • 19.  Matrik Rotasi Dasar (Contoh)  Diketahui dua buah titik auvw = (4,3,2)T dan buvw = (6,2,4)T terhadap KK OUVW hitunglah nilai titik tersebut terhadap KK OXYZ (axyz dan bxyz) jika KK OUVW diputar terhadap sumbu OZ sebesar 60o 19
  • 20.  Matrik Rotasi Dasar (Contoh)  Diketahui dua buah titik axyz = (4,3,2)T dan bxyz = (6,2,4)T terhadap KK OXYZ hitunglah nilai titik tersebut terhadap KK OUVW (auvw dan bovw) jika KK OUVW diputar terhadap sumbu OZ sebesar 60o 20
  • 21.  Matrik Rotasi Komposit  Matrik rotasi dasar dapat dikalikan untuk menyatakan rotasi terhadap beberapa sumbu dari Kerangka Koordinat  Mengingat bahwa perkalian matriks tidak bersifat komutatif, maka urutan rotasi terhadap beberapa sumbu menjadi penting  Contoh 1, Pada saat awal KK OXYZ dan KK OUVW berimpit. Hitunglah nilai matrik rotasi, apabila KK OUVW berturut-turut :  diputar terhadap sumbu OX sebesar sudut , kemudian  diputar terhadap sumbu OZ sebesar sudut , kemudian  diputar terhadap sumbu OY sebesar sudut 21
  • 22.  Matrik Rotasi Komposit  Contoh 2, Pada saat awal KK OXYZ dan KK OUVW berimpit. Hitunglah nilai matrik rotasi, apabila KK OUVW berturut-turut :  diputar terhadap sumbu OY sebesar sudut , kemudian  diputar terhadap sumbu OZ sebesar sudut , kemudian  diputar terhadap sumbu OX sebesar sudut 22
  • 23.  Matrik Rotasi Komposit  KK OUVW (bergerak) selain dapat diputar terhadap KK OXYZ (referensi/diam) dapat pula diputar terhadap sumbunya sendiri (sumbu OU, sumbu OV atau sumbu OW)  Aturan umum untuk menghitung matriks transformasi komposit yang mencakup dua kemungkinan rotasi diatas (berputar terhadap sumbu KK diam atau KK dirinya sendiri) adalah :  Pada saat awal dua buah KK tersebut berimpit (coincident) dengan demikian matrik rotasi adalah matrik Identitas/Satuan, I  Bila KK OUVW diputar terhadap salah satu sumbu dari KK OXYZ lakukan proses perkalian premultiply sesuai dengan matriks rotasi dasar dan urutannya  Bila KK OUVW diputar terhadap salah satu sumbu dari KK nya sendiri (OUVW) lakukan proses perkalian postmultiply sesuai dengan matriks rotasi dasar dan urutannya 23
  • 24.  Matrik Rotasi Komposit  Contoh, Pada saat awal KK OXYZ dan KK OUVW berimpit. Hitunglah nilai matrik rotasi, apabila KK OUVW berturut-turut :  diputar terhadap sumbu OY sebesar sudut , kemudian  diputar terhadap sumbu OW sebesar sudut , kemudian  diputar terhadap sumbu OU sebesar sudut  Perhatikan contoh diatas menghasilkan nilai matrik rotasi komposit yang sama dengan contoh sebelumnya namun berbeda dalam 24 urutan rotasi
  • 25.  Rotasi Terhadap Sumbu Sembarang  Selain rotasi terhadap sumbu-sumbu dari KK (diam atau bergerak) dapat juga terjadi rotasi sebesar sudut terhadap sebuah sumbu sembarang. OR, yang memiliki komponen vektor rx, ry, rz melalui titik pusat (origin) KK. Salah satu keuntungan dengan cara rotasi terhadap sumbu sembarang adalah tidak diperlukan rotasi terhadap beberapa sumbu dari KK.  Untuk menurunkan matrik rotasi, Rr, , pertama kali perlu dilakukan beberapa kali rotasi terhadap sumbu KK OXYZ agar sumbu OR searah dengan sumbu OZ. Kemudian lakukan rotasi terhadap sumbu OR (atau sumbu OZ) dengan sudut dan terhadap sumbu KK OXYZ untuk mengembalikan sumbu OR ke posisi semula 25
  • 26.  Rotasi Terhadap Sumbu Sembarang  Untuk mensejajarkan Sumbu OR dengan sumbu OZ dapat dilakukan dengan cara memutar sumbu OR terhadap sumbu OX sebesar sudut (sumbu OR sekarang berada di bidang XZ) kemudian diputar terhadap sumbu OY sebesar sudut - (Sumbu OR sejajar dengan sumbu OZ).  Setelah diputar terhadap sumbu OZ (atau sumbu OR) sebesar , kembalikan lagi sumbu OR ke posisi semula dengan cara membalik urutan diatas dengan sudut yang berlawanan 26
  • 27.  Rotasi Terhadap Sumbu Sembarang  Dengan demikian, Matrik Rotasi ,Rr, , yang merepresentasikan putaran terhadap sumbu sembarang dapat dinyatakan menjadi Dimana : 27
  • 28.  Rotasi Terhadap Sumbu Sembarang  CONTOH : Hitunglah matrik rotasi Rr, yang merepresentasikan putaran sebesar sudut terhadap vektor r = (1, 1, 1)T Karena vektor r bukan vektor satuan maka komponen vektornya perlu dinormalisasi sepanjang sumbu-sumbu utama dari KK OXYZ, yaitu : Dengan mensubstitusi persamaan diatas dengan persamaan sebelumnya , diperoleh : 28
  • 29.  Rotasi Dengan sudut Euleur  Perputaran sudut dari sebuah KK seringkali dinyatakan dalam perputaran sudut Euler, yaitu , , dan terhadap KK referensi  Terdapat 3 sistem perputaran sudut Euleur yang pada dasarnya perbedaannya terletak pada urutan putarannya. Tiga sistem perputaran ditunjukkan dalam Tabel dibawah ini Sudut Euler Sudut Euler Sudut Euler Sistem I Sistem II Sistem III Urutan (Roll, Pitch and Yaw 1 Terhadap Terhadap Terhadap sumbu OZ sumbu OZ sumbu OX 2 Terhadap Terhadap Terhadap sumbu OU sumbu OV sumbu OY 3 Terhadap Terhadap Terhadap sumbu OW sumbu OW sumbu OZ 29
  • 30.  Rotasi Dengan sudut Euleur Sistem I  Perputaran ini dapat dinyatakan dalam KK OXYZ (KK referensi) dengan urutan :  Terhadap OZ sebesar  Terhadap OX sebesar , dan  Terhadap OZ sebesar 30
  • 31.  Rotasi Dengan sudut Euleur Sistem II  Perputaran ini dapat dinyatakan dalam KK OXYZ (KK referensi) dengan urutan :  Terhadap OZ sebesar  Terhadap OY sebesar , dan  Terhadap OZ sebesar 31
  • 32.  Rotasi dengan sudut Euleur Sistem III (Roll, Pitch,Yaw, RPY) 32
  • 33. Matriks Transformasi Homogen • Matrik Rotasi (3 x 3) C1 S1 0 T1 S1 C1 0 0 0 1 • Vector Translasi (3 x 1) x1 R1 y1 z1 • Matrik Homogen (4 x 4) C1 S1 0 x1 S1 C1 0 y1 TH 0 0 1 z1 0 0 0 1 33
  • 34. Matrik Transformasi Homogen • Bentuk Matrik hanya translasi 1 0 0 x 0 1 0 y TT 0 0 1 z 0 0 0 1 • Bentuk Matrik rotasi saja C1 S1 0 0 S1 C1 0 0 TR 0 0 1 0 0 0 0 1 • Aturan matrik transformasi homogen bentuk komposit sama dengan aturan sebelumnya untuk bentuk rotasi/translasi terhadap KK diam atau KK berputar. 34
  • 35. D-H Parameters • Denavit-Hartenberg (D-H) digunakan untuk menggambarkan hubungan link dari robot dimana link diasumsikan berbentuk benda tegar (rigid body) • Setiap linki memiliki sebuah kerangka koordinat (KKi). • Setiap KK ditentukan berdasarkan kaidah [K.S. Fu et.al] : – Arah sumbu Zi berimpit dengan sumbu pergerakan dari joint i+1 – Arah sumbu Xi  Sejajar Zi-1 X Zi (Cross product).  Apabila Zi-1 dan Zi paralel, maka arah sumbu Xi sejajar dengan garis tegak lurus bersama antara Z i-1 dengan Zi. – Sumbu Yi-1 mengikuti aturan tangan kanan – Titik pusat KKi – Pada titik potong antara sumbu Z i-1 dengan Zi di sumbu Zi z2 – Titik potong garis tegak lurus bersama antara Z i-1 dengan Zi. z1 Link 2 Joint 3 Joint 2 x2 0 Perhatikan sumbu Z adalah sumbu Joint 35 y1
  • 36. D-H Parameters • Terdapat 4 parameter – ai (link length); Jarak dari titik potong antara sumbu Zi-1 dengan sumbu Xi menuju titik pusat KKi sepanjang sumbu Xi LINK (atau jarak terpendek antara sumbu Zi-1 dengan sumbu Zi ) PARAMETER – i (link twist); Sudut dari sumbu Zi-1 menuju sumbu Zi (Lokasi relatif terhadap sumbu Xi (menggunakan aturan tangan kanan) 2 buah sumbu di dalam Ruang) – di (link offset); Jarak dari titik pusat KK i-1 menuju ke titik potong antara sumbu Zi-1 dengan sumbu Xi sepanjang sumbu JOINT Zi-1 PARAMETER – i (joint angle); Sudut dari sumbu Xi-1 menuju sumbu Xi terhadap sumbu Zi-1 (menggunakan aturan tangan kanan) 36
  • 37. ai (link length) • ai (link length); Jarak dari titik potong antara sumbu Zi-1 dengan sumbu Xi menuju titik pusat KKi sepanjang sumbu Xi. (atau jarak terpendek antara sumbu Zi-1 dengan sumbu Zi ) • Jarak dari sumbu Zi-1 ke sumbu Z i sepanjang garis tegak lurus bersama (common perpendicular) – Common perpendicular adalah jarak terpendek dua buah garis dalam ruang. – Common perpendicular tidak selalu terletak di dalam link. – Jika sumbu ZI-1 dan Sumbu Zi berpotongan ai = 0 – Tidak didefinisikan untuk Joint Prismatic, ai = 0 z1 z2 x2 a2 37
  • 38. i(link twist) i (link twist); Sudut dari sumbu Zi-1 menuju sumbu Zi terhadap sumbu Xi – Sudut offset – Biasanya kelipatan dari 90o – Sumbu Zi-1 // Zi, i= 0 z2 z1 x2 2 38
  • 39. di (link offset) • di (link offset); Jarak dari titik pusat KK i-1 menuju ke titik potong antara sumbu Zi-1 dengan sumbu Xi sepanjang sumbu Zi-1 – Berupa variabel untuk untuk Prismatic joint n (Joint Angle) • Sudut dari sumbu Xi-1 menuju sumbu Xi terhadap sumbu Zi-1 (menggunakan aturan tangan kanan) 39
  • 42. D-H Parameter • Setelah parameter (a, , d, ) setiap link telah ditentukan, persamaan matriks homogen dapat dibangun untuk membentuk hubungan antar KK terdekat (adjacent), atau hubungan KK i dengan KK i-1, dimana i menyatakan link ke i, yang pada prinsipnya adalah membuat agar kedua KK koordinat tersebut berimpit, yaitu melalui urutan operasi – Putar sebesar sudut i terhadap sumbu Zi-1 agar sumbu Xi-1 dengan sumbu Xi sejajar/paralel – Translasikan sejauh di sepanjang sumbu Z i-1 agar sumbu X i dan sumbu Xi-1 berimpit (coincidence) – Translasikan sejauh ai sepanjang sumbu Xi agar kedua titik pusat berimpit – Putar sebesar sudut i terhadap sumbu Xi agar kedua KK berimpit 42
  • 43. D-H Parameter • Untuk joint berputar ai, i dan di adalah konstanta, i variabel memenuhi hubungan : i-1 A i = Tz,d Tz, Tx,a Tx, • Bentuk Inverse 43
  • 44. D-H Parameter • Untuk joint prismatic ai, i dan i adalah konstanta, di variabel memenuhi hubungan : i-1 A i = Tz, Tz,d Tx, • Bentuk Inverse 44
  • 45. D-H Parameter • Contoh Matrik Transformasi untuk Robot PUMA dimana semua jointnya berputar 45
  • 46. Persamaan Kinematik untuk Manipulator • Matriks Transformasi homogen 0Ti yang menyatakan lokasi KK ke i terhadap kerangka koordinat dasar (base, KK ke 0) merupakan rantai perkalian dari matrik transformasi i-1Ai dan diekspresikan sebagai : • Dimana [xi, yi, zi] = Matrik orientasi KKi pada link i terhadap KK dasar/base . Merupakan matriks 3x3, terletak disebelah kiri atas dari 0Ti pi = Vektor posisi yang berarah dari titik pusat KK dasar menuju titik pusat KK i. Merupakan vektor 3x1, terletak disebelah kanan atas dari 0Ti 46
  • 47. Persamaan Kinematik untuk Manipulator • Sebagai contoh, untuk i = 6, matrik transformasi T = 0A6, yang menyatakan posisi dan orintasi dari ujung lengan robot terhadap KK dasar (matriks ini seringkali disebut arm matrix), yang berbentuk : 47
  • 48. Persamaan Kinematik untuk Manipulator • Dimana (diasumsikan bentuk tangan parallel-jaw) n = Normal vector, arah tegak lurus terhadap jari dari tangan robot s = Sliding vector, searah dengan pergerakan jari, gripper open/close a = Approach vector, arah tegak lurus dengan telapak/muka tangan p = Position vector, arah dari titik pusat KK dasar menuju titik pusat KK tangan 48
  • 49. Persamaan Kinematik untuk Robot PUMA • Dimana 49
  • 50. Persamaan Kinematik untuk Robot PUMA • Persamaan Arm Matrix, 0T6 50
  • 51. Tugas Akhir (Manipulator and Mobile Robot) Low-level control • motors E • purely reactive control • behavioral control Sensing and Modeling A C • sensors • kinematics • workspace modeling Spatial reasoning X • decomposing space • path planning with • and w/o full knowledge Handling uncertainty • building maps • localization • sensor fusion & filtering B D Vision • tracking E 51 • visual servoing
  • 52. • Download slide di http://rumah-belajar.org 52