Dokumen tersebut membahas proses produksi siaran televisi, mulai dari sumber-sumber produksinya seperti manusia, ide, peralatan, dana, hingga tahapan produksinya seperti perencanaan, persiapan, produksi, hingga pascaproduksi. Dibahas pula jenis-jenis pengambilan gambar atau shot yang sering digunakan dalam produksi siaran televisi.
3. Produksi adalah segala kegiatan dalam menciptakan
dan menambah keguanaan suatu barang atau jasa, untuk
kegiatan mana dibutuhkan sumber-sumber produksi.
Proses adalah cara, metode dan teknik bagaimana
sesungguhnya sumber-sumber yang ada dirubah untuk
memperoleh suatu hasil.
Proses Produksi adalah cara, metode dan teknik untuk
menciptakan atau menambah kegunaan suatu barang/jasa
dgn menggunakan sumber-sumber yang ada.
3
4. Televisi Siaran Siaran Televisi
Proses Produksi
Sumber-Sumber Produksi Tahapan Produksi
( SOP )
4
5. Sumber-Sumber Produksi
Man
Material
Methode
Money
Machine
Market
6 M
Kerabat kerja
Ide, Naskah,
Pengisi acara
Jenis-Jenis Produksi
Dana / Anggaran
Peralatan
Penonton
5
6. Man / Tim Kerja Produksi / Kerabat Kerja
1. Produser / producer
2. Pengarah acara / Program Director / Sutradara
3. Penulis Naskah / Script Writer
4. Pengarah Teknik / Technical Director
5. Operator Kamera / Cameraman
6. Operator Audio / Audioman
7. Penata Cahaya / Lightingman
8. Penyunting/Pemadu Gambar & Suara / Editor
6
7. TIPS MENCIPTAKAN TEAM WORK
1. Kesederajatan : keserajatan bagi anggota tim dengan menghilangkan
sikap individu, karena status, gengsi sosial., dll.
2. Kerjasama :
3. Disiplin :
tidak ada perasaan bahwa pekerjaan yang ditangani bisa berdiri
sendiri tanpa bantuan orang lain.
taat dan mematuhi segala peraturan di dalam melaksanakan tugas
dan pekerjaan secara bersamaan.
4. Selera yang sama : Penyatuan selera dapat menciptakan seni lebih
bervariatif, namun berkesan satu cita rasa.
Latar belakang yang berbeda dapat saling mengisi
untuk mendukung karya yang positif.
5. Latar yang beda :
6. Satu tujuan : Konsep dan kebersamaan untuk mencapai satu tujuan,
walaupun bisa untuk kepentingan yang berbeda.
7
8. MATERIAL / IDE, NASKAH, PENGISI
ACARA
Ide dapat dikatakan konsep pemikiran yang mempunyai
kerangka tujuan.
Ide dapat dikatakan pula sebagai pemikiran yang
dipengaruhi oleh pengalaman dan lingkungan.
Naskah adalah konsep pemikiran yang
dikembangkan dan dituangkan dalam bentuk tulisan.
Pengisi Acara
Performer
Artis / Aktor
8
9. Performer adalah seseorang yang bergaya di depan
kamera dan muncul di layar kaca atas namanya sendiri.
Penyiar/pembawa acara (berita/non berita), juru
khotbah, dosen, tokoh masyarakat, dll.
Artis/aktor adalah seseorang yang bergaya di depan
kamera dan muncul di layar kaca tidak membawakan
kepribadiannya sendiri, tetapi membawakan
kepribadian orang lain yang memerlukan akting.
Penyanyi , pelawak, pemain sinetron,
pemain drama, dll.
9
10. METHODE / JENIS PRODUKSI
PENYIARANNYA :
1. Live production
2. Recording production
LOKASI : Di dalam Studio, dan di luar studio,atau gabungan.
KARAKTERISTIK KAMERA : Single camera, dan multi camera
KARAKTERISTIK SOUND :
• Live sound production
• Playback sound production
• Gabungan
10
11. MONEY / ANGGARAN / BIAYA
• Financial Oriented perencanaan biaya produksi
didasarkan pada keuangan yang ada.
• Quality Oriented perencanaan biaya produksi
didasarkan pada tuntutan kualitas.
11
12. MACHINE / PERALATAN
Studio Produksi
Kamera ( EFP = Electronic Field Production ),
( ENG = Electronic News Gathering)
Lighting, Vision mixer, Audio mixer, Master control,
Telecine, VTR, ATR, Audio dan video monitor,
CCU, Mobil Unit Produksi (OB Van), Disel/listrik,
Pemancar, dll.
12
13. MARKET / PENONTON / PEMIRSA
Heterogen Anonim
Bermacam-macam
tidak
berada dalam
satu tempat.
Tidak saling kenal,
tidak terlembaga,
dan perhatiannya
terikat pada satu
pesan yaitu dari
medium yang sama.
Memiliki sifat individual yang psycological independent,
yang senatiasa berubah-ubah, tidak menentu, bebas
berbuat sesuatu, mudah bosan dan mudah terganggu
perhatiannya.
13
14. TAHAPAN PRODUKSI
( SOP )
Pre Production Planning
Set Up and Rehearsal
Production
Post Production
14
15. Pre Production Planning
1. Pengembangan konsep
a. Penelitian Primer : wawancara langsung
dilapangan
b. Penelitian Skunder : kepustakaan
2. Menetapkan tujuan dan pendekatan produksi
3. Menulis naskah
4. Pertemuan produksi dengan anggota tim
15
16. Set Up And Rehearsal
Set up
• Menata dekor, suara, lampu, dll.
• Casting
Rehearsal / Latihan
• Latihan membaca naskah
• Latihan Blocking pemain
• Latihan Blocking kamera
• Gladi bersih
16
17. PRODUCTION
Tahapan ini merupakan upaya merubah bentuk naskah
menjadi bentuk audio visual, dimana seluruh pendukung
dan tim kerja produksi terlibat
Pelaksanaan produksi tergantung dari tuntutan naskah,
karakter produksi pada umumnya lebih ditentukan
tuntutan karakter naskah atau karakteristik acaranya
Post Production
Capturing, Mixing, Editing, Effects, Evaluation, dll.
17
18. Tahapan Editing
A. Offline Editing
Menyalin dari rekaman yang asli berdasarkan hasil yang
terbaik sesuai dengan catatan perekaman.
B. Online Editing
Berdasarkan rekaman yang telah di edit dalam tahap off-line,
online editing juga mengacu pada EDL (Editing
Decision List)
Dalam tahap ini editor mengatur segala permintaan dari
EDL dan juga memberikan efek-efek termasuk efek
suara misalkan colour balancing dan special effect.
18
19. 19
Dalam tahapan post produksi dimungkinkan
penanmbahan unsur unsur visual seperti grafik, film
atau efek efek lain untuk menghasilkan penyajian
yang lebih efektif.
Audio tambahan bisa diberikan selama untuk
meningkatkan atau memodifikasi alur suara yang telah
ada agar lebih hidup.
Dengan demikian tahap ini dapat dikatakan sebagai
tahap untuk penyempurnaan hasil produksi, seperti
credit title, mixing, insert, editing, sound effect dan
evaluasi hasil produksi
20. Aba-aba dalam pelaksanaan produksi yang harus
dilakukan oleh seorang Pengarah Acara /
Sutradara kepada anggota tim produksi (dengan
menggunakan single camera)
Siapa dan Apa
Cameraman
menjawab
Cameraman Stand by / siap Stand by
Cameraman
Cameraman
Record
Cut
Running
Okey cut
20
21. TATA ISTILAH DALAM PENGAMBILAN GAMBAR
• Memiliki bahasa tersendiri dalam berkomunikasi
• Diformulasikan secara internasional
• Peristilahannya memiliki makna universal
• Peristilahan itu harus benar-benar dipahami
guna kebutuhan komunikasi
21
22. STANDARISASI UKURAN GAMBAR
Standarisasi ukuran / pengambilan gambar
biasanya menggunakan obyek manusia dengan
berbagai variasi dan penempatan kamera, dikenal
dengan istilah :
One Shot Two Shot Three Shot Group Shot
Pedoman ini seyogyanya dimengerti dan dipahami
dahulu sebelum kita masuk pada peristilahan yang
berkaitan dengan jenis-jenis shot.
22
27. Artinya baik One Shot hingga Group Shot adalah
petunjuk perintah dari seorang sutradara kepada
kamerawan akan keinginannya menentukan obyek
manusia yang berada di depan kamera.
Bisa jadi orang yang banyak bergaya di depan
kamera itu, tidak semuanya ingin ditampilkan
pada satu keutuhan pengambilan gambar.
Sehingga One Shot pun bisa saja dikomandokan
untuk maksud tertentu, khususnya yang berkaitan
dengan kebutuhan pengambilan gambar dalam
setiap shot.
Yang tidak mungkin adalah perintah pengambilan
gambar Group Shot, sementara obyek manusia yang
ada di depan kamera hanya seorang diri.
27
28. JENIS-JENIS SHOT
Jenis-jenis shot untuk televisi berbeda dengan yang
lazim digunakan di kalangan orang-orang film dan
fotografer.
Namun perbedaan ini bukanlah yang prinsip, karena
maksud dan size shot yang dikehendaki tidak jauh
berbeda, mengingat pedoman dari jenis-jenis shot
sumbernya sama.
Jenis-jenis shot harus dijadikan pedoman dalam
pengambilan gambar oleh seorang pengarah acara
dan sutradara
28
30. 1. Close Up. ditulis ucap : CU
Batasan anatomisnya dari ujung
rambut hingga leher.
Sedangkan penggunannya
adalah untuk menunjukkan
ekspresi dari wajah pelaku yang
berada dalam layar atau yang
berada di depan kamera.
Jenis Shot ini penggunaannya juga dibutuhkan untuk
menunjukkan detail dari sebuah benda atau obyek sehingga
penonton dituntut untuk melihat benda atau obyek yang
diingintampilkan sehingga memberikan informasi kepada
pemirsa tentang sesuatu yang memang harus dilihat atau
diketahui.
30
31. 2. Medium Close Up.
ditulis ucap : MCU.
Batasan anatomisnya dari ujung
rambut hingga bahu.
Istilah ini hanya digunakan untuk
menunjuk pada jenis shot dari
manusia atau obyek lain yang
memang memiliki anatomis
sebagaimana lazimnya manusia.
Jadi tidak ada ucapan MCU untuk sebuah kursi, meja, rumah
dan sebagainya. Tapi ada MCU untuk hewan sekalipun hal ini
terbatas kelaziman perintah atau komandonya.
MCU juga biasa digunakan untuk menunjukkan ekspresi
seseorang, karena size shot untuk ini masih nampak benar
dilayar.
31
32. 3. Medium Shot.
ditulis ucap : MS.
Batasan anatomisnya ukuran
setengah badan, dari ujung rambut
sampai pinggang / perut.
Ada juga yang menyebutnya Bush
Shot. Kegunaannya sama dengan
MCU.
Selain untuk menunjukkan ekspresi juga variasi pengambilan
agar tidak semua shot dalam satu adegan atau totalitas
sama size shotnya.
Shot ini juga hanya berpedoman pada obyek manusia atau
hewan pada posisi tertentu, dan tidak untuk benda mati,
kecuali patung berbentuk manusia.
32
33. 4. Knee Shot.
ditulis ucap : KS.
Batasan anatomisnya dari ujung
rambut sampai lutut.
Penggunaannya juga sama,
namun pada posisi ini detail
ekspresi sudah agak sulit
diperhatikan, mengingat batasan
anatomisnya pada layar sudah
agak mengecil dibandingkan
dengan ketiga jenis shot di atas.
KS biasanya untuk obyek manusian yang berdiri atau duduk
pada sebuah kursi roda, dimana batasan kepala dan lutut
masih terlihat.
33
34. 5. Full Shot. ditulis ucap : FS.
Batasan anatomisnya dari ujung
rambut hingga ujung kaki nampak
secara keseluruhan.
Biasanya pada obyek yang
bergerak baik manusia maupun
hewan.
Dapat pula istilah ini digunakan untuk mengambil obyek
benda mati, seperti FS kursi atau meja dan sebagainya,
artinya pengambilan batasan gambar atas frame dan
bawah frame yakni bagian paling atas dari kursi hingga
kaki kursi.
34
35. 6. Long Shot. ditulis ucap : LS.
Batasan anatomisnya
sama dengan FS, hanya
pengambilan gambarnya
lebih melebar sehingga
obyek yang nampak di
layar semakin kecil.
Penggunaan size shot ini untuk memperlihatkan posisi atau
tempat atau lokasi dimana terdapat obyek manusia, hewan
berada atau totalitas dari panorama. Long Shot lazim
digunakan untuk perintah sutradara kepada kamerawan
dalam mengambil obyek secara totalitas.
35
36. 7. Extreme Long Shot. ditulis ucap : XLS.
Batasan ukuran frame-nya semakin luas lagi dari LS. Jadi
gambar untuk obyeknya semakin mengecil, sehingga untuk
manusia, bisa seperti sebuah bola di lapangan pertandingan
sepak bola.
Type shot XLS pada umumnya digunakan untuk
menunjukkan ruang secara totalitas atau panoramic shot.
36
37. 8. Extreme Close Up. Ditulis ucap : XCU.
Batasan anatomisnya lebih detail, dan cenderung mengambil
satu bagian anggota tubuh, seperti mata, telinga, hidung,
telapak tangan, dll.
Ada juga yang menyebut
untuk XCU ini dengan Big
Close Up (BCU). Kedua
istilah ini memang tidak
banyak berbeda pada
tahapan aplikasinya.
Jadi janganlah menjadi kebingungan buat anda, karena tidak
jarang komando sutradara untuk menunjukan pada BCU,
menggunakan XCU.
37
38. 9. Big Close Up ditulis ucap : BCU.
Batasan anatomisnya lebih
lebar dan detail lagi.
Ada pula orang menggunakan
istilah BCU ini untuk XCU.
Namun yang menjadikan
pedoman BCU lebih condong
pada komando pengambilan
gambar satu anatomi manusia
atau hewan.
Bisa saja digunakan istilah BCU untuk mata macan yang
sedang mengincar mangsanya.
38
39. 10. Tight Close Up.
Ditulis ucap : TCU.
Batasan anatomisnya hampir
sama dengan CU, yaitu batas
ujung rambut hingga batas leher.
Istilah TCU ini jarang dipakai
untuk memberi komanado
camerawan mengambil shot
dari obyek manusia untuk
maksud sebatas leher hingga
ujung rambut.
Yang lebih kerap dikapai untuk maksud ini biasanya CU.
Kegunaannya sama untuk menunjuk pada detail eksperimen
manusia yang sedang bergaya di depan kamera.
39
40. 11. Over The Shoulder Shot
Membingkai gambar dari atas pundak/bahu subyek dalam
suatu adegan. Ini biasanya digunakan ketika dua atau lebih
karakter sedang berbicara, karena ini membantu
membangun hubungan diantara mereka.
40
41. Lack of Headroom
Jangan lupa mempertimbangkan area yang paling penting,
terutama ketika melakukan framing “close-up shot”. Shot
kepala yang dipadatkan terlihat pada viewfinder kamera
tidak terpotong, tapi akan terlihat terpotong (tidak ada
headroom) pada pesawat penerima (tv set) dirumah-rumah.
Kurang bagus Bagus
41
42. Lack of Looking Room
Ketika mengambil subyek pada suatu sudut tertentu atau
dengan profil shot harus diberi ruang pandang/looking
room untuk mengimbangi daya tarik psykologis yang
disalurkan oleh pandangan itu. Membuat komposisi
dengan memberikan sedikit ruang yang lebih luas pada
arah pandangan membantu menyeimbangkan shot dan
menyatakan kesan daya tarik visual pada penonton.
Kurang Bagus Bagus
42
43. Gambar televisi merupakan gambar dua dimensi, dimana
bidang kedalaman (depth) bisa diperoleh melalui
pengaturan angle kamera, blocking pemain dan elemen
visual lain yang mendukung produksi (penataan property,
dekorasi, penataan cahaya,
Bidang kedalaman dapat diperoleh dengan
memanfaatkan ; Foreground (latar depan), Middleground
(latar tengah), dan Background (latar belakang).
Triangular grouping (pengelompokan segitiga)
adalah mengorganisasikan elemen-elemen visual
dalam satu frame menjadi bentuk segitiga, dominasi
visual yang biasanya muncul pada salah satu titik
puncak segitiga.
43
45. PENULISAN NASKAH PRODUKSI
Memproduksi suatu acara audio visual dari acara yang paling sederhana
sampai dengan yang kompleks sekalipun haruslah dilengkapi dengan
sebuah naskah, sebab naskah merupakan pedoman dasar bagi
pelaksanaan produksi.
Fully Script Production
Naskah yang full page ada bermacam-macam bentuk, tergantung pada
kemampuan penulis dan kebiasaan yang telah dilakukan. Naskah yang lengkap
harus mengandung informasi tentang pelaku, lokasi, interior/exterior, waktu
(pagi/siang/sore/malam), scene/sequence (adegan/babak). Untuk acara
Entertainment seperti Sinetron, Video clip, Fragmen, dll.
Semi Script Production
Naskah yang dipergunakan untuk acara yang bersifat berita.
45
46. Prinsip penulisan naskah audio visual meliputi :
Ide/gagasan, Sasaran Program, Tujuan Program (umum & khusus), Judul
Program, Menyusun Sinopsis, Treatment/konstruksi, Naskah, Shooting
Script.
Ide / Gagasan disebut sebagai asal mula lahirnya sebuah program
Ide dapat dikatakan konsep pemikiran yang mempunyai kerangka tujuan,
tapi belum dapat dioperasionalkan
Ide dapat dikatakan pula sebagai pemikiran yang dipengaruhi oleh
pengalaman dan lingkungan.
Sasaran Program :
Menjelaskan tentang konsumen Anda. Untuk lebih mengefektifkan
penyampaian pesan, Anda perlu menganalisis sasaran program Anda
termasuk latar belakang, kemanpuan berbahasa, dan lain sebagainya.
46
47. Tujuan Program :
Rumusan tujuan umum dan tujuan khusus dari program Anda berguna
sebagai acuan kerja kreatif yang bermakna dan dapat langsung menuju
sasaran program kreasi Anda pada masyarakat luas.
Selanjutnya menentukan Judul Program
Sinopsis
Sinopsis adalah intisari cerita yang memberikan gambaran tentang isi
naskah, sehingga dengan membaca sinopsis saja orang sudah dapat
menilai bagaimanakah cerita tersebut menarik atau tidak menarik.
Treatment :
Treatment dikatakan sebagai sebuah kerangka dari sebuah naskah.
47
48. ACARA : COMPANY PROFILE
FORMAT : Dokumenter
JUDUL : MMTC in The Digital Era
SASARAN : Masyarakat Umum
DURASI : 10 menit
MEDIA : Televisi
PENGARAH ACARA : Heriyanto
SEQUENCE II : Mahasiswa dan fasilitas yang dimiliki MMTC.
Tokoh Peran : Mahasiswa, Dosen dan Staf MMTC
Isi Pokok Adegan : 1. Studio Televisi 1
Sto. produksi, Sub kontrol produksi, Master kontrol,
Chargen, VTR, Komputer animasi, ruang Make up,
Maintenance, Work shop 1..
Properties : Seragam MMTC, Jaket Almamater, dll.
Waktu : Siang hari
Suasana : Kesibukan karyawan dan kegiatan mahasiswa.
Lokasi : Kampus MMTC Yogyakarta
Peralatan : Kamera ENG (digital), Lampu, TV Monitor, Mikropon,
Kabet perleng, dll. 48
49. KONSTRUKSI
1. Tune Pembuka : Dengan teknik Animasi.
2. Intro : Suasana Kota Magelang ;
Candi Borobudur ;
Kerajinan Pahat Batu di Mungkid;
I Nyoman sedang Memahat Batu;
Judul : “Permata Hitam Dari Mungkid”.
3. Keseharian
Bapak I Nyoman Alim : Kegiatan sehari-hari sejak pagi hingga malam tiba.
Narator membacakan narasi ;
4. I Nyoman Alim M.
Menjalin Hubungan
Dengan Lingkungan
Sekitarnya : I Nyoman Alim M. sedang memberikan bimbingan
tentang bagaimana memahat batu kepada
masyarakat sekitarnya;
I Nyoman Alim M. sedang memahat;
Murid-murid SD N. Taman Agung IV sedang memahat;
Narator membacakan narasi.
5. Penutup : Hasil karya seni pahat batu.
Tune Penutup Animasi.
49
50. Naskah :
Penulisan Naskah Berita
Inverted Pyramid Form
(Bentuk Piramida Terbalik)
Penulisan Naskah Novel
Literary Form
(Bentuk Kesusastraan)
1
2
3
4
1
2
3
1. Introduction
1. Climax atau Lead (Bagian yang sangat penting)
2. Important supporting facts (Bagian fakta-fakta
penunjang yang termasuk penting)
Increasing details (Bagian rincian peristiwa yang
sedang meningkat
3.
4. Minor details (Bagian rincian peristiwa yang lebih
kecil
2. Facts ot increasing
importance
3. Climax
50
51. Penulisan naskah Jurnalistik televisi yang baik
harus mengandung unsur 5W + 1H, yaitu
Who, What, When, Where, Why + How.
Alinea pertama menonjolkan inti peristiwa yang
fungsinya untuk memperkenalkan berita
keseluruhannya secara singkat dan cepat. Alinea
ini disebut Lead.
Fakta yang paling kuat reader interest-nya, kita
tonjolkan pada alinea pertama setiap susunan
berita, apabila perlu benar, boleh juga disambung
ke alinea kedua.
51
52. Shooting Script
Naskah untuk keperluan pengambilan gambar yang
merupakan penjabaran dan analisis dari naskah
lengkap, terdiri dati kolom ; nomor shot, mode/type shot,
gambar/video, suara/audio (dialog) dan durasi.
52
53. WORKSHOP “PRODUKSI AUDIO VISUAL”
SMK Negeri I WANAREJA Kabupaten CILACAP
DI SEKOLAH TINGGI MULTI “MMTC”
YOGYAKARTA 2008
THE TELEVISION
PRODUCTION
CATEGORY:
FORMAT :
TITLE :
SUB TITLE :
DURATION :
DIRECTOR :
PRODUCTION NO : CAMERA OPERATOR :
TAPE NO :
CASSETTE NO : RECORDING DATE :
NO. Model/Tipe Shot Video Audio Duration
A B C D E
Program Director,
( . . . . . . . . . . . . . ) 53
54. Visualisasi
adalah pengungkapan ide atau gagasan yang
dituangkan dalam bentuk tulisan (naskah) diubah
menjadi bentuk gambar.
Komposisi
adalah pengorganisasian elemen-elemen visual
dalam videospace (frame). Videospace merupakan
ukuran secara riil bagi penonton televisi dari apa
yang dilihat dan didengar melalui pesawat televisi.
Picturization
adalah penggabungan / pergantian antara gambar
yang satu dengan gambar lainnya menggunakan alat
switching desk / vision mixer, sehingga menjadi
rangkaian gambar yang menarik da mengandung arti.
54