SlideShare una empresa de Scribd logo
1 de 54
Heriyanto, SE. 
1
Cara 
Metode 
Teknik 
Menciptakan 
Menambah Kegunaan 
Sumber2 Produksi 
2
Produksi adalah segala kegiatan dalam menciptakan 
dan menambah keguanaan suatu barang atau jasa, untuk 
kegiatan mana dibutuhkan sumber-sumber produksi. 
Proses adalah cara, metode dan teknik bagaimana 
sesungguhnya sumber-sumber yang ada dirubah untuk 
memperoleh suatu hasil. 
Proses Produksi adalah cara, metode dan teknik untuk 
menciptakan atau menambah kegunaan suatu barang/jasa 
dgn menggunakan sumber-sumber yang ada. 
3
Televisi Siaran Siaran Televisi 
Proses Produksi 
Sumber-Sumber Produksi Tahapan Produksi 
( SOP ) 
4
Sumber-Sumber Produksi 
Man 
Material 
Methode 
Money 
Machine 
Market 
6 M 
Kerabat kerja 
Ide, Naskah, 
Pengisi acara 
Jenis-Jenis Produksi 
Dana / Anggaran 
Peralatan 
Penonton 
5
Man / Tim Kerja Produksi / Kerabat Kerja 
1. Produser / producer 
2. Pengarah acara / Program Director / Sutradara 
3. Penulis Naskah / Script Writer 
4. Pengarah Teknik / Technical Director 
5. Operator Kamera / Cameraman 
6. Operator Audio / Audioman 
7. Penata Cahaya / Lightingman 
8. Penyunting/Pemadu Gambar & Suara / Editor 
6
TIPS MENCIPTAKAN TEAM WORK 
1. Kesederajatan : keserajatan bagi anggota tim dengan menghilangkan 
sikap individu, karena status, gengsi sosial., dll. 
2. Kerjasama : 
3. Disiplin : 
tidak ada perasaan bahwa pekerjaan yang ditangani bisa berdiri 
sendiri tanpa bantuan orang lain. 
taat dan mematuhi segala peraturan di dalam melaksanakan tugas 
dan pekerjaan secara bersamaan. 
4. Selera yang sama : Penyatuan selera dapat menciptakan seni lebih 
bervariatif, namun berkesan satu cita rasa. 
Latar belakang yang berbeda dapat saling mengisi 
untuk mendukung karya yang positif. 
5. Latar yang beda : 
6. Satu tujuan : Konsep dan kebersamaan untuk mencapai satu tujuan, 
walaupun bisa untuk kepentingan yang berbeda. 
7
MATERIAL / IDE, NASKAH, PENGISI 
ACARA 
Ide dapat dikatakan konsep pemikiran yang mempunyai 
kerangka tujuan. 
Ide dapat dikatakan pula sebagai pemikiran yang 
dipengaruhi oleh pengalaman dan lingkungan. 
Naskah adalah konsep pemikiran yang 
dikembangkan dan dituangkan dalam bentuk tulisan. 
Pengisi Acara 
Performer 
Artis / Aktor 
8
Performer adalah seseorang yang bergaya di depan 
kamera dan muncul di layar kaca atas namanya sendiri. 
Penyiar/pembawa acara (berita/non berita), juru 
khotbah, dosen, tokoh masyarakat, dll. 
Artis/aktor adalah seseorang yang bergaya di depan 
kamera dan muncul di layar kaca tidak membawakan 
kepribadiannya sendiri, tetapi membawakan 
kepribadian orang lain yang memerlukan akting. 
Penyanyi , pelawak, pemain sinetron, 
pemain drama, dll. 
9
METHODE / JENIS PRODUKSI 
 PENYIARANNYA : 
1. Live production 
2. Recording production 
 LOKASI : Di dalam Studio, dan di luar studio,atau gabungan. 
 KARAKTERISTIK KAMERA : Single camera, dan multi camera 
 KARAKTERISTIK SOUND : 
• Live sound production 
• Playback sound production 
• Gabungan 
10
MONEY / ANGGARAN / BIAYA 
• Financial Oriented perencanaan biaya produksi 
didasarkan pada keuangan yang ada. 
• Quality Oriented perencanaan biaya produksi 
didasarkan pada tuntutan kualitas. 
11
MACHINE / PERALATAN 
Studio Produksi 
Kamera ( EFP = Electronic Field Production ), 
( ENG = Electronic News Gathering) 
Lighting, Vision mixer, Audio mixer, Master control, 
Telecine, VTR, ATR, Audio dan video monitor, 
CCU, Mobil Unit Produksi (OB Van), Disel/listrik, 
Pemancar, dll. 
12
MARKET / PENONTON / PEMIRSA 
Heterogen Anonim 
Bermacam-macam 
tidak 
berada dalam 
satu tempat. 
Tidak saling kenal, 
tidak terlembaga, 
dan perhatiannya 
terikat pada satu 
pesan yaitu dari 
medium yang sama. 
Memiliki sifat individual yang psycological independent, 
yang senatiasa berubah-ubah, tidak menentu, bebas 
berbuat sesuatu, mudah bosan dan mudah terganggu 
perhatiannya. 
13
TAHAPAN PRODUKSI 
( SOP ) 
Pre Production Planning 
Set Up and Rehearsal 
Production 
Post Production 
14
Pre Production Planning 
1. Pengembangan konsep 
a. Penelitian Primer : wawancara langsung 
dilapangan 
b. Penelitian Skunder : kepustakaan 
2. Menetapkan tujuan dan pendekatan produksi 
3. Menulis naskah 
4. Pertemuan produksi dengan anggota tim 
15
Set Up And Rehearsal 
Set up 
• Menata dekor, suara, lampu, dll. 
• Casting 
Rehearsal / Latihan 
• Latihan membaca naskah 
• Latihan Blocking pemain 
• Latihan Blocking kamera 
• Gladi bersih 
16
PRODUCTION 
Tahapan ini merupakan upaya merubah bentuk naskah 
menjadi bentuk audio visual, dimana seluruh pendukung 
dan tim kerja produksi terlibat 
Pelaksanaan produksi tergantung dari tuntutan naskah, 
karakter produksi pada umumnya lebih ditentukan 
tuntutan karakter naskah atau karakteristik acaranya 
Post Production 
Capturing, Mixing, Editing, Effects, Evaluation, dll. 
17
Tahapan Editing 
A. Offline Editing 
Menyalin dari rekaman yang asli berdasarkan hasil yang 
terbaik sesuai dengan catatan perekaman. 
B. Online Editing 
Berdasarkan rekaman yang telah di edit dalam tahap off-line, 
online editing juga mengacu pada EDL (Editing 
Decision List) 
Dalam tahap ini editor mengatur segala permintaan dari 
EDL dan juga memberikan efek-efek termasuk efek 
suara misalkan colour balancing dan special effect. 
18
19 
Dalam tahapan post produksi dimungkinkan 
penanmbahan unsur unsur visual seperti grafik, film 
atau efek efek lain untuk menghasilkan penyajian 
yang lebih efektif. 
Audio tambahan bisa diberikan selama untuk 
meningkatkan atau memodifikasi alur suara yang telah 
ada agar lebih hidup. 
Dengan demikian tahap ini dapat dikatakan sebagai 
tahap untuk penyempurnaan hasil produksi, seperti 
credit title, mixing, insert, editing, sound effect dan 
evaluasi hasil produksi
Aba-aba dalam pelaksanaan produksi yang harus 
dilakukan oleh seorang Pengarah Acara / 
Sutradara kepada anggota tim produksi (dengan 
menggunakan single camera) 
Siapa dan Apa 
Cameraman 
menjawab 
Cameraman Stand by / siap Stand by 
Cameraman 
Cameraman 
Record 
Cut 
Running 
Okey cut 
20
TATA ISTILAH DALAM PENGAMBILAN GAMBAR 
• Memiliki bahasa tersendiri dalam berkomunikasi 
• Diformulasikan secara internasional 
• Peristilahannya memiliki makna universal 
• Peristilahan itu harus benar-benar dipahami 
guna kebutuhan komunikasi 
21
STANDARISASI UKURAN GAMBAR 
Standarisasi ukuran / pengambilan gambar 
biasanya menggunakan obyek manusia dengan 
berbagai variasi dan penempatan kamera, dikenal 
dengan istilah : 
One Shot Two Shot Three Shot Group Shot 
Pedoman ini seyogyanya dimengerti dan dipahami 
dahulu sebelum kita masuk pada peristilahan yang 
berkaitan dengan jenis-jenis shot. 
22
ONE SHOT 
23
TTWWOO S SHHOOTT 24
THREE SHOT 
22 25
GROUP SHOT 
26
Artinya baik One Shot hingga Group Shot adalah 
petunjuk perintah dari seorang sutradara kepada 
kamerawan akan keinginannya menentukan obyek 
manusia yang berada di depan kamera. 
Bisa jadi orang yang banyak bergaya di depan 
kamera itu, tidak semuanya ingin ditampilkan 
pada satu keutuhan pengambilan gambar. 
Sehingga One Shot pun bisa saja dikomandokan 
untuk maksud tertentu, khususnya yang berkaitan 
dengan kebutuhan pengambilan gambar dalam 
setiap shot. 
Yang tidak mungkin adalah perintah pengambilan 
gambar Group Shot, sementara obyek manusia yang 
ada di depan kamera hanya seorang diri. 
27
JENIS-JENIS SHOT 
Jenis-jenis shot untuk televisi berbeda dengan yang 
lazim digunakan di kalangan orang-orang film dan 
fotografer. 
Namun perbedaan ini bukanlah yang prinsip, karena 
maksud dan size shot yang dikehendaki tidak jauh 
berbeda, mengingat pedoman dari jenis-jenis shot 
sumbernya sama. 
Jenis-jenis shot harus dijadikan pedoman dalam 
pengambilan gambar oleh seorang pengarah acara 
dan sutradara 
28
29
1. Close Up. ditulis ucap : CU 
Batasan anatomisnya dari ujung 
rambut hingga leher. 
Sedangkan penggunannya 
adalah untuk menunjukkan 
ekspresi dari wajah pelaku yang 
berada dalam layar atau yang 
berada di depan kamera. 
Jenis Shot ini penggunaannya juga dibutuhkan untuk 
menunjukkan detail dari sebuah benda atau obyek sehingga 
penonton dituntut untuk melihat benda atau obyek yang 
diingintampilkan sehingga memberikan informasi kepada 
pemirsa tentang sesuatu yang memang harus dilihat atau 
diketahui. 
30
2. Medium Close Up. 
ditulis ucap : MCU. 
Batasan anatomisnya dari ujung 
rambut hingga bahu. 
Istilah ini hanya digunakan untuk 
menunjuk pada jenis shot dari 
manusia atau obyek lain yang 
memang memiliki anatomis 
sebagaimana lazimnya manusia. 
Jadi tidak ada ucapan MCU untuk sebuah kursi, meja, rumah 
dan sebagainya. Tapi ada MCU untuk hewan sekalipun hal ini 
terbatas kelaziman perintah atau komandonya. 
MCU juga biasa digunakan untuk menunjukkan ekspresi 
seseorang, karena size shot untuk ini masih nampak benar 
dilayar. 
31
3. Medium Shot. 
ditulis ucap : MS. 
Batasan anatomisnya ukuran 
setengah badan, dari ujung rambut 
sampai pinggang / perut. 
Ada juga yang menyebutnya Bush 
Shot. Kegunaannya sama dengan 
MCU. 
Selain untuk menunjukkan ekspresi juga variasi pengambilan 
agar tidak semua shot dalam satu adegan atau totalitas 
sama size shotnya. 
Shot ini juga hanya berpedoman pada obyek manusia atau 
hewan pada posisi tertentu, dan tidak untuk benda mati, 
kecuali patung berbentuk manusia. 
32
4. Knee Shot. 
ditulis ucap : KS. 
Batasan anatomisnya dari ujung 
rambut sampai lutut. 
Penggunaannya juga sama, 
namun pada posisi ini detail 
ekspresi sudah agak sulit 
diperhatikan, mengingat batasan 
anatomisnya pada layar sudah 
agak mengecil dibandingkan 
dengan ketiga jenis shot di atas. 
KS biasanya untuk obyek manusian yang berdiri atau duduk 
pada sebuah kursi roda, dimana batasan kepala dan lutut 
masih terlihat. 
33
5. Full Shot. ditulis ucap : FS. 
Batasan anatomisnya dari ujung 
rambut hingga ujung kaki nampak 
secara keseluruhan. 
Biasanya pada obyek yang 
bergerak baik manusia maupun 
hewan. 
Dapat pula istilah ini digunakan untuk mengambil obyek 
benda mati, seperti FS kursi atau meja dan sebagainya, 
artinya pengambilan batasan gambar atas frame dan 
bawah frame yakni bagian paling atas dari kursi hingga 
kaki kursi. 
34
6. Long Shot. ditulis ucap : LS. 
Batasan anatomisnya 
sama dengan FS, hanya 
pengambilan gambarnya 
lebih melebar sehingga 
obyek yang nampak di 
layar semakin kecil. 
Penggunaan size shot ini untuk memperlihatkan posisi atau 
tempat atau lokasi dimana terdapat obyek manusia, hewan 
berada atau totalitas dari panorama. Long Shot lazim 
digunakan untuk perintah sutradara kepada kamerawan 
dalam mengambil obyek secara totalitas. 
35
7. Extreme Long Shot. ditulis ucap : XLS. 
Batasan ukuran frame-nya semakin luas lagi dari LS. Jadi 
gambar untuk obyeknya semakin mengecil, sehingga untuk 
manusia, bisa seperti sebuah bola di lapangan pertandingan 
sepak bola. 
Type shot XLS pada umumnya digunakan untuk 
menunjukkan ruang secara totalitas atau panoramic shot. 
36
8. Extreme Close Up. Ditulis ucap : XCU. 
Batasan anatomisnya lebih detail, dan cenderung mengambil 
satu bagian anggota tubuh, seperti mata, telinga, hidung, 
telapak tangan, dll. 
Ada juga yang menyebut 
untuk XCU ini dengan Big 
Close Up (BCU). Kedua 
istilah ini memang tidak 
banyak berbeda pada 
tahapan aplikasinya. 
Jadi janganlah menjadi kebingungan buat anda, karena tidak 
jarang komando sutradara untuk menunjukan pada BCU, 
menggunakan XCU. 
37
9. Big Close Up ditulis ucap : BCU. 
Batasan anatomisnya lebih 
lebar dan detail lagi. 
Ada pula orang menggunakan 
istilah BCU ini untuk XCU. 
Namun yang menjadikan 
pedoman BCU lebih condong 
pada komando pengambilan 
gambar satu anatomi manusia 
atau hewan. 
Bisa saja digunakan istilah BCU untuk mata macan yang 
sedang mengincar mangsanya. 
38
10. Tight Close Up. 
Ditulis ucap : TCU. 
Batasan anatomisnya hampir 
sama dengan CU, yaitu batas 
ujung rambut hingga batas leher. 
Istilah TCU ini jarang dipakai 
untuk memberi komanado 
camerawan mengambil shot 
dari obyek manusia untuk 
maksud sebatas leher hingga 
ujung rambut. 
Yang lebih kerap dikapai untuk maksud ini biasanya CU. 
Kegunaannya sama untuk menunjuk pada detail eksperimen 
manusia yang sedang bergaya di depan kamera. 
39
11. Over The Shoulder Shot 
Membingkai gambar dari atas pundak/bahu subyek dalam 
suatu adegan. Ini biasanya digunakan ketika dua atau lebih 
karakter sedang berbicara, karena ini membantu 
membangun hubungan diantara mereka. 
40
Lack of Headroom 
Jangan lupa mempertimbangkan area yang paling penting, 
terutama ketika melakukan framing “close-up shot”. Shot 
kepala yang dipadatkan terlihat pada viewfinder kamera 
tidak terpotong, tapi akan terlihat terpotong (tidak ada 
headroom) pada pesawat penerima (tv set) dirumah-rumah. 
Kurang bagus Bagus 
41
Lack of Looking Room 
Ketika mengambil subyek pada suatu sudut tertentu atau 
dengan profil shot harus diberi ruang pandang/looking 
room untuk mengimbangi daya tarik psykologis yang 
disalurkan oleh pandangan itu. Membuat komposisi 
dengan memberikan sedikit ruang yang lebih luas pada 
arah pandangan membantu menyeimbangkan shot dan 
menyatakan kesan daya tarik visual pada penonton. 
Kurang Bagus Bagus 
42
Gambar televisi merupakan gambar dua dimensi, dimana 
bidang kedalaman (depth) bisa diperoleh melalui 
pengaturan angle kamera, blocking pemain dan elemen 
visual lain yang mendukung produksi (penataan property, 
dekorasi, penataan cahaya, 
Bidang kedalaman dapat diperoleh dengan 
memanfaatkan ; Foreground (latar depan), Middleground 
(latar tengah), dan Background (latar belakang). 
Triangular grouping (pengelompokan segitiga) 
adalah mengorganisasikan elemen-elemen visual 
dalam satu frame menjadi bentuk segitiga, dominasi 
visual yang biasanya muncul pada salah satu titik 
puncak segitiga. 
43
Segi Tiga 
Segi Tiga 
Melengkung 
44
PENULISAN NASKAH PRODUKSI 
Memproduksi suatu acara audio visual dari acara yang paling sederhana 
sampai dengan yang kompleks sekalipun haruslah dilengkapi dengan 
sebuah naskah, sebab naskah merupakan pedoman dasar bagi 
pelaksanaan produksi. 
Fully Script Production 
Naskah yang full page ada bermacam-macam bentuk, tergantung pada 
kemampuan penulis dan kebiasaan yang telah dilakukan. Naskah yang lengkap 
harus mengandung informasi tentang pelaku, lokasi, interior/exterior, waktu 
(pagi/siang/sore/malam), scene/sequence (adegan/babak). Untuk acara 
Entertainment seperti Sinetron, Video clip, Fragmen, dll. 
Semi Script Production 
Naskah yang dipergunakan untuk acara yang bersifat berita. 
45
Prinsip penulisan naskah audio visual meliputi : 
Ide/gagasan, Sasaran Program, Tujuan Program (umum & khusus), Judul 
Program, Menyusun Sinopsis, Treatment/konstruksi, Naskah, Shooting 
Script. 
Ide / Gagasan disebut sebagai asal mula lahirnya sebuah program 
Ide dapat dikatakan konsep pemikiran yang mempunyai kerangka tujuan, 
tapi belum dapat dioperasionalkan 
Ide dapat dikatakan pula sebagai pemikiran yang dipengaruhi oleh 
pengalaman dan lingkungan. 
Sasaran Program : 
Menjelaskan tentang konsumen Anda. Untuk lebih mengefektifkan 
penyampaian pesan, Anda perlu menganalisis sasaran program Anda 
termasuk latar belakang, kemanpuan berbahasa, dan lain sebagainya. 
46
Tujuan Program : 
Rumusan tujuan umum dan tujuan khusus dari program Anda berguna 
sebagai acuan kerja kreatif yang bermakna dan dapat langsung menuju 
sasaran program kreasi Anda pada masyarakat luas. 
Selanjutnya menentukan Judul Program 
Sinopsis 
Sinopsis adalah intisari cerita yang memberikan gambaran tentang isi 
naskah, sehingga dengan membaca sinopsis saja orang sudah dapat 
menilai bagaimanakah cerita tersebut menarik atau tidak menarik. 
Treatment : 
Treatment dikatakan sebagai sebuah kerangka dari sebuah naskah. 
47
ACARA : COMPANY PROFILE 
FORMAT : Dokumenter 
JUDUL : MMTC in The Digital Era 
SASARAN : Masyarakat Umum 
DURASI : 10 menit 
MEDIA : Televisi 
PENGARAH ACARA : Heriyanto 
SEQUENCE II : Mahasiswa dan fasilitas yang dimiliki MMTC. 
Tokoh Peran : Mahasiswa, Dosen dan Staf MMTC 
Isi Pokok Adegan : 1. Studio Televisi 1 
Sto. produksi, Sub kontrol produksi, Master kontrol, 
Chargen, VTR, Komputer animasi, ruang Make up, 
Maintenance, Work shop 1.. 
Properties : Seragam MMTC, Jaket Almamater, dll. 
Waktu : Siang hari 
Suasana : Kesibukan karyawan dan kegiatan mahasiswa. 
Lokasi : Kampus MMTC Yogyakarta 
Peralatan : Kamera ENG (digital), Lampu, TV Monitor, Mikropon, 
Kabet perleng, dll. 48
KONSTRUKSI 
1. Tune Pembuka : Dengan teknik Animasi. 
2. Intro : Suasana Kota Magelang ; 
Candi Borobudur ; 
Kerajinan Pahat Batu di Mungkid; 
I Nyoman sedang Memahat Batu; 
Judul : “Permata Hitam Dari Mungkid”. 
3. Keseharian 
Bapak I Nyoman Alim : Kegiatan sehari-hari sejak pagi hingga malam tiba. 
Narator membacakan narasi ; 
4. I Nyoman Alim M. 
Menjalin Hubungan 
Dengan Lingkungan 
Sekitarnya : I Nyoman Alim M. sedang memberikan bimbingan 
tentang bagaimana memahat batu kepada 
masyarakat sekitarnya; 
I Nyoman Alim M. sedang memahat; 
Murid-murid SD N. Taman Agung IV sedang memahat; 
Narator membacakan narasi. 
5. Penutup : Hasil karya seni pahat batu. 
Tune Penutup Animasi. 
49
Naskah : 
Penulisan Naskah Berita 
Inverted Pyramid Form 
(Bentuk Piramida Terbalik) 
Penulisan Naskah Novel 
Literary Form 
(Bentuk Kesusastraan) 
1 
2 
3 
4 
1 
2 
3 
1. Introduction 
1. Climax atau Lead (Bagian yang sangat penting) 
2. Important supporting facts (Bagian fakta-fakta 
penunjang yang termasuk penting) 
Increasing details (Bagian rincian peristiwa yang 
sedang meningkat 
3. 
4. Minor details (Bagian rincian peristiwa yang lebih 
kecil 
2. Facts ot increasing 
importance 
3. Climax 
50
Penulisan naskah Jurnalistik televisi yang baik 
harus mengandung unsur 5W + 1H, yaitu 
Who, What, When, Where, Why + How. 
Alinea pertama menonjolkan inti peristiwa yang 
fungsinya untuk memperkenalkan berita 
keseluruhannya secara singkat dan cepat. Alinea 
ini disebut Lead. 
Fakta yang paling kuat reader interest-nya, kita 
tonjolkan pada alinea pertama setiap susunan 
berita, apabila perlu benar, boleh juga disambung 
ke alinea kedua. 
51
Shooting Script 
Naskah untuk keperluan pengambilan gambar yang 
merupakan penjabaran dan analisis dari naskah 
lengkap, terdiri dati kolom ; nomor shot, mode/type shot, 
gambar/video, suara/audio (dialog) dan durasi. 
52
WORKSHOP “PRODUKSI AUDIO VISUAL” 
SMK Negeri I WANAREJA Kabupaten CILACAP 
DI SEKOLAH TINGGI MULTI “MMTC” 
YOGYAKARTA 2008 
THE TELEVISION 
PRODUCTION 
CATEGORY: 
FORMAT : 
TITLE : 
SUB TITLE : 
DURATION : 
DIRECTOR : 
PRODUCTION NO : CAMERA OPERATOR : 
TAPE NO : 
CASSETTE NO : RECORDING DATE : 
NO. Model/Tipe Shot Video Audio Duration 
A B C D E 
Program Director, 
( . . . . . . . . . . . . . ) 53
Visualisasi 
adalah pengungkapan ide atau gagasan yang 
dituangkan dalam bentuk tulisan (naskah) diubah 
menjadi bentuk gambar. 
Komposisi 
adalah pengorganisasian elemen-elemen visual 
dalam videospace (frame). Videospace merupakan 
ukuran secara riil bagi penonton televisi dari apa 
yang dilihat dan didengar melalui pesawat televisi. 
Picturization 
adalah penggabungan / pergantian antara gambar 
yang satu dengan gambar lainnya menggunakan alat 
switching desk / vision mixer, sehingga menjadi 
rangkaian gambar yang menarik da mengandung arti. 
54

Más contenido relacionado

La actualidad más candente

Instrument wawancara tv dan melakukan wawancara di lapangan
Instrument wawancara tv dan melakukan wawancara di lapanganInstrument wawancara tv dan melakukan wawancara di lapangan
Instrument wawancara tv dan melakukan wawancara di lapangan
University of Andalas
 

La actualidad más candente (20)

Materi Dasar Videografi.pptx
Materi Dasar Videografi.pptxMateri Dasar Videografi.pptx
Materi Dasar Videografi.pptx
 
5. bentuk naskah produksi
5. bentuk naskah produksi5. bentuk naskah produksi
5. bentuk naskah produksi
 
Komposisi dalam Fotografi
Komposisi dalam Fotografi Komposisi dalam Fotografi
Komposisi dalam Fotografi
 
Ppt editing video
Ppt editing videoPpt editing video
Ppt editing video
 
Cultivation Theory
Cultivation TheoryCultivation Theory
Cultivation Theory
 
Crew atau awak produksi
Crew atau awak produksiCrew atau awak produksi
Crew atau awak produksi
 
Dasar-dasar Dokumenter (2)
Dasar-dasar Dokumenter (2)Dasar-dasar Dokumenter (2)
Dasar-dasar Dokumenter (2)
 
Materi Dasar-Dasar Dokumenter
Materi Dasar-Dasar DokumenterMateri Dasar-Dasar Dokumenter
Materi Dasar-Dasar Dokumenter
 
3. instrumen dan teknik pengumpulan data
3. instrumen dan teknik pengumpulan data3. instrumen dan teknik pengumpulan data
3. instrumen dan teknik pengumpulan data
 
PRODUKSI ACARA BERITA RADIO STRAIGHT & INDEPTH NEWS - MATERI : Treatment , Ru...
PRODUKSI ACARA BERITA RADIO STRAIGHT & INDEPTH NEWS - MATERI : Treatment , Ru...PRODUKSI ACARA BERITA RADIO STRAIGHT & INDEPTH NEWS - MATERI : Treatment , Ru...
PRODUKSI ACARA BERITA RADIO STRAIGHT & INDEPTH NEWS - MATERI : Treatment , Ru...
 
Produksi Audio Radio
Produksi Audio RadioProduksi Audio Radio
Produksi Audio Radio
 
Instrument wawancara tv dan melakukan wawancara di lapangan
Instrument wawancara tv dan melakukan wawancara di lapanganInstrument wawancara tv dan melakukan wawancara di lapangan
Instrument wawancara tv dan melakukan wawancara di lapangan
 
Format berita tv
Format berita tvFormat berita tv
Format berita tv
 
Fotografi Dasar
Fotografi DasarFotografi Dasar
Fotografi Dasar
 
PENULISAN NASKAH FILM
PENULISAN NASKAH FILMPENULISAN NASKAH FILM
PENULISAN NASKAH FILM
 
Materi videografi-success story
Materi videografi-success storyMateri videografi-success story
Materi videografi-success story
 
Materi Teknik Editing video
Materi Teknik Editing videoMateri Teknik Editing video
Materi Teknik Editing video
 
PRAKTIK FEATURE & REPORTASE RTV - MATERI : CONTOH TREATMENT
PRAKTIK FEATURE & REPORTASE RTV - MATERI : CONTOH TREATMENTPRAKTIK FEATURE & REPORTASE RTV - MATERI : CONTOH TREATMENT
PRAKTIK FEATURE & REPORTASE RTV - MATERI : CONTOH TREATMENT
 
JENIS-JENIS FOTOGRAFI
JENIS-JENIS FOTOGRAFIJENIS-JENIS FOTOGRAFI
JENIS-JENIS FOTOGRAFI
 
Perumusan Strategi Media
Perumusan Strategi Media Perumusan Strategi Media
Perumusan Strategi Media
 

Destacado

Power point simulasi visual
Power point simulasi visualPower point simulasi visual
Power point simulasi visual
yastuti480
 
Sistem filsafat pancasila
Sistem filsafat pancasilaSistem filsafat pancasila
Sistem filsafat pancasila
Adrian Ekstrada
 
Dasar teknik pencahayaan
Dasar teknik pencahayaanDasar teknik pencahayaan
Dasar teknik pencahayaan
andrespjh
 
Pengertian bahasa indonesia ilmiah
Pengertian bahasa indonesia ilmiahPengertian bahasa indonesia ilmiah
Pengertian bahasa indonesia ilmiah
tarmizitaher
 

Destacado (20)

Pembuatan media audio visual
Pembuatan media audio visualPembuatan media audio visual
Pembuatan media audio visual
 
Dasar korespondensi bisnis
Dasar korespondensi bisnisDasar korespondensi bisnis
Dasar korespondensi bisnis
 
Prosedur pembuatan media audio visual
Prosedur pembuatan media audio visualProsedur pembuatan media audio visual
Prosedur pembuatan media audio visual
 
Power point simulasi visual
Power point simulasi visualPower point simulasi visual
Power point simulasi visual
 
materi multimedia
materi multimedia materi multimedia
materi multimedia
 
Materi Multimedia(Perakitan Komputer,Sistem Operasi,Jaringan)
Materi Multimedia(Perakitan Komputer,Sistem Operasi,Jaringan)Materi Multimedia(Perakitan Komputer,Sistem Operasi,Jaringan)
Materi Multimedia(Perakitan Komputer,Sistem Operasi,Jaringan)
 
Filsafat pancasila
Filsafat pancasilaFilsafat pancasila
Filsafat pancasila
 
Ragam Bahasa Ilmiah
Ragam Bahasa IlmiahRagam Bahasa Ilmiah
Ragam Bahasa Ilmiah
 
Sistem filsafat pancasila
Sistem filsafat pancasilaSistem filsafat pancasila
Sistem filsafat pancasila
 
Materi Persentasi Multimedia
Materi Persentasi MultimediaMateri Persentasi Multimedia
Materi Persentasi Multimedia
 
Dasar teknik pencahayaan
Dasar teknik pencahayaanDasar teknik pencahayaan
Dasar teknik pencahayaan
 
Kata ilmiah
Kata ilmiahKata ilmiah
Kata ilmiah
 
Ragam bahasa ilmiah
Ragam bahasa ilmiahRagam bahasa ilmiah
Ragam bahasa ilmiah
 
Karakteristik bahasa ilmiah (2)
Karakteristik bahasa ilmiah (2)Karakteristik bahasa ilmiah (2)
Karakteristik bahasa ilmiah (2)
 
Analisia SWOT eKTP seumur hidup
Analisia SWOT  eKTP seumur hidupAnalisia SWOT  eKTP seumur hidup
Analisia SWOT eKTP seumur hidup
 
Perkembangan media pembelajaran audio visual
Perkembangan media pembelajaran audio visualPerkembangan media pembelajaran audio visual
Perkembangan media pembelajaran audio visual
 
Pengertian bahasa indonesia ilmiah
Pengertian bahasa indonesia ilmiahPengertian bahasa indonesia ilmiah
Pengertian bahasa indonesia ilmiah
 
Dasar dasar korespondensi bisnis
Dasar dasar korespondensi bisnisDasar dasar korespondensi bisnis
Dasar dasar korespondensi bisnis
 
Materi Produksi Acara Televisi- Pertemuan ke-3
Materi Produksi Acara Televisi- Pertemuan ke-3Materi Produksi Acara Televisi- Pertemuan ke-3
Materi Produksi Acara Televisi- Pertemuan ke-3
 
Produksi program siaran radio
Produksi program siaran radioProduksi program siaran radio
Produksi program siaran radio
 

Similar a Produksi audio visual

Tahapan dasar pembuatan film power point
Tahapan dasar pembuatan film power pointTahapan dasar pembuatan film power point
Tahapan dasar pembuatan film power point
Rini Suharti
 
Iday hidayat 1001133 media pembelajaran
Iday hidayat 1001133 media pembelajaranIday hidayat 1001133 media pembelajaran
Iday hidayat 1001133 media pembelajaran
Iday Hidayat
 
Iday hidayat 1001133 media pembelajaran
Iday hidayat 1001133 media pembelajaranIday hidayat 1001133 media pembelajaran
Iday hidayat 1001133 media pembelajaran
Iday Hidayat
 
Theo jaka ppt pkn
Theo jaka ppt pknTheo jaka ppt pkn
Theo jaka ppt pkn
rohis
 

Similar a Produksi audio visual (20)

Cara membuat video
Cara membuat videoCara membuat video
Cara membuat video
 
program talk show
program talk showprogram talk show
program talk show
 
01 Alur Proses produksi Multimedia.pptx
01 Alur Proses produksi Multimedia.pptx01 Alur Proses produksi Multimedia.pptx
01 Alur Proses produksi Multimedia.pptx
 
005 gaya camera set-up 1
005 gaya   camera set-up 1005 gaya   camera set-up 1
005 gaya camera set-up 1
 
Laporan produksi
Laporan produksiLaporan produksi
Laporan produksi
 
Deskripsi Editor Film.pdf
Deskripsi Editor Film.pdfDeskripsi Editor Film.pdf
Deskripsi Editor Film.pdf
 
Smartphone Foto & Video Production
Smartphone Foto & Video ProductionSmartphone Foto & Video Production
Smartphone Foto & Video Production
 
INFORMATIKA - FOTO DAN VIDEO DENGAN SMARTPHONE
INFORMATIKA - FOTO DAN VIDEO DENGAN SMARTPHONEINFORMATIKA - FOTO DAN VIDEO DENGAN SMARTPHONE
INFORMATIKA - FOTO DAN VIDEO DENGAN SMARTPHONE
 
Tahapan dasar pembuatan film power point
Tahapan dasar pembuatan film power pointTahapan dasar pembuatan film power point
Tahapan dasar pembuatan film power point
 
Kelompok wilda
Kelompok wildaKelompok wilda
Kelompok wilda
 
Produksi film
Produksi filmProduksi film
Produksi film
 
MANAJEMEN PRODUKSI FILM
MANAJEMEN PRODUKSI FILMMANAJEMEN PRODUKSI FILM
MANAJEMEN PRODUKSI FILM
 
Iday hidayat 1001133 media pembelajaran
Iday hidayat 1001133 media pembelajaranIday hidayat 1001133 media pembelajaran
Iday hidayat 1001133 media pembelajaran
 
Iday hidayat 1001133 media pembelajaran
Iday hidayat 1001133 media pembelajaranIday hidayat 1001133 media pembelajaran
Iday hidayat 1001133 media pembelajaran
 
TIPS MEMBUAT VIDIO PEMBELAJARAN UKIN.pptx
TIPS MEMBUAT VIDIO PEMBELAJARAN UKIN.pptxTIPS MEMBUAT VIDIO PEMBELAJARAN UKIN.pptx
TIPS MEMBUAT VIDIO PEMBELAJARAN UKIN.pptx
 
1
11
1
 
Pengurus production Film Menjadi Manusia
Pengurus production Film Menjadi ManusiaPengurus production Film Menjadi Manusia
Pengurus production Film Menjadi Manusia
 
Theo jaka ppt pkn
Theo jaka ppt pknTheo jaka ppt pkn
Theo jaka ppt pkn
 
2.Teori video-Hertien.pdf
2.Teori video-Hertien.pdf2.Teori video-Hertien.pdf
2.Teori video-Hertien.pdf
 
Sutradara
SutradaraSutradara
Sutradara
 

Más de SMKN 1 WANAREJA - UNIVERSITAS MERCUBUANA

Más de SMKN 1 WANAREJA - UNIVERSITAS MERCUBUANA (13)

Perkembangan Sistem Operasi Microsoft Windows
Perkembangan Sistem Operasi Microsoft WindowsPerkembangan Sistem Operasi Microsoft Windows
Perkembangan Sistem Operasi Microsoft Windows
 
Sejarah Persija
Sejarah PersijaSejarah Persija
Sejarah Persija
 
Perusahaan perorangan (PO)
Perusahaan perorangan (PO)Perusahaan perorangan (PO)
Perusahaan perorangan (PO)
 
Perusahaan dagang
Perusahaan dagangPerusahaan dagang
Perusahaan dagang
 
Mengevaluasi peranan pers dalam masyarakat demokrasi
Mengevaluasi peranan pers dalam masyarakat demokrasiMengevaluasi peranan pers dalam masyarakat demokrasi
Mengevaluasi peranan pers dalam masyarakat demokrasi
 
Menampilkan sikap positif terhadap pancasila sbg ideologi terbuka
Menampilkan sikap positif terhadap pancasila sbg ideologi terbukaMenampilkan sikap positif terhadap pancasila sbg ideologi terbuka
Menampilkan sikap positif terhadap pancasila sbg ideologi terbuka
 
Kenakalan remaja
Kenakalan remajaKenakalan remaja
Kenakalan remaja
 
Desain grafis multimedia
Desain grafis multimediaDesain grafis multimedia
Desain grafis multimedia
 
Dasar otomotif
Dasar otomotifDasar otomotif
Dasar otomotif
 
Dampak globalisasi Materi PKN kelas XII
Dampak globalisasi Materi PKN kelas XIIDampak globalisasi Materi PKN kelas XII
Dampak globalisasi Materi PKN kelas XII
 
CV / Commanditaire vennootschap
CV / Commanditaire vennootschapCV / Commanditaire vennootschap
CV / Commanditaire vennootschap
 
Bagian bagian kendaraan mobil (Detail)
Bagian bagian kendaraan mobil (Detail)Bagian bagian kendaraan mobil (Detail)
Bagian bagian kendaraan mobil (Detail)
 
Pancasila Sebagai Sumber Nilai
Pancasila Sebagai Sumber NilaiPancasila Sebagai Sumber Nilai
Pancasila Sebagai Sumber Nilai
 

Último

bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
AtiAnggiSupriyati
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
ssuser35630b
 
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNSLatsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
dheaprs
 

Último (20)

bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
 
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdfModul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
 
(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx
(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx
(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx
 
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxMODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
 
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING...
PELAKSANAAN  + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY &  WAREHOUSING...PELAKSANAAN  + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY &  WAREHOUSING...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING...
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
 
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
 
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk HidupUT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
 
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNSLatsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
 
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfMAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
 
aksi nyata sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
aksi nyata sosialisasi  Profil Pelajar Pancasila.pdfaksi nyata sosialisasi  Profil Pelajar Pancasila.pdf
aksi nyata sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
 
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfMODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
 

Produksi audio visual

  • 2. Cara Metode Teknik Menciptakan Menambah Kegunaan Sumber2 Produksi 2
  • 3. Produksi adalah segala kegiatan dalam menciptakan dan menambah keguanaan suatu barang atau jasa, untuk kegiatan mana dibutuhkan sumber-sumber produksi. Proses adalah cara, metode dan teknik bagaimana sesungguhnya sumber-sumber yang ada dirubah untuk memperoleh suatu hasil. Proses Produksi adalah cara, metode dan teknik untuk menciptakan atau menambah kegunaan suatu barang/jasa dgn menggunakan sumber-sumber yang ada. 3
  • 4. Televisi Siaran Siaran Televisi Proses Produksi Sumber-Sumber Produksi Tahapan Produksi ( SOP ) 4
  • 5. Sumber-Sumber Produksi Man Material Methode Money Machine Market 6 M Kerabat kerja Ide, Naskah, Pengisi acara Jenis-Jenis Produksi Dana / Anggaran Peralatan Penonton 5
  • 6. Man / Tim Kerja Produksi / Kerabat Kerja 1. Produser / producer 2. Pengarah acara / Program Director / Sutradara 3. Penulis Naskah / Script Writer 4. Pengarah Teknik / Technical Director 5. Operator Kamera / Cameraman 6. Operator Audio / Audioman 7. Penata Cahaya / Lightingman 8. Penyunting/Pemadu Gambar & Suara / Editor 6
  • 7. TIPS MENCIPTAKAN TEAM WORK 1. Kesederajatan : keserajatan bagi anggota tim dengan menghilangkan sikap individu, karena status, gengsi sosial., dll. 2. Kerjasama : 3. Disiplin : tidak ada perasaan bahwa pekerjaan yang ditangani bisa berdiri sendiri tanpa bantuan orang lain. taat dan mematuhi segala peraturan di dalam melaksanakan tugas dan pekerjaan secara bersamaan. 4. Selera yang sama : Penyatuan selera dapat menciptakan seni lebih bervariatif, namun berkesan satu cita rasa. Latar belakang yang berbeda dapat saling mengisi untuk mendukung karya yang positif. 5. Latar yang beda : 6. Satu tujuan : Konsep dan kebersamaan untuk mencapai satu tujuan, walaupun bisa untuk kepentingan yang berbeda. 7
  • 8. MATERIAL / IDE, NASKAH, PENGISI ACARA Ide dapat dikatakan konsep pemikiran yang mempunyai kerangka tujuan. Ide dapat dikatakan pula sebagai pemikiran yang dipengaruhi oleh pengalaman dan lingkungan. Naskah adalah konsep pemikiran yang dikembangkan dan dituangkan dalam bentuk tulisan. Pengisi Acara Performer Artis / Aktor 8
  • 9. Performer adalah seseorang yang bergaya di depan kamera dan muncul di layar kaca atas namanya sendiri. Penyiar/pembawa acara (berita/non berita), juru khotbah, dosen, tokoh masyarakat, dll. Artis/aktor adalah seseorang yang bergaya di depan kamera dan muncul di layar kaca tidak membawakan kepribadiannya sendiri, tetapi membawakan kepribadian orang lain yang memerlukan akting. Penyanyi , pelawak, pemain sinetron, pemain drama, dll. 9
  • 10. METHODE / JENIS PRODUKSI  PENYIARANNYA : 1. Live production 2. Recording production  LOKASI : Di dalam Studio, dan di luar studio,atau gabungan.  KARAKTERISTIK KAMERA : Single camera, dan multi camera  KARAKTERISTIK SOUND : • Live sound production • Playback sound production • Gabungan 10
  • 11. MONEY / ANGGARAN / BIAYA • Financial Oriented perencanaan biaya produksi didasarkan pada keuangan yang ada. • Quality Oriented perencanaan biaya produksi didasarkan pada tuntutan kualitas. 11
  • 12. MACHINE / PERALATAN Studio Produksi Kamera ( EFP = Electronic Field Production ), ( ENG = Electronic News Gathering) Lighting, Vision mixer, Audio mixer, Master control, Telecine, VTR, ATR, Audio dan video monitor, CCU, Mobil Unit Produksi (OB Van), Disel/listrik, Pemancar, dll. 12
  • 13. MARKET / PENONTON / PEMIRSA Heterogen Anonim Bermacam-macam tidak berada dalam satu tempat. Tidak saling kenal, tidak terlembaga, dan perhatiannya terikat pada satu pesan yaitu dari medium yang sama. Memiliki sifat individual yang psycological independent, yang senatiasa berubah-ubah, tidak menentu, bebas berbuat sesuatu, mudah bosan dan mudah terganggu perhatiannya. 13
  • 14. TAHAPAN PRODUKSI ( SOP ) Pre Production Planning Set Up and Rehearsal Production Post Production 14
  • 15. Pre Production Planning 1. Pengembangan konsep a. Penelitian Primer : wawancara langsung dilapangan b. Penelitian Skunder : kepustakaan 2. Menetapkan tujuan dan pendekatan produksi 3. Menulis naskah 4. Pertemuan produksi dengan anggota tim 15
  • 16. Set Up And Rehearsal Set up • Menata dekor, suara, lampu, dll. • Casting Rehearsal / Latihan • Latihan membaca naskah • Latihan Blocking pemain • Latihan Blocking kamera • Gladi bersih 16
  • 17. PRODUCTION Tahapan ini merupakan upaya merubah bentuk naskah menjadi bentuk audio visual, dimana seluruh pendukung dan tim kerja produksi terlibat Pelaksanaan produksi tergantung dari tuntutan naskah, karakter produksi pada umumnya lebih ditentukan tuntutan karakter naskah atau karakteristik acaranya Post Production Capturing, Mixing, Editing, Effects, Evaluation, dll. 17
  • 18. Tahapan Editing A. Offline Editing Menyalin dari rekaman yang asli berdasarkan hasil yang terbaik sesuai dengan catatan perekaman. B. Online Editing Berdasarkan rekaman yang telah di edit dalam tahap off-line, online editing juga mengacu pada EDL (Editing Decision List) Dalam tahap ini editor mengatur segala permintaan dari EDL dan juga memberikan efek-efek termasuk efek suara misalkan colour balancing dan special effect. 18
  • 19. 19 Dalam tahapan post produksi dimungkinkan penanmbahan unsur unsur visual seperti grafik, film atau efek efek lain untuk menghasilkan penyajian yang lebih efektif. Audio tambahan bisa diberikan selama untuk meningkatkan atau memodifikasi alur suara yang telah ada agar lebih hidup. Dengan demikian tahap ini dapat dikatakan sebagai tahap untuk penyempurnaan hasil produksi, seperti credit title, mixing, insert, editing, sound effect dan evaluasi hasil produksi
  • 20. Aba-aba dalam pelaksanaan produksi yang harus dilakukan oleh seorang Pengarah Acara / Sutradara kepada anggota tim produksi (dengan menggunakan single camera) Siapa dan Apa Cameraman menjawab Cameraman Stand by / siap Stand by Cameraman Cameraman Record Cut Running Okey cut 20
  • 21. TATA ISTILAH DALAM PENGAMBILAN GAMBAR • Memiliki bahasa tersendiri dalam berkomunikasi • Diformulasikan secara internasional • Peristilahannya memiliki makna universal • Peristilahan itu harus benar-benar dipahami guna kebutuhan komunikasi 21
  • 22. STANDARISASI UKURAN GAMBAR Standarisasi ukuran / pengambilan gambar biasanya menggunakan obyek manusia dengan berbagai variasi dan penempatan kamera, dikenal dengan istilah : One Shot Two Shot Three Shot Group Shot Pedoman ini seyogyanya dimengerti dan dipahami dahulu sebelum kita masuk pada peristilahan yang berkaitan dengan jenis-jenis shot. 22
  • 27. Artinya baik One Shot hingga Group Shot adalah petunjuk perintah dari seorang sutradara kepada kamerawan akan keinginannya menentukan obyek manusia yang berada di depan kamera. Bisa jadi orang yang banyak bergaya di depan kamera itu, tidak semuanya ingin ditampilkan pada satu keutuhan pengambilan gambar. Sehingga One Shot pun bisa saja dikomandokan untuk maksud tertentu, khususnya yang berkaitan dengan kebutuhan pengambilan gambar dalam setiap shot. Yang tidak mungkin adalah perintah pengambilan gambar Group Shot, sementara obyek manusia yang ada di depan kamera hanya seorang diri. 27
  • 28. JENIS-JENIS SHOT Jenis-jenis shot untuk televisi berbeda dengan yang lazim digunakan di kalangan orang-orang film dan fotografer. Namun perbedaan ini bukanlah yang prinsip, karena maksud dan size shot yang dikehendaki tidak jauh berbeda, mengingat pedoman dari jenis-jenis shot sumbernya sama. Jenis-jenis shot harus dijadikan pedoman dalam pengambilan gambar oleh seorang pengarah acara dan sutradara 28
  • 29. 29
  • 30. 1. Close Up. ditulis ucap : CU Batasan anatomisnya dari ujung rambut hingga leher. Sedangkan penggunannya adalah untuk menunjukkan ekspresi dari wajah pelaku yang berada dalam layar atau yang berada di depan kamera. Jenis Shot ini penggunaannya juga dibutuhkan untuk menunjukkan detail dari sebuah benda atau obyek sehingga penonton dituntut untuk melihat benda atau obyek yang diingintampilkan sehingga memberikan informasi kepada pemirsa tentang sesuatu yang memang harus dilihat atau diketahui. 30
  • 31. 2. Medium Close Up. ditulis ucap : MCU. Batasan anatomisnya dari ujung rambut hingga bahu. Istilah ini hanya digunakan untuk menunjuk pada jenis shot dari manusia atau obyek lain yang memang memiliki anatomis sebagaimana lazimnya manusia. Jadi tidak ada ucapan MCU untuk sebuah kursi, meja, rumah dan sebagainya. Tapi ada MCU untuk hewan sekalipun hal ini terbatas kelaziman perintah atau komandonya. MCU juga biasa digunakan untuk menunjukkan ekspresi seseorang, karena size shot untuk ini masih nampak benar dilayar. 31
  • 32. 3. Medium Shot. ditulis ucap : MS. Batasan anatomisnya ukuran setengah badan, dari ujung rambut sampai pinggang / perut. Ada juga yang menyebutnya Bush Shot. Kegunaannya sama dengan MCU. Selain untuk menunjukkan ekspresi juga variasi pengambilan agar tidak semua shot dalam satu adegan atau totalitas sama size shotnya. Shot ini juga hanya berpedoman pada obyek manusia atau hewan pada posisi tertentu, dan tidak untuk benda mati, kecuali patung berbentuk manusia. 32
  • 33. 4. Knee Shot. ditulis ucap : KS. Batasan anatomisnya dari ujung rambut sampai lutut. Penggunaannya juga sama, namun pada posisi ini detail ekspresi sudah agak sulit diperhatikan, mengingat batasan anatomisnya pada layar sudah agak mengecil dibandingkan dengan ketiga jenis shot di atas. KS biasanya untuk obyek manusian yang berdiri atau duduk pada sebuah kursi roda, dimana batasan kepala dan lutut masih terlihat. 33
  • 34. 5. Full Shot. ditulis ucap : FS. Batasan anatomisnya dari ujung rambut hingga ujung kaki nampak secara keseluruhan. Biasanya pada obyek yang bergerak baik manusia maupun hewan. Dapat pula istilah ini digunakan untuk mengambil obyek benda mati, seperti FS kursi atau meja dan sebagainya, artinya pengambilan batasan gambar atas frame dan bawah frame yakni bagian paling atas dari kursi hingga kaki kursi. 34
  • 35. 6. Long Shot. ditulis ucap : LS. Batasan anatomisnya sama dengan FS, hanya pengambilan gambarnya lebih melebar sehingga obyek yang nampak di layar semakin kecil. Penggunaan size shot ini untuk memperlihatkan posisi atau tempat atau lokasi dimana terdapat obyek manusia, hewan berada atau totalitas dari panorama. Long Shot lazim digunakan untuk perintah sutradara kepada kamerawan dalam mengambil obyek secara totalitas. 35
  • 36. 7. Extreme Long Shot. ditulis ucap : XLS. Batasan ukuran frame-nya semakin luas lagi dari LS. Jadi gambar untuk obyeknya semakin mengecil, sehingga untuk manusia, bisa seperti sebuah bola di lapangan pertandingan sepak bola. Type shot XLS pada umumnya digunakan untuk menunjukkan ruang secara totalitas atau panoramic shot. 36
  • 37. 8. Extreme Close Up. Ditulis ucap : XCU. Batasan anatomisnya lebih detail, dan cenderung mengambil satu bagian anggota tubuh, seperti mata, telinga, hidung, telapak tangan, dll. Ada juga yang menyebut untuk XCU ini dengan Big Close Up (BCU). Kedua istilah ini memang tidak banyak berbeda pada tahapan aplikasinya. Jadi janganlah menjadi kebingungan buat anda, karena tidak jarang komando sutradara untuk menunjukan pada BCU, menggunakan XCU. 37
  • 38. 9. Big Close Up ditulis ucap : BCU. Batasan anatomisnya lebih lebar dan detail lagi. Ada pula orang menggunakan istilah BCU ini untuk XCU. Namun yang menjadikan pedoman BCU lebih condong pada komando pengambilan gambar satu anatomi manusia atau hewan. Bisa saja digunakan istilah BCU untuk mata macan yang sedang mengincar mangsanya. 38
  • 39. 10. Tight Close Up. Ditulis ucap : TCU. Batasan anatomisnya hampir sama dengan CU, yaitu batas ujung rambut hingga batas leher. Istilah TCU ini jarang dipakai untuk memberi komanado camerawan mengambil shot dari obyek manusia untuk maksud sebatas leher hingga ujung rambut. Yang lebih kerap dikapai untuk maksud ini biasanya CU. Kegunaannya sama untuk menunjuk pada detail eksperimen manusia yang sedang bergaya di depan kamera. 39
  • 40. 11. Over The Shoulder Shot Membingkai gambar dari atas pundak/bahu subyek dalam suatu adegan. Ini biasanya digunakan ketika dua atau lebih karakter sedang berbicara, karena ini membantu membangun hubungan diantara mereka. 40
  • 41. Lack of Headroom Jangan lupa mempertimbangkan area yang paling penting, terutama ketika melakukan framing “close-up shot”. Shot kepala yang dipadatkan terlihat pada viewfinder kamera tidak terpotong, tapi akan terlihat terpotong (tidak ada headroom) pada pesawat penerima (tv set) dirumah-rumah. Kurang bagus Bagus 41
  • 42. Lack of Looking Room Ketika mengambil subyek pada suatu sudut tertentu atau dengan profil shot harus diberi ruang pandang/looking room untuk mengimbangi daya tarik psykologis yang disalurkan oleh pandangan itu. Membuat komposisi dengan memberikan sedikit ruang yang lebih luas pada arah pandangan membantu menyeimbangkan shot dan menyatakan kesan daya tarik visual pada penonton. Kurang Bagus Bagus 42
  • 43. Gambar televisi merupakan gambar dua dimensi, dimana bidang kedalaman (depth) bisa diperoleh melalui pengaturan angle kamera, blocking pemain dan elemen visual lain yang mendukung produksi (penataan property, dekorasi, penataan cahaya, Bidang kedalaman dapat diperoleh dengan memanfaatkan ; Foreground (latar depan), Middleground (latar tengah), dan Background (latar belakang). Triangular grouping (pengelompokan segitiga) adalah mengorganisasikan elemen-elemen visual dalam satu frame menjadi bentuk segitiga, dominasi visual yang biasanya muncul pada salah satu titik puncak segitiga. 43
  • 44. Segi Tiga Segi Tiga Melengkung 44
  • 45. PENULISAN NASKAH PRODUKSI Memproduksi suatu acara audio visual dari acara yang paling sederhana sampai dengan yang kompleks sekalipun haruslah dilengkapi dengan sebuah naskah, sebab naskah merupakan pedoman dasar bagi pelaksanaan produksi. Fully Script Production Naskah yang full page ada bermacam-macam bentuk, tergantung pada kemampuan penulis dan kebiasaan yang telah dilakukan. Naskah yang lengkap harus mengandung informasi tentang pelaku, lokasi, interior/exterior, waktu (pagi/siang/sore/malam), scene/sequence (adegan/babak). Untuk acara Entertainment seperti Sinetron, Video clip, Fragmen, dll. Semi Script Production Naskah yang dipergunakan untuk acara yang bersifat berita. 45
  • 46. Prinsip penulisan naskah audio visual meliputi : Ide/gagasan, Sasaran Program, Tujuan Program (umum & khusus), Judul Program, Menyusun Sinopsis, Treatment/konstruksi, Naskah, Shooting Script. Ide / Gagasan disebut sebagai asal mula lahirnya sebuah program Ide dapat dikatakan konsep pemikiran yang mempunyai kerangka tujuan, tapi belum dapat dioperasionalkan Ide dapat dikatakan pula sebagai pemikiran yang dipengaruhi oleh pengalaman dan lingkungan. Sasaran Program : Menjelaskan tentang konsumen Anda. Untuk lebih mengefektifkan penyampaian pesan, Anda perlu menganalisis sasaran program Anda termasuk latar belakang, kemanpuan berbahasa, dan lain sebagainya. 46
  • 47. Tujuan Program : Rumusan tujuan umum dan tujuan khusus dari program Anda berguna sebagai acuan kerja kreatif yang bermakna dan dapat langsung menuju sasaran program kreasi Anda pada masyarakat luas. Selanjutnya menentukan Judul Program Sinopsis Sinopsis adalah intisari cerita yang memberikan gambaran tentang isi naskah, sehingga dengan membaca sinopsis saja orang sudah dapat menilai bagaimanakah cerita tersebut menarik atau tidak menarik. Treatment : Treatment dikatakan sebagai sebuah kerangka dari sebuah naskah. 47
  • 48. ACARA : COMPANY PROFILE FORMAT : Dokumenter JUDUL : MMTC in The Digital Era SASARAN : Masyarakat Umum DURASI : 10 menit MEDIA : Televisi PENGARAH ACARA : Heriyanto SEQUENCE II : Mahasiswa dan fasilitas yang dimiliki MMTC. Tokoh Peran : Mahasiswa, Dosen dan Staf MMTC Isi Pokok Adegan : 1. Studio Televisi 1 Sto. produksi, Sub kontrol produksi, Master kontrol, Chargen, VTR, Komputer animasi, ruang Make up, Maintenance, Work shop 1.. Properties : Seragam MMTC, Jaket Almamater, dll. Waktu : Siang hari Suasana : Kesibukan karyawan dan kegiatan mahasiswa. Lokasi : Kampus MMTC Yogyakarta Peralatan : Kamera ENG (digital), Lampu, TV Monitor, Mikropon, Kabet perleng, dll. 48
  • 49. KONSTRUKSI 1. Tune Pembuka : Dengan teknik Animasi. 2. Intro : Suasana Kota Magelang ; Candi Borobudur ; Kerajinan Pahat Batu di Mungkid; I Nyoman sedang Memahat Batu; Judul : “Permata Hitam Dari Mungkid”. 3. Keseharian Bapak I Nyoman Alim : Kegiatan sehari-hari sejak pagi hingga malam tiba. Narator membacakan narasi ; 4. I Nyoman Alim M. Menjalin Hubungan Dengan Lingkungan Sekitarnya : I Nyoman Alim M. sedang memberikan bimbingan tentang bagaimana memahat batu kepada masyarakat sekitarnya; I Nyoman Alim M. sedang memahat; Murid-murid SD N. Taman Agung IV sedang memahat; Narator membacakan narasi. 5. Penutup : Hasil karya seni pahat batu. Tune Penutup Animasi. 49
  • 50. Naskah : Penulisan Naskah Berita Inverted Pyramid Form (Bentuk Piramida Terbalik) Penulisan Naskah Novel Literary Form (Bentuk Kesusastraan) 1 2 3 4 1 2 3 1. Introduction 1. Climax atau Lead (Bagian yang sangat penting) 2. Important supporting facts (Bagian fakta-fakta penunjang yang termasuk penting) Increasing details (Bagian rincian peristiwa yang sedang meningkat 3. 4. Minor details (Bagian rincian peristiwa yang lebih kecil 2. Facts ot increasing importance 3. Climax 50
  • 51. Penulisan naskah Jurnalistik televisi yang baik harus mengandung unsur 5W + 1H, yaitu Who, What, When, Where, Why + How. Alinea pertama menonjolkan inti peristiwa yang fungsinya untuk memperkenalkan berita keseluruhannya secara singkat dan cepat. Alinea ini disebut Lead. Fakta yang paling kuat reader interest-nya, kita tonjolkan pada alinea pertama setiap susunan berita, apabila perlu benar, boleh juga disambung ke alinea kedua. 51
  • 52. Shooting Script Naskah untuk keperluan pengambilan gambar yang merupakan penjabaran dan analisis dari naskah lengkap, terdiri dati kolom ; nomor shot, mode/type shot, gambar/video, suara/audio (dialog) dan durasi. 52
  • 53. WORKSHOP “PRODUKSI AUDIO VISUAL” SMK Negeri I WANAREJA Kabupaten CILACAP DI SEKOLAH TINGGI MULTI “MMTC” YOGYAKARTA 2008 THE TELEVISION PRODUCTION CATEGORY: FORMAT : TITLE : SUB TITLE : DURATION : DIRECTOR : PRODUCTION NO : CAMERA OPERATOR : TAPE NO : CASSETTE NO : RECORDING DATE : NO. Model/Tipe Shot Video Audio Duration A B C D E Program Director, ( . . . . . . . . . . . . . ) 53
  • 54. Visualisasi adalah pengungkapan ide atau gagasan yang dituangkan dalam bentuk tulisan (naskah) diubah menjadi bentuk gambar. Komposisi adalah pengorganisasian elemen-elemen visual dalam videospace (frame). Videospace merupakan ukuran secara riil bagi penonton televisi dari apa yang dilihat dan didengar melalui pesawat televisi. Picturization adalah penggabungan / pergantian antara gambar yang satu dengan gambar lainnya menggunakan alat switching desk / vision mixer, sehingga menjadi rangkaian gambar yang menarik da mengandung arti. 54